1
KECEMASAN MENGHADAPI MASA PERSALINAN DITINJAU DARI KEIKUTSERTAAN IBU DALAM SENAM HAMIL
Madah Larasati RR. Retno Kumolohadi
INTISARI
Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada perbedaan kecemasan dalam menghadapi masa persalinan ditinjau dari keikutsertaan ibu dalam senam hamil. Dugaan awal yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada perbedaan tingkat kecemasan menghadapi masa persalinan ditinjau dari keikutsertaan ibu dalam senam hamil. Dengan mengikuti senam hamil maka terjadi penurunan tingkat kecemasan yang dialami oleh ibu hamil menjelang masa persalinan. Subjek dalam penelitian ini adalah ibu – ibu hamil dengan usia kehamilan diatas enam bulan. Pembagian kelompok dalam penelitian eksperimen ini menggunakan teknik random sampling. Adapun skala yang digunakan adalah hasil modifikasi dari skala kecemasan milik Dariyo (1997), mengacu pada aspek yang dikemukakan oleh Az-Zaghul (2003). Metode analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan fasilitas SPSS versi 11.5 untuk menguji apakah ada perbedaan tingkat kecemasan menghadapi masa persalinan ditinjau dari keikutsertaan ibu dalam senam hamil. Uji t menujukkan bahwa t = 3,854 dengan signifikansi sebesar 0,002. Artinya terdapat perbedaan kecemasan antara kelompok ibu hamil yang ikut senam dan tidak ikut senam, jadi hipotesis penelitian diterima. Kata Kunci : Kecemasan, Senam Hamil
2
PENGANTAR A. Latar Belakang Masalah Kehamilan adalah masa yang paling istimewa bagi seorang wanita karena kehamilan bagi seorang wanita merupakan anugerah yang terindah dari Allah SWT. Akan tetapi selain membawa kebahagiaan, kehamilan juga sering menimbulkan kecemasan. Setiap ibu hamil pasti ingin memperoleh bayi yang sehat dan tidak kurang sesuatu apapun. Untuk itu seorang ibu hamil tidak hanya harus sehat raganya saja, tetapi juga jiwanya. Artinya, secara jasmani dan rohani, ibu hamil harus dalam keadaan normal, tanpa ada gangguan apapun dan dapat berfungsi dengan baik sebagaimana mestinya (Solihah, 2006). Ibu – ibu yang selama mengandung memperlihatkan sikap dan perilaku yang penuh ketegangan emosional, biasanya akan menimbulkan persoalan pada janin dalam kandungannya. Ibu yang sedang hamil juga dapat beresponterhadap emosi, seperti misalnya kemarahan dan kecemasan, yang akan mengakibatkan membanjirnya hormon adrenalin yang akan membahayakan bagi bayinya (Davidoff, 1988). Dalam kehamilan kecemasan yang sering terjadi adalah apabila seorang ibu hamil harus menjalani pembedahan dalam proses kelahiran bayinya.
3
Para pakar menyatakan bahwa jenis olah tubuh yang paling sesuai untuk ibu hamil adalah senam hamil. Hal ini karena disesuaikan dengan banyaknya perubahan fisik yang terjadi pada ibu hamil. Misalnya pada organ genital dan perut yang semakin membesar. Dengan mengikuti senam hamil secara teratur san intensif, ibu hamil dapat menjaga kesehatan tubuh dan janin yang dikandung secara optimal (Indiarti, 2008). Hasil wawancara pre survey dilakukan oleh peneliti pada seorang ibu berinisial W seorang ibu rumah tangga berusia 30 tahun, ia sempat merasa khawatir pada kehamilannya. Pada saat hamil anak pertamanya W sangat malas untuk melakukan olah raga, akibatnya ia mendapat kesulitan pada saat melahirkan padahal sebenarnya kondisi W saat itu sangat memungkinkan untuk melahirkan secara normal, dan akhirnya dokter yang menanganinya memutuskan untuk melakukan pembedahan dalam proses kelahiran anak pertamanya tersebut. Pada kehamilan kedua W mengalami kecemasan seperti yang pernah ia alami sewaktu kehamilan pertamanya. W merasa was – was, gelisah, dan takut pengalamannya akan terulang lagi. Keinginannya untuk dapat melahirkan dengan cara normal sangat besar. Hal ini yang membawa W untuk berkonsultasi pada seorang dokter, atas saran dari dokter yang menanganinya W diminta untuk rajin mengikuti olah raga, agar ia mendapat kemudahan dalam proses persalinannya nanti. Akhirnya W dapat melahirkan dengan normal. W merasa banyak mendapat keuntungan mengikuti senam hamil, terutama tentang cara pengaturan nafas yang diajarkan dalam senam hamil, karena W merasa dapat mengatasi rasa sakit yang teramat sangat dengan baik.
4
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa senam hamil mempunyai peranan penting dalam tingkat kecemasan yang dialami oleh ibu hamil dalam menghadapi persalinan. Maka pertanyaan penelitian yang diajukan dalam penelitian ini adalah : “Apakah ada perbedaan kecemasan menghadapi masa persalinan ditinjau dari keikutsertaan ibu dalam senam hamil?”
B. Tujuan penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kecemasan menghadapi masa persalinan ditinjau dari keikutsertaan ibu dalam senam hamil.
C. Manfaat Penelitian Secara teoritis dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan tambahan ilmu pengetahuan dalam psikologi klinis dan perkembangan sebagai upaya dalam mengatasi masalah kecemasan yang dialami oleh ibu hamil untuk menghadapi persalinan. Sedangkan manfaat praktis dalam penelitian ini dengan mengikuti senam hamil seorang ibu hamil mampu meminimalisir terjadinya kecemasan untuk menghadapi persalinan.
Kecemasan Menghadapi Persalinan 1. Pengertian Kecemasan
5
Kamus Lengkap Psikologi (Chaplin, 2005) menjelaskan bahwa kecemasan atau kegelisahan yang dalam bahasa psikologi disebut dengan anxiety adalah (1) Perasaan campuran berisikan ketakutan dan keprihatinan mengenai masa – masa mendatang tanpa sebab khusus ketakutan tersebut. (2) Rasa takut atau kekhawatiran kronis pada tingkat yang ringan. (3) Kekhawatiran atau ketakutan yang kuat dan meluap – luap. (4) Suatu dorongan sekunder mencakup suatu reaksi penghindaran yang dipelajari. Kecemasan menurut Freud (Semuin, 2006) adalah suatu keadaan perasaan afektif yang tidak menyenangkan yang disertai dengan sensasi fisik yang memperingatkan orang terhadap bahaya yang akan datang. Keadaan yang tidak menyenangkan itu sering kabur dan sulit menunjuk dengan tepat, tetapi kecemasan itu sendiri selalu dirasakan. Freud yakin bahwa kecemasan merupakan akibat dari konflik yang tidak disadariantara impuls id dengan kendala yang ditetapkan oleh ego dan superego. Impuls – impuls id menimbulkan ancaman bagi individu karena bertentangan dengan nilai pribadi atau nilai sosial (Atkinson, 1993). Sedangkan Nevid, dkk (2005) mengartikan bahwa kecemasan adalah suatu keadaan khawatir yang mengeluhkan bahwa sesuatu yang buruk akan segera terjadi, sedangkan menurut Santrock (2002) gangguan kecemasan adalah gangguan psikologis yang dicirikan dengan ketegangan motorik (gelisah, gemetar dan ketidakmampuan untuk rileks), hiperaktivitas (pusing, jantung berdebardebar, atau berkeringat) dan pikiran serta harapaan yang mencemaskan. Kecemasan dibagi menjadi beberapa jenis. Yang pertama adalah state anxiety atau biasa disebut sebagai A-state. A-state ini adalah kondisi cemas
6
berdasarkan situasi dan peristiwa yang dihadapi. Artinya situasi dan kondisi lingkunganlah yang menyebabkan tinggi rendahnya kecemasan yang dihadapi. Yang kedua adalah trait anxiety atau biasa disebut dengan A-trait. Trait anxiety adalah level kecemasan yang secara alamiah dibawa oleh seseorang. Dalam Atrait ini tingkat kecemasan akan berbeda-beda dalam setiap individu berdasarkan kondisi kepribadian dasar yang dimilikinya (Wikipedia.com). Dari penjelasan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kecemasan adalah suatu perasaan yang tidak menyenangkan dan mengancam diri seseorang yang tidak jelas penyebabnya dan dapat menimbulkan perasaan tertekan, takut, was – was, dan khawatir yang berlebihan. 2.
Kecemasan Menghadapi Masa Persalinan Pada Ibu Hamil Kehamilan adalah masa di mana seorang wanita membawa embrio atau
fetus di dalam tubuhnya. Istilah medis untuk wanita hamil adalah gravida, sedangkan manusia di dalamnya disebut embrio (minggu-minggu awal) dan kemudian janin (sampai kelahiran) (wikipedia.org). Sedangkan menurut Dr Ann Tan kehamilan adalah satu status di mana seorang perempuan membawa satu telur yang dirawat di dalam tubuh seorang wanita (answer.com). Jadi kecemasan pada ibu hamil dalam menghadapi persalinan terjadi sebagai akibat dari suatu kecemasan yang timbul akibat dari perubahan – perubahan yang terjadi pada seorang ibu hamil dalam menghadapi persalinan baik secara fisik maupun secara psikis.
7
3. Ciri – Ciri Kecemasan Kecemasan pada umumnya berhubungan dengan adanya situasi yang mengancam atau membahayakan. Dengan berjalannya waktu, keadaan cemas tersebut biasanya akan dapat teratasi dengan sendirinya. Namun ada kecemasan yang berkepanjangan, bahkan tidak jelas lagi kaitannya dengan suatu faktor penyebab atau pencetus tertentu. Keadaan cemas yang wajar merupakan respons pada adanya konflik. Sedangkan cemas yang sakit (anxietas) merupakan respons terhadap adanya bahaya yang lebih kompleks, tidak jelas sumber penyebabnya dan lebih banyak melibatkan konflik jiwa yang ada dalam diri individu (Mulyadi, R. 2003). Secara umum Lewis (Az-Zaghul, I. A. 2003) telah menentukan karakteristik utama kecemasan yang tercermin sebagai berikut : 1. Reaksi emosional yang mencakup rasa panik, kecewa, takut. 2. Reaksi emosional yang mengiringi perasaan tak bahagia. 3. Tidak adanya ancaman yang riil atau yang tertentu atau diketahu gejalanya, maka jika ini benar-benar terjadi maka secara pasti ia tidak mengharuskan timbulnya tingkat kekhawatiran dan suatu tindakan reaksional. 4. Reaksi kejiwaan terhadap masa depan, disebabkan adanya korelasi antara reaksi kejiwaan dengan keadaan bahaya atau ancaman yang mungkin terjadi. 5. Kecemasan selalu diiringi dengan gangguan-gangguan fisik seperi capai, detakan jantung semakin cepat dan dada terasa sesak dan lain sebagainya.
8
6. Kecemasan mengakibatkan kepada ketidakstabilan dan perubahan-perubahan gerak-gerik, biologis dan fisiologis yang nyata. 4. Aspek Kecemasan Mengahadapi Masa Persalinan Pada Ibu Hamil Secara umum ada tiga bentuk kecemasan yaitu (Az-Zaghul, I. A. 2003) : a) Bentuk fisik, yang tercermin dengan semakin cepatnya detakan jantung, keringat yang berlebihan, gemetar, dan tidak mampu berkosentrasi melakukan suatu pekerjaan. b) Bentuk psikis, yang tercermin pada ketidakmampuan seseorang untuk menahan dan menguasai diri, cepat bereaksi terhadap sesuatu yang menimpanya, agitasi, ketakutan, tak mampu untuk berpikir dan perhatian yang selalu bercabang (tidak dapat fokus terhadap satu permasalahan). c) Bentuk tingkah laku, bentuk ini akan terlihat ketika berusaha untuk menjauhi sesuatu atau mengundurkan diri dan lari dari permasalahan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa aspek kecemasan menghadapi masa persalinan pada ibu hamil adalah : a. Aspek psikologis meliputi gejala – gejala yang dapat menyebabkan kecemasan. Misalnya, rasa takut, mudah tersinggung, tidak tenang, gelisah, cemas akan suatu hal, tidak dapat berkonsentrasi, dan lain sebagainya.
9
b. Aspek fisiologis meliputi gejala – gejala fisik yang dapat menimbulkan kecemasan. Seperti, cepatnya detak jantung dan keringat yang berlebihan, sulit tidur, nafsu makan menurun bahkan hilang. c. Aspek perilaku meliputi usaha – usaha yang dilakukan dalam menghadapi suatu permasalahan. 5.
Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan Mengahadapi Masa Persalinan Pada Ibu Hamil Kecemasan biasanya timbul akibat adanya respons terhadap kondisi stres
atau konflik. Rangsangan berupa konflik, baik yang datang dari luar maupun dalam diri sendiri akan menimbulkan respons dari sistem syaraf yang mengatur pelepasan hormon tertentu. Akibat pelepasan hormon tersebut, maka muncul perangsangan organ-organ seperti lambung, jantung, pembuluh darah maupun alat-alat gerak. Kecemasan yang dialami individu disebabkan oleh beberapa faktor yaitu (Mulyadi, R. 2003): 1. Faktor yang bersumber pada keadaan biologis. 2. Kemampuan beradaptasi atau mempertahankan diri terhadap lingkungan yang diperoleh dari pekembangan dan pengalamannya serta adaptasi terhadap rangsangan. 3. Situasi atau stresor yang dihadapi. Kecemasan yang dirasakan seseorang disebabkan oleh dua kelompok faktor, yaitu (Az-Zaghul, I. A. 2003) :
10
1. Kelompok faktor-faktor penyebab yang dikenal atau dirasakan oleh seseorang, Keadaan yang seperti ini disebut dengan kecemasan substantif. 2. Kelompok faktor-faktor yang tidak diketahui atau yang tidak dirasakan, tipe seperti ini terjadi bilamana seseorang merasakan adanya bahaya yang mengancam sendi-sendi kepribadiannya akan tetapi ia tidak dapat mengetahui secara pasti sumber bahaya tersebut. Tipe ini disebut juga dengan kecemasan neurosis, tipe ini dianggap sangat berbahaya dan perlu penanganan yang serius, hal ini dikarenakan seseorang yang mengalaminya akan merasakan nervous yang berat atau kecemasan yang luar biasa dan merasakan penyakit atau
gangguan
fisik
dan
psikis
yang
mengakibatkan
kepada
ketidakmampuannya dalam beradaptasi dengan dirinya sendiri. Stuart, G. W. (2007) menjelaskan yang mempengaruhi kecemasan dari berbagai teori, diantaranya : 1. Dalam pandangan psikoanalitis, kecemasan adalah konflik emosional yang terjadi antara dua elemen kepribadian : id dan superego. Id mewakili dorongan insting dan impuls primitif, sedangkan superego mencerminkan hati nurani dan dikendlikan oleh norma budaya. Ego atau Aku, berfungsi menengahi tuntutan dari dua elemen yang bertentangan tersebut, dan fungsi kecemasan adalah mengingatkan ego bahwa ada bahaya. 2. Menurut pandangan interpersonal, kecemasan timbul dari perasaan takut terhadap ketidaksetujuan dan penolakan interpersonal. Kecemasan juga erhubungan denagn perkembangan trauma, seperti perpisahan dan kehilangan,
11
yang menimbulkan kerentanan tertentu. Individu dengan harga diri rendah terutama rentan mengalami kecemasan yang berat. 3. Menurut pandangan perilaku, kecemasan merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu yang mengganggu kemampuan individu untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Ahli teori perilaku lain menganggap kecemasan sebagai suatu dorongan yang dipelajari berdasrkan keinginan dari dalam diri untuk menghindari kepedihan. Ahli teori pembelajaran menyaini bahwa individu yang terbiasa sejak kecil dihdapkan pada ketakutan yang berlebihan lebih sering menunjukkan kecemasan sebagai pertentangan antara dua kepentingan yang berlawanan. Mereka menyakini adanya hubungan timbal balik antara konflik dan kecemasan. Konflik menimbulkan kecemasan, dan kecemasan menibulkan perasaan tidak berdaya, yang pada gilirannya meningkatkan konflik yang dirasakan. 4. Kajian keluarga menunjukkan bahwa gangguan kecemasan biasanya terjadi dal keluarga. 5. Kajian biologis menunjukan bahwa otak mengandung reseptor khusus untuk benzodiazepin, obat-obatan yang meningkatkan neuroregulator inhibisi asam gama-aminobutirat (GABA), yang berperan penting dalam mekanisme biologis yang berhubungan dengan kecemasan. Selain itu kesehatan umum individu dan riwayat kecemasan pada keluarga memiliki efek nyata sebagi predisposisi kecemasan. Kecemasan mungkin disertai dengan gangguan fisik dan selanjutnya menurunkan kemampuan individu untuk mengatasi stresor.
12
Dari berbagai teori yang telah dijabarkan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor penyebab kecemasan ibu hamil menjelang masa persalinan adalah : keadaan biologis, kemampuan beradaptasi dan situasi atau stresor yang dihadapi, misalnya perasaan cemas, khawatir, ragu, bimbang, rasa was-was, kurang percaya diri, gelisah, mudah tersinggung dan lain sebagainya.
Metode Penelitian Untuk dapat menguji hipotesis penelitian, terlebih dahulu perlu diidentifikasikan variabel – variabel utama yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu: 1.
Variabel Bebas
: Senam Hamil
2.
Variabel Tergantung
: Kecemasan
Menghadapi Persalinan
Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini para ibu hamil yang berada di di wilayah kelurahan Kedunguter, Srowot, Kejawar, Tanggeran dan memiliki karakteristik sebagai berikut: 1. Ibu hamil dengan usia kandungan minimal 7 – 8 bulan. 2. Berusia 22 – 30 tahun. 3. Belum pernah mengikuti senam hamil.
13
4. Ibu rumah tangga. 5. Dinyatakan sehat dan boleh mengikuti senam hamil. 6. Subjek ditentukan masuk dalam kelompok kontrol atau kelompok eksperimen melalui random sampling. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan sebuah penelitian eksperimen. Penelitian ekspeimen adalah suatu kegiatan percobaan yang bertujuan untuk mengetahui suatu gejala yang timbul sebagai akibat dari adanya suatu perlakuan (Notoadmodjo, 2002). Ciri khusus dari penelitian eksperimen adalah adanya perlakuan terhadap suatu variabel yang diharapkan memberikan pengaruh terhadap variabel yang lainnya. Pelaksanaan penelitian eksperimen dengan model between subject pre test and post test ini dilakukan dengan cara melakukan pengukuran sebelum dan sesudah perlakuan terhadap kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kelompok eksperimen mendapatkan perlakuan senam hamil, sedangkan kelompok kontrol hanya mendapatkan placebo effect berupa penyuluhan tentang kesehatan kehamilan dan pemeriksaan kehamilan. Sebelum mendapat perlakuan akan dilakukan pretest pada kedua kelompok dan setelah perlakuan yang berbeda diberikan pada kedua kelompok tersebut akan dilakukan pengukuran ulang (postest). Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitin ini adalah analisis statistik dengan menggunakan teknik analisis uji-t (t-test). Tujuan analisis dalam
14
penelitian ini adalah untuk menguji perbedaan kecemasan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Uji t yang digunakan adalah uji parametrik paired sample t test dengan bantuan SPSS 11.5 for windows. Alasan dipilihnya paired sample t test sebagai analisis data yaitu karena hipotesa penelitian ini adalah untuk membuktikan ada pengaruh pelatihan senam hamil terhadap penurunan tingkat kecemasan pada ibu hamil menjelang masa persalinan. Hasil Penelitian Pengujian terhadap hipotesa dilakukan dengan terlebih dahulu merubah hipotesa alternative (H1) menjadi hipotesa nihil (Ho). Perubahan ini dilakukan karena teknik – teknik komputasi hanya dapat digunakan untuk menguji Ho. Hipotesa alternatif penelitian ini adalah ada pengaruh pelatihan senam hamil terhadap penurunan kecemasan dalam menghadapi masa persalinan, sedangkan hipotesa nihil yang diajukan adalah tidak ada pengaruh pelatihan senam hamil terhadap penurunan kecemasan dalam menghadapi masa persalinan. Hipotesa nihil tersebut akan diuji menggunakan metode statistik paired sample t test. Metode ini dipilih untuk menguji hipotesa karena dengan menggunakan metode paired sample t test dapat diketahui apakah dua sample yang berpasangan menerima pengaruh dari suatu perlakuan atau tidak. Sampel berpasangan menerima pengaruh dari suatu perlakuan atau tidak (Singgih, 2003). Penelitian ini menggunakan kelompok eksperimen yang diberi pelatihan senam hamil sebagai perlakuan, dan kelompok kontrol mendapatkan penyuluhan. Kedua
15
kelompok diukur kecemasannya melalui pre test dan post test. Keberadaan kelompok kontrol adalah sebagai pembanding dari kelompok eksperimen. Pengujian perbedaan kecemasan antara sebelum dan sesudah perlakuan dilakukan dengan uji t data berpasangan (paired sample t test). Langkah pengujiannya adalah sebagai berikut: a. Perumusan Hipotesis H0 : X1=X2
Tidak ada perbedaan kecemasan antara sebelum dan
sesudah perlakuan. H1 : X1?X 2
Terdapat perbedaan kecemasan antara sebelum dan
sesudah perlakuan. b.
Penentuan tingkat signifikansi Penelitian ini menggunakan tingkat keyakinan 95 persen (a= 5 persen).
c. Kriteria penerimaan hipotesis H0 ditolak jika sig < a (0,05) H1 diterima jika sig > a (0,05) d. Perhitungan Uji t Hasil perhitungan uji t dengan bantuan SPSS diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 1 Hasil uji t data kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berdasarkan nilai pre test dan post test Kelompok t
Pre test – Post test Sig.(2-tailed)
16
Kontrol Eksperimen
-0.935 3.790
0.386 0.009
Tabel 1 menunjukkan bahwa paired sample t test kelompok eksperimen menghasilkan sig.(2-tailed) 0.009 < a (0.05) berarti Ho ditolak. Dengan kata lain ada perbedaan tingkat kecemasan menghadapi masa persalinan. Dengan mengikuti senam hamil maka terjadi penurunan tingkat kecemasan yang dialami oleh ibu hamil menjelang masa persalinan. Selain itu uji t juga dilakukan pada data kelompok kontrol dan menghasilkan sig.(2-tailed) 0.386 > a (0.05) artinya Ho diterima, dapat diartikan bahwa kelompok kontrol yang tidak mendapat perlatihan senam hamil tidak ada perbedaan tingkat kecemasan yang dialami dalam menghadapi masa persalinan Perbedaan signifikansi pada tabel 12, antara kelompok eksperimen yang mengikuti pelatihan senam hamil dan kelompok kontrol yang tidak mengikuti pelatihan senam hamil menunjukan bahwa pada kelompok eksperimen terjadi penurunan kecemasan yang sangat signifikan, sedang pada kelompok kontrol mengalami peningkatan. Kesimpulannya adalah ada perbedaan tingkat kecemasan menghadapi masa persalinan ditinjau dari keikutsertaan ibu dalam senam hamil. Artinya hipotesa diterima. Sedangkan Pengujian perbedaan kecemasan antara kelompok kontrol (tidak mendapatkan pelatihan senam hamil) dengan kelompok eksperimen (mendapat pelatihan senam hamil) dilakukan dengan uji t (independent sample t test). Langkah pengujiannya adalah sebagai berikut:
17
a.
Perumusan Hipotesis H0 : X1=X2
Tidak ada perbedaan kecemasan antara kelompok ibu hamil yang ikut senam dan tidak ikut senam
H1 : X1?X 2
Terdapat perbedaan kecemasan antara kelompok ibu hamil yang ikut senam dan tidak ikut senam
b. Penentuan tingkat signifikansi Penelitian ini menggunakan tingkat keyakinan 95 persen (a= 5 persen). c. Kriteria penerimaan hipotesis H0 ditolak jika sign < a (0,05) H1 diterima jika sign > a (0,05) d. Perhitungan Uji t Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan dapat dilketahui bahwa sig.(2-tailed) 0.002
Pembahasan Pelatihan senam hamil sebagaimana yang telah diuraikan di atas memberikan hasil yang signifikan terhadap penurunan kecemasan menghadapi
18
persalinan pada ibu hamil. Penurunan kecemasan yang terjadi pada kelompok eksperimen diyakini karena mendapat pengaruh dari pelatihan senam hamil dan bukan karena faktor lain. Pengaruh pelatihan senam hamil untuk menurunkan kecemasan subjek dituangkan dalam delapan tahap pelatihan. Kedelapan tahap tersebut adalah:
1.Tahap pendahuluan, 2. Pelatihan senam pernafasan, 3.
Pelatihan senam kaki, 4. Pelatihan senam jongkok, 5. Pelatihan senam panggul, 6. Penguatan otot tungkai dan panggul, 7. Senam relaksasi, 8. Tahap penutup. Tahapan yang menjadi inti dari pelatihan adalah tahap 1,2,3,4,5 dan 6. Enam tahap ini yang mempenagaruhi kondisi subjek sehingga terjadi penurunan kecemasan. Enam tahap tersebut berisi unsur – unsur yang diperlukan dalam persiapan menjelang persalinan. Dalam kehidupan kecemasan dapat terjadi pada siapa saja. Salah satunya pada ibu hamil dalam menghadapi masa persalinan. Secara umum ada tiga bentuk kecemasan (Az-Zaghul, I. A. 2003) yaitu yang pertama bentuk fisik, yang tercermin dengan semakin cepatnya detakan jantung, keringat yang berlebihan, gemetar, dan tidak mampu berkosentrasi melakukan suatu pekerjaan. Kedua, bentuk psikis, yang tercermin pada ketidakmampuan seseorang untuk menahan dan menguasai diri, cepat bereaksi terhadap sesuatu yang menimpanya, agitasi, ketakutan, tak mampu untuk berpikir dan perhatian yang selalu bercabang (tidak dapat fokus terhadap satu permasalahan). Ketiga, bentuk tingkah laku, bentuk ini akan terlihat ketika berusaha untuk menjauhi sesuatu atau mengundurkan diri dan lari dari permasalahan.
19
Seorang wanita hamil yang mengalami kecemasan biasanya akan merasakan suatu ketidaknyamanan psikis salah satunya adalah perubahan – perubahan bentuk fisik yang terjadi karena kehamilannya. Selain itu banyak wanita hamil merasa cemas menunggu kelahiran anak yang dikandungnya. Cara yang mudah dilakukan untuk mengurangi kecemasan menjelang masa persalinan adalah dengan berolah raga. Menjaga kebugaran tubuh melalui olah raga secara teratur bagi ibu hamil akan memberikan banyak manfaat, selain menjadikan tubuh lebih sehat, dengan berolahraga akan menghasilkan
endorfin yang akan
memberikan energi untuk beraktivitas sepanjang hari dan juga akan menjadikan seorang ibu hamil lebih siap dalam menghadapi masa persalinan. Mengingat proses persalinan memang melelahkan dan memerlukan stamina dan tenaga yang cukup besar. Manfaat lainnya adalah dengan berolahraga secara teratur akan membantu seorang ibu hamil untuk memperoleh kembali bentuk tubuh semula, seperti sebelum hamil (Musbikin, 2006). Semua wanita hamil tentu menginginkan persalinannya berjalan lancar. Hal ini dapat terwujud dengan berolahraga secara teratur. Salah satunya adalah senam hamil. Senam hamil sangat dianjurkan untuk semua wanita hamil yang tidak mengalami kelainan pada kandungannya, terutama mereka yang sedang mengandung anak pertama. Senam hamil ini dapat dilakukan oleh seorang ibu hamil dengan usia kandungan mulai dari tujuh bulan sampai menjelang persalinan. Senam hamil dapat membantu memperlancar persalinan dengan melatih otot – otot di sekitar panggul. Senam hamil tidak hanya berkonsentrasi pada
20
kelenturan otot – otot tubuh saja. Dalam senam hamil juga diajarkan bagaimana merawat payudara agar dapat menghasilkan ASI yang mencukupi dan sehat. Selain itu dengan mengikuti senam hamil akan mempersiapkan mental ibu hamil dalam menghadapi proses persalinan yang akan dialami nanti. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh pelatihan senam hamil terhadap penurunan kecemasan dalam menghadapi masa persalinan pada ibu hamil. Hal ini ditunjukkan melalui perhitungan uji t dengan t hitung sebesar 3.790 dan p = 0.009 (p<0,05). Hal ini dapat diartikan bahwa dengan mengikuti senam hamil maka terjadi penurunan tingkat kecemasan yang dialami oleh ibu hamil menjelang masa persalinan. Hubungan antara kedua variabel ini menunjukkan bahwa menurunnya skor kecemasan akan diikuti oleh menurunnya tingkat kecemasan pada ibu hamil dalam menghadapi masa persalinan. Hal ini terbukti dari hasil rerata empirik 47.43. Berdasarkan penggolongan di atas dapat diketahui bahwa subjek dalam kategori rendah. Dari penelitian yang telah dilakukan oleh penulis dapat memberikan gambaran bahwa dengan mengikuti senam hamil dapat menurunkan tingkat kecemasan yang terjadi pada ibu hamil menjelang masa persalinan.Kecemasan yang dirasakan seseorang disebabkan oleh dua kelompok faktor yaitu : 1. Kelompok faktor-faktor penyebab yang dikenal atau dirasakan oleh seseorang, Keadaan yang seperti ini disebut dengan kecemasan substantif. 2. Kelompok faktor-faktor yang tidak diketahui atau yang tidak dirasakan, tipe seperti ini terjadi bilamana seseorang merasakan adanya bahaya yang
21
mengancam sendi-sendi kepribadiannya akan tetapi ia tidak dapat mengetahui secara pasti sumber bahaya tersebut. Tipe ini disebut juga dengan kecemasan neurosis, tipe ini dianggap sangat berbahaya dan perlu penanganan yang serius, hal ini dikarenakan seseorang yang mengalaminya akan merasakan nervous yang berat atau kecemasan yang luar biasa dan merasakan penyakit atau
gangguan
fisik
dan
psikis
yang
mengakibatkan
kepada
ketidakmampuannya dalam beradaptasi dengan dirinya sendiri. Meskipun penelitian ini dinilai cukup berhasil namun masih ada kelemahan – kelemahan yang menyertai keberhasilan penelitian ini. Kelemahan penelitian ini terletak pada sedikitnya jumlah aitem hasil uji coba. Banyaknya jumlah aitem yang gugur kemungkinan disebabkan dengan subjek uji coba tidak keseluruhan ibu hamil, hal ini dikarenakan terbatasnya jumlah ibu hamil di lokasi penelitian. Selain itu kelemahan juga terdapat pada pelatihan yang kurang maksimal akibat dari keterbatasan waktu.