Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi, Vol. 17, No.2, 2012, halaman 126-136
ISSN : 1410-0177
PENGEMBANGAN KULIT BUAH KERING ASAM KANDIS SEBAGAI HERBAL MEDICINE: OPTIMASI FORMULASI TABLET EFFERVESEN DAN UJI EFEKNYA TERHADAP KENAIKAN BERAT BADAN DAN POLA MAKAN TIKUS Henny Lucida1), Elfi Sahlan Ben1), and Elfi Delita2) Fakultas Farmasi, Universitas Andalas, Padang, 2) Dinas Kesehatan Kota Pariaman
1)
ABSTRACT This paper reports an optimization technique of effervescent tablet formulation from the ethanolic extract of “asam kandis” dried rinds (Garcinia cowa Roxb) and an assay of its reconstituted solution effect on rat’s body weight and feeding behavior. Formulation optimization was done by factorial design of 2 factors (extract concentration; composition of tablet disintegrant) and 3 levels. Nine formulas (FI – FIX) were prepared and subjected to evaluations including granule’s physicochemical and tablet’s pharmaceutical properties. The best formula was then chosen and given orally to 4 groups of rats: that was given standard food, high fat diet, high fat diet with reconstituted tablet 250 mg and high fat diet with reconstituted tablet 500 mg respectively. All groups were given 10 g of standard food every day for 10 days followed by high fat diet for the next 22 days. Two treatment groups were given reconstituted tablet at day 11th. The amount of food consumed by each group was weighed and rat’s body weight was measured. The optimization technique showed that both factors influenced the physicochemical properties of granules and the pharmaceutical properties of tablets significantly (p < 0.05). FV (extract concentration 500 mg, disintegrant: sodium bicarbonat 500 mg + citric acid 200 mg + tartaric acid 200mg) was chosen as the best. Results showed that administration of reconstituted tablet FV to rats increased the bodyweight of the treated groups for the first week which then decreased during the next 3 week observation, while the body weight of control group kept increasing. Reconstituted tablet at dose 500 mg significantly influenced rat’s bodyweight and the feeding behavior (p<0.05). The group given reconstituted tablet 500 mg had the lightest body weight and consumed the least food during 3 weeks observation.
PENDAHULUAN Kulit buah kering asam kandis (Garcinia cowa Roxb) telah lama dimanfaatkan oleh orang Minang untuk memberikan rasa asam alami pada masakan. Namun penggunaan asam kandis hanya terbatas sebagai bumbu masak karena rasanya yang sangat asam bila
dikonsumsi langsung. Garcinia sp mengandung asam-asam organik diantaranya asam hidroksi sitrat (hydroxyl citric acid / HCA) yang secara kompetitif dapat menghambat enzim extramitochondrial ATP-citratlyase dan berperan penting dalam metabolisme lemak (lypogenesis) (Jena et al, 2002a & b). HCA (Gambar 1) juga 126
Henny L., et al.
J. Sains Tek. Far., 17(2), 2012
menurunkan asupan makanan sehingga menurunkan berat badan tikus (Leonhardt dan Langhans, 2002). Proses lipogenesis de novo juga terjadi pada manusia, meskipun pada laju lebih rendah, maka senyawa – senyawa yang dapat menghambat sintesa asam-asam lemak seperti HCA berpotensi menurunkan berat badan pada manusia. Penelitian kami terdahulu menunjukkan bahwa ekstrak etanol kulit buah kering asam kandis memiliki efek menurunkan kadar kolesterol dan berat badan mencit yang diinduksi dengan makanan berkadar lemak tinggi (Lucida, et al, 2010). Ketersediaan buah asam kandis yang melimpah namun kurang dimanfaatkan padahal merupakan sumber HCA yang potensial, melatarbelakangi penelitian ini. Tulisan ini melaporkan hasil penelitian tentang optimasi formulasi ekstrak kulit buah kering asam kandis sebagai tablet effervesen dan uji efek tablet yang direkonstitusi terhadap kenaikan berat badan dan pola makan tikus.
Moisture Balance, ayakan mesh 14 dan mesh 16, lemari pengering, desikator, krus silikat, piknometer, pencetak tablet single punch (STC, TDT single punch tablet press no 9367 A), pengukur kerapuhan (Roche friabilator), kertas pH, autoklaf. Bahan-bahan yang digunakan adalah kulit buah Garcinia cowa, Roxb., etanol 96%, natrium bikarbonat (Brataco), plasdone K 29/32 (Merck), laktosa, essen moka, sakarin Na (Merck), air suling, natrium hidroksida, kalium biftalat, asam sitrat (Merck), asam tartrat (Merck). Hewan percobaan Tikus putih betina yang berumur 2 – 3 bulan, dengan berat badan 180 g – 220 g sejumlah 24 ekor. Sebelum digunakan hewan diaklimatisasi selama 14 hari. Hewan dianggap sehat apabila perubahan berat badan tidak lebih dari 10% serta memperlihatkan perilaku normal.
COOH
Rancangan Penelitian HO
C
H
HO
C
COOH
H
C
COOH
H
Gambar 1. Struktur molekul HCA
METODOLOGI Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan diantaranya perkolator, seperangkat alat destilasi vakum, rotari evaporator (Heidolph®), timbangan analitik (Precisa®), oven (Memmert®), kertas saring No.41, autoklaf (All American®), penangas air (Memmert®), alat Infra Red
Optimasi formulasi tablet effervesen dirancang secara faktorial menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), yang terdiri atas 2 faktor (kadar ekstrak dan komposisi bahan penghancur tablet) dengan 3 level. Faktor pertama dengan 3 tingkatan: A1 250 mg, A2 500 mg, A3 750 mg. Sedangkan faktor kedua adalah B1 (natrium bikarbonat 600 mg + asam sitrat 300 mg + asam tartrat 200 mg), B2 (natrium bikarbonat 500 mg + asam sitrat 200 mg + asam tartrat 200 mg) dan B3 (natrium bikarbonat 400 mg + asam sitrat 100 mg + asam tartrat 200 mg). Dengan demikian, kombinasi perlakuan secara faktorial adalah 32 atau 9 formulasi tablet efervesen ekstrak kulit buah kering asam kandis seperti tertera pada Tabel 1. 127
Henny L., et al.
J. Sains Tek. Far., 17(2), 2012
Tabel 1. Formula tablet efervesen ekstrak kulit buah kering asam kandis dari berbagai kadar bahan ekstrak, bahan penghancur dan bahan tambahan A1B1 (F1)
A1B 2 (F2)
A1B 3 (F3)
A2B 1 (F4)
A2B 2 (F5)
A2B 3 (F6)
A3B 1 (F7)
A3B 2 (F8)
A3B 3 (F9)
250
250
250
500
500
500
750
750
750
600
500
400
600
500
400
600
500
400
Asam sitrat
300
200
100
300
200
100
300
200
100
Asam tartrat
200
200
200
200
100
200
200
200
200
Polivinilpiroli don(3%)
90
90
90
90
90
90
90
90
90
Sakarin Na (0,1%)
3
3
3
3
3
3
3
3
3
Essen moka
15
15
15
15
15
15
15
15
15
Laktosa
1542
1742
194 2
129 2
159 2
169 2
104 2
1242 1442
Total bahan (mg)
3000
3000
300 0
300 0
300 0
300 0
300 0
3000 3000
Bahan (mg) Ekstrak kulit buah kering asam kandis Natrium bikarbonat
Data berupa waktu hancur tablet dan kandungan asam total dalam tablet ditentukan pada masing-masing formula. Data yang diperoleh dianalisa secara faktorial dan bila ada yang berbeda nyata dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5%. Dengan metoda ini diharapkan juga dapat dilihat korelasi antara pengaruh kadar/bahan ekstrak dan jenis bahan penghancur terhadap kekerasan tablet dan berat tablet.
Pengambilan dan Penyiapan Sampel Sampel yang digunakan adalah buah asam kandis yang diambil di daerah Barangan Pariaman berupa kulit buah yang telah dikeringkan (Gambar 2). Spesimen sampel diidentifikasi pada Herbarium Andalas. Sampel ditimbang kemudian diekstraksi secara perkolasi (Lucida, et al 2009). Selanjutnya ekstrak distandarisasi dengan penetapan parameter-parameter seperti susut pengeringan, penetapan kadar air dan penetapan kadar HCA yang dihitung sebagai kadar asam total sesuai prosedur yang telah dipublikasikan (Lucida, et al, 2009). 128
Henny L., et al.
Pembuatan Granul Bagian basa: natrium bikarbonat dan sebagian polivinilpirolidon dicampur dalam lumpang, ditambah beberapa tetes etanol 96% sampai didapatkan konsistensi yang mudah dikepal. Massa kemudian dilewatkan melalui ayakan mesh 14 sehingga menjadi granul dan dikeringkan dalam lemari pengering. Bagian asam: ekstrak kental diencerkan dengan beberapa tetes etanol 96% di dalam cawan penguap di atas penangas air pada suhu 40oC – 50oC sampai konsistensinya sekental sirop, kemudian ditambahkan laktosa sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai kering dan digerus di dalam lumpang. Kemudian tambahkan asam sitrat sedikit demi sedikit sambil digerus homogen dan tambahkan asam tartrat, natrium sakarin dan sisa polivinilpirolidon sambil terus digerus sampai homogen, kemudian ditambah etanol 96% sampai didapatkan konsistensi yang mudah dikepal. Massa kemudian dilewatkan melalui ayakan mesh 14 sehingga menjadi granul dan dikeringkan dalam lemari pengering. Granul basa dan granul asam yang sudah dikeringkan masing-masing dilewatkan pada ayakan mesh 16 kemudian dicampur homogen lalu ditimbang dan dievaluasi. Pembuatan granul dibuat dengan metode granulasi basah, menggunakan etanol 96% sebagai pelarut pengikat dan pencetakan tablet dilakukan pada suhu kamar dengan kelembaban relatif sekitar 60 – 75%.
J. Sains Tek. Far., 17(2), 2012
(Ben, 2008), dan kompresibilitas (Ben, 2008). Selanjutnya granul dicetak menjadi tablet dengan berat masing-masing 3000 mg. Evaluasi Tablet Prosedur evaluasi tablet dilakukan sesuai persyaratan Farmakope Indonesia III (DepKes 1979) meliputi: uji keseragaman bobot, keseragaman ukuran, kerapuhan, uji waktu rekonstitusi, uji pH larutan rekosntitusi dan penetapan kadar asam total di dalam tablet. Penetapan Kadar Asam Total Di Dalam Tablet Satu buah tablet dilarutkan dalam 200 ml air hangat. Larutan tersebut didinginkan dan disaring ke dalam labu ukur 250 ml, saringan dicuci dengan air sampai tanda batas. Kemudian masing-masing dipipet 50 ml (dilakukan 3 kali pengulangan) dan ditambah 2 g arang aktif, dipanaskan di atas penangas air selama 30 menit dan disaring menggunakan kertas saring Whatman No. 41. Arang aktif disaringan dicuci 2 kali dengan 10 ml air ke dalam filtrat, dipekatkan hingga menjadi 20 ml dengan kondisi vakum, ditambah 50 ml etanol, kocok dan diuapkan sehingga menjadi 10 ml. Dititrasi dengan NaOH 0,1 N memakai indikator fenolftalein sampai larutan menjadi merah muda. Percobaan ini dilakukan 3 kali pengulangan. Pembuatan Makanan Lemak Tinggi
Evaluasi granul efervesen Prosedur evaluasi granul meliputi pemerian, penentuan kadar air (dengan alat Infra Red Moisture Balance), kecepatan aliran granul (Ben, 2008), penentuan sudut longsor (Ben 2008), bobot jenis nyata (Ben, 2008), bobot jenis mampat (Ben, 2008), faktor Hausner
Makanan ini terdiri dari campuran 50 ml Oleum Cocos dan 250 g lemak sapi (dengan perbandingan 1:5). Lemak sapi dilarutkan dengan sedikit pemanasan kemudian dicampur dengan Oleum Cocos, ditunggu sampai dingin, kemudian ditambahkan pada 1000 g makanan standar dan diaduk sampai 129
Henny L., et al.
merata dan diberikan pada tikus dengan berat yang telah ditentukan. Penyiapan sediaan uji Tablet dilarutkan dalam 10 ml air minum sambil diaduk. VAO (Volume Administrasi Obat) secara peroral adalah 1% dari berat badan tikus (ml). Dari persamaan VAO diperoleh konsentrasi obat yang disiapkan adalah 2,5%, dan 5%. Uji efek tablet efervesen ekstrak kulit buah kering asam kandis yang direkonstitusi terhadap pola makan dan berat badan hewan percobaan Uji coba terhadap hewan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 6 ulangan, sehingga jumlah tikus uji 24 ekor. Tikus diberi makanan standar sebanyak 10 g setiap hari selama 10 hari. Tikus dibagi kedalam 4 kelompok yaitu kelompok kontrol negatif (hanya diberi makanan standar), kontrol positif (diberi makanan standar + lemak), kontrol positif + tablet 250 mg (tablet dilarutkan lebih dulu sebelum digunakan), dan kontrol positif + tablet 500 mg. Pemasukan makanan diukur dengan menimbang tempat yang berisi makanan untuk tikus setiap 24 jam pada jam 10 pagi, dan data dinyatakan sebagai g/24 jam/tikus. Pengambilan air diukur dengan buret ukur. Makanan disediakan dari mulai fase gelap selama 22 jam berikutnya. Selama 2 jam terakhir dari fase terang, ketika pemasukan makanan dihentikan, tikus ditimbang, tempat makanan diisi kembali dan berat tempat makanan dicatat (Leonhardt dan Langhans, 2002). Pengamatan terhadap berat badan tikus, jumlah makanan dan minuman dilakukan
J. Sains Tek. Far., 17(2), 2012
selama 22 hari. Data berat badan yang diperoleh dianalisa secara Rancangan Acak Lengkap dan bila berbeda dilanjutkan dengan Uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5%. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari sejumlah 1,5 kg kulit buah kering asam kandis (Garcinia cowa, Roxb.) diperoleh ekstrak kental sebanyak 780,35 g dengan rendemen 52,02%. Dari pemeriksaan organoleptis ekstrak diperoleh massa dengan konsistensi kental bewarna coklat, bau khas, dan rasa asam. Hasil pemeriksaan susut pengeringan ekstrak sebesar 9,42%, memenuhi persyaratan tidak boleh lebih dari 10%. Penetapan kadar asam total ekstrak etanol kulit buah kering asam kandis (Garcinia cowa, Roxb) diperoleh hasil 13,96%. Pada penelitian terdahulu, menggunakan sampel tumbuhan asam kandis yang tumbuh di daerah Lubuk Idai, kanagarian Pakandangan, kabupaten Padang Pariaman diperoleh rendemen ekstrak sebesar 68,48 % dengan kadar asam total sebesar (18,15 + 0,027)% (Lucida, et al, 2009). Perbedaan hasil ini dapat disebabkan oleh perbedaan zat hara tempat tumbuh tanaman dan efisiensi proses ekstraksi yang dilakukan. Proses formulasi granul dan tablet effevesen dilakukan di dalam ruangan be AC dan kelembaban relatif diusahakan sekitar 30% menggunakan alat dehumidifier. Dari 9 formula, hanya 6 formula yang bisa dibuat granul karena 3 formula (FVII, FVIII dan FIX) menghasilkan massa yang basah dan melunak. Formula yang tidak bisa dibuat granul adalah formula dengan kadar bahan ekstrak 750 mg, diduga karena kadar ekstrak yang terlalu tinggi dibandingkan bahan tambahan lainnya menyebabkan massa yang basah dan tidak dapat digranulasi. Dengan 130
Henny L., et al.
J. Sains Tek. Far., 17(2), 2012
demikian tablet yang dibuat menjadi 6 formula (Gambar 3). Analisa data tetap secara faktorial dalam RAL, karena faktornya tetap dua, hanya level pada faktor pertama (kadar bahan ekstrak) menjadi 2 yaitu 250 mg dan 500 mg. Uji sifat fisikokimia granul yang dilakukan sebagai kontrol kualitas granul yang dihasilkan sebelum dicetak menjadi tablet yang memenuhi persyaratan. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa kedua faktor mempengaruhi sifat-sifat granul (Tabel 2). Hasil yang terbaik dari keenam formula adalah FV dengan faktor Hausner 1,2498, kompresibilitas 19,99%, sudut longsor 39,87º dan kecepatan alir 10,93 g/dtk. Namun formula F5 termasuk kurang baik untuk sudut longsor karena idealnya berkisar 25º -30º, hal ini akan berkaitan dengan sifat alir granul (Ben, 2008).
evaluasi sifat-sifat tablet (Tabel 3) menunjukkan bahwa kedua faktor mempengaruhi sifat-sifat tablet seperti berat tablet, kerenyahan, waktu rekonstitusi dan waktu hancur tablet yang dihasilkan secara bermakna. Terdapat interaksi antara kedua faktor terhadap sifat-sifat tablet. Pada pemeriksaan pH, ternyata seluruh formula yang direkonstitusi memberikan pH sedikit asam. Seharusnya pH larutan effervesen adalah netral setelah bereaksinya asam dengan basa sesuai proporsi yang digunakan, namun karena kandungan zat aktif berupa HCA yang dihitung sebagai kadar asam total menyebabkan pH larutan bersifat sedikit asam, nilai pH ini masih bisa ditolerir lambung karena dalam rentang pH fisiologis saluran cerna.
Granul selanjutnya dicetak menjadi tablet (Gambar 3A), dari segi penampilan, warna tablet kurang merata, mungkin disebabkan zat aktif dimasukkan hanya kedalam fase asam, sesuai dengan kandungannya yang kaya dengan asam-asam organic. Hal ini menyebabkan fase asam bewarna lebih gelap dari pada fase basa sehingga ketika dicampur menghasilkan massa cetak tablet yang kurang homogen warnanya. Hasil Tabel 2. Data Hasil Evaluasi Granul
No
1
Jenis Evaluasi
Sudut Longsor (o)
FI
34,18
F II
39,09
F III
36,44
F IV
32,79
FV
39,87
F VI
Persyaratan (9)
35,19
< 25 = sangat baik 25-30 = baik 30-40 = kurang 131
Henny L., et al.
J. Sains Tek. Far., 17(2), 2012
baik > 40 sangat jelek 2 3
Bobot Jenis Nyata (g/mL) Bobot Jenis Mampat (g/mL)
0,4808 0,5000 0,4808 0,4237 0,5556 0,4386
-
0,6410 0,6757 0,6250 0,5319 0,6944 0,5952
4
Faktor Hausner
1,3332 1,3514 1,3010 1,2554 1,2498 1,3570
5
Kompresibilitas (%)
24,99
26,00
23,07
20,34
19,99
26,31
6 7
Kadar Air (%) Kecepatan Alir
6,70 5,85
6,60 8,10
3,80 12,77
4,12 8,20
3,73 10,93
6,50 13,66
F IV
FV
F VI
=
mendekati 1 5-15 = sangat baik 12-16= baik 18-21= cukup > 23 = kurang baik 3-5 > 10 g/dtk
Tabel 3. Data Hasil Evaluasi Tablet Effevesen
N o
Jenis Evaluasi
FI
F II
F III
Persyaratan (1,11)
Keseragaman Ukuran
1
2 3
a. Diameter Tablet (cm)
2,203± 2,260± 2,206± 2,313± 2,306± 2,203± 0,0343 0,1740 0,0171 0,1614 0,1436 0,0026
b. Tebal Tablet (cm)
0,631± 0,659± 0,606± 0,743± 0,788± 0,612± 0,0318 0,2039 0,2176 0,0688 0,0820 0,0316
Keseragama n bobot (g) Kerenyahan / Kerapuhan Tablet (%)
2,827
2,883
2,943
2,871
2,962
2,942
0,11
0,52
0,06
0,05
0,02
0,03
Diameter tidak lebih dari 3x tebal dan tidak kurang dari 1 1/3 tebal tablet
< 0,8
132
Henny L., et al.
4
5 6
Pemerian
Uji waktu rekonstitusi (menit) pH larutan rekonstitusi
J. Sains Tek. Far., 17(2), 2012
Tablet Coklat Muda, rasa khas asam
Tablet Coklat Muda, rasa khas asam
Tablet, Coklat Pudar, rasa khas asam
Tablet, Coklat Tua, rasa khas asammanis
Tablet, Coklat Tua, rasa khas asam sekali
Tablet, Coklat Tua, rasa khas asam
± 4’ 18 “
± 5’18 “
± 4’52”
± 12’ 59,67”
± 9’ 22,33”
± 11’ 34”
5,95
6,54
6,41
5,74
6,2
Uji coba pemberian tablet effervesen yang direkonstitusi (FV)(Gambar 3B) pada tikus, menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap perubahan berat badan tikus (Tabel 4). Pertambahan berat badan tikus yang tidak diberi tablet efervesen atau hanya diberi makanan yang ditambah lemak atau makanan standar meningkat setiap hari. Sedangkan tikus yang diberi tablet effervesen grafik pertambahan berat badannya mendatar sampai pertengahan minggu kedua dan seterusnya menurun sampai minggu ketiga (Gambar 4). Kemungkinan HCA dalam larutan tablet belum menunjukkan efek yang nyata pada minggu pertama. Dari hasil penelitian, penurunan berat badan setelah pemberian HCA pada tikus baru terlihat setelah hari kesepuluh (Leonhardt dan Langhans, 2002). Pemberian larutan tablet efervesen dari ekstrak kulit buah kering asam kandis juga mempengaruhi pola makan dan minum tikus yang diuji (Gambar 5 dan 6). Bila dihubungkan data pola makan dan minum tikus yang diuji dengan perkembangan berat badannya terlihat adanya hubungan yang nyata. Penurunan berat badan dan tingkat konsumsi makan dan minum tikus yang diberi tablet efervesen ekstrak kulit buah kering asam kandis sesuai dengan hasil
5,13
netral
penelitian (Jena, 2002a), dimana HCA dapat menekan sintesa asam lemak, lipogenesis, penyerapan makanan dan menyebabkan turunnya berat badan hewan percobaan. Penelitian terhadap manusia dan hewan menunjukkan bahwa oksidasi asam lemak hepatik dihubungkan dengan kontrol metabolisme jumlah makanan yang dikonsumsi. Suatu penelitian terhadap tikus menunjukkan bahwa Merkaptoasetat, yaitu suatu inhibitor dari oksidasi asam lemak di mitokondria, meningkatkan jumlah bahan makanan yang dimakan dengan memperpendek jarak waktu makan, sedangkan ukuran makanan tidak dipengaruhi. Diperkirakan bahwa peningkatan oksidasi asam lemak hepatik akan mengurangi jumlah makanan yang dimakan dengan memperpanjang jarak waktu makan, terutama sekali bila tikus memakan makanan mengandung lemak. Diduga HCA menekan nafsu makan dengan meningkatkan oksidasi asam lemak hepatik (Leonhardt dan Langhans, 2002). Dapat disimpulkan bahwa kadar bahan ekstrak dan bahan penghancur sangat menentukan dalam pembuatan granul dan tablet efervesen berpengaruh nyata terhadap kadar air, kecepatan alir, faktor Hausner dan kompresibilitas granul. Disamping itu juga 133
Henny L., et al.
(A)
(B)
(B) Gambar 3. Tablet efervesen ekstrak asam kandis ( Garcinia cowa, Roxb)(A) dan larutan rekonstitusinya (B) 30
Penambahan dan penurunan berat badan tikus (g)
berpengaruh nyata terhadap berat, kerapuhan, waktu hancur dan kadar asam tablet efervesen yang dihasilkan (P >0,05). Tablet FV dipilih sebagai formula terbaik yang selanjutnya diujikan efektifitasnya terhadap kenaikan berat badan dan pola makan hewan percobaan. Pemberian tablet efervesen yang direkonstitusi pada tikus dengan kadar bahan ekstrak yang berbeda berpengaruh nyata terhadap penurunan berat badan, pola makan dan minum tikus (P>0,05). Tikus yang diberi larutan tablet efervesen dengan kadar bahan ekstrak 500 mg berat badannya paling ringan dan tingkat konsumsi makan serta minumnya paling sedikit dibandingkan tikus yang diberi larutan tablet efervesen dengan kadar bahan ekstrak 250 mg . Lamanya penggunaan tablet efervesen akan berpengaruh terhadap kecepatan penurunan berat badan dimana penurunan berat badan mulai terlihat dan berbeda nyata setelah 3 minggu pemakaian.
J. Sains Tek. Far., 17(2), 2012
25
20
15
10
5
0
-5
-10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 Hari pengamatan
Gambar 2. Kulit buah kering asam kandis (Garcinia cowa Roxb)
K( - ) K( +) K (+)+250 K (+)+500
Gambar 4. Profil berat badan tikus setelah pemberian makanan standar (K-), makanan tinggi lemak (K+), makanan tinggi lemak dengan larutan tablet dosis 250 mg (K+ 250) dan makanan tinggi lemak dengan larutan tablet dosis 500 mg (K+ 500) selama pengamatan 134
Henny L., et al.
J. Sains Tek. Far., 17(2), 2012
Tabel 4. Berat badan tikus setelah pemberian tablet efervesen ekstrak kulit asam kandis sampai 3 minggu setelah pemberian (g) Perlakuan
Rata-rata Berat badan tikus (gram) setelah ; 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu
1 Hari Kontrol (-)
184,17
c
190,33
c
196,84 ab
204,33 a
Kontrol (+)
198,83
a
205,17
a
215,80
c
226,17 b
Kontrol (+) + tablet 250
197,83
ab
200,33
b
197,92
b
195,58 c
Kontrol (+) + tablet 500 KK (%)
193,67
b
197,08
3,84 %
3,67 %
b
193,17 a
187,58 d
3,47 %
3,27 %
Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada setiap kolom tidak berbeda nyata pada Uji Duncan taraf 5 %
Jumlah makan tikus (g)
30 25 20 15 10
5 0 1
3
5
7
9 11 13 15 17 19 21 Hari pengamatan
K( - ) K( +) K (+)+250 K (+)+500
Gambar 5. Grafik pola makan tikus setelah pemberian tablet efervesen selama 3 minggu
135
Henny L., et al.
J. Sains Tek. Far., 17(2), 2012
Jumlah minum tikus (cc)
40 35 30 25 20 15 10 5 0 0
5
10 15 Hari pengamatan
20
25
K( -) K( +) K (+)+250 K (+)+500
Gambar 6. Grafik pola minum tikus setelah pemberian tablet efervesen DAFTAR PUSTAKA Ben, ES (2008), Teknologi Tablet, Unand Press, Padang. Departemen Kesehatan RI, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, Jakarta. Jena, B.S. ; G.K. Jayaprakasha ; R.P. Singh ; K.K. Sakariah, 2002a, Chemistry and Biochemistry of (-)-hydrocitric acid from Garcinia. J. Agricultural. Food chemistry, 50, 10-22. Jena, B.S. ; G.K. Jayaprakasha ; Kunnumpurath, 2002b \\ICI-1, Organic Acid from Leaves, Fruit and Rinds of Garcinia cowa. J.Agricultural. Food chemistry, 50(12), 3431-3434. Lucida, H., F Rozani dan U.O. Putri, (2009), Formulasi Granul Effervesen, Serbuk Instan dan Teh Celup Ekstrak Kulit Buah Kering Garcinia cowa, Roxb. Terstandarisasi, Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi, Vol 14, No. 1, hal 43 - 50
Lucida, H., Armenia dan N.F. Witha (2010), Potensi Garcinia cowa, Roxb. (Asam Kandis) sebagai Bahan Obat Alami Indonesia: Uji Pengaruh Ekstrak Etanol Kulit Buah Kering Asam Kandis terhadap Kadar kolesterol Total Darah Mencit Putih Jantan, Jurnal Farmakologi, Toksikologi dan Bioassay, No. 1, Juli 2010, hal 12 – 18, http://ffarmasi.unand.ac.id/jftb. Leonhardt, M. and Langhans, W., 2002, Hydroxycitrate Has Long-Term Effects on Feeding Behavior, Body weight Regain and Metabolism after Body Weight Loss in Male Rats, The American Society for Nutritional Sciences,J.Nutr,132.
136