Hak Cipta © 2015 pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dilindungi Undang-Undang MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN
Disklaimer: Buku ini merupakan buku siswa yang dipersiapkan Pemerintah dalam rangka implementasi Kurikulum 2013. Buku siswa ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di bawah koordinasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan dipergunakan dalam tahap awal penerapan Kurikulum 2013. Buku ini merupakan “dokumen hidup” yang senantiasa diperbaiki, diperbaharui, dan dimutakhirkan sesuai dengan dinamika kebutuhan dan perubahan zaman. Masukan dari berbagai kalangan diharapkan dapat meningkatkan kualitas buku ini.
Katalog Dalam Terbitan (KDT) Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti : buku guru / Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.-- . Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2015. vi, 146 hlm. : ilus. ; 25 cm. Untuk SMP/MTs Kelas IX ISBN 978-602-1530-28-3 (jilid lengkap) ISBN 978-602-1530-31-3 (jilid 3)
1. Hindu -- Studi dan Pengajaran II. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
I. Judul
294.5 Kontributor Naskah : Untung Suhardi dan Ida Bagus Sudirga. Penelaah
: I Made Redana, I Made Suparta, dan I Made Sutresna.
Penyelia Penerbitan : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud.
Cetakan Ke-1, 2015 Disusun dengan huruf Times New Roman, 12 pt.
Kata Pengantar Kurikulum 2013 dirancang agar siswa tidak hanya bertambah pengetahuannya, tetapi juga meningkat keterampilannya dan semakin mulia kepribadiannya. Dengan demikian, ada kesatuan utuh antara kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Keutuhan ini dicerminkan dalam pendidikan agama dan budi pekerti. Melalui pembelajaran agama diharapkan akan terbentuk keterampilan beragama dan terwujud sikap beragama siswa yang berimbang, mencakup hubungan manusia dengan Penciptanya, sesama manusia, dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Pengetahuan agama yang dipelajari para siswa menjadi sumber nilai dan penggerak perilaku mereka. Sekadar contoh, di antara nilai budi pekerti dalam agama Hindu dikenal dengan Tri Marga (bakti kepada Tuhan, orang tua, dan guru; karma, bekerja sebaik-baiknya untuk dipersembahkan kepada orang lain dan Tuhan; Jnana, menuntut ilmu sebanyak-banyaknya untuk bekal hidup dan penuntun hidup), dan Tri Warga (dharma, berbuat berdasarkan atas kebenaran; artha, memenuhi harta benda kebutuhan hidup berdasarkan kebenaran, dan kama, memenuhi keinginan sesuai dengan norma-norma yang berlaku). Dalam pembentukan budi pekerti, proses pembelajarannya mesti mengantar mereka dari pengetahuan tentang kebaikan, lalu menimbulkan komitmen terhadap kebaikan, dan akhirnya benar-benar melakukan kebaikan. Buku Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas IX ini ditulis dengan semangat itu. Pembelajarannya dibagi ke dalam beberapa kegiatan keagamaan yang harus dilakukan siswa dalam usaha memahami pengetahuan agamanya dan mengaktualisasikannya dalam tindakan nyata dan sikap keseharian, baik dalam bentuk ibadah ritual maupun ibadah sosial. Peran guru sangat penting untuk meningkatkan dan menyesuaikan daya serap siswa dengan ketersediaan kegiatan yang ada pada buku ini. Guru dapat memperkayanya secara kreatif dengan kegiatan-kegiatan lain yang bersumber dari lingkungan alam, sosial, dan budaya sekitar.
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
iii
Sebagai edisi pertama, buku ini sangat terbuka terhadap masukan dan akan terus diperbaiki untuk penyempurnaan. Oleh karena itu, kami mengundang para pembaca untuk memberikan kritik, saran dan masukan guna perbaikan dan penyempurnaan edisi berikutnya. Atas kontribusi tersebut, kami mengucapkan terima kasih. Mudah-mudahan kita dapat memberikan yang terbaik bagi kemajuan dunia pendidikan dalam rangka mempersiapkan generasi seratus tahun Indonesia Merdeka (2045).
Jakarta, Januari 2015
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
iv
Kelas IX SMP/MTs
Daftar Isi Kata Pengantar ..................................................................................... Daftar Isi ...............................................................................................
iii v
SEMESTER 1 BAB I
Asta Aiswarya .....................................................................
1
A. Pengertian Asta Aiswarya .....................................................
3
B. Bagian-bagian Asta Aiswarya ...............................................
3
C. Cerita Kemahakuasaan Sang Hyang Widhi ..........................
6
D. Sloka dan Mantram Terkait dengan Asta Aiswarya ..............
8
3DxFƗ
14
A. Pengertian3DxFƗ
15
B. Bagian-bagian3DxFƗ
17
C. Perilaku dalam3DxFƗ
26
BAB II
BAB III
Dasa Mala ...........................................................................
30
A. Pengertian Dasa Mala ...........................................................
31
B. Bagian-bagian Dasa Mala .....................................................
32
C. Contoh Perilaku Dasa Mala dalam Kehidupan .....................
41
1LW\D dan 1DLPLWLND
46
A. Pengertian Nitya dan 1DLWLPLND
47
B. Jenis-jenis 1LW\D
32
BAB IV
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
v
C. Jenis-jenis 1DLWLPLND
50
D. Syarat
54
Latihan Soal Ujian Semester 1.............................................................
57
SEMESTER 2 0DKƗEKƗUDWD ......................................................................
63
$ .HGXGXNDQ0DKƗEKƗUDWDGDODP9HGD...................................
64
% 3DUZDSDUZDGDODP.LWDE0DKƗEKƗUDWD ...............................
67
C. Cerita Kelahiran Bhisma .......................................................
71
%$%9, 6DিVNƗUD ............................................................................
78
$ 3HQJHUWLDQ6DিVNƗUD ............................................................
80
% -HQLVMHQLV6DিVNƗUD .............................................................
82
BAB VII Kepemimpinan ...................................................................
108
A. Pengertian Kepemimpinan ....................................................
109
B. Kepemimpinan dalam Hindu ................................................
112
C. Tipilogi Kepemimpinan Hindu .............................................
114
D. Contoh Kepemimpinan yang Baik ........................................
122
Latihan Soal Ujian Semester 2.............................................................
128
Glosarium ...........................................................................................
135
'DIWDU3XVWDND ......................................................................................
138
,QGHNV
144
BAB V
vi
Kelas IX SMP/MTs
Bab I
Asta Aiswarya Renungan Bacalah teks Svetasvatara Upanisad VI.11 di bawah ini, kemudian pahamilah isi mantram tersebut! (NRGHYDVVDUYƗEKXWHVXJXGKDĞ VDUYƗY\DSLVDUZƗEKXWDQWDUDWPƗ NDUPƗG\DMVDVVDUYDEKnjWDGKLYDĞDV VDNVLFHWƗNHYDORQLUJXQDĞFD Terjemahan: Tuhan yang tunggal sembunyi pada semua makhluk, menyusupi segala, inti hidupnya semua makhluk, hakim semua perbuatan yang berada pada semua makhluk, saksi yang mengetahui, yang tunggal, bebas dari kualitas apapun (Radhakrishnan, 1992).
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
1
Kegiatan Siswa 1 8
Keterangan:
2
3
7
1. $QLPD
6. ,VLWZD
2. /DJKLPD
:DVLWZD
3. 0DKLPD
$PDZDVDLWZD
4. 3UDSWL 4
6
5. 3UDNDP\D
5 Sumber: VXPPHUR¿QGLDEORJVSRWFRP
Gambar 1.1 Ilustrasi Asta Dala
Diskusikan dengan teman-temanmu tentang 3DGPD$VWD'DODsebagai delapan lambang kemahakuasaan Hyang Widhi Wasa!
____________________________________________ ____________________________________________ ____________________________________________ ____________________________________________ ____________________________________________ ____________________________________________ ____________________________________________ ____________________________________________ ____________________________________________
2
Kelas IX SMP/MTs
Semester 1
Memahami Teks
A. Pengertian Asta Aiswarya Asta Aiswarya berasal dari bahasa sansekerta, yakni dari kata Asta yang artinya delapan, dan kata Aiswarya yang berarti kemahakuasaan (Midastra, 2007: 2). Dengan demikian, Asta Aiswarya mengandung arti delapan sifat kemahakuasaan Tuhan. Asta Aiswarya dapat digambarkan sebagai kemahakuasaan Ida Sang Hyang Widhi sebagai 3DGPD $VWD 'DOD (teratai berdaun delapan). Pada umumnya digunakan untuk menyebutkan arah mata angin yang di dalamnya terdapat dewa penguasa. Kedelapan kelopak padma ini melambangkan keseimbangan yang ada di alam semesta. Kedelapan kemahakuasaan Ida Sang Hyang Widhi tersebut meliputi: $QLPD/DJKLPD, 0DKLPD3UDSWL3UDNDP\D,VLWZD:DVLWZDGDQ
Memahami Teks
B. Bagian-bagian Asta Aiswarya Penjelasan tentang sifat kemahakuasaan Tuhan, menurut Bantas (2000: 41) dalam Kitab Wrhaspati Tattwa Sloka 66 adalah $VWD6DNWL atau $VWD$LVZDU\D. Adapun pembagian dari $VWD$LVZDU\Dadalah: 1. $QLPD Kemahakuasaan Tuhan yang disebut $QLPD atau$QX yang berarti “atom.” Anima dari $VWD$LVZDU\D ialah sifat yang halus bagaikan kehalusan atom yang dimiliki oleh Sang Hyang Widhi Wasa. Kehalusan yang dimiliki-Nya ini susah untuk dilihat dengan mata biasa, akan tetapi dapat dirasakan keberadaannya. 2.
/DJKLPD
Kemahakuasaan Tuhan yang disebut /DJKLPD yang berarti ³ULQJDQ´ /DJKLPD berasal dari kata ³/DJKX´. /DJKLPD berarti sifat-Nya yang amat ringan, lebih ringan dari ether dalam unsur panca mahabhuta.
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
3
3. 0DKLPD Kemahakuasaan Tuhan yang disebut 0DKLPD berasal dari kata ³0DKD´ yang artinya Maha Besar. Kemahakuasaan-Nya ini berarti Sang Hyang Widhi Wasa meliputi semua tempat. Tidak ada tempat yang kosong (hampa) bagiNya, semua ruang angkasa dipenuhi. 4. 3UDSWL Kemahakuasaan Tuhan yang disebut 3UDSWL berasal dari ³3UDSWD´ yang artinya tercapai. 3UDSWLsegala tempat tercapai oleh-Nya, ke mana Ia hendak pergi di sana Ia telah ada. 5. 3UDNDP\D Kemahakuasaan Tuhan yang disebut 3UDNDP\D, berasal dari kata ³3UD .DPD´ yang artinya segala kehendak-Nya selalu terlaksana atau terjadi. 6. ,VLWZD Kemahakuasaan Tuhan yang disebut ,VLWZD, berasal dari kata ³,VD´ yang berarti raja. ,VLWZD yang artinya merajai segala-galanya, dalam segala hal paling utama. 7. Wasitwa Kemahakuasaan Tuhan yang disebut :DVLWZD, berasal dari kata ³:DVD´ yang artinya menguasai dan mengatasi. :DVLWZD artinya paling berkuasa. 8. Yatrakamawasayitwa Kemahakuasaan Tuhan yang disebut
4
Kelas IX SMP/MTs
Semester 1
Kegiatan Siswa Petunjuk: Kerjakan pada lembar kerja yang lain. Buatlah Portofolio dengan mengamati lingkungan di sekitar tempat tinggalmu tentang kemahakuasaan Hyang Widhi dalam bentuk $VWD$LVZDU\D! Lengkapilah tabel di bawah ini. Nama Kelompok Anggota No
: :
Asta Aiswarya
Contoh Nyata dalam Kehidupan
Kesimpulan:
_________________________________________ _________________________________________ _________________________________________ _________________________________________ ________________________________________
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
5
Kegiatan Siswa Petunjuk : Sebelum mempelajari materi selanjutnya, marilah kita melakukan percobaan dengan mempersiapkan gelas plastik yang berisi air putih dan garam 1 sendok makan. Kegiatan : 1. Masing-masing siswa memasukan garam dalam gelas plastik yang berisi air dan diaduk. Amatilah gelas tersebut dan rasakan garam, dalam gelas tersebut! Buatlah kesimpulan dengan mengaitkan pada kemahakuasaan Hyang Widhi Wasa dalam wujud $VWD$LVZDU\D!
Memahami Teks
C. Cerita Kemahakuasaan Sang Hyang Widhi Kitab Veda banyak menjelaskan tentang berbagai kemahakuasaan Hyang Widhi seperti yang tertuang dalam Chandogya Upanisad (Radhakrhisnan, 1992). Cerita pendek berikut ini, mengutip percakapan antara Svetaketu dan ayahnya yang bernama Udhalaka. Mereka mencoba untuk mengungkapkan ajaran tentang Veda yang maha mulia. Cerita berawal ketika Svetaketu bertanya kepada ayahnya, Uddalaka, yang membicarakan keberadaaan Tuhan: “Percayalah, anakku,” kata ayah Svetaketu. “Brahman adalah esensi tak terlihat dan halus yang merupakan Roh seluruh alam semesta ini.” “Jelaskan kepadaku, Ayah,” kata Svetaketu. “Baiklah, anakku. Taruhlah garam ini ke dalam air dan kembali besok pagi.” Svetaketu melakukan seperti yang diperintahkan ayahnya. Di pagi hari, ayahnya meminta Swetaketu untuk mengeluarkan kembali garam itu. Swetaketu melihat ke dalam air, tapi tidak bisa menemukan garam itu karena telah larut.
6
Kelas IX SMP/MTs
Semester 1
Ayahnya kemudian berkata, “Minumlah air itu. Bagaimana rasanya?” “Asin, Ayah”, jawab Svetaketu. “Carilah garam itu lagi,” ayahnya menyuruh Swetaketu untuk mencari garam yang sudah larut itu. “Aku tidak bisa melihat garam, Ayah. Aku hanya melihat air yang rasanya asin,” komentar Svetaketu. Ayah Svetaketu kemudian berkata, “Dengan cara yang sama, O anakku, Kamu tidak dapat melihat Sang Pencipta. Akan tetapi sebenarnya Dia ada dimana-mana dan meresapi segala yang ada di alam semesta ini. Beliau tidak dapat dilihat, tetapi dapat dirasakan melalui segala ciptaan-Nya yang ada di alam semesta ini (Radhakrishnan, 1992). Cerita ini menunjukan adanya keterkaitan dengan $VWD $LVZDU\D Cerita ini menunjukkan bagian dari Sumber: ZZZKLQGXNLGVRUJ sifat kemahakuasaan Tuhan yang Gambar 1.2 Dialog Svetaketu dan Ayahnya sangat halus (DQLPD). Cerita ini (Uddhalaka) menunjukkan bahwa Tuhan mempunyai sifat yang mampu untuk menyatu dengan segala ciptaan-Nya dari semua makhluk, dan menguasai segala yang ada (ZDVLWZD) dari segala penjuru alam semesta. Selain itu, percaya terhadap Tuhan mempunyai pengertian yakin terhadap Tuhan itu sendiri. Pengakuan atas dasar keyakinan bahwa sesungguhnya Tuhan itu ada, maha kuasa, maha esa dan maha segala-galanya. Tuhan Yang Maha Kuasa, yang disebut juga Hyang Widhi (Brahman), adalah Ia yang kuasa atas segala yang ada ini.
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
7
Kegiatan Siswa Petunjuk: Kerjakan pada lembar kerja yang lain. Diskusikanlah dengan kelompokmu, tentang kemahakuasaan Hyang Widhi seperti pada cerita Svetaketu, kemudian buatlah laporan dengan format penulisan: bagian pendahuluan, isi atau pembahasan, kesimpulan, saran dan daftar referensi, kemudian presentasikan hasilnya di depan kelas. Nama kelompok Anggota
: :
Memahami Teks
D. Sloka dan Mantram Terkait dengan Asta Aiswarya Tuhan adalah sumber dan awal serta akhir dan pertengahan dari segala \DQJDGD'LGDODP9HGD%KDJDYDGJƯWƗ;7XKDQ+\DQJ:LGKL EHUVDEGD mengenai hal ini, sebagai berikut: $KDPDWPƗJXڲƗNHĞD VDUYDEKnjWƗĞD\DVWKLWDۊ DKDPƗGLĞFKDPDGK\DۦFKD EKnjWƗQƗPDQWDHYDFKD Terjemahan: Aku adalah jiwa yang berdiam dalam hati segala insani, wahai *XGDNHVD. Aku adalah permulaan, pertengahan, dan penghabisan dari makhluk semua (Gede Pudja, 1999: 258).
Tuhan (Hyang Widhi), yang bersifat maha ada, juga berada di setiap makhluk hidup, di dalam maupun di luar dunia (imanen dan transenden). Tuhan (Hyang Widhi) meresap di segala tempat, ada dimana-mana (:\DSL :\DSDND kekal abadi (1LUZLNDUD). Di dalam Upanisad (Katha Upanisad. 1.2)
8
Kelas IX SMP/MTs
Semester 1
disebutkan bahwa Hyang Widhi adalah “telinga dari semua telinga, pikiran dari segala pikiran, ucapan dari segala ucapan, nafas dari segala nafas, dan mata dari segala mata.” Namun demikian, Hyang Widhi itu bersifat gaib (PDKDVXNVPD) dan abstrak, tetapi ada. Di dalam Lontar Bhuana Kosa II.17 dinyatakan sebagai berikut. %KDWDUDĝLZDVLUDZ\DSDNDVLUDVXNVPDWDQNrQrQJDQJHQDQJHQ NDGLDQJJDQLQJDNDVDWDQNDJUDKLWD GHQLQJPDQDKPXDQJLQGUL\D Terjemahan : Tuhan (Siwa), Dia ada di mana-mana, Dia gaib, sukar dibayangkan, bagaikan angkasa (ether), dia tak dapat ditangkap oleh akal maupun panca indriya (Bantas, 2000: 25). Walaupun amat gaib, tetapi Tuhan hadir di mana-mana. Beliau bersifat Z\DSLZ\DSDND, meresapi segalanya. Tiada suatu tempat pun yang Beliau tiada tempati, karena Tuhan memenuhi jagad raya ini. Hal ini dijelaskan dalam 5J9HGD;\DQJPHQ\DWDNDQEDKZD 6DKDVUDĞƯU܈ƗSXUX܈DۊVDKDVUƗN܈DۊVDKDVUDSƗW VDEKnjPLۦYLĞDWRY܀WYDW\DWLܒ܈DGGDĞƗ۪JXODP Terjemahan : Tuhan berkepala seribu, bermata seribu, berkaki seribu, Ia memenuhi bumi-bumi pada semua arah, mengatasi kesepuluh penjuru (Dewanto, 2009: 918). Seribu dalam mantra Rg Veda di atas berarti tak terhingga. Tuhan berkepala tak terhingga, bermata tak terhingga, bertangan tak terhingga. Semua kepala adalah kepala-Nya, semua mata adalah mata-Nya, semua tangan adalah tangan-Nya. Walaupun Tuhan tak dapat dilihat dengan mata biasa, tetapi Tuhan dapat dirasakan kehadirannya dengan hati, bagaikan garam dalam air. Ia tidak tampak, namun bila mencicipinya akan terasa keberadaan-Nya.
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
9
Hal ini juga dijelaskan dalam Wrhaspati Tattwa 69 yang menyatakan bahwa: 8PDKDVVLUDULQJVHGDQWDUDSLQXMDWDVLUDVLQDPEDK ZLQHKVDUZDEKRJDZLQHKEKRMDQDDSDQDSUDEKUWL\HND PDKLPDQJDUDQ\DQLKDQWDQJPDKLPDQJDUDQ\D Terjemahan: Kemana saja Ia bisa pergi sesuka hatinya, disana Ia bisa tinggal sesuka hatinya. Dan karena di mana-mana, Ia dihormati, Ia dinamakan mahima. Ia berkeliling ke berbagai tempat. Di tempat Ia disambut, dihormati, dan diberi segala yang menyenangkan, makanan dan hadiah. Itulah yang dinamakan mahima. (Bantas, 2000: 42).
Hal ini membuktikan bahwa Tuhan berada di mana-mana, Ia mengetahui segalanya dan dihormati dalam segala keadaan di dunia ini. Tidak ada sesuatu apapun yang Ia tidak ketahui. Tidak ada apapun yang dapat disembunyikan kepada-Nya. Tuhan adalah saksi agung akan segala yang ada dan terjadi. Oleh karena demikian sifat Tuhan, maka manusia tidak dapat lari kemanapun untuk menyembunyikan segala perbuatannya. Kemanapun berlari akan selalu berjumpa dengan Dia. Tidak ada tempat sepi yang luput dari kehadiran-Nya. Hal ini dijelaskan dalam Kitab Atharva Veda. IV.16.2 bahwa:
10
Kelas IX SMP/MTs
Semester 1
Kendatipun Tuhan itu selalu hadir dan meresap di segala tempat, tetapi sukar dapat dilihat oleh mata biasa. Indra kita hanya dapat menangkap apa yang dilihat, didengar, dikecap, dan dirasakan. Kemampuannya terbatas, sedangkan Tuhan (Hyang Widhi) adalah Maha Sempurna dan tak terbatas. Di dalam Weda disebutkan bahwa Tuhan (Hyang Widhi) tidak berbentuk (QLUXSDP), tidak bertangan dan berkaki (QLUNDUDPQLUSDGDP), tidak berpanca indra (QLULQGU\DP), tetapi Tuhan (Hyang Widhi) dapat mengetahui segala yang ada pada makhluk.
Uji Kompetensi Kerjakan dengan mandiri. 1. Jelaskan pengertian Asta Aiswarya! _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ ____________________________________________________________ 2. Sebutkan dan jelaskan bagian-bagian $VWD$LVZDU\D! _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ ____________________________________________________________
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
11
3. Tuliskan cerita lain terkait dengan $VWD$LVZDU\D dan sertakan beberapa sloka atau mantram terkait dengan kemahakuasaan Hyang Widhi Wasa! __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________ _________________________________________________________
Refleksi Diri 1. Setelah belajar tentang $VWD$LVZDU\D hal pengetahuan baru apakah yang telah kamu dapatkan? ________________________________________________________ ________________________________________________________ _______________________________________________________ ________________________________________________________ ________________________________________________________ _______________________________________________________ _______________________________________________________
2. Sikap apakah yang harus ditumbuhkan dalam meyakini kemahakuasaan Sang Hyang Widhi Wasa? ______________________________________________________ ______________________________________________________ ______________________________________________________ ______________________________________________________ ______________________________________________________
12
Paraf Guru
Paraf Orang Tua
(...............................)
(...............................)
Kelas IX SMP/MTs
Nilai
Semester 1
Tugas Buatlah rangkuman atau ringkasan dari materi $VWD$LVZDU\D! _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ ____________________________________________________________ _____________________________________________________________ ____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________
Paraf Guru
Paraf Orang Tua
(...............................)
(...............................)
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
Nilai
13
Bab 2
Pañcā Yamā dan Nyamā Brata Renungan Bacalah teks Sarasamuccaya 258 dibawah ini dan pahamilah isi sloka tersebut!
14
Kelas IX SMP/MTs
Semester 1
Memahami Teks
A. Pengertian Pañcā Yamā Dan Nyamā Brata Pañca
Menyimak Wrhaspati Tattwa 60 dijelaskan tentang bagian-bagian dari 1\DPƗ %UDWD yang terdiri dari DKLPVD EUDKPDFDUL VDW\D DZ\DZDKƗULND dan DVWDLQ\D. Kelima bagian ini merupakan uraian tentang pengendalian diri. Pengendalian diri harus dimulai dari diri sendiri yang bersifat lahiriah sebagai langkah awal untuk pengendalian yang bersifat batiniah.
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
15
$NURGKDJXUXVXVUnjVFƗ6DXFDPƗKƗUDOƗJDZDP $SUDPƗGDVFDSDxFDLWH1L\DPƗKSDULNƯUWLWDK. Terjemahan: $NURGKD namanya tidak marah saja. *XUX6XVUnjVƗ namanya bakti berguru. 6DXFD namanya selalu melakukan japa, membersihkan badan. $KƗUDOƗJDZD ialah tidak banyak-banyak makan. $SUDPƗGD namanya tidak lalai (Sura, 2001: 82).
Penjelasan tentang Wrhaspati Tattwa 61 menjelaskan tentang bagianbagian dari Pañca 1\DPƗ yang terdiri atas DNURGD JXUX VXVUnjVƗ VDXFD ƗKƗUDOƗJDZD dan DSDUDPƗGD. Pengendalian diri ini bersifat batiniah yang bertujuan untuk mencapai kebahagiaan secara VNDOD dan QLVNDOD. Kedua sloka ini menunjukan bahwa pengendalian diri ada dua jenis yaitu pengendalian secara lahir (\DPƗ) dan batin (Q\DPƗ . Susunan sloka dalam Kitab Wrhaspati Tattwa ini merupakan pedoman hidup yang harus dipupuk dalam kehidupan untuk mencapai kebahagiaan lahir dan batin.
Kegiatan Siswa Mengamati: Tuliskan pengalamanmu tentang perbuatan yang termasuk SDxFƗ \DPƗ dan Q\DPƗ secara berkelompok! Jenis Perbuatan No
3DxFƗ
1\DPƗ%UDWD
1 2 3 4 5
16
Kelas IX SMP/MTs
Semester 1
Kegiatan Siswa Petunjuk: 1. Sebelum melanjutkan materi tentang 3DxFƗ
Memahami Teks
B. Bagian-bagian Pañcā Yamā Dan Nyamā Brata 3DxFƗ
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
17
kebajikan (GKDUPD) yang tertinggi terdapat pada ahimsa. Selain itu, tujuan ahimsa adalah untuk menjaga kedamaian dan ketertiban di masyarakat, mewujudkan kerukunan tanpa membedakan suku, agama, ras, dan adat. Dengan demikian, ajaran Ahimsa adalah ajaran yang harus memperhatikan dan mengendalikan tingkah laku Sumber : ZZZJDOOHU\KLSFRP agar pikiran, perkataan, dan Gambar 2.1 Ilustrasi (ahimsa) Kerukunan Seluruh Umat Manusia perbuatan tidak menyakiti orang lain atau makhluk lain. Setiap pikiran, perkataan, perbuatan yang tujuannya menyakiti orang lain maka disebut perbuatan Himsa. Oleh karena itu, hindari perbuatan Himsa terhadap semua makhluk. Kita harus saling asah, asih, dan asuh terhadap sesama. Pada hakikatnya jiwatman kita sama dengan jiwatman makhluk lain yang berasal dari satu sumber, yaitu 3DUDPDDWPDQ (Sang Hyang Widhi). b. %UDKPDFDUL %UDKPDFDUL adalah masa menuntut ilmu (usia belajar) seperti muridmurid di sekolah. Kata %UDKPDFDUL terdiri atas dua kata, yaitu %UDKPD dan &DUL atau &DU\D(Tim Sabha Pandita, 2011: 17). %UDKPD artinya Ilmu pengetahuan, sedangkan &DUL atau &DU\D berasal dari bahasa sansekerta, yaitu &DU artinya gerak atau tingkah laku. Sehingga pengertian %UDKPDFDUL adalah tingkah laku manusia dalam menuntut ilmu pengetahuan terutama ilmu pengetahuan tentang ketuhanan dan kesucian.
18
Kelas IX SMP/MTs
Semester 1
Sumber : ZZZVGLWL]]LVEORJVSRWFRP
Gambar 2.2 Ilustrasi %UDKPDFDUL murid sedang berdiskusi dengan didampingi guru
%UDKPDFDUL juga disebut masa $JXURQJXURQ (masa berguru). Oleh karena itu, seorang siswa kerohanian harus mempunyai pikiran yang bersih yang hanya memikirkan pelajaran atau ilmu pengetahuan saja, supaya perasaan dan pikiran bisa terpusat. Belajar dengan baik perlu adanya tata tertib yang baik, seperti pemakaian waktu, kebersihan, kesopanan, ketertiban pembagian tugas, dan selain itu diperlukan juga sanksi-sanksi pelanggaran.
c. 6DW\D 6DW\D artinya benar, jujur, dan setia (Tim Sabha Pandita, 2011: 18). 6DW\D juga diartikan sebagai gerak pikiran yang harus diambil menuju kebenaran. Di dalam praktiknya 6DW\Dmeliputi katakata yang tepat dan dilandasi kebajikan untuk mencapai kebaikan bersama. Oleh karena itu, 6DW\D tidak sepenuhnya diartikan benar, jujur, dan setia, tetapi di dalam pelaksanaannya melihat situasi yang bersifat relatif. Maka di sinilah kita menempuh jalan 6DW\D yang pelaksanaannya melihat situasi dan kondisi Sumber : KWWSESEORJVSRWFRP yang relatif. Gambar 2.3 Menerapkan ajaran VDW\D ketika ujian
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
19
6DW\D, kejujuran untuk mencari kebenaran ini sangat memegang peranan yang penting di dalam ajaran kerohanian untuk mencapai kelepasan atau PRNVD. Di dalam sastra sering kita jumpai sebagai motto atau semboyan, yaitu: “6DW\DPHYDMD\DWH” yang artinya hanya kejujuranlah yang menang bukan kemaksiatan atau kejahatan. Adapun lima macam 6DW\D yang disebut dengan Panca6DW\D terdiri atas: a. Satya Hredaya, artinya setia dan jujur terhadap kata hati. b. Satya Wacana, artinya setia dan jujur terhadap perkataan. c. Satya Semaya, artinya setia dan jujur terhadap janji. d. Satya Laksana, artinya setia dan jujur terhadap perbuatan. e. Satya Mitra, yaitu setia dan jujur terhadap teman. Dengan penjelasan tentang VDW\D kesetiaan dan kejujuran hendaknya dilakukan secara kata hati, perkataan, perbuatan, janji terhadap teman sejawat. Untuk itu, penerapan ajaran susila ini tidak hanya menjadi buah bibir yang diucapkan melainkan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. d. $Z\DZDKDULND $Z\DZDKDULND DWDX DZ\DZƗKDUD artinya tidak terikat pada ikatan keduniawian (Tim Sabha Pandita, 2011: 19). Ajaran $Z\DZDKƗULND menjadikan orang rendah hati, sederhana, jujur, menyayangi sesama, berbudi luhur, tidak mengharapkan pujian, dan suka menolong tanpa pamrih. Pelaksanaan konsep DZ\DZDKƗULND sebagai wujud kewajiban dalam kehidupan adalah dengan bekerja tanpa mengharapkan pamrih. Penerapan ajaran DZ\ZDKƗULND ini tentu sangat penting untuk diamalkan dalam kehidupan sosial kemasyarakatan. Penerapan ajaran ini menjadikan insan yang selalu bekerja sesuai dengan kewajiban dan keahlian. Kewajiban ini dilakukan dengan sebaik mungkin tanpa ada paksaan dari siapapun. Orang yang menerapkan ajaran ini menyadari bahwa hidup adalah sebuah kesempatan dengan jalan menolong orang lain.
20
Kelas IX SMP/MTs
Semester 1
e. $VWHQ\D $VWH\D atau $VWHQ\D artinya tidak mencuri atau tidak mengambil hak milik atau memikirkan untuk memiliki barang orang lain (Tim Sabha Pandita, 2011: 20). $VWHQ\D mengajarkan manusia agar selalu jujur, tidak suka mengambil hak milik orang lain, tidak mencuri atau Sumber : KWWSZZZSRUWDOQHW Gambar 2.4 Perbuatan mencuri korupsi. Mencuri atau perbuatan sejenisnya adalah perbuatan yang dilarang agama. $VWHQ\D harus ditumbuhkan agar timbul sifat yang tidak menginginkan barang milik orang lain. Perbuatan mencuri akan merugikan diri sendiri, yaitu pencemaran nama baik dan orang lain sebagai korbannya. 3DQFƗ1\DPƗ%UDWD 3DQFƗ1\DPƗ%UDWD merupakan lima macam pengendalian diri pada tingkat rohani kita (Atmaja, 2010: 46). Adapun bagian-bagiannya adalah sebagai berikut. a. $NURGD, tidak marah. b.*XUXVXVUnjVƗ, hormat taat dan tekun melaksanakan ajaran-ajaran dari guru. c. 6DXFD, suci lahir batin. d.$KƗUDOƗJDZD, memilih makan yang baik bagi tubuh kita serta makan dan minum secara teratur untuk mencapai kesucian lahir batin. e. $SUDPƗGD, tidak sombong atau angkuh.
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
21
a. ANURGD $NURGD artinya tidak marah, atau tidak mempunyai sifat marah atau mampu mengendalikan sifatsifat marah (Tim Sabha Pandita, 2011: 20). Mudah tersinggung adalah salah satu dari sifat-sifat marah. Sifat inilah yang harus dikendalikan sehingga manusia tidak mudah marah. Manusia yang mampu menahan sifat marah, maka manusia akan mempunyai jiwa yang sabar. Kesabaran adalah sifat yang mulia. Sumber : KWWSZZZNOLPJFRP Orang sabar tidak mudah terGambar 2.5 Ilustrasi seseorang sedang marah singgung, sehingga akan di senangi oleh teman-teman. Orang yang diajak bicara akan merasa senang. Ia akan selalu tenang dalam menghadapi segala masalah. Pekerjaan dikerjakan dengan rasa tenang sehingga akan menghasilkan yang baik. Tumbuhnya kemampuan seseorang mengendalikan kemarahan menyebabkan tumbuhnya kebijaksanaan pada orang tersebut. b. *XUXVXVUnjVƗ
Sumber : KWWSZZZWXEDVPHGLDFRP
Gambar 2.6 Anak sedang belajar dengan kedua orang tuanya
22
Kelas IX SMP/MTs
*XUX 6XVUnjVƗ artinya hormat, melaksanakan tuntunan dan bakti terhadap guru (Oka, 2009: 69). *XUX 6XVUnjVƗ juga berarti mendengarkan atau menaruh perhatian terhadap ajaranajaran dan nasihat guru. Siswa yang baik akan selalu berbakti dan memperhatikan sikap hormat terhadap gurunya, serta mem-pelajari apa yang di ajarkan. Anak yang hormat
Semester 1
dan bakti terhadap Guru diberikan gelar anak yang VXSXWUD. Anak yang menentang terhadap Guru di sebut $OSDND*XUX, hukumannya sangat berat dalam alam neraka nantinya. Anak yang 6XSXWUD akan mendapatkan tempat yang baik di surga maupun di masyarakat, karena sangat berguna bagi nusa dan bangsa. Ada empat macam guru yang terdiri dari, *XUX5HND atau *XUX5XSDND artinya ayah dan ibu yang telah melahirkan, memelihara dan merawat kita dari bayi sampai tumbuh dewasa. *XUX3HQJDMLDQ atau *XUX:DNWUD artinya Ibu/Bapak guru yang mangajar kita di sekolah dari tidak dapat membaca, menulis, berhitung sampai menjadi bisa. Selain guru di sekolah, yang termasuk *XUX 3HQJDMLDQ adalah para 6XOLQJJLK, para Resi yang telah menyebarkan ajaran Weda. *XUX :LVHVD adalah pemerintah yang selalu memberikan perlindungan kepada setiap warga negara. Orang yang termasuk *XUX:LVHVD, seperti: Kadus, Perbekel, Camat, Bupati, Anggota DPR, Gubernur, Presiden. *XUX 6ZDGK\D\D artinya guru alam semesta yaitu Ida Sang Hyang Widhi. c. 6DXFD 6DXFD berasal dari kata “suc“ yang artinya bersih, murni atau suci secara lahir dan batin (Oka, 2009: 69). Oleh karena itu, yang dimaksud 6DXFD adalah kesucian dan kemurnian lahir batin. Banyak yang dapat kita lakukan untuk mencapai kesucian lahir mau pun batin. Kesucian lahir (jasmani) dapat kita capai dengan selalu membiasakan hidup bersih, misalnya mandi yang teratur dan membuang sampah pada tempatnya. Sedangkan kesucian batin (rohani) dapat dilakukan dengan rajin sembahyang, menghindari pikiran dari hal-hal negatif. Sumber : ZZZSDQGDFXEVLQIRFRP
Gambar 2.7 Seseorang sedang mencuci wajah dengan air
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
23
Untuk menjaga kesucian lahir batin menurut Kitab Manawa Dharma Sastra V.109 (Sudharta dan Puja, 2002) dapat dilakukan dengan: a) Mandi untuk membersihkan badan. b) Kejujuran untuk membersihkan pikiran. c) Ilmu Pengetahuan dan Tapa untuk membersihkan roh atau jiwa. d) Kebijaksanaan digunakan untuk membersihkan akal. Selain itu, yang perlu disucikan adalah .D\LND (perbuatan), :DFLND (perkataan) dan 0DQDFLND (pikiran) sebagai pangkal dari segala yang ada untuk menciptakan keseimbangan baik jasmani maupun rohani. d. ƖKƗUDOƗJKDZD ƖKƗUDOƗJKDZD berasal dari kata $KDUD artinya makan, dan /DJDZD artinya ringan. ƖKƗUDOƗJKDZD artinya makan yang serba ringan, tidak berfoya-foya dan tidak berlebihan (Oka, 2009: 69). Makan yang sesuai dengan kemampuan tubuh. ƖKƗUDOƗJKDZD berarti juga mengatur cara makan dan makanan yang sebaik-baiknya. Lawan dari ƖKƗUDOƗJKDZD adalah kerakusan. Kerakusan akan menghalangi dan merintangi kesucian batin. Untuk menjaga badan tetap sehat, makanlah makanan yang banyak mengandung gizi. Orang yang makan teratur dan bergizi, badannya menjadi sehat dan pikirannya menjadi segar dan cerdas. Orang yang makan dan minum berlebihan, tidak teratur dan suka Sumber : 'RNXPHQ.HPGLNEXG minum minuman keras, seGambar 2.8 Keluarga yang sedang makan dengan perti arak, bir dan sejenissederhana nya, maka badannya menjadi sakit dan sarafnya terganggu, serta pikiranpun menjadi kacau.
24
Kelas IX SMP/MTs
Semester 1
e. $SUDPƗGD $SUDPƗGD artinya tidak bersifat ingkar atau mengabaikan kewajiban dan mempelajari serta mengamalkan ajaran suci (Oka, 2009: 69). Hal ini berarti melaksanakan tugas dan kewajiban yang telah menjadi tugasnya. Tugas tersebut dijadikan sebagai sarana melakukan pelayanan dan pengabdian kepada masyarakat. Tugas ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup baik secara jasmani maupun untuk kepentingan rohani. Sumber : 5LDXSRVFRP Dengan berusaha melaksanaGambar 2.9 Guru sedang melakukan proses kan kewajiban sendiri (6ZD belajar mengajar GKDUPD) dan menghormati kewajiban orang lain (SDUD GKDUPD), maka keharmonisan akan dapat dicapai. Pada akhirnya, kebahagiaan secara lahir dan batin juga akan dapat dicapai. Pembagian tugas dan kewajiban ini dalam Hindu disebut dengan FDWXUZDUQD yang terdiri dari %UDKPDQD (cendikiawan), NVDWULD (pembela kebenaran, tentara, polisi), waisya (pedagang), dan VXGUD (pelayan). Pembagian tugas ini berdasarkan atas keahlian dan bakat yang dimiliki dalam mendukung pelaksanaan roda kehidupan di dunia ini.
Kegiatan Siswa Petunjuk: Kerjakan pada lembaran lain! Buatlah portofolio dengan mengumpulkan artikel majalah, koran dan internet tentang perbuatan yang termasuk 3DxFƗ
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
25
Memahami Teks
C. Perilaku dalam Pañcā Yamā dan Nyamā Brata &RQWRK&RQWRK3HULODNX3DQFƗ
26
Kelas IX SMP/MTs
Semester 1
&RQWRKFRQWRK3HULODNX3DQFƗ1\DPƗ%UDWD: &RQWRKFRQWRK3HULODNX$NURGKD: a. Tidak cepat marah, b. Mengendalikan keinginan, c. Mengendalikan pikiran, d. Menghadapi masalah dengan tenang. &RQWRKFRQWRK3HULODNX*XUX6XVUnjVƗ: a. Berbakti kepada orang tua, b. Mematuhi nasihat orang tua dan guru di sekolah, c. Melaksanakan kegiatan kebersihan di sekolah, d. Melaksanakan ajaran guru dengan penuh tanggung jawab, e. Mematuhi dan taat terhadap tata tertib sekolah, f. Melaksanakan ajaran agama dalam kehidupan. &RQWRKFRQWRK3HULODNX6DXFD: a. Mandi dengan teratur, b. Rajin sembahyang, c. Selalu berkata jujur, d. Selalu bersikap tenang dan bijaksana, e. Rajin berlatih memusatkan pikiran dengan cara pranayama dan samadi, f. Bersikap jujur dan setia pada kebenaran. &RQWRKFRQWRK3HULODNXƖKƗUDOƗJKDZD: a. Selalu bersyukur dengan apa yang dimakan, b. Makan secukupnya sesuai kebutuhan, c. Tidak minum-minuman beralkohol. &RQWRKFRQWRK3HULODNX$SUDPƗGD: a. Melaksanakan kewajiban dengan baik dan ikhlas, b. Melaksanakan tugas yang diberikan dengan sungguh-sungguh, c. Melihat kembali pekerjaan yang telah dilakukan, d. Teliti dalam melaksanakan tugas.
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
27
Uji Kompetensi 1. Jelaskan pendapatmu tentang 3DQFƗ
Refleksi Diri Setelah belajar tentang materi 3DQFƗ
28
Kelas IX SMP/MTs
Semester 1
Tugas .HUMDNDQSDGDOHPEDUDQ\DQJODLQ 1. Buatlah cerita keagamaan terkait dengan materi 3DQFƗ
Paraf Orang Tua
(...............................)
(...............................)
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
Nilai
29
Bab 3
Dasa Mala Renungan %DFDODK WHNV %KDJDYDGJƯWƗ ;9, di bawah ini dan pahamilah isi sloka tersebut! 'DPEKRGDUSREKLPƗQD܊FDNURGDۊSƗUX\܈DPHYDFD $MxƗQDPFKƗEKLMƗWDV\DSƗUWKDVDPSDGDPƗVXUƯP Terjemahan: %HUSXUDSXUDDQJNXKPHPEDQJJDNDQGLULPDUDKNDVDUERGRK semuanya ini adalah tergolong yang dilahirkan dengan sifat-sifat raksasa (asuri sampad RK$UMXQD 3HQGLW 2002: 391)
30
Kelas IX SMP/MTs
Semester 1
Kegiatan Siswa Sebelum memahami materi pengertian Dasa Mala PDULODK NLWD OLKDW ilustrasi gambar di bawah ini dan ceritakan gambar tersebut sesuai dengan SHPDKDPDQPXNHUMDNDQGDODPEHUNHORPSRN Deskripsi gambar: ____________________________ ____________________________ ____________________________ ____________________________ ___________________________ ___________________________ ___________________________ Sumber : KWWSESEORJVSRWFRP ___________________________ *DPEDUTawuran antar pelajar ___________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________
Memahami Teks
A. Pengertian Dasa Mala 0HQXUXWDMDUDQ$JDPD+LQGXWXMXDQKLGXSPDQXVLDDGDODKXQWXNPHQFDSDL NHVHMDKWHUDDQGLGXQLDGDQNHEDKDJLDDQ\DQJDEDGL.HVHMDKWHUDDQGLGXQLD dapat dicapai dengan dharma, artha dan kama.HWLJDQ\DLQLdharma, artha, kama PHUXSDNDQVDWXNHVDWXDQGDODPDUWLDQPDQXVLDEDUXGDSDWPHUDVDNDQ bahagia bila arthaWHUSHQXKLGDQUDVDDPDQGLGDSDW1JXUDK 8QWXN mendapatkan rasa aman diperlukan adanya hubungan yang harmonis dengan \DQJ ODLQ 2OHK NDUHQD LWX GDODP KLGXS EHUVDPD GLSHUOXNDQ WDWDQDQ KLGXS EHUXSDSHUDWXUDQSHUDWXUDQ\DQJGDSDWPHPEHULNDQNHEDKDJLDDQGDODPKLGXS Tatanan hidup dipergunakan untuk mencapai kebahagiaan secara jasmani dan URKDQLDWDXMDJDGKLWDGDQPRNVD
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
31
'DODPIDNWDNHKLGXSDQGLVDPSLQJKDO\DQJEDLNEDQ\DNMXJDKDOKDO\DQJ EHUWHQWDQJDQGHQJDQGKDUPD'DODPDJDPD+LQGXGLVHEXWGHQJDQDasa Mala. Dasa Mala merupakan salah satu bentuk dari asubha karma atau perbuatan \DQJWLGDNEDLNDasa MalaPHUXSDNDQVXPEHUGDULNHGXUVLODDQ\DLWXEHQWXN SHUEXDWDQ\DQJEHUWHQWDQJDQGHQJDQVXVLOD\DQJFHQGHUXQJSDGDNHMDKDWDQ Penderitaan bersumber dari kebingungan yang membangkitkan sifat rajah GDQWDPDV-DGLdasa mala adalah sepuluh perbuatan yang buruk yang harus GLKLQGDUL6XUD
Memahami Teks
B. Bagian-bagian Dasa Mala Dasa mala tergolong kedalam kelompok asubha karma, di samping ada tri malasad ripu, sad atatayiGDQsapta timira6XUD Dasa mala PHUXSDNDQVXPEHUGDULNHGXUVLODDQ\DLWXEHQWXNSHUEXDWDQ\DQJEHUWHQWDQJDQ GHQJDQ VXVLOD \DQJ FHQGHUXQJ NHSDGD NHMDKDWDQ 6HPXD SHUEXDWDQ \DQJ bertentangan dengan susila hendaknya kita hindari dalam hidup ini agar WHUKLQGDUGDUL SHQGHULWDDQ$GD VHSXOXK PDFDP VLIDW \DQJ WLGDNEDLN DWDX kotor yang disebut dasa mala \DQJ EHUVXPEHU GDUL VORNDQWDUD VORND +LUDJKLQGDZDQL WHQWDQJSHUEXDWDQEXUXN\DQJWLGDNGLODNXNDQ $GDSXQSHPEDJLDQGDULdasa mala tersebut adalah sebagai berikut: 1. 7DQGULDUWLQ\DRUDQJ\DQJPDODVVXNDPDNDQGDQWLGXUVDMDWLGDNWXOXV hanya ingin melakukan keMDKDWDQ 6XUD 6L kap malas sebagai perbuatan yang hendaknya harus GLKLQGDUL 6LNDS LQL PHUX pakan pintu penghalang untuk mencapai tujuan hiGXS7LGDNDGDWXMXDQ\DQJ dapat dicapai dengan hanya EHUGLDP GLUL 6LIDW PDODV akan menjauhkan kita dari Sumber : http//www.mediaislamnet.com $WPƗ dengan Paramatma *DPEDU2UDQJEHUPDODVPDODVDQ
32
Kelas IX SMP/MTs
Semester 1
2OHK NDUHQD LWX KLODQJNDQODK VLIDW PDODV LWX /DNXNDQODK WXJDV GDQ kewajiban sehingga kita bisa mencapai tujuan yang diinginkan yaitu VHMDKWHUDGLGXQLDGDQEDKDJLDGLDNKLUDW 2. .OHGD DUWLQ\D EHUSXWXV DVD VXND PHQXQGD GDQ WLGDN PDX PHPDKDPL PDNVXGRUDQJODLQ=RHWPXOGHU 6LNDSSXWXVDVDVXNDPHQXQGD nunda suatu pekerjaan adalah merupakan sikap yang didominasi oleh sifatsifat tamas2UDQJ\DQJGDODPKLGXSQ\DOHELKEDQ\DNGLNXDVDLROHKVLIDW VLIDW WDPDV DNDQ PHQ\HEDENDQ ƖWPD MDWXK NH DODP QHUDND 2OHK NDUHQD LWXkleda merupakan penghalang untuk maju dan mencapai kesempurnaan KLGXSVHKLQJJDNLWDKDUXVPHQJHQGDOLNDQQ\D-DQJDQFHSDWEHUSXWXVDVD GDODP PHODNXNDQ SHNHUMDDQ MDQJDQ VXND PHQXQGDQXQGD ZDNWX XQWXN PHODNXNDQWXJDVGDQNHZDMLEDQNDUHQDKLGXSNLWDKDQ\DVHEHQWDUVHSHUWL disebutkan di dalam kitab Sarasamuccaya sloka 8 sebagai berikut: 0ƗQX\ڍDPGXUODEKDPSUƗS\DYLG\XOODVLWDFDFDODP%KDYDNڍD\H PDWLKNƗU\ƗEKDYRSDNDUD۬HڍXFD ,NLQJWDQJMDQPDZZDQJNVDQLNDZDEKƗZDWD\DWDQSDKLODZDQ NHGDSQLQJNLODWGXUODEKDWRZLPDWDQJQ\DQSRQJDNQD\DUL NDJDZD\DQQLQJGKDUPDVDGKDQDVDNDUDQDQJLQJPDQDVDQDQJ VDQJVDUDVZDUJDSKDODNXQDQJ Terjemahan : .HODKLUDQPHQMDGLRUDQJPDQXVLD SHQGHNGDQFHSDWNHDGDDQQ\DLWXWDN XEDKQ\DGHQJDQJHPHUODSDQNLODWGDQDPDWVXNDUSXODXQWXNGLSHUROHK ROHKNDUHQDQ\DLWXJXQDNDQODKVHEDLNEDLNQ\DNHVHPSDWDQPHQMDGL PDQXVLDLQLXQWXNPHODNXNDQSHQXQDLDQGKDUPD\DQJPHQ\HEDENDQ PXVQDQ\DSURVHVODKLUGDQPDWLVHKLQJJDEHUKDVLOPHQFDSDLVRUJD .DMHQJ
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
33
3. /HMDDUWLQ\DEHUSLNLUDQJHODSEHUQDIVXEHVDUGDQJHPELUDPHODNXNDQNH MDKDWDQ=RHWPXOGHU 3LNLUDQDGDODKKDO\DQJSDOLQJPHQHQWXNDQ NXDOLWDVSHULODNXPDQXVLDGDODPNHKLGXSDQGLGXQLDLQL3LNLUDQODK\DQJ PHQJDWXUJHUDNVHSXOXKLQGULDVHKLQJJDGLVHEXW5DMD,QGULDUDMHQGUL\D -LND5DMD,QGULDWLGDNEDLNLQGULD\DQJODLQSXQPHQMDGLWLGDNEDLNSXOD 'DODPNLWDE%KDJDYDGJƯWƗ,,GLQ\DWDNDQVHEDJDLEHULNXW
34
Kelas IX SMP/MTs
Semester 1
5. .XKDNDDUWLQ\DSHPDUDKVXNDPHQFDULFDULNHVDODKDQRUDQJODLQSHQLSX EHUNDWDVHPEDUDQJDQGDQNHUDVNHSDOD=RHWPXOGHU %LODNLWD HPRVL DWDX PDUDK NLWD PHQJHOXDUNDQ FDLUDQ DGUHQDOLQ GDODP GDUDK NLWD ,QLPHPLOLNLSHQJDUXKSHQXUXQDQNHNHEDODQSDGDWXEXKNLWDVHKLQJJDNLWD DNDQPHQMDGLVDNLW6HEDOLNQ\DELODNLWDGLSHQXKLGHQJDQNDVLKVD\DQJGDQ NHGDPDLDQGDODPSLNLUDQPDNDNLWDDNDQPHQJHOXDUNDQFDLUDQHQGRU¿Q yang dapat menambah sistem kekebalan tubuh sehingga dapat mencegah SHQ\DNLW .HPDUDKDQ VDQJDW PHUXJLNDQ NHKLGXSDQ NLWD ROHK NDUHQD LWX kita harus mengatasi kemarahan dan kebencian yang ada dalam diri kita GHQJDQ PHQJHQGDOLNDQ HPRVL VHKLQJJD NHGDPDLDQ KLGXS GDSDW WHUFDSDL 2UDQJ\DQJGLNXDVDLROHKVLIDWPDUDKVHULQJNDOLNHKLODQJDQDNDOVHKDWQ\D VHKLQJJDGDSDWPHODNXNDQSHUEXDWDQ\DQJWLGDNWHUSXMLVHSHUWLGLMHODVNDQ GLGDODPNLWDE6DUDVDPXFFD\DEHULNXWLQL .UXGKDKSƗSƗQLNXUXWHNUXGGKRKDQ\ƗGJXUnjQDSL .UXGGKDKSDUXúD\ƗYƗFƗQDUDKVƗGKnjQDSLN܈LSHW Terjemahan: 0DNDRUDQJ\DQJGLNXDVDLROHKQDIVXPXUNDQ\DWDNGDSDWWLGDN QLVFD\DLDPHODNXNDQSHUEXDWDQMDKDWVDPSDLDNKLUQ\DGDSDW PHPEXQXKJXUXGDQVDQJJXSLDPHQXQWXWKDWLVHRUDQJ\DQJ VDOHK\DLWXPHQ\HUDQJDNDQGLDGHQJDQNDWD\DQJNDVDU .DMHQJ
6. 0HWUD\DDUWLQ\DVXNDEHUNDWDPHQ\DNLWLKDWLVRPERQJLULKDWLGDQVXND PHQJJRGDLVWULRUDQJODLQ*HGH6XUD 'LGDODPNLWDE6DUDVDPXFFD\D 120 dinyatakan sebagai berikut: 9ƗNVƗ\DNƗYDGDQƗQQLúSDWDQL\DLUƗKDWDKoRFDWLUDWU\DKƗni, parasya vƗPDUPHVXWHSDWDQWLWDVPƗGGKƯURQƗYDVDŽMHWSDUHúX ,NDQJXMDUDKDODWDQSDKLODZDQKUXVRQJNDEQ\DVDNDWrPSXKDQ GHQ\DMXJDDODUDUrVrSULKDWLWƗWDQNrQHQJSDQJDQWXUXULQJUDKLQD ZrQJLLNDQJZZDQJGHQ\DPDWDQJQ\DWWDQLQXMDUDNrQLNDGHVDQJ GKƯUDSXUXúDVDQJDKQLQJPDQHEPDQDKQLUD
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
35
Terjemahan: Perkataan yang mengandung maksud jahat tiada beda dengan anak SDQDK\DQJGLOHSDVVHWLDSGLWHPSXKQ\DPHUDVDVDNLWSHUNDWDDQ LWXPHUHVDSNHGDODPKDWLVHKLQJJDPHQ\HEDENDQWLGDNELVDPDNDQ GDQWLGXUSDGDVLDQJGDQPDODPKDULROHKVHEDELWXWLGDNGLXFDSNDQ SHUNDWDDQLWXROHKRUDQJ\DQJEXGLPDQGDQZLUDSHUNDVDSXQROHKRUDQJ \DQJWHWDSVXFLKDWLQ\D.DMHQJ
Demikianlah perkataan yang diucapkan dengan maksud jahat akan dapat PHQ\DNLWLKDWLRUDQJODLQEDKNDQGDSDWPHQ\HEDENDQNHPDWLDQEDLNNHSDGD orang lain maupun kepada diri sendiri (Wasita nimittanta pati kepangguh 2OHKVHEDELWXSHUOXGLSHUKDWLNDQNDWDNDWDNLWDDJDUWHUGHQJDUPDQLVGDQ PHQ\HMXNNDQOHPDKOHPEXWVRSDQVHKLQJJDGDSDWPHQ\HQDQJNDQRUDQJ lain dan diri sendiri (Wasita nimittanta manemu laksmi 'HQJDQEHUNDWD sopan tentunya orang lain yang mendengarnya akan menjadi senang dan VLPSDWLGHQJDQNDWDNDWD\DQJWHODKGLXFDSNDQ 7. 0HJDWD DUWLQ\D EHUEXDW MDKDW EHUNDWD PDQLV WHWDSL SDPULK =RHWPXOGHU /DLQGLPXOXWODLQGLKDWLEHUNDWDPDQLVNDUHQDDGDXGDQJGL EDOLNEDWXDGDODKSHUEXDWDQ\DQJVHULQJGLODNXNDQROHKRUDQJ\DQJWHUODOX SDPULK 3HUEXDWDQ LQL PHUXSDNDQ SHUEXDWDQ OLFLN \DQJ WHUJRORQJ asubha karma dan perbuatan ini akan merupakan penghalang untuk mencapai WXMXDQURKDQL'LGDODP6DUDVDPXFFD\DGLVHEXWNDQVHEDJDLEHULNXW 3UƗQƗWLSƗWDPWDLQ\DPFDSDUDGƗUƗQDWKƗSLYƗ WULQLSƗSDQLND\HQDVDUYDWDKSDULYDUMDYHW 1LKDQ\DQJWDQXODKDNrQDVD\DPƗWLPƗWLPDQJDKDODKDOVLSDUDGƗUD QDKDQWDQJWrOXWDQXODKDNrQDULQJDVLQJULQJSDULKƗVDULQJ ƗSDWNƗODULSDQJLS\DQWXZLVLQJJDKDQDMXJHND. Terjemahan: ,QLODK\DQJWLGDNSDWXWGLODNXNDQPHPEXQXKPHQFXULEHUEXDW]LQD NHWLJDQ\DLWXMDQJDQODKKHQGDNQ\DGLODNXNDQWHUKDGDSVLDSDSXQEDLN VHFDUDEHURORNRORNEDLNGDODPNHDGDDQGLUXQGXQJPDODQJGDODP NKD\DODQVHNDOLSXQKHQGDNQ\DGLKLQGDULVHPXDQ\DLWX 1\RPDQ.DMHQJ
36
Kelas IX SMP/MTs
Semester 1
5DJDVWUL artinya bernafsu GDQVXNDPHPSHUNRVD=RHWPXOGHU Ragastri PHUXSDNDQ VLIDWVLIDW \DQJ EHUWHQWDQJDQ GHQJDQ DMDUDQ DJDPD Sifat-sifat seperti itu disebut dengan sifat-sifat asuri sampat atau sifat-sifat NHUDNVDVDDQ0HPSHUNRVDNHKRUPDWDQRUDQJODLQDGDODKSHUEXDWDQWHUNXWXN GDQKLQD6LIDWVLIDWVXNDPHPSHUNRVDKDUXVGLKLQGDULXQWXNPHQMDJDDJDU WLGDNWHUMDGLNHPHURVRWDQPRUDO-LNDragastriGLELDUNDQDNDQPHQDPEDK EDQ\DNWHUMDGLSHUEXDWDQWXQDVXVLOD8QWXNPHOHQ\DSNDQVLIDWVLIDWLWXNLWD KHQGDNQ\D EHUXVDKD XQWXN PHQJHQGDOLNDQ GDQ PHQJKLQGDULQ\D 6HODLQ LWX NLWD KHQGDNQ\D PHQJLVL GLUL GHQJDQ NHJLDWDQNHJLDWDQ \DQJ SRVLWLI VHKLQJJDGDSDWPHQXQWXQMLZDNLWDEHUVDWXGHQJDQ,GD6DQJ+\DQJ:LGKL :DVD %KDNVD %KXDQD DUWLQ\D VXND PHQ\DNLWL RUDQJ ODLQ SHQLSX GDQ KLGXS EHUIR\DIR\D =RHWPXOGHU %HUIR\DIR\D EHUDUWL PHPSHU gunakan arta PHOHELKL EDWDV QRUPDO +DO LQL WLGDN EDLN GDQ PHODQJJDU GKDUPD \DQJ GDSDW EHU DNLEDW WLGDN EDLN SXOD .LWDVHULQJPHOLKDWGLPD V\DUDNDWEDKZDNHND\DDQ yang berlimpah jika penggunaannya tidak didasari ROHK GKDUPD SDGD DNKLU nya justru menyebabkan RUDQJDNDQPDVXNQHUDND VHSHUWL PDEXN EHUIR\D IR\DGDQVHEDJDLQ\D2OHK NDUHQDLWXPDULODKSHUJX Sumber : KWWSZZZGLDQHDQLQGLW\D¿OHVZRUGSUHVVFRP nakan arta DQXJHUDK ,GD *DPEDUBelanja berlebihan 6DQJ+\DQJ:LGKLGHQJDQ VHEDLNEDLNQ\D VHVXDL NHEXWXKDQ \DQJ GLODQGDVL GHQJDQ GKDUPD 0HP pergunakan artaGHQJDQVHEDLNEDLNQ\DVHODLQPHQXQWXQEXGLSHNHUWLNLWD EHUSRODKLGXSVHGHUKDQDMXJDGDSDWPHQLQJNDWNDQNHVXFLDQGLUL
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
37
10. .LPEXUX artinya penipu dan pencuri terhadap siapa saja tidak pandang EXOX SHQGHQJNL GDQ LUL KDWL 6LIDW GHQJNL GDQ LUL KDWL PHUXSDNDQ VDODK satu sifat yang kurang baik (asubha karma \DQJ SDWXW GLKLODQJNDQ 6HPDNLQ EHVDU VLIDW GHQJNL GDQ LUL KDWL EHUDGD SDGD GLUL VHVHRUDQJ GLSHUOXNDQ XSD\D \DQJ NXDW SXOD XQWXN PHQJDODKNDQQ\D .LPEXUX PHUXSDNDQVDODKVDWXPXVXKGDODPGLULPDQXVLD$GDHQDPPXVXKSad ripu)GDODPGLULPDQXVLD\DQJSDWXWGLNDODKNDQ\DLWXNƗPDOREDNURGKD mada, moha, dan PƗWVDU\D 0ƗWVDU\D adalah sifat GHQJNL GDQ LUL KDWL Ciri-ciri sifat dengki dan iri hati adalah tidak senang melihat atau mendengar seseorang mengalami kesukaan atau NHEDKDJLDDQ1DPXQVH EDOLNQ\D RUDQJ LWX VH nang kalau mendengar tetangga/orang lain menGDSDW NHVHGLKDQ PXVL EDKGDQVHEDJDLQ\D6L Sumber : ajitvadakayil.blogspot.com fat dengki dan iri hati *DPEDU,OXVWUDVLVHVHRUDQJDNDQPHQFXULPRELO bukan saja kurang simSDWLNWHWDSLWLGDNEDLN2OHKNDUHQDLWXKLODQJNDQODKVLIDWGHQJNLGDQLUL hati supaya secara berangsur kita mendapatkan kesucian diri dalam PHQFDSDLNHKLGXSDQ\DQJOHELKEDKDJLD Demikianlah sepuluh hal yang menyebabkan manusia tersesat dan jatuh ke QHUDND6DGDULODKKDOWHUVHEXWGDQKLQGDULdasa mala itu sehingga tujuan kita untuk mewujudkan moksartham jagadhita ya ca iti dharma GDSDWWHUZXMXG $GDSXQ FDUDQ\D VDQJDW VHGHUKDQD \DLWX GHQJDQ EHUEXDW EDLN NXUDQJL NH WHULNDWDQWHUKDGDSEHQGDEHQGDGXQLDZLWXPEXKNDQUDVDNDVLKVD\DQJNHSDGD VHVDPDVHUWDWLGDNPHPHQWLQJNDQGLULVHQGLUL8VDKDNDQODKPHPEXDWRUDQJ ODLQEDKDJLDVHSHUWLWHUVXUDWGDODPNLWDE1LWLVDVWUDVHEDJDLEHULNXW 2UDQJWHUNHPXNDKDUXVELVDPHQJDPELOKDWLGDQ PHQ\HQDQJNDQKDWLRUDQJODLQMLNDEHUNXPSXOGHQJDQZDQLWD harus dapat mempergunakan kata-kata yang manis yang PHQLPEXONDQUDVDFLQWDMLNDEHUNXPSXOGHQJDQ3HQGHWD
38
Kelas IX SMP/MTs
Semester 1
KDUXVGDSDWPHPELFDUDNDQSHODMDUDQSHODMDUDQ\DQJEDLN jika berhadapan dengan musuh harus dapat mengatakan kata-kata \DQJPHQ\DWDNDQNHEHUDQLDQVHSHUWLVHHNRUVLQJD 'DUPD\DVD 3DGD ]DPDQ NDOL\XJD LQL dasa mala tumbuh dengan suburnya di hati PDQXVLD +DO LQL GDSDW NLWD OLKDW GDODP PDV\DUDNDW EHJLWX EDQ\DNQ\D NHMDKDWDQNHMDKDWDQ\DQJWHUMDGL7LQGDNNHMDKDWDQWHUMDGLDNLEDWGDULVDQJDW NXUDQJQ\DSHQJHQGDOLDQGLULNHWHULNDWDQWHUKDGDSEHQGDEHQGDGXQLDZL\DQJ EHJLWX EHVDU VHKLQJJD VHULQJ WDQSD GLVDGDUL PHUXJLNDQ RUDQJ ODLQ %DQ\DN orang mencari popularitas dengan menghalalkan segala cara untuk mencapai WXMXDQ+DOLQLPHQXQMXNNDQPDQXVLDVXGDKGLOLSXWLROHKdasa mala terutama LejaSLNLUDQJHODSEHUQDIVXEHVDUGDQJHPELUDPHODNXNDQNHMDKDWDQ &RQ WRKSHULVWLZD\DQJWHUEDUXVHNDUDQJVHSHUWLWDZXUDQSHOHFHKDQVHNVXDOGDQ SHUDPSRNDQ 'L HUD UHIRUPDVL LQL RUDQJ PXODL EHEDV EHUELFDUD VHULQJ EHUNDWD VHP EDUDQJDQ VDOLQJ PHQFDFL PDNL GDQ PHP¿WQDK +DOKDO WHUVHEXW GDSDW PH QLPEXONDQ DNLEDW \DQJ IDWDO VHSHUWL UXPDK GLEDNDU GDQ WHUEXQXKQ\D RUDQJ ODLQ7LGDNMDUDQJDGDSXODRUDQJ\DQJEHUNDWDPDQLVQDPXQKDWLQ\DVHSDKLW HPSHGX$UWLQ\D EDKZD DSD \DQJ GLNDWDNDQ ERKRQJ EHODND GDQ NDWD PDQLV yang diucapkan hanyalah sebagai alat untuk mendapatkan keuntungan pribadi DWDXNHORPSRN $NLEDWGDULNHWHULNDWDQGLULWHUKDGDSEHQGDEHQGDGXQLDZLEDQ\DNRUDQJ PXODL PHQJKDODONDQ VHJDOD FDUD XQWXN PHPXDVNDQ GLUL VHSHUWL PHODNXNDQ SHQLSXDQSHPHUDVDQGDQSHUDPSRNDQ+DVLONHMDKDWDQWHUVHEXWWLGDNMDUDQJ GLSHUJXQDNDQ XQWXN EHUIR\DIR\D PDEXNPDEXNDQ DWDX PHPEHOL REDW REDWDQ WHUODUDQJ 3HODQJJDUDQ KDN DVDVL PDQXVLD VHULQJ NDOL WHUMDGL 2UDQJ WLGDN ODJL PHQJKRUPDWL RUDQJ ODLQ EDQ\DN VLVZD WLGDN ODJL KRUPDW NHSDGD JXUX%DQ\DNDQDN\DQJWLGDNEHUEDNWLNHSDGDRUDQJWXDQ\DGDQSHOHFHKDQ VHNVXDO VHULQJ WHUMDGL %HULWD WHOHYLVL VHWLDS KDUL PHQD\DQJNDQ RUDQJRUDQJ \DQJ WHUOLEDW WLQGDN NULPLQDO VHSHUWL SHUDPSRNDQ SHPHUNRVDDQ GDQ ODLQ VHEDJDLQ\D2UDQJRUDQJ\DQJWHUOLEDWSHUGDJDQJDQREDWREDWWHUODUDQJ\DQJ VXOLW GLVHOHVDLNDQ VHSHUWL SDWDK VDWX WXPEXK VHULEX 3HPEXQXKDQ WHUMDGL GL PDQDPDQD VHSHUWLQ\D VXGDK PHQMDGL SHPDQGDQJDQ \DQJ ELDVD +DN D]DVL
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
39
PDQXVLDVXGDKWLGDNGLKDUJDLODJLEDKNDQVHULQJGLLQMDNLQMDN%DQ\DNPDQXVLD WLGDNODJLPHPLNLUNDQHWLNDVRSDQVDQWXQGDQWDWDNUDPD'L]DPDQNDOL\XJD ini artha GLDJXQJDJXQJNDQ VHRODKRODK artha menduduki tingkat pertama GDQ PHUXSDNDQ VHJDODJDODQ\D VHSHUWL GLVHEXWNDQ GL GDODP NLWDE 1LWLVDVWUD ,9VHEDJDLEHULNXW ³6LQJJLK\DQWHNDQLQJ\XJDQWDNDOLWDQKDQDOHZLKD VDNHQJPDKDGKDQDWDQZDNWDQJXQDFXUDSDQGLWDZLGDJGKD SDGDPDQJD\DSLQJGKDQHFZDUDVDNZHKQLQJULQDV\DVDQZLNX KLODQJNXODUDWXSDGDKLQDNDV\DVLKSXWUDGHZDSLWDQLQGDULQJ EDSDVLFXGUDEDQLMDZDUDZLU\DSDQGLWD´ Terjemahan: 6HVXQJJXKQ\DELOD]DPDQNDOLGDWDQJSDGDDNKLU\XJDKDQ\D NHND\DDQ\DQJGLKDUJDL7LGDNSHUOXGLNDWDNDQODJLEDKZDRUDQJ VDOHKRUDQJ\DQJSDQGDLDNDQPHQJDEGLNHSDGDRUDQJ\DQJ ND\D6HPXDSHODMDUDQ3HQGHWD\DQJJDLEJDLEGLOXSDNDQRUDQJ NHOXDUJDNHOXDUJD\DQJEDLNGDQUDMDUDMDPHQMDGLKLQDSDSD $QDNDQDNDNDQPHQLSXGDQPHQJXPSDWRUDQJWXDQ\DRUDQJKLQD GLQDDNDQPHQMDGLVDXGDJDUWHUGDSDWNHPXOLDDQGDQNHSDQGDLDQ 'DUPD\DVD 6ORND WHUVHEXW PHQJJDPEDUNDQ WHQWDQJ NHKLGXSDQ PDQXVLD SDGD ]DPDQ kaliyuga yang dikuasai oleh dasa mala SLNLUDQQ\D GLOLSXWL ROHK avidya seKLQJJD VXOLW PHPEHGDNDQ PDQD \DQJ EHQDU GDQ PDQD \DQJ VDODK 8QWXN menghindari dasa mala FDUDQ\DVDQJDWVHGHUKDQD\DLWXGHQJDQEHUEXDWEDLN NXUDQJL NHWHULNDWDQ WHUKDGDS EHQGDEHQGD GXQLDZL WXPEXKNDQ UDVD NDVLK VD\DQJ SDGD VHVDPD VHUWD WLGDN PHPHQWLQJNDQ GLUL VHQGLUL GDQ PHQJDVLKL DODPVHNLWDU6HUWDKDO\DQJWHUSHQWLQJDGDODKVHODOXPHQJXVDKDNDQGLULVHQGLUL XQWXNPHQJLNXWLDWXUDQ\DQJDGDGDODPNLWDEVXFL9HGDGDQPHPDWXKLDWXUDQ QHJDUD\DQJEHUODNXGHPLPHQFDSDLNHEDKDJLDDQODKLUGDQEDWLQ
40
Kelas IX SMP/MTs
Semester 1
Kegiatan Siswa Petunjuk: D $PDWLODK GL OLQJNXQJDQ WHPSDW WLQJJDO NDOLDQ WHQWDQJ SHUEXDWDQ dasa mala yang sering kalian lihat! (dikerjakan dalam berkelompok) E %XDWODK ODSRUDQ GHQJDQ PHQFDQWXPNDQ QDPD NHORPSRN DQJJRWD NHORPSRN SHQGDKXOXDQ SHPEDKDVDQ SHQXWXS VDUDQ GDQ GDIWDU UH IHUHQVL F Presentasikan di depan kelas!
Memahami Teks
C. Contoh Perilaku Dasa Mala dalam Kehidupan Kisah dalam cerita Ramayana (ƖUD۬\DNƗ۬ڲD) ƖUD۬\DNƗ۬ڲD adalah kitab ketiga epos 5ƗPƗ\DQD 'DODP NLWDE LQL GLFHULWDNDQODK EDJDLPDQD VDQJ 5ƗPƗ GDQ /DNৢDPDD PHPEDQWX SDUD WDSD GL VHEXDK DVUDPD PHQJXVLU SDUD UDNVDVD \DQJ GDWDQJ PHQJJDQJJX 6HODPD PDVD SHPEXDQJDQ /DNৢPDQD PHPEXDW SRQGRN XQWXN 5ƗPƗ GDQ 6ƯWƗ ,D MXJD PHOLQGXQJL PHUHND GL VDDW PDODP VDPELO EHUELQFDQJELQFDQJ GHQJDQ SDUD SHPEXUX GL KXWDQ 6DDW PHQMDODQL PDVD SHQJDVLQJDQ GL KXWDQ 5ƗPƗ GDQ /DNৢPDQD GLGDWDQJL VHRUDQJ UDNVKDVL EHUQDPD 6XUSDQDND ,D PHQJXEDK ZXMXGQ\D PHQMDGL VHRUDQJ ZDQLWD FDQWLN GDQ PHQJJRGD 5ƗPƗ GDQ /DNৢPDQD 5ƗPƗ PHQRODN XQWXN PHQLNDKLQ\D GHQJDQ DODVDQ EDKZD LD VXGDK EHULVWUL PDND LD PHQ\XUXK DJDU 6XUSDQDND PHPEXMXN /DNৢPDQD QDPXQ /DNৢPDQD SXQ PHQRODN 6XUSDQDND LUL PHOLKDW NHFDQWLNDQ 6ƯWƗ GDQ KHQGDNPHPEXQXKQ\D'HQJDQVLJDS5ƗPƗPHOLQGXQJL6ƯWƗGDQ/DNৢPDQD PHQJDUDKNDQSHGDQJQ\DNHSDGD6XUSDQDND\DQJKHQGDNPHQ\HUJDSQ\D+DO LWX PHPEXDW KLGXQJ 6XUSDQDND WHUOXND 6XUSDQDND PHQJDGXNDQ SHULVWLZD WHUVHEXW NHSDGD NDNDNQ\D \DQJ EHUQDPD .DUD .DUD PDUDK WHUKDGDS 5ƗPƗ \DQJWHODKPHOXNDLDGLNQ\DGDQKHQGDNPHPEDODVGHQGDP 'HQJDQDQJNDWDQSHUDQJ\DQJOXDUELDVD.DUDGDQVHNXWXQ\DPHQJJHPSXU 5ƗPƗ QDPXQ PHUHND VHPXD JXJXU $NKLUQ\D 6XUSDQDND PHODSRUNDQ NH OXKDQQ\DNHSDGD5ƗYDDGL.HUDMDDQ$OHQJND6XUSDQDNDPHQJDGXNDNDNQ\D VDQJ5ƗYDDGDQPHPSURYRNDVLQ\DXQWXNPHQFXOLN'HZL6ƯWƗ\DQJNDWDQ\D
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
41
VDQJDWFDQWLN6DQJ5ƗYDDSXQSHUJLGLLULQJLROHK0DULFD0DULFDPHQ\DPDU PHQMDGLVHHNRUNLMDQJHPDV\DQJPHQJJRGD'HZL6ƯWƗ'HZL6ƯWƗWHUWDULNGDQ PHPLQWD5ƗPƗXQWXNPHQDQJNDSQ\D 3DGD VXDWX KDUL 6ƯWƗ PHOLKDW VHHNRU NLMDQJ \DQJ VDQJDW OXFX VHGDQJ PHORPSDWORPSDW GL KDODPDQ SRQGRNQ\D 5ƗPƗ GDQ /DNৢPDQD PHUDVD EDKZD NLMDQJ WHUVHEXW EXNDQ NLMDQJ ELDVD QDPXQ DWDV GHVDNDQ 6ƯWƗ 5ƗPƗ PHPEXUX NLMDQJ WHUVHEXW VHPHQWDUD /DNৢPDQD GLWXJDVNDQ XQWXN PHQMDJD 6ƯWƗ'HZL6ƯWƗGLWLQJJDONDQQ\DGDQGLMDJDROHK/DNৢDPDD5ƗPƗSXQSHUJL PHPEXUXQ\DWHWDSLVL0DULFDVDQJDWJHVLW.LMDQJ\DQJGLEXUX5ƗPƗWHUXV PHQJDQWDUNDQQ\DNHWHQJDKKXWDQ 2OHK NDUHQD 5ƗPƗ PHUDVD EDKZD NLMDQJ WHUVHEXW EXNDQ NLMDQJ ELDVD LD PHPDQDKQ\D 6DDW 5ƗPƗ PHPDQDK NLMDQJ NHQFDQD WHUVHEXW KHZDQ LWX berubah menjadi rakVDVD0DULFDSDWLK6DQJ 5ƗYDDGDQPHQJHUDQJ GHQJDQVXDUDNHUDV6Ư WƗ \DQJ PHUDVD FHPDV PHQ\XUXK /DNৢPDQD agar menyusul kakakQ\D NH KXWDQ .DUHQD teguh dengan tugasnya XQWXNPHOLQGXQJL6ƯWƗ /DNৢPDQDPHQRODNVH FDUD KDOXV .HPXGLDQ 6ƯWƗEHUSUDVDQJNDEDK Sumber : www.wayang.wordpress.com *DPEDU,OXVWUDVL.LPEXUX3HQFXOLNDQ6LWDROHK5DYDQD ZD/DNৢPDQDPHPDQJ ingin membiarkan kaNDNQ\DPDWLGLKXWDQVHKLQJJDDSDELOD6ƯWƗPHQMDGLMDQGDPDND/DNৢPDQD DNDQPHQLNDKLQ\D0HQGHQJDUSHUNDWDDQ6ƯWƗ/DNৢPDQDPHQMDGLVDNLWKDWL GDQEHUVHGLDPHQ\XVXO5ƗPƗQDPXQVHEHOXPQ\DLDPHPEXDWJDULVSHOLQGXQJ GHQJDQDQDNSDQDKQ\DDJDUPDNKOXNMDKDWWLGDNPDPSXPHUDLK6ƯWƗ*DULV SHOLQGXQJWHUVHEXWEHUQDPD/DNৢPDQD5HNKDGDQVDQJDWDPSXKPHOLQGXQJL VHVHRUDQJ\DQJEHUDGDGLGDODPQ\DVHODPDLDWLGDNNHOXDUGDULJDULVWHUVHEXW 6DDW /DNৢPDQD PHLQJJDONDQ 6ƯWƗ VHQGLULDQ UDNVKDVD 5ƗYDD yang menyamar sebagai seorang brahmana muncul dan meminta sedikit air kepada 6ƯWƗ.DUHQD5ƗYDDWLGDNPDPSXPHUDLK6ƯWƗ\DQJEHUDGDGDODP/DNVKPDQD 5HNKDPDNDLDPHPLQWDDJDU6ƯWƗPHQJXOXUNDQWDQJDQQ\D3DGDVDDWWDQJDQ 5ƗYDD PHPHJDQJ WDQJDQ 6ƯWƗ LD VHJHUD PHQDULN 6ƯWƗ NHOXDU GDUL JDULV 42
Kelas IX SMP/MTs
Semester 1
SHOLQGXQJ GDQ PHQFXOLNQ\D /DNৢPDQD PHQ\XVXO 5ƗPƗ NH KXWDQ 5ƗPƗ WHUNHMXW NDUHQD 6ƯWƗ GLWLQJJDO VHQGLULDQ .HWLND PHUHND EHUGXD SXODQJ 6ƯWƗ VXGDKWLGDNDGD'LWHQJDKSHUMDODQDQ5ƗYDDEHUWHPXGHQJDQVHHNRUEXUXQJ VDNWL VDQJ -DWD\X WHWDSL -DWD\X NDODK GDQ VHNDUDW 'L VLVD KLGXSQ\D -DWD\X menceritakan kisahnya tentang penculikan Sita oleh Ravana yang kemudian LDPDWL.DOD6XEUDPDQ\DP %HUDQJNDW GDUL FHULWD GL DWDV EDKZD SHULVWLZD SHQFXOLNDQ 6LWD \DQJ GL ODNXNDQROHK5DYDQDGHQJDQFDUDPHQ\DPDUVHEDJDLVHRUDQJEUDKPDQD-LND dilihat dari latar belakang Ravana menculik Sita adalah karena ketertarikan GHQJDQ NHFDQWLNDQ GHZL 6LWD \DQJ PHUXSDNDQ LVWUL 5DPD .HMDGLDQ LQL sebagai perbuatan yang mencerminkan sifat dari raksasa yang hendaknya dijauhkan karena dapat menyebabkan kerugian bagi diri sendiri dan orang ODLQ 3HUEXDWDQ 5DYDQD LQL MLND GLNDLWNDQ GHQJDQ dasa mala adalah karena bermula dari Leja (bernafsu) dan ragastri karena melihat kecantikan Sita yang NHPXGLDQ 5DYDQD EHUQLDW XQWXN PHPLOLNL GHZL WHUVHEXW Kutila SHPDEXN Megata (berkata manis) dengan berkata manis kepada Dewi Sita melalui SHQ\DPDUDQQ\DVHEDJDLVHRUDQJ%UDKPDQD.HPXGLDQ\DQJWHUDNKLUDGDODK kimburu (pencuri) yang dalam hal ini adalah berujung kepada penculikan VLWDROHK5DYDQD\DQJPHPEDZDQ\DNHQHJDUDQ\D\DLWX$OHQJNDSXUD&HULWD LQLVHVXQJJXKQ\DFHUPLQDQGDULNHKLGXSDQPDVDNLQLGLPDQDRUDQJVXGDK mementingkan diri sendiri dengan berusaha untuk menimbun segala kekayaan XQWXNNHSHQWLQJDQSULEDGLDWDXSXQJRORQJDQQ\DGDQKDOKDO\DQJPHQMDGL NHSHQWLQJDQ XPXP VHRODKRODK WHUDEDLNDQ 8QWXN LWX SHUEXDWDQ VHSHUWL LQL KHQGDNQ\DGLMDXKNDQDJDUWHFLSWDNHKDUPRQLVDQGLGXQLDLQL
Uji Kompetensi a. -HODVNDQSHQJHUWLDQDasa Mala! _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ ____________________________________________________________
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
43
E6HEXWNDQGDQMHODVNDQEDJLDQEDJLDQDasa Mala! ______________________________________________________ ______________________________________________________ ______________________________________________________ ______________________________________________________ ______________________________________________________ ______________________________________________________ _____________________________________________________ F%XDWODKFHULWDVLQJNDWWHQWDQJSHUEXDWDQ\DQJWHUPDVXNEDJLDQGDULDasa Mala dikaitkan dengan kehidupan (sumber dari cerita rakyat masingPDVLQJGDHUDK5DPD\DQƗGDQ0DKƗEKƗUDWD __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________ _________________________________________________________
Refleksi Diri Setelah belajar tentang Dasa Mala, tuliskan pendapat kalian tentang: $SDNDK\DQJWHODKGLNHWDKXLWHQWDQJPDWHULDasa Mala dalam kaitannya dengan kehidupan sehari-hari? ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________
44
Kelas IX SMP/MTs
Semester 1
0HQXUXWSHQGDSDWNDOLDQKDOKDOEDUXDSDNDK\DQJWHODKGLGDSDWNDQGDQ ingin diketahui lebih dalam dari materi Dasa Mala? _____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________
Tugas Buatlah rangkuman dari materi Dasa Mala! _____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________
Paraf Guru
3DUDI2UDQJ7XD
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
Nilai
45
Bab 4
Nitya dan Naimitika Yajña Renungan %DFDODKWHNV%KDJDYDGJƯWƗ dibawah ini dan pahamilah isi sloka tersebut dengan mengaitkannya pada penayangan video tentang pelaksanaan suatu ritual yang ada pada daerah masing-masing! YajñaVLVKWƗVLQDۊVDQWR PXF\DQWH sarva-NLOELVKDLۊ EKXxMDWH WH tv DJKD ۦSƗSƗ \HSDFDQW\ƗWPD-NƗUD۬ƗW Terjemahan: Para penyembah Tuhan dibebaskan dari segala jenis dosa, karena mereka makan makanan yang dipersembahkan terlebih dulu untuk yadnyaNXUEDQVXFL2UDQJODLQ\DQJPHQ\LDSNDQPDNDQDQXQWXN NHQLNPDWDQLQGULDLQGULDQ\DSULEDGLKDQ\DPDNDQGRVDVDMD 3HQGLW
46
Kelas IX SMP/MTs
Semester 1
Memahami Teks
A. Pengertian Nitya dan Naitimika Yajña Nitya Karma atau nitya adalah yajña yang dilaksanakan setiap hari, seperti Tri Sandya dan Yajña SesaYajña Sesa dilaksanakan setelah kita selesai mePDVDNQDVLGDQVHEHOXPPDNDQYajña sesa diaturkan kepada Bhatara-Bhatari GL SHPHUDMDQ +\DQJ :LVQX GL 6XPXU WHPSDW SHQ\LPSDQDQ DLU Hyang Raditya di atap rumah, Hyang pertiwi dan Bhuta-bhuta di halaman rumah, SHQXQJJX NDUDQJ GL WXJX GDQ WHPSDW WHPSDW ODLQQ\D \DQJ GLDQJJDS VXFL Sedangkan Naimitika Karma adalah pelaksanaan yajña yang dilaksanakan pada waktu-waktu tertentu, misalnya berdasarkan sasih maupun pawukon $GLSXWUD Naimitika Karma yang lain berdasarkan adanya peristiwa yang dianggap perlu untuk diadakan pelaksanaan yajña, seperti puja wali, selesai pembangunan Candi, galungan, Kuningan, Saraswati, Nyepi, dan 6LZDUDWUL
Kegiatan Siswa Petunjuk: $PDWLODKGDQSUDNWLNNDQ Buatlah kelompok dan terangkan pendapat kamu tentang pelaksanaan yajña\DQJGLODNXNDQXPDW+LQGX Praktikan mantram Trisandhya beserta dengan kramaning sembah dalam NHORPSRNPX
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
47
Memahami Teks
B. Jenis-jenis Nitya Yajña Pelaksanaan yajña yang dilakukan setiap hari meliputi banyak hal seperti: Surya sewana (pemujaan setiap hari kepada Dewa Surya), pemujaan ini dilakukan oleh seorang sulinggih untuk mendapatkan kerahayuan alam semesta.
Sumber : www.srikarangbuncing.com
*DPEDU6XOLQJJLKVHGDQJPHODNXNDQVXU\DVHZDQD
Ngejot (upacara saibanELDVDQ\DVHWHODKPHPDVDNKLGDQJDQ Yajña sesa yang dipersembahkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa beserta manifestasinya, setelah memasak atau sebelum menikmati PDNDQDQ7XMXDQQ\DDGDODKPHQ\DPSDLNDQUDVDV\XNXUGDQWHULPDNDVLK NHSDGD1\D Adapun tempat–tempat melaksanakan persembahyangan yajña sesa adalah sebagai berikut: Di atas atap rumah, di atas tempat tidur (pelangkiran), persembahan ini ditujukan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam prabhawa beliau sebagai ether. 2. Di tungku atau kompor, dipersembahkan kehadapan Dewa Brahma. 3. Di tempat air dipersembahkan kehadapan Dewa Wisnu. 4. Di halaman rumah, dipersembahkan kepada Dewi Pertiwi. 48
Kelas IX SMP/MTs
Semester 1
Selain tempat-tempat tersebut, ada juga yang menyebutkan mebanten saiban dilakukan di tempat-tempat seperti berikut: DGLWHPSDWEHUDV EGLWHPSDWVRPEDK FGLWHPSDWPHQXPEXNEHUDV GGLWXQJNXGDSXU HGLSLQWXNHOXDUSHNDUDQJDQlebuh
Sumber : thebalidaily.com
*DPEDU6DUDQD3HUVLDSDQXQWXN1JHMRWDWDX yajña sesa
0HODNVDQDNDQ 3XMD 7UL 6DQG\D WLJD NDOL VHKDUL \DLWX WLJD NDOL PHQJ KXEXQJNDQ GLUL VHPEDK\DQJ NHKDGDSDQ ,GD 6DQJ +\DQJ :LGKL :DVD Puja Tri Sandya merupakan bentuk yajña yang dilaksanakan setiap hari, dengan kurun waktu pagi hari, tengah hari, dan pada waktu senja hari untuk PHPRKRQDQXJHUDK1\D
Sumber : Dokumen Kemdikbud
*DPEDUUmat Hindu Etnis Jawa sedang melaksanakan kramaning sembah setelah melakukan Puja Trisandhya
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
49
Jnana yajña, persembahan ini GDODP EHQWXN SHQJHWDKXDQ Jñana yajña merupakan bagian dari panca maha yajña 3HUVHPEDKDQ LQL GL tujukan kehadapan para maha rsi yang menerima wahyu Veda dari Tuhan dan beliau yang menyebarkan ajaran-ajaran-Nya kepada umat maQXVLD Sumber : http://www.saidarshan.org
*DPEDU3HQJKRUPDWDQNHSDGD6DLEDED sebagai guru spiritual
Memahami Teks
C. Jenis-jenis Naitimika Yajña Adalah persembahan atau yajña yang dilakukan pada waktu-waktu tertentu berdasarkan tempat, waktu, dan keadaan “desa, kala dan patra´ Naimitika yajña merupakan yajña yang dipersembahkan atau yang dilakukan oleh umat +LQGX KDQ\D SDGD KDUL DWDX ZDNWXZDNWX WHUWHQWX VDMD $GDSXQ MHQLVQ\D antara lain: 1. Berdasarkan Perhitungan Sasih atau Bulan Yajña yang dilaksanakan atau dipersembahkan berdasarkan perhitungan sasih atau bulan kehaGDSDQ 7XKDQ
Sumber : www.derosaryebed.blogspot.com
*DPEDU3URVHVL+DUL5D\D.DVDGKDGL /HUHQJ*XQXQJ%URPR-DZD7LPXU
50
Kelas IX SMP/MTs
Semester 1
2. Berdasarkan Adanya Peristiwa atau Kejadian yang Dipandang Perlu untuk Melaksanakan Yajña. Peristiwa atau kejadian dalam hal ini adalah suatu kejadian yang terjadi dengan keanehan-keanehan tertentu, sangat tidak diharapkan, lalu VHPXD LWX WHUMDGL 'DODP EHQWXN dan kehidupan ini banyak peristiwaperistiwa penting yang sulit di haUDSNDQELVDWHUMDGL$GDSXQEHQWXN bentuk pelaksanaan yajña yang di persembahkan antara lain: upacara ngulapin untuk orang jatuh, yajña Sumber : KWWSGHXGLQXO¿OHVZRUGSUHVVFRP rsi gana, yajña sudiwadani dan *DPEDU8SDFDUD7LZDKSDGD+LQGX \DQJODLQQ\D8QWXNXSDFDUD+LQGX Kaharingan Kaharingan di Kalimantan Tengah ada ritual penting yang disebut dengan upacara Tiwah, yaitu ritual kematian tahap akhir dan upacara Basarah bertujuan untuk menghantarkan arwah ke VXUJD 3. Berdasarkan Perhitungan Wara Perpaduan antara tri wara dengan panca waraVHSHUWLKDULNDMHQJNOLZRQ Kemudian perpaduan antara sapta wara dengan panca wara, seperti buda ZDJHEXGDNOLZRQGDQDQJJDUDNDVLK.OLZRQGDWDQJKDULVHNDOLNHWLND EHU\RJDQ\D 6DQJ +\DQJ 6LYD .DMHQJ .OLZRQ GLODNVDQDNDQ KDUL VHNDOL dengan memuja Hyang siwa, segehan dihaturkan kepada hyang Durgha dewi Di bawah pada sang hyang buchari, sang kala buchari dan sang durgha bucar 4. Berdasarkan atas Perhitungan Wuku Pelaksanaan hari raya, seperti Galungan, Kuningan, Saraswati, dan 3DJHUZHVL
Sumber : http://sulut.kemenag.go.id
*DPEDU3HUVHPEDK\DQJDQ*DOXQJDQ
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
51
Perlu juga diketahui bahwa pada prinsipnya yajña harus dilandasi oleh 6UDGGKƗ NHWXOXVDQ NHVXFLDQ 3HODNVDQDDQQ\D KDUXV VHVXDL GHQJDQ VDVWUD agama serta dilaksanakan sesuai dengan desa, kala, dan patra (tempat, waktu, GDQNHDGDDQ Dilihat dari kuantitasnya, maka yajña dibedakan menjadi: 1. Nista, artinya yajña WLQJNDWDQNHFLOGLEDJLPHQMDGL\DLWX a. Nistaning nista adalah terkecil di antara yang kecil b. Madyaning nista adalah sedang di antara yang kecil c. Utamaning nista adalah terbesar di antara yang kecil 2. MadyaDUWLQ\DVHGDQJ\DQJWHUGLULGDULWLQJNDWDQ a. Nistaning madya adalah terkecil di antara yang sedang b. Madyaning madya adalah sedang di antara yang sedang c. Utamaning madya adalah terbesar di antara yang sedang 3. UtamaDUWLQ\DEHVDU\DQJWHUGLULGDULWLQJNDWDQ D Nistaning utama adalah terkecil di antara yang besar b. Madyaning utama adalah sedang di antara yang besar F Utamaning utama adalah yang paling besar Keberhasilan sebuah yajña bukan dari besar kecilnya materi yang GLSHUVHPEDKNDQQDPXQVDQJDWGLWHQWXNDQROHKNHVXFLDQGDQNHWXOXVDQKDWL Selain itu, juga ditentukan oleh kualitas dari yajñaLWXVHQGLUL'DODP.LWDE %KDJDYDGJƯWƗ ;9,, GLVHEXWNDQ DGD WLJD SHPEDJLDQ yajña yang dilihat dari kualitasnya, yaitu: Tamasika yajña adalah yajña yang dilaksanakan tanpa mengindahkan SHWXQMXNSHWXQMXNVDVWUDPDQWUDNLGXQJVXFLGDNVLQDGDQVUDGKD Rajasika yajña adalah yajña yang dilaksanakan dengan penuh harapan akan KDVLOQ\DGDQEHUVLIDWSDPHUVHUWDNHPHZDKDQ Satwika yajña adalah yajña yang dilaksanakan beradasarkan VUDGGKƗ lascarya, sastra agama, daksina, mantra, gina annasewa, dan nasmita Pelaksanaan yajña tersebut merupakan tingkatan korban suci yang dalam KDO LQL WHUJDQWXQJ GDUL RUDQJ \DQJ PHODNXNDQ NRUEDQ VXFL WHUVHEXW 3DGD materi ini kita telah memahami macam-macam yajña tersebut, untuk itulah NLWDDNDQEDKDVVORND\DQJPHQGXNXQJQ\D
52
Kelas IX SMP/MTs
Semester 1
%HULNXWDGDODKNXWLSDQNLWDE%KDJDYDGJƯWƗ;9,,VHEDJDLEHULNXW $EKLVDQGKƗ\DWXSKDODۦGDPEKƗUWKDPDSLFDL YD\DWLM\DWHEKDUDĞUHVWKDWD\ۦDMx\DQYLGGKLUƗMDVDP Terjemahan: Tetapi yang dipersembahkan dengan harapan pahala, dan semata mata untuk keperluan kemegahan semata, ketahuilah, wahai putra terbaik dari keturunan Bharata, itu adalah merupakan yadnya yang bersifat rajas 3HQGLW 6HODQMXWQ\DSDGDVORND%KDJDYDGJƯWƗ;9,, <ƗWD\ƗPDۦJDWDUDVDۦSnjWLSXU\XVVLWDPFD\DW XFFKLVWDPDSLFKƗPHGK\DۦEKRMDQDۦWƗPDVDSUL\DP Terjemahan: 0DNDQDQ\DQJXVDQJKLODQJUDVDEXVXNEHUEDXEHNDV sisa-sisa dan tidak bersih adalah makanan yang bersifat tamasa 3HQGLW
6HODQMXWQ\DNXWLSDQVORNDNLWDE%KDJDYDGJƯWƗ;9,,VHEDJDLEHULNXW $SKDOƗNDQNVKLEKLU\DMxRYLGKLGULWR\D LM\DWH\DVKWDY\DPHYH¶WLPDQDۊVDPƗGKƗ\DVDVƗWWYLNDۊ Terjemahan: Yajña menurut petunjuk kitab suci, dilakukan orang tanpa mengharapkan pahala, dan percaya sepenuhnya upacara ini, sebagai tugas kewajiban adalah sattwika 3HQGLW
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
53
%HUGDVDUNDQ NXWLSDQ VORND %KDJDYDGJƯWƗ WHUVHEXW GDSDW GLSDKDPL EDKZD pelaksanaan yajña berdasarkan kualitasnya yang terdiri atas satvam, rajas, dan tamas.RUEDQVXFL\DQJGLODNXNDQROHKVHVHRUDQJVDQJDWWHUJDQWXQJGDUL keikhlasannya, bukan atas kemewahan atau mahalnya pelaksanaan korban suci WHUVHEXW 6DVWUD Veda membenarkan yajña yang dilakukan dengan perasaan WXOXVLNKODV3DGDFHULWD0DKƗEKƗUDWDNHWLNDSDQGDZDPHODNVDQDNDQXSDFDUD rajasunya maupun aswamedha, karena pelaksanaan yajña dilaksanakan dengan tulus ikhlas, maka para dewa berkenan untuk memberikan anugerah1\D Pelaksanaan korban suci ketika di Indonesia menyesuaikan dengan daerah masing-masing, sehingga bentuk pelaksanaannya berbeda antara daerah satu GHQJDQGDHUDK\DQJODLQ1DPXQGHPLNLDQ\DQJKDUXVGLLQJDWEDKZDyajña yang dilakukan ini menyesuaikan aturan sesuai dengan sastra Veda, bukan DWDVGRURQJDQNHLQJLQDQLQGLYLGXDWDXNHORPSRNWHUWHQWX
Kegiatan Siswa Petunjuk: .HUMDNDQSDGDOHPEDUDQODLQ %XDWODKNHORPSRNWXOLVNDQQDPDNHORPSRNGDQDQJJRWDNHORPSRN Pilihlah pelaksanaan yajña baik itu nitya maupun naimitika yajña yang GLODNVDQDNDQGLOLQJNXQJDQWHPSDWWLQJJDOPX Buatlah kliping tentang pelaksanaan yajña yang telah kamu dapatkan, baik LWXGDULNRUDQPDMDODKGDQLQWHUQHW Buatlah hasil pengamatan dan analisislah kesesuaiannya dengan tata aturan NLWDEVXFLNHPXGLDQSUHVHQWDVLNDQGLGHSDQNHODV
Memahami Teks
D. Syarat Yajña Dari tiga kualitas pelaksanaan yajña di atas, dijelaskan ada tujuh syarat yang wajib dilakasakan untuk mewujudkan sattwika yajña, yaitu: 1. 6UDGGKƗ, artinya melaksanakan yajñaGHQJDQSHQXKNH\DNLQDQ 2. Lascarya, artinya yajña\DQJGLODNVDQDNDQGHQJDQSHQXKNHLNKODVDQ
54
Kelas IX SMP/MTs
Semester 1
3. Sastra, artinya melaksanakan yajña dengan berlandaskan sumber sastra, yaitu Sruti, Smrti, Sila, Acara, dan Atmanastuti. 4. Daksina, artinya pelaksanaan yajña dengan sarana upacara (benda dan XDQJ 5. Mantra dan gita artinya yajña yang dilaksanakan dengan melantunkan ODJXODJXVXFLXQWXNSHPXMDDQ 6. Annasewa, artinya yajña yang dilaksanakan dengan persembahan jamuan PDNDQNHSDGDSDUDWDPX\DQJPHQJKDGLULXSDFDUD 7. Nasmita, artinya yajña yang dilaksanakan dengan tujuan bukan untuk PHPDPHUNDQNHPHZDKDQGDQNHND\DDQ Dari unsur sarana atau upakara juga telah dijelaskan dalam kitab %KDJDYDGJƯWƗ,;VHEDJDLEHULNXW 3DWWUDۦSX܈KSDۦSKDODۦWR\D\ۦRPHEKDNW\Ɨ SUD\DFFKDWLWDGDKDۦEKDNW\XSDK܀WDPDĞQƗPL SUD\DWƗWPDQDۊ Terjemahan : Siapa yang sujud kepada-Ku dengan persembahan setangkai daun, sekuntum bunga, sebiji buah buahan atau seteguk air, Aku terima sebagai bhakti persembahan dari RUDQJ\DQJEHUKDWLVXFL3HQGLW
Uji Kompetensi -HODVNDQSHQGDSDWNDPXWHQWDQJSHQJHUWLDQnitya dan naimitika karma! ______________________________________________________ ______________________________________________________ ______________________________________________________ ______________________________________________________ ______________________________________________________ ______________________________________________________ ______________________________________________________ ______________________________________________________
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
55
'HVNULSVLNDQ SHQGDSDW NDPX WHQWDQJ SHODNVDQDDQ nitya dan naimitika karma dan contoh-contohnya sesuai dengan daerah tempat tinggalmu! ____________________________________________________ ______________________________________________________ ______________________________________________________ ______________________________________________________ ______________________________________________________ ______________________________________________________ _______________________________________________________ _______________________________________________________ _______________________________________________________ 6WXGLNDVXV Tri kerangka agama Hindu terdiri atas tattwa, susila dan acara. Ketiganya LGHDOQ\DGLODNVDQDNDQGHQJDQKDUPRQLVVHVXDLGHQJDQVDVWUD9HGD3DGD suatu ketika, ada keluarga yang melakukan korban suci dengan modal yang VDQJDWEHVDUGDQPHOLPSDK$NDQWHWDSLNHOXDUJDWHUVHEXWPHODNVDQDNDQ korban suci untuk tujuan pamer dan menunjukan harta kekayaannya kepada orang lain dan pelaksanaan upacaranya tidak sesuai dengan tata aturan VDVWUD9HGD-HODVNDQSHQGDSDWPXWHQWDQJSHODNVDQDDQ\DMxD tersebut dan sikap apakah yang harusnya dilakukan melihat kejadian tersebut! ___________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________
56
Kelas IX SMP/MTs
Semester 1
Tugas Kerjakan pada lembaran lain. Buatlah rangkuman dari materi nitya dan naitimika yajña!
Paraf Guru
3DUDI2UDQJ7XD
Nilai
Latihan Soal Ujian Semester 1 A. Pilihan Ganda Pilihlah jawaban a,b,c atau d di bawah ini dengan memberikan tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang kamu anggap paling benar. $UWLNDWD³Asta Aiswarya” adalah D Delapan kepemimpinan E Delapan padmasana F Delapan pura G Delapan kemahakuasaan Hyang Widhi $UWLNDWDlaghimaDGDODK D Besar E Berat F 5LQJDQ G 0HOD\DQJ
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
57
+\DQJ:LGKLPHUDMDLVHJDODQ\DGLDODPVHPHVWDLQLGLVHEXWGHQJDQ D :DVLWZD E ,VLWZD F /DJKLPD G 0DKLPD +\DQJ:LGKLEHUVLIDWanima\DQJDUWLQ\D D 5LQJDQ E Kecil F Besar G 0HUDMDL 3HUFDNDSDQ6YHWDNHWXGHQJDQD\DKQ\D8GGKDODNDWHUGDSDWGDODP D Candhogya Upanisad E Bhagavadgita F 6DUDVDPXFFD\D G 0DQDYD'KDUPDVDVWUD +\DQJ:LGKLEHUVLIDW³1LUZLNDUD´\DQJDUWLQ\D D Tidak berubah E 0HUDMDL F 0HUHVDSL G Halus 7LGDN PHODNXNDQ NHNHUDVDQ GDQ PHQXQWXW LOPX XQWXN NHEDKDJLDDQ PHUXSDNDQFRQWRKSHQJHQGDOLDQGLULVHFDUD D Lahir E Batin F Pikiran G Ego 6XDWXKDUL6XSUDSWRPHOLKDWVHSHGDPRWRU\DQJGLWLQJJDONDQSHPLOLNQ\D GDODP NHDGDDQ NXQFL PDVLK PHQHPSHO GL PRWRUQ\D 'LD EHUSLNLU XQWXN mengembalikan kunci motor tersebut kepada pemiliknya karena dia ingat GHQJDQDMDUDQ\DPDEUDWDEDJLDQ D Astenya E Awyawaharika F Brahmacari G Akroda
58
Kelas IX SMP/MTs
Semester 1
1JXUDK DGDODK VHRUDQJ VLVZD \DQJ VHODOX PHQHSDWL MDQML \DQJ WHODK GLEXDWQ\D EDLN NHSDGD VHVDPD WHPDQQ\D PDXSXQ JXUXQ\D 3HULODNX 1JXUDKGDODPDMDUDQVDW\DVHEDJDLEDJLDQGDUL D Satya Semaya E Satya Wacana F Satya Laksana G Satya Hredaya 'DODPSDQFDQ\DPDEUDWD “aharalaghawa´DUWLQ\D D 0HQJKLQGDUNDQGLULGDULNHUDPDLDQ E 0HQJHQGDOLNDQPDNDQDQGDQPLQXPDQ F 0HPEDZDPDNDQDQXQWXNSUD%UDKPDQD G 0HQJKRUPDWLJXUX $\XVHODOXPHODNVDQDNDQ7ULVDQGK\DWLJDNDOLVHKDULPHQJXFDSNDQMDSD PDQWUDP'DODPDMDUDQFDWXUJXUXPHUXSDNDQEDJLDQ D Guru rupam E Guru swadhyaya F Guru Stotram G Guru Brahma 6HODOXEHUEXDWMXMXUGDQVHODOXEHUNDWDEHQDUDGDODKEDJLDQSDQFD\DPD brataEDJLDQ D $KLPVD E %UDKPDFDUL F $VWHQ\D G 6DW\D 'DVD PDOD merupakan hal yang harus dihindari karena menyebabkan kerugian pada diri sendiri dan orang lain, dasa mala ini termasuk perbuatan D Susila E Terpuji F Asubha karma G Subha karma
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
59
3XMLPHPSXQ\DLVLIDWVXNDEHUSXWXVDVDNDUHQDGLDVDQJDWWLGDNPDXXQWXN berusaha dan berkomunikasi dengan teman-temannya 'DODP GDVD PDOD DGDODKSHUEXDWDQ D 5DJDVWUL E Kleda F Kimburu G Leja 3HPDUDKGDQVXNDPHQFDULNHVDODKDQRUDQJODLQGDODPGDVDPDODDGDODK D .XKDND E /HMD F .XWLOD G 6DW\D 3HODNVDQDDQNRUEDQVXFL\DQJGLODNVDQDNDQVHWLDSKDULGLVHEXW D Nitya karma E Naimitika karma F Trisandhya G 0DGK\DVDQGK\D 8SDFDUDEKXWD\DGQ\DSDGDWLQJNDWDQNDQLVWDDWDXDZDOGLVHEXW D Tawur E Segehan F Caru G 3DQFD walikrama 3HODNVDQDDQXSDFDUDJDOXQJDQGDQNXQLQJDQPHUXSDNDQFRQWRK D Naimitika karma E Nitya karma F 0DGK\DVDQGK\D G Utama sandhya .RUEDQVXFLKDUXVGLODNVDQDNDQGHQJDQWXOXVLNKODVDWDX D Sraddha E Gita F 0DQWUDP G /DVFDU\D
60
Kelas IX SMP/MTs
Semester 1
3HODNVDQDDQ \DMxD \DQJ GLODNXNDQ GL EHUEDJDL GDHUDK GL ,QGRQHVLD menyesuaikan dengan kearifan lokal yang ada, termasuk sarana dan praVDUDQDNRUEDQVXFLQ\D%KDJDYDGJLWDPHQMHODVNDQVDUDQDNRUEDQVXFL \DQJWHUGLULDWDV D Dupa, air, buah dan genta E Bunga, buah, air dan mantram F Bunga, buah, air dan daun G Buah, tirta, genta dan daun B. Essay Sebutkan dan jelaskan bagian-bagian Asta Aiswarya! ________________________________________________________ ________________________________________________________ _______________________________________________________ ________________________________________________________ ________________________________________________________ _______________________________________________________ _______________________________________________________ _______________________________________________________ _______________________________________________________ _______________________________________________________ Sebutkan dan jelaskan tentang SDxFƗ\DPƗ dan SDxFƗQ\DPƗEUDWD! ________________________________________________________ ________________________________________________________ _______________________________________________________ ________________________________________________________ ________________________________________________________ _______________________________________________________ _______________________________________________________ _______________________________________________________ _______________________________________________________ _______________________________________________________
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
61
Perhatikan lingkungan tempat tinggalmu, kejadian-kejadian apa saja yang dapat diamati yang merupakan bagian dari dasa mala, dan menurutmu bagaimanakah upaya untuk menghindarkan diri dari dasa mala tersebut! _____________________________________________________ _____________________________________________________ ______________________________________________________ ______________________________________________________ ______________________________________________________ _____________________________________________________ Pelaksanaan korban suci yang dilakukan oleh umat Hindu menurut NXDOLWDVQ\DGLEHGDNDQPHQMDGLPDFDP&REDVHEXWNDQGDQMHODVNDQWHQ WDQJNXDOLWDVyajña! ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ Hyang Widhi Wasa sebagai pencipta, pemelihara dan pelebur alam semesta LQL &RED MHODVNDQ WHQWDQJ FDUD PH\DNLQL NHNXDVDDQ +\DQJ :LGKL :DVD tersebut! ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________
62
Paraf Guru
3DUDI2UDQJ7XD
Kelas IX SMP/MTs
Nilai
Semester 1
Bab 5
Mahābhārata Renungan Bacalah teks Sarasmuscaya 39 di bawah ini dan pahamilah isi sloka tersebut!
Ndan Sang Hyang Veda paripurnakena sira, maka sadhana Sang Hyang Ithiasa, Sang Hyang Purana, apan atakut Sang Hyang Veda ring wwangakedik ajinya, ling nira, kamung hyang haywa tiki umara ri kami ling nira mangkana rakwa atakut Terjemahan : Veda itu hendaknya dipelajari dengan sempurna melalui jalan mempelajari Ithiasa dan Purana sebab Veda itu akan takut kepada orang-orang yang sedikit pengetahuannya, sabdanya wahai tuan-tuan jangan datang padaku, demikian konon sabdanya karena takut (Kajeng, 2003: 32).
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
63
Kegiatan Siswa Mengamati: $SDNDKNDOLDQSHUQDKPHQRQWRQ¿OP0DKƗEKƗUDWD? Jika sudah, coba sebutkan nama-nama tokoh dalam cerita 0DKƗEKƗUDWD tersebut yang memiliki sifat dharma dan adharma? _______________________________________________________ _______________________________________________________ _______________________________________________________ _______________________________________________________ _______________________________________________________ _______________________________________________________ _______________________________________________________ _______________________________________________________ _______________________________________________________ _______________________________________________________
Memahami Teks
A. Kedudukan Mahābhārata dalam Veda ,WLKƗVD DGDODK VXDWX EDJLDQ dari kesusastraan Hindu yang menceritakan kisah-kisah epik atau kepahlawanan para Raja dan ksatria Hindu pada masa lampau. Di dalamnya berisi DMDUDQ¿OVDIDWDJDPDmitologi, dan makhluk supernatural. Iti KƗVD EHUDUWL ³NHMDGLDQ \DQJ nyata” (Titib, 1998:137), GDODP KDO LQL LWLKƗVD \DQJ Sumber : www.listcrux.com Gambar 5.1 Rsi Vyasa dan Dewa Ganesha terkenal ada dua, yaitu Ramayana dan 0DKƗEKƗUDWD .LWDE ,WLKƗVD GLVXVXQ ROHK SDUD 5VL GDQ pujangga India masa lampau, misalnya Rsi Walmiki (Ramayana) dan Rsi 9\ƗVD0DKƗEKƗUDWD &HULWDGDODP.LWDE,WLKƗVDWHUVHEDUGLVHOXUXKGDUDWDQ
64
Kelas IX SMP/MTs
Semester 2
India sampai ke wilayah Asia Tenggara. Pada zaman kerajaan di Indonesia, NHGXD.LWDE,WLKƗVDGLWHUMHPDKNDQNHGDODPEDKDVD-DZDNXQRGDQGLDGDSWDVL VHVXDLGHQJDQNHEXGD\DDQORNDO&HULWDGDODP.LWDE,WLKƗVDGLDQJNDWPHQMDGL pertunjukkan wayang dan digubah menjadi kakawin. 0DKƗEKƗUDWD (Sanskerta: : ¡ȡȡ) adalah sebuah karya sastra yang ditulis oleh Bhagawan Vyasa dari India yang dibantu oleh Dewa Ganesha. Buku ini terdiri atas delapan belas kitab, maka dinamakan astadasaparwa (asta = 8, dasa = 10, parwa = bagian). Namun demikian, ada pula yang meyakini bahwa kisah ini sesungguhnya merupakan kumpulan dari banyak cerita yang semula ter-pencar-pencar, yang dikumpulkan semenjak abad ke-4 sebelum Masehi. Di Indonesia, salinan berbagai bagian dari epos besar 0DKƗEKƗUDWD banyak ragamnya, seperti Adiparwa, Wirataparwa, Bhismaparwa, $UMXQDZLZƗKD. Beberapa parwa yang lain yang diketahui telah terjemahkan dalam bentuk prosa bahasa Kawi (Jawa Kuno) semenjak akhir abad ke-10 Masehi, dan kemudian pada masa pemerintahan Raja Dharmawangsa Teguh (9911016 M) dari Kadiri (Suhardi, 2011). Oleh karena sifatnya itu, bentuk prosa ini dikenal juga sebagai sastra parwa. Dalam masa-masa kemudian , yang terlebih populer adalah penggubahan cerita itu dalam bentuk kakawin, yakni puisi lawas dengan metrum India berbahasa Jawa Kuno. Salah satu yang terkenal ialah NDNDZLQ $UMXQDZLZƗKD (perkawinan Arjuna) gubahan Mpu Kanwa. Karya yang di perkirakan ditulis antara 1028-1035 M ini (Zoetmulder, 1984) dipersembahkan untuk Raja Airlangga dari kerajaan Medang Kamulan, menantu Raja Dharmawangsa. Karya sastra lain yang juga terkenal adalah kakawin Bharatayuddha, yang digubah oleh Mpu Sedah dan belakangan diselesaikan oleh Mpu Panuluh (Panaluh). Kakawin ini dipersembahkan bagi Prabu Jayabhaya (1135-1157 M), ditulis pada sekitar akhir masa pemerintahan Raja Daha (Kediri) tersebut. Di luar itu, Mpu Panuluh juga menulis kakawin +DULZDQJĞD yang berisi silsilah Wisnu atau Hari yang ditulis pada masa Jayabaya dan diperkirakan pula menggubah *DĠRWNDFƗĞUD\D pada masa Raja Kertajaya (1194-1222 M) dari Kediri. Beberapa kakawin lain turunan Mahabharata yang juga penting untuk disebut, di antaranya adalah .DŽúƼƗ\DQD (karya Mpu Triguna) dan %KRPƗQWDND (pengarang tak dikenal), keduanya dari zaman Kerajaan Kediri, dan 3ƗUWKD\DMxD (Mpu Tanakung) di akhir zaman Majapahit. Salinan naskah-naskah kuno yang tertulis dalam lembar-lembar daun lontar tersebut juga diketahui tersimpan di Bali (Zoetmulder, 1985: 396).
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
65
Sumber Dokumen Kemdikbud
*DPEDU5HOLHI0DKƗEKƗUDWDGL&DQGL3DQDWDUDQ-DZD7LPXU
Di samping itu, mahakarya sastra tersebut juga berkembang dan memberikan inspirasi bagi berbagai bentuk budaya dan seni pengungkapan, terutama di Jawa dan Bali. Bentuk budaya dan seni pengungkapan tersebut mulai dari seni patung dan seni ukir (relief) pada candi-candi, seni tari, seni lukis hingga seni pertunjukan seperti wayang kulit dan wayang orang. Di masa yang lebih ODPSDXGLWXOLVNDNDZLQ%KƗUDWD\XGGKD\DQJWHODKGLVDOLQSXODROHKSXMDQJJD keraton Surakarta, Yasadipura, ke dalam bahasa Jawa modern pada sekitar abad ke-18 yang kemudian dikenal seperti saat ini. Dalam perkembangannya 0DKƗEKƗUDWD merupakan epos besar selain 5DPƗ\DQD \DQJ GL GDODPQ\D WHUGDSDW EHUEDJDL QLODLQLODL SHQGLGLNDQ \DQJ sejalan dengan perkembangan zaman yang terjadi. Dari pembahasan tersebut, bahwa kedudukan 0DKƗEKƗUDWD VHEDJDL NLWDE LWLKƗVD \DQJ PHUXSDNDQ WX runan dari smrti sebagai sumber Veda yang kedua selain sruti. Untuk itu, proses belajar tentang ItihƗsa yang di dalamnya ada Kitab 5DPƗ\DQD dan 0DKƗEKƗUDWD, harus dipelajari terlebih dahulu agar ketika belajar tentang Veda baik sruti maupun smrti, pemaknaannya tidak disalahartikan pada halhal di luar kebenaran Veda itu sendiri.
Kegiatan Siswa 1. Kerjakan pada lembar kerja yang lain (pada kertas manila). 2. Kerjakan secara berkelompok untuk membuat pengelompokan (pengRGL¿NDVLDQ NLWDEVXFL9HGDGDODPEHQWXNEDJDQ 3. Kemudian deskripsikan kedudukan Kitab 0DKƗEKƗUDWD dalam susastra Veda!
66
Kelas IX SMP/MTs
Semester 2
Memahami Teks
B. Parwa-parwa dalam Kitab Mahābhārata 6HFDUDVLQJNDW0DKƗEKƗUDWDPHQFHULWDNDQNLVDKNRQÀLNSDUDPandawa lima dengan saudara sepupu mereka sang seratus Korawa, mengenai sengketa hak pemerintahan tanah Negara Astina. Puncaknya adalah Perang %KƗratayuddha di Medan Kurusetra dan pertempuran berlangsung selama delapan belas hari. Kitab 0DKƗEKƗUDWD PHUXSDNDQ VDODK VDWX LWLKƗVD yang terkenal. Kitab 0DKƗEKƗUDWD EHULVL OHELK GDUL VORND 0DKƗEKƗUDWD EHUDUWL FHULWD keluarga besar Bharata .LWDE 0DKƗEKƗUDWD PHPLOLNL GHODSDQ EHODV EDJLDQ yang disebut astadasaparwa6XEUDPDQ\DP 6HOD\DNQ\D5DPƗ\DQD setiap parwa merupakan buku tersendiri, namun saling berhubungan dan PHOHQJNDSL GHQJDQ SDUZD \DQJ ODLQ .LWDE 0DKƗEKƗUDWD GLVXVXQ ROHK Rsi 9\ƗVD. 7KH 5XVVLDQ $FDGHP\ di Moskow telah menerbitkan terjemahDQ$GLSDUZD DWDX EXNX SHUWDPD HSRV 0DKƗEKƗUDWD dalam bahasa Rusia di PDVD3HUDQJ'XQLD,,(SLVRGHGDQEDJLDQEDJLDQWHUWHQWXHSRV0DKƗEKƗUDWD juga diterjemahkan ke dalam Bahasa Perancis, Inggris, dan Jerman serta bahasa lainnya. Dalam $VZDOD\DQD 6UDXWDVXWUD disebutkan bahwa epos 0DKƗEKƗUDWD YHUVL DZDO WHUGLUL GDUL VORND 9HUVL WHUVHEXW WHUXV berkembang hingga dalam bentuknya yang sekarang terdiri dari 100.000 sloka. Berikut ini merupakan ringkasan dari delapan belas bagian (parwa) GDULHSRV0DKƗEKƗUDWD 1. Adiparwa (Buku Pengantar): memuat asal-usul dan sejarah keturunan keluarga Kaurawa dan Pandawa; kelahiran, watak, dan sifat Dritarastra dan Pandu, juga anak-anak mereka; timbulnya permusuhan dan pertentangan di antara dua saudara sepupu, yaitu Kaurawa dan Pandawa; dan berhasilnya Pandawa memenangkan Dewi Draupadi, putri kerajaan Panchala, dalam suatu sayembara. 2. Sabhaparwa (Buku Persidangan): melukiskan persidangan antara kedua putra mahkota Kaurawa dan Pandawa; kalahnya Yudhistira dalam permainan dadu, dan pembuangan Pandawa ke hutan. 3. Wanaparwa (Buku Pengembaraan di Hutan): menceritakan kehidupan Pandawa dalam pengembaraan di Hutan Kamyaka. Buku ini buku terpanjang; antara lain memuat episode kisah Nala dan Damayanti dan pokokpokok cerita Ramayana .
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
67
4. Wirataparwa (Buku Pandawa di Negeri Wirata): mengisahkan kehidupan Pandawa dalam penyamaran selama setahun di Negeri Wirata, yaitu pada tahun ketiga belas masa pembuangan mereka. 5. Udyogaparwa (Buku Usaha dan Persiapan): memuat usaha dan persiapan Kaurawa dan Pandawa untuk menghadapi perang besar di padang Kurukshetra. 6. Bhismaparwa (Buku Mahasenapati Bhisma): menggambarkan bagaimana balatentara Kaurawa di bawah pimpinan Mahasenapati Bhisma bertempur melawan musuh-musuh mereka. 7. Dronaparwa (Buku Mahasenapati Drona): menceritakan berbagai pertempuran, strategi dan taktik yang digunakan oleh balatentara Kaurawa di bawah pimpinan Mahasenapati Drona untuk melawan balatentara Pandawa. 8. Karnaparwa (Buku Mahasenapati Karna): menceritakan peperangan di medan Kurukshetra ketika Karna menjadi mahasenapati balatentara Kaurawa sampai gugurnya Karna di tangan Arjuna. 9. Salyaparwa (Buku Mahasenapati Salya): menceritakan bagaimana Salya sebagai mahasenapati balatentara Kaurawa yang terakhir memimpin pertempuran dan bagaimana Duryodhana terluka berat diserang musuhnya dan kemudian gugur. 10.Sauptikaparwa (Buku Penyerbuan di waktu malam): menggambarkan penyerbuan dan pembakaran perkemahan Pandawa di malam hari oleh tiga kesatria Kaurawa. 11.Striparwa (Buku Janda): menceritakan tentang banyaknya janda dari kedua belah pihak yang bersama dengan Dewi Gandhari, permaisuri Raja Dritarastra, berduka cita karena kematian suami-suami mereka di medan perang. 12.Shantiparwa (Buku Kedamaian Jiwa): berisi ajaranajaran Bhisma kepada Yudhistira mengenai moral dan tugas kewajiban seorang raja dengan maksud untuk memberi ketenangan jiwa kepada kesatria itu dalam menghadapi kemusnahan bangsanya. 13.Anusasanaparwa (Buku Ajaran): berisi lanjutan ajaran dan nasihat Bhisma kepada Yudhistira dan berpulangnya Bhisma ke surgaloka. 14.Aswamedhikaparwa (Buku Aswamedha): menggambarkan jalannya upacara Aswamedha dan bagaimana Yudhistira dianugerahi gelar Maharaja Diraja.
68
Kelas IX SMP/MTs
Semester 2
15.Asramaparwa (Buku Pertapaan): menampilkan kisah semadi Raja Dritarastra, Dewi Gandhari, dan Dewi Kunti di hutan dan kebakaran hutan yang memusnahkan ketiga orang tersebut. 16.Mausalaparwa (Buku Senjata Gada): menggambarkan kembalinya Balarama dan Krishna ke alam baka, tenggelamnya Negeri Dwaraka ke dasar samudera, dan musnahnya bangsa Yadawa karena mereka saling membunuh dengan senjata gada ajaib. 17.Mahaprashthanikaparwa (Buku Perjalanan Suci): menceritakan bagaimana Yudhistira meninggalkan takhta kerajaan dan menyerahkan singgasananya kepada Parikeshit, cucu Arjuna, dan bagaimana Pandawa melakukan perjalanan suci ke puncak Himalaya untuk menghadap Batara Indra. 18.Swargarohanaparwa (Buku Naik ke Surga): menceritakan bagaimana Yudhistira, Bhima, Arjuna, Nakula, Sahadewa, dan Draupadi sampai di pintu gerbang surga, dan bagaimana ujian serta cobaan terakhir harus dihadapi Yudhistira sebelum memasuki surga (Titib, 1998: 143).
Sumber : http//www.upload.wikimedia.org
Gambar 5.3 Ilustrasi Perjalanan Pandawa ke Surga
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
69
Selain delapan belas parwa tersebut, sebuah suplemen yang di sebut Hariwangsa ditambahkan kemudian. Suplemen ini memuat asal-usul kelahiran dan sejarah kehidupan Krishna secara panjang lebar. Tetapi berdasarkan penelitian, buku ini ternyata mengacu pada data yang masanya jauh sekali dari masa kehadiran parwa-parwa itu. Dilihat dari segi kesusastraan, HSRV 0DKƗEKƗUDWD memiliki sifat-sifat dramatis. Tokoh-tokohnya seolaholah nyata karena perwatakan mereka digambarkan dengan sangat hidup, NRQÀLN DQWDUD DNVL GDQ UHDNVL \DQJ EHUNHODQMXWDQ DNKLUQ\D VHODOX PHQFDSDL penyelesaian dalam bentuk kebajikan yang harmonis. Nafsu melawan nafsu merupakan kritik terhadap hidup, kebiasaan, tata cara, dan cita-cita yang EHUXEDKXEDK0HQXUXW0DKDWPD*DQGKLNRQÀLNDEDGL\DQJDGDGDODPMLZD kita diuraikan dan dicontohkan dengan sangat jelas dan membuat kita berpikir EDKZD VHPXD WLQGDNDQ \DQJ GLOXNLVNDQ GL GDODP 0DKƗEKƗUDWD VHRODKRODK benar-benar dilakukan oleh manusia (Mehta, 2007: 56). 3HQWLQJQ\D HSRV 0DKƗEKƗUDWD dapat kita ketahui dari peranan yang telah dimainkannya dalam kehidupan manusia. Lima belas abad lamanya 0DKƗEKƗUDWD PHPDLQNDQ SHUDQDQQ\D GDQ GDODP EHQWXNQ\D \DQJ VHNDUDQJ epos ini menyediakan kata-kata mutiara untuk persembahyangan dan meditasi; untuk drama dan hiburan; untuk sumber inspirasi penciptaan lukisan dan nyanyian. Epos ini juga menyediakan imajinasi puitis untuk petuah-petuah dan impian-impian, dan menyajikan suatu pola kehidupan bagi manusia yang mendiami negeri-negeri yang terbentang dari Lembah Kashmir sampai Pulau %DOLGLQHJHULWURSLV(SRV0DKƗEKƗUDWD telah meletakkan doktrin dharma yang menyatakan bahwa kebenaran bukan hanya milik satu golongan. Epos ini juga menyatakan bahwa ada banyak jalan serta cara untuk melihat atau mencapai NHEHQDUDQ NDUHQD DGDQ\D WROHUDQVL (SRV 0DKƗEKƗUDWD PHQJDMDUNDQ EDKZD kesejahteraan sosial harus ditujukan bagi seluruh dunia dan setiap orang harus berjuang untuk mewujudkannya tanpa mendahulukan kepentingan pribadi. ,WXODKGKDUPD\DQJGLXQJNDSNDQHSRV0DKƗEKƗUDWDVHEDJDLVXPEHUNHND\DDQ URKDQLDWDXGKDUPDVDVWUD\DQJEHUVLIDWXQLYHUVDO
Kegiatan Siswa .HUMDNDQVHFDUDEHUNHORPSRNWHQWDQJSDUZDGDODP0DKƗEKƗUDWD. 1. Buatlah 3-4 kelompok. 2. Jabarkan masing-masing parwa dalam kelompokmu, kemudian tuliskan nilai-nilai yang patut diteladani dari parwa tersebut. 3. Presentasikan hasil kerja kelompokmu di depan kelas dalam bentuk cerita (6WRU\WHOOLQJ) dengan mengambil tema dari parwa sesuai dengan kelompok.
70
Kelas IX SMP/MTs
Semester 2
Memahami Teks
C. Cerita Kelahiran Bhisma Ketika di Sorgaloka diadakan perjamuan besar-besaran, Raja Mahabima yang dapat naik ke Sorgaloka karena kesaktiannya juga datang berkunjung. Dewi Gangga pun ikut hadir dalam perjamuan tersebut. Selagi pesta, tibatiba angin besar bertiup menyingkapkan pakaian Dewi Gangga. Para hadirin tertunduk supaya Dewi Gangga tidak malu. Akan tetapi, tidak demikian dengan raja Mahabima. Hyang Brahma sangat murka melihat kelakuan Raja Mahabima, lalu menghukumnya turun ke dunia, demikian pula Dewi Gangga. Akan tetapi, dijanjikan kepadanya bahwa ia akan lepas dari hukuman jika telah melepaskan amarahnya. Suatu hari, Raja Pratipa pulang dari bertapa. Tiba-tiba datanglah putri yang amat cantik menghadap baginda. Putri itu memohon agar Baginda sudi memperistri dirinya. Baginda tidak dapat mengabulkan permohonan tersebut, tapi berjanji bila kelak punya putra, sang putri akan diambil sebagai menantu. Putri itu berterima kasih dan memohon jika kelak menjadi menantunya, janganlah dicegah segala perbuatannya sekalipun yang sangat buruk. Jika putra raja mencegah, maka dengan terpaksa putri akan meninggalkannya. Baginda berjanji akan memenuhi permohonan itu. Setelah itu, sang putri menghilang dari pandangan. Siapakah putri itu? Ia adalah Dewi Gangga, yang dihukum oleh Hyang Brahma turun ke dunia. Setelah Raja Pratipa bertemu dengan dewi tersebut, maka Baginda bertapa untuk memohon seorang putra kepada Dewa.
Sumber : ZZZWULZLGRGR¿OHVZRUGSUHVVFRP
Gambar 5.4 Ilustrasi Dewi Gangga dan Sentanu
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
Singkat cerita, permohonan Baginda dikabulkan. Tak lama Baginda memperoleh seorang putra dan diberi nama Santanu. Setelah Santanu dewasa, bersabdalah Baginda Pratipta kepada Santanu bahwa kelak akan datang seorang bidadari, yang akan dijadikan istri putra raja. Baginda menyampaikan permohonan Dewi Gangga kepada Santanu.
71
Santanu menerima segala titah dan kemudian dinobatkan menjadi raja. Setelah beberapa lama menjadi Raja, suatu hari Santanu berada di tepi Sungai Gangga. Tiba-tiba muncul seorang putri yang cantik jelita. Karena terpesona, Raja Santanu lalu menghampiri dan berbincang dengan sang putri. Setelah bertemu sekian lama, Raja Santanu menanyakan apakah putri tersebut mau menjadi permaisurinya. Sang putri bersedia dan mengajukan persyaratan. Raja Santanu mendengar persyaratan itu dan terdiam. Ia teringat apa yang telah diwasiatkan oleh ayahanda Raja Pratipta kepadanya. Raja Santanu mengabulkan persyaratan yang diajukan oleh Sang Putri tersebut. Setelah menikah dengan Sang Putri, yang tak lain adalah Dewi Gangga, Raja Santanu memiliki putra-putra yang dilahirkan oleh Dewi Gangga. Namun demikian, walau sudah tujuh orang putra yang lahir, tujuh orang putra itu pula yang telah dibunuh Dewi Gangga dan dibuang ke sungai. Raja Santanu hanya berdiam diri melihat apa yang dilakukan oleh Dewi Gangga karena mengingat sumpah yang telah diucapkannya sebagai syarat pernikahan dengan Dewi Gangga. Hingga pada suatu ketika, putra ke delapan lahir dan Dewi Gangga hendak membunuhnya pula. Raja Santanu mulai mempertanyakan alasan Dewi Gangga membunuh keturunannya. Maka bersabdalah Raja Santanu dengan KDWLEHUGHEDUGHEDU³$GLQGDNDWDNDQODKVLDSDNDKHQJNDXVHEHQDUQ\D".H mudian mengapa engkau sampai hati membunuh putra-putra kita? Kamu tentu berdosa besar kepada Dewa.” Permaisuri yang tidak lain adalah Dewi Gangga PHQMDZDE ³.DNDQGD janganlah takut. Putra kakanda ini tidak akan hamba bunuh. Akan tetapi, mengapa kakanda menanyakan hal ini? Lupakah kakanda akan syarat perkawinan kita? Dengan demikian, maka terpaksa hamba akan meninggalkan kakanda. Tapi sebelum itu, maka hamba akan bercerita mengapa hamba telah membunuh putra-putra sendiri. Dewi Gangga EHUFHULWD ³3DGD ]DPDQ GDKXOX DGD GHODSDQ RUDQJ ZDVX (golongan dewa) yang telah mencuri sapi kehormatan yang bernama Nandini, milik seorang Maharesi. Di antara mereka hanya satu orang, yaitu yang bernama Dyahu. Maharesi tersebut mengetahui perbuatan mereka dan berkata, ³+DLSDUDZDVXDNXPRKRQNDQNHSDGD'HZDVHPRJDNDPXPHQMHOPDPHQMDGL bayi manusia!” Mendengar itu mereka mohon ampun dan berjanji takkan mengulangi perbuatannya lagi. Sehingga oleh Dewa, mereka akan menjelma menjadi bayi manusia dan akan terbebas dari hukuman pada saat kelahirannya, kecuali Dyahu yang harus tinggal agak lama di dunia. Ke delapan wasu ini
72
Kelas IX SMP/MTs
Semester 2
meminta kepada hamba untuk melahirkan mereka ke dunia jika hamba telah menjadi putri manusia. Oleh karena itu, hamba membunuh tujuh putra hamba dengan membuangnya ke sungai yang merupakan penjelmaan dari tujuh wasu yang memiliki dosa kecil, dan wasu yang terakhir Dyahu harus tinggal lebih lama lagi di dunia.” Demikian cerita Dewi Gangga kepada Raja Santanu. ³\DNDNDQGDKDPEDDGDODK'HZL*DQJJD, putri Batara Janu,” jelas Dewi Gangga. Setelah menceritakan segala sesuatunya, Dewi pulang ke kahyangan karena hukumannya juga telah usai. Bayi itu pun dibawa oleh Dewi Gangga. Namun, setelah bayi tersebut dewasa diserahkan kembali kepada Raja Santanu dan diberi nama Bisma atau Dewabrata. Singkat cerita, Dewabrata telah tumbuh dewasa dan dikembalikan kepada Prabu Santanu yang saat itu belum mempunyai permaisuri. Kemudian sang Prabu berusaha mencari pendampingnya. Dikisahkan, pada suatu saat Prabu Santanu jatuh cinta kepada seorang putri nelayan bernama Dewi Durgandini. Dewi Durgandini telah berputra Abyasa atas perkawinan sebelumnya dengan Resi Parasara. Ia hanya mau dijadikan istri oleh Prabu Santanu, apabila putra yang dilahirkannya kelak menjadi putra mahkota. Prabu Santanu sangat bingung, sebab yang berhak menjadi putra mahkota adalah Dewabrata. Kalaupun Dewabrata bersedia mengalah, maka anak keturunan Dewabrata tetap akan menuntut haknya, dan akan terjadi perang saudara pada Dinasti Bharata. Dewabrata adalah seorang putra yang berjiwa besar. Demi kecintaannya terhadap Negara Hastina, agar tidak terjadi perang saudara di kemudian hari, Dewabrata bersumpah tidak akan kawin selama hidupnya. Sumpah pengorbanan Dewabrata tersebut membuat Dewabrata kemudian disebut Bhisma, Sumber : ZZZNHSLNURPDQWLVEORJVSRWFRP yang (bersumpah) mengeGambar 5.5 Wejangan Bhisma kepada Yudhistira rikan. Pengorbanan Bhisma yang begitu besar meningkatkan spiritualnya, sehingga dia diberi anugerah untuk menentukan kapan saatnya meninggalkan jasadnya di dunia di kemudian
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
73
hari. Bagi Bhisma, pengabdian dan baktinya hanya untuk Ibu Pertiwi, untuk Hastina. Bhisma tidak melarikan diri ke puncak gunung sebagai pertapa. Dharma baktinya adalah mempersatukan negara. Dari perkawinannya dengan Dewi Durgandini, Prabu Santanu dikaruniai GXDRUDQJSXWUD&LWUDJDGDGDQ:LFLWUDZLU\D&LWUDJDGDVHRUDQJ\DQJVDNWL akan tetapi sombong dan akhirnya meninggal sebelum menikah. Wicitrawirya seorang yang lemah dan diperkirakan akan kalah dalam sayembara untuk mendapatkan seorang putri raja. Ketika Raja Kasi mengadakan sayembara bagi tiga putrinya, demi pengabdian kepada Kerajaan Hastina, Bhisma ikut bertanding, dan menang. Ia memboyong ketiga putri tersebut untuk diberikan kepada Wicitrawirya. Dewi Ambalika dan Dewi Ambika menerima kondisi tersebut, akan tetapi Dewi Amba menolak, Dewi Amba hanya mau kawin dengan Bhisma. Bhisma mengatakan bahwa dirinya telah bersumpah tidak akan kawin demi keutuhan Hastina. Sehingga namanya menjadi Bhisma yang artinya bisa meninggal sesuai kehendaknya. Sejak saat itulah ayahnya memberikan sebuah anugerah tentang keabadian dan bisa memenuhi segala keinginannya. Selanjutnya, Bhisma menakut-nakuti Dewi Amba dengan anak panah yang secara tidak sengaja terlepas dan membunuh Dewi Amba. Bhisma tertegun, demi Hastina, tanpa sengaja dia telah membunuh seorang putri, Bhisma sadar dia pun harus terbunuh oleh seorang putri juga nantinya. Pengabdian Bhisma rupanya hampir sia-sia, karena Wicitrawirya pun meninggal sebelum memberikan putra. Akhirnya Abyasa putera Durgandini dengan Resi Parasara diminta Dewi Durgandini menikahi Dewi Ambalika dan Dewi Ambika. Abyasa patuh terhadap ibunya walau tidak ikhlas memperistri mereka. Singkat cerita, dari pernikahan Abyasa dan Dewi Ambalika lahirlah Destarastra yang buta. Sedangkan dari pernikahan Abyasa dan Dewi Amba lahirlah Pandu yang ‘tengeng’, lehernya miring dan pucat. Resi Shukabrahma mengakhiri kisah tentang kelahiran Bhisma kepada Parikesit. Akhirnya Parikesit menjadi jelas dengan peran Bhisma Yang Agung, leluhurnya yang berjuang untuk mempersatukan negara Hastina sampai titik darah penghabisan (Zoetmulder, 2005). Merujuk dari cerita kelahiran Bhisma, menunjukan tentang proses hukum karmaphala yang akan terus mengikuti dari segala perbuatan yang telah dilakukan oleh seseorang yang nantinya akan diterima sesuai dengan perbuatan. Kemudian, tentang kepatuhan Bhisma kepada orang tua yang menjadikannya sebagai insan yang mempunyai kekuatan ksatria yang setara dengan para dewa. Hal lain yang juga diperlihatkan dari tokoh Bhisma, yaitu tentang ketaatannya pada sumpah yang telah dilakukannya. Selain itu, Bhisma
74
Kelas IX SMP/MTs
Semester 2
mempunyai sifat kebijaksanaan terhadap segala keputusan yang mengutamakan kepentingan umum dari pada kepentingan pribadi. Keadilannya pada posisi yang dipegangnya sebagai tokoh dalam kerajaan Hastinapura yang berusaha XQWXN PHQ\HOHVDLNDQ VHJDOD NRQÀLN \DQJ EHUDVDO GDUL GDODP PDXSXQ OXDU kerajaan.
Kegiatan Siswa 1. Bacalah cerita kelahiran Bhisma sekali lagi dan cermatilah alur ceritanya. &REDWXOLVNDQSHVDQPRUDO\DQJGDSDWGLWHODGDQLGDULFHULWDWHUVHEXW _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ ____________________________________________________________ 2. %DJDLPDQDNDKKXEXQJDQFHULWDNHODKLUDQ%KLVPDGHQJDQ&DWXU*XUX" _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ ____________________________________________________________
Paraf Guru
Paraf Orang Tua
(...............................)
(...............................)
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
Nilai
75
Uji Kompetensi Petunjuk : Kerjakan pada lembar kerja yang lain! $SDNDK\DQJNDPXNHWDKXLWHQWDQJ.LWDE0DKƗEKƗUDWD! 2. Deskripsikan menurut pemahamanmu kamu tentang cerita dari masingPDVLQJSDUZDGDODP.LWDE0DKƗEKƗUDWD! 3. Sebutkan nilai-nilai moral yang dapat diteladani dari cerita kelahiran Bhisma! Kerjakan dengan mandiri.
Refleksi Diri Setelah memahami materi ini, nilai-nilai apakah yang dapat diteladani dari NLVDKHSRVEHVDU0DKƗEKƗUDWDGDODPNHKLGXSDQVHKDULKDUL" ________________________________________________________ ________________________________________________________ _______________________________________________________ ________________________________________________________ ________________________________________________________ _______________________________________________________ _______________________________________________________ _______________________________________________________ _______________________________________________________ _______________________________________________________
Tugas %XDWODKUDQJNXPDQGDULPDWHUL0DKƗEKƗUDWDVHVXDLGHQJDQSHPDKDPDQPX ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ __________________________________________________________ ___________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________
76
Kelas IX SMP/MTs
Semester 2
__________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________
Paraf Guru
Paraf Orang Tua
(...............................)
(...............................)
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
Nilai
77
Bab 6
SaMskāra Renungan %DFDODK %KDJDYDGJƯWƗ ,,, WHNV GL EDZDK LQL GDQ SDKDPLODK LVL VORND WHUVHEXW 6DKD\DMxDۊSUDMƗۊVULVKWYƗSXURYƗFDSUƗMƗSDWLۊDQHQD SUDVDYLVK\DGKYDPHVKDYRĞWYLVKWDNƗPDGKXN 7HUMHPDKDQ 'DKXOXNDODPrajapati+\DQJ:LGKL PHQFLSWDNDQPDQXVLDGHQJDQ yajñyaGDQEHUVDEGDGHQJDQLQLHQJNDXDNDQEHUNHPEDQJGDQDNDQ PHQMDGLNDPDGKXNNHLQJLQDQPX 3HQGLW
78
Kelas IX SMP/MTs
Semester 2
Kegiatan Siswa 0HQJLQJDW 7XOLVNDQSHQGDSDWPXSDGDOHPEDUNHUMD\DQJODLQWHQWDQJ
$SDNDKNDPXPDVLKLQJDWPDWHULWHQWDQJ \DMxDSDGDNHODVVHEHOXPQ\D" 0HQXUXWSHQGDSDWPXDSDNDKPDNQDVORND %KDJDYDGJLWD,,,WHUVHEXW" 0HQXUXWPXPHQJDSDNLWDEHU\DMxD"
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
79
Memahami Teks
A. Pengertian SaMskāra .DWD ³6DۦVNƗUD´ EHUDVDO GDUL EDKDVD VDQVNHUWD \DQJ PHPLOLNL EDQ\DN DUWLGLDQWDUDQ\D\DQJHUDWNDLWDQQ\DGHQJDQSHODNVDQDDQ\DMxD0DNDNDWD VDۦVNƗUD EHUDUWL PHPEXGD\DNDQ PHPELDVDNDQ PHQ\XFLNDQ PHQMDGLNDQ VHPSXUQDGDQGDSDWSXODEHUDUWLXSDFDUDNHDJDPDDQ7LWLE $SDELOD GLKXEXQJNDQGHQJDQNHQ\DWDDQ\DQJPHPEXGD\DGDODPPDV\DUDNDW+LQGX GDODP KXEXQJDQQ\D GHQJDQ SHQJDPDODQ DMDUDQ DJDPD PDND NLWD KDPSLU VHODOXDNDQPHOLKDWDGDQ\DSHODNVDQDDQEHUDQHNDUDJDPXSDFDUD8SDFDUD XSDFDUD WHUVHEXW VHVXQJJXKQ\D PHUXSDNDQ NRUEDQ VXFL \DQJ EHUWXMXDQ XQWXNPHPEHUVLKNDQODKLUEDWLQGDQPHPHOLKDUDKLGXSXPDWPDQXVLDVHFDUD URKDQLDK3HPHOLKDUDDQKLGXSWHUVHEXWGLPXODLGDULWHUEHQWXNQ\DMDVPDQLGL GDODPNDQGXQJDQVDPSDLGHQJDQEHUDNKLUQ\DNHKLGXSDQLWX 'HQJDQ GHPLNLDQ VDۦVNƗUD LWX PHUXSDNDQ XSDFDUD NHDJDPDDQ \DQJ EHUWXMXDQXQWXNPHQ\XFLNDQEDGDQGDQPHQMDGLNDQQ\DVHPSXUQDDJDUOD\DN PHPXMD6DQJ+\DQJ:LGKL:DVD'DODPNHDGDDQGLUL\DQJEHUVLKDWDXVXFL LWXODKGLKDUDSNDQ6DQJ+\DQJ:LGKL:DVDEHUNHQDQPHPEHULNDQDQXJHUDK EDKNDQPHUDJDVXNPDSDGDGLULPDQXVLD+DOLQLGLJDPEDUNDQGDODPVHEXDK NLWDE$UMXQDZLZƗKD3XSXK;,\DQJEHUEXQ\L 6DVLZLPEKDKDQHQJJDWKDPHVLEDQ\XQGDQDVLQJVXFL QLUPDODPHVLZXODQLZDPDQJNDQDUDNZDNLWHQJNDGDGLQULQJ DQJPEHNL\RJDNLWHQJVDNDOD. 7HUMHPDKDQ %DJDLNDQED\DQJDQEXODQSDGDWHPSD\DQ\DQJEHULVLDLUKDQ\D SDGDDLU\DQJEHUVLKGDQWHQDQJLWXODKED\DQJDQEXODQLWXWDPSDN 'HPLNLDQODKSXOD'LDDNDQPHQDPSDNNDQGLULPHUDJDVXNPD SDGDRUDQJ\DQJEHUMLZDEHUVLKGDQVXFL :DUQD 7XMXDQ SHODNVDQDDQ VDۦVNƗUD LWX VDQJDW PXOLD \DLWX PHQFDSDL WXMXDQ KLGXS \DQJ GLVHEXW &DWXU 3XUXVD $UWKD \DQJ WHUGLUL DWDV 'KDUPD $UWKD .DPD GDQ 0RNVD DWDX GHQJDQ LVWLODK ODLQ ³PRNVDUWKDP MDJDGKLWD \D FD LWL GKDUPD´ \DLWX WHUFDSDLQ\D NHVHMDKWHUDDQ KLGXS VHUWD NHEDKDJLDDQ \DQJ
80
Kelas IX SMP/MTs
Semester 2
KDNLNL GDQ VHMDWL 3HODNVDQDDQ VDۦVNƗUD EXNDQ PHUXSDNDQ NHELDVDDQ \DQJ PHOHPEDJD GDODP PDV\DUDNDW PHODLQNDQ SHODNVDQDDQ VDۦVNƗUD LWX DGDODK SHULQWDKDJDPD\DQJGLQ\DWDNDQGLGDODP.LWDE0DQDZD'KDUPDVDVWUD,, \DQJEHUEXQ\L :DLGLNDKNDUPDEKLKSXQ\DLUQLVHNDGLUGXULMDQPDQDP NDU\DKڮDULUDVDPVNDUDKSDZDQDKSUHW\DFHKDFD 7HUMHPDKDQ 6HVXDLGHQJDQNHWHQWXDQNHWHQWXDQSXVWDNDVXFL:HGDSDUD GZLMDWLKHQGDNQ\DPHODNVDQDNDQXSDFDUDXSDFDUDVXFLSDGDVDDW WHUMDGLQ\DSHPEXDKDQGDODPUDKLPLEXGDQXSDFDUDXSDFDUDNHPD QXVLDDQODLQQ\DVHKLQJJDGDSDWPHQ\XFLNDQGLULGDULVHJDODGRVD GDODPKLGXSLQLPDXSXQVHWHODKPHQLQJJDO 3XGMDGDQ6XGKDUWD %HUGDVDUNDQPDQWUDP9HGDLQLPHQXQMXNDQEDKZDVHRUDQJKHQGDNQ\D PHODNVDQDNDQSHQ\XFLDQGHQJDQPHODNXNDQSHPEHUVLKDQSDGDVDDWODKLUGDQ NHWLNDPHPDVXNLJHUEDQJNHURKDQLDQDWDXGZLMDWL6HODLQLWXSHQ\XFLDQMXJD EHUWXMXDQXQWXNPHQMDGLSHOD\DQGDQSHPEHODMDUDQWHQWDQJLOPXDJDPDNHSDGD XPDW VHEDJDL EHNDO GDODP PHQ\LDSNDQ WDQJJD ZDQDSUDVWD GDQ EKLNVXND .DUHQD VHVXQJJXKQ\D WDQJJD NHKLGXSDQ LQL \DQJ GLPXODL GDUL %UDKPDFDUL VDPSDL GHQJDQ VDQQ\DVLQ DGDODK SHULRGH \DQJ KDUXV GLODNVDQDNDQ WDKDSDQ GHPLWDKDSDQ 'L VDPSLQJ LWX NHOXDUJD MXJD PHUXSDNDQ OHPEDJD SHODNVDQDDQ SDQFD yajña 3HODNVDQDDQ VDۦVNƗUD VHEDJDL EDJLDQ GDUL PDQX܈D \DMxD XQWXN LWX SHODNVDQDDQQ\D\DQJDGDGL,QGRQHVLDPHQJLNXWLNHELDVDDQORNDOGDULPDVLQJ PDVLQJ GDHUDK 8QWXN EHEHUDSD GDHUDK GL ,QGRQHVLD ZXMXG XSDFDUD GDUL NHODKLUDQVDPSDLNHPDWLDQMXJDEHUDQHNDUDJDP0LVDOQ\DXQWXNGDHUDK-DZD NHWLNDXPXUED\LEXODQGLGDODPNDQGXQJDQGLNHQDOGHQJDQXSDFDUDWLQJNHEDQ GDQ XSDFDUD NHPDWLDQ \DLWX VDPSDL GHQJDQ KDUL QJHOHSDV .HPXGLDQVHWLDSVHOHVDLPHPDVDNVH\RJ\DQ\DGLODNXNDQWDUSDQD\DMxDDWDX yajñaVHVD\DQJELDVDGLVHEXW³QJHMRWDWDXEDQWHQVDLEDQ´%DOL VHWHODKLWX EDUXODK EROHK PDNDQ 'DVDU SHODNVDQDDQ EDQWHQ VDLEDQ DGDODK RUDQJ \DQJ HQDNQ\DPHPDVDNXQWXNPDNDQDQGLULQ\DVHQGLULVDMDVDPDGHQJDQSHQFXUL GDQLDPDNDQGRVDQ\DVHQGLUL
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
81
6HODLQ LWX DGD NHZDMLEDQ MXJD XQWXN PHODNXNDQ XSDFDUD SHQ\XFLDQ GLUL ODKLUEDWLQVDULUDVDۦVNƗUD NDUHQDPHQXUXWDMDUDQDJDPD+LQGXPDQXVLD KDUXV GLVXFLNDQ GHQJDQ VDۦVNƗUD 3HQ\XFLDQ LQL WHUXWDPD GLODNXNDQ NHWLND PHPXODLNHJLDWDQEHODMDUPHODNXNDQSHUQLNDKDQSHQ\XFLDQXQWXNGLGZLMDWL VHEDJDLSHUVLDSDQXQWXNPHQMDGLVXOLQJJLK7DKDSDQLQLVHEDJDLEHQWXNULWXDO \DQJGLGDODPQ\DPHQJDQGXQJYLEUDVLNHVXFLDQXQWXNPHQ\LDSNDQVHVHRUDQJ SDGD VHWLDS WDQJJD NHKLGXSDQ DWDX FDWXU DVUDPD \DQJ GLODOXL EHUMHQMDQJ $GLSXWUD &DWXU$VUDPD DGDODK HPSDW MHQMDQJ NHKLGXSDQ PD QXVLD \DQJ GLSRODNDQ XQWXN PHQFDSDL HPSDW WXMXDQ KLGXS PDQXVLD \DQJ GLVHEXW &DWXU 3XUXVD $UWKD 0DVLQJPDVLQJ IDVH GL GDODP &DWXU $VUDPD PHPSXQ\DL WXMXDQ KLGXS \DQJ EHUEHGDEHGD PHQXUXW &DWXU 3XUXVD $UWKD 3DGDPDVDEUDKPDFDULVHVHRUDQJKDUXVPHQJXWDPDNDQGKDUPDGHQJDQMDODQ PHPSHODMDUL LOPX SHQJHWDKXDQ PDVD JULKDVWD PHQJXVDKDNDQ DUWKD GDQ NDPD GHQJDQ EHUGDVDUNDQ DWDV GKDUPD .HPXGLDQ SDGD PDVD ZDQDUDVWKD GDQ VDQQ\DVLQ VHVHRUDQJ KDUXV EHUSHJDQJ SDGD GKDUPD XQWXN PHQFDSDL SHPEHEDVDQGDULLNDWDQGXQLDZL
Memahami Teks
B. Jenis-jenis SaMskāra 3HUMDODQDQ XPDW PDQXVLD PHQJDODPL SURVHV PXODL GDUL NHODKLUDQ VDPSDL PHQLQJJDO %HUNDLWDQ GHQJDQ LWX EHUEDJDL XSDFDUDULWXDO PXODL GDUL SHUQLNDKDQ SUHQDWDONHKDPLODQ NHODKLUDQ VDPSDL NHWLND PHQLQJJDO GLODNVDQDNDQ ROHK XPDW +LQGX GL ,QGLD PDXSXQ GL ,QGRQHVLD 3HODNVDQDDQ ULWXDO LQL \DQJ GLVHEXW GHQJDQ ĞDUƯUD VDۦVNƗUD DWDX YLGKLYLGKDQD \DQJ NHPXGLDQ GL ,QGRQHVLD GLNHQDO GHQJDQ XSDFDUD PDQX܈D \DMxD 7LWLE 5LWXDO LQL SHUQDK GLXUDLNDQ ROHK 5DMEDOL 3DGH\ SHODNVDQDDQ VDۦVNƗUD GLODNXNDQ SDGD VDDW SUHQDWDO DWDX ED\L GDODP NDQGXQJDQ \DQJ WHUGLUL DWDV JDUEKƗGKƗQD SXۦVDYDQD GDQ VƯPDQWRQD\DQD VDDW SRVWQDWDO DWDXVHWHODKNHODKLUDQED\LWHUGLULDWDVMƗWDNDUPDQƗPDNƗUD۬DQL܈NUDPD۬D DQQDSUƗĞDQDFKnjڲDNDUD۬DGDQNDU۬DYHGKD6DDWPHQJLNXWLSHQGLGLNDQEDLN IRUPDO PDXSXQ LQIRUPDO PHOLSXWL YLG\ƗUDPEKD XSƗQD\DQD YHGƗUDPEKD GDQVDPƗYDUWDQDGDQSHODNVDQDDQLQLEHUDNKLUGHQJDQYLYƗKD\DQJGLODNXNDQ SDGDPDVDEHUXPDKWDQJJDJ܀KDVWD 8QWXNOHELKMHODVQ\DEHULNXWLQLDNDQ GLXUDLNDQWHQWDQJSHODNVDQDDQXSDFDUDGDODPNDQGXQJDQSUHQDWDO WHUVHEXW
82
Kelas IX SMP/MTs
Semester 2
*DUEKƗGKƗQD6DۦVNƗUD *DUEKƗGKƗQD VDۦVNƗUD PHUXSDNDQ XSDFDUD SHUVHP EDK\DQJDQ SHPEHQLKDQ SHU WDPD VHEDJDL VDNUDPHQ DWDX SHPEHUVLKDQWHUKDGDSNDPD MD\D GDQ NDPDUDWLK .DPD MD\D DGDODK EHQLK ODNLODNL \DQJGLVHEXWVXNOD (VSHUPD GDQNDPDUDWLKDGDODKEHQLK PHPSHODL ZDQLWD \DQJ GL VHEXW VZDQLWD (RYXP 3HP EHUVLKDQ GLODNXNDQ VHFDUD URKDQLDK GHQJDQ KDUDSDQ DSDELOD WHUMDGL SHPEXDKDQ GDQPHQMDGLMDQLQPDNDURK 6XPEHUSUDGHHSDPRKDQQHW \DQJ DNDQ PHQMHOPD DGDODK *DPEDU,OXVWUDVL*DUEKƗGKƗQD6DۦVNƗUD URK \DQJ EDLN GDQ VXFL +DO LQL NHPXGLDQ GLMHODVNDQ GDODP $WKDUYDYHGD \DQJ GLMHODVNDQ EDKZD
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
83
EDKZD ZDNWX XQWXN SHUQLNDKDQ SULD GL DWDV WDKXQ GDQ ZDQLWD GL DWDV WDKXQGDQWLGDNEROHKGLEDZDKXPXULQL-LNDVHRUDQJDQDNODKLUGDUL NDQGXQJDQLEXGLEDZDKXPXULQLDQDN\DQJDNDQODKLUNXUDQJVHPSXUQD GDQSHWXPEXKDQQ\DDNDQWHUJDQJJX%D\LGDODPNDQGXQJDQLQLGLMDJDROHK &DWXUVDQDN\DLWXDLUNHWXEDQ\HKQ\RP OHQGLUODPDV GDUDKJHWLK GDQ SODFHQWD DULDUL VHEDJDL SHQ\DOXU XWDPD PDNDQDQ NHSDGD ED\L 'L VDPSLQJLWXGLNHQDOGHQJDQQ\DPDEDMDQJ\DQJEHUMXPODK.HGXDQ\D \DQJEHUIXQJVLVHEDJDLUXPDKEDJLED\LGDODPNDQGXQJDQLEXQ\D:LDQD 3XۦVDYDQD6DۦVNƗUD 3XۦVDYDQD 6DۦVNƗUD PHUXSDNDQ XSDFDUD \DQJ EHUWXMXDQ VHEDJDL SHPEHUVLKDQ GDQ SHPHOLKDUDDQ DWDV NHVHODPDWDQ LEX GDQ NDQGXQJDQQ\D GLVHUWDL KDUDSDQ DJDU DQDN \DQJ DNDQ ODKLU NHODN PHQMDGL RUDQJ \DQJ EHUJXQDEDJLPDV\DUDNDWGDQGDSDWPHPEHULKDUDSDQRUDQJWXDQ\D+DOLQL MXJDGLMHODVNDQGDODP
84
Kelas IX SMP/MTs
Semester 2
$UMXQD EHUFHULWD NHSDGD LVWULQ\D WHQWDQJ VHEXDK &DNUD 9\XKD \DLWX VDODK VDWX VWUDWHJL SHSHUDQJDQ 3DGD ZDNWX $UMXQD PHQFHULWDNDQ NHSDGD LVWULQ\D $EKLPDQ\X \DQJ PDVLK EHUDGD GDODP NDQGXQJDQ PHQGHQJDU VHPXD6HWHODKKDPSLUVHPXDFHULWDVWUDWHJLSHSHUDQJDQLWXVHOHVDLLVWULQ\D WHUWLGXU VHKLQJJD WLGDN VHPSDW PHQGHQJDU VHFDUD OHQJNDS $EKLPDQ\X \DQJ VXGDK GHZDVD NHWLND PHQJKDGDSL ODZDQODZDQQ\D DNDQ PDVXN NH GDODP &DNUD 9\XKD .DUHQD LEXQ\D WHUWLGXU SDGD ZDNWX LD PDVLK GDODP NDQGXQJDQ $EKLPDQ\X WLGDN WDKX EDJDLPDQD FDUDQ\D XQWXN NH OXDU VHKLQJJD$EKLPDQ\XGLEXQXKGDODP&DNUD9\XKD6XEUDPDQ\DP )DNWD LQL NHPXGLDQ GLWHOLWL ROHK LOPXDQ EDUDW EDKZD PDNDQDQ \DQJ GLPDNDQ ROHK LEX KDPLO SLNLUDQ JDJDVDQ GDQ NDWD \DQJ GLGHQJDU PHPHQJDUXKL MDQLQ GDODP NDQGXQJDQ -DUHRQVHWWDVLQ 3DUD UVL MXJDSHUFD\DEDKZDED\L\DQJDNDQODKLUEXNDQODKDQDNELDVDNDUHQDWHODK GLODNVDQDNDQXSDFDUDSXۦVDYDQDVHVXDLGHQJDQ9HGD0HODOXLVDۦVNƗUD WHUVHEXW LEX DNDQ VHODOX VHKDW GDQ ED\L \DQJ DNDQ ODKLU WDQSD JDQJJXDQ VHUWDLEX\DQJPHQJLNXWLXSDFDUDWHUVHEXWSXQGDSDWPHPEHUVLKNDQSLNLUDQ GDQVHODOXWHQDQJVXSD\DED\L\DQJGLNDQGXQJGDSDWGLSHQJDUXKLROHKVLIDW VLIDWEDLN3DUDUVLSHUFD\DPHODOXLVDۦVNƗUDPDQXVLDELVDGLXEDKPHQXMX NHMDODQ\DQJEHQDU'HPLNLDQMXJDED\L\DQJGLNDQGXQJ\DQJPHPEDZD NDUPDQ\D VHQGLUL DJDU PHQXMX NHEDLNDQ GDQ ODKLU PHQMDGL PDQXVLD VHMDWL 3XۦVDYDQD 6DۦVNƗUD GLODNXNDQ VHWHODK VDۦVNƗUD NHKDPLODQ \DLWXJDUEKDGKDQD3XۦVDYDQD6DۦVNƗUDSHUOXGLODNXNDQDJDUED\L\DQJ GLNDQGXQJ EHUNHPEDQJ VHFDUD VHPSXUQD GDQ VHKDW 0HQXUXW -DWXNDUQ\D GDQ6DXQDND9LUDPLWURGD\D6DPVNDUD3UDNDVD, XSDFDUDSXۦVDYDQD GLODNXNDQVHWHODKMDQLQGDODPNDQGXQJDQEHUXPXUWLJDEXODQNHWLNDVXGDK QDPSDNWHUMDGLQ\DSHPEXDKDQ7LWLE 'DODP&DUDND6DPKLWDWHUGDSDWEHEHUDSDKDOSHQWLQJ%XNX\DQJGLWXOLV ROHK5VL&DUDNDLWXPHQ\DWDNDQSDGDVXWUDNH-LNDGLDVXNDEHUWHQJNDU ED\L\DQJODKLUDNDQEHUSHQ\DNLW-LNDGLDVHODOXEHUKXEXQJDQEDGDQED\L \DQJ ODKLU MXJD DNDQ GHPLNLDQ -LND GLD VHODOX EHUSLNLU GDQ VHGLK ED\L \DQJODKLUDNDQNXUXVGDQWDNXW-LNDGLDPDNDQWHUODOXEDQ\DNDVDPED\L \DQJODKLUDNDQSXQ\DSHQ\DNLWNXOLW-LNDGLDPDNDQEDQ\DNJDUDPED\L \DQJODKLUDNDQEHUDPEXWFHSDWSXWLK6XSD\D\DQJGLMHODVNDQROHK&DUDND WHUVHEXWWLGDNWHUMDGLKDOKDOWHUVHEXWSHUOXGLSHUKDWLNDQ 'DODP&DUDNDVXWUDNHPHQMHODVNDQEDKZDVHMDNDZDONHKDPLODQLEX KHQGDNQ\DVHODOXEHUEDKDJLDPHPDNDLEXVDQDGDQNDLQSXWLKEHUSLNLUDQ \DQJWHQDQJGDQGDODPSLNLUDQQ\DVHODOXDGDNHLQJLQDQXQWXNPHQRORQJ Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
85
RUDQJ ODLQ VHSHUWL D\DK VXDPL GDQ JXUX 'LD KDUXV PHQMDXKL GLUL GDUL ZDMDKZDMDKMHOHNPHQJKLQGDULPDNDQPDNDQDQEDVLPHQJKLQGDULSHUJL NHUXPDK\DQJNRVRQJGHPLNLDQMXJDWHPSDWSHPEDNDUDQPD\DW+DOKDO WHUVHEXWMXJDSHUOXGLSHUKDWLNDQVXSD\DED\L\DQJGLNDQGXQJEHUNHPEDQJ GHQJDQEDLNWDQSDJDQJJXDQ 6ƯPDQWRQD\DQD6DۦVNƗUD 8SDFDUD LQL GLODNXNDQ SDGD EXODQ NHHPSDW DWDX NHOLPD NHKDPLODQ SHU WDPD VHRUDQJ ZDQLWD 3DGD VDDW LWX VLVLUDQ UDPEXW GDUL LVWUL EHQWXNQ\D WHUEHODKPHQMDGLGXD\DLWXNLULGDQNDQDQ\DQJSRVLVLQ\DWHQJDKGLDWDV NHSDOD6ƯPDQWRQD\DQDGLODNXNDQXQWXNPHOLQGXQJLLEXSDGDPDVDNULWLV NHKDPLODQ 6DPVNDUD LQL EHUPDNQD VHEDJDL PH PRKRQ SHUOLQGXQJDQ EDJL LEX GDQ ED\L \DQJ EHOXP ODKLU 8SDFDUD LQL MXJD EHUWXMXDQ XQWXN PHQJXVLU URK MDKDW \DQJ PXQJNLQ LQJLQ PHPEDKD\DNDQ LEX GDQ ED\LQ\D 6HODLQ LWX MXJD EHUWXMXDQ XQWXN PH PDVWLNDQ NHVHKDWDQ NH 6XPEHU3HQXOLV GXDQ\D GDODP NHDGDDQ *DPEDU8SDFDUD0DJHGRQJJHGRQJDQ EDLNNHEHUKDVLODQGDQNH PDNPXUDQEDJLDQDN\DQJEHOXPODKLU+DOLQLGLMHODVNDQGDODP5JYHGD EDKZD 5ƗNƗPDKDۦVXKDYƗۦVXܒ܈XWƯKXYHĞ۬܀RWLQDۊVXEKDJƗERGKDWX WPDQƗ6ƯY\DWYDSDۊVnjF\DFFKLG\DPƗQD\ƗGDGƗWXYLUDۦĞDWD GƗ\DPXNWKD\DP 7HUMHPDKDQ 6D\DVHEDJDLVHRUDQJVXDPLGHQJDQVRSDQGDQGHQJDQEDKDVD\DQJ OHPDKOHPEXWPHPDQJJLOLVWULNX\DQJEHUFDKD\DEDJDLNDQEXODQ SXUQDPD'HPLNLDQSXODKDOQ\D\DQJWHODKPHQGHQJDUNDQNDWDNDWD NDPLGDQPHQHULPDNHLQJLQDQNDPLGDODPKDWL\DQJWXOXVLNKODV 6HSHUWLKDOQ\DMDUXP\DQJPHQMDKLWNDLQWHEDOGHPLNLDQMXJDGHQJDQ LVWULNX\DQJPHQMDODQNDQWXJDVJULKDVWKDVHKDULKDULGHQJDQEDLN
86
Kelas IX SMP/MTs
Semester 2
6HSHUWLKDOQ\DVHRUDQJLVWULPHODKLUNDQDQDN\DQJGDSDW PHQRORQJGXQLDGHQJDQUDWXVDQWDQJDQGDQPHQGDSDWNDQSXMLDQ GDULPDV\DUDNDW6HPRJDODKLUSXWUD\DQJNXDWDJDUQDQWLGDSDW PHQ\XPEDQJNDQNHPDPSXDQQ\DXQWXNPDV\DUDNDW 0DVZLQDUD %HUDQJNDWGDULSHPDKDPDQLQLVƯPDQWRQD\DQDVDۦVNƗUDSHUOXGLODNXNDQ GHPLSHUNHPEDQJDQQPHQWDOED\LDJDUVHKDWPHQWDOGHYHORSPHQW 6LPDQW EHUDUWLSHUNHPEDQJDQSLNLUDQGHQJDQGHPLNLDQVƯPDQWRQD\DQDEHUDUWLPHODOXL VDۦVNƗUD WHUVHEXW LEX PHPSHUKDWLNDQ ED\LQ\D VXSD\D GDSDW EHUNHPEDQJ GHQJDQPHQWDO\DQJVHKDW3DUDUVLSHUFD\DEDKZDPHODOXLVDۦVNƗUDXSDFDUD WHUVHEXW PDQXVLD ELVD GLXEDK VHVXDL GHQJDQ NHLQJLQDQ D\DK LEX PHUHND 6XVUXWD PHQMHODVNDQ EDKZD VDPVNDUD WHUVHEXW SHUOX GLODNXNDQ SDGD EXODQ NHHPSDW DWDX NHGHODSDQ 'LNDWDNDQ EDKZD SDGD EXODQ NHOLPD SLNLUDQ ED\L \DQJ EHUDGD GDODP NDQGXQJDQ PXODL EHUNHPEDQJ VHGDQJNDQ SDGD EXODQ NHHQDPEXGLEXODQNHWXMXKDQJJRWDEDGDQGDQEXODQNHGHODSDQFDKD\DRMDV (SDQFDPDQH PDQDK SUDWL EXGKDWDUDP EKDYDWL 'HQJDQ GHPLNLDQ VDPSDL EXODQNHGHODSDQED\L\DQJDGDGDODPNDQGXQJDQWHODKPHPLOLNLSLNLUDQEXGL GDQKDWLVHEDJDLEHNDONHKLGXSDQ7LWLE 'DODPEDKDVD6DQVHNHUWDLEXGLVHEXWGDXKUGD\DQJEHUDUWLPHPLOLNLGXD KDWL+DWL\DQJGLPDNVXG\DLWXKDWLQ\DVHQGLULGDQED\L\DQJEHUDGDGDODP NDQGXQJDQQ\DNDUHQDED\LKDQ\DPHPLOLNLNDUPDGDULNHKLGXSDQVHEHOXPQ\D GDQVHNDUDQJDNDQEHUJDEXQJGHQJDQNDUPDLEX6XSD\DSHQJDUXKWHUKDGDS ED\LPHQMDGLEDLNSHUOXGLODNXNDQXSDFDUDVƯPDQWRQD\DQDNDUHQDDSDSXQ \DQJGLUDVDNDQROHKLEXDNDQPHPHQJDUXKLED\LQ\D 'DODP 6XVUXWD GLNDWDNDQ MLND LEX \DQJ VHGDQJ PHQJDQGXQJ DQDN PH ODNXNDQXSDFDUDXSDFDUDNHDJDPDDQLDDNDQPHODKLUNDQDQDN\DQJWHUWDULN WHUKDGDSDJDPD'HPLNLDQMXJDMLNDLEXVHODOXPHPLNLUNDQWHQWDQJGHZDGHZD DQDN\DQJDNDQODKLUDNDQPHPLOLNLVLIDWNHGHZDWDDQGHYDWDSUDWLPD\DPWX SUDVXWHSDUVDGRSDPDP6RPYLUGDODP7LWLE %HJLWXEHVDU SHQJDUXKSHPLNLUDQLEXWHUKDGDSED\LQ\DVHKLQJJDDSDSXQ\DQJGLODNXNDQ ROHKLEXVDQJDWEHUSHQJDUXKWHUKDGDSED\LQ\D3HUOXGLXSD\DNDQDJDUDQDN EHUNHPEDQJGDODPNDQGXQJDQGHQJDQVHPSXUQDGDQODKLUGHQJDQNHNXDWDQ PHQWDO\DQJVHKDW
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
87
8QWXNLWXSHUOXGLXFDSNDQPDQWUD\DWKH\DPSUWKLYLPDK\XWWDQDJDUEKPD GDGKHYDPWDPJDUEKDPDGKHKLGDVDPHPDVLVXWDYH$VYDOD\DQD $UWLQ\DVHSHUWLLEXSUWKLYL\DQJOXDVGDQEHVDUPHPSXQ\DLEDQ\DNWXPEXKDQ GDODP NDQGXQJDQQ\D LVWULNX PHPSXQ\DL ED\L GDODP NDQGXQJDQ VHODPD VHSXOXKEXODQGHQJDQEDLN 8SDFDUD VƯPDQWRQD\DQD VDۦVNƗUD \DQJ DGD GL ,QGRQHVLD WHUXWDPD \DQJ DGDGL-DZDGLNHQDOGHQJDQWLQJNHSDQDWDXSLWXQJZXODQDQGDQGL%DOLGLVHEXW GHQJDQPDJHGRQJGHJRQJDQ7XMXDQXSDFDUDLQLDGDODKPHPRKRQNHKDGDSDQ +\DQJ:LGKL:DVDDJDUMDQLQ\DQJWHODKEHUEHQWXNED\LVHPDNLQVHPSXUQD GDQNHPXGLDQODKLUVHEDJDLDQDN\DQJVXSXWUDNDUHQDMDQLQ\DQJEHUXPXU VDPSDLEXODQVXGDKPHPSXQ\DLEHQWXNWXEXK\DQJOHQJNDS
6XPEHU'RNXPHQ.HPGLNEXG
*DPEDU8SDFDUD7LQJNHSDQ3LWXQJZXODQDQDWDXPLWRQL
'L VDPSLQJ LWX LVWUL SHUOX GLEHULNDQ GRD ROHK SDUD EUDKPDQD 6HPRJD NDPX PHPSXQ\DL NHWXUXQDQ \DQJ SHUZLUD VHPRJD NDPX PHODKLUNDQ DQDN \DQJ KLGXS GDQ VHPRJD NDPX PHQMDGL LVWUL VXDPL \DQJ KLGXS 'HPLNLDQ SHODNVDQDDQ JDUEKƗGKƗQD SXۦVDYDQD GDQ VƯPDQWRQD\DQD VDۦVNƗUD \DQJ GLODNXNDQ NHWLND MDQLQ GDODP NDQGXQJDQ GHQJDQ WXMXDQ XQWXN PHPRKRQ NHVHODPDWDQGDQDQXJHUDKGDUL+\DQJ:LGKLDJDUPHQMDGLDQDN\DQJVXSXWUD
88
Kelas IX SMP/MTs
Semester 2
Kegiatan Siswa 3HWXQMXN %XDWODKNHORPSRNNHUMD $PDWLODK SHODNVDQDDQ VDۦVNƗUD \DQJ DGD GL OLQJNXQJDQPX PLQLPDO SHODNVDQDDQVDۦVNƗUD 6HWHODKNHORPSRNPXPHQHQWXNDQVDۦVNƗUD\DQJDNDQGLNHUMDNDQEXDWODK GDIWDU SHUWDQ\DDQ XQWXN PDVLQJPDVLQJ VDۦVNƗUD \DQJ PHOLSXWL SURVHV SHODNVDQDDQGDQPDNQD\DQJWHUNDQGXQJGLGDODPQ\D 7XOLVNDQ KDVLO ZDZDQFDUD NHORPSRNPX GDODP EHQWXN ODSRUDQ GHQJDQ PHQXOLVNDQMXGXOGDQQDPDDQJJRWDNHORPSRNSHQGDKXOXDQLVLSHQXWXS VDUDQGDQGDIWDUUHIHUHQVL 3UHVHQWDVLNDQKDVLOODSRUDQNHORPSRNPXGLGHSDQNHODV
Memahami Teks 3HQMHODVDQSHPEHODMDUDQVHEHOXPQ\DPHPEHULNDQSHPDKDPDQEDKZDSUR VHVED\LGDODPNDQGXQJDQPHPEXWXKNDQYLEUDVLNHVXFLDQ\DQJGLGDSDWNDQGDUL LEX\DQJPHQJDQGXQJVDPSDLGHQJDQSHUDQOLQJNXQJDQ0LVDOQ\DGL-DZDGDQ %DOLVHULQJGLODNVDQDNDQXSDFDUDNHWLNDMDQLQPDVLKGDODPNDQGXQJDQGHQJDQ PHODNVDQDNDQPDJHGRQJJHGRQJDQGDQDWDXWLQJNHEDQ3HUVLDSDQNHODKLUDQ DQDNGLODNXNDQVHFDUDVXQJJXKVXQJJXKGHQJDQPHODNXNDQEHUEDJDLVDGKDQD DWDX SHULODNX VSLULWXDO 6DGKDQD GLODNXNDQ GHQJDQ PHQJXFDSNDQ JD\DWUL PDQWUDPXODLGDULWXPEXKQ\DMDQLQVDPSDLGHQJDQWDQGDNHODKLUDQ6DGKDQD GLODNXNDQ GHQJDQ KDUDSDQ DJDU DQDN \DQJ VHGDQJ GLNDQGXQJ PHQMDGL DQDN VXSXWUDGDODPNHKLGXSDQLQL %HULNXW LQL DNDQ GLEDKDV WHQWDQJ XSDFDUD SRVWQDWDO PXODL GDUL NHODKLUDQ VDPSDLMHQMDQJSHUNDZLQDQGDQXSDFDUDSHPEDNDUDQMHQD]DK 1. -ƗWDNDUPD6DۦVNƗUD 0DSDJ 5DUH DWDX 8SDFDUD 0HQ\DPEXW.HODKLUDQ%D\L 0DSDJ5DUHPHUXSDNDQXSD FDUD NHODKLUDQ ED\L GHQJDQ PDNVXG PHQ\DPSDLNDQ UD VD V\XNXU DQJD\X EDJLD NHSDGD 6DQJ +\DQJ :LGKL :DVD
6XPEHUKWWSUDMBFDP\WULSRGFRP
*DPEDU8SDFDUDNHODKLUDQED\L
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
89
0DSDJ 5DUH MXJD PHUXSDNDQ XSDFDUD XQWXN PHPRKRQ DQXJHUDK1\D DJDUED\LLWXVHODOXEHUDGDGDODPNHDGDDQVHODPDW%HEHUDSDKDULVHWHODK ED\LODKLUMXJDGLDGDNDQDFDUDOHSDVDRQDWDXSXSXWSXVHU\DQJEHUPDNQD PHPEHUVLKNDQMDVPDQLED\LWHUVHEXW+DOLQLMXJDGLMHODVNDQGDODPYajur 9HGDEDKZD 7U\Ɨ\XVDPMDۦDGDJQHKNDĞ\DSDV\DWU\Ɨ\XVDP \DGGHYHĞXWU\D\XVDPWDQQRDVܒXWU\D\XVDۦ 7HUMHPDKDQ 6HPRJDNDPLPHPSHUROHKXPXUSDQMDQJWLJDNDOLOHELKSDQMDQJ GDULRUDQJ\DQJPHODNXNDQ\DMxDGDULSHWDQLGDQGDULVHVHR UDQJ\DQJPHPLOLNLVLIDWVLIDWNHGHZDWDDQ6HSHUWLPHUHND\DQJ PHQGDSDWNDQXPXUSDQMDQJGHPLNLDQSXODNDPLMXJDPHQGDSDW NDQXPXU\DQJOHELKSDQMDQJWLJDNDOLOLSDWGDULPHUHND 0DVZLQDUD *DUEKDGKDQD6LPDQWRQD\DQDGDQ3XQVDYDQD6DPVNDUDGLODNXNDQSDGD ZDNWX ED\L EHUDGD GDODP NDQGXQJDQ LEX GDQ NHWLJD XSDFDUD LQL GLVHEXW SUHQDWDO6HGDQJNDQVDPVNDUDNHHPSDW\DLWX-DWDNDUPDGLODNXNDQVHWHODK ED\LODKLUNHGXQLDLQL6HEHOXPED\LODKLULEXGDQIDNWRUNHWXUXQDQVDQJDW EHUSHQJDUXK WHUKDGDS ED\L $NDQ WHWDSL VHWHODK ED\L ODKLU OLQJNXQJDQ VDQJDWEHVDUSHQJDUXKQ\DWHUKDGDSED\L-DWDNDUPDEHUDUWLEHEHUDSDKDO \DQJSHUOXGLODNXNDQDJDUVDQJED\L\DQJGLODKLUNDQPHQGDSDWOLQJNXQJDQ \DQJEDLNKLQJJDPHQMDGLPDQXVLD\DQJEDLNSXOD6HWHODKODKLUPXNDGDQ KLGXQJED\LSHUOXGLEHUVLKNDQVXSD\DGLDELVDPHQHULPDDLUVXVXLEXQ\D GHQJDQEDLN 'DODP NLWDE 6XVUXWD GLNDWDNDQ EDKZD NHWLND XSDFDUD WHUVHEXW LEX GDQ D\DKED\LVHEHQDUQ\DPHQXOLV$80GLDWDVOLGDKED\LQ\DGHQJDQPDGX \DQJ EHUDUWL VHPRJD ED\L PHQJLQJDW GDQ PHQJXFDSNDQ NDWDNDWD $80 7LWLE 6HWHODKLWXLEXGDQD\DKED\LSHUOXPHQJXFDSNDQNDWD NDWD$80³YHGRDVL´GLWHOLQJDED\L\DQJEHUDUWLQDPDPXDGDODK9HGD 'HQJDQGHPLNLDQLEXGDQD\DKPHPEHULNDQQDPD9HGDGHQJDQPDNVXG VXSD\D DQDN PHPLOLNL SHQJHWDKXDQ PHODOXL 9HGD VHODOX PHQGHQJDUNDQ GDQPHQJLNXWLDMDUDQ9HGD7XMXDQPHQXOLV³2PNDUD´SDGDOLGDKED\LGDQ PHQJXFDSNDQ³YHGRDVL´GLWHOLQJDED\LDGDODKVXSD\DDQDNWLGDNWHUODOX WHUSHQJDUXK ROHK VLIDWVLIDW GXQLDZL GDQ PHQXMX NHEHQDUDQ DWDX OHELK PHQJXWDPDNDQNHKLGXSDQVSLULWXDO
90
Kelas IX SMP/MTs
Semester 2
1ƗPDNƗUD۬D6DۦVNƗUD 1ƗPDNƗUD۬D 6DۦVNƗUD PHUXSDNDQ XSDFDUD SHP EHULDQ QDPD ED\L \DQJ GLODNXNDQSDGDKDULNHVH SXOXK DWDX KDUL NHGXD EHODV VHWHODK ED\L ODKLU 3HPEHULDQQDPDPHQXUXW NHSHUFD\DDQ +LQGX KDUXV EHQDUEHQDU PHPSXQ\DL PDNQD 0LVDOQ\D GLEHUL QDPD\DQJ\DQJPHQJDQ GXQJ DUWL NHVXFLDQ NH 6XPEHUKWWSUDMBFDP\WULSRGFRP NXDWDQNHPDNPXUDQGDQ *DPEDU3HODNVDQDDQ-ƗWDNDUPDGDQ1ƗPDNƗUD۬D NHSXDVDQGHQJDQKDUDSDQ 6DۦVNƗUD DJDU NHODN DQDN LWX PH PLOLNLVLIDWGDQNDUPDVHVXDLGHQJDQPDNQDQDPDQ\D 'DODP 9HGD GLNDWDNDQ EDKZD QDPD \DQJ GL EHULNDQ NHSDGD DQDN KDUXV PHPSXQ\DLPDNQDGDQWXMXDQ\DQJELVDPHQJLQJDWNDQNHSDGDDQDNVXSD\D PHQMDGL VHVXDL GHQJDQ QDPD \DQJ WHODK GLEHULNDQ 6RPYLU GDODP 7LWLE 'DODP /DJKX 3DWWULND GLNDWDNDQ EDKZD DSDSXQ \DQJ NLWDSLNLUNDQGHPLNLDQSXOD\DQJGLXFDSNDQGDQDSD\DQJNLWDXFDSNDQ KHQGDNQ\DGHPLNLDQSXOD\DQJNLWDODNXNDQ 'DODP NHVXVDVWUDDQ 6DQVHNHUWD NRQVHS VDEGD EHJLWX SHQWLQJ 0HODOXL NDWDNDWDNLWDELVD PHQFDSDL WXMXDQNHKLGXSDQ2UDQJ \DQJ PHPSHODMDUL 8SDQLVDG PHQJXFDSNDQ 6RKDP VD\D DGDODK 'LD GDQ VHRUDQJ SHQJLNXW 9HGDQWDPHQJDWDNDQDKDPEKUDKPDDVPL.DWDNDWD\DQJEHUPDNQDVDQJDW EHUSHQJDUXK GDODP NHKLGXSDQ PDQXVLD GHPLNLDQ SXOD QDPD -LND QDPD \DQJGLEHULNDQEHUPDNQDVHVHRUDQJELVDPHQMDGLVHSHUWLQDPDQ\D6HSHUWL 9LYHNDQDQGD9LYHNDEHUDUWLSHQJHWDKXDQGDQDQDQGDEHUDUWLNHEDKDJLDDQ VHPSXUQD GDQ 6ZDPL 9LYHNDQDQGD PHPEXNWLNDQ KDO LQL %HEHUDSD KDO GLEDKDV GDODP 6DPVNDUD 9LGKL \DQJ GLWXOLV ROHK 6ZDPL 'D\DQDQGD 6DUDVYDWL \DQJ SHUOX GLSHODMDUL XQWXN PHPSHUGDODP VDPVNDUDVDPVNDUD WHUVHEXW 0HQXUXW 6ZDPL 'D\DQDQGD QDPDQDPD \DQJ WLGDN EROHK GLEHULNDQ NHSDGD DQDN DGDODK PHQJDPELO QDPD MHQLV EXUXQJ ELQDWDQJ QDPDQDPD NRWD GDQ VHMHQLVQ\D 'DODP 0DQDYDGKDUPDVDVWUD GLNDWDNDQ EDKZD ZDQLWD \DQJ PHPSXQ\DL QDPD \DQJ EHUNDLWDQ GHQJDQ QDNVDWUD SRKRQ VXQJDL JXQXQJ EXUXQJ GDQ XODU VHEDLNQ\D GLKLQGDUL Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
91
+DOWHUVHEXWGLVHEDENDQNDUHQDQDPDQDPDWHUVHEXWWLGDNELVDPHPEHULNDQ VHVXDWXVHKLQJJDQDPDQDPDWHUVHEXWSHUOXGLKLQGDUL'HQJDQGHPLNLDQ QDPDQDPD \DQJ SHUOX GLEHULNDQ NHSDGD DQDN DGDODK QDPDQDPD \DQJ GDODPSHQJXFDSDQQ\DHQDNGDQWLGDNVXOLWGLXFDSNDQ 1L܈NUDPD۬D6DۦVNƗUD 1L܈NUDPD۬D 6DۦVNƗUD PHUXSDNDQ XSDFDUD \DQJ GLODNXNDQ VHWHODK DQDN LWXPHQFDSDLXPXUKDULEXODQ%DOLNDOHQGHU+LQGX VHEDJDLVLPERO SHQMHPSXWDQDWPDMLZDED\LDJDUEHQDUEHQDUPHPEHULKLGXS\DQJPHP EDKDJLDNDQ7LWLE 6DDWLWXPHUXSDNDQKDULSHUWDPDED\LXQWXN EHUKXEXQJDQ GHQJDQ NHNXDWDQNHNXDWDQ DODP DWDX NRQWDN GHQJDQ GXQLD OXDU3DGDXPDW+LQGXGL-DZDGLNHQDOGHQJDQWHGDNVLQWHQDWDXPHQJLQMDN WDQDKSHUWDPDGLGDODPVDQJNDU'L%DOLGLNHQDOGHQJDQXSDFDUDQ\DPEXWLQ \DQJGLODNVDQDNDQEXODQVHWHODKNHODKLUDQED\L
6XPEHUZZZMRJMDNRWDFRLG
*DPEDU8SDFDUDPHQJLQMDNWDQDK7HGDNVLQWHQ GL-DZD
1L܈NDUDPD۬DEHUDUWLEHEDVNHOXDU0DNVXGQ\DED\L\DQJVHODOXEHUDGD GLGDODPUXPDKEHUVDPDVDQJLEXELVDGLEDZDNHOXDUUXPDKVHWHODKGL ODNVDQDNDQ XSDFDUD 1L܈NDUDPD۬D 6DۦVNƗUD 'HQJDQ GLODNVDQDNDQQ\D XSDFDUD WHUVHEXW DQDN DNDQ PHPSHUROHK XGDUD VHJDU GDQ FDKD\D 'HYD Surya 'HYD 6XU\D PHPEHULNDQ NHKLGXSDQ EDUX EDJL VHWLDS RUDQJ GL GXQLDLQL0HODOXL6DۦVNƗUDWHUVHEXWDQDNDNDQPHOLKDWVXU\DPDWDKDUL 6DDW XSDFDUD RUDQJ WXD VDQJ DQDN KDUXV PHQJXFDSNDQ JD\DQWUL PDQWUD 'HQJDQ PDQWUD WHUVHEXW GLKDUDSNDQ 7XKDQ EHUNHQDQ PHPEHULNDQ VDQJ
92
Kelas IX SMP/MTs
Semester 2
DQDN NHKLGXSDQ VHODPD VHUDWXV WDKXQ 3DGD PDODP KDUL VHWHODK XSDFDUD VHOHVDL VDQJ LEX PHQ\HUDKNDQ DQDNQ\D NHSDGD VDQJ D\DK .HPXGLDQ VDPELO PHPEDZD DLU GL WDQJDQ VDQJ D\DK EHUGLUL PHQJKDGDS EXODQ GDQ PHQJXFDSNDQPDQWUD2P\DGDGDVFDQGUDPDVLNUVQDPSUWKLY\DKUGD\DP VULWDPWDGDKDPYLGYDQVWDWSDV\DQPDKDPSDXWUDPDJKDPUXGDP0DQWUD %UDKPDQ 0HQXUXW *REKLO *܀K\DVnjWUD 1LVN܀DPD۬D VHEDLNQ\D GLODNVDQDNDQ SDGD EXODQ NHWLJD VHWHODK NHODKLUDQ MDQQDW \DKWUDWL\DK MDXWVQDK WDV\D WUD WL\D\DP 1DPXQ 3DUDVNDUD *܀K\DVXWUD PHQJLMLQNDQ ELOD 6DۦVNƗUD WHUVHEXWGLODNVDQDNDQSDGDEX ODQ NHHPSDW 7XMXDQ GL ODNVD QDNDQQ\D 1LVN܀DPD۬D 6DۦV NƗUD DGDODK DJDU DQDN \DQJ EDUX EHUXPXU EHEHUDSD EXODQ GDSDWGLDMDNNHOXDUUXPDKPH QJHQDO OLQJNXQJDQ KLGXSQ\D 6HODLQLWXGLKDUDSNDQSXODVDQJ DQDN DNDQ PDPSX KLGXS OHELK GDULVHUDWXVWDKXQ6XSD\DDQDN WLGDN PHQLQJJDO GXQLD DWDX WLGDNPHQGDSDWNHVXOLWDQGDODP 6XPEHUKLQGXLVPDERXWFRP NHKLGXSDQQ\D RUDQJ WXD SHUOX *DPEDU,OXVWUDVLSHODNVDQDDQ1L܈NUDPD۬D PHQJXFDSNDQPDQWUDGHPLNH 6DۦVNƗUD VHODPDWDQQ\D VHEDJDL EHULNXW PDDKDPSDXWUDPDJKDPQLJDPPDDKDPSDXWUDPDJKDPULVDP\DQJ EHUDUWL VHPRJD SXWUDNX EHUXPXU SDQMDQJ GDQ WLGDN PHQLQJJDO VHEHOXP NDPL 4. $QQDSUƗĞDQD6DۦVNƗUD $QQDSUƗĞDQD6DۦVNƗUDPHUXSDNDQXSDFDUDSHPEHULDQPDNDQDQ\DQJSHU WDPDNDOL\DLWXSDGDZDNWXXPXUDQDNPHQFDSDLEXODQEXODQ%DOL $QDN\DQJGLXSDFDUDLGLWDQDNNDQQDVLOHPEHNEHULVLWHOXUD\DPNHPXGLDQ GLSDJLEXWDDQDNLWXGLWXUXQNDQNHWDQDKPHQJLQMDNWDQDK $QQDSUƗĞDQD 6DۦVNƗUDLQLGLODNVDQDNDQVDDWDQDNEHUXVLDHQDPEXODQVHSHUWLGLVHEXWNDQ GDODP$VYDOD\DQD*UKDVXWUDVDVWKHPDVVLDQQDSUDVDQDP$QQD SUƗĞDQD EHUDUWL PDNDQDQ \DQJ GLPDNDQ ROHK DQDN SHUWDPD NDOL VHMDN NHODKLUDQQ\D 'HQJDQ PHODNVDQDNDQ VDPVNDUD WHUVHEXW DQDN GDSDW
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
93
GLVDSLK GDUL DLU VXVX LEX GDQ PXODLGLEHULPDNDQDQ\DQJOHP EXW PLVDOQ\D EXEXU 3DGD XVLD HQDPEXODQELDVDQ\DDQDNVXGDK PXODL WXPEXK JLJL VHKLQJJD PDNDQDQ KDOXV \DQJ GLEHULNDQ ELVDGLFHUQDGHQJDQEDLN6HGLNLW GHPLVHGLNLWVDQJDQDNSXQGDSDW GLVDSLK NDUHQD ELOD LEX WHUXV PHQHUXVPHQ\XVXLNHVHKDWDQQ\D ELVDWHUJDQJJX
6XPEHUKLQGXLVPDERXWFRP
*DPEDU,OXVWUDVLSHODNVDQDDQ $QQDSUƗĞDQD6DۦVNƗUD
NDQDQODKSLNLUDQGDSDWEHUNHPEDQJ
6DۦVNƗUD WHUVHEXW SHUOX GL ODN VDQDNDQ NDUHQD GDODP 9HGD GL WXOLV DQQDP YDL SUDQD \DQJ EHUDUWL PDNDQDQ DGDODK SUDQD QDSDV LWX VHQGLUL %HUNDW PD
0DNDQDQPHPHJDQJSHUDQDQSHQWLQJGDODPNHKLGXSDQPDQXVLD0DNDQDQ \DQJ GLPDNDQ ROHK VHVHRUDQJ EHUSHQJDUXK WHUKDGDS SLNLUDQ -LND GLD VHRUDQJ YHJHWDULDQ PDNDQDQ VDWWYLND PDND SLNLUDQQ\D MXJD VDWWYLND EDLN .DUHQDLWXVDDWVDۦVNƗUDWHUVHEXWGLODNVDQDNDQDQDN\DQJEHUXVLD HQDPEXODQELVDGLEHULNDQPDNDQDQVDWWYLNDGHQJDQPHQJXFDSNDQPDQWUD GDUL 9HGD VHKLQJJD LD VHODOX PDNDQ PDNDQDQ \DQJ VDWWYLND 7LWLE 5. &KnjڲDNDUD۬D6DۦVNƗUD &KnjڲDNDUD۬D6DۦVNƗUDPHUXSDNDQXSDFDUDSRWRQJUDPEXW\DQJSHUWDPD ELDVDQ\DGLODNXNDQSDGDZDNWXDQDNEHUXPXUDQWDUDVDWXVDPSDLWLJDWDKXQ 5DPEXW GL EDJLDQ XEXQXEXQ WLGDN GLSRWRQJ GLVLVDNDQ VHEDJDL MDPEXO 1DPXQGHZDVDLQLNHELDVDDQVHSHUWLLQLVXGDKSXGDUGDQDQDNDQDNGLFXNXU ELDVDVDMDXEXQXEXQPDVLKWHWDSWHUOLQGXQJ'LGDODPNLWDE0DQX6PHUWL GLNDWDNDQ EDKZD XSDFDUD LQL GLPDNVXGNDQ XQWXN PHPSHUROHK NHEDMLNDQ VSLULWXDOEDJLDQDNLWX&KnjڲDNDUD۬DVDPVNDUDEHUKXEXQJDQSXODGHQJDQ SHUNHPEDQJDQRWDNWHUXWDPDFHOHEUXPGDQFHUHEHOOXPVDPSDLVHPSXUQD 6HWHODK WLJD WDKXQ UDPEXW \DQJ GLDQJJDS NRWRU WHUVHEXW ELVD GLSRWRQJ VHKLQJJDWXPEXKUDPEXW\DQJEDUXVHUWDEHUEDJDLPDFDPSHQ\DNLWNXOLW GDSDWGLKLQGDUL
94
Kelas IX SMP/MTs
Semester 2
3HQWLQJQ\DUDPEXWED\LGLSRWRQJ GLMHODVNDQ GDODP $WKDUYDYHGD EDKZDXQWXNPHQGDSDWNDQXPXU SDQMDQJUDPEXWVHEDLNQ\DGLSR WRQJWHUOHELKGDKXOX'LU JKD\XWYD\D
6XPEHUKLQGXLVPDERXWFRP
*DPEDU,OXVWUDVLSHODNVDQDDQ&KnjڲD NDUD۬D6DۦVNƗUD
'DODP DJDPD +LQGX NRQVHS JXQGXO PHPLOLNL PDNQD NKX VXV NDUHQD WHUGDSDW GDODP VDODK VDWX 8SDQLVDG \DLWX 0XQGD NRSDQLVDG ³0XQGDND´ EHUDUWL RUDQJ\DQJWHODKPHQMDGLJXQGXO 'DODP NRQVHS &DWXU $VUDPD VHRUDQJ VDPQ\DVL WLGDN EROHK PHPHOLKDUD UDPEXW %DKNDQ GD ODP8SDQLVDGGLVHEXWNDQEDKZD %UDKPDYLG\D SHQJHWDKXDQ WHQ WDQJ 7XKDQ EROHK GLEHULNDQ NH SDGD RUDQJ \DQJ WHODK JXQGXO
(6LURYUDWD 2UDQJ JXQGXO \DQJ GLPDNVXG DGDODK VHEDJDL VLPERO RUDQJ \DQJ VXGDK PHOHSDVNDQ VHJDOD LNDWDQ NHGXQLDZLDQ GDQ PHPSHUROHK 9DLUDJ\D 7LWLE &KnjڲDNDUD۬D 6DۦVNƗUD GLODNVDQDNDQ XQWXN PHPRKRQ VXSD\D SDUD %UDKPDFDUL\DNQL$GLW\D5XGUDGDQ9DVX\DQJPHPLOLNLNHNXDWDQLVWL PHZD PHPEHULNDQ DQXJHUDK NHSDGD VDQJ DQDN DJDU VHODOX EDKDJLD GDQ PHPSHUROHKNHWHQDQJDQGDODPNHKLGXSDQQ\D 6. .DU۬DYHGKD6DۦVNƗUD .DU۬DYHGKD 6DۦVNƗUD EHUDUWL PHQXVXN WHOLQJD 3DGD PDV\DUDNDW WUDGLVLRQDOELDVDQ\DKDOLQLGLODNXNDQGHQJDQPHQJJXQDNDQGXULWHUWHQWX 6HWHODKLWXPHQWHJDGLROHVNDQSDGDOXND+DOLQLEHUODNXXQWXNEDLNXQWXN DQDN ODNLODNL PDXSXQ SHUHPSXDQ 'DODP EXNX &DNUDSDQL GLWXOLV NDUQDY\DGKH NUWH EDOR QD JUDKDLU DEKLEKXW\DWH \DQJ DUWLQ\D GHQJDQ
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
95
PHQLQGLN WHOLQJD SHQJDUXK SHU ELQWDQJDQ DVWURORJL \DQJ MDKDW WLGDNELVDPHQ\HUDQJDQDN3HQ GDSDW LQL WLGDN VHVXDL GHQJDQ YHGD 1DPXQ EHEHUDSD SHQ\DNLW GDSDW GLFHJDK GHQJDQ PHODNVD QDNDQ VDۦVNƗUD VHSHUWL \DQJ GL WXOLVGDODP6XVUXWDEDKZDDQDN ODNLODNL DNDQ WHUKLQGDU GDUL SH Q\DNLW KHUQLD 7LWLE $NDQ WHWDSL SDGD XPXQ\D \DQJ GLWLQGLN DGDODK DQDN ZDQLWD GDQ WLGDNDGDXSDFDUDDJDPD 0HQXUXW 6XVUXWD VHEXDK XUDW DNDQ WHUSRWRQJ VDDW WHOLQJD GL WLQGLN \DQJ PHQ\HEDENDQ SH 6XPEHUKLQGXLVPDERXWFRP *DPEDU,OXVWUDVLSHODNVDQDDQ.DU۬D Q\DNLWKHUQLDELVDGLKLQGDUL8OD YHGKD6DۦVNƗUD VDQ6XVUXWD\DQJPHUXSDNDQEX NX WHUNXQR WHQWDQJ LOPX EHGDK (VXUJHU\ EHOXPPHQGDSDWSHUKDWLDQSDUDGRNWHUPRGHUQ0HODOXLVDۦVNƗUD WHUVHEXW DQDN ODNLODNL PDXSXQ SHUHPSXDQ ELVD PHQJHQDNDQ SHUKLDVDQ 3HUKLDVDQGLNHQDNDQGHQJDQGXDWXMXDQ\DLWXXQWXNWDPSLOPHQDULNGDQ PHQGDSDWNDQ UDVD Q\DPDQ NDUHQD HPDV PHPLOLNL NHNXDWDQ VHKLQJJD PHPSHQJDUXKLNHVHKDWDQSHPDNDLQ\D 2OHK NDUHQD LWX NDU۬DYHGKD VDۦVNƗUD GDSDW GLODNXNDQ EDJL DQDN ODNL ODNLPDXSXQSHUHPSXDQ+DOLWXWHUEXNWLVDPSDLVHNDUDQJVHKLQJJDNDXP SHUHPSXDQ PHQLQGLN WHOLQJD PHUHND %DKNDQ SDGD ]DPDQ GDKXOX SULD SXQNKXVXVQ\DSDUDNVDWUL\DPHODNXNDQQ\D$GDNHPXQJNLDQVDۦVNƗUD WHUVHEXWMXJDEHUNDLWDQGHQJDQXSDFDUDSRWRQJJLJL\DQJDGDGL%DOL 7. 9LG\ƗUDPEKD6DۦVNƗUD 9LG\ƗUDPEKDDWDXSHQGLGLNDQDZDO9LG\DDGDODKSHQJHWDKXDQGDQDUDP EKDQDLQLGLPXODL+DOLQLELDVDQ\DGLODNXNDQVHNLWDUXVLDHPSDWDWDXOLPD WDKXQ 3DGD SHQMHODVDQ ODLQ \DQJ WHUWXDQJ GDODP NLWDE
96
Kelas IX SMP/MTs
Semester 2
7XKDQVHEDJDLSHPEHULNHKLGXSDQPHQMDXKNDQGDULVHJDOD GXNDGDQPHPEHULNDQNHEDKDJLDDQ6HEDJDLSHQFLSWDMDJDWUD\D GDQVXPEHUGDULVHJDODFDKD\DGDQSHPEHULNHPDNPXUDQ\DQJGL LQJLQNDQROHKVHPXDXPDWPDQXVLD7XKDQ\DQJVHODOXPHPEHUL NHPHQDQJDQNHSDGDPDQXVLD\DQJPHUXSDNDQ0DKDEDLNGDQ PHQMDGLSXVDWSLNLUDQSHQHEXVGRVD\DQJ0DKDVXFLNDPLPHQHULPD 7XKDQ\DQJVHSHUWLLWX2K7XKDQDQXJHUDKNDQODKNHSDGDNDPLEXGL \DQJEDLN 0DVZLQDUD 6HWHODK VDۦVNƗUD WHUVHEXW GLODNVDQDNDQ DQDN DNDQ GLVHEXW EUDKPDFDUL GDQEHUKDNPHQGDSDWSHODMDUDQWHQWDQJ9HGDGDQEUDKPDFDUL%UDKPDFDUL PHPSXQ\DLPDNQDPHQFDUL7XKDQ³EUDKPD´EHUDUWL7XKDQ³FDUL´EHUDUWL PHQFDUL 6DODK VDWX FDUDQ\D DGDODK GHQJDQ EHUWDSD GL JXUXNXOD $QDN \DQJ EDUX SHUWDPD NDOL EHODMDU GL VHNRODK JXUXNXOD EHUVXPSDK XQWXN WLQJJDO GHQJDQ VHWLD GL DVUDPD \DQJ SHUWDPD \DQJ GLVHEXW EUDKDPFDUL MHQMDODQL SHQGLGLNDQ VHRUDQJ EUDKPDFDUL KDUXV PHQJHQGDOLNDQ VHPXD LQGUDGDQWLGDNEROHKEHUKXEXQJDQGHQJDQZDQLWD+DOLQLEHUWXMXDQDJDU GDVDU\DQJPHPEHQWXNNHSULEDGLDQQ\DNXDWVHKLQJJDPDPSXPHQJKDGDSL GXQLDVHWHODKPHQ\HOHVDLNDQSHQGLGLNDQGLJXUXNXOD7LWLE
6XPEHUZZZKLPDOD\DQDFDGHP\FRP
*DPEDU9LG\ƗUDPEKD6DۦVNƗUD
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
97
'DODPVDۦVNƗUDWHUVHEXWJXUXPHPEHULNDQEHEHUDSDQDVLKDWVDW\DPYDGD GKDUPDPFDUDVYDGK\D\DQPDSUDPDGPDWUGHYREKDYDSLWUGHYREKDYD DFDU\DGHYREKDYDDWLWKLGHYREKDYD (7DLWWLUL\D \DQJEHUDUWL :DKDLDQDNXFDSNDQODKVHODOX\DQJEHQDUVHODOXPHQJLNXWLGKDUPDMDQJDQ PDODVEHODMDUKRUPDWNHSDGDRUDQJWXDJXUXGDQSDUDWDPX\DQJGDWDQJ PHVNLSXQWLGDNGLXQGDQJ.DUPDQNXUXGLYDPDVYDSVLKNURGKDQUWHYDU MD\DXSDULVD\\DPYDUMD\DEHUDUWLEHNHUMDODKGHQJDQUDMLQMDQJDQWLGXU SDGD VLDQJ KDUL NHQGDOLNDQ NHPDUDKDQ MDQJDQ WLGXU GL DWDV NDVXU \DQJ HPSXN1DVLKDWJXUX\DQJODLQDGDODKHQJNDXDGDODKVHRUDQJEUDKPDFDUL ODNVDQDNDQVHODOXVDQGK\DVHPEDK\DQJ PLQXPODKDFDPDQDSHODMDULODK 9HGDVHODPDGXDEHODVWDKXQSDWXKSDGDXFDSDQJXUX\DQJEHQDUMDQJDQ LNXWLXFDSDQ\DQJWLGDNEHQDUMDQJDQEHUKXEXQJDQNHODPLQPDNDQPD NDQDQVDWWYLNDEHUVLNDSODKVRSDQELFDUDVHSHUOXQ\DGDQVHQDQWLDVDKRUPDW NHSDGDJXUX3HODNVDQDDQVDۦVNƗUDLQLMLNDGL,QGRQHVLDGLODNXNDQGHQJDQ PHODNXNDQWDKDSDQVHNRODK\DQJSHUWDPD\DLWXPHPDVXNLXVLDSHQGLGLNDQ XVLDGLQL3$8' 8. 8SƗQD\DQD6DۦVNƗUD
6XPEHU'RNXPHQ.HPGLNEXG
*DPEDU8SƗQ\DQD6DۦVNƗUD
SHQJHWDKXDQNHDJDPDDQ
8SƗQD\DQD 6DۦVNƗUD PHUXSDNDQ XSDFDUD XQWXN PXODL EHUVHNRODK GDODP EDWDV XPXU SDOLQJ DZDO WDKXQ GDQ SDOLQJ ODPEDW WDKXQ 0DVD EHODMDU LQL GLVHEXW GHQJDQ %UDKPDFDUL DVUDPD 7LWLE 8SDFDUD \DQJ VHMHQLV GHQJDQ 8SƗQD\DQD 6DۦVNƗUD \DQJ ELDVD GLODNXNDQ ROHK RUDQJRUDQJ %DOL GDQ -DZD \DQJ EHUDJDPD +LQGX DGDODKXSDFDUD³3DZLQWHQDQ´8SD FDUD LQL EHUIXQJVL VHEDJDL SHP EHUVLKDQ GLUL GDODP UDQJND PHP SHODMDULLOPXSHQJHWDKXDQWHUXWDPD
6HGDQJNDQXSDFDUDSDZLQWHQDQ\DQJOHELKEHVDUXQWXNPHQMDGLSHQGHWD GLVHEXW³'LNVD:LGKL´8SƗQD\DQDEHUDVDOGDULNDWD³8SƗ´EHUDUWLGHNDW GDQ³QD\DQ´EHUDUWLPHPEDZD\DQJPDNVXGQ\DDGDODKPHQGHNDWNDQDQDN NHSDGDJXUX
98
Kelas IX SMP/MTs
Semester 2
0HODOXL6DۦVNƗUDWHUVHEXWJXUXPHQHULPDDQDNVHEDJDLPXULGQ\D'DODP XSƗQ\DQDVDۦVNƗUDRUDQJWXDDNDQEHUNDWDNHSDGDJXUXDFDU\D ³.DPL WHODKPHODKLUNDQDQDNLQLGDQEHUXVDKDPHPEHULNDQNHKLGXSDQ\DQJEDLN 6HNDUDQJ NDPL LQJLQ DQDN LQL EHUNHPEDQJ GDODP PDV\DUDNDW VXSD\D LD ELVD PHQMDGL RUDQJ \DQJ EDLN 2OHK NDUHQD LWX DQDN LQL NDPL VHUDKNDQ NHSDGD JXUX´ 6DDW LWX JXUX DNDQ PHPEHULNDQ WLJD KHODL EHQDQJ \DQJ GLVHEXW\DMQRSDYLWDVHEDJDLVLPERODQDNLWXEROHKPHPSHODMDUL9HGDGDQ LOPXSHQJHWDKXDQ\DQJODLQ7LJDEHQDQJWHUVHEXWPHUXSDNDQVLPEXOGDUL WLJDUQDKXWDQJ \DLWXUVLUQDSLWUUQDGDQGHYDUQD7LWLE 5VL UQD EHUDUWL EHUKXWDQJ NHSDGD OHOXKXU \DLWX SDUD UVL VHKLQJJD DMDUDQ \DQJ PHUHND EHULNDQ GLWHUXVNDQ NHSDGD JHQHUDVL EHULNXWQ\D 3LWU UQD EHUDUWL EHUKXWDQJ NHSDGD RUDQJ WXD VHKLQJJD NLWD KDUXV PHQJKRUPDWL PHUHND 'HYD UQD EHUDUWL EHUKXWDQJ NHSDGD GHZDGHZD VHKLQJJD NLWD KDUXV PHPXMD SDUD GHZD7LJD KHODL EHQDQJ WHUVHEXW DNDQ VHODOX PHQJ LQJDWNDQ NLWD DJDU PHOXQDVL NHWLJD KXWDQJ WHUVHEXW 'DODP XSƗQ\DQD VDۦVNƗUDJXUXEHUNDWDNHSDGDPXULG ³:DKDL PXULGNX DNX PHQ\DWXNDQ KDWLPX GDQ KDWLNX SLNLUDQPX DNDQ VHODOX PHQJLNXWLNX NDPX MXJD DNDQ VHODOXPHPDWXKLXFDSDQNXGDQPXODL KDUL LQL 'HYD %UKDVSDWL PHQ\DWXNDQ NLWD EHUGXD´ 3DUDVNDU *K\DVnjWUD *KDVnjWUD PHQMHODVNDQ EDKZD VDۦV NƗUD WHUVHEXW GLODNVDQDNDQ SDGD *DPEDU3HODNVDQDDQ8SƗQD\DQD WDKXQ NHGHODSDQ XQWXN VHRUDQJ DQDN 6DۦVNƗUDGL-DNDUWD EUDKPDQD WDKXQ NHVHEHODV XQWXN NVDWUL\D GDQ WDKXQ NHGXDEHODV XQWXN YDLV\D DVWDPH YDUVH EUDKPDQDP XSDQD\HW -LND VDۦVNƗUD WHUVHEXW WLGDN GLODNVDQDNDQ SDGD WDKXQ \DQJ VXGDKGLWHQWXNDQRUDQJLWXGLVHEXWPatita\DLWXRUDQJ\DQJQDPDEDLNQ\D WHUFHPDUGDODPPDV\DUDNDWDWDXUGKYDPSDWLWDVDYLWULNDEKDYDQWL 6XPEHU'RNXPHQ.HPGLNEXG
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
99
$QDN \DQJ WHODK PHQGDSDWNDQ XSƗQ\DQD VDۦVNƗUD GLVHEXW GYLMD \DQJ DUWLQ\D PHQJDODPL NHODKLUDQ \DQJ NHGXD PHODOXL JXUX NDUHQD VDQJ JXUX \DQJ DNDQ PHPEXND PDWD DQDN LWX VHKLQJJD GDSDW PHOLKDW GHQJDQ EHQDU 3HODNVDQDDQ XSƗQ\DQD VDۦVNƗUD MXJD GLODNVDQDNDQ GL ,QGRQHVLD 3HODNVDQDDQLQLELDVDQ\DGLODNXNDQNHWLNDVHRUDQJVLV\DPHPDVXNLPDVD XQWXN EHODMDU GL 3DVUDPDQ DWDX OHPEDJD VHNRODK \DQJ SHODNVDQDDQQ\D GLSLPSLQROHKURKDQLDZDQDJDPD+LQGX 9. 9HGƗUDPEKD6DۦVNƗUD 3UDLVKDUWKD DWDX 9HGDUDPEKD DGDODK SURVHV SHPEHODMDUDQ :HGD GDQ 8SDQLVKDG3DGDDZDOVHWLDSSHULRGHDNDGHPLNDGDXSDFDUD\DQJGLVHEXW 8SDNDUPDGDQSDGDDNKLUVHWLDSSHULRGHDNDGHPLNDGDODJLXSDFDUD\DQJ GLVHEXW8SDVDUMDQDP6DۦVNƗUDLQLMDUDQJGLWHPXLSDGDPDV\DUDNDW+LQGX SDGD XPXPQ\D GDQ OHELK VHULQJ GLWHUDSNDQ SDGD NHOXDUJD EUDKPDQD ³9HGƗUDPEKD´\DQJWHUGLULGDULNDWD³9HGD´SHQJHWDKXDQ GDQ³DUDPEKD´ PXODL EHUDUWLPXODLPHQHULPDSHQJHWDKXDQGDULJXUX6DۦVNƗUDWHUVHEXW VHEDLNQ\D GLODNVDQDNDQ GL VHNRODK ROHK SDUD JXUX 7LWLE 3DGD]DPDQGDKXOXVDۦVNƗUDWHUVHEXWELDVDGLODNXNDQGLDVUDPDDWDXGL JXUXNXODNHOXDUJDJXUX VHSHUWL\DQJWHUGDSDWGL,QGLDVDPSDLVHNDUDQJ 9HGƗUDPEKDVDۦVNƗUDSHQWLQJEDJLVHRUDQJDQDNNDUHQDPHODOXLVDPVNDUD WHUVHEXWLDPHQGDSDW*D\DWUL0DQWUD\DQJPHUXSDNDQVXPEHUVHJDOD9HGD
6XPEHUZZZLQGLDQHW]RQHFRP
*DPEDU9HGƗUDPEKD6DۦVNƗUD
100
Kelas IX SMP/MTs
Semester 2
10. 6DPƗYDUWDQD6DۦVNƗUD 6DPƗYDUWDQD EHUDUWL ZLVXGD DGDODK XSDFDUD \DQJ EHUKXEXQJDQ GHQJDQ DNKLUSHQGLGLNDQIRUPDO8SDFDUDLQLPHQDQGDLDNKLUGDULPDVDPHQXQWXW LOPX +DO LQL MXJD PHQDQGDL DNKLU GDUL PDVD EUDKPDFDUL 6DPƗYDUWDQD EHUDUWLNHPEDOLNHUXPDKVHWHODKPHQ\HOHVDLNDQSHQGLGLNDQ$QDN\DQJ GLKDUDSNDQEHUWDSDGDQGLODUDQJKLGXSPHZDKVDDWGDODPPDVDSHQGLGLNDQ GDSDW EHUNXPSXO NHPEDOL EHUVDPD NHOXDUJD GDQ PHQLNPDWL NHKLGXSDQ GXQLDZL
6XPEHU'RNXPHQ.HPGLNEXG
*DPEDU3URVHVLSHODNVDQDDQXSDFDUD6DPƗYDUWDQD6DۦVNƗUD
'DODP&KDQGRJ\D8SDQLVDGGLEDKDVWHQWDQJNRQVHSEUDKPDFDUL$GDWLJD PDFDPEUDKPDFDUL\DLWXYDVXEUDKPDFDULDGDODKPXULG\DQJPHQMDODQL NHKLGXSDQ EUDKPDFDUL VHODPD WDKXQ UXGUD EUDKPDFDUL VHODPD WDKXQGDQDGLW\DEUDKPDFDULVHODPDWDKXQ'HQJDQNRQVHSWHUVHEXW JXUX GDSDW PHPEHUL EHEHUDSD SLOLKDQ NHSDGD PXULG -LND VHRUDQJ PXULG KDQ\DLQJLQPHQMDODQLNHKLGXSDQEUDKPDFDULVHODPDWDKXQNHPXGLDQ NHPEDOL NH UXPDK GDQ PHQLNDK DNDQ GLVHEXW YDVX 6HWHODK LWX LD GDSDW KLGXSEHUPDV\DUDNDWGHQJDQEDLN7LWLE 'DODPVDۦVNƗUDWHUVHEXWPXULGDNDQPHQJHPEDOLNDQGDQGDWRQJNDW GDQ PHNKDODVDEXNVXWHUD \DQJGLGDSDWGDODPXSƗQ\DQDVDۦVNƗUD'HQJDQ GHPLNLDQVDPƗYDUWDQD VDۦVNƗUD EHUWXMXDQDJDUDQDN\DQJWHODKVHOHVDL PHPSHODMDUDLYHGDGDQLOPXSHQJHWDKXDQODLQNHPEDOLNHUXPDKEHNHUMD GDQ PHQLNDK :LVXGD PHUXSDNDQ FRQWRK SHODNVDQDDDQ VDPƗYDUWDQD
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
101
VDۦVNƗUD 3DGD ]DPDQ VHNDUDQJ KDO LQL ELDVDQ\D GLODNXNDQ SDGD DNKLU PDVDEHODMDUEDLN\DQJGLODNXNDQSDGDWLQJNDWVHNRODKPHQHQJDKDWDVGDQ SHUJXUXDQWLQJJL+LQGX\DQJDGDGL,QGRQHVLD 11. 5DMDVZDODGDQ0DSDQGHV 5DMDVZDODGDQ0DSDQGHVPHUXSDNDQXSDFDUD\DQJGLODNXNDQROHKVHRUDQJ ZDQLWDVHEDJDLWDQGDVXGDKPHPDVXNLPDVDGHZDVD\DQJGLWDQGDLGHQJDQ PHQVWUXDVL SHUWDPD 7XMXDQ XSDFDUD LQL DGDODK XQWXN PHPRKRQ NHSDGD +\DQJ6HPDUD5DWLKXQWXNPHOLQGXQJLJDGLVGDULEHUEDJDLJRGDDQWHUXWDPD WHUKDGDS QDIVX VHNV 8SDFDUD XQWXN ODNLODNL GLODNXNDQ GHQJDQ GLWDQGDL PXQFXOQ\DMDNXQGDQSHUX EDKDQVXDUDDWDXUDMDVLQJKD 7LWLE 6HODQMXW Q\DDGDODKXSDFDUDSRWRQJ JLJL DWDX PDSDQGHV SD QJXU \DQJ GL WXQMXNDQ NH SDGD DQDN ODNLODNL GDQ SHUHPSXDQ\DQJPXODLPH PDVXNLXVLDGHZDVD7XMXDQ XSDFDUDSRWRQJJLJLLQLDGD ODK XQWXN OHELK PHQJHQGD OLNDQ GLUL GDUL SHQJDUXK 6XPEHUKWWSZZZEHULWDEDOLFRP OLQJNXQJDQ *DPEDU,OXVWUDVL8SDFDUD0HSDQGHV SRWRQJJLJL
3HODNVDQDDQ XSDFDUD LQL GLPDNVXGNDQXQWXNPHPRKRQNHSDGD+\DQJ:LGKLDJDUDQDNDQDNGDSDW PHQJHQGDOLNDQGLULQ\DGDULGRURQJDQQDIVX\DQJGLVHEXWGHQJDQVDGULSX 6DG ULSX WHUGLUL DWDV NDPD GRURQJDQ QDIVX VHNV \DQJ PHQMHUXPXVNDQ OREKD UDNXV NURGKD HPRVL PDWVDU\D LULKDWL PRKD ELQJXQJ GDQ PDGDPLQXPDQNHUDV .HHQDPGRURQJDQQDIVXLQLGLODPEDQJNDQGHQJDQ PHPRWRQJ GXD JLJL WDULQJ GDQ HPSDW JLJL VHUL 3HPRWRQJDQ JLJLJLJL WHUVHEXW GLPDNVXGNDQ DJDU NHODN PHQMDGL DQDN EHUWDQJJXQJ MDZDE GDQ PHPDQFDUNDQVLIDWNHGHZDWDDQ
12. 9LYƗKD6DۦVNƗUD 9LYƗKDVDۦVNƗUDPHUXSDNDQXSDFDUDSHUNDZLQDQXQWXNPHPDVXNLWLQJNDW KLGXS JULKDVWKD DVUDPD 9LYƗKD VDۦVNƗUD EHUWXMXDQ XQWXN PHODQMXWNDQ JDULV NHWXUXQDQ GDQ PHPHQXKL NHZDMLEDQ VHFDUD VHPSXUQD 3HODNVDQDDQ
102
Kelas IX SMP/MTs
Semester 2
YLYƗKDVDۦVNƗUDKDUXVEHUVDNVLNHSDGD6DQJ+\DQJ:LGKL:DVDPHODOXL DJQLKRPDDWDXVHPDFDPZLGKLZHGDQDVHKLQJJDNHGXDPHPSHODLGLDQJJDS EHUVLKMDVPDQLGDQURKDQLQ\DVHODQMXWQ\DGDSDWKLGXSVDKVHEDJDLVXDPL LVWULEDLNVHFDUDGXQLDZLPDXSXQVSLULWXDO7LWLE
6XPEHU3HQXOLV
*DPEDU3URVHVL3DGDVHYDQDP6XQJNHPDQ SDGDXSDFDUDSHU NDZLQDQDGDW-DZD
13. $QW\HVWKL6DۦVNƗUD $QW\HVWKLEHUDUWLSHPDNDPDQVDۦVNƗUDDNKLUDGDODKDQW\HVWKLDWDXXSDFDUD WHUDNKLU6DۦVNƗUDLQLWLGDNGLVHEXWNDQGDODPGDIWDUVDۦVNƗUDGLVHEDJLDQ EHVDU *܀K\D 6njWUD GDQ WHNVWHNV ODLQ \DQJ EHUELFDUD WHQWDQJ VDۦVNƗUD $ODVDQ XQWXN PHQLQJJDONDQ ULWXDO LQL NHOXDU DGDODK EDKZD KDO LQL WLGDN GLDQJJDSVHEDJDLVXDWXULWXDO\DQJPXUQLGDQPHQJXQWXQJNDQGDQWLGDN EROHKGLVHEXWNDQEHUVDPDGHQJDQVDPVNDUD\DQJODLQ8SDFDUDLQLGL%DOL GLNHQDOGHQJDQQJDEHQ 'LGDODPSDQFD\DMxDXSDFDUDLQLWHUPDVXNGDODPPitra yajña\DLWXXSDFDUD \DQJ GLWXMXNDQ XQWXN URK OHOXOXU 0DNQD XSDFDUD 1JDEHQ SDGD LQWLQ\D DGDODKXQWXNPHQJHPEDOLNDQURKOHOXKXURUDQJ\DQJVXGDKPHQLQJJDO NH WHPSDWDVDOQ\D:LDQD
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
103
'DODP DMDUDQ DJDPD +LQGX GL\DNLQL EDKZD 'HZD %UDKPD GL VDPSLQJ VHEDJDL GHZD SHQFLSWD MXJD DGDODK GHZD DSL 'HQJDQ GHPLNLDQ 1JDEHQ DGDODK SURVHV SHQ\XFLDQ URK GHQJDQ PHQJJXQDNDQ VDUDQD DSL VHKLQJJD GDSDWNHPEDOLNHVDQJSHQFLSWD\DLWX%UDKPD$SL\DQJGLJXQDNDQDGDODK DSLNRQNULWXQWXNPHPEDNDUMHQD]DKGDQDSLDEVWUDNEHUXSDPDQWUDSHQGHWD XQWXNPHPSUDOLQD\DLWXPHPEDNDUNHNRWRUDQ\DQJPHOHNDWSDGDDWPD 6HODQMXWQ\D GL 7DQD 7RUDMD GL NHQDO GHQJDQ 8SDFDUD $GDW 5DPEX6ROR\DLWXXSDFDUDDGDW NHPDWLDQ XSDFDUD SHQ\HPSXU QDDQ NHPDWLDQ 8SDFDUD LQL XQWXN PHQJKRUPDWL GDQ PHQJ DQWDUNDQDUZDKRUDQJ\DQJPH QLQJJDOGXQLDPHQXMXDODPURK \DLWXNHPEDOLNHSDGDNHDEDGLDQ EHUVDPDSDUDOHOXKXUPHUHNDGL VHEXDK WHPSDW SHULVWLUDKDWDQ \DQJGLVHEXW3X\DGLEDJLDQVH ODWDQ WHPSDW WLQJJDO PDQX VLD 3XQFDN DFDUD LQL GLVHEXW 8SDFDUD 5DQWH VHUWD DFDUD ODLQ VHSHUWL $GX .HUEDX GDQ $GX .DNL 8SDFDUD $GDW 5DPEX 6ROR VHULQJ MXJD GLVHEXW XSD 6XPEHUZZZULFKQDJDEORJVSRWFRP FDUD SHQ\HPSXUQDDQ NHPDWLDQ *DPEDU8SDFDUD.UHPDVL1JDEHQ NDUHQD RUDQJ \DQJ PHQLQJJDO GL%DOL EDUXGLDQJJDSEHQDUEHQDUPH QLQJJDO VHWHODK VHOXUXK SURVHVL XSDFDUD LQL OHQJNDS -LND EHOXP PDND RUDQJ\DQJPHQLQJJDOWHUVHEXWKDQ\DGLDQJJDSVHEDJDLRUDQJ³VDNLW´DWDX ³OHPDK´2OHKVHEDELWXLDWHWDSGLSHUODNXNDQVHSHUWLKDOQ\DRUDQJKLGXS \DLWX GLEDULQJNDQ GL WHPSDW WLGXU GDQ GLEHUL KLGDQJDQ PDNDQDQ GDQ PLQXPDQEDKNDQVHODOXGLDMDNEHUELFDUD 2OHKNDUHQDLWXPDV\DUDNDWVHWHPSDWPHQJDQJJDS8SDFDUD$GDW5DPEX 6RORLQLVDQJDWSHQWLQJ.HVHPSXUQDDQXSDFDUDLQLDNDQPHQHQWXNDQSRVLVL DUZDKRUDQJ\DQJPHQLQJJDOWHUVHEXWDSDNDKVHEDJDLDUZDKJHQWD\DQJDQ (ERPER DUZDK \DQJ PHQFDSDL WLQJNDW GHZD WRPHPEDOL SXDQJ DWDX PHQMDGLGHZDSHOLQGXQJGHZDWD 'HQJDQGHPLNLDQXSDFDUD5DPEX6ROR
104
Kelas IX SMP/MTs
Semester 2
PHQMDGLVHEXDK³NHZDMLEDQ´EDJLNHOXDUJD\DQJGLWLQJJDONDQ2OHKNDUHQD LWX GHQJDQ FDUD DSDSXQ PDV\DUDNDW 7DQD 7RUDMD DNDQ PHQJDGDNDQQ\D VHEDJDL EHQWXN SHQJDEGLDQ NHSDGD RUDQJ WXD PHUHND \DQJ PHQLQJJDO GXQLD
6XPEHUZZZNHUWDVRQOLQHFRP
*DPEDU8SDFDUD.HPDWLDQ5DPEX6ROR GL7DQD7RUDMD
,WXODK SHPEDJLDQ VDۦVNƗUD \DQJ ELDVDQ\D SDOLQJ VHULQJ GLODNVDQDNDQ ROHKXPDW+LQGXVHFDUDXPXP$GDSXQVDۦVNƗUDLQLMLNDGLNDLWNDQGHQJDQ NHKLGXSDQ NHDJDPDDQ \DQJ DGD GL ,QGRQHVLD PHQ\HVXDLNDQ GHQJDQ GDHUDK PDVLQJPDVLQJPHQJLNXWLNHDULIDQORNDO\DQJDGD6HODQMXWQ\DSHODNVDQDDQ VDۦVNƗUDWHUVHEXWMXJDDNDQGLVHVXDLNDQGHQJDQNRQGLVLNHOXDUJDGDQGDHUDK WHPSDW WLQJJDO 3DGD KDNLNDWQ\D VDۦVNƗUD PHUXSDNDQ SURVHVL ULWXDO \DQJ GLODNVDQDNDQROHKPDQXVLDVHMDNGDODPNDQGXQJDQVDPSDLGHQJDQPHQLQJJDO GXQLDEHUGDVDUNDQDWDVNHLNKODVDQGDQNHPDPSXDQ
Kegiatan Siswa %XDWODKNOLSLQJWHQWDQJVDۦVNƗUD+LQGX 3HWXQMXN %XDWODKNHORPSRNNHPXGLDQFDULODKDUWLNHO\DQJDGDGLPDMDODKNRUDQ DWDXLQWHUQHW .HPXGLDQ WHPSHONDQODK DUWLNHO WHUVHEXW SDGD NHUWDV $ PLQLPDO KDODPDQMLNDDUWLNHOGDULLQWHUQHWGLFHWDNWHUOHELKGDKXOX%XDWODKPDVLQJ PDVLQJKDODPDQDUWLNHOWHUVHEXW+LDVVHPHQDULNPXQJNLQVHVXDLGHQJDQ NUHDWL¿WDVPX Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
105
%XDWODK NRPHQWDU GDUL PDVLQJPDVLQJ KDODPDQ GDQ SDGD EDJLDQ DNKLU DUWLNHOGDQEXDWODKNHVLPSXODQNHVHOXUXKDQODSRUDQ 3UHVHQWDVLNDQKDVLOODSRUDQNHORPSRNPXGLGHSDQNHODV -LOLGODKGHQJDQUDSLODSRUDQDUWLNHOPXVHWHODKPHQGDSDWNRUHNVLGDULJXUX
Uji Kompetensi -HODVNDQSHQGDSDWPXWHQWDQJVDۦVNƗUD ________________________________________________________ ________________________________________________________ ________________________________________________________ ________________________________________________________ ________________________________________________________ ________________________________________________________ ________________________________________________________ ________________________________________________________ ___________________________________________________________ 6HEXWNDQGDQMHODVNDQWHQWDQJMHQLVVDۦVNƗUDGDODP+LQGX ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ __________________________________________________________ ___________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________ &HULWDNDQSHQJDODPDQPXWHQWDQJSHODNVDQDDQ VDۦVNƗUD+LQGX\DQJWHU MDGLGLOLQJNXQJDQPX ________________________________________________________ ________________________________________________________ ________________________________________________________ ________________________________________________________ ________________________________________________________ ________________________________________________________
106
Kelas IX SMP/MTs
Semester 2
Tugas Kerjakan pada lembaran lain. %XDWODKUDQJNXPDQGDULPDWHULVDۦVNƗUD _____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________
3DUDI*XUX
3DUDI2UDQJ7XD
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
1LODL
107
Bab 7
Kepemimpinan Renungan Bacalah Serat Wedatama, I.10, Mangkunegara IV teks di bawah ini dan pahamilah! Marma ing sabisa-bisa Babasané muriha tyas basuki Puruita kang patut Lan traping angganira Ana uga anggêr-ugêring keprabun Abon-aboning panêmbah Kang kambah ing siyang ratri Terjemahan: Maka sedapat mungkin, usahakan berhati baik, mengabdilah dengan baik, sesuai dengan kemampuanmu, juga tata-cara kenegaraan tata-cara berbakti, yang berlaku sepanjang waktu. (Serat Wedatama, I.10, Mangkunegara IV)
108
Kelas IX SMP/MTs
Semester 2
Kegiatan Siswa Sebelum melanjutkan materi pelajaran, coba diskusikan tentang: 1. 2. 3. 4.
Sebutkan tokoh-tokoh pemimpin dunia yang kamu ketahui! Sebutkan nama Presiden Indonesia dari pertama hingga saat ini! Sebutkan nilai-nilai yang dicontohkan dari pemimpin-pemimpin tersebut! Carilah video (Internet atau DVD) tentang kepemimpinan dari Ramayana dan Mahabharata!
Memahami Teks
A. Pengertian Kepemimpinan Istilah pemimpin berasal dari kata dasar “pimpin,” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai “bimbing atau tuntun.” Kata kerja dari kata dasar ini, yaitu “memimpin” yang berarti “membimbing atau menuntun.” Dari kata dasar ini pula lahirlah istilah “pemimpin” yang berarti “orang yang memimpin” (Tim Penyusun, 2005:874). Kata pemimpin mempunyai padanan kata dalam Bahasa Inggris “leader.” Sementara itu kata “pemimpin” mempunyai kaitan yang sangat erat dengan kata “kepemimpinan.” Kepemimpinan adalah kemampuan yang dimiliki dari seorang pemimpin. Dengan kata lain, kepemimpinan juga dapat diartikan sebagai kemampuan untuk membimbing dan menuntun seseorang. Jika kata pemimpin mempunyai padanan kata dalam Bahasa Inggris (leader), maka kepemimpinan juga mempunyai padanan kata dalam Bahasa Inggris, yaitu leadership. Kata ini berasal dari kata dasar “lead” yang dalam Oxford Leaner’s Pocket Dictionary (Manser, et all.,1995 : 236) diartikan sebagai “show the way, especially by going in front.” Sementara itu, kata “leadership” diartikannya sebagai “qualities of a leader”. Secara umum, kepemimpinan diartikan sebagai kemampuan untuk mengoordinir dan mengerahkan orang-orang serta golongan-golongan untuk tujuan yang diinginkan (Tim Penyusun, 2004:78). Menurut William H.Newman (1968), kepemimpinan adalah kegiatan untuk memengaruhi perilaku orang lain atau seni memengaruhi perilaku manusia baik perorangan maupun kelompok. Bahasan mengenai pemimpin dan kepemimpinan pada umumnya menjelaskan bagaimana serta syarat-syarat apa yang perlu dimiliki untuk menjadi seorang pemimpin yang baik. Menyimak pengertian
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
109
tersebut, maka terkait dengan kepemimpinan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, kepemimpinan selalu melibatkan orang lain sebagai pengikut. Kedua, dalam kepemimpinan terjadi pembagian kekuatan yang tidak seimbang antara pemimpin dan yang dipimpin. Ketiga, kepemimpinan merupakan kemampuan menggunakan bentuk-bentuk kekuatan untuk memengaruhi perilaku orang lain. Keempat, kepemimpinan adalah suatu nilai (values), suatu proses kejiwaan yang sulit diukur. Kepemimpinan adalah proses memimpin, mengatur, menggerakkan, dan menjalankan suatu organisasi, lembaga, birokrasi, dan sebagainya. Kepemimpinan juga bermakna suatu values atau nilai yang sulit diukur karena berhubungan dengan proses kejiwaan, hal ini berhubungan dengan kepemimpinan sebagai kewibawaan. Dalam kepemimpinan selalu ada pembagian kekuatan yang tidak seimbang antara pemimpin dengan yang dipimpin. Oleh karena itu seorang pemimpin harus memiliki sesuatu yang lebih daripada yang dipimpin. Pemimpin adalah teladan, panutan, yang pantas dicontoh oleh anggotanya. Hindu mengajarkan dalam Kautilya Arthasastra tentang tujuan proses kepemimpinan sebagai berikut. “apa yang membuat Raja senang bukanlah kesejahteraan, tetapi yang membuat rakyat sejahtera itulah kesenangan seorang Raja” (L.N Rangarajan 1992).
Sumber: www.1bp.blogspot.com
Gambar 7.1 Ilustrasi Prabhu Siliwangi
Implikasi dari pernyataan ini bahwa tujuan dan makna kesuksesan sebuah proses kepemimpinan adalah apabila tercipta kesejahteraan bagi seluruh anggota organisasi, bahkan lebih luas hingga kebahagiaan dunia.
Sejarah kepemimpinan Hindu selalu menampilkan sosok seorang pemimpin sebagai keturunan dari Dewa. Hal ini menggambarkan bahwa seorang pemimpin selayaknya memiliki sifat-sifat kedewataan. Sifat-sifat kedewataan adalah menerangi (dev = sinar), melindungi (bhatara: pelindung),
110
Kelas IX SMP/MTs
Semester 2
dan pemelihara (visnu:pemelihara). Oleh sebab itu, tidak mengherankan jika para Raja terdahulu di Jawa misalnya, Sri Airlangga digambarkan sebagai perwujudan Wisnu yang menaiki burung Garuda (Garuda Wisnu Kencana). Garuda adalah simbol pembebasan, simbol kemerdekaan, bahwa seorang pemimpin harus dapat membebaskan rakyatnya dari segala ke-papa-an dan ke-duka-an. Wisnu adalah simbol pelindung, pemelihara Maha Agung, yang mampu melindungi seluruh rakyat dari segala ancaman dan gangguan, menciptakan rasa aman dan tenteram bagi masyarakat (Titib, 2000: 384). Hal yang sama seperti Prabhu Siliwangi dalam memerintah kerajaan Padjajaran. Sementara itu, Kencana adalah simbol kewibawaan, kemegahan, kekayaan. Kelebihan-kelebihan yang harus dimiliki oleh seorang raja dalam memimpin, yaitu bala (kekuatan), kosa (kekayaan) dan wahana (fasilitas). Jika seorang pemimpin tidak memiliki semua kelebihan ini, maka dia akan ditinggalkan oleh rakyatnya. Untuk itu, dalam materi ini akan dibahas sifat-sifat dewa, Asta Brata, yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin sebagai etika kepemimpinan.
Kegiatan Siswa Tuliskan nama-nama tokoh Hindu yang berperan dalam mengembangkan agama Hindu di Indonesia mapun di dunia! (Laporan dalam bentuk portofolio). __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
111
Memahami Teks
B. Kepemimpinan dalam Hindu Dalam agama Hindu, banyak ditemukan istilah yang menunjuk pada pengertian pemimpin. Ajaran atau konsep kepemimpinan (leadership) dalam agama Hindu dikenal dengan istilah Adhipatyam atau Nayakatvam. Kata “Adhipatyam” berasal dari kata “Adhipati” yang berarti “raja tertinggi” (Wojowasito, 1977:5). Sedangkan “Nayakatvam” dari kata “Nayaka” yang berarti “pe-mimpin, terutama, tertua, kepala” (Wojowasito, 1977:177). Di samping kata Adhipati dan Nayaka yang berarti pemimpin, terdapat juga beberapa istilah atau sebutan untuk seorang pemimpin dalam menjalankan dharma negaranya, yaitu: Raja, Maharaja, Prabhu, Ksatriya, Svamin, Isvara dan Natha. Disamping istilah-istilah tersebut, di Indonesia kita kenal istilah Ratu atau Datu, Sang Wibhuh, Murdhaning Jagat dan sebagainya yang mempunyai arti yang sama dengan kata pemimpin, namun secara termi-nologis terdapat beberapa perbedaan (Titib, 1995 : 3).
Sumber: www.booksambo.blogspot.com
Asal-usul seorang pemimpin sebenarnya telah ditegaskan dalam kitab suci Veda (Yajurveda XX.9). Hal tersebut telah disebutkan di awal pembahasan bab 7, yang secara jelas menyatakan bahwa seorang pemimpin berasal dari warga negara atau rakyat. Tentunya yang dimaksudkan oleh kitab suci ini adalah benar-benar memiliki NXDOL¿NDVLDWDXNHPDPSXDQVHVHRUDQJ Hal ini adalah sejalan dengan bakat dan kemampuan atau profesi seseorang yang dalam ba-hasa Sansekerta disebut dengan Varna. Kata Varna dari urat kata “Vr” yang artinya pilihan bakat dari seseorang (Titib, 1995 : 10).
Gambar 7.2 Mahatma Gandhi
112
Kelas IX SMP/MTs
Semester 2
Bila bakat kepemimpinannya menonjol dan mampu memimpin sebuah organisasi dengan baik di sebut ksatriya, karena kata ksatriya artinya yang memberi perlindungan. Orang yang memiliki kecerdasan yang tinggi, senang terjun di bidang spiritual, ia adalah seorang Brahmana. Demikian pula profesi-profesi masyarakat seperti pedagang, pengusaha, petani, dan nelayan. Dalam sejarah Hindu banyak contoh pemimpin yang perlu dijadikan suri teladan. Di setiap zaman dalam sejarah Hindu selalu muncul tokoh yang menjadi pemimpin, seperti Airlangga, Sanjaya, Ratu Sima, Sri Aji Jayabhaya, Jayakatwang, Kertanegara, Hayam Wuruk, dan Gajah Mada. Di era sekarang banyak tokoh Hindu yang juga dapat dijadikan sebagai panutan/pimpinan, seperti: Mahatma Gandhi, Svami Vivekananda, Ramakrsna, dan Sri Satya Sai. Selain itu, contoh kepemimpinan Hindu yang ideal dapat ditemukan dalam cerita Itihasa dan Purana. Banyak tokoh dalam cerita tersebut yang diidealkan menjadi pemimpin Hindu, misalnya: Dasaratha, Sri Rama, Wibhisana, Arjuna Sasrabahu, Pandudewanata, dan Yudisthira. Tokoh-tokoh kepemimpinan ini sebagai teladan untuk pemimpin yang akan datang untuk mewujudkan keharmonisan dunia. Pada umumnya dalam cerita Itihasa dan Purana antara pemimpin (Raja) tidak bisa dipisahkan dengan Pandita sebagai Purohito (penasehat Raja). Brahmana ksatriya sadulur artinya penguasa dan pendeta sejalan. “Raja tanpa Pandita lemah, Pandita tanpa Raja akan musnah.” Misalnya, Bhatara Guru dalam memimpin Kahyangan Jonggring Salaka dibantu oleh Maharsi Narada sebagai penasihatnya, Maharaja Dasaratha ketika memimpin Ayodya dibantu oleh Maharsi Wasistha, Maharaja Pandu dalam memimpin Astina dibantu oleh Krpacharya. Kemudian, seiring dengan perjalanan waktu dan perkembangan zaman, banyak tokoh bermunculan untuk memajukan Hindu, baik itu di Indonesia maupun di negara lain.
Kegiatan Siswa Petunjuk: 1. Buatlah kelompok, kemudian bersama kelompokmu, buatlah daftar pertanyaan tentang tugas pemimpin sebagai pedoman untuk wawancara kepada RT, RW, dan tokoh pemimpin suatu lembaga di lingkungan tempat tinggalmu. 2. Tuliskan hasil wawancara pada setiap kelompok terkait dengan tugas pemimpin yang telah kamu wawancarai dan presentasikan di depan kelas.
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
113
Memahami Teks
C. Tipilogi Kepemimpinan Hindu Kata Tipologi dalam KBBI adalah ilmu watak bagian manusia golongangolongan menurut corak watak masing-masing (KBBI, 2003). Jadi, tipologi kepemimpinan Hindu disini adalah jenis-jenis kepemimpinan dalam ajaran Hindu. Dalam konsep kepemimpinan Barat yang lebih banyak dijadikan dasar adalah sikap dan tingkah laku dari para pemimpin-pemimpin besar di dunia. Oleh karena itu, mereka banyak mengemukakan jenis-jenis kepemimpinan yang sesuai dengan tokoh personalnya (Sutedja, 2007: 12), seperti: kepemimpinan Karismatik, Paternalistik, Maternalistik, Militeristik, Otokrasi, Lassez Faire, Populistik, Eksekutif, Demokratik, Personal, dan Sosial. Lain halnya dengan konsep kepemimpinan dalam ajaran Hindu. Selain dasar tersebut, yang terutama sekali kepemimpinan Hindu bersumber dari kitab suci Weda dan diajarkan oleh para orang-orang suci. Kepemimpinan Hindu juga banyak mengacu pada tatanan alam semesta yang merupakan ciptaan dari Tuhan Yang Maha Esa. Adapun konsep-konsep kepemimpinan Hindu yang banyak diajarkan dalam sastra dan susastranya antara lain: Sad Warnaning Rajaniti, Catur Kotamaning Nrpati, Tri Upaya Sandi, Pañca Upaya Sandi, Asta Brata, Nawa Natya, Pañca Dasa Paramiteng Prabhu, Sad Upaya Guna, dan Pañca Satya (Ngurah, 2006: 194). Berikut ini rincian dari konsep-konsep kepemimpinan Hindu. 1. Sad Warnaning Rajaniti Sad Warnaning Rajaniti atau Sad Sasana adalah enam sifat utama dan kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang raja (Ngurah, 2006: 196). Konsep ini ditulis oleh Candra Prkash Bhambari dalam buku “Substance of Hindu Politiy.” Adapun bagian-bagian Sad Warnaning Rajaniti sebagai berikut. a. Abhigamika, artinya seorang raja atau pemimpin harus mampu menarik perhatian positif dari rakyatnya. b. Prajña, artinya seorang raja atau pemimpin harus bijaksana. c. Utsaha, artinya seorang raja atau pemimpin harus memiliki daya kreatif yang tinggi. d. Atma Sampad, artinya seorang raja atau pemimpin harus bermoral yang luhur.
114
Kelas IX SMP/MTs
Semester 2
e. Sakya samanta, artinya seorang raja atau pemimpin harus mampu mengontrol bawahannya dan sekaligus memperbaiki hal-hal yang di anggap kurang baik. f. Aksudra Parisatka, artinya seorang raja atau pemimpin harus mampu memimpin sidang para menterinya dan dapat menarik kesimpulan yang bijaksana sehingga diterima oleh semua pihak yang mempunyai pandangan yang berbeda-beda. 2. &DWXU.RWDPDQLQJ1܀SDWL Catur Kotamaning Nrpati merupakan konsep kepemimpinan Hindu pada zaman Majapahit sebagaimana ditulis oleh M. Yamin dalam buku “Tata Negara Majapahit” (Ngurah, 2006: 196). Catur Kotamaning Nrpati adalah empat syarat utama yang harus dimiliki seorang pemimpin. Adapun keempat syarat utama tersebut adalah: a. Jñana Wisesa Suddha, artinya raja atau pemimpin harus memiliki pengetahuan yang luhur dan suci. Dalam hal ini ia harus memahami kitab suci atau ajaran agama (agama agëming aji). b. Kaprahitaning Praja, artinya raja atau pemimpin harus menunjukkan belas kasihnya kepada rakyatnya. Raja yang mencintai rakyatnya akan dicintai pula oleh rakyatnya. Hal ini sebagaimana perumpamaan singa (raja hutan) dan hutan dalam Kakawin Niti Sastra I.10 berikut ini: Singa adalah penjaga hutan, akan tetapi juga selalu dijaga oleh hutan. Jika singa dengan hutan berselisih, mereka marah, lalu singa itu meninggalkan hutan. Hutannya dirusak manusia, pohon-pohonnya ditebangi sampai menjadi terang, singa yang lari bersembunyi dalam curah, di tengah-tengah ladang, diserbu dan dibinasakan (Darmayasa, 1995). c. Kawiryan, artinya seorang raja atau pemimpin harus berwatak pemberani dalam menegakkan kebenaran dan keadilan berdasarkan pengetahuan suci yang dimilikinya. d. Wibawa, artinya seorang raja atau pemimpin harus berwibawa terhadap bawahan dan rakyatnya. Raja yang berwibawa akan disegani oleh rakyat dan bawahannya.
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
115
3. Tri Upaya Sandhi Di dalam Lontar Raja Pati Gundala disebutkan bahwa seorang raja harus memiliki tiga upaya agar dapat menghubungkan diri dengan rakyatnya. Adapun bagian-bagian Tri Upaya Sandi adalah: a. Rupa, artinya seorang raja atau pemimpin harus mengamati wajah dari para rakyatnya. Dengan demikian, ia akan mengetahui kondisi rakyatnya, apakah sedang dalam kesusahan atau tidak. b. Wangsa, artinya seorang raja atau pemimpin harus mengetahui susunan PDV\DUDNDWVWUDWL¿NDVLVRVLDO DJDUGDSDWPHQHQWXNDQSHQGHNDWDQDSD yang harus digunakan. c. Guna, artinya seorang raja atau pemimpin harus mengetahui tingkat peradaban atau kepandaian dari rakyatnya sehingga ia bisa mengetahui apa yang diperlukan oleh rakyatnya. 4. Pañca Upaya Sandhi Dalam Lontar Siwa Buddha Gama Tattwa disebutkan ada lima tahapan upaya yang harus dilakukan oleh seorang raja dalam menyelesaikan persoalanpersoalan yang menjadi tanggung jawab raja (Ngurah, 2006: 196). Adapun bagian-bagian dari Pañca Upaya Sandi ini adalah: a. Maya, artinya seorang pemimpin perlu melakukan upaya dalam mengumpulkan data atau permasalahan yang masih belum jelas duduk perkaranya. b. Upeksa, artinya seorang pemimpin harus meneliti dan menganalisis VHPXDGDWDGDWDWHUVHEXWGDQPHQJRGL¿NDVLNDQVHFDUDSURIHVLRQDOGDQ proporsional. c. Indra Jala, artinya seorang pemimpin harus bisa mencarikan jalan keluar dalam memecahkan persoalan yang dihadapi sesuai dengan hasil analisisnya. d. Wikrama, artinya seorang pemimpin harus melaksanakan semua upaya penyelesaian dengan baik sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. e. Logika, artinya seorang pemimpin harus mengedepankan pertimbanganpertimbangan logis dalam menindaklanjuti penyelesaian permasalahan yang telah ditetapkan.
116
Kelas IX SMP/MTs
Semester 2
5. Asta Brata Asta Brata adalah ajaran kepemimpinan yang diberikan oleh Sri Rama kepada Gunawan Wibhisana. Ajaran ini diberikan sebelum Gunawan Wibhisana memegang tampuk kepemimpinan Alengka Pura pasca kemenangan Sri Rama melawan keangkaramurkaan Rawana. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam Pustaka Suci Manu Smrti IX.303 berikut ini, “Hendaknya raja berbuat seperti perilaku yang sama dengan dewa-dewa, Indra, Surya, Wayu, Yama, Waruna, Candra, Agni dan Prthiwi (Pudja dan Sudharta, 2002: 607).” Hal itu kemudian ditegaskan dalam Kakawin Ramayana XXIV.52 sebagai berikut: Sang Hyang Indra, Yama, Surya, Candra dan Bayu, Sang Hyang Kwera, Baruna dan Agni itu semuanya delapan hendaknya semua itu menjadi pribadi sang raja. Oleh karena itulah beliau harus memuja Asta Brata untuk mewujudkan kepemimpinan yang makmur untuk rakyat (Tim Penyusun, 2004: 98). Ada perbedaan sedikit antara konsep Asta Brata dalam Pustaka Suci Manu Smrti dan Kakawin Ramayana. Pada Pustaka Suci Manu Smrti konsep Asta Brata disebut Prthiwi Brata. Sementara itu, pada Kakawin Ramayana konsep Asta Brata disebut Kwera Brata. Semua raja harus memuja Asta Brata ini. Asta Brata merupakan delapan landasan sikap mental bagi seorang pemimpin. Adapun delapan bagian Asta Brata tersebut adalah: 1. Indra Brata, kepemimpinan bagaikan Dewa Indra atau Dewa Hujan; Di mana hujan itu berasal dari air laut yang menguap. Dengan demikian, seorang pemimpin berasal dari rakyat harus kembali mengabdi untuk rakyat. 2. Yama Brata, kepemimpinan yang bisa menegakkan keadilan tanpa pandang bulu bagaikan Sang Hyang Yamadipati yang mengadili Sang Suratma. 3. Surya Brata, kepemimpinan yang mampu memberikan penerangan kepada warganya bagaikan Sang Surya yang menyinari dunia. 4. Candra Brata, mengandung maksud pemimpin hendaknya mempunyai tingkah laku yang lemah lembut atau menyejukkan bagaikan Sang Candra yang bersinar di malam hari. 5. Bayu Brata, mengandung maksud pemimpin harus mengetahui pikiran atau kehendak (bayu) rakyat dan memberikan angin segar untuk para kawula alit atau wong cilik sebagimana sifat Sang Bayu yang berhembus dari daerah yang bertekanan tinggi ke rendah.
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
117
6. Baruna Brata, mengandung maksud pemimpin harus dapat menanggulangi kejahatan atau penyakit masyarakat yang timbul sebagaimana Sang Hyang Baruna membersihkan segala bentuk kotoran di laut. 7. Agni Brata, mengandung maksud pemimpin harus bisa mengatasi musuh yang datang dan membakarnya sampai habis bagaikan Sang Hyang Agni. 8. Kwera atau Prthiwi Brata, mengandung maksud seorang pemimpin harus selalu memikirkan kesejahteraan rakyatnya sebagaimana bumi memberikan kesejahteraan bagi umat manusia dan bisa menghemat dana sehemat-hematnya seperti Sang Hyang Kwera dalam menata kesejahteraan di kahyangan. 6. Nawa Natya Dalam Lontar Jawa Kuno yang berjudul “Nawa Natya” dijelaskan tentang seorang raja dalam memilih pembantu-pembantunya (menterinya). Ada sembilan kriteria yang harus diperhatikan oleh seorang raja dalam memilih para pembantunya (Ngurah, 2006: 197). Sembilan kriteria inilah yang dikenal sebagai Nawa Natya. Adapun kesembilan kriteria itu adalah: 1. Prajña Nidagda (bijaksana dan teguh pendiriannya). 2. Wira Sarwa Yudha (pemberani dan pantang menyerah dalam setiap medan perang). 3. Paramartha (bersifat mulia dan luhur) 4. Dhirotsaha (tekun dan ulet dalam setiap pekerjaan) 5. Wragi Wakya (pandai berbicara atau berdiplomasi) 6. Samaupaya (selalu setia pada janji) 7. Lagawangartha (tidak pamrih pada harta benda) 8. Wruh Ring Sarwa Bastra (bisa mengatasi segala kerusuhan) 9. Wiweka (dapat membedakan mana yang baik dan yang buruk). 7. Pañca Dasa Pramiteng Prabhu Dalam Lontar Negara Kertagama, Rakawi Prapañca menuliskan keutamaan sifat-sifat Gajah Mada sebagai Maha Patih Kerajaan Majapahit (Ngurah, 2006: 196). Sifat-sifat utama itu pula yang mengantarkan Majapahit mencapai
118
Kelas IX SMP/MTs
Semester 2
puncak kejayaannya. Sifat-sifat utama tersebut ada 15 yang disebut sebagai Pañca Dasa Pramiteng Prabhu. Adapun kelima belas bagian dari Pañca Dasa Pramiteng Prabhu tersebut adalah: 1. Wijayana (bijaksana dalam setiap masalah). 2. Mantri Wira (pemberani dalam membela negara). 3. Wicaksananengnaya (sangat bijaksana dalam memimpin). 4. Natanggwan (dipercaya oleh rakyat dan negaranya). 5. Satya Bhakti Prabhu (selalu setia dan taat pada atasan). 6. Wagmiwak (Pandai bicara dan berdiplomasi). 7. Sarjawa Upasama (sabar dan rendah hati). 8. Dhirotsaha (teguh hati dalam setiap usaha). 9. Teulelana (teguh iman dan optimistis). 10.Tan Satrsna (tidak terlihat pada kepentingan golongan atau pribadi). 11.Dibyacita (lapang dada dan toleransi). 12.Nayakken Musuh (mampu membersihkan musuh-musuh negara). 13.Masihi Samasta Bawana (menyayangi isi alam). 14.Sumantri (menjadi abdi negara yang baik). 15.Gineng Pratigina (senantiasa berbuat baik dan menghindari perbuatan buruk). 8. Sad Upaya Guna Dalam Lontar Rajapati Gondala dijelaskan ada enam upaya yang harus dilakukan oleh seorang raja dalam memimpin negara. Keenam upaya ini disebut juga sebagai Sad Upaya Guna (Sutedja, 2007). Adapun keenam upaya tersebut adalah: Siddhi (kemampuan bersahabat); Wigrha (memecahkan setiap persoalan yang ada dalam kehidupan); Wibawa (menjaga kewibawaan diri sendiri dan rakyatnya); Winarya (cakap dalam memimpin); Gascarya (mampu menghadapi lawan yang kuat), dan Stanha (menjaga hubungan baik). Dalam lontar yang sama disebutkan pula ada 10 macam orang yang bisa dijadikan sahabat oleh Raja pemimpin. Kesepuluh macam tersebut adalah orang yang: 1. Satya, artinya kejujuran 2. Arya, artinya orang besar 3. Dharma, artinya kebajikan
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
119
4. Asurya, artinya orang yang dapat mengalahkan musuh 5. Mantri, artinya orang yang dapat mengalahkan kesusahan 6. Salyatawan, artinya orang yang banyak sahabatnya 7. Bali, artinya orang yang kuat dan sakti 8. Kaparamarthan, artinya kerohanian 9. Kadiran, artinya orang yang tetap pendiriannya 10.Guna, artinya orang yang pandai 9. Pañca Satya Selain upaya, sifat dan kriteria sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya, masih ada satu lagi landasan bagi pemimpin Hindu dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari. Landasan ini ada lima yang dikenal sebagai Pañca Satya. Lima satya ini harus dijadikan sebagai landasan bagi seorang pemimpin Hindu di manapun dia berada. Kelima landasan itu adalah : 1. 2. 3. 4. 5.
Satya Hrdaya (jujur terhadap diri sendiri/setia dalam hati) Satya Wacana (jujur dalam perkataan/setia dalam ucapan) Satya Samaya (setia pada janji) Satya Mitra (setia pada sahabat) Satya Laksana (jujur dalam perbuatan)
Kelima landasan ini juga harus dijadikan pedoman dalam hidupnya, sehingga ia akan menjadi seorang pemimpin yang hebat, berwibawa, disegani dan sebagainya. Tingkat keberhasilan dari seorang pemimpin dalam memimpin ditentukan oleh dua faktor, yaitu: faktor usaha manusia (Manusa atau jangkunging manungsa) dan faktor kehendak Tuhan (Daiwa atau jangkaning Dewa). Sementara tingkat keberhasilannya bisa berupa penurunan (Ksaya), tetap atau stabil (Sthana), dan peningkatan atau kemajuan (Vrddhi) (Kautilya, 2004: 392-393). Sifat dan sikap yang dimiliki oleh seorang pemimpin merupakan penentu berhasil atau tidaknya seorang pemimpin dalam menjalankan roda pemerintahan. Sifat dan sikap yang dimiliki oleh pemimpin dapat di sempurnakan dengan mendalami, memedomani, dan mengamalkan ajaranDMDUDQVHUWDEHUEDJDLLOPXSHQJHWDKXDQ\DQJGLSHODMDUL0HQXUXW$UL¿Q$EGXO Rachman (1971: 102) dalam bukunya yang berjudul “Kerangka Pokok-pokok
120
Kelas IX SMP/MTs
Semester 2
Mengenai Manajemen Umum” menyebutkan bahwa terdapat tiga golongan sifat-sifat para pemimpin, antara lain: 1. Sifat-sifat pokok, yaitu sifat-sifat dasar yang dimiliki oleh setiap pemimpin, antara lain adil, suka melindungi/mengayomi, penuh inisiatif, penuh daya tarik, dan penuh kepercayaan pada diri sendiri. 2. Sifat-sifat khusus karena pengaruh tempat, yaitu sifat-sifat yang pada pokoknya sesuai dengan kepribadian bangsa, seperti bangsa Indonesia dengan Pancasila sebagai kepribadiannya, sebagai dasar negara, dan citacita bangsa. 3. Sifat-sifat khusus karena pengaruh dari berbagai macam atau golongan pemimpin, seperti pemimpin partai politik, pemimpin keagamaan, dan pemimpin serikat buruh. Demikianlah sifat-sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin agar dapat memimpin masyarakatnya dengan baik sehingga tercapai tujuan bangsa dan negara yang dipimpinnya. Konsep kepemimpinan yang ada ini sebagai pandangan untuk membangun mental manusia seutuhnya dalam bidang materiil dan spiritual berdasar Pancasila. Kita sebagai warga negara Indonesia yang menganut paham demokrasi, menjadikan rakyat sebagai hal yang utama, artinya segala keputusan, saran, dan pendapat dijadikan landasan dalam menentukan kebijakan yang akan ditempuh pada masa mendatang. Pedoman kepemimpinan ini akan melahirkan pemimpin yang bukan semata-mata di nilai dari kepandaian dalam membangkitkan semangat emosi masyarakat untuk memenangkan dalam pertarungan politik demi kepentingan pribadi atau golongan. Melainkan pemimpin yang menyentuh semangat dan jiwa terdalam masyarakat yang dipimpinya. Sifat dalam me-mimpinnya selalu mengutamakan kepentingan rakyat demi kesejahteraan dalam segala segi kehidupan. Pemimpin inilah yang tidak hanya berani secara intelektual dan emosional, melainkan oleh faktor jiwa yang terdalam.
Kegiatan Siswa Petunjuk Diskusi : Buatlah kelompok, kemudian pilihlah nama-nama tokoh pemimpin dan pejuang bangsa Indonesia, baik sebelum kemerdekaan atau setelah kemer-dekaan. 1. Tuliskan nilai-nilai kepemimpinan sesuai dengan tipologi kepemimpinannya. 2. Presentasikan hasil diskusi kalian di depan kelas.
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
121
Memahami Teks
D. Contoh Kepemimpinan yang Baik
Sumber: www.2hd.blogspot.com
Gambar 7.3 Wayang Yudhistira
Cerita Kepemimpinan Yudhistira Pada suatu hari, Pandu mengutarakan niatnya ingin memiliki anak. Kunti yang menguasai mantra Adityahredaya, atas anugerah rsi Durvasa segera mewujudkan keinginan suaminya tesebut. Mantra tersebut adalah ilmu untuk pemanggil dewa untuk mendapatkan putera. Dengan menggunakan mantra itu, Kunti berhasil mendatangkan Dewa Dharma. Kunti pun mendapatkan anugerah putera darinya tanpa melalui hubungan badan. Putra tersebut diberi nama Yudhistira.
Dengan demikian, Yudhistira menjadi putera sulung Pandu, sebagai hasil pemberian Dharma, yaitu dewa keadilan dan kebijaksanaan. Sifat Dharma itulah yang kemudian diwarisi oleh Yudhistira sepanjang hidupnya. Yudhistira alias Dharmawangsa, merupakan seorang raja yang memerintah kerajaan Kuru, dengan pusat pemerintahan di Hastinapura. Ia adalah yang tertua di antara lima Pandawa, atau para putra Pandu. Nama Yudhistira dalam bahasa Sanskerta bermakna “teguh atau kokoh dalam peperangan.” Ia juga dikenal dengan sebutan Dharmaraja, yang bermakna “Raja Dharma,” karena ia selalu berusaha menegakkan dharma sepanjang hidup-nya. Delapan nama Yudhistira atau julukan yang dikenal dalam cerita 0DKƗEKƗUDWD adalah sebagai berikut: 1. Ajatasatru, yaitu tidak memiliki musuh. 2. Bharata, ialah keturunan Maharaja Bharata. 3. Dharmawangsa atau Dharmaputra, “keturunan Dewa Dharma.” 4. Kurumukhya, “pemuka bangsa Kuru.” 5. Kurunandana, “kesayangan Dinasti Kuru.”
122
Kelas IX SMP/MTs
Semester 2
6. Kurupati, “raja Dinasti Kuru.” 7. Pandawa, “putra Pandu”. 8. Partha, “putra Prita atau Kunti”. Selain delapan nama julukan tersebut, ada empat nama julukan yang dikenal dalam cerita pewayangan antara lain: 1. Puntadewa, “derajat keluhurannya setara para dewa,” 2. Yudhistira, “pandai memerangi nafsu pribadi,” 3. Gunatalikrama, “pandai bertutur bahasa,” 4. Samiaji, “menghormati orang lain bagai diri sendiri.” Selanjutnya, terjadi pernikahan antara Pandawa dengan Drupadi. Setelah itu para Pandawa kembali ke Hastinapura dan memperoleh sambutan luar biasa, kecuali dari pihak Duryodana. Persaingan antara Pandawa dan Korawa atas tahta Hastinapura kembali terjadi. Para sesepuh akhirnya sepakat untuk memberi Pandawa sebagian dari wilayah kerajaan tersebut. Korawa yang licik mendapatkan Istana Hastinapura, sedangkan Pandawa mendapatkan hutan Kandawaprastha sebagai tempat untuk membangun istana baru. Meskipun daerah tersebut sangat gersang dan angker, namun para Pandawa mau menerima wilayah tersebut. Selain wilayahnya yang luas hampir setengah wilayah Kerajaan Kuru, Kandawaprastha juga merupakan ibu kota Kerajaan Kuru yang dulu, sebelum Hastinapura. Para Pandawa dibantu sepupu mereka, yaitu Kresna dan Baladewa berhasil membuka Kandawaprastha menjadi pemukiman baru. Para Pandawa kemudian memperoleh bantuan dari Wiswakarma, yaitu ahli bangunan dari kahyangan, dan juga Anggaraparna dari Bangsa Gandharwa. Dengan bantuan tersebut, sehingga terciptalah sebuah istana megah dan indah bernama Indraprastha, yang bermakna “Kota Dewa Indra”. Dalam versi pewayangan Jawa, nama Indraprastha lebih terkenal dengan sebutan Kerajaan Amarta. Menurut versi ini, hutan yang dibuka para Pandawa bukan bernama Kandawaprastha, melainkan bernama Wanamarta. Versi Jawa mengisahkan, setelah sayembara Dropadi, para Pandawa tidak kembali ke Hastinapura melainkan menuju kerajaan Wirata, tempat kerabat mereka yang bernama Prabu Matsyapati berkuasa. Matsyapati yang bersimpati pada pengalaman Pandawa menyarankan agar mereka membuka kawasan hutan tak bertuan bernama Wanamarta menjadi sebuah kerajaan baru. Hutan Wanamarta dihuni oleh berbagai makhluk halus.
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
123
Pekerjaan Pandawa dalam membuka hutan tersebut mengalami banyak rintangan. Akhirnya setelah melalui suatu percakapan, para makhluk halus merelakan Wanamarta kepada para Pandawa. Prabu Yudhistira kemudian memindahkan istana Amarta dari alam jin ke alam nyata untuk dihuni para Pandawa. Setelah itu, ia dan keempat adiknya menghilang. Salah satu versi menyebut kelimanya masing-masing menyatu ke dalam diri lima Pandawa. Puntadewa kemudian menjadi Raja Amarta setelah didesak dan dipaksa oleh keempat adiknya. Untuk mengenang dan menghormati raja jin yang telah memberinya istana, Puntadewa pun memakai gelar Prabu Yudhistira. Setelah menjadi Raja Amarta, Puntadewa atau Yudhistira berusaha keras untuk memakmurkan negaranya. Konon terdengar berita bahwa barang siapa yang dapat menikahi puteri Kerajaan Slagahima yang bernama Dewi Kuntulwinanten, maka negeri tempat ia tinggal akan menjadi makmur dan sejahtera. Puntadewa sendiri telah memutuskan untuk memiliki seorang istri saja. Namun karena Dropadi mengizinkannya menikah lagi demi kemakmuran negara, maka ia pun berangkat menuju Kerajaan Slagahima. Di istana Slagahima telah berkumpul sekian banyak raja dan pangeran yang datang melamar Kuntulwinanten. Namun sang puteri hanya sudi menikah dengan seseorang yang berhati suci, dan ia menemukan kriteria itu dalam diri Puntadewa. Kemudian Kuntulwinanten tiba-tiba musnah dan menyatu ke dalam diri Puntadewa. Sebenarnya Kuntulwinanten bukan manusia asli, melainkan wujud penjelmaan anugerah dewata untuk seorang raja adil yang hanya memikirkan kesejahteraan negaranya (Subramanyam, 2007). Dari cerita di atas, kita dapat melihat bahwa Yudhistira adalah seorang pemimpin yang mengutamakan kepentingan umum. Yudhistira merupakan salah satu dari sedikit Raja yang mendapatkan gelar Maharaja, yaitu rajanya para raja. Gelar ini diperoleh setelah saudaranya, Bima, berhasil menaklukan Maharaja Jasaranda dalam duel sengit. Yudhistira dapat dikatakan jarang ikut turun dalam medan laga dibanding saudara-saudaranya, namun kemampuannya dalam memimpin pemerintahan tidak diragukan lagi. Indraprasta kerajaan yang dipimpinnya (setelah Destarata membagi Hastinapura menjadi dua bagian untuk Pandawa dan Kurawa), menjadi negeri yang melimpah kekayaannya. Yudhistira memiliki kemampuan, pemikiran, dan perencanaan yang sangat baik dalam membangun pemerintahan maupun strategi perang. Yudhistira juga seorang yang berpikir singkat namun pemikirannya tersebut memiliki efek jangka panjang. Hal ini tak lepas dari segala pengetahuan yang sangat luas yang dimiliki olehnya.
124
Kelas IX SMP/MTs
Semester 2
Uji Kompetensi Kerjakan secara mandiri. 1. Jelaskan pendapatmu tentang pengertian kepemimpinan Hindu! ________________________________________________________ ________________________________________________________ ________________________________________________________ ________________________________________________________ ________________________________________________________ ________________________________________________________ ________________________________________________________ ________________________________________________________ ___________________________________________________________ 2. Jelaskan pendapatmu tentang tipologi kepemimpinan Hindu! ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ __________________________________________________________ ___________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________ 3. Tuliskan pendapatmu tentang nilai-nilai kepemimpinan yang terkandung dalam cerita “Kepemimpinan Yudhistira.” ________________________________________________________ ________________________________________________________ ________________________________________________________ ________________________________________________________ ________________________________________________________ ________________________________________________________ ________________________________________________________ ________________________________________________________ ___________________________________________________________
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
125
Refleksi Diri Tuliskan pendapatmu tentang: 1. Hal-hal baru apakah yang telah kalian dapatkan pada proses belajar tentang “Kepemimpinan?” _____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________
2. Seandainya nanti kalian dewasa dan menjadi pemimpin, hal-hal apakah yang akan dilakukan untuk memajukan bangsa dan negara Indonesia ini? _____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ ____________________________________________________________
126
Kelas IX SMP/MTs
Semester 2
Tugas Kerjakan pada lembaran lain. Buatlah rangkuman dari materi kepemimpinan! _____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ Paraf Guru
Paraf Orang Tua
(...............................)
(...............................)
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
Nilai
127
Latihan Soal Ujian Semester 2
Nama
:
Kelas
:
Tanggal
:
A. Pilihan Ganda Pilihlah jawaban a,b,c atau d di bawah ini dengan memberikan tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang kamu anggap paling benar. 1. Delapan kelopak pada asta dala dalam asta aswarya melambangkan .... a. Kekuasaan b. Keseimbangan c. Kejayaan d. Kemahakuasaan 2. Percakapan Svetaketu dengan ayahnya Uddhalaka terdapat dalam .... a. Candhogya Upanisad b. Bhagavadgita c. Sarasamuccaya d. Manava Dharmasastra 3. Hyang Widhi bersifat “Nirwikara” yang artinya .... a. Tidak berubah b. Merajai c. Meresapi d. Halus 4. Dalam panca yama brata “Astenya” artinya .... a. Mencuri b. Meracuni
128
Kelas IX SMP/MTs
Semester 2
c. Tidak mencuri d. Membunuh 5. Brahmacari adalah masa menuntut ilmu, jika dikaitkan dengan perkawinan sukla brahmacari adalah .... a. Tidak menikah seumur hidup b. Menikah lebih dari dua kali c. Bercerai dari suami d. Mencari pasangan baru 6. Selalu berbuat jujur dan selalu berkata benar adalah bagian panca yama brata bagian .... a. Ahimsa b. Brahmacari c. Astenya d. Satya 7. Pemarah, suka mencari kesalahan orang lain dalam dasa mala adalah .... a. Kuhaka b. Leja c. Kutila d. Satya 8. Pelaksanaan upacara galungan, dan kuningan merupakan contoh .... a. Naimitika karma b. Nitya karma c. Madhya sandhya d. Utama sandhya 9. Bhagavadgita 9.26 menjelaskan sarana korban suci yang mencakup .... a. Dupa, air, buah, dan genta b. Bunga, buah, air, dan mantram c. Bunga, buah, air, dan daun d. Buah, tirta, genta, dan daun 10.Korban suci harus dilaksanakan dengan tulus ikhlas atau .... a. Sraddha b. Gita c. Mantram d. Lascarya
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
129
11.Pada tahun 991-1016 M banyak terjadi pengalih bahasa dari sansekerta ke dalam bahasa jawa kuno. Pada zaman raja siapakah masa ini berlangsung? a. Airlangga b. Dharmawangsa Teguh c. Ken Arok d. Hayam Wuruk 12.Kakawin Bharatayudha ditulis oleh .... a. Mpu Prapanca b. Mpu Sedah dan Panuluh c. Mpu Panuluh dan Mpu Gandring d. Mpu Kanwa 13.Pada parva manakah kisah pandawa melakukan pengembaraan di Hutan Kamyaka? a. Adi parva b. Karna parva c. Wana parva d. Wirata parva 14.Persiapan peperangan antara Pandawa dan Kurawa dikisahkan pada parwa .... a. Udhyoga parva b. Wana parva c. Adi parva d. Swargarohana parva 15.Bagian Mahabharata yang mengisahkan wejangan dharma seorang raja oleh Bhisma kepada Yudhistira terdapat dalam .... a. Wirata parva b. Bhisma parva c. Adi parva d. Salya parva 16.Perjalanan Pandawa menaiki pegunungan Himalaya untuk mencapai surga terdapat dalam parva .... a. Bhisma parva b. Svargarohana parva c. Salya parva d. Adi parva
130
Kelas IX SMP/MTs
Semester 2
17.Nama kedua orang tua dari Bhisma adalah .... a. Kunti dan Drstarasta b. Rama dan Sita c. Gangga dan Sentanu d. Pandu dan Madrim 18.Tujuan kehidupan manusia tertuang dalam konsep Hindu yang disebut dengan ... a. Catur Asrama b. Catur Purusartha c. Catur Yuga d. Catur Warna 19.Jatakarma samskara merupakan pelaksanaan upacara untuk ... a. Upacara kematian b. Upacara kelahiran bayi c. Upacara 3 bulan d. Upacara potong gigi 20.Pelaksanaan upacara yang dilakukan setelah anak mencapai umur 3 bulan dalam kandungan disebut dengan ... a. Samavartana samskara b. Niskramana samskara F 3XীVDYDQDVDPVNDUD d. Namadheya samskara 21.Upacara yang dilakukan ketika anak memulai masa menuntut ilmu disebut dengan .... a. Jatakarma samskara b. Upanayana samkara c. Garbhodana samskara d. Simantonayana samskara 22.Upacara pembakaran jenazah dalam Hindu termasuk dalam samskara ... a. Garbhodana samkara b. Antiyesti samkara c. Savitri samskara d. Upanayana samskara
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
131
23.Pada konsep kepemimpinan Hindu “Catur Kotamaning Nrpati” pemimpin harus mempunyai pengetahuan luhur dan suci disebut dengan ... a. Sakti tanpa aji b. Ngelurug tanpa bala c. Jnana wisesa sudha d. Asta brata 24.Di bawah ini yang bukan tokoh pemimpin Hindu yang hidup pada jamannya adalah ... a. Gajah Mada b. Hayam Wuruk c. Mahatma Gandhi d. Nelson Mandela 25.Prabhu Yudhistira karena keluhuran budinya mendapatkan berbagai julukan antara lain adalah Puntadewa yang artinya ... a. Pemimpin yang bijaksana b. Keluhurannya setara dewa c. Selalu mengendalikan nafsu d. Penuh dengan kesabaran B. Essay Kerjakan soal di bawah ini dengan menjabarkan jawaban sesuai dengan pemahamanmu dan dikerjakan dengan perasaan senang tanpa ada paksaan. 1. Sebutkan dan jelaskan tentang Asta Aiswarya! ________________________________________________________ ________________________________________________________ _______________________________________________________ ________________________________________________________ _______________________________________________________ _______________________________________________________ _______________________________________________________ _______________________________________________________ _______________________________________________________
132
Kelas IX SMP/MTs
Semester 2
2. Deskripsikan pendapat kamu perbuatan yang termasuk dasa mala dan bagaimanakah caranya agar terhindar dari perbuatan tersebut? ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ 3. Pelaksanaan ritual agama Hindu banyak menggunakan sarana sebagai media untuk persembahan kepada Brahma. Jelaskan pendapat kamu tentang syarat-syarat pelaksanaan suatu yajña! ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ .LVDKHSRVEHVDU0DKƗEKƗUDWDVDQJDWPHPEHULNDQLQVSLUDVLSDGDVHOXUXK umat manusia di dunia ini. Jelaskan pendapat kamu tentang nilai-nilai yang dapat diteladani agar bermanfaat dalam kehidupan ini! ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
133
5. Hindu mempunyai banyak konsep kepemimpinan yang banyak menjadi ajaran yang berlaku secara universal. Jelaskan pendapatmu tentang konsep kepemimpinan Hindu yang kamu ketahui dan berikan contoh nyata terkait dengan kepemimpinan sekarang ini! ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________
Refleksi Diri Tuliskan hal-hal baru apakah yang kamu dapatkan dari materi pertama sampai dengan terakhir ini, kemudian sikap apakah yang harusnya dilakukan sebagai cerminan dari warga negara Indonesia sebagai pemilik sah bangsa ini yang berdasarkan “Bhinneka Tunggal Ika, UUD 1945, Pancasila dan NKRI”! ________________________________________________________ ________________________________________________________ ________________________________________________________ ________________________________________________________ ________________________________________________________ ________________________________________________________ ________________________________________________________ ________________________________________________________ _________________________________________________________ _________________________________________________________
Paraf Guru
Paraf Orang Tua
(...............................)
(...............................)
134
Kelas IX SMP/MTs
Nilai
Semester 2
Glosarium Asta aiswarya
: Delapan sifat kemahakuasaan Tuhan.
Asta vasu
: Delapan makhluk setengah manusia dan setengah dewa.
%KDJDYDGJƯWƗ
: Nyanyian Tuhan (pancama veda) yang diturunkan oleh Krisha sendiri kepada Vivaswan, kemudian Manu dan Ikswaku dan terakhir Arjuna.
Bhakti
: Menghormat, tunduk, melayani dengan tulus ikhlas tanpa mengharapkan hasil.
Brahmacari
: Masa menuntut ilmu pengetahuan baik secara jasmani dan rohani.
Brahman
: Sebutan untuk Hyang Widhi Wasa dalam Upanisad dan Bhagavadgita.
Cakra
: Senjata sakti milik krisna yang bisa kembali sendiri setelah melukai musuhnya. Senjata ini bisa digerakkan dengan pikiran.
Daksina
: Penghormatan kepada sulinggih pemimpin upacara yajna berupa uang yang dipersembahkan secara khusus.
Dasa mala
: Sepuluh perbuatan yang dilarang oleh agama yang termasuk dalam perbuatan asusila.
,WLKƗVD
: Bagian daripada veda berisi cerita kepahlawanan berisi Ramayana dan Mahabharata.
Ksatria
: Golongan orang yang bertugas membela kebenaran.
Lascarya
: Pelaksanaan yadnya yang dilakukan dengan tulus ikhlas.
0DKƗEKƗUDWD
: Cerita tentang keluarga pandawa dan kurawa sebagai simbol kebaikan pasti unggul atas kejahatan.
0DKƗUDMD
: Pemimpin suatu kerajaan atau negara.
Mantra
: Wahyu Tuhan, lagu pujian dalam Sruti.
1DLPLWLND\DMxD
: Pelaksanaan korban suci yang dilakukan pada hari tertentu.
Neraka loka
: Alam neraka.
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
135
Nirwikara
: Tidak berubah, abadi.
1LW\D\DMxD
: Pelaksanaan korban suci yang dilakukan setiap hari.
1\DPƗEUDWD
: Pengendalian diri secara rohani.
3DQFƗJLWD
: Lima jenis suara yang wajib ada dalam upacara agama.
Pandita
: Sulinggih dwijati.
Parwa
: Buku dalam kitab 0DKƗEKƗUDWD.
Pinandita
: Pemangku ekajati.
3XUDQƗ
: Cerita yang mengandung ajaran kebenaran tentang silsilah dewa, raja kuno dan cerita lain dalam Hindu.
5DMDVLND\DMxD
: Pelaksanaan korban suci yang dilakukan dengan dasar nafsu.
6DLEDQ
: Korban suci dengan memberikan kepada semua makhluk yang ada di bawah manusia yang dihaturkan setelah memasak.
6DۦVNƗUD
: Pelaksanaan upacara dalam Hindu yang dilakukan mulai dalam kandungan sampai dengan meninggal.
6DSWƗUVL
: Tujuh maharsi penerima wahyu Veda yang dikenal dengan sebutan sapta rsi.
6DWWZLND\DMxD
: Yajña yang dilakukan secara benar sesuai dengan aturan kitab suci.
Sauca
: Suci lahir batin untuk mencapai moksa dan jagadhita
Segehan
: Pelaksanaan bhuta yajna dalam tingkatan sederhana.
6XNODEUDKPDFDUL : Orang yang melakukan pantangan untuk melakukan perkawinan. Surga loka
: Alam surga yang dipimpin oleh dewa Indra dan tempat sementara untuk menikmati hasil perbuatan baik sebelum dilahirkan kembali.
7DPDVLND\DMxD
: Yajña dengan motivasi untuk mendapatkan keuntungan pribadi.
Tresna EUDKDPDFDUL
136
: Orang yang melakukan upacara perkawinan hanya sekali dalam seumur hidupnya.
Kelas IX SMP/MTs
Tri rnam
: Tiga jenis hutang umat manusia kepada Tuhan, orang tua, dan guru.
: Korban suci tanpa pamrih kepada Tuhan sebagai kewajiban manusia di dunia ini.
: Pengendalian diri secara jasmani.
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
137
Bab 7
Indeks %KRPƗQWDND
A Aharalagawa, 22, 24 Ahimsa, 18, 19, 26, 58, 165
Brahmacari, 18, 19, 20, 26, 58, 135, 138, 139, 165, 170
Airlangga, 117, 148, 165 Aiswarya, 3, 5, 6, 10, 11, 12,
C
57, 167
Candogya Upanisad, 6
Akroda, 22
Citragada, 127
Anima, 3, 4 Annaprasana, 135, 138 Annasewa, 55
D
Antyesthi, 140
Daksina, 55, 170
Apramada, 22, 25, 28
Dasa mala, 32, 33, 58, 170
Arjunawiwaha, 117
Dewabrata, 126
Arthasastra, 147, 59
Dyahu, 125
Asta, 3, 4, 5, 6, 10, 11, 12, 57, 148, 152, 153, 154, 167, 170 Astenya, 18, 21, 58, 164, 165 Awyawaharika, 18, 21, 26
G Ganesha, 116 Gangga, 124, 125, 126, 166 Garbhadhana, 135, 137 Guru susrusa, 22
B Bhaksa Bhuana, 38 Bharata, 119, 126, 158 Bhismaparwa, 117, 119, 120
138
Kelas IX SMP/MTs
I
M
Isitwa, 3, 5, 57
0DKƗEKƗUDWD 122, 123, 129
,WLKƗVD
Mantra, 55, 158, 171, 59 Megata, 38 J
Metraya, 37
Jatakarma, 135, 137, 166 N K
Naimitika Karma, 49
Kakawin, 116, 117
Namadheya, 135, 137, 166
Kamya Karma, 49
Nasmita, 55
Kautilya, 147, 157, 59
Nawa Natya, 152, 155
Kimburu, 39
Ngejot, 50
Kleda, 34, 58
Nirkaram nirpadam, 10
Korawa, 119, 159
Nitya Karma, 49
Kuhaka, 36, 59, 165
Nyama brata, 16, 29, 58, 59
Kutila, 35, 59, 165 P L
Padma Asta Dala, 3
Laghima, 3, 4, 57
Panca, 16, 18, 20, 21, 25, 26, 27, 28, 29, 58, 59, 141, 171, 59
Lascarya, 55, 59, 165, 171 Leader”, 146 Leja, 35, 40, 59, 165
Prakamya, 3, 5 Prapti,, 3, 5 Puntadewa, 158, 160
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
139
Tandri, 33 Tri Sandya, 49, 51
R Ragastri, 38 Rajaniti, 152 Rajasika, 53, 171 5ƗPƗ 5ƗYDD
U Udhalaka, 6 Upanayana, 136, 138, 166, 167
5VL9\ƗVD V Vidyarambhana, 140
S Samskara, 134, 135, 136, 137, 138, 139, 140, 142, 171 Sarasamuccaya, 16, 22, 58, 164, 59 Sasih, 49, 51 Sastra, 24, 54, 55, 152 Satwika, 53 Satya,, 18, 20, 157 Sauca, 22, 23, 24, 27, 171 Simantonnayana, 140 6UDGGKƗ Sudi-wadani, 52
W Wangsa, 153 Wara, 52 Wasitwa, 3, 5, 57 Wibhisana, 150, 154 Wiswakarma, 160 Wiwaha Samskara, 136 Wuku, 52 Wyapi Wyapaka, 9
6YHWDVYDWDUD Swargarohanaparwa, 119, 121
Y
Swetaketu, 6, 7
Yajña, 18, 49, 50, 51, 52, 53, 54, 55, 56, 57, 60, 134, 142, 171, 172 Yama brata, 16, 58, 164, 165
T
Yatrakamawasaitwa, 3
Tamasika, 53, 172
Yudhistira, 120, 121, 158, 160, 162, 166, 167
140
Kelas IX SMP/MTs
Bab 7Daftar Pustaka Azhar,Arsyad.1977. Media Pengajaran-DNDUWD375DMD*UD¿QGR3HUVDGD $GLSXWUD,*HGH5XGLDDasar-Dasar Agama Hindu-DNDUWD'LUMHQ %LPDV+LQGX *ULI¿WK57+Atharva Veda Samhita (Sukla Yajur Veda). Surabaya: Paramitha. KautilyaArthasastraWHUM0DGH$VWDQD &6$QRPGLSXWUR Surabaya: Paramita. 0DQVHU0DUWLQ+HWDOOOxford Leaner’s Pocket Dictionary1HZ
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
141
6XGLUJD,GD%DJXVGNNWidya Dharma Agama Hindu. Jakarta: *DQHFD([DFW ,GD%DJXVGNNWidya Dharma Agama Hindu untuk SMA. -DNDUWD*DQHFD([DFW 6XUD,*HGHPengendalian Diri dan Etika dalam ajaran Agama Hindu. 6XUDGD0DGHKamus Sanskerta Indonesia'HQSDVDU3HQHUELW:LG\D Dharma. 6XWHGMD,:0HUWKDPengantar Dasar Kepemimpinan Kuna Nusantara. Surabaya: Paramita. 7LP3HQ\XVXQKamus Istilah Agama Hindu. 'HQSDVDU3HPGD%DOL Buku Pelajaran Agama Hindu untuk SLTA Kelas 2. Surabaya:Paramita. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka. Buku Pelajaran Agama Hindu untuk Kelas VII. 7LWLE,0DGHPemuda dan Pola Kepemimpinan Hindu Menurut Veda, 0DNDODKGLVDPSDLNDQSDGDDFDUD3HQGLGLNDQ.HSHPLPSLQDQ 5HJLRQDOGLVHOHQJJDUDNDQROHK'3'3(5$'$+6HSWHPEHU GL+RWHO1HZ9LFWRU\6HOHFWD%DWX0DODQJ-DZD7LPXU ,0DGHVeda Sabda Suci. Surabaya: Paramitha. ,0DGHMenumbuhkembangkan Pendidikan Budhi Pekerti pada Anak (Persektif Agama Hindu). Surabaya: Paramitha. :HLM9DQ'HU)LOVXI¿OVXI%HVDU7HQWDQJ0DQXVLD
142
Kelas IX SMP/MTs
6XPEHULQWHUQHW http://garudeyamantra.blogspot.com/2010/07/wisnu-dewa-pemeliharapelindung-alam.html :,%6HSWHPEHU http://www.hindudevotionalblog.com/2012/11/hindu-om-symbol-pictures. html:,%6HSWHPEHU http://www.hindukids.org/old/grandpa/twam.html // http://www.hindukids. org/old/grandpa/images/tattwam.jpg:,%6HSWHPEHU http://www.hindudevotionalblog.com/2012/11/hindu-om-symbol-pictures. html :,%6HSWHPEHU http://www.timorexpress.com/assets/news/toleransi-dan-kebebasanberagama.jpg:,%6HSWHPEHU KWWSPJPSLSDEOLWDUEORJVSRWFRPBBBDUFKLYHKWPO:,% 2NWREHU KWWSVQLQDKHQGULDQD¿OHVZRUGSUHVVFRPGVFMSJ :,%)HEUXDUL KWWSZZZSRUWDOQHWZSFRQWHQWXSORDGVWHNQLNPHQFXUL tergila-didunia.jpg :,%2NWREHU http://imgkid.com/mad-face-person.shtml:,%)HEUXDUL KWWSVLPSOHPRPEORJFRPZSFRQWHQWXSORDGVSDUHQWV KHOSLQJZLWKKRPHZRUN[MSJ:,%)HEUXDUL http://imgarcade.com/1/kid-washing-face/:,%)HEUXDUL KWWSVYDUYDUDZRUGSUHVVFRPWKUHHGHOLFLRXVPHDWOHVV meals-for-the-lent-from-kp/01-family-dinner/:,% )HEUXDUL http://pixshark.com/raise-your-hand-in-class.htm:,%)HEUXDUL http://www.radioglobalmediaswarafm.com/2009/10/umat-hindu-gelarsembahyang-galungan.html:,%'HVHPEHU
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
143
http://devi-herdiyan.blogspot.com/2012/10/tips-mencegah-tawuran-antarpelajar.html :,%'HVHPEHU KWWSZZZYFRXN,0*PDQDVOHHSRQNH\ERDUG[ SQJ":,%1RYHPEHU http//www.fc02.deviantart.net/:,%1RYHPEHU KWWSZZZGLDQHDQLQGLW\D¿OHVZRUGSUHVVFRP:,%'HVHPEHU KWWSZZZDXWRWKHIWLQIRZSFRQWHQWXSORDGVFDUBWKLHIMSJ :,%1RYHPEHU KWWSVZD\DQJ¿OHVZRUGSUHVVFRPUDKZDQDPHQFXOLNGHZLVLWD dan-bertempur-dengan-jatayu.jpg:,%1RYHPEHU KWWSSKRWREORJMDQXPHGLDFRPPHODVWLNDU\DSXUDNDZLWDQSXVDW html:,%'HVHPEHU KWWSVSKDUW\FD¿OHVZRUGSUHVVFRPDU\DWDQJNDVNRULDJXQJ saiban-nyadnya-sesa-dari-nasi-magic-jar.jpg
:,%2NWREHU
http://www.saidarshan.org/:,%1RYHPEHU KWWSNRUDQWDQJHUDQJFRPZSFRQWHQWXSORDGVVHGHNDKDQEXPLMSJ :,%2NWREHU KWWSVMLGDQH¿OHVZRUGSUHVVFRPUHVL]HRIGVFB MSJ"Z K :,%2NWREHU KWWSVVHNDUMHSXQGRWFRP¿OHVZRUGSUHVVFRPVHPEDK\DQJMSJ :,%2NWREHU https://puramedangkamulan.wordpress.com/pelangi/bhagavad-gita/ :,%2NWREHU KWWSXSORDGZLNLPHGLDRUJZLNLSHGLDLGDD9\DVDBGLFWDWLQJB Mahabharata.jpg:,%'HVHPEHU KWWSVDQJKLMDXEORJVSRWFRPEHU¿NLUVHEHOXPEHUXFDSKWPO :,%2NWREHU KWWSEHLQJDOWHUHJREORJVSRWFRPKLND\DWPDKDUHVLEKLVPD dewabhrata.html:,%2NWREHU
144
Kelas IX SMP/MTs
KWWSVMDODQNHPDQDJLWX¿OHVZRUGSUHVVFRPUHOLHIFDQGLSHQDWDUDQ jpg:,%2NWREHU KWWSSUDGHHSDPRKDQQHWZSFRQWHQWXSORDGVMSJ:,% 2NWREHU KWWSLPDJHVKDULDQMRJMDFRPBMSJ :,%)HEUXDUL KWWSL\WLPJFRPYL1W5*:$J0PD[UHVGHIDXOWMSJ:,% 2NWREHU http://chandrarini.com/upacara-tingkeban-nujuh-bulanan:,% 2NWREHU KWWSZZZKLPDOD\DQDFDGHP\FRPPHGLDVOLGHVKRZVB PDOD\VLDBDUXQHVKQDPDNNDUQDYVRXUFHLPDJHGVFBMSJ 6HSWHPEHU KWWSVZZZKLPDOD\DQDFDGHP\FRPPHGLDDUWSDLQWLQJPDQLYHOX VDPVNDUDVQDPDNDUDQDVDPVNDUDPDQLYHOXVDPVNDUDV QDPDNDUDQDVDPVNDUDBIXOMSJ:,%1RYHPEHU KWWSZZZKLPDOD\DQDFDGHP\FRPPHGLDDUWSDLQWLQJPDQLYHOX VDPVNDUDVDQQDSUDVDQDVDPVNDUDPDQLYHOXVDPVNDUDV DQQDSUDVDQDVDPVNDUDBVPOMSJ:,%1RYHPEHU KWWSIWTQFRP\KLQGXLVP6IBFKXGDNDUDQDVDPVNDUDMSJ :,%6HSWHPEHU KWWSIWTQFRP\KLQGXLVP6HBNDUQDYHGKDVDPVNDUDMSJ:,% 6HSWHPEHU KWWSVZZZKLPDOD\DQDFDGHP\FRPEORJZSFRQWHQWXSORDGV-XQH -XQHBBEGB'6&BMSJ:,%2NWREHU KWWSZZZEHULWDEDOLFRPDVVHWGRFXPHQWQHZVBLPDJHVSRWRQJJLJL-3* :,%6HSWHPEHU KWWSEDOLORPERNLQGRQHVLDFRPZSFRQWHQWXSORDGVQJDEHQ%DOL jpg:,%1RYHPEHU
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
145
http://kertasonline.com/source/uploads/2014/rambu-solo.jpg (14:39WIB/20 November 2014) http://giant41.blogspot.com/2012/05/pesan-kepada-rakyat-sunda-sebelumprab u.html (12:45WIB/12 Oktober 2014) http://news.statetimes.in/wp-content/uploads/2015/01/Mahatma-Gandhi. Jpg?e1ff26 (15:20WIB/12 November 2014) http///www.commondatastorage.googleapis.com (13:30WIB/23 Oktober 2014 http///www.pitoyo.com/duniawayang/galery/data/media/33/jin_yudhistira_ rev.jpg (14:30WIB/23 September 2014)
146
Kelas IX SMP/MTs