Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Indonesia Tahun 2013 sebanyak 141.553 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Indonesia Tahun 2013 sebanyak 41 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak berbadan hukum atau bukan usaha rumah tangga usaha pertanian di Indonesia Tahun 2013 sebanyak 36 Unit Jumlah sapi/kerbau di Indonesia pada 1 Mei 2013 sebanyak 46.789 ekor
BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANDUNG
Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan amanat UndangUndang Nomor 16 Tahun 1997 Tentang Statistik dan mengacu pada sejumlah rekomendasi dari FAO yang menetapkan “The World Programme for the 2010 Around Agricultural Censuses Covering Periode 2006-2015”. Pelaksanaan ST2013 dilakukan secara bertahap, yaitu pencacahan lengkap usaha pertanian pada bulan Mei 2013, dilanjutkan dengan pendataan rinci melalui Survei Pendapatan Rumah Tangga Usaha Pertanian pada bulan November 2013 dan Survei Struktur Ongkos Komoditas Pertanian Strategis dalam setiap subsektor pertanian pada bulan Mei-Oktober 2014. Buku ini disusun untuk memberi gambaran awal hasil ST2013 mengenai jumlah rumah tangga usaha pertanian, jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum, dan jumlah perusahaan tidak berbadan hukum atau bukan rumah tangga usaha pertanian di seluruh Kabupaten Bandung. Di samping itu, publikasi ini juga menyajikan jumlah sapi dan kerbau dari hasil Pendataan Sapi Potong, Sapi Perah, dan Kerbau (PSPK) 2011 dan hasil ST2013. Informasi lebih lanjut dapat dilihat pada website http:\\st2013.bps.go.id. Publikasi ini merupakan persembahan perdana dari berbagai publikasi yang akan diterbitkan BPS terkait dengan pelaksanaan ST2013. Kami mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya atas bantuan semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah ikut berpartispiasi dalam menyukseskan Sensus Pertanian 2013. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penerbitan publikasi ini, kami juga mengucapkan terima kasih. Soreang, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
Ir. R Basworo Wahyu Utomo
Dukungan Bupati Kabupaten Bandung
H. Dadang Moch Naser, SH, S.Ip’s Bupati Kabupaten Bandung
Rangkaian Kegiatan ST2013
Diseminasi Angka Tetap ST2013
Pengolahan ST2013-L di Provinsi
Diseminasi Angka Sementara ST2013
Pengolahan ST2013-P di Kabupaten Pelaksanaan Sensus Pertanian 1-31 Mei 2013 Pemutakhiran ST2013-P
Pencacahan ST2013-L
Pelatihan Petugas Pencacah Lengkap (PCL)
Pelatihan Instruktur Daerah (INDA)
Pelatihan Instruktur Nasional (INNAS)
Pembahasan Konsep dan Definisi ST2013
Workshop Internal BPS dan Rapat Interkementerian/Lembaga
1. Pelatihan Petugas Pengolah 2. Monitoring Kualitas 3. Evaluasi Pasca Survey 4. Editing/Coding (Coaching)
1973
1963 Sensus pertanian pertama. Cakupan wilayah: daerah perdesaan di seluruh Indonesia, kecuali Irian Jaya (Papua). Satuan wilayah sensus terkecil adalah lingkungan. Tujuan utama: mendapatkan data statistik di sektor pertanian yang dapat menggambarkan struktur pertanian di Indonesia. Data yang dikumpulkan: penggunaan lahan, irigasi, penggunaan pupuk, ternak, rumah tangga pertanian, tenaga kerja pertanian, fasilitas transportasi untuk menjual hasil pertanian, alat-alat pertanian. Hasil sensus belum sempura, disebabkan antara lain presisi sampling design rendah, response rate belum optimal, dan Landreform yang dilancarkan pemerintah dengan UndangUndang No.5 Tahun 1960 yang berpengaruh terhadap jawaban responden.
Sensus Pertanian yang kedua Cakupan wilayah: daerah perdesaan dan perkotaan di seluruh Indonesia, kecuali Irian Jaya. Satuan wilayah sensus terkecil adalah blok sensus. Pengumpulan data pada pertanian rakyat, perkebunan rakyat dan perkebunan besar, perikanan laut dan perikanan tambak dilakukan secara terpisah dan dalam waktu yang berbeda. Pencacahan perkebunan besar dilakukan secara lengkap, sedangkan untuk perikanan laut dan tambak hanya dilakukan pada blok sensus terpilih di Sumatera, Jawa, dan Bali. Data yang dikumpulkan: (a) struktur pertanian rakyat yang meliputi data penguasaan dan penggunaan lahan pertanian; struktur tanaman musiman dan tahunan; peternakan; perikanan laut dan darat; peralatan pertanian; pengairan; pemupukan; dsb. (b) Potensi pertanian masingmasing desa yang meliputi luas dan penggunaan tanah; keadaan pengairan dan potensi pengairan; fasilitas pengolahan; pemasaran; pengangkutan dan penggudangan; mekanisme pertanian; perikanan; koperasi; dsb. (c) Data perkebunan besar seperti struktur perkebunan; jenis tanaman; luas dan produksi; pengolahan hasil perkebunan dan pemasarannya; dsb. (d) Data perikanan laut yang meliputi rumah tangga perikanan; alatalat penangkap ikan; perahu/kapal perikanan; penanaman modal; dan jumlah nelayan.
1983 Sensus pertanian yang ketiga. Cakupan: semua kegiatan di sektor pertanian (kecuali kehutanan dan perburuan) di seluruh Indonesia, termasuk Irian Jaya dan Timor Timur, baik di daerah perdesaan maupun perkotaan. Satuan wilayah sensus terkecil adalah blok sensus. Data yang dikumpulkan: sama dengan Sensus Pertanian 1973. Konsep pertanian 1983 rumah tangga pertanian mencakup: - Rumah tangga pertanian pengguna lahan: Tanaman padi/palawija, tanaman hortilkultura, tanaman perkebunan, peternakan, budidaya ikan/biota lain di kolam air tawar/sawah, dan budidaya ikan/biota lain di tambak air payau. - Rumah tangga pertanian yang tidak menggunakan lahan: Budidaya ikan/biota lain di laut, budidaya ikan/biota lain di perairan umum, Penangkapan ikan/biota lain di laut, dan penangkapan ikan/biota lain di perairan umum Pengumpulan data pokok di sektor pertanian, baik di daerah perkotaan maupun perdesaan, dilakukan melalui pendaftaran rumah tangga pertanian pada blok sensus terpilih. Pengumpulan data dilakukan melalui dua cara, yaitu pencacahan lengkap untuk perusahaan pertanian, KUD, Podes dan pencacahan sampel untuk rumah tangga pertanian.
1993 Sensus pertanian yang keempat. Pendaftaran bangunan dan rumah tangga dilakukan di seluruh Indonesia, baik di daerah perdesaan maupun perkotaan. Pencacahan sampel untuk rumah tangga pertanian hanya dilakukan di wilayah kabupaten daerah perdesaan. Satuan wilayah sensus terkecil adalah wilayah pencacahan (wilcah). Sebagai persiapan pencacahan, setahun sebelumnya dilakukan pemutakhiran wilcah. Konsep rumah tangga pertanian mengalami perluasan dibanding Sensus Pertanian 1983, yaitu untuk konsep rumah tangga pertanian pengguna lahan ditambah dengan usaha budidaya kayu-kayuan kehutanan, dan setiap komoditas yang diusahakan harus memenuhi Batas Minimal Usaha |(BMU) sedangkan untuk rumah tangga pertanian tidak menggunakan lahan ditambah dengan usaha pemungutan hasil hutan dan atau penangkapan satwa liar serta usaha di bidang jasa pertanian.
2003 Sensus pertanian yang kelima. Pendaftaran bangunan dan rumah tangga, baik di daerah perdesaan dan perkotaan, dilakukan di seluruh Indonesia pada bulan Agustus 2003, kecuali di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) yang dilaksanakan pada bulan Mei 2004. Pendaftaran bangunan dan rumah tangga dilakukan secara lengkap di daerah perdesaan dan perkotaaan kecuali daerah perkotaan bukan pantai dan non konsentrasi pertanian dilakukan secara sampel. Pedaftaran bangunan dan rumah tangga dilakukan diseluruh Indonesia pada bulan Agustus 2003, kecuali Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dilaksanakan pada bulan Mei 2004. Satuan wilayah sensus terkecil adalah blok sensus. Setahun sebelumnya dilakukan pemutakhiran blok sensus sebagai persiapan pencacahan. Beberapa perubahan mendasar dibanding Sensus Pertanian 1993: (a) perusahaan pertanian dan KUD tidak dicacah yang dilakukan dalam Sensus Pertanian hanya up dating direktori perusahaan pertanian, (b) kegiatan listing dilakukan secara lengkap di daerah perdesaan dan sampel di daerah perkotaan, (c) penarikan sampel untuk subsektor palawija, hortikultura, perkebunan, peternakan dilakukan per komoditas sedangkan perikanan menurut jenis budidaya atau sarana penangkapan, (d) jumlah komoditas yang dicakup diperluas. Konsep rumah tangga pertanian sama dengan 1993. Pengolahan data dilakukan dengan scanner.
2013
Sensus Pertanian keenam. Pelaksanaan di seluruh wilayah Indonesia pada bulan Mei 2013. Satuan wilayah sensus terkecil adalah Blok Sensus. Dalam pelaksanaan pencacahan lengkap, dilakukan dua kali kunjungan yaitu pertama melakukan pemutakhiran rumah tangga dan identifikasi rumah tangga pertanian pada kunjungan kedua melakukan pencacahan lengkap usaha pertanian. Dalam pelaksanaan pemutakhiran wilayah administrasi dikelompokkan berdasarkan konsentrasi pertaniannya. Untuk daerah konsentrasi usaha pertanian, dilakukan secara door to door, dan untuk daerah nonkonsentrasi secara snowball. Cakupan: usaha pertanian rumah tangga, perusahaan pertanian berbadan hukum, dan lainnya yaitu usaha pertanian yang dikelola bukan oleh perusahaan pertanian berbadan hukum dan bukan oleh rumah tangga. Konsep rumah tangga pertanian adalah rumah tangga yang salah satu atau lebih anggota rumah tangganya melakukan dan bertanggungjawab dalam kegiatan pembudidayaan, pemeliharaan, pengembangbiakan, pembesaran/penggemukan komoditas pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual, baik usaha pertanian milik sendiri, secara bagi hasil, atau milik orang lain dengan menerima upah, dan termasuk jasa pertanian. Pengolahan data dilakukan dengan scanner.
Konsep dan Definisi Sensus Pertanian 2013 Usaha Pertanian adalah kegiatan yang menghasilkan produk pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasil produksi dijual/ditukar atas risiko usaha (bukan buruh tani atau pekerja keluarga). Usaha pertanian meliputi usaha tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan, termasuk jasa pertanian. Khusus tanaman pangan (padi dan palawija) meskipun tidak untuk dijual (dikonsumsi sendiri) tetap dicakup sebagai usaha.
Rumah Tangga Usaha Pertanian adalah rumah tangga yang salah satu atau lebih anggota rumah tangganya mengelola usaha pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual, baik usaha pertanian milik sendiri, secara bagi hasil, atau milik orang lain dengan menerima upah, dalam hal ini termasuk jasa pertanian.
Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan jenis usaha di sektor pertanian yang bersifat tetap, terus menerus yang didirikan dengan tujuan memperoleh laba yang pendirian perusahaan dilindungi hukum atau izin dari instansi yang berwenang minimal pada tingkat kabupaten/kota, untuk setiap tahapan kegiatan budidaya pertanian seperti penanaman, pemupukan, pemeliharaan, dan pemanenan. Contoh bentuk badan hukum: PT, CV, Koperasi, Yayasan, SIP Pemda.
Perusahaan Tidak Berbadan Hukum atau Bukan Usaha Rumah Tangga Usaha Pertanian adalah usaha pertanian yang dikelola oleh bukan perusahaan pertanian berbadan hukum dan bukan oleh rumah tangga seperti, pesantren, seminari, kelompok usaha bersama, tanksi militer, lembaga pemasyarakatan, lembaga pendidikan, dan lain-lain yang mengusahakana pertanian.
Jumlah Sapi dan Kerbau adalah jumlah sapi dan kerbau yang dipelihara pada tanggal 1 Mei 2013 baik untuk usaha (pengembangbiakan/ penggemukan/pembibitan/pemacekan) maupun bukan untuk usaha (konsumsi/hobi/angkutan/perdagangan/ lainnya). Catatan: 1. Dalam publikasi hasil Sensus Pertanian 2003 yang diterbitkan BPS, rumah tangga pertanian adalah rumah tangga yang mengusahakan komoditas dimana setiap komoditas harus memenuhi batas minimal usaha (BMU). 2. Dalam tabel-tabel di booklet ini data rumah tangga pertanian 2003 menggunakan konsep ST2013 dan master wilayah 2013 untuk rumah tangga usaha pertanian.
Gambaran Umum Usaha Pertanian di Kabupaten Bandung Berdasarkan angka sementara hasil pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013, jumlah usaha pertanian di Kabupaten Bandung sebanyak 141.553 dikelola oleh rumah tangga, sebanyak 34 dikelola oleh perusahaan pertanian berbadan hukum dan sebanyak 46 dikelola oleh selain rumah tangga dan perusahaan berbadan hukum. Pangalengan, Pacet, dan Kertasari merupakan tiga Kecamatan dengan urutan teratas yang mempunyai jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak, yaitu masing-masing 12.731 rumah tangga, 10.686 rumah tangga, dan 8.811 rumah tangga. Sedangkan Kecamatan Margahayu merupakan wilayah yang paling sedikit jumlah rumah tangga usaha pertaniannya, yaitu sebanyak 286 rumah tangga.
Sementara itu jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum dan usaha pertanian selain perusahaan dan rumah tangga Kabupaten Bandung untuk perusahaan sebanyak 34 unit dan lainnya 46 unit. Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum terbanyak berlokasi di Kecamatan Pangalengan yaitu sebanyak 13 perusahaan dan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum yang lainnya tersebar di 10 kecamatan. Sedangkan jumlah perusahaan tidak berbadan hukum atau bukan usaha rumah tangga usaha pertanian terbanyak terdapat di Kecamatan Pasirjambu, yaitu sebanyak 4 unit dan jumlah perusahaan tidak berbadan hukum atau bukan usaha rumah tangga usaha pertanian yang lainnya tersebar di 17 kecamatan.
Perbandingan Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian dan Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum di Kabupaten Bandung Tahun 2003 dan 2013 Berdasarkan angka sementara hasil pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013, jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten mengalami penurunan sebanyak 45.110 rumah tangga dari 186.663 rumah tangga pada tahun 2003 menjadi 141.553 rumah tangga pada tahun 2013, yang berarti menurun sebesar 2,42 persen per tahun. Penurunan terbesar terjadi di Kecamatan Bojongsoang yaitu sebesar 6,55 persen per tahun. Adapun 3 kecamatan yang mengalami peningkatan, dengan peningkatan jumlah rumah tangga usaha pertanian terbesar ada di kecamatan Cileunyi yaitu sebesar 7,28 persen per tahun.
Di tahun 2003 jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Bandung sebanyak 78 perusahaan, angka ini masih termasuk pemekaran dari Kabupaten Bandung Barat dan Kota Cimahi. Kemudian di tahun 2013 sudah terpisah dari Kabupaten Bandung Barat dan Kota Cimahi. Berikut diagram perbandingan jumlah rumah tangga usaha pertanian dan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum pada tahun 2003 dan tahun 2013.
186.663
141.553 Rumah Tangga Usaha Pertanian 78
Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum 34
2003
2013
Banyaknya Usaha Pertanian Berdasarkan Hasil Sensus Pertanian 2003 dan Sensus Pertanian 2013 Menurut Kecamatan dan Cakupan Usaha 2003 No
Kecamatan
2013
RTP
Peru saha an
(3)
(4)
RTP
Peru saha an
Lain nya
(5)
RTP Absolut
Pertumbuhan (2003−2013) Perusahaan Abs % % olut (9) (10) (11)
(6)
(7)
(8)
1
Ciwidey
8.239
4
7.157
1
4
(1.082)
(13,13)
(3)
(75)
2
Rancabali
7.138
7
6.122
5
3
(1.016)
(14,23)
(2)
(28,57)
3
Pasir jambu
8.809
7
6.521
6
4
(2.288)
(25,97)
(1)
(14,29)
4
Cimaung
7.701
0
5.819
2
0
(1.882)
(24,44)
2
5
Pangalengan
12.305
18
12.731
10
4
426
3,46
(8)
(44,44)
6
Kertasari
6.800
8
8.811
3
2
2.011
29,57
(5)
(62,50)
7
Pacet
12.984
0
10.686
0
1
(2.298)
(17,70)
0
0
8
Ibun
8.173
0
6.287
0
0
(1.886)
(23,08)
0
0
9
Paseh
7.344
0
6.810
0
1
(534)
(7,27)
0
0
10
Cikancung
8.214
2
5.192
4
2
(3.022)
(36,79)
2
100
11
Cicalengka
6.490
1
3.490
0
1
(3.000)
(46,22)
(1)
12
Nagreg
3.889
0
3.610
0
2
(279)
(7,17)
0
13
Rancaekek
8.435
1
4.303
0
0
(4.132)
(48,99)
(1)
14
Majalaya
4.932
0
3.760
0
0
(1.172)
(23,76)
0
0
15
Solokanjeruk
3.589
0
3.084
0
1
(505)
(14,07)
0
0
16
Ciparay
9.269
0
5.778
1
4
(3.491)
(37,66)
1
0
17
Baleendah
5.133
0
3.593
1
3
(1.540)
(30)
1
0
18
Arjasari
10.727
0
7.686
0
0
(3.041)
(28,35)
0
0
19
Banjaran
6.054
0
4.240
0
2
(1.814)
(29,96)
0
0
20
Cangkuang
4.363
0
2.504
0
1
(1.859)
(42,61)
0
21
Pameungpeuk
2.440
1
1.709
0
3
(731)
(29,96)
(1)
(100)
22
Katapang
2.444
2
1.852
0
1
(592)
(24,22)
(2)
(100)
23
Soreang
4.871
0
2.423
0
4
(2.448)
(50,26)
0
0
24
Kutawaringin
8.368
0
4.694
0
2
(3.674)
(43,91)
0
0
25
Margaasih
1.904
0
1.708
0
0
(196)
(10,29)
0
0
26
Margahayu
459
0
286
0
0
(173)
(37,69)
0
27
Dayeuhkolot
574
1
397
0
0
(177)
(30,84)
(1)
(100)
28
Bojongsoang
3.790
1
1.308
0
0
(2.482)
(65,49)
(1)
(100)
29
Cileunyi
1.677
0
2.898
0
1
1.221
72,81
0
0
30
Cilengkrang
3.500
0
2.526
1
0
(974)
(27,83)
1
0
31
Cimenyan
6.048
0
3.568
0
0
(2.480)
(41,01)
0
141.553
34
46
(45,110)
(24,2)
(19)
(1)
(2)
Kab.Bandung
186.663
78*
Keterangan: *) Jumlah Perusahaan Pertanian 2003 Termasuk Pemekaran (Kabupaten Bandung Barat dan Kota Cimahi) RTP (Rumah Tangga Pertanian), Perusahaan (Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum), Lainnya (Perusahaan Tidak Berbadan Hukum atau Bukan Usaha Rumah Tangga Usaha Pertanian)
0
(100) 0 (100)
0
0
0 (24,36)
Pelaksanaan Pendataan Sapi Potong, Sapi Perah dan Kerbau (PSPK) 2011 yang dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia mulai 1-30 Juni 2011, mencatat populasi sapi dan kerbau kondisi 1 Juni 2011. Populasi sapi dan kerbau hasil PSPK di Kabupaten Bandung mencapai 76.892 ekor. Sementara itu, dari hasil sensus pertanian 2013, populasi sapi dan kerbau mencapai 53.779 ekor.
Berdasarkan hasil sensus pertanian 2013 apabila dirinci menurut wilayah, Kecamatan yang memiliki sapi dan kerbau terbanyak adalah Kecamatan Pangalengan dengan jumlah sebanyak 15.757 ekor, kemudian Kecamatan Cikancung sebanyak 12.447 ekor. Sedangkan Kecamatan yang memiliki sapi dan kerbau paling sedikit adalah Kecamatan Margahayu dengan jumlah sebanyak 2 ekor.
Ekor
Jumlah Sapi dan Kerbau Berdasarkan Hasil Pendataan Sapi Potong, Sapi Perah, dan Kerbau (PSPK) 2011 dan Sensus Pertanian 2013 Kabupaten Bandung 90.000 80.000 70.000 60.000 50.000 40.000 30.000 20.000 10.000 0
76.892 53.779
2011
2013
Jumlah Sapi dan Kerbau Berdasarkan Hasil Pendataan Sapi Potong, Sapi Perah, dan Kerbau (PSPK) 2011 dan Sensus Pertanian 2013 Menurut Kecamatan (ekor) No
Kecamatan
2011
(2)
(3)
(1)
Pertumbuhan 2011-2013 Absolut % (5) (6)
2013 (4)
1
Ciwidey
909
651
(258)
2
Rancabali
712
777
65
(28,38) 9,13
3
Pasir jambu
5.383
4.099
(1.284)
(23,85)
4
Cimaung
5
Pangalengan
6
Kertasari
7
Pacet
8
756
997
241
31,88
16.327
15.757
(570)
(3,49)
7.303
4.560
(2.743)
(37,56)
580
796
216
37,24
Ibun
403
511
108
26,80
9
Paseh
492
506
14
2,85
10
Cikancung
30.832
12.447
(18.385)
(59,63)
11
Cicalengka
570
426
(144)
(25,26)
12
Nagreg
187
225
38
20,32
13
Rancaekek
213
173
(40)
(18,78)
14
Majalaya
253
374
121
47,83
15
Solokanjeruk
229
201
(28)
(12,23)
16
Ciparay
614
588
(26)
(4,23)
17
Baleendah
249
499
250
100,40
18
Arjasari
2.235
2.076
(159)
(7,11)
19
Banjaran
386
370
(16)
(4,15)
20
Cangkuang
277
290
13
4,69
21
Pameungpeuk
51
44
(7)
(13,73)
22
Katapang
146
177
31
21,23
23
Soreang
72
149
77
106,94
24
Kutawaringin
205
223
18
8,78
25
Margaasih
396
91
(305)
(77,02)
26
Margahayu
0
2
2
0
27
Dayeuhkolot
32
46
14
43,75
28
Bojongsoang
110
129
19
17,27
29
Cileunyi
879
842
(37)
(4,21)
30
Cilengkrang
3.266
2.970
(296)
(9,06)
31
Cimenyan
2.825
3.202
377
13,35
76.892
53.779
(22.694)
(29,51)
Kab.Bandung
Penyebaran Rumah Tangga Usaha Pertanian di Kabupaten Bandung Tahun 2013
Penyebaran Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum Di Kabupaten Bandung Tahun 2013
Penyebaran Non-Rumah Tangga Usaha Pertanian di Kabupaten Bandung Tahun 2013
Penyebaran Sapi dan Kerbau di Kabupaten Bandung Tahun 2013
Setiap pembangunan, termasuk pula pembangunan di bidang pertanian, bila diharapkan berhasil baik maka memerlukan perencanaan yang matang dan teliti serta didasarkan atas angka-angka statistik khususnya di bidang pertanian yang lengkap, aktual, dan dapat dipercaya. Oleh karena itu, dengan dilaksanakannya Sensus Pertanian 2013 ini, diharapkan dapat memberi solusi dan pencerahan dari berbagai kalangan baik pemerintah maupun swasta sebagai bahan untuk membuat kebijakan dan evaluasi program pembangunan pertanian. Semoga dengan tema “Menyediakan Informasi untuk Masa Depan Petani yang Lebih Baik”, kiranya dapat menjadi penyemangat bagi semua kalangan pengambil kebijakan demi terwujudnya masa depan petani yang lebih baik.
Ucapan Terima Kasih Seluruh jajaran Badan Pusat Statistik mengucapkan ribuan terima kasih atas bantuan dan dorongan yang diberikan oleh berbagai pihak dalam rangka menyukseskan seluruh rangkaian kegiatan Sensus Pertanian 2013. Dalam kesempatan ini secara khusus kami sampaikan terima kasih kepada: • Bupati Kabupaten Bandung • Wakil Bupati Kabupaten Bandung • Pimpinan dan Anggota DPRD Kabupaten Bandung • Sekretaris Daerah Kabupaten Bandung • Lembaga Instansi Terkait • Para Camat se Kabupaten Bandung • Para Lurah/Kepala Desa se Kabupaten Bandung • Para Petugas Lapangan Sensus Pertanian 2013 • Seluruh Warga/Masyarakat Kabupaten Bandung yang telah membantu menyukseskan Sensus Pertanian 2013
Menyediakan Informasi untuk Masa Depan Petani yang Lebih Baik BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANDUNG Jl. Raya Soreang KM. 17 Komplek Pemkab. Bandung No. Telp : 022-5895905 Fax : 022-5880882 Homepage : http://www.bandungkab.bps.go.id E-mail :
[email protected]