JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 6, No.1, (2017) 2337-3520 (2301-928X Print)
A6
Perbandingan Diagram Kontrol πΜ
Shewhart dan πΜ
VSSI (Variable Sample Size and Sampling Interval) dalam Pengendalian Kualitas Produksi Pipa Besi PT. Pacific Angkasa Abadi Resa Ariesca Pricilia, Farida Agustini Widjajati, dan Soehardjoepri Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia e-mail:
[email protected],
[email protected] AbstrakβSuatu perusahaan perlu untuk menjaga dan meningkatkan kualitas dari produk yang dihasilkan. Hal ini dapat dilakukan dengan pengendalian kualitas proses statistik (Statistical Process Control). Salah satu metode yang dapat Μ
VSSI (Variable digunakan yaitu penerapan diagram kontrol πΏ Μ
VSSI Sample Size and Sampling Interval). Diagram kontrol πΏ digunakan untuk mendeteksi lebih awal adanya signal β signal yang terjadi dalam suatu proses. Pada tugas akhir ini dibahas penerapan pengendalian kualitas statistik menggunakan Μ
Shewhart dan πΏ Μ
VSSI dalam mengendalikan diagram kontrol πΏ tingkat kecacatan produk di PT. Pacific Angkasa Abadi. Hasil perhitungan nilai ATS menunjukkan bahwa penerapan Μ
Shewhart dan πΏ Μ
VSSI menunjukkan bahwa diagram kontrol πΏ data proses produksi pipa besi belum terkendali secara statistik. Μ
VSSI memberikan hasil bahwa Penerapan diagram kontrol πΏ diagram ini lebih sensitif untuk mendeteksi data yang out of Μ
Shewhart. control dibandingkan dengan diagram kontrol πΏ Μ
Shewhart, Diagram Kata Kunciβ ATS,Diagram Kontrol πΏ Μ
VSSI, Pengendalian Kualitas Kontrol πΏ
I. PENDAHULUAN
S
EMAKIN berkembangnya teknologi dan produk yang beredar di pasaran, semakin ketat pula persaingan para produsen dalam mencari kepercayaan konsumen. Salah satu faktor yang mempengaruhi konsumen dalam pemilihan produk adalah kualitas dari produk yang dihasilkan. Kualitas produk yang baik merupakan jaminan kepuasan konsumen yang harus selalu dijaga. Kualitas suatu produk sangat berpengaruh dalam pemasaran. Jika produk yang ditawarkan berkualitas baik dan memenuhi kepuasan konsumen maka akan berpengaruh pada kenaikan permintaan. Oleh sebab itu, pengendalian kualitas sangat dibutuhkan dalam memproduksi suatu produk untuk menjaga kualitas produk. Kualitas produk yang baik diperoleh dari produksi yang sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan, sehingga pengendalian kualitas merupakan teknik yang sangat bermanfaat agar suatu perusahaan dapat mengetahui kualitas produknya yang dipasarkan. Dalam proses produksi, terdapat beberapa karakteristik kualitas yang menentukan produk sudah memenuhi spesifikasi atau belum. Sehingga karakteristik tersebut harus diperhatikan agar kualitas tetap terjaga. Kualitas dalam pengendalian proses statistik adalah metode atau teknik yang dapat digunakan untuk mengkualifikasi suatu produk memenuhi spesifikasi dan toleransi yang ditetapkan oleh perusahaan.
Pengendalian kualitas suatu produk merupakan faktor penting bagi dunia industri karena pengendalian kualitas yang baik dan dilakukan secara berkala dapat mendeteksi ketidaknormalan hasil produksi dengan cepat. Teknik pengendalian kualitas semakin berkembang luas seiring dengan tuntutan perusahaan untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan keinginan konsumen. Teknik ini dapat membantu perusahaan dalam mengetahui kelayakan suatu produk berdasarkan batas β batas kontrol yang telah ditentukan. Salah satu metode yang sering digunakan dalam pengendalian kualitas secara statistik adalah diagram kontrol (control chart). Terdapat dua macam diagram control, berdasarkan jenis karakteristik kualitasnya yaitu diagram kontrol variabel dan diagram kontrol atribut [1]. Diagram kontrol variabel digunakan apabila karakteristik kualitas yang diamati dapat diukur (measurable). Sedangkan diagram kontrol atribut digunakan apabila karakteristik kualitas yang diamati hanya dinyatakan dengan kategori (cacat dan tidak cacat) atau bersifat kualitatif. Salah satu diagram kontrol variabel adalah diagram kontrol πΜ
Shewhart. Diagram kontrol πΜ
Shewhart digunakan untuk mengetahui rata-rata pengukuran antar sub grup yang diperiksa. Terdapat beberapa metode yang membahas mengenai kualitas dengan karakteristiknya masing-masing. Sebuah konsep metode untuk menganalisis pengendalian kualitas berdasarkan ukuran data variabel dan interval waktu menggunakan diagram kontrol πΜ
VSSI (Variable Sample Size and Sampling Interval) telah diperkenalkan oleh Maoyuan Zhou[2]. Diagram kontrol ini digunakan untuk mendeteksi lebih awal adanya signal β signal yang terjadi pada suatu proses. Berdasarkan latar belakang tersebut, pada tugas akhir ini bertujuan menganalisis pengendalian kualitas pada PT. Pacific Angkasa Abadi. Metode yang digunakan adalah diagram kontrol πΜ
Shewhart dan πΜ
VSSI. Hasil perbandingan dari penerapan diagram kontrol πΜ
Shewhart dan πΜ
VSSI akan dilihat berdasarkan nilai ATS (Average Time to Signal). II. TINJAUAN PUSTAKA A. Diagram kontrol πΜ
Shewhart Model diagram kontrol πΜ
Shewhart digunakan untuk menganalisis total banyaknya ketidaksesuaian.
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 6, No.1, (2017) 2337-3520 (2301-928X Print) Sebelumnya harus menghitung rentangnya terlebih dulu, sebagai berikut : π
π = (π₯π )πππ₯ β (π₯π )πππ
π
Μ
=
π
1 + π
2 + π
3 +β―+ π
π π
dengan: π
π : rentang, π₯π : sampel ke-i, π
Μ
: rata-rata rentang. Kemudian dihitung rata-rata pengukuran antar sub grup sebagai berikut : βπ π πΜ
π = π=1 π π Μ
βπ π=1 ππ
πΜΏ = π dengan : π : ukuran sampel, πΜ
π : rata-rata sampel, π : jumlah sampel, πΜΏ : rata-rata dari πΜ
. Rumus batas kontrol atas (BKA), batas kontrol bawah (BKB), dan garis tengah (GT) untuk diagram kontrol πΜ
Shewhart adalah sebagai berikut[3]: π΅πΎπ΄ = πΜΏ + π΄2 π
Μ
πΊπ = πΜΏ π΅πΎπ΅ = πΜΏ β π΄2 π
Μ
Diagram kontrol πΜ
Shewhart dapat dinyatakan dalam nilai standart π untuk mempermudah tampilan. Setiap plot titik sampel pada diagram kontrol adalah nilai yang distandarisasi Z (ππ ), dengan rumus sebagai berikut[4] :
ππ =
πΜ
π βπΜΏ
(1)
π/βπ
dengan : π : standar deviasi. Sehingga batasan pada diagram kontrol πΜ
Shewhart menjadi sebagai berikut : π΅πΎπ΄ = π πΊπ = 0 π΅πΎπ΅ = βπ dengan nilai π = 3 (prinsip 3 sigma). B. Diagram kontrol πΜ
VSSI Diagram kontrol πΜ
VSSI adalah diagram kontrol yang digunakan untuk mengontrol kualitas dengan menggunakan ukuran sampel dan interval waktu pengambilan sampel yang berbeda. Rumus BKA dan BKB untuk diagram kontrol πΜ
VSSI adalah sebagai berikut[5]: π΅πΎπ΄ = π π΅πΎπ΅ = βπ dengan π = 3 (prinsip 3 sigma) Rumus BPA (Batas Peringatan Atas) dan BPB (Batas Peringatan Bawah) untuk diagram kontrol πΜ
VSSI adalah sebagai berikut: π΅ππ΄ = π€ π΅ππ΅ = βπ€ 2Ξ¦(π)(π0 βπ2 )+π1 βπ0 ] Dengan nilai π€ = Ξ¦β1 [ (2) 2(π βπ ) 1
π1 π2 π‘1 π‘2
2
: ukuran sampel kecil, : ukuran sampel besar, : interval waktu pengambilan sampel pendek, : interval waktu pengambilan sampel panjang.
A7
C. ATS ATS adalah rata-rata waktu yang terjadi sampai suatu titik jatuh di luar BKA atau BKB, menunjukkan bahwa keadaan tidak terkendali. Nilai ATS dapat dihitung dengan menggunakan metode Rantai Markov. Matriks probabilitas transisi disusun sebagai berikut[6]: π (πΏ ) π12 (πΏ ) π(πΏ ) = [ 11 ] (3) π21 (πΏ ) π22 (πΏ ) Nilai anggota matriks transisi pada persamaan (3) diperoleh dari : π11 (πΏ ) = ππ [βπ€ < ππβ1 < π€|π1 πΏ] = Ξ¦(π€ β πΏ βπ1 ) β Ξ¦(βπ€ β πΏβπ1 ) (4) π12 (πΏ ) = ππ [π€ < ππβ1 < π|π1 πΏ] + ππ [βπ < ππβ1 < βπ€|π1 πΏ] = Ξ¦(π β πΏ βπ1 ) β Ξ¦(π€ β πΏ βπ1 ) + Ξ¦(βπ€ β πΏ βπ1 ) β Ξ¦(βπ β πΏ βπ1 ) (5) π21 (πΏ ) = ππ [βπ€ < ππβ1 < π€|π2 πΏ] = Ξ¦(π€ β πΏ βπ2 ) β Ξ¦(βπ€ β πΏβπ2 ) (6) π22 (πΏ ) = ππ [π€ < ππβ1 < π|π2 πΏ] + ππ [βπ < ππβ1 < βπ€|π2 πΏ] = Ξ¦(π β πΏ βπ2 ) β Ξ¦(π€ β πΏ βπ2 ) + Ξ¦(βπ€ β πΏ βπ2 ) β Ξ¦(βπ β πΏ βπ2 ) (7) Nilai π1 dan π2 dihitung menggunakan persamaan (4), (5), (6), dan (7). Sehingga nilai π1 dan π2 dirumuskan sebagai berikut : π11
π1 = π
11 +π12 π22
π2 = π
21 +π22
(8) (9)
Sehingga nilai ATS didapat dari persamaan (3), (8), dan (9) adalah sebagai berikut : π‘ π΄ππ = (π1 π2 )[πΌ β π (πΏ )]β1 (π‘2 ) (10) 1 dengan : Ξ¦ : notasi dari tabel Z, π(πΏ ) : merupakan matriks baru setelah adanya proses out of control, π‘1 : interval waktu pengambilan sampel pendek, π‘2 : interval waktu pengambilan sampel panjang. III. METODOLOGI PENELITIAN Analisis dalam tugas akhir ini dilakukan dengan menggunakan teknik pendekatan statistik, agar kesimpulan dapat diperoleh secara tepat. Teknik statistik yang digunakan adalah analisis pengendalian kualitas dengan menggunakan diagram control πΜ
Shewhart dan πΜ
VSSI. Tugas akhir ini menggunakan bantuan software yaitu Matlab. Adapun langkah-langkah dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Mengkaji rumusan batas pengendali diagram kontrol πΜ
Shewhart dan πΜ
VSSI.
2. Mengidentifikasi karakteristik data jumlah kecacatan dengan menggunakan analisis deskriptif. 3. Membuat diagram kontrol πΜ
Shewhart. 4. Membuat diagram kontrol πΜ
VSSI. 5. Membandingkan diagram kontrol πΜ
Shewhart dan πΜ
VSSI berdasarkan nilai ATS.
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 6, No.1, (2017) 2337-3520 (2301-928X Print) IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Batas Pengendali Diagram Kontrol πΜ
VSSI Untuk membandingkan kinerja diagram kontrol πΜ
Shewhart dan diagram kontrol πΜ
VSSI harus dilakukan penyesuaian kinerja kedua diagram kontrol untuk keadaan terkendali. Konstruksi diagram kontrol πΜ
VSSI harus didesain sedemikian rupa sehingga saat keadaan terkendali (π = π0 ), rata β rata ukuran sampel dari diagram kontrol πΜ
VSSI akan sama dengan ukuran sampel tetap pada diagram kontrol πΜ
Shewhart dan rata β rata interval sampel pada πΜ
VSSI akan sama dengan interval sampel tetap dari diagram kontrol πΜ
Shewhart. Dalam diagram kontrol πΜ
VSSI, ukuran sampel dan interval waktu pengambilan sampel berikutnya ditentukan oleh plot titik sampel sebelumnya pada diagram kontrol. Diagram kontrol πΜ
VSSI akan dibatasi oleh batasan β batasan ukuran sampel dan interval sampel. Untuk batasan ukuran sampel, yaitu πΈ0 [π(π)] = π0 atau πΈ[π(π)|βπ < ππβ1 < π ; πΏ = 0] = π0 (11) Sedangkan batasan untuk interval sampel, yaitu πΈ0 [π‘(π)] = π‘0 atau πΈ[π‘(π)|βπ < ππβ1 < π ; πΏ = 0] = π‘0 (12) Μ
Berikut pembagian daerah pada diagram kontrol π VSSI :
A8
= 2Ξ¦(π) β 1 (15) Dengan Ξ¦(π€) adalah fungsi probabilitas kumulatif untuk distribusi normal = ππ (π < π ) dengan ππβ1 berdistribusi normal π(0,1) jika πΏ = 0. Persamaan (11) menjadi π0 = πΈ [π(π)| π β πΌ3 ] dengan menggunakan ekspektasi bersyarat diperoleh π (πβπΌ )
π (πβπΌ )
π0 = π1 ππ (πβπΌ1) + π2 ππ(πβπΌ2) π
3
π
3
π0 ππ (π β πΌ3 ) = π1 ππ (π β πΌ1 ) + π2 ππ (π β πΌ2 )
(16)
Substitusikan persamaan (13), (14), dan (15) pada persamaan (16) sehingga diperoleh : π0 (2Ξ¦(π) β 1) = π1 (2Ξ¦(π€) β 1) + π2 (2[Ξ¦(π) β Ξ¦(π€)]) 2 π0 Ξ¦(π) β π0 = 2π1 Ξ¦(π€) β π1 + 2π2 Ξ¦(π) β 2π2 Ξ¦(π€) 2π0 Ξ¦(π) β π0 = 2(π1 Ξ¦(π€) β π2 Ξ¦(π€)) β π1 + 2π2 Ξ¦(π) 2(π1 β π2 )Ξ¦(π€) = π1 β 2π2 Ξ¦(π) + 2π0 Ξ¦(π) β π0 2(π1 β π2 )Ξ¦(π€) = 2(π0 Ξ¦(π) β π2 Ξ¦(π)) β π0 + π1 2(π1 β π2 )Ξ¦(π€) = 2(π0 β π2 )Ξ¦(π) + π1 β π0 (17)
Dari persamaan (17) diperoleh nilai π yaitu sebagai berikut: 2Ξ¦(π)(π0 βπ2 )+π1 βπ0 ] π = Ξ¦β1 [ (18) ) 2(π1 βπ2
Kemudian dihitung dari persamaan (12) mengenai batasan interval sampel menjadi π‘0 = πΈ [π‘(π)| π β πΌ3 ] dengan menggunakan ekspektasi bersyarat diperoleh π (πβπΌ )
π (πβπΌ )
π‘0 = π‘2 ππ(πβπΌ1) + π‘1 ππ(πβπΌ2) π
3
π
3
π‘0 ππ (π β πΌ3 ) = π‘2 ππ (π β πΌ1 ) + π‘1 ππ (π β πΌ2 )
Gambar 1. Diagram Kontrol πΜ
VSSI
Kemudian dimisalkan πΌ1 (π1 , π‘2 ) = [βπ€, π€] πΌ2 (π2 , π‘1 ) = (βπ, βπ€) βͺ (π€, π) πΌ3 = (βπ, π) dengan πΌ1 : daerah tengah, πΌ2 : daerah peringatan, πΌ3 : daerah di antara π dan β π. Setelah dimisalkan, kemudian dicari nilai probabilitas seperti di bawah : ππ (π β πΌ1 ) = Ξ¦(π€) β Ξ¦(βπ€) = Ξ¦(π€) β [1 β Ξ¦(π€)] = Ξ¦ (π€ ) β 1 + Ξ¦ (π€ ) = 2Ξ¦(π€) β 1 (13) ππ (π β πΌ2 ) = Ξ¦(π ) β Ξ¦(π€) + Ξ¦(βπ€) β Ξ¦(βπ) = Ξ¦(π ) β Ξ¦(π€) + [1 β Ξ¦(π€)] β [1 β Ξ¦(π)] = Ξ¦(π ) β Ξ¦(π€) + 1 β Ξ¦(π€) β 1 + Ξ¦(π) = 2Ξ¦(π ) β 2Ξ¦(π€) = 2(Ξ¦(π) β Ξ¦(π€)) (14) ππ (π β πΌ3 ) = Ξ¦(π) β Ξ¦(βπ) = Ξ¦(π) β [1 β Ξ¦(π)] = Ξ¦(π) β 1 + Ξ¦(π)
(19)
Substitusikan persamaan (13), (14), dan (15) pada persamaan (19) sehingga diperoleh : π‘0 (2Ξ¦(π) β 1) = π‘2 (2Ξ¦(π€) β 1) + π‘1 (2[Ξ¦(π) β Ξ¦(π€)]) 2 π‘0 Ξ¦(π) β π‘0 = 2π‘2 Ξ¦(π€) β π‘2 + 2π‘1 Ξ¦(π) β 2π‘1 Ξ¦(π€) 2π‘0 Ξ¦(π) β π‘0 = 2(π‘2 Ξ¦(π€) β π‘1 Ξ¦(π€)) β π‘2 + 2π‘1 Ξ¦(π) 2(π‘2 β π‘1 )Ξ¦(π€) = π‘2 β 2π‘1 Ξ¦(π) + 2π‘0 Ξ¦(π) β π‘0 2(π‘2 β π‘1 )Ξ¦(π€) = 2(π‘0 Ξ¦(π) β π‘1 Ξ¦(π)) β π‘0 + π‘2 2(π‘2 β π‘1 )Ξ¦(π€) = 2(π‘0 β π‘1 )Ξ¦(π) + π‘2 β π‘0 (20) Dari persamaan (20) diperoleh nilai π yaitu sebagai berikut: 2Ξ¦(π)(π‘0 βπ‘1 )+π‘2 βπ‘0 ] π = Ξ¦β1 [ (21) 2(π‘ βπ‘ ) 2
1
Berdasarkan persamaan (18) dan persamaan baru yaitu sebagai berikut : 2Ξ¦(π)(π0 βπ2 )+π1 βπ0 2(π1 βπ2 )
=
(21)
diperoleh
2Ξ¦(π)(π‘0 βπ‘1 )+π‘2 βπ‘0 2(π‘2 βπ‘1 )
[2Ξ¦(π)(π0 β π2 ) + π1 β π0 ](π‘2 β π‘1 ) = [2Ξ¦(π)(π‘0 β π‘1 ) + π‘2 β π‘0 ](π1 β π2 ) [2Ξ¦(π)(π0 β π2 ) + π1 β π0 ](π‘2 β π‘1 ) = 2Ξ¦(π)(π‘0 β π‘1 )(π1 β π2 ) + π‘2 (π1 β π2 ) β π‘0 (π1 β π2 ) (22)
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 6, No.1, (2017) 2337-3520 (2301-928X Print) Untuk mempermudah perhitungan dapat dimisalkan sebagai berikut : π = 2(π‘0 β π‘1 )(π1 β π2 )Ξ¦(π) π = 2(π0 β π2 )Ξ¦(π) + π1 β π0 Kemudian substitusikan π dan π pada persamaan (22), sehingga menjadi π (π‘2 β π‘1 ) = π + π‘2 (π1 β π2 ) β π‘0 (π1 β π2 ) βπ + π‘0 (π1 β π2 ) = π‘2 (π1 β π2 ) β π (π‘2 β π‘1 ) βπ + π‘0 (π1 β π2 ) = π‘2 π1 β π‘2 π2 β π‘2 π + π‘1 π βπ + π‘0 (π1 β π2 ) β π‘1 π = π‘2 (π1 β π2 β π) π‘0 (π1 βπ2 )βπβπ‘1 π = π‘2 (23) π βπ βπ 1
2
Pada tugas akhir ini ditetapkan nilai π adalah 3. Diagram kontrol πΜ
VSSI memiliki 5 parameter yaitu π1 , π2 , π‘1 , π‘2 , π€. Jika nilai π1 , π2 , dan π‘1 ditentukan maka dua parameter lainnya yaitu π‘2 dan π€ dapat dicari dari persamaan (23) dan (21). B. Analisis Parameter Diagram Kontrol Sebelum membuat diagram kontrol, perlu adanya parameter untuk diagram kontrol yaitu πΜΏ dan π. Parameter inilah yang nantinya dijadikan patokan untuk membuat diagram kontrol. Parameter ini dihitung dengan menggunakan data masa lalu yang diperoleh dari perusahaan. Pada data masa lalu ini digunakan ukuran sampel sebanyak 4 dan dilakukan 80 kali pengamatan yang dilakukan pada PT. Pacific Angkasa Abadi. Setelah dilakukan pertihungan menggunakan diagram kontrol πΜ
R dengan menghilangkan data yang out of control, sehingga diperoleh hasil akhir diagram kontrol πΜ
dengan BKA=6016,262878, GT=6012,253378, dan BKB=6008,243878. Berikut plot hasil tahap akhir data masa lalu pada diagram kontrol πΜ
:
A9
C. Analisis Menggunakan Diagram Kontrol πΜ
Shewhart Dalam diagram kontrol πΜ
Shewhart ukuran sampel dan interval waktu pengambilan sampel bersifat konstan, disini menggunakan ukuran sampel (π0 = 3) dan interval pengambilan sampel (π‘0 = 7 menit). Dalam tugas akhir ini digunakan tiga buah data yang berbeda. Pada perhitungan kali ini tidak perlu dihitung nilai BKA dan BKB, karena disini menggunakan ketetapan 3 sigma yang sudah di jelaskan sebelumnya. Adapun langkah untuk untuk membuat diagram kontrol πΜ
Shewhart harus mencari nilai π. Nilai π disini digunakan untuk menyederhanakan tampilan. Atau dengan kata lain nilai π merupakan nilai yang akan di plot pada diagram kontrol πΜ
Shewhart. Dari persamaan (1) diperoleh : ππ =
Μ
Μ
Μ
ππ βπΜΏ π βπ
Setelah nilai π dihitung satu per satu, pada data ke-23 plot data menunjukkan keadaan out of control sehingga perhitungan tidak dilanjutkan, dapat dilihat pada Gambar 3. Pada plot data pertama ini, keadaan out of control terjadi pada menit ke-175. Berikut plot data pertama pada diagram kontrol πΜ
Shewhart : Z
πΜ
waktu Gambar 3. Plot Data I πΜ
Shewhart
Kemudian dilakukan perhitungan pada data ke II. Setelah dilakukan perhitungan, pada plot data ke-51, data menunjukkan keadaan out of control, sehingga tidak perlu melanjutkan perhitungan, dapat dilihat pada Gambar 4. Pada plot data ke II ini, keadaan out of control terjadi pada menit ke-357. Berikut merupakan hasil plot dari data kedua pada diagram kontrol πΜ
Shewhart : Z
waktu Gambar 2. Plot Data Masa Lalu
Dapat dilihat pada Gambar 2, bahwa plot data masa lalu sudah terkontrol, maka bisa dilihat nilai πΜΏ dan π untuk dijadikan parameter. Dengan nilai πΜΏ sebesar 6012,253378 kemudian dihitung nilai π seperti di bawah π
Μ
π=π
2
5,5
= 2,059 = 2,6712
waktu Gambar 4. Plot Data II πΜ
Shewhart
Kemudian dilakukan perhitungan pada data ke III, pada plot data ke-58 data menunjukkan keadaan out of control, sehingga tidak perlu melanjutkan perhitungan, dapat dilihat
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 6, No.1, (2017) 2337-3520 (2301-928X Print)
A 10
pada Gambar 5. Pada plot data ke III ini, keadaan out of control terjadi pada menit ke-406. Berikut plot data ketiga pada diagram kontrol πΜ
Shewhart : Z
Z
waktu Gambar 7. Plot Data II πΜ
VSSI waktu Gambar 5. Plot Data III πΜ
Shewhart
D. Analisis Menggunakan Diagram Kontrol πΜ
VSSI Dalam diagram kontrol πΜ
VSSI, menggunakan dua jenis ukuran sampel, yaitu ukuran sampel kecil (π1 ) dan besar (π2 ). Serta dua jenis interval waktu pengambilan sampel, yaitu interval waktu pendek (π‘1 ) dan panjang (π‘2 ). Jika titik plot sebelumnya jatuh pada daerah peringatan (warning region), maka pengambilan sampel berikutnya berukuran besar dan interval waktu pengambilan sampel yang pendek. Sedangkan, jika titik plot sebelumnya jatuh pada daerah tengah (central region), maka pengambilan sampel berikutnya berukuran kecil dan interval pengambilan sampel yang panjang. Ukuran sampel yang akan digunakan pada diagram kontrol ini yaitu π1 = 2 dan π2 = 5. Sedangkan untuk interval pengambilan sampel yang digunakan adalah π‘1 = 5 menit dan π‘2 = 8 menit. Dan batas peringatan sebesar π = 0,96 dan βπ = β0,96 didapat dari persamaan (2). Setelah dilakukan perhitungan nilai π satu per satu, ternyata pada data ke-23 plot data menunjukkan keadaan out of control sehingga perhitungan tidak dilanjutkan, dapat dilihat pada Gambar 6. Pada plot data pertama ini, keadaan out of control terjadi pada menit ke-154. Berikut hasil plot dari data pertama pada diagram kontrol πΜ
VSSI : Z
Kemudian dilakukan perhitungan pada data ke III, dapat dilihat pada Gambar 8. Pada plot data ke-23, data menunjukkan keadaan out of control pada menit ke-157. Berikut plot data ketiga pada diagram kontrol πΜ
VSSI : Z
waktu Gambar 8. Plot Data III πΜ
VSSI
E. Perbandingan Diagram Kontrol πΜ
Shewhart dan Diagram Kontrol πΜ
VSSI menggunakan ATS Perbandingan ini dilakukan dengan tujuan agar mengetahui diagram kontrol manakah yang lebih efektif dalam mendeteksi adanya keadaan tidak terkendali atau out of control. Untuk membandingkan diagram kontrol πΜ
Shewhart dan πΜ
VSSI dapat menggunakan ATS. Semakin kecil nilai ATS, maka semakin cepat pula diagram kontrol tersebut mendeteksi adanya keadaan yang tidak terkendali. Berikut tabel hasil perhitungan ATS : Tabel 1. Hasil pengolahan ATS dalam satuan menit
waktu Gambar 6. Plot Data I πΜ
VSSI
Kemudian dilakukan perhitungan pada data ke II, dapat dilihat pada Gambar 7. Pada plot data ke-31, data menunjukkan keadaan out of control pada menit ke-188. Berikut hasil plot data kedua pada diagram kontrol πΜ
VSSI :
Diagram Kontrol
Data I
Data II
Data III
X bar Shewhart
175
357
406
X bar VSSI
154
188
157
Berdasarkan Tabel 1 dapat dihitung nilai ATS dari persamaan (10) yaitu dengan menjumlahkan waktu terjadinya keadaan tidak terkontrol pada masing-masing data. Didapat ATS untuk diagram kontrol πΜ
Shewhart sebesar 938, sedangkan untuk diagram kontrol πΜ
VSSI sebesar 499. Dengan demikian dapat dilihat bahwa nilai ATS diagram
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 6, No.1, (2017) 2337-3520 (2301-928X Print) kontrol πΜ
VSSI lebih kecil dari pada diagram kontrol πΜ
Shewhart. Kemampuan diagram kontrol πΜ
Shewhart cenderung kurang sensitif dalam mendeteksi data out of control dari pada diagram kontrol πΜ
VSSI. Selain menggunakan nilai ATS yang mengacu pada data, nilai ATS juga dapat dicari dengan menggunakan rantai markov. Didapat nilai ATS untuk diagram kontrol πΜ
Shewhart sebesar 68,593 menit, sedangkan untuk diagram kontrol πΜ
VSSI didapat nilai sebesar 40,474 menit. Dengan perhitungan nilai ATS menggunakan rantai markov ini menunjukkan bahwa nilai ATS pada diagram kontrol πΜ
VSSI lebih kecil daripada nilai pada diagram kontrol πΜ
Shewhart. Dengan melihat nilai ATS yang mengacu pada data dan nilai ATS yang menggunakan rantai markov, keduanya sama β sama memberikan hasil bahwa diagram kontrol πΜ
VSSI lebih sensitif dalam mendeteksi adanya data yang out of control. Sehingga dapat disimpulkan bahwa diagram kontrol πΜ
VSSI lebih baik daripada diagram kontrol πΜ
Shewhart. Dengan demikian, penerapan diagram kontrol πΜ
VSSI dapat dikatakan lebih sensitif dalam proses pengendalian kualitas pipa besi pada PT. Pacific Angkasa Abadi. V. KESIMPULAN Hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan dalam tugas akhir ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Penerapan diagram kontrol πΜ
Shewhart dan πΜ
VSSI dalam pengendalian kualitas pipa besi pada PT. Pacific Angkasa Abadi memberikan hasil bahwa kualitas pipa besi berada di luar batas kontrol. 2. Setelah diagram kontrol πΜ
Shewhart dan πΜ
VSSI diterapkan pada PT. Pacific Angkasa Abadi, memberikan hasil bahwa diagram kontrol πΜ
VSSI lebih sensitif dalam mendeteksi keadaan tidak terkontrol daripada diagram kontrol πΜ
Shewhart. DAFTAR PUSTAKA [1] Ishikawa, K., (1994). βIntroduction to Quality Controlβ. Tokyo: JUSE Press Ltd. [2] Zhou, M., (2015). βVariable Sample Size and Variable Sampling Interval Shewhart Control Chart with Estimated Parametersβ. Verlag Berlin Heidelberg: Operation Research International Journal of Springer- DOI 10.1007/s12351-015-0214-9. [3] Montgomery, DC., (1990). βPengantar Pengendalian Kualitas Statistikβ. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada. [4] Noorossana, R., Deheshvar, A., dan Shekary, M., (2000). βDeveloping Variable Sample Size and Sampling Interval πΜ
Chartβ. Industrial Engineering, Iran University of Science and Tecnology, pp 690-695. [5] Costa, AFB., (1997). βπΜ
Chart with Variable Sample Size and Sampling Intervalβ. Journal of Quality Technology Vol 29, No.2, pp 197-204. [6] Costa, AFB., (2015). βHow to Choose Parameters of πΜ
VSSI Control Chart with Adaptive Parametersβ. American Journal of Mathematics and Statictics Vol 5, No 5, pp 285-292.
A 11