Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia.
ﺎس ِ ﻨ َ ّ ﻟ ا َب ِ ّ ِﺮ ذﺑ ﻮ َﻋ ُ أ ُﻞ ْ ﻗ
ﺎس ِ ﻨ َ ّ ﻟ ا ِﻚ ِ ﻠ ﻣ َ ﺎس ِ ﻨ َ ّ ﻟ ا ﮫ ِ ﻟ َ إ ِ
dari kejahatan (bisikan) setan yang biasa bersembunyi,
ﺎس ِ ﻨ َ ّ ْﺨ َ ﻟ ِا اس ﻮ َ َﺳ ْ ﻮ ﻟ ْ ّا َﺮ ِ ْﺷ ِﻦ ﻣ
yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia.
ﺎس ِ ﻨ َ ّ ﻟ ِا ور ﺪ ُ ِﻲ ﺻ ُ ُﻓ ِس ﻮ َﺳ ْ ﻮ ِيﯾ ُ ﺬ ﻟ َ ّ ا
dari (golongan) jin dan manusia.
ﺎس ِ ﻨ َ ّ ﻟ ا ِو َ ﺔ ﻨ َ ّ ْﺠ ِ ﻟ ا ِﻦ َ ﻣ
ÊÇÏÑÝ?Ç Katakanlah = ﻞ ﻗ Aku berlindung = ذ ﻮ اﻋ kepada = ب Tuhan (yang memelihara, memiliki = ﺎس ﻨ ﻟ ا رب dan menguasai) manusia raja manusia = ﺎس ﻨ ﻟ ا ﻟﻚ ﺎ ﻣ sembahan manusia = ﺎس ﻨ ﻟ ا ﮫ ﻟ ا dari = ﻣﻦ
kejahatan = ﺮ ﺷ (bisikan) setan = اس ﻮ ﺳ ﻮ ﻟ ا yang biasa bersembunyi = ﺎس ﻨ ﻟﺨ ا yang = ﺬي ﻟ ا membisikkan = ﻮس ﻮﺳ ﯾ ke dalam = ﻓﻲ dada manusia = ﺎس ﻨ ﻟ ا ر و ﺪ ﺻ (golongan) jin =ﺔ ﻨ ﻟﺠ ا manusia = ﺎس ﻨ ﻟ ا
Asbabun Nuzul Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Rasulullah SAW
pernah sakit yang agak parah, sehingga datanglah kepadanya dua malaikat, yang satu duduk di sebelah kepalanya dan yang satu lagi di sebelah kakinya. Berkatalah malaikat yang di sebelah kakinya kepada yang ada di sebelah kepalanya: “Apa yang engkau lihat?” Ia berkata: “Dia kena guna-guna”. “Apa guna-guna itu?” “Guna-guna itu sihir”. “Siapa yang membuat sihirnya?” Ia menjawab: “Labid bin al A’sham Al Yahudi yang sihirnya berupa gulungan yang disimpan di sumur keluarga si Anu di bawah sebuah batu besar. Datanglah ke sumur itu, timbalah airnya dan angkat batunya kemudian ambillah gulungannya dan bakarlah”.
Pada pagi hari Rasulullah SAW mengutus ‘Ammar bin Yasir
dengan kawan-kawannya. Setibanya di sumur itu tampaklah airnya merah seperti air pacar. Air itu ditimbanya dan diangkat batunya serta dikeluarkan gulungannya terus dibakar dan ternyata di dalam gulungan itu ada tali yang terdiri atas sebelas simpul. Kedua surat ini (Al Falaq dan An Naas) turun berkenaan dengan peristiwa itu. Setiap kali Rasulullah mengucapkan satu ayat terbukalah simpulnya. (Diriwayatkan oleh al Baihaqi di dalam kitab Dala’ilun Nubuwwah dari Al Kalbi dari Abi Shalih yang bersumber dari Ibnu Abbas). Ket: Dalam kitab Bukhari terdapat syahid (penguat hadits) yang ceritanya seperti itu, tapi tidak menyebutkan sebab turunnya dua surat itu. Dalam riwayat lain ada syahid yang ceritanya seperti itu dan menyebutkan sebab turunnya kedua surat itu. Dinuqil dari Terjemahan kitab Lubabun Nuqul fi Asbabin Nuzul yang disusun oleh Imam Jalaluddin Assuyuthi
Tafsir Fi Zhilalil Quran Rabb berarti Murabbi (Yang Membina), Muwajjih (Yang
Mengarahkan), Ra’iy (Yang Memelihara) dan Hamiy (Yang Melindungi). Malik berarti Yang Memiliki, Yang Menguasai dan Yang Mengambil tindakan. Ilah berarti Yang Maha Mengungguli, Yang Maha Menguasai dan Yang Maha Mendominasi Allah dengan rahmat dari-Nya- mengarahkan Rasul-Nya dan umatnya agar memohon perlindungan dan penjagaan kepada-Nya, dengan cara menghadirkan berbagai makna dan sifat-sifat-Nya ini, dari kejahatan yang tersembunyi dan terus merayap, yang tidak ada kuasa bagi mereka untuk menolaknya kecuali dengan pertolongan dari Rabb, Malik dan Ilah.
Waswasah (bisikan) adalah suara yang tersembunyi.
Khanus berarti bersembunyi dan kembali. Khannaas berarti makhluk yang diantara tabi’atnya adalah banyak bersembunyi. Pertempuran antara Adam dan Iblis berlangsung sejak lama sekali dan bahwa syetan telah memproklamirkannya sebagai perang yang bersumber dari tabi’at kejahatan yang ada pada dirinya, dari kesombongannya dan kedengkiannya terhadap manusia. Bahkan sesungguhnya iblis telah meminta izin dari Allah untuk melakukan peperangan tersebut, lalu Allah mengizinkan untuk suatu hikmah yang diketahui-Nya. Tetapi Allah tidak membiarkan manusia menghadapi peperangan tersebut tanpa senjata. Allah telah menjadikan iman sebagai perisai baginya, menjadikan dzikir sebagai perbekalannya, dan menjadikan permohonan perlindungan sebagai senjatanya. Bila manusia mengabaikan perisai, perbekalan dan senjatanya, maka dia sendiri yang patut dicela.
Dari Ibnu Abbas RA berkata bahwa telah bersabda
Rasulullah SAW: ﻮس ﻞوﺳ ﻔ اﻏ ذ ا ﻨﺲو ﻟﻰﺧ ﺎ ﻌ ﺗ اﷲ ﺮ ﻛ اذ ذ ﺎ مﻓ د ا ﺑﻦ ا ﻠﺐ ﻠﻰﻗ ﻢﻋ ﺛ ﺎ نﺟ ﺎ ﯿﻄ ﻟﺸ ا “Syetan itu berada di hati anak Adam. Bila anak Adam mengingat Allah ta’ala maka dia bersembunyi. Bila anak Adam lalai maka dia membisikkan” (diriwayatkan Bukhari secara mu’allaq)
Bisikan manusia ada yang lebih dahsyat ketimbang
bisikan syetan:
Teman jahat yang membisikkan ke dalam hati dan akal
temannya tanpa disadarinya dan tanpa diwaspadainya, karena dia adalah teman yang terpercaya; Pembantu kejahatan yang membisiki setiap penguasa hingga membiarkannya menjadi thaghut dan perusak di muka bumi, penghancur ladang dan keturunannya; Pengumpat yang pandai menghiasi dan mengolah perkataan, sehingga tampak seolah-olah kebenaran nyata yang tidak diragukan lagi. Penjual syahwat yang menyelinap dari celah-celah insting dengan penuh rayuan yang tidak bisa ditolak kecuali oleh kesadaran hati dan pertolongan Allah
Di sana ada sentuhan yang memiliki tujuan tertentu dalam
memberi sifat bisikan bahwa bisikan itu tersembunyi. Sifat ini menunjukkan dari satu sisi pada ketersembunyian hingga ia mendapatkan kesempatan yang tepat untuk memasukkan. Tetapi dari sisi lain mengisyaratkan kelemahan syetan itu menghadapi orang-orang yang menyadari makarnya dan menjaga pintu-pintu masuk yang ada di dadanya. Karena itu, dia – baik dari golongan jin maupun manusia - bila dihadapi maka dia bersembunyi ke tempat asal kedatangannya. Sentuhan ini bisa memperkuat hati dalam menghadapi bisikan syetan. Dia tersembunyi tetapi lemah menghadapi kesiapan Mu’min dalam melakukan pertempuran. Tetapi dari sisi lain pertempuran itu sangat panjang dan tidak pernah berakhir.
Tafsir Ibnu Katsir Ayat ini mengandung tiga sifat Allah Ta’ala: Rububiyyah,
Mulkiyah dan Uluhiyah. Dia adalah Pengurus, Raja dan Ilah segala sesuatu. Semua perkara adalah makhluk-Nya, di bawah kerajaan-Nya, dan mengabdi kepada-Nya. Allah Ta’ala memerintahkan kepada siapa saja yang hendak memperlindungkan diri agar memperlindungkan kepada Dzat yang mempunyai tiga sifat agung ini, dari segala macam bisikan al-khannas, yaitu setan yang diwakilkan kepada manusia. Sebab tidak ada satupun keturunan Adam melainkan dia disertai kawan yang akan selalu menjadikan indah segala macam tindakan keji bagi pandangannya.
Ditegaskan dalam sebuah hadits shahih: “Tidak ada seorangpun
dari kalian melainkan disertai pendamping.” Mereka bertanya: “dan Anda sendiri, wahai Rasulullah?” Rasulullah SAW menjawab: “Betul. Akan tetapi Allah telah menolong aku sehingga pendampingku masuk Islam dan ia tidak pernah memerintahkan kepadaku kecuali kebaikan.” Ditetapkan dalam Hadits Bukhari dan Muslim dari Anas RA bahwa Rasulullah SAW bersabda: م ا ﺪ ﻟ ﺮىا مﻣﺠ د ﺑﻦا ﺎنﯾﺠﺮيﻣﻦا ﯿﻄ ﻟﺸ ا ان “Setan itu mengalir dalam tubuh anak Adam pada saluran darah” Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dengan sanadnya dari Abu Tamimah yang meriwayatkan dari seorang yang pernah membonceng Nabi SAW, katanya: “Keledai Nabi SAW terjatuh, lalu aku mengatakan, ‘Celakalah Setan’. Lalu Nabi SAW bersabda: ‘Janganlah kamu katakan ‘celakalah setan’ sebab bila kamu mengatakannya maka setan akan menjadi semakin besar tubuhnya dan mengatakan, ‘Dengan kekuatanku, aku akan mengalahkannya’. Namun, apabila kamu mengatakan bismillah maka dia akan mengecil sehingga menjadi sekecil lalat.”
Firman Allah Ta’ala, “ Yang membisikkan ke dalam dada
manusia.” Tentu maksudnya bukan hanya manusia, tetapi manusia dan jin. Disebutkan manusia saja, untuk menunjukkan kelumrahan. Ibnu Jarir mengatakan, “ada beberapa golongan jin yang ikut bekerja pada manusia. Oleh karena itu, tidak salah memutlakkan manusia, namun yang dimaksud adalah termasuk jin.” Ada yang mengatakan bahwa firman Allah Ta’ala, “Dari golongan jin dan manusia” ini merupakan tafsir tentang pihak yang selalu membisikkan rasa waswas di dada-dada manusia, yaitu setan dari kalangan jin dan manusia, sebagaimana firman-Nya, “Dan demikianlah Kami jadikan bagi setiap nabi musuh, yaitu setan-setan dari kalangan manusia dan jin. Sebagian mereka mengilhamkan kepada sebagian lain kata-kata pemanis untuk menipu.” (6:112)