BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL JAKARTA 2002
KATA PENGANTAR
Pendidikan
Menengah
Kejuruan
sebagai
penyedia
tenaga
kerja
terampil
tingkat
menengah dituntut harus mampu membekali tamatan dengan kualifikasi keahlian standar serta memiliki sikap dan prilaku yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja. Sejalan dengan itu maka dilakukan berbagai perubahan mendasar di dalam penyelenggaraan pendidikan kejuruan. Salah satu
perubahan
tersebut
adalah
penerapan
Sistem
Pendidikan
dan
Pelatihan
Berbasis
Kompetensi. Dalam rangka mengimplementasikan kebijakan tersebut, maka dirancang kurikulum yang didasarkan pada jenis pekerjaan dan uraian pekerjaan yang dilakukan oleh seorang analis dan teknisi kimia di dunia kerja. Berdasarkan hal itu disusun kompetensi yang harus dikuasai dan selanjutnya dijabarkan ke dalam deskripsi program pembelajaran dan materi ajar yang diperlukan yang disusun ke dalam paket-paket pembelajaran berupa modul. Modul-modul yang disusun untuk tingkat I di SMK program keahlian Kimia Analisis dan Kimia Industri berjumlah dua belas modul yang semuanya merupakan paket materi ajar yang harus dikuasai peserta didik untuk memperoleh sertifikat sebagai laboran. Judul-judul modul dapat dilihat pada peta bahan ajar yang dilampirkan pada setiap modul.
BANDUNG, DESEMBER 2002 TIM KONSULTAN KIMIA FPTK UPI
i
DESKRIPSI Modul ini merupakan modul kedua yang harus Anda pelajari di tingkat I ini. Dalam modul ini Anda akan mempelajari nama dan fungsi alat-alat laboratorium kimia, teknik penggunaan alat atau teknik bekerja di laboratorium. Materi tersebut dalam modul ini dibagi ke dalam dua bagian, yaitu bagian pertama, kegitan belajar 1 berisi uraian pengenalan, fungsi, dan penggunaan alat laboratorium dan bagian kedua berisi teknik bekerja di laboratorium. Di samping itu dalam setiap kegiatan belajar terdapat lembar latihan dan diakhiri dengan lembar evaluasi.
ii
PETA KEDUDUKAN MODUL
iii
PRASYARAT
Untuk mempelajari modul ini, terlebih dahulu Anda harus sudah mengusai modul keselamatan kerja di laboratorium, sehingga dalam praktik nanti hal-hal yang dapat menyebabkan kecelakaan dapat dihindarkan. Di samping itu,
Anda harus sudah mengetahui beberapa sifat
zat.
PERISTILAHAN/GLOSARY
Titrasi
Cara untuk menentukan kadar suatu sampel
Distilasi
Cara pemisahan campuran yang didasarkan pada perbedaan titik didik campuran zat cair.
Distilat
Zat yang dihasilkan dari proses distilasi
Aretik
Keadaan terkunci, istilah ini digunakan pada neraca
Desaretir
Keadaan neraca yang tidak terkunci
iv
DAFTAR ISI Kata Pengantar ................................................................................................................
i
Deskripsi .........................................................................................................................
ii
Peta Kedudukan Modul ..................................................................................................
iii
Prasyarat ..........................................................................................................................
iv
Glosary ...........................................................................................................................
iv
Daftar Isi ...........................................................................................................................
v
Petunjuk Penggunaan Modul ............................................................................................
1
Tujuan a.
Tujuan Akhir .........................................................................................................
2
b.
Tujuan Antara ........................................................................................................
2
Kegiatan Belajar 1 : Pengenalan dan Penggunaan Alat Laboratorium...........
3
Kegiatan Belajar 2 : Teknik Bekerja di Laboratorium .....................................
36
Lembar Evaluasi ……………………………………………………………...
46
Kunci Jawaban Lembar Latihan ……………………………………………...
48
Lembar Kunci Jawaban Lembar Evaluasi …………………………………………….
50
Daftar Pustaka ………………………………………………………………..
52
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
Langkah-langkah belajar yang harus ditempuh dalam mempelajari modul ini adalah sebagai berikut. 1. Pelajarilah lembar informasi dalam setiap kegiatan belajar
dengan membaca berulang-ulang
hingga Anda benar-benar paham 2. Lakukanlah setiap kegiatan praktik sesuai dengan petunjuk yang ada pada lembar kerja, perhatikan keamanan dan keselamatan kerja setiap Anda bekerja di laboratorium. 3. Jawablah latihan yang ada, kemudian cocokkan hail latihan Anda pada lembar kunci jawaban. 4. Ukurlah kemampuan Anda dengan mengerjakan lembar evaluasi. Bila hasilnya banyak yang salah, maka Anda ulangi membaca materi ini sampai Anda dapat menjawab semua pertanyaan dalam lembar evaluai denganbenar. 5. Apabila
dijumpai
kesulitan
saat
praktik,
hubungi
guru
Anda
yang
penggunaan alat laboratorium. 6. Total alokasi waktu yang disediakan untuk mempelajari modul ini adalah 60 jam.
mengajar
diklat
TUJUAN 1. Tujuan akhir Setelah mempelajari modul Penggunaan Alat dan Teknik Bekerja di Laboratorium ini, diharapkan anda memiliki kemampuan : a. mengenali alat-alat laboratorium kimia; b. menggunakan alat-alat laboratorium kimia; c. melakukan teknik bekerja di laboratorium kimia dengan benar.
2. Tujuan antara Setelah mempelajari setiap kegiatan belajar dalam modul ini, diharapkan Anda dapat: a. mengelompokkan alat laboratorium berdasarkan jenis bahannya; b. memberi bnama alat-alat alaboratorium kimia; c. mendeskripsikan fungsi alat-alat laboratorium kimia; d. menggunakan alat sesuai dengan fungsinya; e. merangkai alat-alat untuk keperluan percobaan; f. melakukan teknik bekerja di laboratorium kimia berdasarkan pengetahuan alat dan bahan
KEGIATAN BELAJAR 1 PENGENALAN DAN PENGGUNAAN ALAT LABORATORIUM 1. Tujuan Setelah melakukan kegiatan belajar 1 ini, diharapkan Anda dapat: a. mengelompokkan alat laboratorium berdasarkan jenis bahannya; b. memberi bnama alat-alat alaboratorium kimia; c. mendeskripsikan fungsi alat-alat laboratorium kimia; d. menggunakan alat sesuai dengan fungsinya; e. merangkai alat-alat untuk keperluan percobaan;
3. Lembar Informasi Peralatan di Laboratorium Kimia berdasarkan Bahannya Alat-alat laboratorim kimia dapat dikelompokkan berdasarkan bahannya, yaitu yang terbuat dari kaca, porselen, logam, kayu, plastik, dan karet. Sebagian besar alat-alat di laboratorium kimia terbuat dari kaca yang tahan panas dan zat kimia. Untuk peralatan yang terbuat dari kaca, ada beberapa jenis kaca yang perlu Anda ketahui, yaitu sebagai berikut. a. Silika kaca yang dibuat dengan cara pirolisis pada temperatur tinggi dari SiC4 atau dengan peleburan pasir kuarsa. b. Silika alkali yang terdiri atas dua komponen kaca yang dibuat dari pasir kuarsa dn soda abu yang dilelehkan secara bersama, hasilnya adalah natrium silikat yang komposisinya adalah Na2O, SiO2=, dan Na2O, 4SiO2 zat ini biasa juga disebut water glass. c. Kaca soda yang mengandung 95% kaca, kaca ini digunakan untuk pembuatan botol, kaca jendela, da kaca mobil. Komposisinya adalah SiO2, CaO, dan Na2o yang dilelehkan pada temperatur rendah. d. Kaca timbal, kaca ini digunakan untuk alat-alat optik karena mempunyai indeks bias refraksi dan dispersi yang tingi. e. Kaca borosilikat yang komposisinya B2O3, SiO2, dan Na2O. Jenis kaca ini mempunyai koefisien muai yang rendah, daya tahan yang tinggi trhadap panas. Pada umumnya peralatan kimia terbuat dari bahan kaca jenis ini. Berikut ini adalah beberapa gambar dari peralatan di laboratorium kimia dan fungsinya
Tabel 1 Kegunaan/fungsi alat-alat Laboratorium Alat-alat dari bahan gelas/kaca Pipet
Berdasarkan bentuknya, pipet dapat dibedakan ke dalam tiga jenis : pipet ukur, pipet volumetri (pipet gondok), pipet tetes. Ketiga pipet tersebut fungsinya sama yaitu untuk memindahkan zat cair pada jumlah tertentu. Tetapi masing-masing pipet mempunyai ketelitian yang berbeda. Pipet volumetri (pipet gondok) memberikan volum tertentu dari zat cair yang di ukur dan diperlukan untuk mengambil zat cair dengan teliti. Sedangkan pipet ukur dipergunakan untuk mengukur zat cair dengan volum tertentu dan kurang teliti dan pipet tetes dipergunakan untuk mengukur zat zair dalam jumlah yang sangat sedikit ( dalam tetes
Gelas kimia ( Beaker Glass ) Berdasarkan ukuran, gelas kimia mempunyai beberapa ukuran dari ukuran 50 mL sd. 1000 mL.Gelas kimia berguna untuk membuat larutan yang tidak memerlukan ketelitian tinggi, dan merekasikan zat.
Gelas ukur (Graduated cylinder)
Gelas ukur atau selinder ukur dipergunakan untuk mengukur volum zat cair. Gelas ukur juga mempunyai beberapa ukuran.
Labu Erlenmeyer ( Erlenmeyer Flask)
Labu erlenmeyer juga terdiri dari beberapa ukuran berguna untuk mereaksikan zat atau untuk memanaskan zat, salah satu penggunaannya adalah pada titrasi
Tabung reaksi (Test Tube) Tabung reaksi dipergunakan untuk mereaksikan dan memanaskan zat dalam jumlah sedikit.
Labu seukuran (Graduated flask) . Labu ukur terdiri dari labu yang dilengkapi dengan tutup. Dipergunakan untuk membuat larutan dengan konsentarsi yang tepat. Seperti alat-alat gelas yang lain labu ukur ini mempunyai ukuran-ukurannya.
Labu didih/ destilasi (Florence Flask)
Batang Pengaduk (Stirring rod)
Dipergunakan untuk percobaan destilasi
Dipergunakan untuk mengaduk
zat ketika
membuat larutan. Agar batang pengaduk tetap bersih
pada
saat
dipergunakan,
simpanlah
dalam tabung reaksi dan diletakkan vertikal. Kaca Arloji
Berfungsi sebagai penutup atau wadah zat padat
Corong kaca (Funnel)
Corong dipergunakan memindahkan
sebagai alat bantu
larutan ke dalam tempat yang
bermulut kecil dan dipergunakan pula untuk menyaring/memisahkan zat yang tidak larut. Corong terdiri dari corong bertangkai panjang, dipergunakan sedangkan
untuk
memisahkan
residunya,
corong
bertangkai
pendek,
dipergunakan untuk memisahkan filtratnya.
Termometer (Thermometer)
Dipergunakan untuk mengukur suhu suatu zat cair atau larutan
Corong Pisah
Corong pisah dipergunakan untuk memisahkan campuran dua macam zat cair yang mempunyai masa jenis berbeda. Juga dipergunakan untuk mengekstrak zat dengan pelarut yang cocok
Pendingin Liebig (Condenser Liebig)
Dipergunakan
pada
pendingin dan merefluk
Desikator
destilasi
sebagai
Desikator berfungsi untuk tempat mengeringkan zat kimia agar tidak mengandung uap air atau untuk mendinginkan zat yang sudah dipanaskan.
Lampu spirtus
Berfungsi sebagai alat pembakar dengan menggunakan bahan bakar spirtus
Thiele
Berfungsi untuk menentukan titik leleh suatu zat padat
Alat dari bahan porselen Cawan penguapan (Evaporating Berfungsi menguapkan pelarut dish)
Cawan
Pijar
(Crucible
and Berfungsi untuk memijarkan endapan
cover)
Lumpang dan alu (Mortar and Lumpang befungsii sebagai tempat menggerus zat dan alu untuk menggerus zat Festle)
Corong Funnel)
Buchner
(Buchner Untuk menyaring larutan yang panas atau penyaringan vakum
Segi Tiga Porslen Dipergunakan sebagai penyangga pada saat pemanasan
Alat dari bahan plastik Botol Pencuci ( Wash bottle) Botol pencuci atau biasa disebut botol semprot terbuat dari plastik yang dilengkapi dengan tutup berselang dipergunakan dengan cara memijitnya. Botol pencuci ini biasanya berisi aquades dipergunakan untuk menambah aquades dalam jumla h sedikit kecuali pada labu volumetri atau dipergunakan pula untuk membilas alat- alat gelas yang akan dipergunakan
Sendok/spatula Zat
Untuk mengambil zat padat
Alat yang menggunakan sumber listrik Catu daya (power suply)
Berfungsi sebagai sumber arus
Untuk mengukur pH larutan PH meter
Neraca Listrik
Untuk menimbng zat dengan teliti dan dalam jumlah sedikit
Voltmeter
atau
Basicmeter
atau Untuk mengukur beda potensial
Galvanometer
Alat dari bahan logam Neraca O'Hauss 311 g
Dipergunakan untuk menimbang zat dalam jumlah yang banyak dengan ketelitian kecil
Statif
Dipergunakan
sebagai
dudukan
yang
dengan klem
Klem universal
Dipergunakan sebagai penjepit
Klem buret
Dipergunakan sebagai penjepit buret
Penjepit cawan
Dipergunakan untuk menjepit cawan
Sikat tabung
Dipergunakan untuk menyikat tabung reaksi
dilengkapi
Pembakar bunsen
Refraktometer
Untuk mempelajari
Pembakar bunsen berfunsi dengan menggunakan gas
sebagai
pembakar,
Dipergunakan untuk menentukan indekbias suatu zat
penggunaan alat, lakukan kegiatan seperti yang tercantum dalam
lembar kerja berikut. Dalam kegiatan ini, Anda diminta merangkai alat. Sebelum alat dipergunakan periksa dahulu apakah alat-alat tersebut sudah siap pakai atau belum.
Lembar Kerja 1 Perangkat Titrasi Tujuan: Melalui kegiatan ini, diharapkan Anda mampu merangkai peralatan untuk percobaan titrasi. ( cara untuk menetapkan kadar suatu sampel asam dengan larutan baku basa atau sebaliknya misalnya :Titrasi asam-basa).
a. Alat -
Buret (volume disesuaikan dengan keperluan)
-
Statif
-
Klem
-
Penjepit klem
-
Labu Erlenmeyer
-
Pipet gondok (volume disesuaikan dengan keperluan)
-
Botol semprot
-
Corong kecil
-
Gelas kimia
b. Bahan Larutan asam dan larutan basa
c. Kesehatan dan Keselamatan •
Gunakan jas laboratorium ketika bekerja di laboratorium.
•
Hati-hati ketika mengambil larutan dengan menggunakan pipet volumetri ( pipet gondok). Jangan sekali-kali menyedot larutan asam kuat dengan mulut, tetapi gunakan alat filler.)
•
Gunakan klem buret untuk menjepit buret pada statif.
d. Langkah kerja 1) Siapkan statif dan jepitkan buret pada statif dengan menggunakan klem buret. 2) Siapkan alat -alat lain seperti labu erlenmeyer, pipet volumetri . Perhatikan perangkat alat titrasi dan rangkailah alat seperti gambar dibawah ini!
Gambar 1. 1. Perangkat Alat Titrasi
Sebelum alat-alat tersebut siap digunakan, perlu dilakukan pengecekan terlebih dahulu Hal-hal yang perlu diperhatikan tentang alat-alat tersebut adalah sebagai berikut. 1. Buret Sebelum dan sesudah digunakan buret harus dalam keadaan bersih dan lubang pada pipa jek tidak tersumbat. Buret yang sudah bersih itu sebelum digunakan harus dibilas dahulu dengan cairan/larutan yang akan diisikan ke dalam buret tersebut. Bila buret yang digunakan memakai kran kaca , kran tersebut tidak boleh bocor dan mecet. Jika ada kebocoran, cabutlah kran itu dan olesilah terlebih dahulu dengan vaselin. Hindarkan pemakaian vaselin berlebihan agar tidak menutupi lubang saluran. Setelah itu kran diolesi vaselin, mamasukkan ke dalam tempatnya lagi dan putar-putar agar pelumasan merata. Tempelkan karet pada batang kran itu agar batang kran tidak terlepas. Ketika memasang buret pada statif dengan menggunakan klem harus dilakukan hatihati, pemutaran ulir-mur tekanannya jangan terlampau kuat karena dapat menyebabkan buret pecah. Juga pemasangan jangan terlampau longgar karena dapat menyebabkan buret jatuh sehingga dapat mengakibatkan ujung buret pecah. Posisi buret pada statif harus tegak lurus dan jangan memasang klem pada batang statif terlampau tinggi ataupun terlampau rendah, sebaiknya pemasangan klem/bosshead kira-kira pada setengah bagian tinggi batang statif, perhatikan pula arah memasang klem untuk buret. Penting juga diperhatikan posisi kedudukan buret ditentukan pada posisi ketika erlenmeyer sudah dipasang dan tidak mengganggu kran pemutar (kran pemutar tidak menyentuh erlenmeyer), dan juga posisi buret disesuaikan dengan tinggi posisi Anda ketika bekerja
untuk memudahkan membaca skala pemakaian volum larutan pada buret tersebut. Setelah perangkat alat titrasi terpasang dengan baik, statif sebaiknya dialasi dengan kertas atau tegel putih untuk memudahkan melihat perubahan warna titik akhir titrasi. Demikian juga ketika membaca volum larutan yang terpakai , jika dibelakang buret itu dipasang kertas putih, pembacaan akan lebih jelas. Setelah buret dipakai sebaiknya segera dicuci/dibilas dengan air terutama bagian dalam buret, jika perlu bagian dalam diisi dengan larutan kalium dikromat dalam asam (K2Cr2O7 dalam H2SO4 dan didiamkan selama 24 jam). Kemudian bilas dengan air dan cuci dengan larutan detergen sampai bersih.
2. Statif Statif terdiri dari bagian plat dan batang yang biasanya terbuat dari besi. Pilihlah statif yang tinggi batangnya sesuai dengan tinggi buret. 3. Klem Klem yang digunakan untuk menjepit buret hendaknya diperiksa, apakah lapisan karet atau gabusnya baik atau tidak, demikian pula per dan murnya. 4. Penjepit klem (Bosshead) Pilihlah bosshead yang sesuai dengan diameter batang statif. Disamping pasangan klem dan bosshead, untuk menjepit buret dapat digunakan pemegang buret Fisher yang merupakan perpaduan klem dan bosshead sekaligus. 5. Pipet volumetrik Pipet volumetrik biasanya disebut juga pipet gondok, karena bentuk yang menggembung di bagian tengah. Sebelum dan sesudah digunakan, pipet harus dalam keadaan bersih dan pada lubang ujung pipet jangan sampai ada kotoran yang menyumbat atau pecah pada ujungnya. 6. Corong kaca Corong kaca yang digunakan biasanya yang berdiameter tangkainya sesuai dengan diameter lubang buret. 7. Gelas kimia Gelas kimia yang digunakan biasanya yang ukurannya 50 mL atau 100 mL. Gelas kimia yang digunakan untuk menuangkan larutan ke dalm buret, agar memudahkan dalam penuangannya harus melalui corong.
8. Botol semprot Botol semprot biasanya terbuat dari polietilen terdiri atas bagian botol, tutup berulir yang ditengahnya ada pipa polietilen. Sebelum digunakan periksa apakah botol semprot berfungsi dengan baik, jika dipijit bagian badan botol semprot maka air akan menyemprot. Perhatikan teknik mentitrasi!
Gambar 1.2 Teknik melakukan titrasi
Lembar Kerja 2 Perangkat Distilasi Tujuan : melalui kegiatan ini, diharapkan Anda mampu merangkai peralatan untuk percobaan pemisahan campuran dengan cara distilasi sederhana.
Destilasi adalah suatu metode yang penting untuk memurnikan campuran zat cair yang didasarkan pada perbedaan titik didihnya. Destilasi sederhana merupakan metode yang dapat dipergunakan untuk memurnikan cairan yang tidak terurai pada titik didihnya, atau untuk memisahkan cairan yang mempunyai perbedaan titik didih paling sedikit antara 70-80 oC
Alat -
Labu didih
-
Termometer
-
Sumbat karet/gabus
-
Pendingin Liebig
-
Selang plastik/karet
-
Erlenmeryer
-
Pembakar
-
Kaki tiga
-
Kawat kasa/segitiga porselin
-
Klem serbaguna
-
Statif pemegang klem
-
Pelubang gabus
-
Gelas ukur
-
Gelas kimia
-
Batu didih
a. Bahan Campuran yang akan dipisahkan berdasarkan titik didihnya
b. Kesehatan dan Keselamatan •
Perhatikan alat-alat kaca yang akan dipergunakan. Jangan sampai ada yang rengat, karena bekerja dengan pemanasan.
•
Hati-hati ketika memasang termometer pada sumbat karet.
c. Langkah Kerja 1) Jepitkan labu destilasi
yang berisi batu didih pada statif dan letakkan pada kaki tiga
yang sudah dilengkapi dengan kasa asbes! 2) Jepit pendingin Liebig pada statif yang lainnya, kemudian hubungkan dengan labu destilasi.! 3) Pasanglah termometer pada sumbat labu destilasi. 4) Pasangkan slang pada pendingin tersebut untuk mengalirkan dan mengeluarkan air! 5) Isi labu didih dengan campuran yang akan di destilasi, kemudian tutup dengan sumbat karet/gabuis yang lengkap dengan termometernya! Amati Letak termometer pada gambar.! 6) Nyalakan pembakar bunsen dan alirkan air! Perhatikan perangkat distilasi dan rangkailah seperti pada gambar di bawah ini !
Gambar 1. 3 Perangkat Destilasi
seperti
Hal-hal penting yang harus diperiksa sehubungan dengan perakitan alat
dan bila akan
dipergunakan, adalah sebagai berikut. 1) Labu didih Hendaknya diperiksa jangan ada bagian dasar labu itu yang rengat, sebab labu ini akan diisi campuran zat cair dan dipanaskan. Campuran zat cair yang diisikan ke dalam
labu didih, sebaiknya setengah volume labu. Hal
ini untuk menjaga agar jangan terjadi lonjakan ketika cairan itu mendidih. 2) Termometer. Termometer raksa ataupun alkohol yang akan digunakan hendaknya diperiksa dulu, apakah cairan raksa atau alkohol tersebut berfungsi baik atau tidak. Juga garis skalanya, jelas atau terhapus. Termometer yang digunakan hendaknya disesuaikan dengan suhu zat cair pada titik didihnya. Pemasangan termometer pada sumbat karet/gabus jangan sampai longgar/goyang/ada bocor, dan kedudukan reservoar agar tepat. 3) Sumbat karet/gabus Biasanya sumbat ini perlu dilubangi. Jika menggunakan gabus, pilih gabus yang baik, jangan yang rapuh. Ukuran lubang diameter sumbat karet/gabus harus sesuai, baik untuk kedudukan termometer ataupun untuk penghubung dengan labu distilasi, dan juga jangan sampai ada yang bocor. 4) Pendingin Liebig Sebelum digunakan, periksa pendingin Liebig jangan ada bagian yang retak, terutama bagian/tempat untuk menetesnya uap yang berbatasan dengan dinding pendingin tempat sirkulasi air. Perhatikan pula
arah masuk dan keluarnya air pendingin. Jangan sampai ada
bagian pada tabung Liebig tidak terdingin oleh sirkulasi air. 5) Selang plastik atau karet Perlu diperhatikan agar diameter selang cocok dengan tempat masuk dan keluarnya air kepada tabung pendingin. 6) Kawat kasa atau segitiga porselin. Hal yang perlu diperhatikan jika yang digunakan segitiga porselin adalah ukurannya, sesuaikan terutama diameter agar sesuai dengan kaki tiga dan labu didih. Karena alat ini digunakan untuk menyangga labu didih. 7) Klem sebaguna.
Klem ini digunakan untuk menjepit bagian leher labu didih dan tabung pendingin. Oleh karena itu pilihlah klem yang sekat gabusnya masih ada dan berfungsi baik. Demikian pula ulir dan pegasnya. 8) Statif. Statif ini digunakan sebagai tempat penyangga alat-alat, hendaknya dipilih statif yang batangnya kuat, tidak bengkok, dan goyang. 9) Pemegang klem (Boshead). Boshead berfungsi sebagai pemegang klem. Sediakan boshead yang baik terutama ulirnya jangan sampai macet karena dapat menyebabkan klem menjadi longgar. 10) Pelubang sumbat karet/gabus. Dalam hal ini pelubang gabus tidak termasuk perangkat distilasi, tetapi taermasuk alat pelengkap yang penting dan diperlukan untuk melubangi karet/gabus, jadi bagian ujung pelubang hendnaknya selalu tajam. Jika perlu sebelum dipakai diasah dulu dengan pisau penajam. 11) Batu didih. Sebagai batu didih dapat digunakan bahan dari porselin, marmer, batu
biasa ataupun
pecahan kaca biasa. Batu didih digunakan sebagai penahan ketika larutan dipanaskan sampai mendidih. Batu didih menahan timbulnya lonjakan larutan sehingga tidak masuk ke tabung pendingin (Liebig). 12) Pembakar. Sebaiknya tinggi pembakar dipilih dan disesuaikan dengan tinggi kaki tiga. Sehingga ketika dipakai tidak perlu diberi bantalan lagi 13) Kaki tiga. Kaki tiga yang digunakan, ukuran terutama tingginya agar disesuaikan dengan tinggi pembakar. 14) Gelas ukur. Gelas ukur memang tidak termasuk perangkat pokok distilasi, tetapi terkadang kita memerlukan untuk mendukung pengukuran volume larutan yang didistilasi ataupun hasil distilasi. Untuk itu digunakan gelas ukur yang garis skalanya jelas. 15) Gelas kimia. Dalam kegiatan ini gelas kimia dipakai untuk mengaduk zat terlarut dengan pelarut atau untuk menampung destilat yang tidak mudah menguap. Hendaknya dipilih ukuran yang sesuai.
16) Erlenmeyer atau gelas kimia Dalam kegiatan ini erlenmeyer atau gelas kimia digunakan untuk menampung distilat. Hendaknya dipilih erlenmeyer atau gelas kimia yang tinggi/ukurannya sesuai dengan volume larutan/cairan yang akan ditampung.
Lembar Kerja 3 Penimbangan Tujuan: melalui kegiatan ini, Anda akan berlatih melakukan penimbangan Menimbang merupakan suatu tahap yang paling penting dalam bekerja di laboratorium. Hal ini memerlukan kemampuan yang baik dan teliti. Ada macam-macam alat timbang/neraca
yang
dipergunakan di laboratorium yaitu sebagai berikut. Tabel 2. Macam-Macam Neraca Macam Ne raca
Daya Muat Maksimum
Kepekaan
Neraca Teknis
1 kg
10 - 100 mg
Neraca Analitis
150 - 250 g
0,1 mg
Neraca Semimikro
50 - 100 g
0,01 mg
Neraca Mikro
10 - 30 g
0,001 mg
Jenis neraca pada umumnya ditentukan oleh sensitifitas dan ketelitian
penimbangan. Daya
muat maksimum suatu timbangan adalah beban maksimum yang boleh ditimbang. Diatas daya muat
maksimum,
penimbangan
akan
menghasilkan
penyimpangan
atau
kesalahan
karena
berubahnya kepekaan dan ketepatan neraca yang disebabkan oleh melengkungnya lengan neraca atau rusaknya pisau-pisau. Kepekaan suatu neraca adalah berat atau perubahan berat yang terkecil
yang masih bisa
diamati dengan neraca tersebut. Kepekaan neraca tergantung pada letak titik berat, panjang lengan, berat beban, dan ketajaman pisau-pisaunya Penimbangan dengan menggunakan neraca teknis yang biasa disebut neraca O'Haus 311g a. Alat Neraca O'Hous 311g b. Bahan yang di timbang Zat padat atau zat cair c. Kesehatan dan keselamatan •
Jangan sekali-sekali meletakkan zat yang akan ditimbang langsung pada piring neraca., karena hal ini akan mengakibatkan rusaknya Neraca.
• Pergunakan wadah pada saat melakukan penimbangan suatu zat kimia ,
d. Langkah Kerja 1) Seimbangkanlah neraca. Jika belum seimbang putar-putar sekrup yang ada di sebelah kanan neraca sampai petunjuk tepat pada garis kesetimbangan.
Gambar 1.4 Pengaturan sekrup agar neraca setimbang 2). Jika masih belum juga seimbang lakukan pengurangan atau penambahan peluru yang ada di bagian bawah piring neraca.
Gambar 1. 5 Cara membuka tempat peluru neraca 3) Gunakan alas bila akan menimbang suatu zat.
Gambar 1. 6 Penimbangan zat dengan menggunakan alas/wadah zat
Penimbangan dengan menggunakan neraca analitik a. Alat Neraca analitik b. Bahan Kayu dan logam c. Kesehatan dan Keselamatan Lakukan penimbangan di ruang penimbangan khusus.
d. Langkah kerja 1) Menyetel waterpas 2) Menyiapkan neraca dalam keadaan kesetimbangan 3) Menimbang dengan menggunakan botol timbang Perhatikan perangkat timbangan/neraca analitik!
Gambar 1. 7. Neraca Analitik Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penimbangan baik menggunakan neraca O'Haus maupun neraca analitik 1) Neraca harus diletakkan secara mendatar di atas meja yang langsung tersinari
tidak dapat bergetar, tidak
cahaya matahari, tidak dekat dengan sumber panas dan bebas dari
bahan yang mudah menguap dan korosif.
2) Bila neraca tidak dalam keadaan dipakai, neraca harus dalam keadaan "terkunci" atau teraretir.dalam
keadaan
ini,
pisau-pisau
akan
terangkat
dari
landasannya
untuk
menghindari rusaknya pisau-pisau bila terjadi perubahan yang tiba-tiba (penambahan beban, pergeseran neraca, dan lain-lain). Bagi neraca O'Hous 311g, bila tidak dalam keadaan terpakai lepaskan piring timbangan dari lengan timbangan 3) Membebaskan (desaretir) atau mengunci (aretir) harus dilakukan pelan-pelan. 4) Penimbangan
dilakukan
dalam
keadaaan
tertutup,
manipulasi
menimbang
dilakukan
melalui jendela samping. 5) Meletakan, menambahkan, dan mengambil benda harus selalu dalam keadaan teraretir. 6) Menimbang zat sebaliknya dalam botol timbang (untuk zat yang dapat mengalami perubahan di udara), zat yang stabil dapat ditimbang di atas kaca arloji atau kertas timbang. 7) Waktu menimbang kita harus berhati-hati agar timbangan tidak terkotori. Bersihkan segera bila ada kotoran. 8) Jika suatu benda baru dilap, penimbangan harus ditangguhkan beberapa saat untuk menghilangkan muatan listrik dan dapat menerima kembali lapisan/kulit air. 9) Bila temperatur benda berbeda dengan temperatur sekitar timbangan, tunda penimbangan sampai temperaturnya sesuai. 10) Setelah selesai menimbang, kembalikan dalam keadaan nol dan teraretir.
Lembar Kerja 4 Pengukuran Beda Potensial a.
Tujuan : melalui kegitan ini, anda diharapkan dapat menyiapkan dan menggunakan
perangkat alat untuk mengukur beda potensial logam . b. alat - Voltmeter/Basicmeter/Galvanometer (salah satu) - Gelas kimia 250 mL; 2 buah - Silinder gabus - Jembatan garam (pipa kaca dibengkokan atau tabung U berisi elektrolit dalam agar) c. Bahan - Elektroda berupa pelat logam seng, tembaga, dan timah - Larutan sesuai elektroda e. Kesehatan dan keselamatan •
Hati-hati bekerja dengan menggunakan listrik dan alat-alat listrik, jika salah menghubungkan alat akan rusak
f.
Langkah kerja 1) Siapkan alat voltmeter 2) Siapkan elektroda yang akan dipergunakan berikut kabelnya Perhatikan perangkat alat dan rangkailah alat seperti gambar di bawah ini!
Gambar 1.8. Perangkat Alat Untuk Menentukan Beda potensial
Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum alat ini dipergunakan
1) Voltmeter Voltmeter merupakan alat listrik yang sensitif. Sebelum alat ini dipergunakan tes terlebih dahulu apakah hubungan sudah betul. Jika betul jarum jam akan bergerak ke kanan, dan jika salah akan bergerak ke kiri.Bila bergerak ke kiri segera putuskan hubungannya karena akan alat akan rusak. 2) Elektroda Elektroda yang dipergunakan sebelumnya diampelas dulu
Lembar Kerja 5 Penggunaan Mikroskop Mikroskop
merupakan
alat
yang
dapat
digunakan
untuk
mengenali
bakteri.
Perbesaran maksimumnya 1000 x dengan menggunakan kondensor Abbe dan minyak imersi. Ada berbagai jenis mikroskop misalnya mikroskop stereo dengan perbesarannya hanya 20 x, tetapi dapat digunakan untuk melihat benda dalam tiga dimensi. a. Alat Perangkat Mikroskop b. Bahan Sampel yang akan diamati
c. Kesehatan dan keselamatan Gunakan zat pengering pada tempat mikroskop, agar tidak mudah berjamur.
d. Langkah Kerja 1) Letakkan mikroskop agak di tengah meja (jangan terlalu dekat dengan pinggir meja). 2) Arahkan cermin ke sumber cahaya, lakukan hal ini sambil melihat lapangan penglihatan melalui lensa okuler. 3) Gerak-gerakkan cermin sampai terlihat lapangan penglihatan. 4) Miringkan tubus sesuai keperluan agar nyaman bekerja. 5) Letakkan sampel di atas meja preparat 6) Turunkan tubus sampai sedekat mungkin dengan meja preparat. Lakukan pemutaran makrometer secara perlahan-lahan dan miringkan kepala agar tidak terjadi benturan antara lensa objektif dan meja preparat. 7) Naikkan tubus secara perlahan dengan memutar makrometer. Lakukan hal ini sambil melihat sampel melalui lensa okuler. 8) Hentikan memutar makrometer saat sampel terlihat. 9) Jika setelah tubus terangkat sejauh 15 cm dari meja preparat, sampel tidak terlihat berarti jarak fokus terlewat. (Ulangi pekerjaan no. 6) 10) Jika sampel terlihat kurang jelas naik turunkan tubus secara perlahan-lahan/hati-hati sampai sampel terlihat jelas.
11) Untuk
memperjelas
sampel,
putarlah
mikrometer
dengan
hati-hati.
Perhatikan
mikrometer hanya digunakan jika makrometer sudah tidak dapat lagi memperjelas penampakan sampel. 12) Setelah selesai bekerja, naikkan tubus dan angkatlah sampel, lalu turunkan laagi tubus. Miringkan kepala untuk memastikan lensa obyektif tidak membentur meja preparat. 13) Tegakkan tubus kembali.
Gambar 1. 9 Mikroskop Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menangani mikroskop Mikroskop ini mempunyai bagian mekanik dan optik. Bagian mekanik harus selalu diminyaki dan bagian optiknya harus selalu kering dan bebas debu. Bagian mekanik yang senantiasa harus diminyaki adalah bagian logam yang senantiasa bergesekan sewaktu digunakan, dengan menggunakan pelumas kental (SAE 90). Pada mikroskop lanjutan, disamping hal di atas, diafragmanya juga harus diminyaki dengan minyak encer. Bagian mikroskop stereo yang senantiasa harus diminyaki adalah bagian yang menggeserkan jarak kedua tubus.
Sebelum bagian optik mikroskop dibersihkan dengan kertas lensa, bersihkan dahulu bagian optik dengan kuas peniup (blow brush). Setelah yakin debu tidak melekat lagi pada lensa, barulah lensa digosok dengan kertas lensa. Setelah bagian optik dan cermin bersih, periksalah apakah lapangan penglihatan pada mikroskop sudah jernih. Jika masih ada noda pada lapangan penglihatan, putarlah okuler ditempatnya sambil diamati. Jika noda berputar artinya okuler belum bersih. Jika noda tidak dapat berputar artinya obyektif tidak bersih. Kalau okuler yang masih kotor, angkatlah okuler dan lepaskan lensanya dan bersihkan dengan memakai xylol. Kalau obyektif yang kotor, gosok saja lensa bagian obyektif dengan xylol. Jangan sekali-kali membongkar lensa obyektif. Kalau semua sudah bersih, letakkan mikroskop
di
masing-masing
meja
siswa
dengan
tabung
plastiknya.
Setelah
selesai
menggunakan mikroskop, periksalah apakah semua bagian mikroskop itu masih lengkap. Untuk mikroskop lanjutan, hal yang harus diperhatikan benar adalah kalau mikroskop itu dipakai untuk perbesaran 1000 x, yaitu dengan menggunakan minyak imersi. Minyak imersi harus segera dibersihkan jika mikroskop selesai digunakan, jangan sampai minyak imersi tersebut mengering pada lensa obyektif. Ketika menyimpan mikroskop, usahakan agar zat pengering sela lu berfungsi. Perubahan warna pengering itu menunjukkan zat itu sudah tidak berfungsi. Supaya berfungsi lagi, bakarlah zat itu sampai warnanya kembali ke asal. Cara menangani mikroskop stereo sama saja dengan mikroskop lainnya. Yang berbeda adalah arah sumber cahaya, jika perlu pakailah lampu baca untuk menerangi obyek yang diamati.
Menggunakan Pembakar Bunsen Ada beberapa macam pembakar yang biasa digunakan di laboratorium, antara lain pembakar Bunsen, Meeker, dan Fisher dan pada prinsipnya memiliki prinsip yang sama. Alat ini didesain agar efisien dan efektif dalam penggunaannya, karena kuantitas dan kualitas panas yang dihasilkannya bisa diatur dengan kran pengatur gas (kuantitas) dan keping udara (kualitas panas) a. Alat Pembakar bunsen lengkap dengan slang b. Bahan Logam c. Kesehatan dan Keselamatan Menjauhkan bahan/benda yang mudah terbakar pada saat alat ini dipergunakan. Perhatikan aliran gas jangan sampai bocor d. Langkah Kerja Cara menyalakan & mengatur panas pembakar Bunsen 1) Sementara kran gas ditutup, buka kran penyalur aliran gas dengan memutar ke kiri. 2) Tutup rapat keping udara. Nyalakan batang korek api (demi keselamatan anda, jangan menggunakan korek api pada mulut atas cerobong. 3) Atur keping udara sampai warna nyala tidak kuning. Besarnya api untuk pemanasan diatur dengan kran penyalur gas, sedangkan tingkat panasnya api, yang ditentukan oleh jumlah campuran oksigen dari udara, diatur dengan keping udara. Api yang panas warnanya biru. Perhatikan alat pembakar Bunsen!
Lembar Latihan 1 1. Apa syarat-syarat agar buret dapat dipergunakan? 2. Gambarkan dan jelaskan bagaimana teknik mentitrasi dengan baik serta harus diperhatikan dalam melakukan titrasi? 3. Gambarkan dan jelaskan bagaimana langkah-langkah merangkai alat destilasi? 4. Apa gunanya batu didih ketika melakukan proses destilasi ? 5. Apa syarat-syarat menimbang dengan neraca teknis ( O'Haus 311 g)?
hal-hal apa yang
KEGIATAN BELAJAR 2 TEKNIK BEKERJA DI LABORATORIUM
Laboratorium merupakan tempat untuk melakukan kegiatan praktek laboratorium ( percobaan ), atau eksperimen. Selama melakukan percobaan kadang-kadang dalam suatu prosedur ada hal-hal yang tidak terjelaskan dalam petunjuknya, terutama yang berkaitan dengan keselamatan pengguna laboratorium. Berdasarkan hal tersebut
dalam kegiatan belajar dua ini
dipaparkan beberapa teknik kerja di laboratorium, yaitu sebagai berikut. 1. Mengukur zat 2. Menyaring 3. Menuangkan zat cair 4. Memanaskan zat dalam tabung reaksi 5. Membaui zat 6. Memijarkan zat dalam cawan pijar 7. Mengukur suhu 8. Menggunakan desikator 1. Teknik Mengukur zat
Tujuan: melakukan teknik bekerja di laboratorium kimia berdasarkan pengetahuan alat dan bahan 1. Teknik mengukur zat cair Mengukur
suatu zat cair merupakan pekerjaan yang memerlukan teknik tertentu terutama
dalam mengamati skala alat ukur bagi zat cair atau cara menimbang bagi zat padat. a. Alat Alat-alat ukur yang dipergunakan untuk mengukur zat cair adalah sebagai berikut. - Labu ukur ( disebut juga labu takar, labu volumetri, markolf, graduated flask ) - Pipet seukuran ( disebut juga pipet pindah, pipet volumetri, vol-pipet, transfer pipette ) - Buret - Gelas ukur ( silinder ukur atau graduated cylinder) - Pipet ukur ( graduated pipette)
Labu ukur, pipet seukuran, dan buret dipergunakan bila pengukuran volume memerlukan ketelitian
yang
tinggi.
Sedangkan
pipet
ukur
dan
gelas
ukur
dapat
dipergunakan
jika
ketelitiannya kurang begitu diperlukan. b. Bahan Zat cair c. Kesehatan dan keselamatan
Gunakan pipet pada saat mengambil asam pekat, jangan sekali-sekali mengisap dengan mulut pada saat menggunakan pipet gondok. Gunakan karet filler pada saat mengambil zat dengan pipet gondok.
d. Langkah kerja Bacalah
volume zat cair dalam gelas ukur di bawah ini, dengan
silinder ukur tersebut seperti pada gambar berikut :
Gambar 2.1 Membaca Volume Zat Cair
cara melihat skala pada
Bagian yang anda baca adalah bagian yang cekungnya. 2. Teknik Menyaring (Cara Memisahkan Zat Yang Tidak Larut Dalam Larutan) Untuk mendapatkan hasil yang optimal diperlukan teknik penyaringan dengan baik.
a. Alat - gelas kimia - batang pengaduk - corong b. Bahan - Air - kertas saring
c. Kesehatan dan keselamatan kerja Hati- hati ketika menuangkan zat, jangan sampai memercik ke tangan atau kemata, terutama pada saat menyaring zat yang berbahaya. Gunakan kacamata dan masker bila zat tersebut mengeluarkan asap. d. Langkah kerja 1) Gunakan kertas saring dengan melipatnya terlebih dahulu seperti gambar di bawah ini!
Gambar Teknik Melipat Kertas Saring 2) Masukkan kertas saring tersebut ke dalam corong kemudian bilas dengan air suling!
3) Tuangkan cairan yang terdapat pada Gelas kimia yang berisi endapan yang tidak larut ke dalam Gelas Kimia yang lain melaui batang pengaduk dan corong yang berisi kertas saring, seperti gambar di bawah ini!
Gambar Cara Menyaring Teknik menuangkan zat cair Bila akan mengambil pereaksi dari botol reagen, hal-hal yang harus diperhatikan adalah: nama yang tertera pada etiket botol harus dibaca dengan teliti, dan bila mengambilnya secara tidak langsung harus dengan cara menuangkan terlebih dahulu pada tempat yang bersih dan kering. a. Alat - gelas kimia b. Bahan - Zat cair/larutan c. Kesehatan dan keselamatan kerja Gunakan sarung tangan pada saat menuangkan tersebut mengeluarkan asap. d. Langkah kerja 1) Miringkan botol hingga membasahi tutup botol 2) Basahi leher dan mulut botol 3) Genggam tutup dengan baik dan tepat 4) Tahan tutup di antara dua jari 5) Tempelkan pengaduk pada sisi gelas kimia
zat, lakukan di lemari asam
bila zat
6) Tempelkan batang pengaduk pada bibir botol dan tuangkan zat cair sedikit demi sedikit melalui dinding wadah. Jika zat yang diambil berlebih, simpan pada botol lain, beri label.!
Perhatikan gambar berikut!
Gambar 2.4. Teknik Menuangkan zat cair Keterangan: A. Miringkan botol hingga membasahi tutup botol
-C. Genggam tutup dengan baik dan tepat pada bibir botol - Tahan tutup diantara jari
B. Basahi leher dan bibir botol
D. Tempelkan batang pengaduk pada bibir botol - Tempelkan batang pengaduk
Pada saat menuangkanzat cair dari botol, bagan etiket/label
pada sisi gelas kimia
botol harus menghadap ke
bagian atas , seperti tampak pada gambar D di atas.
4. Cara Memanaskan Zat Dalam Tabung Reaksi Pada suatu percobaan kadang kala diperlukan pemanasan zat. Pada saat pemanasan dilakukan di dalam tabung reaksi, diperlukan teknik-teknik tertentu yaitu sebagai berikut. a. Alat - Tabung reaksi - Penjepit tabung - Pembakar spirtus b. Bahan
Zat cair c. Kesehatan dan keselamatan kerja Perhatikan lonjakan zat cair ketika dipanaskan, jangan sampai keluar. Arahkan mulut tabung ke tempat yang tidak ada orang. d. Langkah kerja 1) Jepit tabung dengan penjepit tabung, atur api pembakar agar tidak terlalu besar. 2) Panaskan
tabung
reaksi
secara
perlahan,
sambil
di
gerak-gerakkan
sehingga
pemanasan tidak terpusat pada satu tempat melainkan merata di seluruh bagian bawah tabung reaksi, serta arahkan mulut tabung reaksi pada arah yang tidak ada orang atau zat-zat yang berbahaya. Perhatikan gambar berikut !
Gambar 2.5 Cara Memanaskan Zat Cair dalam Tabung Reaksi 5. Cara Membaui Suatu Zat Membaui suatu zat merupakan salah satu teknik dalam bekerja di laboratorium. Karena suatu hasil percobaan
perlu
diperhatikan bau yang terjadi. Untuk lebih jelasnya
perhatikan kegiatan berikut. a. Alat - Tabung reaksi b. Bahan Zat cair c. Kesehatan dan keselamatan kerja Jangan membaui zat secara langsung, karena akan menyebabkan iritasi pada hidung dan mata d. Langkah kerja 1) Pegang wadah zat ( tabung reaksi) yang akan dibaui pada jarak yang kira-kira 30 cm dari hidung.
2) Kibaskan tangan pada bagian atas zat atau tempat zat tersebut ke arah hidung sehingga uapnya tercium seperti tampak pada gambar berikut
Gambar 2.6. Teknik Membaui zat 6. Cara memijarkan Zat Dalam Cawan Dalam suatu percobaan
diperlukan memijarkan suatu zat, sehingga diperlukan suatu teknik
yang benar, karena jika tidak benar akan menimbulkan bahaya.
a. Alat - Cawan pijar - Penjepit cawan - Pembakar bunsen b. Bahan Zat padat/zat cair c. Kesehatan dan keselamatan Gunakan penjepit cawan pada saat mengangkat cawan setelah dipanaskan. Gunakan kacamata ketika mengamati pemanasan zat. d. Langkah kerja 1) Letakan Cawan pada segitiga porselen dan letakkan pada cincin besi yang telah di jepitkan pada statif atau pada kaki tiga.
2) Letakan Pembakar bunsen tepat dibawah cincin besi tersebut, dan atur besarnya nyala api. Untuk mengambil atau meletakkan cawan panas, gunakan penjepit cawan. Perhatikan gambar berikut :
Gambar 2.7 Teknik Memijarkan zat
7. Mengukur Suhu Zat Cair Mengukur suhu zat merupakan salah satu pekerjaan yang memerlukan teknik tertentu, karena bila salah melakukannya
menyebabkan kesalahan pengukuran Berikut ini akan
diperlihatkan bagaimana mengukur suhu suatu zat cair. a. Alat - Thermometer - Gelas kimia b. Bahan Zat cair c. Kesehatan dan keselamatan Gunakan tali pada ujung termometer agar termometer tidak jaduh d. Langkah kerja 1) Tuangkan zat cair pada Gelas Kimia.
2) Gunakan termometer untuk mengukur suhu zat cair. Termometer tidak boleh disentuhkan pada dasar wadah,melainkan pada jarak kira-kira 2 cm dari dasar wadah tersebut.
Cara
memegang
termometer
adalah
dengan
cara
memegang
tali
penggantungnya. Lihat gambar di bawah ini :
Gambar 2.8. Teknik Mengukur Suhu Zat
8.Teknik menggunakan desikator Desikator merupakan salah satu alat yang dipergunakan dalam suatu percobaan tertentu. Namun dalam menggunakannya orang
menggunakannya salah
memerlukan teknik tertentu, karena tidak sedikit
akibatnya tutup alat tersebut pecah. Untuk lebih jelasnya
perhatikan cara menggunakan alat tersebut. a. Alat Desikator b. Bahan Silika gel c. Kesehatan dan keselamatan Geser-geserkan tutup desikator saat akan membukanya dan periksalah silika gel setiap saat apakah masih berfungsi atau tidak.
d. Langkah kerja 1) Bukalah tutup desikator dengan cara mengeser-geserkannya. Untuk menghindari tutup pecah gunakan vaselin. 2) Periksalah
zat pengering yang terdapat dalam desikator. Bila zat pengering tersebut
sudah berwarna atau jenuh oleh uap air, zat ini harus dikeringkan dengan cara menjemurnya di bawah terik matahari atau di keringkan dalam oven. Zat pengering ini dapat berupa silika gel atau CaCl2 3) Masukkan cawan pijar yang berisi zat yang dikeringkan. Perhatikan gambar berikut
Lembar Latihan 2 1. Bagaimana jika Anda akan membaui suatu zat? 2. Bagaimana jika anda akan melakukan pemanasan zat dengan menggunakan tabung reaksi dan jelaskan mengapa demikian 3. Apa yang anda lakukan jika zat pengering pada desikator jenuh dengan uap air dan zat apa yang dapat dipergunakan sebagai zat pengering? 4. Bagaimana jika anda akan mengukur suatu larutan dengan termometer? Mengapa demikian?
LEMBAR EVALUASI A. Perhatikan gambar alat-alat di bawah ini!
Dari gambar di atas, mana yang merupakan: 1. labu destilasi a. C b.
F
c.
M
d. D
2. Pendingin Liebigh a. M b. J
c.
C
d. L
3. Labu erlenmeyer a. F b. C
c. J
d. L
4. Gelas kimia a. F
c.
b. D
H
d. C
5. Segitiga porselen a. M b.
G
6. .PH meter a. E b. H
c. K
d. A
7 . Neraca O'House a. K b. I
c. E
d. A
8. Mikroskop a. H b. E
c.
c. B
K
d. F
d. A
9 . Pembakar Bunsen a. K b. D
c. J
d. E
10.Refraktometer a. K b. H
c. E
d. A
B. Jelaskan kegunaan masing-masing alat tersebut! C. Alat-alat apa saja yang dipergunakan untuk menyaring, dan gambarkan cara menyaring !
LEMBAR KUNCI JAWABAN LATIHAN
1. Lembar Kunci jawaban Latihan Lembar Kunci Jawaban Latihan 1 1. Syarat-syarat agar buret dapat dipergunakan a. Buret dalam keadaan bersih. Tidak ada gelembung udara pada saat berisi larutan b. Kran buret tidak bocor dan macet. Agar tidak bocor dan macet cabut kran tersebut
kemudian mengolesi terlebih dahulu dengan vaslin, memasukkan
kembali ke
tempatnya
dan di putar-putar, tempelkan karet pada batang kran
tersebut agar batang kran tidak terlepas. Pada lembar kerja Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan titrasi: a. Memasangkan buret dengan statif
dilakukan
dengan
hati-hati. Tidak terlampau kuat
atau terlalu longgar pada saat dijepit. b. Buret dipegang dan di putar-putar dengan tangan
kiri dan labu erlenmeyer dengan
tangan kanan c. Goyang-goyanglah labu erlenmeyer dengan pada saat titrasi berlangsung d. Gunakan alas (kertas, tegel) putih untuk memperjelas hasil pengamatan e. Setelah buret dipakai segera dicuci/dibilas dengan air terutama bagian dalam buret. 2. Langkah merangkai alat destilasi sederhana a. Menyiapkan batang statif , kemudian menjepitkan kle, universal pada statif tersebut b. Menjepitkan
labu
destilasi
yang
sudah
terpasang
termometernya
dan
meletakkannya pada kaki tiga yang suadah berkasa asbes c. Memasang pendingin Libiegh yang dijepitkan pada statif yang lain d. Menyambungkan pendingin dengan labu destilasi e. Memasang slang karet untuk sirkulasi air f. Meyimpan labu erlenmeyer di ujung pendingin untuk menampung destilat. g. Panaskan zat yang akan di destilasi. 3. Batu didih berfungsi untuk mencegah terjadinya bumping/letupan-letupan pada saat cairan yang berada di dalam labu destilasi/labu didih mulai mendidih.
4. Cara menimbang dengan menggunkan neraca O'Hause 311g a. Menyeimbangkan neraca tersebut b. Bila belum seimbang memutar-mutar skrup yang ada sebelah kanan sampai keadaan setimbang c. Bila dengan memutar-mutar skrup ini belum juga setimbang, membuka piring neraca, disana ada peluru besi, mengurangi atau menambahkan peluru besi tersebut sampai keadaan setimbang
Lembar Kunci Jawaban Latihan 2 1. Mengkibas-kibaskan
Hal ini dimaksudkan untuk mencegah terhirupnya zat-zat kimia
yang berbahaya apabila langsung terhirup oleh hidung. 2. Mengarahkan tabung reaksi ke tempat yang kosong. Hal ini bertujuan untuk mencegah percikan zat yang mungkin terjadi selama pemanasan sehingga percikan tersebut tidak mengenai orang. Menggerak-gerakan tabung reaksi pada proses pemanasan yaitu
agar terjadinya pemanasan
yang merata pada seluruh permukaan tabung reaksi sehingga tabung reaksi tidak pecah. 3. Memanaskan zat pengering. Zat yang biasa digunakan sebagai zat pengering misalnya CaCl2. 4. Cara menyaring sapat di lihat pada kegiatan belajar Tujuan penyaringan adalah untuk memisahkan zat yang tidak larut dalam larutan 5. a. Menggantungkan atau memegang termometer bagian atasnya b. Mencelupkan termometer ke dalam larutan yang akan di ukur dengan tidak menyentuh bagian dasar wadah Jika menyentuh dasar wadah pengukuran suhu tidak optimal, ada pengaruh dari wadahnya itu sendiri.
LEMBAR KUNCI JAWABAN EVALUASI A. 1. D 2. M 3. C 4. H 5. B 6. E 7. I 8. A 9. G 10. K
B. 1. Labu didih digunakan untuk memanaskan cairan. Biasanya digunakan dalam proses destilasi. 2. Pendingin Liebigh berfungsi untuk mendinginkan uap yang dihasilkan selama proses destilasi / refluks, sehingga uap tersebut akan mengembun dan dihasilkan cairan yang disebut destilat. 3. Labu erlenmeyer digunakan untuk tempat larutan yang akan dititrasi. 4. Segitiga porselen biasanya digunakan untuk menyangga kui / cawan selama proses pemanasan menggunakan bunsen. 5. Kaki tiga digunakan dalam proses pemanasan menggunakan bunsen biasanya untuk menyangga kawat kasa. 6. Gelas kimia berfungsi untuk menakar zat cair secara kualitatif / dalam jumlah yang cukup besar. 7. Catu daya merupakan alat yang dapat menghasilkan arus listrik. 8.
pH meter merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur derajat keasaman suatu larutan.
9. Ampere meter merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur arus listrik. 10. Mikroskop yaitu alat yang digunakan untuk melihat / mengamati benda-benda yang ukurannya sangat kecil.
11. Neraca O'hauss yaitu alat untuk menimbang zat dengan kepekaan 0,1 12. Corong
dipergunakan untuk
alat bantu menyaring atau menuangkan zat pada mulut
yang kecil C. Alat-alat yang dipergunakan untuk menyaring zat adalah -
gelas kimia
-
batang pengaduk
-
corong
-
kertas saring
Teknik menyaring
DAFTAR PUSTAKA
Dikmenum,
1994/1995; Pedoman Pendayagunaan Laboratorium dan Alat Pendidikan IPA, Jakarta : Dikmenum.
Department Of Education and Science, 1979, Safety in Science Laboratories, London : Her Mayesty's Stationary office.
Glorida, P, dkk; 1994. Petunjuk Praktikum Kimia Dasar, Bandung : UNPAD.
Hawkins, M.D., 1983; Technician Safety Laboratory Practice, Southampton : Press Ltd. Herliawatie,L.,. 1998, Pendayagunaan Alat-alat Kimia, Bandung: PPPG IPA.
The Camerot