62
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP GIZI IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAJABASA INDAH KELURAHAN RAJABASA RAYA BANDAR LAMPUNG
Julita Nainggolan, dr. Remi Zuraida, M.Si Fakultas Kedokteran Universitas Lampung No. Telpon: 081361174466. Email:
[email protected]
ABSTRAK
Pengetahuan gizi Ibu dan sikap gizi Ibu sangat berhubungan dengan status gizi balita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap gizi ibu dengan status gizi balita di wilayah kerja Puskesmas Rajabasa Indah Kelurahan Rajabasa Raya Bandar Lampung. Penelitian dilakukan dengan metode observasional dengan pendekatan cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini seluruh Ibu dari balita yang menjadi responden di wilayah kerja Puskesmas Rajabasa Indah kelurahan Rajabasa Raya yang berjumlah 264 respoden. Sampel yang digunakan sebanyak 159 responden dengan teknik pengambilan sampel secara Accidental sampling. Data dianalisis secara univariat, bivariat dan multivariat. Hasil penelitian penelitian terdapat 100 (46,9%) yang memiliki status gizi kurang, 59 (37,1%) siswa dengan status gizi baik, 87 (54,7%) responden yang pengetahuan kurang, 72 (45,3%) responden dengan baik, 82 (51,6%) responden yang memiliki sikap kurang, 77 (48,4%) responden dengan sikap baik. Analisis Bivariat menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan gizi Ibu dengan status gizi balita dan ada hubungan yang signifikan antara sikap gizi Ibu dengan status gizi balita (p=0,000). Analisis Multivariat menunjukkan ada pengaruh antara pengetahuan gizi Ibu, dan sikap gizi Ibu dengan status gizi balita hal ini dapat dilihat dari nilai odds ratio (EXP{B}) masingmasing variabel. (EXP{B}) variabel pengetahuan gizi Ibu (0,22), dan sikap gizi Ibu (0,15). Variabel pengetahuan gizi Ibu merupakan faktor yang paling kuat pengaruhnya terhadap status gizi balita. Kata kunci : Status Gizi Balita, Pengetahuan Gizi Ibu, Sikap Gizi Ibu kecukupan gizi dan ada yang buruk (dapat
PENDAHULUAN
menghambat
terpenuhinya
kecukupan
Khumaidi (1989) menyatakan bahwa dari gizi), seperti adanya pantangan atau tabu segi gizi, kebiasaan makan ada yang baik yang berlawanan dengan konsep-konsep atau
dapat
menunjang
terpenuhinya
63
gizi. Menurut Williams (1993), masalah
kekurangan gizi pada balita. Keadaan
yang menyebabkan malnutrisi adalah tidak
sosial ekonomi dan kebudayaan banyak
cukupnya pengetahuan gizi dan kurangnya
mempengaruhi pola makan di daerah
pengertian tentang kebiasaan makan yang
pedesaan. Terdapat pantangan makan pada
baik. Kebiasaan makan dalam rumah
balita misalnya anak kecil tidak diberikan
tangga penting untuk diperhatikan, karena
ikan karena dapat menyebabkan cacingan,
kebiasaan
mempengaruhi
kacang-kacangan juga tidak diberikan
pemilihan dan penggunaan pangan dan
karena dapat menyebabkan sakit perut atau
selanjutnya
kembung (Baliwati, 2004).
makan
mempengaruhi
tinggi
rendahnya mutu makanan rumah tangga. Seorang ibu yang memiliki pengetahuan Kurangnya
gizi
pada
balita
dapat dan sikap gizi yang kurang akan sangat
disebabkan sikap atau perilaku ibu yang berpengaruh terhadap status gizi balitanya menjadi faktor dalam pemilihan makanan dan akan sukar untuk memilih makanan yang
tidak
benar.
Pemilihan
bahan yang
bergizi
untuk
anaknya
dan
makanan, tersedianya jumlah makanan keluarganya. Gizi yang baik adalah gizi yang cukup dan keanekaragaman makanan yang seimbang, artinya asupan zat gizi ini dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan harus sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gizi ibu
tentang
makanan
dan
gizinya. kurang pada anak di usia balita membawa
Ketidaktahuan ibu dapat menyebabkan dampak
pertumbuhan otak dan tingkat
kesalahan pemilihan makanan terutama kecerdasan terganggu, hal ini disebabkan untuk anak balita (Mardiana, 2005). karena kurangnya produksi protein dan Kurangnya pengetahuan tentang gizi dan
kurangnya energi yang diperoleh dari
kesehatan pada orang tua, khususnya ibu
makanan dan pengetahuan juga sikap ibu
merupakan salah satu penyebab terjadinya
sangat penting untuk mencegah terjadinya
64
angka gizi kurang pada balita. Untuk itu
Mengetahui hubungan pengetahuan gizi
perlu diukur dari pengetahuan dan sikap
Ibu dengan status gizi balita di wilayah
ibu akan status gizi balita melalui tahapan
kerja
wawancara/kuisioner.
Kelurahan
Puskesmas
Rajabasa
Rajabasa
Raya
Indah Bandar
Lampung. Kelima, Mengetahui hubungan Masalah yang dikaji dalam penelitian ini sikap gizi Ibu dengan status gizi balita di “Apakah
adalah
Ada
Hubungan wilayah kerja Puskesmas Rajabasa Indah
Pengetahuan dan Sikap Gizi Ibu dengan Kelurahan
Rajabasa
Raya
Bandar
Status Gizi Balita, di Puskesmas Rajabasa Lampung. Keenam, Mengetahui adanya Indah Kelurahan Rajabasa Raya”. pengaruh Pengetahuan dan sikap gizi Ibu Tujuan
umum
penelitian
ini
adalah
terhadap status gizi balita di wilayah kerja
mengetahui hubungan antara pengetahuan
Puskesmas
Rajabasa
ibu dan sikap gizi ibu dengan status gizi
Rajabasa Raya.
Indah
kelurahan
balita usia di Kelurahan Rajabasa Raya. METODE PENELITIAN Sedangkan
tujuan
khususnya
adalah: Penelitian
ini
menggunakan
metode
pertama, Mengetahui tingkat pengetahuan deskriptif gizi ibu
analitik
dengan
pendekatan
di wilayah kerja Puskesmas cross sectional. Pendekatan cross sectional
Rajabasa Indah kelurahan Rajabasa Raya adalah suatu penelitian non-eksperimental Bandar Lampung. Kedua, Mengetahui dalam
rangka
mempelajari
dinamika
sikap gizi ibu di wilayah kerja Puskesmas korelasi antara faktor-faktor resiko dengan Rajabasa Indah Kelurahan Rajabasa Raya efek yang berupa penyakit atau status Bandar Lampung. Ketiga, Mengetahui kesehatan Status
gizi
balita
di
wilayah
tertentu,
dengan
model
kerja pendekatan point time (Pratiknya, 2008).
Puskesmas Rajabasa Kelurahan Rajabasa Raya
Bandar
Lampung.
Keempat,
65
Populasi menurut Notoadmodjo (2002) adalah
keseluruhan
objek
n = 159orang
penelitian. Penelitian dilaksanakan di di wilayah kerja
Populasi penelitian ini adalah semua ibu Puskesmas Rajabasa Indah Kelurahan dan balita yang berkunjung ke puskesmas Rajabasa Raya Bandar Lampung pada Rajabasa Indah kelurahan Rajabasa raya bulan oktober – November 2011. dan
populasi
yang
diperoleh
adalah Data yang telah diperoleh dari proses
sebanyak 264 balita dari 5 posyandu. pengumpulan data akan diubah kedalam Sampel adalah sebagian atau wakil dari bentuk tabel-tabel, kemudian data diolah populasi yang diteliti (Arikunto,2006). ). menggunakan program SPSS 17
for
Pada penelitian ini sampel yang didapat Windows. adalah
sebanyak
159
balita
dari
5 Kemudian,
proses
pengolahan
data
posyandu yang terletak di Kelurahan menggunakan
program
komputer
ini
Rajabasa Raya. Besar sampel diperoleh terdiri dari beberapa langkah
pertama :
dengan rumus : Koding, n=
untuk
mengkonversikan
(menerjemahkan) data yang dikumpulkan selama penelitian ke dalam simbol yang
Keterangan : cocok untuk keperluan analisis, langkah n =Ukuran sampel. kedua Data entry, memasukkan data ke N = Ukuran populasi. dalam
komputer,
langkah
ketiga
d= Tingkat ketepatan. (Notoatmojo, 2003). Verifikasi, melakukan pemeriksaan secara n= visual n= n=
terhadap
dimasukkan
ke
data
yang
komputer,
telah langkah
keempat Output komputer, hasil analisis yang telah dilakukan komputer kemudian
n = 159,03 dicetak.
66
mengukur
PEMBAHASAN Penelitian
mengenai
hubungan
antara
tinggi
badan
dengan
menggunakan microtoise yang mempunyai
pengetahuan dan sikap gizi ibu dengan
ketelitian
status gizi balita di wilayah kerja Rajabasa
mengenai pengetahuan dan sikap gizi
Indah Kelurahan Rajabasa Raya. Sampel
respon
penelitian
wawancara dengan instrumen penelitian
diperoleh
dengan
teknik
Accidental Sampling sehingga sampel
0,1
cm,
diperoleh
pengambilan
dengan
data
melakukan
yang digunakan berupa kuesioner.
penelitian adalah responden yang datang Dari hasil wawancara diperoleh data ke posyandu Kelurahan Rajabasa Raya mengenai identitas responden meliputi pada
saat
penelitian
dilakukan nama, tanggal lahir, jenis kelamin, dan
(Notoatmodjo, 2005). Jumlah sampel yang tingkat pendidikan orangtua responden diteliti sebanyak 159 responden. melalui Tabel 5. Jumlah posyandu di Kelurahan Rajabasa Raya ada 5 posyandu
metode
kuesioner
dari
20
pertanyaan yang terdiri dari 10 pertanyaan mengenai pengetahuan dan 10 pertanyaan
No 1 2 3 4 5
Posyandu Cantik manis Bina Violet Sejahterah Asapah Plamboyan Handayani Total
Orang 54 22 25 38 20 159
Persentase 34% 14% 16% 24% 12% 100%
mengenai sikap dan pengumpulan data sekunder yaitu dengan memperoleh data dari masing-masing posyandu. Data yang diperoleh
kemudian
dianalisis
dengan
mengunakan analisis univariat dan analisis Penelitian
telah
dilakukan
dengan
bivariat.
pengambilan data melalui data primer dan data
sekunder.
Data
primer
berupa
penimbangan berat badan balita dengan menggunakan
timbangan
injak
yang
mempunyai tingkat ketelitian 0,5 kg dan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan didapatkan 159 responden. Responden dikelompokkan berdasarkan umur, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan orang tua.
67
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
laki-laki dan sebanyak 99 balita berjenis
responden dengan umur rata-rata usia
kelamin perempuan.
balita yang menjadi sampel penelitian di
Tabel
wilayah kerja puskesmas Rajabasa Indah
berdasarkan jenis kelamin
Kelurahan
Rajabasa
Raya
Bandar
Lampung yaitu usia 3 bulan sampai usia 5 tahun kelompok umur responden disajikan dalam Tabel 6. Tabel 6. Karakteristik berdasarkan umur Umur Orang Persentase 3bulan 20 13% 4bulan 25 16% 5bulan 27 17% 6bulan 20 13% 7bulan 9 6% 8bulan 10 6% 9bulan 10 6% 10bulan 7 4% 11bulan 5 3% 1tahun 9 6% 2tahun 6 4% 3tahun 3 2% 4tahun 4 2% 5tahun 4 2% 159bali 100% Total
7.
Karakteristik
balita
Jenis Laki-laki Kelamin Perempuan Total
Orang Persentase 60 38% 99 62% anak 100% 159 anak Balita Data sebaran kelompok pekerjaan orang
balita tua responden disajikan dalam Tabel 8. Dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan orang tua terbanyak dari 159 responden yaitu Sekolah Menengah Pertama (SMP) Tabel
8.
Karakteristik
balita
berdasarkan pendidikan orang tua Pendidikan SD Orang SMP Tua SMA Diploma Sarjana Total
ta Data sebaran kelompok jenis kelamin
Orang Persentase 55 35% 60 38% Orang 26 16% Orang 10 6% Orang 8 5% Orang 100% 159 Orang Orang Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari
responden disajikan dalam Tabel 7. Dapat
159 responden terdapat 87 (54,7%) orang
diketahui bahwa dari 159 responden,
yang memiliki pengetahuan kurang dan 72
sebanyak 60 balita yang berjenis kelamin
(45,3%) orang yang memiliki pengetahuan baik.
68
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari
baik. Selain itu, dari 87 orang responden
159 responden terdapat 82 (51,6%) orang
yang
yang memiliki sikap kurang dan 77
diantaranya
(48,4%) orang yang memiliki sikap baik.
dengan status gizi kurang, sedangkan 20
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari
orang
159 responden terdapat 100 (62,9%) balita
memiliki balita dengan status gizi baik.
yang memiliki status gizi kurang dan 59
Hasil analisis bivariat untuk mengetahui
(37,1%) balita yang memiliki status gizi
hubungan sikap gizi ibu dengan status gizi
baik. Status gizi balita diukur menurut
balita dapat diketahui bahwa dari 77 orang
indikator IMT/U dari WHO (World Health
responden
Organization) Antropometri 2005.
diantaranya
Berdasarkan Tabel Z Score standar baku
dengan status gizi kurang, sedangkan 44
WHO Antropometri 2005 status gizi
orang
dikategorikan kurang menurut indikator
memiliki balita dengan status gizi baik.
IMT/U
SD
Selain itu, dari 82 orang responden yang
(Standar Deviasi) dan dikategorikan baik
bersikap kurang, 67 diantaranya (81,7%)
apabila Z-Score= -2,0 SD s/d +2,0 SD.
memiliki balita dengan status gizi kurang,
Hasil analisis bivariat untuk mengetahui
sedangkan 15 orang responden lainnya
hubungan pengetahuan ibu dengan status
(18,3%) memiliki balita dengan status gizi
gizi balita dapat diketahui bahwa dari 72
baik.
orang responden yang berpengetahuan
Hasil analisis multivariat Diperoleh nilai
baik, 33 di antaranya (45,8%) memiliki
odds ratio atau (EXP{B}) dari semua
balita
kurang,
variabel, yaitu (EXP{B}) pengetahuan gizi
sedangkan 39 orang responden lainnya
ibu (0,22), (EXP{B}) sikap gizi ibu (0,15)
(54,2%) memiliki balita dengan status gizi
dari hasil ini dapat dilihat bahwa p< 0,000
apabila
dengan
Z-Score=
status
<-2,0
gizi
berpengetahuan (77,0%)
responden
yang
memiliki
lainnya
bersikap
(42,9%)
responden
kurang,
balita
(23,0%)
baik,
memiliki
lainnya
67
33 balita
(57,7%)
69
sehingga variabel ini memenuhi syarat
sebab sikap yang baik memiliki kontribusi
untuk menggunakan analisis multivariat.
yang cukup signifikan terhadap perilaku
Variabel pengetahuan merupakan faktor
masyarakat dalam usaha pemenuhan gizi
yang paling kuat pengaruhnya terhadap
balita.
status gizi, hal ini ditunjukkan dengan nilai
Berdasarkan
koefisien
berganda
regresi
yang
lebih
besar
analisis
regresi
logistik
diperoleh
hasil
bahwa
dibandingkan dengan koefisien regresi
pengetahuan gizi ibu dan sikap gizi ibu
variabel sikap.
mempengaruhi status gizi balita variabel
Hasil penelitian ini tidak jauh berbeda
pengetahuan gizi ibu merupakan faktor
dengan hasil penelitian sebelumnya yang
yang paling kuat hubungannya dengan
dilakukan oleh Rinda Sari (2009), respon
status gizi balita, hal ini ditunjukkan
yang mempunyai sikap positif terhadap
dengan nilai koefisien regresi yang lebih
pemberian makanan bergizi dan seimbang
besar
sebesar
variable sikap gizi dan dari nilai Area
75%
dan
responden
mempunyai sikap negatif Dari
data
hasil
yang
sebesar 25%.
penelitian
tersebut
Under (lemah)
dibandingkan
Curve
dengan
bahwa
dikarenakan
koefisien
sebesar dari
data
21,8% yang
memperlihatkan bahwa sebagian besar
didapat variabel pengetahuan ibu tentang
responden
positif
gizi masih rendah dan sikap gizi ibu juga
terhadap usaha peningkatan pemenuhan
rendah sehingga sangat mempengaruhi
nutrisi balita, hal ini sejalan dengan tingkat
hasil dari area under curve, dan 78,2%
pengetahuan yang baik dan berpengaruh
lainya
terhadap sikap yang baik pula. Sikap
mempengaruhinya
positif ini merupakan asset yang dapat
pendidikan orang tua balita, ekonomi yang
digunakan
kurang dan faktor lingkungan.
mempunyai
oleh
sikap
pemerintah
setempat
dalam upaya peningkatan status gizi balita,
oleh
faktor
lain
yang
bisa
dari
faktor
70
Dalam penelitian ini, pengetahuan gizi ibu
menyerap dan memahami pengetahuan
menjadi faktor yang berhubungan paling
gizi yang diperolehnya.
kuat dengan status gizi balita. Hal ini juga KESIMPULAN telah
dibuktikan
dalam
beberapa Berdasarkan
penelitian,
bahwa
ibu
uraian
dan
pembahasan
yang mengenai hubungan antara pengetahuan
berpengetahuan
rendah
sangat dan sikap gizi ibu dengan status gizi balita
berhubungan dengan status gizi keluarga di wilayah kerja Rajabasa Indah kelurahan dan balita (Neisser, 1996). Rajabasa Raya Bandar Lampung maka Lestari Ningsih (2000) mengatakan bahwa dapat
diperoleh
kesimpulan
sebagai
penyediaan bahan makanan dan menu berikut : pertama, pengetahuan gizi ibu yang tepat untuk anak balita dalam yang dikategorikan baik sebanyak 54,2%, meningkatkan status gizi balita akan sedangkan pengetahuan ibu tentang status terwujud bila ibu mempunyai tingkat gizi balitanya yang dikategorikan kurang pengetahuan yang baik. Seseorang yang sebanyak
77,0%
di
wilayah
kerja
hanya tamat SD belum tentu tidak mampu puskesmas Rajabasa Indah Kelurahan dalam
menyusun
makanan
yang Rajabasa Raya Bandar Lampung.Kedua,
memenuhi persyaratan gizi untuk balitanya sikap gizi ibu yang dikategorikan baik di banding orang yang memilki pendidikan sebanyak 57,7%, sedangkan sikap Ibu yang lebih tinggi, karena bila ibu rajin tentang
status
gizi
balitanya
yang
mendengarkan informasi dan selalu turut dikategorikan kurang sebanyak 81,7% di serta dalam penyuluhan gizi tidak mustahil wilayah kerja puskesmas Rajabasa Indah pengetahuan gizi siibu akan bertambah dan Kelurahan
Rajabasa
Raya
Bandar
menjadi lebih baik. Hanya saja perlu Lampung. dipertimbangkan
bahwa
Ketiga,
status
gizi
balita
tingkat dikategorikan baik sebanyak 62,9%, status
pendidikan ibu dan mudah tidaknya siibu gizi balita dikategorikan kurang sebanyak
71
37,1%
di
wilayah
kerja
puskesmas
Rajabasa Indah Kelurahan Rajabasa Raya
Arikunto,
2006.
Prosedur
Penelitian.
Jakarta: Rineka Cipta. Bandar Lampung. Keempat, ada hubungan bermakna antara pengetahuan gizi ibu dengan status gizi balitanya di wilayah
Ayu,S. D. 2008. Pengaruh Program Pendampingan Gizi Terhadap Pola Asuh, Kejadian Infeksi dan Status Gizi
kerja
puskesmas
Kelurahan Lampung
Rajabasa
Rajabasa Raya
(p=0,000).
Indah Bandar
Kelima,
ada
hubungan bermakna antara sikap gizi ibu dengan status gizi balitanya di wilayah kerja
puskesmas
Rajabasa
Balita
Kurang
Energi
Protein.www.undip.ac.id Diunduh
tanggal
7
September
2010.
Azwar, Saifuddin. 1997. Sikap Manusia. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.
Indah Baliwati, F.Y. 2004. Pengantar Pangan
Kelurahan
Rajabasa
Lampung
Raya
(p=0,000).
Bandar
dan Gizi, Penebar Swadaya, Jakarta
Keenam,
Pengetahuan gizi ibu dan sikap gizi ibu
Budiyanto, MAK. 2002. Dasar-Dasar Ilmu Gizi. UMM Press ; Malang
mempengaruhi status gizi balita (p=0,000) dan pengetahuan gizi ibu merupakan faktor yang paling kuat hubungannya
Depkes RI. 2004. Analisis Situasi Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Direktorat Jenderal
dengan
status
gizi
balita,
hal
ini
ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi
Masyarakat
Bina
Kesehatan
Direktorat
Gizi
Masyarakat. Jakarta.
yang lebih besar dibandingkan dengan Dewi, I. C. 2010. Hubungan Pengetahuan, koefisien variabel sikap gizi ibu.
Sikap dan Perilaku Ibu Terhadap Status Gizi Balita. Skripsi Program
DAFTAR RUJUKAN Almatsier, S. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Pascasarjana FK Undip.
Djokomoelyanto R. 1989. Monitoring Mendidik
Pencegahan
Endemik
72
dan Kretin Endemik. Paper, F.K. UNDIP: Semarang.
Khumaidi M. 1989. Gizi Masyarakat. DepartemenPendidikan
dan
Kebudayaan, Direktorat Jenderal Gibson,
R.S.
1990.
Principles
of
Pendidikan Tinggi dan Pusat Antar
Nutritional Assessment. Oxford:
Universitas Pangan dan Gizi IPB,
Oxford. University Press.
Bogor.
Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate
dengan
Program
SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Mardiana.
2006.
dengan
Hubungan
Status
Puskesmas
Tanjung
Kecamatan
Hinai
I.
2005.
Balita
di
Beringin Kabupaten,
Skripsi Program S1 Ilmu kesehatan Masyarakat
Hadi,
Gizi
Perilaku
Faktor-faktor
yang
Berhubungan dengan Status Gizi
Fakultas
Kesehatan
Masyarakt Universitas Sumatera Utara.
Balita di Kelurahan Neglasari dan Kedaung Wetan, Skripsi, FKM-UI, Depok
Moehji,
S.
2003.
Ilmu
Gizi
Penanggulangan Gizi Buruk. Papas Sinar Siinanti. Jakarta.
Harper, L.J., Deaton, B.J, dan Driskel, J.A.,
2005.Food,Health,
and
Notoatmodjo,
S.
2002.
Metodologi
Agriculture.
Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT
Jakarta: UI Press.
Rineka Cipta. -------------------.1997.
Karsin, ES. 2004. Peranan Pangan dan Gizi dalam Pembangunan dalam Pengantar
Pangan
dan
Gizi.
Jakarta: Penebar Swadaya.
Khomsan, A. 2003. Pangan dan Gizi Untuk Kesehatan. Raja Grafindo Persada. Jakarta
Ilmu
Kesehatan
Masyarakat. Jakarta: PT Rineka Cipta.
73