Juliver Lumbantobing ISSN: 2356-2595
JURNAL Suluh Pendidikan FKIP-UHN Volume-2, Edisi-2, Maret 2015 Halaman 90-106
PENGGUNAAN PSIKOLOGI DALAM PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN (USING PSYCHOLOGY IN CHRISTIAN EDUCATION) Juliver Lumbantobing, Jurusan Pendidikan Agama Kristen Universitas HKBP Nommensen Email:
[email protected] ABSTRACT: Psychology had been using in Christian Education. The starting point of Psychology is different from Christian Education. According to the writer’s observation as a lecture of Christian Education it is imposible to use Psychology in Christian Education unusefully so the purpose of Christian Education was not gained. Thus the writer will try to set up solutions to this problem. Basically the writer examined how the teacher of Christian Education use Psychology in the Christian Education and how far Psychology could give support for the Christian Education. So, the writer will explain what is Psychology, and then what is Christian Education, and then the writer tries to formulate the misson of the Church’s Tasks, and then the writer explain how to use Psychology in Chistian Education, while finally the writer formulates conclusions that is no problems to use Psychology in Christian Educaion and suggestions to the Church and the teacher tu use Psychology wisely. Key Word: Psikologi, P.A.K. PENDAHULUAN
bahaya-bahaya yang haru s diwaspadai
Psikologi adalah suatu cabang
dalam menggunakan Psikologi dalam
ilmu tentang perilaku manusia. ia bersifat
kegiatan gereja. Collins, (1971:16-18)
sekuler karena mendasarkan kerangka
mencatat bahwa dalam sejarah terdapat
kerjanya
suatu
murni
berdasarkan
logika
masa
yang
Gereja
manusia. Sedangkan Pendidikan Agama
bermusuhan
Kristen
sebab itu penulis menduga: akan terdapat
(P.A.K)
adalah
ilmu
yang
dengan
mana
mendasarkan kerangka kerjanya selain
permasalahan
pada kaidah-kaidah ilmiah juga pada
Psikologi dalam P.A.K.
ajaran-ajaran Alkitab; Sebagai salah satu
dalam
Bagaimanakah
Psikologi.
Oleh
menggunakan
Psikologi
bentuk tugas gereja, P.A.K. juga harus
digunakan dalam P.A.K supaya tidak
berjalan sesuai dengan missi Gereja.
bermasalah bahkan justeru mendukung,
Sebagai
ilmu
Psikologi jenis manakah yang dapat
pendidikan. P.A.K. sering menggunakan
digunakan oleh P.A.A.; demikianlah
Psikologi dalam kegiatannya. Guntrip
permasalahan yang akan diteliti dalam
(1971:19-24)
penelitian ini. Tulisan ini akan meneliti
salah
satu
bidang
mengingatkan
adanya
JSP | FKIP | UHN |hal 90 Alamat URL: akademik.uhn.ac.id/portal/public_html/JurnalSuluhPendidikan.
Juliver Lumbantobing
Penggunaan Psikologi dalam Pendidikan Agama…….
ISSN: 2356-2595
Volume-2, Edisi-1, Maret 2015
sejauhmanakah menggunakan
P.A.K.
dapat
mempunyai pengertian yang sederhana,
Psikologi
dalam
yaitu: ilmu yang mempelajari tentang
mengembangkan kegiatannya. Tujuannya
jiwa
ialah agar para pengerja P.A.K, terutama
Namun, sekarang pengertian tersebut
para guru-guru P.AK, tidak menjadi
sudah
gamang
dalam
Psikologi sekarang (disebut kemudian
menggunakan Psikologi, mereka juga
Psikologi Modern), bukan hanya meneliti
dapat menjadi lebih berhikmat dalam
sifat atau hakekat kejiwaan manusia saja,
memanfaatkan Psikologi tersebut.
tetapi
atau
ragu-ragu
ini
menggunakan
metode
penelitian kwalitatif melului kajian/ sutdi Kepustakkan. Dalam data/
informasi
mengumpulkan
penulis
mengumpulkan informasi
mencoba seoptimal
mingkin dari buku-buku yang membahas terkait dengan pokok pembahasan dari penelitian ini. Berdasarkan informasi yang
terkumpul
kemudian
penulis
menganalisa kesesuaian-kesesuain dari informasi
pustaka
terbut
sehingga
akhirnya penuli member kesimpulan dan saran sekaitan dengan pokok bahasan penelitian ini. DAN
HASIL
Arti dan Manfaat Psikologi Pada mulanya, secara etimologis
(psyche= jiwa + logos= ilmu) menurut (th.
termasuk
perkembangan.
juga
tingkah-laku
Modern lebih cenderung mempelajari atau meneliti tingkah-laku manusia (yang dianggap sebagai jiwa yang menjasmani), daripada mempelajari sifat atau hakekat jiwa manusia; karena jiwa itu merupakan sesuatu yang abstrak, yang tidak dapat dilihat.
Psikologi
Modern
lebih
merupakan ilmu pengetahuan tentang tingkah laku manusia (ibid). Psikologi
menolong
untuk
memahami motif-motif dan tujuan dari setiap perilaku manusia. Psikologi dapat menolong untuk memahami mengapa seseorang melakukan sesuatu tindakan
Misalnya jika seorang anak menangis pasti ada alasannya dan juga tujuannya,
PENELITIAN
Plato
mengalami
dan apa tujuan dari tindakan tersebut.
PEMBAHASAN
1.
(Kartono:1980:1-2).
manusia atau aktifitas manusia. Psikologi
Metode Penelitian Tulisan
manusia
400
S.M.)
psikologi
kemungkinan ia “meminta perhatian” dari orangtuanya, kemungkinan dia lapar sehingga oleh tangisannya ia berharap untuk
“dikenyangkan”.
Psikologi
JSP | FKIP | UHN |hal 91 Alamat URL: akademik.uhn.ac.id/portal/public_html/JurnalSuluhPendidikan.
Juliver Lumbantobing
Penggunaan Psikologi dalam Pendidikan Agama…….
ISSN: 2356-2595
Volume-2, Edisi-1, Maret 2015
mempunyai banyak cabang. Misalnya
hakekat seorang anak atau sifat-sifat
Psikologi
manusia
Pendidikan
yang
meneliti
sesuai
dengan
tentang bagaimana seseorang belajar,
perkembangannya. Dengan pengenalan
Psikologi
yang
yang mendalam tentang seorang anak
menjelaskan tentang sifat dan hakekat
atau orang lainnya, hal ini tentu akan
manusia
dengan
menolong para pendidik untuk dapat
Sosial,
lebih
Perkembangan
sesuai
perkembangannya,
Psikologi
bijaksana
dalam
menentukan
Psikologi Industri, Psikologi Agama,
metode yang paling cocok diterapkan
dlsbg.
kepada nara didiknya. Pengenalan yang
Psikologi,
sesuai
dengan
bidangnya dapat bermanfaat bagi cabang
baik
juga
dapat
mengembangkan
ilmu pengetahuan untuk mengembangkan
hubungan yang lebih “mesra” antara para
masing-masing keilmuannya.
pendidik dan nara didiknya (bd. pepatah
Dalam Ilmu Pendidikan misalnya:
yang mengatakan: “tak kenal maka tak
Psikologi, terutama Psikologi Pendidikan
saying). Tidak dapat disangkal bahwa
atau Psikologi Belajar, menolong untuk
sungguh
memperoleh
tentang
Psikologi, terutama yang terkait, dalam
bagaimanakah seorang anak itu belajar.
lingkungan pendidikan; dengan psikologi
Sebagaimana
kegiatan belajar mengajar akan dapat
pemahaman
oleh
menyebutkan bahwa
Holt
(1967:x)
anak mempunyai
manfaat
dia
diabaikan.
bahwa
anak
sumbangan
Sekaitan dengan hidup keagamaan,
berbeda dari cara belajar orang dewasa; membuktika
manfaat/
berlangsung dengan lebih baik.
caranya sendiri dalam belajarnya, yang
telah
besar
psikologi juga tidak dapat Selain
Psikologi
Agama,
mengalami kegagalan dalam belajarnya
terdapat beberapa penelitian psikologi,
karena
yang
yang meneliti tentang hidup kegamaan
dengan
dan keimanan manusia. Hal ini tentu
cara
diperolehnya
pendidikan tidak
sesuai
keberadaanya (1964:xiii). Selain
untuk
memahami
Pendidikan,
bagaimanakah hidup keagamaan atau
Anak
dan
keimanan seseorang itu berkembang,
Psikologi Perkembangan yang menolong
dengan demikian akan lebih mudah untuk
untuk
lebih
terdapat
Psikologi
menolong
juga
Psikologi
memperoleh
pengenalan
tentang
pemahaman/ sifat-sifat
dan
mengembangkannya.
Goldman
(1968:2) misalnya telah meneliti bahwa
JSP | FKIP | UHN |hal 92 Alamat URL: akademik.uhn.ac.id/portal/public_html/JurnalSuluhPendidikan.
konsep
Juliver Lumbantobing
Penggunaan Psikologi dalam Pendidikan Agama…….
ISSN: 2356-2595
Volume-2, Edisi-1, Maret 2015
pemahaman
anak
terhadap
bersifat kristiani. Maka P.A.K. pada
Alkitab adalah berbeda dari remaja atau
hakekatnya merupakan salah satu cabang
orang dewasa, anak-anak lebih bersifat
pendidikan yang mengajarkan agama
operasional, mereka belum dapat berpikir
Kristen dengan cara-cara yang kistiani
abstrak. Itu sebabnya menurut Wahono
(bd. Groome, T.H., 1980). Sekaitan
(1986): pada hakekatnya anak tidak dapat
dengan istilah pendidikan yang terdapat
mengkonsumsi seluruh nas-nas yang
pada P.A.K., berdasarkan pengertian
terdapat di dalam Alkitab, penggunan
etomologis
Alkitab kepada anak harus selektif.
bahwa pendidikan (education) berasal
menurut
Price
(1944:13)
Westerhoff III (1976:91-92)) telah
dari kata educere (bhs. Latin) = to bring
meneliti bagaimanakah iman seorang
up, to raise atau to lead out = mendesak/
anak itu berkembang: bahwa mereka
mengeluarkan
berada pada tahapan experienced faith,
seseorang untuk dikembangkan; dan
yaitu
imannya
educare (bhs. Latin) = to train, to teach,
dipengaruhi oleh pengalamannya dalam
to instruct, to nourish atau to nurture;
hubungan-hubungannya
dengan orang
maka kegiatan P.A.K begitu luas, tidak
lain, misalnya: konsep Allah dapat
hanya pada sekolah-sekolah formal (SD,
dipahaminya berdasarkan pengalamannya
SMP, SMS/K, Universitas) tetapi juga
dalam hubungannya dengan orangtuanya.
pada
Dengan demikian, Psikologi bermanfaat
Seminar, Penataran, Semoloka, dll.(,
dalam memahami perkembangan hidup
termasuk juga pada kegiatan-kegiatan
keagamaan atau keimanan seseorang
yang bersifat informal yang berlangsung
sehingga “tokoh-tokoh agama” dapat
di luar sekolah, seperti di tengah-tengah
melayani umatnya dengan lebih baik
keluarga atau melalui pengalaman hidup
(bd.Carrington, 1957:3-7).
dalam
2.
sesamanya..
tahapan
di
mana
Arti, Tujuan, Metode dan Hakekat Pendidikan
Agama
Kristen
potensi-potensi
sekolah
non
fomal
hubungan-hubungan
Sekaitan
dengan
diri
(Kursus,
dengan
istilah
agama
(P.A.K.)
Kristen yang teradapat pada P.A.K.,
P.A.K. adalah pendidikan tentang
bahwa menurut Hans Kung (1977:119)
Agama
Kristen.
P.A.K.
juga
dapat
disebut sebagai pendidikan agama yang
berdasarkan sejarah kekristenan bahwa agama
kristen
tidak
hanya
sekedar
JSP | FKIP | UHN |hal 93 Alamat URL: akademik.uhn.ac.id/portal/public_html/JurnalSuluhPendidikan.
Juliver Lumbantobing
Penggunaan Psikologi dalam Pendidikan Agama…….
ISSN: 2356-2595
Volume-2, Edisi-1, Maret 2015
pelengkap identitas tetapi merupakan
Eavey, 1966:9, “from the cradle to the
agama yang begitu taat kepada Kristus
grave”). Kegiatan P.A.K. tidak hanya di
(kristen
yang
sekolah, dengan demikian objek (sasaran
diberikan pertama sekali oleh Pliny –
P.A.K) adalah berasal dari berbagai
salah seorang pejabat Romawi – bagi
lapisan usia, maka berdasarkan objeknya
orang-orang yang begitu taat kepada
P.A.K. dapat dibedakan dengan: P.A.K.
Kristus),
Anak, P.A.K. Remaja/ Pemuda, P.A.K.
adalah
suatu
maka
sebutan
P.A.K.
tidak
hanya
sekedar bertujuan untuk mengajarkan
Dewasa, P.A.K. Keluarga,dan
tentang nilai-nilai kristiani atau butir-
Lansia. Oleh
butir pengetahuan agama Kristen; tetapi
berbeda, maka methode P.A.K. harus
lebih dalam dari hal tersebut adalah untuk
dibedakan
membentuk kepribadian Kristen dalam
objeknya.
diri seseorang sehingga ia menjadi taat dan
setia
kepada
dengan
Kamus
sifat
Besar
dari
Bahasa
yang
Indonesia (1988: 580-581), istilah metode
kehidupannya
berarti: cara yang teratur dan terpikir
sehari-hari. Oleh sebab itu P.A.K dapat
baik-baik untuk mencapai maksud (dalam
didefinisikan sebagai: segala kegiatan
ilmu pengetahuan, dsb.), atau cara kerja
(disengaja)
yang
dinyatakannya
Kristus,
sebab sifat objek yang
sesuai
Dalam
P.A.K.
dalam
yang
merupakan
usaha
bersistem
untuk
suatu
memudahkan
pengembangan diri (potensi-potensi diri),
pelaksanaan
kegiatan
guna
kepada ketaatan dan pengabdian bagi
mencapai tujuan yang ditentukan. Bila
Kristus Yesus.
ditinjau dari akar katanya, metode berasal
Kegiatan P.A.K begitu luas, tidak
dari bahasa Yunani Kuno: meth =
hanya di dalam sekolah. Oleh sebab itu
bersama + hodos = jalan; maka metode
P.A.K. dapat berlangsung di luar sekolah:
mengandung pengertian berjalan bersama
di Gereja, di tengah-tengah Keluarga, di
(Schmidt, 1983:50).
tempat bekerja, di lingkungan masyarakat
metode dapat diartikan dengan: cara kerja
yang bersifat kristiani. Dapat dikatakan
yang sistematis
bahwa
berlangsung
tujuan, yang mana unsur-unsur yang
seumur hidup: sejak dari kandungan
terlibat dalam proses pencapaian tujuan
sampai akhir hidup seseorang (bd. Miller,
dimaksud
1961:vii, “from the womb to tomb”, atau
bersama-sama. Dalam kegiatan belajar-
kegiatan
P.A.K
Dengan demikian
untuk mencapai suatu
diharapkan
akan
berjalan
JSP | FKIP | UHN |hal 94 Alamat URL: akademik.uhn.ac.id/portal/public_html/JurnalSuluhPendidikan.
Juliver Lumbantobing
Penggunaan Psikologi dalam Pendidikan Agama…….
ISSN: 2356-2595
Volume-2, Edisi-1, Maret 2015
mengajar
P.A.K.:
berjalan
murid
berbimbingan
mencapai
tujuan
dan
guru
Akan tetapi, sebagai salah satu
untuk
cabang Ilmu Pendidikan, P.A.K. juga
(Homrighausen,
harus berlangsung sesuai dengan kaidah-
tangan
1985:93).
kaidah
yang berlaku
dalam
bidang
P.A.K. bertujuan untuk membentuk
pendidikan. P.A.K tidak hanya berjalan
kepribadian yang kristiani dalam diri
dengan berorientasi pada Alkitab saja,
seseorang sehingga ia selalu taat dan setia
P.A.K. juga harus mengikuti kaidah-
kepada
kaidah
Kristus
dalam
kehidupannya
yang
dituntut
oleh
ilmu
sehari. Oleh sebab itu dapat dikatakan
pendidikan. Dalam hal inilah diperlukan
bahwa titik berangkat dari ajaran P.A.K.
kreatifitas dari para pekerja P.A.K.
adalah Kristus. Segala proses kegiatan
bagaimana
P.A.K harus tunduk kepada ajaran-ajaran
mensinergikan ajaran Alkitab dengan
Kristus, Kristus merupakan dasar pijakan
teori
dari setiap pemikiran, pertimbangan yang
melangsungkan kegiatan P.A.K sesuai
terdapat dalam P.A.K. Kristus yang
dengan
dipercayai oleh jemaat Kristen mula-
bertentangan
mula atau Kristus yang dipercaya oleh
Alkitab.
umat Kristen pada saat ini adalah sama,
secara
keilmuan
sifat
kreatif
pendidikan,
kelimuannya dengan
Gereja adalah
dapat
atau
tanpa
ajaran-ajaran
tubuh Kristus (1
yaitu Kristus yang diberitakan di dalam
Korintus 12:12-31//). Hal ini berarti
Alkitab (Perjanjian Lama dan Perjanjian
bahwa Gereja diwakili di dalam Kristus,
Baru). Oleh sebab itu, untuk maksud di
atau di dalam eksistensi Kristus sebagai
atas maka P.A.K harus mendasarkan
manusia yang bertubuh (Hadiwijono,
teori-teorinya
Alkitab
op.cit” 273). Oleh sebab itu Gereja harus
merupakan sumber pengetahuan utama
tunduk kepada Kristus sebagai kepalanya.
dari P.A.K., P.A.K. harus tunduk kepada
Gereja dituntut untuk menyatakan karya
Alkitab, yang dipercaya orang Kristen
Kristus di dunia, sebagaimana yang
sebagai Firman Allah (bd. Hadiwijono,
dilakukanNya
1988:100) . Segala bentuk kegiatan
mempunyai kewajiban untuk membagi
P.A.K. tidak boleh bertentangan dengan
pelayanan Kristus kepada segenap umat
ajaran Alkitab.
di dunia ini (ibid), termasuk di dalamnya
pada
Alkitab,
kegiatan
bagi
pendidikan,
manusia.
maka
Gereja
P.A.K.
JSP | FKIP | UHN |hal 95 Alamat URL: akademik.uhn.ac.id/portal/public_html/JurnalSuluhPendidikan.
Juliver Lumbantobing
Penggunaan Psikologi dalam Pendidikan Agama…….
ISSN: 2356-2595
Volume-2, Edisi-1, Maret 2015
merupakan salah satu gereja yang hakiki
Psikologi menjadi salah satu cabang ilmu
(bd. Homrighausen, op.cit: 32)..
pengetahuan,
Walaupun P.A.K.merupakan salah
sedang
mengalami
perkembangan yang begitu pesat hingga
cabang ilmu pendidikan, oleh sebab
menjadi
P.A.K. merupakan salah satu tugas/
menunjukkan sikap yang bermusuhan
tanggung jawab gereja yang hakiki, dan
dan
P.A.K. berlangsung di tengah-tengah
1971:16-18).
Gereja, maka P.A.K. tidak terpisahkan
menerima para psikolog sebagai mitra
dari Gereja, P.A.K. tidak terlepas dari
kerjanya,
hakekat dan misi Gereja (bd. Shinn,
memanfaatkan
1962:15-26). Oleh sebab itu, walaupun
penemuan mereka.
sebagai
salah
satu
meragukan
Psikologi
Gereja
(Collins,
tidak
apalagi
dapat
menggunakan/
hasil-hasil penelitian/
ilmu
Sikap Gereja demikian terjadi karena
pendidikan yang harus mengikuti kaidah-
: pada waktu itu tedapat sikap di kalangan
kaidah
para psikolog yang tidak mau tahu
ilmu
cabang
piskologi modern. Gereja
pendidikan;
melangsungkan
setiap
dalam
kegiatannya,
dengan
agama,
mereka
P.A.K. juga harus selalu menyesuaikan
mengabaikan
pengaruh
setiap kegiatnnya dengan misi Gereja.
kepribadian
dan
Dengan
Beberapa
P.A.K
demikian, harus
pada
hakekatnya
diselenggarakan
sesuai
mencoba
agama
pada
sejarah
manusia.
telah
membua
psikolog
keputusan untuk mengeluarkan
hal-hal
dengan Alkitab, misi Gereja dan kaidah-
bersifat keagamaan dari bidang Psikologi.
kaidah
Ada beberapa kaum psikolog yang tidak
yang
terdapat
dalam
ilmu
pendidikan. 3.
tertarik dengan persoalan-persoalan yang
Penggunaan
Psikologi
dalam
Tugas-Tugas Gereja 3.1.
Sejarah
Penggunaan
Psikologi
dalam Tugas-tugas Gerejani Dari catatan sejarah dapat dilihat adanya suatu zaman pada waktu mana penggunaan Psikologi dalam tugas-tugas gerejani tidak diperbolehkan. Pada sekitar awal abad yang ke-20, pada waktu mana
berkaitan dengan agama. Seperti Collins
yang (ibid):
diungkapkan 1)
oleh
Kelompok
Behaviorisme oleh J.B. Watson (1913). Kelompok ini mencoba mempopulerkan metode psikologi eksperimental, yaitu metode penelitian psikologi yang benarbenar
dapat
dipertanggung-jawabkan
secara ilmiah, yang dapat dibuktikan
JSP | FKIP | UHN |hal 96 Alamat URL: akademik.uhn.ac.id/portal/public_html/JurnalSuluhPendidikan.
Juliver Lumbantobing
Penggunaan Psikologi dalam Pendidikan Agama…….
ISSN: 2356-2595
Volume-2, Edisi-1, Maret 2015
secara laboratories seperti bidang Fisika
Setelah beberapa decade berlalu, terjadi
atau Kimia. Karena pengalamanagama
perubahan
tidak dapat diobservasi atau diteliti secara
psikolog terhadap agama. Di antara
ilmiah, maka nereka memutuskan bahwa
mereka ada yang telah menyadari bahwa
segala sesuatu
untukmengerti
keagamaan Psikologi;
yang terkait
dengan
harus dikeluarkan dari 2)
Ada
juga
kelompok
manusia,
sikap
di
kalangan
tentang
tingkah
pengaruh-pengaruh
pada kehidupan seseorang tidak dapat diabaikan. Maka mereka pun
Sigmund
memperlihatkan
(1927).
Freud
suatu
sebenarnya juga tertarik dengan masalah-
bersimpati
masalah
Karena perubahan sikap
agama.
Akan
tetapi
ia
laku
spiritual
Psikologi Klinis yang dipengaruhi oleh Freud
para
terhadap
sikap agama.
mulai yang (ibid).
para psikolog
mengatakan: “agama merupakan suatu
terhadap agama di atas, maka gereja juga
penyakit jiwa yang universal, sesuatu
mulai menunjukkan sikap yang terbuka
yang mirip dengan narkotika, yang
terhadap mereka. Gereja mulai tertarik
menolong
tidak
untuk mempelajari Psikologi. Gereja
mempunyai kestabilan jiwa untuk dapat
mulai menyadari bahwa betapa banyak
bertahan dalam menghadapi kesulitan
penemuan
hidupnya”. Freud percaya bahwa ajaran
pengertian
agama ialah suatu ilusi yang akan hilang,
digunakan dan yang berkaitan dengan
sejalan dengan pendewasaan masyarakat
tugas-tugas gerejani. Maka Gereja mulai
dan perkembangan ilmu pengetahuan.
menggunakan
Oleh pendapat Freud ini, banyak psikolog
mendukung pelaksanaan tugas-tugasnya.
klinis yang menolak agama sebagai
Maka sejak tahun 1925, Anton Boisen
suatu topik bagi penelitian Psikologi
dan
secara serius.
berhasil memperkenalkan suatu cabang
orang-orang
Dengan
adanya
yang
sikap
beberapa
psikolog seperti di atas, maka tidaklah mengherankan bahwa Gereja menjadi enggan
bersimpati
psikologis
yang
Psikologi
beberapa
psikologi
pemahaman
sebutan
dapat
untuk
mahasiswanya
dengan
atau
telah
Psikologi
Pastoral (ibid). Berdasarkan uraian di atas dapat
kepada
disebut bahwa kemungkinan penggunaan
keadaan
Psikologi dalam tugas-tugas gerejani
demikian tidak berlangsung selamanya.
tidak lagi peril dipermasalahkan. Akan
Psikologi.
untuk
dan
Akan
tetapi,
JSP | FKIP | UHN |hal 97 Alamat URL: akademik.uhn.ac.id/portal/public_html/JurnalSuluhPendidikan.
Juliver Lumbantobing
Penggunaan Psikologi dalam Pendidikan Agama…….
ISSN: 2356-2595
Volume-2, Edisi-1, Maret 2015
tetapi patut dipergumulkan bagaimana
persoalan baru dalam kehidupan yang
atau
mungkin timbul.
atas
dasar
pertimbangan
apa
Psikologi itu dapat dimanfaatkan dalam
Adalah mustahil
bagi seseorang
tugas-tugas gerejani, agar senantiasa
untuk dapat mengatasi persoalan dirinya
sesuai
Tugas
atau orang lain dengan lebih baik atau
Panggilan Gereja di dunia. Dalam tulisan
lebih efisien jika ia tidak atau belum
ini, penulis melihat secara khusus dalam
memahami persoalannya dengan baik.
kaitannya dengan Pendidikan Agama
Pemahaman yang kurang baik tentang
Kristen.
Psikologi kemungkinan mengakibatkan
3.2.
timbulnya
dengan
hakekat
dan
Dasar Pertimbangan
A. Manfaat Psikologi Psikologi ialah suatu ilmu yang
persoalan
baru
kehidupan
pribadi
atau
orang
Kejelasan
tentang
pengaruh/
akibat
penggunan
tingkah
dijelaskan oleh Psikologi misalnya. Jika
manusia.
Dengan
seseorang
memperoleh atau belajar tentang praduga
buruknya
individu, emosi-emosi dan karakteristik
Narkoba, kemungkinan sekala iaakan
pribadi.
selalu
melalui
Psikologi
akibat
berupaya
betapa
dapat
mempelajari Psikologi, seseorang akan
Maka
memahami
yang
lain.
berusaha untuk memahami hakekat dari laku
Narkoba
dalam
sangat
penyalah-gunaan
untuk
seseorang dapat belajar untuk mengenal
Narkoba
orang lain secara lebih objektif, termasuk
mempengaruhi orang lain untuk tidak
juga mengenal tentang dirinya sendiri.
mengkonsumsi Narkoba; maka seseorang
Maka, pemahaman yang baik tentang
tersebut akan terluput dari masalah
Psikologi
Narkoba. Akan tetapi jika seseorang tidak
dapat
bermanfaat
untuk
tersebut,
menghindari juga
menolong diri sendiri maupun orang lain
memperoleh
atau masyarakat, dalam memecahkan
tentang Narkoba tersebut, kemungkinan
atau
besar dia dapat terjerumus, jika ia
mengatasi
kehidupannya khususnya
persoalan-persoalan
secara
yang
pemahaman
yang
dapat
baik
lebih
efisien,
terjerumus bagaimana mungkin ia dapat
berkaitan
dengan
mencegah
perilaku (bd. Collins, ibid.). Dengan
orang
lain
supaya
tidak
terjerumus.
demikian, pemahaman yang baik tentang Psikologi ini dapat mencegah persoalan-
JSP | FKIP | UHN |hal 98 Alamat URL: akademik.uhn.ac.id/portal/public_html/JurnalSuluhPendidikan.
Juliver Lumbantobing
Penggunaan Psikologi dalam Pendidikan Agama…….
ISSN: 2356-2595
Volume-2, Edisi-1, Maret 2015
B. Kesesuaian Pandangan Psikologi dengan
pengaruh biologis (genetif) dan
Ajaran Gereja.
social;
Walaupun titik berangkat pandangan Psikolgi
berbeda
dengan
di
dalam
Alkitab
juga
dinyatakan bahwa perilaku manusia
pandangan
dipengaruhi oleh dosa (sifat dosa
Gereja, harus diakui bahwa di antara
warisan) dan kuasa setan (bd. Mrk.
keduanya juga terdapat kesesuaian atau
5:1-13; Rm. 7:15-20).
titik temu pemahaman. Sebagaimana yang
dikemukakan
(1970:125-128),
oleh
-
Collins
Pengalaman pada masa anak-anak mempunyai
sedikitnya terdapat 7
efek
pada
perilaku
orang dewasa.
(tujuh) kesesuaian di antara pandangan
Freud
Psikologi dengan ajaran Gereja:
mengembangkan
-
Psikologi. Alkitab juga menjelaskan
Manusia mempunyai nilai. Dalam
pandangan
manusia mempunyai
Psikologi, nilai
pertama ide ini dalam
hal demikian dalam Ams 22:6,
yang
“didiklah orang muda menurut jalan
tinggi. Bagaimana pun keadaan diri
yang patut baginya, maka pada masa
seseorang, ia harus tetap dihargai
tuanya
sebagai manusia, manusia patut
menyimpang dari jalan itu.
dihargai sebagaimana adanya. Dalam
-
yang
pandangan
-
kekristenan,
Manusia
pun
ia
tidak
mempunyai
akan
banyak
pergumulan/ permasalahan hidup.
manusia juga mempunyai nilai yang
Baik Psikologi maupun Alkitab
patut dihargai (bd. Mzm 144:3b),
menjelaskan bahwa setiap orang
karena ia adalah ciptaan Allah.
mempunyai persoalan/ pergumulan
Perilaku manusia dipengaruhi oleh
hidup dalam perjalanan hidupnya.
banyak kekuatan yang bervariasi.
-
Beberapa
penyebab
terjadinya
Baik pandangan Psikologi maupun
permasalahan-permasalahan
teologi kekristenan, keduanya setuju
manusia dapat dimengerti, paling
bahwa
tidak sebahagian dari permasalahan
perilaku
manusia
dipengaruhi oleh banyak kekuatan yang bervariasi. Sebagai contoh, menurut Psikologi bahwa perilaku manusia dapat dipengaruhi
hidup
tersebut. -
Persoalan
hidup
manusia
dapat
dikurangi
oleh
JSP | FKIP | UHN |hal 99 Alamat URL: akademik.uhn.ac.id/portal/public_html/JurnalSuluhPendidikan.
Juliver Lumbantobing
Penggunaan Psikologi dalam Pendidikan Agama…….
ISSN: 2356-2595
Volume-2, Edisi-1, Maret 2015
Psikologi dan kekritenan memang
menyelamatkan
berbeda pada pemahaman tentang
kepadaNya (Kej. :13-19); Musa dengan
apa yang menyebabkan terjadinya
dual
kesulitan-kesulitan
dan
(Kel.24:12; Im. 34:1). Dalam kitab
cara
untuk
Perjanjian Baru dapat dilihat dalam
Akan
tetapi
pengalaman
juga
manusia,
bagaimana
menanggulanginya.
-
oh
orang
batu
yang
yang
setia
berisi
hidup
Taurat
Yesus:
keduanya percaya bahwa sesuatu
menyampaikan
dapat dilakukan walau sekecil apa
menggunakan beberapa perumpamaan
pun untuk mengembangkan kondisi
(Mat. 13//), Dia menggunakan kebiasaan/
setiap orang.
budaya manusia untuk menyampaikan
Untuk merubah keadaan manusia
ajaranNya.
hingga
suatu
menggunakan cara-cara yang berbeda
keadaan yang lebih baik, merupakan
untu melayani jemaatnya yang berbeda (1
tujuan
Kor.
mencapai
yang
pada
dinginkan
oleh
Psikologi dan kekristenan. C. TUHAN
memakai
kebudayaannya
Manusia
untuk
dan
menggenapi
Karya KeselamatanNya Melalui kesaksian Alkitab, baik dalam kitab Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, nyata bahwa Allah sering menggunakan manusia sekaligus dengan
kebudayaannya
pemanfaatan/
pendayaan
(hasil budi/
akal
manusia – Verkuyl, 1979:14), untuk mendukung
pelaksanaan
karya
keselamatanNya di dunia ini. Misalnya dalam
Perjanjian
Lama
diceritakan
tentang Nuh dengan bahteranya yang dipakai TUHAN untuk melaksanakan
Jika
3:1-2;
menunjukkan
ajaranNa
Dia dengan
Rasul
Paulus
9:19-23), bahwa
hal ia
ini juga
menggunakan cara-cara/ budaya manusia dalam melakukan pelayanannya. Psikologi adalah Ilmu Pengetahuan, Psikologi merupakan hasil kebudayaan manusia, sama seperti benda-benda/ hasil teknologi lainnya yang digunakan oleh gereja dalam kegiatan pelayanannya. Sebagai contoh: Sejak dahulu kala Gereja telah menggunakan alat musik untuk mendukung pelayanan ibadahnya. Pada masa
sekarang
Gereja
telah
memanfaatkan media elektronik untuk mendukung
pelayanannya,
penulis
sendiri telah menggunakan smart-phone sebagai pengganti Alkitab dan SMS
rencanaNa menghukum orang fasik dan JSP | FKIP | UHN |hal 100 Alamat URL: akademik.uhn.ac.id/portal/public_html/JurnalSuluhPendidikan.
Juliver Lumbantobing
Penggunaan Psikologi dalam Pendidikan Agama…….
ISSN: 2356-2595
Volume-2, Edisi-1, Maret 2015
untuk menyampaikan intisari khotbah pada setiap hari Minggu. Berdasarkan
Sebagaimana yang dikatakan oleh Collins (ibid), “dalam menggunakan
penjelasan
atas
Psikologi harus tidak pernah dibiarkan
maka, sebagai hasil budaya manusia,
bahwa ia menjadi kerja dari Gereja atau
Psikologi
hakekat dan tujuan dari tugas Gereja.
dapat
pengembangan gerejani,
di
dimanfaatkan pelayanan
termasuk
untuk
untuk
tgas-tugas
Psikologi
pelayanan
menyebarkan Injil akan tetapi Psikologi
P.A.K. 3.3.
dapat
digunakan
untuk
bukanlah Injil itu sendiri. Psikologi dapat Penggunaan
Psikologi
dalam
menjadi suatu alat yang bermanfaat
Tugas-tugas Gerejani
dalam tugas-tugas gerejani, tetapi adalah
Telah dijelaskan di atas beberapa
Allah,
dasar
pertimbangan
digunakan
oleh
yang Gereja
melalui
Roh
dapat
mengajari,
untuk
mengintruksikan”.
memanfaatkan Psikologi dalam tugas-
Kudus,
membimbing
yang dan
Hal di atas patut digaris-bawahi,
tugas pelayanannya. Persoalan yang patut
mengingat
diperhatikan kemudian: bagaimanakah
penyalah-gunaan Psikologi dalam tugas-
Gereja menggunakan Psikologi dalam
tugas gerejani, sehingga penggunaannya
tugas-tugas pelayanannya?
tidak lagi sesuai dengan hakekat dan misi
Menurut
penulis,
Gereja
adanya
kemungkinan
Gereja.
hendaknya menganggap Psikologi hanya
Sebagai contoh, dalam sejarah
sebagai suatu alat atau sarana pendukung
Gereja pernah terjadi yang mana para
pelaksanaan tugas-tugas pelayannya di
pengerja Gereja kadang-kadang telah
dunia ini. Hal ini berarti bahwa Psikologi
menempatkan Psikologi sebagai yang
bukanlah merupakan hal yang hakiki,
terutama
sebagai
pelayanannya.
alat
pendukung
iadapat
dalam
tugas-tugas
Kedudukan
Psikologi
digunakan tetapi pada kesempatan lain
telah melebihi Injil, Psikologi telah
tidak perlu. Dengan demikian Psikologi
disalah-gunakan di dalam tugas-tugas
dapat
gerejani. Tentu hal demikian merupakan
digunakan
kebutuhan mendukung
dan
sesuai manfaatnya
dengan untuk
pelaksanaan tugas-tugas
bahaya
bagi
Gereja
yang
harus
dihindarkan.
pelayanan gerejani.
JSP | FKIP | UHN |hal 101 Alamat URL: akademik.uhn.ac.id/portal/public_html/JurnalSuluhPendidikan.
Juliver Lumbantobing
Penggunaan Psikologi dalam Pendidikan Agama…….
ISSN: 2356-2595
Volume-2, Edisi-1, Maret 2015
Guntrip
(1971:19-24)
pengertian antara Psikologi dengan ajaran
mengingatkan: ada 5 (lima) bahaya yang
Gereja”, yaitu:
harus
-
dihindarkan
Gereja
ketika
Pandangan tentang Dunia
menggunakan Psikologi dalam tugas
Kaumnaturalis percaya bawa manusia
pelayanannya:
merupakan penguasa dari dunia ini.
-
suatu usaha untuk menyombongkan
Tetapi dalam ekeristenan diajarkan:
Psikologi. Psikologi dianggap sebagai
Allah yang menciptakan langit dan
satu-satunya alat pelayanan yang
bumilah penguasa tertinggi.
harus digunakan. -
-
-
-
-
Deteminisme
suatu usaha untuk mengkhobahkan
Menurut Psikologi bahwa segala
Psikologi.
sesuatu di dalam ala mini terjadi
Psikologi
menjadi
isi
khotbah.
berdasarkan hokum alam. Sedangkan
godaan bagi para pelayan Gereja
kekristen
untuk menganggap dirinya sebagai
sesuatu adalah berasal dari Allah,
ahli Psikologi.
diciptakan oleh Allah.
bahaya membuat suatu penilaian yang
-
percaya
bahwa
sesgala
Otoritas
dangkal terhadap suatu pemahaman
Psikologi menyatakan bahwa segala
perilaku manusia yang berasal dari
sesuatu pengetahuan yang tidak dapat
Psikologi.
diuji
timbulnya suatu anggapan bahwa
dibuang. Dalam hal
hidup manusia dapat ditolong dengan
menganggap
Psikologi.
ilmiah adlah berkuasa. Kekristenan
secara
laboratories
harus
ini mereka
seolah0olah
metode
Di pihak lain Gereja juga harus
percaya bawa penyataan illahi yang
menyadari bahwa karena titik berangkat
terdapat di dalam Alkitablah yang
cara pandangan Psikologi dan Gereja
terutama. Metode dan penemuan-
adalah berbeda, maka dapat terjadi
penemuan ilmiah memang penting
perbedaan atau pertentangan pengertian
tetapi ia tidak dapat mengabaikan
antara Psikologi dengan ajaran Gereja.
nilai- nilai agama.
Collins “terdapat
(op.cit.) beberapa
mengemukakan, pertentangan
-
Kata Hati Kebanyakan psikolog
menganggap
bahwa kata hati sebagai terbentuk
JSP | FKIP | UHN |hal 102 Alamat URL: akademik.uhn.ac.id/portal/public_html/JurnalSuluhPendidikan.
Juliver Lumbantobing
Penggunaan Psikologi dalam Pendidikan Agama…….
ISSN: 2356-2595
Volume-2, Edisi-1, Maret 2015
akibat dari suatu prose belajar, bukan
dosa,
dibawa
membebaskannya
sejak
lahir.
Pandangan
kekristenan tentang kata hati ialah sesuatu yang dibawa lahir, yang
-
yang
melalui
Kristus
Yesus (Rm 7:21-25, 1 Yoh. 1:8). -
Tanda Mujijat
merupakan salah satu pemberian
Beberapa psikolog mengaitkan tanda
Allah kepada manusia. Kata hati
mujijat sebagai ketahyulan, tetapi
dapat berfungsi untuk mengingatkan
kekristenan percaya bahwa hal itu
manusia tentang kebenaran.
terjadi adalah karena kuasa Allah
Hakekat atau Sifat Manusia
(Kol. 1:17; Iberani 1:3)
Bagi tujuan Riset, menurut Psikologi bahwa manusia terdiri dari tubuh, jiwa dan roh; yang mana ketiganya masing-masing dapat dipisahkan satu dengan lainnya. Bagi kekristenan, tidak
menerima
tersebut,
ajaran
trikotomi
unsur
tersebut
ketiga
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. -
Allahlah
Psikologi
keberdosaan
dianggap
sebagai
pelanggaran
seseorang
terhadap
prinsip-prinsip
etis, moral dan agama. Keberdosaan tiu dapat diatasi oleh manusia itu sendiri,
misalnya
memperdebatkannya,
dengan
cara
mecoba
melupakannya atau meminta maaf. Dalam ajaran Kristen, keberdosaan ialah pelanggaran terhadap Hukum Allah, ketidak-taatan. Manusia tidak dapat
4.
Dll. Penggunaan Psikologi dalam P.A.K Berdasarkan
uraian-uraian di atas
dapat dikatakan bahwa karena P.A.K. merupakan salah satu tugas panggilan Gereja dan penggunaan Psikologi dalam tugas-tugas gereja tidak perlu diragukan; maka penggunaan Psikologi dalam P.A.K juga tidak perlu diragukan. Akan tetapi
Keberdosaan Dalam
-
membebaskan
dirinya
dari
mengingat
sejarahnya bahwa pernah
terjadi penyalah-gunaannya, dan terdapat dengan
pertentangan
ajaran
juga gereja
pemahaman-pemahaman
Psikologi, maka penggunaan Psikologi ini harus tetap menjaga kesesuaiannya dengan ajaran Alkitab dan misi Gereja. Dalam hal penggunaan Psikologi dalam P.A.K. ini harus tetap diingat bahwa Pasikologi hanyalah berupa alat atau sarana yang dapat berganti ganti dalam
pemakaiannya,
ia
bukanlah
hakekat. Sesuai dengan keperluannya, JSP | FKIP | UHN |hal 103
Alamat URL: akademik.uhn.ac.id/portal/public_html/JurnalSuluhPendidikan.
Juliver Lumbantobing
Penggunaan Psikologi dalam Pendidikan Agama…….
ISSN: 2356-2595
Volume-2, Edisi-1, Maret 2015
hasil-hasil Psikologi dapat dimanfaatkan,
sifat karakteristiknya, sehingga P.A.K.
tetapi beberapa teori/ pandangan yang
dapat menentukan metode pendekatan
tidak relevan tidak boleh dipaksakan
manakah yang lebih sesuai diterapkan
untuk digunakan, bahkan harus ditolak.
dalam
proses
belajar-mengajarnya.
Terutama
Dalam
kaitan
ini
temuan-temuan/
Psikologi
yang
ajaran
bertentangan
dengan
Ajaran Alkitab atau misi Gereja.
terlalu
Psikologi,
tergantung
Psikologi
kepada
tidak
sejak usia dini sampai
akhir hidup, atau juga Psikologi Sosial
Sejalan dengan di atas, P.A.K. tidak boleh
Perkembangan
Psikologi
atau Psikologi Industri relevan bagi P.A.K.
boleh
Oleh
sebab
P.A.K.
merupakan
didewakan. Keberhasilan P.A.K. dalam
salah satu cabang dari Ilmu Pendidikan,
mencapai
atau tugas kegiatan P.A.K terutama
bukanlah
tujuannya karena
semata-mata yang
adalah mendidik. Maka untuk membantu
bantu,
P.A.K agar dapat memahami bagaimana
melainkan adalah karena TUHAN Allah
sebenarnya cara-cara seseorang belajar,
yang dengan cara tersembunyiNya turut
maka
serta
Psikologi Belajar dapat dimanfaatkan.
digunakannya
bekerja
Psikologi
sebagai
dalam
alat
seluruh
proses
Psikologi
kegiatan P.A.K. tersebut. Pengerja P.A.K.
Karena
proses
menggantungkan
terkait
dengan
pekerjaannya
hanya
Pendidikan
atau
belajar-mengajar keadaan
itu
kognitif
kepada Allah saja. Penggunaan Psikologi
seseorang,
dalam P.A.K. terutama adalah sekaitan
Perkembangan Kongnitif oleh Piaget juga
dengan
patut dipelajari pengerja P.A.K.
menolong
bagaimana pengerja
Psikologi
dapat
P.A.K.
untuk
mengenal seluk-beluk pekerjaannya. Objek P.A.K. adalah manusia dari
maka
Psikologi
P.A.K adalah berkaitan dengan iman, P.A.K. berkaitan dengan agama. Maka
Psikologi
juga
dipahami
lapisan strata masyarakat. Oleh sebab itu
P.A.K dalam hal mencoba memahami
cabang Psikologi yang relevan dengan
bagaimanakah
P.A.K
berlangsung.
menolong
P.A.K
siapakah manusia
untuk
membantu
perlu
segala lapisan usia dan juga dari segala
ialah Psikologi yang dapat
untuk
Agama
kehidupan
pengerja
agama
itu
mengenal
P.A.K. adalah tentang pembentukan
atau bagaimanakah
karakter, bahwa tujuan P.A.K. adalah
JSP | FKIP | UHN |hal 104 Alamat URL: akademik.uhn.ac.id/portal/public_html/JurnalSuluhPendidikan.
Juliver Lumbantobing
Penggunaan Psikologi dalam Pendidikan Agama…….
ISSN: 2356-2595
Volume-2, Edisi-1, Maret 2015
untuk
menghasilkan
keperibadian
Saran
kristiani, yang mana setiap orang akan
Agar para pengerja P.A.K baik di Gereja
menunjukkan
kepada
terutama di lingkungan pendidikan lebih
Kristus, yang diwujud-nyatakan dalam
berhikmat dala menggunakan Psikologi:
kehidupannya
tidak
ketaatanNya
sehari-hari.
Maka
terlalu
mempertentangkan
Psikologi Perkembangan Moral Kohlberg
melainkan mencari titik temu, di mana
juga patut dipelajari oleh para pengerja
keduanya
P.A.K.
bersamaan.
dapat
berjalan
secara
KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA
Kesimpulan: Berdasarkan
uraian
di
atas
penulis
berkesimpulan: 1. Para Pekerje P.A.K. tidak perlu ragu untuk
memanfaatkan
temuan
Psikologi, sejauh tidak bertentangan dengan ajaran Alkitab dan missi Gereja. 2. Beberapa cabang Psikologi
yang
dapat dimanfaatkan ialah: Psikologi Pnedidikan atau Psikologi Belajar, Psikologi Perkembangan: Psikologi Perkembangan
Konitif,
Psikologi
Perkembangan
Moral.;
Psikologi
Agama,
Psikologi
Sosian
Carrington, W.L., (1957), Psychology, Religion and Human Need, London, The Epworth Press. Collins, G.R., (1970), Man in Motion, Illionis, Creation House. ------------------(1971), Man in Transition, Illionis, Creation House. Eavey, C.B., (1966), History of Christian Education, Chicago, Moody Press. Goldman R., (1968), Religious Thinking from Childhoid to Adolesence, New York, The Seanburry Press. Groome, T.H., (1980), Christian Religious Education: Sharing Our Story and Vision, New York, Haper & Row Publisher Inc. Guntrip, H., (1971), Psychology for Ministers and Social Workers, London, George Allen & Unwin Limited.
dan
Psikologi Industri.
JSP | FKIP | UHN |hal 105 Alamat URL: akademik.uhn.ac.id/portal/public_html/JurnalSuluhPendidikan.
Juliver Lumbantobing
Penggunaan Psikologi dalam Pendidikan Agama…….
ISSN: 2356-2595
Volume-2, Edisi-1, Maret 2015
Hadiwijono, H., (1988), Iman Kristen, Jakarta, BPK Gunung Mulia. Holt, J., (1964) How Children Fail, New York, Pitmann Publishing Coorporation. -----------(1967), How Children Learn, New York, Pitmann Publishing Coorporation. Homrighausen E.G., Enklaar, I.H., (1985), Pendidikan Agama Kristen, Jakarta, BPK Gunung Mulia. Kartono K., (1979), Psikologi Umum, Bandung, Yayasan Penerbitan Kasgoro. Kung, H., (1977), On Being a Christian, London, Collins. Miller, R.C., (1961) Christian Nurture and The Church, New York, Charles Scribner’s Sons.
Moeliono, A.M., dkk., (1988), Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustak,. Price, J.M., (1944), A Survey of Religious Education, The Ronald Press Company, New York. Schmidt, A., (1983), Kawan Sekerja Allah, Jakarta, BPK Gunung Mulia. Shinn, R.L., (1962), The Educational Mission of Our Church, Philadelpia, United Church Press. Verkuyl, J., (1979), Etika Kristen Kebudayaan, Jakarta, BPK Gunung Mulia. Wahono S. W., (1986), Di Sini Kutemukan, Jakarta, BPK Gunung Mulia. Westerhoff , J.H. III., (1976), Will Our Children Have Faith:, Australia, Dove Communicatons, East Malvern.
JSP | FKIP | UHN |hal 106 Alamat URL: akademik.uhn.ac.id/portal/public_html/JurnalSuluhPendidikan.