BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pendidikan Nasional
yang
berlandaskan
Pancasila,
terdapat dalam Undang-undang no. 2 tahun 1989, mempunyai tujuan sebagai
berikut:
Pendidikan
Nasional
bertujuan
mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasrnani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. (UU RI no. 2 tahun 1989, pasal 4). Arah
tujuan
pendidikan
petunjuk nyata bagi
nasional
tersebut
peran pendidikan umum
pendidikan nasional kita,
memberikan
dalam
kawasan
karena
pendidikan umum di Perguruan Tinggi bertujuan rnempersiapkan mahasiswa agar dalam mernasuki kehidupan masyarakat,
mereka
dapat
mengembangkan
kehidupan
pribadi yang memuaskan, menjadi anggota keluarga yang bahagia, menjadi warga negara yang bertanggung jawab dari Negara Kesatuan Republik Indonesia yang bersendikan falsafah Pancasila. (Hamdan tiansoer, 1983:
8).
Untuk rnencapai
mahasiswa
dibekali
tujuan
dengĀ£ui
pendidikan
pengetahuan
umum
dan
tersebut,
pengalaman
sosial secara terorganisasi dalam proses belajarnya, yang menunjang
perluasan
pengetahuannya,
sehingga
cakrawala ia
tidak
perhatian terpaku
pada
bidang pengetahuan keahlian yang dipelajari saja.
dan batas
Dengan
bekal pemaharnan tentang agarna, pengetahuan
pengenalan manusia,
yang
menyangkut
terhadap
dan
sosial,
masalah
diharapkan
kepribadiannya
Pancasila,
kebudayaan
lingkungan
mahasiswa
dapat
kelak
rnenempatkan
dan serta
kehidupan
mampu
perkembangan masyarakat dan kebudayaan secara
kewiraan
menemukan
dirinya
yang
dalarn
berlangsung
cepat.
Dengan melihat uraian di kedudukan Pancasila dalam
atas,
khazanah
pada Pendidikan
Indonesia mempunyai arti luas dan sempit. yang luas terlihat sedangkan
dalam
dalam arti
sistern
yang
hakikatnya
Dalam
Pendidikan
sempit,
Nasional
artinya
Pancasila,
yakni
Pendidikan
Pancasila sebagai studi khusus yang diajarkan sejak mulai pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi.
dalam
penelitian
ini
berkaitan
Arah
dengan
sasaran
pengertian
Pendidikan Pancasila dalam artinya yang sempit dan
lebih
khusus lagi pada mata kuliah Filsafat Pancasila.
Mata kuliah Filsafat Pancasila (di IKIP Yogyakarta)
merupakan salah satu dari MKDU (Mata Kuliah Dasar Mata Kuliah Dasar
kurikulum pernbentukan
Umum
pendidikan kepribadian
pendidikan tinggi,
yang
merupakan
komponen
tinggi
yang
dan
profesional
merupakan
Umum). dalam
menunjang lulusan
persiapan
bagi
mahasiswa dalam mernasuki kehidupan masyarakat. (Surat Kep. Dirjen Dikti. Depdikbud no. 32/DJ/Kep/1983: iv).
Dengan demikian MKDU merupakan komponen
di
Perguruan
kepribadian
Tinggi
yang
seorang
warga
berupaya negara
pendidikan
bagi
sebagai
pembinaan ciri
khas
bangsa Indonesia. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian
Faridah (1992: 156-157) dalam tesisnya yang berbunyi: MKDU adalah program pendidikan di pendidikan tinggi yang menunjang pembentukan kepribadian dan kompetensi seorang lulusan pendidikan tinggi dalam rangka membina warga negara sarjana Indonesia menjadi" manusia Indonesia seutuhnya melalui pembinaan nilai-nilai semangat menerapkan
dan
nilai-nilai.
Pada halaman berikutnya, Faridah
menyatakan
bahwa
"pendidikan umum di perguruan tinggi dikembangkan melalui MKDU. Dan MKDU merupakan sarana umurn di
pengembangan
pendidikan
perguruan tinggi".
Dengan demikian jika dirunut dari
dapat dikemukan
Pancasila
(di
sebagai
IKIP
berikut:
Yogyakarta)
uraian
di
perkuliahan
merupakan
atas
Filsafat
salah
satu
komponen dari MKDU dan MKDU merupakan sarana pengembangan pendidikan umum di Perguruan Tinggi. Perkuliahan Filsafat Pancasila
sendiri
belurn
tentu diadakan di setiap Perguruan Tinggi. Di satu
pihak
ada
perlu
yang
rnengatakan
bahwa
i tu
Filsafat
Pancasila
diajarkan di IKIP, di lain pihak ada yang menolak, dengan alasan sudah
ada
penataran
P4.
Salah
satu
rnenarik tentang perdebatan tersebut adalah tidak
hal
yang
satupun
pendapat tersebut disertai penelitian yang cermat. ini berusaha
untuk
meneliti
alasan-alasan
kuliah filsafat Pancasila dan
meneliti
yang
rangka
dilakukan
dosen
dalam
Studi
diadakannya
bagaimana
upaya
mencapai
tujuan
pendidikan umum melalui kuliah Filsafat Pancasila. Pentingnya kita pelajari
Pancasila, tentang
karena
di
kehidupan
mendalami
secara
dalamnya
terkandung
berrnasyarakat
telahaan
Pancasila,
tentang masalah yang menjadi yang ada dalam Pancasila.
mendalam
dan kita
inti
Sesuai
tentang
pokok-pokok
bernegara. perlu
dari
Untuk
mengetahui
tiap-tiap
dengan
cara
sila
berpikir
yang beraturan dalam filsafat itu sendiri (logika),
maka
perlu pengkajian tiap-tiap sila dengan menguraikan secara
filsafati, sampai
sehingga
pada
nilai-nilai
dengan
pengertian
Pancasila.
tersebut kita akan sampai
mendasar atau yang
B.
Fokus
yang
Dengan pada
hakikat dari
diharapkan
substansial
berpikir
pilihan
kita tentang
sistematis
nilai-nilai
yang
Pancasila itu.
Penelitian
Menurut hasil 184)
demikian
penelitian
Bunyarnin
Maftuh
(1990:
kriteria pendidikan umum adalah: 1.
Program pendidikan umum diarahkan untuk rnembina siswa menjadi warga negara Indonesia yang baik,
yang berkepribadian seutuhnya,
2. Program pendidikan umum
diberikan
kepada
setiap
siswa.
3. Program pendidikan umum memberikan pengetahuan, nilai-nilai dan ketrampilan yang bersifat umum, yang. diperlukan oleh setiap warga negara Indonesia,
4.
dan
Program pendidikan umum bukan program yang diarahkan untuk rnembina siswa menjadi seorang ahli atau spesialis, baik dibidang akademis maupun vokasional.
Kriteria tersebut dirumuskan oleh Bunyarnin
Maftuh
untuk
mengukur suatu mata pelajaran atau mata kuliah 'sebagai pendidikan
umum
atau tidak.
TR. McConnel
mengatakan
bahwa:
di samping memperhatikan perkembangan memperhatikan
perkembangan
emosi,
tujuan
utama
dari
mengembangkan kepribadian yang
umum
intelektual,
juga
sosial,
secara integrasi". (Nelson B. Henry, demikian
"pendidikan
1952:
pendidikan utuh,
dan
moral
11).
Dengan
umum
bukan
adalah
semata-rnata
pada perkembangan intelektualnya.
Sejalan
dengan
tujuan
tersebut
berusaha untuk mengetahui alasan-alasan
penelitian diadakan
ini kuliah
Filsafat Pancasila, untuk mengetahui karakteristik proses belajar
mengajar
menemukan
tujuan
upaya
Filsafat yang
tersebut,
"Manusia utuh bukan
Pancasila
dilakukan
yakni
hanya
manusia
cerdas
dosen
dan
juga
untuk
Indonesia
(memiliki
untuk mencapai
seutuhnya.
ilrnu
yang
banyak), akan tetapi juga memiliki moral yang baik. yang tercermin pada prilakunya sehari-hari, dan
memiliki
keahlian serta ke trampi Ian" , (Arnsal Arnri, 1994: 151). Dengan demikian yang menjadi fokus penelitian ini adalah karakteristik
perkuliahan
Filsafat
Pancasila
dan
alasan-alasan diadakannya kuliah Filsafat Pancasila serta upaya
yang
dilakukan dosen
Filsafat
Pancasila
dalam
rnembina mahasiswa, untuk mencapai tujuan Pendidikan Umum.
C. Rumusan Masalah
Tolok ukur utama menganalisis
proses
belajar
mengajar Filsafat Pancasila adalah situasi pedagogis dan pendekatan obyektif-praktis secara seimbang.
Situasi
Pedagogis adalah situasi pendidikan yang memperlakukan peserta didik sebagai subyek, bukan sebagai obyek.
Tidak
kita pungkiri bahwa peserta didik adalah pihak yang dikenai pendidikan. Namun
peserta
didik
bukan
"obyek'
pendidikan semata.
Obyek
pendidikan
tersebut
bersifat
aktif
dan
kreatif, sehingga reaksi terhadap tindakan yang ditujukan kepadanya, tidak semata-rnata tergantung kepada tindakan itu sendiri, rnelainkan tergantung dan rnakna yang diberikan peserta didik kepada tindakan tersebut. (M.I. .Soelaernan, 1985: 53). Lebih lanjut, Sanusi (1989: 46), mengatakan: Pendidikan adalah proses
6
pendewasaan
diri
sesuai
dengan potensi, bakat, minat, motif, aspirasi, dan kepercayaan peserta didik sendiri. Karena itu, sudah selayaknya bila proses belajar mengajar disesuaikan dengan sifat-sifat peserta didik.
Asumsi tersebut menuntut adanya situasi yang
mengandung
unsur
menyatakan dirinya
kebebasan
sendiri.
Di
peserta
samping
lain agar terjadi situasi pedagogis
pendidikan didik
itu,
dalam
untuk
kriteria
suatu
proses
belajar mengajar, seperti yang disarnpaikan oleh Bapak MI. Soelaeman dan Bapak Achmad Sanusi
antara
lain:
peserta
didik diperlakukan sebagai subyek, peserta didik bersifat
aktif dan kreatif, ada pertautan dan peserta didik,
sesuai
makna
dengan
antara
sifat
pendidik
peserta
(potensi, minat) dan partisipasi peserta didik. begitu,
pendidik
menyimpang
dari
mernelihara
agar
kebenaran.
Pancasila, pendidik
Sesuai
berperan
Walaupun
kebebasan
dengan
mengarahkan
didik
tidak
Filsafat
siswa
kepada
kebebasan nilai-nilai obyektif Pancasila.
Dengan
demikian,
proses
mengandung situasi pedagogis
situasi
penghormatan
manusia. Interaksi yang terbuka dan manusiawi.
itu
terhadap
terjadi
diri
perserta
mengajar
ditandai
perserta
adalah
yang
oleh
didik
adanya
sebagai
interaksi
yang
"Interaksi yang manusiawi itu akan
mernelihara rasa aman, menghindari
pada
belajar
didik".
konflik
(Rochman
dan
frustasi
Natawidjaja,
1991: 6). "Peserta didik yang rnerasa jiwanya tertekan,
yang selalu dalam
keadaan
takut
akan
kegagalan,
yang
mengalarni kegoncangan emosi , tidak dapat belajar efektif".
(S. Nasution, 1982: 54). A. Kosasih Djahiri (1985: 33-34) mengatakan bahwa dalam proses belajar mengajar, harus ada
pendekatan humanistik: suatu pola berpikir dan pola kerja yang meminta agar kita :
a. menghargai siswa sebagai manusia yang potensial.
Catatan: Faham Pendidikan sekarang cenderung menyatakan bahwa "tidak ada anak yang bodoh", setiap siswa akan mampu belajar dan berhasil asal
kesempatan
dan
waktu
serta
cara
diberikan
sesuai
dengan
kernampuannya.
b. rnenghargai/melayani
siswa
secara:
jujur/fair,
obyektif, hangat, terbuka dan bebas tanpa paksaan.
c menciptakan suasana kelas yang: akrab/kekeluargaan, bebas bagi perasaan anak untuk tanpa ragu mengekspresikan ernosi dan
pendapatnya
sehingga
ada
keterbukaan dan kesiapan/kemauan untuk belajar (bacanya: kesiapan menerima/mengkaji sesuatu). Dalam paragrap tersebut tertulis "tidak anak yang bodoh", ini tidak lepas dengan
(mastery learning). kepada
sernua
"anak
Hal
ini
secara
pungkiri bahwa disekitar
"belajar
tentunya
tidak
umum",
kita,
kepandaiannya jauh berbeda
konsep
ada
dengan
anak ediot, debi 1 dan sebagainya).
ditujukan kepada
mahasiswa,
sebab
anak
tuntas"
ditujukan
tidak
kita
yang
tingkat
anak
normal
(misal:
Narnun
jika
peneliti
tidak
hal
ini
keberatan,
karena untuk menjadi mahasiswa mereka telah "lulus test"
8
dengan predikat kepandaian tingkat tertentu.
Perkuliahan
Filsafat
Pancasila
pendekatan obyektif-praktis. Artinya,
Filsafat Pancasila,
Pancasila
yang
masyarakat.
pendidik
ideal
dalam
perkuliahan
menghubungkan
nilai-nilai
dengan
Pengungkapan
menggunakan
realitas
realitas
kehidupan
pelaksanaan
nilai-
nilai Pancasila dalam masyarakat merupakan tuntutan
yang
sama pentingnya dengan pengungkapan nilai-nilai Pancasila
yang
ideal.
Pendekatan
ini
akan
membawa
irnplikasi
terhadap tujuan, metode, materi dan penilaian. Tujuan
perkuliahan
Filsafat
Pancasila
adalah
rnembina mahasiswa agar menjadi manusia yang utuh dan berkepribadian Pancasila. Artinya, perkuliahan
Filsafat Pancasila
hendak
mengembangkan
pengertian
yang benar tentang Pancasila, menghayatinya, dan mengarnalkannya secara konsisten dalaF kehidupan". (Acmad Charis Zubair, 1981: 70). Dengan
mempelajari
diharapkan
menjadi
kehidupannya
Filsafat
manusia
sehari-hari
Pancasila,
yang
mahasiswa
utuh,
berlandaskan
dan
pada
dalarn
Pancasila.
Manusia utuh bukan hanya cerdas, akan tetapi juga memiliki
moral
yang
baik,
yang
tercermin
dalam
perilakunya
sehari-hari, memiliki keahlian dan ketrampilan.
Tujuan tersebut senada dengan umum,
tujuan
pendidikan
yakni:
... rnembina kepribadian manusia seutuhnya, yakni mencakup dia sebagai individu yang mernuaskan, anggota keluarga yang bahagia, warga masyarakat yang
produktif,
warga negara yang bertanggung
hamba Tuhan yang taat.
Dirjen Dikti
melalui
(Faridah,
1992:
keputusannya
no.
jawab,
dan
112).
32/DJ/Kep/1983,
menyatakan bahwa tujuan pendidikan umum: Untuk mempersiapakan mahasiswa agar kehidupan
kehidupan
masyarakat,
pribadi
mereka
yang
mernuaskan,
Dari
tersebut
di
atas,
pada
1989
hal.
pembinaan
seutuhnya.
seutuhnya
tercermin,
tentunya
Kesatuan
kepribadian
Konsep
Bab
I).
manusia
mencapai
tidak hanya dengan
tujuan
mahasiswa
dalam Undang-undang
Untuk
bahwa
tujuan pendidikan umum
tentang Sistern Pendidikan Nasional,
1,
Negara
terlihat
perkuliahan Filsafat Pancasila dan
manusia
anggota
Indonesia.
uraian
mengacu
memasuki
mengembangkan
menjadi
keluarga yang bertanggung jawab dari Republik
dalarn
dapat
kuliah
RI
menuju
(Indonesia) no.
pasal
2
tahun
4
(lihat
manusia
seutuhnya,
Filsafat
Pancasila,
namun masih ada mata kuliah lain yang mendukungnya. Perkuliahan
dalam
Filsafat
Pancasila
itu sendiri
perkulisihan Pendidikan Pancasila.
Pendidikan
Pancasila
rneliputi
Dengan
perkuliahan
Pancasila dan rnata kuliah lain tentang Pancasila. Pengantar Pancasila, Metode
yang
untuk
demikian Filsafat
(rnisal
P4). ideal
dalam
Pancasila adalah metode yang mampu didik
termasuk
berpikir,
10
perkuliahan
Filsafat
mengaktifkan
merasakan,
dan
peserta
mengamalkan
Pancasila.
Tidak
ada
satu
metode
mencapai semua tujuan tersebut. penggabungan
berbagai
metode
yang
Oleh
tepat
karena
yang
untuk
itu
perlu
rnemungkinkan
siswa
berpikir, merasakan, dan mengamalkan Pancasila. Materi
perkuliahan
Filsafat
dengan kasus nyata yang ada dalam
diminta
untuk
rnenghubungkan
Pancasila
dikaitkan
masyarakat.
Mahasiswa
kasus
tersebut
dengan
nilai-nilai Pancasila yang ideal.
Aspek-aspek
yang
dievaluasi
dalam
perkuliahan
Filsafat Pancasila bukan hanya aspek kognisi, tetapi juga penghayatan dan keyakinan (afeksi)
(psikomotor)
peserta
benar. Untuk
itu
beraneka
didik
diperlukan
dan
terhadap
pengamalan
Pancasila
alat-alat
secara
penilaian
yang
macam.
Berdasarkan uraian di atas,
maka
rumusan
masalah
penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut:
1.
Bagaimanakah Filsafat
karakteristik
proses
belajar
mengajar
Pancasila ?
2. Bagaimanakah situasi perkuliahan Filsafat Pancasila, jika ditinjau dari sudut Pendidikan Umum ?
3.
Bagaimanakah Filsafat
pendapat
Pancasila,
mahasiswa
sebagai
Pendidikan Urnum ?
11
salah
tentang satu
perkuliahan mata
kuliah
4.
Bagaimanakah
upaya
yang
dilakukan
dosen
FilcafaL
Pancasila dalam mengarahkan mahasiswa mencapai
tujuan
Pendilan Umum ?
D. Relevansi Masalah dengan Pendidikan Umum
Tesis ini dikerjakan
untuk
studi strata dua program studi
itu,
sudah sewajamya
jika
memenuhi
Pendidikan
masalah
tugas
Umum.
tesis
ini
akhir
Karena
tidak
keluar dari konteks pendidikan umum.
Ada tiga alasan tesis ini masuk dalarn ruang lingkup Pendidikan Umum.
Pertarna, ditinjau dari sudut
tujuan
yang
hendak
dicapai, Soerjanto PoesPowardojo (1991: 56) rnengatakan: Tujuan rnempelajari Filsafat Pancasila, bukan hanya dalam arti yang sektoral, salah satu aspek kehidupan, tetapi secara integral dengan mengikutsertakan dan memperhatikan segala segi yang membentuk keutuhan pribadi
manusia.
! & K -t
ebih l^njut beliau rnengatakan:
... bukan hanya membentuk
manusia
untuk
memiliki
kecerdasan intelektual atau ketrampilan kerja saja, tetapi dalam arti yang rnenyeluruh, ialah menjadi manusia/warga negara yang total,' yang pada umumny* disebut manusia baik sebagai manusia, sehingoa kebaikan total itu terwujud dalarn manusia yang berbudi luhur, dewasa dalam tindakannya, mempunya-: kes.eimbangan hidup dalam menghadapi masalah-rnasalah
bebas bertanggung jawab, atas segala per i1akunya ,' taring dalam hidup
lahir dan
Pcespowardojo, 1991: 57).
batir.nya.
(Soarjanto
Dengan
bertujuan 8)
demikian
perkuliahan
(lihat juga
mengembangkan
Fiis&fat
pendapat
pribadi
A.C.
Zubair
mahasiswa yang
Perkuliahan Filsafat Pancasila dalam
Panca-sila
hal.
Pancasilais.
konteks
pendidikan
umum, diadakan bukan dirnaksudkan terutama pada bidang keahlian
mengenai
Filsafat
Pancasila,
tetapi
lebih
mengutamakan pada pengembangan kepribadian yang utuh.
Dengan demikian perkuliahan Filsafat Pancasila hendak
megembangkan
kepribadian
sekedar mengerti
Pancasila yang
Pancasila secara benar,
mampu menghayati dan mengamalkan secara
tujuan
perkuliahan Filsafat
mengerti
utuh,
Pancasila
secara
Pancasila benar
bukan
tetapi juga
konsisten.
hanya
tentu
Jika
sekedar
sulit
untuk
memasukkan perkuliahan Filsafat Pancasila sebagai program
pendidikan umum.
Seperti pendapat T.R.
rnengatakan bahwa "... general
education
McConnel yang takes
responbility the development of individual on
scale
- emotional,
intelectual - and
Henry,
berikut:
1952:
11),
social,
in
an
and
moral,
integrated
way".
as
its
a broader
as
well (Nelson
yang dapat diterjemahkan
as
8.
sebagai
pendidikan umum di samping memperhatikan per
kembangan intelektual, juga memperhatikan perkembangan ernosi, sosial, dan moral secara teri ntegrasi . Jadi tujuan
13
pendidikan umum
adalah
utuh.
Tujuan
dengan
pendidikan umum
Kedua Filsafat
mengembangkan
perkuliahan
Pancasila
yang
sejalan
tersebut.
ditinjau
Pancasila
Filsafat
kepribadian
dari
sudut
merupakan
materi,
perkuliahan
pendidikan
moral
dan
pendidikan politik. Sebagai pendidikan moral, perkuliahan Filsafat sebagai
Pancasila filsafat
Nilai-nilai, tersebut,
bertolak hidup
norma
yang
yang
dari
peranan
merupakan
rnengikat
Pancasila
sumber
manusia
nilai.
Indonesia
berpedornan pada:
1. Moral Ketuhanan. dari sila Ketuhanan Yang Maha Esa.
2. Moral Kemanusiaan. dari sila Kemanusiaan yang adil beradab.
3.
Moral
Persatuan,
dari sila Persatuan Indonesia.
4. Moral JLer^J<^at am, dari sila Kerakyatan yang
pimpin
oleh
hikrnah
kebi jaksanaan
di-
dalam
per-
rnusyawara tan/per waki Ian.
5. Moral Keadilan, dari sila Keadilan sosial seluruh rakyat Indonesia. (Sunoto, 1985: 3) Sebagai
Pancasila
pendidikan
bertolak
politik,
dari
perkuliahan
peranan
Pancasila
bagi
Filsafat
sebagai
landasan dan filsafat negara. Hal senada diungkapkan oleh Rochman Natawidjaja bahwa:
Pendidikan Pancasila perlu ditinjau
dari dua
sisi
yang tidak boleh dan tidak dapat dipisahkan, yaitu sosial) dan sebagai pendidikan pribadi (moral dan sebagai pendidikan politik. (Rochman Natawidjaja, 1991:
Pendidikan
2).
moral
dan
pendidikan
14
politik
merupakan
/
komponen
pokok
pendidikan
mengemukakan
enam
dikembangkan
dalam
mengembangkan
pribadi
umum.
Philip
kompetensi
Phenix
dasar
yang
hendak
umum
dalam
rangka
pendidikan yang
H.
utuh.
Keenarn
kompetensi
tersebut berkaitan dengan enam klasifikasi makna,
yaitu:
simbolik, ernpirik, estetik, sinoetik, etik, dan sinoptik.
Etik
rneliputi
bidang
moral
dan
pertimbangan
etik,
sedangkan sinoptik rneliputi sejarah, agama, dan filsafat.
Dengan demikian perkuliahan Filsafat Pancasila mengandung unsur etik dan
filsafat,
yang
dapat
dimasukkan
dalarn
klasifikasi makna etik dan sinoptik.
Ketiga, ditinjau dari proses
belajar
mengajar
di
IKIP Yogyakarta, perkuliahan Filsafat Pancasila merupakan
bagian dari perkuliahan Pendidikan
kuliah Pendidikan Pancasila
Pancasila,
tesebut
dan
merupakan
mata
komponen
MKDU (Mata Kuliah Dasar Umum).
MKDU
merupakan
program
pendidikan
diselenggarakan sebagai upaya
pembinaan
yang
sengaja
nilai-nilai
bagi mahasiswa dalarn rangka pengembangan kepribadian secara utuh, maka dapat dikemukakan bahwa adanya program MKDU sejalan dengan upaya pencapaian tujuan pendidikan umum. Dengan kata lain, bahwa pendidikan umum di perguruan tinggi dikembangkan melalui MKDU. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa; MKDU
merupakan suatu sarana pengembangan program pendidikan umum di perguruan tinggi. (Faridah, 1992: 157) .
15
diadakannya
kuliah
Filsafat
Pancasila
di
IKIP
Yogyakarta.
2. Upaya dosen Filsafat Pancasila dalam
rangka
mencapai
tujuan pendidikan umum di IKIP Yogyakarta.
3.
Beberapa metode Filsafat
yang
diterapkan
dalam
Pancasila.
4. Beberapa alat penilaian yang dipakai hasil
pernbelajaran
untuk
mengukur
belajar Filsafat Pancasila.
5. Apakah perkuliahan Filsafat Pancasila
sudah
memenuhi
syarat sebagai pendidikan umum.
F. Pentingnya Penelitian
Studi ini diharapkan
baik
bagi
pengembangan
penilaian, maupun Filsafat
situasi
memberikan
metode
pedagogis
lebih
rinci,
penyampaian,
dalarn
pentingnya
alat
perkuliahan
penelitian
ini
lain:
1. Penelitian ini akan mengungkapkan pe
surnbangan,
Pancasila.
Secara antara
dapat
matode
penyampaian
rkuliahan Filsafat Pancasila dalarn kaitannya
dengan
suasana dialogis dalam perkuliahan.
2. Prosedur penilaian terhadap hasil test mahasiswa dalam
kaitannya
dengan
ranah
17
kognitif,
afektif
dan
psikomotor, yakni apakah ada keseirnbangan penilaian di antara
ranah
tersebut.
3. Penelitian tentang perkuliahan Filsafat
Indonesia
belum banyak dilaksanakan,
penelitian rnasukan
Pancasila
ini
bagi
dapat
dipergunakan
penrngembangan
di
sehingga
hasil
sebagai
bahan
perkuliahan
Filsafat
Pancasila.
G.
Definisi Operasional Judul
Untuk menghindari kerancuan dalam
maka
istilah
yang
digunakan
penelitian
didefinisikan
ini,
sebagai
berikut:
1.
Penggunaan
istilah
"karakteristik",
kadang-kadang
diartikan sebagai si fat-si fat, kadang-kadang diartikan sebagai ciri khas.
khas
itu
persarnaan.
Pengertian
sendiri,
sifat-sifat
sebenarnya
Dalam
penelitian
dirnaksudkan sebagai ciri khas,
banyak ini,
dan
ciri
mengandung
karakteristik
yakni ciri
khas
dalarn
perkuliahan Filsafat Pancasila di IKIP Yogyakarta yang berkaitan dengan metode yang
digunakan,
dan
perkuliahan
Filsafat
perkuliahan
dapat
penyampaian, situasi
Pancasila.
dilaksanakan
penilaian
pedagogis
Metode dengan
dapat pula menggunakan alat bantu CCTV.
18
alat
dalam
penyampaian tatap
muka,
Alat penilaian
dapat berbentuk essay
dan
pedagogis menurut MI.
Soelaeman
mempunyai
kriteria
multiple
sebagai
choice.
Situasi
Achmad
Sanusi ,
dan
berikut:
diperlakukan sebagai subyek,
peserta
peserta
didik
bersifat
aktif dan kreatif,
ada pertautan makna antara
dan peserta didik,
sesuai dengan sifat
(potensi,
minat)
Penyyunaan rna^tm.
dalam
Pengertian
filsafat
berlaianan
oleh pada
belakangnya
masing-masing,
filsafat dari
titik
berbeda satu dengan H.
Titus
(1984)
(1979)
dalam
pengertian
(1)
filsuf,
filsafat.
tolak lainnya.
dan
setiap
terhadap kehidupan tertentu, sikap kritis atau pemikiran
yang
dijunjung
19
(2)
meninjau
pandang
pendapat
Harold
H.M.
Rasjidi
Filsafat,
sebagai
dan
yang
berikut:
kepercayaan
filsafat adalah suatu
terhadap
tinggi.
yang latar
filsuf
Persoalan-persoalan
filsafat dapat diartikan
secara
dengan
yang di ter j ernahkan oleh
buku
philosophy.
orang
sudut
Menurut
adalah
dipakai
Sesuai
dan
didik.
bermacam-
filsafat
rnaupun
filsafat adalah sekumpulan sikap
sikap
arti
Inggris:
diartikan
para
peserta
mempunyai
bahasa
pendidik
peserta didik.
bahasa Arab padanan kata
dan
tertarik
partisipasi
Filsafat,
istilah
Dalam
falsafah
dan
didik
Ini
kepercayaan
merupakan
dan
sikap
terbuka, toleransi terhadap pendapat orang ini berkaitan
kritis. (3)
bahwa
ahli
filsafat
filsafat
adalah
rnendapat perhatian manusia oleh ahli filsafat. Filsafat
sampai
pada
dicarikan
yang
(disarikan
yang
jawabannya penyelidikan
terdalam
dari
Hal
bersifat
masalah
mengadakan
rnasalah-rnasalah
rnendasari suatu hal.
selalu
kumpulan
dan
lain.
H.M..
yang
Rasjidi,
1984: 11-15). Dari beberapa pengertian tersebut
dapat
disimpulkan bahwa pengertian filsafat bertalian dengan kegiatan pemikiran manusia yang
bersifat
kritis
dan
rnenyel uruh .
Dengan digunakannya istilah Filsafat Pancasila, penelitian ini diartikan sebagai pembahasan
secara filsafati, yaitu "pembahasan
terdalam)",
(Kaelan,
Pancasila
Pancasila
pada hakikatnya yang terdalam (sampai pada
dalam
inti
sampai
yang
1991: 38).
pengertian filsafat Pancasila merupakan suatu pengetahuan yang terdalam yang merupakan hakikat Pancasila yang bersifat essensial, abstrak umum
universal, tetap dan 1966:
tidak berubah. (Notonagoro,
34).
3. Penggunaan istilah pendidikan
dalam kerangka pendidikan
di
umum
sering
Indonesia.
dimaksud pendidikan urnum oleh satu pihak sarna dengan yang dimaksud oleh pihak lain.
20
digunakan
Namun belum
yang tentu
Pendidikan
umum diartikan sebagai pendidikan
bagi sernua peserta didik yang
yang
tidak
berlaku
urnu
m
bersifat khusus
dan diarahkan untuk pengembangan kepribadian peserta didik secara keseluruhan (utuh).
Pendidikan urnum adalah program rnembina kepribadian warga
pendidikan yang
negara
peserta
didik
menjadi manusia seutuhnya melalui pembinaan nilai-nilai dan sernangat menerapkan nilai-nilai untuk
mencapai
kebahagiaan
hidup
dunia
dan
akhirat. (Faridah, 1992:155).
Pendidikan umurn yang dimaksud dalam penelitian ini, pendidikan umum
di
Indonesia
yang
bertujuan
untuk
rnembina kepribadian warga negara peserta didik rnenjdi manusia seutuhnya melalui sernangat
menerapkan
pembinaan
nilai-nilai
nilai-nilai untuk
dan
mencapai
kebahagiaan hidup dunia dan akhirat. Dengan kata lain, pendidikan
umum
di
kepribadian manusia
Indonesia
berupaya
Indonesia seutuhnya.
rnembina
(Menurut
Gordon Allport, "Kepribadian adalah suatu organisasi
yang dinamis dari
sistern
psikofisik
individu yang
rnenentukan tingkah laku dan pemikiran individu
khas".
Oikutip dari
secara
Teori-teori Kepribadian,
buku
karangan E. Koswara, 1991: 11).
Secara
operasional,
penelitian
menganalisis situasi perkuliahan
IKIP Yogyakarta,
Filsafat
ini
akan
Pancasila
di
berkaitan dengan metode penyampaian,
21
situasi pedagogis,
penilaian,
rnateri
perkuliahan
ditinjau dari pendidikan umum, yakni
apakah
perkui iafutn
Filsafat pendidikan
H.
Asumsi
alat
Pancasila
sudah
memenuhi
syarat
sebagai
umum.
Penelitian
Asumsi
penelitian
merupakan
suatu
titik
tolak
pemikiran, yang digunakan sebagai dasar penelitian,
yang
dibutuhkan untuk rnenyelidiki
akan
masalah-masalah
yang
dijawab. Penelitian ini mendasarkan pada asumsi sbb:
1. Pancasila
memandang
manusia
sebagai
rnakhluk
yang
monopluralis.
Hakikat
manusia
yang
rnonopluralistik
eksistensi manusia bersusun, majemuk,
sarwa
berarti
tunggal,
bertubuh jiwa, berakal - rasa - kehendak, bersifat perseorangan dan makhluk sosial,' dan kedudukan berdiri
sendiri dan makhluk Tuhan (Notonagoro, 1982: 49). Secara
lebih
rinci,
hakikat
manusia
susunan kodrat jiwa dan tubuh,
sifat
makhluk individu, dan makhluk
sosial,
kodrat
sebagai
sebagai
makhluk
makhluk
yang
terdiri
kodrat
berdiri
dan
dari
sebagai kedudukan
sendiri
dan
Tuhan.
"Aspek jiwa manusia
tersusun
atas
akal,
rasa
dan
kehendak. Sedangkan aspek tubuh manusia tersusun
atas unsur binatang, unsur tumbuhan, dan
unsur benda
mati", 2.
(Sunoto,
Pendidikan
1985: 63).
nasional
pada
dasarnya
adalah
pembangunan keseluruhan potensi dan aspek
proses
kepribadian
manusia. Dalam rangka pembangunan keseluruhan dan
aspek
kepribadian manusia,
umum sangat penting,
keberadaan pendidikan
khususnya di Perguruan Tinggi
karena mahasiswa mempunyai latar belakang ahlian masing-masing,
dan di
memiliki kepribadian utuh.
bidang
ke
pihak lain sernua dituntut
Untuk memiliki
kepribadian
utuh, seseorang tidak hanya belajar tentang tetapi
potensi
keahlian,
belajar pendidikan umum.
3. Para dosen Filsafat
Pancasila,
mempunyai
pandangan-
pandangan yang tertentu tentang berbagai persoalan
filsafat Pancasila dapat
dijadikan
secara rujukan
konseptual
teoritis
dalam. memilih
yang
alternatif
kebijakan pendidikan yang berkenaan dengan mata kuliah Filsafat
Pancasila.
4. Perkuliahan Filsafat Pancasila baik,
akan
berjalan
dengan
jika dilaksanakan dengan:
a. metode penyampaian dalam Filsafat Pancasila, CCTV,
sehingga
perkuliahan.
tidak
terjadi
proses
belajar
menggunakan situasi
mengajar
alat
dialogis
bantu dalam
b.
dalam sistem tutorial
ada
pertautan
makna
antara
pembimbing dengan mahasiswa (yang dibimbing). c. alat penilaian yang berbentuk choice,
essay
dan
multiple
mengungkapkan aspek kognitif, afektif
psikomotor secara seimbang serta untuk memecahkan suatu dalarn masyarakat.
24
mahasiswa
perrnasalahan
yang
dan
diajiik terjadi