JCONES Vol. 3, No. 1 (2014) 11-17
JC
Jurna STMIK
Journal of Control and Network Systems Situs Jurnal : http://jurnal.stikom.edu/index.php/jcone
SitusJurnal : ht
RANCANG BANGUN MONITOR SUHU GAS METANA DAN KARBON DIOKSIDA PADA BIOGAS Christian Andrean Pradigdya1)Harianto2)Ira Puspasari3) Program Studi/Jurusan Sistem Komputer STMIK STIKOM Surabaya Jl. Raya Kedung Baruk 98 Surabaya, 60298 Email: 1)
[email protected], 2)
[email protected], 3)
[email protected]
Abstract: One form of energy that can be used in household scale is biogas. The main principle of biogas through anaerobic digester of animal manure. Biogas process required temperature stability. In order to determine effect of temperature, invented a system that can monitor biogas production process. In addition to provide reliable data this system also required data logging system, so that all data biogas production process can be documented. Based on the test results showed that the sensor data acquisition circuit can serve to measure the temperature, methane and carbon dioxide as well as the process of logging data from the sensors. In the experiment known temperature, levels of methane gas in the temperature range 340 to 440 Celsius has the highest value is 440 bits, whereas the levels of carbon dioxide gas in the temperature range 280 to 320 Celsius has the highest value is 66 bits. Keyword : biogas , temperature , monitoring , data logging system . Indonesia merupakan produsen minyak dunia, akan tetapi Indonesia masih kesulitan untuk memenuhi kebutuhan minyak dalam negeri, khususnya untuk kebutuhan skala rumah tangga. Oleh karena itu, perlu dikembangkan energi alternatif yang mudah dan murah untuk diterapkan guna memenuhi kebutuhan energi skala rumah tangga. Salah satu bentuk energi yang dapat dipakai dalam skala rumah tangga adalah biogas. Biogas adalah gas yang dapat terbakar dari hasil fermentasi bahan organik yang berasal dari daun-daunan, kotoran hewan/manusia, dan lain-lain limbah organik yang berasal dari buangan industri oleh bakteri anaerob (Wijayanti, 1993). Prinsip utama proses pembentukan biogas adalah pengumpulan kotoran hewan ke dalam digester yang difermentasi bakteri anaerob. Di dalam digester dihasilkan biogas dengan unsur gas yang terdiri dari metana (CH4) 50%-70%, karbon dioksida (CO2) 25%-45%, oksigen (O2) 0%-2%, nitrogen 0%-2%, amonia (NH3) 0%-1%, hidrogen 0%-1% dan hidrogen sulfida (H2S) 0%-1% (Al Seadi dkk, 2008). Terdapat beberapa faktor penentu keberhasilan untuk membuat biogas. Di antaranya, jenis bahan organik, derajat keasaman, imbangan C/N, suhu, zat toksik, pengadukan, dan starter. (Wahyuni, 2011). Suhu digester yang dijaga agar tetap stabil akan berpengaruh langsung pada hasil produksi biogas (Boe, 2006). Untuk dapat mengetahui pengaruh suhu terhadap kadar gas yang dihasilkan, maka dibuatlah suatu sistem yang dapat melakukan monitoring terhadap proses produksi gas. Pada tugas akhir ini, juga merancang proses monitoring dan sistem data logging yang reliable agar semua data proses produksi biogas dapat terdokumentasi.
LANDASAN TEORI
Biogas Prinsip dasar teknologi biogas adalah proses penguraian bahan-bahan organik oleh mikroorganisme dalam kondisi tanpa oksigen (anaerob) untuk menghasilkan campuran dari berberapa gas, seperti metana dan karbon dioksida. Biogas dihasilkan dengan bantuan bakteri metanogen atau metanogenik. Bakteri ini secara alami terdapat dalam limbah yang mengandung bahan organik, seperti limbah ternak dan sampah organik. Proses tersebut dikenal dengan istilah anaerobic digestion atau pencernaan secara anaerob. Umumnya, biogas diproduksi menggunakan alat yang disebut reaktor biogas (digester) yang dirancang agar kedap udara (anaerobik), sehingga proses penguraian mikroorganisme dapat berjalan secara optimal. (Wahyuni, 2011).
Sensor Suhu LM35 Sensor suhu berfungsi untuk mengonversi besaran panas yang ditangkap menjadi besaran tegangan. Sensor suhu yang dipakai adalah LM35. Sensor suhu LM35 merupakan sensor yang berbentuk rangkaian terintegrasi dan mempunyai keluaran berupa tegangan yang berubah linier dan proporsiaonal terhadap suhu skala Celcius yaitu 10mV/OC. Sensor ini sangat sederhana dengan hanya memiliki 3 buah kaki. Kaki pertama LM35 dihubung ke sumber daya, kaki kedua sebagai keluaran sensor dan kaki ketiga dihubung ke ground
Real Time Clock Istilah real time clock merupakan sebuah istilah untuk jam elektronik dalam bentuk sebuah cip (integrated circuit) yang memiliki fungsi sebagai penyimpan data waktu dan tanggal. Salah satu jenis real time clock adalah DS1307 yang dapat menyimpan data-data berupa detik, Christian Andrean Pradigdya, Harianto, Ira Puspasari JCONES Vol. 3, No. 1 (2014) Hal: 11
menit, jam, tanggal, bulan, hari dalam seminggu, dan tahun yang valid hingga tahun 2100. Cip DS1307 ini mempunyai NV SRAM sebesar 56-byte, GeneralPurpose RAM tanpa unlimited writes, antarmuka I2C, dan battery-backed sebagai sumber daya cadangan.
Gambar 3. Sensor Gas Karbon dioksida MG-811
Openlog Open Source Datalogger
DT Sense gas sensor
Openlog open source datalogger merupakan modul penyimpanan datalogger berbasiskan SD/MMC. Telah dilengkapi dengan soket SD/MMC jenis FAT16 dan FAT32 dan mampu menyimpan sampai dengan 16 GB. Modul ini berbasiskan mikrokontroler ATmega328. Proses penyimpanan data cukup mudah, hanya dengan mengirimkan perintah melalui antarmuka UART, maka sudah dapat melakukaan create file, append file, write file, read file, create dir, dll. Data yang dikirim mikrokontroler secara serial akan dituliskan ke dalam file dengan format .TXT. File .TXT tersebut dapat dibuka dan dibaca melalui program NOTEPAD pada komputer. Bentuk fisik dari openlog open source datalogger dapat dilihat pada Gambar 1. (Darmawan, 2013).
DT Sense gas sensor merupakan sebuah modul sensor cerdas yang mampu memonitor perubahan konsentrasi gas lpg, iso-butana, propana, karbon monoksida (CO), karbon dioksida (CO2), metana (CH4), alkohol, atau kualitas udara (tergantung dari sensor yang digunakan). Modul ini kompatibel dengan sensor gas MQ-3 (alkohol), MQ-4 (metana), MQ-6 (LPG, iso butana, dan propana), MQ-7 (CO), MQ-135 (kualitas udara), dan MG-811 (CO2). Modul sensor ini seperti ditunjukkan pada Gambar 4 dilengkapi dengan antarmuka UART TTL dan I2C. (Manual rev1, 2013).
Gambar 4. DT Sense gas sensor Gambar 1. Openlog Data Logger
Sensor Gas Metana MQ-4 MQ-4 adalah sensor gas yang mempunyai tingkat sensitivitas yang tinggi pada combustible gas (gas yang mudah terbakar) khususnya metana, juga gas lain yaitu propana dan butana. Sensor ini mempunyai material berupa SnO2 yang peka pada perubahan combustible gas. Material ini mempunyai konduktivitas rendah ketika berada di udara terbuka yang tidak mengandung combustible gas serta mempunyai konduktivitas yang lebih tinggi ketika mendeteksi perubahan konsentrasi combustible gas. Konsentrasi kandungan gas yang dapat dijangkau sensor adalah 300-10000 ppm. (Hwsensor datasheet, 2013). Bentuk fisik sensor seperti ditunjukkan pada Gambar 2.
METODE Perencanaan Sistem Untuk mempermudah dalam memahami sistem yang akan dibuat dapat dijelaskan melalui blok diagram pada Gambar 5 dan Gambar 6. Pada Gambar 5 dan Gambar 6 terdapat 2 bagian utama, yaitu bagian akuisisi data dan bagian analisis data.
Gambar 5. Diagram blok sistem
Gambar 2. Sensor Gas Metana MQ-4
Sensor Gas Karbon dioksida MG-811 MG811 merupakan sensor gas karbon dioksida (CO2) keluaran Hanwei Electronics. Sensor ini mudah digunakan dan memiliki sensitifitas dan selektifitas yang baik untuk mendeteksi kandungan karbon dioksida. Kadar karbon dioksida yang dapat dideteksi oleh sensor ini adalah mulai dari 350 - 10000 ppm.. (Hwsensor datasheet, 2013). Bentuk fisik sensor seperti ditunjukkan pada Gambar 3.
Gambar 6. Diagram blok analisis data 1.
Akuisisi data Pada bagian akuisisi data, terdapat tiga sensor, sensor suhu LM35, sensor gas metana dan sensor gas Christian Andrean Pradigdya, Harianto, Ira Puspasari JCONES Vol. 3, No. 1 (2014) Hal: 12
C1 30nF C2 30nF
Mikrokontroler yang digunakan adalah Atmega8535. Mikrokontroler digunakan sebagai pengolah data dari sensor-sensor dan sebagai pengontrol sistem secara keseluruhan. Mikontroler Atmega8535 membutuhkan rangkaian pendukung atau sistem minimum untuk dapat bekerja. Rangkaian sistem minimum terdiri dari rangkaian clock generator, rangkaian reset, rangkaian voltage regulator, dan rangkaian downloader. Rangkaian sistem minimum seperti yang ditunjukkan pada Gambar 7.
LM35 5V
SCL SDA
TWI-SDA TWI-SCL
ATMEGA8535-DIL40
R1 100 Ohm 5V
Reset
C3 10uF/16V
R2
J5 1 2 3 4 5 6
MISO MOSI SCK Reset
100 Ohm
GND CON6
12V U2 1 C3 0.33uF
IN
OUT
3
5V C4 0.1uF
R2 470
LM7805 D2 LED
Gambar 7. Sistem minimum Untuk penggunaaan masing-masing pin dari Atmega8535 dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini.
Perancangan Perangkat Keras Perancangan Digester
Perancangan Sistem Minimum
40 39 38 37 36 35 34 33 32 31 30 29 28 27 26 25 24 23 22 21
5V
2.
Dalam proses pembuatan biogas diperlukan digester atau tanki pencerna. Fungsi utama digester adalah untuk menampung kotoran sapi dan melakukan proses fermentasi oleh bakteri secara anaerob. Oleh karena itu, digester harus dibuat agar kedap udara. Agar digester dapat mendukung penelitian ini, digester dibuat dari bahan penghantar panas dan dingin yang baik. Berikut ini bahan dan spesifikasi dari digester. Bentuk dimensi Tabung Ukuran dimensi Ukuran digester : Tabung dengan jari-jari alas 7 cm dan tinggi 25 cm. Volume = 3,14x7cm x7cm x 25 cm = 3846,5cm3 = 3,84 liter Struktur material Bahan material yang digunakan : alumunium
PB0(XCK/T0) PA0(ADC0) PB1(T1) PA1(ADC1) PB2(INT2/AIN0) PA2(ADC2) PB3(OC0/AIN1) PA3(ADC3) PB4(SS) PA4(ADC4) PB5(MOSI) PA5(ADC5) PB6[MISO) PA6(ADC6) PB7[SCK) PA7(ADC7) RESET AREF VCC AGND GND AVCC XTAL2 PC7(TOSC2) XTAL1 PC6(TOSC1) PD0(RXD) PC5 PD1(TXD) PC4 PD2(INT0) PC3 PD3(INT1) PC2 PD4(OC1B) PC1(SDA) PD5(OC1A) PC0(SCL) PD6(ICP) PD7(OC2)
GND
Analisis data Bagian analisis data merupakan bagian untuk mengelola data yang sudah ada untuk mendapatkan kesimpulan. Dengan tujuan untuk mempermudah proses analisis data, dibuatlah aplikasi analisis data dengan Visual Basic 6.0. Aplikasi ini bertujuan untuk membaca semua data yang tersimpan dalam file .TXT. Semua data yang berjumlah ratusan tersebut akan diseleksi sesuai dengan jenisnya, yaitu data suhu, data gas metana dan data karbon dioksida. Pada tahap terakhir, dibuatlah grafik sesuai dengan jenis datanya untuk melihat pola dan kecenderungan gas metana dan gas terhadap pengaruh suhu.
IC1 1 2 3 4 5 MISO 6 MOSI 7 SCK 8 Reset 9 5V 10 GND 11 Y1 11.0592 MHz 12 13 PD.0 14 PD.1 15 16 17 18 19 20
2
karbon dioksida yang ada di dalam digester. Di luar digester terdapat rangkaian real time clock yang berfungsi sebagai time generator untuk proses data logging. Sebagai kontrol dari sistem, terdapat Atmega8535 yang mempunyai fungsi sebagai pengolah data dari real time clock dan sensor-sensor yang ada di dalam digester. Selanjutnya, data-data yang berupa data suhu, data gas metana dan karbon diokisda akan dikirimkan melalui komunikasi serial ke modul data logger. Modul data logger akan membuat file .TXT yang berisi semua hasil akuisisi data sensor. Pengiriman data sensor tersebut disertai juga dengan data tanggal dan jam untuk menambah reability data. Proses ini dilakukan setiap 15 menit sekali dengan mempertimbangkan kondisi suhu yang tidak mudah berubah.
Tabel 1. Penggunanan pin mikrokontroler Pin I/O Vcc Gnd PD0/RX PD1/TX PC62/SDA
PC7/SCL Reset PA6 PC0/SCL PC1/SDA
Fungsi sumber tegangan 5V Ground disambungkan dengan pin TX OpenLog disambungkan dengan pin RX OpenLog terhubung secara paralel pada jalur SCL (clock) dari 2 modul DT sense gas Sensor terhubung secara paralel pada jalur SDA (data) dari 2 modul DT sense gas Sensor pin reset Atmega8535 pin masukan ADC dari sensor suhu LM35 pin masukan SCL dari TWI yang digunakan oleh RTC pin masukan SDA dari TWI yang digunakan oleh RTC
Perancangan Sensor Suhu LM35 Seperti kebanyakan micropower circuits lainnya, LM35 mempunyai keterbatasan dalam menangani capacitive loads yang besar. Untuk itu perlu ditambahkan damper untuk menambah kemampuan toleransi terhadap capacitive loads yang besar. Maka dari itu, keluaran dari LM35 diparalel dengan resistor yang disusun secara seri untuk mencegah beban yang berlebih. Lalu, ditambahkan juga kapasitor pada pin tegangan masukan dan ground sebagai bypass capasitor. Rangkaian dari sensor dapat dilihat seperti yang ditunjukkan pada Gambar 8. Christian Andrean Pradigdya, Harianto, Ira Puspasari JCONES Vol. 3, No. 1 (2014) Hal: 13
J1 5V LM35 GND
1 2 3
1
VS+
3
C1 0.1uF
GND
U1 CON3
VOUT
2
LM35/TO
R1 150k
R2 150k
Gambar 8. Rangkaian sensor suhu LM35
Perancangan Real Time Clock DS1307 Pada saat sensor melakukan akuisisi data diperlukan data waktu dan tanggal guna mendukung proses logging data. Untuk kebutuhan tersebut, maka dirancanglah sebuah real time clock, dengan menggunakan DS1307. DS1307 membutuhkan beberapa komponen pendukung yaitu crystal, kapasitor, battery backup dan pull up resistor seperti yang ditunjukkan gambar 9 guna mendukung kinerjanya.
Gambar 10. Pengaturan Openlog data logger
Perancangan program analisis data Modul OpenLog menuliskan data yang dikirimkan sensor ke dalam file dengan format .TXT. dengan nama SEQLOG00.TXT karena dalam mode sequential logging. Kemudian, ratusan data dalam fomat .TXT tersebut dianalisa untuk dapat menemukan pola tertentu sehingga dapat diambil kesimpulan. Tampilan utama menu dari program analisis data yang dibuat dengan Visual Basic 6.0 dapat dilihat pada Gambar 11.
5V 5V
R1 10k 32.768 KHz
Y1 U1 5V 1 2
TWI-SCL
6
SDA SQW/OUT
5
SCL VBAT VCC
J1
TWI-SDA
7
1 2 TWI-SDA3 TWI-SCL4
DS1307/SO CON4
4
3 8
X1 X2
GND
R2 10k
Gambar 11. Aplikasi Analisis Data
BT1 BATTERY
C1 0.1uF
Gambar 9. Rangkaian real time clock DS1307
Perancangan Openlog Data Logger Komunikasi dengan modul ini menggunakan komunikasi serial USART. Untuk itu pin RX pada modul ini disambungkan dengan pin TX mikrokontroler dan pin TX pada modul disambungkan dengan pin RX pada mikrokontroler. Dan yang paling utama, pin GND harus disambungkan pada GND yang sama yang dipakai mikrokontroler guna mendukung komunikasi serial. Modul Openlog dapat diatur konfigurasinya dengan mengubah isi file CONFIG.TXT yang terdapat pada memory card yang sebelumnya sudah dimasukkan ke dalam modul Openlog yang sudah diberi catu daya. Konfigurasi yang diubah disesuaikan dengan kebutuhan pengerjaan Tugas Akhir. Konfigurasi yang diubah adalah adalah penggunaan mode Sequential Log. Untuk dapat mengubah konfigurasi ke mode Sequential Log maka masukkan memory card pada computer dan buka file CONFIG.TXT yang ada pada memory card dengan notepad. Setiap 1 jenis konfigurasi dibatasi dengan tanda “ , ” (koma). Untuk konfigurasi Sequential Log pada maka yang harus diubah adalah konfigurasi keempat atau setelah tanda koma ketiga. Ubah angka 0 (nol) menjadi 1 (satu), seperti yang ditunjukkan Gambar 10. Kemudian tekan CTRL+S untuk menyimpan perubahan. Setelah itu keluar dari program notepad dan lakukan safely remove pada memory card.
HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian OpenLog Data Logger Pengujian dilakukan dengan menguji apakah openlog data logger dapat melakukan proses logging data secara sekuensial yang dikirimkan secara serial oleh sistem minimum mikrokontroler. Pada microSD yang dibuka melalui komputer terdapat dua jenis file saja seperti yang ditunjukkan Gambar 12. Pada file CONFIG.TXT berisi sebaris perintah pengaturan openlog data logger dan pada file SEQLOG00.TXT berisi semua data yang dikirimkan. Jika mode sekuensial gagal, maka akan muncul banyak file .TXT yang masing-masing berisi satu data yang dikirimkan.
Gambar 12. Isi microSD pada mode sekuensial Christian Andrean Pradigdya, Harianto, Ira Puspasari JCONES Vol. 3, No. 1 (2014) Hal: 14
Gambar 13 menunjukkan preview isi file SEQLOG00.TXT dan Tabel 2 yang menunjukkan isi file SEQLOG00.TXT.
Gambar 13. HasilAnalisis Data Tabel 2. Sampel hasil pengujian sekuensial modul openlog data logger
No. Hasil 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Data ke: 1-Data ke: 2-Data ke: 3-Data ke: 4-Data ke: 5-Data ke: 6-Data ke: 7-Data ke: 8-Data ke: 9-Data ke: 10-Data ke: 11-Data ke: 12-Data ke: 13-Data ke: 14-Data ke: 15Data ke: 16-Data ke: 17-Data ke: 18-Data ke: 19-Data ke: 20-Data ke: 21-Data ke: 22-Data ke: 23-Data ke: 24-Data ke: 25-Data ke: 26-Data ke: 27-Data ke: 28-Data ke: 29-Data ke: 30--
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 28 30 30 30 30 30 30 30
Dengan melihat pada Tabel 3 maka dapat diketahui bahwa tingkat eror dari sensor suhu dari sensor tersebut adalah sebesar 6,67%. Dengan melihat nilai eror, dalam diambil kesimpulan bahwa nilai eror tidak terlalu besar dan dapat diabaikan.
Pengujian Pengaruh Suhu Hasil analisis metana pada rentang suhu 180-220 Celsius seperti yang ditunjukkan pada Gambar 14.
Pengujian Sensor Suhu Pengujian sensor suhu ini bertujuan untuk menguji tingkat akurasi sensor suhu LM35 dengan cara membandingkan hasil pengukuran dengan termometer suhu analog.
Gambar 14. Metana pada suhu 180-220 Celsius Hasil analisis karbon dioksida pada rentang suhu 180-220 Celsius seperti yang ditunjukkan pada Gambar 15.
Tabel 3. Hasil pengujian suhu Sampel Data pada Data pada termometer sensor 1 30 31 2 30 30 Christian Andrean Pradigdya, Harianto, Ira Puspasari JCONES Vol. 3, No. 1 (2014) Hal: 15
Gambar 15. Karbon dioksida pada suhu 180-220 Celsius Hasil analisis metana pada rentang suhu 280-320 Celsius seperti yang ditunjukkan pada Gambar 16.
Gambar 16. Metana pada suhu 280-320 Celsius Hasil analisis karbon diokisda pada rentang suhu 280-320 Celsius seperti yang ditunjukkan pada Gambar 17
Gambar 18. Metana pada suhu 340-440 Celsius Hasil analisis karbon dioksida pada rentang suhu 340-440 Celsius seperti yang ditunjukkan pada Gambar 19.
Gambar 19. Karbon dioksida pada suhu 340-440 Celsius Berdasarkan ketiga hasil pengambilan data maka untuk mengambil kesimpulan dilakukan analisis data pada 6 jam pertama sejak data diambil pertama kali. Perbandingan dari ketiga perlakuan suhu terhadap kadar gas metana dan karbon dioksida dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Perbandingan pengujian perlakuan suhu Metana Karbon Dioksida Suhu 180 C-220 C 129 13 Suhu 280 C-320 C 340 66 Suhu 340 C-440 C 440 15
Gambar 17. Karbon dioksida pada suhu 280-320 Celsius Hasil analisis metana pada rentang suhu 340-440 Celsius seperti yang ditunjukkan pada Gambar 18.
Pada Tabel 4 dapat diketahui nilai bit ADC pada masing-masing hasil perlakuan suhu. Nilai bit metana tertinggi adalah pada suhu 340 sampai 440 Celsius yaitu 440. Sedangkan untuk Karbon dioksida nilai bit karbon dioksida tertinggi terdapat pada suhu 280 sampai 320 Celsius.
KESIMPULAN 1.
2.
Digester dibuat dengan bentuk tabung dengan volume 3,84 liter berbahan aluminium yang mempunyai fungsi sebagai tanki pencerna yang anaerob untuk proses fermentasi biogas. Berdasarkan hasil pengujian didapatkan bahwa rangkaian akuisisi data sensor untuk mengukur suhu sudah dapat berfungsi untuk mengukur suhu dengan nilai eror sebesar 6,67%.
Christian Andrean Pradigdya, Harianto, Ira Puspasari JCONES Vol. 3, No. 1 (2014) Hal: 16
3.
4.
Berdasarkan hasil pengujian didapatkan bahwa proses logging data menggunakan openlog data logger sudah dapat berfungsi sesuai dengan yang diharapkan yaitu mampu melakukan logging data dengan mode sekuensial dan pada pengujian mampu menerima tiga puluh data sesuai jumlah yang dikirimkan. Dari hasil ketiga percobaan suhu dapat diambil kesimpulan akhir bahwa kadar gas metana pada rentang suhu 340 sampai 440 Celsius memiliki nilai bit tertinggi yaitu 440 pada 6 jam pertama, sedangkan pada kadar gas karbon dioksida pada rentang suhu 280 sampai 320 Celsius memiliki nilai bit tertinggi yaitu 66 pada 6 jam pertama.
DAFTAR PUSTAKA Al Seadi, Teodorita, dkk. 2008. Biogas Handbook. University of Southern Denmark Esbjerg: Denmark. Andrianto, Heri. 2008. Pemrograman Mikrokontroler AVR ATMega16 Menggunakan Bahasa C. Informatika: Bandung. Barnett, Richard dkk. 2007. Embedded C Programming and The Atmel AVR Second Edition. Thomson Delmar Learning: Canada. Boe, Kanokwan. 2006. Online Monitoring and Control of The Biogas Process. DTU tryk Institute of Environment & Resources: Denmark. Susilo, Dedi. 2010. 48 Jam Kupas Tuntas Mikrokontroler MCS51 dan AVR. ANDI: Yogyakarta. Wahyuni, Sri. 2011. Menghasilkan Biogas dari Aneka Limbah. PT. AgroMedia Pustaka: Jakarta.
Christian Andrean Pradigdya, Harianto, Ira Puspasari JCONES Vol. 3, No. 1 (2014) Hal: 17