Jurnal Perikanan dan Kelautan ISSN : 2088-3137
Vol. 4. No. 1, Maret 2013 : 65 - 73
Efektifitas Ekstrak Hipofisa Sapi dalam Merangsang Kematangan Gonad Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Ayi Setiyanto*, Titin Herawati** dan Ujang Subhan** *) Alumni Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unpad **) Staf Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unpad ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan dosis ekstrak hipofisa sapi yang optimal dalam merangsang kematangan gonad ikan lele dumbo. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 19 Juli 2012 sampai dengan 3 November 2012. Metode penelitian dilakukan secara eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor perlakuan, dosis dan waktu, yang terdiri dari atas empat dosis dan enam kali waktu penyuntikan dengan tiga kali ulangan. Penelitian ini menggunakan induk ikan lele dumbo yang telah matang gonad dengan umur satu tahun. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak hipofisa sapi yang diemulsi dengan menggunakan metode W/O/W efektif dalam mempercepat waktu kematangan gonad yang dinyatakan dengan Gonad Somatik Indeks (GSI), meningkatkan diameter telur, fekunditas ikan lele dumbo. Penyuntikan ekstrak hipofisa sapi 0,6 ml/kg bobot indukmerupakan dosis terbaik dan efektif dalam meningkatkan kematangan gonad ikan lele dumbo. Untuk ikan lele dumbo betina ditunjukkan dengan perkembangan diameter telur, nilai GSI, HSI yaitu (22,21%),(1,02), (1,36%) dan dapat dipijahkan kembali setelah 48 hari. Untuk ikan lele dumbo jantan perkembangan ditandai dengan nilai GSI yaitu 1,01 % serta dapat dipijahkan kembali setelah 24 hari. Kata Kunci : Hipofisa Sapi, Emulsi W/O/W, Kematangan Gonad, Clarias gariepinus. ABSTRACT Effectivity of bovine Pituitary Extractin Stimulating Gonadal Maturity of African Catfish (Clarias gariepinus) The purposeof this studywas tofind out the optimaldose ofbovinepituitaryextractin stimulatinggonadalmaturationof African catfish.The researchwas conducted from19thJuly to 3rdNovember2012.The methodof researchused factorialCompletely Randomized Design(CRD) with twotreatment factorseach consistingof fourdosage and sixtime levelswith threereplications. This research used candidate broodstock of African catfishthat havematuring gonadswithaverage age ofone year.The results ofthis study indicatedthatbovinepituitaryextractby injectingemulsified extractusing theW/O/W (water oil water) technique waseffectivein accelerating thegonad maturity, increasingeggdiameter, fecundityandGonado Somatic Index (GSI)ingonads of catfish broodstock. The injection dose of 0,6 ml/kg of bovine hypofisis extract was the best dose and effective to increase maturity of catfish gonad, eggdiameter, GSI, and broodstock could effectively respawn in 48 days. The female broodstock showed GSI value of15.00%-22.21% ,1.07% -0.99%HSI, and eggdiameterfrom 1.010 to 1.016mm.Thedose of0.1 ml/kgof male broodstock weight wasthe best dosetoimprove the development of GSI and fish could respawn after 24 days. Keywords : Bovinepituitary, Emulsions W/O/W, Gonadal Maturations, Clarias gariepinus.
66
Ayi Setiyanto, Titin Herawati dan Ujang Subhan PENDAHULUAN Ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) termasuk dalam golongan catfish memiliki keunggulan komparatif yang menguntungkan dibandingkan jenis ikan tawar yang lainnya,karena pertumbuhan yang sangat cepat, mudah dipelihara, tahan terhadap kondisi air yang buruk, memiliki nilai gizi dan nilai ekonomis yang cukup tinggi (Bachtiar 2006). Produksi ikan air tawar dari jenis catfish mengalami kenaikan dari tahun ketahun, pada tahun 2003 sebanyak 70.826 ton, pada tahun 2004 produksi lele budidaya 51.271 ton, tahun 2005 menjadi 69.386 ton, tahun 2006 (77.272 ton), tahun 2007 (91.735 ton), dan tahun 2008 (108.200 ton). Dengan adanya peningkatan ini, maka dibutuhkan ketersediaan benih yang cukup. Oleh sebab itu diperlukan suatu usaha pembenihan dengan kualitas dan kuantitas produksi benih yang memadai, karena kualitas benih merupakan hal yang fundamental untuk keberlanjutan dan keberhasilan kegiatan produksi akuakultur (Mohan 2007; Shaofeng 2006). Menurut Van Oordt et al. (1987) dalam Tang et al. (2001) siklus reproduksi Clarias gariepinus jantan dibagi tiga periode yaitu periode perkembangbiakan, periode istirahat dan periode pembentukan gamet. Periode perkembangbiakan berlangsung dari bulan Mei - Agustus yang ditandai dengan kenaikan dan penurunan GSI , periode istirahat berlangsung dari bulan Agustus Maret selama periode ini GSI relatif rendah dan pada periode pertumbuhan gamet berlangsung dari bulan Maret - Mei selama periode ini GSI meningkat. Penyuntikan ekstrak hipofisa sapi yang diemulsi menggunakan metode W/O/W dapat meningkatkan perkembangan gonad dan akan berbanding lurus dengan meningkatnya konsentrasi hormon estradiol 17β dalam darah. Faktor yang sangat penting untuk menjamin kesinambungan ketersediaan benih untuk kegiatan akuakultur tergantung kepada kesiapan induk yang matang gonad dan biasanya terjadi pada musim-musim pemijahan saja.Salah satu cara yang digunakan untuk mempercepat kematangan gonad yaitu dengan menggunakan hormon.Terapi hormonal merupakan salah satu pemecahan
masalah dalam usaha untuk meransang perkembangan gonad ikan diluar musim pemijahan. Teknik pematangan gonad sudah digunakan dengan metode implan atau pemasangan pelet hormon pada organ ikan, tetapi metode ini harganya mahal dan sulit didapatkan sehingga para pembenih tidak dapat menggunakan metode ini. Oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian mengenai adanyasumber hormon alternatif yang mempunyai daya rangsang yang tinggi terhadap kecepatan pematangan gonad ikan dan ketersediaannya banyak. Sejauh ini ada beberapa macam teknik pemberian hormon pada ikan yakni pemberian hormon melalui suntikan berkala, pemberian hormon dengan implantasi (Crim et al. 1988) dan alternatif lainnya dengan emulsi W/O/W (water in oil in water) (Sato et al.1995). Salah satu alternatif yang digunakan adalah pemanfaatan hipofisa sapi yang diekstrak. Kandungan dari ekstrak hipofisa sapi yaitu hormon gonadotropin yang didalamnya terkandung Luteinizing Hormon (LH) dan Follicle Stimulating Hormon (FSH). FSH merupakan hormon yang memicu tingkat kematagan gonad. Hipofisa sapiketersediaannya cukup banyak yang berasal dari rumah potoh hewan (RPH). Selama ini hipofisa sapi tidak dimanfaatkan untuk penghasil hormon secara alami untuk meransang pematangan gonad. Oleh karena itu penelitian mengenai penggunaanekstrak hipofisa sapi untuk mempercepat kematangan gonad pada ikan lele dumbo perlu dilakukan. BAHAN DAN METODE PENELITIAN Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan dua faktor perlakuan, dosis dan waktu, yang terdiri dari atas empat dosis dan enam kali waktu penyuntikan dengan tiga kali ulangan. Perlakuan dalam penelitian ini menggunakan ekstrak hipofisa sapi yang diemulsi menggunakan metode W/O/W , dosis penyuntikan dengan perbandingan bobot (kg induk) selama 60 hari.
Efektifitas Ekstrak Hipofisa Sapi dalam Merangsang Kematangan Gonad HASIL DAN PEMBAHASAN Tingkat kematangan gonad ikan dapat dinyatakan dengan Gonado Somatik Indeks (GSI), Hepatosomatik Indeks (HSI), Diameter telur, dan ciri morfologis gonad.
Gonado Somatik Indeks (GSI) Ikan Lele Dumbo Hasil penelitian tingkat kematangan gonad ikan lele dumboberdasarkan Indek kematangan gonad lele dumbo selama penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.
25
Nilai GSI (%)
20 15
A (Kontrol)
10
B (0,1 ml/kg) C (0,3 ml/kg)
5
D (0,6 ml/kg)
0 1
2
3
4
5
6
Periode Sampling ke-
A
Nilai GSI %
2 1,5 A (kontrol)
1
B (0,1 ml/kg) 0,5
C (0,3 ml/kg)
0 1 2 3 4 5 6
D(0,6 ml/kg)
Periode Sampling ke-
B Gambar 5. Grafik Gonado Somatik Indeks Induk Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) yang diberi Ekstrak Hipofisa Sapi dengan dosis yang berbeda A (Jantan), B (Betina). Berdasarkan gambar terlihat bahwa pemberian ekstrak hipofisa sapi dapat berpengaruh terhadap tingkat kematangan gonad induk ikan lele dumbo.yang diidikasikan dengan adanya kenaikan indeks kematangan gonad induk betina. Pada pengamatan terakhir (Hari ke-60) GSI ikan tanpa penyuntikan 17,38 %,penyuntikan dengan dosis 0,1 ml/kg 20,81%, penyuntikan 0,3 ml/kg 15,00% dan 0,6 ml/kg bobot induk yaitu 22,21%. Berdasarkan dari nilai GSI yang dimiliki induk betina tersebut maka dapat disimpulkan bahwa induk betina siap untuk dipijahkan, hal ini sesuai dengan
pernyataan Effendi 2003, bahwa ikan dengan nilai GSI antara 10% - 25% sudah siap dilakukan pemijahan. Takarina (2002) yang menggunakan ekstrak kelenjar hipofisa ikan mas dengan metode emulsi W/O/W terhadap kematangan gonad calon induk ikan jambal siam (Pagasius hypophthalmus) dengan perbandingan ikan resepien: ikan donor (1:0,5) menghasilkan pertambahan gonad sebesar 4,67% selama 60 hari. Terjadinya peningkatan perkembangan gonad akan berbanding lurus dengan terjadinya peningkatan konsentrasi hormon estradiol 17β dalam darah.
67
Ayi Setiyanto, Titin Herawati dan Ujang Subhan Pemberian ekstrak hipofisa dengan metode W/O/W 0,1 ml/kg bobot induk berpenggaruh terhadap tingkat pertambahan gonad ikan lele dumbo jantan baik pada pengamatan hari ke 24 mencapai 1,01%, ke 36 mencapai 1,18%, ke 48 mencapai1,69%dan hari ke 60 mencapai 1,38%, pertambahan GSI berbanding lurus dengan bertambahnya waktu hal ini disebabkan masih terjadi proses perkembangan gonad. Nurmahdi (2005) menyatakan bahwa perubahan gonad secara sitologi akan terjadi selama proses perkembangan gonad berlangsung. Perubahan yang terjadi menyebabkan terjadinya perubahan bobot dan volume gonad sehingga perubahan yang terjadi dapat dijadikan indikator dalam menentukan perkembangan gonad. Perkembangan gonad ini disebabkan karena adanya perkembangan sel nutfah
(germ sel) berlangsung dalam kista yang dibentuk oleh sel-sel sertoli. Tahap pembentukan sperma diawali dengan pembelahan mitosis secara berurutan, dari spermatogenia sekunder kemudian ditransformasikan menjadi spermatosit primer dan selanjutnya mengalami pembelahan meosis kedua dan kemudian spermatid akan mengalami differensiasi menjadi spermatozoa. Pada akhir proses spermatogenesis kista tubulus pecah dan spermatozoa dewasa akan dilepas dalam lumen lobulus (Tang et al. 2001). Hepatosomatik Indeks (HSI) Hasil pengamatan tingkat kematangan gonad ikan lele dumbo berdasarkan indikator Hepatosomatik indeks (HSI) lele dumbo selama penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.
3 Nilai HSI (%)
68
A (kontrol) 2
B (0,1 ml/kg)
1
C (0,3 ml/kg) D (0,6 ml/kg)
0 1
2
3
4
5
6
Periode Sampling ke-
Gambar 2. Grafik Hepatosomatik Indeks Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) betina yang diberi Ekstrak Hipofisa Sapi dengan dosis yang berbeda. Berdasarkan hasil penelitian membuktikan bahwa ekstrak hipofisa sapi dapat meningkatkan berat hati pada dosis 0,1 ml/kg bobot induk dalam waktu 60 hari terjadi peningkatan sebesar 0,32% dari bobot awal. Peningkatan HSI ini karena hati mampu mensintesis dan mensekresikan vitelogenin sebagai prekusor pembentukan prakuning telur. Vitelogenesis adalah proses induksi dari sintesis vitelogenin dihati oleh hormon estradiol 17β, serta penyerapan vitelogenin yang dibawa oleh darah kedalam oosit (Tang et al. 2001).
Vitelogenesis merupakan aspek penting dalam pertumbuhan oosit yang meliputi rangkaian proses adanya sirkulasi estrogen (estradiol 17β) dalam darah merangsang hati untuk mensintesis dan mensekresi vitelogenin yang merupakan prekusor protein kuning telur. Diameter Telur Hasil pengamatan tingkat kematangan gonad ikan lele dumbo berdasarkan diameter telur dapat dilihat pada Tabel 1.
Efektifitas Ekstrak Hipofisa Sapi dalam Merangsang Kematangan Gonad Tabel 1. Rata-rata Diameter Telur Ikan Lele Dumbo pada Perlakuan Penyuntikan Ekstrak Hipofisa Sapi Sampling (Hari ke-) Dosis 12 (mm) 24 (mm) 36 (mm) 48 (mm) 60 (mm) Kontrol
0,402±0,15
0,407±0,10
0,428±0,17
0,617±0,08
0,743±0,06
0,1 ml/kg
0,495±0,19
0,650±0,06
0,748±0,05
0,811±0,06
1,007±0,06
0,519±0,06
0,629±0,07
0,752±0,05
0,875±0,06
1,011±0,05
0,6 ml/kg 0,519±0,08 0,607±0,05 0,742±0,0427 1,020±0,06 Keterangan : Diameter telur telur matang gonad ≥ 0,9 mm (Utiah 2006).
0,645±0,05
0,3 ml/kg
Ekstrak hipofisa sapi pada dosis 0,6 ml/kg bobot induk menghasilkan diameter telur 1,020 mm selama 48 hari pemeliharaan dengan distribusi diameter telur yang relatif merata. Utiah (2006) menyatakan dalam penambahan asalm lemak N-6,N-3 dan implantasi estradiol 17β dan tiroid pada ikan baung dapat meningkatkan diameter telur 1,23 mm selama 112 hari pada dosis 1,66; 0,78 . Takarina (2002) menyatakan penyuntikan ekstrak kelenjar hipofisa ikan mas dengan
sistem W/O/W terhadap pematangan gonad calon induk ikan jambal siam (Pangasius hypophthalmus) dengan perbandingan ikan resepien : ikan donor (1:0,5) meningkatkan diameter sel telur sebesar 573,6μm selama 60 hari. Lama Waktu Matang Hasil pengamatan tingkat kematangan gonad ikan lele dumboberdasarkan lama waktu matang dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Lama Waktu Matang Telur, fekunditas Ikan Lele Dumbo betina, dan TNKT 1-3% GSI Ikan Lele Dumbo Jantan dan pengaruh Ekstrak Hipofisa Sapi. Dosis Ikan Lele Betina Ikan lele Jantan Fekunditas Diameter TNKT TKG TNKT 1-3 % Rata-rata 60 – 80 % (%) (perinduk) Kontrol ≤0,9mm 60 (Belum) 0,89 60 (Belum) 50.016 b 0,1 ml/kg ≥0,9mm 60 1,18 36 50.858 b 0,3 ml/kg ≥0,9mm 60 0,90 60 (Belum) 36.983 c 0,6 ml/kg ≥0,9mm 48 1,01 24 115.751 a Keterangan : TNKT 60-80% adalah waktu yang dibutuhkan untuk mencapai diameter ≥0,9 mm sebanyak 60-80 % dari keseluruhan telur dan TNKT 1-3% adalah waktu yang dibutuhkan untuk mencapai matang gonad ikan lele dumbo jantan (Standar ikan jantan siap pijah 1-3% (Buwono 1995)) yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama , tidak berbeda nyata (Non signifikan) menurut uji Duncan pada taraf kepercayaan 95% dan kesalahan 5%. Ekstrak hipofisa sapi yang diemulsi dapat mempercepat kematangan telur dengan dosis penyuntikan 0,6 ml/kg bobot induk betina untuk mencapai diameter telur ≥ 0,9 mm sebanyak 60-80 % dibutuhkan waktu ± 48 hari setelah penyuntikan berkala setiap 12 hari sekali, sedangkan pada dosis penyuntikan 0,1 dan 0,3 ml/kg bobot induk untuk mencapai diameter telur ≥ 0,9 mm sebanyak 60-80 % dibutuhkan waktu ± 60 hari dan pada perlakuan tanpa penyuntikan setelah 60 hari pemeliharaan diameter telur masihkurangdari 0,9 mm (Tabel 2).
Ekstrak hipofisa sapi dengan dosis penyuntikan 0,6 ml/kg bobot induk jantan untuk mencapai TKG 1-3% dibutuhkan waktu ± 24 hari setelah penyuntikan berkala setiap 12 hari sekali, sedangkan pada dosis penyuntikan 0,1 untuk mencapai TKG 1-3% dibutuhkan waktu ± 36 hari. Dengan demikian penyuntikan ekstrak hipofisa sapi dapat mempercepat kematangan gonad ikan lele dumbo. Lama kematangan gonad induk ikan betina lele dumbo dengan penyuntikan ekstrak hipofisa sapi yang diemulsi dengan menggunakan metode W/O/W
69
70
Ayi Setiyanto, Titin Herawati dan Ujang Subhan dengan dosis 0,6 ml/kg bobot induk untuk mencapai lama waktu matang diperlukan waktu 48 hari. Utiah (2006) menyatakan dalam penambahan asam lemak N-6,N-3 dan implantasi estradiol 17β dan tiroid pada ikan baung untuk mencapai lama waktu matang dibutuhkan 107 hari pada dosis (1,66 ; 0,78). Nurmahdi (2005) menyatakan penggunaan hormon HCG dengan dosis 200 UI/kg pada ikan baung dapat meningkatkan lama waktu matang selama 28 hari. Sinjal (2007) Menyatakan penggunaan Ascorbyl Phospphate Magnesium dan Estradiol 17β sebanyak 120 mg/kg;250 μg/kg dapat mempercepat kematangan gonad dalam waktu 39,20 hari.
dalam waktu 60 hari. Fekunditas ikan dipengaruhi oleh GSI ikan itu sendiri, semakin berat bobot gonad ikan maka semakin banyak jumlah telur yang ada didalamnya. Sinjal (2007) Menyatakan penggunaan Ascorbyl Phospphate Magnesium dan Estradiol 17β sebanyak 120 mg/kg;250 μg/kg dapat meningkatkan fekunditas telur ikan baung sebanyak 102 butir/kg dalam waktu 39 hari. Histologi Gonad Ikan Lele Dumbo Penggunaan ekstrak hipofisa sapi yang diemulsi menggunakan metode W/O/W pada dosis 0,6 ml/kg bobot induk pada ikan lele dumbo betina menunjukkan terjadinya perkembangan ovarium yang ditunjukkan dengan adanya perkembangan oosit menjadi ootid yang ditandai oleh adanya lapisan granulosa pada telur (Gambar 3). Lapisan granulosa merupakan tempat sintesis hormon estrogen yang mengindikasi proses vitelogenesis sehingga diperoleh telur yang matang (ovum) hal ini menunjukan bahwa ikan berada pada praovulasi. Sedangkan pada pennyuntikan ekstrak hipofisa sapi yang diemulsi menggunakan metode W/O/W pada dosis 0,1 ml/kg bobot induk pada ikan lele dumbo jantan menunjukan perkembangan spermatogenesis yang ditandai dengan perkembangan spermatosit primer menjadi spermatid (Gambar 4), hal ini menandakan ikan lele dumbo jantan berada pada tahap pra spermiasi.
Fekunditas Jumlah telur setelah perlakuan selama penelitian dengan perlakuan penyuntikan ekstrak hipofisa sapi dapat dilihat pada Tabel 2. Setelah dilakukan analisis sidik ragam terdapat satu perlakuan yang sangat berbeda nyata. Nilai tertinggi fekunditas diperoleh pada perlakuan penyuntikan ekstrak hipofisa sapi yang diemulsi menggunakan metode W/O/W dengan dosis 0,6 ml/kg bobot induk yaitu 115.751 butir/ekor. Pada perlakuan dosis penyuntikan ekstrak 0,1 ml/kg dan perlakuan kontrol tidak memberikan perbedaan nyata, sedangkan pada perlakuan dosis penyuntikan 0,3 ml/kg mempunyai fekunditas telur yang sedikit dibandingkan dengan yang lainnya
T 1 2
4 2 3
3 B
A
6 7
5 8 5 C
D
Efektifitas Ekstrak Hipofisa Sapi dalam Merangsang Kematangan Gonad
5 8 E Gambar 3. A-E Histologi gonad ikan lele dumbo betina pada perlakuan penyuntikan ekstrak hipofisa sapi dengan dosis yang berbeda T = telur artesia; 1=inti; 2 = oogenia sekunder; 3 = oosit primer; 4 = oosit sekunder; 5 = ootid; 6 = vitellus; 7 = lapisan granulosa; 8 = lapisan teka; Mikroskop perbesaran 4 x 10 kali
2
1 4 5
1 4
2
A
B 4
5
5 3
4
2 C
2 D
5 1 4 E Gambar 4. A-E Histologi gonad ikan lele dumbo jantan pada perlakuan penyuntikan ekstrak hipofisa sapi dengan dosis yang berbeda 1= spermatosit primer; 2 = spermatosit sekunder; 3 = spermatid; 4 = spermatozoa; 5 = lumen tubulus semiferus; Mikroskop perbesaran 4 x 10 kali.
71
72
Ayi Setiyanto, Titin Herawati dan Ujang Subhan Kualitas Air Pengukuran kualitas air dilakukan untuk mengetahui kelayakan dari media
air bagi kehidupan induk ikan lele dumbo dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Parameter Kualitas Air Selama Penelitian Perlakuan Parameter yang Diamati DO (mg/L) pH Suhu (° C) NH3 (mg/L) A11 5,5-6,0 6,8-7,0 21-25 0,03-0,17 A12 5,7-5,8 6,7-7,5 22-27 0,03-0,17 A13 4,8-5,0 7,0-7,1 22-28 0,03-0,15 B21 5,0-6,0 6,9-7,7 22-28 0,03-0,19 B22 5,0-6,0 7,0-7,1 23-27 0,03-0,20 B23 4,7-5,17 6,9-7,5 23-29 0,03-0,15 C31 5,33-6,0 7,0-7,5 23-28 0,02-0,12 C32 5,6-6,5 6,9-7,3 22-29 0,02-0,19 C33 5,6-6,2 7,0-7,3 22-27 0,03-0,20 D41 5,0-5,8 6,9-7,4 22-29 0,03-0,16 D42 5,6-6,2 6,9-7,5 22-27 0,03-0,20 D43 5,0-5,9 6,8-7,0 22-28 0,02-0,19 Keterangan : Standar DO ≥ 4,5 ppm/L (Woynarovic dan Horvath 1980; Suparta 1988), Standar Suhu 21°C -32 °C (NRC 1983),Standar pH 6,5-9,00 (Boyd 1990), Standar Amoniak ≤ 1,5 mg/L (Wardoyo 1981). Berdasarkan hasil pemantauan kualitas air selama penelitian yang meliputi oksigen terlarut, pH , suhu dan amonia tidak berpengaruh pada induk lele dumbo untuk pertumbuhan dan berkembang biak.
KESIMPULAN Keimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Ekstrak hipofisa sapi yang di emulsi dengan metode W/O/W dapat mempercepat kematangan gonad ikan lele dumbo (Clarias gariepinus). 2. Dosis 0,6 ml/kg bobot induk merupakan dosis yang efektif yang mempercepat kematangan gonad, proses kematangan gonad betina berlangsung selama ± 48 haridan proses kematangan gonad jantan berlangsung selama ± 24 hari. DAFTAR PUSTAKA Bachtiar, Y. 2006. Panduan Lengkap Budi Daya Lele Dumbo cetakan ke 4. PT Agromedia Pustaka. Jakarta.102 hal.
Boyd, C. E. 1979. Water Quality in warmwater fish pond. Craftmaster Printers,Inc. Opelika, Alabana 359 hal Budhiman, A. 2007. Freshwater fish seed resources in Indonesia, pp. 329– 341. In: M.G. Bondad-Reantaso (ed.). Assessment of freshwater fish seed resources for sustainable aquaculture.FAO Fisheries Technical paper.No. 501. Rome, FAO. 2007. 628 p. Bugar, H.2000. Penggunaan emulsi W/O/W (C-14) dan minyak kelapa sawit sebagai pembawa hormon HCG padaikan jambal siam (Pangasius hypophthalmus). Tesis program pascasarjana IPB, 75 hal. Buwono. D. I. 1995. Pengaruh Fotoperiode yang Berbeda Terhadap Pengaruh Perkembangan Gonad Ikan Lele (Clarias Gariepinus Burch.) Jantan dan Betina Pradewasa.Tesis Program Pascasarjana UGM. Yogyakarta 133 hal.
Efektifitas Ekstrak Hipofisa Sapi dalam Merangsang Kematangan Gonad Crim, L.W., n. W. Sherwood, and C.E Wilson. 1988. Sustained hormon releasa II. Effectivenessof LHRH analog (LHRHa) administration by either sigle time injection of cholesterol pellet implantation on plasma gonadotropine levels in a bioassay model fish, the juvenile rainbow traout. Aquaculture, 74:87-95. Effendi, M.I. 2002. Biologi Perikanan ED Ke-2 (Edisi Revisi). Yogyakarta. Yayasan Pustaka Nusantara. Mohan, C.V. 2007. Seed quality in freshwater fish production. pp. 499–517. In: M.G.BondadReantaso (ed.). Assessment of freshwater fish seed resources for sustainable aquaculture.FAO Fisheries Technical Paper.No. 501. Rome, FAO. 2007. 628 p. National Research Council. 1983. Nutrient requeitment of warmwater fishes and shellfishes. Ntional Academy Press, Washington DC. 274 hal. Nurmahdi, T. 2005. Pengaruh penggunaan hormon HCG dengan dosis yang berbeda terhadap perkembangan gonad ikan baung (Hemibagrus nemurus Blkr.). Tesis Program Pascasarjana IPB. 79 hal. Pamungkas, J. A. 2006. Efektivitas hormon 17α-Metil Testosteron dan LHRH-α dalam mencapai yingkat kematangan gonad siap memijah pada ikan belida (Notopterus chitala). Tesis Program Pascasarna IPB, 108 hal. Sato, N., i. Kawazoe, Y. Shiina, K. Furukawa, K. Suzuki, and K. Aida. 1995. A novel method of hormone administration for inducing gonad maturation in fish. Aquaculture, 135 : 51-58.
Shaofeng, W. 2006. Freshwater fish seed as resources for global aquaculture. Pp. 33-34. In: M.G. Bondad-Reantaso (ed.). Assesment of freshwater fish seed resources for sustainable aquaculture. FAO Fisheries Technical paper. No. 501. Romne, FAO. 2007. 628 p. Sinjal, J. H. 2007. Kajian penampilan reproduksi ikan lele (Clarias gariepinus) betina melalui penambahan ascorbyl phoshate magnesium sebagai sumber vitamin C dan implantasi dengan estradiol-17β. Tesis Program Pascasarjana IPB,129 hal. Suparta, M.H.,1988. Teknologi Produksi Benih Ikan Air Tawar. Prosiding Seminar Nasional Pembenihan Ikan. Bandung 5-7 juli 1988, kerjasama Badan Penelitian dan Perkembangan Pertanian dengan UNPAD. Hal 178-199. Suriansyah. 2010. Studi perkembangan dan pematangan akhir gonad ikan betok (Anabas testudineus Bloch) dengan rangsangan hormon. Tesis Program Pascasarjana IPB, 98 hal. Takarina, P. E. 2002. Pengaruh penyuntikan ekstrak kelenjar hipofisa ikan mas dengan sistem W/O/W terhadap pematangan gonad calon induk ikan jambal siam (Pangasius hypopthalmus). Tesis Program Pascasarjana IPB. Utiah, A. 2006. Penampilan reproduksi induk ikan baung (Hemibagrus nemurus Blkr) dengan pemberian pakan buatan yang ditambahkan asam lemak N-6 dan N-3 dan dengan implantasi estradiol 17β dan tiroksin. Tesis program pascasarjana IPB. Woynarovich,E dan Cardinali, D. P. 1974. The Pineal Organ. In Teksbook of Endocrinology (Edited by R.H Williams). Fifth Edition. W. B. Saunders Company, Phildelphia, London, Toronto. Hal 832-839.
73