KNIT-2 Nusa Mandiri
ISBN: 978-602-72850-1-9
ANALISA BIAYA OPERASIONAL DAN PENDAPATAN JASA TERHADAP LABA PERUSAHAAN PADA PT BHL Milda Handayani Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas Bhayangkara Jakarta Raya Jl. Raya Perjuangan, Marga Mulya, Bekasi Utara Email:
[email protected] Abstract: In this era globalization, there are many perusahan in service area mutually competing tightly to been reached its level the better gain, and firm gets to press all the much cost aresued and compare with accepted income, since that thing gets to regard firm profit. There is tool even analisis financially and also statistic becomes to refuse fathom that is utilized to determine continuity of economics wheels at corporate that. Study object in observational it is Morphological Net-operating Cost and Service Income to corporate Profit On PT. BHL. Data collecting tech that is utilized which is observation, interview, and studi documents. There is method even data processing utilizes analisis quantitative, with refuses descriptive statistical count fathom on secondary data that gets to form, and is presented systematically. Result observationaling to point out that PT. BHL has known insofar which its effort developing signifikan's ala. Base from research that writer presents, can be concluded that deep net-operating cost and income really regard ala firm profit signifikan after being done by statistic quiz. Key word: Operating cost, Revenue, Profit
PENDAHULUAN Indonesia adalah salah satu negara yang sangat di kenal dengan berbagai sumber daya alamnya yang meliputi pertanian, bahan tambang, dan kelautan, dimana 3.257.483 km² merupakan luas perairannya. Saat ini negara berkembang seperti Indonesia sedang mendapat pangsa pasar yang besar di bidang maritim, seiring peningkatan arus transportasi laut dan kebutuhan pokok maupun kebutuhan pembangunan menjadi hal utama, dimana jasa transportasi laut menjadi potensi yang sangat besar dalam mempengaruhi percepatan perekonomian. Hal ini menjadikan PT. BHL ikut serta dalam persaingan di bidang jasa pelayaran dan bongkar muat. Untuk tercapainya perputaran perekonomian yang baik, perusahaan harus memperhatikan biaya-biaya yang paling banyak di keluarkan serta faktor-faktor lain dan membandingkan dengan pendapatan jasa yang diterima oleh perusahaan, karena hal tersebut dapat mempengaruhi laba perusahaan. Laporan keuangan yang dapat digunakan oleh pihak manajemen untuk mengetahui seberapa besar pengaruh beban operasional kapal terhadap laba perusahaan adalah laporan laba rugi. Laporan laba rugi merupakan laporan keuangan perusahaan yang berisi informasi
326
mengenai pendapatan dan biaya selama satu periode akuntansi. Laporan laba rugi juga dapat dimanfaatkan oleh pihak manajemen sebagai tolak ukur keberhasilan perusahaan dalam mengelola investasi yang telah ditanamkan oleh pihak investor.
BAHAN DAN METODE A.
Pengertian Biaya dan Beban Biaya merupakan unsur penting dalam suatu perusahaan yang merupakan, objek tercatat, digolongkan, diringkas, dan disajikan dalam neraca. Menurut Cecil dan Michael (2011:14) Menyimpulkan bahwa: Biaya (Cost) merefleksikan pengukuran moneter dari sumber daya yang dibelanjakan untuk mendapatkan sebuah tujuan seperti membuat barang atau mengantarkan jasa. Akan tetapi, istilah biaya harus ditetapkan secara lebih spesifik sebelum biaya dari sebuah produk atau jasa dapat ditentukan dan dikomunikasikan kepada orang lain. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2009:19) menjelaskan bahwa ”beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang
KNIT-2 Nusa Mandiri
mengakibatkan terjadinya penurunan ekuitas yang tidak termasuk dalam penanaman modal”. Namun demikian, terdapat para ahli yang menyamaratakan pengertian beban sebagai biaya, seperti Mulyadi (2005:8) menyatakan bahwa “biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk suatu tujuan tertentu”. Adapun ruang lingkup dari beban, menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:14) menyatakan bahwa “beban mencakup baik kerugian maupun beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa”. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:17) berkenaan dengan pengakuan beban disebutkan bahwa “beban diakui dalam laporan laba rugi kalau penurunan manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan penurunan aktiva atau peningkatari kewajiban telah terjadi dan dapat diukur dengan andal”. Pernyataan diatas dapat diartikan bahwa pengakuan beban dapat terjadi bersamaan dengan pengakuan kenaikan kewajiaban atau penyusunan aktiva. B.
Pengertian Biaya Operasional Biaya operasi atau biaya operasional secara harafiah terdiri dari 2 kata yaitu biaya dan operasional. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:375) biaya berarti “uang yang dikeluarkan untuk mengadakan, mendirikan, melakukan, dan sebagainya sesuatu, ongkos, belanja, dan pengeluaran. Sedangkan operasional berarti bersifat operasi”. Menurut Nafarin (2004:04) menjelaskan bahwa “biaya operasi atau biaya operasional adalah biaya-biaya yang menjadi beban tanggungan perusahaan yang berhubungan erat dengan usaha pokok perusahaan”. Menurut Supriyono (2004:209) biaya operasi dikelompokkan menjadi 2 golongan dan dapat diartikan sebagai berikut: 1. Biaya langsung (direct cost) adalah biaya yang terjadi atau manfaatnya dapat diidentifikasikan kepada objek atau pusat biaya tertentu. 2. Biaya tidak langsung (indirect cost) adalah biaya yang terjadi atau manfaatnya tidak dapat diidentifikasikan pada objek atau pusat biaya tertentu, atau biaya yang manfaatnya dinikmati oleh beberapa objek atau pusat biaya.
ISBN: 978-602-72850-1-9
Dari penjelasan diatas maka biaya operasional kapal dengan daya beli yang relative rendah harus mensiasati efisiensi biaya operasionalnya, dan tidak boleh mengorbankan aspek keselamatan. Oleh karena itu pengaruh yang terjadi pada laba jasa pelayaran harus ditinjau melalui pembiayaan operasional kapal sebagai upaya efesiensi dan efektifitas keberlangsungan perusahaan pelayaran. C.
Jenis-Jenis Biaya Operasional Biaya kapal menurut Muslihati (2012:1013) diasumsikan sebagai pengeluaran dari harga kapal itu sendiri serta biaya operasional kapal pada saat berlayar dan berlabuh. Biaya kapal dapat dikelompokkan menjadi: 1. Kelompok biaya tetap dan biaya variable, patokan yang dipakai dalam klasifikasi biaya ini adalah reaksi suatu unsur perubahan yang terjadi pada tingkat operasi atau produksi. Pada tingkat Produksi ada unsur biaya yang besarnya berubah sejalan dengan perubahan tingkat Produksi. 2. Kelompok biaya langsung dan tidak langsung, acuan yang digunakan dalam klasifikasi biaya ini ditinjau dari segi operasional, apakah suatu unsur biaya ini terlibat secara langsung atau tidak langsung dalam proses produksi. Biaya operasional kapal yang dikeluarkan sehubungan dengan pengoperasian kapal Menurut Keputusan Menteri Perhubungan KM. No. 58 tahun 2012 dalam kegiatan pelayaran terdiri atas: 1. Biaya langsung tetap yang terdiri atas: a. Biaya penyusutan kapal atau depresiasi kapal b. Biaya bunga modal c. Biaya asuransi kapal d. Biaya anak buah kapal, yang tererdiri dari: 1) Gaji Upah 2) Tunjangan berlayar 3) Uang makan dan premi layar 4) Tunjangan kesehatan selama berlayar 5) Pakaian Dinas 6) JAMSOSTEK 7) Tunjangan Hari Raya 2. Biaya langsung tidak tetap terdiri dari: a. Biaya bahan bakar b. Biaya minyak pelumas c. Biaya air tawar di gunakan untuk:
327
KNIT-2 Nusa Mandiri
1) Kebutuhan pendinginan mesin utama 2) Kebutuhan pendinginan mesin bantu dan lambung kapal 3) Kebutuhan untuk konsumsi dan mandi, cuci, kakus d. Biaya kapal di pelabuhan terdiri atas: 1) Biaya labuh 2) Biaya tambat 3) Biaya pandu 4) Biaya rambu 5) Biaya reparasi Biaya tidak langsung tetap terdiri dari: a. Biaya gaji dan tunjangan staff kantor b. Biaya Pengelolaan administrasi dan kantor
3.
D.
Pengertian Pendapatan Konsep mengenai pendapatan belum dapat dirumuskan dengan jelas dalam literature akuntansi, karena pendapatan ini sangat erat kaitannya dengan pengukuran, penetapan waktu dalam konteks sistem pembukuan berpasangan. Sehubungan dengan hal diatas, pengertian pendapatan dapat berbeda-beda tergantung dari sudut mana pendapatan ini dipandang. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2009:21) Pada dasarnya ada dua pendekatan terhadap konsep pendapatan yang dapat ditemukan dalam literatur akuntansi yaitu : 1. Pendekatan pendapatan yang memusatkan perhatian pada arus masuk aktiva yang ditimbulkan oleh kegiatan operasional perusahaan. 2. Pendekatan pendapatan yang memusatkan perhatian pada penciptaan barang dan jasa. Untuk pendekatan yang menekankan pada arus masuk, menurut Skousen (2007:27) mendeskripsikan bahwa: Pendapatan diakui sebagai arus masuk atau peningkatan aktiva lain sebuah entitas atau penetapan utangnya (atau kombinasi dari keduanya) dari pengantaran barang atau produksi barang yang menyumbangkan pelayanan atau melakukan aktivitas lain yang membentuk operasi pokok atau operasi sentral yang sedang berlangsung dari suatu aktivitas. Menurut Rosjidi (2008:128) menjelaskan bahwa ”pendapatan adalah peningkatan jumlah aktiva atau penurunan jumlah kewajiban perusahaan, yang timbul dari transaksi penyerahan barang dan jasa atau aktivitas usaha lainnya dalam suatu periode
328
ISBN: 978-602-72850-1-9
yang dapat diakui dan diukur berdasarkan prinsip akuntansi berlaku umum”. Dalam pengertian ini pendapatan yang diperoleh dari transaksi penyerahan barang atau jasa atau aktivitas usaha lainnya itu adalah yang berhubungan secara langsung dengan kegiatan untuk memperoleh laba usaha yang dapat mempengaruhi terhadap jumlah ekuitas pemilik. Dengan demikian, tidak termasuk dalam pengertian pendapatan, adalah peningkatan aktiva perusahaan yang timbul dari pengadaan aktiva, investasi oleh pemilik, pinjaman ataupun koreksi laba rugi pada periode sebelumnya. E.
Pengertian Laba Menurut Soemarso (2004:227) menyimpulkan bahwa “angka terakhir dalam laporan laba rugi adalah Laba Bersih (net income), Jumlah ini merupakan kenaikan bersih terhadap modal. Sebaliknya, apabila perusahaan menderita rugi, angka terakhir dalam laporan laba rugi adalah rugi bersih (net loss)” Sedangkan menurut Harahap (2011:268) mendefinisikan bahwa “laba adalah sebagai jumlah yang berasal dari pengurangan harga pokok produksi, biaya lain dan kerugian dari penghasilan atau penghasilan operasi” Akuntansi yang memiliki konsep perhitungan laba memiliki perbedaan pandangan dalam menghitung laba (income). Menurut Harahap (2011:276) menyimpulkan empat pendapat yaitu 1. Pemikiran klasik yang ber pedoman pada postulat unit of measure (satuan ukur) dan prinsip historikal cost yang sering disebut historical cost acounting atau convensional accounting sebagaimana kita percayai saat ini, yang dinamakan konsep laba accounting income. 2. Pemikiran neo klasik yang mengubah postulat unit of measure dengan menerapkan perhitungan perubahan tingkat harga umum (general price level) dan tetap mempertahankan prinsip Historical cost, yang di kenal dengan istilah genral price level adjusted historical cost acounting, dan perhitungan labanya di sebut GPLA accounting income. 3. Pemikiran radikal yang memilih harga sekarang (curent value) sebagai dasar penilaian bukan historical cost lagi, dimana konsep ini di kenal dengan current value accounting, sedangkan perhitungan labanya disebut Curent income.
KNIT-2 Nusa Mandiri
4.
ISBN: 978-602-72850-1-9
Pemikiran neo radikal yang menggunakan current value, tetapi disesuaikan dengan perubahan tingkat harga umum, yang di sebut GPLA curent accounting, sedangkan perhitungan labanya disebut adjusted current income.
Obyek kajian dalam penelitian ini adalah Analisa Biaya Operasional dan Pendapatan Jasa Terhadap Laba Perusahaan Pada PT. BHL. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Adapun metode pengolahan data menggunakan analisis kuantitatif, dengan tolak ukur perhitungan statistik deskriptif pada data sekunder yang berbentuk, dan disajikan secara
sistematis. Alat analisis keuangan maupun statistik menjadi tolak ukur yang digunakan untuk menentukan kelangsungan roda perekonomian di perusahaan tersebut
HASIL DAN PEMBAHASAN A.
Biaya Operasional Biaya operasional kapal dalam penelitian ini disebut juga sebagai variabel bebas atau variabel independen yang datanya diambil selama periode 2007-2013, Berikut data biaya operasional kapal (variabel X₁) yang penulis sajikan dalam diagram biaya operasional kapal PT. BHL periode 2007-2013:
Sumber: Laporan Biaya Operasional Kapal PT. BHL Gambar 2. Biaya Operasional Kapal PT. BHL Dari diagram diatas dapat diketahui bahwa selama 7 periode yakni 2007-2013, biaya operasional kapal PT. BHL mengalami fluktuasi dimana tingkat biaya operasional kapal tertinggi yang diperoleh perusahaan pada tahun 2012 dan terendah pada tahun 2010.
B.
Pendapatan Jasa Pendapatan jasa dalam penelitian ini disebut juga sebagai variabel kontrol yang datanya diambil selama periode 2007-2013, Berikut data biaya operasional kapal (variabel X₂) yang penulis sajikan dalam diagram pendapatan jasa PT. BHL periode 2007-2013:
329
KNIT-2 Nusa Mandiri
ISBN: 978-602-72850-1-9
Sumber: Laporan Pendapatan Jasa PT. BHL Gambar 3. Pendapatan Jasa PT. BHL Dari diagram diatas dapat diketahui bahwa selama 7 periode yakni 2007-2013, biaya operasional kapal PT. BHL mengalami fluktuasi dimana tingkat pendapatan tertinggi yang diperoleh perusahaan pada tahun 2012 dan terendah pada tahun 2009.
C.
Laba Jasa Pelayaran Laba jasa pelayaran dalam penelitian ini disebut juga sebagai variabel tetap atau variabel dependen yang datanya diambil selama periode 2007-2013, Berikut data laba jasa pelayaran (variabel Y) yang penulis sajikan dalam diagram biaya operasional kapal PT. BHL periode 20072013:
Sumber: Laporan Laba Jasa Pelayaran PT. BHL Gambar 4. Laba Jasa Pelayaran PT. BHL Dari diagram diatas dapat diketahui bahwa selama 7 periode yakni 2007-2013, laba jasa
330
KNIT-2 Nusa Mandiri
ISBN: 978-602-72850-1-9
pelayaran PT. BHL mengalami fluktuasi dimana tingkat laba tertinggi yang diperoleh perusahaan pada tahun 2013 dan terendah pada tahun 2008. D.
Tabel Penolong Untuk mengolah data maka perlu dilakukan transformasi terhadap data asli.
Penulis melakukan transformasi kedalam loan dengan menggunakan rumus =ln(data) pada Ms. Excel. Untuk mempermudah melakukan pengolahan data, dan dapat penulis sajikan data tersebut dalam tabel penolong berikut:
Tabel 1. Tabel Penolong No
TAHUN
X₁
X₂
Y
1
2007
22.39
23.11
19.73
501.53
534.02
389.16
441.79
455.87
517.52
2
2008
22.48
23.18
19.3
505.24
537.54
372.39
433.76
447.41
521.14
3
2009
22.14
22.98
21.09
490.39
528.05
444.72
467.00
484.60
508.87
4
2010
22.08
23.24
22.28
487.49
540.05
496.30
491.88
517.71
513.10
5
2011
22.62
23.50
21.79
511.69
552.42
474.92
492.96
512.20
531.66
6
2012
22.67
23.67
22.41
513.98
560.07
502.16
508.03
530.32
536.53
7
2013 n=7
22.42 156.8
23.66 163.3
22.89 149.5
502.76 3513.08
559.60 3811.75
523.79 3203.43
513.17 3348.58
541.40 3489.52
530.42 3659.25
(X₁)²
(X₂)²
(Y)²
X₁ . Y
X₂ . Y
X₁ . X₂
Sumber: Data Olahan Penulis 2014 E.
Analisa Biaya Operasional dan Pendapatran terhadap Laba Pelayaran 1. Uji Normalitas Pengujian statistik dalam sampel laporan keuangan ini membutuhkan pemenuhan asumsi normalitas, Data yang berdistribusi normal adalah data yang sebaran nilai datanya memiliki nilai yang memusat di nilai rata-
ratanya frekuensi nilai data terbanyak adalah di nilai rata-rata) dan frekuensi keluarnya nilai data semakin kecil bila nilai data semakin ekstrim. Hasil uji normalitas dengan menggunakan SPSS versi 20 untuk variabel Biaya Operasional, Pendapatan Jasa, dan Laba Perusahaan ditunjukkan dengan tabel dibawah ini :
Sumber: Output SPSS 20 Gambar 5. Uji Normalitas
331
KNIT-2 Nusa Mandiri
ISBN: 978-602-72850-1-9
Output historigram menunjukkan pola distribusi normal dimana grafik normal pola menunjukkan penyebaran titik-titik disekitar garis diagonal,dan mengikuti arah garis diagonal mengindikasi model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2.
Pengaruh Biaya Operasional Terhadap Laba Perusahaan a. Uji Koefisien Korelasi Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar hubungan kedua variabel tersebut.
Tabel 2. Analisa Koefisien Korelasi Correlations
BIAYA OPERSIONAL
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
LABA
BIAYA OPERSIONAL 1 7 .019 .967 7
Sig. (2-tailed) N
LABA .019 .967 7 1 7
Sumber: Output SPSS 20 Terdapat hubungan biaya operasional dengan laba perusahaan. Besarnya hubungan tersebut sebesar positif 0,019 atau dibulatkan dalam persentase 2%. Sifat korelasi positif menunjukan semakin tinggi biaya maka laba juga meningkat dalam situasi tertentu. Sedangkan nilai signifikan r hitung sebesar 0,967 berarti hubungan tersebut signifikan atau diterima pada probabilitas dibulatkan 97%.
b. Uji Koefisien Determinasi Kekuatan pengaruh dari biaya operasional terhadap laba perusahaan dapat diketahui dari besarnya nilai koefisien determinasi (R2) yang berada diantara nol dan satu. Berikut adalah hasil dari data yang diolah penulis menggunakan SPSS versi 20:
Tabel III.3 Analisa Koefisien Determinasi Model Summaryb Model 1
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
.019a
.000361
-.200
1.51285
a. Predictors: (Constant), biaya b. Dependent Variable: laba Sumber : Output SPSS 20 Dari tabel tersebut kita dapat melihat bahwa nilai R square (angka korelasi yang
332
dikuadratkan atau 0,0192) sebesar 0,000361. Besarnya angka koefisien determinasi 0,000361
KNIT-2 Nusa Mandiri
ISBN: 978-602-72850-1-9
sama dengan 0,0361%. Angka tersebut berarti bahwa laba perusahaan pelayaran hanya dipengaruhi 0,037% biaya operasional, sedangkan sisanya 99,963% dipengaruhi oleh faktor lain. c. Uji Persamaan Regresi Linier Sederhana
Pengujian ini dilakukan untuk menentukan model regresi pengaruh biaya operasional dan terhadap laba perusahaan pelayaran, sehingga kita dapat meramalkan bagaimana tingkat laba perusahaan pelayaran PT. BHL.
Tabel IV.4 Analisis Regresi Linier Sederhana
Model
Coefficientsa Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t B
1
(Constant)
Std. Error
18.651
Biaya .121 a. Dependent Variable: laba
Sig.
Beta
62.060 2.770
.019
.301
.776
.044
.967
Sumber : Output SPSS 20 Dari model regresi diatas diperoleh Konstanta (B) adalah 18.651 dengan tanda positif. Dan koefisien sebesar 0,121 bertanda positif, artinya bila biaya naik maka laba akan naik. Selain itu, nilai signifikasi yang dimiliki sebesar 0,967 dimana nilai ini lebih besar dari 0,121 maka Ho diterima dan H₁ ditolak. Karena tingkat
signifikansinya lebih dari 0,121 maka pengaruh biaya terhadap laba tidak signifikan. 3. Pengaruh Pendapatan Jasa Terhadap Laba Perusahaan a. Uji Koefisien Korelasi Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar hubungan kedua variabel tersebut.
Tabel 5. Analisa Koefisien Korelasi Correlations PENDAPATAN PENDAPATAN
LABA
LABA
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N Sumber: Output SPSS 20 Terdapat hubungan biaya operasional dengan laba perusahaan. Besarnya hubungan tersebut sebesar positif 0,708 atau dibulatkan dalam
1
.708
7
.075 7
.708
1
.075 7
7
persentase 71%. Sifat korelasi positif menunjukan semakin tinggi pendapatan maka laba juga meningkat dalam situasi tertentu.
333
KNIT-2 Nusa Mandiri
ISBN: 978-602-72850-1-9
Sedangkan nilai signifikan r hitung sebesar 0,075 berarti hubungan tersebut signifikan atau diterima pada probabilitas dibulatkan 7%. 1. Uji Koefisien Determinasi Kekuatan pengaruh dari pendapatan jasa terhadap laba perusahaan dapat diketahui
dari besarnya nilai koefisien determinasi (R2) yang berada diantara nol dan satu. Berikut adalah hasil dari data yang diolah penulis menggunakan SPSS versi 20 :
Tabel 6. Analisa Koefisien Determinasi Model Summaryb Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
.401
1.06928
1 .708a
.501
a. Predictors: (Constant), PENDAPATAN b. Dependent Variable: LABA Sumber : Output SPSS 20 Dari tabel tersebut kita dapat melihat bahwa nilai R square (angka korelasi yang dikuadratkan atau 0,7082) sebesar 0,501. Besarnya angka koefisien determinasi adalah 0,501 sama dengan 51% hasil pembulatan. Angka tersebut berarti bahwa laba perusahaan pelayaran hanya dipengaruhi 51% biaya operasional, sedangkan sisanya 49% dipengaruhi oleh faktor lain.
b.
Uji Persamaan Regresi Linier Sederhana Pengujian ini dilakukan untuk menentukan model regresi pengaruh pendapatan jasa terhadap laba perusahaan pelayaran, sehingga kita dapat meramalkan bagaimana tingkat laba perusahaan pelayaran PT. BHL.
Tabel 7. Analisis Regresi Linier Sederhana Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients B
1 (Constant)
Standardized Coefficients
Std. Error
20.323
1.348
PENDAPATAN .141 a. Dependent Variable: LABA
.063
t
Sig.
Beta
.708
15.081
.000
2.239
.075
Sumber : Output SPSS 20 Dari model regresi diatas diperoleh Konstanta (B) adalah 20.323 dengan tanda positif. Dan koefisien sebesar 0,141 bertanda positif, artinya bila pendapatan naik maka laba akan naik dalam kondisi tertentu. Selain itu, nilai signifikasi yang dimiliki sebesar 0,075 dimana nilai ini lebih
334
kecil dari 0,141 maka Ho ditolak dan H₁ diterima. Karena tingkat signifikansinya kurang dari 0,141 maka pengaruh pendapatan terhadap laba terdapat signifikan.
KNIT-2 Nusa Mandiri
4.
Pengaruh Faktor Lain Terhadap Laba Perusahaan Analisis ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar banyak faktor lain yang mempengaruhi laba. Dari hasil analisis perhitungan antara biaya operasional terhadap laba dengan menggunakan uji koefisien determinasi, dijelaskan bahwa besarnya angka koefisien determinasi 0,000361 sama dengan 0,0361%. Angka tersebut berarti bahwa laba perusahaan pelayaran hanya dipengaruhi 0,037% biaya operasional, sedangkan sisanya 99,963% dipengaruhi oleh faktor lain. Sedangkan pendapatan jasa terhadap laba perusahaan dengan menggunakan uji koefisien determinasi, dijelaskan bahwa besarnya angka koefisien determinasi sebesar 0,501 sama dengan 51% hasil pembulatan. Angka tersebut berarti bahwa laba perusahaan pelayaran hanya dipengaruhi 51% biaya operasional, sedangkan sisanya 49% dipengaruhi oleh faktor lain. Besarnya faktor lain yang muncul mengidetifikasikan bahwa pengaruh terhadap laba perusahaan tidak hanya terjadi akibat biaya operasional dan pendapatan jasa saja.
KSIMPULAN Bedasarkan hasil analisis data yang penulis sajikan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Dalam penelitian ini diperoleh hasil bahwa biaya operasional kapal dan pendapatan jasa dapat menjelaskan pengaruhnya terhadap laba perusahaan dengan baik. Hal ini terlihat dari dari persentase hasil uji koefisien determinasi yang telah dilakukan. 2. Dari seluruh pengujian yang telah dilakukan, biaya operasional kapal merupakan variabel paling dominan yang dipengaruhi oleh naik turunnya laba perusahaan pada situasi tertentu. 3. Dari hasil analisis faktor lain dijelaskan bahwa pengaruh secara umum pada laba perusahaan yang terjadi dalam kurun waktu tahun 2007 sampai tahun 2013 memberikan pengaruh yang signifikan terhadap laba laba PT.BHL Bedasarkan kesimpulan dalam pengujian data maka dapat penulis berikan saran sebagai berikut:
ISBN: 978-602-72850-1-9
1.
2.
3.
4.
Pada bagian administrasi dan keuangan agar dapat memisahkan biaya yang digunakan untuk kebutuhan operasional dan biaya yang digunakan sebagai pelengkap atau umum. Perusahaan juga harus mengkaji sejauh mana biaya operasional yang harus dikeluarkan atau dengan membuat batas maksimum anggaran yang dikeluarkan dalam setiap periode tahun pembukuan. Perusahaan harus menjaga kondisi laba atau kesehatannya dengan menentukan batas minimum sesuai kebijakan yang perusahaan berikan pada tahun pembukuan untuk terus bertahan apabila faktor-faktor ekonomi mengalami fluktuasi yang cukup signifikan. Pendapatan harus digunakan secara bijaksana agar perusahaan dapat menekan biaya-biaya yang tidak terduga dan tetap dapat menstabilkan perekonomian kekayaan dalam situasi yang tidak terduga.
DAFTAR PUSTAKA Baridwan, Zaki. 2004. Intemediate Accounting. Edisi 8. Yogyakarta: BPFE. Bastian, Bustami, dan Nurlela. 2006. Akuntansi Biaya Kajian Teori Dan Aplikasi,Edisi 1. Jakarta: Graha Ilmu. Belkoui, Ahmed Riahi. 2006. Teori Akuntansi. Buku 1. Edisi kelima. Jakarta: Salemba Empat. Harahap, Sofyan Syafri. 2011. Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada Hasan. Hasan, Iqbal. 2011. Pokok Pokok Materi Statistik 1. Edisi 2. Jakarta: PT.Bumi Aksara. Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntanbilitas Publik. Jakarta: Salemba Empat. Mulyadi. 2005. Sistem Akuntansi, Edisi 3, Jakarta: Salemba Empat. Mursyidi. 2008. Akuntansi Biaya. Bandung. PT. Refika Aditama. Muslihati. 2012. Analisis Biaya Operasional Kapal Pada Berbagai Load Faktor Angkutan Perintis. Sulawesi Tenggara: Jurnal Akuntansi. ILTEK. Vol 7. No. 14. Nafarin, M. 2009. Penganggaran Perusahaan. Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat.
335
KNIT-2 Nusa Mandiri
Pusat Bahasa. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi 4. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Raiborn, Cecily, A., dan Kinney Michael, R. 2011. Akuntansi Biaya Dasar dan Perkembangan, Edisi ke-7. Jakarta: Salemba Empat. Santoso, Imam, 2007. Akuntansi Keuangan Menengah (Intemediate Accounting). Buku 2. Jakarta: PT. Refika Aditama. Simamora, Henry. 2007. Akuntansi Manajemen. Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat. Skousen, Smith. 2007. Intemediate Accounting (Volume Komprehensif), Edisi 15. Jakarta: Salemba Empat.
336
ISBN: 978-602-72850-1-9
Soemarso, S. R 2004. Akuntansi Suatu Pengantar. Edisi 5. Jakarta: Salemba Empat. Saputra, Miko, 2014, Tugas Akhir BSI, Pengaruh Biaya Operasional Kapal dan Pendapatan Jasa Terhadap Laba Perusahaan Pelayaran Pada PT. Borneo Harapan Lestari Jakarta Supriyono. 2004. Manajemen Biaya. Edisi 3. Yogyakarta: BPFE Surat Keputusan Menteri Perhubungan. 2012. KM No. 58. Jakarta: Keputusn Menteri Perhubungan. Wijaya, Tony. 2011. Cepat Menguasai Spss 20. Yogyakarta: Cahaya Tama.