Jurnal Ilmiah Educational Management Volume 6 Nomor 1 Desember 2015
KINERJA TINGGI MENINGKATKAN PRILAKU EKONOMI DOSEN AGUS MULIAWAN* ABSTRACT This study aims to examine and analyze the effect of performance on behavioral economic lecturer. This study uses a quantitative approach to economics university faculty survey method palangkaraya. Data taken from 45 lecturers. Data analysis technigues using path analysis. The results showed that the performance of the direct positive effect on the economic behavior of lecturers. Keywords: The Performance , and Behavioral Economics Lecturers PENDAHULUAN 8 Sistem perekonomian Indonesia saat ini sebagian besar menggunakan barat disebut gagal menjamin keadilan distributive, pertumbuhan berkesinambungan, pembangunan berkelanjutan, pembangunan sumber daya manusia secara seimbang, harmonis sosial regional bagi umat manusia. Berdasarkan uraian diatas, maka upaya mewujudkan konsep pendidikan ekonomi yang membentuk perilaku ekonomi yang berdasarkan nilai-nilai etika masyarakat setempat menjadi penting untuk diteliti dan dikaji. konsep perilaku ekonomi, pendidikan ekonomi dan perkembangan ekonomi mempunyai keterkaitan yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Keterkaitan antara perilaku ekonomi yang ada dalam masyarakat merupakan hasil pendidikan ekonomi baik secara formal, informal maupun non formal. Hasil-hasil perkembangan ekonomi yang ada merupakan wujud nyata atau praktis dari keterpaduan antara konsep pendidikan ekonomi dan perilaku ekonomi
Dosen Universitas Mulawarman
Kualitas pendidikan perguruan tinggi yang dicapai selama ini terasa kurang memberikan bekal kepada lulusan untuk mampu berkompetisi. Sehubungan dengan itu, peningkatan kualitas lulusan perguruan tinggi kini telah menjadi suatu keharusan universal yang harus dilakukan oleh semua perguruan tinggi di Indonesia baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun oleh masyarakat. Kemampuan menyikapi tantangan dan kecenderungan pada zaman ini akan menentukan apakah suatu perguruan tinggi dapat tetap kompetitif atau kehilangan pasar. Keunggulan merupakan posisi relatif dari suatu organisasi terhadap organisasi lain, baik terhadap satu organisasi atau keseluruhan organisasi dalam suatu industri. Dalam perspektif pasar, posisi relatif tersebut berkaitan dengan nilai pelanggan (costumer value). Sedangkan dalam perspektif organisasi, posisi relatif tersebut umumnya berkaitan dengan Kinerja organisasi yang lebih baik atau lebih tinggi. Suatu organisasi satuan pendidikan memiliki keunggulan apabila dapat menciptakan dan menawarkan suatu “nilai” kepada pelanggan (superior costumer value) atau Kinerja yang lebih baik
© 2015 Manajemen Pendidikan, Program Pascasarjana UNJ
1067 1067
Jurnal Ilmiah Educational Management Volume 6 Nomor 1 Desember 2015
dibandingkan dengan yang lain. Hanya dengan memahami proses dan pelanggan maka organisasi dapat memahami dan menyadari makna kualitas. Dalam konteks ini, suatu institusi perguruan tinggi perlu memberikan nilai yang lebih kepada pelanggannya khususnya mahasiswa, agar mampu bersaing dengan pesaingnya tanpa meninggalkan esensi dari penyelenggaran pendidikan itu sendiri. Karena mahasiswa sebagai pengguna jasa perguruan tinggi, maka hanya merekalah yang dapat menentukan kualitasnya, dapat menyampaikan apa dan bagaimana kebutuhan mereka. Untuk itu, maka semua usaha peningkatan kualitas jasa layanan perguruan tinggi haruslah diarahkan untuk menciptakan kepuasan pelanggan. Dihadapkan pada tantangan perguruan tinggi untuk menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan tinggi, dosen perguruan tinggi harus berperilaku profesional dilihat dari dimensi pribadi, penguasaan keilmuan dan metodologi pengajaran, kemampuan riset dan pengabdian pada masyarakat, maupun kemampuan sosialnya. Hal ini karena tugas dosen sebagai profesi akademik memiliki jangkauan yang luas, dimana mereka tidak hanya memerankan fungsi sebagai subjek yang mentransfer pengetahuan, melainkan juga sebagai fasilitator, motivator, dan dinamisator dalam proses pembelajaran baik di dalam maupun di luar kampus. Kinerja Dosen merupakan salah satu komponen terpenting dalam sistem pendidikan di perguruan tinggi. Oleh karena itu pola dan dukungan bagi pengembangan pendidikan dan kemampuan dosen akan menjadi faktor penentu yang paling penting bagi dicapainya tujuan perguruan tinggi. Job performance is measured as the quantity and quality of tasks accomplished by an individual or group” (Schermerhorn, 2010: 308). Kinerja dapat diukur dari
kuantitas dan kualitas tugas yang di penuhi oleh individu atau kelompok. Dalam melaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh individu maupun kelompok diharapkan hasil kerja dapat terukur secara jelas, seberapa sering pekerjaan itu dilakukan, baik ataupun buruk dari suatu pekerjaan dihasilkan,dan sesuaikah dengan standar yang telah ditetapkan. Sedangkan Leslie W. Rue, dan Lloyd L. Byars, mengatakan bahwa, "job performance is the net of an employee's effort as modified by abilities and role (or task) perceptions. Thus, performance in a given situation canbeviewed as resulting from the interrelationship"(Leslie, 2008: 216). Kinerja adalah upaya karyawan yang terkait dengan kemampuan dan peran atau tugas yang di persepsikan. Dengan demikian, kinerja dalam situasi tertentu dapat dilihat sebagai akibat dari hubungan timbal balik antara usaha, kemampuan dan peran persepsi. Artinya bahwa dengan usaha akan dapat memotivasi individu untuk berhasil melakasanakan tugas. Sementara kemampuan adalah karakteristik individu yang digunakan untuk melaksankan tugas, serta peran persepsi (tugas) adalah mengacu pada arah dimana setiap individu percaya bahwa mereka harus menyalurkan upaya mereka terhadap pekerjaan yang dihadapi. Serlanjutnya Robbins memperkuat pendapat sebelumnya “ Job performance is an individual’s general attitude towards his or her job, his or her attitude is influenced by economic condition, mentally challenging reward supportive work, equiltable rewards supportive working condition, and supportive colleagues (1986: 104). Kinerja pegawai adalah unjuk kerja yang ditunjukkan oleh pegawai terhadap pekerjaannya, sikap terhadap pekerjaan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi, jenis pekerjaan yang menantang, imbalan yang
© 2015 Manajemen Pendidikan, Program Pascasarjana UNJ
1068 1068
Jurnal Ilmiah Educational Management Volume 6 Nomor 1 Desember 2015
memadai dan kondisi kolega yang saling mendukung. Disisi lain tentang kinerja oleh Colquitt, Lepine and Wesson “Job performance is formally defined as the value of the set employee behaviors that contribute, either positively or negatively, to organization goal accomplishment” (2009: 37). Dari pernyataan tersebut dapat dinyatakan bahwa keberhasilan seseorang dalam bekerja dapat dilihat dari hasil perilaku yang mengandung nilai kerja tertentu yang dapat memberikan masukan positif dan negatif bagi organisasi dimana seseorang bekerja. Hal ini menunjukan bahwa kinerja lebih menekankan pada aspek proses pembentukan nilai yang dapat mendorong terwujudnya tujuan organisasi. Kinerja memiliki tiga dimensi yaitu; (1) kinerja tugas (task performance), (2) perilaku kesukarelaan (citizenship behavior) sebagai kontribusi perilaku positif dan (3) perilaku produktif tandingan (counter productive behavior) sebagai kontribusi perilaku negatif. Kinerja tugas adalah serangkaian kewajiban eksplisit bahwa seorang karyawan harus memenuhi syarat untuk menerima kompensasi dan melanjutkan pekerjaan. Selanjutnya Gibson menyatakan bahwa ”Job performance is the outcome of job relate to the oeganization such as quality, efficiency, and other criteria of effectiveness” (2006: 372). Kinerja pegawai adalah unjuk kerja yang berhubungan dengan kualitas, efisiensi dan kriteria efektif lainnya. Dijelaskan bahwa kinerja seeorang dapat dilihat dari unjuk kerja yang dilakukan oleh seorang karyawan yang berkualitas menyelesaikan pekerjaannya dalam suatu organisasi sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai secara efisien dan efektif. Pendapat yang sama dinyatakan oleh Richard L. Daft bahwa Kinerja
mencerminkan efektifitas dan efisiensi kerja seseorang dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Kinerja pekerjaan adalah pengukuran tingkat perilaku individu atau kontribusi tindakan sesorang untuk mencapai tujuan organisasi. Pendapat yang sama tentang kinerja didefinisi oleh Ivancevich, Konopaske, dan Matteson kinerja adalah “Performance is a set of employee work-related behaviors designed to accomplish organizational goals”(2011:182). Kinerja adalah seperangkat perilaku hubungan kerja karyawan yang dirancang untuk mencapai tujuan organisasi. Perilaku merupakan hubungan kerja karyawan yang dihasilkan merupakan hasil rancangan dari suatu pekerjaan yang disepakati untuk dilaksanakan oleh segenap karyawan sebagai pedoman dalam bekerja sehingga dapat dengan mudah mengukur tingkat kemampuan seseorang dalam bekerja dan diharapkan dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Menurut konsep ini, kinerja dapat diidentifikasi dengan perilaku staf, sehingga ketika kinerja dilihat sebagai perilaku, maka menjadi suatu hal yang dapat diamati. Penekanan kinerja dalam konsep ini adalah tentang perilaku karyawan dalam menjalankan tugasnya yang dapat diukur dan diamati sesuai dengan standar yang telah ditentukan dan diharapkan berhasil dengan baik sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Byars dan Rue menambahkan bahwa “Job permormance or conduct that negatively affects an employees job performan, absenteeism,insubordination, and intelligence are examples of behaviors that can lead to discipline”(2008: 344). Kinerja yang buruk atau perilaku yang negatif mempengaruhi kinerja karyawan, absensi pembangkangan, dan kelalaian adalah contoh perilaku yang dapat menyebabkan rendahnya kinerja dan disiplin
© 2015 Manajemen Pendidikan, Program Pascasarjana UNJ
1069 1069
Jurnal Ilmiah Educational Management Volume 6 Nomor 1 Desember 2015
yang dilakukan oleh karyawan. Hasil kerja dari suatu kegiatan akan dinilai pada saat pekerjaan itu berakhir dalam kurun waktu yang telah ditentukan, apabila hasil pekerjaan itu sesuai dengan standar yang ditentukan maka kinerja akan dinilai baik. Selain itu, Steven juga berpendapat kinerja adalah “ Job performance are caused by the interaction among ability, motivation, and situational factors that may facilitate or inhibit performance”(2001:100). Interaksi antara kemampuan, motivasi, dan faktor situasional yang dapat memfasilitasi atau menghambat kinerja. kinerja ditentukan oleh faktor-faktor kemampuan, motivasi, dan situasional. Dalam hal ini kemampuan kerja adalah elemen kinerja yang sangat penting, yang merupakan kesempatan bagi dosen untuk memperlihatkan unjuk kerjanya dalam menjalankankan tugas dan fungsinya di perguruan tinggi. Perguruan tinggi tidak dapat menjalankan fungsinya bila tidak ada dosendosen yang memberikan pengajaran dan melakukan penelitian serta berbagai kegiatan ilmiah lainnya. Peran dosen berada dalam posisi yang paling strategic dalam perguruan tinggi. Oleh karena itu, dalam upaya peningkatan mutu pendidikan tinggi, peningkatan mutu dosen menjadi salah satu agenda utama. Upaya pembenahan kurikulum, perbaikan prasarana dan sarana, manajemen perguruan tinggi merupakan hal penting, namun tanpa adanya dosen yang bermutu dan sejahtera, semuanya itu menjadi kurang bermakna. Salah satu faktor penting yang mempengaruhi mutu pendidikan tinggi adalah dosen yang bermutu. Kampus Fakultas Ekonomi Universitas Palangka Raya adalah sebuah perguruan tinggi. Dengan visi terwujudnya Sumber Daya Manusia yang intelektual Profesional, sedangkan misinya adalah meningkatkan kualitas penggelolaan akademik, mengembangkan penelitian dan, me-
ningkatkan pengamalan agama dan pengabdian pada masyarakat serta meningkatkan dukungan administrasi untuk pelaksanaan tugas dan fungsinya. Dengan visi dan misi tersebut, pada hakekatnya merupakan suatu panduan di dalam menjalankan roda organisasi sehingga mencapai tujuan yang telah ditetapkan Hal ini sejalan dengan dengan pendapat Penelitian Sri Handayani , 2012 yang berjudul Faktor-faktor Internal yang mempengaruhi Kinerja Guru Ekonomi SeMalang Raya, dengan penelitian explanatory Didapatkan Budaya Organisasi yang terdiri dari status Sosial Ekonomi Guru Ekonomi berpengaruh signifikan terhadap Prilaku Ekonomi Guru Ekonomi dan Prilaku Ekonomi Guru berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Guru Ekonomi. Penelitian Januar Kustiaandi, 2012 yang berjudul Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Prilaku Ekonomi Siswa SMA Negeri Se Kota Malang, dengan penelitian explanatory Didapatkan Intensitas pembelajaran ekonomi disekolah berpengaruh terhadap prilaku ekonomi siswa dan Pengetahuan dasar ekonomi (economic literacy) berpengaruh terhadap prilaku ekonomi siswa SMA Negeri se kota Malang. Apakah Kinerja berpengaruh langsung positif terhadap Prilaku Ekonomi dosen? Berdasarkan beberapa konsep yang telah diuraikan tersebut maka diduga adanya pengaruh positif secara langsung Kinerja terhadap Prilaku Ekonomi dosen. METODE Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei. penelitian ini menggunakan sampel total yaitu seluruh populasi dijadikan sampel maka yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah berjumlah 45 orang dosen Fakultas Ekonomi Universitas Palangka Raya. Data yang dikumpulkan
© 2015 Manajemen Pendidikan, Program Pascasarjana UNJ
1070 1070
Jurnal Ilmiah Educational Management Volume 6 Nomor 1 Desember 2015
dalam penelitian ini melalui instruments berupa kuesioner yang disusun menggunakan skala Likert. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukan bahwa data Prilaku Ekonomi (Y) tergolong sedang dengan diperoleh hasil untuk nilai terendah adalah 78 dan nilai tertinggi adalah 145, nilai rata-rata adalah 112,86, nilai yang sering muncul (mudus) adalah 106, nilai tengah (median) adalah 114, Standar devisiasi adalah 15,00. distribusi frekuensi variabel Prilaku Ekonomi dosen (Y), Skor tertinggi variabel Prilaku Ekonomi Dosen (Y) berada pada interval 108 – 117 sebanyak 15 responden (33,33 %), dan skor terendah berada pada interval 88 – 97 sebanyak 2 responden ( 4,44%). Sementara itu data Kinerja (X) juga tergolong sedang dengan diperoleh hasil untuk nilai terendah adalah 52 dan nilai tertinggi adalah 107, nilai rata-rata adalah 79,57, nilai yang sering muncul (mudus) adalah 80, nilai tengah (median) adalah 80, standar devisiasi adalah 12,04. Distribusi frekuensi variabel Kinerja (X) diatas, Skor tertinggi variabel Kinerja (X) berada pada interval 76–83 sebanyak 17 responden (37,78 %), dan skor terendah berada pada interval 52–59 dan interval 92–99 yaitu sebanyak masing-masing 2 responden (4,44%). Hasil perhitungan statistik Lilliefors untuk uji normalitas skor galat Prilaku Ekonomi Dosen (y) atas Kinerja (X), didapat harga Lhitung atau Lo = 0,1193, yang dalam hal ini lebih kecil dari harga Ltabel (n=45), balk pada taraf signifikansi α 0,05 = 0,1321. Dengan demikian, dapat dikemukakan bahwa distribusi galat taksiran Prilaku Ekonomi Dosen (y) atas Kinerja (X) berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Demikian juga dengan hasil pengujian linieritas diperoleh bahwa nilai
Fhitung Tuna cocok = 1,109 lebih kecil Ftabel menunjukan garis persamaan regresinya adalah linier. Berdasarkan pada data diatas dapat dikatakan bahwa pengaruh kinerja terhadap prilaku ekonomi dosen adalah linier. Hasil perhitungan dan pengujian koefisien jalur dengan menggunakan SPSS untuk melihat pengaruh Kinerja (X) terhadap Prilaku Ekonomi Dosen Berdasarkan dari Koefisien jalur Prilaku ekonomi Dosen (Y) atas Kinerja (X) ( β yx3 ) sebesar 0,465, dengan t hitung = 3,772 dan Sig. 0,001. Sedangkan nilai ttabel untuk a = 0,05 dan df = (0,05;n-k = 45-1) sebesar 2,015, dan ttabel untuk α = 0,01 dan df = (n-k = 45-1) sebesar 2,692.. Karena nilai thitung > ttabel atau Sig. lebih kecil dari 0,05 dengan arah koefisien yang positif, maka dapat dikatakan bahwa Kinerja (X) berpengaruh langsung positif terhadap Prilaku ekonomi (Y). Penelitian ini menunjukan bahwa secara umum di Fakultas Ekonomi Universitas Palangka Raya terdapat pengaruh langsung Kinerja terhadap Prilaku ekonomi Dosen, Berdasarkan hal tersebut penelitian menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda dan bahkan mendukung teoriteori yang dikemukakan. Hasil penelitian yang menunjukan adanya pengaruh langsung positif Kinerja terhadap Prilaku ekonomi memberikan arti bahwa tinggi rendahnya Prilaku ekonomi dosen di Fakultas ekonomi universitas Palangka Raya ditentukan oleh kinerja yang diberikan oleh pemimpin lembaga tersebut sehingga karyawan mendapatkan hal yang positif dari pimpinan yang didasarkan pada tindakan dan perhatian pimpinan. Organisasi akan .berjalan dengan balk dan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkannya bila telah tertanam di dalam diri para karyawannya akan Kinerja. Hal ini sejalan dengan dengan pendapat Penelitian Sri Handayani , 2012
© 2015 Manajemen Pendidikan, Program Pascasarjana UNJ
1071 1071
Jurnal Ilmiah Educational Management Volume 6 Nomor 1 Desember 2015
yang berjudul Faktor-faktor Internal yang mempengaruhi Kinerja Guru Ekonomi SeMalang Raya, dengan penelitian explanatory Didapatkan Budaya Organisasi yang terdiri dari status Sosial Ekonomi Guru Ekonomi berpengaruh signifikan terhadap Prilaku Ekonomi Guru Ekonomi dan Prilaku Ekonomi Guru berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Guru Ekonomi. Penelitian Januar Kustiaandi , 2012 yang berjudul Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Prilaku Ekonomi Siswa SMA Negeri Se Kota Malang, dengan penelitian explanatory Didapatkan Intensitas pembelajaran ekonomi disekolah berpengaruh terhadap prilaku ekonomi siswa dan Pengetahuan dasar ekonomi ( economic literacy ) berpengaruh terhadap prilaku ekonomi siswa SMA Negeri se kota Malang. Dari temuan penelitian yang membuktikan bahwa Kinerja memberi pengaruh langsung positif terhadap Prilaku ekonomi dosen, menjadikan variabel Prilaku ekonomi menjadi terikat atau bergantung kepada Kinerja. Artinya, tinggi rendahnya Prilaku ekonomi ditentukan oleh Kinerja yang diberikan oleh pimpinan dalam sebuah organisasi. Secara langsung dan tidak langsung Kinerja berkaitan dengan Prilaku ekonomi individu, kelompok dan sebuah organisasi. Kinerja yang tinggi dalam sebuah organisasi dapat meningkatkan kreativitas dan pemikiran kritis, yang merupakan faktor-faktor penting untuk lingkungan kerja yang fleksibel dan adaptif..
pemikiran kritis tidak akan keluar sehingga akan berdampak kepada penurunan Prilaku ekonomi dosen dalam organisasi. Prilaku ekonomi dosen dapat ditingkatkan dengan memberikan Kinerja yang tinggi. Kinerja yang diberikan oleh pemimpin lembaga tersebut sehingga dosen mendapatkan hal yang positif dari pimpinan yang didasarkan pada tindakan dan perhatian pimpinan.
KESIMPULAN Kinerja berpengaruh langsung positif terhadap perilaku Prilaku ekonomi. Artinya Kinerja yang tinggi dalam sebuah organisasi akan meningkatkan kreativitas dan pemikiran kritis serta Prilaku ekonomi dosen. Begitu juga sebaliknya jika Kinerja dosen turun dalam sebuah organisasi, maka kreativitas mereka tidak akan terlihat ,
Fenwick Feng Jing and Gayle C.Avery. “ Missing Link In Understanding The Relationship Between Leadership And Organizational Performance,” Internaional Business and economic Research Journal, Vol.7, Number 5, May 2008.
DAFTAR PUSTAKA Arikanto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta, Bina Aksara 1989. Brahmasari, Ida Ayu, Siregar, Peniel, Pengaruh Budaya Organisasi, Kepemimpinan Situasional dan pola Komunikasi terhadap disiplin kerja dan kinerja karyawan pada PT. Central Proteinaprima Tbk, Jurnal Aplikasi Manajemen, JAM, Jurusan Manajemen Universitas Brawijaya, Volume 7 No. 1. 2009. Colquitt, Jeffery A.LePine, & Michael J.Wesson, Organizational Behavior. Improving Performance and Commitmen in the Workplace New York: McGraw Hill ,2009. Djaali dan Pudji Muljono. Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: Grasindo, 2008
© 2015 Manajemen Pendidikan, Program Pascasarjana UNJ
1072 1072
Jurnal Ilmiah Educational Management Volume 6 Nomor 1 Desember 2015
George, Jennifer M., Garreth R. Jones, Understanding and Managing: Organizational Behavior, Fourth Edition, Upper Saddle River, New Jersey: Pearsen Prentice Hall, 2005.
Karya Tulis Terpublikasi. Malang: Wineka Media, 2002. Maxwell, Jhon c., Mengembangkan kepemimpinan disekeliling anda. PT.Mitra Media, 2001
Goleman, Kecerdasan emosi untuk mencapai puncak prestasi, terjemahan Alex Tri Kartjono Widodo, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1999).
McShane, Steven L and Marry Ann Von Glinow, Organizational Behavior. Fourth Edition. New York :McGrawHill Companies, Inc. 2008
Greenberg, Jerald, Managing Behavior in Organization, 5th Edition. New Jersey pearson Eduction, Inc. 2010.
Meyer, Marshall W., Rethingking Performance Measurement, Betond the Balance Scorecard , New York, Cambridge University Press, 2002
Greiling, Dorothea, Trust and Performance Management in Non-profit Organization, The Inovation journal Publik Sector Innovation Journal, Volume 12 (3), 2007. Hale,
Judith A., Performance Based Manajemen : What Every Manager Should Do To Get Resulls, San Francisco: Jhon Wiley & Sons, Inc, 2004.
Ivancevich, Jhon M., Robert Konopaske, Michael T. Matteson, Organizations Behavior and Management, 8nd Edition, Singapore: McGrawHill/Irwin,2008 Kreitner, Robert dan Angelo Kinicki, Perilaku Organisasi: Organizational Behavior, Jilid I, terjemahan Erly Suandy, Jakarta: Salemba Empat, 2005. Luthan, Fred, Perilaku Organisasi edisi sepuluh terjemahan Vivin Andhika Yuwono Yogyakarta: Andi, 2006
Nelson, Debra L. and James Campell Quick, Organizational Behavior, Foundations, Realities & Challenges, 5 th Ed Ohio: Thomson SouthWestern,2006. Newstrom, John, W. and Keith Davis, Organizational Behavior: Human Behavior at Work, New York: McGraw Hill Irwin, 2002. Reina, Dennis S. & Reina, Michelle L., Trust & Betrayal in the Workplace, Membangun Hubungan yang efektif dalam dunia kerja, terjemahan Andry Kristiawan S. Jakarta, Penerbit Matahati, 2008. Ricard L.Daft, Leadership Experlence. Ohio; South Westerm, Thomson Corporation, 2005 Robbin, Stephen P., Perilaku Organisasi Jilid 2 terjemahan Tim Indeks Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia, 2003.
Mantja, W.. Manajemen Pendidikan dan Supervisi Pendidikan. Kumpulan © 2015 Manajemen Pendidikan, Program Pascasarjana UNJ
1073 1073
Jurnal Ilmiah Educational Management Volume 6 Nomor 1 Desember 2015
Schein, H., Edgar, Organizational Culture and Leadership, San Fransisco: Jossey-Basra Publisher, 2004. Sobirin, Ahmad, Budaya Organisasi, pengertian, makna dan aplikasinya dalam kehidupan organisasi.Yogyakarta, UPP STIM YKPN, 2009. Stephen M.R. Covey and Rabecca R.Merrill, The Speed Of Trust, Satu Hal Yang Mampu mengubah segalanya, terjemahan Drs. Arvin Saputra. Jakarta. Karisma Publishing Group, 2010. Susanto A.B. et al, Corporate Culture & Organization Culture. The Jakarta Consulting Group, 2008 Thoha, Miftah, Perilaku Organisasi, Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta, PT. RajaGrafindo Persada, 1983
© 2015 Manajemen Pendidikan, Program Pascasarjana UNJ
1074 1074