Modul 1 MENULIS DAN PENALARAN Tujuan : 1. Menjelaskan pengertian yang benar tentang menulis ; 2. Menerangkan manfaat menulis bagi pengembangan diri ; 3. Menunjukan kaitan menulis dengan aspek keterampilan berbahasa lainya ; 4. Mengidentifikasikan kesamaan dan perbedaan ragam tulisan ; 5. Menguraikan implikasi karangan terhadap ragam bahasa yang digunakan ; 6. Memberikan contoh aplikasi konsep menulis sebagai proses, baik dari segi kegiatan menulisnya maupun mengajarnya ; 7. Membuat kategorisasi dan contoh penalaran berikut pengembangannya ; 8. Menunjukan contoh salah nalar dalam berbahasa. Kegiatan Belajar 1 MENULIS SEBAGAI PROSES 1. Pengertian Menulis Kegiatan menyampaikan pesan ( komunikasi )dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Unsur yang terlibat dalam komunikasi tulis antara lain: •
Pesan adalah isi atau muatan yang terkandung dalam suatu tulisan.
•
Tulisan adalah sebuah simbol atau lambang bahasa yang dapat dilihat dan disepakati pemakainya.
•
Penulis adalah penyampai pesan.
•
Pembaca adalah penerima pesan.
Manfaat menulis antara lain : •
Peningkatan kecerdasan;
•
Pengembangan daya inisiatif dan kreativitas;
•
Penumbuhan keberanian;
•
Pendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi.
Menurut Graves (1978) seseorang enggan menulis karena : •
Untuk apa dia menulis;
•
Merasa tidak berbakat menulis;
•
Merasa tidak tahu bagaimana harus menulis.
Mitos atau pendapat yang keliru tentang menulis dan pembelajaranya antara lain: 1. Menulis itu mudah Tanpa dilibatkan langsung dalam kegiatan dan latihan menulis, seseorang tidak akan pernah mampu menulis dengan baik. 2. Kemampuan Menggunakan Unsur Mekanik Tulisan merupakan Inti dari Menulis Dalam mengarang seseorang perlu memiliki keterampilan mekanik, antara lain : -
Penggunaan ejaan;
-
Pemilihan kata ( diksi );
-
Pengkalimatan;
-
Pengalineaan;
-
Pewacanaan.
Karangan harus mengandung isi berupa ide, gagasan, perasaan, atau informasi yang di ungkapkan penulis kepada orang lain. 3. Menulis itu Harus Sekali Jadi Menulis memerlukan proses antara lain: -
Prapenulisan
-
Penulisan
-
Penyuntingan
-
Perbaikan
-
Penyempurnaan.
4. Orang yang Tidak Menyukai dan Tidak Pernah Menulis Dapat Mengajarkan Menulis Minat dan kemauan siswa belajar menulis tak terlepas dari apa yang terjadi pada diri guru dan bagaimana dia mengajarnya. 2. Hubungan Menulis dengan Keterampilan Berbahasa yang lain Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen (mode) antara lain: -
Menyimak
-
Berbicara
-
Membaca
-
Menulis
Hubungan antar keempat aspek keterampilan berbahasa antara lain: 1. Hubungan Menulis dan Membaca Baca tulis merupakan suatu kegiatan yang menjadikan penulis sebagai pembaca dan pembaca sebagai penulis ( Menurut Goodman dkk.(1987) dan Tierney (1983) dalam Tompkin dan Hoskisson, 1995) 2. Hubungan Menulis dengan Menyimak Melaui menyimak penulis tidak hanya memperoleh ide atau informasi untuk tulisannya, tetapi juga menginspirasi tata saji dan struktur penyampaian lisan yang menarik hatinya, yang akan berguna untuk aktifitas menulisnya. 3. Hubungan Menulis dengan Berbicara
Keduanya merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat aktif-produktif. Artinya : Penulis dan pembicara berperan sebagai penyampai atau pengirim pesan kepada pihak lain. “jika kita menulis seperti kita berbicara, maka tidak seorang pun yang mau membacanya. Jika kita berbicara seperti kita menulis, maka tak adayang mau mendengarnya” ( T.S. Eliot (dalam Taringan, 1986) Perbedaan antara berbicara dan menulis antara lain: •
Bahasa yang kita gunakan harus lebih jelas karena penyampaian kita satu arah dan tidak dapat disertai dengan unsur-unsur nonverbal.
•
Perbedaan kedua terletak pada unsur-unsur nonverbal ( non bahasa )
•
Keduanya terletak pada sajian ide atau gagasan.
3. Ragam Wacana Karangan dapat disajikan dalam lima bentuk atau ragam wacana, antara lain: 1. Dekripsi ( Pemerian ) Adalah ragam wacana yang melukiskan atau menggambarkan sesuatu berdasarkan kesan-kesan dari pengamatan, pengalaman, dan perasaan penulisnya. 2. Narasi ( Penceritaan atau Pengisahan ) Adalah ragam wacana yang menceritakan proses kejadian suatu peristiwa. 3. Eksposisi ( Paparan ) Adalah ragam wacana yang dimaksudkan untuk menerangakan, menyampaikan, atau menguraikan suatu hal y ang dapat memperluas atau menambah pengetahuan dan pandangan pembacanya. 4. Argumentasi ( Pembahasan atau Penbuktian ) Adalah ragam wacana yang dimaksudkan
untuk meyakinkan pembacamengenai
kebenaran yang disampaikan oleh penulisnya. 5. Persuasi Adalah ragam wacana yang ditujukan untuk mempengaruhi sikap dan pendapat pembaca mengenai sesuatu hal yang disampaikan penulisnya. 4. Menulis sebagai Proses Pendekatan dalam pembelajaran menulis menurut Proett dan Gill, 1986 antara lain: 1. Pendekatan frekuensi menyatakan bahwa banyaknya latihan mengarang akan membantu meningkatkan keterampilan menulis seseorang. 2. Pedekatan gramatikal bahwa pengetahuan orang mengenai struktur bahasa akan mempercepat kemahiran orang dalam menulis. 3. Pendekatan koreksi bahwa seseorang menjadi penulis karena dia menerima banyak koreksi atau masukan yang diperoleh atas tulisannya.
4. Pendekatan formal bahwa keterampilan menulis akan diperoleh bila pengetahuan bahasa, pengalineaan, pewacanaan, serta konveksi atau aturan penulisan dikuasai dengan baik.
Tahap atau fase dalam proses menulis, antara lain; 1. Tahap Prapenulisan Merupakan fase mencari, menentukan, dan mengingat kembali pengetahuan atau pengalaman yang diperoleh dan diperlukan penulis. Tujuanya adalah untuk mengembangkan isi serta mencari kemungkinan-kemungkinan lain dalam menulis sehingga apa yang ingin ditulis dapat disajikan dengan baik. Aktifitas dalam prapenulisan, antara lain: •
Menentukan topik Topik adalah pokok persoalan atau permasalahan yang menjiwai seluruh karangan. Masalah dalam memilh atau menentukan topik, antara lain: a) Sangat banyak topik yang dapat dipilih, semua topik menarik dan cukup dikenali. b) Tidak memiliki ide sama sekali tentang topik yang menarik hati kita. c) Terlalu ambisius sehingga jangkauan topik yang dipilih terlalu luas.
•
Mempertimbangkan maksud atau tujuan penulisan Tujuan dalam konteks ini adalah tujuan mengarang, seperti menghibur, memberi tahu atau menginformasikan, mengklarifikasi membuktikan, atau membujuk.
•
Memperhatikan sasaran karangan (pembaca) Kita harus memperhatikan dan menyesuaikan tulisan kita dengan level sosial, tingkat pengalaman, pengetahuan, kemampuan, dan kebutuhan pembaca.
•
Mengumpulkan informasi pendukung Sebelum menulis kita perlu mencari, mengumpulkan, dan memilih in formasi yang dapat mendukung, memperluas, memperdalam, dan memperkaya isi tulisan kita.
•
Mengorganisasikan ide dan informasi Hasil pengorganisasian ide-ide disebut kerangka karangan atau ragangan. Kerangka karangan atau ragangan adalah suatu rencana kerja yang memuat garis-garis besar karangan yang akan ditulis. ( Keraf, 1984 ) Kerangka karangan terdiri atas :
-
Pendahuluan atau Pengantar berisi mengapa dan untuk apa menulis topik tertentu, serta apa yang akan disajikan.
-
Isi berisi buntir-buntir penting inti karangan.
-
Penutup
2. Tahap Penulisan Awal karangan berfungsi untuk memperkenalkan dan sekaligus mengiring pembaca terhadap pokok tulisan kita.
Isi karangan menyajikan bahasan topik atau ide utama karangan. Akhir karangan berfungsi untuk mengembalikan pembaca pada ide-ide inti karangan melalui perangkuman atau penekanan ide-ide penting. Jika pengembangan karangan itu telah Anda lakukan, artinya telah menyelesaikan buram (draft) pertama karangan. Tahap berikutnya adalah memeriksa, menilai, dan memperbaiki buram itu sehingga benar-benar menjadi karangan yang baik. 3. Tahap Pasca penulisan Merupakan tahap penghalusan dan penyempurnaan buram yang kita hasilkan. Penyuntikan adalah pemeriksaan dan perbaikan unsur mekanik karangan seperti ejaan, pungtuasi, diksi, pengkalimatan, pengalineaan, gaya bahasa, pencatan kepustakaan, dan konveksi penulisan lainya. Penyuntikan disini diartikan sebagai kegiatan membaca ulang suatu buram karangan dengan maksud untuk merasakan, menilai, dan memeriksa baik unsur mekanik atau pun isi karangan. Tujuannya adalah untuk menemukan atau memperoleh informasi tentang unsur-unsur karangan yang perlu disempurnakan. Langkah-langkah kegiatan penyuntingan dan perbaikan karangan antara lain: a) Membaca keseluruhan karangan; b) Menandai hal-hal yang perlu diperbaiki, atau memberikan catatan bila ada hal-hal yang harus diganti, ditambahkan, disempurnakan; c) Melakukan perbaikan sesuai dengan temuan saat penyuntingan.
Kegiatan Belajar 2 PENALARAN
Penalaran ( reasoning ) adalah proses berfikir yang sistematik dan logis untuk memperoleh sebuah kesimpulan ( pengetahuan atau keyakinan ) PenalaranInduktif Adalah suatu proses berfikir yang bertolak dari hal-hal khusus menuju sesuatu yang umum. 1. Generalisasi atau Perampatan Adalah proses penalaran yang bertolak dari sejumlah gejala atau peristiwa yang serupa untuk menarik kesimpulan mengenai semua atau sebagian dari gejala atau peristiwa itu. Rambu-rambu untuk menguji keabsahan hasil sebuah generalisasi, antara lain: a) Apakah jumlah gejala atau peristiwa khusus yang disajikan dasar generalisasi tersebut cukup memadai. b) Apakah gejala atau peristiwa yang digunakan sebagai bahan generalisasi merupakan contoh yang baik, yang dapat mewakili keseluruhan atau bagian yang dikenai generalisasi? c)
Seberapa banyak kekecualian yang tidak sesuai dengan generalisasi yang
dilakukan? Apakah perumusan generalisai itu sesuai dengan data-data yang diteliti? 2. Analogi Melalui analogi seseorang dapat menerangkan sesuatu yang abstrak atau rumit secara konkret dan lebih mudah dicerna. Analogi Induktif ( kias ) adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari dua peristiwa atau gejala khusus yang satu sama lain memiliki kesamaan untuk sebuah kesimpulan. 3. Hubungan Kausal (Sebab-Akibat) 1. Satu atau beberapa gejala ( peristiwa ) yang timbul dapat berperan sebagai sebab atau akibat, atau sekaligus sebagai akibat dari gejala sebelumnya dan sebab gejala sesudahnya. 2. gejala atau peristiwa yang terjadi dapat ditimbulkan oleh satu sebab atau lebih, dan menghasilkan satu akibat atau lebih. 3. hubungan sebab dan akibat dapat bersifat langsung dan tak langsung. Penalaran Deduktif dan Coraknya Ketika kita menerapkan generalisasi yang dihasilkan dari penalaran induktif, maka saat itu kita juga melakukan penalaran deduktif. Deduksi adalah proses berfikir yang bertolak dari sesuatu yang umum ( prinsip, hukum, teori, atau keyakinan ) menuju hal-hal khusus. Proses penalaran berlangsung dalam tiga tahap, antara lain: 1. Generalisasi sebagai pangkal bertolak. 2. penerapan atau perincian generalisasi melalui kasus atau kejadian tertentu. 3. kesimpulan deduktif yang berlaku bagi kasus atau peristiwa khusus.
Alat penalaran dalam deduksi, antara lain: 1. Silogisme Adalah suatu proses penalaran yang menghubungkan dua proposisi (pernyataan) yang berlainan untuk menurunkan sebuah kesimpulan yang merupakan proposisi yang ketiga. Proposisi merupakan pernyataan yang dapat dibuktikan kebenarannya atau dapat di tolak karena kesalahan yang terkandung di dalamnya. Premis mayor term mayor dari silogisme, merupakan generalisasi atau proposisi yang dianggap benar bagi semua unsur atau anggota kelas tertentu. Premis minor mengandung term minor atau tengah dari silogisme, berisi proposisi yang mengidentifikasi atau menunjuk sebuah kasus atau peristiwa khusus sebagai anggota dari kelas itu. Kesimpulan adalah proposisi yang menyatakan bahwa apa yang berlaku bagi seluruh kelas, akan berlaku pula bagi anggota-anggotanya. Term adalah suatu kata atau frasa yang menempati fungsi subyek atau predikat. Hal yang harus di perhatikan bila kita ingin bernalar dengan menggunakan silogisme, antara lain: a) Sebuah silogisme hanya terdiri atas tiga proposisi: premis mayor, premis minor, dan kesimpulan. b) Jika sebuah silogisme mengandung sebuah premis yang positif dan sebuah premis negatif, maka kesim-pulanya harus negatif. c) Dari dua buah premis yang negatif tidak dapat di tarik kesimpulan. d) Premis mayor yang benar belum tentu menghasilkan kesimpulan yang benar jika proses penyimpulanya keliru. 2. Entimem Demi kepraktisan, bagian silogisme yang di anggap telah di pahami, di hilangkan ( Guinn dan Marder, 1987 ). Salah Nalar ( reasoning atau logical fallacy ) Adalah kekeliruan dalam proses berfikir karena keliru menafsirkan atau menarik kesimpulan. Kekeliruan ini dapat terjadi karena faktor emosional, kecerobohan, atau ketidaktahuan.
Macam-macam Salah Nalar 1. Generalisasi yang terlalu luas. Terjadi karena kurangnya data yang di jadikan generalisasi, sikap “menggampangkan”, malas mengumpulkan dan menguji data secara memadai, atau ingin segera meyakinkan orang lain dengan bahan yang terbatas. a) Generalisasi sepintas ( Hasty or sweeping generalization )
Kesalahan ini ketika seseorang membuat generalisasi berdasarkan data atau evidensi yang sedikit. b) Generalisasi Apriori Salah nalar ini terjadi ketika seseorang melakukan generalisasi atau gejala peristiwa yang belum diuji kebenaran atau kesalahannya. 2. Kerancuan Analogi Disebabkan penggunaan analogi yang tidak tepat. 3. Kekeliruan Kausalitas ( Sebab-Akibat ) Terjadi karena seseorang keliru menentukan dengan tepat sebab dari suatu peristiwa atau hasil dari suatu kejadian. 4. Kesalahan Relevansi Terjadi apabila bukti, peristiwa, atau alsan yang di ajukan tidak berhubungan atau tidak menunjang sebuah kesimpulan. a) Pengabaian persoalan (ignoring the question) Disebabkan oleh pengalihan suatu isu atau permasalahan dan menggantikannya dengan isu atau permasalahan lain yang tidak berkaitan. b) Penyembunyian persoalan (hiding the question) 1) Pemikiran ini atau itu (either/or thinking) Keinginan untuk melihat atau menyederhanakan persoalan yang rumit dari dua sudut pandang yang bertentangan. 2) Tidak bisa diikiuti (non sequitur) Terjadi karena suatu kesimpulan tidak diturunkan dari premispremisnya. 3) Argumentum ad misericodiam Muncul jika argumentasi yang di ajukan di maksudkan untuk membangkitkan empati atau belas kasian. 4) Argumentasi ad baculum Terjadi karena seseorang merasa dirinya tidak enak, terancam, atau mengharapkan sesuatu. 5) Argumentum ad otoritas Terjadi bila seseorang menerima atau menyampaikan pendapat bukan karena alasan rasional melainkan karena yang mengatakan adalah orang yang memiliki kekuasaan.
c) Kurang memahami persoalan Terjadi karena seseorang mengemukakan pendapat atau alasan
tanpa
memahami persoalan yang di hadapinya dengan baik. Penalaran melingkar (circle reasoning) maksudnya, isi pernyataan atau pendapat
yang
dikemukakan
berputar-putar
sesungguhnya tidak terungkap dengan baik.
sehingga
masalah
yang
3. Penyandaran terhadap Pretise Seseorang Rambu-rambu: a) Orang itu diakui keahliannya oleh orang lain. b) Pernyataan yang di buatnya berkenaan dengan keahliannya dan relevan dengan persoalan yang sedang di bahas. c) Hasil pemikirannya dapat diuji kebenarannya.
Modul 2 KALIMAT EFEKTIF Kalimat Efektif
Adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk mengungkap gagasan penutur sehingga pendengar atau pembaca dapat memahami gagasan yang terungkap dalam kalimat itu sebagai mana gagasan yang di maksudkan oleh penutur. Tujuan : 1. Dapat mengungkapkan kata dengan tepat dalam kalimat. 2. Dapat mengembangkan kalimat efektif dalam karangan. Kegiatan Belajar 1 PILIHAN KATA Kata merupakan unsur pembentuk dalam kalimat. Dalam kehidupan itu kata adalah unsur bebas terkecil yang bermakna. Disebut sebagai unsur bebas terkecil bermakna karena kata dapat berdiri sendiri, yakni diucapkan atau di tuliskan terpisah dari kata-kata yang lain. Dalam rangka menghasilkan kalimat efektif, salah satu kegiatan utama penutur adalah memilih kata. Pemilihan kata dan pendayagunaan kata mengacu pada kesanggupan sebuah kata untuk menimbulkan gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca atau pendengar seperti apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh penulis atau pembicaraan. Macam - macam konteks luar kalimat antara lain : 1. Topik ( apa yang dibicarakan ) 2. Tujuan ( apa yang ingin dicapai oleh partisipan ) 3.
Situasi komunikasi ( resmi atau tidak resmi, akrab atau tidak akrab )
4. Mitra tutur ( pendengar atau pembaca ) 5. Jenis wacana ( narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi atau persuasi ) Pembiasaan pelatihan dalam Memilih kata, antara lain : A. PENGGUNAAN KATA-KATA BERSINONIM Kategori kata yang bersinonim 1. Sinonim yang salah satu anggotanya bermakna lebih umum, sementara yang lain lebih khusus. 2. Jenis sinonim yang perbedaannya terletak pada intensitas makna. 3. Jenis sinonim yang perbedaannya terletak pada makna emotifnya. 4.
Kata-kata bersinonim yang dihadapi berbeda dalam penggunaan umum dan teknis.
5. Jenis sinonim yang memiliki perbedaan tingkat kebakuanya. B. PENGGUNAAN KATA-KATA SECARA HEMAT Norma yang dapat digunakan untuk melihat penghematan penggunaan kata yakni tingkat kemubajiran kata. Semakin tinggi kemubajiran kata, semakin tinggi pula ketidakhematan
kata yang digunakan. Norma ini dapat digunakan untuk mengukur kehematan suatu kata dalam kalimat.
C. PENGGUNAAN KATA SECARA KONSISTEN Pilihan kata terikat prinsip konsistensi. Kata-kata yang digunakan dalam kalimat memenuhi syarat konsistensi apabila kata-kata digunakan untuk mengungkapkan gagasan secara setia. Jika ada modifikasi bentuk dan makna, modifikasi itu juga dilepaskan dari kata lain yang berhubungan.
Kegiatan Belajar 2 PENGEMBANGAN KALIMAT EFEKTIF
Kalimat dalam karangan adalah kalimat yang mewakili penulis. Kalimat inilah yang disebut kalimat efektif dan benar-benar memenuhi fungsinya sebagai mediator antara penulis dan pembaca. A. PERSYARATAN KALIMAT EFEKTIF 1. Persyaratan kebenaran struktur ( correctness ) Kalimat yang berstruktur benar adalah kalimat yang unsur - unsurnya memiliki hubungan yang jelas. Hukum D-M Unsur yang di depan pada setiap frasa itu menjadi unsur inti sedangkan unsur yang dibelakang menjadi unsur atribut atau penjelas. Unsur-unsur yang memiliki fungsi sinteksis, antara lain : 1. Subjek 2. Predikat 3. Objek 4. Pelengkap 5. Keterangan 2. Persyaratan kecocokan konteks ( appropriacy ) Adalah persyaratan yang mengatur ketepatan kalimat dalam konteks. Jika dalam tuturan pendahulu, ada informasi yang sudah diketahui bersama, informasi itu harus dipahami sebagai informasi lama dan dikemukakan sebagai pangkal tolak tuturan. B. KIAT PENYUSUNAN KALIMAT EFEKTIF 1. Pengulangan Digunakan untuk memperlihatkan bagian yang dipentingkan dalam kalimat. 2. Pengedepanan Dalam penyampaian informasi, pengedepanan itu lazim untuk menunjukkan bahwa hal yang perlu dikedepankan itu penting. 3. Penyajajaran Penyejajaran itu menimbulkan kesan bahwa untuk yang disejajarkan itu penting. Prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyejajaran adalah konsistensi, yang dapat dipilah atas konsistensi struktur. Konsistensi kategori di tampakan pada kategori kata. 4. Pengaturan Variasi Variasi struktur memiliki kemampuan struktur a ktif-pasif, struktur panjang-pendek. Variasi jenis memiliki kemungkinan jenis kalimat berita, kalimat tanya dan kalimat seru. MODUL 3 KARANGAN Tujuan :
1. Dapat merencanakan karangan dengan benar, yakni dapat menentukan topik karangan, menentukan tujuan penulisan karangan, dan dapat menyusun rancangan karangan; 2. Dapat menjelaskan dan memahami persyaratan paragraf : jenis-jenis paragraf dan karakteristiknya. Mampu menyusun paragraf yang memenuhi menjelaskan dan memahami persyaratan paragraf : jenis-jenis paragraf dan karakteristiknya. Mampu menyusun paragraf yang memenuhi persyaratan paragraf yang baik; 3. Dapat menyusun karangan yang utuh, yakni dapat menuangkan sejumlah gagasan ke dalam draft karangan dan melakukan penyuntingan karangan. Kegiatan Belajar 1 PERANCANGAN KARANGAN Tahapan dalam kegiatan mengarang, antara lain : 1. Pra penulisan ( prewriting ) 2. Kegiatan penulisan ( writing ) 3. Kegiatan pasca penulisan ( Pasca writing ) A. PENENTUAN TOPIK KARANGAN Topik karangan atau topik tulisan adalah hal pokok yang dituliskan atau diungkapkan dalam karangan. Tema karangan adalah gagasan dasar yang mendasari sebuah karangan. Dalam proses penulisan karangan, tema merupakan gagasan dasar yang menjadi tumpuan topik karangan. Tema adalah gagasan sentral yang menjiwai seluruh isi karangan. Topik karangan menjadi hal pokok yang digunakan oleh pengarang untuk menyampaikan tema. Judul karangan adalah sebuah nama karangan. Pertimbangan yang perlu diperhatikan oleh seorang penulis karangan dalam menentukan topik karangan, antara lain : 1. Kemanfaatan Suatu topik dirasakan bermanfaat jika topik itu bersifat aktual. 2. Kemenarikan Suatu topik akan menarik perhatian orang lain jika topik itu bersifat aktual. Kemenarikan topik perlu dirasakan dalam kiat membuat judul tulisan. Sebuah topik yang menarik belum tentu menarik perhatian pembaca karena di ungkapkan dengan judul yang kurang menarik. Cara merumuskan judul karangan, antara lain : a. Judul karangan harus bertalian dengan mencerminkan isi karangan; b. Judul karangan di usahakan merangsang pembaca untuk mengetahui isi karangan; c. Judul karangan di sajikan secara singkat dalam bentuk frasa.
3. Fisibilitas Makanya adalah kelayakan dapat dikerjakan. Topik yang dipilih adalah topik yang fisibel, yang dapat di uraikan menjadi karangan. Fisibilitas ditentukan oleh kemampuan penulis. Pertama topik yang dipilih adalah topik yang benar-benar diketahui oleh pengarang. Kedua topik yang fisibel adalah topik yang cakupannya layak dalam pengertian tidak ter lalu luas. Cakupan yang jelas dan terbatas itu tidak hanya memudahkan pengarang untuk melihat gambaran isi yang akan dituliskan, tetapi juga memberikan gambaran kebutuhan waktu dan energi yang diperlukan untuk menyelesaikan karangan. B. PENENTUAN TUJUAN PENULISAN 1. Menjadikan pembaca ikut berfikir dan bernalar. 2. Membuat pembaca tahu tentang hal yang diberikan. 3. Menjadikan pembaca beropini. 4. Menjadikan pembaca mengerti dan membuat pembaca terpesuasi oleh karangan. 5. Membuat pembaca senang dengan menghayati nilai-nilai yang di kemukakan dalam Karangan ( seperti nilai-nilai kebenaran, nilai keagamaan, nilai pendidikan, nilai sosial, nilai moral, nilai kemanusiaan, nilai dan etika dan estetika ) C. PENYUSUNAN RANCANGAN KARANGAN Adalah langkah kegiatan penulisan setelah penentuan topik. Kerangka karangan (out line) adalah karangan tulis yang menggambarkan bagian-bagian atau butir-butir isi karangan dalam tataan yang sistematis. Butir-butir isi karangan, antara lain : 1. Sub tropik ( karangan baik dari segi jumlah dan sejenisnya ) 2. Urutan sub-tropik isi karangan 3. Hubungan antar sub-tropik dalam karangan : hubungan logis atau kronologis dan hubungan setara atau hubungan bertingkat.
Manfaat kerangka karangan : 1. Kerangka karangan memungkinkan Anda dapat mengarang secara searah terarah karena isi karangan sebenarnya menggambarkan arah sebuah karangan. 2. Kerangka karangan berguna untuk menghindari kerja ulang.
3. Kerangka karangan memungkinkan untuk dapat memasukan dan menempatkan materi tulisan yang baru di temukan dalam bab atau subab tertentu. 4. Kerangka karangan memungkinkan Anda dapat bekerja lebih fleksibel dari segi penyelesaian bagian karangan.
Bentuk kerangka karangan : Kerangka topik adalah kerangka yang di redaksikan dengan kata atau frasa kerangka kalimat dinyatakan dengan kalimat. Kerangka topik lebih sederhana karena rumusanya lebih singkat, kerangka topik lebih mudah dibuat dari pada kerangka kalimat.
Kegiatan Belajar 2 PENGEMBANGAN PARAGRAF Paragraf atau alinea
Adalah satuan karangan yang digunakan untuk mengungkapkan sebuah gagasan dalam bentuk untaian kalimat. Menyusun kalimat adalah menyusun sejumlah kalimat dalam rangka menghubungkan sejumlah gagasan. A. PERSYARATAN KESATUAN 1. Persyaratan kesatuan. a. Paragraf hanya mengandung sebuah kalimat topik yang berarti hanya berisi sebuah gagasan dasar. b. Paragraf berisi kalimat atau sejumlah kalimat pengembang yang berisi gagasan atau sejumlah gagasan pengembang. 2. Persyaratan Pengembangan Gagasan yang di ungkapkan dalam kalimat topik dan gagasan pengembang di ungkapkan dalam kalimat pengembang. 3. Persyaratan Kepaduan atau Koherensi Kesatuan memiliki arti ketinggalan isi gagasan di jamin oleh adanya satu gagasan dasar dan sejumlah gagasan pengembang. Kepaduan berarti keserasian hubungan antar gagasan dalam paragraf yang berarti juga keserasian hubungan antar kalimat dalam paragraf. Keserasian itu menyebabkan alur gagasan atau informasi yang terungkap dalam paragraf menjadi lancar. 4. Persyaratan Kekompakan atau Kohesi Persyaratan kepaduan dinyatakan oleh adanya hubungan antar gagasan yang serasi. Persyaratan kekompakan mengatur hubungan antar kalimat yang di wujudkan oleh adanya bentuk-bentuk kalimat atau bagian kalimat diwujudkan oleh adanya bentuk-bentuk kalimat atau bagian kalimat yang cocok dalam paragraf. a. Kekompakan Struktural Ditandai oleh adanya hubungan struktur kalimat-kalimat yang digunakan dalam paragraf. b. Kekompakan Leksikal Ditandai oleh kata-kata yang digunakan dalam paragraf untuk menandai hubungan antar kalimat atau bagian-bagian paragraf.
B. JENIS-JENIS PARAGRAF 1. Paragraf Deduktif Adalah paragraf yang memiliki kalimat topik pada bagian awal paragraf dan
kalimat-kalimat pengembang setelah memiliki topik. 2. Paragraf Induktif Adalah Paragraf yang memiliki kalimat topik pada bagian akhir paragraf. 3. Paragraf kombinasi Adalah paragraf yang memiliki dua kalimat topik yang ditempatkan pada bagian awal dan bagian akhir. 4. Paragraf Deskriftif Adalah paragraf yang memiliki kalimat topik di semua paragraf. C. PENGEMBANGAN PARAGRAF Adalah pengembangan kalimat topik ke dalam kalimat-kalimat pengembang. Syarat pengembangan Paragraf adalah memasukan
pengembangan dasar
ke dalam gagasan
pengembang atau sejumlah gagasan pengembang. Pengembangan paragraf terwujud atau terpenuhi jika kalimat topik sudah dilengkapi dengan kalimat-kalimat pengembang. Gagasan pengembang berdasarkan Substansi isi, antara lain : 1. Fakta 2. Contoh 3. Definisi 4. Ilustrasi 5. Penjelasan atau Eksplanasi 6. Rincian spesifik, analogi, sebab dan akibat, atau kombinasi di antara gagasan pengembang tersebut. Pengembangan paragraf Internal Adalah pengembangan paragraf terjadi di dalam satu paragraf dalam bentuk pengembangan gagasan dasar ke dalam gagasan pengembang yang di lanjutkan dengan pengembangan kalimat topik ke dalam kalimat- kalimat pengembang. Pengembangan Paragraf Eksternal Adalah pembentukan paragraf dalam teks dikaitkan dengan paragraf yang lain. Hasil pengembangan ini adalah untaian paragraf yang menunjukkan paragraf yang cocok dengan paragraf yang lain.
Kegiatan Belajar 3 PENYUSUNAN KARANGAN
A. PENULISAN DRAF KARANGAN Merupakan aktifitas yang dimulai dengan menata butir-butir gagasan secara hierarki dan sistematis. Keteraturan yang berlaku dalam karangan tampak pada pola penalaran yang diterapkan, keakraban komponen dalam penalaran,
kelengkapan komponen gagasan, dan
kepaduan hubungan antar komponen gagasan. Langkah-langkah penulisan draf karangan 1. Membaca semua kartu catatan 2. Mempertimbangkan semua materi yang sudah dipersiapkan 3. Memperhatikan kerangka tulisan 4. Mengelompokan bahan-bahan dan catatan-catatan bahan tulisan berdasarkan topik dan menempatkan kelompok-kelompok bahan tulisan itu dalam kerangka tulisan. 5. Menuliskan draf kasar tulisan Pengungkapan gagasan verbal yakni pengungkapan dengan kata, frasa, kalimat dan untaian kalimat. Pengungkapan gagasan visual itu berwujud tampilan-tampilan visual, seperti tabel, diagram, figurasi, organigram dan polygon. Pertimbangan dalam menggunakan tampilan visual, antara lain: 1. Tampilan visual itu berfungsi sebagai materi suplemen terhadap tampilan verbal. 2. Tampilan visual itu senantiasa menjadi bagian integral teks. 3. Tampilan visual yang mengganggu tampilan verbal perlu dihindari dengan menempatkan tampilan visual pada lampiran. Pengalaman yang kurang baik dalam proses penulisan draf sebuah karangan, antara lain : 1. Penulisan Draft tidak bertolak dari kerangka yang relatif matang karena kerangka yang relatif matang itu belum dibuat. 2. Sifat malas untuk segera memulai menulis draft lazim menjadi sebab tidak segera terwujudnya draft karangan. 3. Adanya Keengganan dan kekurang cermatan dalam mengumpulkan dan menata bahanbahan tulisan. B. PERBAIKAN DRAF KARANGAN 1. Aspek yang menyangkut gagasan yang Anda kemukakan dalam karangan. 2. Aspek bahasa 3. Aspek ejaan tanda baca 4. Aspek teknik penulisan Menyangkut teknik penggunaan margin ( kiri, kanan, atas, bawah ) teknis penomoran, teknik penulisan pustaka, teknik pengutipan, dan teknik tampilan visual, seperti tabel, organigram, diagram gambar dan denah. C. EJAAN DAN TANDA BACA Ketentuan ejaan dan tanda baca harus dibaca dengan baik dari pedoman umum Ejaan Bahasa indonesia yang di sempurnakan. Menerapkan ketentuan pembentukan istilah, sebagaimana dapat anda lihat dalam pedoman umum pembentukan istilah.
MODUL 1 HAKIKAT PENELITIAN TINDAKAN KELAS
TUJUAN : 1. Dapat menjelaskan pengertian penelitian tindakan kelas dari berbagai sudut pandang. 2. Dapat menjelaskan karakteristik penelitian tindakan kelas, 3. Dapat menjelaskan posisi PTK, 4. Dapat menjelaskan manfaat PTK, 5. Dapat menjelaskan keterbatasan dan persyaratan yang diperlukan PTK.
Kegiatan Belajar 1 Pengertian dan karakteristik PTK A. PENGERTIAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS 1. Penelitian tindakan kelas adalah satu bentuk inquiri atau penyelidikan yang dilakukan melalui refleksi diri. 2. Penelitian tindakan dilakukan oleh peserta yang terlibat dalam situasi yang diteliti seperti guru, siswa atau Kepala Sekolah. 3.
Penelitian tindakandilakukan dalam situasi social termasuk situasi pendidikan.
4. Tujuan PTK adalah memperbaiki dasar pemikiran dan kepantasan dari praktik-praktik pemahaman terhadap tersebut, serta situasi atau lembaga tempat praktik tersebut dilaksanakan. PTK merupakan penelitian dalam bidang social, yang menggunakan refleksi diri sebagai metode utama, dilakukan oleh orang yang terlibat didalamnya, serta bertujuan untuk melekukan perbaikan dalam berbagai aspek. PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru didalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat. B. KARAKTERISTIK PENELITIAN TINDAKAN KELAS 1. Adanya masalah dalam PTK dipicu oleh munculnya kesadaran pada diri guru bahwa praktik yang dilakukan selama ini dikelas mempunyai masalah yang perlu diselesaikan. 2. Self-reflective inquiri, atau penelitian melalui refleksi diri. Pengumpul data adalah guru yang terlibat dalam kegiatan praktek, sehingga dalam hal ini guru mempunyai fungsi ganda, yaitu sebagai guru dan sebagai peneliti. 3. PTK dilakukan didalam kelas, sehingga focus penelitian ini adalah kegiatan pembelajaran berupa perilaku guru dan siswa dalam melakukan interaksi. 4. PTK bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran dalam PTK dikenal adanya siklus. Pelaksanaan berupa pola : perencanaan – pelaksanaan – observasi – revleksi – revisi ( perencanaan ulang ). C. PENELITIAN TINDAKAN KELAS DANPENELITAN KELAS
PTK termasuk salah satu jenis penelitian kelas karena penelitian tersebut dilakukan didalam kelas. PTK didefinisikan sebagai penelitian yang dilakukan didalam kelas dengan cara flanders yaitu mengamati proposi berbicara antara guru dan siswa. D. MENGAPA PENELITIAN TINDAKAN KELAS PERLU DILAKUKAN OLEH GURU? •
Penelitian pendidikan umumnya dilakukan oleh para pakar atau peneliti dari LPTK, sehingga masalah yang diteliti kurang dihayati oleh guru.
•
Guru yang menjadi Objek kajian tidak terlibat dalam pembentukan pengetahuan.
•
Penyebarluasan hasil penelitian kekalangan praktisi dilapangan memakan waktu yang cukup lama karena publikasi melalui jurnal ilmiah sering memerlukan waktu sekitar tiga tahun.
•
Pengaruh penelitian tentang mengajar terhadap praktik pembelajaran sangat kecil karena asumsi atau titik atau titik tolak yang digunakan para guru.
•
Orang yang paling tau tentang segala sesuatu yang terjadi dikelas adalah guru.
•
Guru dapat memperkirakan / menafsirkan secara lebih tepat respon yang diberikan oleh siswa karena guru paham benar akan keunikan siswa.
•
PTK adalah keterlibatan guru dalam berbagai kegiatan pengembangan disekolahnya dan mungkin ditingkat yang lebih luas, sehingga Ia perlu mampu melakukan dalam reviu kinerja sekolah.
•
PTK menurut profesionalisme, antara lain : 1. Guru yang baik perlu mempunyai otonomidalam melakukan penilaian professional, sehingga Ia tidak perlu diberitahukan apa yang harus dikerjakan. 2. ketidaktepatan paradigma penelitian tradisional dalam membantu guru memperbaiki kinerjanya dalam mengajar.
Kegiatan Belajar 2 MANFAAT, KETERBATASAN, dan PERSYARATAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Manfaat PTK
1. Manfaat PTK bagi Guru a. PTK dapat dimanfaatkan oleh guru untuk memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya karena memang sasaran akhir PTK adalah perbaikan pembelajaran. b. Dengan melakukan PTK Guru dapat berkembang secara Profesional karena dapat menunjukan bahwa Ia mampu menilai dan memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya. PTK mendorong guru tumbuh berkembang menjadi pekerja professional dibidangnya. c. Membuat guru lebih percaya diri. Guru yang mampu melakukan analisis terhadap kinerjanya sendiri di dalam kelasnya sehingga menemukan kekuatan dan kelemahan dan kemudian mengembangkan alternative untuk mengatasi kelemahanya jelas-jelas guru yang penuh percaya diri. d. Melalui PTK, guru mendapat kesempatan untuk berperan aktif membangun keterampilan dan pengetahuan sendiri. Guru adalah perancang dan pelaku perbaikan yang menghasilkan berbagai teori dalam memperbaiki pembelajaran. Thoriting by praktisioners artinya membangun sendiri pengetahuan ( self – contuced knowledge ) berupa personal theory atau theory in use. 2. Manfaat PTK bagi pelajaran atau siswa Dengan adanya PTK kesalahan dalam proses pembelajaran akan cepat di analisis dan diperbaiki, sehingga kesalahan tersebut tidak akan berlanjut. Guru yang terampil melaksanakan PTK akan slalu kritis terhadap hasil belajar siswa, sehingga siswa merasakan mendapat perhatian khusus dari guru. 3. Manfaat PTK bagi Sekolah -
Sekolah yang berhasil mendorong terjadinya inovasi pada diri para guru telah berhasil pula meningkatkan kualitas pendidikan untuk para siswa.
-
Sekolah yang para gurunya sudah mampu membuat perubahan atau perbaikan mempunyai kesempatan yang besar untuk berkembang pesat.
-
Hubungan kolegal yang sehat tumbuh dan rasa saling membutuhkan akan menumbuhkan iklim kerja sama yang kondusif untuk memajukan sekolah.
-
PTK memberikan sumbangan yang positif terhadap kemajuan sekolah, yang tercermin dari peningkatan kemampuan professional para guru, perbaikan dan hasil belajar siswa, serta kondusifnya iklim pendidikan di sekilah tersebut.
B. Keterbatasan PTK 1. Validitas PTK
Metologi yang agak longgar yang lebih bersifat informal meskipun dijaga keobjektifanya, masih menimbulkan keraguan. Para peneliti masih sering mempertanyakan kesahihan penelitian yang dilakukan guru sendiri didalam kelasnya. 2. Generalisasi Hasil PTK tidak dapat digeneralisasikan karma memang hasil tersebut hanya terkait dengan siswa didalam kelas tertentu. C. Kondisi yang Dipersyaratkan dalam PTK 1. Sekolah harus memberikan kebebasan yang memadai bagi guru untuk melakukan PTK, berkolaborasi dengan teman guru lainya, dapat secara bebas meminta teman untuk menjadi pengamat bagi kelasnya dan bebas berdiskusi tentang kemajuan kelasnya, disamping dapat menumbuhkan rasa saling mempercayai. 2. Birokrasi dan hierarki organisasi disekolah hendaknya diminimalkan Kolaborasi atau kerja sama yang saling menguntungkan, serta pengambilan keputusan secara bersama. 3. Sekolah semestinya selalu mempertanyakan apa yang diinginkan bagi sekolah. 4. PTK mempersyaratkan keterbukaan dari semua staf sekolah untuk membahas masalah yang dihadapi tanpa rasa kwatir akan di cemoohkan. 5. Sikap Kepala Sekolah dan staf administrasi harus menunjang terjadinya pembaharuan. 6. Guru dan siswa harus mempunyai rasa percaya diri yang tinggi bahwa mereka sedang melakukan satu pembaharuan yang didukung oleh Kepala Sekolah dan juga orang tua. 7.
Guru harus siap menghadapi berbagai konflik karena yang baru biasanya mendapat perhatian lebih dari pada yang lama yang sudah di akrabi setiap hari.
MODUL 2 LANGKAH – LANGKAH PENELITIAN TINDAKAN KELAS TUJUAN : 1. Menjelaskan cara – cara mengidentifikasi masalah; 2. Merinci langkah-langkah untuk merencanakan perbaikan;
3. Menjelaskan langkah – langkah dalam melaksanakan PTK; 4. Mendeskripsikan berbagai kaidah dan teknik untuk mengumpulkan dan menganalisis data; 5. Menjelaskan langkah – langkah dalam merencanakan tindak lanjut.
Kegiatan Belajar 1 Rencana dan Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas PTK dilaksanakan melalui proses pengkajian berdaur, yang terdiri dari empat tahap, yaitu merencanakan, melakukan tindakan, mengamati dan melakukan refleksi. Rencana akan menjadikan acuan dalam tindakan. Agar tindakan yang dilakukan dapat kita ketahui kualitasnya kita perlu melakukan pengamatan. Berdasarkan pengamatan ini kita akan dapat menentukan apakah ada hal-hal yang harus segera diperbaiki agar tindakan dapt mencapai tujuan yang kita inginkan. Refleksi sebagai langkah keempat, kita lakukan setelah tindakan berakhir. Dalam kegiatan belajar ini kita akan mengkaji dua tahap yaitu merencanakan dan melakukan tindakan dengan empat langkah utama yaitu : D. Mengidentifikasi Masalah Guru merasa ada yang tidak beres dikelasnya, yang jika dibiarkan akan berdampak buruk bagi proses dan hasil belajar siswa. Pada awalnya guru mungkin bingung untuk mengidentifikasikan masalah, guru dapat mulai dengan gagasan baru untuk melakukan perbaikan, kemudian memfokuskan gagasan tersebut. Agar mampu merasakan dan mengungkapkan aanya masalah seorang guru dituntut jujur pada diri sendiri dan melihat pembelajaran yang di kelolanya sebagai bagian penting dari dunianya. Refleksi akan efektif jika guru mempunyai pemahaman atau kesadaran yang tinggi akan fungsi pembelajaran dan jujur terhadap diri sendiri.
Bidang yang layak dijadikan focus PTK, antara lain: 1. Melibatkan kegiatan belajar dan mengajar; 2. mungkin ditangani oleh Guru; 3. sangat menarik minat Guru; 4. ingin di ubah atau diperbaiki oleh guru. E. Menganalisis dan Merumuskan Masalah
Sebelum menganalisis masalah, kita mengumpulkan data yang terkait dengan masalah tersebut. Tanpa melakukan analisis, mungkin masalah yang kita identifikasi masih kabur. Analisis dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan pada diri sendiri atau yang disebut refleksi, dapat pula dengan mengkaji ulang berbagai dokumen. Sebuah masalah pada umumnya dirumuskan dalam bentuk kalimat Tanya, yang menggambarkan sesuatu yang ingin dipecahkan atau dicari jawabanya melalui penelitian. Dengan terumusnya masalah secara operasional, anda sudah mulai membuat rencana perbaikan atau rencana PTK. F. Merencanakan Perbaikan Langkah-langkah menyususun rencana perbaikan adalah sebagai berikut : 1. Rumuskan cara perbaikan yang akan ditempuh dalam bentuk hipotesis tindakkan. Hipotesis tindakan adalah dugaan guru tentang cara terbaik untuk mengatasi masalah. 2. Analisis kelayakan hipotesis tindakan.or pelaksana karena pelaksanaan PTK a. Kemampuan dan komitmen guru sebagai aktor pelaksana karena pelaksanaan PTK memang harus tumbuh dari keinginan guru sendiri. b. Kemampuan dan kondisi fisik siswa dalam mengikuti tindakan tersebut. c. Kesediaan sarana atau fasilitas yang diperlukan. d. Iklim belajar dan iklim kerja di sekolah. G. Melaksanakan PTK 1. Menyiapkan pelaksanaan. a. Membuat rencana pembelajaran beserta skenrio tindakan yang akan dilaksanakan. b. Menyiapkan fasilitas atau saran pendukung yang diperlukan. c. Menyiapkan cara merekam dan menganalisis data yang berkaitan dengan proses dan hasil perbaikan. d. Untuk memantapkan keyakinan diri, guru perlu mensimulasi pelaksanaan tindakan.
2. Melaksanakan tindakan. Kriteria PTK yang harus dilakukan oleh guru, antara lain : a. Pekerjaan utama guru adalah mengajar b. Cara mengumpulkan atau merekam data jangan sampai terlalu menyita waktu guru. c. Metodologi yang diterapkan haruslah reliable atau handal. d. Masalah yang ditangani guru haruslah sesuai dengan kemampuan dan komitmen guru.
e. Sebagai peneliti guru harus memperhatikan berbagai aturan atau etika yang terkait dengan tugas-tugasnya. f. PTK harus mendapat dukungan dari seluruh personil sekolah. Guru sebagai actor PTK harus mampu melakukan observasi dan interprestasi secara cepat, sehingga penyesuaian-penyesuaian dapat dilakukan jika perlu. Guru memegang komitmenya sebagai pengajar, tanpa terganggu oleh metodologi penelitian yang sedang diterapkan.
Kegiatan Belajar 2 Pengumpulan dan Analisis Data, serta tindak lanjut A. Pengumpulan data Pengumpulan data dilakukan oleh guru sebagai peneliti selama proses pelaksanaan tindakan. 1. Observasi dan Interprestasi
Low-inverence observation adalah tiga kategori rekaman yang tidak memerlukan interprestasi pada saat rekaman dilakukan. High-inference observation adalah pengamatan yang mempersyaratkan interprestasi atau penfsiran ketika merekam data. a. Prinsip dan jenis observasi 1. Perencanaan bersama Tujuanya untuk membangun rasa saling percaya dan menyepakati beberapa hal seperti focus yang akan diamati, pelajaran yang akan berlangsung, bagaimana sikap pengamat kepada siswa, dan dimana pengamat akan duduk. 2. focus focus yang sempit atau spesifik akan menghasilkan data yang sangat bemanfaat bagi pertumbuhan professional guru. 3. Mebangun Kriteria Dengan criteria pengamat dapat merekam data yang memang relevan. 4. Ketrampilan Observasi -
Dapat menahan diri untuk tidak terlalu cepat memutuskan dalam meninterprestasikan satu peristiwa.
-
Dapat menciptakan suasana yang memberikandukungan dan menghindari terjadinya suasana yang menakutkan guru atau siswa.
-
Menguasai berbagai teknik untuk menunjukan peristiwa atau interaksi yang tepat untuk direkam,serta alat ( instrument perekam yang efektif untuk episode tertentu. 5. Balikan ( feed back ) Hasil observasi dapat dimanfaatkan jika ada balikan yang tepat.
-
Diberikan segera setelah pengamatan jika ada balikan yang tepat.
-
Balikan ditentukan berdasarkan data factual yang direkam secara cermat dan sistematis.
-
Data di interprestasikan sesuai criteria yang sudah disepakati sebelumnya.
-
Guru yang diamati diberi kesempatan pertama untuk menafsirkan data.
-
Diskusi mengarah kepada perkembangan strategi untuk membangun apa yang telah dfipelajari.
Jenis-jenis Observasi 1. Observasi terbuka Dalam observasi terbuka, pengamat tidak menggunakan lembar observasi, melainkan hanya menggunakan kertas kosong untuk merekam pelajaran yang di amati. 2. Observasi terfokus. Ditujukan untuk mengamati aspek-aspek tertentu dari pembelajaran. 3. Observasi terstruktur.
Observasi terstruktur menggunakan instrument observasi yang terstruktur dan siap pakai, sehingga pengamat hanya tinggal membubuhkan tanda ( v ) pada tempat yang disediakan. 4. Observasi sistematik Observasi sitematik lebih rinci, data dikategorikan menjadi penguatan verbal dan nonverbal. b. Tujuan atau sasaran Observasi Observasi terutama ditujukan untuk menujukan proses dan dampak perbaikan yang direncanakan. Yang menjadi sasaran dalam PTK adalah proses dan hasil atau dampak pembelajaran yang direncanakan sebagai tindakan perbaikan. c. Prosedur observasi 1. Pertemuan pendahuluan. Tujuan pertemuan ini adalah untuk menyepakati berbagai hal yang berkaitan dengan pelanggaran yang akan diamati dan observasi yang akan dilakukan. 2. Pelaksanaan observasi. Observasi dilakukan terhadap proses dan hasil tindakan perbaikan. 3. Diskusi balikan. Pertemuan balikan dilakukan segera setelah tindakan perbaikan yang diamati berakhir. Agar ke-3 tahap ini berhasil kita harus memperhatikan prinsip-prinsip dibawah ini : a. Hubungan antara guru dan pengamat haruslah didasari rasa saling percaya. b. Focus kegiatan pengamat haruslah pada usha perbaikan pembelajaran dan mendorong keberhasilan strategi yang diterapkan. c. Proses didasarkan pada pengumpulan dan pemanfaatan data observasi. d. Guru hendaknya didorong untuk menarik kesimpulan pembelajaran yang dikelolanya dari data yang dikumpulkan. e. Setiap tahap dari tahap observasi merupakan proses yang berlanjut dan yang satu selalu bertumpu pada yang lain. f. Guru dan pengamat bersama-sama terlibat dalam proses pertumbuhan professional yang saling menguntungkan. 2. Catatan Harian, Rekaman, Angket, dan Wawancara. 1. a. Catatan harian guru atau disebut field note, dibuat oleh guru segera setelah pembelajaran sesuai. b. Catatan harian siswa merupakan catatan yang dibuat oleh siswa secara bebas tentang pelajaran tertentu. 2. Rekaman dengan tape recorder merupakan salah satu cara untuk mendapatkan data penting yang berkaitan dengan interaksi didalam kelas. 3. Angket atau kuesioner dapat digunakan untuk menjaring pendapat siswa tentang
pembelajaran, asal dibuat secara sederhana dan juga memuat pertanyaan ynag direspon secara bebas oleh siswa. 4. Wawancara dapat dilakukan untuk mengungkap pendapat siswa tentang pembelajaran.
B. Analisis Data dan Refleksi 1. Analisis data Analisis data dilakukan setelah satu perbaikan selesai di implementasikan secara keseluruhan. Tahap pertama, data diseleksi, difokuskan, jika perlu ada yang direduksi ( reduksi data ). Data diorganisasikan sesuai hipotesis. Tahap kedua, data yang sudah terorganisasi ini di deskripsikan. Tanpa analisis data guru tidak akan dapat memperkirakan dampak perbaikan yang dilakukan. 2. Refleksi Yaitu mengingat kembali segala perilakunya ketika mengajar dan mencoba merenungkan mngapa Ia berperilaku seperti itu dan mengapa siswa merespon seperti itu. Melalui refleksi guru dapat menetapkan apa yang telah dicapai, apa yang belum dicapai serta apa yang perlu diperbaiki lagi dalam pembelajaran berikutnya. Refleksi berikutnya dilakukan melalui analisis sintetis, serta induksi dan deduksi. Analisis dilakukan dengan merenungkan kembali secara intensif kejadian-kejadian atau peristiwa yang menyebabkan munculnya sesuatu yang diharapkan atau tidak diharapkan. C. Perencanaan Tindak Lanjut Hasil atau kesimpulan yang didapat pada analisis data dan setelah melakukan refleksi digunakan untuk membuat rencana tindak lanjut. Jika ternyata tindakan perbaikan belum berhasil menjawab masalah yang menjadi kerisauan guru, maka hasil analisis data dan refleksi diuankan untuk merencanakan kembali tindakan perbaikan.
Karangan argumentasi Maraknya Facebook di Indonesia Facebook, tak asing lagi rasanya mendengar kata itu. Tentu saja, bagaimana tidak? Sudah lama sekali Facebook masuk dalam kehidupan di bumi ini. Facebook secara cepat dapat menggantikan posisi Friendster. Hampir sebagian besar pengguna Friendster (Fs) saat ini berganti dan beralih ke Facebook (FB). Ada apa gerangan dengan semua ini?
Facebook merupakan sebuah website yang berbasis jaringan sosial. Menurut pengamatan, ternyata FB memberikan fasilitas yang cukup banyak bagi penggunanya. Di samping fasilitas yang didapat, pengguna diberi kemudahan dalam mengakses, dan kemudahan chating secara online dengan teman. Di Indonesia, sekarang ini sedang heboh – hebohnya mengenai Facebook. Tak hanya kalangan remaja saja, anak SD bahkan orang tua pun tak sedikit yang gila facebook. Begitu cepatnya Facebook menarik perhatian masyarakat. Bahkan, sekarang ini, tak punya Facebook bisa dibilang tidak gaul. Facebook memiliki dampak positif dan negatif dalam kehidupan. Positifnya, facebook merupakan salah satu sarana untuk mengetahui dan mempelajari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, membuat kita tidak “gaptek” isttilahnya. Namun dilihat dari sisi negatifnya, bagi saya facebook lebih banyak merugikan. Bagaimana tidak? Sebagai seorang pelajar, yang tentunya mempunyai kewajiban untuk belajar, Facebook sangat mengganggu terhadap pelajaran saya, baik waktu maupun konsentrasi untuk belajar. Hampir setiap hari orang-orang buka facebook, hanya sekedar update status ataupun chatingan, dan banyak lagi. Dan itu hanya buang-buang waktu saja, padahal masih banyak yang lebih penting yang harus dikerjakan. Namun entah kenapa, facebook seakan menyihir para penggunanya. Siapa sih sekarang yang tidak tahu Facebook? Belakangan ini, di masyarakat banyak kasus yang terjadi akibat Facebook. Contohnya saja, kasus anak-anak perempuan yang di culik, akibat berkenalan dengan orang asing di facebook. Ada pula yang melakukan penipuan melalui Facebook. Status Facebook yang mungkinkata-katanya tidak tepat saja, bias menjadi masalah. Jadi sebenarnya Facebook itu penting atu tidak ?
Argumentasi adalah karangan yang terdiri atas paparan alasan dan penyintesisan pendapat untuk membangun suatu kesimpulan. Tujuan karangan Argumentasi adalah bisa : 1. Membantah atau menentang suatu usul atau pernyataan tanpa berusaha meyakinkan atau mempengaruhi pembaca untuk memihak, tujuan utama kemungkinan ini adalah sematamata untuk menyampaikan suatu pandangan; 2. Mengemukakan alasan atau bantahan sedemikian rupa dengan mempengaruhi keyakinan pembaca agar menyetujui; 3. Mengusahakan suatu pemecahan masalah; atau
4. Mendiskusikan suatu persoalan tanpa perlu mencapai suatu penyelesaian. Karangan yang saya buat merupakan karangan argumentasi karena terdiri atas materi pembahasan yang tersusun sebagai berikut : 1. Pernyataan faktual Facebook memiliki dampak positif dan negatif dalam kehidupan. Positifnya, facebook merupakan salah satu sarana untuk mengetahui dan mempelajari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, membuat kita tidak “gaptek” isttilahnya. 2. Asumsi Hampir sebagian besar pengguna Friendster (Fs) saat ini berganti dan beralih ke Facebook (FB). 3. Uraian berupa definisi Facebook merupakan sebuah website yang berbasis jaringan sosial. Menurut pengamatan, ternyata FB memberikan fasilitas yang cukup banyak bagi penggunanya. Di samping fasilitas yang didapat, pengguna diberi kemudahan dalam mengakses, dan kemudahan chating secara online dengan teman. 4. Uraian Teoritis Sebagai seorang pelajar, yang tentunya mempunyai kewajiban untuk belajar, Facebook sangat mengganggu terhadap pelajaran saya, baik waktu maupun konsentrasi untuk belajar. Hampir setiap hari orang-orang buka facebook, hanya sekedar update status ataupun chatingan, dan banyak lagi. Dan itu hanya buang-buang waktu saja, padahal masih banyak yang lebih penting yang harus dikerjakan. Namun entah kenapa, facebook seakan menyihir para penggunanya. 5. Pernyataan bahwa butir nomor 1 sampai dengan 5 merupakan landasan pendekatan: Dari sudut tersebut diatas, karangan ini terutama meninjau masalah Maraknya facebook di Indonesia. 6. Tujuan Di Indonesia, sekarang ini sedang heboh – hebohnya mengenai Facebook. Tak hanya kalangan remaja saja, anak SD bahkan orang tua pun tak sedikit yang gila facebook. Begitu cepatnya Facebook menarik perhatian masyarakat. Bahkan, sekarang ini, tak punya Facebook bisa dibilang tidak gaul.
PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG
DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA UNIT PENGELOLA PENDIDIKAN KECAMATAN TAMAN
SEKOLAH DASAR NEGERI TALUN 25
Talun, 14 Desember 2010 Nomor
: 005 / 17 / 2010
Kepada Yth.
Lamp
: --
Wali Murid Kelas VI SDN Talun 25
Hal
: Undangan
Di Tempat
Dengan Hormat, Menindaklanjuti program kerja sekolah Tahun Pelajaran 2010/2011, perlu koordinasi dan sosialisasi kepada wali murid dan komite sekolah. Untuk itu kami mengharap kehadiran bapak / ibu wali murid Kelas VI pada : Hari/tanggal : Sabtu, 18 Desember 2010 Tempat
: SDN Talun 25
Waktu
: Pukul 09.00 WIB
Agenda Rapat : Pengambilan Raport Kelas VI ( enam ) Atas kerjasama dan perhatiannya disampaikan terimakasih.
Kepala SDN Talun 25
Banowati, S.Pd NIP 19670122 199403 2 008
Alamat : Kelurahan Talun Kecamatan Taman – Pemalang 52362
PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA UNIT PENGELOLA PENDIDIKAN KECAMATAN TAMAN
SEKOLAH DASAR NEGERI BANTARAN 08
SURAT TUGAS Nomor : 421.2 / 02 / 2011 Mendasar Surat Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pemalang Nomor : 421.2 / 04 / 2011 Tentang Kalender dan Jadwal Ulangan Umum Semester 2 Tahun Pelajaran 2010 / 2011 Dengan ini Kepala Sekolah Dasar Negeri Bantaran 08 Menugaskan kepada : Nama
: Drs. Subagyo
NIP
: 19670125 199901 1 005
Pangkat / Gol. Ruang : Penata / III C Jabatan
: Guru SD Negeri Bantaran 08
Untuk menyusun soal Ulangan Umum Semester 2, pada : Hari / Tanggal
: Kamis, 28 April 2011
Pukul
: 09.00 WIB
Tempat
: Ruang Pertemuan Kantor UPP Kecamatan Taman
Demikian surat tugas ini di buat untuk dapat dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.
Bantaran, 25 April 2011 Kepala SD Negeri Bantaran 08
Drs. Margono, M.Pd NIP 19670506 1980 03 1 002
Alamat : Kelurahan Bantaran Kecamatan Taman – Pemalang 52362
RENCANA PEMBELAJARAN Mata Pelajaran Kelas/ Semester Waktu Pelaksanaan I
: : : :
Ilmu Pengetahuan Alam IV/I 2 x 35 menit Senin, 11 April 2011
A. Standar Kompetensi Memahami hubungan struktur organ tubuh manusia dengan fungsinya,
II
serta pemeliharaannya B. Kompetensi Dasar Mendiskripsikan hubungan antara struktur kerangka tubuh manusia dengan fungsinya C. Indikator Menunjukkan bagian rangka manusia D. Tujuan Pembelajaran Khusus 1. Melalui penjelasan guru tentang bagian-bagian rangka siswa dapat menyebutkan bagian rangka dengan benar 2. Melalui tanya jawab tentang bagian-bagian rangka siswa dapat menyebutkan nama-nama tulang pembentuk rangka dengan benar Materi pembelajaran A. Materi Rangka adalah susunan tulang-tulang yang saling bersambungan satu sama lainnya sehingga membentuk tubuh. Rangka manusia terdiri atas rangka kepala, badan, dan anggota gerak. Fungsi rangka untuk menguatkan dan menegakkan tubuh; menentukan bentuk tubuh; tempat melekatnya otot; melindungi bagian dalam tubuh yang rapuh
B. Metode Ceramah, tanya jawab C. Media dan sumber 1. Media Gambar rangka manusia 2. Sumber a. Haryanto,2004. Sains Untuk Kelas IV, Erlangga b. Tim penyusun Fokus , 2008, Vokus kelas 4, Solo, CV , shindunata III Kegiatan pembelajaran 1. Pra KBM Mengabsen siswa Menyiapkan alat peraga 2. Kegiatan Awal 1. Apersepsi : Guru bertanya pada siswa “ Apakah tanganmu terdiri dari kulit dan daging saja ? Adakah bagian yang keras 2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 3. Kegiatan Inti a. Secara klasikal siswa memperhatikan penjelasan guru tentang bagian-bagian rangka b. Secara klasikal siswa menjawab pertanyaan guru tentang nama tulang pembentuk kepala c. Secara klasikal siswa mengerjakan tugas tentang nama-nama tulang pembentuk kepala atas 4
Kegiatan Akhir a. Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran b. Guru memberi pekerjaan rumah c. Guru memberi tes formatif d. Guru bersama siswa menganalisis hasil tes formatif e. Guru menutup pelajaran IV Evaluasi Pembelajaran A. Prosedur tes Tes Awal : tidak ada Tes Proses : ada Tes Akhir : ada B. Jenis tes Lisan
Tertulis Perbuatan C. Bentuk tes Pilihan Ganda Esai Obyektif Lisan D. Alat Tes I Pilihlah Salah satu jawaban yang tepat ! 1 Tulang-tulang penyusun rangka kepala terdiri dari tulang keras karena berfungsi untuk melindungi . . . . A. hati B. otak C. paru D. lambung 2 Rangka manusia terdiri dari.... A. Kepala, badan , anggota gerak B. Badan, kaki, tangan C. Tangan, kaki, lutut D. Kaki, tangan, badan 3 Rangka kepala dikenal dengan.... A. Rangka atas B. Rangka bawah C. Tengkorak D. Tangan II. Isilah titik-titik di bawah ini dengan kata-kata yang tepat ! 1 Tulang yang terbentuk secara teratur disebut.... 2 Rangka manusia dikelompokkan menjadi.... 3 Rangka manusia terdiri dari.... III Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat ! 1. Sebutkan fungsi rangka kepala ? 2. Sebutkan fungsi rangka badan ?
KUNCI JAWABAN I. 1 B 2 A 3 C II.
1 2 3
Rangka 3 Bagian Rangka kepala, rangka badan, rangka anggota gerak
III
1 2
Rangka kepala berfungsi melindungi otak Rangka badan melindungi paru-paru, jantung dan hati
Kriteria penilaian I. Jawaban benar nilai 1 II. Jawaban benar nilai 1 III. Jawaban benar nilai 2 Nilai Akhir = nilai perolehan x 100 Nilai Maksimal = 10 x 100 10 = 100
Tegalsari Timur, 04 April 2011 Kepala Sekolah,
Mahasiswa
Eko Hadi Wiryono, S.Pd
Trileni widia
NIP 19670814 198806 1 003
NIM.818315223
RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran Kelas/ Semester Waktu Pelaksanaan I
: : : :
Ilmu Pengetahuan Alam IV/I 2 x 35 menit Senin,18 April 2011
A. Standar Kompetensi Memahami hubungan struktur organ tubuh manusia dengan fungsinya, serta pemeliharaannya B. Kompetensi Dasar Mendiskripsikan hubungan antara struktur kerangka tubuh manusia dengan fungsinya
C. Indikator Menunjukkan bagian rangka manusia D. Tujuan Pembelajaran Khusus 3. Melalui penjelasan guru tentang bagian-bagian rangka siswa dapat menyebutkan bagian rangka dengan benar 4. Melalui tanya jawab tentang bagian-bagian rangka siswa dapat menyebutkan bagian rangka dengan benar 5. Melalui tanya jawab tentang bagian-bagian rangka siswa dapat menyebutkan nama-nama tulang pembentuk rangka dengan benar 6. Melalui pemberian tugas tentang bagian-bagian rangka siswa dapat II
menunjukkan rangka anggota atas dengan benar Materi pembelajaran A. Materi Rangka adalah susunan tulang-tulang yang saling bersambungan satu sama lainnya sehingga membentuk tubuh. Rangka manusia terdiri atas rangka kepala, badan, dan anggota gerak.
Fungsi rangka untuk
menguatkan dan menegakkan tubuh; menentukan bentuk tubuh; tempat melekatnya otot; melindungi bagian dalam tubuh yang rapuh B. Metode Ceramah, tanya jawab, pemberian tugas C. Media dan sumber 3. Media Gambar rangka manusia 4. Sumber c. Haryanto,2004. Sains Untuk Kelas IV, Erlangga d. Tim penyusun Fokus , 2008, Vokus kelas 4, Solo, CV , shindunata III Kegiatan pembelajaran 1. Pra KBM Mengabsen siswa 2.
Menyiapkan alat peraga Kegiatan Awal 3. Apersepsi : Guru bertanya pada siswa “ Apakah tanganmu terdiri dari kulit dan daging saja ? Adakah bagian yang keras
3.
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Kegiatan Inti d. Secara klasikal siswa memperhatikan penjelasan guru tentang bagian-bagian rangka e.
Secara klasikal siswa menjawab pertanyaan guru tentang nama tulang pembentuk kepala
f. 4
Secara klasikal siswa mengerjakan tugas tentang nama-nama tulang
pembentuk kepala atas Kegiatan Akhir f. Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran g.
Guru memberi pekerjaan rumah
h.
Guru memberi tes formatif
i. IV
Guru bersama siswa menganalisis hasil tes formatif
j. Guru menutup pelajaran Evaluasi Pembelajaran A. Prosedur tes Tes Awal : tidak ada Tes Proses : ada Tes Akhir : ada B. Jenis tes Lisan Tertulis Perbuatan C. Bentuk tes Pilihan Ganda Esai Obyektif Lisan
I
D. Alat Tes Pilihlah Salah satu jawaban yang tepat ! 1 Tulang-tulang penyusun rangka kepala terdiri dari tulang keras karena berfungsi untuk melindungi . . . . E. hati F. otak G. paru 2
3
H. lambung Rangka manusia terdiri dari.... E.
Kepala, badan , anggota gerak
F.
Badan, kaki, tangan
G.
Tangan, kaki, lutut
H. Kaki, tangan, badan Rangka kepala dikenal dengan.... E.
Rangka atas
F.
Rangka bawah
G.
Tengkorak
H. Tangan II. Isilah titik-titik di bawah ini dengan kata-kata yang tepat ! 1 Tulang yang terbentuk secara teratur disebut.... 2 Rangka manusia dikelompokkan menjadi.... 3 Rangka manusia terdiri dari.... III Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat ! 3. Sebutkan fungsi rangka kepala ? 4.
Sebutkan fungsi rangka badan ?
KUNCI JAWABAN I. 1 B 2 A 3 C II.
1 2 3
Rangka 3 Bagian Rangka kepala, rangka badan, rangka anggota gerak
III
1 2
Rangka kepala berfungsi melindungi otak Rangka badan melindungi paru-paru, jantung dan hati
Kriteria penilaian IV. Jawaban benar nilai 1 V. Jawaban benar nilai 1 VI. Jawaban benar nilai 2 Nilai Akhir = nilai perolehan x 100 Nilai Maksimal = 10 x 100 10 = 100
Tegalsari Timur, 12 April 2011 Kepala Sekolah,
Eko Hadi Wiryono, S.Pd NIP 19670814 198806 1 003
Mahasiswa
Trileni widia NIM.818315223
LAPORAN PRAKTIK PEMBINAAN PROGRAM KEPEMUDAAN BIDANG OLAHRAGA FUTSAL DI KELURAHAN MULYOHARJO KECAMATAN PEMALANG KABUPATEN PEMALANG JAWA TENGAH MATA KULIAH
: PEMBELAJARAN BERWAWASAN KEMASYARAKATAN
Oleh : Nama
: TRILENI WIDIA
NIM
: 818315223
PROGRAM STUDI STRATA SATU PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR MITRA KERJA UPBJJ - UT PURWOKERTO POKJAR PEMALANG
UNIVERSITAS TERBUKA
KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL MASA REGRISTASI 2011.2
PRAKATA Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi Ilmu dan Ridho-Nya sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan Laporan Praktik PEMBINAAN PROGRAM KEPEMUDAAN BIDANG OLAHRAGA FUTSAL. Salam dan Sholawat disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan semoga sampai kepada kita, Amin. Rasa terima kasih disampaikan kepada yang terhormat : 1. Kepala UPBJJ – UT Purwokerto. 2. ketua Pokjar UT Pemalang Bapak Sulaiman, S.Pd 3. Tutor Mata Kuliah Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan Masa Regristasi 2011.2 Bapak Ir. TUKIYONO, M.Si 4. 5. Semua pihak yang telah membantu selesainya Laporan Praktik PEMBINAAN PROGRAM KEPEMUDAAN BIDANG OLAHRAGA FUTSAL.
Tiada Gading yang tak retak, begitu pula dengan :Laporan Praktik yang kami susun. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan masukan dan saran dari semua pihak untuk kelengkapan dan kesempurnaan Laporan Praktik ini.
Pemalang, November 2011
TRILENI WIDIA NIM 81815223
I
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ………………………………………………………………… DAFTAR ISI …………………………………………………………………………... DAFTAR TABEL ……………………………………………………………………... DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………………….. BAB I
PENDAHULUAN ……………………………………………………… a. Latar Belakang ……………………………………………………… b. Tujuan secara umum ………………………………………………… c. Hasil Kegiatan Secara Umum ………………………………………..
BAB II
PELAKSANAAN PROGRAM ………………………………………... a. Tempat dan Waktu Pelaksanaan ……………………………………… b. Materi Pelatihan / Kegiatan ………………………………………….. c. Strategi dan Deskripsi jalannya Kegiatan ……………………………
BAB III
TEMUAN HASIL ……………………………………………………… a. Temuan / Hasil Evaluasi Proses ……………………………………. b. Temuan / Hasil Evaluasi Produk …………………………………… c. Pembahasan …………………………………………………………. d. Gambaran Keaktifan …………………………………………………
BAB IV
SIMPULAN, SARAN DAN TINDAKLANJUT ……………………… a. Simpulan ……………………………………………………………. b. Saran ………………………………………………………………….
c. Tindak lanjut ………………………………………………………….. DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………….. LAMPIRAN …………………………………………………………………………….
ii
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1.
Waktu Pelaksanaan kegiatan. Program Kepemudaan Bidang Olahraga Futsal ……………………
Tabel 2.
Materi Pelatihan / Kegiatan Pembinaan. Bidang Olahraga Futsal ……………………………………………..
Tabel 3.
………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………..
Tabel 4.
…………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………..
Tabel 5.
…………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………..
iii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1.
Formulir Data Pribadi Pemuda ………………………………………..
Lampiran 2.
Daftar Anggota Pembinaan Program Kepemudaan Bidang Olahraga Futsal ………………………………..
Lampiran 3.
Surat Keterangan dari Unit Pengelola Pendidikan Kecamatan ( UPPK ). …………………………………………………………………………….
Lampiran 4.
Foto-foto Kegiatan Praktik Pembinaan Program Kepemudaan Bidang Olahraga Futsal …………………………………..
Lampiran 5.
……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………..
Lampiran 6.
……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………….
iv
Pemuda kembali tulang untuk nation.They dapat mengubah masa depan masyarakat dengan kesejahteraan mereka dan perilaku berani. Mereka di sini untuk menunjukkan kepada kita bahwa yang kita belum bersedia untuk melihat dalam ourselves.Unfortunately hari ini kita menemukan pemuda mereka yang lebih tertarik pada tempat penyihir lain tidak berguna bagi mereka serta nation.They memilih untuk menghabiskan hari-hari mereka melakukan obat dan bermain video game. mereka menghabiskan malam mereka berpesta dan hidup itu, sehingga untuk speak.More dan pria muda lebih banyak kelompok usia ini duduk di rumah di depan televisi mereka bermain
game sepanjang hari, bukan memperbaiki diri atau pergi bekerja. Mereka memiliki visi dan jika mereka memiliki mimpi mereka tidak memiliki dorongan untuk membuat setiap usaha untuk mencapai mereka. Kita harus mengendalikan ini. Kita harus memotivasi generasi muda kita. Kita harus mengajarkan tanggung jawab dan penentuan tujuan. Aku takut jika kita tidak kita akan segera mendukung seluruh generasi tunawisma dan sia-sia pada keluarga kesejahteraan. Hal yang harus berubah, dengan sekolah kita, dengan generasi yang lebih tua sedang model peran yang baik, dengan generasi tua yang mentor, dan dengan pemuda yang sekarang melakukan apa-apa Bagi Anda berada di usia remaja, Anda memiliki pilihan. Anda dapat biarkan dirimu tetap saja Anda dan melakukan apa pun atau Anda bisa naik di atas apa yang sinis di sekitar Anda harapkan dan pergi mendapatkan pendidikan atau mendapatkan pekerjaan. Tampilkan generasi tua mereka salah tentang Anda.Biarkan mereka tahu Anda memiliki kecerdasan dan keterampilan. Tampilkan diri Anda apa yang Anda terbuat dari. Anda mungkin terkejut melihat betapa bangganya diri Anda menjadi bahkan dengan terkecil prestasi. Saya dapat memberitahu Anda bahwa tidak ada yang bisa terjadi jika Anda tidak mencoba, buruk atau baik. Anda tidak akan menjadi kaya dalam semalam dengan cara baik tapi setidaknya jika Anda berusaha, maka Anda telah memulai perjalanan Anda menuju impian Anda ..
PENDAHULUAN Mata kuliah pembelajaran berwawasan kemasyarakatan (PBK) dengan bobot 3 SKS, merupakan mata kuliah berpolitik yang bertumpu dengan tiga bentuk kegiatan praktek yang meliputi : 1. Program pemberantasan buta aksara atau keaksaraan fungsional (KF). 2. Pengembangan taman bacaan masyarakat (PBM). 3. Pembinaan program kepemudaan (PPK). Dalam pengarahan dan bimbingan yang disampaikan oleh tutor, tiap mahasiswa untuk melaksanakan praktek di berikan keleluasaan untuk memilih satu diantara tiga bentuk kegiatan praktek, dengan demikian kami memilih satu bentuk kegiatan praktek “program pemberantasan buta aksara” yang kami fokuskan pada keaksaraan fungsional (KF). Sebagai acuan praktek, kami mengacu pada modul lima dan enam dalam buku modul pembelajaran berwawasan kemasyarakatan, yang terdiri dari sembilan modul. Laporan hasil praktek kami susun sebagaimana dalam daftar isi laporan praktek. Demikian laporan yang kami sampaikan, selanjutnya kritik dan saran sangat kami harapkan untuk perbaikan. Sumenep, 29 Agustus 2009 Mahasiswa DAFTAR ISI 1. Pendahuluan…………………………………………..…………………………….1 2. Daftar isi……………………………………………………………………………2 3. Identitas Mahasiswa………………………………………..………………………3 4. Formulir Daftar Pribadi WB………………………………………………………..4 5. Daftar WB………………………………………………………..……………….11 6. Kesepakatan Dengan WB…………………………………………..…………….12 7. Materi Yang Disampaikan (Calistung)……………………………………………13 a. Keaksaraan Dasar…………………………………………..…………….13 b. Kaksaraan Lanjutan………………………………………………………13 c. Keaksaraan Mandiri………………………………………………………13 8. Penyampaian Materi………………………………………………………………14 a. Pendekatan Andragogi…………………………………..………….…….14 b. Pendekatan Personal…………………………………………….….…….14 c. Pendekatan Familiar………………………………………………………14 9. Hasil Belajar/Kesimpulan…………………………………………………..…….15 IDENTITAS MAHASISWA
NAMA : ABDUL KADIR JAELANI NIM / KELAS : 818146678 / A PROGRAM STUDI : S-1 PGSD POKJAR : UNIVERSTAS TERBUKA KABUPATEN : SUMENEP UPBJJ-UT : SURABAYA Sumenep, 29 Agustus 2009 ABDUL KADIR JAELANI NIM : 8181466788 KELAS : A Formulir Daftar Pribadi WB Nama : Riskiyanto Tempat/tgl.lahir : Sumenep, 04 Februari 1975 Umur : 34 Tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Alamat : Prenduan Kec. Pragaan Rt/Rw : 07 / 01 Dusun/Desa Prenduan Kec. Pragaan Status Perkawinan : Sudah Kawin Status dlm keluarga : Kepala Keluarga Pekerjaan : Petani Keterampilan yg Dimiliki : Membuat pupuk kandung Formulir Daftar Pribadi WB Nama : Asfi’ie Tempat/tgl.lahir : Sumenep, 01 Februari 1977 Umur : 32 Tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Alamat : Prenduan Kec Pragaan Rt/Rw : 07 / 01 Dusun/Desa Prenduan Kec. Pragaan Status Perkawinan : Sudah Kawin Status dlm keluarga : Kepala Keluarga Pekerjaan : Nelayan Keterampilan yg Dimiliki : Membuat Jala Formulir Daftar Pribadi WB Nama : Indayani Tempat/tgl.lahir : Sumenep, 18 Mei 1977 Umur : 32 Tahun Jenis Kelamin : Perempuan Alamat : Prenduan Kec. Pragaan Rt/Rw : 07 / 01 Dusun/Desa Prenduan Kec. Pragaan Status Perkawinan : Belum Kawin Status dlm keluarga : Anggota Keluarga Pekerjaan : Petani Keterampilan yg Dimiliki : Menganyam tikar Formulir Daftar Pribadi WB
Nama : Suriyani Tempat/tgl.lahir : Sumenep, 10 Januari 1978 Umur : 31 Tahun Jenis Kelamin : Perempuan Alamat : Prenduan Kec. Pragaan Rt/Rw : 07 / 01 Dusun/Desa Prenduan Kec. Pragaan Status Perkawinan : Sudah Kawin Status dlm keluarga : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Petani Keterampilan yg Dimiliki : Menjahit Formulir Daftar Pribadi WB Nama : Andriyono Tempat/tgl.lahir : Sumenep, 25 April 1978 Umur : 31 Tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Alamat : Prenduan Kec. Pragaan Rt/Rw : 07 / 01 Dusun/Desa Prenduan Kec. Pragaan Status Perkawinan : Sudah Kawin Status dlm keluarga : Kepala Rumah Tangga Pekerjaan : Nelayan Keterampilan yg Dimiliki : Membuat jaring ikan Formulir Daftar Pribadi WB Nama : Lia susanti Tempat/tgl.lahir : Sumenep, 13 Januari 1978 Umur : 31 Tahun Jenis Kelamin : Perempuan Alamat : Prenduan Kec. Pragaan Rt/Rw : 07 / 01 Dusun/Desa Prenduan Kec. Pragaan Status Perkawinan : Sudah Kawin Status dlm keluarga : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Petani Keterampilan yg Dimiliki : Membuat kue Formulir Daftar Pribadi WB Nama : Misyandi Tempat/tgl.lahir : Sumenep, 19 Januari 1979 Umur : 30 Tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Alamat : Prenduan Kec. Pragaan Rt/Rw : 07 / 01 Dusun/Desa Prenduan Kec. Pragaan Status Perkawinan : Sudah Kawin Status dlm keluarga : Kepala Rumah Tangga Pekerjaan : Supir Keterampilan yg Dimiliki : Mentraining tumbuhan bonsai DAFTAR WARGA BELAJAR
UPBJJ-UT : Surabaya Kab/Kota : Sumenep Masa Regrestasi : 2009.1 Tanggal : 28 Juli 2009 No Nama Umur Desa Kecamatan 1 Riskiyanto 34 Prenduan Pragaan 2 Asfi’ie 32 Prenduan Pragaan 3 Indayani 32 Prenduan Pragaan 4 Suriyani 31 Prenduan Pragaan 5 Andriyono 31 Prenduan Pragaan 6 Lia Susanti 31 Prenduan Pragaan 7 Misyandi 30 Prenduan Pragaan Kepala UPBJJ-UT Nip………. Mahasiswa Nim : Abdul Kadir Jaelani Kelas : A Kesepakatan Dengan WB ( Warga Belajar ) Nama Pokjar : Terbit Terang Alamat Pokjar : Dusun pesisir Rt 07 Rw 01, Desa Prenduan Kec. Pragaan Nama Tutor : Abdul Kadir Jaelani Jumlah WB : 7 ( tujuh ) orang Waktu Pokjar : 3 x seminggu tiap hari Senin, Rabu dan hari Jumat Jam Pokjar : Jam 14.30 wib s/d jam 16.30 Kurun Waktu : 1 bulan Pokok-Pokok Materi Pembelajaran Yang di Sampaikan - Pada dasarnya materi pembelajaran yang disampaikan adalah terdiri dari CALISTUNG, yaitu membaca menulis dan berhitung. - Tingkatan CALISTUNG kami klarifikasikan menjadi tiga tingkatan yaitu : 1. Tingkat keaksaraan dasar, dengan ciri-ciri WB belum mengenal semua huruf,belum dapat merangkai kata, dan belum mengerti kalimat. 2. Tingkat keaksaraan lanjutan, dengan ciri-ciri WB sudah dapat menulis seadanya dan membaca seadanya, akan tetapi belum lancer. 3. Tingkat mandiri dengan ciri-ciri sudah dapat membaca dan menulis dan berupaya belajar sendiri. Ad.1. – Membaca nama sendiri - Membaca nama suami/istri dan anak-anak - Membaca tulisan desa dan tulisan binatang - Menulis nama sendiri, menulis nama suami/istri dan anak-anak - Menulis nama desa dan alamat serta menulis nama binatang - Menghitung jumlah anak - Meghitung jumlah petak sawah - Menghitung binatang piaraan. Ad.2. - Memperlancar membaca nama alamat - Membaca nama suami/istri anak-anak dan pekerjaannya - Menulis nama sendiri dan alamat rumah - Menulis nama suami/istri dan anak-anak dilengkapi dengan alamat - Menghitung jumlah kekayaan - Menghitung zakat yang dikeluarkan dalam satu keluarga.
Ad.3. - Memperlancar merangkai kata-kata menjadi kalimat dalam membaca - Menggunakan kalimat sederhana nan mudah dimengerti - Menulis kalimat yang sering dikerjakan sehari-hari - Menulis daftar kebutuhan sehari-hari - Menulis daftar belanja bila kepasar - Menghitung uang dalam jumlah ratusan ribu dengan penambahan – pengurangan, pengalian – dan pembagian. PENYAMPAIAN MATERI Dalam penyampaian materi ini kami menggunakan pendekatan Andragogi, yaitu pendekatan pendidikan bagi orang dewasa, dengan metode dan tehnik yang digunakan melibatkan guru dan murid yang keduanya adalah setara. Hal ini berdasarkan pandangan andragogi, setiap pendidik harus mampu membantu peserta didik dalam penyelenggaraan pendidikan : 1. Menciptakan suasana yang kondusif untuk belajar melalui kerja sama dalam merencanakan program pembelajaran ; 2. Menemukan kebutuhan belajar ; 3. Merumuskan tujuan dan materi yang cocok untuk memenuhi kebutuhan belajar ; 4. Merancang pola belajar dalam sejumlah pengalaman belajar untuk peserta didik ; 5. Melaksanakan kegiatan belajar dengan dengan menggunakan metode, tehnik, dan sarana belajar yang tepat, dan 6. Menilai kegiatan belajar serta mendiagnosis kembali kebutuhan belajar untuk kegiatan pembelajaran selanjutnya. Teori andragogi yang telah dikembangkan oleh Knowles banyak memperoleh dukungan dari para pakar pendidikan lainnya, seperti Darkenwald dan Meriam (1982), Patricia Gross (1985), serta Jarvis (1985). Inti teori andragogi adalah tehnologi keterlibatan diri (ego) peserta didik. Artinya bahwa kunci keberhasilan dalam proses pembelajaran peserta didik terletak pada keterlibatan diri mereka dalam proses pembelajaran. Selain demikian kami juga menggunakan pendekatan personal dalam penyampaian materi dengan maksud mengetahui kemampuan tiap-tiap personil dalam pembelajaran. Untuk selanjutnya kiranya kami perlu mengadakan pendekatan secara familiar dan kekeluargaan hingga tidak ada jarak antara tutor dan tuti dalam proses pembelajaran. HASIL PEMBELAJARAN Tingkat keaksaraan dasar meningkat hal ini dibuktikan dengan hasil penilaian baik dari proses pembelajaran maupun hasil yang telah diperolehnya. WB mengikuti pembelajaran dengan antusias dan secara partisipatif menunjukkan kemampuannya dalam mengenal bahkan menyebut huruf demi huruf. Dari hasil tes tertulis yang telah dicapai sesuai tujuan pembelajaran maka tingkat keaksaraan dasarnya ditingkatkan menjadi tingkat keaksaraan lanjutan. Pada tingkat keaksaraan ini WB diajak untuk membaca satu kata demi satu kata secara periodic karena strategi pembelajaran yang digunakan diskusi / belajar kelompok. Sehingga pada akhirnya WB memiliki kemampuan untuk membaca, menulis, dan menghitung sederhana. Dari 7 0rang WB tersebut sebagian besar telah mampu merangkai kata-kata untuk menyusun kalimat sederhana . Kalimat yang dibuatnya tersebut untuk dibaca WB yang lain begitu juga sebaliknya sehingga suasana pembelajaran terlihat sangat menyenangkan dan berhasil secara efektif sesuai tujuan pembelajaran. Dari kondisi tersebut maka kami sebagai tutor memutuskan agar WB ditingkatkan dari tingkat keaksaraan lanjutan menjadi tingkat keaksaraan mandiri. Pada tingkat ini WB mempunyai sikap untuk terus belajar secara mandiri. Mereka juga diharapkan dapat memecahkan masalah keaksaraan yang dihadapi dan mencari informasi serta narasumber sendiri. Untuk mengembangkan kemampuan tersebut, kami sebagai tutor memberi kesempatan kepada WB untuk menganalisis, memecahkan masalah, dan mencari informasi dan nara sumber dari lembaga desa atau instansi pemerintah yang ada. Sedangkan tingkat keaksaraan mandiri menjadi tingkat keaksaraan Calistung mahir. Suka