JCONES Vol. 4, No. 2 (2015) 89-95
Journal of Control and Network Systems Situs Jurnal : http://jurnal.stikom.edu/index.php/jcone
RANCANG BANGUN SISTEM PERINGATAN DINI TERJADINYA TITIK API MENGGUNAKAN KOMUNIKASI LOKAL DENGAN PERANGKAT BERGERAK Agung Kusniawan 1) Jusak2) Program Studi/Jurusan Sistem Komputer STMIK STIKOM Surabaya Jl. Raya Kedung Baruk 98 Surabaya, 60298 Email : 1)
[email protected], 2)
[email protected]
Abstract: Safety is a major issue when a disaster, like fire appears in a building. Technology can be used to assist people to avoid such kind of disaster. In this final project, a fire alert system is built by utilizing mobile equipment. It is designed to communicate in a local area only. The security system will give alert to occupants of a building by showing level of fire, smoke as well as temperature as soon as fire appears. This tool is made of series of blocks which are gas sensor (MQ2), temperature sensor (DHT11), and fire sensor. The control block is using the Arduino Uno board equipped with an Ethernet Shield. The output of the system are a buzzer and personal warning that trigger an application on Android phone automatically. Based on our experiment, it is shown that the warning system in the form of buzzer and mobile application in local network has success rate of 100%. When the fire appears, the tool will automatically produce a buzzer and a warning to the user by activating the alarm in their Android phone based. Keywords : Smoke Sensor ( MQ2 ) , Temperature Sensor ( DHT11 ) , Flame Sensors , Arduino Uno , Ethernet Shield , Buzzer , Android Applications Kebakaran merupakan suatu bencana yang sangat merugikan. Dalam penanggulangan masalah kebakaran banyak sekali ditemukan kesulitankesulitan seperti sukarnya ditemukan sumber api, sehingga api akan terus menjalar ketempat lain dan kerugian pun akan semakin besar.(Widyantara,2008) Oleh sebab itu, “Keselamatan” adalah pertimbangan utama ketika kebakaran terjadi pada satu bangunan. Penghuni dari bangunan tersebut harus dibuat sadar terhadap apa yang sedang terjadi dan bersiap untuk meninggalkan ruangan jika keselamatan mereka terancam. Sistem alat peringatan dini akan bahaya kebakaran memiliki fungsi utama untuk memberikan peringatan dini sehingga kemungkinan akan terjadinya musibah kebakaran dapat dicegah atau diketahui dengan cepat dan dipadamkan sebelum membesar. Dengan memberikan peringatan dini dari kebakaran pada satu bangunan, penghuni bangunan tersebut akan memiliki cukup waktu seiring bangunan tersebut terbakar, walaupun api semakin membesar, untuk memberikan mereka waktu bertindak secepat mungkin melakukan evakuasi. Tindakan pencegahan dan sistem alarm kebakaran pada bangunan harus menjadi faktor utama padarencana tersebut. Kebutuhan sistem alarm kebakaran pada bangunan tertentu akan ditentukan
oleh taksiran bahaya kebakaran yang dianut oleh pemilik atau penghuni bangunan. 1.
METODE Sistem alat ini terdiri dari dua bagian dimana kedua bagian tersebut terhubung dengan jaringan komunikasi lokal. Bagian pertama terdiri dari sistem sensorasap, suhu, api, sistem arduino uno dan alarm. Sedangkan bagian kedua hanya terdiri dari sistem perangkat bergerak (handphone). Rencana peletakan sistem sensor asap dilangit-langit ruangan sedangkan sensor suhu akan diletakkan ditempat berdekatan dengan sensor api, yang berpotensi menjadi titik awal api. Ketiga sensor ini memberikan input untuk arduino dalam menentukan kondisi ruangan tersebut. Input dari sensor suhu akan menjadi pembanding dari input sensor asap dan pembanding input sensor api. Bila sensor asap mendeteksi adanya asap dan sensor api mendeteksi adanya api namun sensor suhu tidak mendeteksi adanya kenaikan suhu maka arduino akan mengasumsikan telah terjadi kebakaran dan akan mengaktifkan sistem alarm dan peringatan melalui aplikasi android.
Agung Kusniawan, Jusak JCONES Vol. 4, No. 2 (2015) Hal: 89
Gambar 1 Diagram Perancangan Sistem Pendeteksi Kebakaran Pada gambaran di atas dapat dikelompokkan dari setiap perangkat sebagai berikut : 1. Sensor bertugas sebagai : a. Pengukur suhu ruangan secara real time. b. Pendeteksi adanya api didalam ruangan. c. Pendeteksi adanya asap berlebihan yang ditimbulkan dari nyala api. d. Memberikan informasi yang terbaca. 2. Arduino bertugas sebagai : a. Penerima data dari sensor. b. Membangun web server dengan bantuan ethernet shield. c. Menyimpan data sensor ke web server. d. Pengambilan data dari web server yang direquest oleh web browser terjadi selama 5 detik sekali untuk memperbarui nilai-nilai sensor. e. Merespon http request dengan mengirim data nilai-nilai sensor setiap 500 milie second. 3. Mobile device bertugas sebagai : a. Penerima data dari sensor suhu, sensor api, dan sensor asap dari server melalui komunikasi lokal nirkabel. b. Monitoring kondisi ruangan secara real time. c. Pengambilan data yang diminta oleh aplikasi kepada web server terjadi selama 500 milie second sekali untuk selalu meminta pembaharuan nilai secara real time. Perancangan Sistem Input Sensor yang digunakan ada 3 sensor : 1. Sensor Api (Flame Detector 5 Channel) berfungsi sebagai pembaca pendeteksi ada atau tidaknya api pada ruangan tempat sensor tersebut diletakkan. Sinyal berupa perubahan tegangan yang dikeluarkan oleh sensor api inilah yang akan dijadikan acuan oleh arduino uno. 2. Sensor Asap (Smoke Detector) berfungsi sebagai pembaca data dan pendeteksi adanya asap berlebih, yang dihasilkan oleh nyala api di dalam ruangan. Sinyal berupa perubahan tegangan yang dikeluarkan oleh
sensor api inilah yang akan dijadikan acuan oleh arduino uno. 3. Sensor Suhu (DHT11) sensor suhu yang dipergunakan pada alat ini berfungsi sebagai pembanding dari sensor asap agar alat ini tidak memberikan false alarm bila sensor asap mendeteksi asap yang bukan berasal dari asap kebakaran.(Wiweko dan Suharto, 2008) Semua data inputan dari sensor api, sensor suhu, dan sensor asap akan dikirimkan ke arduino uno yang dimana arduino uno berfungsi sebagai pengolah data. Perancangan Sistem pada Arduino Uno Arduino Uno didalam sistem ini berfungsi sebagai pengolah data yang didapatkan dari setiap sensor yang ada, dimana Arduino Uno ini akan menampung data dari setiap sensor dan data tersebut akan ditampilkan di web server. Arduino Uno berfungsi sebagai peneriman dan pengiriman data yang didapat dari sensor, dan mengirimkan data-data digital tersebut ke web server yang dengan bantuan Ethernet Shield. Ethernet shield didalam sistem ini berfungsi sebagai module tambahan arduino untuk membangun web server.
Gambar 2 Arduino Uno dan Ethernet Shield 1. Web Server Proses pertama Arduino Uno membuat layanan web server yang nantinya dapat diakses kapan saja oleh user secara komunikasi lokal. Arduino uno berkomunikasi dengan ethernet shield menggunakan bus SPI ini diatur oleh library SPI.h dan Ethernet.h. Bus SPI pada arduino uno menggunakan pin digital 11, 12, dan 13. Konfigurasi bus SPI pada arduino uno untuk berkomunikasi dengan ethernet shield. Pin-pin yang ada pada arduino uno yang dipakai untuk berkomunikasi dengan ethernet shield tidak dapat digunakan untuk keperluan yang lain.
Gambar 3 Tampilan Web Browser Agung Kusniawan, Jusak JCONES Vol. 4, No. 2 (2015) Hal: 90
Dengan bantuan ethernet shield, data-data sensor tersebut dapat dipantau secara realtime oleh user (Android) melalui web ataupun aplikasi. Pada server IP address yang digunakan static.
Gambar 4 Cara kerja web sederhana Cara kerja gambar 3.5 menjelaskan client atau user aplikasi mengirim request kepada web server untuk mengetahui data-data terbaru yang didapat dari setiap sensor-sensor sebagai inputan didalam web server, kemudian web server mengecek ketersediaan permintaan yang diminta oleh client Apabila tersedia maka web server akan mengirimkan data-data ke client aplikasi. 1. Diagram Alir Pembacaan Data START
INISIALISASI ; VARIBEL,WEB SEVER,PIN MODE ARDUINO
N JIKA SISTEM ON
Y BACA NILAI SENSOR ASAP, SUHU, NILAI MAKSIMAL DARI SENSOR API
Y JIKA NILAI ASAP > BATAS DAN NILAI SUHU > BATAS DAN NILAI API > BATAS
ALARM ON
N ALARM OFF
KIRIM HTTP REQUEST RESPON BERUPA NILAI SENSOR
END
Gambar 5 Diagram Alir pembacaan data Gambar 3.5 Flowchart Pembacaan Data Gambar flowchart diatas menjelaskan awal mula proses dimulai dengan menginisialisasi sebagai penyedia data untuk client. Setelah menjadi web server, proses akan mengecek apakah ada http request dari client, apabila ada, maka hardware akan membaca nilai-nilai sensor api, suhu, dan asap, yang selanjutnya akan dikirim kepada client berupa http respon. Nilai-nilai sensor tersebut akan dibaca
apakah memenuhi kriteria kebakaran. Apabila nilainilai sensor memenuhi kriteria kebakaran maka hardware akan menyalakan buzzer. Dan sebaliknya apabila nilai-nilai sensor tidak memenuhi kriteria kebakaran maka buzzer tidak nyala. Selanjutnya program akan kembali mengecek apakah ada request dari client. Pengecekan ini juga akan berulang terus ketika web server tidak mendapat request dari client. Sistem Perancangan pada Access Point Pada sistem ini Access Point hanya berfungsi sebagai penghubung antara host dengan server, apabila jalur ini terputus maka koneksi akan terhenti dan sistem tidak akan berjalan. Pada host akan mendapatkan peringatan dari web server apabila sedang terjadi kebakaran. Apabila host ingin mengetahui situasi ruangan terkini maka host dapat mengaksesnya dengan cara membuka aplikasi. Access Point didalam sistem ini berfungsi sebagai jembatan atau bridge untuk menghubungkan server dengan user interface. Perancangan Sistem pada Aplikasi Android Android didalam sistem ini berfungsi sebagai user interface sebagai penerima peringatan dari web server jika sedang terjadi kebakaran. Aplikasi android hanya melakukan pembacaan data. jika terjadi kebakaran arduino akan mengirimkan sebuah pesan status. “kondisi kebakaran” aplikasi pada andorid akan menerjemahkan pesan status tersebut bahwa sedang terjadi kebakaran. Pada aplikasi akan muncul sebuah message dengan membunyikann alarm. Aplikasi android yang berjalan dengan background service yang selalu memantau web server pada arduino, yang dimana aplikasi meminta web server untuk melakukan pembaharuan data-data dari setiap sensor api, suhu, asap secara real time clock. Aplikasi akan terus bekerja meskipun aplikasi ditutup untuk membuka program lain. Untuk membuat background service pada aplikasi yaitu dengan menekan tombol start yang terdapat pada aplikasi, maka background service mulai dibuat. Ketika background service telah dibuat maka aplikasi siap untuk meminta pembaharuan data dari web server yang ditandai dengan munculnya pesan obong monitor mulai. Setelah background service dibuat dan siap, maka aplikasi siap untuk menerima pembaharuan data dari web server secara real time clock. Bila ingin menghentikan background service, yaitu dengan menekan tombol stop pada aplikasi, kemudian aplikasi akan mengeluarka pesan. Aplikasi user meminta layanan atas data-data yang terdapat pada web server, kemudian web server yang bertindak sebagai manajer layanan tersebut akan merespon balik dengan mengirimkan data-data pendukung yang dibutuhkan. Sedangkan jika permintaan ditolak, halaman tidak tersedia. Fungsi utama web server adalah mentransfer data atas permintaan user aplikasi yang telah ada didalam perangkat bergerak melalui protokol komunikasi lokal yang telah ditentukan. Agung Kusniawan, Jusak JCONES Vol. 4, No. 2 (2015) Hal: 91
2.
Flowchart Android START
CEK KONEKSI KE SERVER
N TERSAMBUNG Y
MEMBUAT BACKGROUND SERVICE
MEMINTA HTTP RESPON MEMBACA SENSOR ASAP, SUHU, API
Y
ASAP > BATAS SUHU > BATAS API > BATAS N
TOMBOL CLOSE DITEKAN
ALARM ON
N
Y
STOP BACKGROUND SERVICE
END
Gambar 6 Flowchart Android Penjelasan flowchart aplikasi android, pada proses flowchart diatas menjelaskan ketika program pertama kali dijalankan pada perangkat android, program akan mengecek apakah ada koneksi jaringan menuju web server. Apabila tidak ada koneksi, maka program akan berakhir. Ketika koneksi ke web server tersedia, maka proses selanjutnya adalah membuat background service, di dalam background service, program akan mengirimkan http request ke web server. Ketika web server merespon dan mengirimkan kembali berupa http respon, program akan memecah http respon tersebut untuk diambil nilai sensor antara lain nilai sensor asap, api,suhu. Program akan menentukan apakah nilai-nilai tersebut memenuhi kriteria terjadinya kebakaran. Apabila nilai-nilai sensor meemenuhi kriteria kebakaran maka program akan mengeluarkan peringatan kebakaran, apabila nilai sensor tidak memenuhi kriteria kebakaran, maka program akan kembali mengirim http request ke web server terus menerus hingga program diakhiri dengan menghentikan background service dan menutupnya. Pembuatan Mekanik Secara umum susunan mekanik rancang bangun terdiri dari prototype kaca berbentuk persegi panjang, sebagai berikut. Rancang Bangun mekanik pendeteksi kebakaran diatas memiliki rancangan dan simulasi ruangan yang sengaja dibuat dari kaca setinggi 50 cm, dengan lebar 40 cm dan panjang 25 cm. Agar dapat dilihat dari berbagai sisi disaat terjadi adanya api.
Gambar 7 Bentuk Mekanik Arduino uno yang diposisikan sejajar dengan Ethernet shield berada diatas menempel kepada dinding simulasi ruangan, dimana Ethernet shield terhubung secara online oleh router wifi menggunakan kabel RJ45. Arduino uno memiliki 3 sensor yang sudah terhubung dengan arduino melalui kabel, yaitu sensor asap (MQ2), sensor suhu (DHT11), sensor api dengan mempunyai 2 buzzer sebagai peringatan secara umum didalam ruangan tersebut. PENGUJIAN DAN ANALISA Pada bab ini menjelaskan mengenai uji coba sistem yang dibangun pada robot, baik pengujian pada perangkat Android, pengujian kepada perangkat hardware, serta pengujian sensorsensor robot terhadap inputan. Hasil uji coba yang telah dilakukan akan dilakukan analisa untuk mengetahui apakah perancangan sistem yang telah dibangun sesuai dengan tujuan yang diharapkan sebagaimana yang telah dipaparkan. Agar pengujian sistem dapat bekerja dengan lancar, maka perlu dilakukan pemeriksaan terhadap perangkat yang digunakan. 4.1 Pengujian Umum Dalam menjalankan program pada perangkat Android ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan salah satunya terkait dengan spesifikasi perangkat Android yang digunakan. Hal ini sangat berpengaruh pada pendeteksian pengiriman nilainilai dari Arduino yang didapat dari beberapa sensor, yaitu sensor suhun sensor api, sensor asap yang nantinya akan dikirimkan melalui jaringan nirkabel menggunakan komunikasi lokal area. Untuk perangkat Android yang telah diuji, maka perangkat-perangkat berikut yang telah diuji. Tabel 1. Spesifikasi Android
4.2 Pengujian Komunikasi Perangkat Hardware dengan Android Pada bagian ini akan dilakukan pengujian komunikasi data dari perangkat Arduino keperangkat Android untuk keperluan aktualisasi peringatan atau Agung Kusniawan, Jusak JCONES Vol. 4, No. 2 (2015) Hal: 92
berupa nada yang telah disesuaikan untuk memperingatkan user. Untuk pengujian dibutuhkan perangkat lunak dan beberapa perangkat keras, perangkat lunak yang digunakan antara lain : Program Eclipse : sebagai media membangun kode untuk menerima paket data dari hardware Program Arduino : sebagai program membuat kode untuk hardware mengirimkan data yang diperoleh dan dijadikan paket data yang dikirimkan ke Android. Hardware Arduino Uno dan buzzer sebagai pengolah data dan buzzer sebagai alarm peringatan. Perangkat Android : sebagai perangkat penerima paket data dari hardware.
langsung terhadap alat untuk bisa mengetahui respon alat terhadap situasi. Gambar dibawah adalah contoh beberapa pengujian secara langsung dengan menampilkan inputan beberapa contoh api dan tampilan aplikasi pada android yang menampilkan nilai-nilai yang dibaca oleh setiap sensor.
Gambar 9 Pengujian 1 Gambar diatas menjelaskan bahwa kondisi di dalam ruangan telah terjadi kebakaran. Sampel pengujian diatas menunjukkan tidak kondisi normal tidak ada api. Menghasilkan nilai pengujian dari sensor asap = 58, sensor suhu = 310, sensor api = 8.
Gambar 8 komunikasi data arduino ke android Komunikasi diatas menjelaskan bagaimana nilai-nilai dari sensor asap, sensor suhu, sensor api yang ditampilkan oleh serial arduino dan dibandingkan dengan nilai yang terdapat pada aplikasi android. Nilai yang ditampilkan oleh serial arduino uno dengan nilai yang ditampilkan pada aplikasi android sama, berarti komunikasi antara arduino dengan aplikasi android mempunyai keakurasian 100%. PengujianSistem Berikut merupakan pengujian sistem secara keseluruhan dari percobaan perangkat keras, arduino uno yang terhubung dengan board ethernet shield dan memiliki sensor-sensor yang berguna membaca inputan-inputan dan mempunyai buzzer sebagai peringatan secara umum didalam simulasi ruangan tersebut. Yang dimana arduino uno dan ethernet shield yang membangun web server untuk menampung niali-nilai inputan yang dibaca oleh sensor yang nantinya diolah oleh arduino lalu dikirimkan kepada aplikasi android yang telah dibuat. Tujuan pengujian alat ini bertujuan untuk mengetahui respon alat terhadap inputan dan dikirimkan kepada aplikasi dengan dengan menunjukkan nilai-nilai dari pembacaan sensor agar user tahu bagaimana kondisi ruangan tersebut dan user dapat memonitoring ruangan tersebut secara real time. Dengan melakukan beberapa pengujian
Gambar 10 Pengujian Gambar diatas menjelaskan bahwa kondisi di dalam ruangan telah terjadi kebakaran. Sampel pengujian diatas menunjukkan adanya api, materi yang digunakan dalam pengujian ini menggunakan kertas berukuran A5 sebanyak 1 lembar. Menghasilkan nilai pengujian dari sensor asap =225, sensor suhu = 360, sensor api = 608. Hasil uji yang telah terdeteksi oleh sistem akan ditampilkan pada aplikasi Android yang telah dibuat dan yang telah terinstall di perangkat bergerak yaitu handphone berbasis Android milik user dan ditampilkan pada web server yang telah dibuat secara sederhana dengan menampilkan nilai-nilai pembacaan sensor seperti pada aplikasi Android namun web tidak memiliki action berupa peringatan seperti aplikasi yang telah dibuat. Pada gambar pengujian 1 dan 2 merupakan contoh dari hasil uji coba yang ditampilkan kepada aplilaksi Android. Agung Kusniawan, Jusak JCONES Vol. 4, No. 2 (2015) Hal: 93
Pada pengujian 1 dan 2 merupakan contoh gambar yang ditampilkan pada aplikasi Android. Berikut merupakan beberapa percobaan lainnya, dapat ditabelkan seperti pada tabel dibawah ini : Tabel 2. Pengujian Pembakaran Materi
Tabel diatas menunjukkan nilai-nilai yang berasal dari sensor-sensor dengan kondisi sumber api yang berbeda. Dari nilai-nilai tersebut akan diambil nilai batas dari masing-masing sensor untuk menentukan apakah sistem mendeteksi kebakaran atau tidak. Dapat dilihat pada pengujian ke 1dimana sumber api tidak ada (keadaan normal). Hal ini menghasilkan nilai sensor api yaitu 8, sensor suhu 310 dan sensor asap 58. Kemudian pada pengujian kedua dimana sumber api berasal dari kertas ukuran A5. Nilai masing-masing sensor menunjukkan kenaikan yaitu nilai api menjadi 608, suhu menjadi 360, dan asap menjadi 225. Hal serupa juga terjadi pada pengujian ke 3, ke 4, dan ke 5 dimana nilai masing-masing sensor terjadi kenaikan ketika sumber apip diperbesar. Pada pengujian ke 6 di letakkan sumber api berupa 1 batang rokok dimana sensor yang dikenai dampak besar yaitu sensor asap. Didapatkan kenaikan yang besar yaitu senilai 207 akan tetapi nilai suhu dan api tidak mengalami kenaikan yang signifikan. Begitu juga pada pengujian ke 7 dan ke 8 dimana sumber api juga berupa rokok dan nilai yang bertambah signifikan hanya nilai dari sensor asap. Selanjutnya pada pengujian ke 9, sumber api adalah sebuah lilin. Pada pengujian ini nilai yang mengalami kenaikan adalah nilai sensor api, namun sensor suhu dan sensor asap tidak mengalami kenaikan yang signifikan. Dari pengujian-pengujian yang telah dilakukan. Ditetapkan pengujian ke 2, ke 3, ke 4, dan ke 5 lah pengujian dimana diharapkan sistem akan memutuskan terjadinya kebakaran. Karena terjadinya kenaikan nilai signifikan pada semua sensor. Pada pengujian yang lain yaitu pengujian ke 1, ke 6, ke 7, ke 8, dan ke 9 ditetapkan sistem tidak akan memutuskan terjadinya kebakaran karena kenaikan nilai sensor yang signifikan hanya terjadi pada sensor tertentu / tidak semuanya. Untuk memutuskan terjadinya sebuah kebakaran atau tidak, sistem membutuhkan nilai batas dimana ketika nilai tersebut dilampaui sebuah sensor, maka sistem dapat memutuskan terjadinya
kebakaran. Dari pengujian-pengujian yang telah dilakukan, nilai batas dari masing-masing sensor yang paling ideal untuk memutuskan bahwa kebakaran terjadi pda pengujian yang telah dilakukan, nilai batas dari masing-masing sensor yang paling ideal untuk memtuskan bahwa kebakaran terjadi pada pengujian ke 2, ke 3, ke 4, dan ke 5 yaitu : 1.Nilai sensor asap (MQ2) : 200 2.Nilai sensor suhu (DHT11) : 340 3.Nilai sensor api : 500 Sehingga pada pengujian ke 1, ke 6, ke 7, ke 8, dan ke 9, sistem memutuskan tidak terjadi kebakaran. Setelah ditetapkan nilai batas untuk masingmasing nilai sensor sistem akan diuji kembali dengan kondisi yang sama pada masing-masing pengujian. Pada pengujian ini diharapkan sistem akan memutuskan terjadinya kebakaran yang ditandai berbunyinya alarm pada pengujian ke 2, ke 3, ke 4 dan ke 5. Hasil dari pengujian-pengujian akan disajikan dalam tabel berikut ini : Tabel 3. Status Ruangan dan Nilai Sensor
Dari pengujian yang telah dilakukan pada sistem, sistem dapat memutuskan terjadinya kebakaran pada pengujian ke 2, ke 3, ke 4, dan ke 5. Dan pada pengujian ke 1, ke 6, ke 7, ke 8, dan ke 9 sistem memutuskan tidak terjadi kebakaran. Maka dapat disimpulkan, sistem dapat memutuskan terjadinya kebakaran atau tidak. 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa dari beberapa pengujian yang diterangkan pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Pada pengujian ini, sistem berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Yaitu berhasil mendeteksi kebakaran yang berasal dari materi kertas A5. 2. Sistem tidak mendeteksi adanya kebakran terhadap kenaikan nilai sensor api yang signifikan dari lilin. 3. Sistem tidak mendeteksi adanya kebakaran terhadap kenaikan nilai sensor asap yang signifikan, yang disebabkan oleh asap rokok. 4. Pengiriman data yang telah dibaca oleh Arduino Uno dari sensor berhasil dikirim Agung Kusniawan, Jusak JCONES Vol. 4, No. 2 (2015) Hal: 94
ke aplikasi melalui jaringan lokal dengan tingkat keberhasilan 100%. 5.2 Saran Didalam proyek akhir ini, terdapat banyak kekurangan dan membutuhkan banyak saran untuk menyempurnakannya. Oleh karena itu saran dan kritik untuk memperbaiki sistem ini sangat diperlukan. Beberapa saran yang bisa dilakukan perbaikan selanjutnya antara lain : 1. Untuk pengembangan selanjutnya diharapkan aplikasi memiliki tampilan yang lebih baik, serta dilengkapi dengan catatan nilai-nilai sensor setiap periode tertentu. 2. Pada proyek akhir ini pengujian hanya dilakukan terbatas dengan menggunakan ruangan prototype. Maka untuk proyek selanjutnya diharapkan pengujian dilakukan pada ruangan sesungguhnya. II.
DAFTAR PUSTAKA
Arduino.cc. (n.d.). Arduino Uno. Retrieved September 27, 2014, from Arduino Web site: http://arduino.cc/enlMain/arduinoBoardU no, [online], “Arduino Ethernet Library”. Diakses November 23, 2014, dari http://arduino.cc/en/Reference/Ethernet, [online], “Arduino Ethernet Shield”. Diakses November 23, 2014, dari http://arduino.cc/en/Main/ArduinoEtherne tShield, [online], D-Robotics. (2010, july 30). Dipetik february 5, 2014, dari DHT11 Temperature &Humidity Sensor: www.droboticsonline.com Widyantara, Helmy. 2008. PENDETEKSIAN DAN PENGAMANAN DINI PADA KEBAKARAN BERBASIS PERSONAL COMPUTER (PC) DENGAN FUZZY LOGIC. Surabaya : Program Studi S1 Sistem Komputer, STIKOM Surabaya. Wiweko dan Suharto, Hang. 2008. Sistem Peringatan Dini akan Bahaya Kebakaran. Jakarta : Universitas Tarumanegara
Agung Kusniawan, Jusak JCONES Vol. 4, No. 2 (2015) Hal: 95