KEMAMPUAN INTELEGENSI DAN KELULUSAN SELEKSI PENERIMAAN PEGAWAI (Studi Kasus Penerimaan Karyawan PT. Bank BPD Istimewa Aceh Tingkat Sarjana Tahun 2006) Nurdasila Darsono Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Abstract
The aim of this study is to analyze the role of intelligence in term of grade point average (GPA) on the passing of the selection of employee of the P.T. Bank BPD Istimewa Aceh. The applicant data are used in this study with 415 applicant, however only 154 are used in this study. The logistic function is used because this method is appropriate in this study because there is a non linear relationship between the GPA and probability of pass, whereas OLS is not applicable in this study because there is a violation of classical linear regression assumptions. The result shows that GPA has important role on the pass of the selection process. However, this conclusion is applicable for this case only because the data are not representing the whole graduates. Further research is needed to analyze the role GPA on the passing process especially for whole graduates in Nanggroe Aceh Darussalam.
Keywords: grade point average, career, education, university.
Ada beberapa motivasi orang untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, di antaranya untuk meningkatkan status sosial dan memperoleh pekerjaan yang lebih baik. Hal ini terjadi karena secara tidak resmi terdapat perbedaan status sosial masyarakat yang disebabkan oleh sumberdaya yang dimiliki oleh seseorang seperti uang, rumah, pendidikan, kesehatan dan keturunan. Faktor-faktor ini biasanya disebut sebagai faktor ketimpangan sosial. Ketimpangan sosial ini merefleksikan status seseorang yang dapat dilihat dari faktor keturunan, kapabilitas, kemampuan dan usaha individu dalam hidupnya. Stratifikasi sosial ini menjadi faktor yang turut menentukan keputusan seseorang untuk melanjutkan pendidikan ke strata yang lebih tinggi. Stratifikasi sosial ini mengelompokkan masyarakat sesuai dengan tingkat pendapatan, pekerjaan, kekuasaan, keahlian tertentu, taraf hidup, lokasi tempat
1
tinggal, umur, jenis kelamin, dan suku. Melalui pendidikan orang berharap untuk meningkatkan pendapatan, memperoleh pekerjaan yang lebih baik, mendapatkan posisi jabatan yang baik sehingga status sosialnya mengalami peningkatan. Dengan kata lain, pendidikan merupakan salah satu sarana terpenting untuk meningkatkan status sosial seseorang.
Menurut Katsillis dan Armer (1994)
peningkatan status adalah perubahan dari satu kelas atau status ke kelas atau status lainnya. Penekanannya pada perubahan antar-generasi yang terjadi dari status sosial orang tua yang lebih rendah ke status sosial anaknya yang lebih tinggi. Pendidikan orang tua si anak yang relatif rendah berakibat pada status sosial yang lebih rendah, sedangkan status sosial anak mengalami peningkatan sebagai akibat dari peningkatan tingkat pendidikan yang dicapai oleh anak tersebut. Posisi status sosial ini menjadi lebih penting lagi dalam dunia teknologi modern ini. Hal ini didukung oleh pendapat Appelbaum dan Chambliss (1997) yang menyatakan bahwa karakteristik utama dari masyarakat modern di era teknologi adalah alokasi posisi sosial ditentukan oleh tingkat pendidikan. Untuk mendapatkan posisi yang lebih tinggi dibutuhkan berbagai persyaratan tertentu, salah satunya adalah tingkat pendidikan. Status sosial dan pendidikan ini mempunyai pengaruh terhadap motivasi seseorang untuk melanjutkan pendidikan. Untuk itu, Brophy (1998) menyatakan bahwa ada empat teori yang berkaitan dengan motivasi seseorang untuk melanjutkan pendidikan. Teori motivasi tersebut adalah teori penguatan sikap, teori kebutuhan, teori tujuan, dan teori motivasi intrinsik. Salah satu model motivasi yang paling terkenal adalah teori kebutuhan yang dikemukakan oleh Abraham Maslow (1962). Maslow mengusulkan tingkatan kebutuhan manusia yang terdiri dari lima tingkatan: (1) kebutuhan psikologis, (2) kebutuhan keamanan, (3) kebutuhan kasih sayang, (4) kebutuhan terhadap penghargaan, dan (5) kebutuhan akan aktualisasi diri. Dalam hal ini kebutuhan terhadap pendidikan yang lebih tinggi merupakan kebutuhan terhadap penghargaan dan kebutuhan aktualisasi diri. Melalui pendidikan yang lebih tinggi seseorang berharap memperoleh penghargaan yang lebih baik dalam bentuk status sosial yang lebih tinggi sekaligus memenuhi kebutuhan terhadap aktualisasi diri. Hal ini dapat dimaklumi karena setelah seseorang mencapai status yang lebih tinggi maka ia akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan tertingginya yaitu kebutuhan akan aktualisasi diri. Selanjutnya, Dweck (1986) menyatakan bahwa tujuan utama mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan adalah untuk meningkatkan kemampuan pengetahuan mereka dan kompetensi serta untuk meningkatkan kemampuan lainnya. Pada waktu-waktu tertentu, mahasiswa harus mengikuti ujian untuk membuktikan berapa banyak dan berapa efisien mereka mempelajari bahan ajar yang telah
2
diberikan.
Akibatnya akan menimbulkan pertentangan antara tujuan motivasi dan memaksa
mahasiswa untuk menentukan fokus pendidikan yang harus dicapai yaitu tujuan pembelajaran dan tujuan penampilan saja. Mahasiswa yang lebih mementingkan pembelajaran cenderung mampu untuk menghadapi berbagai persoalan yang dihadapi sedangkan kelompok yang kedua cenderung untuk menghindari masalah. Livengood (1992) berusaha untuk menentukan hubungan antara orientasi tujuan (penampilan dan pelajaran) dan kepuasan serta partisipasi dalam proses pembelajaran. Hasil studinya menunjukkan bahwa mahasiswa yang kurang percaya diri dan intelegensi mempunyai tendensi signifikan untuk memilih orientasi pada penampilan.
Mereka cenderung untuk memanipulasi kemampuan dan
penampilan mereka agar mendapatkan pencapaian, meskipun mereka menghadapi risiko untuk tidak mempelajari apapun. Sementara itu, mahasiswa yang percaya diri dalam kemampuan mereka lebih memilih orientasi pelajaran. Mereka berpartisipasi untuk meningkatkan kemampuan mereka. Jenis mahasiswa ini dinyatakan sebagai mahasiswa yang berorientasi pada pelajaran serta memilih pengajar yang berorientasi pada pelajaran, meskipun mereka akan menghadapi risiko memperoleh nilai yang rendah. Kenyataannya mereka lebih puas dan lebih bebas untuk berkembang dan mengembangkan kemampuan mereka. Bekal ilmu yang memadai akan memotivasi mahasiswa untuk meningkatkan keterampilan tambahan. Dengan keterampilan tambahan tersebut akan sangat bermanfaat bagi mahasiswa terutama dalam memenuhi persyaratan pasar kerja yang semakin kompetitif dengan persyaratan yang semakin banyak. Selanjutnya, Cote dan Levine (1997) menyatakan bahwa ada lima kategori mahasiswa dalam menempuh pendidikan yaitu kategori karier-matrealistis, kategori pengembangan kemampuan intelektual personal, kategori kemanusiaan, kategori harapan, dan kategori kegagalan. Hasil analasis data yang dilakukan oleh Cote dan Levine (1997) memperlihatkan bahwa faktor yang paling kuat dalam menentukan motivasi mahasiswa untuk masuk universitas adalah meningkatkan kemampuan investasi sumberdaya manusia yang lebih baik. Motivasi kedua adalah karier-materialistis, masuk universitas untuk mendapatkan uang, status, karier dan kesuksesan. Menurut Stage dan Williams (1990) terdapat hubungan antara motivasi dan komitmen mahasiswa selama masa belajar.
Stage dan Williams mendesain penelitian untuk mengetahui
hubungan antara berbagai motivasi dan komitmen mahasiswa terhadap lembaga pendidikan. Hasil penelitian mereka memperlihatkan bahwa mahasiswa yang masuk universitas hanya untuk
3
mendapatkan ijazah kurang berkomitmen, sementara itu, mahasiswa yang masuk universitas karena alasan kognetif lebih mempunyai komitmen terhadap lembaga. Mahasiswa yang memiliki motivasi untuk mendapatkan ijazah mempunyai kecenderungan untuk memilih pengajar yang dianggap mudah meskipun kadang kala ilmu yang mereka peroleh dari dosen tersebut relatif sedikit. Sementara kelompok kedua lebih memilih dosen yang memberikan ilmu pengetahuan yang lebih baik dengan harapan setelah menyelesaikan kuliah mereka memiliki kemampuan intelegensi yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok pertama. Selanjutnya, Notodihardjo (1985) melakukan kajian tentang motivasi mahasiswa masuk universitas di Indonesia menggunakan sampel sebanyak 998 mahasiswa. Dia menemukan bahwa faktor yang paling menarik mahasiswa untuk memasuki universitas adalah untuk mendapatkan kualifikasi profesional tertentu. Alasan kedua adalah untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Studi tentang pendidikan dan karier masih terbatas dilakukan di Indonesia, Smith dan Carpenter (1974) melakukan studi tentang pendidikan dan aspirasi karier di Indonesia. Smith dan Carpenter menggunakan sampel sebanyak 554 mahasiswa yang dipilih dari tiga universitas di Indonesia mewakili Sumatera (Universitas Andalas), Jawa (Universitas Diponegoro) dan Sulawesi (Universitas Hasanuddin). Hasil studi mereka menunjukkan bahwa pendidikan memainkan peranan yang sangat penting di Indonesia untuk mengangkat tingkat pekerjaan keluarga selama lebih dari dua generasi. Mobilisasi status sosial terlihat dari perubahan status dari petani menjadi pegawai negeri, berpindah dari sektor swasta ke sektor pemerintah, dan dari pekerjaan tanpa gaji ke pekerjaan dengan sistem penggajian tetap. Sementara itu, Prasetyo (2005) melakukan penelitian tentang pendidikan dan karier di beberapa universitas swasta dan negeri di Semarang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh variabel karakteristik mahasiswa yang berhubungan dengan pendidikan dan karier memperlihatkan efek signifikan dan derajat hubungan untuk universitas negeri lebih tinggi dibandingkan dengan universitas swasta.
Hasil studi tersebut juga menunjukkan bahwa status sosio-ekonomi orang tua juga
mempunyai peran yang signifikan dalam pendidikan dan karier mahasiswa.
4
Metode Penelitian
Populasi dan Sample Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data primer dari hasil ujian penerimaan pegawai PT. Bank BPD Istimewa Aceh tingkat sarjana tahun 2006. Jumlah peserta yang mendaftar sebanyak 415 orang, jumlah ini adalah peserta yang memenuhi persyaratan administrasi. Jumlah yang mengikuti ujian penerimaan sebanyak 154 orang. Materi ujian yang diuji dalam penerimaan pegawai ini terdiri dari: test potensi akademik, test kemampuan profesi, psikotest, wawancara akademik dan wawancara psikolog. Wawancara akademik dilakukan oleh dua orang sehingga nilai wawancara ini merupakan rata-rata dari tiga wawancara yaitu wawancara akademik dan wawancara psikolog. Selain itu, jumlah nilai potensi akademik dan nilai potensi profesi merupakan satu nilai tersendiri yang merupakan nilai rata-rata kedua nilai tersebut. Indeks Prestasi Akademik Sarjana (IPKS1) digunakan sebagai variabel bebas dari model yang digunakan. Sedangkan variabel tak bebasnya adalah variabel dikotomi, dengan ketentuan, peserta yang lulus diwakili dengan nilai 1 dan yang gagal diwakili nilai 0. Karena variabel tak bebas dalam penelitian ini merupakan variabel dikotomi maka estimasi tidak bisa dilakukan dengan menggunakan metode kuadrat terkecil (Ordinary Least Squares –OLS) karena tidak memenuhi syarat-syarat asumsi regresi linear klasik. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah peserta yang telah mengikuti semua tahapan ujian yang telah dilaksanakan. Dari 415 peserta yang memenuhi persyaratan akademik, 183 peserta dinyatakan lulus test potensi akademik.
Selanjutnya, peserta yang berhak mengikuti wawancara
sebanyak 154 peserta. Jumlah peserta yang dijadikan sampel menurut jurusan dan ketentuan kelulusan ditampilkan di Tabel 1. Tabel 1. Peserta yang Lulus Menurut Jurusan
Jurusan
Lulus
Gagal
Jumlah
Akuntansi Manajemen Ekonomi Pembangunan
14,29 14,29 4,55
2,60 6,49 3,90
16,88 20,78 8,44
5
Bhs.Inggris Komputer Hukum Perdata Psikologi Sosial Ekonomi Pertanian Sipil Syariah Mu’amalat
2,60 5,19 10,39 0,65 8,44 4,55 6,49
2,60 0 2,60 0 4,55 2,60 3,25
Jumlah
115
39
5,19 5,19 12,99 0,65 12,99 13,64 9,74 154
Sumber: Lembaga Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala, 2006. Tabel 1 memperlihatkan bahwa persentase kelulusan terbanyak adalah pada jurusan akuntansi dan manajemen dengan persentase sebesar 14,29 persen. Hasil ini menunjukkan bahwa kemampuan lulusan akuntansi dan manajemen lebih baik dibandingkan dengan jurusan lainnya, khususnya dalam mengikuti seleksi ini sehingga berhasil lulus. Posisi kedua terbesar adalah jurusan hukum perdata (10,39 persen) diikuti oleh sosial ekonomi pertanian (8,44 persen) dan yang terendah adalah psikologi (0,65 persen). Namun, jumlah peserta yang berasal dari psikologi ini memang satu orang. Bila ditinjau dari persentase kegagalan maka jurusan manajemen menempati urutan pertama (6,49 persen), diikuti oleh sosial ekonomi pertanian (4,55 persen) dan ekonomi pembangunan (3,90) persen. Berdasarkan jurusan peserta yang mengikuti seleksi penerimaan pegawai ini dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan latar belakang pendidikan yang sangat signifikan. Hal ini didukung oleh data statistik peserta yang mengikuti seleksi ini. Rata-rata Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sarjana dari peserta sebesar 3,23 dengan standar deviasi sebesar 0,23 atau variansnya sebesar 0,0529. Sementara itu, rata-rata nilai Indek Prestasi Test (IPT) peserta ini sebesar 2,29 dengan standar deviasi sebesar 1,03 atau variansnya sebesar 1,0609. Berdasarkan data statistik ini maka dapat dinyatakan bahwa varians IPT lebih besar dari varians IPK. Perbedaan yang cukup besar ini menggambarkan perbedaan latar belakang yang cukup besar dari peserta seleksi. Hal ini ditunjukkan oleh latar belakang peserta yang mengikuti seleksi ini, dimulai dari tahap awal yaitu seleksi administrasi, sebagaimana ditampilkan pada Lampiran 1.
6
Analisis Data Sebagaimana telah dijelaskan pada bagian terdahulu, variabel tak bebas dalam penelitian ini adalah variabel dikotomi.
Oleh karena itu, estimasi terhadap kelulusan peserta yang mengikuti seleksi
dilakukan dengan menggunakan model logistik (logic model).
Model ini dipilih karena
kemampuannya untuk menganalisis persamaan yang menggunakan variabel tak bebas yang bersifat dikotomi. Model tersebut dinyatakan sebagai berikut:
Pi E (Y 1 | X i )
1 1 e
( 0 1IPKS1)
(1)
di mana Pi adalah probabilitas dan Yi = 1, X1, X2, ...., Xn adalah variabel dengan koefisiennya adalah 0 dan 2. Sedangkan IPKS1 adalah Indeks Prestasi Kumulatif S1 peserta yang mengikuti seleksi. Untuk penyederhanaan persamaan (1) maka persamaan tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut:
Pi
1 1 e Zi
(2)
di mana Zi = 0 + 1IPKS1. Persamaan (2) merepresentasikan (kumulatif) fungsi distribusi logistik yang diketahui bentuk distribusinya (Gujarati, 1995). Persebaran Zi adalah dari - hingga +, dengan persebaran Pi adalah antara 0 dan 1 di mana Pi berhubungan secara tidak linear dengan Zi (yaitu Xi). Karena hubungannya tidak linear maka metode kuadrat terkecil (OLS) tidak dapat digunakan untuk mengestimasi persamaan tersebut karena tidak memenuhi asumsi regresi linear klasik pada OLS. Jika Pi, probabilitas kemungkinan seseorang peserta seleksi lulus, maka (1 – Pi), adalah probabilitas seorang peserta seleksi dinyatakan tidak lulus. Dengan demikian maka persamaannya menjadi:
7
1 Pi
1 1 e Zi
(3)
Dengan demikian,
Pi 1 e Zi e Zi Zi 1 Pi 1 e
(4)
Jika persamaan (4) ditransformasikan ke dalam bentuk logaritma maka menghasilkan persamaan:
P Li ln i Z i 1 Pi P Li ln i 1 Pi
0 1 IPKS1
(5)
Dengan menambahkan error term pada persamaan (5) maka menghasilkan persamaan:
P Li ln i 1 Pi
0 1 IPKS1
(8)
8
Hasil Estimasi dan Pembahasan Estimasi fungsi logistik dilakukan dengan menggunakan Indeks Prestasi Akademik Sarjana (IPKS1) sebagai variabel bebas dan nilai dikotomi digunakan sebagai variabel tak bebas. Estimasi dilakukan dengan menggunakan program Shazam versi 9. Setelah persamaan estimasi diperoleh maka dilakukan perhitungan probabilitas dari setiap nilai IPKS1 untuk menentukan probabilitas lulus dari peserta yang mengikuti seleksi penerimaan pegawai PT. Bank BPD Istimewa Aceh. Hasil estimasi persamaan kelulusan dan IPKS1 disajikan di Tabel 2. Tabel 2. Hasil Estimasi Fungsi Logistik
Variabel
Koefisien
Standar Eror
t hitung
elastisitas
IPKS1
-0,46814
0,80527
-0,58134
-0,38183
Konstanta
2,59510
2,61520
0,99230
0,65582
Log-likelihodd Function = -86,976
Likelihood ratio test = 0,337096 dan df=1
Estrella R2 = 0,00219
Maddala R2 = 0,003227
Cragg-Uhler R2 = 0,003227
McFadden R2 = 0,00193
Chow R2 = 0,00226 Percentage of Right Predictions = 0,7468 Naive Model of Percentage of Right Predictions = 0,7468
9
Tabel 2 memperlihatkan bahwa hasil estimasi persamaan logistik dalam penelitian ini sangat baik, ditandai oleh persentase ketepatan prediksi sebesar 74,68 persen yang lebih tinggi dari 60 persen. Oleh karena itu, model ini dapat digunakan untuk menganalisis peran intelegensi para lulusan sarjana yang mengikuti seleksi penerimaan karyawan PT. Bank BPD Istimewa Aceh terhadap kelulusan. Kelulusan ini dapat diketahui dengan menggunakan distribusi komulatif pada model yang diestimasi. Probabilitas ini dapat dihitung dengan memasukkan nilai-nilai tertentu yang ada pada persamaan estimasi model logistik yang digunakan dalam penelitian ini. Sesuai dengan model yang digunakan dalam penelitian ini, probabilitas dikelompokkan menjadi dua kelompok. Kelompok pertama adalah kelompok yang tidak lulus yang ditandai dengan probabilitas yang lebih kecil dari 0,5. Kelompok kedua adalah peserta seleksi yang lulus dengan probabilitas yang lebih besar dari 0,5. Peserta yang mengikuti seleksi penerimaan ini memiliki nilai IPK terendah sebesar 2,75 dan yang tertinggi 3,84. Berdasarkan nilai IPK ini maka dihitunglah probabilitas peserta seleksi dinyatakan lulus atau gagal. Hasil perhitungan probabilitas terhadap model yang diestimasi diperoleh hasil sebagaimana ditampilkan di Tabel 3. Sesuai dengan hasil yang ditampilkan di Tabel 3, dapat dinyatakan bahwa intelegensi lulusan sarjana sangat berperan dalam menentukan kelulusan. Hal ini ditandai oleh probabilitas yang lebih besar dari 0,5. Probabilitas kumulatif dari peserta yang mengikuti seleksi dimulai dari 0,66584 hingga 0,68654, sebagaimana ditampilkan di Tabel 3.
Berdasarkan pada hasil perhitungan ini dapat
disimpulkan bahwa tingkat intelegensi sarjana sangat berperan terhadap penentuan kelulusan. Tabel 3. Hasil Perhitungan Probabilitas Kumulatif Kelulusan Peserta Seleksi Penerimaan Karyawan
Probabilitas
Probabilitas
Probabilitas
0.66584
0.67478
0.67969
0.68338
0.66606
0.67498
0.67988
0.68374
10
Probabilitas
0.66695
0.67518
0.68007
0.68410
0.66870
0.67559
0.68025
0.68428
0.66978
0.67579
0.68044
0.68463
0.67084
0.67619
0.68063
0.68498
0.67105
0.67639
0.68082
0.68516
0.67127
0.67658
0.68100
0.68550
0.67169
0.67678
0.68119
0.68568
0.67190
0.67698
0.68138
0.68585
0.67211
0.67718
0.68156
0.68637
0.67231
0.67757
0.68174
0.68654
0.67252
0.67776
0.68193
0.67273
0.67796
0.68211
0.67314
0.67815
0.68230
0.67335
0.67835
0.68248
0.67376
0.67854
0.68266
0.67397
0.67892
0.68284
0.67417
0.67911
0.68302
0.67437
0.67950
0.68320
Sumber: Hasil perhitungan dari model estimasi, 2007.
Kesimpulan ini hanya dapat dilakukan pada kasus seleksi penerimaan pegawai PT. Bank BPD Istimewa Aceh. Inferensi kesimpulan terhadap seluruh lulusan belum dapat dilakukan mengingat sampel dari penelitian ini belum dapat mewakili seluruh lulusan perguruan tinggi. Meskipun demikian, hasil kajian ini dapat memberikan gambaran betapa pentingnya mutu lulusan agar lulusan dapat memenuhi persyaratan seleksi dan lulus serta diterima di pasar kerja. Jumlah probabilitas yang ditampilkan di Tabel 3 hanya sebanyak 72 karena ada sebagian
11
probabilitias yang diperoleh dari perhitungan adalah sama sehingga diambil hanya satu probabilitas saja.
Sedangkan probabilitas yang lainnya merupakan probabilitas tunggal.
Probabilitas yang
ditampilkan di Tabel 3 merupakan probabilitas komulatif dari sesuai dengan nilai IPKS1 dari masingmasing peserta.
Penutup Pendidikan merupakan salah satu modal yang sangat penting dalam menentukan status sosial seseorang melalui pekerjaan yang diperoleh dan penghasilan dari pekerjaan tersebut. Mengingat pentingnya pendidikan ini maka sebagian orang berusaha untuk melanjutkan pendidikan. Peningkatan pendidikan merupakan faktor yang sangat penting tetapi belum cukup lagi untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Untuk itu diperlukan kemampuan intelegensi dari lulusan. Peningkatan intelegensi ini sangat penting karena hasil studi ini memperlihatkan bahwa intelegensi mempunyai peranan yang sangat besar dalam menentukan kelulusan seseorang untuk mendapatkan pekerjaan. Dalam penelitian ini, digunakan data peserta yang mengikuti seleksi penerimaan pegawai PT. Bank BPD Istimewa Aceh tingkat sarjana. Kesimpulan ini hanya dapat dibuat khusus untuk peserta yang mengikuti seleksi penerimaan pegawai PT. Bank BPD Istimewa Aceh dan belum dapat digunakan untuk memberikan kesimpulan terhadap seluruh lulusan karena sampel dalam penelitian ini belum mewakili seluruh lulusan perguruan tinggi.
12
Referensi Applebaum, R.P., W.J. Chambliss. 1997. Sociology: A Brief Introduction. New York: Addison Wesley Longman, Inc. Brophy, J. 1998. Student Motivation: The Teacher’s Perspective. New York: McGraw-Hill. Cote, J.E., C. Levine. 1997. Student motivation, learning environment, and human capital acquisition: toward and integrated paradigm of student development.
Journal of College Student
Development, 73. Dweck, C.S. 1986. Motivation process affecting learning. American Psychologist, 41. Gujarati, D.N. 1995. Basic Econometrics. Third Edition. International Edition. Singapore: McGrawHill, Inc. Katsillis, J., D. Armer. 1994. Education and Mobility. In Husen, T., T.N. Postletwaite (eds.): The International Encyclopedia of Education. Second Edition. Oxford, U.K.: Pergamon Press. Livengood, J.M. 1992. Students’ motivational goals and beliefs about effort and ability as they relate to college academic success. Research in Higher Education, 33. Maslow, A. 1962. Toward a Psychology of Being. New Jersey: Princeton, Van Nostrand. Notodihardjo, H. 1985. Higher education and high level manpower in Indonesia: A study on the linkage between universities and industries in Java. Regional Institute of Higher Education and Development, Singapore. Prasetyo, J.R. 2005.
A Study of Educational and Career Aspiration of Semarang Freshmen
Universities, Indonesia. Unpublished Dissertation, University of Pittsburgh.
13
Stage, F.K., P.D. Williams. 1990. Student’s motivation and changes in motivation during the first year of college. Journal of College Student Development, 31. Smith, T.M., P.G. Carpenter. 1974. Indonesia university students and their career aspiration. Asian Survey, XIV (4). White, K. 2003. Shazam Professional Edition. Version 9. Canada: British Columbia University.
14
Lampiran 1. Peserta Seleksi Penerimaan Karyawan PT.Bank BPD Istimewa Aceh Tingkat Sarjana Tahun 2006 Menurut Jurusan dan Perguruan Tinggi
No
Perguruan Tinggi/
Jumlah
Persen
Universitas Gunadarma, Jakarta
5
1,23
a. Manajemen
1
0,25
b. Komputer
4
0,99
Universitas Pancasila, Jakarta
1
0,25
a. Akuntansi
1
0,25
UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta
1
0,25
a. Syariah Muamalah
1
0,25
Yayasan Pendidikan Harapan, Jakarta
1
0,25
a. Komputer
1
0,25
Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
2
0,49
a. Hukum Perdata
1
0,25
b. Psikologi
1
0,25
STIE Ahmad Dahlan Yogyakarta
1
0,25
a. Manajemen
1
0,25
Universitas Veteran Yogyakarta
1
0,25
a. Ekonomi Pembangunan
1
0,25
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
1
0,25
a. Manajemen
1
0,25
UPN Yogyakarta
1
0,25
a. Manajemen
1
0,25
Jurusan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
15
10.
11.
12.
13.
14.
UII Yogyakarta
3
0,74
a. Akuntansi
2
0,49
b. Sipil
1
0,25
Univesitas Diponegoro, Semarang
1
0,25
a. Manajemen
1
0,25
Universitas Cakrawala, Malang
1
0,25
a. Akuntansi
1
0,25
Universitas Merdeka, Malang
1
0,25
a. Manajemen
1
0,25
STMIK Bandung
1
0,25
a. Komputer
1
0,25
UISU, Medan
10
2.47
a. Manajemen
2
0,49
b. Hukum Perdata
5
1,23
c. Bahasa Inggris
2
0,49
d. Sosial Ekonomi Pertanian
1
0,25
6
1,48
a. Manajemen
2
0,49
b. Hukum Perdata
1
0,25
c. Bahasa Inggris
1
0,25
d. Akuntansi
2
0,49
Universitas Medan Area, Medan
1
0,25
a. Manajemen
1
0,25
Universitas Negeri Medan
1
0,25
a. Bahasa Inggris
1
0,25
Lampiran 1 (lanjutan) 15.
16.
17.
18.
UMSU, Medan
16
19.
20.
21.
22.
23.
Universitas Sumatera Utara, Medan
4
0,99
a. Hukum Perdata
2
0,49
b. Manajemen
2
0,49
IAIN Sumatera Utara, Medan
1
0,25
a. Syariah Muamalah
1
0,25
STTH Medan
1
0,25
a. Komputer
1
0,25
Universitas Iskandar Muda Aceh
3
0,74
a. Teknik Sipil
3
0,74
STTIT
1
0,25
a. Teknik Sipil
1
0,25
3
0,74
a. Manajemen
2
0,49
b. Hukum Perdata
1
0,25
4
0,99
a. Manajemen
1
0,25
b. Akuntansi
1
0,25
c. Bahasa Inggris
2
0,49
STIE Indonesia, Aceh
24
5,93
a. Manajemen
24
5,93
Universitas Abulyatama, Aceh
3
0,74
a. Manajemen
2
0,49
b. Sosial Ekonomi Pertanian
1
0,25
Universitas Malikussaleh, Aceh
3
0,74
a. Manajemen
3
0,74
24. Universitas Muhammadiyah Aceh
25. Universitas Serambi Mekah Aceh
26.
27.
28.
17
Lampiran 1 (Lanjutan) 29.
30.
31.
32.
STIES Sabang, Aceh
3
0,74
a. Akuntansi
2
0,49
b. Manajemen
1
0,25
IAIN Ar-Raniry, Aceh
44
10,86
a. Bahasa Inggris
8
1,98
b. Syariah Muamalah
36
8,89
STMIK Abulyatama, Aceh
2
0,49
a. Komputer
2
0,49
Universitas Syiah Kuala, Aceh
270
66,67
a. Manajemen
76
18,77
b. Akuntansi
78
19,26
c. Ekonomi Pembangunan
26
6,42
d. Sosial Ekonomi Pertanian
48
11,85
e. Hukum Perdata
24
5,93
f. Bahasa Inggris
4
0,99
g. Teknik Sipil
14
3,46
________________________________________________________________________ Jumlah
405
100
Sumber: Lembaga Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala, 2006.
18