JERE 6 (1) (2017)
Journal of Educational Research and Evaluation http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jere
Pengembangan Instrumen Penilaian Afektif Peminatan Peserta Didik SMA Negeri 1 Semarang Luthfi Indrayani , Djuniadi, Syaiful Ridlo Prodi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Negeri Semarang, Indonesia
Info Artikel
Abstrak
________________ Sejarah Artikel: Diterima 13 Februari 2017 Disetujui 8 Mei 2017 Dipublikasikan 7 Agustus 2017
________________ Keywords: Reading Aloud, Recount text, Instrument Development, Performance employment, Junior High School Student ____________________
Penelitian ini bertujuan mengembangkan instrumen penilaian afektif peminatan peserta didik SMA yang valid, reliabel dan praktis. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development) model Borg & Gall yang dimodifikasi tanpa tahapan terakhir yaitu diseminasi dan implementasi. Instrumen penilaian afektif peminatan peserta didik SMA dianalisis menggunakan metode analisis Mixmethod. Validitas isi instrumen diukur dengan divalidasi oleh 4: bidang materi dan pengukuran, psikologi, pengguna, dan kebahasaan melalui teknik walktrough. Validitas diukur menggunakan rumus product moment, dan reliabilitas menggunakan rumus alfa cronbach. Validitas konstruk dianalisis faktor konfirmatori second order menghasilkan model konstruk Goodness of Fit model diukur menggunakan r2 variabel laten dependen dengan interpretasi yang sama dengan regresi Hasil penelitian didapatkan 25 butir valid pada angket minat yang mewakili 3 aspek minat pada peminatan. Instrumen observasi dengan 7 butir valid mewakili 3 aspek minat, dan instrumen wawancara dengan 10 butir yang mewakili 3 aspek minat. Nilai reliabilitas instrumen menunjukkan hasil 0.918 yang bernilai reliabilitas tinggi. Nilai R-square indicator minat pada peminatan menujukkan nilai yang tinggi, yaitu keterlibatan 0.906, perasaan senang 0.900, dan nilai guna 0.880. Kepraktisan instrumen sebesar 92% dengan kategori sangat baik. Berdasarkan hasil penelitian dihasilkan instrumen penilaian afektif peminatan peserta didik SMA yang valid, reliabel, dan praktis yang dikemas menjadi buku panduan penggunaan penilaian afektif peminatan peserta didik SMA.
Abstrac This research has an aim to develop a valid, reliable and practical affective assessment instrument of students’ specialization in senior high school. This research is a Borg & Gall research and development model which is modified by excluding the end phase that is dissemination and implementation. Affective assessment instrument of senior high school students’ specializationis analyzed by using Mixmethod analysis method. The instrument content validity is measured by 4-field validations: material and measurement, psychology, user, and language through walkthrough technique. Validity is measured by using product moment formula Instrument reliability is measured using alfaconbach formula and results in reliability value of 0.918. Construct validity analyzed by second order. confirmed factor results in a construct model of Goodness of Fit model measured by r2 latent dependent variable with the same interpretation with regression value.Interest questionnaires is results in with 25 valid items which represent 3 interest aspects in specialization. Observation instrument constitutes 7 valid items representing 3 interest aspects, and interview instrument comprises 10 items expressing 3 interest aspects. R-square interest of indicator in specialization that shows high points, i.e. 0.906 for involvement, 0.900 for enjoyment, and 0.880 for task value. Instrument practicality valuesat 92% with very good category. The research results in a valid, reliable, and practical affective assessment instrument of senior high school students’ specialization which is packed in a guide book of how to use affective assessment of senior high school students’ specialization.
© 2017 Universitas Negeri Semarang Alamat korespondensi: Kampus Pascasarjana Unnes, Jalan Kelud Utara III Semarang 50237 E-mail:
[email protected]
39
P-ISSN 2252-6420 E-ISSN 2503-1732
Luthfi Indrayani, Djuniadi & Syaiful Ridlo / Jere 6 (1) 39-45 (2017)
laku yang berorientasi pada objek, kegiatan atau pengalaman tertentu. Lebih lanjut Hurlock (1999: 78), menyatakan minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang individu inginkan dan kebebasan untuk memilih. Sedangkan Winkel (1983: 134), menyatakan minat merupakan kecenderungan yang menetap pada subjek untuk merasa senang dan tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung pada suatu bidang. Soufia & Zuchdi (2004: 116), menjelaskan minat merupakan kekuatan pendorong yang menyebabkan seseorang menaruh perhatian pada orang lain, pada aktivitas atau objek lain. Sudirman (2003: 76), menyatakan minat seseorang terhadap suatu objek lebih terlihat apabila objek tersebut sesuai sasaran dan berkaitan dengan keinginan dan kebutuhan seseorang yang bersangkutan. Hurlock (1993: 214), mengatakan bahwa pada semua usia, minat memainkan peran yang penting dalam kehidupan seseorang dan mempunyai dampak yang besar atas perilaku dan sikap, terutama selama masa kanak-kanak. Karena jenis pribadi individu sebagian besar ditentukan oleh minat yang berkembang selama masa kanak-kanak, serta pengalaman belajar anak mempengaruhi perkembangan minat individu. Hurlock (1993: 220), menambahkan besarnya minat remaja terhadap pendidikan sangat dipengaruhi oleh minat mereka terhadap pekerjaan. Instrumen peminatan yang disajikan secara umum substansinya belum sepenuhnya mengaitkan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik peserta didik dan belum sepenuhnya memfasilitasi peserta didik mengembangkan potensi secara optimal. Hal ini tentu tidak sejalan dengan tujuan dan kompetensi peminatan peserta didik yang ingin dicapai. Instrumen peminatan tersebut masih menekankan pada aspek kognitif yaitu prestasi belajar dan hasil tes intelegensi peserta didik. Sehingga, instrumen peminatan yang ada belum sepenuhnya mengungkap aspek afektif yang dimiliki peserta didik.
PENDAHULUAN Peminatan peserta didik yang mulai diberlakukan, hakikatnya merupakan konsekuensi keberadaan Undang-Undang Republik Indonesia. Tujuan peminatan peserta didik SMA adalah : (1) membantu peserta didik SMA menanamkan minat mata pelajaran; (2) memantapkan minat mata pelajaran, serta memilih dan menetapkan minat kelompok mata pelajaran, lintas mata pelajaran; dan (3) pendalaman mata pelajaran yang diikuti pada satuan pendidikan yang sedang ditempuh, pilihan karir dan/atau pilihan studi lanjutan sampai ke perguruan tinggi (Kemdikbud, 2013). Kenyataan lapangan menunjukkan bahwa menunjukkan peran peserta didik menentukan pilihan studi di dominasi orangtua sehingga dapat dikatakan bahwa perkembangan peserta didik untuk memahami bakat, minat dan kemampuan serta mengambil keputusan karir tidak optimal (Cahayaningrum: 2008). Peserta didik kurang mampu memahami pilihan studi yang tersedia sehingga lebih memilih menuruti kemauan orangtua tanpa mempertimbangkan kemampuan, bakat dan minat yang dimiliki untuk mengembangkan potensi (Era: 2013). Hal ini menjadi sangat wajar terjadi karena instrumen pemintan yang saat ini digunakan mengacu pada (1) nilai prestasi belajar (kognitif), (2) prestasi non akademik, (3) nilai ujian nasional, (4) cita-cita, (5) orangtua, (6) minat dan (7) deteksi potensi peserta didik. belum tersedianya instrumen peminatan afektif untuk mengetahui aspek afektif peserta didik yang secara khusus mengetahui minat dan minat peserta didik. Minat mempunyai peranan yang sangat penting dalam perkembangan belajar peserta didik. Minat mampu mendorong peserta didik berusaha lebih keras dalam menekuni suatu bidang. Witherington (1999: 56), menyatakan minat adalah kesadaran terhadap suatu objek disusul dengan meningkatnya perhatian. Pendapat Eysenck et al. (1992: 103), minat merupakan suatu kecenderungan untuk tingkah
40
Luthfi Indrayani, Djuniadi & Syaiful Ridlo / Jere 6 (1) 39-45 (2017)
Dengan mengkaji kenyataan yang ditemukan di lapangan, nampak ada ketidaksesuaian antara tuntutan kompetensi peminatan peserta didik dengan ketersediaan alat ukurnya (instrumen). Proses penilaian yang biasa dilakukan guru selama ini hanya mampu menggambarkan aspek hasil penguasaan pembelajaran dan materi secara kognitif. Oleh karena itu dibutuhkan instrumen penilaian afektif peminatan peserta didik SMA yang dapat mengukur minat peserta didik pada peminatan yang ditempuh. Susanto (2014) menyatakan penetapan peminatan menggunakan skala peminatan sangat direkomendasikan untuk dipadukan dengan hasil asesmen lain yaitu, hasil belajar, saran guru bimbingan konseling di SMP, dan harapan orang tua. Keputusan yang diambil akan lebih baik jika didasarkan pada data komprehensif peserta didik.
validitas menggunakan software smartPLS 3.0. Uji reliabilitas instrumen penilaian afektif peminatan peserta didik dengan angket minat pada penelitian dilakukan dengan metode internal consistency. Reliabilitas instrument penelitian ini diuji dengan melihat nilai composite reliability blok indikator yang mengukur konstruk dan koefisien Cronbach’s Alpha. Nilai composite reliability memuaskan apabila di atas 0,7. HASIL DAN PEMBAHASAN Pertama, pada tahap análisis kebutuhan di-peroleh informasi bahwa pengetahuan guru yang sangat sedikit tentang penilaian afektif peminatan peserta didik SMA. Kendala ini membuat guru tidak mengetahui kompetensi penilaian afektif peminatan peserta didik, sehingga belum ada penilaian afektif peserta didik, guru juga masih belum memahami bagaimana mengukur kompetensi-kompetensi afektif peminatan yang mendukung penilaian peminatan peserta didik . Keberhasilan kegiatan pembelajaran akan sangat ditentukan aspek afektif dan didukung kemampuan guru untuk mengembangkan, dan menggunakan alat ukur yang telah dikonstruksi itu dengan cara yang benar, serta kemampuan menganalisis informasi yang dihasilkan oleh alat ukur itu. Kedua, langkah berikutnya adalah penyusunan kisi–kisi instrumen, alat evaluasi yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah instrumen penilaian afektif peminatan peserta didik SMA, untuk mengukur ranah afektif peserta didik pada peminatan yang ditempuh. Ketiga, setelah kisi-kisi dibuat langkah berikutnya adalah penyusunan butir instrumen penilaian afektif peminatan peserta didik yang terdiri dari angket minat, observasi dan wawancara. Skala penilaian merupakan daftar diberikan scoring dengan skala 0 - 4. Pada draft awal terdiri dari 33 butir angket minat, 18 butir observasi minat, dan 15 butir wawancara minat yang dipersiapkan untuk pengembangan sehingga diperoleh butir yang valid yang
METODE Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dengan tujuan untuk menghasilkan produk berupa instrumen penilaian afektif peminatan peserta didik SMA yang dikemas dalam bentuk buku panduan penggunaan instrumen penilaian afektif peminatan peserta didik SMA. Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pengemban-gan R & D atas Borg and Gall (2003). Prosedur dalam pengembangan ini meliputi: (1) studi pendahuluan, (2) perencanaan, (3) pengembangan model hipotetik, (4) penelaahan model hipotetik, (5) revisi, (6) uji coba terbatas, (7) revisi hasil uji coba, (8) uji coba lebih luas, (9)revisi model akhir. Modifikasi dilakukan dengan menambah-kan langkah ujicoba one-toone setelah langkah revisi model hipotetik. Modifikasi ini dilakukan agar sebelum melakukan ujicoba lapangan baik terbatas maupun luas, peneliti dapat mengetahui aspek keterbacaan instrumen dan waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan tes berdasarkan respon peserta didik. Pada angket minat uji
41
Luthfi Indrayani, Djuniadi & Syaiful Ridlo / Jere 6 (1) 39-45 (2017)
menwakili setiap indikator peminatan peserta didik. Keempat, setelah Instrumen penilaian afektif peminatan dibuat, langkah selanjutnya adalah tahap validasi ahli dengan teknik walktrough. Hasil validasi ahli menunjukkan bahwa kisi-kisi dan instrumen tes literasi matematika sudah memenuhi kriteria “Dapat digunakan tanpa revisi”. Kriteria ini berdasarkan hasil olah keputusan dilakukan kepada 3 ahli yaitu pada skor total 14, dari 16 skor total maksimal. Beberapa hal pokok yang menjadi masukan dari ke-empat penilai tersebut diantaranya adalah: (1)Tata cara penulisan bahasa masih kurang tepat misalnya penggabungan atau pemisahan kalimat; (2) Kalimat pada instrumen hendaknya langsung ke akar permasalahan, tidak bertele-tele. Kelima, hasil validasi ahli kemudian instru-men diujicobakan one-to-one untuk melihat ting-kat keterbacaan menggunakan angket siswa. Hasil ujicoba keterbacaan oleh siswa menunjukkan tingkat keterbacaan sebesar 90,48%. Keenam, hasil ujicoba one-to-one kemudian menjadi dasar draft baru untuk ujicoba lapangan kelas kecil dan kelas luas . Hasil ujicoba lapangan kelas kecil menunjukkan bahwa pada angket minat ada 28 butir valid dari 33 butir yag disusun pada awal pengembangan, dengan tingkat reliabilitas sebesar 0,917. Sedangkan pada instrumen observasi 13 butir valid dari 15 butir yang disusun pada draft awal, dengan tingkat reliabilitas sebesar 0,81. Pada instrumen wawancara, terdapat 15 butir valid dari 18 butir pada draft awal dengan tingkat reliabilitas sebesar 0,816. Tingkat reliabilitas ini termasuk pada tingkat reliabilitas yang tinggi. Hasil ujicoba kelas kecil kemudian menjadi dasar penyusunan draft untuk uji-coba lapangan kelas luas. Hasil ujicoba lapangan kelas luas menunjukkan bahwa dari 28 butir soal valid pada ujicoba kecil, menghasilkan 25 butir valid dengan tingkat reliabilitas sebesar 0,821. Sedangkan pada instrumen observasi 7 butir valid dari 13 butir draft terbatas, dengan tingkat
reliabilitas sebesar 0,821. Pada instrumen wawancara, terdapat 10 butir valid dari 11 butir pada draft awal dengan tingkat reliabilitas sebesar 0,716. Tingkat reliabilitas masih termasuk reliabilitas tinggi, karena reliabilitasnya > 0,7. Ketujuh, instrumen penilaian afektif peminatan peserta didik SMA N 1 Semarang terbukti secara konstruk berdasarkan data empiris menggunakan analisis faktor. Hasil analisis menunjukkan bahwa muatan factor loading(λ) dari variabel perasaan senang (enjoyment), nilai guna (task value) dan keterlibatan (involvement) dengan indikatorindikatornya secara statistik signifikan. Validitas konstruk dianalisis faktor konfirmatori second order menghasilkan model konstruk Goodness of Fit. Hasil uji kecocokan keseluruhan model (Goodnes of Fit) menunjukkan bahwa berdasarkan nilai outer model dan inner model yang medapatkan nilai nilai R2 di atas 80% sehingga di hasilkan instrumen yang dikembangkan memiliki model yang good fit. Hasil analisis reliabilitas model contruct reliability (CR) dan nilai Variance extracted (VE) diperoleh hasil bahwa setiap indikator reliabel dalam mengukur variabel laten. Nilai reliabilitas dapat dilihat pada tabel, bahwa nilai contruct reliability (CR) setiap variabel laten ≥ 0,70 dan nilai Varian-ce extracted (VE) ≥ 0,5. Uji Validitas Factor loading first order yang mengukur kontruk minat peserta didik pada peminatan yang dipengaruhi oleh perasaan senang, nilai guna dan keterlibatan menunjukkan ≥0,5 sehingga bisa dilanjutkan pada proses selanjutnya. Tabel 1 menunjukkan bahwa beberapa loading factor indikator yang membentuk konstruk minat pada peminatan memenuhi nilai yang disarankan yaitu sebesar 0,7 sementara beberapa indikator menunjukkan nilai 0,6 namun jika dibulatkan maka maka akan memenuhi nilai yang disarankan, yaitu indikator perasaan senang (enjoyment) sebesar 0, 602,
42
Luthfi Indrayani, Djuniadi & Syaiful Ridlo / Jere 6 (1) 39-45 (2017)
keterlibatan (involvement) sebesar 0.787, nilai guna (task value) sebesar 0.602; dan karena itu indikator tersebut dianggap memenuhi validitas data (convergent validity). Tabel 1 juga menunjukkan konstruk kepemilikan > 0,7 atau sebesar 1, sehingga indikator kepemilikan nasional tersebut tersebut valid. Konstruk Lebih lanjut, indikator reflektif juga perlu diuji discriminant validity dengan cross loading. Suatu indikator dinyatakan valid jika mempunyai loading factor tertinggi kepada konstruk yang dituju dibandingkan loading factor kepada konstruk lain. Dengan demikian, konstruk laten memprediksi indikator pada blok mereka lebih baik dibandingkan dengan indikator di blok yang lain. Besarnya nilai cross loading dapat dilihat pada tabel yang terdapat dalam lampiran penelitian ini. Metode lain untuk melihat discriminant validity adalah dengan melihat nilai average variance extracted (AVE) dan communality yang dihasilkan oleh masing-masing konstruk. Nilai yang disarankan adalah di atas 0,5. Nilai AVE dan Communality dalam penelitian ini menunjukkan nilai AVE dan communality di atas 0,50 sehingga memenuhi persyaratan validitas konvergen.
pengukuran reliabilitas Alpha Cronbach menggunakan software SPSS 19.0, diperoleh nilai koefisien reliabilitas instrumen angket minat penilaian afektif peminatan peserta didik sebesar 0,821. 82,1 % varians skor teramati diakibatkan oleh varians skor sejati kelompok individu, korelasi antara skor teramati dan skor sejati sama dengan 0,821. Dengan kata lain, disimpulkan bahwa instrumen observasi penilaian peminatan peserta didik SMA memiliki reliabilitas yang tinggi pada Uji coba lapangan.
Gambar 1. Output Analisis Konfirmatori Second Order Angket Minat Penilaian afektif peminatan peserta didik SMA Tabel 2. Output R-Square Instrumen Penilaian Afektif Peminatan Peserta didik
Tabel 1. Output Outer Loading Second Order onfirmatory Analysis Dimensi
Minat pada peminatan Keterlibatan
Minat pada peminat an 1.00
Keterlibatan
Nilai guna
0.787
1.00
Nilai guna
0.663
0.945
1.00
Rasa senang
0.602
0.929
0.813
Dimensi Minat
Rasa senang
Keterlibatan Nilai guna Perasaan senang Minat pada peminatan
1.00
Uji Reliabilitas Gambar 1 menunjukkan bahwa nilai composite reliability untuk semua konstruk di atas 0,7 menunjukkan seluruh konstruk pada model yang diestimasi memenuhi kriteria discriminant validity. Analisis hasil uji coba lapangan instrumen observasi penilaian afektif peminatan peserta didik SMA ini menggunakan uji reliabilitas intraclass correlation coeficient. Berdasarkan
Composite Reliability 0,735 0,851 0,865 0,917
Analisis hasil uji coba lapangan instrumen wawancara penilaian afektif peminatan peserta didik SMA ini menggunakan uji reliabilitas Alpha Cronbach dengan SPSS 19.0 diperoleh nilai koefisien reliabilitas instrumen wawancara penilaian afektif peminatan peserta didik sebesar 0,716. Hasil koefisien reliabilitas = 0,716 dapat diartikan bahwa 71,6 % varian skor teramati diakibatkan oleh varians skor sejati kelompok individu, korelasi antara skor teramati dan skor
43
Luthfi Indrayani, Djuniadi & Syaiful Ridlo / Jere 6 (1) 39-45 (2017)
sejati sama dengan 0,716 (Nur, 1987: 61 dalam Sappaile: 2005). Dengan kata lain, disimpulkan bahwa instrumen wawancara penilaian peminatan peserta didik SMA memiliki reliabilitas yang tinggi pada uji coba lapangan.
Pengaruh positif minat akan membuat seseorang tertarik untuk bereksperimen seperti merasakan kesenangan, kegembiraan dan kesukaan. Hurlock (1993: 220), menambahkan besarnya minat remaja terhadap pendidikan sangat dipengaruhi oleh minat mereka terhadap pekerjaan. Berdasarkan hasil dapat dilihat bahwa ujicoba secara konseptual telah sesuai dengan teori yang diestimasikan 3 faktor yaitu: (1) Perasaan senang, (2) Nilai Guna, (3) Keterlibatan. Hasil uji kecocokan model (Goodnes of Fit) menunjukkan bahwa berdasarkan nilai outer model dan inner model yang dihasilkan mengkategori bahwa instrumen penilaian afektif peminatan peserta didik yang dikembangkan memiliki model yang good fit. Berdasarkan perolehan data itu maka disimpulkan bahwa model konstruk intrumen penilaian afektif peminatan peserta didik yang dikembangkan adalag good fit. Hasil analisis faktor second order menggunakan smartPLS 3.0 juga menunjukkan bahwa semua indikatorindikator memiliki nilai yang lebih besar dari taraf signifikansi 0.05.
Pengujian Model Struktural (Inner Model) Pengujian terhadap model struktural ini dilakukan dengan melihat Rsquare yang merupakan uji goodness-fit model. Tabel 3. Output Inner Model Instrumen Penilaian Afektif Peminatan Peserta didik
Dimensi minat Keterlibatan Nilai guna Perasaan senang
Nilai R Square 0, 906 0,880 0,900
Nilai R-square indicator minat pada peminatan menujukkan nilai yang tinggi, yaitu keterlibatan 0.906, perasaan senang 0.900, dan nilai guna 0.880. Nilai R-square yang didapatkan tersebut memiliki arti bahwa indicator keterlibatan dijelaskan memiliki pengaruh sebesar 90.6%, perasaan senang 90 %, dan nilai guna 88 % mempengaruhi minat peserta didik pada peminatan, sedangkan nilai lainnya dijelaskan oleh variabel lain di luar yang diteliti. Semakin besar angka R-square menunjukan semakin besar variabel independen tersebut dapat menjelaskan variabel dependen sehingga semakin baik persamaan strukturalnya. Peminatan peserta didik memberikan peluang untuk memilih, mendalami mata pelajaran yang diminati, dan mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki secara fleksibel sesuai dengan kecerdasan, bakat dan minat karakteristik kepribadian (BK Kurikulum 2013: 2013). Minat mempunyai pengaruh yang besar terhadap proses dan pencapaian hasil belajar, didukung oleh peminatan yang ditempuh. Hidi & Ormrod (2003: 15), menyatakan bahwa minat adalah bentuk dari motivasi intrinsik, minat merupakan dorongan dari dalam diri seseorang yang mampu membuat seseorang ingin merasakan hal-hal yang menyenangkan.
SIMPULAN Penelitian ini telah menghasilkan suatu produk pengembangan penilaian afektif peminatan peserta didik di SMA negeri 1 Semarang Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka diperoleh kesimpulan bahwa semua indikator signifikan (dapat mengukur) terhadap variabel perasaan senang (enjoyment), nilai guna (task value), dan keterlibatan (involvement). Hal ini bermakna bahwa ketiga kompetensi penilaian afektif secara signifikan dapat peminatan peserta didik SMA Negeri 1 semarang secara afektif. Penilaian kepraktisan instrumen juga menunjukkan kepraktisan yang baik, dinilai berdasarkan tiga kriteria kepraktisan, yaitu kejelasan petunjuk, kemudahan pelaksanaan/peggu-naan, dan waktu. Dengan begitu, instrument penilaian afektif peminatan peserta didik SMA ini dapat
44
Luthfi Indrayani, Djuniadi & Syaiful Ridlo / Jere 6 (1) 39-45 (2017)
Hall, R.A. 2011. Affective Assessment: The Missing Piece of the Educational Reform Puzzle. International Journal for Professional Educator. Vol. 77-2. pp.7-10. Hidi, S. 1990. Interest and its contribution as a mental resource for learning. Review of Educational Research. Vol. 60 (4): 549-571. Springer. Hurlock, E.B. 2009. Psikologi Perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. (Terjemahan Istiwidayati & Sijabat, R.M). Jakarta. Erlangga. Kerlinger, F.N. 1995. Asas-asas penelitian behavioral (3th ed). Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Krapp, A. 1999. Interest, motivation and learning: An educational-psychological perspective. European Journal of Psychology of Education. Vol. XIV (1): 23-40. Springer. Schunk, D. H., Pintrich, P. R., & Meece, J. L. 2007. Motivation in Education: Theory, Research, and Applications (3rd ed). Upper Saddle River, NJ: Pearson/ Merrill Prentince Hall. Skinner, C. 2004. Educational Psychology. PretinceHall of India. Private Limited New delhi-100 001. Sudarma, I.K. & Tegeh, I,M. 2007. Penelitian Pengembangan (Pengembangan ProdukProduk di Bidang Teknologi Pendidikan). Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. TIM. 2013. Pedoman Peminatan Peserta Didik dalam Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Kemendikbud Badan PSDMP dan PMP. Winkel, W. S. Hastuti, M.M. 2007. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan (Edisi Revisi). Yogyakarta : Media Abadi. Witherington.1999.Psikologi Pendidikan. Jakarta:Rineka Cipta.
digunakan untuk mengukur minat afektif peserta didik SMA Negeri 1 Semarang. DAFTAR PUSTAKA ABKIN. 2013. Panduan Umum Pelayaan Bimbingan dan Konseling. Cahayaningrum, A. 2008. Kematangan Karir Siswa kelas IX SMP Pangudi Luhur 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2007/2008 pada Tahap Eskplorasi Karir dan Imlikasinya terhadap Usulan Program Bimbingan Karir Klasikal. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. Cogoi, C., et al. 2008. E-Guidance & Virtual Career Development. Journal of Career Development. Lowa: Sagepub. Depdiknas. 2003. Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2003, tentang Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional. Djaali., Pudji M. 2008. Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: PT Grasindo.. Eccles, J.S., & Wingfield, A. 1995. In the mind of the achiever: The Structure of adolescents academic achievement related-beliefs and selfperceptions. Personality and social psychology bulletin. Gall, M.D., Gall, J.P., dan Borg, W. R. 2003. Educational research: An introduction (7th ed.). Boston. MA: A & B Publications diunduh tanggal 6 Oktober 2014. Ghani, R.A. 2012. Bimbingan Karir (Sebuah Panduan Pemilihan Karir yang Terarah). Bandung: Angkasa. Gronlund, E. 1993. How to Make Achievement Tests dan Assessments. Boston: Allyn and Bacon.
45