Media Elektrika, Vol. 7 No. 1, Juni 2014
ISSN 1979-7451
KECEPATAN PUTARAN DAN FREKUENSI GENERATOR PADA KONDISI BEBAN TIDAK SEIMBANG Asmar1), Sasongko Pramono Hadi2), T. Haryono3) 1,2,3)
Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi Universitas Gadjah Mada Jl. Grafika 2 Yogyakarta 55281 Indonesia
ABSTRACT Load imbalance caused instantaneous power generator contains components sinusiodal. There is a difference of energy between the stator and rotor always. The energy difference must be balanced by the rotor by means of decrease or increase speed. This gives rise to oscillations in the power angle, frequency and rotation speed of the generator. To determine the oscillation amplitude of the power angle, the instantaneous power generator should be expressed as a function of power angle. This is done by the method of symmetrical components. Angle at steady state power is the amount of power angle caused by the active power and the generator power angle caused by sinusiodal components. The frequency and speed of rotation angle based power generator is known. Oscillation frequency and rotation speed of the generator is affected by the power generated by the negative sequence components, generator inertia constant and damping factor. Keywords: Imbalance, symmetrical components, instantaneous power, power angle, frequency, speed of rotation.
jaringan ketidakseimbangan akan semakin
1. PENDAHULUAN Tegangan
yang
generator
adalah
dibangkitkan tegangan
tiga
oleh
besar
(M.
Chindris
dkk,
fasa
(P.Paranavithana dkk, 2009).
2007),
seimbang. Magnitude pada setiap fasa
Pada kondisi seimbang, daya sesaat
memiliki nilai yang sama dan masing-
memiliki nilai yang tetap (H. Saadat,
masing berbeda fasa 1200. Tetapi tegangan
1999),
pada
tidak
takseimbang,
daya
sesaat
seimbang. Penyebab ketidakseimbangan
mengandung
dua
komponen,
tegangan adalah pembagian beban yang
komponen
berbeda antara satu fasa dengan fasa
komponen
lainnya pada sistem tiga fasa (A. von
frekuensi dua kali frekuensi sumber (W.J.
Jouanne dan B. Banerjee, 2000). Penyebab
Bonwick dan P.J. Hession, 1992), (Usta
lainnya adalah hubungan belitan trafo (R.
dan M.Bayrak, 1999). Komponen daya
Bergeron, 1989) dan saluran yang tidak
aktif merupakan daya aktif tiga fasa dan
ditransposisikan (M. H. Hesse and J.
nilainya dipengaruhi oleh arus urutan
Sabath, 1971). Ketidakseimbangan dapat
positif sedangkan komponen sinusiodal
merambat
kebagian
dipengaruhi oleh arus urutan negatif (Usta
lainnya sehingga pada bagian tertentu dari
dan M.Bayrak, 1999). Pada kondisi tak
jaringan
dari
dapat
satu
menjadi
bagian
Kecepatan Putaran dan Frekuensi Generator ........
sedangkan
yang yang
pada
nilainya
kondisi tiga
yaitu
tetap
berosilasi
fasa
dan
dengan
33
seimbang,
arus
urutan
3 E Va1 1 Z1 I a1 Va 2 2 I 1 a2 3 Z2 I a 0 Va 0 1 Z 0
negatif
menghasilkan mmf (magnetomotive force) yang berputar berlawanan dengan putaran rotor, sedangkan resultan mmf oleh arus urutan nol adalah nol (P. Kundur, 1994) Jurnal ini membahas tentang pengaruh
Persamaan (1) menunjukkan bahwa pembangkitan
daya
aktif
generator
komponen osilasi daya terhadap kecepatan
dipengaruhi oleh komponen urutan positif.
dan frekuensi generator. Untuk mengetahui
Sudut daya adalah beda fasa tegangan
hal tersebut, daya sesaat generator harus
internal generator dengan tegangan urutan
dinyatakan sebagai fungsi sudut daya.
positif bus 2, yaitu :
Kemudian
hubungan
yang
diperoleh
1
diterapkan pada persamaan ayunan sudut daya. Persamaan ayunan dianalisis untuk memperoleh sudut daya, kecepatan putaran dan frekuensi pada kondisi steady state. Daya Generator Sudut Daya
Sebagai
I.
A.
Gambar 1.
Fungsi
B.
simetris Tegangan
(W.
digunakan
dengan komponen simetris
Daya generator pada gambar 1 dapat dengan
yang
untuk memperoleh daya generator
Sudut Daya
dianalisis
Jaringan
metode
komponen
D.
Stevenson,
1993).
internal
generator
adalah
tegangan seimbang, yaitu : E Ea E E 120 b Ec E 120
Tegangan bus 2 adalah : Va a Va V V 120 b b b Vc Vc 120 c
Daya oleh komponen urutan positif Daya pada fasa a yang dihasilkan oleh
komponen arus urutan positif adalah : S a1 Ea I a*1
Diperoleh : Pa1
Qa1
E R1 E V a1 cos 1 1 Z1 Z1
E Z1
X1 Z E Va1 sin 1 1 1
X 1 tan 1 1 1 R1
Daya yang dihasilkan oleh komponen
Komponen simetris arus untuk fasa a
urutan positif sama seperti kondisi sistem
adalah :
yang seimbang. Daya pada setiap fasa memiliki nilai yang sama. Jadi daya pada fasa b dan c adalah : Pb1 Pa1 Qb1 Qa1 Pc1 Pa1 Qc1 Qa1
34
Asmar, Sasongko Pramono Hadi, T. Haryono
Media Elektrika, Vol. 7 No. 1, Juni 2014
C.
ISSN 1979-7451
Daya oleh komponen urutan negatif
II.
Daya fasa a yang dihasilkan oleh arus urutan negatif adalah:
Daya sesaat tiga fasa dapat dinyatakan sebagai fungsi daya aktif dan daya reaktif
S a 2 E a I a*2
(Saadat, 1999), yaitu : p p a pb p c
Diperoleh :
p Pa 1 cos2t 2 a Qa sin 2t 2 a
Pa 2
E Va 2
Qa2
E Va 2
Z2
Z2
cos 1 2
sin 1 2
Pb 1 cos2t 2 b 120 Qb sin 2t 2 b 120 Pc 1 cos2t 2 c 120 Qc sin 2t 2 c 120
Untuk
memperoleh
daya
()
sesaat
berdasarkan komponen simetris, daya aktif
X 2 tan 1 2 2 R2
Daya fasa b yang dihasilkan oleh arus
dan daya reaktif pada persamaan (24) diganti dengan daya aktif dan daya reaktif dari masing-masing komponen urutan.
urutan negatif adalah: S b 2 E b I b*2 aS a 2 0.5 j 0.866 Pa 2 jQ a 2
Diperoleh :
Daya sesaat oleh komponen urutan positif adalah :
Pb2 0.5Pa 2 0.866Qa 2 Qb 2 0.866 Pa 2 0.5Qa 2
Daya fasa c yang dihasilkan oleh arus urutan negatif adalah : S c 2 E c I c*2 a 2 S a 2 0.5 j 0.866Pa 2 jQ a 2
p1 Pa1 Pb1 Pc1
()
3 E R1 P1 E V a1 cos 1 1 Z 1 Z 1
Daya oleh komponen urutan positif sama seperti daya pada kondisi sistem
Diperoleh : Pc 2 0.5Pa 2 0.866Q a 2 Qc 2 0.866 Pa 2 0.5Qa 2
D.
Daya Sesaat Generator
seimbang. Fasor daya memiliki besar yang
Daya oleh komponen urutan nol
sama dan masing-masing berbeda fasa 1200
Dengan cara yang sama seperti pada
sehingga jumlah daya sesaat adalah daya
bagian C, daya fasa a yang dihasilkan oleh
Daya sesaat oleh komponen urutan
arus urutan nol adalah : Pa 0
E Va 0
Qa0
E Va 0
Z0
Z0
cos 1 0
aktif generator dan nilainya selalu tetap.
negatif memiliki besar dan beda fasa yang sama, tetapi fasornya berlawanan dengan
cos 1 0
X 0 tan 1 0 R0
0
Daya fasa b dan c yang dihasilkan oleh arus urutan nol adalah :
urutan fasa. Dengan mensubsitusi daya aktif dan daya reaktif komponen urutan negatif pada persamaan (24), diperoleh : p2
3 E Va 2 Z2
2
cos 2 s t 1 2
()
Pb0 0.5Pa 0 0.866Qa 0 Q b 0 0.866Pa 0 0.5Q a 0
Daya oleh arus urutan nol memiliki
besar dan beda fasa yang sama. Daya sesaat
Pc 0 0.5Pa 0 0.866Q a 0 Q c 0 0.866Pa 0 0.5Q a 0
yang diakibatkan oleh komponen urutan nol sama dengan nol.
Kecepatan Putaran dan Frekuensi Generator ........
35
Daya sesaat generator adalah jumlah
Komponen sudut daya akibat osilasi
daya sesaat masing-masing komponen
daya adalah penyelesaian kondisi steady
urutan, yaitu :
state persamaan : pe P1 p2
()
d 2 2 s 2H dt 2
Daya sesaat generator terdiri dari dua komponen, yaitu komponen yang memiliki
D d 2 3 E V a 2 cos 2 t s 1 2 2 dt Z 2
yaitu : 2 2 cos 2 s t 1 1 2
nilai tetap yang merupakan daya aktif
2
generator dan komponen sinusiodal. Daya aktif dipengaruhi oleh komponen urutan
3 E Va 2 Z2
2
positif sedangkan komponen sinusiodal dipengaruhi oleh komponen urutan negatif.
Sudut daya pada kondisi steady state :
Penyelesaian
Steady
Persamaan ayunan sudut daya adalah : ()
Pada kondisi steady state, persamaan diselesaikan
diakibatkan oleh daya aktif generator dan daya
komponen
yang
diakibatkan
sinusiodal.
Daya
mengandung komponen sinusiodal. A.
dengan
menjumlahkan tanggapan sudut daya yang
sudut
mempengaruhi kecepatan dan frekuensi sistem. Kecepatan dan frekuensi akan
d 2 s d pe Pm D 2H dt dt 2
dapat
oleh
(P1).
Sudut
daya
yang
diakibatkan oleh daya aktif generator
f
3 E R1 E Va1 cos 1 1 Pm 0 Z 1 Z 1
()
operasi generator pada kurva daya. Titik operasi yang stabil adalah sudut daya yang 1 ,
yaitu :
Pm Z 1 3 E R1 Z 1 1 1 1 cos 1 3 E V a1
d 2 dt 2 f 0 2 sin 2t 1 1 2 2 2
f f 0 2 f 0 2 sin 2 s t 1 1 2
()
Kecepatan putaran Berdasarkan persamaan (35), kecepatan
putaran generator adalah 120 f 0 2 f 0 2 sin 2t 1 1 2 Pf
()
2. STUDI KASUS Hasil yang diperoleh diterapkan pada jaringan yang ditunjukkan pada gambar 2. Data jaringan dan genmerator adalah sebagai berikut :
2
36
perubahan
Data jaringan dan generator
Persamaan (27) adalah persamaan titik
lebih kecil dari sudut
(33),
Jadi frekuensi generator adalah :
N
adalah penyelesaian dari persamaan :
persamaan
frekuensi generator:
mekanik
generator (Pm) sama dengan daya aktif
Frekuensi Dari
B.
generator
()
Komponen osilasi pada sudut daya akan
Persamaan Ayunan Sudut Daya
tersebut
1 2
State
()
8H 2 2 D 2
D tan 1 4H
III.
()
()
Generator
Asmar, Sasongko Pramono Hadi, T. Haryono
Media Elektrika, Vol. 7 No. 1, Juni 2014
Tegangan internal generator = 110
ISSN 1979-7451
persamaan (26) untuk kasus nomor 7. Penyelesaian
pu
tersebut
diperoleh
tanpa
Xd = 1,81 , X2 = 1,81 , X0 = 1,81
perubahan kondisi pada jaringan sehingga
Ra = 0,003 , R2 = 0,063 , R0 = 0,005
hasil yang diperoleh berlaku untuk kondisi
Konstanta kelembaman (H) = 1
steady state.
Faktor redaman (D) = 0.1
Tabel 2. Hasil Perhitungan Pengaruh Ketidakeeimbangan Beban
Jumlah kutub (Pf) = 2 Tranformator Z1 = Z2 = Z0 = 0,05 + j0.15 pu Saluran Z1 = Z2 = 0,1+ j0,3 pu, Z0 = 0,1 + j0,9 pu Tegangan bus 2 : 130 pu
No 1 2 3 4 5 6 7
Amp. Amp. Amp. Amp. Sudut Osi Osi. Osi. Osi daya Daya sudut Frek. Kec. (pu) (derajat) (derajat) (Hz) (rpm) 0 12.52 0 0 0 0.0254 12.27 0.0006 0.001 0.0607 0.0512 12.01 0.0012 0.002 0.1223 0.104 11.49 0.0024 0.0041 0.2481 0.0436 12.51 0.001 0.0017 0.1039 0.0868 12.5 0.002 0.0035 0.2071 0.1721 12.42 0.0039 0.0068 0.4108
Beban Pembagian beban pada setiap fasa ditunjukkan pada tabel 1.
Gambar 2. Jaringan yang digunakan untuk studi kasus Tabel 1. Pembagian beban pada setiap fasa
Gambar 2. Frekuensi Dan Kecepatan Putaran Generator Untuk Kasus Nomor 7 Hasil yang diperoleh pada tabel 2
No. 1 2 3 4 5 6 7
Daya nominal beban (pu) Fasa a 0.3+ j0.1 (0.3+ j0.1)-20% (0.3+ j0.1)-40% (0.3+ j0.1)-80% (0.3+ j0.1)-20% (0.3+ j0.1)-40% (0.3+ j0.1)-80%
Fasa b 0.3 + j0.1 0.3 + j0.1 0.3 + j0.1 0.3 + j0.1 (0.3+ j0.1)+20% (0.3+ j0.1)+40% (0.3+ j0.1)+80%
Fasa c 0.3 + j0.1 0.3 + j0.1 0.3 + j0.1 0.3 + j0.1 0.3 + j0.1 0.3 + j0.1 0.3 + j0.1
3. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis diperlihatkan pada tabel 2.
menunjukkan
bahwa
ketidakseimbangan
semakin
pembagian
besar beban,
amplitudo osilasi daya semakin besar. Osilasi daya menyebabkan selalu terdapat perbedaan energi antara rotor dan stator. Perbedaan energi tersebut harus diimbangi oleh rotor dengan cara mengurangi atau menambah
kecepatannya.
Hal
ini
Gambar 3 adalah penyelesaian numerik
Kecepatan Putaran dan Frekuensi Generator ........
37
menimbulkan osilasi pada sudut daya, frekuensi dan kecepatan putaran. Jika ditinjau dari segi mekanis, beban yang
tidak
sama
pada
setiap
fasa
menyebabkan resultan gaya disekeliling poros rotor memiliki nilai tertentu, tidak sama dengan nol. Resultan gaya tersebut mengakibatkan rotor cendrung bergerak translasi.
Gerak
translasi
rotor
menimbulkan getaran dan memperbesar gesekan antara poros rotor dengan bearing. 4. KESIMPULAN Kecepatan putaran dan frekuensi pada kondisi tak seimbang dapat diketahui dengan
persamaan
(35)
dan
(36).
Amplitudo osilasi kecepatan putaran dan frekuesni dipengaruhi oleh daya yang dihasilkan oleh komponen urutan negatif, konstanta kelembaman dan faktor redaman. DAFTAR PUSTAKA A. von Jouanne dan B. B. Banerjee, 2000, Voltage unbalance: Power qualityissues, related standards and mitigation techniques, Electric Power Research Institute, Palo Alto, CA, EPRI Final Rep. R. Bergeron, 1989, Voltage unbalance on distribution systems—Phase I, Canadian Electrical Association, Montréal, Québec, Project no. 231 D 488
38
M. H. Hesse and J. Sabath, 1971, EHV double-circuit untransposed transmission line-analysis and tests, IEEE Trans. Power App. Sys., vol. PAS-90, issue 3, pp. 984-992 M. Chindris dkk, 2007, Propagation of Unbalance in Electric Power Systems, Electrical Power Quality and Utilisation P.Paranavithana dkk, 2009, Propagation Of Voltage Unbalance From Hv To Mv Power Systems, 20th International Conference on Electricity Distribution Prague, 8-11 H. Saadat, 1999, Power system analysis, McGraw-Hill, Singapore W.J. Bonwick dan P.J. Hession, 1992, Fast measurement of real and reactive in three phase citcuits, IEE Proc-A, Vol. 139 Usta dan M.Bayrak, 1999, A new digital algorithm for protection of synchronous generators against unbalanced fault conditions, Large Engineering System Conference on Power Engineering, Halifax, Canada M.
Bayrak dan O. Usta, 1999, Instantaneous power in unbalanced three phase system, ELECO’99 International Conference on Electrical and Electronical Engineering
P. Kundur, 1994, Power system stability and control, McGraw-Hill, New York. W. D. Stevenson, 1993, Analisis Sistem Tenaga Listrik, Erlangga, Jakarta.
Asmar, Sasongko Pramono Hadi, T. Haryono