KEMANDIRIAN DAN MOTIVASI BERPRESTASI MADRASAH ALIYAH SUNAN PANDANARAN SLEMAN Arif Saeful Anwar 1 Berliana Henu Cahyani 2 Fakultas Psikologi Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta ABSTRACT This study is intended to find out the relationship between adolescent tonomy and achievement motivation. The subjects of study are students
r
Sunan
Pandanaran senior high school, Sleman, Yogyakarta. The amount r the students are 78 (seventy eight) students. In this study, researcher Fed correlation studies of Product-Momen Pearson. The researcher Fed purposive sampling to collect the data. Then, the researcher process ata used a scale of achievement motivation and authonimy. The scale of chievement motivation consists of 35 items and the scale of authonomy onsists of 41 items. The results of this study showed that there is a correlation coefficient in the amount for significance level, it is 0.645, and 0.000 (p <0.05). It means zat hyphotesis explained that the positive relationship between achievement iotivation and authonomy can be accepted The effectiveness of regression n the study is 41.6%, it means that 14.4% achievement motivation is etermined by authonomy and 57.4% is influenced by other factors. Such rs natural factors; birth order, gender, age, and environmental factors as ike; parent's education, culture, education and occupation. Key words: Autonomy, achievement motivation
1 2
Alumnus program studi S1 Psikologi Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Staf pengajar Fakultas Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
Jurnal SPIRITS, Vol.2, No.2, Mei 2012. 54-64
ISSN : 2087-7641
54
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kemandirian remaja dengan motivasi berprestasi. Subjek penelitian adalah 78 siswa Madrasah Aliyah Sunan Pandanaran Sleman. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian korelasi product-moment pearson. Data dikumpulkan menggunakan teknik purposive sampling. Pengambilan data menggunakan skala motivasi berprestasi dan skala kemandirian. Skala motivasi berprestasi terdiri dari 35 item dan skala kemandirian terdiri dari 41 item. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya koefisien korelasi sebesar 0,645 dan tingkat signkansi 0,000 (p<0, 05). Hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif antara motivasi berprestasi dengan kemandirian dapat diterima. Efektivitas regresi dalam penelitian sebesar 41,6%, artinya motivasi berprestasi sebesar 14,4% ditentukan oleh kemandirian dan 57,4% dipengaruhi oleh faktor faktor lain seperti faktor kodrati yaitu urutan kelahiran, jenis kelamin, umur, dan faktor lingkungan yaitu pola asuh orang tua, kebudayaan, pendidikan dan pekerjaan.
Kata kunci: kemandirian, motivasi berprestasi
Jurnal SPIRITS, Vol.2, No.2, Mei 2012. 54-64
ISSN : 2087-7641
55
Seiring makin cepatnya perkembangan di era globalisasi ini, maka sangat diperlukan orang-orang yang mempunyai pengetahuan dan ketrampilan yang memadai serta di tuntut memiliki karakteristik kepribadian yang tangguh dalam menghadapi tuntutan yang semakin tinggi. Karakteristik kepribadian yang dapat mendukung terciptanya sumber daya manusia yang handal dalam menghadapi tuntutan zaman ini antara lain adalah sikap mandiri yang tinggi untuk berprestasi. Permasalahan motivasi, khususnya motivasi berprestasi, merupakan masalah yang dianggap besar (Yunita dkk, 2002). Mc Clelland (dalam Setiawan, 1995) Mengemukakan bahwa motivasi yang paling penting dalam pendidikan adalah motivasi berprestasi. Individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi bila dihadapkan pada tugas-tugas yang kompleks cenderung melakukan dengan baik, tampak berhasil dan selalu penuh semangat dalam menyelesaikan tugasnya, serta siap memelajari bagaimana mengerj akan tugas-tugas dengan baik pada saat selanjutnya. Sebagai siswa, individu diharapkan mempunyai semangat hidup yang tinggi, ulet, optimistis, dan mempunyai dorongan meraih sukses atau dengan kata lain siswa diharapkan mempunyai motif berprestasi tinggi. Orang yang mempunyai motif berprestasi tinggi akan mendapat nilai yang baik, aktif di sekolah dan masyarakat, serta ulet dalam pekerjaan (Yunita, dkk, 2002). Hal ini disebabkan ada harapan yang sukses, keinginan untuk melakukan sesuatu dengan baik, tanggung jawab dan rasa percaya diri yang tinggi pada diri individu. Motivasi berprestasi yang tinggi harus dimiliki individu dalam meraih sukses di sekolah. Individu yang memunyai motivasi yang tinggi akan selalu optimis, mau berusaha dengan keras, percaya diri dan ingin meraih prestasi yang sebaikbaiknya, selalu memandang masa depan yang optimis dan selanjutnya diharapkan siswa dapat sukses menjalani kehidupan di sekolah dengan prestasi yang optimal. Individu yang pada dasarnya masih muda dan berusaha mencari jati dirinya, selain dihadapkan pada proses belajar di sekolah juga dihadapkan pada tugastugas peerkembangan masa remaja yang terkait dengan masalah penyesuian dengan teman sebaya, harga cita-cita dan masa depannya (Uyun, 1998).
Jurnal SPIRITS, Vol.2, No.2, Mei 2012. 54-64
ISSN : 2087-7641
56
Motivasi berprestasi merupakan syarat seorang siswa untuk belajar dan memeroleh prestasi yang tinggi. Sertain (dalam Purwanto, 2000) menyebutkan bahwa motivasi pada umumnya adalah suatu keadaan yang kompleks di dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku seorang siswa. Tujuan motivasi adalah sebagai penggerak atau pemacu bagi diri siswa untuk meningkatkan belajamya, sehingga tercapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Menurut Weiner (dalam Nur, 2001) siswa yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi menginginkan dan mengharapkan keberhasilan dan apabila mengalami kegagalan akan melipat gandakan upaya sampai benar-benar berhasil, sehingga sangat tidak mengherankan apabila siswa yang meiliki motivasi berprestasi tinggi akan cenderung berhasil dalam tugas-tugas sekolah. Atkinson (Eggen dan Kauhack, 1997) mendefinisikan motivasi berprestasi sebagai dorongan untuk unggul dalam tugas belajar dan kapasitas untuk mengalami kebanggaan dalam mencapi prestasi. Hal ini menunjukan bahwa seorang siswa yang memiliki motivasi untuk berprestasi maka memiliki keinginan untuk memperoleh pengetahuan yang sebanyak-banyaknya untuk mendorong pencapaian prestasinya. Paparan tersebut sejalan dengan realitas yang ada pada siswa Madrasah Aliyah Sunan Pandanaran. peneliti melihat tingginya motivasi siswauntukberprestasi. Hal tersebut ditujukkan keseriusan siswa dalam mengikuti pelajaran di sekolah dan tidak ada siswa yang berkeliaran di luar kelas pads jam pelajaran. Selain itu siswa Madrasah Aliyah selama ini juga dikenal juga sebagai sekolah yang memiliki prestasi yang membanggakan baik secara akademis maupun non akademis. Ketika diperoleh informasi dari pihak sekolah, dari salah satu guru yang mengajar di kelas XI ada beberapa siswa kelas XI yang tidak fokus ketika jam pelajaran dimulai. Realita tersebut sedang digali pihak sekolah untuk mengetahui faktor apa yang menyebabkan hal tersebut terjadi. Siswa di kelas, tidak konsentrasi terhadap mata pelajaran tertentu. Siswa sering mengobrol dengan temannya dari pada mendengarkan guru yang sedang menjelaskan pelajaran. Selain itu ada diantara siswa yang tidak mengerjakan tugas yang diberikan guru. Ketika ditanya, siswa merasa bosan berada didalam kelas karena materi pelajaran Jurnal SPIRITS, Vol.2, No.2, Mei 2012. 54-64
ISSN : 2087-7641
57
membosankan dan_.membuat mengantuk. Selain itu, siswa merasa bahwa materi pelajaran yang disampaikan oleh beberapa guru bukanlah materi yang dibutuhkan untuk mengikuti ujian masuk perguruan tinggi tetapi dianggap sebagai materi yang tidak penting. Sardiman (2000) menyatakan bahwa ciri seseorang yang memiliki motivasi yang tinggi adalah memiliki arah dan tujuan yang jelas untuk keberhasilan. Keberhasilan seseorang tentu sangat tergantung pada upaya dan kemampuan seseorang untuk mencapainya. Kematangan kepribadian yang dimiliki siswa dalam hal kemandirian tentu lebih baik bila dibandingkan dengan masa sebelumnya. Kemandirian dapat membantu mengaktifkan dan menumbuhkan inisiatif bagi seseorang untuk berpikir dan bertindak secara original kreatif sehingga dapat mencapai kemandirian, termasuk keberhasilan dalam berprestasi. Kemandirian merupakan salah satu ciri kualitas hidup manusia yang memiliki peran penting bagi kesuksesan hidup bangsa maupun individu. Menurut Masrun dick (1986), kemandirian secara sosial psikologis dianggap penting karena setiap orang berusaha menyesuaikan diri efektif dalam lingkunganya. Tanpa kemandirian usaha tersebut tidak mungkin dilaksanakan. Tanpa kemandirian orang
tidak
mungkin
memengaruhi
dan
menguasai
lingkungan,
tetapi
justruakanbanyak menerima pengaru dari lingkungan dan di kuasai oleh lingkungannya. Kemandirian mendorong orang untuk berkreasi dan berprestasi. Karena itu kemandirian dapat mengatakan seseorang menjadi makhluk yang produktif dan efesien serta membawa dirinya kearah kemajuan. Tuntutan kemandirian akan semakin besar ketika seseorang mulai memasuki usia remaja. Karena usia remaja merupakan masa dimana memersiapkan diri secara matang dalam menghadapi tahap perkembangan selanjutnya yaitu usia dewasa. Pada usia ini seseorang diharapkan telah memiliki sikap kemandirian yang penuh. Hurlock (1991) mengatakan bahwa keingginan untuk mandiri berkembang pads masa remaja dan mencapai puncaknya pads masa remaja akhir. Hal senada juga diungkapkan oleh Nuryoto (1993) bahwa kemandirian merupakan kemampuan psikologis yang seharusnya dimiliki secara sempuma oleh individu Jurnal SPIRITS, Vol.2, No.2, Mei 2012. 54-64
ISSN : 2087-7641
58
pads masa remaja akhir. Lukman (2000) mengemukakan bahwa tanpa bekal sikap kemandirian, setiap individu akan mengarungi kehidupan dengan ketidakpastian. Setiap ketidakpastian merupakan sebuah celah yang berpotensi menjadi jurang yang akan menelan mereka sendiri. Asrori (2007) menyatakan pentingnya kemandirian bagi remaja disebabkan adanya gejala-gejala negatif yang banyak berkembang di masyarakat, yaitu kompleksitas kehidupan yang semakin meningkat sehingga tata nilai yang sudah aman banyak digoncangkan oleh nilainilai yang baru yang belum tentu positif, ketergantungan disiplin pads kontrol luar bukan karena that sendiri yang ikhlas, sikap tidak perduli terhadap lingkungan hidup dan sikap hidup konformistik tanpa pemahaman kompromistik dan mengorbankan prinsip. Selama masa remaja, tuntutan kemandirian ini sangat besar dan jika tidak di respon secara tepat bisa saja menimbulkan dampak yang tidak menguntungkan bagi perkembangan psikologis dimasa mendatang. Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti ingin mengungkap hubungan antara kemandirian remaja dengan motivasi berprestasi pada siswa.
Metode Subjek penelitian ini adalah siswa Madrasah Aliyah Sunan Pandanaran yang berjumlah 78 siswa. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu subjek penelitian yang telah ditentukan peneliti. Data penelitian ini di peroleh dengan menggunakan skala psikologis. Skala yang digunakan terdiri dari 2 skala yang bertujuan untuk menungkap 2 variabel yang akan diukur yaitu, skala kemandirian dan skala motivasi berprestasi. Kedua skala tersebut diberikan pada subjek penelitian. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kemandirian dan Motivasi Berprestasi yang di berikan kepada siswa Madrasah Aliyah Sunan Pandanaran disusun berdasarkan item favourable dan Unfavourable.
Jurnal SPIRITS, Vol.2, No.2, Mei 2012. 54-64
ISSN : 2087-7641
59
Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode analisis statistik. Alasannya bahwa statistik merupakan cara ilmiah yang dipersiapkan untuk mengumpulkan, menyusun, menyajikan, dan menganalisa data penelitian yang berwujud angka. Selain itu statistik diharapkan dapat menyediakan
dasar
yang
dapat
dipertanggungjawabkan
untuk
menarik
kesimpulan yang benar dan mengambil keputusan yang baik. Sebelum dilakukan analisis untuk menguji hipotesis makaakan dilakukan uji asumsi yang mencakup uji normalitas dan uji lineritas. Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah product moment person yaitu untuk mengetahui sejauh mana hubungan atara dua variable tersebut dengan menggunakan SPSS 17 for windows.
Hasil Penelitian Berdasarkan hasil uji normalitas dengan menggunakan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test, diperoleh hasil sebaran skor variabel kemandirian dengan nilai K-S Z= 0,745 dan p=0,636 (p>0,05) berarti memiliki sebaran normal. Sebaran skor variabel motivasi berprestasi dengan nilai K-S Z = 0,674 dan p=0,754 (p>0,05) berarti memiliki sebaran normal. Hasil ini menunjukkan bahwa skor kedua variabel tersebut memunyai sebaran normal, karena p lebih besar dari 0,05 artinya tidak ada perbedaan antara sebaran skor sampel dan skor subjek atau dapat dikatakan pula bahwa subjek penelitian tergolong representatif atau dapat mewakili subjek yang ada. Hasil pengujian hubungan antara kemandirian dengan motivasi berprestasi menunjukkan nilai F linieritas (F) sebesar 53,015 dengan taraf signifikan (p) sebesar 0,005 (p<0,05) yang berarti ada hubungan yang linier atau membentuk garis lurus antara kedua variabel tersebut karena p lebih kecil dari 0,05 maka dapat dikatakan hubungan antara kemandirian dengan motivasi berprestasi adalah linier.
Jurnal SPIRITS, Vol.2, No.2, Mei 2012. 54-64
ISSN : 2087-7641
60
Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif untuk memberikan gambaran mengenai kecenderungan respon subjek penelitian (berupa mean atau rata-rata) terhadap variabel-variabel penelitianyaituvariabelkemandirian dan variabel motivasi berprestasi. Berdasarkan hasil analisis data statistik deskriptif dapat diketahui skor empirik dan skor hipotetik. Variabel kemandirian secara hipotetik adalah sebesar 41 dan skor tertinggi adalah 164, meannya yaitu 102,5 dan standar deviasinya adalah 20,5. Variabel motivasi berprestasi secara hipotetik adalah sebesar ;5 dan skor tertinggi adalah 140, meannya yaitu 87,5 dan standar deviasinya adalah 17,5. Analisis data untuk mengetahui hubunganantarakemandiriandengan motivasi berprestasi menggunakan korelasi product moment dari Pearson. Berdasarkan basil analisis diketahui bahwa besarnya koefisien korelasi antara kedua variabel adalah 0,645 dengan p=0,000 (p<0,05). Hasil yang didapat melalui proses komputasi menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang positif sangat signifikan antara kemandirian dengan motivasi berprestasi dengan tingkat kesalahan 1% (p<0,01), sehingga hipotesis diterima. Artinya semakin tinggi tingkat hubungan kemandirian, maka semakin tinggi tingkat motivasi berprestasi, sebaliknya semakin rendah tingkat kemandirian maka semakin rendah tingkat motivasi berprestasi. Berdasarkan
hasil
uji
normalitas
dengan
mengunakan
One-Sample
Kolmogorov-Smirnov Test, diperoleh basil sebaran skor variabel kemandirian dengan nilai K-S Z= 0,745 dan p=0,636 (p>0,05) berarti memiliki sebaran normal. Sebaran skor variabel motivasi berprestasi dengan nilai K-S Z =0,674 dan p=0,754 (p>0,05) berarti memiliki sebaran normal. Hasil ini nenunjukkan bahwa skor kedua variabel tersebut memunyai sebaran normal, karena p lebih besar dari 0,05 artinya tidak ada perbedaan antara sebaran skor sampel dan skor subjek atau dapat dikatakan pula bahwa subjek penelitian tergolong representatif atau dapat mewakili subjek yang ada.
Jurnal SPIRITS, Vol.2, No.2, Mei 2012. 54-64
ISSN : 2087-7641
61
Pembahasan Walaupun
dari
latar
belakang
masalah
ada
beberapa
siswa
tidak
berkonsentrasi terhadap mata pelajaran tertentu, dari hasil penelitian menunjukan bahwa siswa di Madrasah Aliyah Sunan Pandanaran memiliki kategorisasi variabel kemandirian yang tinggi (57%), dan tinggkat motivasi berprestasi yang tinggi (49%). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat motivasi berprestasi dipengaruhi oleh kemandirian, semakin tinggi tingkat kemandirian maka semakin tinggi tingkat motivasi berprestasi pada siswa Madrasah Aliyah Sunan Pandanaran.
Jurnal SPIRITS, Vol.2, No.2, Mei 2012. 54-64
ISSN : 2087-7641
62
Simpulan Motivasi berprestasi memberi sumbangan 41,6% terhadap Pandanaran memiliki kategorisasi variabel kemandirian pada siswa. Nilai tersebut menunjukkan bahwa tingkat konsistensi variabel motivasi berprestasi dapat diprediksi oleh variable kemandirian. Sisanya 57,4 % ditentukan oleh faktorfaktor lain. Seperti faktor kodrati yaitu urutan kelahiran, jenis kelamin, umur, dan factor lingkungan yaitu pola asuh orang tua, kebudayaan, pendidikan dan pekerjaan. Berdasarkan hasil penelitian, untuk meningkatkan motivasi berprestasi siswa dapat ditempuh dengan cara meningkatkan kemandirian dalam kegiatan akademis, baik di sekolah maupun diluar sekolah. Untuk pihak sekolah termasuk guru diharapkan membantu siswa menemukan keahlian untuk mengatur proses belajarnya sendiri dan mendorong siswa menggunakan keahliannya secara efektif dalam proses belajar di sekolah maupun diluar sekolah dengan cara meningkatkan kemandirian siswa. Untuk peneliti selanjutnya, apabila tertarik mengenai motivasi berprestasi diharapkan peneliti lain memilih motivasi dengan variabel lainya misalnya tipe-tipe kepribadian, dan faktor Intelegensi.
Jurnal SPIRITS, Vol.2, No.2, Mei 2012. 54-64
ISSN : 2087-7641
63
Daftar Pustaka Asrori, M. (2007). Psikologi Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima Eggen & Kauhack. (1997). Educational Psychology. New Jersey: Prentice Hall, Inc. Hurlock. E.B. (1991). Psikologi Perkembangan. Penerjemah: Istiwidiyanti dan Soedjarwo. Jakarta: Erlangga. Lukman, M. (2000). Kemandirian Anak Asuh di Panti Asuhan Yatim Islam ditinjau dan Konsep Diri dan Kompentensi Interpersonal. Psikologika. Nomor 10 Tabun 2000. Yogyakarta. RAMADANIA. Masrun, dkk (1986). Studi Mengenal Kemandirian Pada Penduduk di Tiga Suku Bangsa. Laporan Penelitian. Yoyakarta: Kantor Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup. Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada Nur, M. (2001). Pemotivasi Siswa Untuk Belajar. Surabaya: Pusat Studi Matematika dan WA Universitas Negeri Surabaya. Nuryoto. (1993). Kemandirian Ditinjau Dan Tahap Perkembangan, Jenis Kelamin Dan Peran Jenis. Jumal Psikologi: No 2, 45-58 Setiawan, J.L. (1995). Tak Termotivasi di sekolah Jurnal Anima. Vol x. No 38.67-75 Sardirman A.M (2000). Itereaksi dan motivasi belajar Mengajar. Jakarta: CV. Rajawali. Uyun, Q. (1998). Religiusitas dan Motif berprestasi Mahasiswa Psikologika. Fakultas Psikologi UUI, Vol 2 No 6. Yunita, R. D. (2002). Kemandirian dan Motivasi Berprestasi Pada Anak Penderita Asma. Jurnal Psikologi Vol6 No 1.
Jurnal SPIRITS, Vol.2, No.2, Mei 2012. 54-64
ISSN : 2087-7641
64