Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan http://ejournal s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 5, No 1 (2016)
KEMAMPUAN RUANG TERBUKA HIJAU DALAM MENYERAP EMISI CO2 KENDARAAN BERMOTOR BERDASARKAN LUAS LAHAN HIJAU (STUDI KASUS: KAMPUS UNIVERSITAS DIPONEGORO TEMBALANG) Adhiyayna Rifqi Cafriwaka*) Cafriwaka Endro Sutrisno**) Irawan Wisnu Wardhana**) Wardhana Program Studi S1 Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Sudarto, SH Tembalang, Semarang, Indonesia 50275 Email :
[email protected]
Abstrak Kendaraan bermotor yang terdapat di kawasan Kampus Universitas Universitas Diponegoro Tembalang berpotensi menimbulkan emisi CO2 akibat dari pembakaran sempurna mesin kendaraan.Karena Karena itu diperlukan Ruang Terbuka Hijau sebagai wadah untuk menyerap emisi CO2 tersebut. Emisi CO2 diukur untuk mengetahui beban CO2 yang ada pada masingmasing masing ruas jalur Kampus Universitas Diponegoro Tembalang, sementara Ruang Terbuka Hijau diukur untuk mengetahui nilai total daya serap CO2dan sisa emisi CO2 yang tidak terserap pada masing-masing asing ruas jalur. jalur Pengukuran emisi CO2 menggunakan nakan metode Tier 2 dengan cara menghitung jumlah kendaraan yang melewati tiga pintu utama Kampus Universitas Diponegoro. Sedangkan, pengukuran daya serap ruang terbuka hijau menggunakan metode luas lahan hijau yang terdapat pada pinggir dan median jalan masingmasing masing ruas jalur.Nilai Nilai emisi CO2dan total daya serap tertinggi terdapat pada ruas jalur Gerbang Utama – Widya Puraya, yaitu sebesar 295,604 ton/tahun dan 158,211 ton/tahun. ton/tahun Sementara nilai emisi CO2 dan total daya serap terendah berada pada jalur Teknik Arsitektur – Teknik PWK yaitu sebesar 5,077 ton/tahun dan 4,518 ton/tahun. Kata Kunci: Emisi Karbon Dioksida (CO2),Kendaraan Bermotor, Ruang Terbuka Hijau Hijau, Daya Serap CO2, Luas Lahan Hijau
Abstract [The The Capabilites of Green Space in Absorbing A CO2 Emissions of Vehicle Based on the Green Land Area (Case Study: Diponegoro University, University, Tembalang Campus Campus)]. Motor vehicles in the Diponegoro University Tembalang Campus area has the CO2 emissions potential due to the result of vehicle engine combustion. It takes a green space as a media to absorb the CO2 emissions. CO2 emissions are measured to determine the existing CO2 burden on each segment of the path in Diponegoro University Tembalang Campus, while the green space is measured to determine the total value of CO2 absorption and residual CO2 emissions which are not absorbed in each track segment. Measurement of CO2 emissions using Tier 2 method by calculating the number of vehicles which passing through the three main doors of Diponegoro University Tembalang Campus. Campus. Meanwhile, measuring the absorption of green space usingthe green land area which located on the side of the road and median lane of each segment. CO2 emission values and total absorption tion is highest at the Main Gate lane roads - Widya Puraya, which amounted to 295.604 tons / year and 158.211 tons / year. While the total value of CO2 emissions and the low absorptive capacity is on the track of Architectural Engineering – Urban and Regional Planning Engineering in the amount of 5.077 tons / year and 4.518 tons / year. Keywords: Carbon Dioxide (CO CO2)Emission, Vehicles,Green Space, CO2 sink,, Green Land Area
1
*) Penulis
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan http://ejournal s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 5, No 1 (2016)
1.
PENDAHULUAN Iklim bumi berubah secara cepat akibat meningkatnya emisi Gas Rumah Kaca (GRK). Efek GRK tersebut menghambat pelepasan panas dan menyebabkan penumpukan gas--gas rumah kaca di atmosfer sehingga menghambat pantulan sinar radiasi matahari (inframerah) dari permukaan an bumi menuju ke ruang angkasa (Widya, 2012).Menurut 2012). Jibran (2015) kontributor efek rumah kaca berasal dari berbagai macam sektor namun yang paling besar berasal dari sektor energi, transportasi, rtasi, industri, pertanian, dan sebagainya. Konsentrasi CO2 sebelum era industri tahun 1750 ialah sebesar 280 ppm. Jumlah telah bertahan selama ribuan tahun. Namun terus meningkat sejak era industri, pada tahun 1999 konsentrasi CO2 di atmosfer mencapai 367 ppm (IPCC, 2001). Berdasarkan perhitungan hitungan Mauna Loa Observatory, USA, tahun 2014 secara rata-rata rata jumlah konsentrasi CO2 di atmosfer sebesar 398,52 ppm. Hal ini menunjukkan peningkatan konsentrasi CO2 yang signifikan akibat aktivitas manusia. Kemajuan teknologi menyebabkan munculnya gaya hidup – gaya hidup baru, salah satunya menggunakan kendaraan berbahan bakar fosil. Hal tersebut berperan besar dalam menyumbang emisi CO2.Dalam 11 tahun terakhir kebutuhan energi sektor transportasi meningkat ratarata rata 4,2% per tahun dari 281 juta SBM (Setara Barell Minyak) pada tahun 2000 menjadi 443 SBM pada tahu 2011 (ESDM, 2013). Kampus Universitas Diponegoro (Undip) Tembalang memiliki sembilan jalur utama, dimana pada masing-masing masing jalur memiliki kondisi lalu lintas kendaraan yang cukup padat. Padatnya arus lalu lu lintas pada ruas jalur yang ada, berpotensi mengemisikan CO2 dalam jumlah tertentu. Kampus Undip Tembalang memiliki luas lahan sebesar 1.352.054 m2 yang terbagi menjadi dua, yaitu luas lahan terbangun dan luas lahan 2
*) Penulis
tak terbangun. Luas lahan terbangun berfungsi untuk menunjang aktivitas perkuliahan yang berlangsung, sementara luas lahan tak terbangun dapat berfungsi sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH). RTH tersebut berupa luas lahan hijau yang mampu menyerap emisi CO2 kendaraan bermotor yang dipengaruhi oleh intensitas cahaya yang ada. Kota Semarang memiliki intensitas cahaya yang terbilang cukup besar. sekitar 139,923 W/m2 per tahun (BMKG, 2015). Adiastari (2010) telah meneliti tentang kemampuan daya serap CO2 yang diukur dari luas lahan hijau yang ada, dengan memperhitungkan intensitas cahaya per tahunnya. Namun pada penelitian tersebut pengukuran luas lahan hijau hanya dilakukan pada lima luas lahan terbesar, tidak memperhitungkan secara rinci lahan hijau per jalurnya. Kemudian, tidak dilakukan simulasi skenario agar luas lahan hijau mencapai kondisi yang ideal. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar potensi emisi CO2 yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor yang terdapat di Kampus Universitas Diponegoro (Undip) Tembalang. Perhitungan ke kendaraan bermotor dilakukan dengan cara mengukur manual kendaraan yang melewati tiga pintu masuk utama Kampus Undip Tembalang. Serta mengetahui nilai daya serap tanaman berdasarkan luas lahan hijau yang ada pada masing-msaing masing ruas jalur. Sehingga dapat diketahui tahui sisa emisi CO2 yang tidak terserap oleh lahan hijau yang terdapat di Kampus Universitas Diponegoro Tembalang.. 2.
METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dilakukan selama 30 hari, yaitu mulai tanggal 1 Juni-30 30 Juni 2015. Lokasi penelitian adalah kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang berada di jalur utama kampus Universitas Diponegoro, Tembalang. Titik lokasi penelitian tersaji pada gambar 1.
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan http://ejournal s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 5, No 1 (2016)
emisi berbasis VKT (vehicle vehicle kilometer traveled). Perhitungan emisi CO2 dengan metode Tier 2 dapat dihitung menggunakan persamaan: VKTj,line= ∑Qji . li Ecji = (VKTj,line. EFcj. ρ / E) . 52 Gambar1 1 Titik Lokasi Penelitian
Keterangan: a. Titik 1 berada di pintu masuk utama utam Kampus Universitas Diponegoro b. Titik 2 berada di pintu masuk samping yang terletak di dekat Fakultas ultas Hukum dan Gedung Diploma Teknik. c. Titik 3 berada di pintu masuk belakang yang terletak di dekat Fakultas.Perikanan dan Kelautan serta Fakultas Kedokteran. Waktu penelitian disesuaikan esuaikan dengan waktu aktivitas perkuliahan. Kemudian dipilih jadwal kuliah sebagai acuan waktu sampling. Jumlah sampel ampel mata yang digunakan dalam metode sampling ini adalah 10 jadwal kuliah. Berdasarkan jadwal kuliah yang telah terkumpul,, dilakukan pendataan waktu aktivitas kuliah dimulai, mulai, aktivitas kuliah berlangsung, waktu istirahat, istirahat dan aktivitas kuliah selesai. Setelah dilakukan pendataan, maka dapat ditentukan pada pukul berapa perhitungan volume kendaraan dapat dilakukan. Melalui data jadwalkuliah yang telahterkumpul, makawaktu sampling dapatdilakukanpadapukul: a. 07.00-08.00 (mewakiliaktivitaskuliahmulai) b. 09.00-10.00 (mewakiliwaktukuliahberlangsung) c. 12.00-13.00 13.00 (mewakiliwaktuistirahat) d. 15.30-16.30 (mewakiliaktivitaskuliahselesai) Perhitungan volume kendaraan dilakukan selama lima hari untuk mewakili hari aktif dalam waktu satu minggu.Perhitungan Perhitungan nilai emisi CO2 dilakukan dengan menggunakan metode Tier 2 yang mempertimbangk kan faktor 3
*) Penulis
Keterangan: VKTj,line
Qji li Ecji EFcj ρ E 52
(2.1)
= VKT kategori kendaraan j pada ruas jalan i yang dihitung sebagai sumber garis (km/tahun) = volume kendaraan dalam kategori j pada ruas jalan i (kendaraan/tahun) = panjang ruas jalan i (km) = emisi pencemar c untuk kendaraan kategori j pada ruas jalan i = faktor emisi pencemar c untuk kendaraan kategori j = densitas bahan bakar (kg/liter) = ekonomi bahan bakar (km/liter) = jumlah minggu dalam satu tahun
Faktor emisi yang digunakan dalam metode Tier 2 mengacu pada faktor emisi nasional yang tercantum dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 12 Tahun 2010 tentang Pengendalian Pencemaran Udara di Daerah. Faktor emisi CO2dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Faktor Emisi CO2 (PermenLH no. 12 Tahun 2010) Kategori
CO2 (g/kgBBM)
Sepeda Motor Mobil Penumpang (bensin) Mobil Penumpang (solar)
3180
Bus
3172
Truk
3172
3180 3172
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan http://ejournal s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 5, No 1 (2016)
Perhitungan emisi menggunakan densitas untuk mendapatkan massa emisi CO2 dalam bentuk yang sesuai. Kemudian diperlukan juga data ekonomi bahan bakar untuk mengetahui penggunaan bahan bakar kendaaran tiap kilometer. Nilai densitas dan ekonomi bahan bakar yang digunakan dapat dilihat pada tabel 2 dan 3. Tabel 2. Densitas Bahan Bakar (Kalghatgi, Kalghatgi, 2014) Densitas Kategori (kg/liter) liter) Mobil (bensin) 0,7465 Mobil (solar)
3. 3.1
HASIL DAN PEMBAHASAN Perhitungan Emisi CO2 Pengambilan sampel perhitungan volume kendaraan dilaksanakan selama lima hari, yaitu mulai tanggal 11-17 11 Juni 2015 untuk mewakili hari aktif kegiatan perkuliahan dalam rentan waktu satu minggu. Jenis kendaraan yang diukur dalam pengukuran ini meliputi sepeda motor, mobil (bensin), mobil (solar), bus, dan truk. Grafik persentase komposisi volume kendaraan di kampus Undip Tembalang tersaji dalam gambar 2.
0,8389
Tabel 3. Densitas Bahan Bakar (PermenLH No.12 Tahun 2010) Ekonomi Bahan Kategori Bakar (km/liter) Sedan 9,8 Van/minibus 8 Taksi 8,7 Angkot 7,5 Sepeda Motor 28
Reaksi pembakaran bahan bakar oleh kendaraan bermotor seperti berikut: C8H18 + 12,5O2 8CO2 + 9 H20 Potensi emisi CO2 yang dihasilkan dari sektor kendaraan bermotor terbilang cukup besar dikarenakan hasil dari reaksi pembakaran sempurna berupa gas CO2. Perhitungan nilai total daya serap didasari oleh penelitian yang dilakukan oleh Adiastari (2010). Untuk ntuk menghitung laju serapan CO2 digunakan model hubungan antara laju serapan dengan luas tanaman hijau menggunakan rumus matematika yang dikembangkan kan Pentury (2003). Dengan rumus sebagai berikut:
Gambar 2Persentase Volume Kendaraan Tiap Kategori
Hasil perhitungan emisi CO2 yang dilakukan selama lima hari kerja (11 (11-17 Juni 2015) di kawasan Kampus Undip Tembalang dapat dilihat pada tabel 4 berikut. Tabel 2. Emisi CO2Kendaraan Bermotor No. 1 2 3
S = 0.2278 exp
(0.0048 x I)
(2.2) 4
Keterangan: S : Laju serapan CO2 per satuan luas (µg/cm2/menit) I : Intensitas cahaya (watt/m2) e : bilangan pokok logaritma natural 0.0048 : Koefisien intensitas cahaya 0.2278 : Konstanta penjumlahan
4
*) Penulis
5 6 7
Ruas Jalur Gerbang Utama – Widya Puraya (1) Fakultas Hukum – Widya Puraya (2) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Teknik Mesin (3) Teknik Sipil – Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (4) Teknik Arsitektur Teknik PWK (5) Widya Puraya Teknik Mesin (6) Widya Puraya Fakultas Ekonomika dan Bisnis (7)
Total (ton/tahun) 295.604 71.751 6.521
49.729 5.077 48.567 34.916
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan http://ejournal s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 5, No 1 (2016)
Nilai daya serapCO2dihitung dihitung dengan cara mengkalikan hasil laju serapan CO2 per tahun dengan luas lahan hijau yang telah diukur dengan menggunakan Global Positioning System (GPS) Garmin 62S .
Tabel 2. Emisi CO2Kendaraan Bermotor (Lanjutan) No.
Total (ton/tahun)
Ruas Jalur
8
F. Psikologi - F. Peternakan (8)
211.796
9
Fakultas Kedokteran - Teknik Industri (9)
15.778
Menurut tabel tersebut ruas jalur dengan nilai emisi CO2 terbesar sar ialah jalur (1) dengan nilai emisi CO2 sebesar 295.6039 ton/tahun. Hal ini dikarenakan jalur tersebut merupakan akses utama untuk keluar masuk Kampus Undip Tembalang. Sementara ruas jalur dengan nilai emisi CO2terkecil berada pada jalur (5) dengan 5.0766 ton/tahun, dimana jalur ini merupakan jalur yang tidak terlalu besar sehingga hanya dilalui kendaraan yang berasal dari jurusan teknik arsitektur, teknik PWK, teknik geologi, dan sebagian teknik sipil. Nilai emisi CO2 tiap ruas jalur dapat dilihat pada grafik berikut. Total Emisi CO2 (ton/tahun)
EMISI CO2 (TON/TAHUN)
295.604
132.357 143.221
0.430 0.453
April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Total
140.068 138.031 122.026 125.809 137.061 154.473 193.661 182.118 127.070 1679.07
0.446 0.442 0.409 0.417 0.440 0.478 0.577 0.546 0.419 5.397
Setelah laju serapan per menit didapat kemudian dikonversi si menjadi laju serapan per tahun agar dapat diketahui nilai laju serapan tahunannya.
No.
Bulan
S (µg/cm²/ menit)
S (µg/m²/tah un)
1
Januari
0.340
1.79 x 109
2
Februari
0.430
2.26 x 109
3
Maret
0.453
2.38 x 109
4
April
0.447
2.35 x 109
5
Mei
0.442
2.33 x 109
7
Juli
0.417
2.19 x 109
8
Agustus
0.440
2.31 x 109
9
September
0.340
1.79 x 109
10
Oktober
0.430
2.26 x 109
11
November
0.546
2.87 x 109
12
Desember
0.419
2.21 x 109
250.000 211.796
200.000 150.000 100.000
71.751 49.729
50.000
6.521
48.567 34.916 15.778
5.077
0.000 1
2
3
4
5
6
7
8
9
RUAS JALUR
Gambar 3 Nilai Total Emisi CO2 Tiap Ruas Jalur
3.2 Perhitungan Daya Serap CO2 Berdasarkan Luas Lahan Hijau Luas lahan hijau pada tiap tiap-tiap jalur memiliki nilai daya serap yang berbeda tergantung dari besaran luas lahannya. 5
Februari Maret
Tabel 4. Hasil Perhitungan Laju Serapan CO2 Per Tahun (Lanjutan)
350.000 300.000
Tabel 3.Hasil Perhitungan CO2 Serapan Per Menit Data S Intensitas Bulan (µg/cm²/ Cahaya menit) (watt/m2) Januari 83.178 0.340
*) Penulis
Berdasarkan tabel 4 diatas daya serap terbesar terdapat pada bulan November dengan nilai 2,87 x 109. Sementara
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan http://ejournal s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 5, No 1 (2016)
3.3
Perbandingan Emisi CO2 dan Total Daya Serap Per Ruas Jalur Hasil daya serap masing-masing masing ruas jalur yang telah dihitung dibandingkan dengan nilai emisi CO2 yang sudah didapat. Perbandingan emisi CO2 dengan total daya serap masing-masing masing ruas jalur dapat dilihat pada tabel 4 berikut. Tabel 4 Perbandingan Nilai Emisi CO CO2 dengan Nilai Total Daya Serap Total Daya Total Emisi Serap Lahan Ruas CO2 Hijau Jalur (ton/tahun) (ton/tahun) (1) 295.604 158.211 (2) 71.751 141.715 (3) 6.521 20.447 (4) 49.729 32.377 (5) 5.077 4.516 (6) 48.567 30.288 (7)
34.916
62.132
(8)
211.796
47.104
(9)
15.778
11.786
Menurut tabel diatas terdapat beberapa ruas jalur yang emisi CO2-nya melebihi nilai daya serap. Yang pertama adalah ruas jalur (1).. Ruas jalur ini merupakan ruas jalur utama Kampus Undip Tembalang dan mayoritas jumlah kendaraan yang masuk ke Kampus Undip Un Tembalang melalui jalur ini.. Kemudian pada ruas jalur (4).. Walaupun di depan bangunan FISIP sudah terdapat lahan hijau yang membentang panjang ternyata belum mampu untuk menyerap emisi CO2 yang ada. Selanjutnya terdapat ruas jalur (5), dimana pada ruas jalur ini luas lahan hijau yang terdapat di pinggir jalan memang kurang besar. Sehingga kemampuan daya serap CO2 yang ada belum mampu untuk menyerap emisi CO2. Kemudian pada jalur (6) . Sepanjang jalur (6) lahan hijau yang terdapat di pinggir jalan masih kurang optimal sehingga belum mampu menyerap CO2 yang ada. Lalu pada ruas jalur (7), (7) lahan hijau yang ada di pinggir jalan 6
*) Penulis
sepanjang ruas jalur ini juga masih belum optimal. Masih terdapat lahan kosong yang tidak tertutupi tanaman yang menyebabkan kemampuan an daya serapnya belum mampu menyerap emisi CO2 yang ada. Yang terakhir adalah ruas jalur (9) (9). Lahan hijau yang terdapat di sepanjang ruas jalur ini terbilang masih sedikit. Gambar G perbandingan antara emisi CO2 dan nilai daya serap CO2 dapat dilihat pada grafik berikut. Total Emisi CO2 (ton/tahun) Total Daya Serap Lahan Hijau (ton/tahun) 350.000 NILAI EMISI DAN DAYA SERAP CO2
dayaserap terkecil berada pada bulan Januari dengan bulan 1.79 x 109.
300.000 250.000 200.000 150.000 100.000 50.000 0.000 1
2
3
4
5
6
7
8
9
RUAS JALUR
Gambar 4 Perbandingan Nilai Emisi CO2 dengan Nilai Total Daya Serap Tiap Jalur
3.4
Simulasi Ruang Terbuka Hijau Simulasi Ruang Terbuka Hijau bertujuan untuk menciptakan kondisi ideal dimana sebagian besar luas lahan hijau yang terdapat di Kampus Undip Tembalang dapat menyerap emisi CO2 yang berasal dari kendaraan bermotor. Skenario simulasi yang dilakukan ialah merubah besaran luas lahan hijau. Hasil nilai total daya serap simulasi luas lahan hijau dapat dilihatpada tabel berikut. Tabel 4 Perbandingan Nilai Emisi CO2 dengan Nilai Total Daya Serap Lahan Simulasi Ruas Jalur
Total Emisi CO2 (ton/tahun)
Total Daya Serap Luas Lahan Simulasi (ton/tahun)
(1) (2) (3)
295.604 717.506 65.207
158.211 141.715 20.447
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan http://ejournal s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 5, No 1 (2016) Tabel 4 Perbandingan Nilai Emisi CO2 dengan Nilai Total Daya Serap Lahan Simulasi (Lanjutan) Total Daya Serap Total Emisi Ruas Luas Lahan CO2 Jalur Simulasi (ton/tahun) (ton/tahun) (4)
497.288
51.803
(5) (6) (7) (8) (9)
5.0766 48.5668 34.9163 211.7964 15.7778
5.422 49.975 62.132 105.944 16.501
Perbesaran luas lahan hijau tergantung kondisi lahan hijau yang ada pada masing-masing masing ruas jalur. Pada ruas jalur (4) penambahan pada masing-masing masing lahan hijau sebesar 65%. Sementara pada jalur (5) penambahan luas lahan hijau sebesar 20%. Kemudian pada ruas jalur (8) diperbesar sebanyak 30%, dan 150%. Lalu, pada ruas jalur (9) masing-masing masing luas lahan diperbesar sebanyak 40%. 40% Pada ruas jalur (1),, (2) tidak dilakukan perbesaran pada luas lahan hijaunya, dikarenakan kondisi yang ada tidak memungkinkan untuk dilakukan perbesaran. Kemudian pada ruas jalur (8) walaupun sudah dilakukan perbesaran namun lahan hijau yang ada belum mampu untuk menyerap emisi CO2.. Hal ini disebabkan pada ruas jalur tersebut lahan hijau tidak memungkinkan lagi untuk diperbesar luasannya. Grafik perbandingan antara emisi CO2 dan total daya serap luas lahan hijau simulasi dapat dilihat pada gambar berikut. Total Emisi CO2 (ton/tahun)
NILAI TOTAL EMISI DAN TOTAL DAYA SERAP CO2
Total Daya Serap Luas Lahan Simulasi (ton/tahun) 350.000 300.000 250.000 200.000 150.000 100.000 50.000 0.000 1
2
3
4
5
6
7
8
9
RUAS JALUR
Gambar 4 Grafik Perbandingan Nilai Emisi CO2 dengan Total Daya Serap Luas Lahan Hijau Simulasi
7
*) Penulis
3.5
Kontribusi Emisi CO2 Nilai kontribusi emisi CO2 yang berasal dari kendaraan bermotor yang ada di Kampus Undip Tembalang terhadap emisi CO2 secara global dapat dihitung. Nilai kontribusi tersebut biasanya dinyatakan dalam CO2 equivalent atau CO2e. Menurut Kementerian ESDM ttotal emisi gas rumah kaca (GRK) Indonesia pada tahun 2000 sebesar 1.415,9 juta ton CO2 ekuivalen dan meningkat pada tahun 2005 menjadi sebesar 1.711,4 ju juta ton CO2 ekuivalen. Emisi CO2 sektor kendaraan yang terdapat di Kampus Undip Tembalang adalah sebesar 739,378 ton/tahun. Menurut BPPT pada tahun 2011, emisi CO2 Kota Semarang ialah sebesar 1,22 juta ton/tahun sehingga nilai kontribusi CO2 Kampus Undip Tembalang terhadap Kota Semarang ialah sebesar 0,06%. Peningkatan CO2 terus terjadi tiap tahunnya baik di Kota Semarang maupun di Kampus Undip Tembalang sehingga perlu diperhatikan emisi CO2 agar pemanasan global tidak dak berdampak secara signifikan 4.
KESIMPULAN Pada beberapa ruas jalur seperti pada jalur (2), (3), dan (7) emisi CO2 kendaraan bermotor sudah mampu diserap oleh lahan hijau yang ada. Namun pada ruas jalur (1), (4), (5), (6), (8), dan (9) masih terdapat sisa emisi CO2 pada masing masing-masing ruas jalur. Hal ini mengindikasikan bahwa secara keseluruhan emisi CO2 belum mampu diserap oleh lahan hijau yang ada. Karena itu perlu dilakukan simulasi agar mencapai kondisi ideal, dimana sebagian besar lahan hijau pada tiap-tiap tiap ruas jalur mampu menyerap emisi CO2 Faktor-faktor faktor yang mempengaruhi nilai emisi CO2 antara lain jumlah kendaraan, kategori jenis kendaraan, dan densitas bahan bakar kendaraan. Sementara faktor yang mempengaruhi nilai total daya serap ialah luas lahan hijau yang berada pada pinggir dan median jalan masing-masing ruas jalur.
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan http://ejournal s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 5, No 1 (2016)
5.
SARAN Saran yang dapat diberikan sesuai dengan pembahasan diatas antara lain: 1. Perluasan luas lahan hijau yang berada di pinggir dan median jalan agar memudahkan kegiatan pengukuran daya serap.. 2. Menggunakan GPS dengan ketelitian hingga milimeter agar data luas lahan hijau semakin akurat DAFTAR PUSTAKA Adiastari, R. (2010). Kajian Mengenai Kemampuan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dalam Menyerap Emisi Karbon di Kota Surabaya. Surabaya Skripsi. Surabaya. Institut Teknologi Sepuluh November IPCC. (1996). Greenhouse Gas Inventory Reference Manual.. United Kingdom: IPCC WGI Technical Support Unit Zuberi, M. J. S,(2015). Greenhouse Effect Reduction by Recovering Energy From Waste Landfills in Pakistan Pakistan. Renewable and Sustainable Reviews 44 page 117-131. 131. Kementerian Energi Sumber Daya dan Mineral. (2013). GRK FINAL Jakarta: Pusat Data dan Teknologi Informasi. Kementerian Lingkungan Hidup. (2013). Pedoman Teknis Penyusunan Inventarisasi Emisi Pencemar Udara di Perkotaan.. Jakarta: Asdep Pengendalian Pencemaran Udara Sumber Bergerak Deputi Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup Lindzen, Richard S. dan Kerry A. E. (2000). Greenhouse Effect: A Scientific Analysis. Massachusetts: Massachusetts Institute of Technology Kementerian Lingkungan Hidup. (2010) Peraturan Nomor 12 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Pengendalian Pengend 8
*) Penulis
Pencemaran Udara di Daerah. Jakarta Kementerian Pekerjaan Umum. (2008).Peraturan Peraturan Nomor 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan. Jakarta Utaminingsih, Widya.(2012 2012). Mitigasi Emisi Gas Rumah Kaca Melalui Penerapan Irigasi INTERMITTENT Di Lahan Sawah Beririgasi. Jurnal Irigasi v Vol.7, No.2, Oktober 2012.