KOMIK SEBAGAI MEDIA BELAJAR ANAK, PELUANG BARU OALAM INOUSTRI KOMIK LOKAL Shien ny Megawati Dose n Program St udi Desain Komunikasi Visual
Fakultas Teknik dan Desain Universitas Ciput ra Indonesia
[email protected]
ABSTRACT Comic as one 0/ the art and communication media, is nor something new. Recently, the local publisher, however, has begun to pub lish science and education comics for children. By the ir visual appealing to support the contents, the use of comic as a learning medium can be reasonably seen os on opportunity that pare nts, educators, or local comic writers should respo nd to positively Keywor d: Com ic, Indonesian Com ic, Com ic Writter, Visuaf Comm unica tion Design
Pendahuluan Komik sebagai sebuah media hiburan te ntunya sudah menj adi sesuatu yang tak asing lagi bagi manusia. Tapl apakah yang dim aksud dengan komik it u sesungguhnya? Komik adalah gambar-gambar serta lambang-lambang lain yang ber dekat an, bersebel ahan Uuxtapose) dalam urutan tertentu untu k menyampaikan informasl dan/atau mencapat tanggapan estet ls dan pembacanva. M erujuk dari pengertian terse but , dapat dislmp ulkan bahwa komik adalah suat u bentuk seni yang menggunakan gambar-gambar tida k bergerak, yang disusun sedemik ian rupa sehingga membentuk jal inan certta. (Scot Me Cloud , 2001) Menu rut pendapat
Hafiz Ahmad et ai, (2006).komik adalah suat u med ia
komunikasi yang berkerabat dekat dengan fi lm, t elevisl dan buku.
Ma ka
menggunakan komik sebagai suatu media pembelajaran adalah hal yang sangat mungkin unt uk ditakukan .
t r t a al a m a n
5ehingga dapat ditarik sebuah kesimpu lan bahwa komik adalah sebuah media, sarna halnya dengan televisl, radi o, surat kabar dan maja1ah. Sebagai suat u media
komik dapat digunakan untuk menyampaikan berbagai macam informa si, t idak
hanva yang bersifat menghibur saja. lnformasi apa saja, mulai pr opaganda
politik,
bahkan
pendidikan
semuanya
advertorial.
memungkinkan
untu k
disampaikan menggunakan komik sebagai media .
Potensi Komik Pendidikan di Indonesia Sebenarnya kom ik pend idikan (atau edu kom ik) sudah cukup lama
dikenal di
Indon esia. Hanya saja mungkin banya k orang yang meras a asing dengan penggunaan lstllah edu komi k. Apalagi penggunaan komik sebagal media belaiar masih kurang populer di kalangan masyarakat Indonesia, karena komik seringkali diidentikkan sebagai bacaan anak-anak yang tidak mendidik bahkan meru sak menta l remaja negara kita. Ada banvak sekali defints l mengenai edu komlk. Menurut Pengamat Komi k dari Indonesia. Hikm at Darm awan, edu komik adalah kom ik dengan konten ilmiah yang
dapat menjadi media belajar anak dan dewa sa. Sehingga di dalam pembahasan ini defi sini t ersebut yang akan dlgunakan untuk membedakan edu komik dengan komik [ems lainnya . M engacu pada defin isi tersebut dan berda sarkan pengamatan pada t oko-t oko buku di kota Surabaya. Dapat dllihat bahwa cukup banyak judul dan j enis edu komik yang beredar di Indonesia. Terutama edu -komi k dengan segmentasi pemb aca anak-anak. Edu komik yang umum dit emul umumnya masih mengangkat t ema yang umum se pe rti komik lImu Pengetahuan Alam, dan komik Sejarah. Edu komik merupakan pasar yang potensial dan tidak pernah mat i. Karena setiap tahun akan selalu terjad i regenerasi pemba ca. Bahkan salah sat u penerbit komik lckal, seringkali menyarankan kepada kornikus-komik us lc kal untuk menulis komik
sen pendtdtkan dibandingkan menul is komik fiksi dan kom ik pcpuler lalnnva.
Sehmgg a dapat disimpulkan , bahwa peluang ata u pot ensi pasar unt uk komik pendi dikan masih sangat t erbuka lebar, balk bagi penerbit, kom ikus, maupun
pendidik. Akan tet api sa at lni pasar yang sudah t ergarap dengan balk barul ah pasar edu komik untuk an ak-anak. Hal ini tentunva w ajar karena or ang tua sebagai pendi dik cenderung akan memilihkan komik pendidikan yang sa rat dengan conten t pengetah uan diband ingkan dengan membelikan komik fik sl dan bacaan popu ler 12
I H a I a man
'!Clo l. Volume 1 Nomor 1 Mei 2010
Komik Sebagai Media Belajar Anak, Pl!luang Baru Dalam Industri Komik Lokal, Shienny Megawati
adalah sebuah media,
lainn ya kepada anak-anak mereka. Bagi anak-anak sendiri membaca ilmu
lah. Sebagai suat u media
pengeta hu an melalui me dia komik yang dilengkapi dengan gam bar-gambar dan
macam informasi, t idak
ilustrasi tentunya ja uh lebih menarik apabi la diba ndingkan dengan mem baca buku
aja, mulai
teks.
advertoria l,
memungkinkan
untuk Potens i ini haruslah di lihat sebagai sebuah peluang untuk ber-entrepreneur bagi komikus dan pendidik, untu k menghasilkan Edu komik lokal yang menarik dan bermutu. Apalagi permi ntaan (Clem and ) untuk naskah edu komik lokal dari penerbit saat in i masi h cukup t inggi.
cukup lama
dikenal di
merasa asing dengan k sebagai media belaja r karena komik seringkali ndidik bahkan merusa k
Analisa Peluang Bisnis Edu Kamik laka l Scott Mc Cloud (Understandi ng Com ic, 2001) mengemukakan bahwa kom ik adalah media yang sanggup menarik perhatian semua orang dari segala usia, karena memiliki kelebihan, yaitu dapa t dibaca oleh semua orang karena gam bar yang sederhana dit am bah kat a-kata dalam bahasa sehar i-hari. Dan menurut Hikmat
It Pengamat Komik dari
gan konten ilmiah yang
Darmawa n (2004), buku pela jaran akan jauh lebih menarik dan mudah dipahami jika disajikan dalam bentuk komi k
i dalam pembahasan ini
kan edu komik dengan
Dari dua pen dapat tersebut dapat disim pulkan bahwa , komi k memiliki keleb ihan kelebihan yang ti da k dimiliki oleh media lainn ya untuk menjadi menjadi sebuah me dia belaj ar yang baik Apalagi men ginga t bahwa komik adalah sebuah media
rnatan pada toko-t oko
yang dapat dibaca segala usia maka content yang dapat dimua t dalam edu komi k
ak judul dan jenis edu
pun beragam, dengan segmentasi target pembaca yang amat luas pula .
ik dengan segmentasi nya masih mengangkat an komik Sejarah .
Menggunakan komik sebagai media belajar adalah hal yang sudah lazirn dilakukan
di mancanegara, contohnya di Jepang dan Amerika. Di kedua negara tersebut, membuat buku pelajaran dalam forma t komik merupakan hal yang umum
na ~ mati. Karena setiap
dilakukan .
h satu penerbit komik
:al untuk menulis komik : populer lainnya.
Buku pelajaran yang dibuat dalam format komik t idak terbatas dari mata pelajaran sekolah dasar seperti sejarah, biologi, fisika saja. Materi-materi yang lebih berat seperti
ilsi pasar untuk komik bit, komikus, maupun
filsafa t, konsep teknologi informasi seperti programming
pun sudah
dibuat dalam bentu k komik Bahkan banya k ma ta kuliah yang diajarkan denga n pendamping buku teks berbentuk komik.
dengan baik barulah Irena orang tua sebagai
Ig sarat dengan content si dan bacaa n populer
12 I H a I a man
Edu komik lokal dapat memanfaatkan
kekuatan -kekuatan diatas untuk menjad i
pem impin pasar. Sebagai karya lokal, edu komik lokal memiliki nilai tam bah karena dapat mengangkat tema-tema lokal, Seperti edu
kornik rnengenai
budaya
13I H a l a m a n
Indonesia, dan edu komik mengenai tokoh-tokoh nasional. Dimana tema - tema terse but masih belum banyak diangkat. Dengan mengangkat sesuatu yang bersifat
locol genius maka penults edu komik lakal tidak pertu bersalng secara langsung dengan edu komik terjemahan dan dapat menciptakan ruang
casar baru atau
"Blue Oceon" daripada bersaing dalam industri yang sudah ada (W . Chan Kim,
2(05). Namun masih terdapat beberapa hal yang menjadi kelemahan dan kekurangan dari edu kamik lokal dibandingkan dengan edu komik terjemahan, akan mengacu pada kerangka definisi dan berbagai teori mengenai buku ajar. Ratna Sajekti (2001) berpendapat belajar dan mengajar tberat dua sis! sebuah uang logam . Kalau ada yang belajar, tentu ada yang mengajar; yang mengajar (disebut sumber berajer) dapat bervpa orang, dapat juga berupa benda (buku, misalnya), atau dapat juga berupa gabungan dari keduanya (misalnya guru dan buku) . Merujuk pengertlan di etas dapat disimpulkan bahwa buku ajar edalah buku yang didesain agar dapat dipergunakan cleh peserta belaiar untuk belalar sendiri. Yang termasuk buku ajar, antara lain buku panduan, buku paket pelajaran, buku latihan soal. Edu komik karena didesain untuk digunakan oleh pembacanya sebagai suatu
media untuk belajar secara mandiri, maka dapat digolongkan sebagai sebuah buku ajar. Secara garis besar isi dari sebuah buku ajar yang baik adalah sebagei berikut.
(1)
Ada bagian pendahuluan yang rnenielaskan tujuan buku ajar, (2) ada daftar isl yang
[elas, (3) ada glossary atau daftar padanan kata untuk menjelaskan istilah yang sutit atau asing, (4) ringkasan materi pada akhir setiap bab, (5) ada bagian evaluasi
untuk mengetahui sejauh mana pembaca buku tersebut memahami isi dari buku ajar, (6) daftar pustaka dengan jeres, (7) bagian lampiran. yang berisikan data -data yang berkaitan dengan mater! ajar .Sehingga sebuah Edu komik dapat dikatakan telab menjadi sebuah media belajar yang baik, apabila unsur-unsur terse but telah
terpenuhi. Akan tetapi pada kenyataannya tidak semua edu komik lokal yang telah diterbitkan dan dipublikasikan memenuhi svarat-svarat tersebut. Hal In! tentunva menjadi sebuah pain minus dan mengurangi kredibilitas edu komik lakal. Pencantuman
unsur-unsur
diatas
sangatlah
penting
untuk
menunjukkan
keseriusan komikus atau penulis seat menyusun edu kamik terse but . Serta untuk menegaskan identitas edu komik sebagai sebuah media belajar.
14
I H a I a man
IClDI, Volume 1 Nomor 1 Mel 2010
Ko mik Sebagai Media Belajar Anak, Peluang Baru Dalam Industrl Komik tokal, Shienny Megawatt
al. Dimana tema -tema
Selain itu edu komik lokal umumnya lemah dalam hal data. Seringkali penulis edu
at sesuatu yang bersifat
komi k bu kanlah seseorang yang mengetahui betu l isi m at eri yang ditulisnya dan
:>ersaing seeara langsung
hanya mela kukan riset sekedarnya melalui sumber-sumber yang kurang bisa
ruang pasar baru atau
diperta nggungja wa bka n, seperti Wikipedia dan blog.
dah ada (W. Chan Kim, Scott Me Cloud (200 0) berpendapat bahwa masyarakat masih belum memahami dan menyadari pot ensi komik. Unt uk mengubah persepsi masyaraka t tentang
imahan dan kekurangan [emahan, akan mengacu
komik, khususnya edu komik, dibutuhkan kerja keras bai k dari penulis maupun
ajar. Ratna Sajekti (2001 )
tersebut . Antara lain dengan memenuhi kr iteria-kriteria penu lisan bu ku ajar pada
uang logam. Kalau ada
penerbit sehingga dapa t
mempersiapkan masyarakat agar menya dari potensi
saat menulis edu komik .
disebut sumber belajar) alnya), atau dapat jug a
Dengan kata lain walaupun formatn ya berupa kornik, namun proses penulisan dan pengumpulan data sebuah edu komik haruslah dilakuka n selayakn ya menulis sebuah karya ilmiah . Dapat dilihat bahwa hal ini merupakan kelemahan terbesar
:u ajar adalah buku yang
dari komikus lokal yang awalnya menulis karya roman dan fiksl , namun akhirnya
tuk belajar sendiri. Yang
terpaksa menulis sebuah edu komik karena permint aan penerbit .
pelajaran, buku lat ihan baeanya sebagai suatu an sebagai sebuah buku
Kelemahan selanjutnya pada edu komik lo kal adalah dalam hal visual. Umumnya komikus at au studio komik menyelesaika n
karva mereka dalam waktu yang amat
singkat, karena keterbatasan waktu atau deadline . Akibatnya karva yang d ihasilkan pun tidak m enarik seeara v isual. Beberapa canto
kelemaha
visual yang bisa
ah sebagai berikut . (1)
diamati dari edu komik lokal antara lain gambar masih meniru, gambar tidak
r, (2) ada daftar isi yan g
konsisten (wajah tokoh berubah, kualitas gam bar tidak konsisten). anatomi tokoh
inenjelaskan istilah yang
tidak tepat,
. (5) ada bagian evaluasi
khususnya sangat terasa dalam komik-komik sejarah) .
latar belakang digamba r asal-asalan bahkan tanpa riset (hal ini
emahami isi dari buk u yang berisikan data-data komik dapat dikataka n sur-unsur tersebut tela h
Kelemahan-kelemahan tersebut dapat diatasi dengan suatu sinergi antara komikus dan penerbit.
Kelemahan visual misalnya, terjadi karena ket erbat asan waktu
komikus atau rnengejar deadline penerbit, agar
omik mereka cepat diterbitkan
dem i mendapatka n royalty. Dalam hal ini penerbit harus rnarnpus berfungsi sebagai qua lity control untuk menyaring kary a dan memberi masukan bahkan al yang telah diterbitka n
II ini tentunya menjadi lokal,
pe latihan kepada komikus agar dapat meningkatkan mutu karyanya . Penerbit j uga bisa memberikan dorongan semangat kepada penulis yang karyanya dinilai bagus. Baik dari segi visual mau pun kontenn ya. Misalnya dengan melakukan
unt uk
menun ju kkan
upaya pro m osi dan sounding yang lebih intens terhadap karva penulis tersebut.
k tersebut. Serta untu k
Dengan demikian penulis lain pun akan terpaeu untuk mengikuti jejak penulis
ajar,
terse but dan meningkatkan kualitas karya mereka .
14 I H a I a ma n
15 I H a I a ma n
VICIOI, Volu me 1 Nom Of 1 Mei 2010
Kelemahan konten dan data dapat dtatast dengan sinergi antara komikus , penerbit dan pendidik . Penerbit atau komikus hendaknya proaktif melibatkan pendidik dalam
penutisan settee edu komik.
Pendidik dapat dijadikan narasumber,
konsultan, atau co-author untuk menulis edu kcmik . Dengan adanya tokoh pendidik yang terflbat dalam penulisan sebuah edu komik rnaka hasll yang didapatkan pun tentunya akan lebih kredibel sebagai sebuah buku ajar, dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmlah. Hal serupa sudah dilakukan oleh Penerbit Megindo yang memprakarsai produksi komik sains Archi & Meidy. Archy dan Meidy adalah komik produksi pertama dari Megindo Tunggal Sejahtera yang berisi ilmu Hsika di dalamnva . Dalam sampul tertulis sebagai serial misteri ilmu pengetahuan, dengan Yohanes Surya dan Wendy Chandra sebagai penulis cerita dengan li Julian dan Zeus sebagal ilustratomva . Komik ini pertama kall terbit Februari 2002 dan seiauh inl telah mengalami cetakannya yang kedua . Komik setebal128 halaman in! dibagi ke dalam 13 certta, dimana
11
diantaranya
merupakan
cerita
tentang
hukum -hukum
dasar
Fisika.(Hafiz Ahmad, http://martabakomikita,multiply.com) Sangat disayangkan sinergi seperti ini tidak diikuti oleh penerbit lainnya. Masih banyak edu komik diproduksi tanpa kcnsultasl apalagi ketertlbatan seorang pendidik. Untuk menghasilkan edu komik yang tidak hanya menarik secara visual dan menghibur, namun juga mendidik. Maka penults sebuah edu komik tidak hanya terdiri dari komikus ataupun studio komik saja. Akan tetapi sebuah tim penulis yang juga terdtn dari pendidik dan pakar, balk sebagat co-author maupun sebagal
konsultan . Business opportunity atau peluang bisnis untuk edu komik loka1 masih terbuka lebar . Akan tetapi karena di Indonesia komik masih identik dengan anggapan
sebagal bacaan anak (khususnya usia sekolah dasar 6 hingga 12 tahun) . Maka peluang untuk membuat edu komik bagi anak-anak da1am range usia itu dianggap masih paling potensia1.
Saat tni edu komik baru berfungsi sebagai media bacaan pe1engkap bag! anak. dan belum sepenuhnya dimanfaatkan potensinya
secara maksimal. Masih terdapat
peluang bag! penulis dan penerbit untuk mengembangkan sebuah edu komik yang tidak hanva berfungsi sebagai bacaan pendamping untuk anak saja, melainkan
16
I H a I a ma
n
Komik Sebagal Ml'd ia 8I'iajar Anak, Pl'lua nl Baru Dalam Industri Kom ik l okal, Shienn v Ml'jawat l
sudah benar-benar dapat digunakan sebagal bacaa n wajib bahkan buku t eks di dalam kelas bagi siswa sekolah dasar di Indonesia. Pada anak usia sekolah dasar, minat belajar anak kadang menurun ketika dihadapkan
dengan
buku
teks
yang
penjelasannya
sulit
dipahami
dan
membosankan. Maka mengemas sebuah media belalar dalam format edu komik yang menggunakan visualisasi yang menarik dan disukai oleh anak atau edu komik, bisa menjad i solusi untuk membangkit kan minat belajar anak-anak Orang tua dan pendid ik dapat memanfaatkan edu komik untuk memupuk minat baca putra -putri ata u anak didiknya, dan menggunakan edu komi k sebaga! serena transfer
kno wledge dan sebagai bahan ajar pendidikan. Peluang bisnis komik edukasi di Indonesia masih t erbuka lebar. Sejak tahun 1994, Undang Undang Indonesia te lah mewajibkan setiap anak antara usia 7 dan 15 tahun harus mendaftar di sekolab. Berdasarkan data "I awa Ba rat dalam Angka" , pada 2006,jumlah slswa SO sekttar 4,5 [uta orang, dan jumlah slswa SMP 1,2 [uta orang. Oilihat dari angka terse but, poten si pasar untu k komik eduketif sangat besar dan masih belum tergarap seluruhnya. Penerbit
Mizan sejak tahun
1998, ju ga Elex Media Computindo, sudah
menerbit kan dam mendistribusikan komik lokal sejak t ahun 2ooo-an. M izan dan Elex sebaga i distributor cukup konsisten dan sudah t ersebar di seluruh Indonesia, kbususnva pulau Jawa. (Uwi Mathovani, karbonj our nal.org) Oari data-dat a t ersebut terfthat bahwa dema nd unt uk komik edukasi, dan jalur distribu si nya sebenarnya sudah tersedla, peluang t ersebut berpot ensi menjadi sebuah bisnis baru yang berkembang. Untuk mencapal hal ter sebut, maka penulis dan penerb it harus memperhatikan empat unsur-un sur perancangan buku pelajaran yang tepat bagi anak-anak, antara lain: (l)Penulis harus menetapkan untuk siapa buku itu dirancang. Karena edu komik ter sebut akan digunakan dalah Iingkungan sekolah dasar dan akan dibaca oleh anak berusia ant ara 6 hingga 12 tahun . Ma ka penggunaan gaya visual dan bahasa serta kedalaman kont en pun haruslah disesuaikan dengan karakteristik anak-anak pada usia yang dituju. Edu komik untuk slswa kelas satu SO (usia enam tahun)
171 Ha l a man
tentunya akan memiliki t am pilan visual yang berbeda dengan edu komik untuk siswa SO kelas enam (12 t ahun) (2) Kemampuan apa yang dii nginkan untu k dl kuasal oleh pembaca . Apakah yang diharapkan oleh penults dar! anak setelah mereka mem baca dan mempelaj ari edu komik terse but? Apakah hanya sekedar mengetahui atau anak diharapkan mampu melak ukan sesuat u dengan pengetahuan yang t elah didapatnya. Butir kedua terse but nantinya akan digunakan untuk menetapkan butir kettga, yakni (3)bagaimana is! buku atau kete ramp ilan yang akan dipelajari. Dalam konteks lnl penults akan memutuskan apakah penget ahuan akan dlsajikan melalui cerita . Dimana kisah komik akan menu turkan perjalanan hidup seorang tokoh dar! awal hingga akhlr Iblasanva digunakan dalam komik sejara h) atau berupa picture book dimana komik tidak menuturkan kisah mengenai tokoh tertentu, hanya mengenai pengetahuan umum yang dikemas dalam sajian visual yang menarik (biasanya digunakan dalam komik pengetahuan alam) Dan terakhir, (4) bagaimana cara mengetahui tingkat penguasaan mater! yang telah diberikan . Penulis harus me nyertakan perangkat evaluasi didalam kornlknva yang dapat digunakan oleh
guru
dan orang tua
murid untuk mengukur
pengetahuan atau kemampuan anak didiknya setelah membaca komik terse but . Menurut Jerrold E Kemp (1994), dalam merancang sebuah buku ajar, keempat unsur di atas saling terkait dan dapat dianggap sebagai rencana perancangan pengaiaran menyeluruh. Ide untuk menvajlkan ilmu pengetahuan melalui komik dan menjadikan komik sebagat sebuah media belajar sebenarnya sangat menarik akan tetapi bukan sesuatu yang unik dan sudahbanyak dilakukan di mancanegara . Sehingga ancaman yang paling jelas adalah edu komik terjemahan. Penerbit dan pemba ca tentunya akan memilih produk berkualitas terbaik. Edu komik lokal harus bersaing dengan edu komik terjemahan yang sudah terlebih dahulu eksis di pasaran. Saat lni tercatat klra-kha 1000 penerbit berebut tempat dl ratusan toko buku di seluruh Indo nesia. Edu-komik lokal tidak hanya harus bersaing dengan buku -buku pengetahuan sejenis, akan tetapi juga edu komik te rjemahan. Toko buku tentunya akan lebih memperhatikan judul-judul kuat (umumnya dikuasai oleh buku terjemahan) dibandingkan dengan judullokal. 18 l H a l a m a n
Kom ik Seb ~g~1 Me dta Bel~j~ r Anak, Peluang Baru Datam Industr; Komik lohl. Shil"nny Megaw at i
Narnun ancarnan yang paling uta rna adalah stigma atau anggapan yang rnasih kuat di dalarn benak rnasyarakat, khususnya orang tua dan guru bahwa kom ik adalah bacaan yang merusak dan tidak mendidik . Untuk mengubah stigma yang sudah lama melekat ini tentunya tidak mudah , namun bukan ber arti tid ak dapat
dilakukan . Maka dari itu komikus , penerbit dan pendidik perlu [el! dalam menyikapi tantanga n ini dan menciptakan sebuah sistem sinergi antara kormku s, pendidik dan penerbit agara dapat menghasilkan sebuah edu kornik yang t idak hanva berkualitas dalam hal
visual,
namun
juga
memiliki
konten
berbobot
dan
dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah .
h
~
LIBRARY
L,
1\ EK'I [AS LJPLTRA
Strategi Pemasaran Edu Komik Lokal Untuk memasarkan edu komik apalagi dengan positioning sebagai buku pelaj aran, tentunya penerbit tidak cukup hanya menggunakan st rat egi prornosi unt uk bukubuku pelajaran yang umum dilakukan selama ini, misalnya : iklan di medi a cetak koran, majalah, dan
brosur. Iklan di media internet, meresensi buku di media,
men-display buku di banyak toko buku . Untuk mema sarkan edu komik, penerbit harus bersinerg!
dengan penulis
(kom ikusdan pendidik) untuk menciptakan dan mengusung sebuah image baru baru edu komik . Yang menjadi sasaran dar i pema saran adalah orang tu a dan pendidik yang berkepentingan untuk menyediaka n bacaan yang menghibur dan mend idik bagi putra-putri atau anak didik mereka . upava promosi akan leblh sesuai apab ila menggunakan pendekat an kepada t okoht okoh pendidik, seperti guru dan Departemen Pendidi kan. Pendekat an dapat dtlakukan melalui berbagai even, sepertl seminar, talk sho w, dan bedah buku . Melalui event dan kegiatan sepertl dlatas. orang tua dan pendidi k dapat bertemu langsung dengan tim penulis buku yang meliputi komikus dan pendid ik/ pakar selaku co-author ataupun kcnsultan . Dengan bertemu langsung dan ber diskusi dengan tim penulisnya diharapkan orang tua dan pendidik dapat memahami dan menerima potensi komik sebegat sebuah media belajar yang dapat disejaja rkan dengan buku tek s. Selain itu orang tua dan pendidik memperoleb jam inan bahwa komik yang akan mereka berikan kepada putra-putri dan anak didik rnereka. merupakan sebuah karya tlrnlah yang dirancang secara seksama, sehlngga dapat berfungs i sebagai media belajar yang baik dan menyenangkan bagi anak. 19
I H a I a man
AI Ries dan Jack Trout (2000) menyatakan bahwa posit ioning adalah suatu konsep yang sederhana, yaitu bagaimana melakukan suat u penempatan/posisi terhadap pikiran prospek/target . Ma ka dari lt u, t antangan utama bag! penerblt dan penuli s dalam memasarkan produk edu komik ini, adalah bagaimana menempatkan Edu komik loka l dalam benak konsumen sebagai sebuah produk komik yang berb eda dengan komik fik si dan edukatif . Hal lain yang perlu diperhatikan juga dalam penerbita n sebuah edu komik adalah kontinuitas . Keberhasilan sebuah edu komik yang tid ak didukung dengan serial edu komik lainnya, maka cepat lambat momentum tersebut akan hilan g dan di lupakan ol eh masyarakat . Edu Komik Archi dan Meidy misalnya, edu komi k sains dan flslka yang diterbltkan pada tahun 2001 ini mendapat beragam reeks! posit if balk dari krit ikus maupun konsumen. Bahkan pr oses distribu sinya sendi ri t ergolo ng luar biasa. Archi dan M eidy t elah mengalami dua kali cet ak ulang, dengan t arget market yang lebih fuas. t idak hanya PuJau Jawa saj a (Hafiz Ahmad , 2001 ) Akan t ete pt keberh asilan sayangnya in; t ldak dipandang sebegat sebuah peluang bisnis baru oleh pen ulis dan penerbtt lainnya. Se hingga momentum yang seharusnya dapat menjadi titik awal bangkltn va industri edu kom ik lckal akhirnya terle wakan begit u saja. Penulis(datam hal ini pendidikj pakar), ju ga dapat proakt if unt uk memperkenalkan edu kcmik kepada masyarakat. Antara lain dengan akti f menjadi pembi cara dalam berbagai semina r pendidikan anak, memb angun komunitas baik di Iingkungan te mpat mereka t inggal, kantor, sekolah, bahkan komunitas internet. Sa lah satu cera membuat trendedu kom ik lokal adalah dengan mem bent uk komuni t as, yang biarpun kecll te ta pi milita n. (Hafiz Ahmad , 2001) Penulis edu kornik ju ga sebaiknya t et ap akt if menulis arti kel Hmiah, juga dengan t et ap aktif sebagai pengajar, dan t idak berhent i mengajar w alaupu n telah menul is edu komik . Dan yang t erakhi r, sem uast rategi pemasaran diatas harus didukung ole h industr i yang kuat, sehingga seti ap ada momentum yang baik, dapat diik ut i oleh yang lainnya, dan menghasilkan damp ak yang kuat. (Hafiz Ahmad, 2001) Karena kebe rhasilan pemasaran pr oduk, t erm asuk edu kcmik, pada akhirnya dit entu kan juga oleh sinergi dari berbagai macam taktc r, seoern pro duk, harga, di stribu si, promosi, komuni tas, momentum, dan kc nt lnuitas yang saling berkait dan tidak dapat dipisahkan sat u dengan lainnya.
20l H a i a m a n
PUSTAKA ACUAN Scott McCloud, Reinventing Comic. Jakarta, Kepustakaan Populer Grame dle. 2000 Scott McCloud, Understanding Comic. Jakarta, Kepustakaan Papuler Gram ed ia,
2001 Scott M cCloud, Making Comic. Jakarta, Kepustakaan Populer Gramed ia, 200 8 Jerrold E Kemp , Proses Perancangan Pengajaran . Bandung, Penerbit 118,1994
Cohen, louis. Research Methods in Education. lawrence Manion & Keith Morri son
2001 london: Routledge Falmer. Ahmad Hafiz, et.a l.Histeria Komikita Membedoh Komikito Me so toto. Sekarang, dan Masa Depon. Jakarta, Penerbit P.T. Hex Media Komputindo, 200 6
Ratna Sajekti Rusli, Lokokarya Pengembongan Poket Be/ajar-Sendi, ; untuk B/PA ,
Jurusan Bahasa & Sastra tnggris Fakulta s Bahasa dan Sen; Universitas Negeri, Jakarta W. Chan Kim, Renee Mauborgne, Blue Ocean Strategy. United States, Harvard Business School Press, 2005 AI Rles, Jack Trout, Positioning: The Bottle for Your Mind.United States, lata Mcgraw Hill Publishing Co ltd, 2001
21 I H a I a man