Komparasi Antara GRE Tunnel dan EoIP Tunnel Pada Kualitas VoIP (Voice over Internet Protocol) Berbasis Protokol SIP (Session Initiation Protocol)
Artikel Ilmiah
Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi Untuk memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Oleh:
Lisna Monica Sabatiningrum 672009195
Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Mei 2016 1
2
3
4
5
6
7
Komparasi antara GRE Tunnel dan EoIP Tunnel pada Kualitas VoIP (Voice over Internet Protocol) Berbasis Protokol SIP (Session Initiation Protocol) 1)
Lisna Monica Sabatiningrum, 2)Dian Widiyanto Chandra
Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia 1) Email :
[email protected], 2)
[email protected]
Abstract The development of communications technology is currently very dependent on the internet, not only delivery information, but also used as a media telecommunication (voice and video). Voice over Internet Protocols (VoIP) is a tehnology communications based on IP (Internet Protocol). The data confidentiality using Virtual Private Network (VPN) can perform Remote Access from a private network to other private networks via the internet and using a tunneling protocol in the security system. This research was done by comparing between GRE Tunnel and EoIP Tunnel on Local Area Network. Examination not using video calls and video calls. So we get the Quality of Service analysis with delay, jitter, and packet loss parameters.Result examination to the Quality of Service GRE tunnel is better than EoIP tunnel. Keywords : VoIP, VPN, Tunneling, GRE Tunnel, EoIP Tunnel. Abstrak Perkembangan teknologi komunikasi kini sangat bergantung dengan internet, bukan sekedar dimanfaatkan untuk sarana penyampaian informasi, namun juga digunakan sebagai sarana telekomunikasi (suara dan video). Voice over Internet Protocols (VoIP) merupakan teknologi komunikasi berbasis pada IP (Internet Protocol). Kerahasiaan data menggunakan Virtual Private Network (VPN) dapat melakukan Remote Access dari suatu jaringan private ke jaringan private lainnya melalui internet dan menggunakan protocol tunneling dalam sistem keamanannya. Penelitian ini dilakukan dengan membandingan antara GRE tunnel dan EoIP tunnel pada jaringan Local Area Network. Pengujian tidak menggunakan video call dan menggunakan video call. Sehingga didapatkan analisis Quality of Service dengan parameter delay, jitter, dan packet loss. Hasil pengujian terhadap Quality of Service GRE tunnel lebih baik daripada EoIP tunnel. Kata Kunci : VoIP, VPN, Tunneling, GRE Tunnel, EoIP Tunnel. 1)
Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Teknik Informatika, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. 2) Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
8
1.
Pendahuluan
Berkembangnya teknologi informasi semakin hari semakin pesat. Kebutuhan untuk pertukaran informasi di internet seperti sekarang ini membutuhkan adanya kelancaran dan sistem pengamanan yang baik. Teknologi informasi kini sudah menjadi suatu kebutuhan yang mendasar, bukan sekedar dimanfaatkan untuk sarana penyampaian informasi, namun juga digunakan sebagai sarana telekomunikasi (suara dan video). Terlebih pertukaran suara atau video sekarang menjadi komunikasi yang sangat praktis karena penggunanya ditempat yang saling berjauhan. Salah satu layanan yang berkembang adalah Voice over Internet Protocols (VoIP) yang merupakan teknologi komunikasi berbasis pada IP (Internet Protocol). Karena pemakaian layanan VoIP berhubungan langsung dengan internet sebagai sarana jaringan public sangat rentan akan tindak penyadapan, maka kerahasiaan data yang dikirim harus terjaga keutuhannya. Kerahasiaan data yang dimaksud bisa menggunakan Virtual Private Network (VPN). Keunggulan dari VPN di antaranya, VPN dapat melakukan Remote Access dari suatu jaringan privat ke jaringan privat lainnya melalui internet, jadi pengguna dapat mengakses komputer server dari mana saja selama terhubung ke internet, menggunakan protocol tunneling dalam sistem keamanannya. Tunneling merupakan data yang dienkapsulasi (dibungkus) dengan header yang berisi informasi routing untuk mendapatkan koneksi point to point sehingga data melewati jaringan publik dan dapat mencapai akhir tujuan. Sedangkan untuk mendapatkan koneksi yang bersifat private, data harus dienkripsi terlebih dahulu untuk menjaga kerahasiaannya sehingga paket yang tertangkap ketika melewati jaringan publik tidak terbaca karena harus melewati proses enkripsi.[1] Persamaan yang mendasari antara GRE tunnel dan EoIP tunnel yaitu kedua tunnel ini menggunakan protokol yang sama, kemudian dikembangkan menjadi stateless tunnel. Yang berarti apabila koneksi salah satu tunnel ini bermasalah, maka semua lalulintas yang melewati tunnel akan di blok secara diam – diam (blackhole). Berdasarkan kajian mengenai pengujian tunneling pada layanan Voice over Internet Protocol (VoIP), maka dilakukan analisis Quality of Service pada jaringan yang dibangun. Pengujian tersebut dilakukan dengan membandingan antara GRE tunnel dan EoIP tunnel pada jaringan Local Area Network, kemudian didapatkan analisis parameter delay, jitter, dan packet loss. 2. Kajian Pustaka Penelitian yang dilakukan oleh Saptono yaitu Implementasi VPN (Virtual Private network) pada Shorewall dengan metode GRE dan IPIP tunnel menyatakan bahwa GRE lebih baik daripada IPIP karena dalam GRE terdapat suatu header yang tidak dimiliki oleh tunnel lainnya. [2] Penelitian pernah dilakukan oleh Susanto dan kawan – kawan dengan judul penelitian Analisis Perbandingan Performa point-to-point Tunneling Protocol dan Ethernet over Internet Protocol dalam Membentuk VPN menyatakan bahwa hasil implementasi dan pengujian yang diterapkan pada topologi rill, diamati dan pembentukan VPN menggunakan kedua protokol yang diuji dipengaruhi oleh trafik atau lalulintas data pada jaringan lokal. Hal ini terlihat dari performa EoIP lebih baik daripada PPTP karena rata-rata throughput pada 9
EoIP lebih besar daripada PPTP serta rata-rata delay maupun packet loss lebih kecil daripasa PPTP. [3] Penelitian yang dilakukan Setiawan mengimplementasikan hasil penelitian Analisa Quality of Services (QoS) Voice over Internet Protocol (VoIP) dengan protocol H.323 dan Session Initiation Protocol (SIP) bahwa kualitas suara yang diperoleh pada VoIP sangat bergantung pada besarnya bandwidth, traffic load, delay, jitter dan packet loss. [4] Perbedaan antara penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian yang menjadi tinjauan pustaka yaitu penelitian Setiawan dilakukan pada 2 standarisasi protokol VoIP yaitu H.323 dan SIP yang sama sekali tidak menggunakan keamanan apapun. Penelitian yang dilakukan Susanto, dilakukan pengujian antara data menggunakan protokol EoIP dan PPTP VPN, sedangkan yang dilakukan Saptono pengujian dilakukan pada GRE dan IPIP tunnel. Pada penelitian yang akan dilakukan sekarang dengan menggabungkan dan kemudian membandingan hasil Quality of Service antara GRE Tunnel dan EoIP Tunnel yang berjalan pada layanan VoIP (Voice over Internet Protocol) berbasis SIP (Session Initiation Protocol). VoIP atau yang juga disebut dengan IP Telephony system melakukan transmisi suara sebagai paket data melalui private atau public internet protocol (IP).VoIP menjadi alternatif lain dari layanan telepon yang telah umum digunakan yaitu yang menggunakan jaringan PSTN. Evolusi layanan pengiriman suara dari PSTN ke VoIP dikarenakan kemampuan dari jaringan IP yang dapat mengirim bit data dengan lebih efektif baik dari segi biaya maupun performa. VoIP yang menggunakan paket-switcing protocol memungkinkan berjalan di berbagai jenis jaringan, seperti jaringan public, private, kabel, bahkan wireless.[5] Session Initiation Protocol (SIP) merupakan protokol yang didesain untuk dapat melakukan pembangunan sesi antar dua titik (user agent) sehingga kedua titik dapat berbagi resource. SIP yang merupakan protokol pada layer aplikasi dapat digunakan bersama dengan proxy server. SIP dapat menangani registrasi user, undangan sesi, dan permintaan lainnya yang bertujuan untuk membangun, memodifikasi, atau menutup sesi. SIP bukanlah media transfer protocol, tapi signaling protocol. Sehingga paket voice dan video tidak dibawa oleh protokol ini, SIP hanya melakukan signaling.[1] Virtual Private Network (VPN) adalah sebuah teknologi komunikasi yang memungkinkan untuk dapat terkoneksi ke jaringan public dan menggunakannya untuk dapat bergabung dengan jaringan lokal. Dengan cara tersebut maka akan didapatkan hak dan pengaturan yang sama seperti halnya berada di dalam kantor atau LAN itu sendiri, walaupun sebenarnya menggunakan jaringan milik publik.[6] Generic Routing encapsulation Tunnel (GRE) merupakan teknik enkapsulasi paket IP ke dalam paket IP lainnya. GRE bisa menciptakan terowongan sebagai jalur khusus untuk meneruskan paket melalui jaringan komputer, baik itu privat atau publik.[7] Ethernet over Internet Protocol (EoIP) merupakan protokol yang digunakan untuk membuat terowongan (tunnel) menggunakan interface Ethernet antara 2 buah router. Syaratnya konfigurasi bridging harus sudah aktif, maka lalu lintas data dalam jaringan akan diarahkan menggunakan EoIP kemudian akan dilanjutkan melalui koneksi IP Address yang digunakan router tersebut.[8] GRE tunnel dan EoIP tunnel berjalan pada 2 layer yang berbeda. GRE tunnel pada Layer Network, sedangkan EoIP tunnel pada Layer Data Link. Layer Data Link merupakan layer yang menentukan bagaimana bit – bit data dikelompokkan menjadi sebuah frame. Layer Network mendefinisikan alamat IP dengan membuat header terhadap paket – paketnya [9].
10
Quality of Service dapat dikatakan sebagai terminologi yang digunakan untuk mendefinisikan karakteristik suatu layanan (service) jaringan [10]. Delay merupakan waktu tunda dalam suatu pemrosesan data, dimana untuk kualitas delay dikatakan baik apabila waktu tundanya hanya sekitar 0 – 150 ms [11]. Penjelasannya dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1.Parameter Delay Berdasarkan ITU-T G.114 Nilai Delay 0-150 ms 150-400 ms > 400 ms
Kualitas Baik Cukup, masih dapat diterima Buruk, tidak dapat diterima
Packet loss yaitu jumlah paket yang hilang dalam suatu pengiriman paket data pada suatu jaringan. Beberapa penyebab terjadinya packet loss adalah adanya noise, collision dan congestion yang disebabkan oleh terjadinya antrian yang berlebihan dalam jaringan. Packet loss pada VoIP dikatakan baik apabila jumlah tingkatan paket yang hilang berkisar antara 0 – 0.5% dari pengiriman data [12]. Penjelasannya dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Parameter Packet Loss Berdasarkan ITU-T G.114 Nilai Packet Loss 0 - 0.5 % 0.5 - 1.5 % > 1.5 %
Kualitas Sangat baik Baik Buruk
Jitter adalah perbedaan selang waktu kedatangan antar paket di terminal tujuan, atau dengan kata lain jitter merupakan variasi dari delay. Besarnya nilai jitter mengakibatkan rusaknya data yang diterima, baik itu berupa penerimaan yang terputus-putus atau hilangnya data akibat overlap dengan paket data yang lain. Banyak hal yang dapat menyebabkan jitter, diantaranya adalah peningkatan traffic secara tiba-tiba sehingga menyebabkan penyempitan bandwidth dan menimbulkan antrian. Kualitas jitter dikatakan baik apabila waktunya hanya sekitar 0 – 20 ms [12]. Penjelasannya dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Parameter Jitter Berdasarkan ITU-T G.114 Nilai Jitter 0-20 ms 20-50 ms > 50 ms
Kualitas Baik Cukup Buruk
Mean Opinion Score (MOS) merupakan penilaian yang berhubungan dengan kualitas suara yang didengar pada ujung pesawat penerima. MOS memberikan penilaian kualitas suara dengan skala 1 sampai 5, dimana nilai 5 mempresentasikan kualitas suara yang paling baik dan 1 merupakan kualitas suara yang paling buruk [13]. Penjelasannya dapat dilihat pada Tabel 4.
11
Tabel 4. Skala Penilaian Mean Opinion Score (MOS) Nilai MOS 5 4 3 2 1
Kualitas Percakapan Sangat Jelas, Tanpa noise Jelas, Sedikit noise Cukup Jelas, Banyak noise Kurang Jelas, Sulit dimengerti Tidak Jelas, Tidak dimengerti
Softphone X-Lite merupakan software terbaik dan paling popular untuk melakukan panggilan suara dan video pada desktop atau laptop pada Windows PC [14]. Router adalah sebuah alat yang digunakan untuk menghubungkan beberapa network, mengirimkan paket melalui sebuah jaringan atau internet yang menjadi tujuannya, melalui proses yang dikenal sebagai routing. Proses routing terjadi pada Layer Network (lapisan jaringan ketiga dari lapisan OSI) [15]. 3. Metodologi penelitian Tahapan metode penelitian yang digunakan dalam perancangan ini terdapat pada Gambar 1.
Gambar 1 Tahapan Penelitian Tahap perencanaan menjabarkan tentang user requirment. Mempersiapkan segala sesuatu dalam perencanaan kerja dengan baik, baik dari segi keuangan dan dalam segi teknologi yang sesuai dengan kebutuhan, merencanakan strategi atau konsep yang dipakai dalam penelitian ini. Mulai dari membangun sebuah server VoIP berbasis SIP (Session Initiation Protocol), mengkonfigurasikan GRE tunnel dan EoIP tunnel yang menjadi jembatan antara dua jaringan yang disambungkan pada sebuah server VoIP di salah satu sisi jaringannya, pengujian, serta mengidentifikasi proses pengiriman dan penerimaan paket voice yang kemudian di analisis berdasarkan Quality of Service. Tahap persiapan semua kebutuhan yang diperlukan untuk membangun jaringan seperti kebutuhan hardware dan software dipaparkan pada Tabel 5. 12
Tabel 5.Kebutuhan Hardware dan Software Hardware Personal Computer
Software AsteriskNow 6.1.2
Jumlah 1
Spesifikasi Processor Intel Core i3,
Operasi System
WinBox 2.2.18
1
Mikrotik OS versi 6.1
Router Board 7512n RouterOS™
WinBox 2.2.18
1
Mikrotik OS versi 6.1
Laptop User
X-Lite 4.9.3
2
Router Board 750 RouterOS™
Browser Google Chrome CommView versi 6.5
Processor Intel Core i3,
Windows 7, 32 bit
Memory 2 GB, 500 GB HDD
Hub Kabel UTP Crimping dan Tester Tools Headset
1 6 1
8 Port, 10/100 Mbps
2
Tabel 5 menunjukkan secara rinci kebutuhan hardware dan software yang digunakan dalam penelitian ini. Penjelasan mulai dari seri hardware, versi software, jumlah, spesifikasi dan operasi system yang digunakan. Tahap desain merupakan perancangan arsitektur jaringan yang telah digambarkan seperti Gambar 2. Topologi pada Gambar 2 menunjukkan skema topologi fisik jaringan yang akan dibangun. 192.168.30.10/24
Public : 103.26.128.82/30 Local ; 192.168.30.1/24 Tunnel : 10.10.10.2/30
Public : 103.26.128.81/30 Local : 192.168.10.1/24 Tunnel : 10.10.10.1/30
192.168.10.10/24 Branch Office
Head Office
192.168.30.35
Gambar 2 Topologi jaringan yang akan dibangun Terjadinya komunikasi seperti Gambar 2 dapat terjadi saat salah satu client melakukan panggilan ke client lainnya. Melalui nomer ekstensi yang telah di daftarkan ke server asterisk. Melewati router yang telah menjadi jembatan antara kedua jaringan ini tunnel mengenkripsi pengiriman voice antara kedua client.
13
Tabel 6. Penggunaan IP Address pada Server, Router,dan Client Perangkat
Network
IP Address
Subnet Mask
192.168.30.10
255.255.255.0
Publik
103.26.128.81
255.255.255.252
Lokal
192.168.10.1
255.255.255.0
Publik
103.26.128.82
255.255.255.252
Lokal
192.168.30.1
255.255.255.0
Client 1
192.168.10.10
255.255.255.0
Client 2
192.168.30.35
255.255.255.0
Server Asterisk Router Head Office
Router Branch Office
Tabel 6 menunjukkan penggunaan Internet Protocol (IP) yang diimplementasikan dalam infrastruktur jaringan tunneling di layanan VoIP pada penelitian ini. Pada sisi Router Head Office dibangun jaringan tunnel dengan IP 10.10.10.1/30 dan pada sisi Router Branch Office jaringan tunnel dengan IP 10.10.10.2/30. 4. Hasil dan Pembahasan Desain topologi sudah dibuat, maka langkah selanjutnya adalah tahap implementasi.Tahap ini mengimplementasikan desain yang telah dirancang dengan melakukan konfigurasi terhadap perangkat yang akan digunakan. Pada tahapan ini dilakukan pembangunan server VoIP AsteriskNow 6.1.2 yang penginstalannya dalam WEB GUI dengan static IP Address 192.168.30.10. Asterisk server yang telah dibangun dapat diakses melalui web browser dengan alamat 192.168.30.10/admin/config.php. Kemudian melalui interface web browser ini dilakukan pembuatan extension number untuk head office dan branch office. Extension number yang didaftarkan untuk head office adalah 100 dan extension number pada branch office adalah 200. Softphone X-Lite ini diterapkan pada client yang juga sudah didaftarkan extension number.
Gambar 3 Status Ready pada Softphone X-Lite 14
Status Ready seperti Gambar 3 menandakan bahwa extention number pada X-Lite sudah dapat melakukan komunikasi. Data yang dibutuhkan dalam pembuatan extention yaitu display name diisi nomor ekstensi yang didaftarkan, dalam penelitian ini extention 100 dan 200, username diisi nama yang mewakili ekstensi, password diisi kode rahasia yang tertera dalam interface web pada server asterisk dengan address 192.168.30.10 atau bisa dirubah sesuai kode rahasia yang diinginkan, authorization user name diisi sama dengan nomor extention, dan yang terakhir domain diisi dengan data IP address yang menjadi server VoIP.
Gambar 4 GRE Tunnel Head Office Site
Gambar 5 GRE Tunnel Branch Office Site
15
Gambar 4 dan Gambar 5 merupakan hasil setting mengenai GRE tunnel pada kedua router. Tampak dari sisi router head office dan branch office terbentuk sebuah jaringan GRE tunnel dan menggunakan enkripsi aes-128.
Gambar 6 EoIP Tunnel Head Office Site
Gambar 7 EoIP Tunnel Branch Office Site
Sama halnya dengan Gambar 6 dan Gambar 7 merupakan hasil setting mengenai EoIP tunnel pada kedua router. Tampak dari sisi router head office dan branch office terbentuk sebuah jaringan EoIP tunnel dan menggunakan enkripsi aes-128.
16
Tahap pengujian jaringan yang sudah dapat berjalan di uji coba dengan cara di operasikan dan melihat apakah semua fungsi dari jaringan sudah sesuai dengan yang diharapkan atau belum. Setelah tahap pengujian, kemudian dilakukan pengumpulan data dengan cara melakukan analisa pada Quality of Service(QoS) terhadap parameter yang akan dibandingkan. Pengujian tahap pertama pada penelitian ini dilakukan dengan 60 kali panggilan dengan masing – masing 30 kali panggilan dari satu node client tanpa menggunakan video call selama 10 sampai 15 detik. Pengujian quality of service yang pertama pada GRE Tunnel. Pengujian yang kedua pada EoIP Tunnel. Pengujian tahap kedua pada penelitian ini dilakukan dengan 60 kali panggilan dengan masing – masing 30 kali panggilan dari satu node client menggunakan video call 10 sampai 15 detik. Pengujian quality of service yang pertama pada GRE Tunnel. Pengujian yang kedua pada EoIP Tunnel. Tabel 7. Hasil Perbandingan Pengujian VoIP pada GRE Tunnel dan EoIP Tunnel
Tahap Pengujian GRE Tunnel Tanpa Video Call EoIP Tunnel Tanpa Video Call
Rata - Rata Delay (ms)
Parameter Quality of Service Rata - Rata Packet Rata - Rata Loss Jitter (ms)
18.56
0
2.22
22.48
0
2.75
GRE Tunnel Video Call
27.21
0
4.35
EoIP Tunnel Video Call
30.94
0
5.46
Berdasarkan hasil pengujian Quality of Service pada Tabel 7 didapatkan bahwa nilai rata – rata delay berstatus baik dengan nilai berkisar dari 18.56 sampai 30.94 ms, Nilai Packet loss yang didapatkan pada percobaan ini berstatus sangat baik dengan nilai 0, Jitter dengan nilai berkisar 2.22 sampai 5.46 ms berstatus baik menandakan bahwa data yang diterima dalam keadaan baik. Hal ini juga berpengaruh pada nilai mean opinion score yang semuanya bernilai 4.4, ini menandakan suara yang ditangkap oleh penerima jelas dan dengan sedikit noise (kebisingan). Hal yang membuktikan bahwa nilai QoS pada GRE lebih kecil daripada EoIP karena walaupun kedua tunnel ini menggunakan protokol yang sama, namun GRE dan EoIP tunnel berjalan pada Layer yang berbeda. GRE tunnel berjalan pada Layer 3 (Layer Network) sedangkan EoIP berjalan pada Layer 2 (Layer Data Link). Proses yang harus dilewati sebuah paket menggunakan EoIP tunnel lebih panjang daripada proses yang harus dilewati paket menggunakan GRE tunnel, hal ini dikarenakan tunneling berjalan pada Layer Network, jadi setelah melewati Layer Network harus di downgrade lagi ke Layer Data Link. Alasan lain yang menyebabkan EoIP tunnel prosesnya lebih panjang daripada GRE tunnel karena topologi jaringan yang dibangun pada penelitian ini menggunakan Router.
17
5. Simpulan Dilihat dari pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa perancangan ini dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu perancangan VoIP dengan GRE tunnel dan EoIP tunnel tanpa video call serta menggunakan video call pada protokol SIP. Berdasarkan pembahasan dan pengujian Quality of Service didapatkan hasil bahwa kualitas suara yang diperoleh pada VoIP yang dilakukan dalam penelitian ini rata – rata delay berstatus baik, Packet loss menunjukkan nilai 0 yang menandakan bahwa data yang dikirim dapat diterima dengan sangat baik oleh penerima, Nilai jitter berstatus baik. Pada kedua tunnel yang telah diuji berdasarkan Quality of Service, GRE tunnel lebih baik daripada EoIP tunnel dalam pencapaian nilai delay dan jitter. Dalam pengembangan maupun penelitian selanjutnya dapat dilakukan dalam studi kasus dengan memberikan pembebanan pada traffic jaringan yang diuji dan penerapan security yang lebih baik. 6. Daftar Pustaka [1]
Suryawan, Kadek Dwijaya, Muchammad Husni, Erina Letivina Anggraini, 2012, Analisis Layanan Kinerja Jaringan VoIP Pada Protokol SRTP dan VPN, Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh November. [2] Saptono, Henry, 2012, Implementasi (Virtual Private Network) pada shorewall dengan metode GRE dan IPIP tunnel, Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. [3] Susanto, Robby Triadi, dkk, 2013, Analisis Perbandingan Performa Point-to-Point Tunneling protocol dan Ethernet over Internet Protocol Dalam Membentuk VPN, Yogyakarta: Universitas Kristen Duta Wacana. [4] Setiawan, Eko Budi, 2012, Analisa Quality of service (QoS) Voice over Internet Protocol (VoIP) dengan Protocol H.323 dan Session Initial Protocol (SIP), Bandung: Teknik Informatika Unikom. [5] Aris W, Ramadhana A, 2005, Membangun VPN Linux Secara Cepat, Yogjakarta: Andi. [6] Luqman, Khairul, 2013, Implementasi dan Analisis SSl VPN Sebagai Solusi Keamanan Jaringan, Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana. [7] Cisco System, 2014, Cisco ASR 9000 Series Aggregation Services Router MPLS Layer 3 VPN Configuration Guide, Implementation Generic Routing Encapsulation,Release 4.1:127-148. [8] Dwiantoro, Yogi, Dyan Akbar Supardi, 2012, Implementasi Centralisasi Server Hospot di PT. Interlink Technology Subnet Yogyakarta, Yogyakarta: Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Amikom. [9] Mikrotik RouterOS, 2010, Tunnel Differences EoIP vs IPIP, http://forum.mikrotik.com/viewtopic.php?t=41301. Diakses 4 Mei 2016. [10] Allied Telesis, 2007, QoS White Paper, http://www.alliedtelesis.com/media/pdf/advqos_wp.pdf. Diakses 19 Januari 2016. [11] ITU-T Series G,2003, Transmission systems and media, digital systems and networks, Internasional Telecommunication Union. [12] Nurhayati, Oky Dwi, 2012, Sistem Komunikasi Multimedia, Semarang: Universitas Diponegoro. 18
[13] Unuth, Nadeem, 2014, Mean Opinion Score(MOS) - A Measure of Voice Quality, http://voip.about.com/od/voipbasics/a/MOS.html. Diakses 22 Januari 2016. [14] Counter Path, 2015, X-Lite – Welcoming You to the World of Softphones, http://www.counterpath.com/x-lite/. Diakses 6 Januari 2016. [15] Hartati, Rina, 2013, Pengertian dan Cara Kerja Router, http://www.catatanteknisi.com/2011/05/pengertian-cara-kerja-router.html. Diakses 16 Mei 2016.
19