JURNAL STIE SEMARANG, VOL 6, NO 2, Edisi Juni 2014 (ISSN : 2252 – 7826) PENGARUH DIFERENSIASI PRODUK DAN POTONGAN TUNAI
TERHADAP VOLUME PENJUALAN INDUSTRI KECIL KONFEKSI DI KECAMATAN SEMARANG BARAT Siti Rochmah Dosen Tetap STIE Semarang
Abstraksi Pembangunan segala bidang tengan digalakkan pemerintah dan pemerintah berusaha untuk meningkatkan program-program yang bertujuan meningkatkan pendapatan masyarakat. Di Indonesia industri kecil sangat berperan dalam program yang dilaksanakan pemerintah. Salah satu industri kecil adalah industri kecil konveksi. Disini penulis mengambil populasi industri kecil konveksi di Semarang Barat untuk diteliti. Penulis merumuskan masalah skripsi ini pada pengaruh differensiasi produk dan potongan tunai terhadap volume penjualan industri kecil konveksi di Semarang Barat. Dari sasaran banyak responden penulis memilih 10 responden untuk dijadikan sampel. Alat analisis yang digunakan adalah analisis korelasi berganda, koefisien determinasi dan regresi. Metode ini digunakan untuk mengetahui kekuatan, hubungan dan peluang yang dimiliki oleh para responden dalam menjalankan usahanya. Setelah dilakukan analisis disimpulkan bahwa ada pengaruh yang kuat dan hubungan positif antara differensiasi produk dengan volume penjualan, demikian juga pengaruh kuat dan hubungan positif antara potongan tunai dengan volume penjualan. Dari hasil analisis diukur bahwa volume penjualan sangat dipengaruhi oleh differensiasi produk dan potongan tunai. Dimana para responden dalam menjalankan industri konveksinya, sangat memperhatikan model, jenis dan bahan yang digunakan disertai dengan pemberian potongan tunai untuk meningkatkan penjualan. Hasil ini dapat dilihat dengan nilai uji F hitung sebesar 206,081 . dari nilai Ftabel sebesar 3,18. Kata kunci : Diferensiasi Produk, Potongan Tunai dan Volume Penjualan
77
JURNAL STIE SEMARANG, VOL 6, NO 2, Edisi Juni 2014 (ISSN : 2252 – 7826)
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara yang sedang berkembang dan sedang giat-giatnya melakukan pembangunan di segala bidang. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk lebih memeratakan hasil daripada pembangunan. Arah pembangunan di Indonesia antara lain adalah untuk lebih memeratakan hasil pembangunan, maka perlu ditingkatkan program-program
untuk
meningkatkan
pendapatan
kelompok-
kelompok masyarakat yang mempunyai mata pencaharian dengan pendapatan rendah seperti buruh tani, pedagang kecil dan lain-lain. Menurut Michael Todaro (1994)di Negara-negara yang sedang berkembang seperti Indonesia, pada umumnya tingkat kehidupannya cenderung sangat rendah untuk sebagian besar penduduknya. Tingkatan kehidupan yang rendah ini dimanifestasikan secara kualitatif dan kuantitatif dalam bentuk pendapatan yang rendah, fasilitas perumahan yang tidak memadahi, sarana pendidikan dan tingkat kematian. Bertolak dari kenyataan inilah maka industri kecil telah mengambil tempat yang penting dalam masalah kesempatan kerja dan ketenagakerjaan dinegara-negara berkembang. Di Indonesia industri kecil
didefinisikan
sebagai
unit
usaha
usaha
inudstri
yang
mempekerjakan antara lima sampai sembilan belas orang tenaga kerja. Berdasarkan pertimbangan diatas dalam rangka menyusun skripsi penulis mengambil judul sebagai berikut :“PENGARUH DIFERENSIASI TERHADAP
PRODUK
VOLUME
DAN
POTONGAN
PENJUALAN
INDUSTRI
TUNAI KECIL
KONFEKSI DI KECAMATAN SEMARANG BARAT”
1.2. Perumusan Masalah Dari uraian latar belakang masalah maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
78
JURNAL STIE SEMARANG, VOL 6, NO 2, Edisi Juni 2014 (ISSN : 2252 – 7826)
1. Seberapa besar pengaruh differensiasi produk terhadap volume penjualan pada industri kecil konveksi di Kecamatan Semarang Barat ? 2. Seberapa besar pengaruh potongan tunai terhadap volume penjualan pada industri kecil konveksi di Kecamatan Semarang Barat ? 3. Seberapa besar pengaruh differensiasi produk dan potongan tunai
terhadap volume penjualan pada industri kecil konveksi di Kec. Semarang Barat ?
LANDASAN TEORI 2.1 Differensiasi Produk 2.1.1 Pengertian Produk Produk ialah sesuatu yang dapat ditawarkan kepada konsumen untuk diperhatikan, dibeli, digunakan atau konsumsikan: istilah Produk mencukupi benda-benda fisik, jasa-jasa, kepribadian, tempat-tempat, organisasi dan lain-lain. Produk mempunyai banyak variasi , yaitu: 1. Produk item Produk item yaitu suatu produk spesifik tertentu yang dapat dipisahkan secara jelas berdasarkan daftar penjualan atau sejenis barang yang berada didalam produk line tertentu. 2. Produk Line Produk Line adalah sekelompok produk yang berhubungan erat satu sama lain karena dapat memenuhi kebutuhan bersama-sama digunakan bersama, dijual kepada kelas konsumen yang sama, disalurkan melalui saluran distribusi yang sama, dan kelas yang sama pula. 3. Produk mix Produk mix adalah seluruh produk yang ditawarkan untuk dijual oleh suatu perusahaan tertentu.
79
JURNAL STIE SEMARANG, VOL 6, NO 2, Edisi Juni 2014 (ISSN : 2252 – 7826)
2.1.2 Konsep Produk
Konsep produk dapat dibedakan dalam: 1. Care produk ( produk inti ) Care produk adalah produk yang dilihat dari manfaatnya atau kegunaannya 2. Formal produk Formal produk adalah produk yang secara fisik ditawarkan di pasar untuk di beli konsumen ( meliputi care produk dan formal produk ). 3. Augmented produk Augmented produk yaitu meliputi manfaat dan fisik produk tersebut yang di beli oleh konsumen. 2.1.3 Differensiasi produk dan segmentasi pasar Differensiasi produk yaitu usaha untuk menghasilkan barang sejenis tapi dibedakan dalam bungkus, kualitas, merek atau warna. Segmentasi pasar yaitu usaha untuk memperdalam pasarnya untuk mendapatkan keuntungan yang lebih banyak karena semakin banyak konsumennya.
2.2 Pengertian potongan Tunai 2.2.1 Potongan harga Potongan harga diberikan apabila membeli dalam jumlah tertentu, perusahaan akan memberikan potongan tertentu dengan maksud untuk mendapatkan pembeli dalam jumlah yang lebih besar. Potongan harga juga dapat diberikan bagi mereka yang mau membayar dengan cash atau dengan tempo yang lebih pendek. Tujuan dari perusahaan adalah mendorong agar pembelian sebagian dilakukan dengan kontan atau dengan tempo lebih pendek.
80
JURNAL STIE SEMARANG, VOL 6, NO 2, Edisi Juni 2014 (ISSN : 2252 – 7826)
2.2.2 Potongan tunai
Seperti telah dikemukakan diatas maka dengan quantity discount perusahaan mengharapkan omzet penjualan akan dapat ditingkatkan sebab dengan cara ini pembelian akan didorong untuk melakukan pembelian sekaligus atau dalam waktu tertentu dalam jumlah yang lebih besar agar mendapatkan potongan harga. Tetapi potongan tunai atau potongan harga karena pembayaran tunai dapat diperluas artinya termasuk pembayaran dengan tempo yang lebih pendek. Untuk melakukan kebijaksanaan ini sudah barang tentu latar belakang tidak sama dengan apabila perusahaan tersebut melaksanakan kebijaksaan quantity discount. 2.3 Penjualan 2.3.1 Pengertian Penjualan Konsep penjualan berpendapat bahwa para konsumen jika dibiarkan sendiri biasanya tidak akan membeli produk-produk dari perusahaan tersebut, oleh karena itu perusahaan harus melakukan kegiatan penjualan yang agresif dan usaha promosi yang gencar. Pengertian penjalan menurut Drs. Sutamto (1992 : 9) bahwa penjualan
adalah
usaha
yang
dilakukan
manusia
untuk
menyampaikan barang kebutuhan yang telah dihasilkan kepada mereka yang memerlukannya dengan imbalan uang menurut harga yang telah ditentukan atas persetujuan bersama. Menurut Drs. Winardi (1995 : 54) bahwa pengertian penjualan meliputi penjualan keliling, penjualan diskriptif, penjualan barang-barang. Penjual keliling adalah seorang penjual yang berkeliling ke tempat-tempat untuk mencari pembeli atau pemesan. Penjualan diskriptif adalah penjualan yang berdasarkan penjelasan-penjelasan yang disampaikan oleh penjualn kepada calon pembeli mengenai mutu, penjelasan mengenai ukura, penjelasan mengenai barang yang digunakan. 81
JURNAL STIE SEMARANG, VOL 6, NO 2, Edisi Juni 2014 (ISSN : 2252 – 7826)
2.3.2 Peramalan Penjualan
Permasalahan penjualan ini merupakan suatu usaha yang diperuntukkan dalam memperkirakan tingkat penjualan yang akan dicapai perusahaan dalam waktu yang akan dating. Peramalan penjualan semakin penting apabila di dalam suatu pasar sudah terdapat banyak pesaing, sehingga banyak masalahmasalah pemasaran yang dihadapi oleh perusahaan akan semakin kompleks. Adapun manfaat dengan adanya peramalan penjualan bagi suatu perusahaan adalah sebagai berikut : a. Peramalan dapat memperbaiki proses pemberian laporan, karena menambah kemampuan perusahaan untuk mengadakan pengawasan informasi-informasi kegiatan tertentu. b. Peramalan mendatangkan hasil. Hasil ini dapat dipakai sebagai pedoman penyusunan team work di antara para pimpinan perusahaan. c. Hasil peramalan dapat dipakai sebagai dasar penyusunan, perencanaan-perancanaan secara kuantitatif.
2.3.3 Analisis Penjualan Tujuan dari analisa penjualan yaitu untuk dapat mencari daerah-daerah mana yang kuat dan yang lemah, jenis produk yang menguntungkan
atau
yang
kurang
menguntungkan,
para
pelanggan atau nasabah yang mampu melakukan pembelian dalam jumlah yang banyak dan kemudian besarnya jumlah pesanan dan lain-lain. Menurut (J. Supranto, MA, 1991 : 151) ada empat dasar analisa penjualan : 1. Analisis penjualan menurut daerah Invoice yaitu faktur atau daftar barang dagangan yang membuat
keterangan
harga 82
dan
jumlahnya.
Biasanya
JURNAL STIE SEMARANG, VOL 6, NO 2, Edisi Juni 2014 (ISSN : 2252 – 7826)
merupakan
dasar
dari
pada
catatan-catatan
penjualan
umumnya memuat keterangan lebih terperinci misalnya nama nasabah, jumlah penerimaan dalam rupiah, produk yang terjual, harga per satuan dan sebagaimana. Kemudian ditentukan satuan daerah geografis. Perbandingan antara potensial dan hasil yang sesungguhnya dicapai lebih sederhana. Hasil penjualan kemudian ditabulasi sehingga dapat diketahui adanya daerah yang berpotensi dan tidak berpotensial. 2. Analisis penjualan menurut barang produksi Untuk mengetahui produk mana yang memberikan kontribusi yang paling besar terhadap penjualan dan harus diekspoitir semaksimal mungkin dan produk mana yang harus di drop oleh karena kurang memberikan keuntungan. 3. Analisis penjualan menurut langganan Menunjukkan bahwa prosentase yang relative kecil dari nasabah akan tetapi memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap seluruh hasil penjualan. 4. Analisis penjualan menurut besarnya jumlah pesanan atau order Analisa
ini
sangat
membantu
di
dalam
menemukan
kelemahan-kelemahan yang terjadi, misalnya jumlah penjualan yang sangat banyak akan tetapi ternyata dengan jumlah keuntungan yang rendah.
2.3.4 Kerangka Pemikiran Dalam sector industri kecil banyak menghadapi hambatan dalam memasarkan produknya, oleh sebab itu para pengusaha industri kecil konveksi perlu taktik untuk dapat menaikkan volume penjualannya yang antara lain dapat ditempuh dengan jalan differensiasi produk dan pemberian potongan tunai. 83
JURNAL STIE SEMARANG, VOL 6, NO 2, Edisi Juni 2014 (ISSN : 2252 – 7826)
Dengan differensiasi produk pengusaha dapat meningkatkan penjualan karena selera masyarakat terpuaskan dengan dapat memilih apa yang dikehendaki. Sedangkan pemberian potongan tunai juga berpengaruh karena konsumen lebih senang membeli produk dengan diberi potongan dan cenderung untuk mengadakan pembelian lagi. Untuk memperjelask kerangka pemikiran ini, dapat digambarkan hubungan ketiga variable secara skematis sebagai berikut. DIFERENSIASI PRODUK X1 Volume Penjualan Y DIFERENSIASI PRODUK X2 Gambar 1.1 Pengaruh Diferensiasi Produk Dan Potongan Tunai Terhadap Volume Penjualan
Keterangan : Variabel independent 1
= Differensiasi produk
Variabel independent 2
= Potongan tunai
Variabel dependent
= Volume penjualan
2.3.5 Anggapan Dasar dan Hipotesis 1. Anggapan Dasar Anggapan dasar yang penulis kemukakan dalam penelitian ini adalah : Differensiasi produk dan potongan tunai berpengaruh besar terhadap volume penjualan industri kecil konveksi di Semarang Barat. 2. Hipotesis Hipotesis yang dikemukakan adalah :
84
JURNAL STIE SEMARANG, VOL 6, NO 2, Edisi Juni 2014 (ISSN : 2252 – 7826)
a. Diduga
differensiasi
produk
berpengaruh
positif
dan
mempunyai keeratan yang kuat terhadap volume penjualan pada industri kecil konvensi di Kecamatan Semarang barat. b. Diduga potongan tunai berpengaruh positif dan mempunyai keeratan yang kuat terhadap volume penjualan pada insutri kecil konveksi di Kecamatan Semarang Barat. c. Diduga differensiasi produk dan potongan tunai berpengaruh positif dan mempunyai keeratan yang kuat terhadap volume penjualan pada industri kecil konvensi di Kecamatan Semarang Barat.
2.4 Metode Penelitian 1. Populasi dan Sampel Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah : Sektor industri kecil yang mempunyai usaha di Kecamatan Semarang Barat, sedangkan sample yang diambil dari populasi dipakai teknik sebagai berikut : a. Membuat daftar nama-nama pengusaha industri kecil jenis konveksi yang ada di Semarang Barat. b. Menarik sample di wilayah Semarang Barat dengan area sampling. Populasi yang ada dalam penelitian ini sejumlah 20 pengusaha
industri
kecil
konveksi.
Setelah
populasinya
diketahui, akan ditentukan besarnya sampel yang diambil. Dan penulis mengambil sample sebesar 10 responden (pengusaha industri kecuali konveksi) dari jumlah populasi yang ada, yaitu 50% dari jumlah populasi yang ada di Kecamatan Semarang Barat. c. Pengambilan sampel sebesar 10 responden untuk Kecamatan Semarang Barat ini digunakan metode random sampling. Random sampling adalah pengambilan sampel secara random atau acak. Dalam random sampling semua individu dalam 85
JURNAL STIE SEMARANG, VOL 6, NO 2, Edisi Juni 2014 (ISSN : 2252 – 7826)
populasi
baik
sendiri-sendiri
atau
bersama-sama
diberi
kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. 2. Teknik Analisis Data 1) Analisis Korelasi Parsial Perhitungan korelasi dengan koefisien korelasi, dan koefisien determinasi (r2) Korelasi
digunakan
untuk
membuktikan
apakah
ada
pengaruhnya differensiasi produk dengan volume penjualan (X1dengan Y). Korelasi digunakan untuk ……. potongan tunai dengan volume….. r
n x
n xy x y 2
x n y 2 y 2
2
Keterangan : r
= koefisien
x = variabel bebas y = variabel tergantung 2) Koefisien determinasi Digunakan untuk mengetahui seberapa prosentase (%) pengaruh fluktuasi Y disebabkan fluktuasi X dengan rumus : R2 3) Analisis korelasi berganda Korelasi berganda digunakan untuk mengetahui hubungan variable bebas (x) dengan variabel tergantung (y) dinamakan koefisien korelasi. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan korelasi berganda untuk mengetahui pengaruh differensiasi produk dan potongan tunai terhadap volume penjualan dengan rumus :
86
JURNAL STIE SEMARANG, VOL 6, NO 2, Edisi Juni 2014 (ISSN : 2252 – 7826)
X Y y X X X X Y X X X X X X Y X X X Y X X X X X X Y X X X Y X X X X
ryn b1 b1 b2
b1 X 1Y b 2
2
2
2 2
1
2 1
2
2
2
2 2
2 1
1
2
2 1
2 1
1
1
1
2 2
2
2
2
2 2
2
2 1
2
2
2
1
2
1
2
Dimana : b1 = Koefisien regresi X1 b2 = Koefisien regresi X2 4) Analisis Regresi Linear berganda Merupakan alat analisis yang digunakan untuk mengetahui bagaimana variable bebas dalam hal ini Differensiasi produk (X1) dan potongan tunai (X2) berpengaruh signifikan secara simultan berganda persamaannya adalah : Y = a + b 1 X1 + b 2 X2 Keterangan : Y
= variabel terikat
X1,X2 = variabel bebas b1,b2 = koefisien variabel bebas a
= konstanta regresi
d. Uji F Menurut J. Supranto (1994 : 54) uji F digunakan untuk menguji seberapa besar pengaruh diferensiasi produk (X1) dan potongan tunai (X2) terhadap volume penjualan (Y).1 Langkah-langkah pengujiannya Menentukan formulasi Ho dan Ha Ho : 1 = 2 = 0
87
JURNAL STIE SEMARANG, VOL 6, NO 2, Edisi Juni 2014 (ISSN : 2252 – 7826)
(tidak ada pengaruh yang positif dan signifikan differensiasi produk (X1) dan potongan tunai (X2) terhadap volume penjualan (Y))
Level of Significant = 5% Dimana
:
= 0,05
k
= jumlah variable bebas = 2
n
= jumlah sample = 10
Menentukan kinerja pengujian Ho diterima bila : Nilai Fhitung < Ftabel Ho ditolak bila : Nilai Fhitung > Ftabel Menghitung nilai F Adapun rumusnya adalah : F
R 2 N K 1 1 R 2 K
Dimana : R2
= koefisien determinasi
n
= jumlah sampel (sebanyak 10)
k
= jumlah variable bebas = 2
Daerah Penolakan Ho Daerah Penerimaan Ho 0
F tabel
Menarik kesimpulan Apabila nilai Fhitung < Ftabel maka Ho diterima dan Ha ditolak berarti tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan differensiasi produk (X1) dan potongan tunai (X2) secara simultan terhadap volume penjualan (Y).
88
JURNAL STIE SEMARANG, VOL 6, NO 2, Edisi Juni 2014 (ISSN : 2252 – 7826)
Apabila nilai Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, berarti terdapat pengaruh yang positif dan signifikan differensiasi produk (X1) dan potongan tunai (X2) secara simultan terhadap volume penjualan (Y).
e. Uji t Digunakan
untuk
menguji
tingkat
signifikan
pengaruh
differensiasi produk (X1) dan potongan tunai (X2) secar aparsial terhadap volume penjualan (Y). 1. Menentukan formulasi Ho dan Ha Ho = = 0 (tidak ada pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel X terhadap variabel Y secara parsial) Ha = > 0 (terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel X terhadap variabel Y secara parsial) 2. Level of Significan = 5% 3. Menentukan kinerja pengujian Ho diterima bila : Nilai thitung< ttabel Ho ditolak bila : Nilai thitung> ttabel 4. Cara menghitung t t
R n2 1 r2
r = koefisien korelasi n = jumlah sampel 5. Menarik kesimpulan Apabila nilai thitung < F
tabel,
maka Ho = = 0 diterima yang
berarti tidak ada pengaruh yang positif dan signifikan differensiasi produk (X1) dan potongan tunai (X2) secara parsial terhadap volume penjualan (Y). Apabila nilai t hitung > F
tabel,
maka Ha = > 0 diterima yang
berarti ada pengaruh yang positif dan signifikan differnsiasi produk (X1) dan potongan tunai (X2) secara parsial terhadap volume penjualan (Y). 89
JURNAL STIE SEMARANG, VOL 6, NO 2, Edisi Juni 2014 (ISSN : 2252 – 7826)
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 1.1. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Model yang digunakan untuk menganalisis pengaruh differensiasi produk dan potongan tunai terhadap volume penjualan industri kecil konveksi di Semarang Barat adalah analisis regresi berganda, koefesien korelasi berganda, koefesien determinasi pengujian hipotesis dengan uji F dan uji t. Analisis regresi berganda merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel differensiasi produk dan potongan tunai terhadap volume penjualan. Dalam penelitian ini juga digunakan analisis korelasi berganda untuk mengetahui sejauhmana derajat hubungan variabel differensiasi produk dan potongan tunai terhadap volume penjualan. Sedangkan uji F dimaksudkan untuk mengetahui signifikan pengaruh differensiasi produk dan potongan tunai terhadap volume penjualan. Berikut ini adalah perhitungan analisis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh differensiasi produk dan potongan tunai terhadap volume pejualan. 4.4.1. Analisis Regresi Berganda Regresi berganda dalam penelitian merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel differensiasi produk dan potongan tunai terhadap volume penjualan. Rgresi berganda dirumuskan sebagai berikut : Y = a + b1X2 + b2X2 Untuk mencari nilai masing-masing variabel a, b1, dan b2 digunakan rumus sebagai berikut :
b1
X X Y X X X Y X X X X 2 2
1
2 1
1
2
1
585506 476608 424585 4762
296010 289408 248010 226576
b1
2
2
2 2
6602 0,30 21464
90
2
JURNAL STIE SEMARANG, VOL 6, NO 2, Edisi Juni 2014 (ISSN : 2252 – 7826) b2
X X Y X X X Y X X X X 2 1
2
2
2 1
2
1
2
2 2
424608 476506 424585 4762
1
2
257792 240856 248010 226576 18936 b2 0,80 21464
a
y b X 1
n
n
1
X 2 b2 n
79 60 75 0,03 0,08 10 10 10 7,9 1,8 6
a
0,1
Hasil perhitungan masing-masing variabel a, b1 dan b2 menunjukkan hasil persamaan regresi berganda. Y = - 0,1 + 0,3 X1 + 0,8 X2 Persamaan regresi berganda pengaruh variabel differensiasi produk dan potongan tunai terhadap volume penjualan mengandung implementasi sebagai berikut: Keterangan : a = 0,1 merupakan nilai konstanta persamaan regresi b1 = 0,30
merupakan
besarnya
nilai
koefesien
regresi
X1
(differensiasi produk mengalami kenaikan maka akan meningkatkan jumlah volume penjualan sebesar 0,30 satuan volume penjualan. b2 = 0,80 merupakan besarnya nilai koefesien regresi X2 (potongan tunai) artinya apabila dalam variabel potongan tunai mengalami kenaikan maka akan meningkatkan jumlah volume penjualan sebesar 0,80 satuan volume penjualan.
Berdasarkan persamaan regresi tersebut dapat diketahui bahwa differensiasi produk dan potongan tunai terhadap volume 91
JURNAL STIE SEMARANG, VOL 6, NO 2, Edisi Juni 2014 (ISSN : 2252 – 7826)
penjualan industri kecil konveksi di Kecamatan Semarang Barat yang dibutuhkan dengan masing-masing nilai koefesien regresi positif.
4.4.2. Analisis Koefesien Korelasi Berganda Untuk mengetahui koefesien korelasi antara differensiasi produk dengan volume penjualan dapat diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut: r
n X
n xy X y 2
X n Y 2 Y
2
10506 60 79
10424 60 10649 79 2
2
320 640 249 320 399.1992
0,80
Berdasarkan perhitungan di atas dapat diketahui hubungan antara differensiasi produk dengan volume penjualan sebesar 0,80 artinya hubungan antara differensiasi produk dengan volume penjualan adalah sangat erat/kuat yang dibuktikan dengan hasil perolehan nilai koefesien korelasi sebesar 0,80. Untuk mengetahui koefesien korelasi antara potongan tunai dengan volume penjualan dapat diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut :
92
JURNAL STIE SEMARANG, VOL 6, NO 2, Edisi Juni 2014 (ISSN : 2252 – 7826) r
n X
n xy X y
2
X n Y 2 Y 2
2
10608 75 x79
10585 75 10649 79 2
2
6080 5925 5850 5625 6490 6241
155 225249
155 236,696
0,65
Berdasarkan perhitungan di atas dapat diketahui hubungan antara potongan tunai dengan volume pejualan sebesar 0,65 artinya hubungan antara potongan tunai dengan volume penjualan adalah sangat erat/kuat yang dibuktikan dengan hasil perolehan nilai koefesien korelasi sebesar 0,65. Untuk mengetahui besarnya nilai koefesien korelasi berganda dapat diperoleh dengan menggunakan rumus :
ry12
b1 X 1Y b2 X 2Y
Y 2
0,30 506 0,80 608 649
151,8 4,86,4 649
638,2 649
0,9916 ry12 0,9916
Koefesien korelasi berganda antara differensiasi produk dan potongan tunai terhadap volume penjualan sebesar 0,9916 artinya 93
JURNAL STIE SEMARANG, VOL 6, NO 2, Edisi Juni 2014 (ISSN : 2252 – 7826)
hubungan antara differensiasi produk dan potongan tunai terhadap volume penjualan adalah sangat kuat dan erat yang dibuktikan dengan hasil perolehan nilai koefesien korelasi sebesar 0,9916.
4.4.3. Analisis Regresi Determinasi Untuk mengetahui besarnya nilai koefesien determinasi dapat diperoleh dengan menggunakan rumus :
KD r 2 100% 0,99162 100% 0,9833 100% 98,33 % Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh nilai koefesien determinasi sebesar 0,9916 artinya merupakan nilai koefesien determinasi sebesar 98,33% yang mengandung pengertian bahwa 98,33% variasi perubahan volume penjualan yang dipengaruhi oleh differensiasi produk dan potongan tunai.
4.4.4. Uji t a. Uji t pengaruh differensiasi produk (X1) terhadap volume penjualan (Y). Untuk mengetahui apakah differensiasi produk mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap volume penjualan dilakukan uji t sebagai berikut: 1. Menentukan formulasi Ho dan Ha Ho = β = 0 (tidak ada pengaruh signifikan differensiasi produk terhadap volume penjualan). Ha = β > 0 (ada pengaruh signifikan differensiasi produk terhadap volume penjualan). 2. Taraf uji α = 5% 3. Derajat kebebasan, dk = n – k – 1 4. t hitung dengan rumus :
94
JURNAL STIE SEMARANG, VOL 6, NO 2, Edisi Juni 2014 (ISSN : 2252 – 7826) t
r n2 1 r 2
0,80 8 1 0,80 2
2,263 0,36
1,903
Dari hasil pengujian tersebut dapat digambarkan dalam parameter sebagai berikut :
Daerah Penerimaan Ho Gambar 4.1 Parameter Uji t Pengaruh Differensiasi Produk Terhadap
1,903 0,677 2 Volume Penjualan
b. Uji t pengaruh potongan tunai (X2) terhadap volume penjualan (Y) Untuk mengetahui apakah potongan tunai (X2) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap volume penjualan (Y) dilakukan uji t sebagai berikut : Ho = β = 0 (tidak ada pengaruh signifikan differensiasi produk terhadap volume penjualan). Ha = β > 0 (ada
pengaruh
signifikan
terhadap volume penjualan). 1. Taraf uji α = 5% 2. Derajat kebebasan, dk = n – k – 1 3. t hitung dengan rumus :
95
differensiasi
produk
JURNAL STIE SEMARANG, VOL 6, NO 2, Edisi Juni 2014 (ISSN : 2252 – 7826) t
r n2 1 r 2
0,80 8 1 0,65 2
1,838 0,577
1,261
Dari hasil pengujian tersebut dapat digambarkan dalam parameter sebagai berikut :
Daerah Penerimaan Ho Gambar 4.2 Parameter Uji t
0,6772
1,261
Pengaruh Potongan Tunai Terhadap Volume Penjualan
4.4.5. Uji F Untuk mengetahui apakah differensiasi produk dan potongan tunai mempunyai pengaruh signifikan terhadap volume penjualan (Y) dilakukan uji t sebagai berikut :
1. Menentukan formulasi Ho dan Ha Ho = β = 0 (tidak ada pengaruh signifikan). Ha = β > 0 (ada pengaruh signifikan). 2. Taraf uji α = 5% 3. Derajat kebebasan, dk = n – k – 1 4. t hitung dengan rumus :
96
JURNAL STIE SEMARANG, VOL 6, NO 2, Edisi Juni 2014 (ISSN : 2252 – 7826) R 2 N K 1 F 1 R 2 K
0,9916 2 10 2 1 0,00167 2
6,8831 0,0334
206,081
Dari hasil pengujian tersebut dapat digambarkan dalam parameter sebagai berikut:
Daerah Penolakan Ho Daerah Penerimaan Ho 3,18
206,081
Gambar 4.3 Pengaruh Differensiasi Produk dan Potongan Tunai Terhadap Volume Penjualan
Berdasarkan parameter uji F tersebut di atas dapat diketahui bahwa nilai F hitung sebesar 206,081 > nilai F tabel sebesar 3,18 dan berada pada daerah penolakan Ho. Hal ini mengandung pengertian bahwa differensiasi produk dan potongan tunai berpengaruh sangat signifikan terhadap volime penjualan industri kecil konveksi di Kecamatan Semarang Barat yang dibuktikan nilai Fhitung > Ftabel.
97
JURNAL STIE SEMARANG, VOL 6, NO 2, Edisi Juni 2014 (ISSN : 2252 – 7826)
PENUTUP
5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada industri kecil konveksi di Kecamatan Semarang Barat dan hasil pembahasan pada bab sebelumnya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil penelitian pada variabel differensiasi produk terhadap volume penjualan yang bertujuan untuk meningkatkan jumlah volume penjualan menunjukkan ada beberapa faktor yang mendapatkan perhatian konsumen antara lain dari jenis pakaian, kombinasi warna, model pakaian, mutu kain konsumen lebih menyukai produk yang variatif dan mutu kain yang lebih enak dipakai. 2. Hasil peenelitian pada variabel potongan tunai menunjukkan konsumen lebih memilih membeli secara grosir/partai besar agar mendapatkan potongan harga dan potongan tunai dari pihak produsen. Untuk produsen sendiri akan meningkatkan omzet penjualan konveksi. 3. Hasil penelitian pada variabel volume penjualan meningkatkan bahwa konsumen lebih sering membeli produk hasil produksi kecil konveksi secara grosir atau pembelian partai besar. Dan konsumen akan membeli berbagai jenis produk yang dibuat oleh industri kecil konveksi dengan melihat faktor lain juga yaitu kombinasi warna, model, mutu kain dan ukuran. 4. Persamaan regresi berganda pengaruh differensiasi produk dan potongan tunai terhadap volume penjualan adalah Y = -0,1 + 0,3 X1 + 0,8 X2 nilai a = 0,1, merupakan nilai konstanta regresi, nilai b1 = 0,3 merupakan koefesien regresi differensiasi produk (X1) dan nilai b2 = 0,8 merupakan nilai koefesien regresi potongan tunai (X2). Hal ini mengandung pengertian bahwa differensiasi produk dan potongan tunai berpengaruh positif terhadap volume penjualan industri kecil konveksi di Kecamatan Semarang Barat yang dibuktikan dengan masing-masing nilai koefesien regrsi bertanda positif. 5. Nilai koefisien korelasi berganda sebesar 0,9916 yang berarti bahwa hubungan antara differensiasi produk dan potongan tunai secara bersamasama dengan volume penjualan adalah sangat kuat dan erat yang dibuktikan dengan koefisien korelasi sebesar 0,9916. 98
JURNAL STIE SEMARANG, VOL 6, NO 2, Edisi Juni 2014 (ISSN : 2252 – 7826)
6. Variabel potongan tunai (X2) berpengaruh paling dominan terhadap volume penjualan dibandingkan dengan variabel diffeensiasi produk (X1) karena koefisien regresi b2 = 0,8 lebih besar dan koefisien regresi b1 = 0,3. 7. Nilai koefisien determinasi sebesar 98,33% mengandung pengertian bahwa volume penjualan sangat dipengaruhi oleh faktor lain yang hanya 1,67% adalah faktor-faktor kecil yang mempunyai peranan yang kecil dalam meningkatkan volume penjualan. 8. Berdasarkan uji F bahwa variabel differensiasi produk dan potongan tunai berpengaruh sangat signifikan terhadap volume penjualan industri kecil konveksi di Kecamatan Semarang Barat yang dibutuhkan dengan nilai F hitung (206,081) > F tabel (3,18)
5.2 Saran-saran Berdasarkan hasil-hasil data dan kesimpulan, maka dapat diberikan saran-saran : 1. Dari hasil analisa data yang menunjukkan bahwa differensiasi produk dapat meningkatkan volume penjualan, maka industri kecil konveksi harus lebih memperhatikan mode pakaian yang sedang digemari oleh konsumen sehingga dapat membuat differensiasi produk yang lebih banyak sehingga dapat meningkatkan volume penjualan. 2. Mengingat masalah harga jual adalah merupakan masalah yang sangat peka bagi konsumen, maka sebaiknya industri kecil konveksi dapat memberikan potongan tunai sehingga dapat bersaing dengan industri konveksi yang lain. 3. Para pengusaha industri kecil konveksi hendaknya dapat membentuk suatu organisasi koperasi. Dengan organisasi yang mereka bentuk, diharapkan dapat menggunakan organisasi sebagai sarana untuk memecahkan dan mengatasi hambatan-hambatan yang mereka hadapi.
99
JURNAL STIE SEMARANG, VOL 6, NO 2, Edisi Juni 2014 (ISSN : 2252 – 7826)
DAFTAR PUSTAKA
J. Supranto, MA, 1994, Statistik Teori dan Aplikasi, Erlangga, Jakarta. J. Supranto, MA, 1995, Teknik Riset Pemasaran dan Ramalan Penjualan, Ghalia, Jakarta. Kotler Philip, 1999, Manajemen Pemasaran, Erlangga, Jakarta. Pusat Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Departemen Pendidikan dan kebudayaan, 1991, Kamus Bahasa, Jakarta. Sutanto, Drs, 1990, Teknik Menjual Barang, Balai Aksara. Yoeli, Oka A, 2003, Manajemen Pemasaran, PT. Perca, Jakarta.
100