KARAKTERISTIKMAHASISWAWIRAUSAHA

THE 5TH URECOL PROCEEDING

18 February 2017

UAD, Yogyakarta

KARAKTERISTIKMAHASISWAWIRAUSAHA Ahmad Mardalis, SE, M.B.A & Imron Rosyadi, SE, M.Si. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta e-mail: [email protected] Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta [email protected]

Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mendorong mahasiswa untuk menjadi pengusaha.Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan mahasiswa dari tiga universitas terbesar di eks karesiden Surakarta sebagai subyek.Data yang digunakan adalah data primer dan regresi linera berganda sebagai alat analisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minat mahasiswa untuk menjadi pengusaha muda yang didorong oleh karakteristiknya “energi yang tinggi”, kepemimpinan, obsesi terhadap peluang, kreativitas dan kemampuan untuk beradaptasi, titik kontrol internal, kebutuhan untuk berprestasi, percaya diri, kesadaran akan urgensi waktu dan toleransi ambiguitas. Oleh karena itu perlu peran strategis dari pihak berwenang di tingkat Universitas untuk mewadahi dan memberikan fasilitas yang dapat memupuk benih wirausawahan yang ada pada diri mahasiswa untuk menjadi pengusaha sukses. Kata kunci: pengusaha muda, berkeinginan menjadi pengusaha muda,karakteristik pengusaha. 1. PENDAHULUAN Indonesia termasuk negara-negara dengan tingkat pengangguran relatif tinggi. Yaitu 8.319.779 (Badan Pusat Statistik (2015). Tingkat pengangguran yang tinggi tersebut bukan semata-mata disebabkan oleh ketidakmampuan pemerintah menyediakan lapangan pekerjaan, tetapi juga didukung oleh paradigma masyarakat yang menganggap bahwa sektor wirausaha tidak bisa menjamin kehidupan pribadi yang lebih baik. Upaya pengembangan perekonomian, khusus-nya sektor riil yang lebih dinamis dan mensejahterakan masyarakat Indonesia, idealnya dibutuhkan populasi wirausahawan sebesar 2 persen dari total penduduk Indonesia atau sekitar 5 juta wirausahawan dengan asumsi penduduk Indonesia sebesar 250 juta jiwa. Sementara kenyataannya jumlah wirausahawan di Indonesia baru sekitar 0,8 persen dari

THE 5TH URECOL

1092

jumlah penduduk. atau sekitar 450 ribu orang. Hal ini menunjukan bahwa sektor dunia usaha belum bisa menggerakan roda ekonomi secara optimal. Perguruan tinggi harus berperan untuk mendorong sebanyak mungkin mahasiswa dan alumninya memilih menjadi wirausahawan. Sebagai upaya untuk meminimalkan tingkat pengangguran di jenjang pendidikan tinggi. Keseriusan perguruan tinggi berperan dalam menumbuhkan wirausahawan juga berimplikasi pada semakin luasnya penyediaan lapangan pekerjaan di Indonesia, karena tumbuhnya bisnis-bisnis kecil yang menyumbang angka pertumbuhan ekonomi yang cukup signifikan. Penelitian tentang kewirausahawan masih jarang dilakukan di perguruan tinggi. Tujuan yang ingin dicapai penelitian ini adalah: (1) Mengidentifikasi karakterisitik wirausahawan dan pengaruhnya terhadap keinginan menjadi

ISBN 978-979-3812-42-7


18 February 2017

wirausahawan; dan (2) Memetakan potensi mahasiswa menjadi wirausahawan muda yang handal. 2. KAJIAN LITERATUR Karakteristik dan Sikap Wirausahawan Wirausahawan adalah seseorang yang menciptakan bisnis baru dengan mengambil risiko dan ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi berbagai peluang penting dan menggabungkan sumberdaya-sumberdaya yang diperlukan untuk mengkapitalisasikan sumber dayasumberdaya tersebut (Zimmerer dan Scarborough, 2008). Gambar1.menunjukan karakteristik kepribadian wirausahawan yang diidentifikasikan oleh Daft (2007) yaitu: titik kontrol internal (internal locus of control), tingkat energi tinggi (high energy level), kebutuhan akan pencapaian (need to achieve), toleransi pada ambiguitas, kesadaran penting-nya waktu (awareness of passing time) dan kepercayaan-diri (self-confidence).

Gambar 1. Karakteristik Wirasuhawan Berdasarkan deskripsi tersebut, dapat dideskripsikan karakteristik seseorang yang bisa disebut disebagai wirausahawan, yaitu: (Daft, 2007; Bateman dan Snell, 2008) (1) Percaya diri (self-confidence). Seorang pengusaha harus memiliki kepercayaan diri yang lemah. Segala sesuatu yang telah diyakini dan dianggap benar harus dilakukan sepanjang tidak melanggar hukum dan norma yang berlaku. Percaya

THE 5TH URECOL

UAD, Yogyakarta

diri merupakan sikap dan keyakinan untuk memulai, melakukan, dan menyelesaikan tugas atau pekerjaan yang dihadapi. (2) Berorientasi pada Tugas dan Hasil. Seorang wirausahawan harus fokus pada tugas dan hasil. Apa pun pekerjaannya harus jelas apa hasilnya. Apa pun jenis usahanya, seberapa pun kerasnya usaha yang dilakukan apabila ternyata tidak berhasil, maka tidak ada gunanya. Apa yang dilakukan seorang wirausahawan merupakan usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Keberhasilan pencapaian tugas tersebut, sangat ditentukan pula oleh motivasi berprestasi, berorientasi pada keuntungan, kekuatan dan ketabahan, kerja keras, energik, serta berinisiatif. (3) Berani Mengambil Risiko. Setiap proses bisnis harus memiliki risikonya masingmasing, dan apabila Anda ingin memperoleh keuntungan, maka Anda harus mau mengeluarkan biaya sekecil apa pun biaya itu. Risiko usaha pasti ada, tidak ada jaminan suatu usaha akan untung atau sukses terus-menerus. Oleh sebab itu, untuk memperkecil kegagalan usaha maka seorang wirausahawan harus mengetahui peluang kegagalan (di mana sumber kegagalan dan seberapa besar peluang terjadi kegagalan). Dengan mengetahui sumber kegagalan, maka kita dapat berusaha memperkecil risiko. (4) Kepemimpinan. Wirausahawan yang berhasil, ditentukan pula oleh kemampuan dalam memimpin atau yang kita sebut dengan kepemimpinan. Memberikan suri teladan, berpikir positif, tidak antikritik, dan memiliki kecakapan dalam bergaul merupakan hal-hal yang sangat diperlukan dalam berwirausaha. Kepemimpinan dan kepeloporan ini bukan hanya memberikan pengaruh pada orang lain atau bawahannya, melainkan juga sigap dalam mengantisipasi setiap perubahan. Di samping itu harus menjadi pemimpin

1093

ISBN 978-979-3812-42-7


18 February 2017

atas perubahan yang terjadi dengan meluncurkan produk-produk baru lebih dulu, menjadi pelopor dalam penciptaan produk yang unggul, atau memberikan nilai tambah yang berbeda dibanding para pesaing. (5) Keorisinalan. Nilai keorisinalan dari semua yang dihasilkan oleh wirausahawan akan sangat menentukan keberhasilan mereka dalam mencapai keunggulan bersaing. Keorisinalan dan keunikan dari suatu barang atau jasa merupakan hasil inovasi dan kreativitas yang diterapkan, mereka harus bertindak dengan cara yang baru atau berpikir sesuatu yang lama dengan cara-cara baru. Intinya bahwa kewirausahaan harus mampu menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. (6) Berorientasi pada Masa Depan. Memiliki pandangan jauh ke depan dan bila perlu sudah tiba lebih dahulu pada masa depan merupakan kemampuan yang biasanya ada pada setiap wirausahawan yang sukses. Oleh karena memiliki pandangan yang jauh ke depan, maka wirausahawan akan terus berupaya untuk berkarya dengan menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda dengan yang sudah ada saat ini. Pandangan ini menjadikan wirausahawan tidak cepat merasa puas dengan hasil yang diperoleh saat ini sehingga terus mencari peluang. Berdasarkan karakteristik tersebut tersebut dapat diidentifikasikan sikap-sikap yang melekat pada diri seorang wirausahaan yaitu: (Calvin, 2002) (1) Disiplin. Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki kedisiplinan yang tinggi. Arti dari kata disiplin tersebut adalah ketepatan komitmen wirausahawan terhadap tugas dan pekerjaannya. Ketepatan yang dimaksud bersifat menyeluruh, yaitu ketepatan terhadap waktu, kualitas pekerjaan, sistem kerja, dan sebagainya. Ketepatan terhadap waktu dapat dibina dalam diri seseorang

THE 5TH URECOL

UAD, Yogyakarta

dengan berusaha menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang direncanakan. Sifat sering menunda pekerjaan dengan berbagai macam alasan merupakan kendala yang dapat menghambat seorang wirausahawan meraih keberhasilan. Wirausahawan yang tinggi terhadap sistem kerja yang telah ditetapkan. Ketaatan wirausaha akan kesepakatan-kesepakatan yang dibuatnya adalah contoh dari kedisiplinan kualitas pekerjaan dan sistem kerja. (2) Komitmen Tinggi. Komitmen adalah kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh seseorang, baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausaha harus memiliki komitmen yang jelas, terarah, dan bersifat progresif (berorientasi pada kemajuan). Komitmen terhadap dirinya sendiri dapat dibuat dengan mengidentifikasi cita-cita, harapan, dan target-target yang direncanakan dalam hidupnya. Sedangkan contoh komitmen wirausahawan terhadap orang lain terutama konsumennya adalah pelayanan prima yang berorientasi pada kepuasan konsumen, kualitas produk yang sesuai dengan harga produk yang ditawarkan, pemecahan masalah (problem solving) bagi masalah konsumen, dan sebagainya. Seorang wirausahawan yang teguh menjaga komitmennya kepada konsumen akan memiliki nama baik di mata konsumen yang akhirnya wirausahawan tersebut mendapat kepercayaan dari konsumen, yang diindikasikan dengan dampakpembelian yang terus meningkat sehingga tercapai target perusahaan yaitu memperoleh laba yang diharapkan. (3) Jujur. Kejujuran merupakan landasan moral yang terkadang dilupakan oleh seorang wirausahawan. Kejujuran mengenai karakteristik produk (barang dan jasa) yang ditawarkan, kejujuran mengenai promosi yang dilakukan, kejujuran mengenai pelayanan purnajual

1094

ISBN 978-979-3812-42-7


18 February 2017

yang dijanjikan, dan kejujuran mengenai segala kegiatan yang terkait dengan penjualan produk yang dilakukan oleh wirausahawan. (4) Kreatif dan Inovatif. Untuk memenangkan persaingan, maka seorang wirausahawan harus memiliki daya kreativitas yang tinggi. Daya kreativitas tersebut sebaiknya dilandasi oleh cara berpikir yang maju dan penuh dengan gagasan-gagasan baru yang berbeda dengan produk-produk yang telah ada selama ini di pasar. Gagasan-gagasan yang kreatif umumnya tidak dapat dibatasi oleh ruang, bentuk, ataupun waktu. Justru sering kali ide-ide brilian yang memberikan terobosan-terobosan baru dalam dunia usaha awalnya dilandasi oleh gagasan-gagasan kreatif yang kelihatannya mustahil. Gambar 2. menjelaskan perbedaan antara penemu, promotor, wirausahawan, dan manajer (administrator)

Gambar 2. Perbedaan antara penemu, promotor, wirausahawan, dan manajer (5) Mandiri. Seseorang dikatakan "mandiri" apabila orang tersebut dapat melakukan keinginan dengan baik tanpa adanya ketergantungan pada pihak lain dalam mengambil keputusan atau bertindak, termasuk mencukupi kebutuhan hidupnya, tanpa adanya ketergantungan dengan pihak lain. Kemandirian merupakan sifat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan. Pada prinsipnya seorang wirausahawan harus memiliki sikap mandiri dalam melakukan kegiatan usahanya. (6) Realistis. Seseorang dikatakan realistis bila orang tersebut mampu menggunakan fakta atau realita sebagai landasan

THE 5TH URECOL

UAD, Yogyakarta

berpikir yang rasional dalam setiap pengambilan keputusan maupun tindakan atau perbuatannya. Banyak calon wirausahawan yang berpotensi tinggi, namun pada akhirnya mengalami kegagalan hanya karena tidak bersikap realistis, tidak objektif, dan tidak rasional dalam pengambilan keputusan bisnisnya. Tinjauan Empiris Penelitian yang dilakukan oleh Yohnson et al., (2003) yang bertujuan untuk mengetahui faktor yang paling dominan dalam memotivasi sehingga seseorang mempunyai keinginan untuk menjadi entrepreneur, dengan seting penelitian difokuskan pada alumni Universitas Kristen Petra. Penelitian tersebut mengidentifkasi 25 faktor yang mempengaruhi seseorang memilih berwiraswasta, dengan menggunakan alat analisis faktor ditemukan bahwa faktor yang paling dominan memotivasi sarjana menjadi wirausahawan adalah faktor kesempatan, faktor kebebasan, dan faktor kepuasan hidup. Survei pendahuluan (pre-reserach) yang dilakukan oleh Rosyadi (2010) terhadap 110 responden yaitu mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Teori Portofolio dan Analisis Investasi (TPAI), tentang jenis pekerjaan yang diminati oleh mahasiswa setelah menyelesaikan studi-nya, menjelaskan bahwa 80 persen responden memilih ingin menjadi pegawai negeri (PNS) dan atau pegawai di instansi dan perusahaan swasta nasional atau multinasional, sedangkan sisanya 20 persen berminat menekuni dunia usaha dan atau sedang merintis serta membantu menjalankan (melanjutkan) usaha orang tuanya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Baum dan Locke (2004) tentang kepribadian kewirausahaan, memberikan kesimpulan bahwa ada beberapa sifat orang (kepribadian seseorang) yang memberikan kontribusi besar pada keberhasilan sebagai wirausahawan, yaitu: (i) komitmen dan keteguhan hati, (ii) kepemimpinan, (iii) memiliki obsesi terhadap peluang, (iv) toleransi terhadap risiko, ambiguitas, dan ketidakpastian, (v) kreativitas, dapat diandalkan, dan memiliki

1095

ISBN 978-979-3812-42-7


18 February 2017

kemampuan untuk beradaptasi dan (vi) motivasi untuk meraih yang terbaik. 3. METODE PENELITIAN Cakupan Penelitian Penelitian ini di fokuskan pada upaya mendesain model peran perguruan tinggi untuk mengembangkan bisnis kecil yang selama dua tahun terakahir dijalankan oleh mahasiswa. Untuk itu, maka sebelumnya perlu diidentifikasikarakteristik-karaktaristik yang mempengaruhi minat menjadi wirausaha di kalangan mahasiswa. Selain itu perlu di klasisifasi bentuk-bentuk bisnis yang diminati mahasiswa. Setelah itu baru dapat didiskusikan bentuk peran perguruan tinggi dalam membentuk wirasausahawan muda. Peran universitas bisa dilakukan dalam bentuk menyediakan dan memfasilitasi pengembangan unit-unit usaha seperti, depot, butik, jasa, toko, MLM, supplier dan sebagainya. Populasi dan Sampel Populasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah mahasiswa tiga universitas besar ada di Surakarta, yaitu Universitas Sebelan Maret (UNS), Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), dan Institut Agama Islam Negeri Surakarta. Mahasiswa yang menjadi responden adalah mahasiswa yang secara administrasi akademik tercatat sebagai mahasiswa aktif terhitung mulai angkatan 2009 sampai dengan angkatan 2011. Metode yang dipilih untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah non-probability sampling dengan jenis purposive sampling, yaitu sampel yang memiliki kriteria mahasiswa aktif sampai tahun akademik 2010/2011 angkatan 2006-2010 sebanyak 750 mahasiswa. Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data sekunder diperoleh dari pihak rektorat (bidang I dan III) dan Badan Administrasi Akademik (BAA) yang terkait dengan data alumi, akademik dan

THE 5TH URECOL

UAD, Yogyakarta

kemahasiswaan. Sedangkan data primer diperoleh melalui teknik wawancara dengan kuesioner, focus group discussion (FGD) dan indepth interview untuk mengungkap tentang: (i) peta pekerjaan yang diminati mahasiswa setelah lulus, (ii) karakteristik dan potensi mahasiswa dan alumni menjadi wirausahawan muda; dan (iii) faktor-faktor yang mempengaruhi minat mahasiswa dan alumni menekuni dunia usaha (berwirausaha) Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran-nya Variabel-variabel yang terlibat dalam roadmap penelitian, dapat definisikan sebagai berikut: a. Karakteristikwirausahawan lebih difokuskan pada pengertian karakteristik kepribadian yang meliputi: tingkat energi tinggi, kepemimpinan, memiliki obsesi terhadap peluang, kreatifitas dan kemampuan untuk beradaptasi, titik kontrol internal, kebutuhan akan pencapaian, percaya diri, kesadaran pada urgensi waktu dan toleransi pada ambiguitas b. Potensi wirausahawan muda adalah sebarapa besar peluang seorang mahasiswa menjadi wirausawan yang handal. c. Faktor-faktor yang mendorong mahasiswa dan alumni memilih berwiraswasta meliputi, melanjutkan usaha keluarga, variasi pekerjaan, prinsip tidak bersedia jadi bawahan dan seterus-nya Definisi operasinal variabel diperlukan untuk menjelaskan karakteristik dari obyek (properti) kedalam elemenelemer (elements)yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalkan di dalam riset.Hasil dari pengoperasional konsep ini adalah definisi konsep dari masingmasingvariabel dan konsep yang digunakan di riset (Jogiyanto, 2010).Adapun penjelasan lebih rinci dapat dilihat pada tabel 3.yang menjelaskan tentang definisi operasional variabel, indikator dan skala pengukurannya.

1096

ISBN 978-979-3812-42-7


18 February 2017

Variabel “Keinginan menjadi wirausahawan”didefiniskan dengan seberapa kuat ketertarikan dan keinginan mahasiswa strata satu menjadi wirausahwan muda yang handal. Indikatornya adalah: Tertarik dengan mata kuliah yang mengandung muatan kepemimpinan, manajerial dan kewirausahaan, Tertarik mengikuti pertemuan ilmiah yang mendiskusikan tentang bagaimana meningkatkan kemampuan berwirausaha, Lebih menyukai menjadi wirausahawan daripada pegawai, Kesempatan menjadi wirausahawan lebih terbuka luas, Sudah mulai merintis bisnis meskipun dengan skala yang sangat kecil (mikro). Variabel “Tingkat energi tinggi (High energy level)’ bermakna ikap tegas, ulet,disiplin, rela berkorban dan all out menjalankan usaha. Variabel ini diukur dengan indicator bersikap tegas dalam pengambilan keputusan, Tidak mudah menyerah menghadapi berbagai hambatan dan kesulitan, Selalu menepati jadwal aktivitas usaha yang sudah dibuat, Keteguhan dalam perjuangan panjang dan rela berkurban untuk mendapatkan keuntungan jangka panjang, Terlibat sepenuh hati dalam bisnis yang sedang dirintis . Variabel Kepemimpinan (Leadership) difenisikan sebagai Individu yang visioner, memiliki inisiatif, team builders, dan menjadi sumber inspirasi bagi orang lain. Indikatornya adalah: Mampu mengkomunikasikan visi bagi masa depan organisasi kemahasiswaan, Lebih banyak mengambil inisiatif daripada menunggu perintah, Mengetahui cara membangun kepercayaan dan pengaruh diantara anggota tim, Mengetahui cara membuat diri orang lain terinspirasi dan mengeluarkan energi positif. Variable “Memiliki obsesi terhadap peluang” bermakna Individu yang memiliki pengetahuan mendalam tentang kebutuhan pelanggan potensial, segmentasi pasar, dan terobsesi dengan penciptaan serta peningkatan nilai. Beberapa indikatornya adalah : Mampu melihat tren-tren, hubungan-hubungan dan pola-pola bisnis dan pasar yang tidak terlihat orang lain, Mampu melihat peluang untuk

THE 5TH URECOL

UAD, Yogyakarta

memasuki segmentasi pasar baru, dan Mampu menciptakan produk dan jasa baru yang memiliki value added. Variable “Kreatifitas dan kemampuan untuk beradaptasi” dimaknai Individu yang memiliki pikiran yang terbuka, anti status quo, mampu beradaptasi dengan cepat, memiliki skill konseptual, memiliki perhatian terhadap hal-hal detail. Sebagai indikatornya adalah : Mampu memberikan berbagai solusi alternatif atas suatu masalah, Mampu menerjermahkan ide-ide kreatif ke dalam usaha-usaha riil, Bersemangat dan antusias dalam membahas ide-ide dan konsep-konsep baru, Mampu beradaptasi dalam situasi sulit dan krisis, Mampu melihat keterkaitan antara konsep matakuliah yang satu dengan konsep matakuliah yang lain, dan Lebih menyukai hal-hal yang detail daripada global. Variabel “Titik kontrol internal (Internal locus of control)” didefinisikan sebagai Suatu keyakinan individu bahwa masa depan ada dalam kendali sendiri dan kekuatan eksternal tidak banyak berpengaruh terhadap dirinya. Indikator dari variable ini adalah: Meyakini bahwa kesuksesan berada dalam jangkauannya, Percaya bahwa bisnis yang sedang dirintis (dibangun) berpotensi meraih kesuksesan besar dimasa yang akan dating, dan Belajar dari setiap kegagalan dan mengetahui langkah-langkah strategis untuk meraih sukses. Kebutuhan akan pencapaian (Need to achieve) diartikan sebagai Pencapaian individu yang dihubungkan dengan kewirausahaan, dimana individu termotivasi untuk menjadi unggul dan memilih situasisituasi dimana kesuksesan dapat diraih. Indikatornya adalah: Merasa lebih terhormat dan bangga jika memiliki identitas sebagai pengusaha sukses, memiliki peluang besar untuk memperoleh penghasilan yang tinggi, Tidak bersedia menjadi bawahan yang terikat dengan aturan yang rigid. Dan Memiliki kebebasan untuk mengeksplorasi kemampuan dan skill berwirausaha. Vaiabel “Percaya diri (Selfconfidence)”bermakna Individu yang memiliki sikap tegas (tidak ragu-ragu) atas pilihan hidup-nya menjadi wirausahawan dan keyakinan penuh bahwa tujuan usaha-nya

1097

ISBN 978-979-3812-42-7


18 February 2017

akan tercapai. Indikatornya adalah: Cepat pulih dari kemerosotan emosioal (ketidakpercayaan-diri), Sedang merintis (membangun) usaha sendiri dan sedikit meminta bantuan orang lain, Meyakini bahwa target-target usaha yang sudah dibuat dapat tercapai, Tidak takut mengalami kegagalan, Cepat bangkit dari setiap kegagalan yang dialami, serta Mampu memadukan logika dan intuisi ketika menghadapi masalah berat dan memiliki kerumitan yang tinggi. Variabel “Kesadaran pada urgensi waktu” (Awareness of passing time) berarti Individu yang berpandangan bahwa setiap waktu yang berlalu tidak boleh terbuang siasia, Memanfaatkan setiap momentum dan kesempatan dengan tepat, Tidak menangguhkan pekerjaan, Bergerak cepat untuk mencapai hasil yang optimal, Cenderung membutuhkan waktu tidur lebih sedikit, serta Memanfaatkan waktu secara efesien dan efektif Toleransi pada ambiguitas (Tolerance for ambiguity) diartikan sebagai Karakteristik psikologis yang memungkinkan seseorang untuk tidak terganggu oleh situasi yang sulit dan ketidakpastian. Indikatornya Berani mengambil risiko usaha dalam situasi sulit, Memasuki peluang usaha dalam kondisi ketidakpastian, serta Mampu memecahkan masalah dalam situasi sulit dan menekan. Variable “Potensi wirausahawan muda” dimaknai sebagai Sebarapa besar peluangseorang mahasiswa menjadi wirausawan yang handal. 15 pertanyaan yang dapat mengungkap IQ wirausahawan mahasiswa. Apabila seorang mahasiswa mendapatkan skor 50-60 berarti peluang menjadi wirausahawan yang handal sangat besar; skor 30-50 berarti berpeluang cukup besar untuk menjadi wirausahawan; dan skor <30 berarti tidak memiliki banyak peluang untuk menjadi wirausahawan sukses. Metode Analisis Metode analisis yang digunakan untuk menjawab tujuan penelitian yang pertama adalah multiple regression analysis. Metode ini dipilih karena penelitian ini menganalisis hubungan antara variabel

THE 5TH URECOL

UAD, Yogyakarta

dependen (keinginan menjadi wirausahawan) dengan beberapa variabel independen (tingkat energi tinggi, kepemimpinan, obsesi terhadap peluang, kreatifitas dan kemampuan untuk beradaptasi, titik kontrol internal, kebutuhan akan pencapaian, percaya diri, kesadaran pada urgensi waktu dan toleransi pada ambiguitas). Persamaan model ekonometrika penelitian ini adalah sebagai berikut:

KMW   0   1TET   2 Kp   3 MOP   4 KKB   5TKI   6 KP   7 Kd   8 KUW   9 TA   Dimana, KMW adalah Keinginan Menjadi Wirausahawan; 0 adalah Konstanta; 1, 23, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9 adalah Slope regesi atau koefisien setiap X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7, X8,dan X9; TET adalah Tingkat Energi Tinggi; Kpadalah Kepemimpinan; MOP adalah Memiliki Obsesi Terhadap Peluang; KKB adalah Kreatifitas dan Kemampuan untuk Beradaptasi; TKI adalah Titik Kontrol Internal; KP adalah Kebutuhan akan Pencapaian; Pd adalah Percaya diri; KUW adalah Kesadaran pada Urgensi Waktu; TA adalah Toleransi pada Ambiguitas; δ = kesalahan (error). 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik dan Keinginan Menjadi Wirausahawan Sebagaimana dinyatakan dalam hipotesis bahwa karakteristik wirausahawan berpengaruh terhadap keinginan menjadi wirausahawan. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen yaitu: tingkat energi tinggi, kepemimpinan, obsesi terhadap peluang, kreatifitas dan kemampuan untuk beradaptasi, titik kontrol internal, kebutuhan akan pencapaian, percaya diri, kesadaran pada urgensi waktu dan toleransi pada ambiguitas yang merupakan proksi dari karakteristik wirausahawan terhadap variabel dependen yaitu keinginan menjadi wirausahawan. Adapun hasil pengujian tersebut diringkas dalam tabel 1.

1098

ISBN 978-979-3812-42-7


18 February 2017

Tabel 1.Hasil Analisis Regresi Karakteristik Wirausahawan Terhadap Keinginan Menjadi Wirausahawan

Sumber: diringkas dari lampiran Pengujian Ketepatan Model Penduga Untuk menguji apakah model tersebut merupakan prediktor yang tepat (goodness of fit) digunakan uji F dan R2. Berdasarkan tabel 5.1 dapat diketahui bahwa R2 = 0,712 (71,2%) artinya variasi keinginan menjadi wirausahawan dijelaskan oleh tingkat energi tinggi, kepemimpinan, obsesi terhadap peluang, kreatifitas dan kemampuan untuk beradaptasi, kontrol internal, kebutuhan akan pencapaian, percaya diri, kesadaran pada urgensi waktu dan toleransi pada ambiguitas sebesar 71,2% sedangkan sisanya sebesar 28,8% dijelaskan oleh variabel lain di luar model penelitian ini. Sementara hasil uji signifikansi F, karena p-value (F sig = 0,000) < 0,01; maka dapat diinterpretasikan bahwa tingkat energi tinggi, kepemimpinan, obsesi terhadap peluang, kreatifitas dan kemampuan untuk beradaptasi, kontrol internal, kebutuhan akan pencapaian, percaya diri, kesadaran pada urgensi waktu dan toleransi pada ambiguitas berpengaruh secara simultan

THE 5TH URECOL

UAD, Yogyakarta

dan signifikan terhadap keinginan menjadi wirausahawan. Sehingga berdasarkan uji R2 dan signifikansi F dapat disimpulkan bahwa model regresi yang digunakan dalam penelitian ini merupakan model prediktor yang fit (tepat). Hasil Pengujian Hipotesis (ttest) Sebagaimana nampak pada tabel 4.tvalue variabel tingkat energi tinggi (TET) sebesar 2,144 (p-value = 0.0756) dan siginifikan pada tingkat signifikansi 10 persen. Hal ini menunjukkan bahwa TET berpengaruh secara siginifikan (berhasil menolak H0) terhadap keinginan menjadi wirausahawan. Sementara, arah pengaruhnya adalah positif yang ditunjukkan dengan koefesien regresi TET sebesar 0,034, artinya semakin kuat seorang mahasiswa memiliki kepribadian high energy level, maka semakin besar ketertarikan mahasiswa untuk memilih menjadi wirausahawan muda. Dengan demikian analisis hasil regresi ini mendukung pernyataan hipotesis yang menyatakan bahwa tingkat energi tinggi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keinginan menjadi wirausahawan.Hasil penelitian ini konsisten dengan temuan penelitian yang dilaporkan oleh Daft (2010); Bateman (2008) yang menemukan bahwa keinginan menjadi wirausahawan dipengaruhi oleh high energy level yang pada diri seseorang. Nilai statistik variabel kepemimpinan (Kp) sebesar 3,758 (p-value = 0.0466) dan siginifikan pada tingkat signifikansi 5 persen. Hal ini menunjukkan bahwa Kp berpengaruh secara siginifikan (menolak H0) terhadap keinginan menjadi wirausahawan. Sementara, arah pengaruhnya adalah positif yang ditunjukkan dengan koefesien regresi Kp sebesar 0,398, artinya semakin sempurna ciriciri seorang pemimpin terhimpun dalam diri seorang mahasiswa, maka semakin kuat mahasiswa berkeinginan menjadi wirausahawan muda. Dengan demikian analisis hasil regresi ini mendukung hipotesis yang menyatakan bahwa kepribadian kepemimpinan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keinginan menjadi wirausahawan.Temuan penelitian ini konsisten dengan temuan penelitian yang

1099

ISBN 978-979-3812-42-7


18 February 2017

dilakukan oleh Daft (2010); Zimmer dan Scarborough (2008) yang menemukan bahwa karakteristik kepribadian kepemimpinan yang melekat pada seseorang berpengaruh terhadap keinginan menjadi wirausahawan. Nilai statistik dari variabel "obsesi terhadap peluang" (MOP) adalah 2,683 (pvalue = 0.0012) dan siginifikan pada tingkat signifikansi 1 persen. Hal ini menunjukkan bahwa MOP berpengaruh secara siginifikan (menolak H0) terhadap keinginan menjadi wirausahawan.Sementara, arah pengaruhnya adalah positif yang ditunjukkan dengan koefesien regresi MOP 0,213, artinya semakin tinggi obsesi mahasiswa terhadap peluang usaha yang bisa dijalankan dengan sukses, maka semakin kuat mahasiswa berkeinginan menjadi wirausahawan muda. Dengan demikian, analisis hasil regresi ini mendukung pernyataan hipotesis bahwa obsesi terhadap peluang berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keinginan menjadi wirausahawan muda. Temuan penelitian ini sejalan dengan temuan penelitian Zimmer dan Scarborough (2008) yang menemukan bahwa kesuksesan menjadi wirausahawan banyak dipengaruhi oleh ukuran obsesi terhadap peluang usaha yang bisa dijalankan dengan sukses. Nilai statistik variabel kreatifitas dan kemampuan untuk beradaptasi (KKB) sebesar 2,445 (p-value = 0.0255). Hal ini menunjukkan bahwa KKB berpengaruh secara siginifikan (menolak H0) terhadap keinginan menjadi wirausahawan.Sementara, arah pengaruhnya adalah positif yang ditunjukkan dengan koefesien regresi KKB sebesar 0,278, artinya semakin banyak gagasan kretatif yang bisa dilakukan oleh seorang mahasiswa, maka semakin kuat mahasiswa berkeinginan menjadi wirausahawan muda.Dengan demikian analisis hasil regresi ini mendukung pernyataan hipotesis yang menyatakan bahwa kreatifitasberpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keinginan menjadi wirausahawan.Temuan penelitian ini konsisten dengan temuan penelitian Baumand Locke (2004) yang menemukan bahwa semakin tinggi kreatifitas yang dimiliki

THE 5TH URECOL

UAD, Yogyakarta

seseorang, maka semakin tinggi juga peluang seseorang menjadi wirasusawan sukses. Nilai statistik variabel titik kontrol internal (TKI) sebesar 3,672 (p-value = 0.0082) dan siginifikan pada tingkat signifikansi 1 persen. Hal ini menunjukkan bahwa TKI berpengaruh secara siginifikan (menolak H0) terhadap keinginan menjadi wirausahawan. Sementara, arah pengaruhnya adalah positif yang ditunjukkan dengan koefesien regresi Kp sebesar 0,119, artinya semakin besar keyakinan seorang mahasiswa terhadap kemampuan mengontrol masa depan-nya sendiri, maka semakin kuat mahasiswa berkeinginan menjadi wirausahawan muda. Dengan demikian analisis hasil regresi ini mendukung pernyataan hipotesis yang menyatakan bahwa internal locus of controlberpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keinginan menjadi wirausahawan.Temuan penelitian ini konsisten dengan temuan penelitian Daft (2010); Zimmer dan Scarborough (2008) yang menemukan bahwa karakteristik kepribadian internal locus of control yang melekat pada seseorang berpengaruh terhadap keinginan menjadi wirausahawan. Nilai statistik variabel kreatifitas dan kemampuan untuk beradaptasi (KKB) adalah 2,445 (p-value = 0.0255). Hal ini menunjukkan bahwa kreatifitas dan kemampuan untuk beradaptasi berpengaruh secara siginifikan terhadap keinginan menjadi wirausahawan. Arah pengaruhnya adalah positif yang ditunjukkan dengan koefesien regresi KKB, 0,278, artinya semakin banyak gagasan kreatif yang bisa dilakukan oleh seorang mahasiswa, maka semakin kuat mahasiswa berkeinginan menjadi wirausahawan muda.Dengan demikian analisis hasil regresi ini mendukung hipotesis yang menyatakan bahwa kreatifitas berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keinginan menjadi wirausahawan.Temuan penelitian ini konsisten dengan temuan penelitian yang dilaporkan oleh Baum and Locke (2004) yang menemukan bahwa semakin tinggi kreatifitas yang dimiliki seseorang, maka semakin tinggi juga peluang seseorang menjadi wirausahawan sukses.

1100

ISBN 978-979-3812-42-7


18 February 2017

Nilai statistik variabel kontrol internal (KI) sebesar 3,672 (p-value = 0.0082) dan siginifikan pada tingkat signifikansi 1 persen. Hal ini menunjukkan bahwa kontrol internal berpengaruh secara siginifikan terhadap keinginan menjadi wirausahawan.Arah pengaruhnya adalah positif yang ditunjukkan dengan koefesien regresi sebesar 0,119, artinya semakin besar keyakinan seorang mahasiswa terhadap kemampuan mengontrol masa depannya sendiri, maka semakin kuat mahasiswa berkeinginan menjadi wirausahawan muda.Dengan demikian analisis hasil regresi ini mendukung hipotesis yang menyatakan bahwa internal locus of control berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keinginan menjadi wirausahawan.Temuan penelitian ini konsisten dengan temuan penelitian yang dilaporkan oleh Daft (2010); Zimmer dan Scarborough (2008) yang menemukan bahwa karakteristik kepribadian internal locus of control yang melekat pada seseorang berpengaruh terhadap keinginan menjadi wirausahawan. Nilai statistik variabel kebutuhan akan pencapaian (KP) sebesar 3,657 (p-value = 0.0455) dan siginifikan pada tingkat signifikansi 5 persen. Hal ini menunjukkan bahwa "kebutuhan untuk pencapaian" berpengaruh secara siginifikan terhadap keinginan menjadi wirausahawan.Koefesien regresinya sebesar 0,254 menunjukkan pengaruh positif.Artinya semakin besar motivasi seorang mahasiswa untuk mencapai keunggulan usaha bisnis, maka semakin kuat mahasiswa berkeinginan menjadi wirausahawan muda. Dengan demikian analisis hasil regresi ini mendukung hipotesis yang menyatakan bahwa need to achieve berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keinginan menjadi wirausahawan. Temuan penelitian ini sesuai dengan temuan penelitian yang dilaksanakan oleh Baron and Markman (2000) yang menemukan bahwa kebutuhan akan pencapaian berpengaruh terhadap keinginan menjadi wirausahawan. Nilai statistik variabel "percaya diri" (Pd) sebesar 3,626 (p-value = 0.0000) dan siginifikan pada tingkat signifikansi 1 persen. Hal ini menunjukkan bahwa "percaya diri"

THE 5TH URECOL

UAD, Yogyakarta

berpengaruh secara siginifikan terhadap keinginan menjadi wirausahawan.Arah pengaruhnya adalah positif, hal ini ditunjukkan dengan koefesien regresi sebesar 0,365.Artinya, semakin tinggi tingkat keyakinan seseorang mahasiswa terhadap kesuksesan usaha yang sedang dirintis dan atau berkembang, maka semakin kuat mahasiswa berkeinginan menjadi wirausahawan muda.Dengan demikian analisis hasil regresi ini mendukung hipotesis yang menyatakan bahwa kepercayaan-diri berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keinginan menjadi wirausahawan.Temuan penelitian ini juga sejalan dengan temuan penelitian yang dilaporkan Daft (2010); Zimmer dan Scarborough (2008) yang menemukan bahwa tingkat kepribadian percaya-diri yang tinggi dan meyakinkan banyak ditemukan pada orang-orang sukses dalam berbisnis (berwirausaha) di AS. Nilai statistik variabel kesadaran pada urgensi waktu (KUW) sebesar 3,557 (p-value = 0.0026) dan siginifikan pada tingkat signifikansi 1 persen. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran pada urgensi waktu berpengaruh secara siginifikan terhadap keinginan menjadi wirausahawan.Sementara, koefesien regresi KUW sebesar 0,355, berarti semakin besar tingkat kesadaran mahasiswa terhadap urgensitas pemanfaatan waktu, maka semakin kuat mahasiswa berkeinginan menjadi wirausahawan muda. Dengan demikian, analisis hasil regresi ini mendukung hipotesis yang menyatakan bahwa kesadaran pada pentingnya waktu" berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keinginan menjadi wirausahawan. Temuan penelitian ini memperkuat hasil penelitian yang dilakukan oleh Daft (2010); Zimmer dan Scarborough (2008) yang menyimpulkan bahwa kesadaran seseorang bahwa waktu sangat berharga dalam setiap aktivitas kehidupan berpengaruh terhadap keinginan menjadi wirausahawan. Nilai statistik variabel toleransi pada ambiguitas (TA) sebesar 3,278 (p-value = 0.0014) dan siginifikan pada tingkat signifikansi 1 persen. Hal ini menunjukkan bahwa toleransi pada ambiguitas

1101

ISBN 978-979-3812-42-7


18 February 2017

berpengaruh secara siginifikan terhadap keinginan menjadi wirausahawan. Arah pengaruhnya adalah positif yang ditunjukkan dengan koefesien regresi TA sebesar 0,205, artinya, semakin kuat toleransi seorang mahasiswa terhadap ketidakpastian atau semakin kuat keberanian seorang mahasiswa mengambil keputusan dalam kondisi ketidakpastian, maka semakin kuat mahasiswa berkeinginan menjadi wirausahawan muda. Dengan demikian analisis hasil regresi ini mendukung hipotesis yang menyatakan bahwa toleransi pada ambiguitas berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keinginan menjadi wirausahawan.Temuan penelitian ini konsisten dengan temuan penelitian yang dilakukan oleh Daft (2010); Zimmer dan Scarborough (2008), dimana tingkat keberanian seseorang dalam pengambilan keputusan pada situasi ketidakpastian sangat menentukan kesuksesan seseorang menjalankan bisnis (wirausaha). 5. SIMPULAN DAN SARAN Mengacu pada pembahasan hasil penelitian, dapat diambil beberapa kesimpulan: (1) Karakteristik kepribadian wirausaha berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap keinginan menjadi wirausahawan; (2) Ketertarikan mahasiswa untuk menjadi wirausahawan muda akan semakin besar jika ia memiliki; kepribadian "energi tinggi" yang semakin kuat, ciri-ciri pemimpin terhimpun dalam dirinya semakin sempurna, semakin tinggi obsesinya terhadap peluang usaha, semakin banyak gagasan kreatifnya, semakin yakin mampu mengontrol masa depannya, semakin besar motivasinya untuk mencapai keunggulan usaha, semakin tinggi keyakinannya untuk sukses dalam usaha yang sedang dirintis, semakin menghargai waktu, semakin toleran terhadap ketidakpastian atau semakin berani dalam mengambil keputusan pada kondisi ketidakpastian. (3) Sebagian besar (75 persen) mahasiswa di lingkungan Universitas Muhammadiyah Surakarta memiliki potensi yang kecil dalam kesuksesan menjalankan bisnis (wirausaha)

THE 5TH URECOL

UAD, Yogyakarta

Peneliti tidak berpretensi bahwa penelitian ini sempurna keakurasiannya, ada beberapa keterbatasan yang bisa diidentifikasi yaitu: (1) Penelitian ini belum memasukkan variabel karakteristik demografis dan karakteristik lingkungan dalam model penelitian dan analisis (2) Belum melalukan wawancara mendalam terhadap decision maker di tingkat Universitas sebagai sumber data primer. Berdasarkan beberapa keterbatasan yang telah diidentifikasi tersebut, peneliti mengharapkan kepada peneliti berikutnya untuk menyempurnakan penelitian ini dengan mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut: (1) Memasukkan variabel karakteristik demografis dan karakteristik lingkungan untuk menghasilkan model penelitian yang lebih baik 2) Seting penelitian perlu diperluas untuk menghasilkan hasil penelitian yang lebih akurat (3) Sangat diperlukan data primer yang diperoleh dari pimpinan di tingkat Universitas.

6. PENGHARGAAN TERIMA KASIH

DAN

UCAPAN

Terima kasih terutama kepada Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi yang telah mendanai penelitian kami melalui skema Hibah Kompetitif untuk tahun 2016 dengan judul "Model dari upaya pendidikan dan pemangku kepentingan kemitraan yang lebih tinggi menghasilkan bagi para pengusaha muda".

DAFTAR PUSTAKA

1102

ISBN 978-979-3812-42-7


18 February 2017

Baron R. A and Markman G.D. (2000), “Beyond Social Capital: How Social Skill Can Enhance Entrepreneurs’ Success”. Academy of Management Executive.Vol. Februari; hal. 106-116 BaumJ.R. and LockeE.A. (2004), “The Relationship of Entrepreneurial Traits, Skill, and Motivation to Subsequent Venture Growth”, Journal of Applied Psychology. Vol. 89; hal.587-598 Bricklin D.(2001), “Natural-Born Entrepreneur”.Havard Business Review.Vol. September; hal. 53-59 Calvin R.J. (2002), “Entrepreneurial Management”.McGrawhill. New York. Florin J., Lubatkin M. and Schulze W. (2003).“A Social Capital Model of High-Growth Ventures”.Academy of Management Journal.Vol. 46; hal. 374384 Kuratko D., Ireland R.D., and Hornsby (2001). “Improving Firm Performance Through Entrepreneurial Actions; Acordia’s Corporate Entrepreneurship Strategy”, Academy of Management Executive. Vol. 15; hal. 60-71 Lumpkin G.T. and Dess G.G. (1996), “Clarifying the entrepreneurial Orientation Construct and Linking it to Performance. Academy of Management Review.Vol. 21; hal.13572. Rosyadi, I (2010), “Survei Pendahuluan (PreResearch) Dalam Rangka Persiapan Penelitian Tentang Kewirausahaan”.Un-Published. R.W. Smilor (1997), “Reflections on a Subversive Activity”. Journal of Business Venturing.Vol. 12; hal. 341346 Suharyadi, Arissetyanto N., Purwanto SK., dan Maman Faturohman (2008) “Kewirausahaan: Membangun Usaha Sukses Sejek Usia Muda”. Salemba Empat Jakarta Shane S. and Venkataraman S. (2000), “The Promise of The Entrepreneurship as a field of Research”.Academy of

THE 5TH URECOL

UAD, Yogyakarta

Management Review.Vol. 25; hal.217226. Thomas W. Zimmer dan Norman M. Scarborough (2008), “Kewirausahawan dan Manajemen Usaha Kecil”. Salempa Empat. Jakarta. Yohnson (2003), “Peranan Universitas Dalam Memotivasi Sajana Menjadi Young Enterpreneurs”. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan Vol. 5. No.2. Zimmerman M. and Zeitz G. (2008), “Beyond Survival: Achieving New Venture Growth by Building”. Academy of Management Review.Vol. 27; hal.414421.

1103

ISBN 978-979-3812-42-7

KARAKTERISTIKMAHASISWAWIRAUSAHA

Recommend Documents