Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 03 Nomor 02 Tahun 2015, 586 - 590
PERBANDINGAN METODE PART PRACTICE DENGAN METODE WHOLE PRACTICE DALAM PEMBELAJARAN SHOOTING BOLA BASKET (STUDI PADA SISWA KELAS XI AK 3 DAN AK 2 YP SMK TRISILA SURABAYA) Bijak Laksono Putro Mahasiswa S-1 Pendidikan jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Surabaya, Bijak 27. Putro @ gmail.com
Sudarso Dosen S-1 Pendidikan jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Surabaya Abstrak Proses belajar mengajar merupakan rangkaian kegiatan mulai dari merencanakan, menyelenggarakan melaksanakan sampai kepada penilaiannya serta menyelenggarakan tindak lanjut apa dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam menyampaikan pembelajaran harus mempunyai metode yang sesuai agar dapat berjalan secara evektif, karena pembelajaran yang akan disampaikan adalah pembelajaran shooting bola basket yang mengandung unsur gerak, membutuhkan kerjasama antar individu untuk mencapai hasil belajar lebih baik, untuk itu peneliti membandingkan 2 metode part practice dengan metode whole practice mana metode yang lebih baik untuk pembelajaran shooting bola basket. Tujuan dari penelitian ini adalah 1. Apakah ada perbedaan hasil belajar shooting bola basket menggunakan metode part practice dengan metode whole practice.2. Seberapa besar perbandingan metode bagian dengan metode keseluruhan terhadap hasil belajar shooting bola basket pada siswa kelas XI YP SMK Trisila Surabaya. Berdasarkan hasil penelitian dan melalui perhitungan data menggunakan SPSS 20.0 menunjukkan bahwa perhitungan uji beda rata-rata, metode bagian dan metode keseluruhan. t-hitung> t-tabel (7,07 >1,69), maka Hipotesis kerja (Ha) diterima apabila t-hitung> t-tabel, Ho ditolak. Dan daritabel 4.4 di atas dapat memberikan penjelasan bahwa hasil perhitungan uji beda rata-rata metode keseluruhan menunjukkan hasil t-hitung> ttabel (4,25 >1,69), maka Hipotesis kerja (Ha) diterima. Dari hasil uji hipotesis di atas, dapat dikatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan pada peningkatan hasil belajar shooting bola basket baik metode bagian dan metode keseluruhan pada siswa YP SMK Trisila Surabaya, siswa sebelum (pre-test) dan sesudah (post-test) pemberian metode bagian atau metode keseluruhan. Dengan hasil perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa metode bagian dapat meningkatkan hasil belajar sebesar 12,8%. Sedangkan metode keseluruhan dapat meningkatkan hasil belajar sebesar 8,45%. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa metode bagian, lebih baik dari metode keseluruhan dalam pembelajaran shooting bola basket perbandinganya 12,8% untuk metode bagain dan 8,45% untuk metode keseluruhan. Kata Kunci : Metode bagian, metode keseluruhan, perbandingan pembelajaran Shooting bola basket. Abstract Learning and teachingprocess is combination that begin from planning, holding doing, until rating and step for learning and teaching activity. Or convey learning must has a appropriate metked so that learning can be effective, because learning that will be convey is a basketball shoot learning which has move substance. Need together ness between one and others to reach the better product learning because of that. Researcher compared part practice and whole practice to know the best method for basketball shoot learning. The purposes of this research are 1)is there any different of the result of basketball shooting learning with part practice and whole practice? 2) how big the amount of part practice and whole practice method comparison to basketball shooting learning result to 11th grade student of YP SMK Trisila Surabaya. Based on research result and through data calculation using SPSS 20.0 it show that mean difference test, part method and whole practice. tcount > ttable (7.07 >1,69), so Ha can be accepted if tcount > ttable, Ho is rejected. And from table 4.4 above it can give explanation that from the maen calculation result of whole method show that tcount > ttable (4.25 > 1.69), so Ha is accepted. From the hypothesis test above, it can be said that there is significant effect on basketball shooting learning result improvement whether on part practice method and whole practice method to students of YP SMK Trisila Surabaya, student’s pretest and posttest of part and whole practice application. With those calculation results it can be known that part practice was able to improve learning results as big as 12.8%. while whole practice method can improve learning results as big as 8.45%. From data above, it can be conclude that part method, was better than
586
ISSN : 2338-798X
Perbandingan Metode Part Practice Dengan Metode Whole Practice Dalam Pembelajaran Shooting Bola Basket whole method on basketball shooting learning whereas the comparison was 12.8% for part method and 8.45% for whole method. Keywords : part method, whole method, basketball shooting learning comparison. PENDAHULUAN Pendidikan adalah suatu usaha manusia untuk mengubah sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005). Dalam pendidikan ada dua subjek pokok yang berinteraksi. Kedua subjek itu adalah pendidik dan subjek didik. Olahraga merupakan, suatu kegiatan jasmani yang dilakukan dengan maksud untuk memelihara kesehatan dan memperkuat otot-otot tubuh. Kegiatan ini dalam perkembangannya dapat dilakukan sebagai kegiatan yang menghibur, menyenangkan atau juga dilakukan dengan tujuan meningkatkan prestasi. Pemerintah sendiri menjadikan olahraga sebagai pendukung terwujudnya manusia Indonesia yang sehat dengan menempatkan olahraga sebagai salah satu arah kebijakan pembangunan yaitu menumbuhkan budaya olahraga guna meningkatkan kualitas manusia Indonesia sehingga memiliki tingkat kesehatan dan kebugaran yang cukup. Kota Surabaya sebagai ibu kota Jawa Timur yang berkembang pesat memiliki masyarakat yang mempunyai apresiasi yang tinggi terhadap perkembangan dunia olahraga. Olahraga sudah menempati posisi yang penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat di kota Surabaya bahkan meningkatnya minat masyarakat ditunjukkan dengan semakin bertambahnya club-club atau kelompokkelompok dari berbagai cabang olagraga di kota Surabaya. Adapun banyak cabang olahraga lainnya seperti renang, atletik, pencak silat, senam. Cabang olahraga yang digemari saat ini yaitu cabang olahrga beregu seperti sepak bola, bola voli, dan bola basket. Olahraga beregu ini sudah menjadi olahraga rutin yang dilakukan oleh semua kalangan. Saat ini olahraga bola basket banyak digemari sehingga banyak berdiri clubclub basket dan banyaknya juga pertandingan bola basket yang diselenggarakan mulai dari antar sekolah sampai internasional tak hanya di dalam negeri diluar negeri olahraga bola basket sangat digemari. Di sekolah, materi Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan, dan Rekreasi (PJOK) yang paling diminati dan digemari yaitu bola basket. Bahkan di sekolah-sekolah olahraga bola basket sudah sangat digemari di sekolah terutama ektrakulikuler bola basket. Dalam permainan bola basket ada beberapa teknik dasar bola basket diantaranya, Teknik dasar mengoper bola (passing), teknik dasar menggirin bola (Dribbling), teknik dasar menembak (shooting). Teknik mengoper
bola ada tiga yang pertama mengoper bola setinggi dada (chest pass), yang kedua adalah mengoper dari atas kepala (overhead pass), ketiga adalah mengoper bola dengan memantulkan (bounce pass). Menggiring bola ada dua cara, yang pertama menggiring bola rendah, yang kedua menggiring bola tinggi. Teknik tembakan sendiri dibagi menjadi dua teknik, yang pertama teknik menggunakan satu tangan (one hand set shoot) yang kedua menggunakan 2 tangan. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2013 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1 ayat 1 menyebutkan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memenuhi kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Dari ayat ini dapat difahami bahwa kegiatan pendidikan itu mendorong peserta didik secara aktif berbuat untuk membentuk dirinya sehigga diharapkan akan terbentuk manusia-manusia Indonesia yang agamis mandiri berahlak mulia terampil berguana bagi bangsa dan Negara. Dari uraian tersebut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional) mengatakan pendidikan yaitu menuntun kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mendapat keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Berdasarkan wawancara dengan guru olahraga di YP SMK Trisila Surabaya. Masih banyak siswa-siswi yang megalami kesulitan dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan, dan Rekreasi (PJOK) khususnya dalam pembelajaran shooting bola basket. Siswi masih kesulitan melakukan teknik shooting bola basket dengan benar, siswa siswi banyak melakukan shooting tidak sesuai teknik yang benar. Banyak siswa siswi yang melakukan shooting tidak menghasilkan poin karena bola tidak sampai kekeranjang. Oleh karena itu penulis ingin melakukan penelitian apakah ada perbandingan menggunakan metode part practice dan whole practice. Serta bagaimana hasil antara part practice dengan whole practice saat penelitian dilakukan d YP SMK Trisila Surabaya.
http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-pendidikan-jasmani/issue/archive
587
Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 03 Nomor 02 Tahun 2015, 586 - 590
Bola basket dimainkan oleh dua tim yang masing masing terdiri dari lima (5) pemain. Tujuan dari masingmasing tim adalah untuk mencetak angka kekeranjang lawan dan berusaha mencegah tim lawan mencetak angka. Pertandingan dikontrol oleh wasit, petugas meja dan seorang commissioner, jika hadir (PP.PERBASI,2012:1) Pembelajaran metode keseluruhan adalah cara mengajar keterampilan motorik dengan mengajarkan seluruh rangkaian gerakan sekaligus (Hendri Anifal, 2008). Dalam penerapan bola basket siswa disuruh melakukan pembelajaran shooting secara keseluruhan dimulai saat memegang bola sampai lemparan ke ring. Jadi dalam pembelajarannya yaitu siswa disuruh melakukan rangkaian gerakan shooting setelah diberi demonstrasi oleh guru tanpa mempelajari tanpa mempelajari tiap tekniknya tersendiri. Guru nantinya akan menghentikan proses pembelajaran dan melakukan pembenaran apabila ada kesalahan pada siswa. Metode bagian merupakan bentuk latihan keterampilan yang dilakukan secara bagian perbagian dari keterampilan yang dilakukan secara bagian perbagian dari keterampilan yang dipelajari. Bentuk keterampilan pembelajaran dipilah-pilah kedalam bentuk gerakan yang leih efisien dan sederhana. Menurut Sugianto (dalam Yafis 2012) berkaitan dengan metode part practice menyatakan, “metode bagian merupakan cara pendekatan dimana mula-mula siswa diarahkan untuk mempraktekkannya secara keseluruhan”. Sedangkan menurut (Andi Suhendra, dalam Yafis 2012) bahwa, “metode bagian adalah suatu cara pengorganisasian bahan latihan dengan menitik beratkan pada penyajian elemen-elemen dari bahan pelajaran”. Tahapan pelaksanaannya adalah sebagai berikut: 1. Pembukaan merupakan tahapan metode bagian, tahap ini adalah untuk memberikan pengertian yang utuh tentang materi atau keterampilan yang akan dipelajari. Lebih khususnya untuk memperlihatkan keterampilan kepada siswa bagaimana keterampilan yang dimaksud terdiri dari bagian-bagian yang di gabungkan. 2. Analisis adalah tahap untuk mengenali bagianbagian yang membangun suatu keterampilan, bagaimana urutannya, dan apa fungsi dari masingmasing bagian. Analisis ini bermanfaat juga untuk melatih anak dalam bagaimana suatu keterampilan terbangun. 3. Melatih/pembelajaran: melatih bagian-bagian secara berurutan. Mulai dari posisi kaki hingga lemparan ke ring. Gerakan ini terus dilakukan sampai siswa menguasai.
588
4. Sintetis : setelah setiap bagian keterampilan dapat dikuasai, kemudian dilanjutkan dengan latihan keseluruhan. Meskipun setiap bagian telah dikuasai, namun biasanya untuk menyatukan ke dalam suatu keterampilan yang utuh bagi sebagian anak merupakan hal yang sulit terutama bagi anak yang mempunyai kemampuan dasar yang rendah. Oleh karena itu pelaksanaan tahap ini memerlukan waktu yang cukup,dengan memberikan umpan balik yang cukup pula (Agus Mahendra, 2012:19). METODE Sesuai dengan tujuan penelitian ini, berusaha memperoleh hasil apakah terdapat perbedaan antara metode bagian dan keseluruhan, maka jenis penelitian deskriptif dianggap paling relevan. Peneliian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan gejala, fenomena, atau peristiwa tertentu (Maksum,2012:68). Secara sistematik desain penelitian dapat digambarkan sebagai berikut: X1 T1 Y1 X2 T2 Y2 (Maksum, 2012 :98) Keterangan X1 : Kelompok metode bagian. X2 : Kelompok metode keseluruhan. T1 : Perlakuan metode bagian. T2 : Perlakuan metode keseluruhan. Y1 : Hasil belajar metode bagian. Y2 : Hasil belajar metode keseluruhan. Populasi dan Sampel Populasi Populasi adalah keseluhan individu atau objek yang dimaksudkan untuk diteliti, yang nantinya akan dikenai generalisasi. Generalisasi adalah suatu cara pengambilan kesimpulan terhadap kelompok individu atau objek yang lebih luas berdasarkan data yang diperoleh dari sekelompok individu atau objek yang lebih sedikit. Sebagan kecil individu atau objek yang dijadikan wakil dalam penelitian disebut sampel (Maksum,2012:53). Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas XI YP SMK TRISILA SURABAYA yang terdiri dari 4 kelas dengan jumlah siswa 144. Sampel Sedangkan sampel itu sendiri adalah sebagian kecil individu atau objek yang dijadikan wakil dalam penelitian (Maksum 2012:53) yang berjumlah 36 siswa dari kelas XI AK 3 dan 36 siswa dari XI AK 2.Teknik pengambilan sampelnya yaitu menggunakan teknik cluster random sampling pada kelas XI dengan jumlah 4
ISSN : 2338-798X
Perbandingan Metode Part Practice Dengan Metode Whole Practice Dalam Pembelajaran Shooting Bola Basket kelas. Dengan cara menuliskan masing-masing kelas pada kertas gulungan kecil dan kemudian dimasukkan kotak, kemudian peneliti mengambil dua gulungan. Yang terpilih akan menjadi sampel penelitian. Jumlah sampel penelitian adalah 36 siswi untuk metode bagian dari kelas XI akutansi-3 dan 36 siswi untuk metode keseluruhan dari kelas XI akutansi-2. HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi data yang akan disajikan berupa data yang di peroleh di lapangan dari hasil tes shooting bola basket (lampiran 1 – 3) yang bertujuan untuk membandingkan hasil shooting metode bagian dengan metode keseluruan di YP SMK Trisila Surabaya. Berdasarkan data yang telah terkumpul kemudian di analisis, selanjutnya deskripsi data dari hasil penelitian dapat di jabarkan lebih lanjut sebagai berikut: Tabel 1 Deskripsi Hasil Belajar Shooting Bola Basket dengan Metode Bagian Jumlah sample (N ) sebanyak 36 siswa Deskripsi
Pretest
Posttest
Beda
Jumlah sampel metode bagian (XI AK-3)
36
36
-
Jumlah sampel metode keseluruhan (XI AK-2)
36
36
-
Rata-rata metode bagian
5,08
5,72
0,64
Rata-rata metode keseluruhan
4,61
5
0,39
Setandar deviasi metode bagian
1,130
1,136
0,006
Setandar deviasi metode keseluruhan
1,903
1,069
0,834
Varian metode bagian
1,279
1,292
0,013
Varian metode keseluruhan
0,816
1,143
0,327
Nilai maksimum metode bagian
7
7
0
Nilai maksimum metode keseluruhan
6
7
1
Nilai minimum metode bagian
3
3
0
Nilai minimum metode keseluruhan
3
3
0
Peningkatan metode bagian
12,8%
Peningkatan metode keseluruhan
8,45%
jumlah rata-rata sebesar 5,083, standar deviasi sebesar 1,130, dengan varian 1,279 serta nilai terendah 3 dan nilai tertinggi 7. 2) Hasil nilai shooting bola basket siswa setelah pemberian metode bagian (post-tes) menghasilkan jumlah rata-rata sebesar 5,722, standar deviasi sebesar 1,136, dengan varian 1,292 serta nilai terendah 3 dan nilai tertinggi 7. 3) Hasil nilai shooting bola basket siswa sebelum pemberian metode keseluruhan (pre-tes) menghasilkan jumlah rata-rata sebesar 4,611, standar deviasi sebesar 0,903, dengan varian 0,816 serta nilai terendah 3 dan nilai tertinggi 6. 4) Hasil nilai shooting bola basket siswa setelah pemberian metode keseluruhan (post-tes) menghasilkan jumlah rata-rata sebesar 5, standar deviasi sebesar 1,069, dengan varian 1,143 serta nilai terendah 3 dan nilai tertinggi 7. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa pemberian metode bagian dapat meningkatkan hasil shooting bola basket sebesar 12,8% dan penggunaan metode keseluruhan dapat meningkatkan hasil shooting bola basket sebesar 8,45%. Berdasarkan hasil 1 dan 2 terlihat bahwa ada perbedaan hasil belajar shooting bola basket dengan metode bagian dan metode keseluruhan. Hal ini dapat dilihat dari perolehan nilai, baik nilai ratarata, standar deviasi, maupun varian. Hasil tes shooting bola basket ini menunjukkan bahwa penggunaan metode bagian lebih baik daripada pembelajaran dengan metode keseluruhan. Tabel 2 Data Normalitas Metode Bagian Variabel N K-S Stat Siq Metode Bagian Pretest 36 1.01 0.26 Posttest 1.246 0.09 Tabel 3 Data Normalitas Metode Bagian Variabel N K-S Stat Siq Metode Keseluruhan Pretest 36 1.01 0.26 Posttest 1.246 0.09
Normal Normal
Ket. Normal Normal
Tabel 4 Hasil Uji beda rata-rata metode bagian Variabel Pre-test Post test
Tabel Dari tabel 1 di atas dapat diketahui bahwa : 1) Hasil nilai shooting bola basket siswa sebelum pemberian metode bagian (pre-test) menghasilkan
Ket.
Variabel Pre-test Post test
Mean 5,083 5,722
MD 0,64
5. Hasil Uji keseluruhan Mean 4,611 5
http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-pendidikan-jasmani/issue/archive
MD 0,39
t-hit 7,07
t-tab 1,69
peningkatan 12,8%
beda
rata-rata
t-hit 4,25
t-tab 1,69
metode
peningkatan 8,45%
589
Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 03 Nomor 02 Tahun 2015, 586 - 590
PENUTUP Simpulan Berdasarkan pengolahan data pada bab IV penelitian dapat menyimpulkan sebagai berikut : Terdapat perbedaan antara shooting bola basket metode bagian dengan metode keseluruhan pada siswa kelas XI YP SMK Trisila Surabaya. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa metode bagian, lebih baik dari metode keseluruhan dalam pembelajaran shooting bola basket perbandinganya 12,8% untuk metode bagain dan 8,45% untuk metode keseluruhan. Saran Pada saat penelitian berlangsung hendaknya peneliti terlebih dahulu mempersiapkan keadaan psikis sampel agar siap untuk mengikuti proses penelitian sehingga nantinya memperoleh hasil di inginkan. Penelitian ini masih perlu dikembangkan lagi, dengan menggunakan sempel yang lebih banyak sehingga hasil diperoleh akan lebih signifikan.
DAFTAR PUSTAKA Anifal, H. (2008) Ekskul Olahraga Upaya Membangun karakter Siswa. http://202.152.33.84/index.php?option=com_con tent&tast=view&id=16421&Itemid=46. Thursday, 16 April 2015. Pkl: 22.00.WIB. Maksum, A.(20012). Metodologi penelitian : Dalam olahraga. Surabaya : Unesa University Press. Mahendra, A (2012). Model Pembelajaran Pendidikan Jasmani Kumpulan Makalah Bahan Penataran. file. upi. edur. PERBASI, 2012. Terjemahan Peraturan Bolabasket 2012. Jakarta : PB Perbasi.
Resmi
Pusat Pembinaan, dan Pengembangan Bahasa. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai pustaka. Yafis, Ahmad. 2012. Penerapan Metode Penelitian Teknik Dasar Dengan Metode Global Bagian Terhadap Service Backhand Bulutangkis. Tesis tidak diterbitkan. Surabaya.
590
ISSN : 2338-798X