Volume 4, Nomor 7, Oktober 2014
ISSN 2085-7764
JURNAL KESEHATAN
RAJAWALI Jurnal Ilmu-Ilmu Kesehatan
JURNAL ENAM BULANAN Identifikasi Bakteri Aerob Gram Positif Dan Gram Negatif Pada Susu Kental Manis Kemasan Kaleng Yang Disimpan Selama 7 Hari Efektivitas Ekstrak Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq) Dalam Membunuh Larva Nyamuk Aedes aegypti
Hubungan Antara Usia Dan Paritas Dengan Kejadian Preeklampsia Di Rsud Kota Bandung Tahun 2013 Hubungan Umur Ibu Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah Di Rumah Sakit Umum Daerah Cianjur Tahun 2013 Pengaruh Bermain Terapeutik Terhadap Tingkat Kecemasan Akibat Pemberian Injeksi Obat IV (Bolus) Pada Anak Usia Prasekolah Di Ruang Anak Rumah Sakit Umum Daerah Cibabat 2014 Pengaruh Perawatan Payudara Terhadap Pengeluaran Air Susu Ibu (Asi) Pada Ibu Postpartum Di Rumah Bersalin Wargi Lestari Kelurahan Utama Kecamatan Cimahi Selatan Tahun 2014 Diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes Rajawali Bandung)
JURNAL KESEHATAN RAJAWALI Jurnal Ilmu-Ilmu Kesehatan Volume 4, Nomor 7, Oktober 2014
ISSN 2085-7764
Jurnal Kesehatan Rajawali merupakan jurnal ilmu-ilmu kesehatan yang memuat naskah hasil penelitian bidang ilmu keperawatan, kebidanan dan analis kesehatan. Diterbitkan 6 bulan sekali pada bulan Maret dan Oktober
Penanggungjawab Tonika Tohri. S.Kp., M.Kes Pemimpin Redaksi Eny Kusmiran, S.Kp., M.Kes Wakil Pimpinan Redaksi Ally Kafesa, S.ST.,M.Si Redaksi Pelaksana Iga Retia, S.ST
Redaksi Rustandi, dr., M.P.H. H. Rachmat Sobarna, dr., Sp.O.G. Handarini, S.Pd.,M.Si Istianah S.Kep. Ners Erni Hernawati, S.S.T.,M.M
Sekretaris Redaksi Artha Kusumawardani, S.ST Humas Faruk Rasyid, S.E. Tata Usaha Fotuho Woruwu, S.E.
Alamat Redaksi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Rajawali Jalan Rajawali Barat Nomor 38 Bandung Email:
[email protected]
Vol.4, No.7, Oktober 2014;36-43
PENGARUH PERAWATAN PAYUDARA TERHADAP PENGELUARAN AIR SUSU IBU (ASI) PADA IBU POSTPARTUM DI RUMAH BERSALIN WARGI LESTARI KELURAHAN UTAMA KECAMATAN CIMAHI SELATAN TAHUN 2014 Meilirianta, Istianah dan Atik Yuliani
ABSTRACT Introduction Mother of milk be best natural nutrition for baby and breast is an organ that is essential for women and very vulnerable to infections especially during lactation. In the postpartum mothers breast milk will release much needed by infants because breast milk contains antibodies that the baby needs the best. For that postpartum mothers are in demand to perform proper maintenance and regular breast to get a clean breast and may effect milk production issued by the breast. The result of this experiment is determine the effect of treatment on the smoothness of breast milk in postpartum. The method of this experiment used pre-experimental design using post test-only non equivalent control group. Its population is all postpartum mothers who had given birth at the Wargi Lestari Maternity Hospital of Utama Village with the sample of the study were 30 respondents, Sampling techniques used are consecutive sampling. Collecting data through observation sheet and data analysis in this study using Chi Square Test with alternative Kolmogorov-Smirnov Test. From the results do breastcare treatment with p value 0,009 ( =0,05). Keywords: breastcare treatment, production smoothness of mother milks, postpartum, mothers, pre eksperimental.
PENDAHULUAN Salah satu dalam penentu optimalnya tumbuh kembang bayi sesaat setelah dilahirkan adalah nutrisi yang baik. Air susu ibu (ASI) merupakan nutrisi yang paling baik bagi bayi baru lahir hingga menginjak usia 6 bulan. ASI sebagai makanan alamiah adalah makanan yang terbaik yang diberikan oleh seorang ibu kepada anak yang baru dilahirkannya, karena komposisinya sesuai pada setiap tumbuh kembang bayi, ASI juga mengandung zat pelindung yang dapat menghindarkan bayi dari berbagai penyakit infeksi. Pemberian ASI mempunyai pengaruh dalam perkembangan emosional yang dapat 1 mempengaruhi hubungan batin antara ibu dan anak serta perkembangan jiwa anak. Air susu ibu (ASI) merupakan makanan ideal untuk bayi yang memberi nutrisi sesuai dengan usia, faktor imunologis dan substansi anti bakteri 2. Pertumbuhan bayi sangat dipengaruhi oleh pengeluaran ASI. Pertumbuhan bayi yang cepat dapat terjadi pada umur 2 minggu, 6 minggu dan 3 bulan 3 dimana pada saat itu sangat membutuhkan ASI yang lebih banyak . Tanda-tanda bayi yang cukup menerima ASI yang ditransfer melalui kegiatan menyusui adalah pertambahan berat. Jika bayi bertambah berat badan hanya dengan ASI, maka bayi mendapatkan minum ASI. Pada saat bayi berusi 3-4 hari pertama kelahiran dapat mengalami penurunan berat badannya sebanyak 2-7 %. Berat akan kembali dalam 2 minggu. Bila ASI sudah banyak maka kenaikkan berat badan sekitar 500 gram perbulan atau 125 gram perminggu atau kurang dari berat badan lahir setelah 2 minggu. Selain itu ditandai dengan buang air kecil (BAK) satu kali pada hari pertama, kemudian 5-8 kali/hari pada usia 1 minggu kemudian. Pengaruh Perawatan Payudara Terhadap Pengeluaran Air Susu Ibu (Asi) Pada Ibu Postpartum Di Rumah Bersalin Wargi Lestari Kelurahan Utama Kecamatan Cimahi Selatan Tahun 2014 (Meilirianta, Istianah dan Atik Yuliani) |
36
Vol.4, No.7, Oktober 2014;36-43
Buang air besar bayi akan berwarna kekuningan dan lunak atau cair. Frekuensi menyusui 8-12 kali/hari dan bayi akan tertidur selama 2-3 jam setelah menyusu3. . Saraf yang mempersyarafi payudara berasal dari cabang saraf intercostal ke 4, 5 dan 6. Selain itu saraf autonom itu berada pada puting dan areola yang dapat mempengaruhi pengeluaran ASI dan merangsang sekresi dari hormon oksitosin dan prolaktin8. Perawatan payudara sebagai persiapan untuk menyusui bayinya, karena payudara merupakan organ esensial penghasil ASI yang menjadi makanan pokok bayi baru lahir sehingga perlu dilakukan perawatan sedini mungkin6. Perawatan payudara berupa pemijatan payudara untuk memperbaiki sirkulasi darah, merawat puting payudara agar bersih dan tidak mudah lecet, ini bermanfaat untuk memperlancar pengeluaran ASI. Dilakukan pada hari ke-2 setelah persalinan, sebanyak 2 kali sehari sebelum mandi dilakukan pada pagi dan sore hari selama 30 menit akan membantu kelancaran pengeluaran ASI dan jika dilakukan secara teratur akan memudahkan bayi dalam mengkonsumsi ASI 7. Bagi seorang ibu memberikan ASI kepada bayinya yang baru lahir merupakan peristiwa alamiah dan tanpa bantuan dapat melalui proses tersebut, namun kenyataannya masih banyak ibu yang mengalami kesulitan dalam menyusui. Hambatan dalam menyusui pada ibu setelah melahirkan adalah depresi postpartum, keterbatasan fisik ibu, kelainan kongenital pada bayi, kelainan puting dan pembengkakan payudara. Salah satu cara untuk melancarkan dalam proses menyusui dengan melakukan perawatan payudara secara teratur. Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa dengan dilakukannya perawatan payudara pada ibu postpartum dapat memperlancar pengeluaran ASI diantaranya dengan melalui pemijatan, kompres hangat dan dingin dan kompres daun kol. Perawatan payudara yang dilakukan ini dapat mengeluarkan ASI tanpa mengurangi produksi ASI 5. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti perbandingan pengaruh pemberian perawatan payudara yang dilakukan 2 kali dalam sehari dan perawatan payudara yang dilakukan < 1 kali dalam sehari pada ibu postpartum selama 7 hari pelaksanaan.
METODE PENELITIAN Rancangan penelitian adalah suatu yang sangat penting dalam penelitian yang memungkinkan pemaksimalan kontrol beberapa faktor yang mempengaruhi akurasi atau hasil 9. Rancangan dalam penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu (Quasy-Exsperiment), yaitu penelitian yang menguji coba suatu intervensi pada sekelompok subjek dengan atau tanpa kelompok pembanding namun tidak dilakukan randomisasi untuk memasukkan subjek ke dalam kelompok perlakuan atau kontrol.10. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu postpartum di Rumah Bersalin Wargi Lestari Kelurahan Utama Kecamatan Cimahi Selatan. Jumlah sampel 30 responden. Kriteria inklusi adalah Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dapat mewakili sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel9. Adapun kriteria inklusi dalam penelitian ini diantaranya ibu yang melahirkkan normal dan section caesaria, ibu primipara dan multipara, ibu postpartum yang bersedia menjadi responden dan bayi yang memberikan ASI eksklusif. Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek 9 yang memenuhi kriteria inklusi dari studi . Adapun kriteria inklusi dalam penelitian ini diantaranya ibu yang sakit selama masa postpartum dan ibu yang bayinya meninggal. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling yaitu cara pengambilan sampel untuk tujuan dan pertimbangan tertentu yang telah dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya11. Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan pedoman wawancara dan observasi. Kemudian pada hari ke-2 setelah melahirkan dilakukan perawatan payudara pada masing-masing kelompok selama 7 hari. Setelah itu dilakukan pengukuran melalaui observasi pada hari ke-7. Pengaruh Perawatan Payudara Terhadap Pengeluaran Air Susu Ibu (Asi) Pada Ibu Postpartum Di Rumah Bersalin Wargi Lestari Kelurahan Utama Kecamatan Cimahi Selatan Tahun 2014 (Meilirianta, Istianah dan Atik Yuliani) |
37
Vol.4, No.7, Oktober 2014;36-43
Kemudian data yang telah terkumpul akan diolah menggunakan SPSS dengan menggunakan Uji statistik yang digunakan adalah uji Uji Chi Square dengan uji alternative Uji Kolmogorov-Smirnov untuk menganalis data dengan variabel bebas berskala kategorik dengan variabel terikat berskala kategorik12. Tingkat kemaknaan (p value) yang diperoleh 0,05 dengan nilai p value 0,009, maka Ho ditolak dan dan Ha diterima, jadi ada pengaruh perawatan payudara terhadap pengeluaran air susu ibu pada ibu postpartum di Rumah Bersalin Wargi Lestari Kelurahan Cimahi Selatan.
HASILPENELITIAN Distribusi frekuensi perawatan payudara 1-2 kali/ hari pada kelompok intervensi, dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini. Tabel 4.1 No. 1. 2. 3.
Distribusi Frekuensi Perawatan Payudara 1-2 kali/ hari pada Kelompok Intervensi Pengeluaran ASI yang dilakukan Perawatan Payudara 1-2 kali/ hari Tidak Lancar Kurang Lancar Lancar Jumlah
Frekuensi
%
2 3 10 15
13 20 67 100
Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa pada kelompok intervensi sebagian besar ibu postpartum yang pengeluaran ASI lancar sebanyak 67% (n=10), sebagian kecil ibu postpartum yang pengeluaran ASI kurang lancar sebanyak 20% (n=3) dan sangat sedikit ibu postpartum yang pengeluaran ASI tidak lancar sebanyak 13% (n=2). Distribusi frekuensi perawatan payudara <1 kali/ hari pada kelompok kontrol, dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini. Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa pada kelompok kontrol sebagian besar ibu postpartum yang pengeluaran ASI tidak lancar sebanyak 67% (n=10), sebagian kecil ibu postpartum yang pengeluaran ASI kurang lancar sebanyak 27% (n=4) dan sangat sedikit ibu postpartum yang pengeluaran ASI lancar sebanyak 6% (n=10). Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Perawatan Payudara <1 kali/ hari pada Kelompok Kontrol No. 1. 2. 3.
Pengeluaran ASI yang dilakukan Perawatan Payudara <1kali/ hari Tidak Lancar Kurang Lancar Lancar Jumlah
Frekuensi
%
10 4 1 15
67% 27% 6% 100%
Tabel 4.3 Hasil analisis Chi Square Pengaruh Perawatan Payudara 1-2 kali/ hari pada kelompok intervensi dan Perawatan Payudara <1 kali/ hari Pengaruh Perawatan Payudara Terhadap Pengeluaran Air Susu Ibu (Asi) Pada Ibu Postpartum Di Rumah Bersalin Wargi Lestari Kelurahan Utama Kecamatan Cimahi Selatan Tahun 2014 (Meilirianta, Istianah dan Atik Yuliani) |
38
Vol.4, No.7, Oktober 2014;36-43
Variabel
Pengeluaran ASI
Tidak Lancar Kurang Lancar Lancar Jumlah
Perawatan Payudara Kelompok Kelompok Intervensi Kontrol % % 2 13 10 67 3 20 4 27 10 67 1 6 15 100 15 100
N
%
12 7 11 30
39,9 23,4 36,7 100
p value
0,009
Hasil penelitian berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa responden yang dilakukan perawatan payudara 1-2 kali/ hari sebanyak 15 responden dengan pengeluaran ASI tidak lancar sebanyak 2 responden, kurang lancar sebanyak 3 responden dan lancar sebanyak 10 responden. Sedangkan responden yang dilakukan perawatan payudara <1 kali/ hari sebanyak 15 responden dengan pengeluaran ASI tidak lancar sebanyak 10 responden, kurang lancar 4 responden dan lancar sebanyak 1 responden. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi Square diperoleh p value sebesar 0,009 yakni p 0,05 yang berarti Ho ditolak Ha diterima maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara perawatan payudara terhadap pengeluaran air susu ibu pada ibu postpartum di Rumah Bersalin Wargi Lestari Kelurahan Cimahi Selatan.
PEMBAHASAN Air susu ibu merupakan suatu cairan kompleks yang mengandung sel darah putih, antibodi, hormon, faktor-faktor pertumbuhan, enzim, zat yang dapat membunuh bakteri dan virus yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan bayi yang berasal dari kolostrum ke susu transisional kemudian ke susu matang, permulaan sampai akhir menyusui yaitu dari pagi sampai sore hari. Selain itu ASI menjadi makanan utama yang baik untuk bayi hingga usia 6 bulan yang mengandung seluruh zat gizi yang dibutuhkan oleh bayi, terdapat enzim pencerna susu sehingga organ pencernaan bayi mudah mencerna dan menyerap gizi dari ASI3,13. Ketika bayi mulai mengisap puting, reflek pengeluaran susu akan bekerja yang biasanya ditandai dengan ibu akan merasakan sensasi geli di puting susu dan payudara meskipun banyak wanita yang belum pernah merasakan susuya keluar dan isapan bayi berubah dari isapan cepat dan dangkal menjadi lebih perlahan1. Semakin sering bayi menghisap payudara maka makin banyak air susu yang di produksi, sehingga sering menyusui untuk memuaskan rasa lapar bayi dan membiarkan bayi menghisap selama ia mau akan membantu memproduksi air susu yang baik. Untuk memperlancar pengeluaran ASI maka perlu dilakukan usaha yaitu salah satunya dengan melakukan perawatan payudara secara rutin dan benar. Perawatan payudara sebagai persiapan untuk menyusui bayinya, karena payudara merupakan organ esensial penghasil ASI yang menjadi makanan pokok bayi baru lahir sehingga perlu dilakukan perawatan sedini mungkin6. Perawatan payudara bertujuan untuk menjaga kebersihan payudara dan memudahkan bayi untuk menghisap ASI7. Perawatan payudara dilakukan hari ke-2 setelah persalinan, sebanyak 2 kali sehari sebelum mandi dilakukan pada pagi dan sore hari selama 30 menit akan membantu kelancaran pengeluaran ASI dan jika dilakukan secara teratur akan memudahkan bayi dalam mengkonsumsi ASI. Perawatan payudara yang dilakukan berupa pemijatan payudara untuk memperbaiki sirkulasi darah, merawat puting 3 agar tetap bersih dan mencegah lecet akan bermanfaat dalam melancarkan refleks pengeluaran ASI . Pada penelitian ini alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah dengan observasi. Dalam Pengaruh Perawatan Payudara Terhadap Pengeluaran Air Susu Ibu (Asi) Pada Ibu Postpartum Di Rumah Bersalin Wargi Lestari Kelurahan Utama Kecamatan Cimahi Selatan Tahun 2014 (Meilirianta, Istianah dan Atik Yuliani) |
39
Vol.4, No.7, Oktober 2014;36-43
penelitian ini untuk mengumpulkan data yang digunakan adalah format pengukuran pengeluaran ASI dimana untuk pengkategoriannya didasarkan pada kemampuan bayi dalam menghisap yang diadopsi dari format observasi Infant Breastfeeding Assesstment Tool (IBFAT). Dalam format observasi tersebut akan diliat dari kesiapan menyusu, rooting, pelekatan dan pola menghisap. Ketika pengeluaran air susu ibu lancar maka bayi akan siap menyusu tanpa usaha, kemampuan dalam rooting segera dan efektif , pelekatan bayi akan segera menetek dan pola menghisap kuat dikedua payudara. Tetapi ketika pengeluaran air susu ibu tidak lancar maka kesiapan bayi dalam menyusu ini tidak dapat dirangsang, kemampuan dalam rooting tidak ada usaha, pelekatan bayi tidak bisa menetek dan pola menghisap tidak ada. Karena ketika bayi mulai mengisap puting, reflek pengeluaran susu akan bekerja7. 1. Pengeluaran Air Susu Ibu (ASI) yang dilakukan Perawatan Payudara 1-2 kali/ hari Berdasarkan distribusi frekuensi pengeluaran air susu ibu (ASI) pada ibu postpartum di di Bidan Praktik Mandiri (BPM) Kelurahan Cimahi Selatan bahwa dari 15 responden yang dilakukan perawatan payudara 1-2 kali/ hari terdapat pengeluaran ASI lancar sebanyak 10 responden (67%), kurang lancar sebanyak 3 responden (20%) dan tidak lancar sebanyak 2 responden (13%). Perawatan payudara sebagai langkah awal untuk menjaga kebersihan agar payudara tetap sehat dan tidak tejadi infeksi dan dilakukan setelah persalinan merupakan kelanjutan perawatan payudara semasa hamil, yang mempunyai tujuan untuk merangsang kelenjar-kelenjar air susu sehingga produksi ASI banyak dan lancar serta mencegah terjadinya penyumbatan. Perawatan payudara yang dilakukan selama 1-2 kali/ hari sebagian besar responden pengeluaran ASI lancar. Perawatan payudara dilakukan hari ke-2 setelah persalinan, sebanyak 2 kali sehari sebelum mandi dilakukan pada pagi dan sore hari selama 30 menit akan membantu kelancaran pengeluaran ASI dan jika dilakukan secara teratur akan memudahkan bayi dalam mengkonsumsi ASI4. Perawatan payudara yang dilakukan berupa pemijatan payudara untuk memperbaiki sirkulasi darah, merawat puting agar tetap bersih dan mencegah lecet akan bermanfaat dalam melancarkan refleks pengeluaran ASI. Selain itu juga merupakan cara efektif meningkatkan volume ASI dan mencegah bendungan pada payudara14. Oleh karena itu ketika pada masa kehamilan perlu diberikan informasi mengenai perawatan payudara untuk dilakukan ketika nanti setelah melahirkan. Sehingga hal tersebut menjadi langkah awal untuk melancarkan pengeluaran air susu. Pada responden yang sudah dilakukan perawatan payudara 2 kali dalam sehari tetapi pengeluaran ASI masih tidak lancar dan kurang lancar hal ini disebabkan karena kurang adekuatnya perawatan payudara yang telah dilakukan. 2. Pengeluaran Air Susu Ibu (ASI) yang dilakukan Perawatan Payudara <1 kali/ hari Berdasarkan distribusi frekuensi pengeluaran air susu ibu (ASI) pada ibu postpartum di di Bidan Praktik Mandiri (BPM) Kelurahan Cimahi Selatan bahwa dari 15 responden yang dilakukan perawatan payudara <1 kali/ hari terdapat pengeluaran ASI lancar sebanyak 1 responden (6%), kurang lancar sebanyak 4 responden (27%) dan tidak lancar sebanyak 10 responden (67%). Perawatan payudara yang dilakukan secara tidak rutin atau <1 kali/ hari akan mengakibatkan sebagian besar responden pengeluaran ASI tidak lancar. Jika perawatan payudara dilakukan kurang dari satu kali/ hari akan menyebabkan kurang bersihnya keadaan payudara terutama kebersihan puting susu, kelenjar-kelenjar air susu pun belum terangsang sehingga pengeluaran ASI tidak lancar4. Pada bayi pemberian ASI tanpa disertai perawatan payudara dapat menyebabkan proses pemberian ASI terhambat bahkan terhenti yang mengakibatkan kebutuhan nutrsi bayi tidak terpenuhi dan daya tahan tubuh bayi akan rendah sehingga menghambat pertumbahan pada bayi. Hal tersebut bisa terjadi karena faktor dari ibu misalnya adanya pembengkakan dan ada penekanan pada saluran air susu sehingga bayi tidak memperoleh air susu. Selain itu payudara yang keras, tegang dan panan akibat adanya peningkatan suplai darah dan kulit dapat membuat puting sulit untuk dihisap oleh bayi 7.
Pengaruh Perawatan Payudara Terhadap Pengeluaran Air Susu Ibu (Asi) Pada Ibu Postpartum Di Rumah Bersalin Wargi Lestari Kelurahan Utama Kecamatan Cimahi Selatan Tahun 2014 (Meilirianta, Istianah dan Atik Yuliani) |
40
Vol.4, No.7, Oktober 2014;36-43
3. Pengaruh Perawatan Payudara terhadap Pengeluaran Air Susu Ibu pada Ibu Postpartum di Rumah Bersalin Wargi Lestari Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi Square diperoleh p value sebesar 0,009 yakni p < 0,05 yang artinya secara statistik penelitian mengenai pengaruh perawatan payudara terhadap pengeluaran air susu ibu pada ibu postpartum di Rumah Bersalin Wargi Lestari Kelurahan Cimahi Selatan ada pengaruh yang bermakna. Payudara sebagai tempat produksi ASI harus mendapatkan perawatan yang baik agar proses menyusui dapat berjalan dengan lancar. Sesuai dengan konsep di atas maka proses pemberian ASI terkait dengan kelancaran ASI sangat membutuhkan proses perawatan payudara. Perawatan payudara sebagai langkah awal untuk menjaga kebersihan agar payudara tetap sehat dan tidak tejadi infeksi dan dilakukan setelah melahirkan yang mempunyai tujuan untuk merangsang kelenjar-kelenjar air susu, untuk merawat puting payudara agar bersih, tidak mudah lecet, memperlancar sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya saluran susu sehingga memperlancar pengeluaran ASI, perawatan yang dilakukan berupa pemijatan pada daerah payudara7. Pemijatan yang dilakukan ini bermanfaat melancarkan reflek pengeluaran ASI. Selain itu merupakan cara efektif meningkatkan volume ASI yaitu untuk mencegah bendungan pada payudara15. Perawatan payudara sebaiknya dilakukan 2 kali sehari sebelum mandi dilakukan pada pagi dan sore hari selama 30 menit akan membantu kelancaran pengeluaran ASI dan jika dilakukan secara teratur akan memudahkan bayi dalam mengkonsumsi ASI. Sehingga proses perawatan payudara secara langsung memberikan efek terhadap kelancaran produksi ASI. Hal ini disebabkan proses produksi ASI tergantung dengan kelancaran proses produksi ASI, karena semakin sering perawatan payudara maka semakin baik proses produksi ASI. Akibat dari kondisi ini maka sebenarnya perawatan payudara memperlancar proses menyusui, yang berakibat pada kelancaran produksi ASI7. Pengeluaran ASI (laktasi) terjadi di bawah pengaruh berbagai kelenjar endokrin, terutama hormon-hormon hipofisis prolaktin dan oksitosin. Keadaan ini dipengaruhi oleh isapan bayi dan emosi ibu. Faktor yang mempertahankan laktasi yaitu struktur anatomi kelenjar payudara dan perkembangan alveoli, duktus dan puting; inisiasi dan sekresi susu; ejeksi susu atau propulsi susu dari alveoli ke puting dan pengeluaran susu dari payudara secara regular dan efisien7. Hal ini disebabkan oleh faktor lainnya selain perawatan payudara, karena meskipun sudah melakukan perawatan payudara namun ternyata ada juga yang sekresi ASI belum keluar setelah melahirkan. Jika dikaitkan dengan perawatan payudara dilakukan, hal ini dapat terjadi karena kurang rutinnya melakukan perawatan payudara atau kurang optimalnya dalam melakukan perawatan payudara yang dapat disebabkan kurang pengetahuan mereka tentang bagaimana cara melakukan perawatan payudara secara benar. Selain itu juga dipengaruhi oleh faktor lain yaitu kondisi puting susu, kondisi saluran susu dan kondisi psikis ibu untuk meningkatkan kecepatan sekresi ASI pada saat setelah melahirkan7. Terdapat 23% wanita yang baru pertama kali menjadi ibu dan 31% wanita yang sudah memiliki anak kedua atau lebih yang berhenti menyusui dalam minggu pertama setelah melahirkan karena puting 13 lecet ataupun pecah . Pada bayi pemberian ASI tanpa disertai perawatan payudara dapat menyebabkan proses pemberian ASI terhambat bahkan terhenti yang mengakibatkan kebutuhan nutrsi bayi tidak terpenuhi dan daya tahan tubuh bayi akan rendah sehingga menghambat pertumbahan pada bayi 7. Akibat dari perawatan payudara yang tidak tepat akan mengakibatkan obstructed duct yaitu keadaan dimana terjadi sumbatan pada satu ataupun lebih saluran susu atau duktus laktiferus yang disebabkan oleh beberapa hal, misalnya tekanan jari pada payudara waktu melakukan perawatan payudara dan menyusui, pemaikaian bra yang terlalu ketat dan komplikasi pada payudara bengkak, nyeri bahkan terjadi peradangan pada payudara (mastitis). Bila mastitis berlanjut dapat terjadi abses payudara yang mengakibatkan ibu tidak diperbolehkan untuk menyusui bayinya. Oleh sebab itu pentingnya melakukan perawatan payudara yang mempunyai pengaruh positif terhadap pengeluaran air susu. Sehingga untuk ibu postpartum harus melakukan perawatan payudara yang dilakukan 2 kali sehari pada pagi dan sore 15 hari . Pengaruh Perawatan Payudara Terhadap Pengeluaran Air Susu Ibu (Asi) Pada Ibu Postpartum Di Rumah Bersalin Wargi Lestari Kelurahan Utama Kecamatan Cimahi Selatan Tahun 2014 (Meilirianta, Istianah dan Atik Yuliani) |
41
Vol.4, No.7, Oktober 2014;36-43
KESIMPULAN Setelah dilakukan penelitian tentang pengaruh perawatan payudara terhadap pengeluaran air susu ibu (ASI) pada ibu postpartum di Rumah Bersalin Wargi Lestari Kelurahan Utama Kecamatan Cimahi Selatan tahun 2014 dengan jumlah sampel 30 responden maka dapat disimpulkan bahwa gambaran sebagian besar ibu postpartum yang dilakukan perawatan payudara 1-2 kali/ hari pengeluaran ASI yang lancar (67%) dan sangat sedikit yang tidak lancar (13%), gambaran sebagian besar ibu postpartum yang dilakukan perawatan payudara <1 kali/ hari, pengeluaran ASI yang tidak lancar (67%) dan sangat sedikit yang lancar (6%). Perawatan payudara yang dilakukan berpengaruh signifikan terhadap pengeluaran air susu ibu (ASI) pada ibu postpartum dengan p value = 0,009 < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima, hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh perawatan payudara terhadap pengeluaran air susu ibu (ASI) pada ibu postpartum.
SARAN Bagi Rumah Bersalin Wargi Lestari agar membuat prosedur tentang perawatan payudara dimana perawatan payudara dengan melakukan pemijatan pada bagian payudara yang dilakukan pada hari ke-2 setelah persalinan, sebanyak 2 kali sehari sebelum mandi pada pagi dan sore hari selama 30 menit. Hal ini dikarenakan bahwa perawatan payudara efektif terhadap kelancaran pengeluaran ASI. Berkaitan dengan hal tersebut maka perlu mensosialiasasikan teknik dan frekuensi dalam melakukan perawatan payudara yang tepat kepada semua tenaga kesehatan. Selain itu perlu meningkatkan pengetahuan dan peran serta ibu-ibu postpartum dalam asuhan keperawatan yang diberikan perawat di ruang perawatan dalam mempersiapkan ibu pulang ke rumah dengan memberikan pendidikan kesehatan dan konseling mengenai cara melakukan perawatan payudara untuk mempertahankan pengeluaran ASI.
DAFTAR PUSTAKA 1. Lowdermilk, Perry, Chasion. Keperawatan maternitas (Alih Bahasa Felucua S, Anesia T). Edisi 8 Buku 2. Singapura: Elsevier Mosby: 2013. 2. Roesli U. Mengenai ASI eksklusif. Seri 1 Tribus. Jakarta: Agri Widoyo; 2000. 3. WHO. Integrated management of pregnancy and childbirth; pregnancy, childbirth, postpartum and nd newborn care: a quide for essensial practise, 2 edition: Geneva; 2006. 4. Soetjiningsih. ASI petunjuk untuk tenaga kesehatan. Jakarta: EGC; 2006. 5. Walker M, Wetson A. Breastfeeding management for clinician: using the evidence. Massachussetts: Jones and Barlett Publishers. 6. Hamilton PM. Dasar-dasar keperawatan maternitas. Jakarta: EGC: 1995. 7. Bobak, Lowdermilk, Jensen, dkk. Buku ajar: keperawatan maternitas (maternity nursing) (Alih Bahasa Maria AW, Peter IA). Jakarta: EGC; 2004. 8. Mannel R, Martens PJ, Walker M, Mannel. Core curriculum for lactation consultant practice, 2nd ed, Jones and Barlett Publishers, Massachusets; 2008. 9. Nursalam. Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan pedoman skripsi, tesis, dan instrumen penelitian keperawatan. Jakarta: Salemba Medika; 2008. 10. Dharma KK. Metodelogi penelitian keperawatan: panduan melaksanakan dan menerapkan hasil penelitian. Jakarta: Trans Info Media; 2011. 11. Notoatmodjo S. Metodologi penelitian kesehatan. Ed. Rev. Jakarta: Rineka Cipta; 2012. Pengaruh Perawatan Payudara Terhadap Pengeluaran Air Susu Ibu (Asi) Pada Ibu Postpartum Di Rumah Bersalin Wargi Lestari Kelurahan Utama Kecamatan Cimahi Selatan Tahun 2014 (Meilirianta, Istianah dan Atik Yuliani) |
42
Vol.4, No.7, Oktober 2014;36-43 12. Sastroasmoro S & Ismael S. Dasar-dasar metodelogi penelitian klinis, 4th ed. Jakarta: Sagung Seto; 2011. 13. Medforth, Battersby, Evans dkk. Kebidanan oxford. Jakarta: EGC; 2011. 14. Saryono dan Roischa. Perawatan payudara dilengkapi dengan deteksi dini terhadap penyakit kanker payudara. Jogjakarta: Mitra Cendikia; 2008. 15. Fraser D, Cooper M, Feltcher G. Myles buku ajar bidan (myles textbook for midwives) (Alih Bahasa Sri Rahayu, Laili Mahmudah, Yosephin Mega dkk). Jakarta: EGC; 2009.
Pengaruh Perawatan Payudara Terhadap Pengeluaran Air Susu Ibu (Asi) Pada Ibu Postpartum Di Rumah Bersalin Wargi Lestari Kelurahan Utama Kecamatan Cimahi Selatan Tahun 2014 (Meilirianta, Istianah dan Atik Yuliani) |
43