pastura ISSN 2088-818X
JOURNAL OF TROPICAL FORAGE SCIENCE
J U R N A L I L M U T U M B U H A N PA K A N T R O P I K Diterbitkan oleh: HIMPUNAN ILMUWAN TUMBUHAN PAKAN INDONESIA (HITPI)
pastura
Vol. 5
No. 1
Halaman 1 - 66
Denpasar Agustus 2015
ISSN 2088 - 818X
pastura Journal of Tropical Forage Science (Jurnal Tumbuhan Pakan Tropik) Volume 5
Nomor 1
.
Agustus 2015
DAFTAR ISI TUMBUHAN PAKAN TERNAK LOKAL DI KABUPATEN PANDEGLANG, BANTEN
Bambang R. Prawiradiputra..................................................................................................................
EFEKTIVITAS VERMIKOMPOS EISENIA FOETIDA SAVIGNY DALAM MEMPERBAIKI TINGKAT PRODUKSI DAN KUALITAS NUTRISI Sorghum bicolor (L.) Moench DAN Centrosema pubescens Benth
Asep Tata Permana, Luki Abdullah, Panca Dewi Manuhara Karti, Toto Toharmat, Suwarno.........
JENIS HIJAUAN PAKAN DAN KECUKUPAN NUTRIEN KAMBING JAWARANDU DI KABUPATEN BREBES JAWA TENGAH
Endang Purbowati, Ikha Rahmawati, dan Edy Rianto........................................................................
PENGARUH PEMBERIAN CENDAWAN MIKORIZA ARBUSKULA (CMA) DAN PUPUK N, P DAN K PADA LAHAN BEKAS TAMBANG BATUBARA TERHADAP KANDUNGAN MINERAL MAKRO RUMPUT GAJAH (Pennisetum purpureum) CV. TAIWAN
Evitayani, Khalil, E. Dirgantara , M.Lidra dan Yolanda......................................................................
1 7 10
15
PEMANFAATAN SEMAK BUNGA PUTIH (Chromolaena odorata) SEBAGAI PAKAN LOKAL SUMBER PROTEIN UNTUK TERNAK SAPI: KONSUMSI, DAYA CERNA DAN FERMENTASI RUMEN
Marthen L. Mullik, I Gusti Jelantik, Yelly M. Mulik, Dahlanuddin, I G. Oka Wirawan, Bambang Permana.................................................................................................................................. 20
KELIMPAHAN SPESIES DAN PRODUKSI BAHAN KERING HIJAUAN PAKAN KELINCI DI KABUPATEN PANIAI
Diana Sawen dan B.W. Irianti Rahayu..................................................................................................
PENINGKATAN HASIL DAN NILAI NUTRISI RUMPUT KUMPAI (Hymenachne amplexicaulis (Rudge) Nees.) DENGAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA DAN PUPUK ORGANIK DI TANAH PODZOLIK MERAH KUNING
Hardi Syafria , Novirman Jamarun , Mardiati Zein dan Evita Yani ................................................
PENGARUH BAP (BENZIL ADENIN PURIN) DAN NAA (NAPHTHALEN ACETIC ACID) TERHADAP EKSPLAN TANAMAN TURI (Sesbania grandiflora) DALAM MEDIA MULTIPLIKASI In Vitro
Mardhiyetti, Zulfadli Syarif, Novirman Jamarun, Irfan Suliansyah .................................................
KECERNAAN IN-VITRO TANAMAN KALIANDRA (Calliandra calothyrsus) BERBUNGA MERAH DAN PUTIH.
Anak Agung Ayu Sri Trisnadewi dan I Gusti Lanang Oka Cakra........................................................
26 29 35 39
PUPUK KANDANG DIPERKAYA FOSFAT ALAM DALAM BENTUK GRANULAR DAN DIINOKULASI BIODEKOMPOSER UNTUK MENINGKATKAN NUTRISI JERAMI JAGUNG MANIS SEBAGAI HIJAUAN PAKAN LOKAL DI LAHAN KERING
Dwi Retno Lukiwati, Endang Dwi Purbayanti, dan Retno Iswarin Pujaningsih................................ 42
PLASMA NUTFAH HIJAUAN PAKAN TERNAK SEBAGAI SUMBER BIBIT DAN VISITOR PLOT
Rijanto Hutasoit, Juniar Sirait dan Andi Tarigan................................................................................
SISTEM PENGGEMBALAAN SEBAGAI ALTERNATIF PETERNAKAN SAPI POTONG YANG EFEKTIF DAN EFISIEN
Yoselanda Marta.....................................................................................................................................
OPTIMALISASI POTENSI SUMBER DAYA PETANI UNTUK PEMELIHARAAN SAPI POTONG RAKYAT PADA BASIS PERTANIAN BERBEDA DI SUMATERA BARAT
Asdi Agustar, James Hellyward, dan Mardiati Zein.............................................................................
46 51 56
Ucapan TerimakasihKepada Mitra Bestari.................................................................................................... 63 Petunjuk Penulisan Jurnal............................................................................................................................. 64 Formulir Berlangganan.................................................................................................................................. 65
HIMPUNAN ILMUWAN TUMBUHAN PAKAN INDONESIA (HITPI)
pastura
Journal of Tropical Forage Science (Jurnal Tumbuhan Pakan Tropik) Volume 5
Nomor 1
Agustus 2015
Ketua Penyunting
Soedarmadi (IPB)
Wakil Ketua Penyunting
Harun Djuned (Unpad)
Penyunting Pelaksana
I Wayan Suarna (Unud) Luki Abdullah (IPB) Bambang R. Prawiradiputra (Balitnak, Ciawi) Dwi Retno Lukiwati (Undip) Charles L. Kaunang (Unsrat) Panca Dewi Manu Hara Karti (IPB) I Gede Mahardika (Unud) Ni Nyoman Suryani (Unud) Mansyur (Unpad) Administrasi
A.A.A.Sri Trisnadewi Ketut Mangku Budiasa Ni Putu Putri Wijayanti Alamat Redaksi Fakultas Peternakan Universitas Udayana Jalan PB Sudirman Denpasar-Bali 80232 Telp. (0361) 222096 Fax. (0361) 236180 e-mail:
[email protected] Penerbit
Himpunan Ilmuwan Tumbuhan Pakan Indonesia (HITPI) Sampul: Pastura Pennisetum purpureum CV Mott. di BPTU-HMT Jembrana Bali
Dokumentasi foto W. Suarna ISSN
2088-818X
PASTURA adalah jurnal ilmu tumbuhan pakan tropik yang diterbitkan dua kali setahun (Februari dan Agustus) memuat berbagai aspek tumbuhan pakan tropik dari: hasil penelitian, naskah konseptual/opini, resensi buku, dan informasi tumbuhan pakan tropik lainnya
PENGANTAR REDAKSI
ejalan dengan perkembangan pengelolaan jurnal ilmiah secara nasional, jurnal Pastura juga mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam mengikuti aturan yang ada. Walaupun pastura baru berumur lima tahun, saat ini pasture telah terindeks DOAJ dan Google Scholar. Indeksasi tersebut memberikan semangat untuk terus meningkatkan kapasitas jurnal pastura hingga siap mengikuti program akreditasi jurnal ilmiah nasional. Kehadiran pastura sebagai media komunikasi ilmiah semakin dibutuhkan tidak saja dalam kalangan ilmiah tetapi juga dalam ikut mempercepat pencapaian pembangunan dalam format Sustainable Development Goals. Jurnal pastura kali ini merangkum berbagai manuskrip tentang tumbuhan pakan tropik dari berbagai aspek budidaya, dan pengembangan dan pemanfaatan Ipteks tumbuhan pakan tropik. Keberadaan tumbuhan pakan lokal telah diangkat oleh beberapa penulis dan dikatakan bahwa banyak potensi tumbuhan pakan lokal yang belum dimanfaatkan dengan maksimal. Eksplorasi jenis-jenis tumbuhan pakan di seluruh Indonesia perlu dilakukan agar potensi yang ada dapat dimanfaatkan. Penggunaan input pupuk dalam berbagai bentuknya juga ditampilkan oleh beberapa penjulis antara lain penggunaan vermikompos, mikoriza, pupuk kotoran ternak dan sebagainya. Potensi padang penggembalaan juga dihadirkan dalam jurnal ini dan dinyatakan bahwa sistem penggembalaan (pastura) mampu meningkatkan pertumbuhan bobot badan ternak sapi dengan kisaran 0,5 s.d 0,6 kg/hari tanpa pemberian pakan tambahan lainnya. Artikel di atas sangat menarik untuk disimak dalam rangka pengembangan tumbuhan pakan. Dewan Redaksi menyampaikan terimakasih banyak kepada para kontributor yang artikelnya telah diterbitkan pada jurnal edisi ini. Mari kita pelihara dan kembangkan jurnal ini agar ke depan tampil semakin cantik, bernas, dan semakin bermanfaat. Kali ini jurnal PASTURA terlambat hadir, mohon maaf atas keterlambatan ini. Harapan kami semoga selanjutnya PASTURA dapat diterbitkan tepat waktu, untuk itu kehadiran naskah dari para HITPIER dan berbagai pihak untuk menyemarakkan jurnal ini akan sangat menentukan keberlanjutan PASTURA. Informasi tentang jurnal pastura dapat dilihat pada: http://ojs.unud.ac.id/index. php/pastura dan komunikasi bisa dllakukan pada e-mail:
[email protected].
Redaksi
iii
pastura Vol. 5 No. 1 : 39 - 41
ISSN : 2088-818X
KECERNAAN IN-VITRO TANAMAN KALIANDRA (Calliandra calothyrsus) BERBUNGA MERAH DAN PUTIH Anak Agung Ayu Sri Trisnadewi dan I Gusti Lanang Oka Cakra Fakultas Peternakan Universitas Udayana e-mail :
[email protected]
ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mengetahui perbedaan produk fermentasi rumen dan kecernaan in-vitro antara kaliandra (Calliandra calothyrsus) berbunga merah dan putih. Untuk mengetahui perbedaan nilai tengah dilakukan dengan menggunakan t-test (unpairing t-test with equal replicate) dan masing-masing diulang sebanyak sepuluh kali sehingga terdapat dua puluh unit percobaan. Peubah yang diamati antara lain: pH, kadar ammonia, VFA, kecernaan bahan kering (KCBK) serta kecernaan bahan organik (KCBO) cairan rumen in-vitro. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai pH, konsentrasi NH3, dan konsentrasi VFA parsial dan total kaliandra berbunga merah cenderung lebih rendah daripada kaliandra berbunga putih tetapi secara statistik berbeda tidak nyata. Kecernaan bahan kering dan bahan organik pada kaliandra berbunga merah nyata lebih rendah daripada kaliandra berbunga putih. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kaliandra berbunga merah mempunyai pH, NH3, VFA parsial dan total, kecernaan bahan kering dan bahan organik in-vitro yang lebih baik dibandingkan dengan kaliandra berbunga putih.. Kata kunci: kaliandra, amonia, vollatile fatty acid, kecernaan in-vitro ABSTRACT The experiment is aimed to evaluate the different of rumen fermentation product and in-vitro digestibility of Calliandra calothyrsus with red and white flower. The different means is analized with t-test (unpairing t-test with equal replicate) and replicate ten times each. Variables observed are pH, NH3, VFA parsial and total, dry matter and organic digestibility in-vitro. Results of the experiment showed that pH value, NH3 concentration and VFA partial and total on Calliandra calothyrsus with red flower tend to lower compared with white one but statistically not significant different. Dry matter and organic digestibility in-vitro of Calliandra calothyrsus with red flower is significantly lower than white one. It could be concluded that rumen fermentation product and dry matter and organic matter digestibility in-vitro of Calliandra calothyrsus with red flower is better than white one. Keywords: Calliandra calothyrsus, ammonia, vollatile fatty acid, in-vitro digestibility PENDAHULUAN Pemberian pakan hijauan pada ternak ruminansia tetap dibutuhkan baik sebagai sumber energi maupun sumber protein. Hijauan mempunyai kandungan nutrisi yang berbeda antara hijauan satu dengan lainnya sehingga ternak perlu diberikan hijauan yang berbeda sehingga kebutuhan akan nutrisi dapat terpenuhi. Kaliandra (Calliandra calothyrsus) merupakan legum yang sudah biasa diberikan pada ternak sebagai hijauan sumber protein. Kaliandra merupakan tanaman yang mempunyai bentuk berupa pohon kecil atau perdu yang termasuk kedalam keluarga leguminosae. Salah satu species yang masuk ke Pulau Jawa adalah species Calliandra calothyrsus berbunga merah dan Calliandra calothyrsus berbunga putih (Mulyana et. al., 2006). Produktivitas kaliandra merah sebagai pakan tergantung dari beberapa faktor diantaranya ketinggian tempat, curah hujan dan cara penanaman. Sebagian besar peneliti melaporkan
bahwa kaliandra merah dalam keadaan segar cukup palatable untuk ternak, terutama bagi ternak yang tidak pernah diberikan, dan mungkin terdapat perbedaan palatabilitas di antara berbagai provenan kaliandra (Karda, 2011). Salah satu faktor yang mempengaruhi nilai gizi adalah kecernaannya, dan sejauh mana hijauan ternak dapat dicerna dan diserap oleh ternak. Permasalahan kaliandra sebagai pakan ternak adalah kadar tannin yang tinggi sehingga mempunyai tingkat kecernaan yang rendah (30-60%) (Roshetko, 2006). Selanjutnya Paterson (2001), menyatakan kecernaan kaliandra sangat bervariasi, dari sekitar 30% sampai 60%. Tangendjaja et al. (1992) mendapatkan bahwa domba dan kambing akan tumbuh lebih baik bila disuplementasi dengan kaliandra dibandingkan bila hanya diberi rumput. Tingkat suplementasi yang baik adalah 30% dari total ransum karena pemberian yang lebih tinggi tidak mempunyai pengaruh lagi. Kandungan nutrisi terutama protein yang cukup tinggi pada kaliandra sangat cocok untuk pakan 39
pastura
ISSN 2088-818X
❖ Volume 5 Nomor 1 Tahun 2015
ternak ruminansia, tetapi di lain pihak kandungan zat antinutrisi berupa tannin yang cukup tinggi akan berpengaruh terhadap kecernaannya. Disamping itu, pengalaman yang terjadi di masyarakat kaliandra sudah biasa diberikan pada ternak dan umumnya kaliandra yang berbunga merah lebih disukai (palatable) oleh ternak dibandingkan dengan yang berbunga putih. Tujuan penelitian adalah mengetahui perbedaan kecernaan in-vitro kaliandra (Calliandra calothyrsus) berbunga merah dan putih. MATERI DAN METODE Materi: Bahan yang digunakan adalah daun kaliandra (Calliandra calothyrsus) berbunga merah dan putih yang diperoleh di Desa Pempatan, Karangasem serta cairan rumen untuk penelitian in-vitro. Penelitian dilakukan di Laboratorium Balai Penelitian Ternak Ciawi Bogor. Metode: Perbedaan rataan nilai tengah penelitian dilakukan dengan menggunakan t-test dan masing-masing perlakuan atau bahan (kaliandra berbunga merah dan putih) diulang sebanyak 10 kali.
kaliandra berbunga putih (Tabel 1). Peningkatan pH kemungkinan disebabkan karena menurunnya perombakan karbohidrat terlarut dengan adanya tanin pada kaliandra. Menurut Owen dan Goetsch (1988) kisaran pH normal yaitu 5,5-7,2 sedangkan hasil penelitian menunjukkan angka yang sedikit lebih tinggi. Tabel 1. Konsentrasi pH, NH3, VFA, KCBK, dan KCBO Kaliandra Berbunga Merah dan Putih Peubah pH NH3 (mM) VFA parsial: Asam asetat (mM) Asam propionat (mM) Asam iso butirat (mM) Asam n butirat (mM) Asam iso valerat (mM) Asam n valerat (mM) VFA total KCBK (%) KCBO (%)
Jenis Kaliandra Bunga Merah Bunga Putih 7,41 ± 0,06a 7,25 ± 0,07a 20,87 ± 1,25a 23,85 ± 1,50a 22,11 ± 4,26a 7,64 ± 1,16a 1,39 ± 0,26a 2,11 ± 0,46a 2,35 ± 0,36a 1,91 ± 0,26a 37,57 ± 6,96a 64,74 ± 1,65a 65,39 ± 2,34a
31,76 ± 1,69a 11,21 ± 1,31a 1,84 ± 0,26a 2,64 ± 0,17a 2,78 ± 0,47a 2,27 ± 0,45a 52,50 ± 3,79a 78,63 ± 1,35b 86,96 ± 1,02b
Keterangan: Huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05)
Kadar amonia (NH3) cairan rumen pada kaliandra berbunga merah dan putih menunjukkan perbedaan yang tidak nyata (P>0,05) walaupun kadar NH3 kaliandra berbunga merah 14,28% lebih rendah dibandingkan dengan kaliandra berbunga putih. Hal ini terjadi karena adanya kandungan tannin dan kondens tanin pada kaliandra berbunga merah yang nyata lebih tinggi dibandingkan dengan kalindra berbunga putih. Trisnadewi dan Cakra (2014) mendapatkan kandungan tanin dan kondens tanin masing-masing BOsampel ( g ) − BOresidu( g ) − BOBlanko( g ) % KCBO = X 100% 89,03% dan 85,19% nyata (P<0,05) lebih tinggi pada BOsampel ( g ) kaliandra berbunga merah dibandingkan dengan 2. Kadar NH3 Supernatan: kaliandra berbunga putih. Kadar tanin yang tinggi pada kaliandra berbunga merah diimbangi dengan mlH 2SO 4 xNH 2SO 4 x1000 kadar kondens tanin yang juga lebih tinggi sehingga KadarNH 3(mM ) = sampel( g ) xBksampel(%) dapat digunakan sebagai protektor bagi protein yang 3. Produksi VFA total dihitung: mudah larut. Tanin maupun kondens tanin akan mengikat protein yang ada dalam kalindra sehingga (a − b) xNHClx1000 / 5mM akan menghambat degradasinya di dalam rumen. Hal VFAtotal (mM ) = Sampel( g ) xBkSampel(%) ini sesuai dengan pendapat Winugroho dan Widiastuti (2009) mendapatkan bahwa degradasi protein Keterangan rumus: kaliandra dalam ransum dihambat oleh tanin sehingga a: volume titran blanko banyak protein yang tidak termanfaatkan oleh ternak b: volume titran contoh dan lebih dari 66% terbuang dalam feses. Produksi Analisis Data NH3 berasal dari protein yang didegradasi oleh enzim Data yang diperoleh pada penelitian ini dianalisis proteolitik. Kadar amonia dalam rumen merupakan dengan menggunakan unpairing t-test with equal petunjuk antara proses degradasi dalam rumen dan replicate (Steel and Torrie, 1991). proses sintesis protein oleh mikroba rumen. Jika pakan defisien akan protein atau proteinnya tahan HASIL DAN PEMBAHASAN degradasi maka konsentrasi amonia dalam rumen akan rendah dan pertumbuhan mikroba rumen akan lambat Tingkat keasaman (pH) dari kaliandra berbunga yang akan menyebabkan turunnya kecernaan pakan merah 2,16% lebih tinggi tetapi secara statistik (McDonald et al., 1988). berbeda tidak nyata (P>0,05) dibandingkan dengan Kecernaan bahan kering (KCBK) dan kecernaan Peubah yang diamati: Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah: pH, kadar ammonia, kadar VFA, kecernaan bahan kering dan organik (KCBK dan KCBO) ransum dalam cairan rumen in-vitro. Cara Perhitungan: 1. Koefisien Cerna Bahan Kering (KCBK) dan Koefisien Cerna Bahan Organik (KCBO):
40
Kecernaan In-Vitro Tanaman Kaliandra (Calliandra calothyrsus) Berbunga Merah dan Putih [Anak Agung Ayu Sri Trisnadewi dan I Gusti Lanang Oka Cakra]
bahan organik (KCBO) kaliandra berbunga merah masing-masing 21,46% dan 32,99% nyata (P<0,05) lebih rendah dibandingkan dengan kaliandra berbunga putih (Tabel 1). Hal ini terjadi karena adanya kandungan tanin dan kondens tanin yang nyata lebih besar pada kaliandra berbunga merah dibandingkan dengan kaliandra berbunga putih. Tanin merupakan penghambat dari mikroba rumen sehingga kecernaannya menjadi lebih kecil. Winugroho dan Widiastuti (2009), melakukan penelitian pada domba membandingkan kecernaan bahan kering antara kaliandra, leucaena, gliricidia dan rumput gajah mendapatkan bahwa kecernaan kaliandra 59% nyata paling kecil dibandingkan dengan kecernaan hijauan lainnya. Paterson (2001) menyatakan kecernaan kaliandra sangat bervariasi dari sekitar 30% sampai 60%, sedangkan kecernaan bahan kering dan organik hasil penelitian cenderung lebih tinggi. Hasil kecernaan bahan organik sejalan dengan kecernaan bahan kering, hal ini karena kadar bahan organik terdapat dalam bahan kering sehingga hasil kecernaan bahan organik sejalan dengan kecernaan bahan kering. Kadar VFA parsial yaitu asam asetat, propionat, iso butirat, n butirat, iso valerat, dan n valerat pada kaliandra berbunga merah masing-masing 43,65%, 46,73%, 32,37%, 25,12%, 18,30%, dan 18,85% lebih rendah tetapi secara statistik berbeda tidak nyata (P>0,05) bila dibandingkan dengan kaliandra berbunga putih. Begitu juga dengan VFA total menunjukkan perbedaan yang tidak nyata (P>0,05) antara kaliandra berbunga merah dan putih (Tabel 1). Produksi VFA sangat tergantung pada kecernaan serat kasar atau bahan kering dari bahan pakan. KCBK pada kaliandra berbunga merah lebih kecil dibandingkan dengan KCBK berbunga putih. Hal ini menyebabkan produksi VFA baik VFA parsial maupun total pada kaliandra berbunga merah lebih kecil dibandingkan dengan produksi VFA in-vitro kaliandra berbunga putih. Karbohidrat akan difermentasi oleh mikroba rumen membentuk VFA yang merupakan sumber energi siap pakai bagi mikroba rumen atau induk semang. Pembentukan VFA dalam rumen sangat penting mengingat 70-85% energi ruminansia bersumber dari VFA (Ginting, 2005). SIMPULAN Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kaliandra berbunga merah mempunyai kecernaan bahan kering dan bahan organik dalam cairan rumen in-vitro yang lebih rendah sehingga bisa dimanfaatkan oleh ternak setelah melewati rumen.
UCAPAN TERIMAKASIH Penulis mengucapkan terimakasih kepada Universitas Udayana atas dana yang diberikan melalui penelitian hibah bersaing tahun 2014. DAFTAR PUSTAKA Ginting, S.P. 2005. Sinkronisasi degradasi protein dan energi dalam rumen untuk memaksimalkan produksi protein mikroba.Wartazoa. 15(1): 1-10. Karda, I W., 2011. Kaliandra Merah Dalam Sistem Pertanian Konservai peluang, Kendala dan Solusi. Udayana University Press. McDonald, P., R. A. Edwards, dan J. F. D. Greenhalgh. 1988. Animal Nutrition. 4th Edition. New York : Longman Scientific & Technical. Mulyana, A., Sumarta, T. Hidayat, dan Karma. 2006. Produktivitas Beberapa Varietas Kaliandra (Calllandra calothyrsus) sebagai Hijauan Pakan Ternak. Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Owens, F.N. dan A. L. Goetsch. 1988. Ruminal Fermentation. In D.C. Church Ed. The Ruminant Animal Digestive Physiology and Nutrition. A Reston Book. Prentice Hall. Eglewood Cliffs, New Jersey. Paterson, R., B. Palmer, M. Shelton, R. Merkel, T. M. Ibrahim, R. Arias, K. Berhe, dan A. N. F. Perera. 2001. Produksi Hijau Ternak. Dalam: Produksi dan Pemanfaatan Kaliandra (Calliandra calothyrsus) Pedoman Lapang. Editor: Stewart, J., Mulawarman, J. M. Roshetko, M. H. Powell. Terjemahan: SN Kartikasari. Winrock International Institute for Agricultural Development. Roshetko, J. M., D. Lesueur, dan Sarrailh, J. 2001. Penanaman. Dalam: Produksi dan Pemanfaatan Kaliandra (Calliandra calothyrsus) Pedoman Lapang. Editor: Stewart, J., Mulawarman, J. M. Roshetko, M. H. Powell. Terjemahan: SN Kartikasari. Winrock International Institute for Agricultural Development. Steel, R. G. D., and J. H. Torrie. 1989. Prinsip dan Posedur Statistik Suatu Pendekatan Biometrik. Edisi Kedua. Alih bahasa B. Sumantri. Jakarta. Gramedia. Tangendjaja, B., E. Wina, B. Palmer dan T. Ibrahim (penyunting) 1992. Kaliandra dan pemanfaatannya. ACIAR dan Balitnak. Trisnadewi, A. A. A. S. dan Cakra, I G. L. O. 2014. Evaluasi Kualitas Nutrisi Tanaman Kaliandra (Calliandra calothyrsus) Berbunga Merah dan Putih. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2014. Denpasar. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Udayana. Winugroho, M. dan Y. Widiastuti. 2009. Keseimbangan nitrogen pada domba yang diberi daun leguminosa sebagai pakan tunggal. Bulletin Ilmu Peternakan dan Perikanan. Vol XIII (1).
41