Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan
5(3), 274-287
KEEFEKTIFAN BUKLET EDUKATIF TEMATIK (BET) SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN KESEHATAN DI SEKOLAH DASAR
Putu Budi Adnyana & Desak Made Citrawathi Jurusan Pendidikan Biologi Siti Maryam Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Pendidikan Ganesha Abstrak Tujuan penelitian adalah menganalisis hasil belajar kognitif dan keefektifan penggunaan buklet edukatif tematik (BET) dalam pembelajaran kesehatan di sekolah dasar. Penelitian ini merupakan penelitian ekperimen dengan disain the randomized posttest-only control group design. Penelitian dilaksanakan di kelas II SD Negeri 3 Banjar Jawa dan SD Lab Undiksha dengan jumlah sampel 109 orang. Data hasil belajar kognitif dianalisis dengan uji t dan data keefektifan pembelajaran dianalisis secara diskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (b) hasil belajar kognitif antara siswa yang dibelajarkan menggunakan BET lebih baik dari pada dengan NON-BET, (b) penggunaan BET dalam pembelajaran sangat efektif ditinjau dari ketuntasan belajar, penguasaan keterampilan, perilaku belajar, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan respon siswa terhadap pembelajaran. Kata-kata kunci : buklet edukatif tematik, pendidikan kesehatan
Abstract The research objective is to analyze the cognitive learning outcomes and effectiveness of the use of educational booklets thematic (EBT) in health learning in elementary schools. This study is a research experiment with the design of the Randomized Posttest-Only Control Group Design. The experiment was conducted in second grade SD Negeri 3 Banjar Jawa and Lab Undiksha SD by the number of samples 109 people. Cognitive learning outcome data were analyzed by t- test and the learning effectiveness data were analyzed descriptively. The results showed that: (a) the cognitive learning outcomes between students who are taught using the EBT is better than the NON-EBT, (b) the use
JPPP, Lembaga Penelitian Undiksha, Desember 2011
274
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan
5(3), 274-287
of EBT in learning is very effective in terms of the thoroughness of learning, skill acquisition, learning behavior, the behavior of living clean and healthy and the response of students towards teaching and learning. Keywords : educational booklet thematic, health education
Pendahuluan Sekolah pada hakikatnya merupakan masyarakat mini tempat siswa belajar dan mendapatkan pengalaman belajar untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan serta menghadapi dunia nyata termasuk masalah kesehatan. Kesehatan merupakan hak setiap insan yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Siswa sekolah dasar (SD) termasuk kelompok masyarakat yang rentan terhadap masalah kesehatan sehingga masalah kesehatan perlu dibelajarkan sejak dini. Karakteristik utama siswa SD adalah memiliki rasa ingin tahu tinggi dan penurut (mematuhi guru) sehingga guru lebih mudah menanamkan kebiasaan yang baik termasuk kebiasaan hidup bersih dan sehat. Hal ini mendukung pendapat Naidoo & Wills (2005) yang menguraikan bahwa sekolah memegang peran kunci dalam promosi kesehatan. Pendidikan kesehatan merupakan usaha atau kegiatan untuk membantu individu, kelompok, dan masyarakat dalam meningkatkan kemampuan baik pengetahuan, sikap, maupun keterampilan untuk mencapai hidup secara optimal (Suliha, dkk., 2002). Melalui pendidikan kesehatan diharapkan siswa menjadi “melek kesehatan” (health literacy). Melek kesehatan dimaksudkan antara lain bahwa siswa menyadari atau mengetahui bagaimana cara memelihara kesehatan, bagaimana menghindari atau mencegah hal-hal yang merugikan kesehatan mereka atau kesehatan orang lain, dan dimana berobat jika sakit. Kesehatan bukan hanya diketahui dan disadari (knowledge) dan disikapi (attitude), melainkan harus dilaksanakan atau dikerjakan dalam kehidupan sehari-hari (practice). Hal ini berari tujuan akhir dari pendidikan kesehatan adalah agar masyarakat dapat mempraktekan hidup sehat bagi dirinya sendiri, dan masyarakat, atau masyarakat dapat berperilaku hidup sehat (healthy lifestyle) (Notoatmojo, 2003). Glanz (1997) menguraikan bahwa pendidikan kesehatan di sekolah meliputi pembelajaran di kelas, pelatihan guru, dan perubahan lingkungan disekolah yang mendukung perilaku sehat. Dalam kurikulum di SD,
JPPP, Lembaga Penelitian Undiksha, Desember 2011
275
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan
5(3), 274-287
pembelajaran kesehatan tidak diberikan dalam bentuk mata pelajaran tertentu, sehingga perlu diintegrasikan dalam mata pelajaran. Pada kelas awal di SD, pendidikan kesehatan dapat diberikan dalam bentuk pembelajaran tematik. Untuk memfasilitasi pendidikan kesehatan dalam pembelajaran tematik dapat digunakan buklet edukatif tematik (BET). BET dengan tema kesehatan merupakan salah satu bentuk media pembelajaran yang dapat membantu siswa belajar menguasai materi pelejaran dan kesehatan (Citrawathi, dkk., 2010). Untuk menguji keunggulan dan keefektifan pengunaan BET dilakukan penelitian di kelas II SD. Metode Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan desain “the randomized posttest-only control group design” dengan gambar bagan sebagai berikut. Treatment group Control group
R R
X1 X2
O O
Gambar 1 Desain Penelitian (Franenkel & Wallen, 1996) Keterangan: R = Kelas di ambil secara acak (random); X1= Pembelajaran menggunakan BET X2=Pembelajaran menggunakan NON-BET Populasi penelitian adalah seluruh siswa Kelas II SD No. 3 Banjar Jawa dan SD Lab. Undiksha. Kelas yang digunakan sebagai sampel penelitian ditetapkan dengan metode pengambilan sampel acak dengan teknik undian. Hasil pengambilan sampel adalah sebagai berikut. Tabel 1 Sampel Penelitian No.
Strategi Pembelajaran
1
BET
2
NON-BET
Nama Sekolah
Kelas
Jumlah Siswa
SD No. 3 Banjar Jawa
II-A
28
SD Lab. Undiksha
II-B
29
SD No. 3 Banjar Jawa
II-B
24
JPPP, Lembaga Penelitian Undiksha, Desember 2011
Total
57 52
276
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan
SD Lab. Undiksha Total Kelas dan Siswa
5(3), 274-287
II-A 4
28 109
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini, dan penggunaan masing-masing instrumen adalah sebagai berikut. Tabel 2 Metode dan Instrumen Pengumpulan Data Instrumen Pengumpulan No Aspek yang diukur Metode Data 1 Penguasaan Materi (Kognitif) Tes Tes pilihan ganda 2 Keterampilan Tes Tes Kinerja dan Rubrik penilaian 3 Perilaku Belajar Observasi Pedoman observasi dan Lembar observasi 4 Perilaku Hidup Bersih dan Observasi Pedoman observasi dan Sehat (PHBS) Lembar observasi 5 Respon terhadap Kuesioner Kuesioner pembelajaran Data penguasaan materi pelajaran (kognitif) antara siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan BET dan NON-BET di analisis dengan Uji-t dengan bantuan Program SPSS versi 11.5. Keefektifan penggunaan BET dalam pembelajaran dianalis secara deskriptif didasarkan atas: (a) Penguasaan materi.:85% siswa memiliki nilai lebih atau sama dengan KKM (70) (b) Perilaku belajar: siswa yang memiliki antusiasme, keafaktifan dan perhatian dalam belajar (c) Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS): siswa memiliki perilaku kebersihan diri dan lingkungan yang baik (d) Respon siswa terhadap pembelajaran: siswa memiliki respon positif terhadap pembelajaran
JPPP, Lembaga Penelitian Undiksha, Desember 2011
277
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan
5(3), 274-287
Hasil Berikut ini akan dipaparkan mengenai hasil penelitian pada tahun ke tiga yang meliputi: (1) Hasil belajar kognitif, (2) Keterampilan, (3) Aktivitas belajar siswa, dan (4) Respon siswa. Penguasaan Materi (Kognitif) Hasil penelitian eksperimen yang dilaksanakan di kelas II SD No. 3 Banjar Jawa dan SD Laboratorium Undiksha pada tahun pelajaran 2011/2012 menunjukkan hasil seperti diringkas pada Tabel 3 dan Gambar 2. Tabel 3 Rekapitulasi Hasil Belajar Kognitif Siswa yang Dibelajarkan Menggunakan BET dan Non-BET Strategi pembelajaran No. Statitik deskriptif BET Non-BET 1 Jumlah sampel (n) 57 52 2 81,40 51,54 Rata-rata ( x ) 3 Simpangan baku (s) 9,34 21,18
Gambar 2 Rata-rata Hasil Belajar Kognitif Siswa yang Dibelajarkan dengan BET dan Non BET Data pada Tabel 3 dan Gambar 2 menunjukkan bahwa rata-rata penguasaan materi (kognitif) siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan BET ( x =81,40) lebih besar dengan tanpa BET ( x =51,54). Dari simpangan bakunya dapat dilihat penguasaan materi siswa yang di belajarkan dengan JPPP, Lembaga Penelitian Undiksha, Desember 2011
278
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan
5(3), 274-287
NON-BET (s=21,18) lebih bervariasi daripada siswa yang dibelajarkan dengan BET (s=9,34) Sebaran hasil belajar kognitif antara siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan BET dan Non-BET dapat disajikan seperti Tabel 4. Tabel 4 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Kognitif antara Siswa yang Dibelajarkan dengan BET dan Non-BET Penguasaan Materi BET NON-BET No. (KKM=70) f % f % 1 Tuntas 56 98 17 33 2 Tidak Tuntas 01 02 35 67 Total 57 100 52 100
Gambar 3 Hasil Belajar Kognitif Siswa yang Dibelajarkan dengan Menggunakan BET dan Non-BET Dari Tabel 4 dan Gambar 3 menujukkan siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan BET lebih banyak yang tuntas atau ketuntasannya lebih tinggi (98%) dari pada siswa yang dibelajarkan dengan NON-BET (33%)
JPPP, Lembaga Penelitian Undiksha, Desember 2011
279
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan
5(3), 274-287
Keterampilan Berdasarkan hasil penilaian terhadap keterampilan siswa menimbang berat benda dan keterampilan bercerita diperoleh data seperti Tabel 5 dan Tabel 6.
No. 1 2 3
No. 1 2 3 4
Tabel 5 Keterampilan Menimbang Siswa yang Dibelajarkan dengan Menggunakan BET (n=57 orang) Keterampilan Skor Tingkat Menimbang Keterampilan Keterampilan f 3 Sangat Terampil 43 2 Terampil 14 1 Tidak terampil 0 Total 57
% 75,44 24,56 00,00 100
Tabel 6 Keterampilan Bercerita Siswa yang Dibelajarkan dengan Menggunakan BET (n=57 orang) Keterampilan Nilai Tingkat Menimbang Keterampilan Keterampilan f 86-100 Sangat Terampil 25 70-85 Terampil 27 56-69 Kurang terampil 5 < 56 Tidak terampil 0 Total 57
% 43,86 47,37 08,77 00,00 100
Data Tabel 5 menunjukkan bahwa tidak ada siswa yang tidak terampil menimbang berat benda dan Tabel 6 menunjukkan siswa yang terampil bercerita cukup tinggi yaitu sebesar 91 ,23% dan yang kurang terampil sebesar 8,77%. Perilaku Siswa dalam Pembelajaran yang Menggunakan BET Berdasarkan hasil observasi terhadap perilaku siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan BET diperoleh data perilaku siswa dalam pembelajaran seperti Tabel 7. JPPP, Lembaga Penelitian Undiksha, Desember 2011
280
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan
5(3), 274-287
Tabel 7 Rerata Perilaku Siswa dalam Pembelajaran (n=57) Hasil Observasi Aspek Perilaku f % 1. Antusiame a. Tekun/Serius 46 80,70 b. Bergaerah 54 94,74 c. Bersemangat 54 94,74 Persentase Rata-rata 90,06 2. Keaktifan a. Bertanya b. Memberikan Tanggapan 46 80,70 c. Aktif Belajar (berdiskusi, 40 70,17 membaca, menulis, mengerjakan 57 100,00 tugas) Persentase Rata-rata 83,62 3. Perhatian a. Memperhatikan penjelasan guru dan pendapat siswa yang lain 53 92,98 b. Pandangan terfokus pada pembelajaran (tidak terganggu oleh 54 94,74 aktivitas di luar kerlas) Persentase Rata-rata 93,86 Dari Tabel 7 dapat diinterpretasikan bahwa perilaku belajar siswa positif atau baik. Antusiasme siswa belajar tinggi (90,06%), siswa aktif belajar (83,62%), dan perhatiannya tinggi (93,86%). Respon Siswa terhadap Pembelajaran Menggunakan BET Berdasarkan kuesioner yang diberikan kepada siswa diperoleh data seperti Tabel 8.
JPPP, Lembaga Penelitian Undiksha, Desember 2011
281
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan
5(3), 274-287
Tabel 8 Rekapitulasi Respon Siswa terhadap Pembelajaran Menggunakan BET (n=57 orang) Respon siswa (%) No. Pertanyaan Ya Tidak 1 Apakah pembelajaran menyenangkan? 100 00 2 Apakah pembelajaran menarik? 98 02 3 Apakah pembelajaran mudah dimengerti? 100 00 4 Apakah alat bantu belajar (media) dapat 100 00 membantu belajar? 5 Apakah BET membantu belajar? 100 00 6 Apakah BET mendorong Anda/Kamu belajar? 98 02 7 Apakah mendorong Anda/Kamu bekerja sama? 95 05 8 Apakah BET membantu memahami tetang 100 00 kesehatan? Data Tabel 8 menunjukkan bahwa respon siswa terhadap sangat positif. Seluruh siswa (100%) menyatakan bahwa pembelajaran menggunakan BET adalah menyenangkan, mudah dimengerti, membantu belajar, dan memmabntu dalam memahami kesehatan. Perilaku Hidup Bersih (PHBS) Siswa yang Menggunakan BET Hasil observasi terhadap perilaku hidup bersihyang terkait dengan kebersihan diri dan kebersihan lingkungan disajikan secara ringkas pada Tabel 9. Tabel 9
No. I
PHBS Siswa yang Menggunakan BET (n=57 orang) Persentase (%) Komponen PHBS Kebersihan Diri a. Badan bersih 100 b. Tangan bersih 100 c. Kuku bersih 100 d. Gigi bersih 100 e. Rambut bersih dan rapi 100
JPPP, Lembaga Penelitian Undiksha, Desember 2011
282
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan
II
f. Telinga bersih g. Mencucui tangan sebelum dan sesudah makan h. Mencucui tangan yang kotor menggunakan sabun & air Kebersihan Lingkungan a. Pakaian bersih dan rapi b. Sepatu dan kaos kaki bersih c. Membuang sampah pada tempat sampah d. Berperan serta dalam memelihara kebersihan kelas e. Berperan serta memelihara tanaman f. Buku dan alat tulis bersih g. Tas bersih h. Jika kencing dan buang air besar ke WC i. Menyiram kloset setelah kencing atau buang air besar
5(3), 274-287
100 100 100
100 100 100 100 100 100 100 100 100
Uji Hipotesis Hipotesis statistik yang diuji adalah sebagai berikut. H0: 1=2, tidak ada perbedaan penguasaan materi (kognitif) antara siswa kelas II SD yang dibelajarkan menggunakan BET dan NON-BET H1: 12, ada perbedaan penguasaan materi (kognitif) antara siswa kelas II SD yang dibelajarkan menggunakan BET dan NON BET Hasil analisis menggunakan Uji-t dengan bantuan Program SPSS Versi 11.5 diperoleh hasil sebagai berikut.
JPPP, Lembaga Penelitian Undiksha, Desember 2011
283
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan
Nilai t (t) Derajat bebas (db) Singnifikansi (sig.)
5(3), 274-287
Tabel 10 Hasil Analisis Uji-t Hasil Analisis Uji-t 9,668 127 0,00
Dengan menggunakan α =0,05 menunjukan bahwa hipotesis nol gagal ditolak atau menerima hipotesis alternatif (H1). Hal ini berarti ada perbedaan yang signifikan penguasaan materi (kognitif) antara siswa kelas II SD yang dibelajarkan dengan menggunakan BET Pembahasan Siswa yang dibelajarkan dengan BET secara signifikan memiliki penguasaan materi lebih baik dibandingkkan dengan NON-BET. Hal ini disebabkan karena penggunaan BET dapat membelajarkan siswa dengan baik. Hal ini didukung oleh hasil penyebaran kuesioner terhadap respon siswa yang menunjukan pembelajaran menggunakan BET menyenangkan, mudah dimengerti, membantu belajar, dan membantu dalam memahami kesehatan. Hal ini sesuai merupakan ciri pembelajaran efektif. Dick and Raiser (1989) menguraikan pembelajaran efektif sebagai berikut. “Effective instruction is instruction that enables students to acquire specified skills, knowledge, and attitudes. Effective instruction is also instruction that student enjoy “. Sedangkan Sutikno (2007) menguraikan bahwa pembelajaran efektif ialah pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk dapat belajar dengan mudah, menyenangkan dan dapat tercapai tujuan pembelajaran sesuai dengan harapan. Respon siswa yang positif terhadap pembelajaran menyebabkan motivasi belajar siswa meningkat dan suasana pembelajaran yang menyenangkan menyebabkan siswa akan terbebas dari tekanan sehingga otak dapat bekerja dengan baik (Adnyana, 2009, Jensen, 2011). Raid (2009) menguraikan bahwa motivasi belajar merupakan faktor kunci yang menentukan keefektifan pembelajaran. Di samping itu didukung oleh hasil observasi terhadap prilaku belajar siswa yang sangat positif, yaitu antusias, aktif, dan perhatian belajarnya baik. Antusiasme siswa belajar siswa terkait dengan kegairahan (arousal) dapat meningkatkan orientasi belajar siswa lebih fokus. Penggunaaan BET dapat membantu siswa belajar aktif yang meliputi aktif berpikir (mind-on) dan JPPP, Lembaga Penelitian Undiksha, Desember 2011
284
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan
5(3), 274-287
aktif melakukan (hand-on). Siswa yang aktif belajar dapat meningkatkan makna apa yang dibelajarkan (Elliot, et al.,1996). Pembelajaran yang bermakna memudahkan siswa belajar. Sesuai dengan hasil beberapa penelitian dan kerucut belajar (learning cone) menunnjukkan bahwa siswa diberi kesempatan aktif melakukan siswa akan lebih mamahami materi yang dibelajarkan. Penggunaan BET dalam pembelajaran sangat efektif. Hal ini sesuai dengan data hasil penelitian sebagai berikut: 1) ketuntasan belajar siswa sebanyak 98% dengan rata-rata 81,40, 2) seluruh siswa terampil menimbang berat benda dan keterampilan siswa bercerita cukup tinggi (91,23%), 3) prilaku belajar siswa positif atau baik. Antusiasme siswa belajar tinggi (90,06), siswa aktif belajar (83,62), dan perhatiannya tinggi (93,86), 4) respon siswa positif. Seluruh siswa (100%) menyatakan bahwa pembelajaran menggunakan BET adalah menyenangkan, mudah dimengerti, membantu belajar, dan memmabntu dalam memahami kesehatan, dan 5) PHBS siswa dikatagorikan baik, hal ini disebabkan oleh penggunaan BET dengan tema kesehatan dapat meningkatkan kompetensi siswa (pengetahuan, keterampilan dan sikap positif) dan menambah wawasan siswa mengenai kesehatan. Pemberian informasi atau pesan kesehatan merupakan faktor predisposisi yang merupakan salah satu faktor determinan perilaku (Notoatmodjo, 2005). Dengan memiliki pengetahuan tentang kesehatan siswa akan mempengaruhi sikap dan perilaku hidup bersih dan sehat siswa. Di samping sarana dan prasaran yang ada di sekolah mendukung PHBS siswa, seperti sarana tempat cuci tangan, bak sampah, sarana pembersihan lingkungan sekolah dan WC. Keefektifan penggunaan BET disebabkan karena BET merupakan salah satu media pembelajaran yang dilengkapi dengan gambar-gambar yang menarik dan materi yang disusun sebagai wahana mencapai kompetensi adalah materi dengan tema kesehatan yang dapat dialami dalam kehidupan seharihari. Penggunaan gambar membantu siswa memahami materi yang sulit dan materi yang yang ada dalam kehidupan sehari-hari lebih mudah dipahami ( Morrison, et al., 2007; Santrock, 2007) Keefektifan pembelajaran konggruen dengan tuntutan KTSP yang berbasis kompetensi. Siswa dituntut memiliki kompetensi yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap positif. Ketutansan belajar siswa yang dibelajarkan menggunakan BET sangat tinggi hal ini sesuai dengan tuntutan KTSP yang pada hakikatnya menganut belajar tuntas.
JPPP, Lembaga Penelitian Undiksha, Desember 2011
285
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan
5(3), 274-287
Kesimpulan Berdasarakan hasil analisis data dan pembahasan yang dilakukan dapat dibuat kesempulan sebagai berikut: (1) Ada perbedaan yang signifikan penguasaan materi (kognitif) antara siswa kelas II SD yang dibelajarkan menggunakan BET dengan NON-BET. Penguasaan materi (kognitif) siswa yang dibelajarakan menggunakan BET lebih baik daripada NON BET dan (2) Penggunaan BET dalam pembelajaran di kelas II SD sangat efektif ditinjau dari ketutansan belajar, penguasaan keterampilan, prilaku belajar, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan respon siswa terhadap pembelajaran.
Daftar Rujukan Adnyana, P. B. 2009. Mengagas Pembelajaran yang Harmonis dengan Kerja Otak. Orasi Ilmiah. Universitas Pendidikan Ganesha. Citrawathi, D.M., Adnyana, P.B. dan Maryam, S. 2010. Pendidikan Kesehatan Melalui Pembelajaran Tematik Bertema Kesehatan di SD. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, 43(2): 159-166. Dick, W. and Rasiser, R. A. 1989. Planning Effective Instruction. Boston: Allyn and Bacon. Elliot, S.N., Kratochwill, T.R., and Traver, J. F. 1996. Educational Psychology : Effective Teaching and Effective Learning. Medison: Brown & Benchmark. Fraenkel, J.L. and Wallen, N.E. 1996. How to Design and Evaluate Research in Education. New York: McGraw-Hill Glanz, K., Lewis, F.M., and Rimer, B.K. 1997. Health Behavior and Health Education: Theory, Research, and Practice. San Francisco: John Wiley & Sons. Jansen, E. 2011. Pemelajaran Berbasis Otak: Paradigma Pembelajaran Baru, terjemahan. Jakarta: Indeks.
JPPP, Lembaga Penelitian Undiksha, Desember 2011
286
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan
5(3), 274-287
Morrison, G.R., Ross., S.M. and Kemp, J.E. 2007. Designing Effective Instruction. Old Dominion University: John Wiley & Sons. Naidoo, J. and Wills, J. 2005. Health Promotion: Fundations for Practice. Endinburgh: Bailliѐre Tindall. Notoatmodjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo. 2005. Promosi Kesehatan: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta, Reid, G. 2009. Memotivasi Siswa di Kelas: Gagasan dan Strategi, terjemahan. Jakarta: Indeks. Santrock, J.W. 2007. Psikologi Pendidikan, terjemahan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Suliha, U, Sumiati, H. dan Resnayanti, Y. 2002. Pendidikan Kesehatan dalam Keperawatan. Jakarta: EGC. Sutikno, S. 2007. Menggagas Pembelajaran Efektif dan Bermakna. Mataram: NTP Press
JPPP, Lembaga Penelitian Undiksha, Desember 2011
287