perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KELINCI SEBAGAI TEMA DALAM MENCIPTAKAN KARYA SENI GRAFIS
PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR
Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Seni jurusan Seni Rupa Murni Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret
Disusun Oleh : FITRI HANDAYANI C0606010
JURUSAN SENI RUPA MURNI FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 commit to user
i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN
Nama : Fitri Handayani NIM : C0606010
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tugas Akhir berjudul “Kelinci sebagai Tema dalam Menciptakan Karya Grafis” adalah betul-betul karya sendiri, bukan plagiat, dan tidak dibuatkan oleh orang lain. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam Tugas Akhir ini diberi tanda citasi (kutipan) dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan Tugas Akhir dan gelar yang diperoleh dari Tugas Akhir tersebut.
Surakarta, 7 Juni 2011 Yang membuat pernyataan,
Fitri Handayani
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Karya Tugas Akhir ini Kupersembahkan untuk Ayahanda dan Ibundaku tercinta atas setiap doa yang dilafazkan dalam setiap hembusan nafasnya untukku, Saudaraku Sunarno tersayang, Kekasihku Zrenoize, dan semua orang yang telah mendoakan serta mendukungku.
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
“Setiap masalah ataupun ujian yang harus kita lalui, pasti ada hikmah besar dibalik itu semua”
(Penulis)
“Seseorang yang berakal adalah ia yang sabar menempuh segala kesulitan, bahkan tidak pernah mundur di dalam mencapai cita-citanya”
(Syeikh Mustafa Al Ghalayami)
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb Segala puji dan syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkah, sehat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Berbagai kendala dan hambatan terkadang menghinggapi penulis dalam proses penyelesaian Tugas Akhir ini. Namun berkat bantuan serta dukungan dari berbagai pihak akhirnya dapat teratasi juga kendala dan hambatan tersebut dan terselesaikan juga proyek Tugas Akhir yang penulis beri judul ”Kelinci sebagai Tema dalam Menciptakan Karya Grafis”. Pengantar Karya yang telah disusun ini diharapkan dapat membuka wawasan baru terutama bagi penulis dan semua pihak yang terkait. Penulisan Pengantar Karya ini disusun atas masukan, saran, serta bantuan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1. Bapak Drs. Riyadi Santosa, M.Ed, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret. 2. Bapak Drs. Arfial Arsad Hakim, M.Sn, selaku Ketua Jurusan Seni Rupa Murni. 3. Bapak Drs. Rusmadi selaku pembimbing I Tugas Akhir ini yang telah banyak memberikan pengetahuan, ide, gagasan, pengalaman dan pengarahan tentang seni grafis bagi penulis.
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Bapak Sigit Purnomo Adi, S.Sn, M.Sn, selaku pembimbing II atas segala kebaikan, kesabaran, pengetahuan, pengalaman dan pengarahan tentang seni grafis yang diberikan selama proses pengerjaan Tugas Akhir Ini. 5. Bapak Drs. Agus Nur Setyawan, M. Hum, selaku koordinator Tugas Akhir yang selalu memberikan masukan dan bimbingan dalam proses penyusunan Pengantar Karya Tugas Akhir ini. 6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Seni Rupa Murni Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan ilmunya, sehingga dapat menjadi bekal dikemudian hari. 7. Segenap staf dan karyawan UPT Perpustakaan Pusat UNS, Perpustakaan Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS, perpustakaan Daerah Kota Sukoharjo. 8. Kedua Orang tuaku tercinta, Ayahanda Tugiman dan Ibunda Temu yang telah menjadi semangat dalam hidupku dan selalu mendo’akanku. 9. Kakakku Sunarno, mbak Hesti, dek Una dan Leonel tersayang, yang telah mendampingi serta selalu mendukung penulis dalam menyelesaikan Karya Tugas Akhir ini. 10. My Soul “Zrenoize” yang selalu mewarnai dan mengisi hari-hariku, terima kasih untuk doa, perhatian, kesabaran, cinta serta dukungannya. 11. Sahabat-sahabat terbaikku Tyas Tyus, Arum Ardi, Aga Jati, Velissa Monmon, Lia Andra, Mas Black, Santi, Uut, Ari dan Wulan yang dengan segala kemurahannya bersedia selalu membantu dan mendukungku. 12. Seluruh teman-teman di Program Studi Seni Rupa Murni angkatan 2006, Tyas, Arum, Indah, Prima, Danar, Cerly, Yudi, Wahyu, Angga, Ervan, dan Harya terima kasih atas masukannya. commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13. Kakak tingkat serta adik tingkat di Program Studi Seni Rupa Murni, yang telah berbagi ilmu dengan penulis. 14. Tim kebanggaanku “Pangeran Biru Maung Bandung“ Untuk semangat dan motivasinya di dalam hidupku selama ini. 15. Semua pihak yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa apa yang telah penulis buat ini masih ada kekurangan. Tetapi niat baik menjadi dasar untuk selalu semangat dalam menyelesaikan tugas akhir ini, Alhamdulillah. Semoga tugas akhir ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Wassalamualaikum Wr. Wb.
Surakarta,
Juni 2011
Penulis
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
..........................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN.................................................................
iii
HALAMAN PERNYATAAN.................................................................
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................
v
HALAMAN MOTTO………..................................................................
vi
KATA PENGANTAR .............................................................................
vii
DAFTAR ISI…….....................................................................................
x
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………… xiv ABSTRAK ................................................................................................ xvi BAB I. PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Masalah ...................................................
1
B.
Batasan Masalah ...............................................................
2
C.
Rumusan Masalah ............................................................
3
D.
Tujuan Penulisan ..............................................................
3
E.
Manfaat Penulisan ............................................................
3
BAB II. KAJIAN PUSTAKA A.
Pengertian Kelinci ............................................................
B.
Jenis-jenis Kelinci .............................................................. 5 1. Kelinci Angoracommit ........................................................... to user
x
4
5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Kelinci American Chinchilla ......................................
6
3. Kelinci Dutch…………………...................................
7
4. Kelinci English Spot....................................................
8
5. Kelinci Himalayan…………………………...............
9
6. Kelinci Lop…………………………………………..
10
7. Kelinci Polish………………………………………..
11
8. Kelinci Nederland Dward…………………………...
12
9. Kelinci New Zealand White………………………....
13
10. Kelinci Californian…………………………………..
14
11. Kelinci Carolina……………………………………...
15
12. Kelinci Champagne d’ Argent………………………
16
13. Kelinci Flemish Giant……………………………….
17
C.
Habitat Kelinci .................................................................
18
D.
Perkembangbiakan Kelinci……………………………...
18
E.
Pengertian Seni Grafis…………………………………...
20
1. Ragam Teknik Seni Grafis…………………………..
20
a. Cetak Tinggi (Relief Print)……...……………….
21
b. Cetak Dalam (Intaglio Print)…………………….
22
c. Cetak Datar (Planographic Print)………...……..
23
d. Cetak Saring (Silk Screen Printing)...…….…….
24
e. Cetak Digital (Digital Printing)…………………
25
2. Komponen Seni……………………………………..
26
a. Subject matter atau tema………………………..
26
b. Bentuk………………………………………….. commit to user
27
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Isi atau arti………………………………………
F.
28
3. Unsur – Unsur dalam Karya Seni……………..……..
28
a. Garis…………………………………………
29
b. Bidang……………………………………….
30
c. Value………………………………………...
30
d. Warna………………………………………..
31
e. Tekstur...……………………………………..
32
Perubahan Wujud dalam Karya Seni………………..…...
33
1. Stilasi…………………………………………….…..
33
2. Distorsi……………………………………………....
33
BAB III. KELINCI SEBAGAI TEMA DALAM MENCIPTAKAN KARYA SENI GRAFIS A. Implementasi Teoritis ..........................................................
35
B. Implementasi Visual ............................................................
38
1. Medium dan Teknik …………………………………..
38
2. Konsep Bentuk ..............................................................
39
3. Proses Pembuatan Karya................................................
40
4. Penyajian .......................................................................
42
5. Deskripsi Karya………………………………………..
43
a. Bermain Bola………………………………………
43
b. Menatap Tajam ……………………………………
45
c. Bermain Hulahop…………………………………..
47
d. Lembut………….…………………………………. commit to user
49
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
e. Mendengarkan……………………….......................
51
f. Berkumpul....…………………….............................
53
g. Eksperimen…………………………........................ 55 h. Panik……………………………………………….
57
i. Kegembiraan……………………………………….
59
j. Waspada……………………………........................
61
BAB IV. PENUTUP A. Kesimpulan ...........................................................................
63
B. Saran .....................................................................................
63
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kelinci Angora………………………………………..……..
5
Gambar 2. Kelinci American Chinchilla………………………………..
6
Gambar 3. Kelinci Dutch………………………………………….…….
7
Gambar 4. Kelinci English Spot……………………………………..…
8
Gambar 5. Kelinci Himalayan……………………………….………….
9
Gambar 6. Kelinci Lop……………………………………………….…
10
Gambar 7. Kelinci Polish………………………………………………..
11
Gambar 8. Kelinci Nederland Dward…………………………………...
12
Gambar 9. Kelinci New Zealand White…………………………………
13
Gambar 10. Kelinci Californian…………………………………………
14
Gambar 11. Kelinci Carolina……………………………………………
15
Gambar 12. Kelinci Champagne d’ Argent……………………………..
16
Gambar 13. Kelinci Flemish Giant……………………………………...
17
Gambar 14. Contoh Karya Cetak Tinggi………………………………..
21
Gambar 15. Contoh Karya Cetak Dalam………………………………..
22
Gambar 16. Contoh Karya Cetak Datar………………………………....
23
Gambar 17. Contoh Karya Cetak Saring………………………………..
24
Gambar 18. Contoh Karya Digital Printing……………………………..
25
Gambar 19. Bermain Bola………………………………………………
43
Gambar 20.Menatap Tajam...………………………………………….... commit to user
45
xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 21. Bermain Hulahop………………..…………………………
47
Gambar 22. Lembut………...…………………………………………...
49
Gambar 23. Mendengarkan……………………………………………...
51
Gambar 24.Berkumpul…………………………………………………..
53
Gambar 25. Eksperimen…………………………………………………
55
Gambar 26. Panik……………………………………………………..…
57
Gambar 27. Kegembiraan………………………………………………..
59
Gambar 28. Waspada……………………………………………………
61
Gambar 29. Kelinci I (2008)……………………………………
Lampiran
Gambar 30. Kelinci II (2008)…………………………………..
Lampiran
Gambar 31. Kelinci IV (2008)………………………………….
Lampiran
Gambar 32. Kelinci III (2009)………………………………….
Lampiran
Gambar 33. Kelinci II (2009)…………………………………..
Lampiran
Gambar 34. Kelinci III (2009)………………………………….
Lampiran
Gambar 35. Kelinci V (2009)…………………………………...
Lampiran
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Fitri Handayani. C0606010. 2011.Kelinci Sebagai Tema Dalam Menciptakan Karya Seni Grafis. Pengantar Karya Tugas Akhir : Jurusan Seni Rupa Murni, Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret. Permasalahan yang dibahas dalam Tugas Akhir ini, yaitu (1) Bagaimana gerak keseharian kelinci yang menarik? (2) Bagaimana merumuskan gerak keseharian kelinci kedalam konsep karya seni grafis? (3) Bagaimana bentuk visualisasi gerak keseharian kelinci sebagai tema karya seni grafis? Tujuan Tugas Akhir ini adalah (1) Mendeskripsikan gerak keseharian kelinci yang menarik. (2) Merumuskan gerak keseharian kelinci sebagai konsep karya seni grafis. (3) Memvisualisasikan gerak keseharian kelinci sebagai karya seni grafis. Metode yang digunakan dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah Implementasi Teoritik dan Implementasi Visual. Implementasi Teoritik mencakup tinjauan karya secara teoritik dan konseptual penulis. Implementasi Visual mencakup, konsep bentuk, medium, dan teknik. Dari analisis ini dapat disimpulkan bahwa kelinci adalah binatang yang banyak memiliki gerakan lucu dan menarik dalam kesehariannya. Banyak berbagai jenis gerakan dari kelinci yang memiliki banyak arti dan gerakan tersebut juga menjadi salah satu alat berkomunikasi kelinci dengan sesamanya. Dalam pembuatan karya seni grafis ini, teknik yang penulis gunakan adalah cetak digital dengan menggunakan perangkat lunak dari Adobe Photoshop. Obyek yang ditampilkan berdasarkan pengembangan imajinasi penulis melalui proses distorsi dan stilasi, sehingga dapat memunculkan bentuk kelinci yang berkarakter sesuai keinginan penulis. Penggarapan background menggambarkan suasana tempat obyek kelinci di tempat kesehariannya. Dengan penguasaan teknik dan unsur - unsur rupa yang dimiliki, tercipta karya yang harmoni, menarik, dan dapat dinikmati.
commit to user
xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dari banyaknya fauna yang ada, kelinci merupakan salah satu binatang yang begitu menarik dan lucu untuk dijadikan tema dalam karya Tugas Akhir, yang sebelumnya telah diangkat dan dipilih pada tugas karya Studio Grafis IV. Pengambilan tema kelinci ini diteruskan kembali pada karya tugas akhir disebabkan penulis merasa tema kelinci ini menarik dan memiliki kesan tersendiri. Selain dipelihara, kelinci juga dimanfaatkan untuk diambil dagingnya dan bulunya. Bahkan ada yang sengaja memelihara untuk diambil kotorannya guna dijadikan pupuk kandang. Menurut Gusti Merdeka Putra dan NS Budiana dalam buku yang berjudul Kelinci Hias mengungkapkan bahwa dalam klasifikasi biologi, kelinci termasuk ke dalam ordo Logomorpha dan tergolong hewan purba. Fosil yang ditemukan membuktikan bahwa kelinci berasal dari jaman Oesen. Ordo ini dibedakan atas dua famili yaitu Ochotpnidae (bermacam-macam pika, sejenis hewan kecil yang memiliki kepandaian bersiul) dan Leporidae (terdiri dari kelinci yang memiliki kepandaian bersiul). Sampai saat ini belum ada data yang akurat mengenai kapan pertama kali kelinci liar dijinakkan atau di domestifikasi. Kelinci telah dijinakkan beberapa abad yang lalu di kawasan Afrika. Kemudian diternakkan oleh penduduk kawasan Mediterania sekitar 1.000 tahun yang lalu. Setelah diternakkan di kawasan commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
Mediterania, kemudian kelinci menyebar ke Eropa, terutama Perancis, Belanda, Belgia, Jerman, Polandia, Rusia, dan Inggris. Bersama migrasi bangsa Eropa di berbagai pelosok dunia, ternak kelinci menyebar ke Amerika, Australia, dan Asia. Dari catatan sejarah, kelinci pertama kali dibawa ke tanah Jawa oleh orangorang dari Belanda pada tahun 1835. Semua sifat, tingkah laku, gerak tubuh dan karakter dari kelinci memiliki keunikan dan daya tarik yang berbeda dari jenis binatang-binatang lainnya. Wajah lucu serta struktur tubuh kecil dan mungil menjadikannya salah satu hewan cantik. Segala keunikan yang dimiliki membuat binatang ini menjadi salah satu hewan peliharaan yang banyak diminati orang. Penulis tertarik untuk menjadikan kelinci sebagai tema dalam menciptakan karya seni grafis, hal ini dikarenakan kelinci memiliki daya tarik yang begitu kuat dengan segala keunikan dari gerak kesehariannya. Beberapa keunikan yang dimiliki kelinci, antara lain bulu putih saljunya yang menyenangkan saat dibelai, dan juga pada cara mereka mengerat wortel dengan gigi-gigi depannya yang selalu tumbuh.
B. Batasan Masalah
Penulis membatasi masalah pada gerak keseharian kelinci, sebagai tema dalam menciptakan karya seni grafis.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
C. Rumusan Masalah 1. Bagaimana gerak keseharian kelinci yang menarik? 2. Bagaimana merumuskan gerak keseharian kelinci ke dalam konsep karya seni grafis? 3. Bagaimana bentuk visualisasi gerak keseharian kelinci sebagai tema karya seni grafis?
D. Tujuan Penulisan 1. Mendeskripsikan gerak keseharian kelinci yang menarik. 2. Merumuskan gerak keseharian kelinci sebagai konsep karya seni grafis. 3. Memvisualisasikan gerak keseharian kelinci sebagai karya seni grafis.
E. Manfaat Penulisan 1. Menjadi landasan konsep karya sebagai suatu proses kreatif dalam karya seni grafis yang penulis ciptakan. 2. Memberikan pengantar kepada pembaca untuk dapat memahami secara jelas mengenai tingkah laku dan gerak yang berkaitan dengan tema kelinci. 3. Dapat memberikan sumbangan data kepustakaan khususnya dalam bidang seni grafis.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Kelinci Kelinci dan kerabatnya, terwelu dan pika, termasuk kedalam mamalia yang disebut lagomorf. Mereka memiliki tiga set gigi depan (gigi seri) yang terus tumbuh. Dua pasang gigi seri, yang bersusun depan-belakang, terletak diatas mulut; sepasang lagi terletak dirahang bawah. Ke-83 spesies dalam kelompok pemakan tumbuhan ini ditemukan diberbagai habitat, mulai gurun sampai puncak pegunungan bersalju. Kelinci adalah hewan asli Amerika Utara dan Selatan, Afrika, Eropa, serta Asia (Sarah Larter, 2008 : 305). Ketika seekor kelinci mencium datangnya bahaya, ia akan menepuk tanah dengan kaki belakangnya untuk memperingatkan teman-temannya, lalu cepat-cepat lari untuk bersembunyi di dalam sarangnya. Sarang ini sangat luar biasa, panjangnya bisa mencapai tiga meter di bawah tanah. Anak-anak kelinci lahir di dalam tanah, diatas kasur lembut yang terbuat dari bulu-bulu induknya. Kelinci lahir tanpa bulu dan sang induk hanya menjenguknya selama beberapa menit sehari. Kelinci begitu cepat berkembangbiak sehingga dapat membentuk koloni yang sangat besar. Di pagi hari saat matahari terbit atau sore hari ketika matahari terbenam, kelinci pergi ke padang rumput untuk makan dan menjilati air yang menempel pada tanaman. Dalam jumlah besar, kelinci dapat merusak hasil panen dan menghambat regenerasi hutan karena kelinci memakan tunas-tunas pohon. Penciuman kelinci sangat kuat, jika commit to user 4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
menggerakkan hidung, berarti kelinci sedang mencium bau sesuatu. Ada banyak kelinci liar, manusia memelihara beberapa spesies untuk diambil daging dan bulunya, kelinci juga dipelihara sebagai teman manusia. Sejak abad XIX, kelinci dipergunakan sebagai bahan percobaan dilaboratorium (Genevieve De Becker, 2008 : 60).
B. Jenis-Jenis Kelinci 1. Kelinci Angora
Gambar 2.1 Kelinci angora merupakan salah satu kelinci penghsail fur terbanyak diantara kelinci jenis yang lain. (http://www.google.co.id/kelinciangora.jpg) Kamis, 21 April 2011, 12.34 WIB
Asal usul kelinci ras Angora kurang jelas. Konon, berasal dari kelinci liar yang berkembang secara mutasi dengan spesifik berbulu panjang. Ras ini bukan diciptakan oleh breeder tertentu. Angora pertama kali ditemukan dan dibawa oleh pelaut Inggris, kemudian di bawa ke Perancis tahun 1723. Tahun 1920 meluas ke negara-negara Eropa Timur, Jepang, Kanada, dan Amerika Serikat. Sampai kini Prancis menjadi pusat peternakan kelinci Angora terbesar yang menghasilkan wool. Angora dewasa berbobot 2.7 kg, baik jantan maupun betina. Pertumbuhan bulunya yang sangat commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
cepat yakni 2.5 cm per bulan. Bulu dipotong sepanjang 6-8 cm tiap tiga bulan. Kalau di biarkan tumbuh terus, bulunya akan cenderung kusut dan menggumpal. 2. Kelinci American Chinchilla.
Gambar.2.2 Kelinci American Chinchilla merupakan kelinci dari hasil persilangan antara kelinci standard Chinchilla dan Flemish Giant. (http://www.google.co.id/ kelinciamericanchinchilla.jpg) Kamis, 21 April 2011, 12.36 WIB
Kelinci besar alias Chinchililla giganta mulai dikenal sejak tahun 1920, produksi Chris Wren di Inggris. Produksi daging dan bulunya lebih menarik. Pertumbuhannya cepat, kulit lebih lebar daripada kelinci lain. Telinga sedikit miring ke belakang dengan ujung terbuka, kalau dilihat dari depan tampak seperti huruf V. Kelinci ras ini dibedakan jadi tiga tipe, yaitu standar (bobot dewasa 2.5-3 kg), besar (bobot dewasa 4.5-5 kg), giant (bobot dewasa 6-7 kg). Semua di manfaatkan untuk ternak dwiguna yaitu produksi bulu dan daging. Kelinci raksasa alias Giant Chinchilla merupakan hasil persilangan antara Standard Chinchilla dan Flemish Giant. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
3. Kelinci Dutch
Gambar.2.3 Kelinci Dutch merupakan salah satu jenis ras yang sangat terkenal di seluruh dunia sebagai hewan hias piaraan. (http://www.google.co.id/kelincidutch.jpg) Kamis, 21 April 2011, 12.40 WIB
Ras dutch (Belanda) sangat terkenal di seluruh dunia sebagai hewan hias piaraan. Bobot dewasa jantan dan betina antara 1,5-2,5 kg. Betina bersifat keibuan fertilitasnya tinggi. Setiap kali melahirkan, kelinci menghasilkan anak 7-8 ekor. Warna bulunya khas, melingkar seperti pelana berwarna putih dari punggung terus ke leher sampai kaki depan bagian belakang dan kepala hitam, cokelat atau abu-abu. Moncong dan dahi putih. Kaki depan seluruhnya putih. Kaki belakang hitam atau warna lain dengan ujung kaki putih. Ada pula yang sekaligus memiliki 3 macam warna, sering di sebut Tricolored Dutch. Misalnya, putih dengan kombinasi hitam dan cokelat atau abu-abu.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
4. Kelinci English Spot
Gambar.2.4 Kelinci English Spot merupakan salah satu jenis kelinci yang memiliki keturunan yang hampir semua genetik kelinci jenis ini bersifat heterozigot, atau Sulit mendapatkan keturunan yang serupa. Umumnya, hanya 50% keturunan yang memiliki ciri-ciri serupa dengan induknya. (http://www.google.co.id/kelincienglishpot.jpg) Kamis, 21 April 2011, 12.40 WIB
Ras ini berwarna putih dengan tutul-tutul hitam. Sepanjang punggung ada garis hitam, dari pangkal telinga memanjang sampai ke ujung ekor. Perut bertutul-tutul hitam seperti puting susu. Telinga hitam. Mata dilingkari bulu hitam, sehingga tampak seperti memakai kaca mata. Hidung diliputi bulu hitam berbentuk kupu-kupu. Semua genetik English Spot bersifat heterozigot. Sulit mendapatkan keturunan yang serupa. Umumnya, hanya 50% keturunan yang memiliki ciri-ciri serupa dengan induknya. Bobot kelinci dewasa 2,7-3,6 kg. Anak kelinci pertumbuhannya pesat, cocok untuk penghasil bulu sekaligus daging. Kualitas bulunya sangat baik untuk bahan pakaian. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
5. Kelinci Himalayan
Gambar.2.5 Kelinci Himalayan merupakan kelinci yang memiliki keunikan dalam persilanggannya yaitu apabila yang disilangkan dengan New Zealand White, anakanaknya menyerupai Himalayan. Kalau disilang dengan kelinci berwarna lain, keturunannya tak ada yang menyerupai Himalayan. (http://www.google.co.id/images/kelinci+himalayan.jpg) Kamis, 21 April 2011, 12.50 WIB
Ras Himalaya juga dikenal dengan nama Russian atau Egyptian Smut di Eropa Timur. Banyak yang meyakini asalnya dari Cina, sebab di sana banyak di jumpai kelinci ini. Mula-mula di bawa dari Cina ke Eropa sebagai pengisi kebun binatang, dan dikenal dengan nama „Kelinci hidung hitam dari Cina‟. Kini penyebarannya hampir di seluruh dunia. Himalaya termasuk kelinci tipe sedang. Bertelinga pendek. Jantan dan betina dewasa berbobot 1,13-2.27 kg, rata-rata 1.5 kg. Warnanya putih dan merah muda. Hidung, telinga, kaki, dan ekor hitam. Himalayan yang disilangkan dengan New Zealand White, anak-anaknya menyerupai Himalayan. Kalau disilang dengan kelinci berwarna lain, keturunannya tak ada yang menyerupai Himalayan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
6. Kelinci Lop
Gambar.2.6 Kelinci Lop merupakan salah satu jenis kelinci yang memiliki ciri khas telinga koploh atau menggantung jatuh ke bawah seperti telinga kambing Etawa. (http://www.google.co.id/kelincilop.jpg) Kamis, 21 April 2011, 13.03 WIB
Lop memiliki ciri khas, yaitu bentuk tubuhnya kompak dan padat. Kepala lebar, mata hitam. Telinga menggantung jatuh ke bawah seperti telinga kambing Etawa. Telinga panjang, lebar, tebal, menggantung dari samping kepala kebawah tetapi tidak sampai menggeser di tanah. Telinga yang dianggap terbaik panjangnya bisa mencapai 63-75cm, ujung telinga membulat. Di antara bermacam-macam Lop, yang paling terkenal English Lop, berwarna kuning, cokelat, hitam kekuning-kuningan. Bobot dewasa 4,5-5kg. Sifat induk dapat mengasuh anak, sekali melahirkan 6-8 ekor anak. Kemampuan beranak tiap induk 36 ekor per tahun. Lop banyak diternakkan untuk diambil dagingnya dan ternak hias.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11
7. Kelinci Polish
Gambar 2.7 Kelinci Polish Karena ukurannya yang kecil sering salah membedakan dengan Netherland Dwarf meskipun kelinci Polish ini sedikit lebih besar dan kepala tidak bulat dan struktur tubuhnya yang lebih tegak dan perbedaan lainnya seperti struktur bulu, proporsi tubuh dan warna. (http://cakepandre97.files.wordpress.com/polish.jpg) Kamis, 21 April 2011, 13.07 WIB
Ras polish merupakan kelinci kecil. Bentuk tubuh mirip Nederland Drawf, hanya sedikit lebih besar. Kepala bulat, telinga tegak sekitar 6 cm panjangnya. Badan penuh berisi, bagian belakang bulat. Bobot dewasa 1,0 – 1,5 kg. Warna bulu putih, hitam, atau cokelat. Matanya merah delima atau biru. Kelinci ini sangat terkenal di Amerika dan Inggris.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
8. Kelinci Nederland Dward
Gambar.2.8 Kelinci Nederland Drawd merupakan salah satu kelinci yang memiliki postur tubuh terkecil diantara jenis kelinci yang lain. (http://putrarabbit.files.wordpress.com/nederdrawd.jpg) Kamis, 21 April 2011, 13.11 WIB
Ras kelinci kerdil dari Belanda ini juga lazim disebut kelinci mini. Merupakan kelinci terkecil di dunia. Bobot dewasa 0,9 kg. Dipelihara terutama untuk hewan hias peliharaan. Cocok untuk mainan anak-anak. Bentuk tubuhnya pendek. Kepala agak bulat. Panjang telinga 5,5 cm, berdiri tegak. Bulu sangat bagus. Warnanya putih dengan mata merah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
9. New Zealand White
Gambar 2.9 Kelinci New Zealand White merupakan salah satu kelinci yang memiliki Keunggulan yaitu pertumbuhannya cepat. Karena itu, cocok untuk diternakkan sebagai penghasil daging komersial dan sebagai kelinci percobaan di laboratorium. (http://perkelincian.wordpress.com/newzealandwhite.jpg) Kamis, 21 April 2011, 13.11 WIB
Ras ini merupakan kelinci albino, tidak mempunyai bulu yang mengandung pigman. Bulunya putih mulus, padat, tebal, dan agak kasar kalau diraba. Mata merah. Aslinya dari New Zealand, sehingga disebut New Zealand White. Keunggulan kelinci albino ini, pertumbuhannya cepat. Karena itu, cocok untuk diternakkan sebagai penghasil daging komersial dan kelinci percobaan di laboratorium. Bobot dewasa rata-rata 3,6 kg. Setelah lebih tua bobot maksimalnya dapat mencapai 4,5-5 kg. Jumlah anak yang dilahirkan rata-rata 50 ekor per tahun.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
10. Californian
Gambar.2.10 Kelinci Californian Kelinci ini merupakan hasil persilangan keturunan hasil kawin silang Himalayan dan Chinchilla dengan New Zealand White. (http://img137.imageshack.us/i/angelrabbitdn.jpg) Kamis, 21 April 2011, 13.15 WIB
Dikembangkan di Amerika Serikat sejak tahun 1923. Kelinci ini merupakan hasil persilangan keturunan hasil kawin silang Himalayan dan Chinchilla dengan New Zealand White. Penciptanya George West. Ras Californian baru resmi diakui dan terdaftar sebagai kelinci baru di ARBA (American Rabbit Breeders Association) pada tahun 1939. Sekarang telah dikembangbiakkan di seluruh dunia sebagai hewan penghasil daging yang baik. Bulunya putih dengan telinga, hidung, ekor, dan kaki kelabu tua atau hitam. Warna hitam di hidung bias mencapai separuh muka. Warna kelopak dan bulu mata pink.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
11. Carolina
Gambar.2.11 Kelinci Carolina merupakan salah satu jenis kelinci yang berasal dari hasil persilangan antar spesies New Zeland White yang Memiliki daya tahan tubuh yang tinggi, sehingga cukup kuat terhadap serangan penyakit dan mampu hidup pada kondisi dibawah normal. (http://images. rabbit.multiply.com/image/carolina.jpg) Kamis, 21 April 2011, 13.20 WIB
Ras ini berasal dari hasil persilangan antar spesies New Zeland White. Bulunya putih, pertumbuhannya cepat, dan daya reproduksinya tinggi. Penampilannya lebih besar dan lebih putih dari pada New Zealand White, terutama yang berkelamin jantan. Memiliki daya tahan tubuh yang tinggi, sehingga cukup kuat terhadap serangan penyakit dan mampu hidup pada kondisi di bawah normal. Kelinci ini sangat terkenal di Eropa, terutama sebagai penghasil daging. Bobot dewasa rata-rata 3,6 kg, makin tua bobot bisa mencapai 4,5-5 kg. Kemampuan reproduksi seekor induk Carolina antara 50-70 ekor anak pertahun.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
12. Champagne d‟ Argent
Gambar.2.12 Kelinci Champagne d‟ Argent merupakan salah satu kelinci yang memiliki warna khas yaitu warna silfer, di Amerika dikenal sebagai french silver, karena warna bulunya putih perak. Kata argente berasal dari bahasa Perancis yang berarti perak. (http://kelinci.blogspot.com/champagne-d‟argent.jpg) Kamis, 21 April 2011, 13.20 WIB
Ras ini asalnya dari Perancis, yaitu distrik Champage. Diternakkan untuk diambil bulunya. Kelinci ini, di Amerika dikenal sebagai french silver, karena warna bulunya putih perak. Kata argente dari bahasa Perancis yang berarti perak. Kelinci ini merupakan penghasil daging yang baik. Peranannya sabagai penghasil bulu untuk industri pakaian sangat menonjol. Bobot dewasa rata-rata 3,6 kg. Pada saat lahir berwarna hitam, setelah umur 3-4 bulan berubah perak atau putih susu dengan warna kulit biru tua, dan ketika dewasa berbulu biru dengan ujung putih perak. Warna bulunya merata di seluruh tubuh, termasuk kepala, telinga, dan kaki.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
13. Flemish Giant
Gambar 2.13. Kelinci Flemish Giant merupakan salah satu kelinci yang memiliki ukuran terbesar dibanding semua jenis kelinci yang ada. (http://2.bp.blogspot.com/ Flemish_giant_fawn_doe.jpg) Kamis, 21 April 2011, 13.20 WIB
Ras ini di Indonesia dikenal sebagai Vlaamse Reus, kelinci raksasa dari vlaam. Termasuk kelinci besar di Inggris. Kelinci ini menonjol karena ukurannhya yang besar dan kualitas bulunya yang bagus. Bobot jantan rata-rata 6,3 kg, betina 6,8 kg. Namun, ada yang mencapai 10-12 kg. Peternak kelinci memelihara ras ini terutamna untuk dikawin-silangkan dengan kelinci lain, dalam usaha meningkatkan produksi daging. Variasi warna bulunya banyak. Paling sering dijumpai adalah steel gray (abu-abu besi) dan sandy (seperti pasir). (Sarwono, 2009 : 14-26 ).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
C. Habitat Kelinci Kelinci Eropa hidup dalam kelompok, dapat mencapai 30 jantan dewasa, betina, dan anak-anak. Kelompok ini hidup dalam jaringan liang bersama, disebut warren dalam bahasa inggris, yang digali oleh betina. Bayi kelinci buta dan tidak bisa apa-apa saat lahir. Status setiap kelinci dalam kelompok itu ditentukan dengan pertarungan pura-pura saat mereka masih kecil (Sarah Larter, 2008 : 306).
D. Perkembangbiakan Kelinci Di Indonesia kelinci dapat diternakkan atau dikembangbiakkan dengan baik di daerah berketinggian diatas 500 m dpl, dan suhu udara sejuk, berkisar 15-18˚C. Di daerah tersebut, umumnya banyak tersedia rumput yang digemari kelinci, berupa limbah sayuran dan tanaman pangan. Juga berbagai bermacam rumput dan hijauan pakan ternak lainnya yang disukai kelinci. Daerah produsen sayuran seperti Lembang, Garut, dan Cipanas di Jawa Barat, sangat ideal untuk beternak dan mengembangbiakkan kelinci. Umur kelinci cukup panjang. Induk betina mampu memproduksi sampai umur enam tahun, tetapi puncak produksinya sekitar umur tiga tahun. Kelinci dapat melahirkan empat kali setahun, karena masa buntingnya hanya 30-35 hari. Sekali melahirkan bisa 6-12 ekor anak. Kalau manajemen pemeliharaanya dikelola dengan baik, sampai umur lima tahun kelinci masih bisa berproduksi cukup baik. Produktifitas kelinci sangat tergantung pada pengelolaan. Salah satu unsur yang sangat mendukung pengelolaan adalah seleksi. Seleksi dilakukan secara ketat dan terus menerus berdasarkan sifat ras, penampilan fisik, usia, tingkah laku, daya commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
produksi, dan nilai ekonomis. Seleksi bibit berdasarkan ras sangat penting, terutama untuk menentukan tujuan peternakan terarah. Seleksi dikerjakan dengan menyisihkan anak kelinci cacat dan lambat pertumbuhannya, dan menyingkirkan kelinci menjelang dewasa yang sifatnya kurang baik, terutama yang disiapkan sebagai calon induk. Induk yang kurang baik karena mandul, melahirkan anak terlalu sedikit, dan tidak bisa merawat anak, sebaiknya jangan digunakan lebih lanjut dalam peternakan. Seleksi juga digunakan untuk memilih calon induk jantan maupun betina unggul sesuai dengan persyaratan yang dikehendaki. Antara lain bobot anak ketika dilahirkan, berat sapih setelah menyusui, dan pertumbuhan bobot badan per hari atau per minggu tinggi. Tiap ras kelinci memiliki dewasa yang berbeda-beda. Antara jantan dan betina pun memiliki dewasa kelamin yang berbeda. Kelinci betina lebih cepat dewasa kelamin dibandingkan dengan kelinci jantan. Kelinci tipe kecil (berbobot 0,9-2 kg), seperti ras Polish, Dutch, Nederland Dwarf, dewasa kelaminnya berkisar pada umur 3-4 bulan. Kelinci ini dipelihara terutama untuk dinikmati keindahanya sebagai hewan peliharaan atau ternak hias. Kelinci sedang (berbobot 2-4 kg), seperti ras New Zealand White, Californian, Carolina, Champagne d’Argent, dan English Spot, dewasa kelaminnya berkisar pada umur 5-6 bulan. Kelinci ini dipelihara terutama untuk diambil dagingnya dan dwiguna (daging dan bulunya). Kelinci tipe berat (berbobot 5-8 kg), seperti Flemish Giant dewasa kelaminnya berkisar pada umur 7-8 bulan. Untuk kelinci yang lebih berat (berbobot commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
10-12 kg), dewasa kelaminnya setelah umur setahun. Kelinci tipe berat umumnya dipelihara untuk diambil dagingnya dan dwiguna (daging dan bulunya). Berdasarkan ras dan kegunaanya, kelinci dapat diternak untuk lima tujuan, yaitu penghasil wool, kulit bulu, daging, fancy (ternak kesayangan), dan dwifungsi (daging dan bulu) (Sarwono, 2009:78-82).
E. Pengertian Seni Grafis Grafis berasal dari bahasa Yunani, graphein, yang berarti menulis atau menggambar. Seni grafis merupakan penggubahan gambar bebas karya perupa menjadi cetakan, yang melalui proses manual dan menggunakan material tertentu, dengan tujuan membuat perbanyakan karya dalam jumlah tertentu (Mikke Susanto, 2002:47). 1. Ragam Teknik Seni Grafis Seni grafis adalah salah satu cabang seni rupa yang erat kaitannya dengan persoalan cetak-mencetak, suatu usaha untuk memperbanyak karya. Dalam seni grafis ada 5 kelompok pencetakan, yaitu cetak tinggi (Relief Print), cetak dalam (Intaglio Print), cetak datar (Planographic Print), cetak saring (Silk Screen Printing) (P.Mulyadi, 1998: 8-9) dan cetak digital (Digital printing) (Sapto Misriyanto, 2009: 57).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
a. Cetak Tinggi (Relief Print)
Gambar 2.14 Contoh karya cetak tinggi (Sumber Gambar : Penulis)
Cetak tinggi adalah jenis pembuatan cetakan dengan cara mencukil bahan cetakan yang sering disebut cetak tinggi, yaitu dimana bidang atau garis cetaknya ada di permukaan klise yang lebih tinggi. Pencetakan pada umumnya dilakukan dengan gosokan. Yang termasuk dalam cetak tinggi ini antara lain, cukilan kayu (woodcut), cukilan lino (linocut), dan torehan kayu (wood engraving). Ciri khas karya cukilan kayu terletak pada pemanfaatan efek serat kayu (tekstur) (P.Mulyadi 1998 : 9).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
b. Cetak Dalam (Intaglio Print)
Gambar 2.15 Contoh karya cetak dalam (Sumber Gambar : Penulis)
Cetak dalam adalah jenis pembuatan cetakan dengan kimiawi atau 1goresan pada bidang logam, dimana garis atau bidang cetaknya ada pada permukaan yang lebih rendah. Teknik cetak ini kebalikan dari cetak tinggi. Tinta yang akan dipindah ke atas kertas berada di bagian dalam acuan cetaknya (tembaga). Pencetakan dilakukan dengan mesin khusus, mesin etsa. Dari segi proses, cetak dalam dibagi atas dua bagian, yaitu yang menggunakan asam: etsa (etching) serta akuatin (aquatint), dan yang tanpa asam: goresan langsung (drypoint), torehan logam (engraving) dan mezotin (mezzotint).
Ciri khas karya etsa terletak pada kelembutan dan keluwesan garis, akuatin berciri keragaman nada warna dan tekstur, goresan langsung berciri kekasaran garis, torehan logam berciri keragaman garis, dan mezotin berciri
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 23
kepekatan nada warna yang hampir serupa dengan karya akuatin. (P.Mulyadi, 1998 : 9).
c. Cetak Datar (Planographic Print)
Gambar 2.16 Contoh Karya cetak datar (Sumber Gambar : Penulis)
Cetak datar disebut demikian karena acuan cetakannya (batu lito, alumunium, offset) tidak mengalami peninggian atau pendalaman seperti pada proses cetak tinggi atau dalam. Proses ini berangkat dari pemanfaatan suatu kenyataan bahwa air dan minyak tidak dapat bersatu. Lithografi merupakan satu-satunya teknik yang mengandalkan teknik ini. Dalam hal ini, pencetakan tergantung pada suatu reaksi kimiawi yaitu sifat berlawanan antara lemak dan air. Sket digambar dengan crayon berlemak pada sebuah batu litho atau lempengan logam yang menarik tinta. Sedang bagian-bagian yang tidak tergambari dibiarkan sehingga menolak tinta. Percetakan dilakukan dengan menggunakan alat penekan lithografis. Kertas ditaruh diatas acuan dan siap commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 24
dicetak. Bagian yang berlemak adalah bagian yang menyerap tinta dan menghasilkan lukisan (Setiawan, 1989: 221-222).
d. Cetak Saring (Silk Screen Printing)
Gambar 2.17 Contoh karya cetak saring (Sumber gambar : Penulis)
Cetak Saring yang paling sederhana, cetakannya terbuat dari kertas atau plastik. Kertas atau plastik dilubangi dengan cutter kemudian ditaburi tinta diatas permukaannya. Kertas putih diletakan di bawahnya, ditekan-tekan dengan bantalan busa dan diangkat maka jadilah hasil cetak tersebut.
Cetak saring yang paling popular sekarang ini adalah cetak sablon (screen printing). Bahan klisenya terbuat dari kain sutra yang halus dan mempunyai ukuran pori-pori yang berbeda. Ukuran-ukuran itu membedakan penyablonan pada kain, kertas, kulit, plastik dan bahan lainnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 25
Proses pembuatan klise menggunakan obat afdruk dan dilakukan di kamar gelap atau tidak terkena sinar matahari. Pencetakannya menggunakan rakel dengan bahan pewarna selain tinta juga menggunakan cat sablon (Karmas Sumarna, 2002: 27).
e. Cetak Digital (Digital Printing)
Gambar 2.18 Contoh karya digital printing (Sumber gambar : Penulis)
Secara umum pengertian digital printing adalah proses pencetakan gambar/ citra digital ke permukaan material atau media fisik mengacu pada metode pencetakan dari digital bebasis gambar langsung ke berbagai media modern
seperti
laser
dan
pencetakan
inkjet
print.
(http://www.translate.google./digitalprint.co.id). ....Cetak digital dapat diartikan secara sederhana yakni cetak-mencetak yang diaplikasikan pada komputer. Lebih spesifik lagi, cetak digital adalah semua teknologi reproduksi yang menerima data elektronik dan menggunakan titik (dot) untuk replikasi (Sapto Misriyanto, 2009:57). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 26
Cetak digital merujuk pada image atau citra yang diciptakan dengan komputer menggunakan gambar, teknik cetak lain, foto, dan sebagainya. Citra tersebut bisa dicetak pada bahan tyang bervariasi termasuk pada kertas, kain atau kanvas plastik. Reproduksi warna yang akurat merupakan kunci yang membedakan antara digital print berkualitas tinggi dengan yang berkualitas rendah. Warna metalik (emas, perak) sulit untuk diproduksi secara akurat karena akan memantul-balikkan sinar pada scanner digital. Cetak digital berkualitas tinggi biasanya direproduksi dengan menggunakan file data berresolusi sangat tinggi dengan printer ber-presisi tinggi. Salah satu cara mentrasfer berkas adalah dengan meletakkan hasil cetakan menghadap ke permukaan, art paper kemudian diolesi dengan wintergreen oil di belakang cetakan, kemudian dipress (http//www.Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa indonesia). 2. Komponen Seni. a. Subject matter atau tema Subject matter atau tema pada umumnya dimaksudkan juga sebagai tema atau juga bisa disebut pokok soal; yaitu pokok persoalan yang selalu dijumpai dalam suatu karya seni. …Di dalam seni yang representatif, atau non abstrak maka temanya adalah alam. Tetapi didalam seni abstrak yang tidak mengggambarkan apa-apa, subject matter atau tema berupa ide atau konsep-konsep intelektual yang lebih sulit dimengerti bila dibandingkan dengan tematema yang didasarkan atas suatu obyek atau fakta.. (P.Mulyadi, 1998:27-28).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 27
Subject matter dalam seni adalah sesuatu (persoalan) yang akan diungkap pada suatu karya, dan oleh karena itu sering kali juga disebut pokok soal atau tema. Sebagai contoh dapat diambil dari dunia sastra yang dalam hal ini Novel. Subject matter dalam Novel ialah seseorang atau sekelompok orang dengan segenap pebuatan dan sifatnya yang jalin-menjalin dan merupakan isi cerita karya sastra tersebut. Dengan kata lain, subject matter adalah apa-apa yang diungkapkan dalam suatu karya (P.Mulyadi, 1998:15). Subject matter pada karya penulis adalah tingkah laku kelinci dalam kesehariannya yang lincah dan begitu aktif bergerak. Karakter dari bulu dan bentuk dua giginya yang maju, begitu menjadi salah satu ciri khas dari karya yang penulis buat. Segala jenis gerak dan karakter yang ada pada kelnci itulah yang membuat penulis tertarik untuk mengambil tema tentang kelinci dan dituangkan ke dalam karya seni grafis. b. Bentuk Bentuk dimaksudkan sebagai totalitas karya. Bentuk adalah organisasi (desain) dari segenap unsur yang mewujudkan suatu karya seni. Adapun unsur-unsur yang dimaksudkan meliputi: garis, shape, value atau gelap terang, tekstur dan warna. Unsur-unsur tersebut diorganisir, adapun meliputi: balance, ritme, dominan, harmoni, dll. (P.Mulyadi,1998:29). …..Bentuk dalam suatu karya seni adalah aspek visualnya, atau yang terlihat itu, yaitu karya seni itu sendiri. Bentuk dikenal pula sebagai "totalitas karya" yang merupakan organisasi unsur-unsur rupa seperti garis, bidang, gelap terang,dan warna sehingga terwujud apa yang disebut karya. Ini berarti bahwa bentuk adalah sesuatu yang dapat ditangkap oleh panca indera yaitu dilihat dan diraba (P.Mulyadi, 1998:16). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 28
Dalam sebuh karya seni bentuk merupakan obyek yang harus ditampilkan dalam sebuah karya. Tanpa adanya bentuk seseorang tidak dapat menikmati karya seni. c. Isi atau Arti Seorang seniman memiliki tujuan dan hak sendiri dalam melahirkan karya seninya, tetapi tiap nilai yang ditangkap dari setiap karya tersebut dapat berbeda-beda satu orang dengan orang yang lainnya. Ini menyangkut tafsir isi dari bentuknya. Penafsiran yang berpengaruh misalnya kritikus dapat memberikan isi nilai yang diakui kebenarannya oleh banyak penikmat. …Isi disebut kualitas atau arti, yang ada dalam suatu karya seni. Isi juga dimaksudkan sebagaai final statement, mood (suasana hati) atau pengalaman penghayat, isi merupakan arti yang essential daripada bentuk, dan seringkali dinyatakan sebagai bentuk sejenis emosi, aktivitas intelektual atau asosiasi yang yang kita lakukuan terhadap suatu karya seni. Apabila ada suatu usaha untuk menganalisa mengapa bentuk dari suatu karya menimbulkan emosi atau ekspresi terhadap kita, atau menstimulasi aktivitas intelektual penghayatnya, sebenarya kita sedang berhaapan dengan isi atau arti (P.Mulyadi, 1998:16-17). Dengan demikian, walaupun secara teori dapat dipisahkan, namun sebenarnya ketiga komponen tersebut yakni tema atau subject metter, bentuk dan isi masih merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan. 3. Unsur-Unsur Dalam Karya Seni Disamping
komponen
seni,
dalam
suatu
karya
juga
harus
memperhatikan unsur yang ada didalam karya seni. Berikut pengertian masingmasing dari unsur rupa tersebut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 29
a. Garis Garis dimulai dari sebuah titik, merupakan “jejak” yang ditimbulkan oleh titik- titik yang digerakan atau merupakan sederetan titik- titik yang berhimpit. Juga merupakan goresan atau sapuan yang sempit dan panjang sehingga membentuk seperti benang atau pita (Arfial Arsad, 1997: 35). ...Garis mempunyai dimensi ukuran dan dua arah tertentu. Ia bisa panjang, pendek, halus, tebal berombak, lurus, melengkung, dan barangkali masih ada sifat yang lain. Bagi seniman yang mahir, garis merupakan prinsip ekonomis yang paling diperhitungkan. Artinya, dengan sedikit goresan seorang seniman dapat menghasilkan banyak, Garis dapat melahirkan bentuk sekaligus tekstur, nada, nuansa, ruang, dan volume tertentu, sehingga dapat melahirkan karakter khusus atau perwatakan dari seseorang...(Noryan Bahari, 2008:99). Unsur garis yang terdapat dalam karya-karya penulis merupakan unsur garis semu yang membentuk satu bidang. Karena pada dasarnya dalam menggambarkan
suatu
bentuk
ruang,
kita
membatasinya
dengan
menggunakan garis yang sebenarnya tidak terdapat garis pada bidang yang akan kita gambarkan melainkan unsur gelap terang saja sehingga terlihat atau tampak seperti memiliki garis. Tidak hanya unsur garis semu saja yang terdapat dalam karya-karya penulis tetapi ada unsur garis nyatanya. Garis nyata yaitu garis yang dihasilkan dari coretan atau goresan langsung pada karya. Dalam karya tugas akhir seni grafis ini penulis memperlakukan garis sebagai elemen yang sangat mendasar dalam membuat sebuah karya. Karena garis yang akan mngawali dalam membuat karya. Gari-garis tersebut berperan dalam membuat sketsa-sketsa awal di atas bidang kertas. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 30
b. Bidang Seorang seniman harus menguasai bidang karena bidang merupakan tempat obyek yang ditampilkan, dan memperhatikan tata letak obyek, juga mempertimbangkan keseimbangannya. ...Shape adalah suatu bidang yang terbatas baik secara teratur atau tidak dibatasi oleh garis ataupun warna (P.Mulyadi,1998:6). Shape dapat dibedakan atas shape geometri dan shape biomorphic. Shape geometrik merupakan bentuk yang standar (ukuran, aturan, dan batasan) dalam sifat dan berasal dari ilmu ukur, seperti lingkaran, empat persegi, segitiga. Shape biomorphic merupakan bentuk yang tidak beraturan (bebas dan organik) (Arfial Arsad Hakim, 1997 : 54-55). Penulis menggunakan bentuk bidang bebas yang terdiri dari aneka macam bentuk yang tidak terbatas, akan tetapi beberapa karya penulis pun juga menggunakan bidang geometris yaitu seperti bidang lingkaran atau bulatan pada beberapa karya penulis. c. Value Seorang seniman dalam hal menentukan value ini, harus memiliki banyak pengetahuan yang tinggi dalam penggunaan warna, karena dalam setiap warna mempunyai arti yang berbeda. ….Value adalah kesan gelap terangnya warna. Ada banyak tingkatan dari terang ke gelap dari mulai putih hingga hitam, misalnya mulai dari whitehigh light-light-low light-middle-high dark-low dark-dark-black. Value yang berada diatas midlle disebut High value, sedangkan yang dibawah disebut Low value. Kemudian value yang lebih terang dari warna normal disebut Tint, sedang yang lebih gelap dari warna normal disebut Shade (Mike Susanto, 2002 : 113). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 31
Penulis menampilkan beberapa karya dengan menggunakan unsur value, seperti pada pemberian warna tubuh kelinci. Susunan warna tersebut digunakan agar dapat memberikan kesan warna yang indah pada tubuh kelinci untuk mewakili warna aslinya dan dapat menampilkan kesan ruang di tubuh kelinci. d. Warna Dalam pemilihan setiap warna, seorang seniman memiliki kesan dan pengertian yang berbeda-beda dalam menempatkan warna, sehingga seniman satu dengan yang lain mempunyai karakter warna yang berbeda. ...Warna adalah kesan yang diperoleh mata dari cahaya yang dipantulkan benda-benda yang dikenainya; corak rupa seperti merah, biru, hijau, dan lain-lain. Peranan warna sangat dominan pada karya seni rupa, hal ini dapat dikaitkan dengan upaya menyatakan gerak, jarak, tegangan (tension), deskripsi alam (naturalisme), ruang, bentuk, ekspresi atau makna simbolik dan justru dalam kaitan yang beraneka ragam ini kita akan melihat betapa kedudukan warna dalam seni rupa. Zat warna didapatkan dari perpaduan pigmen yang berupa bubuk halus, kemudian disatukan dengan binder (zat pengikat) atau paint vehicle (pembawa pigmen) (Mike Susanto, 2002 : 113).
Warna yang digunakan penulis dalam karya ini adalah campuran dari beberapa warna, ini bertujuan agar warna-warna tersebut dapat memunculkan suasana kecerahan, kegembiraan dan keceriaan sesuai seperti tingkah laku pada kelinci yang terlihat begitu menyenangkan dalam setiap gerak kesehariannya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32
e. Tekstur Tekstur adalah sifat suatu permukaan dari suatu benda atau bidang, yang memberi karakter atas suatu benda aatu bidang/ permukaan tersebut, apakah halus, sedang atau kasar. …Sebagaimana unsur-unsur yang lain, tekstur merupakan salah satu unsur desain yang kehadirannya perlu mendapat perhatian yang sepantasnya. Kehadiran suatu tekstur yang pengolahannya kurang baik sehingga dalam suatu bentuk ciptaan tidak tercapai unity dengan perkataan lain terpisah tanpa adanya kesatuan hubungan, sangat berpengaruh atas suatu bentuk ciptaan/desain tersebut (Arfial Arsad Hakim, 2000 : 87). Dari wujud suatu tekstur dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu : 1. Tekstur nyata (actual texture) Adalah tekstur nyata/actual, bila diraba dapat dirasakan apakah halus dan apakah kasar seperti apa yang terlihat pada permukaan bidang tersebut. Misalnya permukaan kaca, tembok amplas dan lain-lain, dan tekstur tersebut dapat berupa tekstur alami atau buatan ( Arfial Arsad Hakim, 1997 : 87 ). 2. Tekstur semu (simulated texture) Adalah seolah-olah bila kita membuat tekstur dengan alat dan teknik tertentu pada suatu bidang tapi hanya berbentuk gambar dua dimensi. Lalu hasil yang kita dapatkan terlihat bahwa seolah-olah permukaan itu sangatlah kasar ataupun licin, padahal apabila kita raba yang kita rasakan hanya permukaan bidang tersebut, dan disini tekstur yang ada bersifat semu. Ia hadir dalam ciptaan imajinasi visual ( Arfial Arsad Hakim, 1997 : 87 ).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33
Penulis dalam menciptakan karya seni grafisnya menggunakan tekstur semu, meskipun dalam beberapa karyanya ada yang memberikan kesan kasar tetapi ketika diraba maka rasa kasarnya tidak kelihatan dan tidak terasa.
F. Perubahan Wujud Dalam Karya Seni Didalam pengolahan objek akan terjadi perubahan wujud sesuai dengan selera maupun latar belakang senimannya. Perubahan wujud tersebut antara lain : 1)
Stilasi Merupakan cara penggambaran untuk mencapai bentuk keindahan dengan cara menggayakan objek atau benda yang digambar, yaitu dengan cara menggayakan setiap kontur pada objek atau benda tersebut. Stilasi banyak terdapat pada gambar dekorasi, baik dekorasi interior ataupun dekorasi eksterior. Contoh karya seni yang banyak menggunakan bentuk stilasi yaitu penggambaran ornamen untuk motif batik, tatah sungging kulit, lukisan tradisional Bali, dan sebagainya (Suryo Suradjijo,1996:77). Stilasi yang ada didalam karya penulis adalah perubahan atau penggayaan bentuk terutama pada tubuh kelinci yang penulis sengaja buat sedikit berbeda dari bentuk aslinya seekor kelinci. Hal itu penulis ciptakan sesuai dengan bentuk atau karakter dalam imajinasi penulis dalam melihat bentuk kelinci.
2) Distorsi Merupakan penggambaran bentuk yang menekankan pada pencapaian karakter, dengan cara
menonjolkan karakteristik visual dari obyek, sehingga
mendapatkan bentuk yang sesuai dengan konsep estetik seniman, misalnya commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 34
penggambaran tokoh figur Gatutkaca pada wayang kulit purwa, semua shape dibuat menjadi serba kecil. Bagi seorang seniman yang modern, distorsi digunakan sebagai media untuk mengekspresikan bentuk-bentuk yang sesuai dengan konsep estetik sehingga tampak berlebihan. Distorsi menurut Suryo Suradjijo adalah perubahan bentuk yang bertujuan untuk lebih menonjolkan karakteristik visual objek, sehingga mendapat bentuk yang lebih sempurna dari bentuk alam atau mungkin mendapatkan bentuk lain yang sesuai dengan konsep estetik senimannya (Suryo Suradjijo, 1996:77). Distorsi pada karya tugas akhir ini banyak terlihat di karakter yang dimuncul pada bentuk bulu kelinci yang seperti penulis inginkan yaitu berupa garis-garis yang mewakili bentuk asli dari bulu kelinci yang juga menjadi salah satu identitas kelinci sebagai hewan penghasil bulu terbaik, selain itu penulis juga sengaja membuat kedua gigi depan kelinci lebih besar dari ukuran yang sebenarnya. Penulis membuat gigi ini sebagai karakter lain yang juga cukup menonjol dari seekor kelinci, yang memiliki dua gigi depan yang begitu khas. Karakter bentuk gigi kelinci ini selalu muncul disetiap karya yang penulis buat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III KELINCI SEBAGAI TEMA DALAM MENCIPTAKAN KARYA SENI GRAFIS
A. Implementasi Teoritis Dalam kehidupan ini, seluruh makhluk hidup memiliki hubungan yang saling berketergantungan satu sama lain. Hal ini menjadi alasan kuat mereka untuk saling berinteraksi. Kebanyakan makhluk hidup akan tinggal dalam sebuah populasi yang menempati suatu wilayah yang sesuai habitatnya. Suatu populasi tidak akan mendekati wilayah binatang lain. Dengan cara “Meninggakan bau“ mereka dapat kembali memasuki wilayahnya. Bau yang mereka hasilkan berasal dari zat yang ada didagunya, selain itu mereka juga meninggalkan kotoran dan urine pada rerumputan untuk menandai wilayah mereka. Kelinci merupakan hewan mamalia, mereka banyak menghuni padang rumput, hutan, semak belukar. Kelinci juga mampu beradaptasi di padang pasir maupun daerah basah. Kelinci memiliki panjang 50-70 cm hingga tumbuh dewasa. Kaki belakang kelinci lebih panjang dan lebih kuat dari pada kaki depan. Oleh sebab itu mereka dapat berlari dengan kecepatan 60-70 km per-jam dan dapat meloncat kedepan dengan jarak 6 m sekali waktu. Meskipun kelinci memiliki karakter pemalu tetapi mereka juga sangat waspada terhadap lingkungan disekelilingnya, kelinci akan bereaksi agresif untuk menjaui ancaman, mereka akan melakukan pengamatan dengan jangkauan yang jauh. commit to user 35
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
Kelinci adalah binatang yang aktif setiap saat, jika mereka tidak aktif bergerak maka otot-otot yang kuat pada kaki belekangnya akan melemah. Ketika bermain, kelinci sering melakukan “binky” yaitu tarian gembira dimana seekor kelinci akan melompat ke udara (jauh lebih tinggi dari lompatan biasa), berputar, dan langsung berlari dengan cepat. Ketika sedang tenang kelinci sering mengusap kepalanya, kelinci juga akan menggerakkan giginya dengan lembut (suaranya seperti sedang mengunyah). Kelinci termasuk binatang malam, lebih aktif makan di malam hari, daripada siang hari. Jadi, akan lebih baik apabila memberi porsi pakan yang lebih banyak pada kelinci ketika malam hari. Kelinci menyukai perhatian yang lembut dan sedikit suara dari manusianya. Seekor kelinci rumahan akan mengenal namanya dan datang ketika dipanggil. Sebenarnya kelinci memiliki keunikan yakni sifat sosial (mencintai dan berinteraksi). Kelinci memiliki memori yang cukup baik. Telinga kelinci yang panjang berfungsi sebagai pengatur temperatur dan dapat menangkap suara dari segala arah. Dibanding binatang lain, kelinci adalah salah satu hewan yang mudah terkejut. Ketika panik, kelinci akan lari ketakutan ke sana kemari, berputar-putar dan terjatuh. Karena tulang kelinci yang mudah patah, ketika keadaan panik kelinci bisa kehilangan kendali hingga menyebabkan tulang belakangnya patah, atau mati karena serangan jantung. Kelinci yang selamat mungkin akan cacat, atau terkena infeksi dari gigitan atau luka cakarannya sendiri. Keunikan lain dari kelinci juga terlihat pada gerak tubuhnya, seperti saat kelinci sering menggerak-gerakkan hidungnya dan menghirup udara ke arah atas. Jika commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
kelinci melakukannya dalam keadaan tidur, tandanya kelinci sedang waspada terhadap bahaya yang akan datang padanya. Kelinci menggerakkan telinganya untuk mengikuti gelombang suara yang didengarnya untuk mendeteksi bahaya di sekitarnya. Selain itu, telinganya akan bergerak-gerak untuk mengatur suhu tubuhnya dengan udara disekitarnya yang panas atau dingin kecuali, kelinci jenis lop yang tidak bisa melakukan ini.Biasanya kelinci meloncat-loncat, saat kelinci berlari menghindari predator. Karena setiap kali kelinci melompat, kelinci bisa berdiri tegak di udara atau bahkan melompat sambil memutar badannya dengan cepat. Jika kelinci bertemu dengan hal yang tidak mereka sukai, kelinci akan menggelengkan kepalanya. Berbeda dengan kelinci yang sakit, kelinci akan menggelengkan kepalanya terus menerus. Jika melihat ada kelinci yang tiba-tiba berlari, melompat, dan menjatuhkan badannya sekuat tenaga hingga menimbulkan suara, itu berarti seekor kelinci sedang memberi tanda kepada sesama kelinci bahwa ada bahaya di sekitar mereka. Ketika kelinci di luar kandang, sedang tidur, ataupun makan, inderanya selalu siaga terhadap bahaya. Seperti ketika seekor kelinci makan. Berulang kali, kepalanya naik dan melihat keadaan sekitar. Sebenarnya, kelinci tidak bisa melihat langsung ke arah objek di depannya. Tapi, mata, hidung, dan telinganya bisa sangat sensitif untuk mendeteksi bahaya yang datang padanya. Kadang-kadang kelici bersuara mendengung, terdengar “klik” pelan, atau menggeratkan giginya. Suara yang cukup keras, akan muncul saat mendengkur atau menggeram. Jika kelinci sedang ketakutan atau merasa sakit, kelinci akan menggeratkan giginya seperti suara berteriak. Suara ini, untuk mengejutkan predator yang memburunya dan memberi tanda bahaya kepada sesama kelinci. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 38
Dalam menciptakan karya seni, penulis mengambil tema kelinci yang difokuskan pada beberapa macam gerak kelinci dalam kesehariaannya. Berawal dari seringnya penulis mengamati tingkah laku kelinci yang begitu lincah membuat penulis tertarik menjadikan berbagai macam gerak keseharian kelinci itu ke dalam karyanya dengan menggunakan teknik cetak digital.
B. Implementasi Visual 1. Medium dan Teknik Berdasarkan hasil pengamatan dan pemikiran yang matang, maka dalam menciptakan karya seni ini penulis mengambil tema tentang kelinci yang diwujudkan ke dalam bentuk karaya seni grafis dengan menggunakan teknik cetak digital. Secara umum Kelinci ini terkenal atau identik dari bulunya yang halus, kedua giginya yang maju di depan dan yang loncatan atau gerak kesehariannya di alam bebas, tetapi penulis menyajikan karyanya lebih terfokus pada gerak kesehariannya. Medium merupakan suatu wadah yang digunakan untuk menuangkan ide pada sebuah karya sehingga membantu proses penciptaan karya. Penulis memilih menggunakan media digital karena karya penulis yang tidak mampu dijangkau dengan goresan tangan, selain itu juga kerena pengalaman penulis yang sangat familiar dengan dunia digital, desain, dan penulis seorang desainer freelance. Kehidupan sehari-hari di zaman teknologi maju sekarang ini tidak dapat terlepas dari penggunaan komputer. Seni grafis adalah suatu teknik commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 39
pengolahan gambar dengan menggunakan software desain. Seperti, Adobe Photoshop, Freehand, Corel Draw dan lain sebagainya. Kebutuhan manusia akan seni telah terjawab dengan banyaknya pilihan-pilihan software yang dapat digunakan untuk mewujudkan impian tersebut. 2. Konsep Bentuk Bentuk yang dimaksudkan dalam karya seni ini adalah hasil keseluruan karya. Melalui proses pengamatan dan perenungan serta pemikiran yang matang dalam proses pembuatan karya ini, maka sesuai dengan tema yang telah diangkat penulis dalam menciptakan karya seni yaitu gerak keseharian kelinci, penulis kemudian melakukan langkah-langkah eksplorasi untuk mengembangkan bentuk dasar kelinci dalam perwujudan karya cetak digital, selanjutnya pada bagian komposisi, diolah dengan mengembangkan unsur-unsur garis, bidang, tekstur dan warna untuk mewujudkan gagasan penulis sehingga menghasilkan karya yang penuh variasi dan imajinasi penulis. Penulis akan membuat karya yang sesuai dengan imajinasi penulis dalam melihat kelinci. Terciptanya ide-ide kreatif tersebut dari melihat langsung kehidupan
kelinci,
serta
mengamati
segala
bentuk
dan
gerak
dalam
kesehariannya. Pengubahan bentuk dalam karya ini sangat ditonjolkan oleh penulis, karena dengan mengubah dan mengembangkan wujud kelinci akan sekaligus menonjolkan karakter bentuk barunya yang sesuai dengan gambaran imajinasi yang penulis tuangkan pada karyanya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 40
Pada akhirnya proyek Tugas Akhir karya seni ini akan berupa karya dua dimensi yang bertitik tolak dari gerak keseharian kelinci yang telah mengalami stilasi dan distorsi. 3. Proses Pembuatan Karya Setiap hasil karya yang diciptakan begitu beragam dan berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya, hal ini terjadi karena setiap pembuat karya seni memiliki bahan serta cara yang berbeda dalam penciptaan karyanya. Untuk mewujudkan suatu karya seni, selain ide atau imajinasi diperlukan pula teknik, yaitu kemampuan seseorang dalam menggunakan bahan atau media. Karena medium yang digunakan adalah komputer, maka penulis menggunakan teknik digital, dengan menggunakan mouse komputer sebagai alat gambarnya.
Teknik
ini
sengaja
digunakan
karena
penulis
ingin
mengeksplorasikan diri dalam menuangkan ide serta gagasan kedalam karya, karena penulis meinginginkan karya ini sesuai dengan yang penulis rencanakan, suasana yang ingin ditampilkan juga harus muncul dan bisa dirasakan juga oleh penikmat seni. Dalam proses pengerjaanya diawali dengan membuat sketsa kelinci sebagai acuan. Sketsa tersebut diberi warna dengan menggunakan pensil warna, dan diberi kontur menggunakan spidol hitam, untuk memperkuat bentuk objek. Kemudian hasil dari sketsa tersebut dipindah kedalam bentuk digital dengan proses scaning menggunakan alat yang disebut pemindai (scanner). Setiap gambar dapat kita olah dengan banyak cara, sehingga berubah menurut kehendak commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 41
kita. Dalam proses memindai ini menggunakan resolusi gambar tertentu yang disesuaikan dengan kebutuhan. Setelah ditransfer ke dalam komputer proses selanjutnya pengolahan gambar dengan menggunakan program grafis yaitu perangkat lunak (software) Adobe Photoshop CS. Adobe Photoshop CS dipilih karena perangkat lunak (software) ini berbasis bitmap, tampilan bitmap atau tampilan raster, menggunakan titik-titik berwarna yang dikenal dengan sebutan pixel. Tampilan bitmap adalah yang paling umum dipakai untuk pengeditan gambar- gambar bitmap (hasil scan, foto digital, dan lain-lain). Pada kasus ini photoshop adalah pilihan tepat untuk menciptakan karya digital still life dengan tersedianya aplikasi layaknya melukis secara konvensional seperti : pensil, brush, kuas, conte dan lainlain tetapi dalam program digital. Penulis menggunakan perangkat lunak (software) Adobe Photoshop CS untuk mengolah kembali gambar hasil scan. Perangkat lunak (software) program Adobe Photoshop CS digunakan juga untuk pemberian warna, pengaturan warna dan memberikan efek-efek dan juga memanipulasi dan mengkombinasikan resolusi dari gambar untuk mendapatkan hasil yang diinginkan secara maksimal. Pada pemilihan kertas cetak, penulis memilih easy banner karena penulis merasa dengan menggunakan bahan ini tidak memunculkan garis tinta print yang terlalu mencolok, sehingga hasil percetakan terlihat lebih baik. Selain itu, dengan easy banner penulis menemukan tekstur pada kertas ini yang sama seperti pada kertas kanvas. Jadi, karya yang penulis buat nantinya tidak akan mudah tergores atau rusak.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
4. Penyajian Dalam sebuah karya seni, penyajian juga perlu dipertimbangkan. Pada intinya tujuan dari karya ini adalah untuk melengkapi Tugas Akhir, maka penyajian karya grafis perlu diberi pigura kaca. Tujuan penggunaan pigura selain untuk memenuhi sebagai syarat karya grafis, juga untuk memberikan kesan yang baik dalam penyajian karya, sebab penyajian karya termasuk faktor yang berpengaruh bagi penilaian pencitraan. Karya ini berukuran 40x60 cm dengan format penyajian sembilan karya posisi horisontal dan satu karya dengan posisi vertikal seperti dalam karya ”Waspada”. Penulis sengaja menggambarkan kelinci yang duduk, sesuai posisi kelinci ketika sedang waspada menanggapi ancaman, maka dari itu posisi karya dibuat berdiri agar menunjukkan kesiapan kelinci dalam menghadapi ancaman tersebut. Untuk penyajian akhir, masing-masing karya akan dibingkai dengan menggunakan pigura berukuran 50x70 cm. Dalam penyajiannya, menggunakan pigura berwarna hitam karena warna tersebut merupakan warna netral dan menggunakan bahan fiber yang akan diberi kaca, untuk mendukung penampilan karya. Fiber dipilih karena bahan ini memiliki kelebihan dibanding bahan dari kayu yaitu lebih awet dan ringan. Kaca yang digunakan adalah kaca doff (non reflection), sehingga terlihat tidak mengkilap apabila terkena pantulan cahaya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 43
5. Deskripsi Karya
Gambar 3.19 Bermain Bola, 40 x 60 cm, Cetak digital, 1/5, 2011
Karya pertama dengan judul Bermain Bola, menggambarkan beberapa kelinci yang sedang aktif bergerak dan bermain bola bersama. Karya ini menggambarkan bahasa kelinci merupakan binatang yang aktif dilingkungannya, kelinci termasuk binatang rumahan yang sangat suka bermain dengan alat-alat yang ada disekitarnya. Kelinci juga terkadang sering menggigit atau mengerat semua benda yang mereka jumpai, karena itulah para peternak kelinci biasanya menyediakan mainan khusus bagi kelinci seperti bola karet dan mainan sejenisnya. Langkah pertama dalam membuat karya ini, penulis membuat background karya yang sengaja dibuat dua sisi yang berbeda warna untuk memberi kesan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 44
sudut. kemudian penulis menambahkan bola-bola disekeliling kelinci dan menatanya agar terlihat lebih menjelaskan suasana kelinci yang sedang lincah bergerak saat mereka bermain. Penulis juga merubah warna pada salah satu kelinci dengan langkah image → adjustment kemudian diatur dengan colour balance hingga tercipta warna kelinci yang berwarna hijau. Langkah terakhir yang penulis lakukan adalah menata semua obyek kelinci untuk menghasilkan karya yang indah dilihat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 45
Gambar 3.20 Menatap Tajam, 40 x 60 cm, Cetak digital, 1/5, 2011
Karya kedua dengan judul Menatap Tajam, dari
karya ini penulis
menggambarkan kelinci yang sedang melihat objeknya dengan fokus, meskipun kelinci ini sebenarnya memiliki mata yang besar dan lebar, tetapi mata kelinci tidak bisa melihat objeknya dengan jelas. Pada karya ini, langkah pertama yang dilakukan penulis adalah memberikan beberapa warna seperti kuning, merah dan ungu menggunakan filter → render → Lighting Effects. Kemudian penulis melakukan efek cahaya pada background
tersebut.
Dalam
menampilkan
efek
cahaya
yang
seperti
bergelombang atau menyebar, maka diberikan efek liquefy. Kelinci pada karya ini di buat transparan sehingga backgroundnya tampak pada tubuh kelinci dengan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 46
menggunakan bantuan eraser magic dan dirubah dengan style. Pemilihan warna pada bentuk kelinci pun sengaja di buat serasi agar dapat terlihat menyatu dengan backgroundnya. Separuh karya ini sengaja di buat kosong atau berwarna hitam pekat di bagian kiri karya yang menpunyai tujuan untuk mendapatkan fokus pada kelinci yang berada di sebelah kanan dan memiliki keseimbangan dengan ukuran tubuh kelinci yang sengaja di buat hanya separuh saja.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 47
Gambar 3.21 Bermain Hulahop, 40 x 60 cm, Cetak digital, 1/5, 2011
Karya ketiga dengan judul Bermain Hulahop, penulis juga ingin menggambarkan kelinci seperti pada karya yang pertama berjudul Bermain Bola yaitu sebagai binatang yang aktif dan lincah dalam kesehariannya. Kelinci merupakan binatang yang suka bermain di lingkungan mereka dengan segala macam bentuk benda yang biasanya mereka jumpai. Pada karya ini, langkah pertama yang penulis lakukan adalah pemilihan obyek pada background berupa gelang-gelang hulahop kemudian penulis menata objek tersebut, gelang – gelang holahop dibuat berbeda teksturnya dengan kelinci, agar objek kelinci lebih tampak menonjol. Langkah selanjutnya penulis menata kelinci pada gelang hulahop dan kemudian penulis menghapus beberapa bagian tubuh kelinci dengan menggunakan eraser, ini bertujuan agar objek kelinci bisa commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 48
terlihat berada didalam gelang-gelang hulahop tersebut dan terlihat menyatu. Selanjutnya, penulis memberikan warna kuning pada baground belakang semua objek dengan menggunakan Paint Bucket Tool. Langkah terakhir, penulis membuat layer baru untuk memberikan efek noktah-noktah pada baground tersebut dengan menggunakan brush tool dengan warna hitam, ini bertujuan agar pada karya ini dapat terlihat lucu dengan efek noktah hitam tersebut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 49
Gambar 3.22 Lembut, 40 x 60 cm, Cetak digital, 1/5, 2011
Terciptalah karya ke empat ini dengan judul Lembut, Pada karya ini penulis ingin menampilkan sisi kelebihan kelinci pada background karya ini yaitu ciri khas bulu kelinci yang halus, lembut dan bulu terbaik yang sering banyak dicari dan disukai para peminatnya sebagai binatang peliharaan ataupun diternakkan. Langkah pertama pada proses pembuatan sebuah kepala kelinci yang di beri warna merah muda dan hijau, di dapat dari pemotongan gambar utuh kelinci, pemberian warna pada potongan kepala tersebut dilakukan dengan cara mengolah beberapa warna menggunakan filter dan memakai liquify. Penulis membuat karya tersebut menjadi file JPEG terlebih dahulu. Kemudian, penulis membuat layer baru dengan langkah pertama yaitu menata background bulu yang diambil dari commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 50
gambar JPEG dengan menggunakan move tool. Kemudian penulis menambahkan beberapa gambar obyek kelinci pada layer baru tersebut dan merubah warna pada kelinci memakai brightness menjadi warna merah. Langkah terakhir, penulis membuat layer baru dan memberinya noktah seperti pada semua objek kelinci, penulis menambahkan efek bayangan garisnya dengan menggunakan styles dan Double Ring Glow dengan maksud agar lebih terlihat menarik dan mempertegas garis pinggir pada tubuh kelinci.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 51
Gambar 3.23 Mendengarkan, 40 x 60 cm, Cetak digital, 1/5, 2011
Berbeda dari karya sebelumnya, pada karya ke 5 yang berjudul Mendengarkan, penulis ingin lebih memunculkan salah satu kelebihan kelinci dalam karya ini yaitu pada indra pendengarannya yang sangat tajam. Karena telinga kelinci yang panjang dapat mendengarkan suara yang berfrekuensi pelan meski dalam jarak jauh sekalipun dari sumber suara. Ketika kelinci sedang berkonsentrasi mendengarkan suara yang ada disekitarnya, biasanya telinga kelinci tersebut akan bergerak gerak. Dalam pembuatan karya kelima ini, langkah pertama yang penulis buat adalah membuat background dengan Paint Bucket Tool yang setelah itu penulis ubah dengan menggunakan stile dan chromed satin, langkah selanjutnya penulis memberikan tambahan noktah warna hitam merah dan dirubah kembali opacitinya commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 52
menjadi 70%. Penulis kemudian merubah beberapa objek kelinci dengan menggunakan filter dan menggunakan motion blur untuk memberikan efek seperti frekuensi pada kelebihan pendengaran kelinci. Pada kedua gambar yang lain, penulis mengatur objek kelincinya dengan menggunakan syles kemudian negative image dan merubah warnanya dengan Brightness.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 53
Gambar 3.24 Berkumpul, 40 x 60 cm, Cetak digital, 1/5, 2011
Karya keenam ini, penulis menggambarkan kebersamaan kelinci yang sedang bermain, divisualisasikan ke dalam karya dengan judul Berkumpul, banyaknya campuran warna yang menjadi background karya ini menjadi gambar keceriaan serta kegembiraan kelinci yang sedang bermain dan berloncatan di alam bebas. Obyek pada belakang kelinci yang berlengkuk lengkik ini mewakili dari bentuk tumbuhan yang ada disekitar kelinci. Karya ini pertama kali penulis buat dengan memberikan efek lengkuk lengkik dengan menggunakan liquify pada background yang dibuat dengan memberikan beberapa bentuk dan warna-warna yang dirubah menjadi seperti tumbuh-tumbuhan di alam.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 54
Setelah itu penulis menata objek ketiga kelincinya dengan move tool dan menghapus sedikit objek tersebut dengan menggunakan eraser yang telah mengurangi opacitynya menjadi 70% agar dapat menampilkan efek transparan tubuh kelinci sehingga terlihat menyatu pada background karya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 55
Gambar 3.25 Eksperimen, 40 x 60 cm, Cetak digital, 1/5, 2011
Eksperiman, judul karya ke tujuh ini menampilkan beberapa kelinci yang sedang asyik bermain cairan-cairan layaknya seorang ilmuan yang sedang melakukan penelitian. Karya ini penulis sengaja buat sebagai perumpamaan dari “kelinci percobaan”. Pada awalnya, kelincilah yang biasanya menjadi alat sebuah percobaan, namun dalam karya ini penulis ingin menggambarkan keadaan yang sebaliknya, yaitu kelinci sebagai ilmuannya yang sedang melakukan percobaan di ruang laboratorium. Karya ini menggambarkan gerak kelinci yang begitu terlihat ceria dan gembira dengan kegiatan yang mereka lakukan. Langkah pertama yang penulis lakukan dalam membuat karya ini adalah membuat background karya dengan mencari obyek tabung-tabung penelitian, kemudian penulis tata sedemikian rupa sehingga membentuk ruangan. Setelah itu, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 56
penulis melakukan perubahan warna dengan menggunakan imgae → adjustment → color balance. Langkah berikutnya penulis membuat layer baru pada gambar kelinci dan menghapus beberapa bagian tubuh kelinci dengan menggunakan eraser, ini bertujuan agar obyek kelinci dapat terlihat seperti berada di depan atau belakang obyek-obyek tabung tersebut. Penulis menambahkan efek cairan dengan memakai Brush Tool pada layer baru seperti warna coklat, hijau, biru dan merah muda. Langkah terakhir penulis menambahkan efek Double Ring Glow agar cairan pada karya ini agar terlihat lebih jelas dan memberikan efek terlihat seperti gelembung air.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 57
Gambar 3.26 Panik, 40 x 60 cm, Cetak digital, 1/5, 2011
Karya ke delapan yang berjudul Panik, penulis ini menceritakan tentang bagaimana beberapa ekspresi dari kelinci saat mereka merasakan kepanikan. Kelinci merupakan salah satu binatang yang mudah sekali panik apabila tiba-tiba ada suara yang keras, bising atau ribut disekitar mereka. Terkadang kelinci ada yang lari tanpa tujuan, wajah yang membingungkan dan bahkan tiba-tiba terdiam ketakutan. Pertama kali langkah dalam pembuatan karya ini menulis merubah bentuk tubuh kelinci dengan menggunakan Liquify untuk memberi efek stilasi pada tubuh kelinci menjadi terlihat meloncat dan membuat mata jadi lebih besar. Selanjutnya penulis menggunakan efek 1Px Stroke 0% Fill Opacity agar dapat memunculkan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 58
efek tepi garis pada tubuh kelinci seperti bayangan hitam yang agak semu. Langkah selanjutnya penulis memberikan noktah warna-warni pada karya ini dengan menggunakan Brush Tool, dan merubahnya dengan menggunakan Toggle The Brushes Palette.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 59
Gambar 3.27 Kegembiraan, 40 x 60 cm, Cetak digital, 1/5, 2011
Pada karya kesembilan yang berjudul Kegembiraan, penulis ingin menggambarkan suasana yang hampir sama pada karya Berkumpul yaitu keceriaan dan kegembiraan dari kelinci yang sedang bermain bebas. Kelinci tetap bisa menikmati kebebasan bermain meskipun di dalam ruangan dan tidak berada di alam karena kelinci juga merupakan salah satu jenis binatang peliharaan. Ada kelinci yang terlihat sedang berlompatan, muncul dari tempat persembunyiannya dan saling bertunggangan satu dengan yang lain. Hal ini merupakan ungkapan seekor kelinci yang senang dengan bermain. Membuat background penuh warna dan membuatnya seperti didalam ruangan dimensi dengan menggunakan efek Brush Tool dan liquify adalah langkah pertama yang penulis lakukan. Setelah itu penulis menata obyek kelincicommit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 60
kelincinya dengan penuh gaya dan memunculkan gerak agar terlihat sedang berkumpul dan menimbulkan efek bermain bersama. Selanjutnya penulis memberikan efek 1Px Stroke 0% Fill Opacity yang sama seperti pada karya ke delapan agar dapat menimbulkan bayangan pada garis tepi kelinci. Langkah terakhir yang penulis lakukan adalah dengan memberikan noktah warna-warni pada karya ini dengan menggunakan Brush Tool, dan merubahnya dengan menggunakan Toggle The Brushes Palette.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 61
Gambar 3.28 Waspada, 40 x 60 cm, Cetak digital, 1/5, 2011
Karya ini penulis buat sebagai karya yang kesepuluh dengan judul Waspada. Karya ini penulis buat sebagai gambaran salah satu sikap yang selalu dimiliki oleh seekor kelinci yaitu waspada terhadap lingkungannya. Kelinci selalu menunjukkan sikap yang siaga dan biasanya kelinci akan langsung duduk, ini menujukkan sikap mereka yang selalu waspada terhadap lingkungan sekitarnya. Langkah pertama yang penulis buat pada karya ini adalah dengan membuat background menggunakan warna yang diubah dengan liquify kemudian commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 62
penulis menambahkan obyek kelinci yang warnanya telah dirubah juga dengan menggunakan image → adjustment → color balance. Setelah itu penulis simpan dalam format
JPEG. Selanjutnya, dari JPEG tersebut penulis menambahkan
Gradient Tool dan Transparent Stripes pada kedua ujung sisi kanan atas dan kiri bawah. Selanjutnya penulis memberikan efek warna keseluruhan dengan memakai Filter → Render dan menggunakan Lighting Effects untuk memberikan berbagai macam warna pelangi untuk memunculkan kesan ruangan dari karya ini. Setelah itu penulis membuat layer baru dengan kelinci kedua yang ditempatkan didepannya dan diberi efek Double Ring Glow agar kelinci ini memunculkan suasana seperti sedang berwaspada sesuai dengan judul pada karya ini.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan Uraian di atas merupakan awal dari langkah penulis dalam berkarya. Mengenai beberapa hal yang menyangkut penulisan konsep Tugas Akhir sebagai dasar dalam menciptakan karya seni grafis. Melalui media seni grafis ini penulis ingin memvisualisasikan kelinci dengan menggunakan teknik digital printing sebagai media ekspresinya. Dengan teknik ini diharapkan penulis mampu berkarya lebih maksimal, karena dengan media digital ini banyak terdapat tools yang dapat penulis manfaatkan sebagai media exsplorasi dalam proses pembuatan karya. Kelinci merupakan salah binatang yang memiliki banyak kelebihan diantaranya sebagai penghasil daging,bulu dan sebagai binatang peliharaan. Selain kelebihan yang dimiliki, kelinci juga memiliki kelemahan yaitu mudah mati. Harapan penulis semoga tulisan ini dapat memberikan pengetahuan dalam perkembangan seni modern, dan mengenalkan teknik penggunaan digital kepada seniman dan pembaca dalam pemvisualisasian karya grafis yang penulis kerjakan.
B. Saran Setelah melakukan pengamatan penciptaan karya Tugas Akhir ”Kelinci Sebagai Tema Dalam Menciptakan Karya Seni Grafis”, penulis menemukan keunikan yang selama ini belum penulis ketahui, seperti banyaknya gerakan commit to user
63
64 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kelinci dalam kesehariannya yang ternyata memiliki banyak arti serta gerakan kelinci yang merupakan sinyal mereka dalam berkomunikasi. Semoga dengan adanya karya serta pengantar konsep ini penulis dapat memberikan kontribusi atas lahirnya wawasan bagi penulis dan penikmat serta mampu menjadi jembatan dalam proses aktivitas berfikir dan berkarya bagi generasi penerus studio grafis yang akan datang.
commit to user