Daftar isi 84
ISSN 0216 - 3128
KINETlKA
D •••i Biyalltoro, dkk
REAKSI DIJESTI ITRIUM DALAM PASIR
SENOTIM Dwi Biyantoro, Puslitbang
R. Subagiono,
MV Purwani, Agus Baskoro
Teknologi Maju BATAN, Yogyakarta
ABSTRAK KINETIKA REAKSI DIJESTI ITRJUM DALAM PASIR SENOTIM. Telah di/akukan penelitian kinetika dijesti itrium (Y) dalam pasir senotim dengan asam sulfat dalam bejana berpengaduk. Pasir senotim ukuran diameter butir 100-200 mesh dan asam sulfat 95% di masukkan ke dalam bejana yang di/engkapi pengaduk dan pemanas. Setiap selang waktu tertentu (t) sampel diambi/, kemudian konsentrasi itrium (Y) di analisis menggunakan alat pendar sinar-X. Dari data konsentrasi Y pada berbagai waktu dijesti, maka konversi (x) dapat dicari. l/asi/ yang diperoleh menunjukkan bahwa kinetika reaksi mengikuti reaksi orde satu, konversi (x) terhadap waktu (t) mengikuti persamaan : x = 1 - 0,71 23i·640JI. Dari hasi/ percobaan, ni/ai k sebagai konstante kecepatan "overal/" terhadap suhu percobaan mengikuti persamaan Arrhenius : k = 75818,6815 e'5774fTjam'J. Cabullgan peubah yang diteliti terhadap ni/ai k memberikan persamaan, k = 5 I 128,6355 e-5877.93JfTQ().4896 jam'J
ABSTRACT THE REACTION KINETIC OF DIGESTION OF YTTRIUM IN XENOTIME SAND. Research of kinetic digestion ofyttrill/II ill xellotime sand with sulfuric acid in the agitated tank have beell investigated. The of xenolime sand of 100-200 mesh and su/jilric acid of 95% were put into the tank equiped with stirrer and heater. Ever}' period of lime sample was lakell and thell concentration of yttrium (Y) was analyzed by X ray j1uuresence. From the experimental data of various digestioll time, the conversion (x) call be foulld. The resulls obtained at this conditioll shows that order of reactioll was first order, correlation equatioll of colll'ersion (x) I'ersus lime (I) is x = I - 0,7 I 23/·640JI, From the experimental result, the \'Glue of k as the ol'eral/ I'elocity cUllstant versus Ihe temperature fol/ow the Arrhellius equatioll, k = 75818,6815 e'57747 jam'J. The combilled of variable which studied versus of k to gave equatioll, k = 51 128,6355 e,5877.93:7Q().4896 jam'J
PENDAHULUAN
A
khir-akhir ini tanah penelitian dan pengembangan ini logam jarang (LTJ) semakin pesat, karena pemakaiann logam tersebut baik individual maupun dalam bentuk campurannya yang mempunyai banyak sifat menguntungkan, sehingga sering dipakai dalam industri teknologi tinggi. Elemen itrium adalah salah satu unsur logam tanah jarang yang semakin meningkat perhatiannya karena sifat-sifat campurannya dapat digunakan untuk keperluan: magnet, nuklir, kimia, laser, superkonduktor, optik, keramik, dan metalurgi(I.2J. tanah
Unsur itrium (Y) salah satu unsur logam jarang banyak terkandung dalam pasir
senotim (YP04) yang mempakan hasil samping dari penambangan PT Timah di pulau Bangka, Singkep, dan Belitung (3). Itriul11adalah logal11yang sangat berguna untuk pengel11bangan material bam, karena l11empunyai sifat yang unik yang sangat menguntungkan. jarang
Proses pembuatan konsentrat logal11 tanah itriul11 dapat dikeljakan dengan
menggunakan
atau HI:. Pada penelitian ini digunakan asam sui fat (H2S04) sebagai media pelamtnya. Hal ini dilakukan karena pelamt H2S04 lebih menjamin peralatan terhadap korosi bila dibandingkan dengan HCI dan HF. Disamping itu asam sui fat mempunyai kemal11puan daya lamt yang tinggi terhadap pasir senotim, titik didih tinggi dan harga yang relatif murah(4,. Berdasarkan alasan tersebut di atas, mengingat kandungan itrium yang cukup tinggi dan kebutuhan akan itrium dirasakan semakin meningkat maka perlu dilakukan penelitian dalam segi proses untuk pengambilan dan pel11umian itrium dari mineral pasir senotim. Secara umum garis besar pel11buatan itrium oksida terdiri atas 4 (tiga) tahap, yaitu: pelindihan/dijesti, pengendapan~ ekstraksi dan Pelindihan stripping atau atau kolom dijesti qenukar ~ ion, untuk danmelamtkan kalsinasi. itrium dari bijih pasir senotim, pengendapan dimaksudkan untuk mengendapkan itrium dari lamtan kaya, ekstraksi dan stripping atau dengan proses kolom penukar ion untuk pemumian itrium, sedangkan kalsinasi mempakan proses pembuatan itrium oksida.
media pelarut H2S04, HCI, HNO)
Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta, 8 Juli 2003
85
ISSN 0216 - 3128
Dwi Biyalltoro, dkk
Proses dijesti dikerjakan dengan cara mereaksikan pasir senotim dengan as am sulfat dengan ukuran butir dan perbandingan as am dan pasir tertentu, yang disertai dengan pengadukan dan pemanasan sehingga komponen-komponen yang terkandung di dalamnya akan bereaksi. Setelah waktu reaksi tertentu maka percobaan dihentikan sehingga diperoleh endapan dibagian bawah dan filtrat di bagian atas dimana filtrat tersebut merupakan itrium suI fat dan air. Filtrat dipisahkan dari endapan dengan cara penyaringan. Untuk menentukan kadar itrium dalam filtrat dengan metoda spektrofotometri(5), Dalam bidang Teknik Kimia untuk sering mcnggunakan bcjana bcrpengaduk. tetapi persamaan yang dapat dipakai menaksir nilai konstante kecepatan overall reaksi dijesti senotim menggunakan as am sejauh yang diperoleh dapat dikatakan tersedia,
dijesti Akan untuk pada sulfat belum
Bagi ilmu pengetahuan, hasil yang diperoleh dapat dimanfaatkan dalam merancang alat yang lebih besarlscale up (Smith, 1981) untuk keperluan produksi bila data persamaannnya telah
dengan E R T A
:
= tenaga pengaktif, J/gmol atau kcaUgmol = konstata gas umum, J/gmol OK = suhu mutlak, OK = faktor frekuensi
= tetapan integral Persamaan Arrhenius pendekatan terbaik (Levenspiel,
I
merupakan apabila (8) ketergantungan terhadap suhu sangat besar . Reaksi antara asam dengan senotim juga dipengaruhi oleh waktu reaksi, makin lama, maka kontak antar molekul makin besar, sehingga reaksi sempurna(9). Reaksi (YP04)
:
Bila x adalah konversi, CA maka persamaan di atas dapat ditulis
=
(I -
Penclitian 1111 dibatasi sampa1 proses dijcsti/pelindihan untuk mempcroleh larutan kaya itrium. Untuk memperoleh hasil ekstrak itrium yang optimal, digunakan 3 (tiga) variasi pcubah (waktu, suhu dan perbandingan asam dan pasir senotim).
sebanding
pada asam
a.Suhu Suhu dijesti dipilih sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh konsentrat logam tanah jarang itrium yang maksimal. Terhadap nilai konstanta kecepatan reaksi kimia, k, peran suhu mengikuti persamaan Arrhenius dalam bentuk (7) (Frost, 1961) : In k = - E/RT
+I
atau k = A
c-EiRT
(1)
CAO
senotim
(1 - x),
kt+I
- In (1 - x) x)
dengan k C~ I
Peubah-peubah yang berpengaruh proses dijesti antara lain: suhu, perbandingan dengan pasir, dan waktu reaksi.
suI fat dengan berikut
Penelitian 1111 dikerjakan untuk membuktikan bahwa reaksi kimia mengendalikan keseluruhan proses, dan meninjau pengaruh beberapa peubah pada proses tersebut terhadap konstante kecepatan reaksi. Suhu dijesti dipilih sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh konsentrat itrium (Y) yang maksimal.
Teori
asam
dapat ditulis sebagai
d'k I eta I1U1,(6).
La/ldasa/l
antara
1962)
e-kt
:
= konstanta = konsentrasi
kecepatan overall, jam-I asam suI fat, g/ml
= intercept (1961)
Frost menurut
teori dengan
juga tumbukan,
bahwa reaksi
mengatakan kecepatan
:
I. jumlah tumbukan direaksikan persatuan
antara waktu
zat-zat
yang
2. bagian dari tumbukan
ini yang efektif.
~lakin tinggi suhu kemungkinan terjadinya tumbukan lebih besar sehingga terjadi kenaikkan energi kinetik. Untuk molekul-molekul atau zat-zat pereaksi yang mempunyai E kecil, reaksi akan berjalan cepat, sebaliknya bila E nya besar, reaksi b erja'I an Iam b at. S ema k''111t111gg1 .. '1'al e -(E/RT) SU h U, 111 makin besar, sehingga k juga makin besar. Tetapi pada suhu terlalu tinggi pengaruhnya tidak sesensitif pada k. b. Perbandingan
asam dan pasir
Perbandingan pemakaian asam terhadap berat pasir scnotim akan mencntukan orde reaksi kimia yang terjadi. Pada dijesti senotim menggunakan asam sulfat berlebihan, maka konsentrasi asam suI fat dianggap konstan, reaksi dapat dianggap berorde salu.
Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta, 8 Juli 2003
sehingga
86
ISSN 0216 - 3128
c. Waktu reaksi
Dwi Biyulltoro, dkk
A/at yang digunakan
Waktu reaksi berpengaruh terhadap hasil yang diperoleh. Makin lama, maka kontak antar molekul makin besar, sehingga reaksi sempurna. Levenspiel (1962) menerangkan bahwa untuk dua cairan yang tidak saling larut (immicible) adanya reaksi kimia yang lambat, k merupakan konstanta kecepatan overall. Dalam penelitian ini asam sulfat berlebihan dibandingkan pasir senotimm. Sehingga konsentrasi asam sui fat dianggap konstan, maka reaksi dapat diangga berorde satu. Hubungan antara k dengan peubah-peubah yang telah disebutkan di atas masing-masing berbentuk : Variabel pengaruh suhu :
k = a e biT
(2)
Variabel pengaruh perbandingan asam dan pasir r
(3)
k = pQ dengan : a, b, p, dan r adalah tetapan. Pel/ggahul/gal/
3
:::::::::'2 ....
............................. 4.....
I 1. Gelas reaksi 2. Campuran larutan logam tanah jarang sulfat (Y Sui fat) 3. Motor pengaduk
Persamaan yang menyatakan gabungan pengaruh suhu (1'), dan perbandingan pereaksi (Q) terhadap nilai k diharapkan berbentuk :
I
5
4. Pengaduk 5. Motor pemanas
Gambar 1.
variabel
= c eCI/T
o
Alat dijesti
Cara kerja
1'etapan-tetapan c, c I, dan c2 dapat dihitung dari hasil percobaan.
Pasir senotim ukuran 100-200 mesh yang telah diketahui kadar itrium (Y) nya dimasukkan ke dalam bejana (gelas reaksi) berpengaduk, kemudian ditambah asam sui fat 95%, lalu diaduk dan dipanaskan. Pada suhu yang diinginkan selama variasi waktu tertentu, hasil diambil, diana lis is kadar Y nya menggunakan alat pendar sinar-X.
dengan : k = konstanta kecepatan overall, jam'!
Langkah-Iangkah dikerjakan yaitu:
l' = suhu mutlak, oK
1. \' ariasi waktu, t
Q = perbandingan berat asam dengan senotim
Konversi (x) pad a berbagai waktu dilakukan dengan cara mencampur asam dan senotim dengan perbandingan = 3,68 : I. Campuran diad uk dan dipanaskan pada suhu = 210°C = 483 OK. Pada setiap saat konsentrasi Y dapat dicari.
k sesuai .
terplsah
dengan (10)
(4)
QCz
pengaruh
setiap
variabel
secara
.
t = \Vaktu reaksi, jam
TARA KERJA Bahall yallg digllllakall Bahan yang dipergunakan dalam penelitian ini yaitu : pasir senotim, asam sui fat, dan standar itrium oksida.
percobaan
yang
2. Variasi suhu, T Percobaan dilakukan pada berbagai suhu (1') pada perbandingan asam suI fat dan senotim = 3,68 : 1. Dari data yang diperoleh pada berbagai waktu dan suhu dapat dicari konsentrasi itrium (Y) nya, kemudian dapat dipakai untuk mencari nilai k. Oari persamaan
k = a e biT dapat digal11barkan dalal11
bentuk hubungan e
biT
versus k. Jika grafik In k
Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta, 8 Juli 2003
87
ISSN 0216 - 3128
Dwi Biyantoro, dkk
versus 1rr mendekati garis lurus, rnaka tetapan a dan b dapat dicari.
3. Perbandingam a5am dan pasir, Q Percobaan dilakukan pada berbagai perbandingan asam dan pasir pada nilai peubah yang lain tetap. Campuran diaduk dan dipanaskan pada suhu = 210°C = 483 oK. Pada setiap saat konsentrasi Y dapat dicari. Dari data pengaruh Q terhadap nilai k dapat dilihat, jika grafik In k vs In Q mendekati garis lurus rnaka tetapan p dan r dapat dicari.
spontan, hal ini sesui dengan sifat reaksi kimia yang lambat. Dalam penelitian ini tidak dipelajari mekanisme reaksinya, sehingga konstanta kecepatan reaksi dinyatakan sebagai konstanta kecepatan overall. Dari Tabel 1 di atas terlihat bahwa hubungan : - In (I-x) dengan t dapat didekati dengan garis lurus, dengan koefisien korelasi linier, r = 0,9611 sehingga penganggapan bahwa reaksi orde satu tidak salah. Persarnaan garis lurus yang dimaksud yaitu : -In (I-x) = 0,3393 + 0,6401 t
atau
x = 1 - 0,7123 eO.6401t
HASIL DAN PEMBAHASAN
2. Pengaruh suhu, T
Penelitian yang dilakukan meliputi pengaruh waktu, suhu dan perbandingan berat asam dengan senotim terhadap konversi (x) dan konstanta kecepatan overall.
Untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap nilai konstanta kecepatan reaksi, dijalankan dengan memvariasikan suhu, tetapi peubah lainnya tetap. Hasil percobaan dengan pengaruh suhu dapat dilihat pada Tabel 2 dibawah ini.
Hasil-hasil yang diperoleh tertera pada tabel di bawah ini. Tabel 1. Pengarult waktu, t
-~
'" V) 00 ..r:: ;j '" 0-"" t-""000'-' "'0 '":> ';;j Percobaan dengan pengaruh OM N waktuM ;j oV) dijalankan dcngan memvariasikan waktu percobaan, tctapi peubah lainya dibuat tetap. Tabel I menunjukkan hasil-hasil penelitian dengan pengaruh waktu pcrcobaan. C1) •.... C1) •....
Tabel
1.
OJ) .•...•
'@
2.
Pengaruh waktu dan suhu terhadap konversi Perbandingan berat asam sulfa! dan senotim = 3,68: /
-0-- -00-
M '0 V) '-'0tN N M t0\ V V) 0'0oo M V) 0o00\"" 0)-0'0 '0 000 V) U,-... 000 NO\ N"" V) N'--" tN '-'000\ 0U,-... 00 "''''''' '" s 0.. .D 0 ~ ~:::
i c<:1
:::.c::
:::.c::
""" """
"" ""
u,-... £JQ'
uQ'
Pengarult waktu terhadap konversi. Perbandingan berat asam sulfa! dan senolim = 3,68: /. Suhu. T = 2/0 °C = 483 oK
Konversi, x
-In (I-x)
I
0,6572
1,0706
2
0,7821
1,5237
3
0,8633
1,9899
4
0,9653
3,3610
5
0,9650
3,3352
Waktu, t Jam
Dari data yang ditampilkan dalam Tabel 1, dapat ditunjukkan bahwa makin larna waktu reaksi, konversi makin bertambah, hal ini disebabkan kesempatan zat-zat untuk melakukan reaksi rnakin besar(9). Dari percobaan dapat diketahui bahwa mulai jam ke 4, konversi sudah mulai stabil dan relatif sudah tidak berubah, sehingga dapat dikatakan waktu reaksi yang optimal adalah 4 jam. Lonjakan nilai konversi terjadi pada jam ke 4 yaitu dari sekitar 96,53% menjadi sekitar 96,50%, kemungkinan reaksi kimia yang terjadi tidak
Dalam jarak waktu yang sarna, ternyata konversi juga naik dengan naiknya suhu, karena kecepatan gerakan molekul-molekul yang bereaksi rnakin besar dan tumbukan makin ban yak. Dari Tabel 2 terlihat bahwa pada suhu 483 ° K dan 498 OK kenaikan konversi terjadi hanya sampai 4 jam, sesudah itu konversi relatif tetap. Hal
Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitlan Casar IImu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta, 8 Juli 2003
88
ISSN 0216 - 3128
ini disebabkan keadaan seimbang sudah tercapai. Pemakaian suhu 225°C (498 OK) pada penelitian ini sudah tidak efektif lagi karena konversi sudah maksimal. Pada suhu dibawahnya reaksi belum sempuma. Jadi kondisi suhu optimum adalah 210 0c.
Dill; B;yallforo, dkk
Dari Tabel 4 dapat diketahui bahwa pada jarak yang sama kenaikkan Q menyebabkan naiknya konversi. Hal ini disebabkan oleh makin banyaknya jumlah molekul asam sulfat bertumbukkan dengan molekul itrium (Y) dan fraksi tumbukkan yang efektif meningkat.
Tabel 3.
150
Pengaruh suhu terhadap nilai k Perbandingan berat asam sulfat dan senotim = 3,68 : I 448 498 463 423 483 I2,3687 03 - 0,6199 1.2943 kITo 2,0080 0,4782 ,6138 OK 2,2321 2,1598 ,2741 1,7481 2,3641 2,0704 0kIn 0,4881 ,1741 ,0936 5,52 3,68 4,60 7,36 Suhu, T 2,76 K
Tabel 5. Pengaruh Q
Q terhadap nila; k T
= 21() DC
-In0,6414 kk 0,6121 1,7084 1,9960 0,4908 0,4441 1,3029 1,0152 0,6167 0,3701 0,4881 InQ 1,5260 0,6138 0,4834 0,9940
Oari Tabel 5 di atas, dapat diperhatikan dari nilai k yang diperoleh kenikkan k sangat nyata dengan adanya kenaikkan Q. Jika diperhatikan pada Tabel 3 di atas, kenaikan o 0 sangat nyata . terhadap suhu 0sampai 021 ° C (483 K). Setelah dl atas suhu 210 C (483 K), sudah tidak stabil lagi dan cenderung turun sedikit. Oleh karena itu daP'bt dikatakan bahwa pemakaian suhu di atas 210C tidak efektif lagi karena konversi sudah maksimal. Selanjutnya bila - In k vs lIT digambarkan, maka dapat didekati dengan garis lurus, dengan pcrsamaan garis lurusnya : -In k
k
.3
5,774010
IT - 11.2361 atau
A e-E1Kr,besamya faktor frekuensi, A dan tenaga pengaktif, E didapatkan: A = 1,3189 10-5 dan
Berat asam sui fat diubah-ubah, sedangkan berat senotim dibuat tetap, Percobaan dilakukan pada peubah lainnya tetap, Hasil percobaan dapat disajikan pada Tabel 4 di bawah ini,
Tabel 4. Pengaruh \I'aktu
(f) dall Q terhadap nilai
konversi Suhu = 21 () °C = 483°C
I
°
4. Pellggabllllgall pellbalt
Pengaruh peubah yang terpisah dituliskan dalam bentuk : k = 75818,6815 e
-5774rr
diteliti
secara
jam -I (pengaruh suhu) (2)
k = 0,2708 Q'0.481O jam -I (pengaruh perbandi(3) ngan, Q) maka persamaan yang menyatakan pengaruh gabungan peubal~ diharapakan berbentuk :
E = 11472,8733 kcal/gmol
3. Pellgarult perballdillgam asam dall pasir, Q
Waktu,
k diperoleh
75818,6815 e-5774rr janfl
Oari persamaan k = 75818.6815 e,5"n jam'l, nilai k dan l' diketahui dan dengan persamaan k =
3,68 4.60 5,52 0,903\ 0,9650 0,9648 0,8292 0.8759 0,880\ 0,9\72 0,9661 0,9635 7,36 0,6825 0,733\ 0,7639 0,7640 0,7\50 0,7\54 0.7641 0,7635 0,7\59 0,7160 (Q4) 0,9653 0,9651 0,8762 0,8760 0.9655 0,970\ (Q3) (Q2) (Q5) (Q\) 2,76
Hubungan fungsional Q terhadap persamaan : -In k -0,481 In Q + 1,3063 k = 0,2708 Q-O,4810
(4) Oengan cara kuadrat tcrkccil terhadap data hasil percobaan maka tetapan C, C I, dan C2 dapat dicari dari persamaan (2) dan (3) di atas, menjadi : In
k = -5877 ,932/1' + 0,4896
In Q
+ 10,8421
k = 51128,6355 e'5877,932rr QO,4896 jam'l Oari persamaan di atas pcngaruh tcrbesar dari penelitian ini adalah suhu (1') baru kemudian perbandingan asam sui fat dan pasir senotim (Q).
Konvcrsi (x) pad a pcrbagai nilai Q
KESIMPULAN Oari hasil percobaan dijcsti pasir senotim dcngan asam suI fat dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : I. Kinetika rcaksi antara asam sui fat dcngan itrium (Y) dalam pasir scnotim mcngikuti rcaksi Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta, 8 Juli 2003
ISSN 0216 - 3128
Dwi Biyantoro, dkk
orde satu. Konversi (x) terhadap t mengikuti persarnaan: x = I - 0,7123eo.6401t. 2. Nilai k sebagai
konstanta
kecepatan
overall
terhadap suhu percobaan men~ikuti persarnaan Arrhenius: k = 75818,6815 e'5 wr jam'l dengan Faktor frekuensi (A) = 1,3189 10,5 dan Tenaga pengaktif(E) = 11472,8733 kcal/gmol 3. Hubungan fungsional Q terhadap k diperoleh persarnaan: k = 0,2708 Q,O.4810 jam'! 4. Gabungan pengaruh peubah yang diteliti terhadap nilai k memberikan persamaan: k = 51128,6355 e,5877.932ff Q0,4896 jam'\ 5. Konversi optimum (x) = 0,9653 diperoleh selarna 4 jam pada suhu, T = 210°C (483 OK) dan perbandingan asam sui fat dengan pasir senotim = 3,68 : 1.
UCAP AN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Sdri. Atok Suhartanto, Tri Rusmanto, dan Purwoto yang telah membantu melaksanakan penelitian ini.
89
8. LEVENSPIEL, 0., "Chemistry Reaction Engineering ", 2 ed., John Wiley & Sons, New York (1962). 9. PERRY, R. H. AND CHILTON, C. H., Chemical Engineers Hand Book", 5 ed., McGraw-Hill Kogakusha, Ltd., Tokyo (1973). 10.AGRA, LB., "Pokok-pokok Metodologi Penelitian", ha!. 36-39, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta (1986).
TANYAJAWAB Sigit Apa yang dimaksud dengan konstanta kecepatan over-all. Mohon dijelaskan perolehan konstanta tersebut dari reaksi yang terjadi ? Dwi Biyantoro Yang dimaksud dengan konstanta kecepatan over-all adalah k. k diperoleh dari persamaan reaksi .2 YP04 + 3 H:S04 -+ YJ(S04JJ + 2H3P04 - r.~= k, CACH= (k,CaJCA = CA oC,/it = k CA -+ - oCAICA = k ot pada t = 0 -+ CA = CAO t = t -+ CA = CA diintegralkan In (CAoIC") = kt In CA = In CAO- kt atau CA = CAOe'" Bila x adalah konversi. CA = CAo(l - x) - In ( 1 - x) = kt + 1atau
DAFT AR PUST AKA 1. EYRING, L., "Progress in the Science and Technology of the Rare Earth ", Vollume I., Pergamon Press, New York (1984). 2. MOORE, C. M., Rare Earth Element and Yttrium, Mineral Commodity Profiles, Bureau of Mines, United States Departement of the Interior, Washington (1979). 3. ZUCHRI, m., "Proposal Pengolahan bijih Monasit/Xenotim", PPBGN-BA TAN, Jakarta ( 1987). 4. BENEDICT, M., PIGFORD, T.H., AND LEVI, H.W., "Nuclear Chemical Engineering", 2nd Edition, McGraw-Hill Book Company, New York (1981). 5. ALADJEM, A., "Analytical Chemistry of Yttrium and Lanthanide Elements ", Ann Arbor-Humphrey Science Publishers, London ( 1970). 6. SMITH, J. M., "Chemical Kinetics ", 3 ed., McGraw-Hill Book Company, Tokyo (1981).
Engineering International
7. FROST, A. A AND PEARSON, R. G., "Kinetics and Mechanism ", John Wiley Sons, New York (1961).
( 1 - x) = e,la k adalail kOllstallta kecepatall overall. jam". Sunardjo Berapa kenaikkan efisiensi yang diperoleh cukup rendah yaitu sebesar 0,44 %. Apakah rnasih ada cara lain yang dapt menaikkan efisiensi sehingga mendekati 100% ? Dwi Biyantoro Kenaikkan ejisiensi dijesti meningkat sampai jam ke 4, setelah itu relatif stahil karena ejisiensil konversi sudah mahimal. Kemungkinan untuk mendekati ejisiensi = 100% memerlukan waktu lama sekali. Hal ini tidak dilakukan karena memerlukan biaya yang mahal sekali.
Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelltlan Casar IImu Pengetahuan dan Teknologl Nukllr P3TM·BATAN Yogyakarta, 8 Jull 2003