IKHTISAR EKSEKUTIF Penyelenggaraan kepemerintahan yang baik (Good governance) merupakan prasyarat yang mutlak bagi setiap
pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi
masyarakat dalam mencapai cita – cita dan tujuan berbangsa dan bernegara. Prinsip tata pemerintahan yang baik (Good Governance ) mengandung 3 (tiga) pilar utama yaitu Akuntablitas, Transparasi dan Partispasi yang dijabarkan sebagai berikut:
Akuntabilitas
artinya penyelengaraan fungsi-fungsi pemerintah harus dapat
dipertanggungjawabkan.
Transparasi artinya penyelenggaraan fungsi-fungsi pemerintah harus memiliki mekanisme yang jelas dan diinformasikan kepada semua pihak.
Demokrasi dan partisipasi artinya fungsi-fungsi pemerintah diselenggarakan tanpa mengabaikan kepentingan bersama serta melibatkan masyarakat dan pihak swasta sebagai bagian dari pilar utama kekuatan negara.
Penyelenggaraan pemerintahan yang baik tersebut diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pelaporan yang dapat dipertanggung jawaban yang tepat, jelas, terukur
sehingga
penyelenggaraan
pemerintahan
dan
pembangunan
dapat
berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme . Untuk mewujudkan itu Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul harus memiliki Visi dan misi
serta strategi yang jelas dan tepat untuk mencapai tujuan dan
sasarannya yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah sehingga dapat dipertanggungjawabkan kinerjanya sesuai dengan Inpres
Nomor 7
Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah . Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten
Bantul Nomor 1 Tahun 2011
Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menegah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bantul Tahun 2011-2015, yang memberikan kejelasan arah dan garis-garis besar kebijakan pelaksanaan pembangunan daerah untuk tahun 2011-2015, Visi Pemerintah Daerah
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Kabupaten Bantul untuk 5 (lima) tahun ke depan masih relevan. Oleh karena itu Visi Pemerintah
Kabupaten
Bantul
masih
tetap
sama
yaitu
:
‘BANTUL
PROJOTAMANSARI SEJAHTERA, DEMOKRATIS DAN AGAMIS’. Untuk mewujudkan Visi tersebut ditetapkan Misi yaitu: 1. Meningkatkan kapasitas Pemerintah Daerah menuju tata kelola pemerintahan yang empatik. 2. Meningkatkan kualitas hidup rakyat menuju masyarakat Bantul yang sehat, cerdas, berakhlak
mulia,
dan
berkepribadian
indonesia
dengan
memperhatikan
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknoloogi. 3. Meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui peningkatan kualitas pertumbuhan ekonomi,pemertaan pendapatan berbasis pengembangan ekonomi lokal, dan pemberdayaan masyarakat yang responsif gender. 4. Meningkatnya kewaspadaan terhadap potensi bencana dan upaya pengurangan pengurangan resiko bencana dengan memeperhatikan penataan ruang dan pelestarian lingkungan. Dari 4 (empat) Misi yang sudah disebutkan di atas masing-masing mempunyai tujuan yang bisa dijabarkan berikut ini: 1. Meningkatnya kapasitas pemerintah daerah menuju tata kelola pemerintah yang empatik, memiliki tujuan sebaga berikut: a. Meningkatnya kapasitas birokrasi pemerintah menuju tata kelola pemerintahan yang empatik. b. Meningkatnya kualitas pelayanan publik dengan penyederhanaan pelayanan. c. Menciptakan keamanan dan ketertiban masyarakat d. Mewujudkan pembebasan tanah untuk membangun infrastruktur. 2. Meningkatkan kualitas hidup rakyat menuju masyarakat Bantul yang sehat, cerdas, berakhlak
mulia,
dan
berkepribadian
Indonesia
dengan
memperhatikan
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki tujuan sebagai berikut: a. Meningkatkan kuantitas dan kualitas pelayanan kesehatan serta sarana dan prasarana kesehatan; b. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kesiapsiagaan menghadapi
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
masalah kesehatan dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat; c. Meningkatkan jumlah penduduk yang memiliki jaminan kesehatan; d. Meningkatkan kualitas program wajib belajar 12 tahun yang meliputi layanan pendidikan baik pada jenjang pra-sekolah, pendidikan dasar, maupun pendidikan menengah yang bermutu, relevan, dan berkesetaraan dengan memperhatikan kearifan lokal; e. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengembangan pendidikan baik jalur formal, non formal, maupun informal; f. Meningkatkan kualitas kepemudaan dan olahraga; g. Mengembangkan pemanfaatan ilmu dan teknologi; h. Memantapkan fungsi dan peran agama dalam pembangunan; 3. Meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui peningkatan kualitas pertumbuhan ekonomi,pemertaan pendapatan berbasis pengembangan ekonomi lokal, dan pemberdayaan masyarakat yang responsif gender, memiliki tujuan sebagai berikut: a. Pencapaian pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkesinambungan; b. Meningkatkan Mutu Konsumsi pangan dan Ketersediaan Pangan; c. Meningkatkan kualitas perlindungan terhadap petani, peran serta petani, dan pengembangan program usaha tani; d. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pendukung ekonomi; e. Meningkatkan pemberdayaan industri kecil, koperasi, dan perdagangan; f. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan kebudayaan dan pariwisata; g. Meningkatkan pengembangan kawasan strategis; h. Meningkatkan motivasi dan etos masyarakat berwirausaha, penciptaan peluang kerja, pelatihan keterampilan, serta perlindungan dan pengawasan tenaga kerja; i.
Memantapkan program pengarusutamaan gender dan perlindungan anak;
j.
Meningkatkan pemberdayaan masyarakat baik pada tingkat komunitas (desa), keluarga dan individu;
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
4. Meningkatnya kewaspadaan terhadap potensi bencana dan upaya pengurangan pengurangan resiko bencana dengan memeperhatikan penataan ruang dan pelestarian lingkungan, memiliki tujuan sebagai berikut: a. Memantapkan program penanggulangan bencana; b. Memantapkan program peningkatan kualitas lingkungan, pengelolaan, dan perlindungan sumberdaya alam; Dari tujuan tersebut secara spesifik dijabarkan dalam sasaran-sasaran dan ditetapkan pula cara pencapaian tujuan dan sasaran dalam bentuk kebijaksanaan, program dan kegiatan yang sifatnya strategik yang merupakan target tahunan yang tertuang dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( LAKIP ) Tahun 2011. Berdasar tujuan tersebut diatas, maka ditetapkan sasaran–sasaranya yaitu: 1. Meningkatnya kapasitas dan profesionalisme aparatur pemerintah daerah dan desa serta lembaga pemerintah; 2. Meningkatnya transparansi, efektifitas dan efisiensi birokrasi; 3. Meningkatnya kemampuan pengelolaan keuangan dan kekayaan daerah; 4. Meningkatnya kualitas pelayanan publik 5. Penyingkatan waktu penyelesaian ijin 6. Penyingkatan waktu penyelesaian pengaduan 7. Meningkatnya indeks kepuasan masyarakat (IKM) 8. Terciptanya kepastian hukum dan ketertiban masyarakat 9. Meningkatnya pemahaman prinsip-prinsip dasar hukum dan HAM 10. Tersedianya sarana berupa tanah untuk pembangunan fasilitas kepentingan umum 11. Meningkatnya pelayanan kesehatan 12. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat 13. Meningkatnya Desa Siaga kategori baik (Purnama dan Mandiri) 14. Meningkatnya prosentase rumah dan lingkungan sehat 15. Semua penduduk memiliki jaminan kesehatan 16. Meningkatnya kualitas pendidikan.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
17. Meningkatnya kualitas perpustakaan 18. Meningkatnya sekolah berkualitas 19. Meningkatnya jumlah lembaga pendidikan non formal dan informal 20. Meningkatkan prestasi pemuda Kab. Bantul di Bidang Olahraga secara kuantitaif dan kualitatif 21. Meningkatnya kualitas pemuda dan olahragawan profesional 22. Meningkatnya kualitas database dalam format digital di semua sektor 23. Pengembangan Sistem Informasi yang berbasis teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) 24. Tersedianya informasi melalui media massa tepat guna 25. Meningkatnya jumlah DBKS 26. Meningkatnya kualitas pelayanan kehidupan beragama 27. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi daerah 28. Mempermudah akses dan sarana distribusi pangan serta akses sarana dan prasarana produksi pertanian serta perikanan dan kelautan 29. Meningkatnya produksi bahan pangan, pertanian, peternakan dan perikanan serta agropolitan 30. Terkendalinya laju alih fungsi lahan pertanian 31. Meningkatnya program usaha tani dan aktivitas kelembagaan petani dan penyuluh 32. Meningkatnya sarana dan prasarana ekonomi antara lain pasar, terminal, jalan, dan lain-lain 33. Meningkatnya
unit-unit
usaha
industri
kecil
dengan
mengoptimalkan
penggunaan bahan baku lokal, inovasi produk, akses permodalan serta perluasan jangkauan pemasaran 34. Meningkatnya jumlah desa wisata, desa budaya, penghargaan budaya, kelompok kesenian. 35. Meningkatnya jumlah pengunjung objek wisata 36. Meningkatnya jumlah investasi kepariwisataan 37. Berkembangnya kawasan KPY, Pantai selatan
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
38. Meningkatnya keterampilan pencaker 39. Meningkatnya lapangan pekerjaan 40. Meningkatnya keamanan dan perlindungan tenaga kerja. 41. Terjaminnya hak-hak pekerja 42. Terciptanya penempatan transmigran 43. Menyatukan pemahaman program PUG dan perlindungan anak di semua lapisan masyarakat, organisasi pemerintah dan lembaga kemasyarakatan. 44. Meningkatnya partisipasi kompetensi keterampilan organisasi pemerintahan, masyarakat dan individu. 45. Meningkatnya kesejahteraan PMKS/tuna sosial serta tertanganinya korban NAPZA dan penduduk usia lanjut. 46. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat khususnya masyarakat miskin 47. Meningkatnya Kualitas keluarga 48. Mantapnya penanggulangan bencana 49. Mantapnya pengelolaan sarana dan prasarana publik 50. Terwujudanya peningkatan pengelolaan SDA, perlindungan fungsi lingkungan dan keanegaraman hayati. 51. Terkelolanya sumberdaya hutan.
Pada
tahun
2011
Kabupaten
Bantul
telah
melaksanakan
strategisnya tahun pertama. Secara umum pencapaian sasaran
perencanaan dapat terealisir
dengan baik ( mencapai keberhasilan ) sesuai dengan perencanaan . Dalam manajemen modern pelaporan merupakan fase terakhir sebagai alat untuk mengevaluasi demi perbaikan di masa mendatang . Dimana setiap instansi pemerintah dibentuk untuk menggambarkan suatu tugas dan tanggung jawab tertentu berdasarkan pendelegasian wewenang untuk melaksanakan tugas tersebut. Pelaporan tersebut dalam bentuk LAKIP sesuai amanat
Inpres Nomor 7 Tahun 1999 dan Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 29 tahun 2010. Untuk merealisasikan
pertanggungjawaban Kepala Daerah atas pelaksanaan
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
APBD tahun 2011 sebagai implementasi dari SAKIP tersebut Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul menggunakan pendekatan perencanaan kinerja dan pengukuran kinerja sebagai dasar untuk melakukan analisis tentang tingkat capaian kinerja instansi dalam rangka pencapaian sasaran atau target yang telah ditetapkan. Evaluasi kinerja atas sasaran-sasaran srategis Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul dapat dijelaskan bahwa nilai capaian kinerja rata-rata sasaran diperoleh angka sebesar
85,93% dengan kategori sangat berhasil. Hal ini menunjukkan bahwa
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dalam tahun 2011 sudah dilaksanakan dengan baik. Adapun adanya beberapa sasaran yang nilai capaian kinerjanya belum optimal dikarenakan dalam pelaksanaannya mengalami kendala/hambatan. Dalam pelaporan LAKIP
Kabupaten
Bantul
disamping
mengungkapkan
keberhasilan
juga
mengungkapkan mengenai kegagalan dalam pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Adapun keberhasilan dan kegagalan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Cakupan balita Gizi buruk yang mendapat perawatan. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 100% terealisir 100%, maka nilai capaian ini dengan kategori sangat berhasil. Data tersebut dari jumlah bayi yang mendapat perawatan gizi buruk dari target sebanyak 178 balita terealisir sebanyak 178 balita. Faktor yang mendukung keberhasilan ini karena adanya Komitment petugas tinggi, Survelians gizi sudah berjalan baik dalam menangani kasus gizi buruk serta Dukungan anggaran 2. Angka melek huruf. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 89,94 terealisir 97,50 atau tercapai sebesar 108,40% dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan ini karena adanya komitment dari Pemerintah Kabupaten Bantul untuk pemberantasan buta huruf. 3. Pertumbuhan
investasi
PMDN.
Pada
tahun
2011
mentargetkan
sebesar
Rp.176.906.863.020,00 terealisir sebesar Rp. 200.172.644.150,71, atau tercapai sebesar 113,15% dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan investasi PMDN di Kabupaten Bantul antara lain:
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Kemudahan perijinan. Iklim investor yang kondusif. Terjalinnya kerjasama antara pemerintah, swasta dan masyarakat. 4. Meningkatnya kunjungan wisata nusantara. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 1.496.111 Orang terealisir sebanyak
1.738.808 Orang
atau tercapai
sebesar 116,22% dengan kategori sangat berhasil. 5. Meningkatnya kunjungan wisata mancanegara. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 15.112 Orang terealisir sebanyak 17.654 Orang atau tercapai
sebesar
116,23% dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan peningkatan kunjungan wisatawan di Kabupaten Bantul di atas antara lain: Peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan dan daya tarik destinasi wisata. Pengembangan kawasan-kawasan wisata baru sebagai alternatif tujuan wisatawan. Ekstensifikasi promosi pariwisata melalui media massa dan pengembangan kerjasama dengan berbagai pemangku kepentingan dalam promosi pariwisata 6. Prosentase yang bekerja terhadap angkatan kerja. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 93.5 % terealisir sebesar 94.2% atau tercapai 94,22% dengan kategori sangat berhasil. Nilai capaian ini diperoleh dari Jumlah penduduk yang bekerja sebanyak 476.567 orang dibagi dengan jumlah penduduk angkatan kerja sebanyak 505.786 orang. Faktor yang mendukung keberhasilan
ini adalah adanya perhatian yang tinggi
terhadap pengurangan pengangguran dengan berbagai macam program/kegiatan. 7. Tingkat kemiskinan turun. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 13% terealisir 2,79%, atau tercapai sebesar 21,46% dengan kategori tidak berhasil. Nilai capaian ini diperoleh dari jumlah KK miskin tahun 2011 sebanyak 40.321 KK sedang pada tahun 2010 KK miskin sebanyak 41.480 KK, sehingga hanya terjadi penurunan sebanyak 1.159KK (2,79%).
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas terlaksananya semua tugas-tugas Instansi Pemerintah se Kabupaten Bantul, serta terselesaikannya penyusunan LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) yang disusun berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggung jawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaranstrategis instansi. Tujuan dari Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah adalah untuk menciptakan pemerintahan yang baik
dan terpercaya. Pemerintahan yang baik
ditandai dengan tiga pilar elemen dasar yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya yaitu transparan, partisipasi dan akuntabilitas. Hal ini menjadi
salah satu
agenda reformasi yang patut mendapatkan perhatian semestinya, yang dapat didekati dari pola hubungan antara pemerintah, dunia usaha dan masyarakat madani. Hubungan tersebut haruslah dilakukan secara selaras, seimbang dan serasi serta dikelola secara baik, karena pola hubungan tersebut sangat berperan untuk penentuan dalam proses pembangunan. LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011 memuat informasi secara transparan tentang pelaksanaan kegiatan, program, kebijakan dengan sasaran
dalam rangka
mewujudkan visi Kabupaten Bantul yang Projotamansari Sejahtera, Demokratis dan Agamis. Akhirnya kami sampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan dukungan, bimbingan serta partisipasi dalam penyusunan LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011. Bantul, Maret 2012. Bupati Bantul
Hj. SRI SURYAWIDATI LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
BAB I PENDAHULUAN
A. GAMBARAN UMUM DAERAH 1.
Kondisi Geografis Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta terdiri atas empat kabupaten dan satu kota, dan Kabupaten Bantul adalah salah satu dari empat kabupaten tersebut. Secara makro, bentang alam Kabupaten Bantul terdiri dari daerah dataran yang terletak pada bagian tengah dan daerah perbukitan yang terletak pada bagian Timur dan Barat, serta kawasan pantai di sebelah Selatan. Kondisi bentang alam tersebut relatif membujur dari Utara ke Selatan.
Secara
geografis,
Kabupaten
Bantul
terletak
antara
07º44'04"-08º00'27" Lintang Selatan dan 110º12'34"-110º31'08" Bujur Timur, berbatasan dengan Kabupaten Gunungkidul di sebelah Timur, dengan Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman di sebelah Utara, dengan Kabupaten Kulon Progo di sebelah Barat, dan dengan Samudra Indonesia di sebelah Selatan. Luas wilayah Kabupaten Bantul adalah 506,85 Km 2, terdiri dari 17 kecamatan yang dibagi menjadi 75 desa dan 933 pedukuhan. Kecamatan Dlingo adalah kecamatan yang mempunyai wilayah paling luas, yaitu 55,87 Km2. Sedangkan jumlah desa dan pedukuhan yang terbanyak terdapat di Kecamatan Imogiri dengan delapan desa dan 72 pedukuhan. Berdasarkan kondisi lahan terdapat luas lahan 506,85 km persegi yang terbagi dalam beberapa klasifikasi penggunaan lahan yang terdiri dari pekarangan, sawah, tegal, dan kebun campur (Tabel 1.1). Penggunaan lahan adalah informasi yang menggambarkan sebaran pemanfaatan lahan yang ada di Kabupaten Bantul. Di dalam Tabel 1.1 ditampilkan bahwa penggunaan lahan terbesar adalah untuk kebun campur sebesar 32,75% dan sawah sebesar 31,43%, sedangkan yang terkecil adalah
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
tambak sebesar 0,06%. Terlihat bahwa pemanfaatan kebun campur terbesar ada di Kecamatan Pajangan seluas 2.295 Ha. Adapun persawahan terluas terdapat di Kecamatan Sewon seluas 1.408,8 Ha. Sedangkan pemanfaatan tambak hanya berada di Kecamatan Srandakan seluas 30 Ha.
Tabel 1.1 Penggunaan Lahan di Kabupaten Bantul Tahun 2011 (Ha) No
Kecamatan
Permukiman
Sawah
1 Bambang 175,0872 1164,605 2 Bangunta 436,3544 1319,826 9 3 lipro Bantul 171,8507 1213,333 pan 6 4 Dlingo 121,5498 261,0000 3 5 238,9301 922,9806 2 Imogiri 6 Jetis 406,7099 1347,533 7 Kasihan 555,0182 851,1396 4 8 Kretek 38,6401 954,4266 9 Pajangan 112,5677 280,6690 10 Pandak 89,9423 984,9897 11 Piyungan 334,7995 1325,950 12 Pleret 234,4968 716,9097 8 13 Pundong 82,5997 875,6236 14 51,6440 836,0806 2 Sanden 15 Sedayu 273,4635 980,6635 16 Sewon 473,2285 1408,764 17 Srandaka 75,3196 484,4608 8 Jumlah 3872,202 15928,95 n Persentase 7,64 31,43 0 81 Sumber: Kantor BPN, 2012
Tegalan
0 7,6798 2,0000 1705,41 2128,00 52 105,000 00 107,153 0 209,454 0 430,552 9 44,0000 6 551,158 634,911 8 456,000 2 123,000 0 72,2000 0 2,0000 53,0000 6631,52 13,08 55
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Kebun Campuran
819,000 655,012 0 688,920 9 1460,00 9 1186,00 00 513,000 00 1567,61 0 470,000 05 2295,00 0 1063,00 00 717,000 00 356,000 0 733,500 0 896,000 0 1840,48 0 645,420 88 693,884 6 16599,8 0 32,75 377
Hutan
0 0 0 1198 187 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1385 2,73
Tanah Tambak Lain-lain Tandus
0 0 0 0 23 0 0 302 0 0 0 0 0 119 0 0 99 543 1,07
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 30 30 0,06
123,30 210,12 69 122,89 63 888,03 51 1095,0 50 187,75 893 157,07 65 575,47 87 200,21 84 247,06 07 383,09 80 185,68 09 228,27 23 301,27 67 244,18 54 146,58 42 398,33 61 5694,4 60 11,24 767
Jumlah
2282 2629 2199 5634 5781 2560 3238 2550 3319 2429 3312 2128 2376 2327 3411 2676 1834 5068 100,0 5 0
Peta 1.1 Penggunaan Lahan
TAHUN 2011
Sumber: Bappeda Kab. Bantul, 2012 (data diolah)
2.
Kondisi Umum Daerah Kepadatan penduduk dapat dilihat dari beberapa sudut pandang, antara lain kepadatan penduduk geografis, kepadatan penduduk agraris, kepadatan penduduk daerah terbangun, kepadatan penduduk kelompok umur, dan sebagainya. Kepadatan penduduk geografis menunjukkan jumlah penduduk pada suatu daerah setiap kilometer persegi. Kepadatan penduduk geografis menunjukkan penyebaran penduduk dan tingkat kepadatan penduduk di suatu daerah (Tabel 1.2). Berdasarkan Tabel 1.2 terlihat bahwa penyebaran penduduk tidak merata. Daerah yang mempunyai kepadatan penduduk geografis tinggi terletak di wilayah Kabupaten Bantul yang berbatasan dengan kota Yogyakarta yang meliputi kecamatan Banguntapan (4.302 jiwa/km2), Sewon (3.892 jiwa/km2), dan Kasihan (3.481 jiwa/km2), sedangkan kepadatan penduduk geografis terendah terletak di Kecamatan Dlingo (638 jiwa/km2).
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Tabel 1.2 Kepadatan Penduduk Geografis per Kecamatan Tahun 2011 No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Kecamatan
Srandakan Sanden Kretek Pundong Bambanglipuro Pandak Bantul Jetis Imogiri Dlingo Pleret Piyungan Banguntapan Sewon Kasihan Pajangan Sedayu Jumlah Sumber: BPS, 2012
Luas (km2)
Jumlah Penduduk
Kepadatan/Km
18,32 23,16 26,77 23,68 22,70 24,30 21,95 24,47 54,49 55,87 22,97 32,54 28,48 27,16 32,38 33,25 34,36 506,85
28.668 29.744 29.323 31.779 37.480 47.908 59.754 52.313 56.536 35.667 43.731 49.427 122.510 105.701 112.708 33.216 44.798 921.263
1.565 1.284 1.095 1.342 1.651 1.972 2.722 2.138 1.038 638 1.904 1.519 4.302 3.892 3.481 999 1.304 1.818
2
Berdasarkan mata pencaharian penduduk di Kabupaten Bantul sebagian besar menggantungkan hidupnya di sektor pertanian, sehingga kepadatan penduduk agraris per wilayah perlu diketahui agar tercapai akurasi kebijakan. Secara rinci kepadatan penduduk agraris dapat dilihat pada Tabel 1.3.
Kepadatan penduduk agraris adalah angka yang menunjukkan perbandingan jumlah penduduk pada suatu daerah dengan luas lahan pertanian yang tersedia. Berdasarkan data kepadatan penduduk agraris yang ada diketahui bahwa setiap tahun terjadi penyusutan lahan pertanian yang berdampak pada berkurangnya jumlah produksi pertanian. Dengan melihat kecenderungan bahwa setiap tahun terjadi pengurangan lahan pertanian, maka perlu ada upaya-upaya kongkrit agar pemenuhan kebutuhan dari produk pertanian tetap terjaga serta adanya langkah-langkah pengamanan lahan
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
pertanian untuk menekan laju penyusutannya. Penyusutan lahan banyak terjadi di daerah aglomerasi perkotaan seperti di Sewon, Banguntapan, dan Kasihan. Hal ini banyak disebabkan oleh migrasi dari kota Yogyakarta.
Peta 1.2 Kepadatan Penduduk Geografis 2011
2011
Sumber: Bappeda Kab. Bantul, 2012 (data diolah)
Persebaran mengambil
penduduk
kebijakan
yang
menurut
umur
sangat
berkaitan
dengan
diperlukan
banyak
sektor
untuk seperti
tenagakerja, pendidikan, dan lain-lain. Dengan mengetahui sebaran penduduk kelompok umur dominan di suatu wilayah maka dapat dilakukan kebijakan yang lebih tepat dan efisien untuk pengembangan wilayah tesebut (lihat Tabel 1.4).
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Tabel 1.3 Kepadatan Penduduk Agraris per Kecamatan Di Kabupaten Bantul Tahun 2011
Kecamatan
Luas Areal Pertanian (Ha) 419
Jumlah Penduduk (Jiwa) 28.668
Kepadat an/Ha
1
Srandakan
2
Sanden
986
29.744
26
3
Kretek
892
29.323
12
4
Pundong
864
31.779
24
5
Bambanglipuro
1.164
37.480
24
6
Pandak
927
47.908
28
7
Bantul
1.132
59.754
58
8
Jetis
1.177
52.313
39
9
Imogiri
1.109
56.536
18
10 Dlingo
512
35.667
9
11 Pleret
860
43.731
26
12 Piyungan
1.385
49.427
23
13 Banguntapan
1.409
122.510
100
14 Sewon
1.305
105.701
83
15 Kasihan
673
112.708
150
16 Pajangan
262
33.216
23
17 Sedayu Jumlah (Rata-rata)
960
44.798
16 31
16.036 Sumber: BPS, 2012 (angka sementara)
50
921.263
Kepadatan penduduk kelompok umur adalah jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur pada suatu daerah setiap kilometer persegi. Kepadatan
penduduk
kelompok
umur
menunjukkan
proporsi
umur
berdasarkan kelompok umur terbesar pada umur 40 tahun ke atas (37,16%), kedua pada kelompok umur 25-39 tahun (24,13%), sedangkan proporsi terendah pada kelompok umur 20-24 tahun (7,96%).
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Berdasarkan
tabel
tersebut
dalam
perencanaan
pembangunan
khususnya di bidang kesehatan pada kelompok umur 40 tahun ke atas harus mendapatkan prioritas dan perhatian lebih. Pada usia 25-39 tahun yang proporsinya juga cukup besar dan merupakan kelompok umur produktif maka kebijakan ekonomi menjadi lebih dominan.
Tabel 1.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur di Kabupaten Bantul Tahun 2011 Kelompok Umur 0-9 10-14 15-19 20-24 25-39 40+ 1 Srandakan 4.160 2.066 2.177 1.834 6.237 12.194 2 Sanden 4.184 2.248 2.288 1.638 6.170 13.216 3 Kretek 3.928 2.133 2.188 1.699 6.084 13.291 4 Pundong 4.546 2.355 2.418 2.039 6.880 13.541 5 Bambanglipuro 5.598 2.675 2.699 2.268 8.212 16.028 6 Pandak 7.016 3.562 3.628 3.190 10.824 19.688 7 Bantul 9.034 4.299 4.532 4.372 13.872 23.645 8 Jetis 8.155 3.749 3.917 3.619 12.506 20.367 9 Imogiri 8.613 4.034 4.163 3.908 13.395 22.423 10 Dlingo 5.257 2.920 2.782 2.294 7.898 14.516 11 Pleret 7.621 3.452 3.626 3.308 11.279 14.445 12 Piyungan 8.153 4.324 4.155 3.459 11.960 17.376 13 Banguntapan 20.062 8.844 9.626 12.724 32.430 38.824 14 Sewon 16.341 7.768 8.510 10.009 27.150 35.923 15 Kasihan 17.573 8.318 9.108 11.476 28.809 37.424 16 Pajangan 5.268 2.511 2.511 2.447 8.105 12.244 17 Sedayu 7.151 3.400 3.400 3.078 10.554 17.254 Jumlah 142.660 68.749 71.728 73.362 222.365 342.399 Persentase 15,48 7,46 7,78 7,96 24,13 37,16 Kecamatan
Jumlah 28.668 29.744 29.323 31.779 37.480 47.908 59.754 52.313 56.536 35.667 43.731 49.427 122.510 105.701 112.708 33.216 44.798 921.263 100,00
Sumber: BPS, 2012 (Estimasi pendududk dengan laju pertumbuhan SP2000-SP2010, angka sementara)
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Guna melakukan kebijakan yang berprespektif gender maka sangat diperlukan pengetahuan mengenai persebaran penduduk berdasarkan jenis kelamin. Kebijakan pada persebaran penduduk yang seimbang antara laki-laki dan perempuan sudah seharusnya berbeda dengan persebaran yang didominasi salah satunya. Dengan demikian kebijakan yang diambil lebih efektif. Secara rinci data jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin ada pada Tabel 1.5. Tabel 1.5 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Kabupaten Bantul per Kecamatan Tahun 2011 No. Kecamatan 1 Srandakan
Laki-laki 14.214
Perempuan 14.454
Jumlah 28.668
2
Sanden
14.616
15.128
29.744
3
Kretek
14.131
15.192
29.323
4
Pundong
15.543
16.236
31.779
5
Bambanglipuro
18.524
18.956
37.480
6
Pandak
23.926
23.982
47.908
7
Bantul
29.681
30.073
59.754
8
Jetis
25.887
26.426
52.313
9
Imogiri
28.008
28.528
56.536
10
Dlingo
17.609
18.058
35.667
11
Pleret
21.926
21.805
43.731
12
Piyungan
24.604
24.823
49.427
13
Banguntapan
62.127
60.383
122.510
14
Sewon
53.486
52.215
105.701
15
Kasihan
56.487
56.221
112.708
16
Pajangan
16.493
16.723
33.216
17
Sedayu
22.197
22.601
44.798
Jumlah
459.459
461.804
921.263
Persentase
49,87
50,13
100
Sumber: BPS, 2012 (Estimasi pendududk dengan laju pertumbuhan SP2000-SP2010, angka sementara)
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Peta 1.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Sumber: Bappeda Kab. Bantul, 2012 (data diolah)
3.
Kondisi Ekonomi Kondisi ekonomi Kabupaten Bantul pada tahun 2010-2011 ditandai dengan terjadinya pergeseran struktur ekonomi karena adanya pergeseran tiga sektor. Ketiga sektor tersebut adalah sektor primer yang terdiri dari lapangan usaha pertanian, pertambangan dan penggalian. Sektor sekunder terdiri dari lapangan usaha industri pengolahan; listrik, gas dan air bersih; dan bangunan. Sektor tersier terdiri dari lapangan usaha perdagangan, hotel dan restoran; pengangkutan dan komunikasi; keuangan, persewaan, jasa perusahaan; dan jasa-jasa. Pergeseran struktur ekonomi tersebut terlihat pada Grafik 1.1.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Grafik 1.1 Pergeseran Struktur Ekonomi Kabupaten Bantul Tahun 2010-2011
46,74
50 40 28,12
30
PRIMER
25,10
SEKUNDER
20
TERSIER 10 0 2009 2010
2010** 2011**
Sumber: BPS, 2012 (data diolah)
** Angka Sangat Sementara
Berdasarkan Grafik 1.1 dapat disimpulkan bahwa pembangunan di Kabupaten Bantul menunjukkan perkembangan yang positif. Hal ini dibuktikan dengan terjadinya pergeseran struktur ekonomi dari primer ke sekunder maupun tersier.
4.
Inovasi Daerah Beberapa
hal
yang
mendasari
implementasi
inovasi
daerah
Kabupaten Bantul adalah terjadinya pergeseran perekonomian global dari ekonomi yang berbasis industri menuju ke ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge based economy); adanya daya saing daerah yang ditentukan oleh kemampuan memanfaatkan potensi daerah melalui inovasi; karakteristik pasar yang dinamis, kompetisi global, dan cenderung membentuk jejaring; posisi tenaga kerja dengan upah tinggi, ketrampilan luas dengan berbagai disiplin, pembelajaran tanpa kenal waktu, dan pengelolaan SDM kolaboratif; serta rendahnya entrepreneurship masyarakat . Fakta-fakta tersebut harus menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten Bantul. Mengabaikan hal-hal tersebut bisa mengakibatkan tertinggalnya Kabupaten Bantul dalam kompetisi dengan daerah-daerah lainnya.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Dalam pelaksanaannya, Pemerintah Kabupaten Bantul senantiasa memotivasi dan mendorong aparat pemerintah, masyarakat, swasta, dan seluruh stakeholders untuk bersama-sama mengembangkan kreatifitas dan inovasi serta lebih memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Inovasi sebagai cara untuk menerapkan IPTEK yang telah ada disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan diupayakan selalu menjadi mindset semua elemen Kabupaten. Dalam melaksanakan pengembangan inovasi daerah, Pemerintah Kabupaten Bantul senantiasa menjalin kerjasama dengan daerah lain, pemerintah propinsi maupun pemerintah pusat, swasta, perguruan tinggi, lembaga riset, dan masyarakat, dengan senantiasa mengacu pada kondisi kultural/budaya Bantul agar terjadi kolaborasi/sinergitas sehingga menjadi sebuah Sistem Inovasi Daerah (SIDa) yang saling terkait dan berkelanjutan. Kerjasama yang telah dilakukan Pemerintah Kabupaten Bantul dalam rangka Sistem Inovasi Daerah (SIDa) adalah: a. Dengan Kementerian Ristek dan UGM berupa kegiatan pendayagunaan dan
pemasyarakatan
IPTEK
serta
implementasi
SIDa
dalam
pengembangan energi listrik hibryd dengan pembangunan pembangkit listrik tenaga angin dan tenaga surya di Pantai Baru, Pandansimo, Srandakan dan di Pantai Samas, Sanden; b. Dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan berupa kolam ikan air tawar (kolam terpal) dengan teknik aquaponik serta instalasi energi listrik surya; c. Dengan Kementerian Lingkungan Hidup berupa biogas di kandang kelompok Ngentak, Srandakan; d. Dengan
Bakosurtanal
dan
UGM
berupa
kegiatan
pengelolaan
laboratorium geospasial pesisir Parangtritis; e. Dengan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) berupa kerjasama penguatan tata kelola pemerintahan yang baik di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bantul;
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
f.
Dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) berupa kegiatan pengkajian, penerapan, dan pemasyarakatan teknologi untuk mendukung pembangunan daerah di Kabupaten Bantul;
g. Dengan beberapa perguruan tinggi antara lain: 1) Kegiatan peningkatan dan pengembangan potensi sumber daya daerah Kabupaten Bantul dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat; 2) Peningkatan dan pengembangan mutu pelayanan kesehatan di Kabupaten Bantul dan program pendidikan kesehatan tenaga kesehatan dan pendidikan kesehatan; 3) Pelatihan peningkatan kapasitas masyarakat di bidang pariwisata; 4) Program Hibah Kompetisi Institusi (PHKI) UGM dengan tema percepatan pengembangan kawasan berbasis kearifan dan potensi lokal melalui penghiliran hasil riset dalam rangka pemberdayaan masyarakat
di
Kabupaten
Bantul
untuk
kesejahteraan
yang
berkelanjutan sebagai model pembangunan nasional, selama tiga tahun dimulai tahun 2011; dan 5) Budidaya Air Tawar (BAT) di Pundong bekerjasama dengan Sekolah Tinggi Perikanan Jakarta, selama dua tahun, dimulai tahun 2011. Berkaitan dengan tata kelola pemerintah daerah yang baik (good governance), inovasi Pemerintah Kabupaten Bantul berorientasi pada layanan kepada masyarakat melalui peningkatan kualitas layanan dan perbaikan sistem manajemen pemerintahan. Perbaikan layanan masyarakat berkaitan dengan pelayanan publik antara lain berupa pelayanan perijinan dan non perijinan, pelayanan publik di bidang kesehatan, dan pelayanan publik di bidang pendidikan. Pemerintah Kabupaten Bantul telah mencantumkan secara transparan syarat, biaya, dan prosedur layanan melalui pemanfaatan teknologi informasi.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Tabel 1.6 Jumlah Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Hasil Kerjasama dengan Perguruan Tinggi dan Lembaga Survey tahun 2011 No
Uraian
Jumlah
1
Penelitian S1
2.138
2
Penelitian S2, S3 dan Lembaga Survey
3
KKN
28
4
PKL
43
145
Sumber: Bappeda, 2012
Penggunaan teknologi informasi oleh pemerintah untuk memberikan informasi dan pelayanan bagi warganya, urusan bisnis, serta hal-hal lain yang berkenaan dengan pemerintahan disebut juga e-government (e-gov) dan online government telah berjalan di Kabupaten Bantul. E-government telah diaplikasikan didukung dengan sarana dan prasarana pengembangan jaringan internet yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi internal pemerintahan, menyampaikan pelayanan publik, atau proses kepemerintahan yang demokratis. Keuntungan dari e-government adalah peningkatan efisiensi, kenyamanan, serta aksesibilitas yang lebih baik dari pelayanan publik. Selain penyajian informasi dan aplikasi e-gov melalui website, Pemerintah Kabupaten Bantul juga sudah menerapkan 28 sistem informasi, baik yang bersifat intranet, desktop, maupun online (Tabel 1.7). Perbaikan sistem manajemen pemerintahan berkaitan manajemen kinerja antara lain diterapkan pada pengadaan barang dan jasa menggunakan Layanan Pengadaan Secara Elektonik (LPSE). Pengumuman pengadaan barang
dan
jasa
untuk
http://eproc.jogjakarta.go.id.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
tahun
2011
bisa
diakses
melalui
Tabel 1.7 Sistem informasi di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bantul No
Tahun Pembuatan
Nama aplikasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
2001 2002 2003 2003 2004 2005 2005 2006 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2008 2008 2008 2008 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2010 2010 2011
SIM Pengolahan Gaji PNS SIM Pelayanan Satu Atap (Perijinan) Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA) SIM Keuangan Daerah SIM Barang Daerah SIM Monografi Online SIM Kependudukan SIM Keuangan Daerah (Permendagri 13 tahun 2006) Sistem Cetak KK dan KTP Sistem Keluarga Berencana SistemTenaga Kerja dan Nakertrans Sistem Informasi Pariwisata Sistem Informasi Layanan Data KPDE Sistem informasi Presensi PNS SIM Keluarga Miskin SIM Kesehatan Ibu, Anak, dan TBC SIM Potensi Kecamatan SIM Pelayanan Perpustakaan SIM Keuangan Daerah SIM Barang Daerah SIM Investasi Daerah SIM Kepegawaian SIM Pengendalian Pembangunan Daerah SIM Pelayanan Pajak Reklame SIM Pelayanan BPHTB SIM Perijinan Online SIM Cetak SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana) SIM Kewilayahan
Sumber: KPDT Kab. Bantul, 2012
Pemanfaatan IT oleh Pemerintah Kabupaten Bantul juga berfungsi sebagai sarana komunikasi antara pemerintah dan masyarakat, di antaranya melalui: a. Pemanfaatan media telematika, seperti: SMS Center, Website daerah (www.bantulkab.go.id), Website tiap SKPD, Warintek (Warung Informasi dan Teknologi), dan Telekompres (rapat komprehensif dan rapat muspida);
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
b. Pemanfaaatan media elektronika, seperti siaran informasi dan komunikasi melalui televisi (Taman Gabusan dan Gardu Projotamansari) serta dialog interaktif di Radio RRI dan Radio Bantul FM; c. Pemanfaatan media cetak, seperti Jurnal Riset Daerah, buletin serta beberapa leaflet program-program kegiatan dari setiap SKPD. Tabel 1.8 Media Komunikasi Pemerintah dan Masyarakat No 1 2 3 4 5
Media
Uraian
SMS Center Siaran Taman Gabusan TVRI Yogyakarta Website daerah (www.bantulkab.go.id) Dialog Interaktif Radio Bantul FM Jurnal Riset Daerah
Juli sd Desember: 1314 SMS 44 x siaran 33 sub domain dengan 135.907 pengunjung berasal dari 10 negara Setiap SKPD 10 x siaran menyampaikan program pemerintah Penerbitan setiap bulan April, Agustus, dan Desember. Tahun 2011 ada 11 tema penelitian sains dan 4 penelitian terapan/teknologi tepat guna
Sumber: Bappeda, 2012 (diolah)
Peran masyarakat dalam pengembangan inovasi dan penerapan IPTEK cukup besar. Banyak ide kreatif muncul dari masyarakat hingga menjadi sebuah industri kreatif dengan sentuhan inovasi dan IPTEK. Industri kreatif yang berkembang di masyarakat berupa wisata kuliner, produk kerajinan, seni pertunjukan, desain produk, pasar barang dan seni (Pasar Seni Gabusan), hingga berkembang sampai pengembangan bersama kawasan GMT (Gabusan, Manding Tembi) dan Kawasan Kajigelem (Kasongan, Jipangan, Gendeng, Lemahdadi). Peran
teknologi
tepat
guna
sangat
besar
dalam
mendukung
berkembangnya industri kerajinan. Teknologi tepat guna adalah teknologi yang dirancang untuk masyarakat yang disesuaikan dengan aspek-aspek lingkungan dan ekonomi, dengan menerapkan metode yang hemat sumber daya, mudah dirawat, dan berdampak polutif minimal. Beberapa TTG telah ditemukan oleh warga Bantul dan SMK/SMA di Kabupaten Bantul.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Tabel 1.9 Teknologi Tepat Guna dan Penemu di Kabupaten Bantul
No 1
Teknologi Tepat Guna Kompor spritus
Penemu Pribadi Prasetyo
2
Rekayasa limbah membuat tranformasi las listrik; Jenzet dari sepeda motor
Sutaji Pratomo
3
Biodisel dari Nyamplung
Yudi Anggorohadi
4
Briket janggel jagung dan kulit kacang
Edi Gunarto
5
Energi listrik dari buah markisa
SMA N 1 Sewon
6
Mesin penghancur arang dan cetak briket arang ektruksi
Wahyu Arrozi, Basriyanto
7
Briket batok kelapa
Ponpes Alfurqon Sanden
8
Kompor Orgen
R. Safira
9
Anglo listrik
Kelompok Gugus Mutu Dewi Sri
10
Reaktor sintetis gas
SMK Muh Bambanglipuro
Sumber: Bappeda, 2012
Berkaitan dengan energi baru terbarukan (EBT), peranan sumber energi ini makin tinggi seiring disahkannya Undang-undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan yang menempatkan sumber EBT sebagai energi prioritas. Menurut pengelompokannya, EBT terdiri dari panas bumi, bioenergi, hidro, sinar matahari, angin, dan samudra. Pemerintah Kabupaten Bantul dalam RPJMD Tahun 2011-2015 telah menetapkan salah satu strategi pengembangan IPTEK adalah pengembangan teknologi EBT (lihat Tabel 1.10).
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Tabel 1.10 Jenis dan Banyaknya Energi Baru Terbarukan di Kabupaten Bantul No Jenis Energi
Jumlah
Lokasi
1
Bio Energi
71 unit pengolahan biogas dari limbah peternakan
Sanden, Bambanglipuro, Imogiri, Bantul, Pundong, Banguntapan, Jetis, Sewon, Piyungan, Srandakan, Pleret, Pandak, Kasihan, Pajangan, Dlingo, Kretek
2
Hidro
2 mikrohidro
Pandak, Jetis
3
Sinar Matahari
Enam lokasi energi listrik surya
Srandakan, Sanden
4
Angin
39 kincir angin
Srandakan
Sumber: Bappeda dan BLH, 2012
B. POTENSI UNGGULAN DAERAH Potensi unggulan daerah sebagai pengungkit kegiatan ekonomi adalah pertanian, industri, perdagangan, dan pariwisata yang dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Pertanian Hingga akhir tahun 2011, pertanian masih menjadi sektor yang memberikan kontribusi terbesar terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Bantul, yaitu 23,15%. Besarnya sumbangan sektor pertanian tersebut dimungkinkan oleh luas lahan pertanian (terdiri dari sawah, tegal, kebun campur, tambak dan hutan) yang mencapai 80,20% dari luas wilayah Kabupaten Bantul. Beberapa hal yang perlu dicatat dalam bidang pertanian di Kabupaten Bantul adalah sebagai berikut: a. Luas panen padi sawah adalah 31.047 ha per tahun (dua kali panen) dengan produktivitas 63,53 Kw/ha (GKG) dan produksi sebesar 197.241,59 ton GKG; b. Luas panen padi ladang adalah 139 ha dengan produktivitas 27,56 Kw/ha
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
(GKG) dan produksi sebesar 384,08 ton GKG; c. Luas panen jagung adalah 5.289 ha dengan produktivitas sebesar 56,76 Kw/ha pipilan kering dan rata-rata produksi sebesar 30.020,36 ton pipilan kering; d. Luas panen kedelai adalah 2.389 ha dengan produktivitas 14,15 Kw/ha wose kering dan produksi sebesar 3.006,5 ton wose kering; e. Luas panen kacang tanah adalah 2.546 ha dengan produktivitas sebesar 10,84 Kw/ha wose kering dan produksi sebesar 2.759,86 ton wose kering; f.
Luas panen bawang merah adalah 1.071 ha, dengan produktivitas 13,32 ton/ha umbi basah dan produksi sebesar 14.270,5 ton umbi basah;
g. Luas panen cabe merah adalah 132 ha, dengan produktivitas sebesar 6,1 ton/ha buah basah dan produksi sebesar 805,2 ton buah basah. Komoditas unggulan tanaman pertanian berdasarkan peringkat adalah padi, bawang merah, dan jagung. Kriteria komoditas unggulan secara kuantitatif adalah mempunyai nilai jual tinggi, dapat dan mudah dibudidayakan, volume produksi tinggi, laju nilai penjualan, dan perkiraan keuntungan produk setiap ton. Beberapa permasalahan pokok sektor pertanian adalah adanya alih fungsi lahan dan pertambahan penduduk yang mengakibatkan berkurangnya rata-rata kepemilikan lahan. Masalah lainnya adalah kejenuhan lahan terhadap pupuk kimia dan kesadaran masyarakat menggunakan benih bermutu yang masih rendah. Salah satu cakupan pertanian dalam arti luas adalah peternakan. Di Kabupaten Bantul, peternakan memiliki potensi yang cukup besar meliputi ternak besar, ternak kecil, dan unggas (lihat Tabel 1.11). Berdasarkan Tabel 1.11, unggas (ayam dan itik) tampak masih menjadi ternak yang dominan di Kabupaten Bantul, disusul sapi dan kambing. Potensi peternakan menghasilkan beberapa produk, di antaranya daging, susu, dan telur (lihat Tabel 1.12).
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Tabel 1.11 Populasi Ternak di Kabupaten Bantul Tahun 2010-2011 No . 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Jenis Sapi potong Sapi perah Kerbau Kuda Babi Kambing Domba Ayam buras Ayam ras petelur Ayam ras pedaging Itik
2010 (ekor) 55.585 192 686 992 3.778 53.090 31.866 528.640 588.203 764.777 146.261
2011 (ekor) 59.789 192 691 1.129 4.031 60.671 38.100 595.685 624.482 811.947 164.810
Sumber: Dispertahut, 2012
Tabel 1.12 Produksi daging, telur, dan susu Di Kabupaten Bantul tahun 2010-2011 No 1. 2 3
Komoditas Daging Telur Susu
2010 (kg) 9.195.595 5.431.600 213.290
2011 (kg) 11.231.14 5.902.742 7 262.705
Sumber: Dispertahut, 2012
Produksi peternakan tersebut ternyata telah mampu bahkan surplus untuk
mencukupi
kebutuhan
masyarakat
Kabupaten
Bantul
sebesar
3.214.319,16 kg daging (pengeluaran per kapita 3,53), sedangkan kebutuhan telur dan susu sebesar 8.040.350 kg (kebutuhan per kapita 8,83) atau masih kekurangan 2.395.460,76 kg. Oleh karena itu diperlukan intensifikasi peternakan.
Potensi yang cukup besar di Kabupaten Bantul adalah potensi laut yang sangat memberikan harapan untuk peningkatan ekonomi masyarakat nelayan (lihat Tabel 1.13).
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Tabel 1.13 Produksi Perikan Tangkap di Kabupaten Bantul Tahun 2010-2011 No.
1 2
Perikanan Tangkap
2010(kg)
2011 (Kg)
Ket
Laut Perairan Umum Jumlah
518.119 378.454 896.573
592.524 399.888 992.412
Kg Kg kg
Sumber: DKP, 2012
2. Perindustrian Lokasi dan jenis industri yang tersebar di Kabupaten Bantul cukup bervariasi. Jenis industri yang ada meliputi industri logam mesin, industri kimia, aneka industri, industri hasil pertanian, dan kehutanan. Secara umum industri yang terdapat di Kabupaten Bantul merupakan industri kecil, sedangkan untuk industri besar jumlahnya tidak banyak. Sentra terbanyak adalah untuk industri aneka, sedangkan industri yang menyerap tenaga kerja banyak adalah industri kecil dan industri aneka (lihat Tabel 1.14). Komoditas terpilih industri kecil diklasifikasikan menjadi tiga golongan yaitu
komoditas
unggulan,
komoditas
andalan,
dan
komoditas
yang
diunggulkan. Penentuan komoditas industri terpilih tersebut berdasarkan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: a. Komoditas unggulan: pemakaian bahan baku lokal >70%, menyerap tenaga kerja (padat karya), nilai ekspor >US$1 juta, tujuan ekspor > 3 negara, pertumbuhan ekspor >10% selama lima tahun terakhir; b. Komoditas andalan: pemakaian bahan baku lokal 60-69%, menyerap tenaga kerja (padat karya), nilai ekspor US$0.5-1 juta, dengan tujuan ekspor dua negara, pertumbuhan ekspor 5-10% selama lima tahun terakhir; c. Komoditas yang diunggulkan: pemakaian bahan baku lokal 50-59%, menyerap tenaga kerja (padat karya), nilai ekspor
Kel.Ind Unggulan: Pakaian Jadi
KBLI
18101
Mebel Kayu 36101
Andalan: Produk Tekstil Lainnya Kerajinan Kertas
Lokasi Kec
17211
21019
Bahan Baku Lokal (%)
Bantul Kasihan Sewon Btapan Dlingo Kasihan Sewon Bantul Pleret Bantul Sewon Kasihan Btapan Kasihan
Diunggulkan: Kasihan Kerajinan Piyungan Batu dan Imogiri Gerabah Sumber: Disperindagkop, 2012
Tenaga Kerja (Org)
Ekspor Nilai (US$ Juta)
% Total Ekspor
Growth (%)
100
1.470
14,153
47%
90
100
2.307
4,407
3%
110
100
1.229
3,942
2%
150
90
684
2,648
1%
10
100
1.312
1,387
0,9%
110
Negara Tujuan USA, Jerman, Perancis, Turki Belanda Korea Amerika Jerman Turki USA Jerman Perancis Turki Korea Belanda Perancis Turki Belanda Jerman USA
Trend
Naik
Naik
Naik
Naik
Naik
Beberapa hal yang perlu dicatat dalam sektor industri adalah kurangnya daya saing hasil industri pada pasar internasional, yang disebabkan oleh standar mutu dan desain yang belum dapat dicapai oleh para pengrajin. Sementara
itu
pasar
domestik
kurang
berkembang
akibat
kondisi
perekonomian domestik yang kurang stabil. Peningkatan daya saing dapat diintervensi melalui penyediaan sarana penunjang produksi (bahan, modal, teknologi), kemampuan inovasi desain, finishing, dan packing serta perluasan jaringan pemasaran. 3. Perdagangan Potensi
perdagangan
di
Kabupaten
Bantul
diprioritaskan
pada
pengembangan pasar tradisional. Pada tahun 2011 terdapat 27 pasar desa, 29 pasar kabupaten, dan satu pasar seni. Potensi pasar kabupaten yang cukup memadai untuk menuju pasar tradisional yang modern ada empat yaitu pasar Bantul, pasar Imogiri, pasar Niten, dan pasar Piyungan. Permasalahan dalam
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
pasar tradisional banyak disebabkan oleh munculnya rentenir yang menjanjikan uang dengan banyak kemudahan. Permasalahan tersebut sudah mulai diatasi melalui pinjaman modal dengan bunga lunak tanpa agunan. 4. Pariwisata Potensi ekonomi daerah yang sangat menonjol dalam memberikan kontribusi kepada Pendapatan Asli Daerah adalah sektor pariwisata, dengan berbagai jenis obyek wisata alam, religius, budaya, dan buatan. Kawasan pantai selatan yang dikelompokkan menjadi tiga zona dikembangkan sesuai dengan peruntukannya yaitu sebagai (1) kawasan wisata alam pantai, (2) wisata budaya/religius, dan (3) wisata buatan/minat khusus. Data tentang potensi pariwisata dapat dilihat pada Tabel 1.15. Tabel 1.15 Potensi Pariwisata di Kabupaten Bantul Tahun 2010-2011 No
Obyek Wisata
1. 2. 3.
Wisata Alam Wisata Budaya/religius Wisata Buatan/minat khusus Jumlah
Tahun 2010
2011
206 87 152 445
210 87 154 451
Satuan
Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi
Sumber: Disbudpar, 2012
Kemunculan obyek wisata baru yang ada di Pantai Baru Pandansimo, yang terletak di antara Pantai Kwaru dan Pandansimo Lama semakin diminati. Obyek ini semakin berkembang dengan adanya pemanfaatan energi listrik hybrid untuk pengembangan pertanian lahan pesisir, perikanan lahan pesisir, pariwisata, dan pendidikan. Di pantai tersebut telah didirikan sumber energi hybrid terbarukan dengan memanfaatkan potensi angin dan sinar matahari yaitu sebanyak 36 kincir dan tiga unit solar cell, dengan kapasitas 55.500 watt. Pada tahun 2011 di lokasi ini dibangun komponen energi biogas dengan memanfaatan kotoran ternak. Direncanakan kawasan tersebut akan dijadikan kawasan percontohan pemanfaatan energi listrik hybrid nasional.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
C. PERTUMBUHAN EKONOMI 1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Pertumbuhan perekonomian daerah secara umum dapat dilihat melalui indikator perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan PDRB per kapita (lihat Tabel 1.16). Tabel 1.16 Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Kabupaten Bantul Tahun 2010-2011
No
Lapangan Usaha
PDRB
1 2 3 4 5 6 7
Pertanian Pertambangan dan Industri Pengolahan Penggalian Listrik. Gas. dan Air Bersih Bangunan Perdagangan. Hotel dan Pengangkutan dan Restoran Keuangan. KomunikasiPersewaan, dan Jasa Perusahaan
933.360 36.525 647.939 36.289 454.480 789.789 287.236 252.015
Jasa-jasa
530.397 3.967.9
8 9
PDRB Sumber: BPS, 2012
Th 2010 (%)
PDRB
Th 2011* (%)
23.87 0.92 16.16 0.94 11.33 19.95 7.24
964.429 37.494 685.307 38.3272 462.8426 836.116 308.284
23.15 0.90 16.45 0.92 11.11 20.07 7.40
6.31
270.79
6.50
13.29 100
562.41 4.166.00
13.50 100
*) Angka sementara
28
0
Dari Tabel 1.16 dapat dilihat bahwa empat sektor yang memiliki kontribusi terbesar adalah pertanian; perdagangan, hotel dan restoran; jasajasa dan industri pengolahan. Berdasarkan data perkembangan PDRB tahun 2010 dan 2011 dapat dilihat bahwa kondisi perekonomian Kabupaten Bantul relatif stabil. Laju
pertumbuhan
PDRB
Kabupaten
Bantul
pada
tahun
2011
berdasarkan harga konstan sebesar 5,02% sedangkan tahun 2010 sebesar 4,98%. Pertumbuhan PDRB Kabupaten Bantul dapat dilihat pada Tabel 1.17.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Tabel 1.17 Pertumbuhan PDRB Menurut Harga Berlaku dan Harga Konstan Tahun 2000 Di Kabupaten Bantul Tahun 2010-2011 (Juta Rp) No
Tahun
1 2
2010 2011**
Harga Berlaku Nilai Pertumbuhan (Juta Rp) (%)
9.040.401 10.020.00
Sumber: BPS, 2012
)
10,95 10,39
Harga Konstan tahun 2000 Nilai Pertumbuhan (Juta Rp) (%)
3.967.433 4.166.000
4,98 5,02
*) Angka sementara
0
Dari tahun ke tahun pertumbuhan PDRB Kabupaten Bantul selalu dipicu oleh beberapa sektor yang memiliki pertumbuhan tinggi. Sektor yang memiliki kecenderungan pertumbuhan paling tinggi adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran; industri pengolahan; dan jasa-jasa. Perkembangan PDRB per kapita selama dua tahun terakhir disajikan pada Tabel 1.18. Tabel 1.18 Perkembangan PDRB Per Kapita Menurut Harga Berlaku dan Harga Konstan Tahun 2000 Kabupaten Bantul Tahun 2010-2011 No
Tahun
Harga Berlaku Nilai (Rp) Pertumbuhan
Harga Konstan tahun 2000 Nilai (Rp) Pertumbuhan
1
2010
9.428.534
6.75
4.257.077
3.90
2
2011**)
11.018.426
10.65
4.500.271
3.39
Sumber: BPS, 2012
**) angka sangat sementara
2. Inflasi Tingkat inflasi di Kabupaten Bantul dipengaruhi oleh tingkat inflasi di Provinsi DIY. Inflasi Kabupaten Bantul mengalami penurunan cukup tajam dari 6,56% pada tahun 2010 menjadi 3,73% pada tahun 2011. Hal ini terjadi karena harga kebutuhan pokok, yaitu bahan makanan dan pakaian jadi pada tahun 2011 relatif stabil. Inflasi di bawah 10% termasuk ke dalam kriteria inflasi ringan (kurang dari 10% per tahun). Inflasi ringan mempunyai dampak positif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik antara lain meningkatkan pendapatan dan investasi. LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Laju inflasi Kabupaten Bantul pada tahun 2011 berada di bawah laju inflasi nasional namun sedikit di atas laju inflasi DIY. Secara keseluruhan laju inflasi pada tahun 2011 mengalami kenaikan baik di tingkat nasional, DIY, maupun Kabupaten Bantul. Selengkapnya perkembangan inflasi selama dua tahun terakhir di tingkat nasional, DIY, dan Kabupaten Bantul dapat dilihat pada Tabel 1.19. Tabel 1.19 Perkembangan Laju Inflasi Kabupaten Bantul, DIY dan Nasional Tahun 2010-2011 No
Tahun
Laju Infkasi Kab. Bantul
Laju Inflasi Prov. Yogyakarta
Laju Inflasi nasional
1
2010
6,56
7.38
6,96
2
2011
3,73
3,88
5,3
Sumber: BPS, 2012
*) angka sementara
3. Distribusi Pendapatan Koefisien Gini merupakan salah satu indikator untuk mengetahui distribusi dan ketimpangan pendapatan penduduk. Koefisien Gini pada tahun 2010 sebesar 0,2469 dan pada tahun 2011 diprediksikan sebesar 0,2445, mengingat bahwa faktor perkalian baru dapat ditentukan oleh BPS Pusat pada tahun 2011. Koefisien Gini tahun 2011 merupakan prediksi yang didasarkan pada penurunan persentase angka kemiskinan pada tahun 2011, peningkatan laju pertumbuhan PDRB tahun 2011, dan kondisi perekonomian Kabupaten Bantul yang relatif stabil.
D. Struktur Organisasi Organisasi Pemerintah Kabupaten Bantul terdiri dari Kepala Daerah beserta Perangkat Daerah Otonom yang terdiri atas Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Daerah yang terdiri dari Badan, Kantor, Kecamatan dan Kelurahan/Desa. Perangkat LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Daerah dimaksud bertanggung jawab kepada Kepala Daerah dan membantu Kepala Daerah dalam penyelenggaraan Pemerintahan .
Struktur Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Bantul dibentuk dengan Peraturan Daerah antara lain: 1) Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul dibentuk dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 15 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul dan Sekretariat Dewan Perwakilan rakyat Kabupaten Bantul. Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul terdiri atas : 1.
Sekretaris Daerah a. Assisten Pemerintahan, terdiri dari :
Bagian Tata Pemerintahan
Bagian Pemerintahan Desa
Bagian Hukum
b. Assisten Perekonomian dan Pembangunan, terdiri dari :
Bagian Administrasi Pembangunan
Bagian Kerjasama dan Pengembangan Pitensi Daerah
Bagian Hubungan Masyarakat
c. Assisten Administrasi Umum, terdiri dari :
Bagian Organisasi
Bagian Umum
Bagian Protokol
d. Kelompok Jabatan Fungsional. 2.
Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bantul, terdiri dari : a. Sekretaris Dewan b. Bagian Persidangan c. Bagian Umum d. Bagian Hukum dan Hubungan Masyarakat
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
2) Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Pembentukan Organisasi Lembaga Tehnis Daerah Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bantul yang meliputi: 1.
Badan Lingkungan Hidup
2.
Badan Kepegawaian Daerah
3.
Badan
Kesejahteraan
Keluarga,
Pemberdayaan
Perempuan
dan
Keluarga Berencana 4.
Inspektorat
5.
Rumah sakit Umum Daerah Panembahan Senopati
6.
Kantor Pemberdayaan Masyarakat Desa
7.
Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat
8.
Kantor Perpustakaan Umum
9.
Kantor Arsip
10. Kantor Pengelolaan Pasar 11. Kantor Pengelolaan Data dan Telematika 12. Kantor Pemuda dan Olahraga 3) Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 14 Tahun 2009 Tentang Pembentukan Organisasi Badan Ketahanan Pangan
dan Pelaksana
Penyuluhan Kabupaten Bantul. 4) Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 15
tahun 2009 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Pembentukan Organisasi Dinas Daerah Di Lingkungan Kabupaten Bantul., yang meliputi : 1.
Dinas Pendidkan Dasar ;
2.
Dinas Pendidikan Menengah dan Non Formal
3.
Dinas Kesehatan
4.
Dinas Sosial
5.
Dinas Tenagakerja dan Transmigrasi
6.
Dinas Perhubungan
7.
DinasKependudukan dan Pencatatan Sipil
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
8.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
9.
Dinas Pekerjaan Umum
10. Dinas Sumber Daya Air 11. Dinas Penrindustrian, Perdagangan dan koperasi 12. Dinas Pertanian dan Kehutanan 13. Dinas Kelautan dan Perikanan 14. Dinas Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah dan 15. Dinas Perijinan 5) Peraturan Daerah Kabupaten Bantul
Nomor 16 tahun 2009 Perubahan
Pertama Atas Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi Lembaga Tehnis Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bantul, yaitu Kelembagaan Bapeda.: 6) Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 18 Tahun 2009 Tentang Pembentukan Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bantul. 7) Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Pembentukan
Organisasi
Badan
Nomor 06 tahun 2010 Tentang
Penanggulangan
Bencana
Daerah
Kabupaten Bantul. 8) Peraturan Daerah Kabupaten Bantul
Nomor 17 Tahun 2011 Tentang
Perubahan ketiga atas Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 16 Tahun 2007
Tentang
pembentukan
Pemerintah Kabupaten Bantul.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
organisasi
Dinas
Daerah
di
lingkungan
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA
A. Rencana Kerja Dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi pemerintah (SAKIP), perencanaan strategis merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh instansi pemerintah agar mampu menjawab tun utan lingkungan strategi Lokal, Nasional dan global dan tetap berada dalam Sistem Administrasi Negara kesatuan RI. Dengan pendekatan perencanaan strategis yang jelas dan sinergis, instansi pemerintah lebih dapat menjelaskan Visi dan Misinya dengan potensi peluang dan kendala yang dihadapi dalam upaya peningkatan akuntabilitas kinerjanya. Untuk memenuhi Sakip diatas, pemerintah Kabupaten Bantul telah menetapakan perencanaan strategis merupakan dokumen perencanaan pembangunan 5 (lima) tahun dan telah ditetapkan dengan Perda Kabupaten Bantul No. 1 tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabuapten Bnatul Tahun 2011-2015. Dengan RPJMD tersebut, telah diterapkan Visi-Misi tujuan dan sasaran. Adapun Visi pemerintah Daerah Kabupaten Bantul tahun 2011-2015, masih sama dengan RPJMD tahun 2006-2010 oleh karena itu Visi ini masih Relevan untuk 5 tahun mendatang.
A.1 VISI DAN MISI 1. VISI Visi adalah suatu gambaran menantang tentang keadaan masa depan yang berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan instansi pemerintah. Sebagaimana telah disebutkan di atas bahwa untuk mewujudkan tujuan pembangunan Kabupaten Bantul ditetapkan visi daerah yaitu : ‘BANTUL PROJOTAMANSARI SEJAHTERA, DEMOKRATIS DAN AGAMIS’.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Visi tersebut mengandung pengertian bahwa kondisi Kabupaten Bantul yang ingin diwujudkan di masa yang akan datang adalah Bantul yang produktif, profesional, ijo royo-royo, tertib, aman, sehat dan asri, sejahtera dan demokratis diwarnai oleh nilai-nilai religius dan budi pekerti luhur yang semuanya itu akan diwujudkan melalui misi.
Produktif dalam arti bahwa semua potensi daerah baik sumber daya alam maupun sumber daya manusianya dapat berproduksi sehingga mampu memberikan andil terhadap pembangunan daerah. Profesional dalam arti penekanan kepada setiap warganya dari berbagai profesi agar mereka betul-betul matang dan ahli di bidangnya masing-masing. Tolok ukur profesionalisme ini dapat dilihat dari kualitas hasil kerja dihadapkan kepada efisiensi penggunaan dana sarana, tenaga, serta waktu yang diperlukan.
Ijo royo-royo dalam arti tidak ada sejengkal tanahpun yang diterlantarkan
sehingga
baik
dimusim
hujan
maupun
dimusim
kemarau
dimanapun akan tampak suasana yang rindang. Dalam hal ini perlu diingatkan kepada masyarakat Bantul bahwa bagaimanapun Kabupaten Bantul tumbuh terlebih dahulu sebagai kawasan agronomi yang tangguh dalam rangka mendukung tumbuh kembangnya sektor industri yang kuat dimasa mendatang.
Tertib dalam arti bahwa setiap warga negara secara sadar menggunakan hak dan menjalankan kewajibannya dengan sebaik-baiknya sehingga terwujud kehidupan pemerintahan dan kemasyarakatan yang tertib semuanya secara pasti, berpedoman pada sistem ketentuan hukum/perundang-undangan yang esensial untuk terciptanya disiplin nasional.
Aman dalam arti bahwa terwujudnya tertib pemerintahan dan tertib kemasyarakatan
akan
sangat
membantu
terwujudnya
keamanan
dan
ketentraman masyarakat. Kondisi aman ini perlu ditunjang demi terpeliharanya stabilitas daerah.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Sehat dalam arti bahwa tertibnya lingkungan hidup yang akan dapat menjamin kesehatan jasmani dan rohani bagi masyarakat/manusia penghuninya. Asri dalam arti bahwa upaya pengaturan tata ruang di desa dan di kota dapat serasi, selaras dan seimbang dengan kegiatan-kegiatan manusia yang menghuninya sehingga akan menumbuhkan perasaan kerasan, asri tidak mewah tetapi lebih cenderung memanfaatkan potensi lingkungan yang bersandar pada kreatifitas manusiawi.
Sejahtera dalam arti bahwa kebutuhan dasar masyarakat Kabupaten Bantul telah terpenuhi secara lahir dan batin.
Demokratis dalam arti bahwa adaya kebebasan berpendapat, berbeda pendapat, dan menerima pendapat orang lain. Akan tetapi apabila sudah menjadi keputusan harus dilaksanakan bersama-sama dengan penuh rasa tanggung jawab.
Agamis dalam arti bahwa kehidupan masyarakat Kabupaten Bantul senantiasa diwarnai oleh nilai-nilai religiliusitas dan budi pekerti yang luhur. Pentingnya aspek agama tidak diartikan sebagai bentuk primordialisme untuk suatu agama tertentu, tetapi harus diartikan secara umum bahwa nilai-nilai luhur yang dianut semua agama semestinya dapat diterapkan dalam interaksi sosial sehari-hari.
2. MISI Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh insatnsi pemerintah, sebagai penjabaran visi yang telah ditetapkan. Dengan pernyataan misi diharapkan seluruh anggota organisasi dan pihak yang berkepentingan dapat mengetahui daan mengenal kebaradaan dan peran instansi pemerintah dalam penyelenggaraan
pemerintahan
negara.
Misi
merupakan
rumusan
umum
mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Misi
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
dalam RPJMD Kabupaten Bantul Tahun 2011-2015 adalah: MISI 1: Meningkatkan
kapasitas
pemerintah
daerah
menuju
tata
kelola
pemerintahan yang empatik MISI 2: Meningkatkan kualitas hidup rakyat menuju masyarakat Bantul yang sehat, cerdas, berakhlak mulia,dan berkepribadian Indonesia dengan memperhatikan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi MISI 3: Meningkatkan
kesejahteraan
rakyat
melalui
peningkatan
kualitas
pertumbuhan ekonomi, pemerataan pendapatan berbasis pengembangan ekonomi lokal, dan pemberdayaan masyarakatyang responsif gender MISI 4: Meningkatkan
kewaspadaan
terhadap
risiko
bencana
dengan
memperhatikan penataan ruang dan pelestarian lingkungan Dari keempat misi itu di dukung oleh tujauan dan setiap tujuan didukung oleh sasaran yaitu sebagai berikut : 3. TUJUAN DAN SASARAN Tujuan merupakan sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1-5 tahun mengacu visi dan misi serta didasarkan isu dan analisis strategis.Tujuan akan mengarahkan perumusan sasaran,kebijakan,program dan kegiatan dalam rangka merealisasikan misi. Sasaran merupakan hasil yang ingin dicapai secara nyata dalam rumusan yang lebih spesifik,terukur,dalam kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan. Dalam sasaran dirancang pula indikator sasaran. a) MISI 1 Didukung dengan 4 (empat) tujuan, yaitu : 1)
Meningkatkan
kapasitas
birokrasi
pemerintah
menuju
tata
kelola
pemerintah yang empatik. Didukung dengan 3 (tiga) sasaran, yaitu : a.
Meningkatnya kapasitas dan profesionalisme aparatur pemerintah daerah dan desa serta lembaga pemerintah;
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
b.
Meningkatnya transparansi, efektifitas dan efisiensi birokrasi;
c.
Meningkatnya kemampuan pengelolaan keuangan dan kekayaan daerah.
2)
Meningkatkan
kualitas
layanan
publik
dengan
penyederhanaan
pelayanan. Didukung dengan 4 (empat) sasaran, yaitu :
3)
a.
Meningkatnya kualitas pelayanan publik;
b.
Penyingkatan waktu penyelesaian ijin;
c.
Penyingkatan waktu penyelesaian pengaduan;
d.
Meningkatnya Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM).
Menciptakan keamanan dan ketertiban masyarakat. Didukung dengan 2 (dua) sasaran, yaitu :
4)
a.
Terciptanya kepastian hukum dan ketertiban masyarakat;
b.
Meningkatnya pemahaman prinsip-prinsip dasar hukum dan HAM
Mewujudkan pembebasan tanah untuk pembangunan infrastruktur daerah. Didukung dengan 1 (satu) sasaran, yaitu : a.
Tersedianya sarana berupa tanah untuk pembangunan fasilitas kepentingan umum dan pemda.
b) MISI 2 Didukung dengan 8 (delapan) tujuan, yaitu : 1)
Meningkatkan kuantitas dan kualitas pelayanan kesehatan serta sarana dan prasarana kesehatan. Didukung dengan 2 (dua) sasaran, yaitu :
2)
a.
Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan;
b.
Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat.
Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kesiapsiagaan menghadapi
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
masalah kesehatan dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Didukung dengan 2 (dua) sasaran, yaitu :
3)
a.
Meningkatnya Desa Siaga kategori baik (Purnama dan Mandiri);
b.
Meningkatnya prosentase rumah dan lingkungan sehat.
Meningkatkan jumlah penduduk yang memiliki jaminan kesehatan. Didukung dengan 1 (satu) sasaran, yaitu : a.
4)
Semua penduduk memiliki jaminan kesehatan
Meningkatkan kualitas program wajib belajar 12 tahun yang meliputi layanan pendidikan baik pada jenjang pra-sekolah, pendidikan dasar, maupun pendidikan menengah yang bermutu, relevan, dan berkesetaraan dengan memperhatikan kearifan lokal. Didukung dengan 3 (tiga) sasaran, yaitu :
5)
a.
Meningkatnya kualitas pendidikan;
b.
Meningkatnya kualitas perpustakaan;
c.
Meningkatnya sekolah berkualitas.
Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengembangan pendidikan baik jalur formal, non formal, maupun informal. Didukung dengan 1 (satu) sasaran, yaitu : a.
6)
Meningkatnya jumlah lembaga pendidikan nonformal dan informal.
Meningkatkan kualitas kepemudaan dan olahraga. Didukung dengan 2 (dua) sasaran, yaitu : a.
Meningkatnya prestasi pemuda Kabupaten Bantul di bidang olahraga secara kuantitatif dan kualitatif;
b.
Meningkatnya kualitas pemuda dan olahragawan professional.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
7)
Mengembangkan pemanfaatan ilmu dan teknologi. Didukung dengan 3 (tiga) sasaran, yaitu : a.
Meningkatnya kualitas database dalam format digital di semua sektor;
b.
Pengembangan
Sistem
Informasi
yang
berbasis
Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK); c. 8)
Tersedianya informasi melalui media massa tepat guna;
Memantapkan fungsi dan peran agama dalam pembangunan. Didukung dengan 2 (dua) sasaran, yaitu : a.
Meningkatnya jumlah Desa Binaan Keluarga Sakinah(DBKS);
b.
Meningkatnya kualitas pelayanan kehidupan beragama.
c) MISI 3 Didukung dengan 10 (sepuluah) tujuan, yaitu : 1)
Pencapaian
pertumbuhan
ekonomi
yang
berkualitas
dan
berkesinambungan. Didukung dengan 1 (satu) sasaran, yaitu : a. 2)
Meningkatnya pertumbuhan ekonomi daerah;
Meningkatkan
mutu
konsumsi
pangan
dan
ketersediaan
Pangan.
Didukung dengan 2 (dua) sasaran, yait4u : a.
Mempermudah akses dan sarana distribusi pangan serta akses sarana dan prasarana produksi pertanian serta perikanan dan kelautan;
b.
Meningkatnya produksi bahan pangan, pertanian, peternakan dan perikanan serta agropolitan.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
3)
Meningkatkan kualitas perlindungan terhadap petani, peran serta petani, dan pengembangan program usaha tani. Didukung dengan 2 (dua) sasaran, yaitu : a.
Terkendalinya laju alih fungsi lahan pertanian;
b.
Meningkatnya program usaha tani dan aktivitas kelembagaan petani dan penyuluh.
4)
Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pendukung ekonomi. Didukung dengan 1 (satu) sasaran, yaitu : a.
Meningkatnya sarana dan prasarana ekonomi antara lain pasar, terminal, jalan,dan lain-lain.
5)
Meningkatkan pemberdayaan industri kecil, koperasi, dan perdagangan. Didukung dengan 1 (satu) sasaran, yaitu : a.
Meningkatnya
unit-unit
usaha
industri
kecil
dengan
mengoptimalkan penggunaan bahan baku lokal, inovasi produk, akses permodalan serta perluasan jangkauan pemasaran. 6)
Meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat
melalui
pengembangan
kebudayaan dan pariwisata. Didukung dengan 3 (tiga) sasaran, yaitu : a.
Meningkatnya jumlah desa wisata, desa budaya, peristiwa budaya, penghargaan budaya, kelompok kesenian;
7)
b.
Meningkatnya jumlah pengunjung objek wisata;
c.
Meningkatnya jumlah investasi kepariwisataan.
Meningkatkan pengembangan kawasan strategis. Didukung dengan 1 (satu) sasaran, yaitu : a.
Berkembangnya kawasan KPY dan Pantai selatan
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
8)
Meningkatkan motivasi dan etos masyarakat berwirausaha, penciptaan peluang
kerja,
pelatihan
keterampilan,
serta
perlindungan
dan
pengawasan tenaga kerja. Didukung dengan 5 (lima) sasaran, yaitu :
9)
a.
Meningkatnya keterampilan pencari kerja;
b.
Meningkatnya lapangan pekerjaan;
c.
Meningkatnya keamanan dan perlindungan tenaga kerja;
d.
Terjaminnya hak-hak pekerja;
e.
Terciptanya penempatan transmigran.
Memantapkan program pengarusutamaan gender dan perlindungan anak. Didukung dengan 1 (satu) sasaran, yaitu : a.
Menyatukan pemahaman program PUG dan perlindungan anak di semua lapisan masyarakat, organisasi pemerintah dan lembaga kemasyarakatan.
10) Meningkatkan pemberdayaan masyarakat baik pada tingkat komunitas (desa), keluarga dan individu. Didukung dengan 4 (empat) sasaran, yaitu : a.
Meningkatnya
partisipasi
kompetensi
ketrampilan
organisasi
pemerintahan, masyarakat dan individu; b.
Meningkatnya kesejahteraan PMKS/tuna sosial serta tertanganinya korban NAPZA dan penduduk usia lanjut;
c.
Meningkatnya kesejahteraan masyarakat miskin;
d.
Meningkatnya kualitas keluarga.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
d) MISI 4 Didukung dengan 2 (dua) tujuan, yaitu : 1)
Memantapkan program penanggulangan bencana. Di dukung dengan 2 (dua) sasaran, yaitu :
2)
a.
Mantapnya Penanggulangan bencana;
b.
Mantapnya pengelolaan sarana dan prasarana publik.
Memantapkan program peningkatan kualitas lingkungan dan pengelolaan sumberdaya alam. Didukung dengan 2(dua) sasaran, yaitu : a.
Terwujudnya peningkatan pengelolaan SDA, perlindungan fungsi lingkungan dan keanekaragaman hayati;
b.
Terkelolanya sumberdaya hutan.
B. Penetapan Kinerja Dokumen
Penetapan
Kinerja
merupakan
suatu
dokumen
pernyataan
kinerja/kesepakatan kinerja/ perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki oleh instansi. Penetapan Kinerja Kabupten Bantul tahun 2011 merupaakan suatu dokumen yang diformalkan dalam kaitannya dengan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dokumen ini merupakan salah satu komponen dari siklus kinerja yang dimulai dari perencanaan dan di akhiri dengan adanya Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah(LAKIP). Penetapan Kinerja merupakan rencana tahunan sebagai penjabaran lebih lanjut dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah(RPJMD) Kabupaten Bantul tahun 2011-2015 yang berjangka waktu 5 tahunan. Penetapan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bantul Tahun 2011 disusun dengan mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Target
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Indikator Kinerja akan menjadi tolok ukur dalam mengukur keberhasilan atau kegagalan pemerintah dalam upaya pencapaian Visi Misi Tujuan dan Sasarannya. Dalam rangka mengimplementasikan Penetapan Kinerja Kabupaten Bantul tahun 2011 adalah sebagai berikut : Sasaran Strategis
No. 1
Meningkatnya dan
kapasitas 1.
profesionalisme
aparatur daerah
No.
Indikator Kinerja Tingkat
pendidikan
Target aparat 55 %
D3, D4, S1, S2, S3
pemerintah dan
desa
serta
lembaga pemerintah. 2.
Jumlah SKPD yang telah di 46 % ketahui
Beban
Kerja
dan
Formasi Jabatan. 3.
Peningkatan
displin
kerja 100%
aparatur pemerintahan Desa. 4.
Peningkatan displin kerja PNS
5.
Pelaksanaan
100%
tatalaksana 100%
perangkat daerah 6.
Penanganan
pelanggaran 100%
disipin kepegawaian.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
7.
Peningkatan
kapasitas 100%
kelembagaan 8.
Jumlah
fasilitasi
koordinasi 30 Kali
penyelenggaraan pemerintahan 9.
Meningkatnya
tertib 80%
administrasi kecamatan. 10. Aparatur
Pemerintah
Desa 75 Desa
yang mengikuti pelatihan manajemen
pemerintahan
desa 2.
Meningkatnya Transparansi,
1 Efektifitas
Turunnya
indikasi 218 LHP
penyimpangan anggaran
dan Efisiensi Birokrasi 2
Penerapan
system 5 SKPD
pengendalian pemerintah SKPD
jumlah
intern (SPIP) SKPD
pada yang
menerapkan 3
Temuan
Pemeriksaan 100%
eksternal
yang
ditindaklanjuti.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
4
Temuan internal
pemeriksaan yg
selesai
100%
di
tindaklanjuti 5
SKPD
yang
telah 56 SKPD
melaksanakan tata kearsipan 6
Jumlah ketersediaan petugas 70 Orang arsip pada SKPD
7
Siaran
taman
gabusan
di 100%
TVRI jogja 8
Dialog interaktif di radio, baik 100% pemerintah maupun swasta.
9
Frekuensi pelaksanaan Publik 24 kali Hearing baik di Kecamatan, Desa maupun Dusun
10
Jumlah
penyelenggaraan 1 kali
Bantul Expo 11
Kesesuaian
program
kerja 90 %
SKPD dengan RPJMD 3.
Meningkatnya kemampuan 1
Prosentase
pengelolaan keuangan dan
dan retribusi daerah.
kekayaan daerah.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
kenaikan
pajak 21.15 %
2
Rasio
PAD
terhadap 11.12%
penerimaan APBD 3
Rasio
PAD
terhadap 10.71%
pengeluaran APBD 4
Jumlah
peraturan
tentang 3 buku.
pengelolaan keuangan dan aset daerah 5
Jumlah Perda tentang APBD 6 buku yang
ditetapkan
dalam
1
tahun. 6
Jumlah Perbub tentang APBD 6 buku yang
ditetapkan
dalam
1
tahun 7
Rasio pertumbuhan belanja 44.71% modal
4.
Meningkatnya
Kualitas 1
pelayanan publik.
Terwujudnya
tertib 100%
administrasi ke tatausahaan, persuratan dan kearsipan 2
Penyusun masyarakat
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
indek
kepuasan 40%
3
kualitas 14%
Peningkatan pelayanan
publik
penanganan
melalui
pengaduan
masyarakat. 4
SKPD yang menerapkan SPM
100%
5
Cakupan penerbitan KTP ber 100% NIK
6
Cakupan
penerbitan
kelahiran anak usia
akta 100% 0 – 1
tahun 5.
Penyingkatan
waktu 1
penyelesaian ijin 6.
Penyingkatan
Penyelesaian
ijin
rata-rata 9.215 ijin
pertahun waktu 1
Penyelesaian pengaduan
25 pengadu
Keberhasilan pelayanan
75.57 nilai angka
penyelesaian Pengaduan 7.
Meningkatnya kepuasan
indek 1 masyarakat
(IKM) 8.
kepastian 1
Jumlah
hukum
ketertiban
daerah yang telah disusun
dan
masyarakat.
berupa Perda
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Produk
Hukum 25 buah
Terciptanya
Raperda
menjadi
2
penyakit 15 %
Menurunnya masyarakat
3
pelanggaran 10%
Menurunnya Perda
4 9.
Capaian penyelesaian Hukum
kedisiplinan 90%
Meningkatnya pemahaman 1
Peningkatan
Prinsip-prinsip
pelajar sekolah
dasar
100 %
Hukum dan HAM 2
Pemantauan
situasi
dan 90%
kondisi Ekpoleksosbudhankam 3
Jumlah
peserta
yang 60 Orang
mengikuti sosialisasi PTUN 4
Jumlah mengikuti
peserta
yang 200 orang
pelaksanaan
sosialisasi ranham 10.
Tersedianya sarana berupa 1
Luas tanah yang dibebaskan
12.084 M²
tanah untuk pembangunan fasilitas kepentingan umum 11.
Meningkatnya
kualitas 1
pelayanan kesehatan
Cakupan
universal child immunization. (UCI)
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
desa/kelurahan 100 %
2
Cakupan balita Gizi buruk 100 % yang mendapat perawatan.
3
Penderita
yang 100 %
DBD
ditangani 4
pelayanan 100 %
Cakupan
kesehatan dasar masyarakat miskin 5
Cakupan
Desa/Kelurahan 100 %
mengalami dilakukan
KLB
yang
penyedikan
Epidiomologi < 24 jam. 6 7
12.
Meningkatnya
Bed Occupation Rate (BOR) Length Of Stay(LOS)
75 – 85 %
4-9 hari
8
Bed Turn Over(BTO)
40 – 50 hari
9
Turn Over Internal
1 - 3 hari
Total KEP Balita
9.5 %
2
Angka kesakitan DBD
54 / 100 ribu
3
Penemuan Kasus TB
55 %
derajat 1
kesehatan masyarakat
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
13.
Meningkatnya kategori
baik
4
Penyembuhan Kasus TBC
86 %
desa siaga 1
Cakupan desa siaga aktif
100%
(Purnama
dan mandiri) 2
Desa
Siaga
kategori
baik 29.6 %
(purnama dan mandiri) 14.
Meningkatnya
prosentase 1
rumah
lingkungan
dan
65 %
Jamban Sehat
sehat. 2
Meningkatnya
cakupan
air 75 %
bersih. 3
Meningkatnya
cakupan 10%
rumah sehat
15.
4
Pengembangan ipal komunal
2 Unit
5
Penanganan sampah
16 Kecamatan
Semua penduduk memiliki 1
Persentase penduduk yang 40 %
jaminan kesehatan
memiliki jaminan kesehatan
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
16.
Meningkatnya
Angka Melek huruf
89.94 %
2
APK TK/PAUD
55%
3
APK SD/MI
105%
4
APK SMP/MTS
98.49 %
5
APK SMA/SMK
83 %
6
APM SD/MI
7
APM SMP/MTS
79.82
8
APM SMA/SMK
64.00 %
9
Tingkat kelulusan SD/MI
99.98 %
10
Tingkat kelulusan SMP/MTS
95.5 %
11
Tingkat kelulusan SMA/SMK
98.10 %
12
Nilai NEM Rata-rata SD/MI
7.20 %
13
Nilai NEM Rata-rata SMP/MTS
7.10 %
14
Nilai NEM Rata-rata SMA/SMK 7.06 %
kualitas 1
pendidikan
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
94.42 %
15
Angka Putus Sekolah SD/MI
16
Angka
0.03 %
Putus
Sekolah 0.09 %
Putus
Sekolah 0.90 %
SMP/MTS 17
Angka SMA/SMK
18
Angka rata2 lama sekolah 6.26 tahun SD/MI
19
Angka rata2 lama sekolah 3.01 tahun SMP/MTS
20
Angka rata2 lama sekolah 3.01 tahun SMA/MA/SMK
17.
Meningkatnya
kualitas 1
Jumlah Koleksi Buku
44.000 buku
perpustakaan. 2
Jumlah perpustakaan
pengunjung 47.000 buku (termasuk
perpustakaan keliling) 18.
Meningkatnya
sekolah 1
berkualitas
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Rasio ruang kelas – siswa. 30 Siswa SD/MI
2
Rasio ruang kelas – siswa 33 Siswa SMP/MTS
3
Rasio
ruang
kelas
–siswa 34 Siswa
SMA/SMK
19.
Meningkatnya lembaga
4
Rasio Guru-Siswa SD/MI
13.8 Orang
5
Rasio Guru-siswa SMP/MTS
19.25 Orang
6
Rasio Guru-siswa SMA/SMK
9 Orang
jumlah 1
pendidikan
non
Jumlah lembaga pendidikan 33 buah Non
formal dan informal
Formal
yang
aktif
melaksanakan kegiatan 2
Jumlah lembaga pendidikan 1 buah In
Formal
yang
aktif
melaksanakan kegiatan 20.
Meningkatnya pemuda
Kab.
Prestasi 1 Bantul
Jumlah
perolehan
Emas 125 emas
melalui kompetisi Porprop.
dibidang olahraga secara kuantitatif dan kualitatif 2
Kompetisi
olahraga
tingkat 48 emas
propinsi 2 tahun sekali (POP) 3
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Paskibraka
8 orang
21.
22.
23.
Meningkatnya
4
Pemuda pelopor
2 orang
5
MTQ tingkat pelajar umum
15 Emas
kualitas 1
Prosentase cabang olah raga 15
pemuda dan olahragawan
yang menjalankan kompetisi
Profesional
secara teratur
Meningkatnya kualitas data 1
Analisa
base dalam format digital
database terintegrasi semua
disemua sektor
sektor
Pengembangan
sistem 1
informasi
yang
berbasis
teknologi
Informasi
perancangan -
dan
Prosentase penyusunan SOP 50 % pengembangan
dan
Sistem
Informasi.
Komunikasi(TIK) 2
Prosentase
Pengembangan 10%
Pusat data 24.
25.
Tersedianya
Informasi 1
Prosentase
sosialisasi 5%
melalui med ia massa tepat
penyelenggaraan pemerintah
guna
daerah.
Meningkatnya jumlah DBKS 2
Jumlah DBKS (Desa binaan 45 Desa. keluarga sakinah)
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
26.
Meningkatnya pelayanan
kualitas 3 kehidupan
Jumlah agama
beragama.
dai
pemuka 6.000 orang
dan
yang
diberikan
pembekalan
masalah
kerukunan umat beragama 1
Jumlah lembaga agama yang 35 lembaga diberikan pembinaaan
2
Peningkatan kerukunan hidup 90 % Umat beragama
27.
Meningkatnya pertumbuan 1
Pertumbuan PDRB (ekonomi)
ekonomi daerah.
(Pertumbuhan
5.18 %
Domestik
Regional Bruto) 2
PBRD
atas
dasar
harga 4.09 Trilyun
atas
dasar
harga 10.02 Trilyun
konstan 3
PBRD berlaku
4
Penerimaan Daerah
878.012.053.000 Rp.
5
Pertumbuhan Investasi PMA
6
Pertumbuhan Investasi PMDN
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
544.528.874.528.46 Rp.
176.906.863.020.00 Rp.
Pertumbuhan Investasi
36.474.641.996
Masyarakat
Rp.
8
Inflasi
5%
9
Peningkatan
7
BUMD
kualitas
guna
SDM 20 orang
peningkatan
pelayanan investasi
10
Fasilitasi
dan
koordinasi 6 badan hukum
kerjasama bidang investasi 28.
Mempermudah akses dan 1 sarana serta
distribusi akses
prasarana
Ketersediaan pangan
pangan
sarana
3.650 gr/Kap/hr
dan
produksi
pertanian serta perikanan dan kelautan. 2
Desa Mandiri Pangan
8%
3
Akses Pangan
5%
4
PPH (Pola Pangan Harapan)
89 %
5
Konsumsi Ikan Perkapita
21.36 Kg/kapita/th
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
6
Saluran irigasi dalam kondisi 81.50 % baik
7
Prosentase luasan DI yang 78 % terlayani air irigasi
8
Pembangunan
Bantul
sead 4 Komodiitas
centre 9
Penanganan
dalam
rangka 6 Komoditas
kestabilan harga jual hasil pertanian panen)
(program all:
Padi,
paska kedelai,
jagung, kacang tanah, cabe dan bawang merah 29.
Meningkatnya
Produksi 1
bahan pangan, pertanian,
Jumlah
produksi
perikanan 24.257 ton
budi daya
peternakan dan perikanan serta agropolitan 2
Jumlah
produksi
perikanan 1.377 ton
tangkap 3
Jumlah Pokdakan (kelompok 375 kelompok budidaya)
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
4
Produktifitas
Gabah
Kering 75.00 kw/ha
Pungut (GKP) 5
Produktifitas
(pipil 53.19 kw/ha
jagung
kering) 6
Produktifitas kedelai (wose)
7
Produktifitas
kacang
15.00 kw/hqa
tanah 10.18 kw/ ha
(wose) 8
Produktifitas bawang merah
10.15 ton/ha
9
Produktifitas cabe merah
8.04 ha/ton
10
Produktifitas pisang
25.00 kg/pohon
11
Produktifitas Jamur
12.00 kg/M²
12
Produktifitas
tebu
(hablor 49.88 kw/ha
gula) 13
Produktifitas kelapa (kopra)
14
Produktifitas (Rajang kering)
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
19.50 kw/ha
tembakau 6.26 kw/ha
15
Produktifitas jambu mete ( 3.30 kw/ha glondong mete)
16
Produksi
daging
(kambing, 10.655.498 kg
sapi, domba, dan ungggas) 17
Produksi telur ( ayam dan 5.865.111 kg itik)
18
Produksi susu (sapi perah 250.000 liter dan kambing PE)
19
Populasi sapi potong
54.281 ekor
20
Populasi sapi perah
165 ekor
21
Populasi kambing
57.668 ekor
22
Populasi Domba
30.840 ekor
23
Populasi ayam buras
561.939 ekor
24
Populasi ayam ras petelur
651.994 ekor
25
Populasi ayam ras pedaging
724.956 ekor
26
Populasi itik
184.603 ekor
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
30.
Terkendalinya
laju
alih 1
0.4 %
Konversi lahan
fungsi lahan pertanian 31.
Meningkatnya
program 1
usaha tani dan aktivitas kelembagaan
petani
aktifitas 16 %
Peningkatan kelembagaan petani
dan
penyuluh. 2
kualitas 73 orang
Peningkatan penyuluh
3
Peningkatan kapasitas SDM 500 P3A dalam pengelolaan irigasi kelompok/pelaku usaha
32.
Meningkatnya sarana dan 1
Prosentase panjang jaringan 90 %
prasarana ekonomi antara
jalan beraspal dalam kondisi
lain pasar, terminal, jalan,
baik.
dan lain-lain. 2
Prosentase
peningkatan -
penyediaan
simpul
transportasi 3
Prosentase
Keselamatan 20 %
Lalulintas ( Rambu ) 4
Prosentase
Keselamatan 20 %
Lalulintas ( Marka )
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
5
Prosentase
Keselamatan 20 %
Lalulintas ( APILL ) 6
Daya
angkut
angkutan 1.763.022 seat/orang
umum. 7
Load
Factor
Penumpang 0.7 %
angkutan umum 8
Jumlah TPA sampah dengan 1 Jumlah system sanitary landfill
9
Kondisi setiap pasar
dalam 31.25 %
keadaan baik. 33.
Meningkatnya
unit-unit 1
usaha industri kecil dengan
Fasilitasi dan Pembinaan unit 38 unit usaha usaha ber - TDI
mengoptimalkan penggunaan bahan baku lokal, inovasi produk, akses permodalan perluasan
serta jangkauan
pemasaran. 2
Fasilitasi dan Pembinaan unit 12 unit usaha usaha ber -IUI
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
3
Fasilitasi dan Pembinaan unit 12 unit usaha usaha ber -SIUP
4
Fasilitasi dan Pembinaan unit 12 unit usaha usaha ber -TDP
5
Fasilitasi dan Pembinaan unit 12 unit usaha usaha ber -TDG
6
Peningkatan kapasitas SDM 240 orang UKM
7
Fasiltasi Peningkatan IRT
8
Fasiltasi
60 unit usaha
Peningkatan 8 unit
Koperasi ber-BH 9
Meningkatnya
penyerapan 87 unit
modal UKM 10
Peningkatan promosi melalui 8 kali pameran
11
Peningkatan tradisional
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
kualitas
pasar 1 kali
12
Peningkatan
ketrampilan 30 unit usaha
pelaku
Eksport
usaha
/
pemasokan produk Eksport 13
Monitoring
evaluasi
dan 4 kegiatan
pelaporan pameran produk UMKM. 34.
Meningkatnya Jumlah desa 1 wisata,
desa
Jumlah Desa Wisata
18 desa
Jumlah Peristiwa Budaya
127
budaya,
peristiwa
budaya,
penghargaan
budaya,
kelompok kesenian. 2
event
budaya
3 35.
Meningkatnya
jumlah 1
pengunjung obyek wisata
Jumlah Kelompok Kesenian Meningkatnya
701 kelompok
kunjungan 1.496.111 orang
wisata nusantara 2
Meningkatnya
kunjungan 15.112 orang
wisata Manca Negara 36.
Meningkatnya
jumlah 1
Naiknya PAD pariwisata
4.221.457.301 Rp.
investasi kepariwisataan 2
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Jumlah usaha pariwisata
5 unit
37.
Berkembangnya
kawasan 1
Pengembangan kawasan KPY
3 paket
KPY, pantai selatan. 2
Pengembangan
kawasan 4 paket
Pantai Selatan 38.
Pelatihan bagi pencari kerja
720 orang
Jumlah angkatan kerja
480.500 orang
2
Penempatan tenaga kerja
2.000 orang
3
Perluasan kerja
300 orang
4
Tingkat penganguran
6.5 %
5
Prosentase bekerja terhadap 93.50 %
Meningkatnya ketrampilan 1 pencari kerja.
39.
Meningkatnya
lapangan 1
pekerjaaan.
angkatan kerja 40.
Meningkatnya
keamanan 1
Jumlah Serikat Pekerja
50 perusahaan
dan perlindungan tenaga kerja. 2
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Jumlah Peraturan Perusahaan 163 perusahaan
3
Jumlah
Perjanjian
Kerja 47 perusahaan
Bersama(PKB) 4
Jumlah Lembaga Kerjasama 60 perusahaan (LK) Bipartit
5
Angka sengketa kerja per 75 tahun
41.
Terjaminnya
hak-hak 1
19.000 orang
Kepesertaan Jamsostek
pekerja. 42.
Terciptanya
penempatan 1
Transmigran 43.
Menyatukan program
Jumlah
Transmigran
yang 100 KK
ditempatkan. pemahaman 1 PUG
perlindungan
Indeks Pembangunan Gender
64.00 %
dan
anak
di
semua lapisan masyarakat, organisasi
pemerintahan
dan
lembaga
kemasyarakatan. 2
Penurunan terhadap perempuan
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
kekerasan 5.00 % anak
dan
3
peran 8.90 %
Peningkatan
perempuan dalam berbagai bidang. 44.
Meningkatnya
partisipasi 1
Pelatihan ketrampilan usaha 75 desa
kompetensi
ketrampilan
ekonomi
organisasi
pemerintah
pedesaan
masyarakat
masyarakat dan individu. 2
Fasilitasi
partisipasi 90 kali
jumlah
masyarakat
dalam
pembangunan Desa. 3
Jumlah desa yang diberikan 75 desa sosialisasi
peningkatan
kualitas LKD. 45.
Meningkatnya kesejahteraan
1 PMKS/tuna
Cakupan layanan bagi Lanjut 190 orang Usia (Lansia )
sosial serta tertanganinya korban
NAPZA
dan
penduduk usia lanjut. 2
Cakupan
penanganan
para 428 orang
penyandang cacat. 3
Peningkatan P4GN
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
penyuluhan 250 orang
4
Peningkatan
BSK 3.000
Program
untuk anggota masyarakat 5
orang/kelompok
Bimbingan mental sosial bagi 25 orang PMKS
6
Fasilitasi
pembinaan
anak 1.500 orang
yatim. 46.
Meningkatnya
1
Tingkat kemiskinan turun
13 %
2
Menbaiknya indek gini
0.2507 %
3
Data
kesejahteraan masyarakat khususnya
masyarakat
miskin
Base
keluarga
dan 51 buku
keluarga miskin
47.
Meningkatnya
kualitas 1
keluarga
Prosentase keluarga dengan 3.2 % jumlah anak kurang dari 3
2
Prosentase prasejahtera
keluarga 31.8 % dibandingkan
dengan jumlah total keluarga
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
48.
Mantapnya
1
penanggulangan bencana
Peningkatan Relokasi lokasi 5 rumah tanah lonsor
2
dan 10 %
Penambahan pemeliharaan prasarana
dan
sarana peralatan
Evakuasi, rambu evakuasi. 3
Penambahan Rambu rambu 0 Unit bahaya, pengeras suara di sepenjang pantai dan togor EWS.
4 49.
Mantapnya sarana
pengelolaan 1
dan
Peningkatan Kualitas SDM
115 orang
Peningkatan jalur Evakuasi
2 Km
Jumlah sarana Evakusai
1 Unit
prasarana
public 2 50.
Terwujudnya
peningkatan 1
pengelolaan
SDA,
perlindungan
fungsi
lingkungan
dan
keaneka
ragaman hayati.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Tingkat
kerusakan
penggalian penambangan turun
akibat 7 ha dan
2
Prosentase
Jumlah
pengaduan
masyarakat
akibat
adanya
60 %
dugaan
pencemaran
dan/atau
perusakan lingkungan hidup yang ditindak lanjuti. 3
Informasi status kerusakan 30 % lahan
4
pencemaran 60 %
Pencegahan udara
dari
sumber
tidak
bergerak. 40 %
5
Pencegahan Pencemaran Air
6
Rasio ruang terbuka hijau per 25 % satu wilayah.
51.
Terkelolanya
Sumberdaya 1
hutan.
dan 17 kecamatan
Pencegahan pengendalian
kerusakan
hutan dan lahan Total
Anggran
sesuai
dengan
Tupoksi
Pemerintah
Kabupaten
Bantul
Rp.536.160.766.080,00 dan RSUD Panembahan Senopati Kabupaten Bantul sebesar Rp. 77.566.916.869,00.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
A.
Pengukuran Kinerja
Pengukuran kinerja adalah proses sistematis dan berkesinambungan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, kebijakan, sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam mewujudkan visi, misi dan strategi instansi pemerintah. Proses ini dimaksudkan untuk menilai pencapaian setiap indikator kinerja guna memberikan gambaran tentang keberhasilan dan kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran. Selanjutnya dilakukan pula analisis akuntabilitas kinerja yang menggambarkan keterkaitan pencapaian indicator kinerja
sasaran
dengan program dan kegiatan dalam rangka mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi sebagaimana ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Bantul . Pengukuran kinerja yang dilaksanakan adalah dengan membandingkan antara target kinerja sasaran dengan realisasi kinerja sasaran atau dengan kata lain membandingkan capaian indikator kinerja sampai dengan tahun berjalan dengan target kinerja pada 5 (lima) tahun yang direncanakan. Pengukuran kinerja dilakukan dengan menggunakan indicator kinerja pada level sasaran. Pengukuran dengan menggunakan indikator
kinerja pada level sasaran
digunakan untuk menunjukkan secara langsung kaitan antara sasaran dengan indikator kinerjanya , sehingga keberhasilan sasaran berdasarkan antara lain Rencana Kinerja Tahunan yang ditetapkan dengan jelas, Penetapan Kinerja (PK) serta Indikator Kinerja Utama (IKU). Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul dalam melaksanakan pengukuran indikator kinerja sasaran
didasarkan sebagaimana yang telah ditetapkan dalam
Rencana Kinerja Tahun 2011, Penetapan Kinerja (PK) Tahun 2011 serta mendasarkan pula pada Indikator Kinerja Utama (IKU) Pemerintah Kabupaten Bantul pada tahun 2011 - 2015.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Pengukuran kinerja sasaran Pemerintah Kabupaten Bantul
pada tahun 2011
belum membandingkan dengan pencapaian kinerja pada tahun sebelumnya karena baru melaksanakan pengukuran pencapaian kinerja sasaran pada tahun pertama sesuai dengan Rencana pembangunan Jangka menengah Daerah yang baru yaitu Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Bantul
yang
merupakan dokumen perencanaan pembangunan untuk periode tahun 2001 – 2015 yang telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 01 Tahun 2011. 1. Metode Pengukuran Kinerja Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan rencana dan realisasi sebagai berikut: a.
Apabila semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin tingginya kinerja atau semakin rendah realisasi menunjukkan semakin rendahnya kinerja, digunakan rumus: Realisasi Capaian indikator kinerja = -------------------------------------- x 100% Rencana
b.
Apabila semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin rendahnya kinerja atau semakin rendah realisasi menunjukkan semakin tingginya kinerja, digunakan rumus: Rencana – (Realisasi – Rencana) Capaian indikator kinerja = ------------------------------------------------- x 100% Rencana
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Atau: ( 2 x Rencana ) - Realisasi Capaia indikator kinerja = ---------------------------------------------- x 100% Rencana
2. Metode Penyimpulan Capaian Kinerja Sasaran Hasil pengukuran capaian kinerja wDalam menentukan hasil evaluasi kinerja untuk setiap indikator kinerja sasaran Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul dengan menggunakan metode pengukuran dengan skala ordinal yaitu :
Skala Ordinal
Predikat/Kategori
> 85
Sangat Berhasil
70 < X ≤ 85
Berhasil
55 < X ≤ 70
Cukup Berhasil
< 55
Tidak Berhasil
Untuk capaian masing-masing indikator kinerja sasaran disimpulkan berdasarkan “Metode Rata-Rata Data Kelompok”. Penyimpulan capaian sasaran tersebut dijelaskan berikut ini. Penyimpulan pada tingkat sasaran dilakukan dengan mengalikan jumlah indikator untuk setiap kategori (sangat berhasil, berhasil, cukup berhasil dan tidak berhasil) yang ada disetiap kelompok sasaran dengan nilai mean (rata-rata) skala ordinal dari setiap kategori, dibagi dengan jumlah indikator yang ada di kelompok sasaran tersebut.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Jumlah Indikator untuk setiap kategor x Nilai mean setiap kategori Capaian Sasaran = -------------------------------------------------------------------------------
Jumlah Indikator kinrja sasaran Nilai mean setiap kategori ditetapkan sebagai berikut : Sangat Berhasil
:
92,5
Berhasil
:
77,5
Cukup Berhasil
:
62,5
Tidak Berhasil
:
27,5
Hasil perkalian tersebut disimpulkan kembali berdasarkan skala pengukuran ordinal dengan katagori sangat berhasil, berhasil, cukup berhasil, dan tidak berhasil.
B. Evaluasi Dan Analisis Kinerja Tahapan akuntabilitas kinerja berikutnya yaitu evaluasi kinerja. Evaluasi bertujuan untuk mengetahui capaian realisasi, kemajuan dan kendala-kendala yang dijumpai di dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan dalam rangka pencapaian misi agar dapat dinilai dan guna perbaikan pelaksanaan program/kegiatan di masa yang akan datang. Evaluasi kinerja atas sasaran-sasaran strategis Pemerintah Kabupaten Bantul dapat dijelaskan melalui pencapaian indikator kinerja sasaran. Analisis pencapaian kinerja untuk masing-masing sasaran
di Pemerintah Kabupaten Bantul
adalah
sebagai berikut :
SASARAN 1 Meningkatnya kapasitas dan profesionalisme aparatur Pemerintah Daerah dan Desa serta Lembaga Pemerintah. PENGUKURAN KINERJA
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
No.
Sasaran
No.
IndikatorKinerja
Target
Strategis 1 1.
3
Meningkatnya
1
Kategori
Tingkat
5
6
7
55%
59%
107
Sangat Berhasil
46%
36%
78
Berhasil
100%
93 %
93
Sangat Berhasil
Disiplin
100%
96%
96
Sangat Berhasil
tata
100%
58%
58
Cukup
pendidikan
8
S3. 2
aparatur
4
aparat D3, D4, S1, S2,
dan
profesionalisme
Jumlah SKPD yang telah diketahui
Pemerintah
beban
kerja
dan formasi jabatan .
Daerah dan Desa serta
(%)
asi
2
kapasitas
Realis
Lembaga
Pemerintah.
3
Peningkatan
Disiplin
kerja
Aparatur
Pemerintah Desa.
4
Peningkatan kerja PNS.
5
Pelaksanaan laksana
Berhasil
perangkat
daerah . 6
100%
Penanganan Pelanggaran
100%
100 Sangat
Disiplin
Berhasil
Pegawai. 7
Peningkatan
Kapasitas
100%
143 %
143
Berhasil
Kelembagaan 8
Sangat
Jumlah
Fasilitasi
30 kali
65 kali
216.6
Sangat Berhasil
Koordinasi penyelenggaraan Pemerintahan. 9
Meningkatnya
tertib
administrasi Kecamatan
80%
100%
125
Sangat Berhasil
10
Aparatur Desa
yang
pelatihan
Pemerintah mengikuti manajement
pemerintahan desa.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
75
75
Desa
Desa
100
Sangat Berhasil
11
Frekwensi
pelayanan
202
203
penerimaan
kunjungan
kali
kali
kerja
Presiden,
Presiden, Negara, DPRD, Lembaga Non
100,5
Sangat Berhasil
Wakil Menteri
DPR
–
RI,
Departemen, Pemerintah
Departemen
dan
lembaga lainnya Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = ( 9x 92,5) / 11 = 75,68 Capaian Sasaran (Kategori Cukup Berhasil) = ( 1 x 62,5 ) / 11 = 5,68 Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 1 (satu) sebesar = 81,36
Pada sasaran 1 (satu) terdiri dari 11 (sebelas) indikator sasaran berdasarkan hasil pengukuran kinerja dengan nilai rata-rata capaian sasaran sebesar 81,36 dengan kategori Berhasil. Adapun selengkapnya nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 1 (satu) sesuai hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Tingkat pendidikan aparat D3, D4, S1, S2, S3 pada
tahun 2011 mentargetkan
sebesar 55% terealisir 59%, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 107% dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung untuk
keberhasilan
indikator sasaran ini karena adanya kebijakan pemberian kesempatan melanjutkan studi bagi PNS di Kabupaten Bantul. Pada tahun 2011 jumlah Pegawai negeri Sipil (PNS) di Kabupaten Bantul sebanyak 12.350 orang dan yang berpendidikan D3, D4, S1, S2, S3 D-III sebanyak
7.297 orang sehingga jika dibanding
dengan
pegawai secara keseluruhan tingkat pendidikan yang berpendidiikan D3, D4, S1, S2, S3 D-III terealisir sebesar sebesar 59% . melebihi target dari target sebesar 55%. Indikator sasaran tersebut dilaksanakan melalui 1 Program dengan 2 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur dengan kegiatan antara lain: a. Pembangunan Pengembangan Sistim Informasi Kepegawaian (SIMPEG). Kegiatan ini berupa pengelolaan dan peremajaan data dilaksanakan antara lain
mutasi
pegawai,
kenaikan
pangkat,
kenaikan
gaji
berkala
,
penambahan/pengurangan jumlah keluarga, pendidikan , kursus, kursus dan
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
lain sebagainya. Salah satunya untuk mengetahui tingkat pendidikan pegawai. b. Penanganan verifikasi monitoring, evaluasi dan pelaporan Ijin Belajar /Tugas Belajar. Kegiatan ini dalam bentuk memberikan kesempatan PNS untuk tugas belajar, juga memberikan kesempatan PNS untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi dengan diberikan Ijin Belajar dan memberikan biaya pendidikan. Pada Tahun 2011 sebanyak 377 orang. 2. Jumlah SKPD yang telah diketahui beban kerja dan formasi jabatan pada tahun 2011 mentargetkan sebesar
46% teralisir sebesar 36%, maka nilai capaian
indikator sasaran ini sebesar 78% dengan kategori berhasil. Target pada indikator sasaran ini tidak tercapai 100% dikarenakan pemahaman tentang analisis jabatan dan analisis beban kerja belum dapat dipahami oleh semua instansi/SKPD se Kabupaten Bantul sehingga pelaksanaannya tidak dapat mencakup seluruh SKPD. Adapun pemecahannya terhadap permasalahan
dengan melaksanakan
bimbingan teknis analisis beban kerja bagi seluruh instansi se Kabupaten Bantul. Indikator sasaran tersebut dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program Peningkatan Kapasitas Kinerja Aparatur Pemerintah dengan kegiatan Analisis Beban Kerja. Kegiatan ini dalam bentuk
pengisian quisioner dan studi pustaka untuk
melakukan analisis beban kerja untuk mengetahui jumlah pegawai yang dibutuhkan, tingkat efektifitas dan efisiensi jabatan dan prestasi kerja organisasi pemerintah. 3. Peningkatan Disiplin kerja Aparatur Pemerintah Desa. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 100% terealisir sebesar 93%, maka nilai capaian indicator sasaran ini sebesar 93% dengan kategori sangat berhasil. Realisasi capaian ini diperoleh dari data seluruh Aparat Desa se Kabupaten Bantul sebanyak 1.500 orang, sedang yang melanggar sebanyak 105 orang, jadi sisanya sekitar 7% yang melangar.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
4. Peningkatan Disiplin kerja PNS . Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 100% terealisir sebesar 96%, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 96% dengan kategori sangat berhasil. Realisai capaian ini diperoleh dari data seluruh PNS se Kabupaten Bantul sebanyak 12.350 orang, sedang yang melanggar sebanyak 475 orang, jadi sisanya sekitar 4% yang melangar. Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran pada point 3 dan 4 di atas adalah adanya kesadaran akan disiplin kerja yang meningkat. Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program Peningkatan Disiplin Aparatur dengan kegiatan Pembinaan Disiplin Aparatur. Kegiatan ini dalam bentuk melaksanakan sidak/ceking jam kerja. 5. Pelaksanaan tata laksana perangkat daerah . Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 100% terealisir sebesar 58% , maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 58% dengan kategori cukup berhasil. Target pada indikator sasaran ini
tidak terealisir 100%
karena
banyaknya
kegiatan tata laksana perangkat daerah sehinga membuat adanya prioritas kegiatan pada tahun ini yaitu : peningkatan kerja pelayanan publik , pelaksanaan forkompanda, pengadaan ID Card PNS , tata naskah, pengaturan hari libur, pengukuran hari kerja, pengaturan pakaian kerja yang masih belum terlaksana adalah penyusunan SOP,SPP, pembuatan pola koordinasi, reformasi birokrasi, budaya kerja. Adapun pemecahannya terhadap permasalahan tersebut adalah
dengan
penyerahan kegiatan ketatalaksanaan kepada masing-masing SKPD. Iindikator sasaran ini dilaksanakan melalui
2 Program dan 2 Kegiatan antara
lain: 1) Program Peningkatan Kapasitas Kinerja Aparatur Pemerintahan dengan kegiatan Pelaksanaan Forkumpanda. Kegiatan ini dalam bentuk melaksanakan pertemuan untuk membahas berbagai permasalahan di bidang aparatur pemerintah daerah. Kegiatan ini dilaksanakan
secara bergiliran baik oleh Propinsi maupun 5 (lima)
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Kabupaten/Kota se Propinsi DIY. 2) Program Peningkatan Disiplin Aparatur dengan kegiatan Pengadaan Swakelola Kartu ID Card PNS . Kegiatan ini dalam bentuk membuat Kartu Identitas pegawai di lingkungan pemerintah daerah Kabupaten Bantul. 6. Penanganan Pelanggaran Disiplin Pegawai . Pada Tahun 2011 mentargetkan sebesar 100% terealisir 100% , maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 100% dengan kategori sangat berhasil . Faktor yang mendukung atas keberhasilan dari indikator sasaran ini karena adanya konseling dari Tim Assesment . Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan . Program tersebut yaitu Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur dengan kegiatan Penanganan Kasus-Kasus pelanggaran disiplin PNS. Kegiatan ini dalam bentuk melakukan pembinaan disiplin PNS diatur melalui PP Nomor 30 Tahun 1980 Tentang Disiplin PNS dan PP Nomor 32 Tahun 1979 Tentang Pemberhentian PNS serta PP Nomor 10 Tahun 1983 Jo. PP Nomor 45 Tahun
1990
Tentang
Perkawinan
dan
Perceraian
PNS.
Kegiatan
ini
dilaksanakan untuk menertibkan PNS dan memberikan sanksi bagi yang melanggarnya. UPaya ini dilakukan untuk menegakkan disiplin PNS sesuai Peraturan yang berlaku pada tahun 2011 terdapat 19 kasus pelanggaran disiplin pegawai dan terselesaikan 100%. 7. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan. Pada tahun 2011 mentargetkan target sebesar 100% terealisir 143%, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 143% dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini oleh karena adanya koordinasi ketersediaan data. Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program
Peningkatan Kapasitas Kinerja Apartur Pemerintah
dengan kegiatan Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan. Bentuk dari kegiatan ini dengan melaksanakan evaluasi kelambagaan yaitu dengan studi pustaka, penyesuaian kebijakan pemerintah Pusat, Analisis Hasil
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Analisis Beban Kerja (ABK), perumusan hasil, penyusunan peraturan daerah tentang kelembagaan suatu organisasi pemerintah dan penyusunan Peraturan Bupati tentang Tugas Pokok Dan Fungsi. 8. Jumlah Fasilitasi Koordinasi penyelenggaraan Pemerintahan. Pada tahun 2011 target sebanyak 30 kali terealisir sebanyak 65 kali, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 216,6% dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung
keberhasilan indikator sasaran ini adalah karena
adanya pemahaman dari dinas otonom maupun vertikal akan arti pentingnya koordinasi untuk pemecahan permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam penyelenggaraan pemerintahan. Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 2 Program dan 3 Kegiatan antara lain: 1) Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah /Wakil Kepala Daerah dengan kegiatan sebagai berikut: a. Rapat Koordinasi
Musyawarah Pimpinan Daerah (MUSPIDA)
target
dilaksanakan sebanyak 12 kali dalam setahun terealisir 13 kali. Kegiatan ini dalam bentuk melaksanakan rapat koordinasi antar anggota Muspida di Kabupaten Bantul yaitu Bupati Bantul, Kapolres Bantul, Kejaksanaan Negeri Bantul, Komandan Kodim 0729 Bantul, Ketua Pengadilan Negeri, Ketua DPRD Kabupaten Bantul, Wakil Bupati Bantul dan Sekretaris Daerah Kabupaten Bantul dalam rangka menjaga stabilitas keamanan nasional dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). b. Rakor Koordinasi Pejabat Pemerintah Daerah dalam bentuk sebagai berikut: Rapat Koordinasi Pemerintahan (Rakorpem) target
dilaksanakan
sebanyak 1 kali setahun terealisir 100% dengan peserta dari Dinas, Badan, Kantor dan Kecamatan. Rapat Koordinasi Rutin target
dilaksanakan setiap sebulan sekali ,
namun ada perubahan jadwal bahwa pelaksanaan Rapat Rutin dilaksanakan setiap hari Senin,
sehingga sampai akhir tahun telah
terlaksana sebanyak 48 kali rapat dengan peserta dari semua Bagian
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
di lingkungan Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul. Rapat Komprehensif yang dlaksanakan target sebanyak 4 kali terealisir 2 kali. Dengan peserta dari Dinas, Badan, Kantor, Kecamatan, Muspida, Muspika, Puskesmas, UPT Pendidikan dan Lurah Se Kabupaten Bantul. 2) Program Peningkatan Kapasitas Kinerja Aparatur Pemerintah dengan kegiatan Rapat Koordinasi Unsur Muspika target dilaksanakan 1 kali dalam setahun terealisir 100%. Rapat koordinasi ini dengan peserta dari Muspida, Muspika se Kabupaten Bantul (Camat, Kapolsek,
Danramil) dan dinas
terkait. Kegiatan ini dimaksudkan sebagai forum/sarana dalam rangka menciptakan dan menjaga keamanan dan ketertiban di masyarakat sehingga tercipta stuasi yang kondusif di Kabupaten Bantul.
9. Meningkatnya tertib administrasi Kecamatan . Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 80% terealisir 100%, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 125% dengan kategori sangat berhasil. Faktor penentu
keberhasilan indikator sasaran ini adalah karena adanya
peningkatan pemahaman
aparatur terhadap pengisian-pengisian Form-form
register-register Kecamatan. Dari keseluruhan 17 kecamatan
yang ada di
Kabupaten Bantul dari hasil evaluasi secara keseluruhan sudah
tertib
pengisiannya sesuai aturan yang ada. Indikator sasaran ini dilaksanakan dengan dukungan 1 Program dan 1 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur dengan kegiatan Bimbimgan Tehnis dan Implementasi Peraturan Perundangundangan.
Bentuk
dari
kegiatan
ini
adalah
pemberdayaan bagi aparat kecamatan dalam
dengan
melaksanakan
mengisi form-form Register di
Kecamatan. 10. Aparatur Pemerintah Desa yang mengikuti pelatihan manajemen pemerintahan desa . Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 75 desa terealisir 100% , maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 100% dengan kategori sangat
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini adalah
adanya
komitment dari Desa-Desa untuk meningkatkan pemahaman mengenai manajemen pemerintahan Desa. Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintahan Desa dengan
kegiatan Pelatihan Aparatur pemerintah Desa dalam bidang
manajemen Pemerintah Desa. Kegiatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas Aparatur Pemerintah Desa yang terdiri dari Lurah dan Pamong Desa khususnya
pemahaman
terhadap
perturan
perundang-undangan
yang
mengalami perubahan secara dinamis dan semakin kompleks, pelaksanan tugas pokok dan fungsi Lurah dan Pamong Desa. Pada tahun 2011 kegiatan difokuskan pada pelatihan untuk Pamong Desa baru sejumlah 101 orang yang terdiri dari Carik Desa, Kepala Bagian (Kabag) , Kepala Urusan TU (Kaur TU), BPD dan Staf Desa. 11. Frekwensi pelayanan penerimaan kunjungan kerja Presiden, Wakil Presiden, Menteri Negara, DPR – RI,
DPRD, Departemen, Lembaga Pemerintah Non
Departemen dan lembaga lainnya. Pada btahun 2011 mentargetkan sebanyak 202 kali terealisir sebanyak 203 kali , maka nilai capaian ini sebesar 100,50% dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini oleh karena adanya Komitmen Pemda dalam penerimaan dan pelayanan terhadap tamu . Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 2 Program dan 2 Kegiatan antara lain: 1) Program Pelayan administrasi Perkantoran dengan kegiatan Penyediaan logistik kantor. Bentuk dari kegiatan ini adalah dalam rangka menjalin hubungan yang baik dengan tamu dari luar , maka diberikan cinderamata oleh pemerintah Kabupaten Bantul. 2) Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah
dengan
kegiatan
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Penerimaan
Kunjungan
Kerja
Pejabat
Negara/Departemen, Lembaga Pemerintah Non Departemen. Bentuk dari kegiatan ini adalah pengadaan buku selayang pandang Kabupaten Bantul, Penyediaan tas untuk kunjungan kerja dan pengadan materi penerimaan tamu.
SASARAN 2 Meningkatnya Transparasi , Efektifitas dan Efisiensi Birokrasi. No.
1 2.
Sasaran
No
Strategis
.
2
3
Meningkatnya
1.
transparasi,Efek
PENGUKURAN KINERJA IndikatorKinerja Target
4 Turunnya
Realisasi
(%)
Kategori
6
7
8
5 indikasi
218
219 LHP
100,5
Sangat
penyimpangan anggaran.
LHP
Berhasil
Penerapan
-
-
-
-
100%
95%
95
Sangat
tifitasdan Efisiensi
2.
Birokrasi.
Systim
Pengendalian
Intern
Pemerintah (SPIP) pada SKPD yang menerapkan 3.
Temuan
pemeriksaaan
Eksternal
yang
Berhasil
ditindaklanjuti.
4.
Temuan Internal
pemeriksaaan yang
100%
95%
95
selesai
Sangat Berhasil
ditindaklanjuti.
5.
SKPD
yang
melaksanakan
telah
56
56
100
tata
Sangat Berhasil
kearsipan 6.
Jumlah
ketersediaan
petugas arsip pada SKPD
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
70
70
Orang
Orang
100
Sangat Berhasil
7.
Siaran Taman Gabusan di
100%
100%
100
TVRI Yogyakarta.
8.
Sangat Berhasil
Dialog Interaktif di Radio
100%
100%
100
baik Pemerintah maupun
Sangat Berhasil
Swasta.
9
Frekuensi publik
pelaksanaan
hearing
baik
24 kali
17 kali
70,83
Berhasil
90%
100%
111,11
Sangat
di
kecamatan, Desa maupun Dusun 10
Jumlah penyelenggaraan Bantul Ekspo.
11
Kesesuaian Kerja
SKPD
Berhasil Program
90%
100%
111,11
dengan
Sangat Berhasil
RPJMD.
Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = ( 9x 92,5) / 10= 83,25 Capaian Sasaran (Kategori Berhasil) = (1 x77,5 ) / 10= 7,75 Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 2 (dua) sebesar = 91
Pada sasaran 2 (dua) terdiri dari 11 (sebelas) indikator sasaran, tetapi yang terealisir pada tahun 2011 baru sebanyak 10 indikator sasaran, sedang 1 (satu) indikator sasaran yaitu Penerapan Systim Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) pada SKPD yang menerapkan baru akan dilaksanakan pada tahun 2012 sehingga pengukuran kinerja sasaran
hanya sebanyak 10 indikator sasaran dengan nlai
capaian rata-rata sasaran sebesar 91 dengan kategori sangat berhasil . Adapun selengkapnya nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 2 (dua) sesuai hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Turunnya indikasi penyimpangan anggaran . Pada Tahun 2011 mentargetkan 218 LHP terealisir 219 LHP, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 100,5% dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini adalah komitment
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
dari Pemerintah Kabupaten Bantul untuk meminimalisir adanya Penyimpangan anggaran. Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 4 Kegiatan . Program tersebut
yaitu
Program
Peningkatan
Sistim
Pengawasan
Internal
dan
Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH dengan kegiatan antara lain: a. Program Pengawasan Internal secara berkala. Kegiatan ini dalam bentuk pemeriksaan reguler b. Program Pengawasan kasus pada wilayah pemerintah dibawahnya. Kegiatan ini adalah dalam bentuk pemeriksaan kasus. c. Reviu laporan Keuangan dan Kinerja Pemda. Kegiatan ini dalam bentuk Reviu LKPD d. Evaluasi Kinerja Instansi. Bentuk dari kegiatan ini adalah dalam bentuk Evaluasi LAKIP SKPD 2. Penerapan Systim Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) pada SKPD. Jumlah SKPD yang menerapkan. Pada tahun 2011 Indikator sasaran ini belum terealisir oleh karena belum ada kegiatan, baru akan dilaksanakan pada tahun 2012. 3. Temuan pemeriksaaan Eksternal yang ditindaklanjuti . Pada tahun 2011 target 100% terealisir
95%, maka nlai capaian indikator sasaran ini sebesar 95%
dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini adalah dukungan dana untuk kegiatan tindak lanjut dan adanya komitment pimpinan. Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program Peningkatan Sistim Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH dengan kegiatan Tindak Lanjut Hasil Temuan Pemeriksaan. Kegiatan ini dalam bentuk Tindak Lanjut Temuan. 4. Temuan pemeriksaaan Internal yang selesai ditindaklanjuti. Pada tahun 2011 target 100% terealisir 95%, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 95% dengan kategori sangat berhasil. Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan . Program tersebut yaitu Program
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Peningkatan Sistim Pengawasan Internal dan
Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH
dengan kegiatan Pemutakhiran
Data. Kegiatan ini dalam bentuk koordinasi mengenai
koordinasi temuan
pengawasan. 5. SKPD yang telah melaksanakan tata kearsipan. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 56 SKPD terealisir 56 SKPD, maka nilai capaian inikator sasaran ini sebesar 100% dengan kategori sangat berhasil. Keberhasilan indikator sasaran ini adalah dengan
adanya pembinaan dan
diklat bagi petugas arsiparis di Kabupaten Bantul untuk meningkatkan SDM. Indikator sasaran ini didukung melalui 1 Program dan 1 Kegiatan . Program tersebut yaitu Program Penyelamatan dan pelestarian dokumen /arsip daerah dengan kegiatan Pendataan dan Penataan dokumen/arsip daerah. Wujud dari kegiatan ini melaksanakan Penataan dan pendataan Dokumen/Arsip Daerah eks Bagian Keuangan Setda Kabupaten Bantul yang kemudian dikelola sesuai dengan ketentuan yang berlaku sehingga diharapkan secara fisik arsip dapat diselamatkan. 6. Jumlah ketersediaan petugas arsip pada SKPD. Pada Tahun 2011mentargetkan sebanyak 70 orang terealisir 70 orang, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 100% dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan indikator ini oleh karena adanya peningkatan kesadaran dari petugas arsiparis terhadap pentingnya dokumen di tingkat SKPD di Kabupaten Bantul. Indikator sasaran ini didukung melalui 1 Program dan 3 Kegiatan .
Program
tersebut yaitu Program Peningkatan kualitas pelayanan informasi dengan kegiatan antara lain: a. Penyediaan
sarana
layanan
informasi.
Kegiatan
berupa
Pameran
Kearsipan. Kegiatan ini merupakan upaya pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya arsip sebagai sumber informasi b. Sosialisasi / Penyuluhan Kearsipan di lingkungan instansi pemerintah. Kegiatan berupa penyuluhan dan monitoring kearsipan di 13 Kecamatan dan 30
Desa,
Sosialisasi JRA Keuangan/Kepegawaian, sosialisasi
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Pedoman Tata Kearsipan Puskesmas dan sosialisasi UU Kearsipan No. 43 Tahun 2009. Kegiatan ini dilaksanakan sebagai upaya untuk meningkatkan pelaksanaan sistem kearsipan yang tertib sesuai dengan peraturan yang ada. c. Seleksi arsiparis teladan. Kegiatan berupa seleksi arsiparis
se-
Kabupaten Bantul. Kegiatan ini dilaksanakan sebagai upaya untuk meningkatkan Peningkatan kualitas dan mutu arsiparis Kabupaten Bantul 7. Siaran Taman Gabusan di TVRI Yogyakarta. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 100% terealisir 100%, maka nilai capaian indikator sasaran ini dengan kategori sangat berhasil. Realisasi capaian indikator sasaran ini diperoleh dari target pelaksanaan siaran Taman Gabusan sebanyak 34 kali terealisir 34 kali sehingga tercapai 100%. Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini adalah Komitment dan koordinasi yang baik antara Pemkab Bantul dan TVRI Yogyakarta. Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program tersebut yaitu Kerjasama Informasi dan Media Massa
dengan kegiatan
Penyebarluasan Informasi Pembangunan Daerah. Bentuk kegiatan ini adalah dengan melaksanakan
Siaran Taman Gabusan di TVRI Yogyakarta yang
ditayangkan setiap hari Selasa Malam mulai pukul 20.00 - 21.00 WIB, dengan tema-tema yg berbeda setiap kali tayang. Pada tahun 2011 telah terlaksana sebanyak 34 kali. 8. Dialog Interaktif di Radio, baik Pemerintah maupun Swasta. PadaTahun 2011 mentargetkan sebesar 100% terealisir 100%, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 100% dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini adalah Koordinasi yang baik antara Pemkab Bantul dan radio yang terlibat serta Materi dialog yang cukup bagus. Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program Kerjasama Informasi dan Media Massa dengan kegiatan Penyebarluasan Informasi Pembangunan Daerah. Bentuk dari kegiatan ini
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
dengan melaksanakan
kegiatan dialog dengan cara bekerjasama dengan 3
stasiun radio, yaitu: Radio Persatuan Bantul dengan tema
"Silaturahmi Bupati."
Acara
disiarkan setiap hari Sabtu jam 06.00 WIB yang dilaksanakan dari target sebanyak 12 kali terealisir 12 kali. RRI Stasiun Yogyakarta dengan tema
"Bupati Menyapa."
Acara
disiarkan setiap hari Selasa jam 07.00 WIB yang dilaksanakan dari target sebanyak 36 kali terealisir 36 kali. Bantul FM dengan tema " Gerbang Projo Tamansari” yang dilaksanakan dari terget sebanyak 12 kali terealisir 12 kali. 9. Frekuensi pelaksanaan publik hearing baik di kecamatan , Desa maupun Dusun . Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 24 kali terealisir 17 kali, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 70,83% dengan kategori berhasil. Indikator sasaran ini tidak terlaksana 100% dikarenakan jadwal kegiatan yang sudah terlalu padat sehingga tidak dapat melaksanakan jemput bola/turun ke bawah lebih banyak lagi, mengingat kegiatan pembahasan Perda dimana pada tahun 2011 mencapai 13 Perda. Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah dengan kegiatan Hearing/dialog dan koordinasi dengan Pejabat Pemerintah Daerah dan Tokoh Masyarakat/Agama. Kegiatan Hearing DPRD Bantul ini direncanakan dan diharapkan dapat menjaring permasalahan lebih banyak yang ada di masyarakat, sekaligus mengupayakan solusi/pemecahan , kegiatan ini tidak hanya bersifat pasif yakni menerima aduan dari masyarakat tetapi juga melalui penyerapan dan koordinasi dengan masyarakat mapun tokoh masyarakat/agama 10. Jumlah penyelenggaraan Bantul Ekspo. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 100% terelisir 100%, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 100% dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini adalah adanya
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Koordinasi yang baik antara panitia dan pihak yang terlibat. Indikator sasaran ini didukung melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program Kerjasama Informasi dan Media Massa dengan kegiatan Penyebarluasan Informasi Pembangunan Daerah. Bentuk dari kegiatan ini adalah dengan melaksanakan Bantul Ekspo merupakan agenda rutin Pemkab Bantul yang dilaksanakan setiap bulan Agustus. Kegiatan ini telah terbukti mampu menjadi ajang hiburan masyarakat dan juga media pemasaran hasil produksi masyarakat Bantul. 11. Kesesuaian Program Kerja SKPD dengan RPJMD. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 90% terelisir 100%, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 111,11 dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran adalah dengan melakukan pencermatan usulan kegiatan SKPD sejak awal perencanaan, selalu ditekankan untuk mengacu pada RPJMD. Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program Perencanaan pembangunan daerah dengan kegiatan Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.
SASARAN 3. Meningkatnya Kemampuan Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan Daerah. No.
Sasaran Strategis
No
PENGUKURAN KINERJA IndikatorKinerja Target
Realisasi
(%)
Kategori
6
7
8
. 1 3
2
3
4
5
Meningkatnya
1.
Prosentase kenaikan
Kemampuan
.
pajak
62,57%
295,84
retribusi
Sangat Berhasil
daerah’
Pengelolaan Keuangan
dan
21,15%
Dan
2.
Kekayaan Daerah
Rasio PAD terhadap
11,12%
10,92%
98,19
Penerimaan APBD.
3.
Rasio
PAD
terhadap
pengeluaran APBD.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Sangat Berhasil
10,71%
11,19%
104,48
Sangat Berhasil
4.
Jumlah Peraturan tentang Pengelolaan
3 Perda
12 Perda
400
Keuangan
Sangat Berhasil
dan Asset Daerah. 5.
Jumlah APBD
Perda yang
tentang
3
3
100
ditetapkan
Sangat Berhasil
dalam 1 tahun. 6.
Jumlah Peraturan Bupati tentang
APBD
3
3
100
yang
Sangat Berhasil
ditetapkan dalam 1 tahun.
7
Rasio
pertumbuhan
44,71
-3,11
6,95
Belanja Modal.
Tidak Berhasil
Capaian Sasaran (Kategori Berhasil) = (6x92.5)/7 = 79,28 Capaian Sasaran (Kategori Tidak Berhasil) = (1x27,5)/7 = 3,92 Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 3 sebesar = 83,2
Pada sasaran 3 (tiga) terdiri dari 7(tujuh) indikator sasaran dengan nilai rata-rata capaian sasaran sebesar 83,2 dengan kategori berhasil. Adapun selengkapnya nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 3 (tiga) sesuai hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Prosentase kenaikan pajak dan retribusi daerah . Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 21,15% terealisir 62,57%, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 295,84% dengan kategori sangat berhasil. Realisasi capaian sebesar 62,57% diperoleh perbandingan antara
Pendapatan
Pajak dan Retribusi Daerah pada tahun 2011 yang mencapai sebanyak Rp. 52.867.195.234,50 dengan Pendapatan Pajak dan Retribusi Daerah pada tahun 2010 sebanyak
Rp. 32.519.672.052,00
Keberhasilan indikator sasaran ini dikarenakan adanya proses berkelanjutan dalam pendataan/pemeliharaan data wajib pajak , wajib retribusi, obyek pajak dan obyek retribusi daerah. 2. Rasio PAD terhadap total penerimaaan APBD. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 11,12% terealisir sebesar 10,92%, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 98,19% dengan kategori sangat berhasil. Realisasi capaian sebesar 10,02% diperoleh dari Jumlah PAD pada tahun 2011 mencapai sebesar Rp.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
128.900.086.173.,41 dibagi dengan penerimaan daerah pada tahun 2011 sebesar Rp. 1.180.550.742.432,41. Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini adalah adanya kontribusi dari dana perimbangan dan lain pendapatan yang syah lebih besar dari kontribusi PAD terhadap penerimaan daerah, tetapi PAD yang dicapai terdapat selisih lebih sebesar Rp. 31.288.345.173,00 yang diterpkan dalam RKPD. 3. Rasio PAD terhadap total pengeluaran APBD. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 10,71%, terealisir 11,19%, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 104,48% dengan kategori sangat berhasil . Realisasi capaian ini diperoleh dari Jumlah PAD pada tahun 2011 mencapai sebesar Rp. Rp. 128.900.086.173,41 dibagi
dengan
jumlah
Total
Pengeluaran
Daerah
sebesar
Rp.
1.151.935.591.089,97 Faktor pendukung keberhasilan indikator sasaran ini antara lain: Adanya proses berkelanjutan dalam penataan peraturan perundang-undangan pajak daerah dan retribusi daerah. Adanya sosialisasi ketentuan dan peraturan perundang-undangan pajak daerah dan retribusi daerah Adanya proses berkelanjutan intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber pendapatan daerah. Indikator sasaran pada point 1,2 dan 3 di atas dilaksanakan melalui 2 Program dan 6 Kegiatan. Program tersebut yaitu: 1) Program Peningkatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah dengan kegiatan: a. Operasional Pajak Daerah . Kegiatan ini dalam bentuk melaksanakan Intensifikasi dan Ekstensifikasi pajak dan retribusi daerah. b. Itensifikasi BPHTB. Kegiatan ini dalam bentuk melaksanakan Intensifikasi dan
Penelitian
lapangan terhadap obyek pajak. c. Peningkatan manajemen investasi daerah. Bentuk dari kegiatan ini adalah dengan memanfaatkan uang uang milik
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
daerah yang sementara belum digunakan diinvestasikan. d. TP-TGR. Kegiatan ini dalam rangka pemulihan kerugian daerah. 2) Program Pengelolaan Barang Daerah dengan kegiatan antara lain: a. Penghapusan barang Daerah . Bentuk kegitan ini dengan melaksanakan barang daerah yang rusak dengan menghapus dari daftar milik barang daerah , barang yang tidak terpakai tersebut dijual. b. Regulasi Peraturan
daerah dan peraturan Bupati tentang Pajak dan
Retribusi. Kegiatan ini dalam bentuk peninjauan kembali atas peraturan perundangundangan (Perda/Perbup) tentang Pajak dan Retribusi Daerah sebagai akibat munculnya perundang-undanganyang baru. 4. Jumlah Peraturan tentang Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 3 Perbup terelisir 12 Perbup, maka nilai capaian ini sebesar 400,00% dengan kategori sangat berhasil. Keberhasilan indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 3 Program dan 6 Kegiatan. Program tersebut antara lain: 1) Peningkatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah dengan kegiatan antara lain: a. Penyusunan standart satuan harga . Bentuk dari kegiatan ini adalah dengan menyusun dan menetapkan standart peraturan Bupati tentang Standart Satuan Harga sebagai pedoman SKPD melaksanakan kegiatan tahun 2012. b. Penyusunan kebijakan dan Pedoman pelaksanaan APBD. Bentuk dari kegiatan ini adalah dengan menyusun dan menetapkan standart peraturan Bupati tentang Kebijakan dan pedoman pelaksanaan APBD. c. Evaluasi dan pelaporan keuangan Daerah. Kegiatan ini dalam bentuk menyusun Peraturan Bupati Tentang Pengelolaan Belanja Bantuan sosial dan belanja hibah.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
2) Program penataan Peraturan perundang-undangan dengan kegiatan antara lain: a. Regulasi Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati tentang Pajak dan Retribusi. Kegiatan ini dalam bentuk peninjauan kembali atas peraturan perundang-undangan (Perda/Perbup) tentang Pajak dan Retribusi Daerah sebagai akibat munculnya perundang-undangan yang baru (UU Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak dan Retribusi Daerah). b. Persiapan Perda Kelembagaan . Bentuk dari kegiatan ini adalah persiapan perubahan
struktur
organisasi
DPKAD
yang
disesuaikan
dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dalam rangka mendukung optimalisasi pelaksanaan tugas khususnya di bidang pendapatan. 3) Program Pengelolaan Barang Milik Daerah dengan kegiatan Verifikasi dan Inventarisasi Barang Milik Daerah. Bentuk dari kegiatan ini adalah dalam rangka mewujudkan data inventarisasi asset yang valid dan akurat seluruh SKPD/Unit kerja di lingkungan Pemerintah Kab. Bantul. 5. Jumlah Perda tentang APBD yang ditetapkan dalam 1 tahun. Pada Tahun 2011 mentargetkan sebanyak 3 Perda terealisir 3 Perda, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 100% dengan kategori sangat berhasil. Keberhasilan indikator sasaran ini didukung melalui 1 Program dan 3 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program Peningkatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah dengan kegiatan antara lain: a. Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah Tentang APBD . Bentuk dari kegiatan ini adalah dengan disusun dan ditetapkannya Rancangan Peraturan Daerah menjadi Perda tentang APBD TA. 2012. b. Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah Tentang Perubahan APBD Tahun 2011. Bentuk dari kegiatan ini adalah dengan disusun dan ditetapkannya Rancangan Peraturan Daerah menjadi Perda tentang Perubahan APBD Tahun 2011. c. Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang Pertanggungjawaban
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
pelaksanaan APBD. Bentuk kegiatan ini adalah dengan telah disusunnya dokumen Draft Perda dan
ditetapkannya dokumen tersebut menjadi Perda
tentang Pertanggungjawaban pelaksanaan APBD TA. 2010 serta neraca akhir tanggal 31 Desember 2010. 6. Jumlah Peraturan Bupati tentang APBD yang ditetapkan dalam 1 tahun. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 3 Perbup teralisir Perbup 3 Perbup, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 100% dengan kategori sangat berhasil. Keberhasilan indikator sasaran ini didukung melalui 1 Program dan 4 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program Peningkatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah dengan kegiatan antara lain: a. Penyusunan Raperbup tentang Penjabaran APBD. Bentuk dari kegiatan ini adalah dengan disusun dan ditetapkannya Rancangan Peraturan Bupati menjadi Peraturan Bupati tentang
Penjabaran APBD. TA.
2012. b. Penyusunan Raperbup tentang Penjabaran Perubahan APBD. Bentuk kegiatan ini dengan menyusun Rancangan Peraturan Bupati menjadi Peraturan Bupati tentang penjabaran perubahan APBD TA. 2011. c. Penyusunan
Rancanagan
Peraturan
Bupati
tentang
Penjabaran
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD. Bentuk dari kegiatan ini adalah menyusun Draft Peraturan Bupati dan ditetapkannya dokumen tersebut menjadi Peraturan Bupati tentang Penjabaran Pertanggungjawaban pelaksanaan APBD TA. 2010 serta neraca akhir tanggal 31 Desember 2010. 7. Rasio pertumbuhan Belanja Modal . Pada Tahun 2011 mentargetkan sebesar 44,71% terealisir – 3,11 , maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 6,95% dengan kategori tidak berhasil Permasalahan yang ditemui pada indikator sasaran ini adalah karena Belanja pegawai masih tinggi. Realisasi rasio belanja Modal sebesar
-3,11
diperoleh
dari
Belanja
Modal
Tahun
2011
sebesar
Rp.
119.417.030.209,00 dibanding dengan Belanja Modal tahun 2010 sebesar Rp. 123.249.280.474,00.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Penerimaan
Daerah
.
pada
Tahun
2011
mentargetkan
sebesar
Rp.
878.012.053.000,00 terealisir Rp. 1.180.550.742.432,00 maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 134,46% dengan kategori sangat berhasil. Keberhasilan dari indikator sasaran ini didukung melalui 2 Program dan 9 Kegiatan. Program tersebut antara lain: 1) Program Peningkatan Pengelolaan Keuangan Daerah dengan kegiatan antara lain : a. Operasional Pajak Daerah. Kegiatan ini dalam bentuk melaksanakan Intensifikasi dan Ekstensifikasi pajak dan retribusi daerah. b. Peningkatan manajemen Investasi Daerah. Bentuk dari kegiatan ini adalah dengan memanfaatkan uang milik daerah yang sementara belum digunakan diinvestasikan. c. TP-TGR. Kegiatan ini dalam rangka pemulihan kerugian daerah. d. Intensifikasi PPH OP Pasal 21 . Bentuk dari kegiatan ini adalah dengan melaksanakan Intensifikasi atas PPH OP Pasal 21 guna mempercepat dana bagi hasil PPH OP ke Kas Daerah. e. Intensifikasi dan Ekstensifikasi sumber-sumber pendapatan daerah .Bentuk dari kegiatan ini dalam rangka mempercepat pemasukan dana bagi hasil PBB ke Kas Daerah. f. Pengelolaan dana perimbangan. Bentuk dari kegiatan ini adalah dalam rangka memperlancar penerimaan dana perimbangan dan menyusun laporan atas dana perimbangan tersebut. g. Sosialisasi ketentuan di bidang cukai dan pembinaan lingkungan social, industry dan kualitas bahan baku. Bentuk dar kegiatan ini adalah dalam rangka memperlancar dana bagi hasil cukai/tembakau ke kas daerah. 2) Pengelolaan Barang Daerah dengan kegiatan Penghapusan Barang Daerah. Kegiatan ini dalam bentuk melaksanakan penghapusan terhadap barang daerah
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
yang rusak dengan menghapus dari daftar milik barang daerah. Barang yang tidak terpakai tersebut dijual.
SASARAN 4 Meningkatnya kualitas Pelayanan Publik. No.
Sasaran Strategis
No
PENGUKURAN KINERJA IndikatorKinerja Target
Realisasi
(%)
Kategori
6
7
8
. 1 4.
2
3
Meningkatnya kualitas
1.
pelayanan publik
4 Terwujudnya
5 tertib
100%
100%
100
administrasi
Sangat Berhasil
ketatausahaan, persuratan dan kearsipan. 2.
Penyusunan
Indeks
3%
3,06%
102
Kepuasan Masyarakat. 3.
Peningkatan
kualitas
Sangat Berhasil
14%
15%
105
Pelayanan Publik melalui
Sangat Berhasil
Penagnan Pengaduan Masyarakat. 4.
SKPD yang menerapkan Standart
100%
100%
100
Pelayanan
Sangat Berhasil
Minimal (SPM).
5.
Cakupan penerbitan KTP
100%
90%
90
ber NIK. 6.
Cakupan penerbitan akta
Sangat Berhasil
100%
91,38%
0-1 tahun.
91,38 Sangat Berhasil
Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = ( 6x 92,5 ) / 6 = 92,5 Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 4 = 92,5
Pada sasaran 4 (empat) terdiri dari 6 ( enam ) indikator sasaran dengan nilai rata-rata capaian sasaran sebesar 92,5 dengan kategori Sangat berhasil Adapun selengkapnya nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 3 (tiga) sesuai
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut: 1.
Terwujudnya tertib administrasi ketatausahaan, persuratan dan kearsipan. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 100% terealisir 100%, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 100% dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan dari indikator sasaran ini antara lain: Kemampuan SDM meningkat . Sarana dan prasarana memadahi. Meningkatnya koordinasi dan kerjasama dengan SKPD. Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 2 Program dan 8 Kegiatan antara lain : 1)
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran dengan kegiatan antara lain: a. Penyediaan jasa surat menyurat. Bentuk dari kegiatan ini antara lain :
Pembelian materai, perangko dan cek giro.
Menerima , mencatat , mengendalikan dan menyampaikan surat masuk ke tujuan sesuai disposisi pimpinan
Memberikan nomor surat keluar.
Menyampaikan surat-surat masuk dari Pos / Caraka ke alamat tujuan di lingkungan Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul.
Memberikan
informasi
/
penelusuran
surat
yang
masuk
ke
Bupati/Wabup/Sekda ke pengguna/publik terkait. b. Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan Listrik. Bentuk dari kegiatan antara lain:
Pembayaran rekening telepon , air dan listrik.
Pembayaran sewa frekuensi dan pajak radio.
c. Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor . Bentuk dari kegiatan ini adalah menyediakan dan menyiapkan sarana dan prasarana peralatan dan perlengkapan acara. d. Penyediaan jasa administrasi keuangan. Bentuk dari kegiatan ini adalah pembayaran honor pengelola keuangan, pengurus barang dan kepegawaian.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
e. Penyediaan alat tulis kantor . Bentuk dari kegiatan ini adalah pemberian sarana dan prasarana alat tulis kantor. f. Penyediaan barang cetakan dan penggandaan Bentuk dari kegiatan ini antara lain :
Menyediakan barang-barang cetakan
Penggandaan/foto copy surat-surat penting, buku-buku, blangko-blangko, SPP,SPJ dan laporan-laporan g. Penyediaan peralatan dan perlengkapan Kantor. Bentuk dari kegiatan ini adalah menyediakan peralatan dan perlengkapan kantor 2) Program Peningkatan Pengembangan sistem pelaporan Capaian Kinerja dan keuangan dengan kegiatan Penyusunan Pelaporan Keuangan , Barang, Kepegawaian dan ketatausahaan lainnya. Bentuk dari kegiatan ini adalah dengan melaksanakan penyusunan laporan capaian kinerja SKPD. 2.
Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 3% terealisir 3,06%, maka nilai capaian ini sebesar 102% dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini karena adanya komitmen dari pemerintah daerah dan dukungan anggaran yang memadahi. Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan . Program tersebut yaitu Program Peningkatan mutu pelayanan kepada masyarakat dengan kegiatan Penyusunan IKM di Unit Pelayanan. Bentuk dari kegiatan ini adalah melaksanakan analisis dengan berbasis data quisioner dengan sampel beberapa Unit Pelayanan Publik (UPP).
3.
Peningkatan
kualitas
Pelayanan
Publik
melalui
penanganan
pengaduan
masyarakat . Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 14% terealisir 15% , maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 105% dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan dari indilator sasaran ini karena
adanya
komitement daerah dalam pelaksanaan peningkatan kualitas pelayanan publik. Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
tersebut yaitu Program Peningkatan mutu pelayanan kepada masyarakat dengan kegiatan Penyusunan Indeks Pengaduan masyarakat. Bentuk dari kegiatan ini antara lain adalah: Melakukan analisis data dengan berbasis data. Membuat janji perbaikan pelayanan oleh unit pelayanan publik . Penyusunan rekomendasi perbaikan pelayanan kepada SKPD terkait. 4.
SKPD yang menerapkan Standart Pelayanan Minimal (SPM) . Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 100% terealisir 100%, maka nlai capaian indikator sasaran ini dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan dari indikator sasaran ini adalah : Komitment SKPD pengampu SPM termasuk penganggarannya. Terintegrasnya
indikator
SPM
dalam
dokumen
perencanaan
dan
penganggaran. Indikator
sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program
tersebut yaitu Program Peningkatan Mutu Pelayanan Dasar kepada masyarakat dengan kegiatan Monitoring, evaluasi dan pelaporan pencapaian SPM. Bentuk dari kegiatan ini adalah dengan melakukan fasilitasi dan koordinasi dengan SKPD pengampu SPM yang diwadahi dalam Sekber SPM Kabupaten Bantul. 5.
Cakupan penerbitan KTP ber NIK . Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 100% terealisir
90%, maka nilai capain ndikator sasaran ini sebesar 90% dengan
kategori sangat berhasil. Realisasi capaian sebesar 90% diperoleh dari Jumlah penduduk yang memilliki KTP Ber NIK pada tahun 2011 sebanyak 679.188 orang dibanding dengan jumlah penduduk pada tahun 2011 yang wajib KTP (>17 tahun atau pernah /sudah nikah sebanyak 754.654 orang sehingga
terealisir sebesar
90% dari target sebesar 100%. Indikator sasaran ini tidak tercapai 100% oleh karena adanya permasalahan antara lain:
Konversi dari program SIMDUK ke SIAK ada penduduk yang tercecer sehingga penduduk tidak ber NIK.
Sistim SIMDUK yang terpusat dengan dengan Kabupaten/Dinas sehingga
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
data tidak terjamin keamanannya. Pemecahan terhadap permasalahan ini adalah: Perlunya dukungan Pemerntah Kabupaten baik secara moril maupun materi untuk melakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang arti pentingnya Administrasi Kependudukan dan pencatatan peristiwa yang penting dan mudahnya prosedur pengurusan Pencatatan Sipil sampai tingkat RT. 6.
Cakupan penerbitan akta kelahiran anak 0 – 1 tahun. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 100% terealisir 91,38%, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 91% dengan kategori sangat
berhasil. Realisasi capaian
sebesar 91,38% tersebut diperoleh dari Jumlah penduduk usia 0-1 tahun yang memilki akta kelahiran pada tahun 2011 sebanyak 8.527 anak dibanding dengan jumlah seluruh penduduk
usia 0 – 1 tahun pada tahun 2011 sebanyak 9.331
sehingga nlai capaian sebesar 91,38% dari target 100%. Nlai capaian indikator sasaran ini tidak tercapai 100% permasalahan yang dihadapai antara lain:
Adanya penduduk Bantul yang belum tahu pelaksanan dispensasi pencatatan kelahiran . Prosedur dan persyaratan pembuatan akta kelahiran, sehingga enggan mencatatkan kelahirannya,
Adanya penduduk Bantul yang menggunakan jasa pihak ketiga dengan dipungut biaya yang mahal, khususnya untuk mencatatkan peristiwa kependudukan terutama pencatatan kelahiran dan kematian, sehingga yang bersangkutan mengurungkan/menunda pelaporan peristiwa yang penting tersebut.
Kurang pahamnya masyarakat akan kegunaan akta sehingga adanya kecenderungan pola pikir mengurus akta apabila akan digunakan
untuk
mengurus persyaratan tertentu saja. Indkator sasaran pada point 5 dan 6 di atas dilaksanakan melalui 1 Program dan 2
Kegiatan
.
Program
tersebut
yaitu
Program
Penataan
Kependudukan dengan kegiatan : a. Peningkatan Pelayanan Publik dalam bidang kependudukan.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Administrasi
Kegiatan ini dalam bentuk tercetaknya blanko adminitrasi kependudukan sebanyak 10.1275 buah antara lain Blanko KK sebanyak 50.000 set, Balnko KTP sebanyak 37.000 lembar , Register KK sebanyak 275 buku dan
Blanko
Kutipan Akta sebanyak 14.000 lembar. b. Sosialisasi Kebijakan Kependudukan. Kegiatan ini dalam bentuk pelaksanaan penyuluhan di 17 Kecamatan se Kabupaten Bantul dengan materi Dispensasi pencatatan kelahiran dan pelaksananya E-KTP.
SASARAN 5 Penyingkatan Waktu Penyelesaian Ijin. PENGUKURAN KINERJA IndikatorKinerja Target
No.
Sasaran Strategis
No
Realisasi
(%)
Kategori
1
2
3
4
6
7
8
Penyingkatan Waktu
1.
Penyelesaan Ijin Rata-rata
9.215
9.300
pertahun
Ijin
Ijin
.
5.
Penyelesaian Ijin.
5
101
Sangat Berhasil
Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = (1x92,5/1) = 92,5 Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 5 = 92,5
Pada sasaran 5 (lima ) terdiri dari 1 (satu) indikator sasaran dengan nilai rata-rata capaian sasaran sebesar 92,5 dengan kategori sangat berhasil. Adapun nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 5 (lima) sesuai hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Penyelesaan Ijin Rata-rata pertahun . Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 9.215 ijin terealisir 9.330, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 101,25% dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini karena adanya sosialisasi yang jelas pengaturan dengan kecermatan penghitungan waktu proses
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
penyelesaian yang tepat. Indikator sasaran ini dlaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program Peningkatan Pengelolaan Perijinan dengan kegiatan Pendataan dan penetapan perijinan . Bentuk dari kegiatan ini adalah menerima validasi data berkas permohonan, Input data , penelitian berkas persyaratan, cek lokasi (bila perlu), penetapan , validasi ijin dan penyerahan ijin.
SASARAN 6 Penyelesaian Waktu Penyelesaian Pengaduan. No.
Sasaran Strategis
No
PENGUKURAN KINERJA IndikatorKinerja Target
Realisasi
(%)
Kategori
6
7
8
. 1 6.
2
3
4
Penyelesaian Waktu
1.
Penyelesaian Pengaduan
Penyelesaian
5 25
21
101
pengaduan
Sangat Berhasil
Pengaduan
Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = (1x92,5)/1 = 92,5 Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 6 = 92,5
Pada sasaran 6 (enam ) terdiri dari 1 (satu) indikator sasaran dengan nilai rata-rata capaian sasaran sebesar 92,5 dengan kategori sangat berhasil. Adapun
nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 6 (enam) sesuai hasil
pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Penyelesaian Pengaduan . Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 25 pengaduan terealisir 21 pengaduan , maka nilai capaian ini sebesar 116% dengan kategori sangat berhasil. Keberhasilan indikator sasaran ini adalah adanya kekompakan Tim Pengaduan pengawasan dan pengendalian dalam menyelesaikan pengaduan. Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program
Peningkatan Pengelolaan Perijinan dengan kegiatan
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Penyelesaian Pengaduan dan Survey Kepuasan. Bentuk dari kegiatan ini adalah menerima pengaduan tentang pelayanan perijinan dan Tim menyelesaikan pengaduan.
SASARAN 7 Meningkatnya Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM). No.
Sasaran Strategis
No
PENGUKURAN KINERJA Indikator Kinerja Target
Realisasi
(%)
Kategori
6
7
8
. 1
2
7.
3
Meningkatnya Indeks
1.
4 Keberhasilan pelayanan.
5 75,57
81,88
Kepuasan
108,35
Sangat Berhasil
Masyarakat (IKM).
Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = (1x92,5)/1 = 92,5 Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 7 = 92,5
Pada sasaran 7 (tujuh ) terdiri dari 1 (satu) indikator sasaran dengan nilai rata-rata capaian sasaran sebesar 92,5 dengan kategori Sangat Berhasil Adapun
nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 7 (tujuh) sesuai hasil
pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Keberhasilan pelayanan. Pada tahun 2011 mentargetkan nila keberhasilan pelayanan sebesar 75,57 terealisir 81,88 maka nilai capaian ini sebesar 108,35% dengan kategori sangat berhasil. Fator yang mendukung keberhasilan dari indikator sasaran ini karena adanya peningkatan pelayanan dan sosialisasi perijinan melalui Bantul Radio serta perbaikan sarana dan prasarana. Keberhasilan ini didukung melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program Peningkatan Pengelolaan Perijinan dengan kegiatan Penyelesaian Pengaduan dan Survey Kepuasan . Bentuk dari kegiatan ini adalah dengan menyebarkan quisioner dan menghitung IKM dengan mengacu pada Peraturan
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Perundang-Undangan (Kep. Men-PAN Nomor : Kep/25/M.PAN/2/2004) Tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah).
SASARAN 8 Terciptanya Kepastian Hukum Dan Ketertiban Masyarakat. No.
Sasaran Strategis
No
PENGUKURAN KINERJA IndikatorKinerja Targ
. 1
2
3
8
Terciptanya
1.
Kepastian Dan
hukum Ketertiban
Realisasi
(%)
Kategori
6
7
8
et 4
5
Jumlah
Produk
Hukum
Daerah
yang
telah
25
23
92
Sangat Berhasil
disusun berupa Raperda
Masyarakat.
menjadi perda. 2.
Menurunnya
penyakit
15%
127,77%
masyarakat 3.
Tidak -651,8
Menurunnya pelanggaran
10%
37,38%
373,8%
Perda
4.
Capaian hukum
-
Berhasil Sangat Berhasil
penyelesaian
100
100%
100
%
Sangat Berhasil
Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = ( 3x 92,5) / 4 = 69,38 Capaian Sasaran (Kategori Tidak Berhasil ) = ( 1x27,5) /4 = 6,88 Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 8 = 76,26
Pada sasaran 8 (delapan) terdiri dari 4 (empat) indikator sasaran dengan nilai rata-rata capaian sasaran sebesar 76,26 dengan kategori berhasil Adapun
selengkapnya nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 8 (delapan)
sesuai hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Jumlah Produk Hukum Daerah yang telah disusun berupa Raperda menjadi perda. Pada Tahun 2011 mentargetkan sebanyak 25 Perda terealisir 23 Perda , maka nla capaian ndikator sasaran ini sebesar 92% dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini antara lain:
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Adanya Perda inisiatif DPRD sehingga Raperda tidak hanya dari pihak eksekutif.
Semakin banyaknya SKPD yang mengajukan Perda sebagai pelaksanaan aturan di atasnya.
Banyaknya aturan Pusat yang baru, sehingga harus ditindaklanjuti dengan aturan dibawahnya.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan dengan kegiatan Legislasi Rancangan Peraturan Perundang-Undangan . Kegiatan ini merupakan kegiatan penyusunan rancangan peraturan daerah menjadi Perda dengan melalui tahapan mulai dari penyusunan draft kasar yang bisa diambil dari aturan diatasnya maupun kearifan lokal dilanjutkan dengan partisipasi masyarakat
hingga
pembahasan dengan legislatif sampai tahap penetapan menjadi peraturan daerah. 2. Menurunnya penyakit masyarakat. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 15% terealisir 127,77% maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar -652,8% dengan kategori tidak berhasil. Realisasi capaian penyakit masyarakat sebesar 127,77% dipaeroleh dari Jumlah penyakit masyarakat tahun 2011 sebanyak 82 kasus ( prostitusi sebanyak 79 kasus dan miras sebanyak 3 kasus. Sedangkan pada tahun 2010 jumlah kasus penyakit masyarakat sebanyak 36 kasus (prostitusi sebanyak 31 kasus dan miras sebanyak 5 kasus. Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 kegiatan. Program tersebut yaitu Program Pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban keamanan dengan kegiatan
Operasional peningkatan ketertiban masyarakat.
Kegiatan ini berupa sanksi teguran bagi pelanggaran perda dan mengajukan ke sidang pengadilan. 3. Menurunnya pelanggaran Perda. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 10% terealisir sebesar 37,38%, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 373,8% dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung Keberhasilan indikator sasaran ini karena secara intensif
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
dilakukan sosialisasi Perda kepada masyarakat. Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 kegiatan. Program tersebut yaitu Program Pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban keamanan dengan kegiatan Operasional peningkatan ketertiban masyarakat. Kegiatan ini secara merupakan kegiatan operasi penegakan perda baik secara yustisi maupun non yustisi. Dalam operasi non Yustisi terhadap pelanggaran peraturan daerah setelah diperiksa petugas tidak tidak dialnjutkan proses persidangan di Pengadilan Negeri tetapi cukup dibina oleh petugas Sat Pol. PP. Sedangkan dalam operasi yustisi, terhadap pelanggaran Perda setelah dilakukan penyidikan kemudian dilanjutkan proses persidangan di Pengadilan Negeri. Dengan dilaksanakannya operasi penegakan diharapkan dapat menumbuhkan efek jera kepada pelannggar sehingga pelanggaran dapat diminimalisir. Dalam tahun anggaran 2011 kegiatan opersiaonal Penegakan Perda dilaksanakan sebanyak 178 kali. Adapun penegakan Perda yang dilaksanakan melalui operasi Yustisi dan non Yustisi sebagai berikut:
Perda Kabupaten Bantul Nomor 15 Tahun 2001 tentang Retribusi Ijin Gangguan.
Perda Kabupaten Bantul Nomor 5 Tahun 2007 tentang Larangan Pelacuran di Kabupaten Bantul.
Perda Kabupaten Bantul Nomor 6 Tahun 2007 tentang Pengawasan, Pengendalian Pengedaran dan pelarangan Penjualan Minuman beralkohol di Kabupaten Bantul.
Perda Kabupaten Bantul Nomor 3 Tahun 2006 tentang
Ijin Pembuatan
Bangunan di Daerah Jaringan Irigasi di Kabupaten Bantul.
Perda Kabupaten Bantul Nomor 15 Tahun 2003 tentang Penyelenggaraan Pergudangan di Kabupaten Bantul.
Perda Kabupaten Bantul Nomor 16 Tahun 2003 Tentang Pengamanan Pasir, Kerikil dan Batu di lingkungan Sungai dan pesisir.
Perda Kabupaten Bantul Nomor 15 Tahun 2002 Tentang Wajib Daftar
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Perusahaan (WDP).
Perda Propinsi DIY Nomor 6 Tahun 1994 tentang Pembinaan Pemboran dan Pemakaian Air Bawah Tanah.
Perda Kabupaten Bantul Nomor 7 Tahun 2002 tentang Ijin Mendirikan Bangunan.
Perda Kabupaten Bantul Nomor 32 Tahun 2008 tentang Retribusi Obyek dan Daya Tarik Wisata.
Perda Nomor 5 Tahun 2011 tentang Bangunan Gedung.
Perda Nomor 8 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah.
4. Capaian Penyelesaian hukum. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 100% terealisir 100%, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 100% dengan kategori sangat berhasl. Nilai capaian ini diperoleh berdasarkan bahwa
data yang ada
kasus yang ada pada tahun 2011 sebanyak 20 kasus dan tertangani
sebanyak 20 kasus sehingga tercapai 100% sesuai target. Faktor yang mendukung keberhasilan dari indikator sasaran ini oleh karena dengan kehadiran para pihak yang berperkara yang ingin diselesaikan melalui mediasi lewat pemerintah Kabupaten Bantul. Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dengan 1 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program Penataan Peraturan Peraturan Perundang-Undangan dengan kegiatan Koordinasi Kerjasama Permasalahan Peraturan PerundangUndangan. Bentuk dari kegiatan ini adalah berupa konsultasi mediasi, pendampingan sebelum masuk persidangan.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
SASARAN 9 Meningkatnya pemahaman Prinsip-prinsip dasar Hukum dan HAM.
No.
Sasaran Strategis
No
PENGUKURAN KINERJA IndikatorKinerja Target
Realisasi
(%)
Kategori
8
. 1 9.
2 Meningkatnya
3
4
5
6
7
1.
Peningkatan partsisipasi
-
-
-
-
-
-
-
90%
100
111,11
Sangat
pemahaman Prinsip-
Pemilu Legislatif
prinsip dasar Hukum dan Ham
2
Peningkatan
Partisipasi
Pemilu Presiden 3
Peningkatan kedisiplinan pelajar sekolah
4
Berhasil
Pemantauan situasi dan kondisi
90%
50%
55,56
Berhasil
100
100 Orang
100
Sangat
Epoleksosbud
hankam 5
Jumlah
peserta
mengikuti
yang
sosialisasi
Orang
Berhasil
PTUN 6
Jumlah
peserta
mengikuti
yang
pelaksanaan
100 Orang
100 Orang
100
Sangat Berhasil
sosialisasi Ranham Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = ( 3x 92,5 ) /4) = 69,37 Capaian Sasaran (Kategori Berhasil) = (1 x 77,5 ) /4 = 19,38 Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 9 = 88,75
Pada sasaran 9 (sembilan) terdiri dari 6 (enam) indikator sasaran, tetapi ada 2 (dua) indikator sasaran yang belum bisa diukur pada tahun 2011 oleh karena kegiatan baru dilaksanakan pada tahun 2014 sehingga untuk nilai rata-rata capaian sasaran hanya
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
didasarkan pada 4 indikator sasaran. Selanjutnya nilai capaian sasaran rata-rata pada sasaran 9 (sembilan) sebesar 88,75 dengan kategori Sangat berhasil Adapun
selengkapnya nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 9 (sembilan)
sesuai hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut 1. Peningkatan partisipasi pemilu legislatif . Pada indikator sasaran ini belum bisa diukur karena baru dilaksanakan pada tahun 2014. 2. Peningkatan partisipasi pemilu Presiden. Pada indikator sasaran ini belum bisa diukur karena baru dilaksanakan pada tahun 2014. 3. Peningkatan kedisiplinan pelajar sekolah. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 90% terealisir 100%, maka nilai capaian indikator ini sebesar 111% dengan kategori sangat berhasil . Faktor yang mendukung keberhasilan inidikator sasaran ini adalah ketersediaan anggaran dan SDM yang memadahi. Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program Peningkatan pemberantasan penyakit masyarakat dengan kegiatan Penertiban dan konseling pelajar. Kegiatan ini berupa penertiban dan konseling/razia pelajar ketika sedang jam pelajaran, dengan sasaran di tempattempat wisata, warnet dan Play Station (PS). Pelaksanaan dilaksanakan rutin tiap bulan. Selain penertiban,pelajar yang terjaring juga dilakukan pembinaan. 4. Pemantauan situasi dan kondisi Epoleksosbudhankam. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 90% terealisir 50%, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 55,56% dengan kategori cukup berhasil. Indikator sasaran ini tidak tercapai 100% karena belum aktifnya Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) tingkat Kecamatan. Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan dengan kegiatan Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM). Kegiatan ini berupa upaya peningkatan kewaspadaan masyarakat terhadap kondisi di lingkungannya, dengan hasil akhir berupa terkumpulnya peta rawan bencana yang berpotensi menimbulkan konflik sosial di Kabupaten Bantul.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
5. Jumlah peserta yang menguti sosialisasi PTUN. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 60 orang terealisir 100 orang, maka nilai capaian indikator sasaran sebesar 166,66% dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini karena adanya keingin tahuan perangkat dan aparatur negara untuk mengetahui tentang PTUN . Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan dengan kegiatan Koordinasi Pemberian Bantuan Hukum . Kegiatan ini dalam bentuk memberikan sosialisasi berupa pembinaan PTUN kepada perangkat dan aparatur negara dengan jumlah sebanyak 100 orang 6. Jumlah peserta yang mengikuti pelaksanaan sosialisasi Ranham. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 100 orang terealisir 100 orang, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 100% dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung keberhaslan dari indikator sasaran ini karena dari setiap Kabupaten/Kota harus membentuk
Panitia Pelaksana Ranham dan Pokja
Pelaksanaan Ranham sehingga dalam pelaksanaan tugasnya , setiap SKPD menjunjung tinggi HAM. Indikator sasaran ini didukung melalui 1 Program dan 1 Kegiatan . Program tersebut yaitu Program Penataan Peraturan perundang-Undangan dengan kegiatan Koordinasi Pemberian Bantuan Hukum . Kegiatan ini dalam bentuk memberikan sosialisi berupa
pembentukan Panitia pelaksana Ranham, dimana setiap
Kabupaten/Kota mempunyai kewajiban untuk mempunyai Panitia dan Pokja Pelaksana Ranham dengan mengundang sebanyak 100 orang.
SASARAN 10 Tersedianya sarana berupa tanah untuk pembangunan fasilitas kepentingan umum. No.
Sasaran Strategis
No
PENGUKURAN KINERJA IndikatorKinerja Target
Realisasi
(%)
Kategori
6
7
8
. 1
2
3
4
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
5
10.
Tersedianya
sarana
1.
berupa tanah untuk
Luas
tanah
yang
12.084 m2
29.691 m2
245,70
dibebaskan
Sangat Berhasil
pembangunan fasilitas
kepentingan
umum Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = ( 1 x 92,5 ) /1) = 92,5 Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 10 = 92,5
Pada sasaran 10 (sepuluh) terdiri dari 1 (satu) indikator sasaran, sehingga untuk nilai rata-rata capaian sasaran hanya didasarkan pada 1 (satu) indikator sasaran yaitu sebesar 92,5 dengan kategori sangat berhasil. Selanjutnya nilai capaian sasaran pada sasaran (sepuluh) sebesar 92,5 dengan kategori Sangat berhasil. Adapun nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 10 (sepuluh) sesuai hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut: 1.
Luas tanah yang dibebaskan. Pada tahun 2011 mentargetkan seluas 12.084 m2 terealisir 29.691 m2 , maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 245,70%. Faktor yang mendukung kebrhasilan indikator sasaran ini adalah karena adanya dukungan dari Anggaran APBD II juga adanya sharing dengan APBD Propinsi DIY. Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui Program Penataan, Penguasaan, pemilkan, Penggunaan dan pemanfaatan tanah dengan kegiatan Penataan, Penguasaan, pemilikan, Penggunaan dan pemanfaatan tanah. Adapun bentuk kegiatan ini meliputi:dengan rincian sebagai berikut: Pengadaan tanah warga untuk pembangunan SD Jarakan target seluas 533 m2 terealisir 100%. Kegiatan pengadaan tanah ini dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan ruang belajar di SD Jarakan sebagai akibat dilaksanakan regrouping SD, maka diperlukan perluasan yang menyatu dengan fisik sekolah yang telah ada. Untuk membangun
ruang kelas tersebut telah dibebaskan tanah milik
Saudara Kirjinah seluas 533 m2 yang terletak di selatan SD Jarakan Dusun Jarakan , Panggungharjo, Sewon Bantul. Pengadaan Tanah Kas Desa Argosari sebagai pengganti tanah milik warga
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
yang digunakan untuk pembangunan SD Inpres Jetis. Kegiatan ini dalam upaya untuk pemerataan pendidikan , pada tahun 1974 banyak dibangun SD Inpres. SD Inpres Jetis dibangun di atas tanah milik Saudara M. Jarmuzi, dimana proses tukar dengan Tanah Kas Desa belum pernah dilaksanakan sejak tahu 1974 tersebut . Dengan pembebasanTanah Kas Desa Argosari diharapkan dapat memberikan kepastian hukum bagi Pemerintah maupun warga yang tanahnya digunakan. Tanah Kas Desa yang dibebaskan yang digunakan sebagai pengganti tanah warga terletak di bulak Klangon Desa Argosari target seluas 680m2, terealiasir 100% Pengadaan Tanah Kas Desa Timbulharjo sebagai pengganti tanah milik warga yang digunakan untuk jalan tembus Pasar Seni Gabusan (PSG) . Kegiatan ini dalam upaya untuk lebih meenggeliatkan perkembangan dan dinamika Pasar Seni Gabusan (PSG) Jalan tembus dibangun di atas tanah milik Drs. R. Suprapto pada tahun 2008 . Sedang proses tukar menukar di Tanah Kas Desa (TKD) baru dapat dilaksanakan pada tahun 2011. Tanah Kas Desa yang digunakan adalah Tanah Kas desa Timbulharjo yang terletak di Bulak Tembi seluas 635 m2 terealisir 100%.
Pengadaan tanah untuk pembangunan Pasar Jejeran. Perluasan pembagunan Pasar Jejeran dilaksanakan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kegiatan masyarakat di bidang perdagangan. Tanah yang digunakan adalah Tanah Kas Desa Wonokromo seluas 3.113 m2
dan tanah warga yang ditukar tanah kas desa seluas 157 m2 serta
tanah warga ± 1.000 m2 terealisir 100%
Pengadaan
tanah
pembangunan
JJLS,
pembebasan
tanahnya
dilaksanakan dengan sistim sharing antara APBD Propinsi dan APBD Kabupaten . APBD Propinsi dengan anggaran sebesar Rp. 3 M untuk membebaskan tanah warga dan tanah kas desa di Desa Srigading
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
sepanjang ± 1,250 km dengan keluasan untuk Kabupaten Bantul karena tanah Sultan Ground
± 24.573 m2
Sementara
yang digunakan adalah tanah
(SG) ,maka di Tahun 2011 hanya berupa pemberian
kompensasi bagi pengelola tanah Sultan Ground (SG) yang terkena pembangunan JJLS di Desa Poncosari
Srandakan sebesar Rp.
191.000.000,- sepanjang ± 2 km dengan keluasan± 48.000 m2 (4,8Ha). SASARAN 11 Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan. No.
Sasaran Strategis
PENGUKURAN KINERJA IndikatorKinerja Target
No
Realisasi
(%)
Kategori
5
6
7
8
100%
100%
100
Sangat
. 1 11.
2
3
Meningkatnya kwalitas
1.
pelayanan
4 Cakupan Desa/Kelurahan
kesehatan
Berhasil
universal
Child
immunization (UCI) 2.
Cakupan
balita
Gizi
100%
100%
100
buruk yang mendapat
Sangat Berhasil
perawatan. 3.
Penderita
DBD yang
100%
100%
100
ditangani 4.
Cakupan
Sangat Berhasil
pelayanan
kesehatan
100%
81,08%
81,08
Berhasil
100%
100%
100
Sangat
dasar
masyarakat miskin 5.
Cakupan
Desa
Kelurahan
mengalami
KLB
yang
/
Berhasil
dilakukan
penyelidikan Epidiomologi < 24 jam 6
Bed
Ocupation
Rate
75-85%
73,13%
97,50
(BOR) 7.
Lenght Of Stay (LOS)
Sangat Berhasil
4-9 hari
4,37 hari
109,25
Sangat Berhasil
8.
9.
Bed Turn Over (BTO)
Turn Over Internal (TOI)
40-50
61,08
kali
Kali
1-3
1,36
hari
Hari
Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = ( 8 x 92,5 ) /9) = 82,22
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
152,7
Sangat Berhasil
136
Sangat Berhasil
Capaian Sasaran (Kategori Berhasil) = ( 1 x 77,5) /9 = 8,61 Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 11 = 90,83
Pada sasaran 11 (sebelas ) terdiri dari 9 (sembilan) indikator sasaran dengan nilai ratarata capaian sasaran sebesar 90,83 dengan kategori Sangat berhasil. Adapun
selengkapnya nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 11 (sebelas)
sesuai hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut: 1.
Cakupan Desa/Kelurahan universal Child immunization (UCI). Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 100% terealisir 100%,maka nilai capaian indikator sasaran ini dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan ini karena adanya kesadaran masyarakat sudah tinggi kemitraan dengan institusi pelayanan kesehatan negeri dan swasta. Indikator sasaran ini untuk mengukur kemampuan manajemen dalam memberikan imunisasi kepada seluruh bayi
yang ada sehingga semua bayi mendapatakan
imunisasi lengkap. Cakupan Desa/Kelurahan universal Child immunization (UCI) di Kabupaten Bantul secara keseluruhan dari 75 Desa sudah terealisir 100% . Indikator sasaran ini dilaksanakan melaui 1 Program dan 2 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program Pencegahan dan penanggulangan penyakit menular dengan kegiatan: a.
Pelayanan vaksinasi bagi balita dan anak sekolah. Bentuk dari kegiatan ini antara lain:
Dilaksanakannya sosilaisasi BIAS Tingkat Kabupaten dan Evaluasi Bias Tingkat Kabupaten.
b.
Imunisasi Rutin. Bentuk dari kegiatan ini antara lain:
Dilaksanakannya pertemuan perencanaan dan evaluasi petugas imunisasi dan UPS sebanyak 5 kali .
2.
Pertemuan kemitraan dengan UPS 3kali.
Droping Imunisasi ke Puskesmas .
Cakupan balita Gizi buruk yang mendapat perawatan. Pada tahun 2011
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
mentargetkan sebanyak100% terealisir 100%, maka nilai capaian indikator sasaran ini dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini antara lain:
Komitment petugas tinggi
Survelians gizi sudah berjalan baik dalam menangani kasus gizi buruk.
Dukungan anggaran. Pada tahun 2011 cakupan balita gizi buruk yang mendapat perawatan target 178 balita terealisir 178 balita.
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 2 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program Perbaikan gizi masyarakat dengan kegiatan antara lain: a. Pemberian tambahan makanan dan vitamin. Bentuk dari kegiatan ini antara lain:
Dilaksanakannya sosialisasi pendampingan PMT-P bagi kader sebanyak 1 kali.
Pembahasan pelaksanaan pendampingan pendampingan PMT-P bagi kader sebanyak 2 kali
Pertemuan kemitraan dengan lintas sektor dan lintas program.
Pemberian PMT-P bagi balita gizi buruk sebanyak 178 balita.
b. Pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga sadar gizi. Bentuk dari kegiatan ini antara lain:
3.
Dilaksanakannya pengolahan data Kadarzi.
Pembentukan kelompok Kadarzi.
Penguatan kelompok Kadarzi.
Konsultasi dokter ahli anak bagi balita gizi buruk di 17 Kecamatan.
Pendampingan dokter ahli anak.
Penderita DBD yang ditangani. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 100% terealisir 100%, maka nilai capaian indikator sasaran ini dengan kategori sangat berhasil.
4.
Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin . Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 100% terealisir 81,08%, maka nilai capaian indikator
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
sasaran ini sebesar 81,08% dengan kategori berhasil. Indikator sasaran ini guna mengukur kunjungan pelayanan kesehan dasar pasien masyarakat miskin pada strata pertama. Pada indikator sasaran ini tidak tercapai 100% karena peserta tidak memanfaatkan haknya di fasilitas kesehatan yang telah ditentukan. Upaya pemecahannya adalah agar supaya masyarakat pemilik kartu agar memeriksakan diri di fasilitas kesehatan yang ditentukan. Indikator sasaran ini dikaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan dengan Kegiatan Kemitraan pengobatan bagi pasien kurang mampu. Bentuk dari kegiatan ini antara lain: Pelaksanaan workshop Jamkesda sebanyak 1 kali. Sosialisasi Jamkesda sebanyak 2 kali. 5.
Cakupan
Desa/Kelurahan
mengalami
KLB
yang
Epidiomologi < 24 jam dari target 100% terealisir
dilakukan
penyelidikan
100%, maka nilai capaian
indikator sasaran ini dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan dari indikator sasaran ini adalah adanya komitment tenaga kesehatan yang tinggi. Indikator sasaran ini guna mengukur manajemen penanganan KLB pada Desa yang mengalami KLB sehingga harus dilakukan penyelidikan epidemilogi. Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program
Pencegahan dan Penanggulangan penyakit menular
dengan kegiatan Peningkatan Surveilans Epidomologi dan penanggulangan wabah. Kegiatan ini dalam bentuk antara lain: Menyusun tim epidemologi Kabupaten 1 Tim. Pertemuan kajian epidimeologi sebanyak 3 kali . Audit KLB . Rapat rutin survilians . 6.
Bed Occupation Rate ( BOR ).
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Pada tahun 2011
mentargetkan sebesar 75-85% terealisir 73,13%, maka nilai
capaian indikator sasaran ini sebesar 97,50% dengan kategori sangat berhasil. 7.
Length Of Stay ( LOS ) . Pada tahun 2011 mentargetkan selama 4-9 hari terealisir 4,37 hari, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar
109,25% dengan
kategori sangat berhasil.
8.
Bed Turn Over ( BTO ). Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 40-50 kali terealisir 61,08 kali, maka nlai capaian indikator sasaran ini sebesar 152,7% dengan kategori sangat berhasil.
9.
Turn Over Internal. Pada tahun 2011 mentargetkan selama 1-3 hari terealisir 1,36 hari, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 136%
dengan kategori
sangat berhasil. Berdasarkan capaian-capaian di atas pada point 6 sampai dengan 9 di atas dapat disimpulkan bahwa capaian indikator
sasarannya khususnya untuk BOR cukup
tinggi artinya pemanfaatan fasilitas perawatan rumah sakit oleh masyarakat cukup tinggi , sedangkan LOS, BTO dan TOI menggambarkan penggunaan tempat tidur cukup efisien. Faktor yang mendukung keberhasilan ini adalah Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini antara lain:
Kepercayaan masyarakat cukup tinggi terhadap pelayanan rumah sakit.
Adanya program Jampersal (jaminan persalinan ) bagi masyarakat untuk bisa memanfaatkan persalinan gratis di fasilitas pelayanan kesehatan.
Adanya program jaminan kesehatan bagi masyarakat kurang mampu (Jamkesmas, Jamkesda dan Jamkesos)
Pelaksanaan Protap dan SOP pada setiap unit pelayaanan dan evaluasi secara periodik.
Adanya pedoman tentang penyelenggarana rumah sakit dari Kementerian Kesehatan.
Peraturan Bupati nomor 22 tahun 2011 tentang Sistem Remunerasi pada RSUD Panembahan Senopati Kabupaten Bantul.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Selanjutnya
Indikator-indikator
sasaran
diatas
pada
point
6
sampai
9
dilaaaksanakan melalui 12 Program dan 46 Kegiatan antara lain: 1) Program pelayanan administrasi perkantoran. a. Penyediaan jasa surat menyurat b. Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik c. Penyediaan jasa peralatan dan perlengkapan kantor d. Penyediaan jasa jaminan pemeliharaan kesehatan PNS/PTT e. Penyediaan jasa pemeliharaan dan perijinan kendaraan dinas/operasional f. Penyediaan jasa administrasi keuangan g. Penyediaan jasa kebersihan kantor h. Penyediaan alat tulis kantor i.
Penyediaan barang cetakand an penggandaan
j.
Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor
k. Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor l.
Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan
m. Penyediaan bahan logistik kantor n. Penyediaan makan dan minum o. Rapat koordinasi dan konsultasi keluar daerah p. Rapat koordinasi dan konsultasi dalam daerah q. Penyediaan jasa keamanan r. Penyediaan jasa paramedis s. Penyediaan jasa tenaga teknis penudukung/tenaga perkantoran 2) Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur dengan kegiatan : a. Penilaian angka kredit pejabat fungsional b. Pendidikan dan pelatihan tehnis 3) Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja keuangan dan pelayanan dengan kegiatan Penyusunan dan penerapan standart pelayanan minimal (SPM). 4) Program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat dengan kegiatan Promosi pelayanan kesehatan masyarakat
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
5) Program standarisasi pelayanan kesehatan dengan kegiatan : a. Evaluasi dan pengembangan standart pelayanan kesehatan b. Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan tenaga kesehatan c. Survey kepuasan pelayanan rumah sakit 6) Program kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan dengan kegiatan Kemitraan pengobatan lanjutan bagi pasien rujukan 7) Program perencanaan daerah dengan kegiatan Penyusunan rancangan RKPD 8) Program
kerjasama
informasi
dengan
mass
media
dengan
kegiatan
Sosialisasi program kegiatan SKPD melalui media massa 9) Program peningkatan sarana dan prasarana pemerintah dengan kegiatan Pembangunan gedung kantor 10) Program peningkatan disiplin aparatur dengan kegiatan: a. Pengadaan mesin/kartu absensi b. Pengadaan pakaian dinas dan perlengkapannya 11) Program pengadaan dan peningkatan sarana dan prasarana aparatur dengan kegiatan: a. Penambahan ruang rawat inap rumah sakit b. Pengadaan alat-alat kesehatan rumah sakit c. Pengadaan obat-obatan rumah sakit d. Pengadaan meubelair rumah skit e. Pengadaan perlengkapan kantor/rumah tangga rumah sakit f. Pengadaan bahan-bahan logistik rumah sakit g. Pengadaan instalasi oksigen central h. Penyusunan master plan rumah sakit 12) Program pemeliharaan sarana dan prasaran rumah sakit dengan kegiatan: a. Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional b. Pemeliharaan rutin/berkala meubelair c. Pemeliharaan rutin/berkala rumah sakit d. Pemeliharaan rutin/berkala instalasi pengelolaan limbah rumah sakit e. Pemeliharaan rutin/berkala alat-alat kesehatan rumah sakit
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
f. Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan rumah sakit
SASARAN 12 Meningkatnya derajad kesehatan masyarakat. No.
Sasaran Strategis
PENGUKURAN KINERJA IndikatorKinerja Target
No
Realisasi
(%)
Kategori
. 1
2
12.
Meningkatnya derajad masyarakat
3
4
5
6
7
8
1.
Angka Kematian Bayi
10/
8,5
117,65
Sangat
kesehatan
(AKB) 2.
Angka
1.000KH Kematian
Ibu
(AKI)
100/
Berhasil 111,5
89,69
100.000
Sangat Berhasil
KH 3.
Gizi Buruk
0,32%
0,52%
37,50
Tidak Berhasil
4.
Total KEP Balita
5.
Angka Kesakitan DBD
9,5%
11,24%
81,68 150
54/100.0
27/100.00
000 Pddk
0 Pddk
Berhasil Sangat Berhasil
6.
Penemuan kasus TB
55%
46,02%
83, 67
Berhasil
7.
Penyembuhan
86%
86%
100
Sangat
kasus
TB
Berhasil
Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = ( 4 x 92,5 )/7 = 52,86 Capaian Sasaran (Kategori Berhasil) = ( 2 x 77,5)/7 = 22,14 Capaian Sasran (Kategori Tidak berhasil ) = (1 x 27,5 )/7 = 3,93
Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 12 = 78,93
Pada sasaran 12 (Dua belas ) terdiri dari 7 (tujuh) indikator sasaran dengan nilai rata-rata capaian sasaran sebesar 78,93 dengan kategori berhasil. Adapun selengkapnya nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 12 (dua belas ) sesuai hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Angka kematian bayi ( AKB ) . Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 10/1.000
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
KH, terelaisir 8,5, maka nilai capaian indikator sasaran sebesar 115% dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini karena adanya kegiatan pemberdayaan masyarakat mengenai tanda awal dan cara mencegah dengan memanfaatkan pemeriksaan di Posyandu.
2. Angka kematian Ibu (AKI) . Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 100/ 100.000 KH , terealisir 115,5, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 89,69% dengan kategori sangat berhasil. Pada indikator sasaran ini tidak terealisir sesuai target dikarenakan kurangnya pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan pengenalan tanda bahaya dan cara mencegah selama kehamilan , bersalin dan nifas , perawatan kesehatan serta pengambilan keputusan yang cepat dan tepat dalam kegawat daruratan. Upaya yang dilakukan untuk pemecahan permasalahan tersebut adalah dengan meningkatkan pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan pengenalan
tanda
bahaya dan cara mencegah selama kehamilan , bersalin dan nifas , perawatan kesehatan serta pengambilan keputusan yang cepat dan tepat dalam kegawat daruratan. Indikator sasaran pada point 1 dan 2 di atas dilaksanakan melalui 1 Program dan 3 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program Peningkatan Keselamatan ibu melahirkan dan anak dengan kegiatan antara lain: a. Peningkatan SDM masyarakat . Bentuk dari kegiatan ini adalah dengan melaksanakan deteksi dini ibu hamil resiko tinggi bagi 75 kader kesehatan dan review kader gemas . b. Peningkatan pelayanan kesehatan. Bentuk dari kegiatan ini antara lain: Melaksanakan fasilitasi problem solving, review
deteksi dini ibu hamil
berisiko, Sosialisasi asuhan persalinan normal, rakor koordinator KIA, rakor DTKB, rakor KB, rakor bidan desa.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
c. Kemitraan Lintas Sektor dan Lintas Program. Kegiatan ini dengan melaksanakan kegiatan rakor lintas sektor dan lintas program sebanyak 1 kali. 3. Jumlah penderita Gizi buruk yang ditemukan. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 0,32%, terelaisir 0,52%, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 37,50% dengan kategori tidak berhasil. Indikator sasaran tidak tercapai 100% dikarenakan penggantian definisi operational dengan pembagi yaitu balita saja, sedang DO lama dengan pembagi seluruh balita. Upaya yang dilakukan adalah jika dilakukan dengan DO lama sudah tercapai 0,29%. Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program
Perbaikan Gizi masyarakat dengan kegiatan
Penyusunan Peta informasi masyarakat kurang gizi. Bentuk dari kegiatan ini antara lain:
Melaksanakan pengolahan data status gizi
Sosialisasi standart antropometri WHO 2005
Pembahasan situasi pangan dan gizi
Bimbingan tehnis petugas gizi Puskesmas.
4. Total KEP Balita. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar
9,5%, terealisir
sebesar 11,24%, maka nilai capaian indikator sasaran sebesar 81,68% dengan kategori berhasil. Indikator sasaran ini tidak terealisir 100% dikarenakan penanganan PMT hanya terfokus pada gizi buruk. Upaya yang dilakukan adalah Pendampingan PMT KIE rujukan penyerta. Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 2 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program Perbaikan gizi masyarakat dengan kegiatan antara lain: a. Pemberian tambahan makanan dan vitamin. Bentuk dari kegiatan ini antara lain: Dilaksanakannya sosialisasi pendampingan PMT-P bagi kader sebanyak
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
1 kali. Pembahasan pelaksanaan pendampingan pendampingan PMT-P bagi kader sebanyak 2 kali Pertemuan kemitraan dengan lintas sektor dan lintas program. b. Pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga sadar gizi. Bentuk dari kegiatan ini antara lain: Dilaksanakannya pengolahan data Kadarzi. Pembentukan kelompok Kadarzi. Penguatan kelompok Kadarzi. Konsultasi dokter ahli anak bagi balita gizi buruk di 17 Kecamatan. Pendampingan dokter ahli anak. 5. Angka Kesakitan DBD. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 54/1.000 Pddk, terealisir 27, maka nilai capaian indikator ini sebesar 150% dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini adalah KIE kepada masyarakat. Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Programmtersebut yaitu Program Pencegahan dan penanggulangan penyakit menular dengan kegiatan Foging Focus. Bentuk dari kegiatan ini adalah dengan melaksanakan foging focus guna penanggulanagan penyakit DBD. 6. Penemuan kasus TB. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 55%, terealisir 46,02%, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 83,67% dengan kategori berhasil. Indikator sasaran ini tidak terealisir 100% dikarenakan masyarakat malu jika diketahui bahwa dirinya menderita TB. Upaya yang dilakukan KIE kepada masyarakat. 7. Penyembuhan kasus TBC. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 86%, terealisir 86%, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 100% dengan kategori sangat berhasil.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Faktor yang mendukung keberhasilan dari indikator sasaran ini antara lain: Adanya komitment dari tenaga kesehatan . Komitment penderita untuk taat minum obat. Komitment keluarga sebagai pendamping minum obat. Indikator sasaran pada point 6 dan 7 di atas dilaksanakan melaui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program Pencegahan dan penanggulangan penyakit menular dengan kegiatan Pelayanan Pencegahan dan penanggulangan penyakit menular. Bentuk dari kegiatan ini antara lain: Dilaksanakannya workshop pertemuan P2 TB di Puskesmas sebanyak 2 kali. Workshop PMK sebanyak 2 kali. Monev tingkat PRM sebanyak 10 kali. Monev dan koordinasi program P2. Reward Volunteer TB sebanyak 27 orang. Pemeriksaan kros cek . Kultur dan dan resistensi kultur TBC 40 sampel. Pemeriksaan sampel resisten sebanyak 20 samel. Pemeriksaan cros cek sebanyak 600 slide. SASARAN 13 Meningkatnya Desa Siaga katagori baik ( Purnama dan Mandiri ). No.
Sasaran Strategis
No
PENGUKURAN KINERJA IndikatorKinerja Target
Realisasi
(%)
Kategori
. 1 13.
2 Meningkatnya
Desa
3
4
5
6
7
8
1.
Cakupan Desa Siaga Aktif
100%
100%
100
Sangat
Siaga katagori baik (
Purnama
Berhasil
dan
Mandiri ) 2.
Desa Siaga Kategori Baik
-
29,6%
100
Sangat Berhasil
Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = (2 x92,5/2) = 92,5 Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 13 = 92,5
Pada sasaran 13 ( Tiga belas ) terdiri dari dua (dua) indikator sasaran dengan nilai
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
rata-rata capaian sasaran sebesar 92,5 dengan kategori Sangat berhasil. Adapun selengkapnya nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 13 (tiga belas sesuai hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Cakupan Desa siaga aktif. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar terealisir 100% terealisir 100%, maka nilai capaian indikator sasaran ini dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan ini karena antara lain: Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) kepada masyarakat . Pemberdayaam kader. Kerjasama dengan stakeholder terkait (LS, LP Kecamatan dan Kelurahan). Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat dengan kegiatan Penyuluhan Masyarakat Pola Hidup Sehat. Bentuk dari kegiatan ini antara lain: Melaksanakan TOT DB4MK di 75 Desa. Evaluasi DB4MK. Pelatihan Puskesmas Santun Usila. 2. Desa Siaga Kategori Baik. Pada tahun 2011 belum mentargetkan, tetapi dapat terealisir sebesar 29,6%, maka nilai capaian indikator
sasaran ini dipahami mencapai sebesar 100% dengan
kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung karena adanya Komunikasi Informasi Edukasi (KIE). Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat dengan kegiatan Peningkatan Pemanfaatan sarana kesehatan. Bentuk dari kegiatan ini antara lain: Pertemuan kader kesehatan di 25 Desa . Rakor Poskesdes.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
SASARAN 14 Meningkatnya prosentase rumah dan lingkungan sehat. No.
Sasaran Strategis
No
PENGUKURAN KINERJA IndikatorKinerja Target
Realisasi
(%)
Kategori
5
6
7
8
65%
81,93%
126,05
Sangat
. 1
2
14.
Meningkatnya prosentase
3
4
1.
Jamban Sehat
rumah
Berhasil
dan lingkungan sehat 2.
Meningkatnya
Cakupan
65%
65,58%
100,89
Rumah Sehat 3.
Meningkatnya
Berhasil Cakupan
60%
81,02%
135,03
air bersih 4.
Pengembangan
Sangat Berhasil
Ipal
2 Unit
3 Unit
150
Komunal 5.
Sangat
Penanganan Sampah
Sangat Berhasil
16 Kec
16 Kec
100
Sangat Berhasil
Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = (5x92,5)/5 = 92,5 Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 14 = 92,5
Pada sasaran 14 ( Empat belas ) terdiri dari 5
(lima) indikator sasaran dengan nilai
rata-rata capaian sasaran sebesar 92,5 dengan kategori Sangat berhasil. Adapun selengkapnya nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 14 (empat belas) sesuai hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Jamban Sehat. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 65% terealisir 81,93% , maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 126,05% dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini antara lain:
Kesadaran / peran serta masyarakat .
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Peningkatan komitment pemerintah dalam rangka mencapai target MD Gs.
2. Meningkatnya cakupan air bersih. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 60%, terealisir 81,02%, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 135,03% dengan kategori sangat berhasil.
Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini antara lain:
Kesadaran / peran serta masyarakat .
Peningkatan komitment pemerintah dalam rangka mencapai target MD Gs. Indikator sasaran ini didukung melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program Pengembangan Lingkungan Sehat dengan kegiatan Pengawasan kualitas air bersih . Bentuk dari kegiatan ini antara lain: Melaksanakan pemeriksaan sampel air minum dan air bersih sebanyak 933 sampel. Sosialisasi Perda PKA sebanyak 1 kali. Belanja reagen guna pemeriksaan kualitas air minum dan air bersih. 3. Meningkatnya cakupan rumah sehat Meningkatnya Cakupan Rumah Sehat. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 65% terealisir 65,58%, maka nilai capaian indikator sasaran sebesar 100,89% dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini adalah bahwa setiap bangunan baru agar dilengkapi fasilitasi yang benar. Indikator sasaran pada point 1 dan 2 di atas dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program Pengembangan Lingkungan Sehat dengan kegiatan Pengkajian Pengembangan lingkungan sehat. Bentuk dari kegiatan ini antara lain: Pelaksanaan koordinasi Kabupaten sehat sebanyak 2 kali. Rapat rutin dan evaluasi kesehatan lingkungan sebanyak 4 kali . Penyuluhan kesehatan lingkungan TMMD sebanyak 2 kali. Survelians kesehatan lingkungan sebanyak 20 kali. 4. Pengembangan Ipal Komunal. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 2 unit
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
terealisir 3 unit , maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 150% dengan ketegori sangat berhasil. Keberhasilan indikator sasaran ini dengan dukungan penyediaan
dana yang
memadahi. Indikator sasaran ini dilaksanakan melaui 1 Program dan 1 Kegiatan . Program tersebut yaitu Program Pembangunan saluran drainase /gorong-gorong dengan kegiatan pengadaan jaringan air limbah/air kotor. Bentuk dari kegiatan ini merupakan kelanjutan dari kegiatan yang telah dilaksanakan mulai tahun 2009 yang telah terbangun sebanyak 6 unit ipal komunal di 2 lokasi yaitu Desa Segoroyoso dan Trimulyo ). Sedang pada tahun 2011 terbangun di sebanyak 3 unit yaitu: Pembangunan sanitasi komunal Bantul. Pembangunan sanitasi komunal Imogiri I Pembangunan sanitasi komunal Imogiri II . Indikator sasaran ini guna mengukur penyediaan sarana dan prasarana pengelolaan limbah rumah tangga secara terpadu di Kabupaten Bantul. 5. Penanganan sampah. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 16 Kecamatan terealisir 16 Kecamatan , maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 100% dengan kategori sangat berhasil. Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program
Peningkatan sarana dan prasarana dengan kegiatan
Penyediaan kendaraan dinas/operasional. Bentuk dari kegiatan ini meliputi: Pengadaan alat berat /container sebagai container mencukupi kebutuhan container
yang telah rusak dan
untuk penampungan sampah
sementara
yang selanjutnya diangkut ke TPA Pusat. Pengadaan armada pengangkut sampah yang terdiri dari 1 buah dump truck dan 1 buah motor roda tiga. Pengadaan gerobag sampah untuk mencukupi kebutuhan masyarakat dalam mengangkut sampah ke bak-bak penampungan sampah sementara.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
SASARAN 15 Semua penduduk memiliki jaminan kesehatan No.
Sasaran Strategis
No
1
2
3
PENGUKURAN KINERJA IndikatorKinerja Target
Realisasi
(%)
Kategori
5
6
7
8
40%
47,41%
118,53
.
15.
Semua memiliki
penduduk jaminan
kesehatan
1.
4 Prosentase yang
memiliki
penduduk jaminan
Sangat Berhasil
kesehatan
Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = (1x92,5)/1) =92,5 Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 15 = 92,5
Pada sasaran 15 ( Lima belas ) terdiri dari 1 (satu) indikator sasaran dengan nilai ratarata capaian sasaran sebesar 92,5 dengan kategori Sangat berhasil. Adapun selengkapnya nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 15 (lima belas) sesuai hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut: 1.
Prosentase penduduk yang memiliki jaminan kesehatan. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 40% terealisir 47,41% , maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 118,53% dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan ini karena kuota dari APBN, APBD Propinsi besar. Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 2 Kegiatan . Program tersebut yaitu Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan dengan kegiatan antara lain: a. Kemitraan Asuransi kesehatan. Bentuk dari kegiatan ini dengan melaksanakan pembayaran operasioanal askes untuk pelayanan pasien Askes.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
b. Kemitraan pengobatan bagi pasien kurang mampu. Bentuk dari kegiatan ini dilaksanakan
Work shop Jamkesda sebanyak sebanyak 1 kali.
Sosialisasi Jamskeda sebanyak sebanyak 2 kali.
SASARAN 16 Meningkatnya kualitas pendidikan
No.
Sasaran Strategis
No.
1
2
3
16.
Meningkatnya
1.
PENGUKURAN KINERJA IndikatorKinerja Target
4 Angka melek Huruf
Realisasi
(%)
Kategori
5
6
7
8
89,94%
97,50%
108,40
Sangat
kualitas pendidikan
Berhasil 2.
APK TK/PAUD
55%
57,91%
105,21
Sangat Berhasil
3.
APK SD/MI
105%
92,39%
87,99
Sangat Berhasil
4.
APK SMP/MTS
98,49%
87,96%
89,30
Sangat Berhasil
5
APK SMA/SMK
6
APM SD/MI
83%
67,90%
81,80
Berhasil
94,42%
88,24%
93,45
Sangat Berhasil
7.
APM SMP/MTS
79,82%
78,47%
98,30
Sangat Berhasil
8.
APM SMA/SMK
9.
Tingkat Kelulusan SD/MI
64%
50,27%
78,54
Berhasil
99,98%
99,99%
100
Sangat Berhasil
10.
Tingkat
Kelulusan
95,5%
99,16%
103,83
SMP/Mts 11.
Tingkat
Kelulusan
98,10%
99,70%
101,63
SMA/SMK 12.
Nilai Nem Rata-Rata SD/MI
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Sangat Berhasil Sangat Berhasil
7,20
7,30%
101,39
Sangat Berhasil
13.
Nilai
Nem
rata-rata
7,10
7,15%
100,70
SMP/MTS 14
Nilai
Nem
Berhasil rata-rata
7,06
7,53%
106,66
SMA/SMK 15
Angka Putus Sekolah
0,03%
0,04%
66,67
Angka Putus Sekolah
0,09%
0,10%
88,89
Angka Putus Sekolah
Angka
Rata-rata
0,90%
1,02%
86,67
Angka
Rata-rata
lama
lama
sekolah SMP/MTS 20
Angka
Rata-rata
Sangat Berhasil
sekolah SD/MI 19.
Sangat Berhasil
SMA/SMK 18.
Cukup Berhasil
SMP/MTS 17.
Sangat Berhasil
SD/MI 16
Sangat
lama
sekolah SMA/SMK/MA
6,26
6,10
Tahun
Tahun
3,01
3,01
Tahun
Tahun
3,01
3,01
Tahun
Tahun
102,56
Sangat Berhasil
100
Sangat Berhasil
100
Sangat Berhasil
Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = (17x92,5)/20 = 78,63 Capaian Sasaran (Kategori Berhasil) = (2x77,5)/20 = 7,75 Capaian Sasaran (Kategori Cukup Berhasil) = (1x62,5)/20 = 3,13 Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 16 = 89,51
Pada sasaran 16 ( enam belas ) terdiri dari 20 (dua puluh satu) indikator sasaran dengan nilai rata-rata capaian sasaran sebesar 89,51 dengan kategori Sangat berhasil. Adapun selengkapnya nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 21 (dua puluh satu) sesuai hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut 1. Angka melek huruf. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 89,94 terealisir 97,50, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 108,40% dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini adalah karena adanya komitment dari Pemerintah Kabupaten Bantul untuk pemberantasan buta huruf. Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program 1 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program Pendidikan non Formal dengan kegiatan Pemberian bantuan operasional pendidikan non formal. Kegiatan ini dalam rangka untuk
pemberantasan buta huruf yang berdampak pada meningkatnya angka
melek huruf.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
2. Angka Partisipasi Kasar (APK) TK/PAUD. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 55% terelisir 57,91%, masar aka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 105,21 dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini adalah
tersedianya
lembaga pelayanan PAUD yang semakin meningkat. Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Progam dan 1 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dengan kegiatan
Peningkatan minat, bakat dan kreaktifitas anak sekolah. Bentuk dari kegiatan ini dengan melaksanakan lomba gugus TK dan kreaktifitas PAUD untuk menarik minat bakat bersekolah. 3. Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 105% terealisir 92,39%, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 87,90% dengan kategori sangat berhasil. Indikator sasaran ini tidak terealisir 100% dikarenakan tidak semua orang tua siswa menyekolahkan anaknya di Bantul. Upaya yang dlakukan adalah dengan melaksanakan sosialisasi melalui mass media untuk komitment sekolah di Bantul. Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program Peningkatan mutu pendidikan dan tenaga kependidikan dengan kegiatan Pendataan , Lesson Studi, DAK, pendidikan dasar SD/MI. Kegiatan ini dalam rangka pengembangan sistim pendataan dan peningkatan mutu pendidikan di Kabupaten Bantul. 4. Angka Partisipasi Kasar (APK)SMP/Mts. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 98,49% terealisir 87,96%, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 89,30% dengan kategori sangat berhasil. Indikator sasaran ini tidak tercapai 100% dikarenakan tidak semua orang tua siswa menyekolahkan anaknya di Bantul dan anak punya keinginan untuk bekerja. Upaya yang perlu dilakukan terhadap permasalahan
tersebut adalah dengan
melaksanakan sosialisasi melalui mass media dan mengadakan sekolah terbuka /Paket B.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Indikator sasaran ini dilaksanakan 1 Program dan 1 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program
Peningkatan mutu pendidikan dan tenaga kependidikan dengan
kegiatan dengan kegiatan Pendataan , Lesson Studi, DAK, pendidikan dasar SD/MI. Kegiatan ini dalam rangka pengembangan sistim pendataan dan peningkatan mutu pendidikan di kabupaten Bantul.
5. Angka Partisipasi Kasar (APK)SMA/SMK. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 83% terealisir 67,90%, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 81,80% dengan kategori sangat berhasil. Indikator sasaran ini tidak tercapai 100% diakrenakan masih ada warga Bantul yang memilih sekolah di luar Bantul. Upaya pemecahan terhadap permasalahan tersebut yaitu melaksanakan sosialisasi bahwa di Bantul pendidikan kualitas sudah baik. Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 10 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program Pendidikan Menengah dengan kegiatan antara lain: a. Pembangunan sarana dan prasarana olahraga. Dengan kegiatan ini sekolah memiliki sarana olahraga yang lebih, sehingga bisa meningkatkan minat untuk bersekolah dan meningkatkan APK.
b. Pengadaan Alat Praktek dan Peraga Siswa (Pengemb. Unit Produksi). Dengan kegiatan ini Sekolah memiliki alat praktek dan peraga yang lebih, sehingga bisa meningkatkan minat untuk bersekolah dan meningkatkan APKPenyelenggaraan Paket C setara SMA c. Penyelenggaraan Paket C setara SMA. Dengan kegiatan ini biaya penyelenggaraan pendidikan lebih murahy sehingga lebih banyak tertarik untuk ikut paket c. d. Pembinaan
Kelembagaan
dan
manajemen
sekolah
dengan
penerapan
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Dengan kegiatan ini Manajemen di sekolah lebih memperhatikan aspirasi warganya sehingga suasana lebih kondusif
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
e. Pengembangan
kelas
wirausaha.
Dengan
kegiatan
ini
Sekolah
lebih
memperhatikan aspek kewirausahaan, sehingga bisa meningkatkan minat untuk bersekolah dan meningkatkan APK f. Penyelenggaraan pendidikan SMA negeri dan swasta (BOP SMA). Dengan kegiatan ini biaya penyelenggaraan di SMA menjadi lebih ringan sehingga lebih banyak yang tertarik sekolah di SMA dan meningkatkan APK g. Penyelenggaraan pendidikan SMK negeri dan swasta (BOP SMK) Dengan kegiatan ini biaya penyelenggaraan di SMK menjadi lebih ringan sehingga lebih banyak yang tertarik sekolah di SMK dan meningkatkan APK h. Peningkatan minat bakat dan kreatifitas siswa SMA Olimpiade Sains, Debat Bhs Inggris, UUD 1945, OOSN, FLSSN, OPSI Dengan kegiatan ini kreatifitas siswa lebih diperhatikan dan berkembang sehingga lebih banyak yang tertarik sekolah di SMA dan meningkatkan APK. i.
Lomba Kompetensi Siswa (LKS). Dengan kegiatan ini kompetensi siswa SMK lebih diperhatikan dan berkembang sehingga lebih banyak yang tertarik sekolah di SMK dan meningkatkan APK.
j.
Uji Kompetensi Siswa SMK Dengan kegiatan ini biaya uji kompetensi di SMK menjadi lebih ringan sehingga lebih banyak yang tertarik sekolah di SMK dan meningkatkan APK.
6. Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 94,42% terealsir sebesar 88,24%, maka nlai capaian indikator sasaran ini sebesar 93,45% dengan kategori sangat berhasil. Indikator sasaran ini tidak tercapai 100% dikarenakan kurangnya minat sekolah di Bantul khususnya pada Kecamatan pinggiran
yang berbatasan dengan
Kabupaten/Kota. Upaya yang dlakukan terhadap permasalahan ini adalah dengan memberi motivasi dan subsidi pendidikan. Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan1 Kegatan. Program tersebut yaitu Program Wajar 9 tahun dengan kegiatan Penyelenggaraan pendidikan dasar SD/MI. Kegiatan ini dalam rangka pengembangan pendidikan
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
dasar berbasis kearifan lokal yang bermutu. 7. Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTS. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 79,82% terealisir sebesar 78,47%, maka nilai capaian indicator sasaran ini sebesar 98,30% dengan kategori sangat berhasil. Indikator sasaran ini tidak tercapai 100% dikarenakan dikarenakan tidak semua orang tua siswa menyekolahkan anaknya di Bantul dan anak punya keinginan untuk bekerja. Upaya yang dilakukan terhadap permasalahan ini adalah dengan melaksanakan sosialisasi melalui mass media dan mengadakan sekolah terbuka /Paket B. Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program tersebut yaitu Wajar 9 tahun dengan kegiatan Penyelengaraan pendidikan dasar SMP/Mts . Kegiatan ini dalam rangka pengembangan pendidikan SMP/MTs yang bermutu. 8. Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 64% terealsr 50,27%, maka nilai capaian indicator sasaran ini sebesar 78,54% dengan kategori berhasil. Indkator sasaran ini tidak tercapai 100% dikarenakan masih ada warga Bantul yang memilih sekolah di luar Bantul . Upaya yang dilakukan adalah dengan melaksanakan sosialisasi pendidikan bahwa penddikan di Bantul sudah berkualitas. Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 10 Kegiatan . Program tersebut yaitu Program Pendidikan Menengah dengan kegiatan antara lain: a. Pembangunan sarana dan prasarana olahraga. Dengan kegiatan ini Sekolah memiliki sarana olahraga yang lebih, sehingga bisa meningkatkan minat untuk bersekolah dan meningkatkan APK b. Pengadaan Alat Praktek dan Peraga Siswa (Pengemb. Unit Produksi). Dengan kegiatan ini Sekolah memiliki alat praktek dan peraga yang lebih, sehingga bisa meningkatkan minat untuk bersekolah dan meningkatkan APM c. Penyelenggaraan
Paket
C
setara
SMA.
Dengan
kegiatan
ini
biaya
penyelenggaraan Paket C menjadi lebih ringan sehingga lebih banyak yang tertarik untuk ikut Paket C
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
d. Pembinaan
Kelembagaan
dan
manajemen
sekolah
dengan
penerapan
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Dengan kegiatan ini Manajemen di sekolah lebih memperhatikan aspirasi warganya sehingga suasana lebih kondusif. e. Pengembangan kelas wirausaha Dengan kegiatan ini Sekolah lebih memperhatikan aspek kewirausahaan, sehingga bisa meningkatkan minat untuk bersekolah dan meningkatkan APM. f. Penyelenggaraan pendidikan SMA negeri dan swasta (BOP SMA). Dengan kegiatan ini biaya penyelenggaraan di SMA menjadi lebih ringan sehingga lebih banyak yang tertarik sekolah di SMA dan meningkatkan APM g. Penyelenggaraan pendidikan SMK negeri dan swasta (BOP SMK). Dengan kegiatan ini biaya penyelenggaraan di SMK menjadi lebih ringan sehingga lebih banyak yang tertarik sekolah di SMK dan meningkatkan APM h. Peningkatan minat bakat dan kreatifitas siswa SMA Olimpiade Sains, Debat Bhs Inggris, UUD 1945, OOSN, FLSSN, OPSI. Dengan kegiatan ini Kreatifitas siswa lebih diperhatikan dan berkembang sehingga lebih banyak yang tertarik sekolah di SMA dan meningkatkan APM i.
Lomba Kompetensi Siswa (LKS). Dengan kegiatan ini kompetensi siswa SMK lebih diperhatikan dan berkembang sehingga lebih banyak yang tertarik sekolah di SMK dan meningkatkan APM
j.
Uji Kompetensi Siswa SMK. Dengan kegiatan ini biaya ujikompetensi di SMK menjadi lebih ringan sehingga lebih banyak yang tertarik sekolah di SMK dan meningkatkan APM
9. Tingkat Kelulusan SD/MI. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 99,98% terealsir 99,99% , maka nilai capaian indicator sasaran ini sebesar 100% dengan kategori sangat berhasil. Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program Sukses UASBN SD/M dengan kegatan TPM dan Try out. Kegiatan ini dalam rangka penajaman bedah SKL UASBN. 10. Tingkat kelulusan SMP/MTs. Pada Tahun 2011 mentargtekan sebesar 95,5%
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
terealisir sebesar 99,16%, maka nilai capaian indicator sasaran ini sebesar 103,83% dengan kategori sangat berhasil. Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program Sukses UN SMP/MTs dengan kegatan TPM dan Try out serta pemberdayaan MKKS. Kegiatan ini dalam rangka bedah SKL dan bisa dilaksanakan setelah duterbitkan SKL untuk UN pada saat menjelang ujian nasional. 11. Tingkat Kelulusan SMA/SMK. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 98,10% terealisir sebesar 99,70%
maka nilai capaian ini sebesar 101,63%, maka nilai
capaian indicator sasaran ini dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan indicator sasaran ini adalah mutu pendidikan di Bantul yang berkualitas. Indikator sasaran ini dilaksankan melalui 1 Program dan 2 kegiatan. Program tersebut yaitu Program Pendidikan Menengah dengan kegiatan antara lain: a.
Penyelenggaraan pendidikan SMA negeri dan swasta (BOP SMA). Dengan kegiatan ini
Biaya penyelenggaraan di SMA menjadi lebih ringan sehingga
lebih banyak yang tertarik sekolah di SMA dan meningkatkan APM b.
Penyelenggaraan pendidikan SMK negeri dan swasta (BOP SMK). Dengan kegiatan ini biaya penyelenggaraan di SMK menjadi lebih ringan sehingga lebih banyak yang tertarik sekolah di SMK dan meningkatkan APM
12. Nilai Nem rata-rata SD/MI. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 7,20 terealisir sebesar 7,30%, maka nilai capaian indicator sasaran ini sebesar 102,39% dengan kategori sangat berhasil. Keberhasilan indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program 1 Kegiatan . Program tersebut yaitu Program Wajar 9 tahun dengan kegiatan Bedah SKL UASBN. 13. Nilai Nem rata-rata SMP/MTS. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 7,10% terealsir sebesar 7,15%, maka nilai capaian indicator ini sebesar 100,70% dengan kategori sangat berhasil. Keberhasilan indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program 1 Kegiatan .
Program tersebut yaitu Program Wajar 9 tahun dengan
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
kegiatan Bedah SKL UN . 14. Nilai Nem rata-rata SMA/SMK. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 7,06% terealisir sebesar 7,53%, maka nilai capaian indicator sasaran ini sebesar 106,66 dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan indicator sasaran ini adalah karena adanya prestasi akademik siswa yang meningkat. Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 2 kegiatan . Program tersebut yaitu Program Pendidikan Menengah dengan kegiatan antara lain: a. Penyelenggaraan pendidikan SMA negeri dan swasta (BOP SMA). Dengan kegiatan ini biaya penyelenggaraan di SMA menjadi lebih ringan sehingga lebih banyak yang tertarik sekolah di SMA dan meningkatkan APM b. Penyelenggaraan pendidikan SMK negeri dan swasta (BOP SMK). Dengan kegiatan ini biaya penyelenggaraan di SMK menjadi lebih ringan sehingga lebih banyak yang tertarik sekolah di SMK dan meningkatkan APM 15. Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 0,03% terealsir 0,04%, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 66,67% dengan kategori cukup berhasil. Faktor yang menghambat terhadap capaian indikator sasaran ini adalah motivasi sekolah anak rendah. Upaya yang perlu dilakukan adalah dengan memberi sosialisasi dan beasiswa. Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program Wajar 9 Tahun dengan kegiatan Pendataan anak usia sekolah. Kegiatan ini dalam rangka penyaringan data siswa rentan DO. 16. Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTS. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 0,09% terealisir sebesar 0,10%, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 88,89% dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang menghambat terhadap capaian indikator sasaran ini adalah motivasi sekolah anak rendah. Upaya yang perlu dilakukan adalah dengan memberi sosialisasi dan beasiswa. Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
tersebut yaitu Program Wajar 9 Tahun dengan kegiatan Pendataan anak usia sekolah. Kegiatan ini dalam rangka penyaringan data siswa rentan DO. 17. Angka Putus Sekolah (APS) SMA/SMK. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 0,90 %terealsi 1,02%, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 86,67% dengan kategori sangat berhasil. Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 2 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program Pendidikan Menengah dengan kegiatan antara lain: a. Penyelenggaraan pendidikan SMA negeri dan swasta (BOP SMA). Dengan kegiatan ini Biaya penyelenggaraan di SMA menjadi lebih ringan sehingga lebih banyak yang tertarik sekolah di SMA dan meningkatkan APM b. Penyelenggaraan pendidikan SMK negeri dan swasta (BOP SMK). Dengan kegiatan ini Biaya penyelenggaraan di SMK menjadi lebih ringan sehingga lebih banyak yang tertarik sekolah di SMK dan meningkatkan APM 18. Angka Rata-rata lama sekolah SD/MI. Pada tahun 2011 mentargetkan selama 6,26 tahun terealsir selama 6,10 tahun, maka nilai capaian indicator sasaran ini dengan kategori sangat berhasil. 19. Angka rata-rata lama sekolah SMP/Mts. Pada tahun 2011 mentargetkan selama 3,01 tahun terealisir 3,01 tahun, maka nilai capaian indicator sasaran ini sebesar 100% dengan kategori sangat berhasil. Keberhasilan Indikator sasaran pada point 18 dan 19 di atas dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program Wajar 9 tahun dengan kegiatan Bimbingan Belajar
. Kegiatan ini dalam bentuk pendalaman materi
berdasarakan KLP yang tinggal kelas . 20. Angka rata-rata lama sekolah SMA/SMK. Pada tahun 2011 mentargetkan selama 3,01 tahun terealisir 3,01 tahun, maka nilai capaian indicator sasaran ini sebesar 100% dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan indicator sasaran ini adalah karena adanya prestasi akademik siswa yang semakin meningkat. Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 2 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program Pendidikan Menengah dengan kegiatan antara lain:
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
a.
Penyelenggaraan pendidikan SMA negeri dan swasta (BOP SMA). Dengan kegiatan ini
Biaya penyelenggaraan di SMA menjadi lebih ringan sehingga
lebih banyak yang tertarik sekolah di SMA dan meningkatkan APM b.
Penyelenggaraan pendidikan SMK negeri dan swasta (BOP SMK). Dengan kegiatan ini
Biaya penyelenggaraan di SMK menjadi lebih ringan sehingga
lebih banyak yang tertarik sekolah di SMK dan meningkatkan APM SASARAN 17 Meningkatnya kualitas perpustakaan No.
Sasaran Strategis
No
1
2
3
PENGUKURAN KINERJA IndikatorKinerja Target
Realisasi
(%)
Kategori
5
6
7
8
44.000
45.650
103,75
Buku
Buku
pengunjung
47.000
47.707
(termasuk
Orang
Orang
.
17.
Meningkatnya
1.
4 Jumlah koleksi buku
kualitas perpustakaan 2.
Jumlah perpustakaan
Sangat Berhasil
101,50
Sangat Berhasil
perpustakaan keliling) Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = (2x92,5)/2 = 92,5 Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis = 92,5
Pada sasaran 17 ( tujuh belas ) terdiri dari 2 (dua) indikator sasaran dengan nilai ratarata capaian sasaran sebesar 92,5 dengan kategori Sangat berhasil. Adapun selengkapnya nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 17 (tujuh belas) sesuai hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Jumlah koleksi buku di perpustakaan . Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 44.000 buku, terealisir 45.650 buku, maka
nilai capaian indikator sasaran ini
sebesar 103,75% dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan dari indikator sasaran ini oleh karena adanya peningkatan kemitraan dengan stakeholder perpustakaan. Indikator
sasaran ini didukung dilaksanakan melalui 1 Programdan 1 Kegiatan.
Program tersebut yaitu Program perpustakaan
dengan
kegiatan
umum/daerah . LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Pengembangan budaya baca dan pembinaan penyedaan bahan pustaka
perpustakaan
Bentuk dari kegiatan ini adalah dengan melakukan pengadaan dan pengolahan buku sebanyak 1.150 eksemplar sehingga jumlah buku semakin lengkap , selain itu juga ada tambahan buku yang bersumber dari bantuan masyarakat, Pemda, Pem. Prop dan pemerintah Pusat. 2. Jumlah pengunjung perpustakaan (termasuk perpustakaan keliling). Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 47.000 orang terealisir sebanyak 47.707 orang, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 101,50%
dengan kategori sangat
berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan
indikator sasaran ini
oleh karena
masyarakat butuh akan eksistensi perpustakaan. Indikator sasaran ini dlaksanakan melalui 1 Program dan 2 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program
Pengembangan budaya baca baca dan
pembinaan perpustakaan dengan kegiatan antara lain : a.
Koordinasi pengembangan perpustakaan.
Bentuk dari kegiatan ini adalah
dengan melaksanakan kerjasama antar perpustakaan se Kabupaten Bantul. b.
Pelayanan Perpustakaan. Bentuk dari kegiatan ini adalah dengan melaksanakan layanan di Kantor, layanan sabtu dan minggu sebanyak 340 kali dan layanan keliling sebanyak 200 kali.
SASARAN 18 Meningkatnya sekolah berkualitas. No.
Sasaran Strategis
No
PENGUKURAN KINERJA IndikatorKinerja Target
Realisasi
(%)
Kategori
. 1 18.
2 Meningkatnya
3
4
5
6
7
8
1.
Rasio ruang kelas – siswa
30
23
76,66
Berhasil
31
93,94
Sangat
sekolah berkualitas
SD/MI 2.
Siswa
Rasio Ruang kelas - siswa SMP/MTS
3.
Rasio
Ruang
siswa SMA/SMK
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
33 Siswa
kelas
–
34 Siswa
Berhasil 34
100
Sangat Berhasil
4.
Rasio Guru – siswa SD/MI
14
14
100
Orang 5.
Rasio
Guru
–
siswa
SMP/MTS 6.
Rasio
Guru
19,
Berhasil 19 Orang
100
Orang –
siswa
SMA/SMK
9
Sangat
Sangat Berhasil
9 Orang
100
Orang
Sangat Berhasil
Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = (5 x 92,5) / 6) = 77,08 Capaian Sasaran (Kategori Berhasil) = (1 x 77,5 /6 ) = 12,91 Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 18 = 89,99
Pada sasaran 18 ( delapan
belas ) terdiri dari
6 (enam) indikator sasaran dengan
nilai rata-rata capaian sasaran sebesar 89,99 dengan kategori Sangat berhasil. Adapun
selengkapnya nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 18 (delapan
belas) sesuai hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Rasio
ruang kelas - siswa SD/MI. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 30
Siswa terealisir sebanyak 23 Siswa, maka nilai capaian indikator sasaran sebesar 76,66% dengan kategori berhasil. Keberhasilan indikator sasaran ini didukung melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program Wajar 9 tahun dengan kegiatan Peningkatan mutu sarana prasarana.
Kegiatan ini dalam bentuk penambahan meubelair dan
penunjang lain. 2. Rasio ruang kelas - siswa SMP/MTS. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 33 Siswa terealisir sebanyak 31 Siswa, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 93,94% dengan kategori sangat berhasil. Keberhasilan indikator sasaran ini didukung melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program Wajar 9 tahun dengan kegiatan Peningkatan mutu sarana prasarana.
Kegiatan ini dalam bentuk penambahan meubelair dan
penunjang lain. 3. Rasio ruang kelas – siswa SMA/SMK. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 34 siswa , terealisir sebanyak 34 siswa, maka nilai capaian inidikator sasaran ini 100% dengan kategori sangat berhasil. Dikmenof ) 4. Rasio Guru – siswa SD/MI. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 14 Orang terealisir sebanyak 14 Orang, maka nilai capaian indkator sasaran ini sebesar 100% dengan kategori sangat berhasil. LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Keberhasilan indikator sasaran ini dilaksanakan melalui Program Peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan dengan kegiatan Pengembangan sistem pendataan dan pemetaan pendidik dan tenaga kependidikan. Kegiatan ini berupa dokumen tentang data pendidik dan tenaga kependidikan yang up-todate / akurat guna mendukung kebutuhan manajemen pendidikan 5. Rasio Guru – siswa SMP/MTS) . Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 19 Orang terealisir sebanyak 19 Orang, maka nilai capaian indkator sasaran ini sebesar 100% dengan kategori sangat berhasil. Keberhasilan ndikator sasaran ini didukung melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Progarm tersebut yaitu Program Wajar 9 tahun dengan kegiatan 6. Rasio Guru – siswa SMA/SMK. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 9 orang terealisir
sebanyak 9 orang, maka nilai capaian indikator sasaran ini dengan
kategori sangat berhasil. Keberhasilan indikator sasaran ini dilaksanakan melalui Program Peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan dengan kegiatan Pengembangan sistem pendataan dan pemetaan pendidik dan tenaga kependidikan. Kegiatan ini berupa dokumen tentang data pendidik dan tenaga kependidikan yang up-todate / akurat guna mendukung kebutuhan manajemen pendidikan
SASARAN 19 Meningkatnya jumlah lembaga pendidikan non formal dan informal. No.
Sasaran Strategis
No
PENGUKURAN KINERJA IndikatorKinerja Target
Realisasi
(%)
Kategori
5
6
7
8
33
33 buah
100
Sangat
. 1
2
3
19.
Meningkatnya jumlah
1.
lembaga non
pendidikan
formal
informal
dan
4 Jumlah pendidikan
lembaga non
formal
yang aktif melaksanakan kegiatan
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
buah
Berhasil
2.
Jumlah
lembaga
1 buah
3 bauah
100
pendidikan informal yang aktif
Sangat Berhasil
melaksanakan
kegiatan Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = ( 2 x 92,5 ) / 2 = 92,5 Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 19 = 92,5
Pada sasaran 19 ( sembilan belas ) terdiri dari 2 (dua) indikator sasaran dengan nilai rata-rata capaian sasaran sebesar 92,5 dengan kategori Sangat berhasil. Adapun
selengkapnya nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 19 (sembilan
belas) sesuai hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Jumlah lembaga pendidikan non formal yang aktif melaksanakan kegiatan. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 33 buah terealisir sebanyak 33 buah, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 100% dengan kategori sangat berhasil. 2. Jumlah Lembaga Pendidikan Informal yang aktif melaksanakan. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 1 buah terealisir sebanyak 1 buah, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 100% dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan indikator pada point 1 dan 2 di atas adalah adanya peran serta dari tokoh masyarakat yang peduli dengan pentingnya pendidikan.
SASARAN 20 Meningkatnya prestasi pemuda Kabupaten Bantul di bidang olah raga secara kuantitatif dan kualitatif No.
Sasaran Strategis
No
PENGUKURAN KINERJA IndikatorKinerja Target
Realisasi
(%)
Kategori
6
7
8
. 1
2
3
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
4
5
20.
Meningkatnya prestasi
1.
pemuda
Jumlah perolehan emas
125
8
melalui kompetisi PorProp
Medali
Medali
emas
Emas
48
49
olah
Medali
Medali
tingkat propinsi 2
Emas
Emas
72
72
Orang
Orang
2
2
Kabupaten Bantul di bidang
olah
64
Cukup Berhasil
raga
secara kuantitatif dan kualitatif 2.
Jumlah perolehan emas melalui raga
Kompetisi
109
Sangat Berhasil
tahun sekali (POP) 3
4
Paskibraka
Pemuda pelopor
100
Sangat Berhasil
100
Sangat Berhasil
5
MTQ tingkat pelajar umum
15
9
Medali
Medali
Emas
Emas
60
Cukup Berhasil
Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = ( 3 x 92,5 ) /5 = 55,5 Capaian Sasaran (Kategori Cukup Berhasil) = ( 2 x 77,5 ) /5 = 31 Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 20 = 86,5
Pada sasaran 20 ( dua puluh ) terdiri dari 5 (lima) indikator sasaran dengan nilai ratarata capaian sasaran sebesar 86,5 dengan kategori Sangat berhasil. Adapun selengkapnya nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 20 (dua puluh) sesuai hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Jumlah perolehan emas melalui kompetisi PorProp . Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 125 medali emas terealisir 80 medali emas , maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 64% dengan kategori cukup berhasil. Indikator sasaran ini guna mengukur keberhasilan atlet tingkat Propinsi. 2. Jumlah perolehan emas melalui kompetisi olah raga tingkat propinsi bagi pelajar . Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 48 medali emas terealisir 49 emas, maka nilai capaian indiktor sasaran ini sebesar 109 % dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan pada indikator point 1 dan 2 di atas antara lain:
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Pembinaan dan pelaksanaan kompetisi. Sarana prasarana Olah raga Rangsangan insentif bagi yang berprestasi dari KONI. Selanjutnya indikator sasaran pada point 1 dan 2 di atas dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program
Pembinaan dan
pemasyarakatan olah raga dengan kegiatan Penyelenggaraan Kompetisi Olah Raga. Indikator sasaran pada point 1 merupakan kegiatan POR PROP tingkat Propinsi yang dilaksanakan setiap 2 tahun sekali guna mencari atlet yang berprestasi di tingkat Propinsi. Sedangkan Indikator sasaran pada point 2 merupakan suatu kegiatan Por Prop untuk pelajar se Kabupaten Bantul , untuk mencari atlet berbakat yang akan berprestasi di tingkat Internasional , Nasional dan regional yang mana para peserta dan pelajar seluruh kecamatan yang berprestasi 3. Jumlah pelajar yang lolos seleksi Paskibraka. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 72 orang terealisir 72 orang, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 100% dengan kategori sangat berhasil. Faktor
yang
mendukung
keberhasilan
indikator
sasaran
ini
terpenuhinya
persyaratan fisik , kecerdasan serta intensitas pembinaan. Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program
Peningkatan peran serta kepemudaan dengan kegiatan
Pendidikan dan pelatihan dasar kepemimpinan. Kegiatan ini dalam bentuk melaksanakan pendidikan dan pelatihan dasar kepemimpinan pembentukan Paskibraka. 4. Jumlah pemuda pelopor. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 2 orang terealisir 2 orang, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 100% dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini adalah adanya pengembangan jiwa kewirausahaan pemuda. Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan .Program LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
tersebut yaitu Peningkatan peran pemuda dengan kegiatan Pembinaan pemuda pelopor keamanan. Kegiatan pemuda pelopor dan wirausaha diselenggarakan oleh Kemenpora dan BPO Propinsi. Kegiatan ini dengan tujuan untuk memunculkan generasi muda dan pelajar dalam mengikuti kegiatan kepemudaan, bela negara dan dalam kegiatan sosial kemasyarakatan. 5. MTQ tingkat pelajar umum. Pada tahun 2011 mentargetkan perolehan medali emas sebanyak 15 medali terealisir 9 medali emas , maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 60% dengan kategori cukup berhasil. Pada indikator sasaran ini tidak terealisir 100%, maka upaya yanag perlu dilakukan yaitu perlunya peningkatan pembinaan bagi para juara. Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan .Program tersebut yatu Program Pengembangan dan keserasian kebijakan pemuda dengan kegiatan Peningkatan keimanan dan ketaqwaan pemuda. Kegiatan ini dalam bentuk kompetisi MTQ pelajar umum se Kabupaten Bantul akan diperoleh kafilah pelajar untuk kompetisi di tingkat Propinsi.
SASARAN 21. Meningkatnya kualitas pemuda dan olah ragawan Profesional. No.
Sasaran Strategis
No
PENGUKURAN KINERJA IndikatorKinerja Target
Realisasi
(%)
Kategori
. 1 21.
2
3
4
5
6
7
8
1.
Prosentase cabang olah
15
15
100
Sangat
prestasi pemuda dan
raga yang menjalankan
Cabor
Cabor
olah
kompetisi secara teratur
Meningkatnya
ragawan
Berhasil
professional Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = ( 1 x 92,5 ) / 1 ) = 92,5 Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 21 = 92,5
Pada sasaran 21 ( dua puluh satu ) terdiri dari 1 (satu) indikator sasaran dengan nilai
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
rata-rata capaian sasaran sebesar 92,5 dengan kategori Sangat berhasil. Adapun selengkapnya nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 21 (dua puluh satu ) sesuai hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Prosentase cabang olah raga yang menjalankan kompetisi secara teratur pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 15 Cabang Olah Raga terealisir 15 Cabang Olah Raga, maka nilai capaian indicator sasaran ini sebesar 100% dengan kategori sangat berhasil. Program dan kegiatan yang khusus untuk kegiatan pemantauan terhadap Cabang Olah Raga yang menjalankan kompetisi secara teratur di Kabupaten Bantul dari Kantor PORA Kabupaten Bantul tidak ada, tetapi data tersebut diperoleh dari KONI Bantul sehingga Kantor PORA Kabupaten Bantul hanya menerima hasilnya saja. Adapun 15 Cabang Olah Raga yang menjalankan kompetisi secara teratur antara meliputi Sepak Bola, Pencak Silat, Bola Volly, Bulu tangkis, Catur, Tenis Meja, Karate, Tenis Lapangan, Yudo, Atletik, Bola Basket, Tarung Drajad, Sepak takraow,Taekwondo dan Panah
SASARAN 22 Meningkatnya kualitas data base dalam format digital di semua sektor No.
Sasaran Strategis
PENGUKURAN KINERJA IndikatorKinerja Target
No
Realisasi
(%)
Kategori
. 1 22.
2 Meningkatnya kualitas data
base
dalam format digital di
3
4
5
6
7
8
1.
Analisa dan perancangan
-
-
-
-
data
base
terintegrasi
semua sector
semua sector.
Pada sasaran 22 ( dua puluh dua ) terdiri dari 1 (satu) indikator sasaran yaitu Analisa dan perancangan data base terintergrasi semua sektor. Pada tahun 2011 belum terealisir karena kegiatan untuk mengukur indikator sasaran tersebut baru ada di tahun LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
2012.
SASARAN 23 Pengembangan Sistim Informasi yang berbasis Teknologi Informasi (TIK) PENGUKURAN KINERJA No.
Sasaran Strategis
No
IndikatorKinerja
Target
Realisasi
(%)
Kategori
4
5
6
7
8
50%
50%
100
Sangat
. 1
2
23.
3
Pengembangan
1.
Prosentase
penyusunan
Sistim Informasi Yang
SOP
Berbasis
Sistim Informasi
Teknologi
pengembangan
Berhasil
Informasi .(TIK) 2.
Prosentase Pengembangan
10%
10%
100
Pusat
Sangat Berhasil
Data Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = ( 2 x92,5 ) / 2 = 92,5 Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 23 = 92,5
Pada sasaran 23 ( dua puluh tiga ) terdiri dari 2 (dua) indikator sasaran dengan nilai rata-rata capaian sasaran sebesar 92,5 dengan kategori Sangat berhasil. Adapun selengkapnya nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 23 (dua puluh tiga) sesuai hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Prosentase penyusunan SOP pengembangan Sistim Informasi. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 50% terealisir 50%, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 100% dengan kategori sangat berhasil. Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan . Program tersebut yaitu Program Pengembangan Komunikasi , Informasi dan media masa LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
dengan kegiatan
Perencanaan dan pengembangan kebijakan komunikasi dan
informasi. Bentuk dari kegiatan ini adalah dengan tersusunnya Standart Operating Prosedur (SOP) pengembangan ITK. 2. Prosentase Pengembangan Pusat data. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 10% terealisir 10%, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 100% dengan kategori sangat berhasil. Indikator sasaran iniu dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan . Program tersebut yatu Program Pengembangan Komunikasi , Informasi dan media masa dengan kegiatan Pembinaan dan pengembangan komunikasi, informasi dan media masa. Bentuk dari kegiatan ini adalah pemasangan fiber Optic jaringan LAN Komplek Parasamya.
SASARAN 24 Tersedianya Informasi melalui media masa tepat guna PENGUKURAN KINERJA No.
Sasaran Strategis
No
IndikatorKinerja
Target
Realisasi
(%)
Kategori
4
5
6
7
8
5%
5%
100
Sangat
. 1 24.
2
3
Tersedianya Informasi media
masa
1. melalui tepat
Prosentase
sosialisasi
penyelenggaraan
Berhasil
pemerintahan daerah
guna Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = ( 1 x 92,5 ) /1 = 92,5 Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 24 = 92,5
Pada sasaran 24 ( dua puluh empat ) terdiri dari 1 (satu) indikator sasaran dengan nilai rata-rata capaian sasaran sebesar 92,5 dengan kategori Sangat berhasil. Adapun selengkapnya nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 24 (dua puluh empat ) sesuai hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Prosentase sosialisasi penyelenggaraan pemerintahan daerah. Pada tahun 2011
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
mentargetkan sebesar 5% terealisir, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 100% dengan kategori sangat berhasil. Keberhasilan indikator didukung melalui 1 Program dan 1 Kegiatan . Program tersebut yatu Program Kerjasama informasi dengan media masa dengan kegiatan Penyebarluasan informasi penyelenggaraan pemerintah daerah. Bentuk dari kegiatan ini adalah penyebarluasan informasi penyelenggaraan pemerintahan daerah melalui Website bantulkab.go.id. dan SMS Center Bupati Bantul. SASARAN 25 Meningkatnya jumlah DBKS PENGUKURAN KINERJA No.
Sasaran Strategis
No
IndikatorKinerja
Target
Realisasi
(%)
Kategori
4
5
6
7
8
45
48 Desa
106,66
. 1
2
3
25.
Meningkatnya jumlah
1.
DBKS
Jumlah
DBKS
(Desa
Binaan Keluarga Sakinah)
Desa
Sangat Berhasil
Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = ( 1 x 92,5 ) /1 = 92,5 Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 25 = 92,5
Pada sasaran 25 ( dua puluh lima ) terdiri dari 1 (satu) indikator sasaran dengan nilai rata-rata capaian sasaran sebesar 92,5 dengan kategori sangat berhasil. 1. Jumlah DBKS (Desa Binaan Keluarga Sakinah). Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 45 Desa terealisir 48 Desa, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 106,66% dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini karena adanya dukungan dari masyarakat dan stakeholder. Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan . Program tersebut yaitu Program Kemitraan pengembangan wawasan kebangsaan dengan kegiatan Fasilitasi pencapaian Halaqoh dan berbagai forum keagamaan lainnya.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
SASARAN 26 Meningkatnya kualitas pelayanan kehidupan beragama PENGUKURAN KINERJA No.
Sasaran Strategis
No
IndikatorKinerja
Target
Realisasi
(%)
Kategori
3
4
5
6
7
8
1.
Jumlah Da’i dan pemuka
6.000
6.050
100,83
Sangat
agama
orang
orang
35
35
lembaga
lembaga
90%
100%
. 1 26.
2 Meningkatnya kualitas
pelayanan
kehidupan beragama
yang
pembekalan
diberikan
Berhasil
masalah
kerukunan
umat
beragama 2.
Jumlah lembaga agama yang
diberikan
100
Sangat Berhasil
pembinaan 3
Peningkatan
kerukunan
111,11
hidup umat beragama
Sangat Berhasil
Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = ( 3 x 92,5 ) / 3 = 92,5 Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 26 = 92,5
Pada sasaran 26 ( dua puluh enam) terdiri dari 3 (tiga) indikator sasaran dengan nilai rata-rata capaian sasaran sebesar 92,5 dengan kategori Sangat berhasil Adapun
selengkapnya nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 26 (dua puluh
enam ) sesuai hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Jumlah Da’i dan pemuka agama yang diberikan pembekalan masalah kerukunan umat beragama. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 6.000 orang terealisir
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
6.050 orang, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 100,83% dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini adalah dukungan dan kerelaan dai untuk mengikuti program pembinaan. 2. Jumlah lembaga agama yang diberikan pembinaan. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 35 lembaga terealisir 35 lembaga,maka nilai capaian indikator sasaran ini dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini
karena adanya
dukungan lembaga keagamaan dalam kegiatan pembinaan. Indikator sasaran pada point 1 dan 2 di atas dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program Kemitraan pengembangan wawasan kebangsaan dengan kegiatan Fasilitasi pencapaian Halaqoh dan berbagai forum keagaman. 3. Peningkatan kerukunan hidup beragama. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 90% terealisir sebesar 100%, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 111,11 dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini karena tersedianya anggaran yang memadahi dan aktifnya anggota Forum Kerukunan Umat Beragama. Indikator sasaran ini dilaksankan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan dengan kegiatan Pemberdayaan Forum Komunikasi Umat Beragama(FKUB). Bentuk kegiatan ini berupa rapat-rapat pengurus FKUB, penyuluhan dan pemberian rekomendasi pendirian tempat ibadah serta memediasi konflik umat beragama.
SASARAN 27 Meningkatnya pertumbuhan ekonomi daerah PENGUKURAN KINERJA No.
Sasaran
N
Strategis
o.
IndikatorKinerja
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Target
Realisasi
(%)
Kategori
1
2
3
27.
Meningkatnya
1.
4 Pertumbuhan
pertumbuhan
PDRB
ekonomi
(ekonomi)
5
6
7
8
5,18%
5,27%
101,7
Sangat
4
Berhasil
daerah 2.
PDRB
atas
4,09 trilyun
harga Konstan 3.
PDRB
atas
10,02 trilyun
harga berlaku 4.
102,1
Trilyun
3
10,026
100,06
Trilyun Rp. 878.012.053.000.
Penerimaan
4,177
Rp1.180.550.742.432
134,4
Pertumbuhan
Rp. 544.528.874.528,46
Rp. 10.863.379,84
2
Sangat
Pertumbuhan
Pertumbuhan
Tidak Berhasil
Rp. 176.906.863.020,00
Rp. 200.172.644.150,71
113,15
Investasi PMDN 7
Sangat
Berhasil
Investasi PMA 6.
Berhasil
Berhasil
Daerah 5.
Sangat
Sangat Berhasil
Rp. 36.474.641.996,00
Rp.26.062.560.802,00
71,45
Berhasil
5%
3,73%
74,6
Berhasil
20
100
Investasi Masyarakat 8
Inflasi
9
Peningkatan kualitas
20 Orang
BUMD
Orang
Sangat Berhasil
guna peningkatan kualitas pelayanan Investasi 10
Fasilitasi
dan
6 BH
6 BH
koordinasi
100
Sangat Berhasil
kerjasama bidang Investasi Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = ( 7 x 92,5 ) / 10 = 64,75 Capaian Sasaran (Kategori Berhasil) = ( 2 x 77,5 ) / 10 = 15,5 Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 27 = 80,25
Pada sasaran 27 ( dua puluh tujuh ) terdiri dari 10 (sepuluh) indikator sasaran dengan nilai rata-rata capaian sasaran sebesar 80,25 dengan kategori berhasil. Adapun selengkapnya nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 27 (dua puluh tujuh ) sesuai hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Pertumbuhan PDRB ( Ekonomi ) ( Pertumbuhan Domestik Regional Bruto. Pada
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
tahun 2011 mentargetkan sebesar 5,18% terealisir
sebesar 5,27%, maka nilai
capaian indikator sasaran ini sebesar 101,74% dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini karena semua lapangan usaha pada tahun 2011 mengalami pertumbuhan positif dengan andil terbesar pada perdagangan, hotel dan restoran. Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui Program 1 Program dan 1 Kegiatan. Program taersebut yaitu Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi dengan kegiatan Penyusunan Indikator Ekonomi Daerah Berkelanjutan. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Bappeda Kabupaten Bantul bekerjasama dengan BPS Kabupaten Bantul. Metode pengumpulan data meliputi data pokok dari SKPD dan data pelengkap melalui survey khusus pendapatan regional (SKPR). Pertumbuhan PDRB dihitung dengan membandingkan nilai tambah tahun 2010 dan 2011. 2. PDRB atas dasar harga konstan. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 4,09 trilyun terealisir 4,177 trilyun, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 102,13% dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini karena tumbuhnya semua lapangan usaha. Kontribusi didominasi oleh 3 (tiga) lapangan usaha, yaitu pertanian (20,76%),
perdagangan, hotel dan restoran (20,21%) dan industri
pengolahan (16,29%). Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi dengan kegiatan Penyusunan Indikator Ekonomi Daerah Berkelanjutan. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Bappeda bekerjasama dengan BPS Kabupaten Bantul. Metode yang digunakan untuk menghitung PDRB atas dasar harga konstan adalah cara deflasi dan ekstrapolasi. 3. PDRB atas dasar harga berlaku . Pada Tahun 2011 mentargetkan sebesar 10,02 trilyun terealisir sebesar 10,026 trilyun, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 100,06% dengan kategori sangat berhasil. Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 kegiatan. Program
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
tersebut yaitu Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi dengan kegiatan penyusunan Indikator Ekonomi Daerah Berkelanjutan dengan. Kegiatan ini dilaksanakan
oleh
Bappeda
Kabupaten
Bantul
bekerjasam
dengan
BPS
Kabupaten Bantul. Untruk menghitung PDRB atas dasar harga berlaku digunakan metode langsung dan tidak langsung. 4. Penerimaan daerah. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar Rp. 878.012.053.000. terealisir sebesar Rp1.180.550.742.432, maka nilai capaian indikator sasaran sebesar 134,4% dengan kategori sangat berhasil. 5. Pertumbuhan investasi PMA Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar Rp . 544.528.874.528,46 terealisir sebesar Rp. 10.863.379,84, maka nilai capaian indikator sebesar 2% dengan kategori tidak berhasil. Faktor yang menghambat keberhasilan indikator sasaran
ini karena banykanya
PMA yang meninggalkan Bantul dan belum adanya pendataan ulang investasi. Upaya yang dilakukan terhadap permasalahan tersebut adalah penciptaan situasi yang kondosif dan Pendataan ulang rasionalisasi investasi. 6. Pertumbuhan investasi PMDN. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar Rp. Rp. 176.906.863.020,00 terealisir sebesar Rp.. 200.172.644.150,71, maka nilai capaian indicator sasaran ini sebesar 113,15% dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan investasi PMDN di Kabupaten Bantul antara lain: Kemudahan perijinan. Iklim investor yang kondusif. Terjalinnya kerjasama antara pemerintah, swasta dan masyarakat. Indikator sasaran pada point 5 dan 6 di atas dilaksanakan melalui 1 Program dan 3 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi dengan kegiatan antara lan: a. Koordinasi lembaga dalam pengendalian pelaksanaan investasi PMA/PMDN. Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan koordinasi antar lembaga dalam hal pelaksanaan dan pengendalian investasi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
b. Penyelenggaraan
pameran
Investasi.
Kegiatan
ini
bertujuan
untuk
mempromosikan potensi investasi yang ada di Kabupaten Bantul. c. Workshop potensi investasi. Kegiatan in bertujuan untuk menyamakan persepsi antar instansi dan investor. 7. Pertumbuhan investasi masyarakat . Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar Rp. Rp. 36.474.641.996,00 terealisir sebesar Rp. 26.062.560.802,00, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 71,45% dengan kategori berhasil. Realisasi tidak tercapai 100% dikarenakan secara riil dimungkinkan swadaya sudah memenuhi target tapi laporan masyarakat yang masuk belum secara keseluruhan sehingga data swadaya tidak memenuhi target. Upaya yang dlakukan kedepan adalah lebih menekankan kepada panitia untuk membuat laporan realisasi kegiatan sehingga data swadaya masyarakat lebih lengkap Indikator sasaran ini dlaksanakan melalui 1 Program 1 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program
Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam membangun desa
dengan kegiatan Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan. Bentuk dari kegiatan ini adalah pemantauan terhadap pemberian bantuan sosial dan hibah kepada masyarakat. Bantuan Hibah dimanffatkan bagi Keluarga miskin dan dana hibah dimanfaatkan untuk pembangunan insfrastruktur. Hasil dari kegiatan ini adalah penyusunan buku laporan hasil dari penggunaan bantuan-bantuan kepada masyarakat tersebut. 8. Inflasi. Pada Tahun 2011 mentargetkan Inflasi sebesar 5% terealisir 3,73%, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 74,6% dengan kategori berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini karena tingkat harga barang dan jasa di tingkat konsumen terkendali dan stabil. Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi dengan kegiatan Penyusunan
Indikator Ekonomi Daerah Berkelanjutan.
Kegiatan
ini untuk
menghitung tingkat inflasi dilakukan survey secara sampling. Sampel meliputi pasar dan pedagang, dilakukan secara purposive random sampling.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
9. Peningkatan kwalitas SDM BUMD guna peningkatan pelayanan infestasi. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 20 orang terealisir 20 orang, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 100% dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini karena terjalinnya komunikasi dan koordinasi dengan semua pihak yang terkait baik dari nara sumber , peserta, panitia penyelenggara maupun dengan daerah tempat study banding serta kerjasama yang baiak dan srategis antar BUMD. Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program Peningkatan iklim investasi dan realisasi investasi. Kegiatan ini merupakan kegiatan promosi bagi 3 (tiga) BUMD guna peningkatan pelayanan investasi di masyarakat . Dengan melaksanakan pembinaan sebagian karyawan /karyawati BUMD sebanyak 20 orang serta mengadakan study banding di BUMD di yang ada di Kabupaten Temanggung Jawa Tengah. 10. Fasilitasi dan koordinasi kerja sama bidang investasi Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 6 Badan
Hukum terealisir 6 BH, maka nilai capaian
indikator sasaran ini sebesar 100% dengan kategori sangat berhasil (KPPD). Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini adalah terjalinnya komunikasi,
koordinasi
dan
kerjasama
yang
baik
dan
strategis
antar
stakeholder/para pemangku kepentingan sehingga target fasilitasi dan koordinasi terhadap 6 investor terkait dengan bidang investasi /penanaman modal di Kabupaten Bantul dapat tercapai. Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program Kerjasama pembangunan dengan kegiatan Fasilitasi dan koordinasi kerjasama di bidang investasi. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka memfasilitasi dan melakukan koordinasi kerjasama di bidang investasi dengan sasaran kegiatan para pemangku kepentingan di bidang investasi, terutama investor. Dengan kegiatan ini dapat dihasilkan dalam bentuk fasilitasi dan koordinasi bagi 6 (enam) Badan Hukum (investor) datang di Kabupaten Bantul.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
SASARAN 28 Mempermudah Akses Dan Sarana Distribusi Pangan Serta Akses Sarana Dan Prasarana Produksi Pertanian serta Perikanan Dan Kelautan PENGUKURAN KINERJA No.
Sasaran Strategis
No
IndikatorKinerja
Target
Realisasi
(%)
Kategori
4
5
6
7
8
3.650
2.870
78,6
Berhasil
gr/kap/hr
gr/kap/hr
8 Unit
13 Unit
162,5
Sangat
. 1
2
3
28.
Mempermudah Akses
1.
Dan Sarana Distribusi
Ketersediaan Pangan
Pangan Serta Sarana Dan Produksi
Prasarana Pertanian
serta Perikanan Dan Kelautan 2
Desa
Mandiri
Pangan 3.
Berhasil
Akses Pangan
5 Unit
3 unit
60
Cukup Berhasil
4.
PPH (Pola Pangan Harapan)
5.
Konsumsi
Ikan
Perkapita
6.
Saluran
Irigasi
dalam kondisi baik
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
89
90,6
(nilai )
(nilai)
21,36
17,38
Kg/Kapita/
Kg/Kapita/
Tahun
Tahun
81,50%
83,00%
102,9
Sangat Berhasil
81,4%
Berhasil
101,84
Sangat Berhasil
7.
Prosentase
luasan
78%
82,00%
105,12
DI yang terlayani air
Sangat Berhasil
irigasi 8.
9.
Pembangunan
4
4
Bantul Ceed Centre
Komoditas
Komoditas
Penanganan dalam
6
1
rangka harga
kestabilan jual
pertanian
100
Sangat Berhasil
183,33
Komoditas
Sangat Berhasil
hasil
(program
pasca panen) antara lain
padi,
jagung, tanah,
kedelai, kacang
cabe
dan
bawang merah) Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = ( 6 x 92,5 ) / 9 = 61,66 Capaian Sasaran (Kategori Berhasil)
= ( 2 x 77,5 ) / 9 = 17,22
Capaian Sasaran (Kategori Cukup Berhasil) = ( 1 x 62,5) /9 = 6,94 Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 28 = 85,82
Pada sasaran 28 ( dua puluh delapan) terdiri dari 9 (sembilan)
indikator sasaran
dengan nilai rata-rata capaian sasaran sebesar 85,82 dengan kategori sangat berhasil. Adapun
selengkapnya nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 28 (dua puluh
delapan) sesuai hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Ketersedian pangan . Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 3.650 gr/kap/hr terealisir 2.870 gr/kap/hr , maka nilai capaian idikator sasaran ini sebesar 78,6% dengan kategori berhasil. Faktor yang menghambat sehingga nilai capaian indikator sasaran tidak terealisir 100% adalah sulitnya mendapatkan data keluar masuk barang dari pedagang besar atau swalayan. Upaya pemecahan terhadap permasalahan ini adalah dengan melibatkan para pedagang besar maupun pemilik swalayan dari awal baik dalam koordinasi maupun pengambilan data. Indikator sasaran ini didukung melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Progam tersebut yaitu Program
Peningkatan ketahanan pangan pertanian/perkebunan dengan
kegiatan Laporan berkala kondisi ketahanan pangan. Kegiatan ini dengan maksud
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
untuk mengetahui kondisi pangan di Kabupaten Bantul . Kegiatan ini dalam bentuk melakukan koordinasi dengan instansi-instansi yang terkait untuk
menghimpun
data tentang kondisi pangan di Kabupaten Bantul. Data juga diperoleh dari LPDM. Data ini kemudian diolah dan dihimpun dalam satu buku Laporan tentang kondisi ketahanan pangan di Kabupaten Bantul. Indikator sasaran ini dengan maksud untuk mengetahui ketersediaan pangan bagi rakyat sehingga dapat diketahui kondisi pangan di masyarakat. 2. Desa Mandiri Pangan. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 8 unit terealisir 13 unit, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 162,5% dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini adalah adanya koordinasi dan SDM yang baik serta peningkatan
pembinaan untuk verifikasi
penghargaan ketahanan pangan . Indikator sasaran ini didukung melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program Peningkatan ketahanan pangan
pertanian/perkebunan dengan
kegiatan Pengembangan Desa mandiri pangan. Kegiatan ini merupakan pendampingan dari Kegiatan APBN. Kegiatan ini berupa rapat koordinasi tingkat kabupaten dengan instansi terkait dan pembinaan di tingkat kelompok untuk persiapan verifikasi baik di tingkat kecamatan, kabupaten maupun propinsi. Indikator sasaran ini dengan maksud untuk mengetahui desa – desa sudah mampu membeli pangan secara cukup bagi kebutuhan tubuh baik secara kualitas maupun kuantitas. 3. Akses pangan. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 5 unit terealisir sebesar 3 unit , maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 60% dengan kategori cukup berhasil. Faktor yang menghambat sehingga nilai capaian indikator sasaran tidak terealisir 100% adalah bahwa kegiatan ini dilakukan dengan dana
dari Propinsi untuk 3
(tiga) desa saja karena propinsi menganggap 3 desa sudah mencukupi selanjutnya tidak akan ada penambahan kecuali ada perubahan kebijakan. LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
maka
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program Peningkatan ketahanan pangan pertanian/perkebunan dengan
kegiatan
Peningkatan
sarana
dan
prasarana
ketahanan
pangan/perkebunan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk pengadaan sarana dan prasarana. Pada tahun 2011 ini, kegiatan ini berupa pembangunan 4 buah lumbung pangan di Desa Palbapang,Bantul; Desa Bawuran, Pleret; Desa Trimulyo, Jetis dan Desa Kebonagung,Imogiri. Serta pembangunan pagar keliling di 6 BPP ( Pajangan, Bambanglipuro, Kretek, Pundong, Pleret dan Banguntapan). 4. PPH (Pola Pangan Harapan). Pada tahun 2011 mentargetkan dengan nilai sebesar 89 terealisir sebesar 90,6%, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 109,2% dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini adalah kevalidan data dan keahlian surveyor. Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program Peningkatan ketahanan pangan pertanian/perkebunan dengan kegiatan
Analisa penyusunan pola konsumsi dan pangan. Kegiatan ini
dimaksudkan untuk mengetahui pola konsumsi masyarakat. Kegiatan ini berbentuk survey rumah tangga selama 1 hari. Survey dilakukan oleh petugas gizi di Dinas Kesehatan. Data hasil survey kemudian dianalisa untuk menentukan Pola Pangan Harapan. 5. Konsumsi Ikan Perkapita. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 21,36 Kg/Kapita/Tahun terealisir 17,38 Kg/Kapita/Tahun, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 81,4% dengan kategori berhasil. Faktor yang menghambat keberhasilan realisasi indikator sasaran sehingga tidak tercapai 100% dikarenakan salah satu item untuk menghitung konsumsi ikan adalah produksi budidaya padahal target produksi budidaya dari pusat sangat tinggi sehingga target konsumsi ikan pun sangat tinggi juga. Upaya yang perlu dilakukan untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan perlu adanya revisi/konsilasi data target produksi budidaya yang menyesuaikan dengan LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
kondisi daerah, maka target konsumsi ikan akan ikut menyesuaikan. Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 2 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi dengan kegiatan antara lain: a. Promosi atas hasil produksi perikanan unggulan daerah. Dalam pengembangan perikanan di Kabupaten Bantul, Dinas Kelautan dan Perikanan telah banyak melakukan kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan produksi perikanan seperti pelatihan budidaya, pemberian bantuan prasarana budidaya, pemberian alat tangkap ikan laut dan pembelian kapal. Kegiatan peningkatan produksi ini harus didukung dengan kegiatan promosi agar masyarakat mengetahui dan memanfaatkan hasil- hasil produksi perikanan di Kabupaten Bantul . Sehubungan dengan hal tersebut Dinas Kelautan dan Perikanan mengikutkan kelompok-kelompok Pembudidaya, Nelayan, Pengolah dan Pemasar untuk mengikuti kegiatan Bantul exspo Tahun 2011. Bentuk dari kegiatan ini dengan mengadakan pameran pada tanggal 15 – 21 Juli 2011 bertempat di Pasar Seni Gabusan, Bantul. Tujuan kegiatan : Mensosialisasikan
kegiatan-kegiatan
Dinas
Kelautan
dan
Perikanan
Kabupaten Bantul. Mempromosikan produksi perikanan baik konsumsi dan nonkonsumsi kepada masyarakat. Membentuk jejaring dan komunikasi antar pelaku usaha perikanan dengan konsumen. Peserta Dinas Kelautan dan Perikanan terdiri dari : 1. Asosiasi kelompok pengolah dan pemasar 2. Nelayan 3. Unit Pembenihan Rakyat 4. Kelompok Usaha perikanan Nonkonsumsi Manfaat Kegiatan :
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Dapat mempromosikan hasil-hasil perikanan di Kabupaten Bantul Menciptakan akses pemasaran produk perikanan. Merupakan tolok ukur tingkat pengembangan usaha perikanan di Kabupaten Bantul. b. Operasional
kegiatan
program
peningkatan
daya
saing
produk
perikanan/pendampingan . Dalam pengembangan
pembangunan kelautan dan perikanan di Kabupaten
Bantul, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi DIY akan membangun Pasar Ikan Higienis di wilayah Depok, Desa Parangtritis, Kabupaten Bantul . Kegiatan ini akan menghasilkan terpeliharanya mutu ikan yang di pasarkan di Pantai Depok dan sekitarnya, serta dengan adanya pasar ikan higienis akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan peningkatan pendapatan daerah secara signifikan. Sehubungan dengan pembangunan pasar ikan higienis tersebut sesuai Peraturan Mentri Negara Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau kegiatan yang Wajib dilengkapi dengan Analisis mengenai Dampak Lingkungan ( AMDAL ), sebagaimana dikemukakan bahwa untuk kegiatan yang tidak menimbulkan dampak penting atau dampak penting yang timbul secara teknologi dapat dikelola, tidak wajib menyusun AMDAL, tetapi harus dilengkapi dengan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup ( UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup ( UPL ). Dalam penyusunan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup ( UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup ( UPL ) ini di perlukan keterlibatan masyarakat untuk memberikan informasi sebagai bahan penyusunan. Sebagai awalan agar masyarakat mau secara langsung maupun tidaklangsung membantu dalam penyusunan UKL-UPL ini di perlukan sosialisasi tentang rencana penyusunan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup ( UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup ( UPL ) Tujuan Kegiatan Memberikan pemahaman kepada masyarakat khususnya pemasar ikan di
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
pantai Depok , bahwa dalam pembangunan Pasar ikan Higienisw diperlukan penyusunan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup ( UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup ( UPL ) Masyarakat terlibat langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan UKL-UPL dalam pembangunan Pasar Ikan Higienis. Sasaran kegiatan ini adalah : Pedagang pemasar ikan dan Nelayan di Depok Perangkat Desa Parangtritis Perangkat Kecamatan Kretek Dinas Instansi Terkait tingkat Kabupaten dan Provinsi Kegiatan dilaksanakan hari kamis 27 Oktober 2011 pukul 09.00 s.d 12.00 bertempat di rumah makan Narotama, Depok, Parangtritis, Bantul Materi : Kebijakan Pembangunan Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul oleh Kepala Dinas Kelautan dan Peikanan Kabupaten Bantul Bapak Ir. Edy Machmud Hidayat. Penjelasan Pembangunan Pasar Ikan Higienis oleh Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi, Bapak Ir. Sudiyanto, MM Penjelasan Kegiatan Pendampingan Pembangunan Pasar Ikan Higienis oleh Bapak Ir. Imam Subardiarsa, M.M Dukungan Akses Data penyusunan UKL-UPL Pembangunan Pasar Ikan Higienis dan Rencana pembangunan Pabrik ES. Manfaat Kegiatan: Masyarakat mengetahui dan dapat membantu dalam penyusunan UKL-UPL Pembangunan Pasar Ikan Higienis di Pantai depok , Parangtritis, Kretek, Bantul. Memperlancar penyusunan UKL-UPL Pembangunan Pasar Ikan Higienis yang dilakukan oleh konsultan. c. Pembangunan pasar higenis. Agar pemanfaatan pasar higienis bisa optimal diperlukan sumber daya manusia yang mumpuni dalam mengelola pasar tersebut, maka dari itu Dinas Kelautan
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Dan Perikanan Kabupaten Bantul menyelenggarakan kegiatan pelatihan penanganan hasil perikanan.
Tujuan Kegiatan : Memberikan pemahaman dan keterampilan kepada kelompok masyarakat calon pengguna pasar higienis agar mau dan mampu menerapkan prinsip rantai dingin untuk mempertahankan mutu ikan. Memberikan pemahaman dan keterampilan pengelolaan dan management kepada kelompok masyarakat calon pengguna pasar higienis. Dasar Penyelenggaraan : Program Pendampingan pembangunan pasar higienis Tahun 2011 Dinas Kelautan Dan Perikanan Kabupaten Bantul. Surat Keputusan Kepala Dinas Kelautan Dan Perikanan ( DKP ) Kabupaten Bantul nomer 188/045 tentang Pembentukan Panitia Pelaksanaan Pelatihan Penanganan Hasil Perikanan Angkatan I dan Angkatan II Tahun 2011 Sasaran : Sasaran kegiatan ini adalah kelompok pemasar dan pengolah di kawasan pantai Bantul sejumlah 60 orang terbagi 2 Angkatan , per angkatan 30 orang Waktu dan Tempat a. Kegiatan Pelatihan Angkatan I dilaksanakan hari Senin – Selasa Tanggal 21-22 November 2011 pukul 08.00 s.d 15.00 bertempat Depok, Parangtitis, Bantul. b. Kegiatan Pelatihan Angkatan II dilaksanakan hari Rabu – Kamis Tanggal 23-24 November 2011 pukul 08.00 s.d 15.00 bertempat Depok, Parangtitis, Bantul. Materi : Kebijakan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul Dalam PUMP – PB , disampaikan oleh Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan Ibu Dra.Sri Kayatun Program
Optimalisasi
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Pengelolaan
dan
Pemasaran
Produksi
Perikanan, disampaikan oleh Kabid Budidaya ,Bapak Ir. Imam Subardiarsa, M.M. Kelembagaan Koperasi Mina Bahari 45 sebagai calon pengelola pasar ikan higienis, disampaikan oleh Waki ketua koperasi Bapak Sutopo Penanganan limbah Hasil Perikanan, disampaikan oleh Bapak Yus Warseno, S.Pi, M.Sc Pengelolaan Pasar Ikan Higienis, disampaikan oleh Bapak Ir. Dermawan Adenan, M.Pi Penerapan Sisten Rantai Dingin ( SRD), disampaikan oleh Bapak Fitrianto Nurcahyo, S.Pi dari Diskanla Provinsi. Sisten Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan, disampaikan oleh Ibu Ir. Endang Supraptiningsih dari Diskanla Provinsi. Hasil Kegiatan : Kegiatan
Pelatihan
Penanganan
Hasil
Perikanan
Angkatan
I
dilaksanakan selama 2 hari , Tanggal 21 – 22 November 2011 ,Angkatan II dilaksanakan Tanggal 23 – 23 November 2011, Kegiaran ini di ikuti 60 orang yang merupakan perwakilan pengolah dan pemasar dari Pantai Padansimo sampai Pantai Depok Materi tersampaikan semuanya oleh penceramah di tiap seasonnya dengan baik dan mendapat antusiasme dari peserta. Manfaat Kegiatan : Kelompok pengolah dan pemasar memahami arah kebijakan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul . Kelompok pengolah dan pemasar mampu dan termpil dalam mempertahan kan mutu ikan. Kelompok pengolah dan pemasar mampu dan termpil dalam mempertahan kan mutu ikan. Kelompok pengolah dan pemasar mampu dan termpil dalam mengelola dan menggunakan pasar ikan higienis
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
6. Saluran Irigasi dalam kondisi baik. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 81,50% terealisir sebesar 83%,maka nlai capaan indicator sasaran ini sebesar 101,84% dengan kategori sangat berhasil. Realisasi capaian ini diperoleh dari
Saluran kondisi baik sepanjang 341.402,16
m dibagi dengan jumlah panjang saluran primer-sekunder sepanjang 411.327,90 m x 100% sehingga diperoleh angka sebesar 83%. Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini adalah Komitmen pejabat dan petugas lapangan dalam memanfaatkan potensi yang ada. 7. Prosentase luasan DI yang terlayani air irigasi. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 78% terealisir 82,00%, makan nilai capaian indicator sasaran ini sebesar 105,12% dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan indicator sasaran ini adalah adanya pemanfaatan potensi air yang ada secara efektif dan efisien. Realisasi capaian mencapai 82% diperoleh dari Luas lahan yang terairi
dengan
baik sebanyak 13.229,06 Ha dibagi dengan jumlah total lahan sebanyak 16.133,00 Ha dikalikan 100%, sehingga realisasi tercapai 82%. Indikator sasaran pada point 6 dan 7 di atas
dilaksanakan melalui 1 Program dan
5 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa, & Jaringan Pengairan Lainnya dengan kegiatan antara lain: a. Perencanaan Pembangunan Jaringan Irigasi. Tujuan Kegiatan ini adalah data hasil survey dan produk desain/ studi-penelitian untuk keperluan konstruksi. Kegiatan ini belum mampu memenuhi
permintaan desain untuk kegiatan
konstruksi yang dibutuhkan, sehingga sebagian besar kebutuhan desain yang sifatnya parsial
dipenuhi/dikerjakan
secara swakelola. Dari
kegiatan ini
dihasilkan Study Neraca Air Kabupaten Bantul, Desain Jaringan Irigasi UPT Pengamatan Pengairan Bedog Winongo Kecil dan Winongo, dan Desain Jaringan Irigasi UPT Pengamatan Pengairan Opak Hilir, Opak Hulu dan Oyo desain yang sifatnya menyeluruh di 4 (empat) Daerah Irigasi, yaitu DI Putat, DI Van der Wijck, DI sindet (parsial), DI. Tegal Kiri (parsial), Talang Tegal Kiri, Di Kemiri (parsial), Di. Soko (parsial), Di. Karangjati (parsial), DI. Timbulsari
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
(parsial). Realisasi target fisik sebesar 100% b. Optimalisasi Fungsi Jaringan Irigasi yang Telah Dibangun. Tujuan kegiatan Optimalisasi jaringan Irigasi yang telah dibangun adalah mempertahankan dan memelihara agar irigasi tetap dapat berfungsi optimal. Kegiatan ini meliputi operasional
terutama
pada
daerah
Irigasi
yang
disepakati
menjadi
tanggungjawab kabupaten sejumlah 84 DI., dengan luasan lahan kurang lebih 10.691,7 ha. Hasil kegiatan ini adalah berjalannya operasional irigasi di 70 DI kewenangan kabupaten, terlaksananya rehab rehabilitasi ringan jaringan irigasi sebanyak 3 yaitu DI. Tegal Kiri, DI Merdiko dan DI Sindet, Rehab darurat 1 paket di Pandean-Malangjiwan bangunharjo, dan pengadaan alat untuk operasional irigasi serta bahan untuk rehab swakelola. Untuk tahun 2011 yang dapat ditangani rehab ringan dan penggantial alat, pembersihan saluran semuanya sejumlah 45 daerah irigasi pada 5 UPT Pengamatan Pengairan. Realisasi fisik sebesar 100 %. Fungsi utama kegiatan ini adalah menjaga agar jaringan irigasi, pompa irigasi agar dapat berfungsi dengan baik. c. Rehabilitasi / Pemeliharaan Jaringan Irigasi ( Dana DAK ). Tujuan dari kegiatan ini adalah menfungsikan kembali saluran dan bangunan yang mengalami kerusakan melalui pelaksanaan rehabilitasi. Sasaran kegiatan ini adalah khusus daerah irigasi kewenangan kabupaten sebagaimana diatur dalam Permen PU No. 390 tahun 2007. Dana yang digunakan pada kegiatan ini adalah APBD Kabupaten (BU dan 10% Fisik) + Dana Alokasi Khusus (DAK). Kegiatan ini meliputi 7 paket pekerjaan yaitu Rehabilitasi Daerah Irigasi Gempolan, Merdiko, Sidoraharjo, Putat, Terong, Sono, dan Jotawang. Realisasi fisik kegiatan ini sebesar 120,05% yaitu dengan faktor penting terehabnya saluran sepanjang 3.569,10 m dari target 2.973 m d. Peningkatan Pengelolaan Irigasi Partisipatif (WISMP). Kegiatan WISMP meliputi sub. Sub kegiatan antara lain pelatihan staf dinas tentang pengelolaan aset irigasi, Penguatan kelembagaan GP3A, Penguatan Komisi Irigasi, dan Sub kegiatan rehabilitasi jaringan irigasi. Rehabilitasi pada kegiatan ini meliputi DI. Karangploso, DI. Merdiko, sedang disain perencanaan meliputi DI Dokaran dan
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
DI Tegal. Dana TP-APBN dipergunakan untuk rehab DI kadisono dan pemberdayaan LPI e. Peningkatan / Pemeliharaani Jaringan Irigasi (Dana Penguatan Infrastruktur dan Prasarana Daerah-DPIPD) Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan dan memelihara saluran yang rusak agar dapat berfungsi kembali. Kegiatan ini adalah kegiatan yang baiaya fisiknya didanai melalui Dana Penguatan Infrastruktur dan Prasarana Daerah (DPIPD), sedangkan biaya umumnya APBD kabupaten. Kegiatan ini meliputi paket pekerjaan rehabilitasi 22 DI dan 2 afvour. Meliputi: DI. Mejing I, Mejing II, Badegan, Selo, Bantulan, Kermen, Tangkilan, Gamping , Kategan, Carikan, Karangpadang, Panggang, Karang, Klegen, Kenalan, Sikluweh, Dengokan, Gununghunci, Kajor, Dokaran, Nglumbu, dan Afvour Buntung serta Krekah. Realisasi fisik kegiatan ini sebesar 99,8 % atau dapat memfungsikan kembali fungsi saluran sepanjang16.656 m. 8. Pembangunan Bantul Ceed Centre. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 4 komoditas terealisir sebanyak 4 komoditas, maka nilai capaian indicator sasaran ini sebesar 100% dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan indicator sasaran ini karena tersedianya anggaran yang memadahi dan kinerja Bantul Seed Centre. Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program 2 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program Peningkatan Produksi pertanian/perkebunan dengan kegiatan antara lain: a. Pembuatan pemurnian benih tembakau rakyat. Tujuan kegiatan ini adalah tercapainya benih tembakau murni (memproduksi benih tembakau rakyat varietas Kedu Sili/Siluk yang unggul dan bermutu). Realisasi dari kegiatan ini antara lain: Koordinasi petugas Dipertahut Bantul BSPMBPTKP Prov. DIY dan Balitas Malang. Pertemuan petani/kelompok kegiatan pemurnian benih tembakau rakyat varietas Kedu Sili. LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Pelaksanaan pembibitan benih yang dihasilkan pada kegiatan pemurnian tahun sebelumnya. Pemeliharaan tanaman mulai dari tanam hingga panen. Pengerodongan bunga tembakau yang terpilih. Pencatatan tinggi tanaman, jumlah daun, lebar dan panjang daun sebanyak 5 sampel x 6 blok x 4 ulangan. Panen petik daun basah, prosesing daun rajang kering. Didapat Data produksi tembakau daun basah dan rajang kering Prosesing benih tembakau Uji laboratorium benih tembakau (kemurnian, daya kecambah, dan kadar air) Uji laboratorium kadar nikotin daun tembakau rajang kering. b. Pengelolaan aset dinas penghasil PAD. Realisasi Kegiatan ini meliputi : Pembelian benih-benih padi dari kelompok-kelompok tani penangkar Belanja bahan kimia dan non kimia, belanja alat/perlengkapan untuk menunjang kegiatan penangkaran benih seperti penyemaian, dan lain-lan. Permasalahan yang dihadapi pada kegiatan ini adalah pencairan dana yang terlambat sehingga tidak menjangkau keseluruhan bibit yang harus dibeli sesuai target . Upaya yang dilakukan adalah dengan mengoptimalkan anggaran yang ada sesuai waktu dan kemampuan. 9. Penanganan dalam rangka kestabilan harga jual hasil pertanian (program pasca panen) antara lain padi, kedelai, jagung, kacang tanah, cabe dan bawang merah). Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 6 komoditas terealisir 1 komoditas , maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 183,33% dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan inidikator sasaran ini
disebabkan harga
relatif stabil, sehingga tidak terlalu membutuhkan penanganan harga jual. Sebanyak 6 komoditas di atas antara lain padi, jagung, kedelai, bawang merah , cabe dan tembakau. Sedang 1 komoditas yang dipantau terebut hanya 1 komoditas
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
yaitu padi. Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program 1 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan dengan kegiatan Promosi atas hasil produksi pertanian/perkebunan unggul daerah, Realisasi fisik kegiatan yaitu terlaksananya kegiatan pameran Bantul Expo selama 7 hari, pada tanggal 15-21 Juli 2011, dan Bantul Agro Expo selama 3 hari, tanggal 2123 Desember 2011 Pameran dapat berfungsi untuk memperkenalkan kepada masyarakat luas produk-produk hasil pertanian serta perkembangan agribisnis di Bantul. Selain itu juga sebagai media promosi bagi usaha-usaha agribisnis.
SASARAN 29 Meningkatnya produksi perikanan budidaya PENGUKURAN KINERJA No.
Sasaran Strategis
No.
IndikatorKinerja
Target
Realisasi
(%)
Kategori
1
2
3
4
5
6
7
8
24.257 ton
10.450 ton
43,1
Tidak
29.
Meningkatnya
1.
produksi
Jumlah
produksi
perikanan budi daya
Berhasil
perikanan budidaya 2.
Jumlah
produksi
1.377 ton
992 ton
72,1
Berhasil
375 klpk
577 klp
153,9
Sangat
perikanan tangkap 3.
Jumlah
Pokdakan
(kelompok budi daya) 4.
5.
Produktifitas
Gabah
75,00
74,18
Kering Pungut (GKP)
kw/ha
Kw/ha
Produktifitas
53,19
59,30
Kw/ha
Kw/ha
15
14,16
Kw/ha
Kw/ha
10,18
10,83
Kw/ha
Kw/ha
10,15
13,32
Ton/ha
Ton/ha
jagung
(pipil kering) 6.
Produktifitas
kedelai
(wose) 7.
Produktifitas
kacang
tanah (wose) 8.
Berhasil
Produktifitas merah
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
bawang
98,90
Sangat Berhasil
111,49
Sangat Berhasil
94,90
Sangat Berhasil
106,39
Sangat Berhasil
131,23
Sangat Berhasil
9.
Produktifitas
cabe
8,04 Kw/ha
6,10 Kw/ha
75,87
25,00
17,00
68,00
Kg/pohon
Kg/pohon
Berhasil
merah 10
11
Produktifitas Pisang
Produktifitas
Jamur
tiram 12
Produktifitas
tebu
(hablor gula) 13
Produktifitas
kelapa
(kopra) 14
Produktifitas tembakau (rajang kering)
15
Produktifitas
jambu
mete (glondong mete) 16
Produktifitas
daging
(kambing, sapi, domba
12,00
3,05
kg/m2
Kg/m2
49,88
47,13
Kw/ha
Kw/ha
19,50
15,78
Kw/ha
Kw/ha
6,26
6,97
Kw/ha
Kw/ha
3,30
0,26
Kw/ha
Kw/ha
10.655.498
11.231.147
Kg
Kg
5.865.111
5.902.742
Cukup Berhasil
25,42
Tidak Berhasil
94,49
Sangat Berhasil
80,92
Sangat Berhasil
111,34
Sangat Berhasil
7,88
Tidak Berhasil
105,40
Sangat Berhasil
dan unggas) 17
Produktifitas
telur(
100,64
ayam dan itik) 18
Produksi perah
susu
Sangat Berhasil
(sapi
dan kambing
250.000
262.705
Liter
Liter
54.281
59.789
Ekor
ekor
165 ekor
192 ekor
105,08
Sangat Berhasil
PE) 19
20
Populasi sapi potong
Populasi sapi perah
110,15
Sangat Berhasil
116,36
Sangat Berhasil
21
22
23
24
Populasi kambing
Populasi Domba
Populasi Ayam buras
Populasi
ayam
ras
petelur 25
Populasi
ayam
pedaging 26
Populasi itik
ras
57.668
60.671
ekor
Ekor
30.840
38.110
ekor
ekor
561.939
595.685
ekor
ekor
651.994
624.482
Ekor
Ekor
724.956
811.947
Ekor
ekor
184.603
164.810
ekor
Ekor
Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = ( 20 x 92,5 ) /26 = 71,15 Capaian Sasaran (Kategori Berhasil) = ( 3 x 77,5 ) /26 = 8,94
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
105,21
Sangat Berhasil
123,54
Sangat Berhasil
106,01
Sangat Berhasil
95,78
Sangat Berhasil
112,00
Sangat Berhasil
89,28
Sangat Berhasil
Capaian Sasaran (Kategori Tidak Berhasil) = ( 3 x 27,5 ) /26 =
3,17
Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 29 = 83,26
Pada sasaran 29 ( dua puluh sembilan ) terdiri dari 26 (dua puluh enam ) indikator sasaran dengan nilai rata-rata capaian sasaran sebesar 83,26 dengan kategori berhasil. Adapun
selengkapnya nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 29 (dua puluh
sembilan ) sesuai hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Jumlah produksi perikanan budi daya pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 24.256 ton terealisir 10.450 ton, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 43,1% dengan kategori tidak berhasil. Indikator sasaran ini tidak terealisir sesuai target dikarenakan target yang terlalu tinggi yang telah ditetapkan oleh Kementrian Kelautan dan Perikanan (KPP) padahal untuk tahun 2010 dibanding dengan tahun 2011 produksi mengalami peningkatan meskipun akhirnya tidak dapat memenuhi target produksi dari Pusat tersebut. Upaya pemecahan terhadap permasalahan ini perlunya adanya revisi /konsiliasi data target produksi yang menyesuaikan dengan kondisi daerah. Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 2 Program dan 2 Kegiatan antara lain: 1) Pengembangan budidaya perikanan dengan kegiatan Pengembangan bibit unggul. Bentuk dari kegiatan ini adalah untuk mendukung kegiatan operasional 4 BBI berupa sarana produksi ikan sehingga penyediaan benih ikan yang unggul kepada masyarakat tetap lancar. 2) Program pengembangan bidang kelautan dan perikanan dengana
kegiatan
Peningkatan produksi kelautan dan perikanan. Bentuk
dari
kegiatan
ini
adalah
pengadaan
sarana
prasarana
untuk
meningkatkan produksi kelautan dan perikanan serta sarana prasarana untuk pengolahan sehingga nantinya meningkatkan konsumsi ikan . Kegiatan ini dengan focus pada lokasi budidaya air tawar (BAT), Balai Benih Ikan (BBI), TPU dan masyarakat kelautan dan perikanan . Sarana prasarana yang diadakan pada LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
tahun 2011 antara lain mesin pelet, alat tangkap ikan , alat bantu penangkapan ikan , sarana pendukung BBI , alat penarik perahu, pembangunan TPI baru yakni TPI Patehan Sanden serta fasilitas pembangunan jalan lingkungan BAT, pembangunan kolam di BBI serta pengadaan sumur dan pompa air. 2. Jumlah produksi perikanan tangkap pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 1.377 ton terealisir 992 ton, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 72,1 dengan kategori berhasil. Indikator ini tidak terealisir 100% dikarenakan Gelombang tinggi sehingga nelayan banyak melaut belum adanya pelabuhan di Bantul. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan mengoptimalkan kapal 30 GT yang baru diterima Dinas Kelautan dan Perikanan dari Pusat dan penambahan sarana prasarana penangkapan. Indikator sasaran ini dilaksankan melalui 2 Program dan 4 Kegiatan. Program tersebut yaitu : 1) Program Pengembangan perikanan tangkap dengan kegiatan antara lain: a. Fishing Ground. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul bekerjasama dengan nelayan dari tiga TPI, yaitu:
TPI Pandanmino, Ngentak, Poncosari, Srandakan
TPI Mina Samudra, Samas, Srigading, Sanden
TPI Mina Bahari 45, Depok, Parangtritis, Kretek
Tujuan dari kegiatan ini adalah melaksanakan kajian informasi kelautan (oseanografis) dengan menggunakan analisa data penginderaan jauh multi waktu untuk mendukung pengembangan pemodelan distribusi daerah potensi ikan (fishing ground) di perairan selatan Kabupaten Bantul. Keadaan ini disebabkan adanya kontribusi fenomena alam, terutama pada kondisi oseanografis, pada perkembangan teknologi penginderaan jauh yang sangat berkaitan dengan produktivitas perikanan.
Sasaran dari kegiatan ini adalah: LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Diperolehnya informasi spasial perkiraan pola atau kecenderungan distribusi fishing ground di perairan selatan Kabupaten Bantul dengan menggunakan data penginderaan jauh didukung dengan observasi lapangan. Inventarisasi kebutuhan dan kedalaman data untuk pengembangan pemodelan pada tahap berikutnya.
Manfaat yang diharapkan dari kegiatan ini adalah: Meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat melalui penyebaran informasi spasial perkiraan wilayah-wilayah fishing ground. Mengatasi masalah pencurian ikan. Meningkatkan
pengetahuan
masyarakat
nelayan
setempat
melalui
sosialisasi pola distribusi dan pengenalan karakteristik wilayah-wilayah potensi ikan. Masyarakat lebih memahami peranan data spasial untuk meningkatkan pendapatan mereka. Menarik minat Pemerintah Kabupaten Bantul
untuk meningkatkan
kehidupan nelayan dengan memberikan berbagai kemudahan dan fasilitas bagi para nelayan. Meningkatkan capacity building nelayan, baik perorangan maupun kelompok,
untuk
mencapai
kehidupan
yang
lebih
baik,
seperti
meningkatkan kemampuan kapal maupun peralatan tangkap mereka. Pendugaan pemodelan fishing ground untuk nelayan PMT di Kabupaten Bantul dilakukan dengan menggunakan data primer berupa data koordinat titik penangkapan ikan berdasarkan kebiasaan nelayan, serta data pendukung citra MODIS (Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer) rerata mingguan dari satelit Aqua yang meliputi data klorofil-a dan suhu permukaan laut. Pendugaan pemodelan fishing ground mengalami kendala karena resolusi citra sebesar lebih kurang 4 km per piksel kurang mendukung untuk analisa daerah cakupan yang sempit. Selain itu, banyaknya tutupan awan
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
pada data citra yang digunakan menyebabkan banyaknya data klorofil dan suhu permukaan laut di lokasi kegiatan tidak dapat diduga. Penelitian ini perlu dilakukan dengan penambahan beberapa parameter secara berkelanjutan untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal. b. Pelatihan tehnis pengoperasian kapal dan tehnis penangkapan ikan. Kegiatan ini dengan tujuan antara lain: Terciptanya kesiapan anggota KUB Bantul Purse Seine I dalam pengelolaan kapal terutama dalam hal kemampuan dan keahlian teknis pengoperasian dan penangkapan ikan dengan kapal purse seine. Terbentuknya jaringan baru antara KUB Bantul Purse Seine I dengan pihak-pihak yang bergerak di bidang penangkapan ikan di PPN Prigi. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan anggota KUB Bantul Purse Seine I. Sasaran : Nelayan anggota KUB Bantul Purse Seine I yang memperoleh kapal 30 GT di Tahun Anggaran 2011. Manfaat : Nelayan anggota KUB Bantul Purse Seine I memiliki kesiapan dalam pengelolaan kapal. Nelayan anggota KUB Bantul Purse Seine I dapat mengoperasikan kapal dan menangkap ikan dengan kapal mini purse seine. KUB Bantul Purse Seine memperoleh jaringan baru dengan pihak-pihak yang bergerak di bidang penangkapan ikan di PPN Prigi Hasil Pelaksanaan kegiatan Pelatihan Teknis Pengoperasian Kapal dan Teknis Penangkapan Ikan berjalan dengan lancar diikuti oleh 30 orang peserta yang merupakan anggota KUB Bantul Purse Seine I. Peserta sangat antusias dan semangat mengikuti pelatihan teori dan praktek melaut yang diberikan.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Instruktur menilai bahwa peserta pelatihan memiliki antusiasme dan semangat yang tinggi untuk belajar mengoperasikan dan menangkap ikan menggunakan purse seine. Kemampuan peserta juga dinilai oleh instruktur sudah cukup mampu untuk mengoperasikan kapal purse seine. Peserta puas dan senang dengan adanya pelatihan yang mereka dapatkan. Peserta memerlukan bantuan permodalan dan tenaga ahli/instruktur untuk mendampingi mereka di awal pengoperasian kapal 30 GT yang mereka peroleh di Tahun Anggaran 2011. c. Operasional Langsir. Kegiatan inidengan tujuan antara lain: Meningkatkan produksi perikanan tangkap Kab. Bantul Memberdayakan unsur masyarakat pesisir Kab. Bantul, dalam hal ini nelayan dan pendorong PMT Memberdayakan operasional kapal BIB yang sandar di PPP Sadeng Sasaran Produksi perikanan tangkap Kab. Bantul Kualitas SDM nelayan dan operasional TPI di Kab. Bantul Manfaat Mendapatkan peningkatan produksi perikanan tangkap yang cukup signifikan Memperluas jaringan pemasaran hasil perikanan tangkap
Hasil dari kegiatan ini adalah sebagai berikut :
No.
Langsir ke
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Hasil Langsir
1.
I
Jenis ikan Tuna; Tongkol
Tonase (KG) 127
2.
II
Tuna; Tongkol
192
3.
III
Tuna; Tongkol
146
4.
IV
Tuna; Tongkol
174
5.
V
Tuna; Tongkol
146
6.
VI
Tuna; Tongkol
126
7.
VII
Tuna; Tongkol
172
8.
VIII
Tuna; Tongkol
186
9.
IX
Tuna; Tongkol
121
10.
X
Tuna; Tongkol
126
11.
XI
Tuna; Tongkol; Cakalang
186
12.
XII
Tuna; Tongkol
138
13.
XIII
Tuna; Tongkol; Cakalang
166
14.
XIV
Tuna; Tongkol; Cakalang
152
15.
XV
Tuna; Tongkol; Lemadang;
174
Lauro JUMLAH
2.332
2) Program Pemberdayaan masyarakat dalam pengawasan dan pengendalian sumber daya kelautan dengan kegiatan Restocking di perairan umum Tujuan Kegiatan Penebaran Ikan (restocking) adalah : Menambah stock ikan di perairan umum agar dapat dipanen sebagai ikan konsumsi guna pemenuhan gizi bagi masyarakat Mengembalikan fungsi dan peran perairan umum sebagai ekosistem akuatik yang seimbang. Untuk meningkatkan populasi ikan di perairan umum dalam rangka pengelolaan sumberdaya perikanan melalui pengendalian dan pemanfaatan yang berpedoman pada kaidah-kaidah pelestarian sumberdaya hayati perairan. Untuk melestarikan keanekaragaman sumberdaya ikan di perairan umum. LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat/nelayan di sekitar perairan umum melalui peningkatan pendapatan yang merata dan kesempatan kerja tambahan dari sektor perikanan. Meningkatkan populasi dan keanekaragaman jenis ikan, penyediaan stok ikan dan pelestarian sumberdaya ikan di perairan umum daratan sehingga dapat
memberikan
kontribusi
terhadap
perekonomian
masyarakat,
khususnya di wilayah Kabupaten Bantul
Sasaran utama kegiatan restocking dan pemasangan papan larangan adalah di perairan umum yang terdapat di Kabupaten Bantul, meliputi sungai, embung air, dan bendungan serta masayarakat sekitar daerah perairan Kegiatan Restocking dan Bantuan Benih Ikan di Kabupaten Bantul
No 1.
2.
Tanggal 12 Oktober 2011 12 April 2011
Kecamatan Srandakan
Jenis barang Benih ikan Nila
Jumlah 8.500 ekor
Dlingo
Benih ikan Nila
6.000 ekor
Benih ikan Nila
4.000 ekor
3.
7 Desembe r 2011
Sanden
Benih ikan Nila
10.000 ekor
4.
2011
Bambanglip uro
Benih ikan Tawes
10.000 ekor
5.
4 April 2011
Benih Ikan Nila
500 ekor
6.
3 Mei 2011
Jetis(bantua n benih ikan) Bantul(Bant uan benih ikan)
Benih Ikan nila
1.000 ekor
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Penerima Sumarji (Ketua Pokmaswas Sumber Ikan) Sarjono (Ketua Pokmaswas Mina Sejahtera) Sugiyanto (Ketua Pokmaswas Sido Dadi) Supenget ( Ket. Pokmaswas Pantai Pandan Sari ) Fx. Hasan ( Pokmaswas Mina Manunggal) Haryanta
Dra. Hj. Siti Nurhayati, MM
Kegiatan restocking diharapkan dapat meningkatkan stok populasi ikan diperairan umum dan meningkatkan kesadaran masayarakat untuk lebih peduli terhadap kelestarian sumber daya ikan. Disamping itu kegiatan tersebut secara tidak langsung dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat disekitar perairan umum melalui peningkatan pendapatan dan kesempatan kerja tambahan dari sektor perikanan. 3. Jumlah Pokdakan (kelompok budidaya ) pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 375 kelompok terealisir 577 kelompok, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 153,9% dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan indicator sasaran ini adalah seiring berkembangnya usaha budidaya perikanan , maka makin banyak masyarat yang tertarik untuk berusaha di bidang budidaya perikanan. Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 2 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program Pengembangan budidaya perikanan dengan kegiatan antara lain: a. Pelatihan tehnis budidaya ikan. Pelatihan ini dilaksanakan untuk melatih keluarga miskin yang menerima bantuan wirausaha budidaya lele dari Gubernur DIY. Pelatihan ini dilakasanakan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan dengan materi : Kebijaksanaan pembangunan kelautan dan perikanan di Kabupaten Bantul Program pengentasan kemiskinan melalui usaha perikanan budidaya Pembinaan kelembagaan kelompok Teknis budidaya lele Manajemen budidaya lele Pelatihan dilaksanakan mulai tanggal 1-29 September 2011, dengan tujuan untuk mempersiapkan para calon pembudidaya dengan ilmu teknis dan manajemen agar menjadi pembudidaya yang siap kompeten dan siap bersaing.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
b. Operasional kegiatan program pengembangan usaha mina pedesaan (PUMP) perikanan budidaya. Pada tahun 2011 ini DKP menerima BLM melalui kegiatan Pengembangan Usaha Mina Pedesaan Perikanan Budidaya ( PUMP – PB )
sebanyak Rp
800.000.000,- dan terserap 100% di bebepara kelompok penerima BLM. Untuk pendampingan kegiatan tersebut, maka Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul menyelenggarakan pelatihan Budidaya Lele bagi peserta PUMP – PB Tahun 2011. Biaya penyelenggaraan kegiatan ini dari dana APBD Perubahan
Kabupaten Bantul melalui Dinas Kelautan dan Perikanan yang
merupakan dana pendampingan kegiatan PUMP - PB Tahun Anggaran 2011. Tujuan Kegiatan Kelompok masyarakat peserta PUMP - PB Paham kebijakan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul dan mengerti
rencana
strategis dan
aturan-aturan dalam mengikuti PUMP – PB 2011 Kelompok PUMP – PB dapat mengembangkan keterampilan budidaya lele mulai dari penyediaan bibit yang baik, penyediaan pakan yang efektif, pemeliharaan, antisipasi penyakit, pemanenan dan pemasaran
sehingga
capaian kegiatan PUMP – PB untuk meningkatkan kesejahteraan anggota kelompok dapat tercapai.
Sasaran Sasaran kegiatan ini adalah kelompok peserta PUMP – PB dengan kegiatan budidaya lele. Pelaksanaan: Waktu dan Tempat Kegiatan dilaksanakan hari Senin – Selasa tanggal 3 – 4 dan 10 – 11 Oktober 2011 pukul 08.00 s.d 15.00 bertempat di lokasi Balai Benih Ikan ( BBI ) Barongan, Sumberagung, Jetis Bantul. Peserta Peserta terdiri dari kelompok peserta PUMP – PB pembudidaya lele
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
sejumlah 8 kelompok yaitu : a. Kelompok Mino Kismo b. Kelompok Mino Bahari c. Kelompok Mina Jaya d. Kelompok Mina Makmur e. Kelompok Nila Segaran f. Kelompok Mina Lestari g. Kelompok Mina Makmur Baru h. Kelompok Mina Mandir Materi pelatihan : Kebijakan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul Dalam PUMP – PB , disampaikan oleh Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Bapak Ir. Edy Machmud Hidayat. Pengelolaan Program PUMP-PB, disampaikan oleh Kabid Budidaya ,Bapak Ir. Imam Subardiarsa, M.M. Teknis Budidaya Lele disampaikan oleh Bapak Muh Zainun Ikhsan, SPi dan Subandi Pengelolaan Kesehatan Ikan disampaikan oleh Ibu MF. Susilartati, SPi, MMA dan Yus warseno, SPi, MSc Pemasaran Pasca Panen disampaikan oleh Bapak hadi Sukarjo.
Manfaat Kegiatan: Kelompok pembudidaya lele peserta PUMP-PB memahami arah kebijakan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul dalam Program PUMP-PB. Kelompok pembudidaya lele peserta PUMP-PB mengerti pengelolaan program PUMP-PB sehingga dapat mengikuti ketentuan-ketentuan dalam petunjuk pelaksanaan. Kelompok pembudidaya lele peserta PUMP-PB dapat menambah pengetahuan teknis
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
budidaya lele secara intensif agar dapat
mengembangkan usahanya. Kelompok
pembudidaya
lele
peserta
PUMP-PB
mendapatkan
pengetahuan dan keterampilan pengelolaan kesehatan ikan sehingga dapat memperoleh keuntungan yang maksimal. Kelompok pembudidaya lele peserta PUMP-PB memperoleh gambaran pemasaran pasca panen. Kegiatan pelatihan budidaya lele yang dilaksanakan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul dilaksanakan dalam 4 angkatan dan dapat dilaksanakan dengan baik Kegiatan ini di ikuti oleh kelompok sasaran yaitu kelompok budidaya PUMP-PB . Peserta dapat memahapi kebijakan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul dan menambah keterampilan teknis budidaya lele sehingga dapat meningkatkan penghasilan pelaku budidaya perikanan . 4. Produktifitas Gabah Kering (GKP) pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 75,00 Kw/ha terealisir 74,18 Kw/ha,
maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar
98,90% dengan kategori sangat berhasil. 5. Produktifitas jagung (pipil kering) pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 53,19 Kw/ha terealisir 59,30 Kw/ha, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 111,49% dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran pada pont 4 dan 5 di atas karena cuaca tidak terlalu banyak hujan sehingga penyinaran baik, jaringan irigasi semakin baik. Indikator sasaran pada pont 4 dan 5 di atas dilaksanakan melalui 1 Program dan 2 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program
Peningkatan Ketahanan Pangan
Pertanian/perkebunan dengan kegiatan antara lain: a. Penyusunan data base produksi pangan (Analisa data statistik). Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan data statistik pertanian yang akurat. Pendataan dilakukan oleh Mantri tani di masing-masing kecamatan. Komoditas yang diambil datanya adalah tanaman pangan holtikultura . kegiatan analisa data statistic bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) . Blanko yang didisi sesuai
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
standart/peraturan dari BPS. Urutan pelaksanaan analisa data statistic ini adalah: Lising Ubanan. Pemeriksaan hasil listing. Pengambilan sampel rumah tangga. Pengumpulan data ubinan. Pemeriksaan hasil ubinan. Entry data ubinan. Hasil
pendatan tersebut dolah setiap Subround (4 bulan). Setiap Subrround
dievaluasi hasilnya, serta dilakukan peramalan produksi untuk subround selanjutnya. Hasil analisa data statistic selama 1 tahun yang telah disahkan oleh Dinas Peranan dan Kehutanan dan BPS didokumenkan kedalam sebuah buku statistic pertanian. b. Monitoring , evaluasi dan pelaporan kebijakan subsidi pertanian (Pengawasan distribusi pupuk dan pestisida). Kegiatan ini meliputi : koordinasi, evaluasi , pengawasan pupuk dan peptisida di Kabupaten Bantul selama tahunn 2011 dilaksanakan
untuk
membahas
permasalahan yang ditemui di
penyaluran
pupuk
bersubsidi
serta
lapangan. Untuk pelaksanaan dilapangan
Dipertahut berkoordinasi dengan instansi terkait yaitu Dinas Perindagkop, BKKPPP dan kepolisian. Adapun hasil koordinasi pengawasan pupuk dan peptisida Kabupaten Bantul adalah menentukan lokasi-lokasi (kios, Gapoktan, KUD, BPP) akan dimonitor.
Hasil monitoring pupuk peptisida pada tahun ini antara lain: Harga sudah sesuai HET. Pelaporan sudah sesuai dengan kondisi yang ada. Kondisi pupuk yang ada bagus (kemasan tidak rusak). Tidak terjadi kekurangan maupun kelangkaan pupuk. Terdapat temuan bahwa ada pengecer menebus dulu kemudian menjual eceran (dalam jumlah kecil).
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Kendala yang dihadapi pada kelompok adalah belum ada dana pada saat pupuk sangat dibutuhkan. Sedangkan apabila yang menebus pengecer dahulu dana tidak cukup. Urea tablet masih dibutuhkan petani, sedangkan bahan baku masih menggunakan pupuk bersubsidi. 6. Produktifitas kedelai (wose). Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 15 Kw/Ha terealisir sebanyak 14,16 Kw/ha, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 94,90% dengan kategori sangat berhasil. Indikator sasaran ini meskipun dengan kategori sangat berhasil namun juga ditemui permasalahan yaitu kurangnya air . Upaya yang dilakukan adalah dengan perbaikan saluran irigasi. 7. Produktifitas kacang tanah (wose). Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 10,18 Kw/Ha terealisir sebanyak 10,83Kw/Ha, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 106,39% dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini karena tahun ini cuaca tidak terlalu banyak hujan sehingga penyinaran baik, jaringan irigasi semakin baik 8. Produktifitas bawang merah. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak
20,15
Ton/Ha terealisir sebanyak 13,32 Ton/ha, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 131,23% dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini adalah Curah hujan yang tidak terlalu tinggi mendukung untuk pertumbuhan bawang merah. Indikator sasaran pada point 6, 7 dan 8 di atas dilaksanakan melalui 1 Program dan 3 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program Peningkatan Ketahanan Pangan Pertanian/perkebunan dengan kegiatan antara lain: a. Pengembangan perbenihan/perbibitan (Persiapan pelepasan bawang merah crok kuning). Kegiatan ini diprioritaskan untuk komoditas bawang merah. Realisasi kegiatan ini adalah melaksanakan
uji adaptasi tahun pertama di Dusun Samiran, Desa
Parangtritis, Kecamatan Kretek untuk 6 varietas bawang merah yaitu Crok Kuning, Tiron, Bauji, Biru, Bima, dan Probolinggo. Pada tahun ini belum dapat
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
dilaksanakan uji DNA karena dana yang tersedia hanya 2,4 juta padahal untuk melaksanakan uji DNA diperlukan dana 12 juta. Sehinngga pada tahun 2012 dianggarkan dana yang lebih besar dan cukup untuk uji DNA. b. Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk perkebunan produk pertanian (Operasional kebun buah Mangunan). Kawasan Kebun Buah Mangunan merupakan kawasan agropolitan, yang mempunyai luas 23,34 ha terdiri dari tanah milik masyarakat dan kas desa. Kabun Buah Mangunan memiliki 30 karyawan. Tanggal 11 Januari 2010 Kebun Buah Mangunan diresmikan oleh Gubernur DIY yang diwakilkan oleh Bapak Bupati Bantul. Kotoran ternak diproses untuk dimanfaatkan sebagai pupuk organik yang digunakan untuk memupuk tanaman buah-buahan. Sarana yang ada di Kebun Buah Mangunan adalah : Kantor manajemen Gedung pertemuan joglo. Joglo show room buah / restoran. Penginapan 3 buah. Gedung pertemuan serbaguna. Kolam renang dan pancing. Kandang ternak, gudang pakan dan tempat pembuatan pupuk. Green house Sarana out bond Gardu pandang di puncak bukit Sangu Pati, yang berada di puncak pass. Fasilitas Kebun Buah Mangunan yang lengkap menjadikan pengunjung semakin ramai. Beberapa even besar yang diadakan oleh suatu lembaga atau organisasi pernah dilaksanakan di sana. Contohnya adalah pelepasan burung dari FPI (Januari), Kunjungan Bupati Bantul (Juni), bermacam-macam kegiatan ksekolah dan kemahasiswaan. Permasalahan yang dihadapi : Keterbatasan pengetahuan karyawan Kebun Buah Mangunan menegnai
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
pertanian dan peternakan, sehingga dibutuhkan study banding atau pelatihan. Kurangnya fasilitas kamar mandi dan rambu-rambu pengunjung Kurangnya stok pupuk dan jalur irigasi Jalan ke gardu pandang perlu perbaikan c.
DAK pertanian/Peningkatan sarana dan prasarana pertanian, peternakan untuk mendukung ketahanan pangan. Dana DAK bidang pertanian digunakan untuk meningkatkan sarana prasarana di Kabupaten Bantul melalui bantuan sosial yaitu : Pembuatan jalan produksi di 5 Kelompok Tani di Kecamatan Bambanglipuro, Dlingo, dan Pajangan. Total volume 660 m, akan tetapi di lapangan lebih dari 660 m karena terdapat tambahan dari swadaya masyarakat sendiri. Pembuatan jalan usaha tani di 6 kelompok tani di Kecamatan Pajangan, Sedayu, Dlingo, Bantul, Bambanglipuro, dan Srandakan. Total volume 880 m, akan tetapi di lapangan lebih dari 880 m karena terdapat tambahan dari swadaya masyarakat sendiri. Pengembangan Jaringan Irigasi Desa (JIDES) dan Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT) sebanyak 18 jaringan di 18 kelompok tani. Total volume 800 m3, akan tetapi di lapangan lebih dari 800 m 3 karena terdapat tambahan dari swadaya masyarakat sendiri. Pembuatan irigasi air tanah masing-masing 1 unit di 5 kelompok tani di Desa Temuwuh, Dlingo; Desa Wukirsari, Imogiri; Desa Seloharjo, Pundong; dan Sitimulyo, Piyungan. Pembuatan embung masing-masing 1 unit di dua kelompok tani di Desa Mangunan, Dlingo dan Bangunjiwo, Kasihan. Pembuatan unit pengolahan pupuk organik sebanyak enam unit di Desa Triwidadi, Pajangan; Desa Sidomulyo dan Mulyodadi, Bambanglipuro; Desa Poncosari, Srandakan; Desa Patalan, Jetis; serta Desa Gadingharjo, Sanden. Optimasi lahan pertanian masing-masing 1 unit di 5 kelompok tani meliputi
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Kelompok Lembah Subur, Kwaru, Poncosari, Srandakan; Kelompok Mranggen, Mranggen, Tamantirto, Kasihan; Kelompok Kalipakel, Donotirto, Kretek; Kelompok Sido Rukun, Nawungan II, Selopamioro, Imogiri; dan kelompok Soropaten, Soropaten, Ringinharjo, Bantul. Masalah yang dihadapi pada kegiatan ini adalah pencairan anggaran mengalami keterlambatan sehingga
waktu pelaksanaan terbentur musim hujan yang
menghambat pembangunan. Sehingga diusahakan tahun depan pencairan tidak terlambat lagi. 9. Produktifitas cabe merah. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 8,04 Kw/ha terealisir 6,10Kw/ha, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 75,87% dengan kategori sangat berhasil. Indikator sasaran ini meskipun berhasil tetapi tidak mencapai target. Faktor penghambat sehingga tidak tercapai 100% dikarenakan panen tidak panjang ratarata hanya 5 kali karena petani ingin segera ganti tanaman. Program
Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan dengan
kegiatan Promosi atas hasil produksi pertanian/perkebunan unggul daerah (Pameran Bantul Expo, Bantul Agro Expo). Kegiatan ini dengan
terlaksananya
kegiatan pameran Bantul Expo selama 7 hari, pada tanggal 15-21 Juli 2011, dan Bantul Agro Expo selama 3 hari, tanggal 21-23 Desember 2011 Pameran dapat berfungsi untuk memperkenalkan kepada masyarakat luas produk-produk hasil pertanian serta perkembangan agribisnis di Bantul. Selain itu juga sebagai media promosi bagi usaha-usaha agribisnis. Kendala yang dihadapi saat Bantul Expo hádala posisi stand dipertahut yang berada jauh di belakang sehingga seringkali tidak terjangkau pengunjung. Tahun depan diharapkan bisa mendaftar lebih awal agar dapat memilih posisi stand yang strategis. Sedangkan kendala yang dihadapi saat Bantul Agro Expo adalah lokasi yang jauh dari keramaian, tidak strategis, partisipasi kelompok tani dan gabungan kelompok tani masih belum maksimal dan kurangnya informasi di bidang pertanian dan peternakan. Solusinya untuk tahun depan adalah pemilihan lokasi yang strategis, koordinasi antara kelompok tani dan panitia, serta partisipasi bidang lain di Dipertahut. Sehingga diharapkan tujuan LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
dilakukannya pameran dapat tercapai. 10. Produksi pisang. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 25,00 Kg/Pohon terealisir 17,00 Kg/pohon, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 68,00% dengan kategori cukup berhasil. Indikator sasaran ini tidak tercapai 100% dikarenakan produktifitas masih didominasi jenis pisang uter. Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program 1 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/ Perkebunan dengan kegiatan Pengadaan sarana dan prasarana teknologi pertanian/perkebunan tepat guna (Operasional petroganik). Kegiatan ini dapat dijelaskan sebagai berikut bahwa pada tahun anggaran 2011 Pemda telah menyediakan dana untuk operasional pabrik Petroganik Karanganyar, Sanden sebesar Rp 109.000.000 yang alokasinya untuk pembayaran gaji karyawan, makan minum karyawan, pembayaran listrik, yang hanya cukup untuk 6 bulan, honor pelaksana dan ATK. Sedangkan untuk pembelian bahan belum tersedia. Pada perjalanannya melalui dana APBD Perubahan
telah
dialokasikan
dana
operasional
petroganik
sebesar
Rp
249.000.000,-. Dana tersebut telah dipergunakan untuk operasional untuk operasional petroganik untuk pembelian bahan (kotoran sapi, kotoran ayam, mixtro, kapur, dll), juga untuk pembayaran listrik dan pemeliharaan alat. Dari dana tersebut, semula ditargetkan dapat produksi sebesar 113 ton (organic granule), tetapi dari bahan-bahan yang tersedia hanya dapat menghasilkan 75% dari total bahan sehingga hanya berkisar 86 ton pupuk petroganik. Kegiatan operasional petroganik ini tidak telepas dari aturan yang dikeluarkan oleh PT Petrokimia Gresik sebagai BUMN yang ditunjuk untuk memproduksi dan memasarkan pupuk Petroganik dan PT Sucofindo selaku penguji mutu hasil (Laboratorium mutu), bahwa untuk melakukan pengujian mutu hasil sekurangkurangnya pihak mitra(pabrik Petroganik) harus memproduksi sebanyak 300 ton. Padahal selama ini dana APBD kabupaten yang disediakan untuk operasional petroganik hanya mampu untuk memproduksi 86 ton. Sehingga jika setiap tahun hanya disediakan dana RP 246.000.000,- maka untuk dapat melakukan uji lab mutu LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
produk diperlukan waktu 3,5 tahun. Dengan kata lain, operasional petroganik memerlukan dana Rp 600.000.000 setiap tahun apabila ingin mencapai produksi 300 ton per tahun. 11. Produksi jamur tiram. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 12, 00 Kg/m2 terealisir 3,05 Kg/m2, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 25,42% dengan kategori tidak berhasil. Faktor yang menyebabkan ketidak berhasilan indikator sasaran ini adalah Cuaca tahun 2011 termasuk kering sehingga kurang bagus untuk pertumbuhan jamur produktivitasnya menurun. Upaya yang dilakukan adalah frekuensi penyiraman ditingkatkan 12. Produktifitas tebu (hablor gula). Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 49,88 Kw/ha terealisir 47,13 Kw/ha, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 94,49% dengan kategori sangat berhasil. Indikator sasaran ini
tidak tercapai 100% dikarenakan Cuaca termasuk kering
sehingga kadar air tebu menurun/randemen rendah. Upaya yang dilakukan adalah pengaturan irigasi . Indikator sasasaran pada point 9,10,11 dan 12 di atas dilaksanakan melalui
1
Program dan 2 kegiatan. Program tersebut yaitu Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/ Perkebunan dengan kegiatan antara lain: a. Pengadaan sarana dan prasarana teknologi pertanian/perkebunan tepat guna (Operasional petroganik). Kegiatan ini dapat dijelaskan sebagai berikut bahwa pada tahun anggaran 2011 Pemda telah menyediakan dana untuk operasional pabrik Petroganik Karanganyar, Sanden sebesar Rp 109.000.000 yang alokasinya untuk pembayaran gaji karyawan, makan minum karyawan, pembayaran listrik, yang hanya cukup untuk 6 bulan, honor pelaksana dan ATK. Sedangkan untuk pembelian bahan belum tersedia. Pada perjalanannya melalui dana APBD Perubahan telah dialokasikan dana operasional petroganik sebesar Rp 249.000.000,-. Dana tersebut telah dipergunakan untuk operasional untuk operasional petroganik untuk pembelian bahan (kotoran sapi, kotoran ayam, mixtro, kapur, dll), juga untuk pembayaran listrik dan pemeliharaan alat.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Dari dana tersebut, semula ditargetkan dapat produksi sebesar 113 ton (organic granule), tetapi dari bahan-bahan yang tersedia hanya dapat menghasilkan 75% dari total bahan sehingga hanya berkisar 86 ton pupuk petroganik. Kegiatan operasional petroganik ini tidak telepas dari aturan yang dikeluarkan oleh PT Petrokimia Gresik sebagai BUMN yang ditunjuk untuk memproduksi dan memasarkan pupuk Petroganik dan PT Sucofindo selaku penguji mutu hasil (Laboratorium mutu), bahwa untuk melakukan pengujian mutu hasil sekurangkurangnya pihak mitra(pabrik Petroganik) harus memproduksi sebanyak 300 ton. Padahal selama ini dana APBD kabupaten yang disediakan untuk operasional petroganik hanya mampu untuk memproduksi 86 ton. Sehingga jika setiap tahun hanya disediakan dana RP 246.000.000,- maka untuk dapat melakukan uji lab mutu produk diperlukan waktu 3,5 tahun. Dengan kata lain, operasional petroganik memerlukan dana Rp 600.000.000 setiap tahun apabila ingin mencapai produksi 300 ton per tahun. b. Pemeliharaan
rutin/berkala
sarana
dan
prasarana
teknologi
pertanian/perkebunan tepat guna. Kegiatan ini meliputi antara lain: Pemeliharaan Stasiun Agribisnis. Sub terminal agribisnis di Srigading Sanden telah dimanfaatkan/dioperasionalkan dengan adanya pasar lelang. Kegiatan ini berlangsung setiap ada panenan yang khususnya tanaman hortikultura seperti panen bawang merah dan cabe merah dengan pelaksanaan setiap 3 hari sekali. Kendala yang dihadapai pada kegiatan ini antara lain: 1. Bangunan stasiun agribisnis mengalami kerusakan yang sangat parah dikarenakan bangunan tersebut tidak sesuai dengan lingkungan yang ada yaitu terbuat dari besi baja padahal lokasi tersebut di wilayah pantai selatan (pinggir pantai). Terjadi pengeroposan pada rangka, atap dari asbes yang sudah banyak bocor. 2. Produk pertanian yang dilelang terkena air hujan dan kurangnya tembok. Upaya Pemecahan masalah tersebut Upaya pemecahan masalah:
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
a. Perlunya rehab bangunan tersebut baik dari peerintah daerah ataupun pusat b. Perlunya bangunan gudang di sekitar STA untuk menyimpan hasil panen sebelum diangkut/dipasarkan. Pemeliharaan Silo jagung Bangunan silo jagung di Bongsen, Guwosari, Pajangan, Bantul, karena silo jagung mengalami kebakaran maka mesin yang ada di silo jagung tersebut mengalami kerusakan. Dilakukan inventarisasi mesin/alat yang terbakar.
Akibat
dari
kebakaran
tersebut,
mesin
tidak
dapat
dioperasionalkan sehingga perlu perbaikan mesin dengan pengajuan anggaran perbaikan. Pemeliharaan Peralatan Mesin Pengolahan Pertanian Pemeliharaan Rice Milling unit sebanyak 3 lokasi yaitu di Gapoktan Mitra Usaha Tani Gedongan Wijirejo Pandak, Gapoktan Sumber Agung Jetis, Gapoktan Pendowoharjo. Serta perbaikan mesin pembuatan emping jagung di Beji Kulon, Sendangsari, Pajangan. Pemeliharaan mesin penepung di Blabak, Triwidadi, Pajangan. Permasalahan dan solusi : Anggaran yang disediakan oleh pemda belum mencukupi untuk pemeliharaan alat dan mesin pengolah hasil pertanian yang ada di Kab. Bantul. Sehingga perlu adanya tambahan dana untuk kegiatan tersebut. 13. Produktifitas kelapa (kopra). Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 19,50 Kw/ha terealisir 15,78 Kw/ha , maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 80,92% dengan kategori berhasil. Indikator sasaran ini tidak tercapai 100% dikarenakan kondisi cuaca kering. Upaya yang dilakukan adalah dengan pengaturan irigasi. 14. Produktifitas tembakau (rajang kering). Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 6,26 Kw/ha terealisir 6,97 Kw/ha, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 111,34% dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini adalah cuaca
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
mendukung bagi pertumbuhan tanaman tembakau. 15. Produktifitas jambu mete (glondong mete). Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 3,30 Kw/ha terealisir 0,26 Kw/ha, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 7,88% dengan kategori tidak berhasil. Hambatan yang ditemui pada indikator sasaran ini pada point 15 ini sehingga tidak tercapai 100% dikarenakan saat berbunga terkena hujan sehingga tidak terbentuk buah. Indikator sasaran pada point 13,14 dan 15 di atas dilaksanakan melalui 1 Program dan 7 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program Peningkatan Produksi Pertanian/ Perkebunan dengan kegiatan antara lain: a. Penyuluhan
peningkatan
produksi
pertanian/perkebunan
(Pendampingan
peningkatan produksi tanaman pangan) Pengembangan tanaman pangan difokuskan kepada aspek ketersediaan pangan, dimana operasional program pembangunan tanaman pangan pada dasarnya merupakan rangkaian upaya untuk memfasilitasi tumbuh kembangnya usaha-usaha bidang tanaman pangan yang mampu menghasilkan produk yang memiliki daya saing dan nilai tambah. Kegiatan pendampingan tanaman pangan ini digunakan untuk : 1. Apresiasi Pengembangan Tanaman Pangan yang telah dilaksanakan tanggal 21 April 2011 di Balai Desa Pendowoharjo, Sewon, dan diikuti oleh 50 peserta (Mantri Tani, PPL, THL, dan perwakilan petani) 2. SL-PHT berkelanjutan sebanyak 1 unitdi Kelp. Tani Mrisi, Tirtonirmolo, Kasihan. Pelaksanaan tanggal 3 Mei – 28 Juli 2011 sebanyak 14 kali pertemuan. 3. Gerakan Pengendali OPT Padi sebanyak 15 unit, Jagung 4 unit, kedelai 4 unit, kacang tanah 3 unit. 4. Sosialisasi dan rapat koordinasi untuk mendukung pelaksanaan kegiatan tersebut dilaksanakan di Kab. Bantul. Permasalahan yang dihadapi untuk kegiatan SL PHT berkelanjutan adalah tidak ada dana untuk honor instruktur dan marge peserta SL tidak tersedia. Sedangkan pada gerakan pengendalian OPT dirasa masih sangat sedikit
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
terutama untuk komoditas padi mengingat saat ini terjadi perubahan iklim yang sangat
ekstrim
sehingga
diperlukan
langkah-langkah
antisipasi
untuk
pengamanan produksi padi. b. Penyediaan sarana produksi pertanian/perkebunan. Kegiatan ini antara lain : Rapat koordinasi tentang perencanaan kegiatan pembibitan Pembelian bahan non kimia/organik, pupuk dan sebagainya Pembelian alat-alat perlengkapan untuk pembibitan tembakau Modal pengadaan alat pemeliharaan tanaman pertanian berupa hand sprayer c. Pengembangan bibit unggul pertanian/perkebunan Dana dari kegiatan ini digunakan untuk pengadaan bibit tanaman tomat, cabai, terong, pare, sawi, serta bibit sayuran lain. Bibit-bibit tersebut ditanam dalam polybag untuk memanfaatkan pekarangan-pekarangan rumah masyarakat. Lahan-lahan pertanian serta halaman rumah warga Bantul semakin lama semakin berkurang karena banyak didirikan bangunan-bangunan. Oleh karena itu perlu dilakukan inovasi agar tetap dapat melakukan budidaya sayuran maupun tanaman lainnya meskipun lahannya mulai sempit, yaitu dengan menanam tanaman dalam polybag. Pada tahun 2011 ini bantuan bibit tanaman dalam polybag diberikan kepada Dusun Ngijo dan Dusun Onggopatran, Desa Srimulyo, Kecamatan Piyungan. Tantangan dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah pemeliharaan /perawatan sayuran dalam polybag lebih intensif harus menyiram setiap hari padahal banyak petani yang tidak bisa melakukan ini secara kontinyu karena dianggap hanya pekerjaan sampingan. d. Monitoring, evaluasi dan pelaporan intensifikasi tembakau. Kegiatan ini antara lain: Rapat koordinasi rencana dan evaluasi pelaksanaan monev intensifikasi tembakau Kunjungan ke lokasi tanaman tembakau untuk mengadakan monev perkembangan dari kegiatan intensifikasi tembakau.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
e. Pembuatan pemurnian benih tembakau rakyat Tujuan kegiatan ini adalah tercapainya benih tembakau murni (memproduksi benih tembakau rakyat varietas Kedu Sili/Siluk yang unggul dan bermutu). Realisasi dari kegiatan ini antara lain: Koordinasi petugas Dipertahut Bantul BSPMBPTKP Prov. DIY dan Balitas Malang. Pertemuan petani/kelompok kegiatan pemurnian benih tembakau rakyat varietas Kedu Sili. Pelaksanaan pembibitan benih yang dihasilkan pada kegiatan pemurnian tahun sebelumnya. Pemeliharaan tanaman mulai dari tanam hingga panen. Pengerodongan bunga tembakau yang terpilih. Pencatatan tinggi tanaman, jumlah daun, lebar dan panjang daun sebanyak 5 sampel x 6 blok x 4 ulangan. Panen petik daun basah, prosesing daun rajang kering. Didapat Data produksi tembakau daun basah dan rajang kering Prosesing benih tembakau Uji laboratorium benih tembakau (kemurnian, daya kecambah, dan kadar air) Uji laboratorium kadar nikotin daun tembakau rajang kering. f. Pengembangan agribisnis tembakau Kegiatan ini bertujuan agar terlaksananya serangkaian sistem agribisnis tembakau yang melalui proses budidaya, produksi, panen, pasca panen, pengolahan dan pemasaran. Selain itu juga untuk meningkatkan standarisasi kualitas bahan baku, penanganan panen dan pasca panen, penguatan kelembagaan kelompok dan asosiasi petani tembakau sehingga meningkatkan nilai tambah produk fan meningkatkan pendapatan petani tembakau. Realisasi kegiatan ini: Koordinasi
petugas
perkebunan
Dipertahut
Bantul,
Asosiasi
Petani
Tembakau Indonesia (APTI Bantul), KUB tembakau virginia dan pihak mitra
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
PT. Sadhana Arif Nusa. Pertemuan petani/kel. Tani kegiatan pengembanhan agribisnis tembakau rakyat/virginia Fasilitasi sarana alat-alat pembibitan tanaman tembakau pada 10 kelompk Studi banding dalam rangka adopsi teknologi pertmebakauan di Dishutbun Kab. Blitar, Jawa Timur tanggal 21 sd 23 September 2011 sejumlah 30 orang Perjalanan dinas keluar daerah dalam rangka Pekan Nasional ke Tenggarong seberang, Kutai, Kartanegara, Kaltim tgl 20 sd 24 Juni dan Evaluasi Pelaksanaan Tanaman Semusim dari Direktorat Jendral Tan aman Semusim di Bandung tgl 21 sd 22 Nov 2011 Dukungan sistem penunjang berupa alat angkutan darat bermotor Station Wagon sebagai sarana operasional dalam rangka pembinaan Standarisasi Kualitas Bahan Baku, Penanganan Panen dan Pasca Panen, Penguatan kelembagaan kelompok dan asosiasi petani tembakau 1 unit. Beberapa masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah gudang tembakau di Selopamioro Imogiri belum memiliki alat pendukung pergudangan
yang
dioperasionalkan
untuk
memadai,
sehingga
penyimpanan
gudang
tembakau.
belum
Budidaya
dapat
tembakau
dilaksanakan pada musim kemarau, sehingga lahan marjinal tembakau rentang akan kekurangan/ketersediaan air. Hal ini dapat diatasi dengan adanya dukungan sarana pengelolaan lahan air berupa embung, dam parit, irigasi air tanah dangkal/dalam dan pompa air. g. Pelatihan teknis petani tembakau Pelatihan ini bertujuan untuk menambah pengetahuan dan ketrampilan petani tembakau sesuai standar teknis budidaya tembakau. Pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh Dipertahut pada tahun 2012 ini adalah sebagai berikut: Pelatihan tembakau rakyat sebanyak 30 orang di Kalidadap II Selopamioro Imogiri tanggal 23-25 Mei 2011 Pelatihan tembakau rakyat sebanyak 30 orang di Lanteng II, Selopamioro, Imogiri tanggal 25-27 Mei 2011
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Pelatihan tembakau virginia sebanyak 30 orang di Bekang, Mulyodadi, Bambanglipuro tanggal 25-27 Juli 2011 Pelatihan tembakau virginia sebanyak 30 orang di Mutihan, Wirokerten, Banguntapan tanggal 27-29 Juli 2011 16. Produktifitas daging (kambing, sapi, domba dan unggas). Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 10.655.498 Kg terealisir 11.231.147 Kg, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 105,40% dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini adalah adanya alokasi dana dan minat masyarakat terhadap usaha ternak kambing, sapi , domba dan unggas. 17. Produktifitas telur (ayam dan itik). Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 5.865.111
Kg terealisir 5.902.742 Kg, maka nilai capaian indikator sasaran ini
sebesar 100,64% dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini adalah adanya alokasi dana dan minat masyarakat untuk usaha ternak ayam dan itik. 18. Produksi susu (sapi perah dan kambing PE). Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 250.000 liter terealisir 262.705 liter, maka nilai capaian sebesar 105,08% dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini adalah adanya alokasi dana dan minat masyarakat untuk usaha ternak sapi perah dan kambing PE. 19. Populasi sapi potong . Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 54.281 ekor terealisir 59.789 ekor, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar
dengan
110,15% dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini adalah adanya alokasi dana dan minat masyarakat untuk usaha ternak sapi potong. Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 4 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program pencegahan dan penanggulangan penyakit dengan kegiatan antara lain:
Pendataan masalah peternakan. Target kegiatan ini adalah koordinasi data
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
statistik masalah peternakan. Kegiatan ini bertujuan untuk mendata masalahmasalah
peternakan,
sehingga
dapat
digunakan
sebagai
dasar
upaya
penanggulangan maupun pencegahan terhadap masalah tersebut. Kendala yang muncul pada kegiatan ini adalah belum adanya petugas khusus untuk menangani data di tingkat kecamatan. Masalah ini ditanggulangi dengan mengoptimalkan peran mantri tani di kecamatan Pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit menular ternak, Kegiatan yang dilaksanakan meliputi :
Pemeriksaan specimen di BBV
Pemeriksaan specimen di Laboratorium C Keswan
Sosialisasi penyakit hewan
Pengadaan bahan kimia Laboratorium Kesmavet sebanyak 1 paket
Pengadaan desinfektan sebanyak 50 liter
Pengadaan cetak leaflet penyakit hewan menular sebanyak 1.000 lembar
Fasilitasi Unit Pelaksana Tehnis (UPT) rumah pemotongan hewan dan Poskeswan. Capaian fisik mencapai 100% kecuali untuk unit penetasan (46,60%) dikarenakan daya tetas telur yang relatif rendah. Dana yang tersedia juga digunakan untuk belanja obat-obatan untuk 9 puskeswan di Kabupaten Bantul yaitu Sanden, Pandak, Pundong, , Jetis, Pleret, Sewon, Dlingo, Piyungan, dan Kasihan. Belanja peralatan untuk unit penetasan sebanyak 1 paket. Koordinasi
kesehatan
hewan,
pengawasan
pemotongan
hewan
dan
terbanyarnya honor PHL RPH selama 12 bulan. Kendala yang dihadapi adalah jumlah obat dan anggaran yang kurang memadai, ditangani dengan mengotimalkan peran dokter hewan dan praktisi serta peralatan yang ada. Kegiatan yang dilaksanakan meliputi :
Operasional RPH, RPU, Poskeswan, dan unit penetasan ayam buras
Pengadaan bahan obat-obatan untuk Poskeswan sebanyak 9 paket
Pengadaan bahan kimia untuk penetasan ayam buras sebanyak 12 paket
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Pengadaaan alat-alat/perlengkapan dan pemeliharaan mesin penetasan ayam buras
20. Populasi sapi perah. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 165 ekor terealisir 192 ekor, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 21. Populasi kambing. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 57.668 ekor terealisir 60.671 ekor, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 105,21% dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini adalah adanya alokasi dana dan minat masyarakat. 22. Populasi Domba. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 30.840 ekor terealisir 38.110 ekor, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 123,54% dengan kategori sangat berhasil . Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini adalah adanya alokasi dana dan minat masyarakat. 23. Populasi Ayam buras. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 561.939 ekor terealisir 595.685 ekor, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 106,01% dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini adalah adanya alokasi dana dan minat masyarakat. 24. Populasi ayam ras petelur. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 651.994 ekor terealisir sebanyak 624.482 ekor, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 95,78% dengan kategori sangat berhasil. Indikator sasaran tidak mencapai target 100% dikarenakan peternak menurun, menimbulkan pencemaran lingkungan, tidak ada dana/tidak ada kegiatan khusus ayam ras petelur. Upaya yang dilakukan adalah menghubungkan dengan Bank untuk pinjaman bunga rendah. 25. Populasi ayam ras pedaging. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 724.956 ekor terealisir 811.947 ekor , maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
112,00% dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini adalah adanya alokasi dana dan minat masyarakat. 26. Populasi itik . Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 184.603 ekor 164.810 ekor, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 89,28% dengan kategori sangat berhasil. Indikator sasaran ini tidak tercapai 100% dikarenakan Peternak membutuhkan modal yang relatif besar sebelum masa itik bertelur. Indikator sasaran ini pada point 21 sampai dengan point 26 dilaksanakan melalui 1 Program 3 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan dengan kegiatan antara lain: a. Penelitian dan pengolahan gizi pakan ternak (pengawasan mutu pakan ternak. Kegiatan ini meliputi pengawasan mutu pakan ternak dan pengembangan produksi pakan ternak dengan cara uji laboratorium sampel pakan ternak. Tujuannya untuk memperoleh pakan ternak yang bermutu. b. Bimbingan dan pemberdayaan kelompok, (lomba kelompok) ternak, inseminator, dokter hewan). Kegiatan ini antara lain: Lomba kelompok ternak sapi dan kelompok ternak kambing Lomba petugas inseminator dan dokter hewan Bimbingan teknis pemberdayaan KK miskin sebanyak 32 kelompok ternak ayam dan kambing c. Peningkatan mutu genetik sapi. Kegiatan ini antara lain: Pengadaan semen beku sapi sebanyak 1000 straw. Pengadaan insemination gun Pengadaan speculum Pengadaan semen beku sapi sebanyak 1000 straw belum dapat mencukupi untuk seluruh kebutuhan di Kab. Bantul.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
SASARAN 30 Terkendalinya Laju Alih Fungsi Lahan Pertanian PENGUKURAN KINERJA No.
Sasaran Strategis
No
IndikatorKinerja
Target
Realisasi
(%)
Kategori
4
5
6
7
8
0,4%
0,4%
100
Sangat
. 1
2
30.
3
Terkendalinya Alih
Fungsi
Laju
1.
Konversi lahan
Lahan
Berhasil
Pertanian Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = ( 1 x 92,5 ) /1 = 92,5 Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 30 = 92,5
Pada sasaran 30 ( tiga puluh ) terdiri dari 1 (satu) indikator sasaran dengan nilai rata-rata capaian sasaran sebesar 92,5 dengan kategori sangat berhasil. Adapun selengkapnya nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 30 (tiga puluh ) sesuai hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Konversi lahan. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 0,4% terealisir 0,4%, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 100% dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini adalah adanya kesadaran dari masyarakat dan adanya peraturan – peraturan yang mendukung indikator tersebut. Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan dengan kegiatan Pembinaan, pengendalian gerakan rehabilitasi hutan dan lahan (DAK Bidang Kehutanan). Kegiatan ini meliputi : 1) Pembuatan hutan rakyat di 11 kelompok tani yang terdiri dari : a. Kelompok Tani Makmur, Grogol VIII, Parangtritis, Kretek (25 Ha) b. Kelompok Tani Mulyo, Jalakan, Ciren, Triharjo, Pandak (20 Ha) c. Kelompok Ngudi Lestari, Kaliberot, Argomulyo, Sedayu (20 Ha) d. Kelompok Ngudi Rejo, Banyusurip, Girirejo, Imogiri (15 Ha) e. Kelompok Sedyo Makmur, Kajor Kulon, Selopamioro, Imogiri (15 Ha) f.
Kelompok Kitri Dadi, Geger Kuning, Seloharjo, Pundong (15 Ha)
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
g. Kelompok Ngudi Luwih, Cengkehan, Wukirsari, Imogiri (25 Ha) h. Kelompok Sido Kumpul, Lanteng I, Selomaioro, Imogiri (15 Ha) i.
Kelompok Tani Manunggal, Duwet Gentong, Srimulyo, Piyungan (25 Ha)
j.
Kelompok Brewu, Krebet, Guwosari, Pajangan (15 Ha)
k. Kelompok Suka Makmur, Bongsing, Guwosari, Pajangan (15 Ha) 2) Pembuatan Gully plug yang terdiri dari : a. Kelompok Rukun Sentosa, Kedungrejo, Wonolelo, Pleret (1 unit) b. Kelompok Tepat Rejo, Jetis, Selopamioro, Imogiri (1 unit) c. Kelompok Sumber Waras, Soka, Seloharjo, Pundong (2 unit) d. Kelompok Tani Maju, Mojosari, Srimartani, Piyungan (1 unit) 3) Pembuatan sumur resapan a. Kelompok Ngudi Makmur, Umbulsari, Srimartani, Piyungan (5 unit) b. Kelompok Rukun Manunggal, Nogosari II, Wukirsari, Imogiri (6 Unit) c. Kelompok Tani Murwat, Jolosutro, Srimulyo, Piyungan (5 unit) 4). Pengkayaan hutan pantai yaitu Kelompok Lestari, Poncosari, Srandakan (5 Ha) 5). Pembuatan hutan pantai yang terdiri dari : a. Kelompok Empat Lima, Depok, Parangtritis, Kretek (15 Ha) b. Kelompok Ngalangsari, Grogol IX, Parangtritis, Kretek (10 Ha) c. Kelompok Eka Lestari, Cangkring, Poncosari, Srandakan (10 Ha) d. Kelompok Pemuda-Pemudi Baros, Baros, Tirtoharjo, Kretek (5 Ha) 6). Pembuatan embung air a. Kelompok Tani Maju, Semuten, Jatimulyo, Dlingo (1 unit) b. b.Kelompok Akur, Kayuberit, Terong II, Terong, Dlingo (1 Unit) Kendala yang dihadapi Pengetahuan SDM kelompok tani tentang administrasi dan pelaporan kegiatan serta teknis kegiatan masih kurang. Sehingga diperlukan pendampingan dan pelatihan petani.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
SASARAN 31 Meningkatnya program usaha tani dan aktifitas kelembagaan petani dan penyuluh PENGUKURAN KINERJA No.
Sasaran Strategis
No
IndikatorKinerja
Target
Realisasi
(%)
Kategori
4
5
6
7
8
16 klpk
16 klpk
100
. 1
2
31.
3
Meningkatnya
1.
program usaha tani dan
Peningkatan
aktifitas
kelembagaan petani
Sangat Berhasil
aktifitas
kelembagaan
petani
dan penyuluh 2.
Peningkatan
kualitas
penyuluh 3
73 Orang
100
Orang
Peningkatan SDM
73
Berhasil
kapasitas
292
8
dalam
Klpk
Kelpompo
P3A
Sangat
pengelolaan irigasi
2,74
Tidak Berhasil
k
Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = ( 2 x 92,5 ) / 3 = 61,66 Capaian Sasaran (Kategori Tidak Berhasil) = ( 1 x 27,5 ) /3 = 9,16 Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 31 = 70,82
Pada sasaran 31 ( tiga puluh satu ) terdiri dari 3 (tiga) indikator sasaran dengan nilai rata-rata capaian sasaran sebesar 70,82 dengan kategori berhasil. Adapun
selengkapnya nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 31 (tiga puluh
satu) sesuai hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Peningkatan aktifitas kelembagaan petani. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 16 kelompok terealisir sebanyak 16 kelompok, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 100% dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan ini antara lain: Adanya pembinaan , penyuluhan serta SDM yang baik. Terjalinnya komunikasi dan koordinasi diantara panitia PEDA
Dukungan dari Pemerintah , KTNA Kabupaten Bantul dan masyarakat.
Adanya pembinaan pendampingan oleh penyuluh .
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 2 Program dan 3 Kegiatan antara lain: 1) Program Peningkatan kesejahteraan petani dengan kegiatan antara lain: a. Pembinaan pengembangan kelembagaan petani. Kegiatan ini dimaksudkan untuk Pembinaan Pengembangan Kelembagaan Petani penyuluh sertameningkatkan kesejahteraan petani. Bentuk kegiatan Peningkatan
kemampuan
Rapat
Koordinasi
dalam
rangka
pembinaanpeningkatan kelembagaan petani dan pembinaan pelaksanaan lomba penyuluh dan kelompok, tersusunnya registrasi
kelompok tani
sebanyak 803 kelompok yang telah di SK Ka BKP3, menyewa tempatdalam rangka untuk memasarkan olahanpangan lokal yang terletak di Bejen Bantul dan pengadaan lemari etalase yang digunakan untuk menempatkan contoh hasil olahan kelompok untuk dipromosikan b. PEDA Kegiatan ini dimaksudkan sebagai ajang bagi petani dan nelayan untuk pengembangan diri, tukar menukar informasi, apresiasi dan ajang promosi hasil produksi pertanian, perikanan dan kehutanan. Kegiatan ini berupa Asah Terampil dan Unjuk Tangkas, Lomba Olahan Pangan, Seminar, Temu Wicara dengan Gubernur, Sarasehan Petani dan Pameran Produk Olahan. 2) Program
Peningkatan
produksi
pertanian/perkebunan
dengan
kegiatan
pendampingan Feati. Kegiatan ini merupakan kegiatan pendampingan FEATI APBN. Upaya terus menerus yang dilakukan pemerintah utnuk meningkatkan kesehjahteraan dan pendapatan petani dan keluarganya, antara lain dengan memperkuat kegiatan penyuluhan pertanian yaitu kegiatan pendidikan dan formal. 2. Peningkatan kualitas penyuluh. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 73 orang terealisir 73 orang, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 100% dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan ini antara lain : Terjalinnya kerjasama dan komunikasi diantara penyuluh. LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Peran aktif dari penyuluh. Ketersediaan data-data pendukung. Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan Program . Program tersebut yaitu Program Peningkatan kesejahteraan petani dengan kegiatan Penyusunan Program Penyuluhan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menunjang pelaksanaan kegiatan Penyusunan Program Penyuluhan Pertanian. Program penyuluhan disusun untuk memberikan arah, pedoman, dan alat pengendali pencapaian tujuan penyelenggaraan penyuluhan. Bentuk Kegiatan Penyusunan Program Penyuluhan pertanian yaitu melaksanakan rapat koordinasi, melaksanakan rembug Penyusunan
tani sebagai bahan pra
Programa Kecamatan, rapat atau pertemuan penyusunan Programa
Penyuluhan Tingkat Kecamatan, rapat/ pertemuan Programa Penyuluhan tingkat Kabupaten. 3. Peningkatan kapasitas SDM P3A dalam pengelolaan irigasi. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 292 kelompok terelisir sebanyak 8 kelompok, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 2,74 dengan kategori tidak berhasil. Faktor yang menyebabkan ketidakberhasilan indikator sasaran ini adalah alokasi dana yang ada hanya untuk 8 kelompok P3A. Upaya pemecahan terhadap permasalahan ini adalah terhadap P3A yang tidak mendapat kegiatan dari dinas tetap dipantau oleh Dinas. Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan dengan
kegiatan
Pelatihan
dan
bimbingan
pengoperasian
teknologi
pertanian/perkebunan tepat guna (Pendampingan WISMP) Pendampingan WISMP tahun 2011 ini bertujuan untuk memberdayakan petani pemakai
air
melalui
peningkatan
kelembagaan
(GP3A)
partisipasinya dalam pengelolaan air. Untuk realisasi pendampingan WISMP tahun 2011 meliputi : 1. Pemberdayaan P3A di 5 kelompok :
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
kemampuan
dan
a. P3A Tirtorato I, Santan, Jambidan, Banguntapan pada tanggal 14 September 2011. b. P3A Tirtorato II, Pugeran, Jambidan, Banguntapan pada tanggal 12 September 2011. c. P3A Sido Mulyo, Dukuh, Patalan, Jetis pada tanggal 8 September 2011. d. P3A Roso Manunggal, Gresik, Sumbermulyo, Bambanglipuro pada tanggal 6 April 2011. e. P3A Rukun Tani, Palaran, Tamanan, Banguntapan, pada tanggal 15 April 2011 2. SL-IKLIM di P3A Tirto Mulyo, Daerah Irigasi (DI) Tengah Gedongan, Bangunjiwo, Kasihan pada tanggal 1, 3, 8, 10, 15, 22, 24, 29 November dan 1, 6, 8, 13, 15, 20 Desember 2011. 3. Evaluasi kinerja usaha tani di P3A Tirto Mulyo I Tegalkisi, Sriharjo, Imogiri paada tanggal 15 Desember 2011 4. Evaluasi Kinerja Usaha Tani di P3A Tirto Rahayu I, Miri, Pendowoharjo, Sewon pada tagnggal 22 Desember 2011 5. Field-Day Sekolah Lapang di Kelp. Tani Madya, Jayan, Imogiri, pada tanggal 28 Desember 2011.
SASARAN 32 Meningkatnya sarana dan prasarana ekonomi antara lain pasar, terminal, jalan dan lain-lain. PENGUKURAN KINERJA No.
Sasaran Strategis
No
IndikatorKinerja
Target
Realisasi
(%)
Kategori
4
5
6
7
8
90%
95,710
104,3
Sangat
. 1
2
3
32.
Meningkatnya sarana
1.
Dan
prasarana
ekonomi antara lain
Prosentase
panjang
jaringan jalan beraspal dalam kondisi baik
pasar, terminal, jalan dan lain-lain.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Berhasil
2.
Prosentasi peningkatan penyediaan
-
-
-
-
20%
20%
100%
Sangat
simpul
transportasi 3
Prosentase keselamatan lalu lintas
Berhasil
(rambu) 4
Prosentase
20%
20%
100%
keselamatan lalu lintas
Sangat Berhasil
(marka) 5
Prosentase
-
-
-
-
Daya angkut angkutan
1.763.022
1.531.094
86,84
Sangat
umum
Set/Orang
Set/Orang
0,7%
0,29%
keselamatan lalu lintas (APPIL) 6
7
Load
Factor
penumpang
Berhasil 41,43
angkutan
Tidak Berhasil
umum 8
Jumlah TPA sampah
1
1
dengan systim sanitary
Unit
Unit
31,25%
20%
100
Sangat Berhasil
landfill 9
Kondisi
setiap
pasar
dalam keadaan baik
64%
Sangat Berhasil
Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = ( 6 x 92,5) /7 = 79,28 Capaian Sasaran (Kategori Tidak Berhasil) = ( 1 x 27,5) /7 = 3,93 Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 32 = 83,21
Pada sasaran 32 ( tiga puluh dua ) terdiri dari
(sembilan ) indikator , tetapi 2 (dua)
indikator sasaran pada tahun 2011 belum ada kegiatan untuk mengukur capaian indikator tersebut dan barauakan dilaksanakan pada tahun 2012 . Selanjutnya nilai rata-rata capaian sasaran pada sasaran ini sebesar 83,21 dengan kategori berhasil Adapun selengkapnya nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 32 (tiga puluh dua) sesuai hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Prosentase panjang jaringan jalan beraspal dalam kondisi baik. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 90% terealisir sebesar 95,710, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 104,3% dengan kategori sangat berhasil.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Keberhasilan inidikator sasaran ini dengan dilaksanakan melalui 1 Program dan 3 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program Rehab/Pemeliharaan jembatan dengan kegiatan antara lain : a. Rehabilitasi /pemeliharaan jalan. Bentuk dari kegiatan ini meliputi: Pemeliharaan jalan Kabupaten baik itu kondisi permukaan aspal maupun body jalan yang terbagi menjadi 21 ruas tersebar di 17 kecamatan dengan panjang mencapai 68,97 km. b. Rehabilitasi /pemeliharaan jalan (DAK dan DPPID). Bentuk dari kegiatan ini meliputi peningkatan jalan kabupaten sepanjang 19,30 km baik jalan kabupaten maupun jalan lingkungan. c. Rehabilitasi /Peningkatan jalan. Bentuk dari kegiatan ini meliputi peningkatan jalan baik jalan kabupaten di Bantul dan terealisir sepanjang 12,90 km. 2. Prosentas peningkatan penyediaan simpul transportasi . Pada tahun 2011 belum ada kegiatan untuk mengukur capaian indikator sasaran tersebut dan baru bisa dilaksanakan pada tahun 2012. 3. Prosentase keselamatan lalu lintas
(rambu lalu lintas ). Pada tahun 2011
mentargetkan sebesar 20% terealisir sebesar 20%, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 100% dengan kategori sangat berhasil . Nilai capaian ini diperoleh dari Jumlah rambu yang yang terpasang pada tahun 2011 sebanyak 159 buah dibanding dengan jumlah rambu yang dibutuhkan sebanyak 795 buah. Keberhasilan indikator sasaran ini didukung melalui 1 Program dan 1 Kegiatan . Program tersebut yaitu Program Pengamanan dan pengendalian Lalu Lintas dengan kegiatan Pengadaan rambu lalu lintas. Bentuk dari kegiatan adalah dengan melaksanakan pengadaan rambu lalu lintas sebanyak 159 unit yang meliputi 144 unit rambu lalu lintas dari 15 unit RPPJ. Tujuan dilaksanakan kegiatan ini adalah untuk memenuhi kebutuhan akan fasilitas kelengkapan jalan berupa rambu lalu lintas dan RPPJ dengan harapan akan
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
meminimalisir terjadinya kecelakaan lalu lintas yang pada akhirnya akan terwujud ketertiban, kelancaran, keamanan dan kenyamanan lalu lintas. Pada tahun 2011 lokasi pengadaan rambu lalu lintas meliputi : S3 Pasar Celep, S 3 Sanden, S 4 Kweden, S 4 Gerselo, S 3 Sindon, S 3 LP Pajangan, S 3 Tembi,S 4 Sudimoro,S 3 Botokenceng, S4 Pleret, S 4 Terong dan S 3 Mangunan. Sedangkan untuk RPJP lokasinya ada di Krebet sebanyak 6 titik, Mangunan 4 titik, Pajangan 2 titik, S 4 Pegadaian 1 titik, S 4 Gose 1 titik dan S 4 Ring Road Manding 1 titik. 4. Prosentase keselamatan lalu lintas (marka jalan ). Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 20% terealisir 20%, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 100% dengan kategori sangat berhasil. Nilai ini diperoleh dari Jumlah marka yang terpasang pada tahun 2011 sebanyak 868 marka jalan dibanding dengan jumlah marka yang dibutuhkan sebanyak 4340 marka jalan. Keberhasilan indikator sasaran ini didukung melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program tersebut yaitu
Program
Pengamanan dan pengendalian lalu lintas
dengan kegiatan Pengadaan marka jalan. Bentuk dari kegiatan ini adalah dengan melaksanakan pengadaan marka jalan sepanjang 868 m2 . Tujuan dilaksanakan kegiatan ini adalah untuk memenuhi kebutuhan akan fasilitas kelengkapan jalan berupa marka jalan dengan harapan akan dapat mengurangi terjadinya kecelakaan lalu lintas dan pada akhirnya terwujud ketertiban, kelancaran, keamanan dan kenyamanan lalu lintas. Pada tahun 2011 lokasi pelaksanaan pengadaan marka jalan meliputi: S3 Pasar Celep, S3 Sanden , TPR Parangtritis Depok S3 Tamantirto, S 4 Bangunjiwo, S 4 Bibis, S 3 Sindon, S 3 LP Pajangan, Jalan Karttini, S 4 Jonggrangan, S 3 Balai Desa Trirenggo, S 3 Ring Road (Nogosari) depan SD Manunggal 1 Bantul, TK Pembina Manding , Masjid Nur Rohman Jl. Parangtritis, TK Pembina Tembi, RS Nurhidayah Jl. Imogiri, SLB PGRI Trimulyo, SD Piring Sanden, SD Bonggalan Sanden, SD Bungkus Kretek.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
5. Prosentase keselamatan lalu lintas (APPIL). Pada tahun 2011 mentargetkan 20%. Tetapi pada tahun anggaran 2011 tidak dianggarkan karena keterbatasan anggaran. Upaya yang dilakukan adalah dengan mengusulkan pada tahun anggaran 2012. 6. Daya angkut angkutan umum. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 1.763.022 Seat/Tahun terealisir 1.531.094 Set/Tahun, maka nilai capain indikator sasaran ini sebesar 86,84% dengan kategori sangat berhasil. Faktor peghambat indikator sasaran ini sehingga tidak tercapai 100% karena pesatnya tingkat pertumbuhan kendaraan pribadi. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan ini adalah manajemen penataan dan pemerataan trayek angkutann umum
pada pusat-pusat kegiatan
yang belum tersentuh oleh angkutan umum. Keberhasilan indikator sasaran ini didukung melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program tersebut yaitu
Program Peningkatan pelayanan angkutan dengan
kegiatan Fasilitasi perijinan di bidang perhubungan . Bentuk kegiatan ini meliputi : pembinaan, pengendalian dan pengawasan manajemen penyelenggaraan kegiatan baik pelayanan angkutan umum, parkir maupun terminal. Kegiatan ini dengan tujuan untuk memberikan pelayanan kepada pengusaha angkutan umum dalam hal perijinan usaha angkutan dan ijin trayek disamping merupakan upaya akselerasi dalam rangka peningkatan penerimaan pendapatan dan retribusi sektor transportasi termasuk didalamnya retribusi ijin trayek. 7. Load Factor penumpang angkutan umum. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 0,7% teralisir 0,29 %, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 41,43% dengan kategori tidak berhasil. Nilai capaian ini diperoleh dari Jumlah penumpang pada tahun 2011 sebanyak 1.531.094 orang dibanding dengan Kapasitas sebanyak 5,321.700 orang. Faktor yang menghambat keberhasilan indikator sasaran ini adalah pesatnya tingkat pertumbuhan kendaraan pribadi. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
melakukan manajemen dan pemerataan trayek angkutan umum pada pusat-pusat kegiatan yang belum tersentuh oleh angkutan umum. Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program tersebut yaitu
Program Peningkatan pelayanan angkutan dengan kegiatan
Pengumpulan dan analisis data base pelayanan transportasi. Kegiatan ini diadakan dengan maksud melengkapi data base Dinas Perhubungan Kabupaten Bantul terkait dengan data base kajian kinerja lalu lintas dan kajian kinerja angkutan umum (load factor) . Kegiatan yang dilaksanakan adalah survey arus lalu lintas dan survey load factor. Survey arus lalu lintas bertujuan untuk mengetahui arus lalu lintas yang melintas di kota sehingga dapat digunakan untuk mengangkut tingkat V/C rasio kendaraan yang melintas di kota. Hasil kajian diharapkan dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam pengambilan kebijakan transportasi sehingga pada akhirnya dapat mewujudkan lalu lintas yang aman, tertib dan lancar. Sedangkan survey Load Factor bertujuan untuk mengetahui tingkat pelayanan angkutan umum yang beroperasi di Kabupaten Bantul. Hasil dari kajian ini diharapakan dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam menentukan angkutan umum yang tepat sehingga pada akhirnya terwujud ketertiban, kelancaran dan kelayakan angkutan umum di Kabupaten Bantul. 8. Jumlah TPA sampah dengan systim sanitary landfill. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 1 unit terealisir sebanyak 1 unit, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 100% dengan kategori sangat berhasil. Dukungan keberhasilan indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan.
Program tersebut yaitu Program Pengembangan kinerja pengelolaan
persampahan dengan kegiatan Kerjasama pengelolaan sampah antar daerah. Bentuk dari kegiatan ini adalah merupakan
kerjasama antara kabupaten/kota
(Kartamantul) dalam rangka penanganan sampah secara terpadu di wilayah Yogyakarta dengan sistim sanitary landfill (urug dengan tanah) yang berlokasi di Kecamatan Piyungan Bantul. Adapun dana operasional berasal dari sharing antara 3 kabupaten/kota.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
9. Kondisi setiap pasar dalam keadaan baik . Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 31,25% terealisir sebesar 20% , maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 64% dengan kategori cukup
berhasil. Realisasi capaian ini diperoleh dari data
kondisi pasar dalam keadaan baik sebanyak 6 Pasar dibagi dengan jumlah keseluruhan Pasar sebanyak 30 Pasar di Bantul. Realisasi indikator sasaran ini tidak tercapai 100% dikarenakan terbatasnya alokasi anggaran untuk melaksanakan rehabilitasi Pasar-Pasar. Indikator sasaran ini dilaksanakan
melalui 2 program dan 2 Kegiatan. Program
tersebut yaitu: 1) Program
Peningkatan
sarana
dan
prasarana
pasar
dengan
kegiatan
Pemeliharaan dan rehab pasar. Untuk mewujudkan kondisi pasar yang bersih, rapi dan menarik untuk dikunjungi, yang pada akhirnya masyarakat dapat lebih tertarik berbelanja di pasar tradisional, maka dibutuhkan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian secara terintegrasi. Berangkat dari kondisi pasar tradisional di Kabupaten Bantul saat ini, dari 30 pasar tradisional yang ada terbagi menjadi 3 jenis /klasifikasi pasar yaitu : 1. Pasar tradisional konvensional yang beroperasi pada pagi hari 2. Pasar Klithikan yang beroperasi dari siang hingga malam hari 3. Pasar kuliner yang beroperasi pada Sore hari (khus Pasar janten, Ngestiharjo) Maka dalam melaksanakan pengembangan masing-masing sesuai dengan karakteristik pasar tersebut. Dalam hal perencanaan pembangunan
dan
rehabilitasi fisik bangunan, maka harus ada kesesuaian antara biaya dan kontribusi pendapatan yang akan dihasilkan. Meskipun secara keseluruhan masing-masing tetap mendapatkan porsi biaya pemeliharaan bangunan dan sarana pasar lainnya. Biaya rehabilitasi pasar tradisional yang bersifat ringan selama ini dapat dilaksanakan secara swakelola oleh Kantor Pengelolaan Pasar Kabupaten Bantul, Sedang apabila diperlukan rehab berat yang memerlukan perencanaan
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
dan perhitungan yang meliputi beberapa aspek baik teknis maupun
social
ekonomis, maka dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum.
SASARAN 33 Meningkatnya unit-unit usaha industri kecil dengan mengoptimalkan penggunaan bahan baku lokal, inovasi produk , akses permodalan serta perluasan jangkauan pemasaran. PENGUKURAN KINERJA No.
Sasaran Strategis
No
IndikatorKinerja
Target
Realisasi
(%)
Kategori
3
4
5
6
7
8
1.
Fasilitasi dan pembinaan
38 Unit
61 Unit
160,52
Sangat
. 1 33.
2 Meningkatnya unit
usaha
kecil
unit-
unit usaha ber – TDI
industri
Berhasil
dengan
mengoptimalkan penggunaan baku produk
lokal,
bahan inovasi
,
akses
permodalan
serta
perluasan jangkauan pemasaran . 2.
Fasilitasi dan pembinaan
12 Unit
12 Unit
100
unit usaha ber –IUI 3
Berhasil
Fasilitasi dan pembinaan
12 Unit
125 Unit
1041,5
unit usaha ber – SIUP 4
Fasilitasi dan pembinaan
12 Unit
125 Unit
1041,5
Fasilitasi dan pembinaan
7
Peningkatan
Sangat Berhasil
12 Unit
14 Unit
116,6
unit usaha ber TDG 6
Sangat Berhasil
unit usaha ber TDP 5
Sangat
Sangat Berhasil
kapasitas
240
SDM UKM
Orang
Fasilitasi pembinaan IRT
60 Unit
240 Orang
100
Sangat Berhasil
25 Unit
41,66
Tidak Berhasil
8
Fasilitasi koperasi Hukum (BH)
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
peningkatan ber
Badan
8
15
Kopera
Koperasi
si
187,5
Sangat Berhasil
9
Meningkatnya penyerapan
87 Unit
120 Unit
137,93
modal UKM 10
Sangat Berhasil
Peningkatan
promosi
melalui pameran
8
8 Kegiatan
100
Kegiat
Sangat Berhasil
an 11
Peningkatan
kualitas
1
-
-
-
ketrampilan
30
-
-
-
4 Kegiatan
100
Sangat
pasar tradisional 12
Peningkatan pelaku
usaha
Orang
Eksport/pemasokan produk Eksport. 13
Monitoring Evaluasi dan pelaporan produk UMKM
pameran
4 Kegiat
Berhasil
an
Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = ( 10 x 92,5) / 11 = 84,00 Capaian Sasaran (Kategori Berhasil) = ( 1 x 27,5 ) /11 = 2,50 Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 33 = 86,50
Pada sasaran 33 ( tiga puluh tiga ) terdiri dari 13 (tiga belas ) indikator sasaran, tetapi 2 indikator sasaran belum terealisir baru bisa diukur pada tahun 2012. Selanjutnya nilai rata-rata capaian sasaran pada sasaran ini sebesar 86,50 dengan kategori Sangat berhasil. Adapun selengkapnya nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 33 (tiga puluh tiga) sesuai hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut: 1.
Fasilitasi dan pembinaan unit usaha ber – TDI. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 38 Unit terealisir sebanyak 61 Unit, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 160,25% dengan kategori sangat berhasil.
2.
Fasilitasi dan pembinaan unit usaha ber – IUI. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 12 Unit terealisir sebanyak 12 Unit, maka nlai capaian indikator sasaran ini sebesar 100% dengan kategori sangat berhasil.
3.
Fasilitasi dan pembinaan unit usaha ber – SIUP . Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 12 Unit terealisir sebanyak 125 Unit, maka nlai capaian indikator sasaran ini sebesar 1041% dengan kategori sangat berhasil.
4.
Fasilitasi dan pembinaan unit usaha ber – TDP. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 12 Unit terealisir sebanyak 125 Unit, maka nlai capaian indikator sasaran
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
ini sebesar 1041,5% dengan kategori sangat berhasil. 5.
Fasilitasi dan pembinaan unit usaha ber – TDG . Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 12 Unit terealisir sebanyak 14 Unit, maka nlai capaian indikator sasaran ini sebesar 116,6% dengan kategori sangat berhasil.
6.
Peningkatan kapasitas SDM UKM . Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 240 Orang terealisir sebanyak 240 Orang, maka nlai capaian indikator sasaran ini sebesar 100% dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran pada point 1 s/d 6 di atas karena terjalinnya kerjasama antar instansi terkait dan terjalinnya kerjasama yang baik antara pemerintah, swasta dan masyarakat (semua pemangku kepentingan).
7.
Fasilitasi peningkatan IRT . Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 60 Unit terealisir sebanyak 25 Unit, maka nlai capaian indikator sasaran ini sebesar 41,66% dengan kategori tidak berhasil.
8.
Fasilitasi Peningkatan Koperasi ber – BH. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 8 Kopersai terealisir sebanyak 15 Koperasi, maka nlai capaian indikator sasaran ini sebesar 187,5% dengan kategori sangat berhasil
9.
Meningkatnya penyerapan modal UKM. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 87 Unit terealisir sebanyak 120 Unit, maka nlai capaian indikator sasaran ini sebesar 137,93% dengan kategori sangat berhasil
10. Peningkatan promosi melalui pameran. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 8 Kegiatan terealisir sebanyak 8 Kegiatan, maka nlai capaian indikator sasaran ini sebesar 100% dengan kategori sangat berhasil . Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran pada point 8 s/d 10 di atas karena terjalinnya kerjasama antar instansi terkait dan terjalinnya kerjasama yang baik antara pemerintah, swasta dan masyarakat (semua pemangku kepentingan). 11. Peningkatan kualitas pasar tradisional. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 1 Unit tetapi tidak terealisir oleh karena
karena keterbatasan anggaran dan akan
diupayakan diusulkan pada kegiatan di tahun 2012. 12. Peningkatan ketrampilan pelaku usaha export/pemasokan prodak export. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 30 Orang tidak terealisir oleh karena karena
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
keterbatasan anggaran dan akan diupayakan diusulkan pada kegiatan di tahun 2012. 13. Monitoring evaluasi dan pelaporan pameran prodak UMKM. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 4 kegiatan terealisir 4 kegiatan, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 100% dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini
karena terjalinnya
kerjasama yang baik antar instansi terkait. Indikator sasaran pada point 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10 dan 13 di atas
dilaksanakan
melalui 4 Program dan 10 Kegiatan. Program tersebut yaitu: 1)
Program Penciptaan iklim usaha yang kondusif dengan kegiatan Fasilitasi pengembangan UKM. Kegiatan ini dalam bentuk memberikan fasilitasi untuk perijinan maupun peningkatan SDM dan penguatan kelembagan.
2)
Program Pengembangan sistim pendukung UMKM dengan kegiatan antara lain: a. Pemantauan pengelolaan pengunaan dana pemerintah bagi UMKM. Kegiatan ini dalam bentuk pemantauan dana bantuan pemerintah bagi UMKM (mengetahui perkembangannya). b. Penyelenggaraan pembinaan IRT dan IKM. Kegiatan ini dalam bentuk melaksanakan kegiatan pelatihan untuk memperoleh P-IRT. c. Penyelenggaraan promosi produk UMKM. Kegiatan ini dalam bentuk fasilitasi melalui pameran.
3)
Program peningkatan kualitas kelembagaan koperasi dengan kegiatan antara lain: a. Peningkatan sarana dan prasarana pendidikan perkoperasian. Kegiatan ini dalam bentuk memberikan pelatihan perkoperasian menuju Koperasi berbadan Hukum b. Pembinaan, pengawasan dan penghargaan koperasi. Kegiatan ini dalam bentuk melakukan penilaian koperasi. c. Penyebaran model-model koperasi. Kegiatan ini dengan tujuan untuk
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
penguatan kelembagaan koperasi. d. Pelatihan manajemen koperasi. Kegiatan ini dengan tujuan untuk penguatan kelembagaan koperasi.
4)
Program Peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri dengan kegiatan antara lain: a.
Fasiltasi kemudahan perijinan pengembangan usaha. Kegiatan ini dalam wujud memfasilitasi dalam kemudahan perijinan perdagangan.
b.
Peningkatan sistim dan jaringan informasi perdagangan. Kegiatan ini dengan
tujuan
unuk
meningkatkan
kualitas
dan
kelembagaan
perdagangan (pemasaran).
SASARAN 34 Meningkatnya jumlah desa wisata, desa budaya, peristiwa budaya , penghargaan budaya, kelompok kesenian. PENGUKURAN KINERJA No.
Sasaran Strategis
No
IndikatorKinerja
Target
Realisasi
(%)
Kategori
4
5
6
7
8
18
24 Desa
133,33
Sangat
. 1
2
3
34.
Meningkatnya jumlah
1.
desa
wisata,
budaya,
Jumlah Desa Wisata
desa
Desa
Berhasil
peristiwa
budaya, penghargaan budaya,
kelompok
kesenian. 2.
Jumlah peristiwa budaya
127
136 event
event
budaya
107,09
Sangat Berhasil
budaya 3
Jumlah
kelompok
kesenian Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = ( 3 x 92,5 ) /3 =92,5 Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 34 = 92,5
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
701
805
Klpk
Klpk
114.84
Sangat Berhasil
Pada sasaran 34 ( tiga puluh empat ) terdiri dari 3 (tiga) indikator sasaran dengan nilai rata-rata capaian sasaran sebesar 92,5 dengan kategori sangat berhasil. Adapun selengkapnya nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 34 (tiga
puluh
empat ) sesuai hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Jumlah desa wisata. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak
18 Desa wisata
terealisir 24 Desa Wisata, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 133,33% dengan kategori sangat berhasil. 2. Jumlah peristiwa budaya. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 127 event budaya terealisir 136 event budaya, maka nilai capaan indicator sasaran ini sebesar 107,09% dengan kategori sangat berhasil. 3. Jumlah kelompok kesenian. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 701 kelompok terealisir sebanyak 805 kelompok, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 114,84% dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan indicator sasaran pada point 1,2 dan 3 di atas adalah Intensifikasi fasilitasi dan komunikasi dengan pelaku seni budaya serta pemberdayaan Organisasi Seni Budaya di Kabupaten Bantul dalam menggerakkan minat masyarakat untuk melestarikan seni budaya daerah. Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 3 Program dan 3 Kegiatan. Program tersebut yaitu: 1) Program
Pengembangan Nilai Budaya dengan kegiatan Pelestarian dan
Aktualisasi Adat budaya Daerah. Kegiatan ini dalam bentuk pelaksanaan aktivitas seni budaya daerah dalam rangka mengapresiasi dan upaya pelestarian seni budaya masyarakat Kabupaten Bantul. Adapun wujud pelaksanaannya adalah dalam hal penyelenggaraan Gelar Kesenian Luar Daerah TMII Jakarta, Gelar Seni Budaya Yogyakarta TMII Jakarta, Pagelaran Wayang Kulit 2X,Pekan Pesona Bantul, Sarasehan Budaya, Festival Kesenian Tradisional (Karawitan) 17 Kec, Festival Dalang Cilik 1X, Festival Sendratari 1 X dan Verifikasi Kegiatan Seni Budaya 12Bln.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
2) Program Pengelolaan Kekayaan Budaya Daerah dengan kegiatan Fasilitasi Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Kekayaan Budaya. Kegiatan ini dalam bentuk fasilitasi penyelenggaraan aktivitas seni budaya masyarakat di Kabupaten Bantul . Dari target penyelenggaraan seni budaya masyarakat sebanyak 34 kali terealisir sebanyak 41 kali. 3)
Program
Pengelolaan
Keragaman
Budaya
dengan
kegiatan
Pengembangan Kesenian Dan Kebudayaan Daerah. Kegiatan ini dalam bentuk pelaksanaan seleksi seni budaya yang akan diikutsertakan dalam lomba dan festival seni budaya ke tingkat Propinsi dan Nasional. Ada 2 keg yang dilaksanakan yakni Gelar Seni Pertunjukan dan Parade Tari Nusantara. Dan untuk kategori Gelar Seni Pertunjukan , Tim Kesenian Kab Bantul berhasil menjadi Juara I dan mewakili Prop DIY ke Tingkat Nasional
SASARAN 35 Meningkatnya pengunjung jumlah obyek wisata PENGUKURAN KINERJA No.
Sasaran Strategis
No
IndikatorKinerja
Target
Realisasi
(%)
Kategori
3
4
5
6
7
8
1.
Meningkatnya kunjungan
1.496.
1.738.808
116.22
Sangat
111
Orang
. 1
2 Meningkatnya
35
wisata nusantara
mengunjung jumlah
Berhasil
Orang
obyek wisata 2.
Meningkatnya kunjungan
15.112
17.654
wisata mancanegara
Orang
Orang
116,23
Sangat Berhasil
Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = ( 2 x 92,5 ) /2 = 92,5 Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 35 = 92,5
Pada sasaran 35 ( tiga puluh lima ) terdiri dari 2 (dua) indikator sasaran dengan nilai rata-rata capaian sasaran sebesar 92,5 dengan kategori sangat berthasil. Adapun selengkapnya nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 35 (tiga puluh lima) sesuai hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut:
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
1. Meningkatnya kunjungan wisata nusantara. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 1.496.111 Orang terealisir sebanyak
1.738.808 Orang
, maka nilai
capaian indikator sasaran ini sebesar 116,22% dengan kategori sangat berhasil. 2. Meningkatnya kunjungan wisata mancanegara. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 15.112 Orang terealisir sebanyak 17.654 Orang, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 116,23% dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran pada point ini 6 dan 7 di atas antara lain: Peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan dan daya tarik destinasi wisata. Pengembangan
kawasan-kawasan
wisata
baru
sebagai
alternatif
tujuan
wisatawan. Ekstensifikasi promosi pariwisata melalui media massa dan pengembangan kerjasama dengan berbagai pemangku kepentingan dalam promosi pariwisata Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 2 Program dan 5 Kegiatan. Program tersebut yaitu: 1) Pengembangan Pemasaran Pariwisata dengan kegiatan Pelaksanaan Promosi Pariwisata Nusantara
di Dalam dan Luar Negeri. Kegiatan ini merupakan
pelaksanaan promosi pariwisata Kabupaten Bantul yang diwujudkan dalam bentuk : Java Promo, Travel Dialog 3X, Pameran Pariwisata 2X dan Penerbitan Bahan Promosi Calender Event dan Leaflet Wisata serta Pemilihan Putra-Putri Bantul 2011. 2) Program Pengembangan Destinasi Pariwisata dengan kegiatan antara lain: a. Pengembangan Obyek Pariwisata Unggulan . Kegiatan ini dalam bentuk penyelenggaraan event dan atraksi wisata dalam upaya meningkatkan daya tarik obyek wisata. Target penyelenggaraan event wisata sejumlah 6 kali dalam bentuk Pentas Seni dan Lomba Kreatifitas Seni dan terealisir sebanyak 11 Kali . b. Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan Destinasi
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Pariwisata. Kegiatan ini dalam bentuk pelaksanaan pelayanan bagi wisatawan di obyek wisata khususnya pada hari-hari besar seperti Lebaran, Natal, Suro dan Malam Tahun Baru, sehingga diharapkan selain dapat memberikan kenyamanan bagi wisatawan juga memberikan optimalisiasi terhadap pencapaian PAD dari sektor retribusi pariwisata. Dari target 3 Kali pelaksanaan terealisir 100%. c. Pemeliharaan Rutin/Berkala Sarana dan Prasarana Obyek Wisata. Kegiatan ini dalam bentuk pelaksanaan rehabilitasi sarana dan prasarana obyek wisata sehingga dapat meningkatkan kenyamanan dan pelayanan bagi wisatawan yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisata ke Kabupaten Bantul. d. Peningkatan Pelayanan Kepariwisataan. Kegiatan ini dalam bentuk pemberian pelayanan premi asuransi bagi pengunjung obyek wisata sehingga kenyamanan dan keamanan pengunjung obyek wisata terjamin oleh asuransi yang pada akhirnya dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan.
SASARAN 36 Meningkatnya jumlah investasi kepariwisataan PENGUKURAN KINERJA No.
Sasaran Strategis
No
IndikatorKinerja
Target
Realisasi
(%)
Kategori
4
5
6
7
8
Rp
Rp.
126,38
Sangat
investasi
4.221.
5.335.241.
kepariwisataan
457.30
250,00
. 1
2
3
36
Meningkatnya jumlah
1.
Naiknya PAD pariwisata
Berhasil
1,00 2.
Jumlah usaha pariwisata
5 unit
14 unit
280
Sangat Berhasil.
Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = ( 2 x92,5 ) / 2 = 92,5 Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 36 = 92,5
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Pada sasaran 36 ( tiga puluh enam ) terdiri dari 2 (dua) indikator sasaran dengan nilai rata-rata capaian sasaran sebesar 92,5 dengan kategori sangat berhasil. Adapun
selengkapnya nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 36 (tiga puluh
enam ) sesuai hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Naiknya PAD pariwisata. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak Rp.
Rp
4.221.457.301,00 terealisir Rp. 5.335.241.250,00, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 126,38% dengan kategori sangat berhasil.Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini antara lain: Optimalisasi kinerja SDM dalam pelayanan retribusi pariwisata. Peningkatan kapasitas pelayanan SDM Pelaku Pariwisata di Obyek Wisata Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui Program Kegiatan
2. Jumlah usaha pariwisata. Padatahun 2011 mentargetkan sebanyak 5 Unit terealisir sebanyak 14 Unit, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 280% dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini antara lain: Optimalisasi kinerja SDM dalam pelayanan retribusi pariwisata. Peningkatan kapasitas pelayanan SDM Pelaku Pariwisata di Obyek Wisata. Fasilitasi kemudahan dalam pelayanan investasi bidang pariwisata. Indikator sasaran pada point 1 dan 2 di atas dilaksanakan melalui 2 Program 3 Kegiatan. Program tersebut yaitu: 1) Program Pengembangan Destinasi Pariwisata dengan kegiatan Pengembangan Daerah Tujuan Wisata. Kegiatan ini dalam bentuk pembuatan Studi Potensi Desa Wisata Puton sebagai salah satu obyek wisata alternatif yang sedang berkembang di Kabupaten Bantul. Diharapkan dengan tersedianya Studi Potensi ini akan menjadi landasan utama dalam arah pengembangan Desa Wisata Puton ke depan sehingga dapat meningkatkan kunjungan wisatawan serta meningkatkan minat investasi di kawasan wisata. 2) Program Pengembangan Kemitraan dengan kegiatan antara lain: a. Pelaksanaan Koordinasi Pembangunan Kemitraan Pariwisata. Kegiatan ini LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
terwujud dalam bentuk fasilitasi koordinasi dan komunikasi dengan mitra (stakeholder) pariwisata dalam upaya pengembangan Desa-Desa Wisata serta pembuatan CD Desa Wisata sebagai alat dalam pengenalan potensi desa wisata. b. Pengembangan SDM dan Profesionalisme Bidang Pariwisata. Kegiatan ini dalam bentuk penyelenggaraan pelatihan-pelatihan bagi pelaku pariwisata khususnya Pokdarwis dan masyarakat di Obyek Wisata. Dari target pelatihan sebanyak 3 Kali terealisir 100% dan dilaksanakan di Desa Wisata Kebon Agung.
SASARAN 37 Berkembangnya kawasan APY, pantai selatan. PENGUKURAN KINERJA No.
Sasaran Strategis
No
IndikatorKinerja
Target
Realisasi
(%)
Kategori
3
4
5
6
7
8
1.
Pengembangan kawasan
3
5 Paket
166,67
Sangat
. 1 37
2 Berkembangnya kawasan APY, pantai
APY
Paket
Berhasil
selatan. 2.
Pengembangan kawasan pantai selatan
4
5 paket
125,00
Paket
Sangat Berhasil
Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = ( 2 x 92,5 ) /2 = 92,5 Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 37 = 92,5
Pada sasaran 37 ( tiga puluh tujuh ) terdiri dari 2 (dua) indikator sasaran dengan nilai rata-rata capaian sasaran sebesar 92,5 dengan kategori sangat berhasil. Adapun selengkapnya nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 37 (tiga puluh tujuh ) sesuai hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Pengembangan kawasan Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta (APY). Pada tahun
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
2011 mentargetkan sebanyak 3 paket terealisir 5 paket , maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 166,67% dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini adalah koordinasi secara intensif sehingga dapat menyelesaikan dan mengantisipasi masalah yang timbul dalam pembangaunan wilayah di wilayah aglomerasi perkotaan Yogyakarta. Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1
Program dan 1 Kegiatan. Program
tersebut yaitu Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang dengan kegiatan Koordinasi dan Fasilitasi pengendalian pemanfaatan Ruang Lintas Kabupaten/Kota. Kegiatan ini dengan melaksanakan koordinasi kawasan sehingga tersusun rencana penggunaan ruang kawasan aglomerasi perkotaan Yogyakarta dan terkoordinirnya pelaksanaan pembangunan insfrastruktur di aglomerasi perkotaan. 2. Pengembangan kawasan Pantai Selatan. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 4 paket terealisir 5 paket, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 125,00% dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini karena adanya sinkronisasi dan kolaborasi dengan stakeholder yang mempunyai komitment untuk pemanfatan inovasi dalam pembangunan. Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui Program Informasi. Kegiatan ini
Pengembangan data dan
diantaranya untuk fasilitasi forum SIDA, percepatan
pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui inovasi dengan melibatkan banyak pihak (Kementrian Ristek , DKP,LAPAN, PT dan masyarakat).
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
SASARAN 38 Meningkatnya ketrampilan pencaker PENGUKURAN KINERJA No.
Sasaran Strategis
No
IndikatorKinerja
Target
Realisasi
(%)
Kategori
4
5
6
7
8
720
588
31,5
Tidak
orang
orang
. 1
2
38.
Meningkatnya
3 1.
Pelatihan bagi pencaker
ketrampilan pencaker Capaian Sasaran (Kategori Tidak Berhasil)
Berhasil
= (1x27,5)/1 = 27,5
Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis = 27,5
Pada sasaran 38 ( tiga puluh delapan ) terdiri dari 1 (satu) indikator sasaran dengan nilai rata-rata capaian sasaran sebesar 27,5 dengan kategori tidak berhasil. Adapun
selengkapnya nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 38 (tiga puluh
delapan ) sesuai hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Pelatihan bagi pencaker. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 720 orang terealisir sebanyak 588 orang, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 31,5 dengan kategori tidak berhasil. Nilai
capaian ini diperoleh dari jumlah yang dilatih sebanyak 588 orang dibagi
dengan jumlah pencarikerja sebanyak 1.864 orang. Indikator sasaran ini nilai capaian tidak mencapai target oleh karena paket program yang ada masih terbatas untuk menjangkau masyarakat luas. Upaya pemecahan yaitu dengan menambah paket-paket pelatihan. Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan yaitu Program Peningkatan kualitas dan produktifitas tenaga kerja dengan kegiatan pendidikan dan pelatihan bagi pencari kerja (MTU dan Institusional). Bentuk kegiatan ini adalah dalam upaya untuk mengatasi masalah pengannguran adalah dengan meningkatkan keahlian, ketrampilan dan produktifitas kerja kerja bagi sumber daya manusia agar mampu mengolah potensi sumber daya alam di pedesaan dan mampu menciptakan
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
lapangan kerja baru secara mandiri / berwirausaha . Kegiatan ini dalam bentuk memberikan pelatihan secara Institusioanal di BLK .Selain di BLK mengingat bahwa sebagian besar angkatan kerja tinggal di pedesaan jauh dari pusat/BLK maka pelatihan dilaksanakan melalui Sistim Pelatihan Keliling (MTU) yaitu sistim pelatihan yang dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat secara optimal. Pelatihan ketrampilan Mobile Training Unit (MTU) berbasis masyarakat dan pelatihan Institusional berbasis kompetensi pada tahun 2011 telah diikuti sebanyak 588 orang . Pelatihan ini dilaksanakan guna menyiapkan tenaga terampil bagi pencari kerja agar memiliki daya saing dalam memasuki dunia kerja.
SASARAN 39 Meningkatnya lapangan pekerjaan PENGUKURAN KINERJA No.
Sasaran Strategis
No
IndikatorKinerja
Target
Realisasi
(%)
Kategori
4
5
6
7
8
480.500
505.786
70.7
Berhasil
orang
orang
2.000
2.164
38
Tidak
orang
orang
300
300 orang
. 1 39.
2 Meningkatnya
3 1
Jumlah angkatan kerja
lapangan pekerjaan 2
3
Penempatan tenaga kerja
Perluasan kerja
Berhasil 5.27
orang 4
Tingkat pengangguran
6.5%
Tidak Berhasil
5.8 %
5.8
Tidak Berhasil
5
Prosentase yang bekerja
93,5 %
94.2%
94.2
terhadap angkatan kerja
Sangat Berhasil
Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = (1 x 92,5 ) /5 = 16,5 Capaian Sasaran (Kategori Berhasil ) = (1 x 77,5 ) /5 = 15,5 Capaian Sasaran (Kategori Tidak Berhasil) = (3 x 27,5 ) /5 = 16,5 Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 39 = 48
Pada sasaran 39 ( tiga puluh sembilan ) terdiri dari 5 (lima) indikator sasaran dengan nilai rata-rata capaian sasaran sebesar 48 dengan kategori tidak berhasil.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Adapun
selengkapnya nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 39 (tiga puluh
sembilan ) sesuai hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Jumlah angkatan kerja. Pada tahun 2011 mentargetkan 480.500 orang terealisir 505.786, maka nilai capaian ini sebesar 70.7 % dengan kategori berhasil. Nilai capaian ini diperoleh dari Jumlah angkatan kerja sebanyak 505.786 dibagi dengan jumlah penduduk usia kerja sebanyak 715.260 orang. Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini adalah adanya perhatian yang tinggi terhadap pengurangan pengangguran dengan berbagai macam program/kegiatan. Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program Pengembangan data/informasi/statistik daerah dengan kegiatan penyusunan dan pengumpulan data. Kegiatan ini berupa pengumpulan data ketenagakerjaan yang diperoleh dari Desa-Desa dengan melakukan survey dan menyebar quisioner yang didisi oleh perangkat desa yang membidangi. Data yang dihasilkan berupa data ketenagakerjaan seperti penduduk, usia kerja, angkatan kerja , penganggur, jumlah yang bekerja dan sector lain. Data ini sebagai dasar pembuatan kebijaksanaan dan penentuan program dan kegiatan yang akan dilaksanakan. 2. Penempatan tenaga kerja. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 2.000 orang terealisir sebanyak 2.164 orang, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 38% dengan kategori tidak berhasil. Nilai capaian indicator sasaran ini diperoleh dari jumlah tenaga kerja yang ditempatkan sebanyak 2.164 orang dibagi dengan jumlah pencari kerja sebanyak 5.688 orang. Faktor penghambat ketidak berhasilan indikator sasaran ini antara lain : Lowongan kerja yang terbatas SDM pencari kerja kurang memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan pengguna. Upaya pemecahannya yaitu secara lebih aktif melakukan pencarian lowongan. Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
tersebut yaitu Program Peningkatan kesempatan kerja dengan kegiatan penempatan pencari kerja. Bentuk dari kegiatan ini adalah menempatkan pencari kerja melalui Antar Kerja Lokal (AKL) dan Antar Kerja Daerah (AKAD) dan Antar Kerja Antar Negara (AKAN)
dari
target jumlah yang akan ditempatkan sebanyak 2.000 orang
terealisir sebanyak 2.164 orang. 3. Perluasan kerja. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 300 orang terealisir 300 orang, maka nilai capaian ini sebesar 5.27 % dengan kategori tidak berhasil. Nilai capaian indikator sasaran ini diperoleh dari jumlah peserta program sebanyak 300 orang dibanding dengan jumlah pencari kerja sebanyak 5.688 orang. Faktor yang menghambat indikator sasaran ini sehingga tidak tercapai sesuai target adalah karena paket program yang ada masih terbatas. Upaya
pemecahannya
adalah
dengan
menambah
paket-paket
pelatihan/
pemberdayaan. Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program Peningkatan kesempatan kerja dengan kegiatan Perluasan kerja melalui padat karya, teknologi tepat guna (TTG), wira usaha baru(WUB). Kegiatan ini merupakan perwujudan upaya penciptaan lapangan kerja melalui kegiatan usaha yang produktif
yang berkelanjutan dengan mendayagunakan
sumber daya alam, sumber daya manusia serta terapan teknologi yang tepat guna sehingga tercipta dan terbentuk wirausaha baru . Pada tahun 2011 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi melalui Program peningkatan kesempatan kerja telah melaksanakan kegiatan antara lain: 1) Pengembangan
Kelembagaan Produktifitas dan pelatihan Kewirausahaan
berbasis masyarakat (WUB) di Desa Pleret dengan usaha penetasan itik tenaga surya, dengan sasaran
pencarai kerja minimal lulusan SLTP yang memiliki
minat, bakat dan motivasi yang tinggi untuk memasuki dunia usaha sebagai lapangan kerja utama, sebanyak 20 orang. 2) Pemberdayaan masyarakat melalui padat karya produktif.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Kegiatan ini dalam bentuk usaha pengembangbiakan
kambing PE di Desa
Panggungharjo, Usaha budidaya kan di Desa Pleret, usaha pengembangbiakan kambing PE di Desa Sendangsari, usaha budidaya kan di Desa Srimartani dan usaha pengembangbiakan kambing PE di Desa Wukirsari. Kegiatan ini dapat memberikan kontribusi dalam pengurangan pengangguran yaitu: Menciptakan lapangan pekerjaan sementara sebanyak 88 orang. Memberikan kesempatan usaha yang berkelanjutan sebanyak 20 orang. Menginvestasikan awal untuk pengembangan kelompok. Menumbuh kembangkan perekonomian di daerah sekitar lokasi kegiatan. Membangun
jiwa
gotong
royong
serta
membangun
dan
menumbuhkembangkan rasa kebersamaan. 3) Pemberdayan masyarakat melalui padat karya Infrastruktur dengan kegiatan usaha pembuatan bangket di Desa Pleret, usaha pembuatan jalan tembus di Desa Mangunan. 4) Penciptaan wira usaha baru melalui terapan teknologi tepatn guna dengan kegiatan usaha proses pengolahan kotoran ternak melalui Biogas di Desa Pleret. 5) Pemberdayan masyarakat melalui Lansia dan penyandang cacat di Desa Ngestiharjo Nitipuran. 4. Tingkat pengangguran. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 6.5% terealisir sebanyak 5.8 % maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 5.8 % dengan kategori tidak berhasil. Realisasi capaian ini diperoleh dari Jumlah pengangguran sebanyak 29.219 orang dibagi
dengan jumlah angkatan kerja sebanyak 505.786
orang. Indikator sasaran ini dilaksanakan melaui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program tersebut yaitu
Program Pengembangan data/ informasi/statistik daerah dengan
kegiatan penyusunan dan pengumpulan data statistik daerah. Kegiatan ini berupa pengumpulan data ketenagakerjaan yang diperoleh dari DesaDesa dengan melakukan survey dan menyebar quisioner yang didisi oleh perangkat
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
desa yang membidangi. Data yang dihasilkan berupa data ketenagakerjaan seperti penduduk, usia kerja, angkatan kerja , penganggur, jumlah yang bekerja dan sector lain. Data ini sebagai dasar pembuatan kebijaksanaan dan penentuan program dan kegiatan yang akan dilaksanakan. 5. Prosentase yang bekerja terhadap angkatan kerja. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 93.5 % terealisir sebesar 94.2%, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 94.2% dengan kategori sangat berhasil. Nilai capaian ini diperoleh dari Jumlah penduduk yang bekerja sebanyak 476.567 orang
dibagi dengan jumlah
penduduk angkatan kerja sebanyak 505.786 orang. Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini adalah adanya perhatian yang tinggi terhadap pengurangan pengangguran dengan berbagai macam program/kegiatan. Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan . Program tersebut yaitu Program Pengembangan data/informasi/statistik daerah. Kegiatan ini berupa pengumpulan data ketenagakerjaan yang diperoleh dari DesaDesa dengan melakukan survey dan menyebar quisioner yang didisi oleh perangkat desa yang membidangi. Data yang dihasilkan berupa data ketenagakerjaan seperti penduduk, usia kerja, angkatan kerja , penganggur, jumlah yang bekerja dan sector lain. Data ini sebagai dasar pembuatan kebijaksanaan dan penentuan program dan kegiatan yang akan dilaksanakan.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
SASARAN 40 Meningkatnya keamanan dan perlindungan tenaga kerja PENGUKURAN KINERJA No.
Sasaran Strategis
No
IndikatorKinerja
Target
Realisasi
(%)
Kategori
4
5
6
7
8
50
62
12.2
perusa
perusahaa
haan
n
163
172
perusa
perusahaa
haan
n
47%
47%
. 1
2
40.
3
Meningkatnya keamanan
1.
Jumlah Serikat Pekerja
dan
perlindungan tenaga
Tidak Berhasil
kerja
2.
Jumlah
Peraturan
Perusahaan
3
Jumlah Perjanjian Kerja
33.9
Berhasil
9.27
Bersama (PKB) 4
Jumlah
Tidak Berhasil
Lembaga
Kerjasama (LK) Bipartit
5
Tidak
Angka sengketa kerja per tahun
60
52
perusa
Perusaha
haan
an
75
185 kasus
10.25
Tidak Berhasil
100%
kasus
Sangat Berhasil
Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = ( 1 x 92,5 ) /5 = 18,5 Capaian Sasaran (Kategori Tidak BerhasilBerhasil) = ( 4 x 27,5 ) /5 = 22 Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 40 = 40,5
Pada sasaran 40 ( empat puluh) terdiri dari 5 (lima) indikator sasaran dengan nilai rata-rata capaian sasaran sebesar 40,5 dengan kategori tidak berhasil. Adapun selengkapnya nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 40 (empat puluh) sesuai hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Jumlah Serikat Pekerja. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 50 perusahaan terealisir sebanyak 62 perusahaan, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 12.2 % dengan kategori tidak berhasil. Realisasi capaian sasaran ini diperoleh dari Jumlah serikat pekerja sebanyak 50 perusahaan dibagi dengan jumlah perusahaan sebanyak 507 perusahaan.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Faktor yang menghambat ketidak berhasilan indikator sasaran ini karena perusahaan belum siap membentuk serikat pekerja (SP) Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program perlindungan pengembangan lembaga ketenaga kerjaan dengan kegiatan fasilitasi penyelesaian prosedur perlindungan hukum dan jaminan sosial ketanaga kerjaan. 2. Jumlah Peraturan Perusahaan. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 163 perusahaan terealisasi sebanyak 173 perusahaan, maka nilai capaian indikator ini sebesar 33.9 % dengan kategori tidak berhasil. Nilai capaian sebesar 33,9% ini diperoleh dari Jumlah peraturan perusahaan sebanyak 172 perusahaan dibagi dengan jumlah perusahaan sebanyak 507 perusahaan. Faktor yang menghambat ketidak berhasilan indikator sasaran ini karena perusahaan belum siap membentuk peraturan perusahaan (PP). 3. Jumlah Perjanjian Kerja Bersama (PKB). Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 47 perusahaan terealisir sebanyak 47 perusahaan, maka nilai capaian indikator ini sebesar 9.27 % dengan kategori tidak berhasil. Nilai capaian sasaran ini diperoleh dari Jumlah perjanjian kerja bersama sebanyak 47 perusahaan dibagi dengan jumlah perusahaan sebanyak 507 perusahaan. Faktor yang menghambat ketidak berhasilan indikator sasaran ini karena perusahaan belum siap membentuk perjanjian kerja bersama(PKB). 4. Jumlah Lembaga Kerjasama (LK) Bipartit. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 60 perusahaan terealisir sebanyak 52 perusahaan, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 10.25 % dengan kategori tidak berhasil. Nilai capaian sasaran ini diperoleh dari Jumlah lembaga kerjasama bipartit sebanyak 52 perusahan dibagi dengan jumlah perusahaan sebanyak 507 perusahaan. Faktor yang menghambat ketidak berhasilan indikator sasaran ini karena perusahaan belum siap membentuk Lembaga Kerjasama (LK) Bipartit.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Indikator sasaran pada point 1 s/d 4
dilaksanakan melalui 1 Program dan 1
Kegiatan. Program tersebut yaitu Program Perlindungan pengembangan lembaga ketenaga kerjaan dengan kegiatan fasilitasi penyelesaian prosedur perlindungan hukum dan jaminan sosial ketanaga kerjaan. Bentuk dari kegiatan ini antara lain: Penyuluhan dan fasilitasi pembentukan sarana Hubungan Industrial (HI), Peraturan Perusahaan (PP), Perjanjian Kerja Bersa (PKB),Serikat Pekerja (SP), Lembaga Kerjasama Bipartit (LK BIPARTIT), Koperasi Karyawan (KOPKAR). Tujuan dari kegiatan ini untuk meningkatkan pengetahuan pekerja dan pengusaha dan terlaksananya pembentukan PP, PKB, SP, LK BIPARTIT di perusahaan.
Kegiatan
ini
dengan
sasaran
perusahaan
yang
memiliki
PP/PKB/SP/LKS Bipartit/Koperasi Karyawan. Hasil dari kegiatan ini adalah terciptanya kepastian kedudukan, hak dan kewajiban pekerja dan pengusaha sehingga
tercapai
hubungan
industrial
yang
kondusif.
Pembinaan
dan
dilaksanakan dengan pendampingan di perusahaan-perusahaan. Pemeriksaan kasus Norma Kerja dan Norma K3. Pengawasan obyek K3. Peningkatan ketenaga
pengawasan
kerjaan
dengan
perlindungan keluaran
dan
fasilitasi
penegakan
hukum
masalah
kepada
perusahaan
untuk
memberikan jamsostek kepada pekerja. 5. Angka sengketa kerja per tahun. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 75 kasus terealisir sebanyak 185 kasus, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 100 % dengan kategori sangat berhasil. Nilai capaian sasaran ini diperoleh dari Jumlah kasus yang ditangani sebanyak 185 kasus dibagi dengan jumlah kasus sebanyak 185 kasus. Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini karena Komitmen yang tinggi dalam menangani perselisihan hubungan industrial. Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan . Program
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
tersebut yaitu Program Perlindungan pengembangan lembaga ketenaga kerjaan dengan kegiatan fasilitasi penyelesaian prosedur hubungan industrial. Bentuk dari kegiatan ini meliputi : Penyelesaian Hubungan Industrial (PHK) Bimtek Kelembagaan Hubungan Industrial. Pelatihan penyelesaian kasus di perusahaan. Sasaran kegiatan ini adalah perusahaan, tenaga kerja dan Serikat Pekerja/Serikat Buruh dengan tujuan meningkatkan keserasian hubungan kerja dan terwujudnya keadilan sehingga tercipta hubungan yang saling menguntungkan dan kondusif bagi pekerja dan pengusaha. Bentuk penyelesaian kasus Hubungan Industrial (PHI) dan Pemutusan Hubungan Kerja
(PHK) ini berupa mediasi untuk menyelesaikan semua pengaduan yang
masuk ke Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi apabila terjadi perselisihan hubungan industrial. Kasus perselisihan Hubungan Industrial / Pemutusan Hubungan Kerja ke Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi sebanyak 185 kasus.
SASARAN 41 Terjaminnya hak-hak pekerja PENGUKURAN KINERJA No.
Sasaran Strategis
No
IndikatorKinerja
Target
Realisasi
(%)
Kategori
4
5
6
7
8
19.000
18.956
60
Cukup
Orang
Orang
. 1
2
3
41.
Terjaminnya hak-hak
1.
Kepesertaan jamsostek
pekerja
Berhasil
Capaian Sasaran (Kategori Cukup Berhasil) = ( 1x62,5) / 1 = 62,5 Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 41 = 62,5
Pada sasaran 41 ( empat puluh satu ) terdiri dari 1 (satu) indikator sasaran dengan
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
nilai rata-rata capaian sasaran sebesar 62% dengan kategori cukup berhasil. Adapun selengkapnya nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 41 (empat puluh satu) sesuai hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Kepesertan jamsostek. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 19.000 orang terealisir sebanyak 18.956 orang, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 60% dengan kategori cukup berhasil. Nilai capaian ini diperoleh dari jumlah tenaga kerja yang terdaftar kepesertaan jamsostek sebanyak 18.956 orang dibagi dengan Jumlah pekerja sebanyak 31.576 orang. Faktor yang menghambat Indikator sasaran ini tidak memenuhi target dikarenakan perusahaan belum mampu memberikan subsidi jamsostek untuk pekerja dan sebagian perusahaan belum sadar terhadap perlindungan jamsostek. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan ini yaitu dengan memberikan kesadaran kepada pengusaha akan kewajibannya. Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui Program 1 Program dan 1 Kegiatan. Program
tersebut
yaitu
Program
Perlindungan
pengembangan
lembaga
ketenagakerjaan dengan kegiatan Fasilitasi penyelesaian prosedur perlindungan hukum dan jaminan sosial ketenaga kerjaan.
Bentuk dari kegiatan ini antara lain:
Penyuluhan dan fasilitasi pembentukan sarana Hubungan Industrial (HI), Peraturan Perusahaan (PP), Perjanjian Kerja Bersa (PKB),Serikat Pekerja (SP), Lembaga Kerjasama Bipartit (LK BIPARTIT), Koperasi Karyawan (KOPKAR). Tujuan dari kegiatan ini untuk meningkatkan pengetahuan pekerja dan pengusaha dan terlaksananya pembentukan PP, PKB, SP, LK BIPARTIT di perusahaan.
Kegiatan
ini
dengan
sasaran
perusahaan
yang
memiliki
PP/PKB/SP/LKS Bipartit/Koperasi Karyawan. Hasil dari kegiatan ini adalah terciptanya kepastian kedudukan, hak dan kewajiban pekerja dan pengusaha sehingga
tercapai
hubungan
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
industrial
yang
kondusif.
Pembinaan
dan
dilaksanakan dengan pendampingan di perusahaan-perusahaan. Pemeriksaan kasus Norma Kerja dan Norma K3. Pengawasan obyek K3. Peningkatan ketenaga
pengawasan
kerjaan
perlindungan
dengan
keluaran
dan
penegakan
hukum
kepada
perusahaan
fasilitasi
masalah untuk
memberikan jamsostek kepada pekerja.
SASARAN 42 Terciptanya penempatan transmigran PENGUKURAN KINERJA No.
Sasaran Strategis
No
IndikatorKinerja
Target
Realisasi
(%)
Kategori
8
. 1 42.
2
3
4
5
6
7
Terciptanya
1.
Jumlah transmigran yang
100 KK
75 KK
16.7
penempatan
ditempatkan
Tidak Berhasil
transmigran Capaian Sasaran (Kategori Tidak Berhasil) = ( 1 x 27,5 ) /1 ) = 27,5 Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 42
Pada sasaran 42 ( empat puluh dua ) terdiri dari 1 (satu) indikator sasaran dengan nilai rata-rata capaian sasaran sebesar 27,5 dengan kategori tidak berhasil. Adapun selengkapnya nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 42 (empat puluh dua ) sesuai hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Jumlah trnsmigran yang ditempatkan . Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 100 KK terealisir sebanyak 75 KK, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 16.7% dengan kategori tidak berhasil. Nilai capaian ini diperoleh dari jumlah transmigran yang ditempatkan sebanyak 75 KK dibagi dengan jumlah pendaftar sebanyak 447 KK. Faktor yang menyebabkan ketidak berhasilan indikator sasaran ini adalah adanya
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
pembatalan dari daerah penempatan yang disebabkan lokasi penempatan transmigrasi belum siap untuk ditempati. Upaya pemecahannya antara lain : MOU antar daerah lebih detail. Monitoring cek lokasi lebih diintensifkan. Indikator sasaran ini dilaksanlkan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program transmigrasi umum dengan kegiatan pengarahan dan penempatan transmigrasi. Bentuk kegiatan ini antara lain: Penyuluhan langsung dan tidak langsung. Penyuluhan langsung berupa pemutaran film, video dan pembinaan calon transmigran. Kegiatan penyuluhan ini dilaksanakan di tingkat Desa dan kecamatan dengan peserta dari tokoh masyarakat, aparat Desa, Posyantrans, PKK, masyarakat umum. Sedangkan pembinaan catrans dilaksanakan di Transito Transmigrasi Kabupaten Bantul. Selanjutnya penyuluhan tidak langsung berupa rapat koordinasi Desa dan siaran di Bantul Radio dan Radio Persatuan Bantul. Pendidikan dan pelatihan calon transmigran. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan catrans dengan memperhatikan usaha pokok dan pengembangan di daerah tujuan. Pemantapan transmigrasi. Selama tahun 2011 dilaksanakan koordinasi ke
Kementrian Nakertrans RI
(Ditjen P4T) di jakarta. Monitoring ke lokasi transmigrasi. Kegiatan ini meliputi penjajagan, pemberdayaan transmigrasi, ceking lokasi dan pengawalan. Penempatan Calon Transmigrasi Pada tahun 2011 dilaksanakan penampungan sebanyak 75 KK (272) jiwa. Penempatan Transmigran.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Untuk penempatan transmigrasi di awal tahun mentargetkan sebanyak 100 KK , tetapi dalam realisasinya hanya menempatkan sebanyak 75 KK. Penempatan tahun 2011 dengan lokasi sebagai berikut: Kabupaten Hiangbana, Kalimantan Tengah (5 KK). Kabupaten Dadaup, Kalimantan Tengah (5 KK). Kabupaten Puncak , Gorontalo (25 KK). Kabupaten Pohuwatu, Gorontalo (10 KK). Kabupaten Kerinci, Jambi (5 KK). Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat (5 KK). Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara (5 KK). Kabupaten Air Balui, Sumatera selatan (15 KK).
SASARAN 43 Menyatukan pemahaman program PUG dan perlindungan anak di semua lapisan masyarakat , organisasi pemerintahan dan lembaga kemasyarakatan. PENGUKURAN KINERJA No.
Sasaran Strategis
No
IndikatorKinerja
Target
Realisasi
(%)
Kategori
4
5
6
7
8
64,00
64,00%
100
Sangat
. 1 43.
2
3
Menyatukan
1.
pemahanan program PUG
Indeks
pembangunan
gender
%
Berhasil
dan
perlindungan anak di semua
lapisan
masyarakat
,
organisasi pemerintahan
dan
lembaga kemasyarakatan 2.
Penurunan terhadap perempuan
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
kekerasan anak
dan
5,00%
7,8%
156
Sangat Berhasil
3
Peningkatan
perempuan
8,90%
8,90%
100
dalam berbagai bidang.
Sangat Berhasil
Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = ( 3 x 92,5 ) /3 = 92,5 Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 43 = 92,5
Pada sasaran 43 ( empat puluh tiga ) terdiri dari 3 (tiga) indikator sasaran dengan nilai rata-rata capaian sasaran sebesar 92,5 dengan kategori sangat berhasil. Adapun selengkapnya nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 43 (empat puluh tiga ) sesuai hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Indeks pembangunan gender. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 64,00% terealisir 64,00%, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 100% dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini adalah adanya peran aktif perempuan dalam sektor publik. Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui tersebut yaitu
1 Program dan 1 kegiatan. Program
Program Penguatan kelembagaan pengarasutamaan gender dan
anak dengan kegiatan Penguatan kelembagaan pengarasutamaan gender gender dan anak. Kegiatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan peran, status dan kondisi perempuan agar dapat mencapai kemajuan yang setara dengan laki-laki serta meningkatkan wawasan masyarakat mengenai pembangunan berwawasan gender serta perlindungan anak. 2. Penurunan kekerasan terhadap
anak dan perempuan . Pada tahun 2011
mentargetkan sebesar 5,00% terealisir 7,8%, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 156% dengan kategori sangat berhasil. Nilai capaian ini diperoleh dari jumlah KDRT tahun 2011 sebanyak 59 kasus dan
jumlah KDRT tahun 2010
sebanyak 64 kasus . Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini adalah peningkatan sosialisasi. Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 kegiatan yaitu Program peningkatan kualitas hidup dan perlindungan perempuan dengan kegiatan
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Sosialisasi dan Advokasi Kebijakan Penghapusan buta aksara perempuan (PBAP). Kegiatan ini bertujuan agar masyarakat mau melaporkan KDRT yang dialaminya. Dan akan dilakukan upaya rehabilitasi bagi korban dengan melatih ketrampilan, mengupayakan bantuan modal usaha dan peralatan usaha, mengupayakan biaya pendidikan bagi anak-anaknya, diupayakan pengobatan bagi korban yang mengalami gangguan jiwa, bantuan pengobatan diupayakan bagi yang mengalami sakit fisik. Jumlah perempuan dan anak yang menjadi korban adalah jumlah kasus kekerasan yang dilaporkan dan tercatat. 3. Peningkatan perempuan dalam berbagai bidang. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 8,90% terealisir 8,90%, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 100% dengan kategori sangat berhasil. Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1
Program dan 1 kegiatan. Program
tersebut yaitu Program peningkatan peran serta dan kesetaraan gender dalam pembangunan dengan kegiatan Pembinaan Organisasi Perempuan. Kegiatan ini bertujuan untuk Peningkatan Intensitas Kegiatan Organisasi Perempuan
SASARAN 44 Meningkatnya partisipasi kompetensi ketrampilan organisasi pemerintah , masyarakat dan individu. PENGUKURAN KINERJA No.
Sasaran Strategis
No
IndikatorKinerja
Target
Realisasi
(%)
Kategori
4
5
6
7
8
75
75 Desa
100
Sangat
. 1 44.
2
3
Meningkatnya
1.
Pelatihan
ketrampilan
parttisipasi
usaha
kompetensi
masyarakat pedesaan
ketrampilan organisasi pemerintah, masyarakat
dan
individu
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
ekonomi
Desa
Berhasil
2.
Fasilitasi partisipasi dalam
jumlah masyarakat
75
75 Desa
100
Desa
Sangat Berhasil
pembangunan
desa 3
Jumlah diberikan
desa
yang
sosialisasi
75
75 Desa
100
Desa
Sangat Berhasil
peningkatan kualitas LKD Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = ( 3 x92,5 ) / 3 = 92,5 Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 44 = 92,5
Pada sasaran 44 ( empat puluh empat) terdiri dari 3 (tiga) indikator sasaran dengan nilai rata-rata capaian sasaran sebesar 92,5 dengan kategori sangat berhasil. Adapun selengkapnya nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 44 (empat puluh empat ) sesuai hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Pelatihan ketrampilan usaha ekonomi masyarakat pedesaan. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 75 Desa, terealisir 75 Desa, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 100% dengan kategori sangat berhasil. Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 kegiatan . Program tersebut yaitu kegiatan
Program
Pengembangan Lembaga ekonomi pedesaan dengan
Pelatihan ketrampilan
manajemen Badan Usaha Milik Desa (UED).
Bentuk dari kegiatan ini adalah dengan memberikan pelatihan pengelola Usaha Ekonomi Desa (UED) – SP . Peserta sebanyak 75 orang dari 75 Desa . 2. Fasilitasi partisipasi masyarakat dalam membangun desa. Pada tahun 2011 mentargetkan memfasilitasi di 75 Desa terealisir 75 Desa, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 100% dengan kategori sangat berhasil. Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program Peningkatan partisipasi dalam pembangunan desa dengan kegiatan Pembinaan kelompok masyarakat pembangunan Desa (Musrenbang Desa). Bentuk dari kegiatan ini adalah memfasilitasi terhadap program perencanaan pembangunan dari bawah yang diselenggarakan di 75 Desa yang selanjutnya bahan tersebut akan dimusyawarahkan lagi di tingkat kecamatan.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
3. Jumlah Desa yang diberikan sosialisasi peningkatan kualitas LKD. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 75 Desa terealisir 75 Desa, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 100% dengan kategori sangat berhasil Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan dengan kegiatan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat dan LKD. Bentuk dari kegiatan ini antara lain:
Melaksanakan sosialisasi kelembagaan dan perencanaan
Bulan Bhakti
Gotong Royong Masyarakat.
Rakor persiapan pelaksanaan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) dan HKG PKK dan HARGANAS di Desa Srimartani Kecamatan Piyungan.
Memberikan pembekalan secara tehnis kepada pengurus LPMD.
SASARAN 45 Meningkatnya kesejahteraan PMKS / tuna sosial serta tertanganinya korban NAPZA dan penduduk usia lanjut PENGUKURAN KINERJA No.
Sasaran Strategis
No
IndikatorKinerja
Target
Realisasi
(%)
Kategori
4
5
6
7
8
190
190 Orang
100
Sangat
. 1 45.
2
3
Meningkatnya
1.
kesejahteraan PMKS/tuna serta
Cakupan
layanan
bagi
Lanjut Usia (Lansia)
Orang
Berhasil
sosial
tertanganinya
korban NAPZA dan penduduk usia lanjut 2.
Cakupan
penanganan
para penyandang cacat 3
Peningkatan P4GN
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
penyuluhan
428
572 Orang
133,64
Orang 250 Orang
Sangat Berhasil
250 Orang
100
Sangat Berhasil
4
Peningkatan
program
3.000
3.000
BSK
anggota
Orang
Orang
25
100
untuk
100
Sangat Berhasil
masyarakat 5
Bimbingan mental sosial
400
bagi PMKS 6
Sangat Berhasil
Fasilitasi pembinaan anak
1.700
1.700
yatim
Orang
Orang
100
Sangat Berhasil
Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = ( 6 x 92,5 ) / 6 =92,5 Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 45 = 92,5
Pada sasaran 45 ( empat puluh lima ) terdiri dari
(enam) indikator sasaran dengan
nilai rata-rata capaian sasaran sebesar 92,5 dengan kategori sangat berhasil. Adapun selengkapnya nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 45 (empat puluh lima) sesuai hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Cakupan layanan bagi Lanjut Usia (Lansia). Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 190 Orang terealisir 100%. Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini adalah Tinggi semangat dan peran aktif Lansia potensial dalam melakukan kegiatan UEP dan UKS Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan . Program tersebut yaitu Program Pelayanan rehabilitasi
kesejahteraan sosial dengan
kegiatan Pemberdayaan lanjut usia potensial. 2. Cakupan penanganan para penyandang cacat. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 428 orang terealisir 572 orang, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 133,64 dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini adalah Tinggi semangat Penca untuk melaksanakan Usaha Sosial Ekonomis Produktif (USEP) dan mampu mandiri Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan . Program tersebut yaitu Program pembinaan para penyandang cacat dan ekstrauma dengan kegiatan pendayagunaan cacat dan ekstrauma. Bentuk dari kegiatan ini adalah dengan melaksanakan pendayagunaan para penca dan eks taruma adalah untuk memberikan motivasi kepada penyandang cacat untuk melaksanakan Usaha Sosial
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Ekonomis Produktif (USEP) dan mampu mandiri. Ketergantungan para penyandang cacat terhadap lingkungannya mulai dikikis, dan mereka dibekali dengan pengetahuan dan ketrampilan agar menjadi mandiri dan berdaya. Pada tahun 2011 telah dilaksanakan kegiatan tersebut terhadap 474 orang penyandang cacat di Kab. Bantul 3. Peningkatan penyuluhan P4GN. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 250 orang terealisir 250 orang, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 100% dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini adalah Adanya kesadaran dan peran aktif dari masyarakat, mantan pengguna maupun remaja dan pelajar sangat tinggi. Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan . Program tersebut yaitu Program Peningkatan Pemberantasan Penyakit Masyarakat dengan kegiatan Penyuluhan Pencegahan Peredaran/ Penggunaan Narkoba. 4. Peningkatan
program
BSK
untuk
anggota
masyarakat.
Pada
tahun
2011
mentargetkan sebanyak 3.000 orang terealisir 3.000 orang, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 100% dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini adalah animo masyarakat untuk memanfaatkan program BSK sangat tinggi. Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program Pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial dengan kegiatan pendampingan pelayanan BSK. 5. Bimbingan mental sosial bagi PMKS. Kegiatan ini baru terlaksana
pada tahap
tingkat pendataan / penjaringan kepada sebanyak 100 orang PMKS dan selanjutnya akan dilakukan pembinaan ketrampilan bagi PMKS dari hasil dari penjaringan tersebut. 6. Fasilitasi pembinaan anak yatim. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 1.500 orang terealisir 1.700 orang, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 113,33 % dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini adalah Semangat dan LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
partisapasi anak yatim sangat tinggi. Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program Pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial dengan kegiatan Fasilitasi Anak Yatim Piatu.
SASARAN 46 Meningkatnya kesejahteraan masyarakat khususnya masyarakat miskin PENGUKURAN KINERJA No.
Sasaran Strategis
No.
IndikatorKinerja
Target
Realisasi
(%)
Kategori
1
2
3
4
5
6
7
8
46.
Meningkatnya kesejahteraan
1.
13%
2,79%
21,46
masyarakat
khususnya
masyarakat miskin.
Tingkat
kemiskinan
turun 2.
Membaiknya
Berhasil Indek
0,2507 %
0,2445,
102,47
Gini 3
Tidak
Data base keluarga miskin
Sangat Berhasil
51
51
Skor
Skor nilai
100
Sangat Berhasil
nilai Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = ( 2 x 92,5 ) /2 = 92,5 Capaian Sasaran (Kategori Tidak Berhasil) = ( 1x 27,5 ) /1 = 27,5 Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 46 = 120
Pada sasaran 46 ( empat puluh enam) terdiri dari 3 (tiga) indikator sasaran dengan nilai rata-rata capaian sasaran sebesar 120 dengan kategori Sangat berhasil. Adapun selengkapnya nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 46 (empat puluh enam) sesuai hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Tingkat kemiskinan turun. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 13% terealisir 2,79%, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 21,46% dengan kategori tidak berhasil. Realisasi capaian ini diperoleh dari jumlah KK miskin tahun 2011 sebanyak 40.321 KK sedang pada tahun 2010 KK miskin sebanyak 41,480 KK, sehingga terjadi
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
penurunan sebanyak 1.159KK (2,79%). Faktor yang menghambat ketidak berhasilan indikator sasaran ini adalah adanya mindset dari masyarakat yang belum berubah sehingga pendataan belum optimal. Upaya yang harus dilakukan untuk pemecahan terhadap permasalahan tersebut adalah dengan merubah mindset masyarakat. Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 2 Program dan 3 Kegiatan . Program tersebut antara lain: 1) Program pemberdayaan fakir miskin, komunitas adat terpencil dan penyandang masalah kesejahteraan sosial lainnya dengan kegiatan Promosi hasil usaha GAKIN. Kegiatan ini guna membuka peluang pasar bagi produk-produk PEKM dan UPPKS. 2) Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan sosial dengan kegiatan antara lain: a. Pendampingan program layanan bagi keluarga miskin. Kegaiatan ini dalam rangka untuk meningkatkan Peserta KB Lestari. b. Jaring informasi riset Daerah. Kegiatan ini merupakan kegiatan
untuk
mendukung dan memfasilitasi kelancaran dalam perolehan data-data pencatatan dan pelaporan (Pelayanan
Kontrasepsi
)
pengendalian program KB dan PELKON serta
proses
aplikasi
pemutakhiran
kependudukan dan keluarga. Kegiatan ini diperuntukan bagi
data
koneksitas
jaringan internet bagi R/R on line berbasis web hingga level Kecamatan. 2. Membaiknya Indek Gini. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 0,2507 % terealisir 0,2445, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 102,47% dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini adalah karena pertumbuhan ekonomi terjadi pada sektor yang menyerap tenaga kerja banyak dan berpendapatan rendah seperti perdagangan, industri pengolahan dan jasa.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
3. Data base keluarga miskin . Pada tahun 2011 mentargetkan skor nilai 51 terelaisir 51 nilai nya, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 100% dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukukung keberhasilan penyusunan data base keluarga miskin adalah adanya partisipasi lini dilapangan. Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program tersebut yaitu
Program Pengembangan data/informasi/ statistik daerah dengan
kegiatan Penyusunan dan Pengumpulan data Statistik Daerah. Kegiatan ini bertujuan secara umum diperolehnya data basis keluarga miskin yang dapat memberikan gambaran cirri-ciri keluarga miskin Kabupaten Bantul yang dapat digunakan untuk penentuan prioritas sasaran berbagai intervensi pembangunan dalam rangka pengentasan kemiskinan dan secara khusus tersedianya data miskin secara by name by addres di setiap tingkatan wilayah RT, Dusun, Desa, Kecamatan sampai Kabupaten.
SASARAN 47 Meningkatnya kualitas keluarga PENGUKURAN KINERJA No.
Sasaran Strategis
No
IndikatorKinerja
Target
Realisasi
(%)
Kategori
4
5
6
7
8
3,2%
3,2%
100
. 1 47.
2 Meningkatnya
3 1.
kualitas keluarga
Prosentase dengan
keluarga
jumlah
anak
Sangat Berhasil
kurang dari 3 2.
Prosentase
keluarga
pra
sejahtera
dibandingkan
31,8%
41,22%
68,42
Cukup Berhasil
dengan
jumlah total keluarga Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = ( 1 x 92,5) /2 = 46,25 Capaian Sasaran (Kategori Cukup Berhasil) = ( 1 x 62,5) /2 = 31,25 Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 47 = 77,5
Pada sasaran 47 ( empat puluh tujuh ) terdiri dari 2 (dua) indikator sasaran dengan LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
nilai rata-rata capaian sasaran sebesar 77,5 dengan kategori berhasil. Adapun selengkapnya nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 47 (empat puluh tujuh) sesuai hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Prosentase keluarga dengan jumlah anak kurang dari 3. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 3,2% terealisir sebesar 3,2%, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 100% dengan kategori sangat berhasil. Realisasi capaian ini diperoleh dari jumlah jiwa pada tahun 2011 sebanyak 848.608 dibagi dengan jumlah keluarga pada tahun 2011 sebanyak 258.294 KK dikalikan 100% sehingga tercapai 3,2%. Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini dikarenakan adanya kesadaran untuk ber KB yang tinggi dan kemudahan mengakses alat komunikasi. Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 5 Program dan 6 Kegiatan . Program tersebut antara lain: 1) Program Keluarga Berencana dengan kegiatan antara lain: a. Pembinaan Keluarga Berencana. Bentuk dari kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan Peserta KB Lestari, melalui KB ini dapat mengendalikan jumlah kelahiran sehingga laju pertumbuhan penduduk dapat terkendali sehingga kesejahteraan keluarga dapat ditingkatkan. b. Pendampingan kegiatan HARGANAS XVI. Kegiatan ini bertujuan agar semua keluarag bisa ikut KB. 2) Program kesehatan reproduksi remaja dengan kegiatan Advokasi dan KIE Tentang Kesehatan Reproduksi Remaja. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman sikap dan perilaku positif remaja tentang kesehatan dan hak-hak reproduksi guna meningkatkan derajat kesehatan reproduksi serta mempersiapkan kehidupan keluarga dalam mendukung upaya peningkatan kualitas generasi mendatang. 3) Program Pelayanan Kontrasepsi dengan kegiatan Advokasi dan KIE Tentang Kesehatan Reproduksi Remaja. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman sikap dan perilaku positif remaja tentang kesehatan dan hak-hak reproduksi
guna
meningkatkan
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
derajat
kesehatan
reproduksi
serta
mempersiapkan kehidupan keluarga dalam mendukung upaya peningkatan kualitas generasi mendatang. 4) Program Penyiapan Tenaga Pendamping Kelompok Bina Keluarga dengan kegiatan Pengembangan ADITUKA (Asuhan Dini Tumbuh Kembang Anak). Kegiatan ini bertujuan untuk memberdayakan para kader penggiat di Kelompok Kegiatan (Poktan) yang ada di pedukuhan atau desa dengan sasaran utama pelatihan kader te Asuhan Dini Tumbuh Kembang Anak (Adituka). 5) Program Program Pengembangan Model Operasional BKB-Posyandu-PAUD dengan kegiatan
Fasilitasi kegiatan keterpaduan BKB-Posyandu-Padu.
Kegiatan ini menekankan koordinasi dan soliditas para kader penggiat di Kelompok Kegiatan (Poktan) yang ada di pedukuhan atau desa dengan sasaran utama keterpaduan kegiatan antara BKB-Posyandu dan PAUD termasuk di dalamnya pelatihan kader tentang Asuhan Dini Tumbuh Kembang Anak (Adituka). 2. Prosentase keluarga prasejahtera dibandingkan dengan jumlah total keluarga. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 31,58% terealisir sebesar 41,22% maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 69,47% dengan kategori cukup berhasil. Realisasi capaian sebesar 41,22% ini diperoleh dari jumlah keluarga pra sejahtera dan Sejahtera 1 pada tahun 2011 sebanyak 106.469 KK dibagi dengan jumlah KK pada tahun 2011 sebanyak 258.294 KK, sehingga hasilnya sebesar 41,22%. Pengukuran Indikator sasaran ini dimanfaatkan untuk mengukur banyaknya keluarga keluarga pra sejahtera dan sejahtera 1 yang ada di Kabupaten Bantul. Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program Penyediaan Data Keluarga dengan kegiatan Pemutakhiran data keluarga. Kegiatan ini dengan hasil diperolehnya Data kependudukan dan data keluarga. Dengan data base ini dimanfaatkan antara lain untuk penyusunan Jamkesda, program CDMK , SIDUGA( Sistem
kepesertaan
Informasi Kependudukan dan
Keluarga) serta peruntukan data sasaran bagi program-program pembangunan lainnya.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
SASARAN 48 Mantapnya penanganan bencana PENGUKURAN KINERJA No.
Sasaran Strategis
No
IndikatorKinerja
Target
Realisasi
(%)
Kategori
4
5
6
7
8
5
-
-
-
10
6
60%
Cukup
Unit
Unit
-
-
-
-
115
300 Orang
260,87
Sangat
. 1 48.
2
3
Mantapnya
1.
penanganan bencana
Peningkatan
relokasi
tanah longsor 2.
rumah
Penambahan
dan
pemeliharaan
sarana
Berhasil
prasarana dan peralatan evakuasi,
rambu
evakuasi. 3
Penambahan
rambu-
rambu bahaya, pengeras suara di sepanjang pantai dan togor EWS 4
Peningkatan kualitas SDM tenaga
penanggulangan
Orang
Berhasil
bencana Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = ( 1 x 92,5) /2 = 92,5 Capaian Sasaran (Kategori Cukup Berhasil) = ( 1 x 62,5) /2 = 31,25 Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 48 = 123,75
Pada sasaran 48 ( empat puluh delapan ) terdiri dari 4 (empat ) indikator, tetapi baru terealisir 2 indikator sasarankarena baru akan dilaksanakan di tahaun 2012. Selanjutnya sasaran 48 dengan nilai rata-rata capaian sasaran sebesar 123 dengan kategori sangat berhasil. Adapun selengkapnya nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 48 (empat puluh delapan) sesuai hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai beriku 1. Peningkatan relokasi tanah longsor . Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 5 rumah, tetapi indikator sasaran ini tidak terealisir dikarenakan anggaran yang dialokasikan dialihkan untuk kegiatan lain yang lebih prioritas. Upaya yang dilakukan adalah dengan mengusulkan di anggaran tahun 2012.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
2. Penambahan dan pemeliharaan sarana prasarana dan peralatan evakuasi, rambu evakuasi. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 10 Unit terealisir 6 Unit, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 60% dengan kategori cukup berhasil. Indikator sasaran ini tidak tercapai 100% dikarenakan dukungan anggaran yang terbatas. Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 2 Program dan 2 Kegiatan. Program tersebut antara lain: 1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran dengan kegiatan Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor. 2) Program Peningkatan sarana dan prasarana aparatur dengan kegiatan Pengadaan pakaian khusus. 3. Penambahan rambu-rambu bahaya, pengeras suara di sepanjang pantai dan togor EWS. Pada tahun 2011 belum ada kegiatan untuk mendukung indikator sasaran tersebut dan kegiatan baru akan dilaksanakan pada tahun 2012. 4. Peningkatan kualitas SDM tenaga penanggulangan bencana. Pada tahun 2011 melaksanakan diklat penanggulangan bencana dengan target sebanyak 115 orang terealisir sebanyak 300
orang, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar
260,87% dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan indicator sasaran ini karena ketersediaan anggaran dan adanya kebijakan Pemda. Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program
Peningkatan Sarana Prasarana Aparatur dengan kegiatan
Pendidikan dan Pelatihan . Kegiatan ini berupa pelatihan baik teori maupun praktek bagi Tim Penanggulangan Bencana seperti SAR, PBK dan TRC.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
SASARAN 49 Mantapanya pengelolaan sarana dan prasarana publik PENGUKURAN KINERJA No.
Sasaran Strategis
No
IndikatorKinerja
Target
Realisasi
(%)
Kategori
. 1 49.
2
3
4
5
6
7
8
Mantapnya
1.
Peningkatan jalur evakusi
2 km
1,8 km
90
Sangat
pengelolaan
sarana
Berhasil
dan prasarana publik 2.
Jumlah sarana evakuasi
1 Unit
-
-
-
Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = ( 1 x92,5) / 1 = 92,5 Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 49 = 92,5
Pada sasaran 49 ( empat puluh sembilan) terdiri dari 2 (dua) indikator sasaran, tetapi baru terealisir 1 indikator. Sedangkan 1 indikator sasaran belum ada kegiatan yang menunjang pengukuran indikator sasaran tersebut. Selanjutnya sasaran ini dengan nilai rata-rata capaian sasaran sebesar 92,5 dengan kategori sangat berhasil. Adapun selengkapnya nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 49 (empat puluh sembilan ) sesuai hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Peningkatan jalur evakuasi. Pada tahun 2011 mentargetkan sepanjang 2 km terealisir 1,8 km, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 90% dengan kategori sangat berhasil. Keberhasilan indikator sasaran ini didukung melalui 1 Program dan 1 Kegiatan. Program tersebut yaitu
Program Pembangunan insfrastruktur pedesaan dengan
kegiatan Pembangunan jalan dan jembatan pedesaan. Bentuk dari kegiatan ini antara lain: Pembangunan jalur evakuasi Donotirto – Tirtosari – Tirtomulyo (0,7 km). Pembangunan jalan Kuwaru – Poncosari (0,5 km). Pembangunan jalan Siluk I Kajor Selopamioro (0,6km). 2. Jumlah sarana evakuasi. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 1 unit tidak
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
terealisir
dikarenakan pada tahun 2011 belum ada kegiatan untuk menunjang
indikator tersebut.
SASARAN 50 Terwujudnya peningkatan pengelolaan SDA, perlindungan fungsi lingkungan dan keaneka ragaman hayati PENGUKURAN KINERJA No.
Sasaran Strategis
No
IndikatorKinerja
Target
Realisasi
(%)
Kategori
3
4
5
6
7
8
1.
Tingkat kerusakan akibat
7 Ha
9,60 Ha
137,14
. 1 50.
2 Terwujudnya peningkatan
penggalian
pengelolaan
SDA,
perlindungan
fungsi
lingkungan keaneka
dan
Sangat Berhasil
penambangan turun
dan ragaman
hayati 2.
Prosentase
jumlah
pengaduan
masyarkat
akibat
adanya
pencemaran perusakan
60%
100%
166,67
Sangat Berhasil
dugaan dan/atau
lingkungan
hidup yang ditindaklanjuti 3
Informasi
status
30%
59,95%
189,83
kerusakan lahan 4
Sangat Berhasil
Pencegahan pencemaran
60%
62,5%
104,16
udara dari sumber tidak
Sangat Berhasil
bergerak 5
Pencegahan pencemaran
40%
85,71%
214,28
air 6
Rasio
Sangat Berhasil
Ruang
Terbuka
25%
20,77%
83,08
Berhasil
Hijau per satu wilayah Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = ( 5 x 92,5 ) /6 = 77,08 Capaian Sasaran (Kategori Berhasil) = ( 1 x 77,5 ) /6 = 12,92 Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 50 = 90
Pada sasaran 50 ( lima puluh ) terdiri dari 6 (enam) indikator sasaran dengan nilai LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
rata-rata capaian sasaran sebesar 90 dengan kategori sangat berhasil. Adapun selengkapnya nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 50 (lima puluh) sesuai hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Tingkat kerusakan akibat penggalian dan penambangan turun. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 7 Ha terealisir sebesar 9,60 Ha, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 137,14% dengan kategori sangat berhasil.
Faktor yang mendukung berhasilan indikator sasaran ini adalah
meningkatnya
tingkat kesadaran pemerintah dan pengawasan , pengendalian dilaksanakan dengan baik Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 3 Kegiatan. Program
tersebut
yaitu
Program
Pembinaan
dan
Pengawasan
Bidang
Pertambangan dengan kegiatan antara lain: a. Sosialisasi Regulasi mengenai kegiatan penambangan Galian C. Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan tentang aturan yang berhubungan dengan penambangan galian C.
Sasaran kegiatan adalah penambang dan tokoh
masyarakat pemerintah desa serta kecamatan.
Narasumber pada kegiatan
sosialisasi ini berasal dari Satpol PP, Kejaksaan, Polres, dan BLH. Kegiatan ini meliputi 14 kali pelaksanaan sosialisasi di kecamatan kecuali Dlingo, Srandakan, dan Bambanglipuro. b. Monitoring dan pengendalian kegiatan penambangan bahan Galian C. Kegiatan ini bertujuan untuk memantau dan mengendalikan kegiatan khususnya penambangan galian C, tetapi termasuk juga pengendalian bangunan di sepadan jaringan irigasi.
Monitoring dilaksanakan di seluruh kecamatan di Kabupaten
Bantul dengan melibatkan Badan Lingkungan Hidup, Satpol PP, dan Polres. Monitoring dapat menurunkan kegiatan penambangan si daerah terlarang terutama di hulu-hilir bangunan vital misalnya jembatan dan groundsill, walaupun belum dapat menghilangkan sama sekali penambangan di daerah terlarang. Monitoring dapat mendukung pengurangan kerusakan lahan di Kabupaten Bantul.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
c. Koordinasi dan pendataan tentang hasil produksi di bidang pertambangan. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memperoleh data hasil tambang (galian C) di Kabupaten Bantul.
Kegiatan ini dengan sasaran
17 kecamatan .
Dari
kegiatan ini diperoleh data produksi tambang sekabupaten Bantul. dari Kegiatan ini diperoleh data jumlah produksi pasir/krikil/krakal sejumlah 241.831 m-3, batubata 14.239,4 m-3, batu putih 16.834 m-3 dan tanah liat 3.832 m-3 dan phospat 300 m-3 2. Prosentase jumlah pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran dan/ atau perusakan lingkungan hidup yang ditindak lanjuti. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 60% terealisir 100%, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 166,67% dengan kategori sangat berhasil. Realisasi capaian sebesar 100% diperoleh dari Jumlah pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup yang ditindaklanjuti pada tahun 2011 sebanyak 21 pengaduan dibagi dengan Jumlah pengaduan yang diterima instansi lingkungan hidup pada kurun waktu 1 tahun sebanyak 21 pengaduan, sehingga realisasi capaian sebesar 100%. Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 6 Program dan 6 Kegiatan. Program tersebut antara lain: 1) Program Pengendalian pencemaran dan perusakan LH dengan kegiatan Fasilitasi penyelesaian sengketa LH. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan ketaatan masyarakat akan aturan hukum yang ada serta kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan sekitar serta toleransi antar warga masyarakat. 2) Program Pengendalian pencemaran dan kerusakan Lingkungan Hidup dengan kegiatan Pengkajian dampak lingkungan (WASDAL RIG). Kegiatan ini bertujuan untuk mengendalikan dampak lingkungan akibat dari kegiatan usaha. Wujud dari kegiatan ini adalah terpantaunya RIG di 150 Unit Usaha. 3) Program Pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup dengan kegiatan Monitoring, evaluasi dan pelaporan dokumen pengelolaan
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
lingkungan hidup. Kegiatan ini untuk pemantauan dokumen pengelolaan lingkungan hidup sebanyak 13 dokumen. 4) Program Pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup dengan kegiatan Penyusunan kebijakan pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup . Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kepatuhan pelaku pembangunan lingkungan dan menurunnya pencemaran lingkungan. Hasil dari kegiatan ini adalah tessusunnya draft Perbup serta sosialisasi Perda pengelolaan air lmbah. 5) Program Pengembangan kinerja pengelolaan persampahan dengan kegiatan Penyusunan laporan periodik per bulan sampah harian. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui jumlah timbunan samapah, volume samaph yang tertangani dan kelompok masyarakat yang mengelola sampah. Hasil dari kegiatan ini
adalah buku laporan volume sampah sebanyak 10
Eksemplar. 6) Program Pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup dengan kegiatan Peringatan hari lingkungan hidup. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kepedulian warga masyarakat dan sekolah akan pentingnya manfaat menanam pohon untuk melestarikan lingkungan dimasa mendatang. Hasil dari kegiatan ini adalah dengan mengadakan lomba karya tulis , puisi, upacara bendera dan menanam pohon di lahan kritis. 3. Informasi status kerusakan lahan. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 30% terealisir sebesar 59,95%, maka nlai capaian indikator sasaran ini sebesar 189,33% dengan kategori sangat berhasil. Realisasi capaian sebesar 59,95% diperoleh dari luas lahan yang seluas 8666,76 Ha diperuntukkan
untuk produksi Biomassa, baru seluas 5207,31 Ha dapat
diinformasikan status kerusakan lahan /tanah untuk produksi Biomassa Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 7 Program dan 7 Kegiatan. Program tersebut yaitu : 1) Program Perlidungan dan konservasi SDA dengan kegiatan Pengendalian
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
kerusakan hutan dan lahan. Kegiatan ini bertujuan untuk menguji kualitas tanah ( 1 kali ) dan tersusunnya laporan sebanayk 3 Eksemplar. 2) Program Peningkatan pengendalaian polusi dengan kegiatan Pembuatan taman hijau ( perluasan ruang terbuka hijau ). Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan luasan ruang terbuka hijau dengan pembuatan taman hijau di kompleks perkantoran Pemda II. 3) Program perlindungan dan konservasi SDA
dengan kegiatan Pengelolaan
keaneka ragaman hayati. Kegiatan ini untuk menyusun buku keaneka ragaman hayati sebanyak 10 Eksemplar. 4) Program Peningkatan kualitas dan akses informasi SDA
dan LH dengan
kegiatan Pengembangan data dan informasi lingkungan (pemantauan kualitas tanah) . Kegiatan ini untuk meningkatkan data kualitas LH dengan pembelian 5 unit komputer dekstop serta 1 set alat penguji kualitas tanah. 5) Program perlindungan dan konservasi SDA dengan kegiatan Peingkatan peran serta masyarakat dalam perlindungan dan konservasi SDA (KALPATARU). Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan peran serta masyarakat
dalam
pengelolaan SDA dan peningkatan prestasi pelestari lingkungan dengan hasil kelompok tani Raharjo Juara I tingkat Propinsi sebagai penyelamat lingkungan. 6) Program Peningkatan kualitas dan akses informasi dan LH dengan kegiatan Pendampingan lomba kampung hijau . Kegiatan ini bertujuan untuk mendorong para pemangku kepentingan memahami dan mewujudkan kampung hijau serta meningkatkan kinerja pemerintahan desa dan partisipasi masyarakat dalam menerapkan pelestarian fungsi lingkungan dalam segala aspek kehidupan di lingkungan tempat tinggal. Dalam kegiatan ini terpilih Dusun Gatak Tamantirto Kasihan sebagai peringkat 1. 7) Program Perlindungan dan konservasi SDA dengan kegiatan Koordinasi peningkatan pengelolaan kawasan konservasi . Kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi genangan air aliran pemukiman, menambah tampungan air serta peningkatan lokasi cadangan sumber daya air. Hasl dari kegiatan ini adalah pembangunan 110 sumur resapan di 9 Kecamatan.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
4. Pencegahan pencemaran udara dari sumber tidak bergerak. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 60% terealisir sebesar 62,5%, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 109,33% dengan kategori sangat berhasil. Realisasi capaian ini diperoleh dari 8 usaha,
baru 5 usaha yang memenuhi
persyaratan administrasi dan tehnis. Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 6 Program dan 6 Kegiatan. Program tersebut yaitu: 1) Program Pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup. Kegiatan ini bertujuan untuk memantau kualtas udara ambient sumber pencemaran industri dalam mendukung SPM . Hasil dari kegiatan ini adalah terpantaunya kualitas udara di 6 titik. 2) Program Pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup dengan kegiatan Koordinasi penilaian kota sehat (ADIPURA). Kegiatan ini bertujuan untuk mewujudkan kota yang bersih dan sehat dengan cara melakukan koordinasi dan pemantauan di titik pantau penilaian kota sehat adipura. 3) Program Pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup dengan kegiatan Pemantauan kualitas lingkungan (penerapan manajemen limbah industri hasil tembakau dan kawasan tanpa asap rokok/cukai. Hasil dari kegiatan ini adalah terpantaunya kualitas lingkungan di 3 industri rokok, pembangunan tempat merokok dan terlaksananya pengujian kulitas tanah di 3 titik ,udara di 12 titik dan air di 18 titik. 4) Program Pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup dengan kegiatan Pengembangan produksi ramah lingkungan (pembuatan teknologi biogas). Kegiatan ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah kotoran ternak sapi menjadi energy alternatif. Hasil dari kegiatan ini adalah pembangunan IPAL biogas sebanyak 11 Unit dengan rincian untuk Kecamatan Srandakan sebanyak 4 unit, untuk Kecamatan Imogiri sebanyak 3 unit, untuk Kecamatan Pleret seba.nyak 2 unit dan untuk Kecamatan Piyungan sebanyak 2 Unit . 5) Program kualitas dan akses informasi SDA dan LH
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
dengan kegiatan
Penyusunan data SDA dan Neraca Sumber Daya Hutan (NSDH) Nasional dan Daerah (LSLHD) dengan kegiatan . Kegiatan ini dengan hasil tersusunnya draft Lapora Status Lingkungan Hidup Daerah (LSLHD). 6) Program Peningkatan pengendalian pollusi dengan kegiatan Pengadaan sarana dan prasarana pemantauan kualitas udara . Kegiatan ini dalam rangka untuk meningkatkan data kulitas LH dan pencapaian SPM berupa pembelian 1 set alat pemantau kualitas udara ambient. 5. Pencegahan pencemaran air. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 40% terealisir 85,71%, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 214,28% dengan kategori sangat berhasil. Realisasi capaian sebesar 85,71% diperoleh dari 7 unit usaha, baru ada 6 unit usaha yang memenuhi persyaratan adminstrasi dan tehnis. Indikator sasaran tersebut
dilaksanakan melalui
5 Program dan 5 Kegiatan.
Program tersebut yaitu: 1) Program Pengendalian dan pencemaran lingkugan hidup dengan kegiatan Koordinasi pengelolaan prokasih/superkasih. Kegiatan ini bertujuan untuk emantauan kulitas air sungai dan SPM. Kegiatan ini berupa pengadaan reagen kimia, pengujian kualitas air sungai sebanyak (1 kali di 5 sungai di 15 titik), tersusunnya buku laporan kualitas air sebanyak 6 eksemplar serta monitoring sumber penecemaran. 2) Program pengembangan kinerja pengelolaan persampahan dengan kegiatan Bimbingan tehnis persampahan. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat dalam pengelolaan sampah. Wujud dari kegiatan ini adalah dengan melaksanakan bimbingan pengelolaan sampah untuk 235 peserta di 5 Kecamatan. 3) Program Pengembangan kinerja pengelolaan persampahan dengan kegiatan Penyediaan sarana dan prasarana persampahan. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengelolaan sampah berbasis masyarakat dengan prinsip 3R. Wujud dari kegiatan ini adalah pengadan 3.484 unit tong sampah dan 331 unit komposter yang telah dibagikan di 17 Kecamatan.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
4) Program Pengembangan kinerja pengelolaan persampahan dengan kegiatan Peningkatan operasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana persampahan . Kegiatan ini beujuan untuk meningkatakan sarana dan prasarana persampahan berupa pengadaan 25 unit gerobak sampah untuk 25 kelompok pengelola sampah
dan 5 unit mesin pencacah sampah organik untuk 5 kelompok
pengelola sampah. 5) Program Peningkatan kualitas dan akses informasi SDA dan LH dengan kegiatan
Peningkatan
edukasi
dan
komunkasi
di
bidang
lingkungan
(pendampingan sekolah berwawasan lingkungan). Kegiatan ini bertujuan untuk mewujudkan dan meningkatkan prestasi sekolah berwawasan lingkungan. Hasil dari kegiatan ini adalah SMPN 1 Banguntapan sebagai juara I Tingkat Propinsi, SMAN Kasihan sebagai juara II Tingkat Propinsi, SDN Bantul Manunggal sebagai juara III Tingkat Propinsi dan Pondok Pesantren Al Imdad Pndak sebagai juara I Tingkat Propinsi. 6. Rasio ruang terbuka hijau persatu wilayah. Pada tahun 2011 mentargetkan seluas 25% terealisir seluas 20,77 %, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 83,08% dengan kategori berhasil. Realisasi capaian ini diperoleh dari Luas ruang terbuka hijau seluas 5.243,55 m2 dibagi luas wilayah ber HPL/HGB seluas 2.524.106 m2.
SASARAN 51 Terkelolanya Sumberdaya hutan PENGUKURAN KINERJA No.
Sasaran Strategis
No
IndikatorKinerja
Target
Realisasi
(%)
Kategori
4
5
6
7
8
17
17 Kec.
100
Sangat
. 1 51.
2 Terkelolanya Sumberdaya hutan
3 1.
Pencegahan pengendalian
dan kerusakan
hutan dan lahan Capaian Sasaran (Kategori Sangat Berhasil) = ( 1 x 92,5) /1 = 92,5 Total Capaian Sasaran untuk sasaran strategis 50 = 92,5
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Kec.
Berhasil
Pada sasaran 51 ( lima puluh satu ) terdiri dari 1 (satu) indikator sasaran dengan nilai rata-rata capaian sasaran sebesar 92,5 dengan kategori sangat berhasil. Adapun
selengkapnya nilai capaian indikator sasaran pada sasaran 51 (lima puluh
satu) sesuai hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Pencegahan dan pengendalian kerusakan hutan dan lahan. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 17 Kecamatan terealisir 17 Kecamatan, maka nilai capaian indikator sasaran ini dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini adalah dukungan SDM, Dana, Juknis dan partisipasi masyarakat. Indikator sasaran ini dilaksanakan melalui 1 Program dan 3 Kegiatan. Program tersebut yaitu Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan dengan kegiatan antara lain: a.
Pembinaan, pengendalian dan pengawasan gerakan rehabilitasi hutan dan lahan (DAK Bidang Kehutanan). Kegiatan ini dalam bentuk : 1) Pembuatan hutan rakyat di 11 kelompok tani antara lain Kelompok Tani Makmur, Grogol VIII, Parangtritis, Kretek (25 Ha), Kelompok Tani Mulyo, Jalakan, Ciren, Triharjo, Pandak (20 Ha),Kelompok Ngudi Lestari, Kaliberot, Argomulyo, Sedayu (20 Ha),Kelompok Ngudi Rejo, Banyusurip, Girirejo, Imogiri (15 Ha),Kelompok Sedyo Makmur, Kajor Kulon, Selopamioro, Imogiri (15 Ha),Kelompok Kitri Dadi, Geger Kuning, Seloharjo, Pundong (15 Ha),Kelompok
Ngudi
Ha),Kelompok
Sido
Luwih, Kumpul,
Cengkehan, Lanteng
I,
Wukirsari,
Imogiri
(25
Selomaioro,
Imogiri
(15
Ha),Kelompok Tani Manunggal, Duwet Gentong, Srimulyo, Piyungan (25 Ha),Kelompok Brewu, Krebet, Guwosari, Pajangan (15 Ha),Kelompok Suka Makmur, Bongsing, Guwosari, Pajangan (15 Ha) 2) Pembuatan Gully plug dengan kelompok antara lain Kelompok Rukun Sentosa, Kedungrejo, Wonolelo, Pleret (1 unit), Kelompok Tepat Rejo, Jetis,
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Selopamioro, Imogiri (1 unit),Kelompok Sumber Waras, Soka, Seloharjo, Pundong (2 unit),Kelompok Tani Maju, Mojosari, Srimartani, Piyungan (1 unit),Pembuatan sumur resapan,Kelompok Ngudi Makmur, Umbulsari, Srimartani, Piyungan (5 unit),Kelompok Rukun Manunggal, Nogosari II, Wukirsari, Imogiri (6 Unit),Kelompok Tani Murwat, Jolosutro, Srimulyo, Piyungan (5 unit),Pengkayaan hutan pantai ,Kelompok Lestari,Poncoasri, Srandakan (5 Ha) 3) Pembuatan hutan pantai terdiri dari Kelompok Empat Lima, Depok, Parangtritis, Kretek (15 Ha),Kelompok Ngalangsari, Grogol IX, Parangtritis, Kretek (10 Ha),Kelompok Eka Lestari, Cangkring, Poncosari, Srandakan (10 Ha),Kelompok Pemuda-Pemudi Baros, Baros, Tirtoharjo, Kretek (5 Ha). 4) Pembuatan embung air terdiri dariKelompok Tani Maju, Semuten, Jatimulyo, Dlingo (1 unit),Kelompok Akur, Kayuberit, Terong II, Terong, Dlingo (1 Unit) Kendala yang dihadapi Pengetahuan SDM kelompok tani tentang administrasi dan pelaporan kegiatan serta teknis kegiatan masih kurang. Sehingga diperlukan pendampingan dan pelatihan petani. b.
Peningkatan pemanfaatan lahan bawah tegak hutan dan rehabilitasi hutan dan lahan. Bentuk Kegiatan ini antara lain: Pengadaan bibit tanaman penghijauan lingkungan sebanyak 8.250 batang Peningkatan pemanfaatan lahan bawah tegakan untuk demplot rehabilitasi teras seluas 3 Ha di blok Dangwesi/Pancuran, Terong, Dlingo.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Dengan telah dilaksanakan pengukuran kinerja sasaran beserta simpulan rata-rata sesuai dengan “Metode rata-rata data kelompok” , maka hasil penyimpulan sasaran untuk capaian masing-masing sasaran dapat dijelaskan sasaran sebagai berikut: Skala Pengukuran Ordinal
Capaian Kinerja
Sasaran
No
Sangat Berhasil Di atas 85
1.
Meningkatnya dan
kapasitas
profesionalisme
Aparat
Berhasil 70 s.d. 85
Berhasil
81,36
Pemerintah
Daerah dan Desa serta lembaga
pemerintah
daerah
2
Meningkatnya transparasi
91
, efektifitas dan efisiensi
Sangat Berhasil
Birokrasi
3
Meningkatnya
Berhasil
83,2
kemampuan pengelolaan keuangan dan kekayan daerah
4
Meningkatnya
kualitas
92,5
Sangat Berhasil
waktu
92,5
Sangat Berhasil
waktu
92,5
Sangat Berhasil
92,5
Sangat Berhasil
pelayanan publik
5
Penyingkatan penyelesaian ijin
6
Penyingkatan
penyelesaian pengaduan
7
Meningkatnya kepuasan
indeks masyarakat
(IKM)
8
Terciptanya hukum
kepastian
Berhasil
76,26
dan ketertiban
masyarakat
9
Meningkatnya pemahaman
88,75 prinsip-
prinsip dasar Hukum Dan Ham
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Sangat Berhasil
Cukup
Kurang
Berhasil
Berhasil
55 s.d.70
< 55
10
Tersedianya berupa
sarana
tanah
pembangunan
92,5
Sangat Berhasil
90,83
Sangat Berhasil
untuk fasilitas
kepentingan umum
11
Meningkatnya
kualitas
pelayanan kesehatan
12
Meningkatnya
derajad
Berhasil
78,93
kesehatan masyarakat
13
92,5
Sangat Berhasil
92,5
Sangat Berhasil
92,5
Sangat Berhasil
kualitas
89,51
Sangat Berhasil
kualitas
92,5
Sangat Berhasil
sekolah
89,99
Sangat Berhasil
jumlah
92,5
Sangat Berhasil
86,5
Sangat Berhasil
92,5
Sangat Berhasil
Meningkatnya Siaga
Desa
kategori
baik
(Purnama dan Mandiri )
14
Meningkatnya prosentase rumah
dan
lingkungan
sehat
15
Semua
penduduk
memiliki
jaminan
kesehatan
16
Meningkatnya pendidikan
17
Meningkatnya perpustakaan
18
Meningkatnya berkualitas
19
Meningkatnya
lembaga pendidikan non formal dan informal
20
Meningkatnya pemuda
prestasi Kabupaten
Bantul dibidang olah raga secara
kuantitatif
dan
kualitatif
21
Meningkatnya pemuda
dan
kualitas olah
ragawan professional.
22
Meningkatnya
kualitas
-
data base dalam format digital di semua sector.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
-
-
-
-
23
Pengembangan
92,5
Sangat Berhasil
92,5
Sangat Berhasil
jumlah
92,5
Sangat Berhasil
kualitas
92,5
Sangat Berhasil
Sistim
Informasi yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
24
Tersedianya
informasi
melalui meda masa tepat guna
25
Meningkatnya DBKS
26
Meningkatnya pelayanan
kehidupan
beragama
27
Meningkatnya
Berhasil
80,25
pertumbuhan
ekonomi
daerah
28
Mempermudah dan
akses
sarana
pangan sarana
serta dan
85,82
distribusi
Sangat Berhasil
akses
prasarana
produksi pertanian serta perikanan dan kelautan
29
Meningkatnya
produksi
Berhasil
83,26
bahan pangan ,pertanian, peternakan
dan
perikanan
serta
agropolitan.
30
Terkendalinya
laju
alih
92,5
program
70,82
fungsi lahan pertanian
31
Meningkatnya
Sangat Berhasil Berhasil
usaha tani dan aktifitas kelembagaan petani dan penyuluh
32
Meningkatnya sarana dan
83,21
prasarana ekoomi antara lain pasar, terminal, jalan dan lain – lain.Berhasil
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Berhasil
33
Meningkatnya usaha
unit-unit
industri
86,50
Sangat Berhasil
92,5
Sangat Berhasil
92,5
Sangat Berhasil
92,5
Sangat Berhasil
92,5
Sangat Berhasil
kecil
dengan mengoptimalkan penggunaan bahan baku lokal,
inovasi
produk,
akses permodalan serta perluasan
jangkauan
pemasaran.
34
Meningkatnya Desa
jumlah
Wisata,
Desa
budaya,
peristiwa
budaya,
penghargaan
budaya,
kelompok
kesenian.
35
Meningkatnya
jumlah
pengunjung
obyek
wisata
36
Meningkatnya
jumlah
investasi kepariwisataan
37
Berkembangnya kawasan APY, Pantai Selatan
38
Meningkatnya
27,5
Tidak Berhasil
48
Tidak Berhasil
40,5
Tidak Berhasil
ketrampilan pencari kerja.
39
Meningkatnya
lapangan
pekerjaan
40
Meningkatnya keamanan dan perlindungan tenaga kerja
41
Terjaminnya
hak-hak
62,5
Terciptanya penempatan
27,5
Cukup Berhasil
pekerja
42
Tidak Berhasil
transmigrasi.
43
Menyatukan pemahaman program
PUG
perlindungan semua masyarakat, pemerintahan
92,5
dan
anak
di
lapisan organisasi dan
lembaga kemasyarakatan
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
Sangat Berhasil
44
Meningkatnya partisipasi kompetensi
ketrampilan
organisasi
pemerintah
92,5
Sangat Berhasil
masyarakat dan individu.
45
Meningkatnya
92,5
kesejahteraan
Sangat Berhasil
PMKS/tuna sosial serta tertanganinya NAPZA
korban
dan
penduduk
usia lanjut
46
Meningkatnya
120
kesejahteraan masyarakat
Sangat Berhasil
khususnya
masyarakat miskin.
47
Meningkatnya
kualitas
Berhasil
77,5
keluarga
48
Mantapnya
123,75
Sangat Berhasil
92,5
Sangat Berhasil
90
Sangat Berhasil
92,5
Sangat Berhasil
85,93
Sangat
penanggulangan bencana
49
Mantapnya sarana
pengelolaan
dan
prasarana
publik
50
Terwujudnya peningkatan pengelolaan
SDA,
perlindungan
fungsi
lingkungan dan keaneka ragaman hayati
51
Terkelolanya Sumberdaya hutan Rata-rata
capaian
sasaran :
Berhasil
Keterangan : 1. Pada sasaran 22 belum ada capaian kinerja, karena kegiatan baru di adakan pada Tahun 2012. 2. Rata-Rata Capaian Sasaran dari keseluruhan sasaran dengan
total sebesar 4.276
dibagi 50 sasaran , sehingga nilai capaian rata-rata sasaran sebesar “85,52 dengan kategori sangat berhasil. “
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
ASPEK KEUANGAN. Jumlah anggaran yang dipergunakan untuk mendukung tercapaianya tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebagai berikut: 1. Jumlah anggaran untuk melaksanakan Tugas Pokok dan Fungsi di Pemerintah Kabupaten Bantul pada Tahun Anggaran 2011 dari Pagu Anggaran sebesar Rp. 536.160.766.080,00 terserap sebesar
Rp. 478.632.167.911,00 atau 89%.
2. Jumlah anggaran untuk melaksanakan Tugas Pokok Fungsi Pada RSUD Panembahan Senopati pada Tahun Anggaran 2011 dari Pagu Anggaran sebesar Rp. 77.566.916.869,00 terserap sebesar Rp. 83,876.373.408,00 atau 108%. Jadi realisasi anggaran melebihi Plafon. Perlu diketahui bahwa RSUD Panembahan Senopati sudah menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) sehingga untuk manajemen keuangan sudah dikelola sendiri.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
BAB IV PENUTUP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(LAKIP) Pemerintah
Kabupaten Bantul merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan tahun anggaran 2011 yang merupakan tindak lanjut dari Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Berdasarkan analisis pengukuran kinerja sasaran, nilai capaian sasasaran dari 51 sasaran diperoleh rata-rata sasaran
sebesar 80,52 dengan kategori sangat
berhasil. Hali ini menunjukkan bahwa penyelenggaraan tugas Pokok Dan Fugsidi Pemerintah Kabupaten Bantul sudah terlaksana dengan baik dalam artian keseluruhan program – program yang mendukung tercapainya tujuan dan sasaran dapat terealisir dengan baik sesuai dengan target yang ada pada Penetapan Kinerja (PK) dan Indikator Kinerja Utama (IKU). Namun demikian ada beberapa indikator sasaran yang perlu menjadikan perhatian dan diharapkan di tahun mendatang akan lebih dioptimalkan kinerjanya dikarenakan ditemui kendala/hambatan . Dalam pelaporan LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011 disamping mengungkapkan keberhasilan juga mengungkapkan kegagalan dalam pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan . Adapun keberhasilan dan kegagalan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 8. Dalam rangka untuk memberikan layanan imunisasi lengkap kepada seluruh bayi di Kabupaten Bantul target di 75 Desa secara keseluruhan dapat terlaksana sesuai target di 75 Desa atau tercapai sebesar 100% dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan ini karena
kesadaran masyarakat sudah
tinggi pentingnya imunisasi bayi dan adanya kemitraan dengan institusi pelayanan kesehatan negeri dan swasta. 9. Cakupan balita Gizi buruk yang mendapat perawatan. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 100% terealisir 100%, maka nilai capaian ini dengan kategori sangat berhasil. Data tersebut dari jumlah bayi yang mendapat perawatan gizi buruk LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
dari target sebanyak 178 balita terealisir sebanyak 178 balita. Faktor yang mendukung keberhasilan ini karena adanya Komitment petugas tinggi , Survelians gizi sudah berjalan baik dalam menangani kasus gizi buruk serta Dukungan anggaran 10. Angka kematian bayi ( AKB ) . Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 10/1.000 KH, terelaisir 8,5/ 1.000 KH, maka nilai capaian ini sebesar 117,65% dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan ini karena adanya kegiatan pemberdayaan masyarakat mengenai tanda awal dan cara mencegah dengan memanfaatkan pemeriksaan di Posyandu. 11. Angka kematian Ibu (AKI) . Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 100/ 100.000 KH terealisir 115,5/100.000 KH, atau tercapai sebesar 89,69% dengan kategori sangat berhasil. Angka kematian ibu realisasinya tidak sesuai dengan target hal ini disebabkan kurangnya pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan pengenalan tanda bahaya dan cara mencegah selama kehamilan , bersalin dan nifas , perawatan kesehatan serta pengambilan keputusan yang cepat dan tepat dalam kegawat daruratan. Upaya yang dilakukan untuk pemecahan permasalahan tersebut adalah dengan meningkatkan pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan pengenalan
tanda bahaya dan cara mencegah selama kehamilan , bersalin dan
nifas , perawatan kesehatan serta pengambilan keputusan yang cepat dan tepat dalam kegawat daruratan. 12. Angka Kesakitan DBD. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 54/1.000 Pddk, terealisir 27/1.000 Pddk atau tercapai sebesar 150% dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini adalah KIE kepada masyarakat. 13. Penemuan kasus TB. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 55%, terealisir 46,02% atau tercapai sebesar 83,67% dengan kategori berhasil. Realisasi tidak tercapai 100% dikarenakan masyarakat malu jika diketahui bahwa dirinya menderita TB. Upaya yang dilakukan adalah Upaya yang dilakukan KIE kepada masyarakat. 14. Penyembuhan kasus TBC. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 86%, terealisir 86%, atau tercapai 100% dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
keberhasilan ini antara lain: Adanya komitment dari tenaga kesehatan . Komitment penderita untuk taat minum obat. Komitment keluarga sebagai pendamping minum obat. 15. Prosentase penduduk yang memiliki jaminan kesehatan. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 40% terealisir 47,41% atau tercapai 118,53 dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan ini karena kuota dari APBN, APBD Propinsi besar. 16. Angka melek huruf. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 89,94 terealisir 97,50 atau tercapai sebesar 108,40% dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan ini karena adanya komitment dari Pemerintah Kabupaten Bantul untuk pemberantasan buta huruf. 17. Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 94,42% terealsir sebesar 88,24% atau tercapai sebesar 93,45% dengan kategori sangat berhasil. APM SD/MI tidak tercapai 100% dikarenakan kurangnya minat sekolah di Bantul khususnya pada Kecamatan pinggiran yang berbatasan dengan Kabupaten/Kota.Upaya yang dlakukan terhadap permasalahan ini adalah dengan memberi motivasi dan subsidi pendidikan. 18. Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTS. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 79,82% terealisir sebesar 78,47% atau tercapai sebesar 98,30% dengan kategori sangat berhasil. APM SMP/Mts. tidak tercapai 100% dikarenakan
tidak semua
orang tua siswa menyekolahkan anaknya di Bantul dan anak punya keinginan untuk bekerja. Upaya yang dilakukan terhadap permasalahan ini adalah dengan melaksanakan sosialisasi melalui mass media dan mengadakan sekolah terbuka /Paket B. 19. Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 64% terealsr 50,27% atau tercapai sebesar 78,54% dengan kategori berhasil. APM SMA/SMK tidak tercapai 100% dikarenakan masih ada warga Bantul yang memilih sekolah di luar Bantul. Upaya yang dilakukan adalah dengan melaksanakan sosialisasi pendidikan bahwa pendidikan di Bantul sudah berkualitas.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
20. Tingkat Kelulusan SD/MI. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 99,98% terealsir 99,99% atau tercapai 100% dengan kategori sangat berhasil. 21. Tingkat kelulusan SMP/MTs. Pada Tahun 2011 mentargtekan sebesar 95,5% terealisir sebesar 99,16%, atau tercapai sebesar 103,83% dengan kategori sangat berhasil 22. Tingkat Kelulusan SMA/SMK. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 98,10% terealisir sebesar 99,70% atau tercapai sebesar 101,63% dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan tingkat kelulusan SD/MI, SMP/Mts. dan SMA/SMK di atas karena mutu pendidikan di Bantul yang berkualitas 23. Pertumbuhan investasi PMA Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar Rp . 544.528.874.528,46 terealisir sebesar Rp. 10.863.379,84, atau hanya tercapai sebesar 2% dengan kategori tidak berhasil. Faktor yang menghambat keberhasilan ini karena banyaknya PMA yang meninggalkan Bantul dan belum adanya pendataan ulang investasi. Upaya yang dilakukan terhadap permasalahan tersebut adalah penciptaan situasi yang kondosif dan Pendataan ulang rasionalisasi investasi. 24. Pertumbuhan investasi PMDN. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar Rp. Rp. 176.906.863.020,00 terealisir sebesar Rp. 200.172.644.150,71, atau tercapai sebesar
113,15% dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung
keberhasilan investasi PMDN di Kabupaten Bantul antara lain: Kemudahan perijinan. Iklim investor yang kondusif. Terjalinnya kerjasama antara pemerintah, swasta dan masyarakat. 25. Inflasi. Pada Tahun 2011 mentargetkan Inflasi sebesar 5% terealisir 3,73% atau tercapai sebesar 125,4% dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan ini karena tingkat harga barang dan jasa di tingkat konsumen terkendali dan stabil. 26. Pertumbuhan PDRB ( Ekonomi ) ( Pertumbuhan Domestik Regional Bruto. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 5,18% terealisir
sebesar 5,27% atau tercapai
sebesar 101,74% dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
keberhasilan indikator sasaran ini karena semua lapangan usaha pada tahun 2011 mengalami pertumbuhan positif dengan andil terbesar pada sektor perdagangan, hotel dan restoran. 27. Membaiknya Indek Gini. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 0,2507 % terealisir
0,2445 atau tercapai
sebesar 102,47% dengan kategori sangat
berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan indikator sasaran ini adalah karena pertumbuhan ekonomi terjadi pada sektor yang menyerap tenaga kerja banyak dan berpendapatan rendah seperti perdagangan, industri pengolahan dan jasa. 28. Meningkatnya kunjungan wisata nusantara. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 1.496.111 Orang terealisir sebanyak
1.738.808 Orang
atau tercapai
sebesar 116,22% dengan kategori sangat berhasil. 29. Meningkatnya kunjungan wisata mancanegara. Pada tahun 2011 mentargetkan sebanyak 15.112 Orang terealisir sebanyak 17.654 Orang atau tercapai
sebesar
116,23% dengan kategori sangat berhasil. Faktor yang mendukung keberhasilan peningkatan kunjungan wisatawan di Kabupaten Bantul di atas antara lain: Peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan dan daya tarik destinasi wisata. Pengembangan kawasan-kawasan wisata baru sebagai alternatif tujuan wisatawan. Ekstensifikasi promosi pariwisata melalui media massa dan pengembangan kerjasama dengan berbagai pemangku kepentingan dalam promosi pariwisata 30. Tingkat kemiskinan turun. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 13% terealisir 2,79%, atau tercapai sebesar 21,46% dengan kategori tidak berhasil. Nilai capaian ini diperoleh dari jumlah KK miskin tahun 2011 sebanyak 40.321 KK sedang pada tahun 2010 KK miskin sebanyak 41.480 KK, sehingga hanya terjadi penurunan sebanyak 1.159KK (2,79%). 31. Prosentase yang bekerja terhadap angkatan kerja. Pada tahun 2011 mentargetkan sebesar 93.5 % terealisir sebesar 94.2% atau tercapai 94,22% dengan kategori sangat berhasil. Nilai capaian ini diperoleh dari Jumlah penduduk yang bekerja sebanyak 476.567 orang dibagi dengan jumlah penduduk angkatan kerja sebanyak
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011
505.786 orang. Faktor yang mendukung keberhasilan ini adalah adanya perhatian yang tinggi terhadap pengurangan pengangguran dengan berbagai macam program/kegiatan.
LAKIP Kabupaten Bantul Tahun 2011