JRAK, Volume 12, No. 1 Februari 2016
JURNAL RISET AKUNTANSI DAN KEUANGAN Fakultas Bisnis Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta ISSN : 0216-5082
Ketua Penyunting Perminas Pangeran Dewan Penyunting Erni Ekawati (Universitas Kristen Duta Wacana) I Putu Sugiartha Sanjaya (Universitas AtmaJaya) Jogiyanto Hartono (Universitas Gadjah Mada) Mahatma Kufepaksi (Universitas Lampung) Murti Lestari (Universitas Kristen Duta Wacana) Asisten Penyunting Eka Adhi Wibowo Pembantu Pelaksana Tata Usaha (Administrasi, Desain, Distribusi dan Pemasaran) Elisonora Guruh Bramaji Lukas Surya Wijaya Alamat Penyunting dan Tata Usaha Fakultas Bisnis, Universitas Kristen Duta Wacana Jl. Dr. Wahidin S. No. 5-19, Yogyakarta 55224 Telp( 0274 ) 563929, Fax : ( 0274)513235 www.ukdw.ac.id/jrak/
Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan (JRAK) terbit sejak Februari 2005. Terbit dua kali setahun pada bulan Februari dan Agustus. Berisi tulisan yang diangkat dari hasil penelitian, kajian analitis kritis dan tinjauan buku dalam bidang Akuntansi dan Keuangan. Penyunting menerima tulisan yang belum pernah diterbitkan dalam media lain. Naskah diketik dengan format seperti tercantum pada Pedoman Penulisan Artikel yang terlampir di halaman belakang.
JRAK, Volume 12, No.1, Februari 2016
JURNAL RISET AKUNTASI DAN KEUANGAN Fakultas Bisnis Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta ISSN : 0216-5082
DAFTAR ISI ANTESEDEN AUDIT DELAY PADA EMITEN LQ 45 DI BURSA EFEK INDONESIA Dionysia Kowanda, Rowland Bismark Fernando Pasaribu, Fikriansyah ................
1-19
HUBUNGAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DAN MARKETING TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN Felicia Tanjaya dan Eko Budi Santoso......................................................................
21-33
KEPEMILIKAN INSTITUSI, PILIHAN STRATEGIS, DAN EFISIENSI PERUSAHAAN GO PUBLIC DI INDONESIA Marsella Isani Edoway .............................................................................................
35-50
ANOMALI PASAR PADA RETURN SAHAM LQ 45 DI BURSA EFEK INDONESIA: FENOMENA THE DAY OF WEEK EFFECT, WEEK FOUR EFFECT, ROGALSKY EFFECT, DAN JANUARY EFFECT Reza Widhar Pahlevi..................................................................................................
51-64
KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN MANOKWARI DITINJAU DARI DERAJAT OTONOMI FISKAL DAN INDEKS KEMAMPUAN RUTIN Johanes Paulus Koromath .........................................................................................
65-76
PENGEMBANGAN ASPEK LEGAL FORMAL DAN PENGEMBANGAN USAHA KELOMPOK TANI ORGANIK Putriana Kristanti, Purwani Retno Andalas, dan Agustini Dyah Respasti ................
77-84
HUBUNGAN CORPORATE SOCIAL RESPOSIBILITY………………………………………..…….…(Felicia & Eko)
HUBUNGAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DAN MARKETING TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN Felicia Tanjaya dan Eko Budi Santoso Universitas Ciputra
[email protected] dan
[email protected]
ABSTRACT This study aims to determine the role of marketing as an intervening variables in the relationship between CSR and financial performance. Inconsistent result from the previous researches indicates CSR can not directly linked with financial performance. The data used are secondary data from mining, basic industry and chemical and tobacco company's annual report during the period 20102014. Using path analysis with PLS, the result of this study shows that marketing as an intervening variable mediates the relationship between CSR on financial performance in the first to the third year. Keywords: corporate social responsibility, marketing, financial performance, ROA
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menentukan peran pemasaran sebagai variabel mediasi dalam hubungan antara tanggung jawab sosial dan kinerja keuangan. Hasil penelitian-penelitian sebelumnya mengindikasikan bahwa tanggung jawab sosial tidak dapat berhubungan langsung dengan kinerja keuangan. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang terdiri dari laporan tahunan perusahaan-perusahaan pada industri pertambangan, kimia, dan tembakau selama periode 2010-2014. Menggunakan analisis jalur dengan OLS, hasil penelitian menunjukkan bahwa pemasaran merupakan variabel mediasi yang memediasi hubungan antara CSR dan kinerja keuangan pada tahun pertama, kedua, dan ketiga. Kata kunci: tanggung jawab sosial, pemasaran, kinerja keuangan, ROA
PENDAHULUAN Corporate Social Responsibility (CSR) adalah topik yang banyak disorot di Indonesia saat ini. Dengan adanya globalisasi dan persaingan yang ketat di perekonomian Indonesia, banyak perusahaan yang mengaplikasikan program CSR, seperti Pertamina dengan pemberian beasiswa pada mahasiswa dan pelajar di Jabodetabek dan Padang, Gudang Garam dengan program penanaman pohon “Ekspedisi Brantas”, Bank Mandiri dengan Bank Mandiri Dukung Program Indonesia Mengajar, dan lainnya. Selain itu, dalam praktik kerja perusahaan yang mengarah pada terciptanya dampak negatif, peran program CSR di
perusahaan menjadi penting. Dengan adanya CSR, perusahaan dapat seolah-olah menebus kesalahan dari dampak-dampak negatif yang dapat merugikan alam, lingkungan, dan masyarakat sosial. Menurut Rosiliana et al. (2014) Perusahaan yang baik tidak hanya dituntut untuk menghasilkan laba yang besar, namun juga memiliki kepedulian terhadap kelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat. Hal ini dikarenakan kegiatan operasional perusahaan berinteraksi secara langsung maupun tidak langsung dengan lingkungan sekitar. Hal ini sejalan dengan konsep triple bottom line oleh Jhon Elkington (1997 dalam Agoes dan Ardana 2011), yang menyebutkan bahwa 21
JRAK, Volume 12, No 1 Februari 2016
tanggung jawab sosial perusahaan mencakup tiga dimensi, yang lebih populer dengan singkatan 3P, yaitu : mencapai keuntungan (profit) bagi perusahaan, memberdayakan masyarakat (people), dan memelihara kelestarian alam/bumi (planet). Tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh perusahaan dikenal dengan Corporate Social Responsibility (CSR). Sebelum tahun 2007, belum ada peraturan yang mengatur tentang tanggung jawab sosial dan lingkungan, sehingga CSR ini bersifat sukarela. Oleh karena itu, diciptakanlah Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40 Pasal 74 tahun 2007 yang berbunyi perusahaan yang melakukan kegiatan usahanya dibidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Selain Undang-Undang No.40 tahun 2007 pasal 74, terdapat pula Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 1 yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang berisi tentang saran entitas bisnis untuk mengungkapkan corporate social responsibility yang dilakukan oleh perusahaan. Dengan dikeluarkannya peraturan-peraturan tersebut, perusahaan-perusahaan di Indonesia mulai memiliki kesadaran akan konsep CSR sebagai suatu konsep yang penting untuk dilakukan dan mulai menerapkan program CSR dalam program tahunannya. Hal ini dapat terlihat dalam annual report perusahaan perseroan terbatas yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Seiring berjalannya waktu dan semakin dikenalnya CSR pada perusahaan, program CSR dapat dilihat sebagai suatu bentuk investasi perusahaan berkaitan dengan keberlangsungan bisnisnya, bukan lagi sebagai suatu biaya, namun sebagai alat memperoleh keuntungan lebih. Saat ini, perusahaan tidak hanya berpatokan pada laporan keuangan saja saat mengambil keputusan untuk melaksanakan strategi dan operasional, namun juga melihat dampak dan gejolak yang akan muncul dalam lingkungan sekitar di masa yang akan datang. Penelitian-penelitian tentang hubu-ngan antara CSR terhadap kinerja memberikan hasil yang tidak konsisten. Penelitian Yaparto et al. (2013) dan Rosiliana et. al (2014) tentang pengaruh CSR terhadap kinerja keuangan pada menunjukkan bahwa CSR tidak berpengaruh terhadap Kinerja. Penelitian oleh Uadiale dan 22
Fagbemi (2012) tentang pengaruh CSR pada kinerja keuangan perusahaan di negara berkembang Nigeria menghasilkan kesimpulan bahwa CSR berpengaruh positif terhadap ROA dan ROE. Inkonsistensi hasil penelitian ini menunjukkan hubungan antara variabel CSR terhadap kinerja dapat dipengaruhi oleh variabel lain. Namun perlu diteliti apakah pengaruh tersebut berupa variabel moderasi atau mediasi. Keraf (1998 dalam Agoes dan Ardana, 2011) mengemukakan bahwa CSR memiliki beberapa keuntungan bagi perusahaan, yaitu menciptakan keuntungan jangka panjang. Selain itu, banyak perusahaan yang mulai menggunakan program CSR sebagai alat marketing (Stoian, 2013). Hal ini dapat terjadi karena dengan adanya aktivitas CSR, masyarakat dapat lebih mengenal produk dari perusahaan tersebut. Reputasi yang meningkat di kalangan masyarakat ini dapat berdampak pada kenaikan penjualan produk, yang dapat meningkatkan keuntungan perusahaan. Menurut Juscius dan Kondratyuk (2012), CSR memiliki efek yang sama seperti iklan, karena memiliki pengaruh positif terhadap brand dan produk. Karena itu CSR dapat dianggap sebagai alat pemasaran. Kenaikan keuntungan perusahaan ini dapat menarik perhatian para investor. Hal ini akan secara signifikan mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Pengaruh ini dapat terlihat dalam orientasi jangka pendek ataupun jangka panjang. (Rosiliana et al., 2014). Podnar dan Golob (2007) pun menyatakan bahwa para pemangku kepentingan memiliki pandangan bahwa konsep CSR dan konsep pemasaran perusahaan memiliki keterkaitan yang jelas. Wang dan Bansal (2012) mengungkapkan bahwa keputusan strategis perusahaan dengan orientasi jangka pendek menekankan efisiensi, sedangkan keputusan dengan orientasi jangka panjang menekankan efektivitas. Perusahaan dengan orientasi jangka panjang sering terlibat dalam kegiatan yang belum tentu menghasilkan keuntungan langsung, seperti berinvestasi di bagian research and development atau CSR. Mayoritas perusahaan memiliki orientasi jangka pendek dan jangka panjang, terlebih dikarenakan persaingan yang sangat ketat dari waktu ke waktu. Hasil penelitian Wang dan Bansal menunjukkan bahwa orientasi jangka panjang memberikan dampak positif bagi hubungan antara CSR dan kinerja keuangan,
HUBUNGAN CORPORATE SOCIAL RESPOSIBILITY………………………………………..…….…(Felicia & Eko)
yang menunjukkan bahwa orientasi jangka panjang memperbesar nilai manfaat yang diperoleh dari kegiatan CSR. Berdasarkan halhal tersebut penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah marketing dapat memediasi hubungan antara CSR terhadap kinerja baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
KAJIAN LITERATUR Konsep Triple Bottom Line Jhon Elkington (1997 dalam Agoes dan Ardana, 2011) menyebutkan bahwa tanggung jawab sosial perusahaan mencakup tiga dimensi, yaitu profit, people, planet, dan disebut dengan triple bottom line. Konsep ini adalah tiga pilar pembangunan berkelanjutan yang mencakup pertumbuhan ekonomi, perlindungan lingkungan, dan keadilan sosial. Profit atau keuntungan adalah tujuan yang paling utama dari setiap bisnis atau perusahaan, karena keuntunganlah yang dapat membuat perusahaan terus bertumbuh dan berkembang, selain bersaing dalam pasar. Namun, apabila yang menjadi tujuan utama perusahaan adalah mencari laba yang maksimal saja, akan timbul berbagai penyimpangan dan kerusakan di tatanan masyarakat. People atau masyarakat merupakan bagian penting dalam perusahaan karena tanpa dukungan masyarakat (tenaga kerja, konsumen, dan masyarakat sekitar), kelangsungan bisnis tidak dapat berjalan dengan baik. Planet atau lingkungan tidak dapat lepas dari perusahaan, karena perusahaan berada di tengah-tengah lingkungan sekitar. Permasalahan tentang pemanasan global, polusi udara, banjir, dan sebagainya membuat terciptanya suatu konsep Green Economic. Green Economic adalah konsep yang lebih menyeimbangkan nilai ekonomi, sosial, dan lingkungan. Menurut Mutmamimah (2011 dalam Handoko, 2012), Penerapan dari green economic adalah green business, yang mensinergikan nilai ekonomi, sosial, dan lingkungan dalam perusahaan. Fenomena green business ini dapat menarik investor dan konsumen, karena permasalahan tentang alam dan lingkungan telah menjadi isu global.
Corporate Social Responsibility Sejauh ini, CSR belum memiliki definisi tunggal yang diakui secara umum oleh masyarakat dunia. Hal ini dikarenakan setiap individu menjabarkan CSR dengan konsep yang berbeda-beda. Namun beberapa diantaranya yang cukup dikenal luas adalah sebagai berikut : Menurut The World Bank Group (2001) dan The World Business Council for Sustainable Development (2004 dalam Lako, 2011), CSR adalah suatu komitmen berkelanjutan dari dunia usaha untuk berperilaku secara etis dan membantu pembangunan berkelanjutan (sustainable development) berkerja sama dengan karyawan serta perwakilannya, keluarganya, masyarakat, dan komunitas untuk memperbaharui kualitas hidup dalam cara-cara yang baik bagi bisnis dan pembangunan. CSR bermakna sebagai komitmen perusahaan untuk ikut andil dalam membangun dunia ekonomi global secara berkelanjutan dengan menyeimbangkan kinerja ekonomi dengan kinerja sosial dan lingkungan dalam operasional bisnisnya. Pelaku bisnis harus menjaga keselarasan dalam tujuan mendapatkan keuntungan (profit) dan tujuan sosial (people), serta lingkungan (planet) yang disebut dengan triple bottom line strategy. Menurut Lako (2011), CSR dapat didefinisikan sebagai suatu proses pengukuran, pencatatan, pelaporan, dan pengungkapan informasi terkait dampak sosial dan lingkungan dari tindakan-tindakan ekonomi perusahaan terhadap kelompok-kelompok tertentu dalam masyarakat atau yang menjadi stakeholder perusahaan. Dari definisi-definisi yang ada, penulis menyimpulkan bahwa CSR adalah tanggung jawab sosial perusahaan untuk berkontribusi terhadap tatanan masyarakat dan lingkungan sekitar sebagai akibat dari aktivitas perusahaan yang mungkin merugikan pihak lain. CSR dilakukan sebagai upaya untuk menyeimbangkan proporsi antara profit, people, dan planet. Kinerja Keuangan Perusahaan Izati dan Margaretha (2014) kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Kinerja keuangan diperlukan 23
JRAK, Volume 12, No 1 Februari 2016
untuk memberikan gambaran mengenai kondisi keuangan perusahaan berdasar periode waktu tertentu. Kabajeh et al. (2012) menyatakan bahwa rasio keuangan adalah hubungan antara dua informasi keuangan kuantitatif individu yang terhubung satu sama lain dalam beberapa indikator keuangan yang digunakan oleh pengguna informasi keuangan yang berbeda. Rasio keuangan ini digunakan oleh pihak internal dan eksternal untuk mengambil keputusan yang bersifat keuangan, seperti investasi dan keputusan evaluasi kinerja. Untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan, digunakan analisis rasio keuangan. Memon dan Tahir (2012) mengungkapkan bahwa rasio keuangan adalah alat yang membantu mengidentifikasi kinerja perusahaan dengan melihat laporan keuangan perusahaan tersebut. Untuk mengukur kinerja perusahaan, secara umum digunakan analisis ROA yaitu Return on Assets (Tariq et al, 2013). Salah satu rasio keuangan yang banyak digunakan adalah rasio profitabilitas. Rasio Profitabilitas adalah indikator yang mengukur efisiensi keseluruhan perusahaan. Rasio ini digunakan untuk mengukur laba yang dihasilkan perusahaaan selama periode waktu tertentu berdasarkan tingkat penjualan, aset, modal yang digunakan, kekayaan bersih, dan laba per saham. Kreditor tertarik pada rasio profitabilitas karena dapat menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban bunga obligasi, sedangkan stakeholder tertarik atas perannya untuk menunjukkan kemajuan dan tingkat pengembalian atas investasi yang mereka tanamkan (Kabajeh, 2012).
pembeli. Stoian (2013) menyatakan bahwa perusahaan yang mulai menggunakan program CSR sebagai alat pemasaran. CSR dapat menaikkan reputasi perusahaan yang dapat berdampak pada kenaikan penjualan produk, dan pada akhirnya dapat meningkatkan keuntungan perusahaan. Menurut Juscius dan Kondratyuk (2012), CSR memiliki efek yang sama seperti iklan, karena memiliki pengaruh positif terhadap brand dan produk. Karena itu CSR dapat dianggap sebagai alat pemasaran. Rosiliana et al., (2014) menambahkan CSR dapat membawa pengaruh dalam jangka pendek ataupun jangka panjang. Berdasarkan pada rumusan masalah dan landasan teori yang telah dibahas sebelumnya, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah : H1 : Marketing memediasi pengaruh CSR terhadap Kinerja Keuangan di tahun pertama H2 : Marketing memediasi pengaruh CSR terhadap Kinerja Keuangan di tahun kedua H3 : Marketing memediasi pengaruh CSR terhadap Kinerja Keuangan di tahun ketiga H4 : Marketing memediasi pengaruh CSR terhadap Kinerja Keuangan di tahun keempat
Marketing (Pemasaran) Menurut Swastha (2005 dalam Sunyoto, 2014), pemasaran adalah system keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang, jasa, ide kepada pasar sasaran agar dapat mencapai tujuan organisasi. Navarone (2003) menyatakan bahwa salah satu kinerja pemasaran dapat diukur dengan adanya peningkatan volume. Penjualan merupakan salah satu kegiatan pemasaran. Penjualan dapat menciptakan suatu proses pertukaran barang dan atau jasa antara penjual dengan
Sampel yang dipilih dalam penelitian ini adalah perusahaan di bidang mining, basic industry and chemicals, dan tobacco manufacturers yang laporan tahunannya dapat diperoleh dan listing di BEI periode 20102014. Pengumpulan data selama periode 20102014 ini dikarenakan penelitian akan menguji pengaruh CSR dalam jangka pendek (t+1 dan t+2) dan jangka panjang (t+3 dan t+4). Perusahaan mining dipilih karena merupakan perusahaan yang kegiatan operasional utamanya dapat menimbulkan dampak negatif pada lingkungan dan bersifat merusak (Candrayanthi dan Saputra, 2013). Oleh karena itu, perusahaan mining wajib
24
Corporate Social Responsibility (CSR)
Marketing
Kinerja Keuangan (ROA)
METODA PENELITIAN
HUBUNGAN CORPORATE SOCIAL RESPOSIBILITY………………………………………..…….…(Felicia & Eko)
menjaga lingkungan dengan melaksanakan CSR (Bulan dan Astika, 2014). Perusahaan di bidang basic industry and chemicals dipilih karena merupakan perusahaan yang memberikan dampak negatif bagi masyarakat dan menimbulkan permasalahan lingkungan (Kurniasih et al., 2014). Perusahaan di bidang tobacco manufacturers dipilih karena efek berbahaya dari produk yang diproduksi. Perusahaan rokok harus memiliki tanggung jawab untuk melindungi konsumen dan lingkungan, sehingga dapat terbebas dari efek yang ditimbulkannya. Kegiatan berbagai perusahaan rokok yang dianggap sebagai CSR, seperti mensponsori acara olahraga dan seni, sebenarnya merupakan upaya promosi besarbesaran dan bahkan kamuflase hijau yang meningkatkan kredibilitas perusahaan sehingga terlihat seolah-olah bukan merupakan perusahaan yang berbahaya (Trihastuti, 2014). Tabel 1 Keterangan Jumlah Sampel Keterangan
Jumlah
Populasi Tidak terdaftar di BEI periode 2010-2014 Data annual report tidak lengkap Sampel akhir
105 Perusahaan 15 Perusahaan 21 Perusahaan 69 Perusahaan
Definisi Operasional Variabel Penelitian Variabel Independen (X) yaitu Corporate Social Responsibility (CSR) CSR diukur dengan menggunakan indikator Hackston dan Milne (1999 dalam Bulan dan Astika, 2014). Indikator terbagi menjadi beberapa aspek yaitu lingkungan, energi, kesehatan dan keselamatan tenaga kerja,lainlain tentang tenaga kerja, produk, keterlibatan masyarakat, dan lain-lain. Indikator ini dipilih karena memiliki kriteria penilaian yang cocok untuk diterapkan oleh perusahaan di Indonesia (Sembiring, 2005). Untuk mengukur CSR, skor diatur sebagai berikut : a. Skor 0 jika perusahaan tidak mengungkapkan informasi sesuai dengan kriteria b. Skor 1 jika perusahaan mengungkapkan informasi sesuai dengan kriteria Pengukuran CSR dilakukan dengan menjumlahkan skor tiap perusahaan, lalu
dibagi dengan jumlah skor yang ada. Adapun rumus perhitungannya: Keterangan : CSDIj ΣXij nj
=
Corporate Social Responsibility Disclosure Index perusahaan j = Jumlah total skor = Jumlah item untuk perusahaan j
Variabel Dependen (Y) yaitu kinerja keuangan diproksikan dengan ROA, dengan rumus untuk menghitung yaitu :
Variabel mediasi yaitu Marketing. Variabel mediasi merupakan variabel yang terletak diantara variabel independen dan variabel dependen yang menyebabkan hubungannya menjadi tidak langsung (Indriantoro dan Supomo, 2009). Marketing digunakan sebagai variable mediasi karena perusahaan menggunakan CSR sebagai media promosi juga disamping sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan (Stoian, 2013). Pengukuran Marketing menggunakan jumlah total sales perusahaan dengan menggunakan logaritma natural (Ln) agar angka dalam penelitian tidak terpaut jauh (Alberternst dan Sloane, 2015). Rumus untuk menghitung sebagai berikut :
Variabel Kontrol yaitu ukuran perusahaan (size), leverage, dan tipe industri. Variabel kontrol diperlukan untuk memastikan bahwa hubungan CSR dan kinerja keuangan tidak disebabkan oleh pengaruh lainnya. Ukuran perusahaan adalah jumlah total aset yang dihitung menggunakan logaritma natural (Ln). Ukuran perusahaan dapat berpengaruh terhadap hubungan CSR dan kinerja keuangan karena perusahaan yang besar merupakan emiten yang banyak disoroti, sehingga pengungkapan yang lebih besar merupakan pengurangan biaya politis sebagai wujud tanggung jawab sosial perusahaan (Sembiring, 2005). Adapun rumus untuk menghitung size perusahaan adalah sebagai berikut :
25
JRAK, Volume 12, No 1 Februari 2016
Keterangan : Size = Ukuran perusahaan Ln = Logaritma Natural TA = Total aset
ROAt+4 = β2Markt + β3Size t + β4Lev t + β5TI t + β6CSRt + ε
Leverage adalah presentase perbandingan antara total hutang dengan total ekuitas (Yaparto, 2013). Perusahaan yang memiliki tingkat toleransi risiko yang tinggi dapat lebih terlibat dalam program CSR, berbeda dengan perusahaan yang memiliki tingkat toleransi risiko yang rendah. Manajemen perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi akan mengurangi pengungkapan CSR yang dibuatnya agar tidak menjadi sorota detbholders (Sembiring, 2005). Rumus untuk menghitung leverage adalah sebagai berikut:
ROA t+1,t+2,t+3,t+4 = Return on Asset tahun t+1, t+2, t+3, dan t+4 CSRt = CSR tahun t Sizet = Ukuran perusahaan tahun t Levt = Leverage tahun t TIt = Tipe Industri tahun t Markt = Marketing tahun t β1 – β6 = Koefisien regresi ε = error
Keterangan : Lev TL TA
= Leverage = Total liabilitas = Total aset
Tipe industri diukur dengan menggunakan variabel dummy dengan mengklasifikasikan sampel perusahaan menjadi nilai 0 untuk perusahaan di bidang industri mining, nilai 1 untuk perusahaan di bidang industri basic industry and chemicals, dan nilai 2 untuk perusahaan di bidang tobacco. Model Analisis Penelitian ini menggunakan pende-katan path analysis dengan PLS untuk mengetahui hubungan dan nilai antar variabel CSR, marketing, ukuran perusahaan, leverage, dan tipe industri terhadap ROA. Adapun model persamaan yang digunakan: Model 1 : Markt = β1CSRt + ε ROAt+1 = β2Markt + β3Size t + β4Lev t + β5TI t + β6CSRt + ε Model 2 : Markt = β1CSRt + ε ROAt+2 = β2Markt + β3Size t + β4Lev t + β5TI t + β6CSRt + ε Model 3 : Markt = β1CSRt + ε ROAt+3 = β2Markt + β3Size t + β4Lev t + β5TI t + β6CSRt + ε Model 4 : Markt = β1CSRt + ε 26
Keterangan :
Uji Hipotesis Variabel Intervening Pengujian hipotesis mediasi dilakukan dengan prosedur yang dikembangkan oleh Sobel yang dikenal dengan uji Sobel (Ghozali, 2013). Uji ini dilakukan dengan cara menguji kekuatan pengaruh tidak langsung X ke Y melalui M. Pengaruh tidak langsung X ke Y lewat M dihitung dengan cara mengalikan jalur X M (a) dengan jalur M Y (b) sehingga terbentuklah koefisien ab = (c-c’) dimana c adalah pengaruh X terhadap Y tanpa mengontrol M, sedangkan c’ adalah koefisien pengaruh X terhadap Y setelah mengontrol M. Sedangkan standar error koefisien a dan b ditulis dengan sa dan sb dan besarnya standar error pengaruh tidak langsung adalah sab yang dihitung dengan rumus : √ Untuk menguji signifikansi pengaruh tidak langsung, diperlukan adanya perhitungan nilai t dari koefisien ab dengan rumus :
Adapun nilai dari t tabel dengan alpha 5% adalah 1,96. Apabila nilai t > t tabel, maka terjadi pengaruh mediasi, sedangkan apabila nilai t < t tabel, tidak terjadi pengaruh mediasi. Atau dapat disimpulkan apabila nilai t > 1,96, maka terjadi pengaruh mediasi, sedangkan apabila nilai t < 1,96, tidak terjadi pengaruh mediasi. Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi dilakukan untuk menguji besarnya pengaruh dari variabel independen dan variabel kontrol terhadap variabel dependen yang ditunjukkan dengan besarnya koefisien determinasi antara nol sampai satu. Hasil dapat dilihat dengan ketentuan sebagai berikut :
HUBUNGAN CORPORATE SOCIAL RESPOSIBILITY………………………………………..…….…(Felicia & Eko)
a) Jika koefisien determinasi sama dengan nol, maka variabel independen sama sekali tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. b) Jika koefisien determinasi sama dengan satu, maka variabel independen berpengaruh sepenuhnya terhadap variabel dependen. Prediction Relevance (Q2) Q2 dikenal dengan Stone-Geisser’s, yaitu uji yang dilakukan untuk mengetahui kapabilitas prediksi dengan prosedur blinfolding. Q2 mengukur seberapa baik nilai observasi dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameternya. Nilai Q2 > 0 menunjukkan model memiliki predictive relevance. Sebaliknya, nilai Q2 ≤ 0 menunjukkan model kurang memiliki predictive relevance. Perhitungan Q2 dilakukan dengan rumus : Q2 = 1 – ( 1 – R12 ) (1 – R22 ) .... ( 1 – Rp2 ) dimana R12 , R22, , dan Rp2 adalah R-square variabel endogen dalam model persamaan. Besaran Q2 memiliki nilai dengan rentang 0 < Q2 < 1, dimana semakin mendekati nilai 1, berarti model semakin baik. Besaran Q2 ini setara dengan koefisien determinasi total pada analisis jalur (path analysis).
diteliti adalah sebesar 2080 (anti Ln 7,64 = 2080). Statistik deskriptif variabel ROA menunjukkan rata-rata sebesar 0,0707, artinya rasio laba bersih dari total aset yang dimiliki perusahaan adalah sebesar 7,07%. Statistik deskriptif variabel size menunjukkan rata-rata sebesar 7,88, artinya rata-rata total aset yang dimiliki perusahaan adalah sebesar 2644 (anti Ln 7,88 = 2644). Statistik deskriptif variabel leverage menunjukkan rata-rata sebesar 0,4846, artinya rata-rata rasio liabilitas dari total aset yang dimiliki perusahaan adalah sebesar 48,46%. Sedangkan deskripsi variabel tipe indutri (dummy) diketahui dari 69 perusahaan yang diteliti, 61% diantaranya termasuk perusahaan mining, 35% basic industry and chemicals, dan 4% tobacco. Analisis Model Intervening Nilai R-square (R2) menunjukkan prosentase pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Sedangkan penilaian goodness of fit pada PLS dapat diketahui dari nilai Q2, yang merupakan kombinasi dari beberapa nilai R2 (apabila dalam satu model lebih dari satu R2). Nilai Q2 memiliki arti yang sama dengan R2 pada analisis regresi, dimana semakin tinggi R2, maka model dapat dikatakan semakin fit dengan data. Nilai Q2 dapat dihitung melalui rumus sebagai berikut: Q2 = 1 – (1– R12) x (1– R22)
HASIL PENELITIAN Statistik Deskriptif Data pada penelitian ini merupakan data sekunder yaitu berupa laporan tahunan (annual report) perusahaan mining, basic industry and chemicals, dan tobacco yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 20102014. Pada bagian ini akan dideskripsikan mengenai variabel corporate social responsibility (CSR), marketing, ROA, size, leverage, dan tipe industri. Adapun proses pengolahan data dilakukan dengan program SmartPLS 2.0. Statistik deskriptif variabel CSR menunjukkan rata-rata sebesar 0,3805, artinya aktivitas CSR yang diungkapkan oleh perusahaan yang diteliti adalah 38,05% atau rata-rata 34 informasi dari 90 kriteria yang ditentukan. Statistik deskriptif variabel marketing menunjukkan rata-rata sebesar 7,64, artinya rata-rata penjualan perusahaan yang
Berdasarkan pengolahan data dengan PLS, dihasilkan nilai R2 dan Q2 sebagai mana disajikan pada tabel 3. Nilai R2 untuk ROAt+1 adalah sebesar 0,257012 memiliki arti bahwa prosentase besarnya pengaruh marketing dan variabel kontrol size, leverage, dan tipe industri terhadap ROAt+1 adalah sebesar 25,70%, sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti. Pengaruh variabelvariabel tersebut terhadap ROA cenderung mengalami penurunan seiring bertambahnya tahun, yaitu sebesar 23,72% terhadap ROAt+2, 12,85% terhadap ROAt+3, dan hanya 3,71% terhadap ROAt+4. Hasil perhitungan Q2 juga diketahui semakin menurun, artinya kecocokan model penelitian semakin turun seiring bertambahnya tahun, yang mengindikasikan dampak CSR dan marketing serta variabel kontrol akan semakin melemah seiring bertambahnya tahun. 27
JRAK, Volume 12, No 1 Februari 2016
Tabel 2 Statistik Deskriptif Variabel CSR per Tahun CSR
MAR KETI NG
ROA
SIZE
LEV ERA GE
Tahun
N
Min
2010 2011 2012 2013 2014 Total 2010
69 69 69 69 69 345 69
0,03333 0,03333 0,04444 0,04444 0,07778 0,03333 0,69315
0,73333 0,73333 0,76667 0,75556 0,75556 0,76667 10,67780
Max
Mean 0,33414 0,36232 0,37665 0,40129 0,42818 0,38052 7,26555
Std. Dev. 0,15824 0,15703 0,15710 0,14973 0,15113 0,15714 2,12737
2011 2012 2013 2014 Total 2010 2011 2012 2013 2014 Total 2010 2011 2012 2013 2014 Total 2010
69 69 69 69 345 69 69 69 69 69 345 69 69 69 69 69 345 69
1,09861 0,69315 1,79176 1,38629 0,69315 -0,61832 -0,75000 -0,18182 -0,19087 -0,22232 -0,75000 1,09861 2,30259 2,39790 3,80666 4,51086 1,09861 0,04478
10,87535 11,10685 11,22558 11,54248 11,54248 4,59590 0,46012 0,37355 0,39475 0,35873 4,59590 11,27422 11,10967 11,17207 11,36138 11,30312 11,36138 1,33333
7,53883 7,70326 7,81426 7,89014 7,64241 0,13824 0,07757 0,06327 0,04534 0,02911 0,07071 7,45095 7,66751 7,90528 8,14403 8,23753 7,88106 0,47415
2,00331 1,92331 1,96737 1,95938 1,99991 0,55935 0,15765 0,10439 0,09343 0,08400 0,27101 2,03970 1,98599 1,88287 1,81702 1,74671 1,90901 0,22749
2011 2012 2013 2014 Total
69 69 69 69 345
0,09396 0,03914 0,03714 0,04043 0,03714
0,91165 0,94668 1,04325 1,13618 1,33333
0,46961 0,47308 0,50214 0,50415 0,48462
0,20501 0,21910 0,24558 0,25658 0,23064
Tabel 3 Nilai R2 dan Q2 Model Intervening Model 1 2 3 4
28
Variabel Dependen
R-square
ROA t+1
0,257012
marketing ROA t+2
0,180015 0,237272
marketing ROA t+3
0,179480 0,128537
marketing ROA t+4
0,182444 0,037081
marketing
0,160830
Q2 0,3907 0,3742 0,2875 0,1919
HUBUNGAN CORPORATE SOCIAL RESPOSIBILITY………………………………………..…….…(Felicia & Eko)
Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan sobel test yang dikeluarkan PLS. Hipotesis penelitian dapat diterima jika
nilai t hitung (t-statistic) ≥ t tabel pada tingkat kesalahan (α) 5% yaitu 1,96. Berikut adalah nilai koefisien path (original sample estimate) dan nilai t hitung (t-statistic) pada inner model:
Tabel 4 Pengujian Pengaruh Langsung Model 1 2 3 4
Jalur (Path) CSR ROA t+1 CSR ROA t+2 CSR ROA t+3 CSR ROA t+4
Keterangan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan
t-value 0,557682 1,148206 0,918966 0,111170
Dalam tabel 4 dapat dilihat bahwa pada pengaruh langsung CSR terhadap ROA berfluktuasi dan nilai t-value dibawah 1,96, sehingga dapat disimpulkan bahwa pengaruh
CSR terhadap ROA t+1, ROA t+2, ROA t+3, dan ROA t+4 tidak signifikan. Untuk variabel yang berpengaruh signifikan, besarnya total pengaruh dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel 5 Pengujian Pengaruh Intervening Model 1 2 3 4
Jalur (Path) CSR marketing
Path coef. 0,42428
Stdev (S) 0,053219
marketing ROA t+1 CSR marketing
1,018369 0,42365
0,155867 0,056473
marketing ROA t+2 CSR marketing
0,888697 0,42713
0,151518 0,073384
marketing ROA t+3 CSR marketing
0,499599 0,401036
0,214816 0,102095
marketing ROA t+4
0,312431
0,280870
Sab
t
0,08259
5,02975
Keterangan Marketing memediasi
0,0819
4,59538
Marketing memediasi
0,1001
2,13271
Marketing memediasi
0,1205
1,03955
Marketing tidak memediasi
Tabel 6 Tabel Pengaruh Langsung, Tidak Langsung, dan Total Pengaruh Model
Jalur (Path)
1 2
CSR ROA t+1 CSR ROA t+2 Size ROA t+2 Leverage ROA t+2 CSR ROA t+3 Size ROA t+3 Leverage ROA t+3
3
Pengaruh Langsung -0,034 1,148 5,776 7,141 0,919 2,362 3,890
Dalam tabel 5 dan 6, nilai koefisien path pengaruh CSR terhadap marketing adalah 0,42428 dan nilai koefisien path pengaruh
Pengaruh Tidak Langsung 0,432 0,376 0,213 -
Total Pengaruh 0,398 1,524 5,776 7,141 1,132394 2,362 3,890
marketing terhadap ROAt+1 adalah 1,018369, sehingga besarnya pengaruh CSR terhadap ROAt+1 secara tidak langsung melalui 29
JRAK, Volume 12, No 1 Februari 2016
marketing adalah sebesar 0,4320736. Dari nilai standar deviasi sebesar 0,053219 dan 0,155867, dihasilkan standar error sebesar 0,08259 dan t hitung sebesar 5,02975 yang lebih besar dari 1,96, sehingga disimpulkan H1 diterima yaitu marketing memediasi secara signifikan pengaruh CSR terhadap ROAt+1. Nilai koefisien path pengaruh CSR terhadap marketing adalah 0,42365 dan nilai koefisien path pengaruh marketing terhadap ROAt+2 adalah 0,888697, sehingga besarnya pengaruh CSR terhadap ROAt+2 secara tidak langsung melalui marketing adalah sebesar 0,376496. Dari nilai standar deviasi sebesar 0,056473 dan 0,151518, dihasilkan standar error sebesar 0,0819 dan t hitung sebesar 4,59538 yang juga lebih besar dari 1,96, sehingga disimpulkan disimpulkan H2 diterima marketing juga memediasi secara signifikan pengaruh CSR terhadap ROAt+2. Nilai koefisien path pengaruh CSR terhadap marketing adalah 0,42713 dan nilai koefisien path pengaruh marketing terhadap ROAt+3 adalah 0,499599, sehingga besarnya pengaruh CSR terhadap ROAt+3 secara tidak langsung melalui marketing adalah sebesar 0,213394. Dari nilai standar deviasi sebesar 0,0,073384 dan 0,0,214816, dihasilkan standar error sebesar 0,1001 dan t hitung sebesar 2,13271 yang juga lebih besar dari 1,96, sehingga disimpulkan disimpulkan H3 diterima yaitu marketing memediasi secara signifikan pengaruh CSR terhadap ROAt+3. Sedangkan nilai koefisien path pengaruh CSR terhadap marketing adalah 0,40104 dan nilai koefisien path pengaruh marketing terhadap ROAt+4 adalah 0,312431, sehingga besarnya pengaruh CSR terhadap ROAt+4 secara tidak langsung melalui marketing adalah sebesar 0,1253. Dari nilai standar deviasi sebesar 0,102095 dan 0,280870, dihasilkan standar error sebesar 0,1205 dan t hitung sebesar 1,03955 yang ternyata lebih kecil dari 1,96, sehingga disimpulkan disimpulkan H4 ditolak yaitu marketing tidak memediasi pengaruh CSR terhadap ROAt+4. Jalur (Path) dalam tabel 6 menjelaskan bahwa hubungan antara CSR dan marketing terjadi karena CSR yang dilakukan oleh perusahaan dapat membentuk citra perusahaan di mata konsumen, yang dapat menjadi salah satu bagian dari marketing perusahaan. Selanjutnya, hubungan antara marketing dan ROA muncul karena marketing yang diukur dengan sales dapat meningkatkan profitabi30
litas, dimana semakin tinggi sales, maka ROA akan semakin tinggi pula.
PEMBAHASAN Hasil perhitungan dan analisis dengan menggunakan SmartPLS 2.0 membuktikan bahwa marketing memediasi hubungan antara CSR dan kinerja keuangan pada tahun pertama sampai tahun ketiga. Pada model penelitian dengan variabel intervening, diperoleh hasil bahwa marketing memediasi pengaruh CSR terhadap kinerja keuangan di tahun pertama sampai ketiga, namun tidak memediasi pada tahun keempat. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Kim (2010) dimana hasilnya adalah dampak negatif CSR ditemukan tepat setelah pengungkapannya diumumkan, dan dampak positif muncul dalam jeda waktu satu atau dua tahun. Setelah tiga tahun jeda waktu, dampak CSR mulai menghilang, yang berarti dampak CSR muncul dalam jangka pendek (kurang dari tiga tahun). Marketing dapat memediasi pengaruh CSR di tahun pertama sampai di tahun ketiga karena jangka waktunya yang masih dekat, sedangkan di tahun keempat marketing sudah tidak memediasi karena jangka waktunya semakin jauh. Hal ini terjadi karena semakin lama, pengaruh marketing sudah semakin menghilang, yang dapat dilihat pada tabel 4.6 dimana path coefficient antara marketing ke ROA semakin menurun dari waktu ke waktu. Penelitian oleh Wangke (2014) menyatakan bahwa CSR dapat digunakan sebagai strategi marketing, karena memiliki kesamaan yaitu CSR dan strategi marketing sama-sama dapat mempengaruhi pembentukan persepsi konsumen terhadap perusahaan. Penelitian tersebut juga menghasilkan kesimpulan bahwa CSR sebagai strategi marketing cepat atau lambat mampu menghasilkan dampak positif bagi perusahaan. Dapat disimpulkan bahwa untuk mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan, CSR membutuhkan variabel perantara, yaitu marketing. Penelitian ini memberikan hasil bahwa marketing berperan sebagai variabel intervening. Hal ini dikarenakan CSR perlu berperan sebagai marketing terlebih dahulu untuk dapat memiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan (ROA). Penelitian ini menyatakan bahwa CSR tidak dapat langsung berpengaruh terhadap kinerja keuangan dan
HUBUNGAN CORPORATE SOCIAL RESPOSIBILITY………………………………………..…….…(Felicia & Eko)
dibutuhkan satu variabel yang dapat menjembatani pengaruh tersebut yaitu marketing. Sesuai dengan penelitian Stoian (2013), CSR dapat digunakan sebagai alat marketing untuk meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Juscius dan Kondratyuk (2012) juga menyatakan hal yang sama, yaitu CSR dapat digunakan sebagai iklan atau media promosi perusahaan, sehingga dapat memberikan efek bagi kinerja keuangan perusahaan. Dari pembahasan ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa marketing dapat memediasi hubungan antara CSR dan kinerja keuangan. Implikasi dari penelitian ini adalah membuktikan bahwa marketing memediasi hubungan antara CSR dan kinerja keuangan pada tahun pertama sampai tahun ketiga. Oleh karena itu, apabila perusahaan ingin kinerja keuangannya meningkat dengan adanya program CSR, perusahaan dapat melakukan program CSR tersebut dengan dibantu promosi dan iklan, sebagai contoh peliputan oleh media, baik media cetak seperti koran dan majalah, maupun media sosial. Dengan adanya promosi ini, masyarakat umum dapat lebih mengenal perusahaan beserta produk yang dijual, sehingga dapat meningkatkan penjualan, dan image perusahaan menjadi baik. Selain itu, kegiatan CSR perlu dilakukan berulang-ulang karena sifatnya yang berpengaruh dalam jangka pendek saja.
SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN PENELITIAN
DAFTAR REFERENSI Agoes, S. dan Ardana, I.C. 2011. Etika Bisnis Dan Profesi Tantangan Membangun Manusia Seutuhnya Edisi Revisi. Jakarta : Salemba Empat. Alberternst, S. dan Sloane, C.S. 2015. The Effect of Taxes on Corporate Financing Decisions - Evidence from the German Interest Barrier. WU International Taxation Research Paper Series, . Bulan, A. A. Ayu Trisna dan Astika, I.B.P. 2014. Moderasi Corporate Social Responsibility terhadap Pengaruh Kinerja Keuangan pada Nilai
Berdasarkan hasil penelitian, dapat simpulan guna menjawab rumusan masalah, yaitu pengaruh marketing sebagai variabel intervening dalam hubungan CSR dan kinerja keuangan adalah sebagai berikut. Pertama, variabel marketing memediasi hubungan antara CSR terhadap kinerja keuangan di tahun pertama. Kedua, variabel marketing memediasi hubungan antara CSR terhadap kinerja keuangan di tahun kedua. Ketiga, variabel marketing memediasi hubungan antara CSR terhadap kinerja keuangan di tahun ketiga. Keempat, variabel marketing tidak memediasi hubungan antara CSR terhadap kinerja keuangan di tahun keempat. Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yaitu sampel penelitian yang digunakan masih terbatas pada perusahaanperusahaan di industri tambang, basic industry and chemical, dan tobacco karena kegiatan perusahaan-perusahaan tersebut dianggap memiliki dampak terhadap lingkungan dan sosial. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan sampel perusahaan-perusahaan dalam sektor yang lebih luas karena praktik pengungkapan CSR telah dilakukan oleh seluruh perusahaan yang go publik. Keterbatasan lainnya adalah variabel marketing dalam penelitian ini masih diproksi dengan total penjualan sehingga untuk penelitian selanjutnya dapat menggunakan variabel yang lebih spesifik merepresentasikan variabel marketing.
Perusahaan. E-Journal Akuntansi Universitas Udayana, 8 (2). Candrayanthi, A. A. Alit dan Dharma Saputra, I. D. G. 2013. Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Pertambangan di Bursa Efek Indonesia). EJournal Akuntansi Universitas Udayana, 4 (1). Ghozali, I. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21 Update PLS Regresi. Semarang: Universitas Diponegoro.
31
JRAK, Volume 12, No 1 Februari 2016
Handoko, S. 2012. “Model Pengembangan Green Business melalui Corporate Social Responsibility pada Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia”. Aset, 14 (1). Indirantoro, N. dan Supomo, B. 2009. Metode Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen. BPFE Yogyakarta. Izati, Ch. dan Margaretha, F. 2014. “Faktorfaktor yang Mempengaruhi Kinerja keuangan pada Perusahaan Basic Industry and Chemicals di Indonesia”. E-Journal Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti, 1(2). Juscius, V. and Kondratyuk, N. 2012. “Marketing Corporate Social Responsibility in Alcohol Industry”. Economics and Management, 17, (1). Kabajeh, M. A. M., S. M. A. Al Nu’aimat, dan F. N. Dahmash. 2012. “The Relationship between the ROA, ROE, and ROI Ratios with Jordanian Insurance Public Companies Market Share Prices”. International Journal of Humanities and Social Science, 2 (11). Kim, J. W. 2010. “Assessing the long-term financial performance of ethical companies”. Journal of Targeting, Measurement and Analysis for Marketing, 18. Kurniasih, Dwi, Wulan Retnowati, dan Dina F. Maulina 2014. Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Kimia yang Terdaftar di BEI Periode 2009-2013. Konferensi Regional Akuntansi II, Malang. Lako, A. 2011. Dekonstruksi CSR dan Reformasi Paradigma Bisnis dan Akuntansi. Penerbit Erlangga, Jakarta. Memon, M. A. and Tahir, I.M. 2012. Performance Analysis of Manufacturing Companies in Pakistan. Business Management Dynamics, 1(7).
32
Navarone, O. 2003. Analisis Pengaruh Tingkat Kesuksesan Produk Baru dalam Peningkatan Kinerja Pema-saran. Jurnal Sains Pemasaran Indonesia, 2(1) Podnar, Klement dan Ursa Golob. 2007. “CSR Expectations : The Focus of Corporate Marketing”. Corporate Communications: An International Journal, 12, (4). Rosiliana, K., Yuniarta, G. A. dan Darmawan, N. A. S. 2014. “Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan LQ45 di Bursa Efek Indonesia Periode 2008- 2012)”. Jurnal Akuntansi Program S1, 2 (1). Sembiring, E. R. 2005. “Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial: Study Empiris pada Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta”. Simposium Nasional Akuntansi VIII Solo. Stoian, C. 2013. How to deal with corporate social responsibility in financial crisis. Annales Universitasis Apulensis Series Oeconomica, 15 (1). Sunyoto, D. 2014. Dasar-dasar Manajemen Pemasaran (Konsep, Strategi, dan Kasus). Yogyakarta : Center for Academic Publishing Service. Tariq, W.I., Ali, H. M., Usman, J. Abbas, dan Z. Bashir. 2013. “Empirical Identification of Determintants of Firm’s Financial Performance: a Comparative Study on Textile and Food Sector of Pakistan”. Business and Economic Research, 3(1). Trihastuti, N. 2014. “CSR of Tobacco Industries in Indonesia, the Concept and its Implementation”. Journal of Law, Policy, and Globalization,22. Uadiale, O. M., dan T. O. Fagbemi 2012. Corporate Social Responsibility and Financial Performance in Developing Economies: The Nigerian Experience. Journal of Economics and Sustainable Development, 3 (4).
HUBUNGAN CORPORATE SOCIAL RESPOSIBILITY………………………………………..…….…(Felicia & Eko)
Wang, Taiyuan dan Bansal, P. 2012. Social Responsibility in new ventures : Profiting from a long-term orientation. Strategic Manajement Journal, 33. Wangke, S. J. C. 2014. “Persepsi Corporate Social Responsibilities (CSR) Sebagai Strategi Pemasaran”. Jurnal Pembangunan dan Keuangan Daerah, 13(1).
Responsibility terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan pada Sektor Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Periode 2010-2011”. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, 2(1)
Yaparto, M., D. Frisko K, dan R. Eriandani. 2013. “Pengaruh Corporate Social
33
JRAK, Volume 12, No.1, Februari 2016
INDEKS SUBYEK JURNAL RISET AKUNTANSI & KEUANGAN (JRAK) A Anggaran dasar, 77,78,79,83 Aspek legal formal, 77,80,81 Aspek usaha, 77,78,84 Audit Delay,1, 4,5,6, 8,9,10,11,16,17,18 B Belanja Rutin, 65,71,73 C Corporate Social Responsibility, 21,22,23, 24,25,27 D Debt to equity ratio, 1, 11,15,18 E Efisiensi,35,40,41,42,45,46,47 I Intensitas Modal, 35,36,37,38,39,40,41, 45,46,47,48,49. Internal,1,5,8,10,11,12,17
J January effect ,51,52,53,54, 55,56,61 Jenis Industri,1,5,7,9,11, 12,13,14,16,18 K Kelompok tani, 77,79, 80, 83 Kepemilikan Institusi, 35,38,39,40,41,42,43, 45,46,47,48 Kepemilikan Saham Pihak Internal, 1,5,8,10,11,17
Kinerja Keuangan, 21,22,24 Komite audit, 1,5, 7,9,11, 12,13,14,17,18 L Leverage, 35,38,40,42 N Net profit margin, 1,11,12,15,18 P Pendapatan Asli Daerah, 65,66,68,69, 71,72,73,74 Pendapatan Daerah, 65,66,68,69,71,72 Pengembangan Produk atau Pasar, 35,36,38,39, 40 Pemasaran, 21,22,24 R Reputasi KAP, 1,4,5,7,9,10,11,12,17,18 ROA,21,24,25,26,28,29,30 Rogalsky effect,51,53,55,59 T The day of the week effect, 51,53,55,56 Tanggung Jawab Sosial, 21,22,23,25 U Ukuran Perusahaan, 4,5, 7,8,9,11,13,16,18 Umur Perusahaan, 1,5,8,10,11,12,15,17,18 W Week four effect, 51,52,53,55,57
JRAK, Volume 12, No.1, Februari 2016
INDEKS PENULIS JURNAL RISET AKUNTANSI & KEUANGAN (JRAK) A
Agustini Dyah Respasti, 77 D Dionysia Kowanda,1 E
Eko Budi Santoso,21 F
Felicia Tanjaya,21 Fikriansyah,1 J
Johanes Paulus Koromath,65 P
Purwani Retno Andalas,77 Putriana Kristanti, 77 M
Marsella Isani Edoway,35 R
Reza Widhar Pahlevi, 51 Rowland Bismark Fernando Pasaribu, 1
JRAK, Volume 12, No.1, Februari 2016
PEDOMAN PENULISAN JURNAL RISET AKUNTANSI DAN KEUANGAN Standar Format Umum 1. Naskah yang ditulis untuk JRAK meliputi hasil penelitian dan hasil telaah atau konseptual pemikiran dalam bidang akuntansi dan keuangan. Naskah dapat ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris sesuai gaya selingkung yang ditentukan. 2. Penulis mengirim tiga eksemplar naskah dan satu compact disk (CD) yang berisikan naskah tersebut kepada redaksi. Satu eksemplar dilengkapi dengan nama dan alamat sedang dua lainnya tanpa nama dan alamat yang akan dikirim kepada mitra bestari. Naskah dapat dikirim juga melalui e-mail. 3. Naskah yang dikirim belum pernah diterbitkan di media lain yang dibuktikan dengan pernyataan tertulis yang ditandatangani oleh semua penulis bahwa artikel tersebut belum pernah dipublikasikan. 4. Naskah dan CD dikirim kepada Dewan Redaksi Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan (JRAK) Fakultas Bisnis Universitas Kristen Duta Wacana Jalan Dr. Wahidin S. No. 5 – 19, Yogyakarta 55224 Telpon (0274) 563929, Fax (0274) 513235 e-mail:
[email protected] Standar Format Penampilan 1. Naskah diketik menggunakan program Microsoft Word pada ukuran kertas A4 berat 80 gram, jarak 2 spasi, jenis huruf Times New Roman berukuran 12 point, margin kiri 4 cm, serta margin atas, kanan dan bawah masing-masing 3 cm. 2. Setiap halaman diberi nomor secara berurutan. Gambar dan tabel dikelompokan bersama pada lembar terpisah dibagian akhir Naskah. 3. Angka dan huruf pada gambar, tabel, atau histogram menggunakan jenis huruf Times New Roman berukuran 10 point. 4. Naskah ditulis maksimum sebanyak 30 halaman termasuk gambar dan tabel. Standar Sistematika Penulisan Artikel 1. 2. 3.
4. 5.
Artikel hasil penelitian terdiri atas Judul, Nama Penulis, Alamat Penulis, Abstrak, Pendahuluan, Metode, Hasil, Pembahasan, Simpulan, Saran, dan Daftar Rujukan. Artikel Konseptual atau hasil pemikiran (kajian pustaka) terdiri atas Judul, Nama Penulis, Alamat Penulis, Abstrak, Pendahuluan, Pembahasan, Simpulan, dan daftar Rujukan. Judul ditulis ringkas, spesifik, dan lugas yang menggambarkan isi artikel. Judul dalam bahasa Indonesia tidak boleh lebih dari 12 kata, sedangkan judul dalam bahasa Inggris tidak boleh lebih dari 10 kata. Judul ditulis dengan huruf kapital dengan jenis huruf Times New Roman berukuran 14 point, jarak satu spasi, dan terletak ditengah-tengah tanpa titik. Nama Penulis ditulis lengkap tanpa gelar akademis disertai alamat institusi penulis yang dilengkapi dengan nomor telpon, fax, dan e-mail. Abstrak dan kata kunci (keywords) ditulis dalam dua bahasa (Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris). Panjang masing masing abstrak ditulis dalam satu paragraf tidak lebih dari 150 kata. Abstrak mengandung uraian minimal berisi tentang tujuan, metode, hasil utama, dan simpulan yang ditulis dalam satu spasi. Kata kunci (keyword) ditulis miring, berkisar 3 - 5 (tiga sampai lima) kata, satu spasi setelah abstrak.
JRAK, Volume 12, No.1, Februari 2016
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
Pendahuluan berisi latar belakang, konteks penelitian, pustaka yang mendukung, tujuan penelitian, dan harapan hasil penelitian. Seluruh bagian pendahuluan dipaparkan secara terintegrasi dalam bentuk paragraf-paragraf, dengan panjang 5-15% dari total panjang artikel. Kajian Literatur dan Pengembangan Hipotesis (jika ada). Berisi tentang penjelasan dan prediksi teoritis, model teoritis dan hasil riset sebelumnya atas isu atau fenomena yang dibahas dan uraian pengembangan hipotesis. Panjang paparan 10 – 15% dari panjang artikel. Metoda berisi paparan dalam bentuk paragraf tentang rancangan penelitian, sasaran penelitian (populasi dan sampel), teknik pengumpulan data, pengembangan pengukuran, dan teknik analisis data, dengan panjang 10-20% dari total panjang artikel. Hasil Penelitian menyajikan uraian hasil penelitian berkaitan dengan tujuan penelitian. Deskripsi hasil penelitian disajikan secara jelas. Deskripsi dan interpretasi hasil berkaitan dengan hasil (bersih) analisis data. Pemakaian tabel, grafik atau bagan sangat disarankan untuk meperjelaskan hasil. Pembahasan memuat diskusi hasil penelitian sendiri yang dikaitkan dengan tujuan penelitian. Pembahasan menjelaskan mengapa hasil penelitian demikian, memapar logika perolehan temuan, menginterpretasi temuan, dan mengaitkan dengan teori atau hasil penelitian yang relevan. Panjang paparan hasil penelitian dan pembahasan 40-60% dari panjang artikel Pembahasan (khusus tulisan konseptual atau hasil pemikiran) memuat kupasan masalah yang dikaji, bersifat analitik, argumentatif, logis, kritis, dan yang terpenting menunjukkan pendirian atau sikap penulis. Panjang paparan pembahasan 40-60% dari panjang artikel. Bagian simpulan dan saran. Simpulan berisi jawaban atas tujuan penelitian dan khusus tulisan koseptual: penegasan pendirian penulis. Pemberian saran memuat keterbatasan penelitian serta saran penelitian ke depan dan bagi praktis. Simpulan dan saran disajikan dalam bentuk paragraf. Kutipan Kutipan dalam teks dibuat dalam format nama, tahun, seperti Dittmar dan Thakor (2006) untuk awal kalimat, dan (Dittmar dan Thakor,2006) untuk akhir kalimat. Jika Penulis lebih dari dua dipergunakan et al. Setelah penulis pertama, seperti: Garardi, et al. (2010). Untuk referensi yang lebih dari satu, kutipan didasarkan atas kronologi tahun atau urutan abjad jika terdapat tahun yang sama. Contoh (Marosi dan Massoud, 2008; Cohen dan Smitz, 2009; Verdelhan, 2010) atau (Hoberg dan Phillips, 2010; Liberti and Mian, 2010; Verdelhan, 2010) Daftar Referensi a. Diharapkan dirujuk referensi 10 tahun terakhir dengan proporsi pustaka primer (jurnal) minimal 80%. b. Hanya memuat referensi yang diacu dalam artikel dan ditulis secara alfabetis berdasarkan huruf awal dari nama penulis pertama. c. Cara penulisan daftar Referensi seperti yang dipakai pada JRAK berikut ini: Jurnal Dittmar, A. and Thakor, A. 2006. “Why do Firms Issue Equity?”. Journal of Finance, 62 (1): 1-54 Buku Mooler, R. R. 2007. Caso Enterprise Risk Management: understanding the new integrated ERM Framework. New Jersey: Jhon Willey & Son, Inc. Buku Kumpulan Artikel Keasey, K. And Wright, M. (Eds.) 1997. Corporate Governance: Responsibilities, Risk and Remuneration. New York: Jhon Willey & Son, Inc.
JRAK, Volume 12, No.1, Februari 2016
Prosiding Ernyan dan Husnan, S. 2002. Perbandingan Underpricing Penerbitan Saham Perdana Perusahaan Keuangan dan Non-Keuangan di Pasar Modal Indonesia: Pengujian Hipotesis Asimetrik Informasi. Prosiding, Simposium Nasional Keuangan dalam Rangka Dies Natalis Ke 47 Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada; Yogyakarta, 28 Sepetember 2002. Fakultas Ekonomi, UGM, Yogyakarta. Halaman 43-56. Artikel dalam Buku Ezzamel, M. and Watson, R. 1997. Executive Remuneration and Corporate Performance. In: K. Keasey & M. Wright. Eds. Corporate Governance: Responsibilities, Risk and Remuneration. Jhon Willey & Son, Inc., New York Skripsi/Tesis/Disertasi Terry, S. D. 2010. Pengaruh Corporate Governance Terhadap Peringkat dan Yield Obligasi. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Duta Wacana. Yogyakarta Internet French, K. R. 2005. Data Library, http://www.mba.tuck.dartmouth.edu/pages/faculty/ ken.french/data library.html, Diakses 10 Januari, 2011 Dokumen Resmi (ECFIN) Institute for Economic and Financial Research. 2011. Indonesian Capital Market Directory, 2011 Twenty-Second Edition Ilustrasi a. Tabel tidak menggunakan garis jaringan (gridlines), cukup gunakan garis horisontal di atas atau di bawah heading kolum dan di bawah baris akhir tabel atau panel. b. Judul tabel, grafik, histogram, sketsa, diagram, peta, bagan, dan gambar diberi nomor urut. Judul singkat tetapi jelas beserta satuan-satuan yang dipakai. Judul ilustrasi ditulis dengan jenis huruf Times New Roman berukuran 10 point, masuk satu tab (5 ketukan) dari pinggir kiri, awal kata menggunakan huruf capital, dengan jarak 1 spasi. c. Keterangan tabel ditulis di sebelah kiri bawah menggunakan huruf Times New Roman berukuran 10 point jarak satu spasi. d. Penulisan angka desimal dalam bentuk tabel untuk bahasa Indonesia dipisahkan dengan koma (,) dan untuk bahasa Inggris digunakan titik (.). e. Nama Latin, Yunani, atau Daerah dicetak miring sedang istilah asing diberi tanda petik. f. Satuan pengukur menggunakan Sistem Internasional (SI).
Standar Mekanisme Penyuntingan Naskah 1. Naskah harus mengikuti gaya selingkung yang telah ditetapkan. Naskah yang sesuai dengan gaya penulisan diteruskan ke Dewan Penyunting untuk ditelaah diterima atau ditolak, tetapi Naskah yang tidak sesuai akan dikembalikan ke penulis untuk diperbaiki. 2. Naskah yang diterima atau naskah yang formatnya sudah diperbaiki selanjutnya dicarikan Penyunting Ahli (Mitra Bestari) tentang rekomendasi kelayakan terbit. Naskah yang sudah ditelaah oleh Mitra Bestari ada empat kemungkinan rekomendasi: dapat diterima tanpa revisi, dapat diterima dengan revisi kecil (revisi oleh mitra bestari dan penyunting pelaksana), dapat diterima dengan revisi mayor (perlu direview lagi setelah revisi penulis), dan tidak layak muat. 3. Apabila terjadi ketidaksesuaian di antara para Mitra Bestari, Dewan Penyunting dapat membuat keputusan untuk menerima berdasarkan pada suara mayoritas mitra bestari. Keputusan penolakan Dewan Penyunting dikirimkan kepada penulis serta alasan penolakannya.
JRAK, Volume 12, No.1, Februari 2016
4. Naskah yang mengalami perbaikan dikirim kembali ke penulis untuk perbaikan. Naskah yang sudah diperbaiki oleh penulis diserahkan kepada Dewan Penyunting untuk diteruskan kepada Penyunting palaksana/pelaksana Tata Usaha. 5. Contoh Cetak Naskah sebelum terbit dikirimkan ke penulis untuk mendapatkan persetujuan. 6. Naskah siap cetak dan cetak lepas (off print) dikirim ke penulis.