JESTT Vol. 2 No. 9 September 2015
ANALISIS TREN DAN PERBANDINGAN CAR, NPF, PEMENUHAN PPAP, ROA, BOPO, CASH RATIO DAN FDR PADA BANK SYARIAH MANDIRI DAN BANK MUAMALAT PERIODE DESEMBER 2004 SAMPAI DENGAN DESEMBER 20131) Archelia Imarvianti Mahasiswa Program Studi S1 Ekonomi Islam–Fakultas Ekonomi dan Bisnis–Universitas Airlangga Email:
[email protected] Dina Fitrisia Septiarini Departemen Ekonomi Syariah–Fakultas Ekonomi dan Bisnis–Universitas Airlangga Email:
[email protected] ABSTRACT: This research is to know the trend and the differences of financial performance between Bank Syariah Mandiri and Bank Muamalat in the periods of 2004-2013. This research used quantitative for the research method, purposive sampling for the sampling technique, Bank Syariah Mandiri and Bank Muamalat for the sample. This research conduct the trend analyzed,and conduct the comparative analyzed with independent sample t-test. This research used seven variables to evaluate the financial performance which was CAR, NPF, the fulfillment of PPAP, ROA, BOPO, cash ratio, and FDR. The trend analysis showed that Bank Syariah Mandiri has better progress on CAR, BOPO, cash ratio, and FDR, whereas Bank Muamalat has better progress on NPF, the fulfillment of PPAP and ROA. The comparative analysis showed that there are no differences on BOPO and cash ratio, whereas there are differences on CAR, NPF, the fulfillment of PPAP, ROA, and FDR. Keywords: Trend analysis, comparative analysis, financial performance, Bank Syariah Mandiri, Bank Muamalat. I. PENDAHULUAN
memiliki kinerja keuangan yang semakin
Latar Belakang
baik,
Mit Ghamr Bank di Mesir adalah bank
maka
dimilikinya
sistem
akan
operasional
semakin
yang
baik
juga,
tinggi
pula
syariah pertama yang beroperasi pada
sehingga
tahun 1960-an, dan Islamic Development
pendapatan dan juga bagi hasil yang
tahun
1970-an
semakin
(Antonio,
mampu diberikan bank syariah kepada
2001:19). Di Indonesia, Bank Muamalat
nasabah. Kusumo (2008) juga menyatakan
Indonesia menjadi bank syariah pertama
bahwa dengan kinerja keuangan yang
yang mulai beroperasi pada 1 Mei 1992,
baik, maka suatu bank akan dapat lebih
kemudian diikuti dengan pendirian Bank
bersaing dalam memperebutkan pasar
Syariah Mandiri pada tahun 1999. Setelah
perbankan nasional di Indonesia.
Bank
pada
akan
kehadiran dua bank dengan sistem syariah
Sesuai
dengan
Peraturan
Bank
tersebut perkembangan dunia perbankan
Indonesia Nomor: 9/1/PBI/2007 tentang
syariah di Indonesia semakin membaik.
Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
Bank syariah harus dapat meningkatkan
Umum Berdasarkan Prinsip Syariah Pasal 3,
kinerja keuangan yang dimilikinya. Hal ini
penilaian kesehatan dari suatu bank dapat
dikarenakan,
dilakukan dengan metode CAMEL. Sholihin
saat
suatu
bank
syariah
1)Jurnal
ini merupakan bagian skripsi dari Archelia Imarvianti, NIM : 041114116, yang diuji pada tanggal 27 April 2015.
728
JESTT Vol. 2 No. 9 September 2015
(2010:195)
menyatakan
bahwa
CAMEL
1. Bagaimana
tren
kinerja
keuangan
merupakan tolak ukur objek pemeriksaan
Bank
bank yang dilakukan oleh pengawas bank.
Muamalat periode 2004-2013 dari segi
CAMEL terdiri atas lima aspek, yaitu modal
CAR, NPF, pemenuhan PPAP, ROA,
(capital),
BOPO, cash ratio, dan FDR?
aktiva
(aset),
manajemen
Syariah
Mandiri
dan
Bank
(management), pendapatan (earnings),
2. Apakah terdapat perbedaan kinerja
dan likuiditas (liquidity). Namun karena
keuangan Bank Syariah Mandiri dan
dalam penelitian ini hanya menganalisis
Bank Muamalat periode 2004-2013 dari
tentang kinerja keuangan, maka aspek
segi CAR, NPF, pemenuhan PPAP,
manajemen
(management)
ROA, BOPO, cash ratio, dan FDR?
dianalisis.
ini,
aspek
Tujuan Penelitian
tersebut bukan merupakan bagian dari
1. Mengetahui
aspek
Hal
tidak
keuangan
dikarenakan
dalam
suatu
bank
Bank
(Kusumo: 2008).
tren
Syariah
kinerja
Mandiri
keuangan dan
Bank
Muamalat periode 2004-2013 dari segi
Penilaian kinerja keuangan bank dapat
CAR, NPF, pemenuhan PPAP, ROA,
dipergunakan untuk membuktikan kepada
BOPO, cash ratio, dan FDR.
masyarakat bahwa bank syariah tersebut
2. Mengetahui
perbedaan
kinerja
dapat dipercaya karena dalam keadaan
keuangan Bank Syariah Mandiri dan
baik
serta
Bank Muamalat periode 2004-2013 dari
melayani masyarakat dengan baik. Selain
segi CAR, NPF, pemenuhan PPAP,
itu,
ROA, BOPO, cash ratio, dan FDR.
sehingga
juga
penilaian sudah
dapat beroperasi
dapat kinerja
memenuhi
digunakan
sebagai
manajemen
apakah
target
yang
II. LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN
telah
HIPOTESIS
ditetapkan atau belum, kemudian juga
Pengertian Laporan Keuangan
dapat menilai kemampuan manajemen dalam
memberdayakan
sumber
Menurut
daya
keuangan
Kasmir
(2013:7)
adalah
laporan
laporan
yang
perusahaan apakah sudah efektif atau
menunjukkan
belum (Kasmir, 2013:104-105). Penilaian dari
perusahaan pada saat ini atau dalam
masing-masing rasionya dapat digunakan
suatu periode tertentu.
sebagai upaya identifikasi permasalahan
Analisis Laporan Keuangan
lebih
dini
agar
dapat
melakukan
kondisi
Subramanyan
dan
keuangan
Wild
(2010:4)
analisis
laporan
perbaikan dengan lebih tepat dan cepat,
menyatakan
sehingga
dapat
keuangan (financial statement analysis)
menetapkan strategi usaha di masa yang
adalah aplikasi dari alat dan teknik analisis
akan datang dengan lebih tepat.
laporan keuangan bertujuan umum dan
Rumusan Masalah
data-data
bank
tersebut
729
bahwa
yang
berkaitan
untuk
JESTT Vol. 2 No. 9 September 2015
menghasilkan
estimasi
dan
kesimpulan
kondisi aset Bank atau Unit Usaha Syariah
yang bermanfaat dalam analisis bisnis.
(UUS) dan kecukupan manajemen risisko pembiayaan. Penilaian produktif
Analisis Tren Subramanyan
dan
Wild
(2010:
34)
terhadap
kualitas
dalam
ketentuan
di
aktiva Bank
Indonesia didasarkan pada 2 rasio, yaitu:
menyatakan bahwa analisis tren dilakukan
1. Rasio Non Performing Financing (NPF)
dengan cara menelaah neraca, laporan
untuk
laba rugi, atau laporan arus kas yang
pembiayaan yang disalurkan dengan
berurutan dari satu periode ke periode
membandingkan pembiayaan macet
berikutnya. Data yang lebih dari tiga
dengan
periode dianalisis dengan menggunakan
disalurkan
angka indeks. Rumus dari angka Indeks
2013).
adalah (Kasmir, 2013: 82-84).
2.
mengukur
jumlah
Rasio
risiko
terhadap
pembiayaan
(Rafelia
dan
Pemenuhan
yang
Ardiyanto,
Penyisihan
Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) adalah
Kinerja Keuangan Bank Syariah
Tentang
yang mungkin timbul disebabkan oleh
Sistem
tidak
Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan
Prinsip
Syariah
pasal
permodalan
komponen
kecukupan,
permodalan permodalan
didasarkan
dan dalam
Berdasarkan
proyeksi
II.6
terhadap
Bank
bahwa
merupakan kemampuan
penilaian penilaian manajerial
pengurus bank untuk menjalankan usaha, kecukupan
Bank
manajemen
risiko,
dan
kepatuhan bank terhadap ketentuan yang
Indonesia No. 9/24/DPbS 2007 Tentang
berlaku
Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
serta
komitmen
kepada
Indonesia atau pihak lainnya.
Umum Berdasarkan Prinsip Syariah Romawi
Earnings (Rentabilitas)
II.2 menyatakan bahwa penilaian kualitas penilaian
menyatakan
manajemen
Asset Quality (Kualitas Aktiva Produktif)
merupakan
Edaran
Umum Berdasarkan Prinsip Syariah Romawi
atau Capital Adequacy Ratio (CAR).
aset
Surat
Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
risiko.
Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR)
Edaran
(Sholihin,
Indonesia No. 9/24/DPbS 2007 Tentang
kemampuan
rasio yang mengukur modal terhadap
Surat
produktif
atau
Management (Manajemen)
Komponen ini dapat diartikan sebagai
Berdasarkan
aktiva
sebagian
2010:640).
pada
mengcover
kembalinya
seluruh
4
menyatakan bahwa Penilaian terhadap faktor
dibentuk
berjalan untuk menampung kerugian
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia 9/1/PBI/2007
yang
dengan membebani laba rugi tahun
Capital (Permodalan)
Nomor
cadangan
terhadap
730
Bank
JESTT Vol. 2 No. 9 September 2015
Berdasarkan
Surat
Bank
2. Suryani (2011) menyatakan bahwa
Indonesia No. 9/24/DPbS 2007 Tentang
rasio Financing to Deposit Ratio (FDR)
Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
digunakan untuk mengukur likuiditas
Umum Berdasarkan Prinsip Syariah Romawi
bank
II.3
penarikan dana yang dilakukan oleh
menyatakan
Edaran
bahwa
penilaian
dalam
membayar
kembali
rentabilitas merupakan penilaian terhadap
deposan
kondisi dan kemampuan Bank dan Unit
sebagai sumber likuiditasnya.
dengan
pembiayaan
Usaha Syariah (UUS) untuk menghasilkan
Hipotesis
keuntungan dalam rangka mendukung
H1: Terdapat perbedaan kinerja keuangan
kegiatan operasional dan permodalan.
antara Bank Syariah Mandiri dan Bank
Penilaian aspek rentabilitas didasarkan
Muamalat
pada 2 rasio, yaitu:
dengan
menggunakan
rasio Capital Adequancy Ratio (CAR)
1. Rasio Return on Assets (ROA) untuk
periode 2004-2013.
mengukur kemampuan perusahaan
H2: Terdapat perbedaan kinerja keuangan
dalam memperoleh earning dalam
antara Bank Syariah Mandiri dan Bank
operasi perusahaan (Suryani, 2011).
Muamalat
2. Rasio Beban Operasional Pendapatan
bank
syariah
menggunakan
rasio Non Performing Financing (NPF)
Operasional (BOPO) untuk mengetahui kemampuan
dengan
periode 2004-2013.
dalam
H3: Terdapat perbedaan kinerja keuangan
menutupi biaya operasional dengan
antara Bank Syariah Mandiri dan Bank
pendapatan operasionalnya.
Muamalat
Liquidity (Likuiditas) Berdasarkan
rasio
Surat
Edaran
Bank
dengan Pemenuhan
menggunakan Penyisihan
Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP)
Indonesia No. 9/24/DPbS 2007 Tentang
periode 2004-2013.
Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
H4: Terdapat perbedaan kinerja keuangan
Umum Berdasarkan Prinsip Syariah Romawi
antara Bank Syariah Mandiri dan Bank
II.4 menyatakan bahwa penilaian likuiditas
Muamalat
merupakan
rasio Return on Asset (ROA) periode
penilaian
kemampuan
bank
untuk
terhadap memelihara
H5: Terdapat perbedaan kinerja keuangan
aspek likuiditas didasarkan
antara Bank Syariah Mandiri dan Bank
pada 2 rasio, yaitu: 1.
Cash
ratio
Muamalat digunakan
untuk
Operasional
yang
2013.
untuk
dengan
menggunakan
rasio, Biaya Operasional Pendapatan
mengukur seberapa besar uang kas tersedia
menggunakan
2004-2013.
tingkat likuiditas yang memadai. Penilaian
dengan
membayar
hutang.
(BOPO)
periode
2004-
H6: Terdapat perbedaan kinerja keuangan Bank
731
Syariah
Mandiri
dan
Bank
JESTT Vol. 2 No. 9 September 2015
Muamalat
dengan
menggunakan
Data ini merupakan data rasio dan
rasio Cash Ratio periode 2004-2013.
diambil secara tahunan dari tahun
H7: Terdapat perbedaan kinerja keuangan Bank
Syariah
Muamalat
Mandiri
dengan
dan
2004-2013.
Bank
2. Non Performing Financing (NPF) untuk
menggunakan
mengukur risiko terhadap pembiayaan
rasio Financing Deposit Ratio (FDR)
yang
periode 2004-2013.
membandingkan pembiayaan macet
disalurkan
dengan
jumlah
dengan
pembiayaan
yang
III. METODOLOGI PENELITIAN
disalurkan. NPF didapat dari rumus
Pendekatan Penelitian
sebagai berikut:
Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Teknik analisis yang deskriptif.
Data ini merupakan data rasio dan
Setelah itu, peneliti melakukan analisis tren
diambil secara tahunan dari tahun
dan
2004-2013.
digunakan
adalah
analisis
statistik
perbandingan
dengan
3. Pemenuhan Penyisihan Penghapusan
menggunakan alat uji statistik t-Test dan SPSS sebagai alat statistik.
Aktiva
Identifikasi Variabel
mengetahui kemampuan bank syariah
Variabel
yang
digunakan
Produktif
(PPAP)
untuk
dalam menentukan besarnya PPAP
dalam
yang telah dibentuk terhadap PPAP
penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Capital Adequacy Ratio (CAR)
yang
wajib
dibentuk.
2. Non Performing Financing (NPF)
PPAP didapat dari rumus sebagai
3. Pemenuhan Penyisihan Penghapusan
berikut
(Budisantoso
Pemenuhan
dan
Triandaru
2006:58):
Aktiva Produktif (PPAP) 4. Return on Assets (ROA) 5. Biaya
Operasional
Pendapatan
Data ini merupakan data rasio dan
Operasional (BOPO)
diambil secara tahunan dari tahun
6. Cash Ratio
2004-2013.
7. Financing Deposit Ratio (FDR)
4. Return
Definisi Operasional Variabel
on
Assets
(ROA)
untuk
mengukur kemampuan bank syariah
1. Capital Adequacy Ratio (CAR) untuk
dalam memperoleh keuntungan (laba
mengetahui kemampuan bank syariah
sebelum pajak) yang diperoleh dari
dalam menjaga kecukupan modal.
total aset yang dimiliki oleh bank
CAR
tersebut. ROA didapat dari rumus
didapat
dari
rumus
sebagai
berikut (Dendawijaya, 2005:144):
sebagai 2005:146):
732
berikut
(Dendawijaya,
JESTT Vol. 2 No. 9 September 2015
Data ini merupakan data rasio dan diambil secara tahunan dari tahun Data ini merupakan data rasio dan
2004-2013. 5. Biaya
Operasional
diambil secara tahunan dari tahun
Pendapatan
2004-2013.
Operasional (BOPO) untuk mengukur kemampuan
bank
syariah
Jenis dan Sumber Data
dalam
membayar beban operasional dari
Jenis data dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan pendapatan
data sekunder berupa laporan keuangan
operasional yang telah dimiliki oleh
dari
bank syariah tersebut. BOPO didapat
Muamalat periode 2004-2013. Data yang
dari
dipergunakan adalah data time series,
rumus
sebagai
berikut
Bank
yang
(Dendawijaya, 2005:147):
Syariah
diperoleh
Mandiri
dari
dan
website
Bank
Bank
Indonesia (www.bi.go.id), website Bank Syariah
Mandiri
Data ini merupakan data rasio dan
(www.syariahmandiri.co.id),
diambil secara tahunan dari tahun
Muamalat (www.bankmuamalat.co.id).
2004-2013.
Populasi dan Sampel
6. Cash
Ratio
kemampuan
untuk bank
mengukur
syariah
Populasi
yang
dan
digunakan
Bank
dalam
dalam
penelitian ini adalah sejak Bank Syariah
membayar kewajiban jangka pendek
Mandiri dan Bank Muamalat berdiri sampai
dengan
dengan tahun 2013.
menggunakan
alat
likuid
yang terdiri dari kas dan aktiva antar
Teknik
bank yang dimiliki oleh bank tersebut.
digunakan
Cash ratio didapat dari rumus sebagai
Beberapa
berikut (Kasmir, 2013:139):
adalah
pengambilan adalah
sampel
purposive
pertimbangan
sampel
yang
yang
sampling.
yang
diambil
diambil
adalah
selama periode 2004-2013. Pengambilan periode
diawali
pada
tahun
2004
Data ini merupakan data rasio dan
dikarenakan
diambil secara tahunan dari tahun
penelitian dalam jangka waktu 10 tahun
2004-2013.
terakhir, dan diakhiri pada tahun 2013
7. Financing Deposit Ratio (FDR) untuk
peneliti
melakukan
dikarenakan laporan keuangan per 31
mengukur kemampuan bank syariah
Desember
dalam
secara resmi.
memenuhi
akan
pembiayaan
dengan menggunakan Dana Pihak
2014
belum
dipublikasikan
Teknik Analisis
Ketiga (DPK) dan juga modal yang
Langkah-langkah
untuk
menganalisis
dimiliki oleh bank syariah tersebut. FDR
masalah yang telah dirumuskan diawali
didapat dari rumus sebagai berikut
dengan
(Suryani, 2011):
keuangan,
733
menghitung kemudian
rasio
kinerja
dikelompokkan
JESTT Vol. 2 No. 9 September 2015
berdasarkan tahun masing-masing. Tahap
adalah
berikutnya
adalah
14,57% dan nilai terendah 10,57%. Nilai
penghitungan
angka
melakukan
dengan
nilai
tertinggi
yang
rata-rata NPF adalah 3,86% dengan nilai
dan
tertinggi 6,38% dan nilai terendah 2,22%.
Bank
Nilai rata-rata pemenuhan PPAP adalah
Umum Syariah tersebut selama 10 tahun.
106,93% dengan nilai tertinggi 127,64% dan
Setelah
nilai terendah 100%.
dilanjutkan
dengan
penggambaran
itu
indeks
12,56%
analisis
tren
dari
dilakukan
tren,
kedua
uji
(Kolmogrov-smirnov).
normalitas
Data
akan
Tabel 2. Analisis Statistik Deskriptif Rasio Kinerja Keuangan (ROA, BOPO, cash ratio, FDR)** Bank Syariah Mandiri dan Bank Muamalat (Dalam Persentase)
berdistribusi normal saat nilai sig > 0,05, sedangkan saat nilai sig < 0,05 maka data berdistribusi tidak normal.
ROA
BOPO
CR
FDR
Mean
1,93
79,13
1,01
88,33
uji t untuk dua sampel independent/bebas
Maks
2,86
85,70
1,34
94,40
(Independent sample t-test). Uji ini diawali
Min
1,10
73,00
0,63
82,54
Tahap berikutnya adalah uji beda yaitu
dengan
menentukan
t
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (diolah)
hitung
menggunakan equal variances assumed
Pada tabel 2 dapat diketahui bahwa
saat nilai sig F hitung > 0,05 atau equal
nilai rata-rata ROA adalah 1,93% dengan
variance not assumed saat nilai sig F hitung
nilai tertinggi 2,86% dan nilai terendah 1,1%.
<
Nilai
0,05.
Setelah
itu,
akan
dilakukan
rata-rata
BOPO
adalah
79,13%
pengambilan keputusan dari t hitung. Ho
dengan nilai tertinggi 85,7% dan nilai
akan diterima saat nilai sig t > dari 0,05,
terendah 73%. Nilai rata-rata cash ratio
sedangkan Ho akan ditolak saat nilai sig t <
adalah 1,01% dengan nilai tertinggi 1,34%
dari 0,05.
dan nilai terendah 0,63%. Nilai rata-rata
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
FDR adalah 88,33% dengan nilai tertinggi
Deskripsi Hasil Penelitian
94,4% dan nilai terendah 82,54%.
1.
Deskripsi
Hasil
Penelitian
Bank
2.
Deskripsi
Hasil
Penelitian
Bank
Muamalat
Syariah Mandiri
Tabel 3. Analisis Statistik Deskriptif Rasio Kinerja Keuangan (CAR, NPF, Pemenuhan PPAP) Bank Syariah Mandiri dan Bank Muamalat (Dalam Persentase)
Tabel 1. Analisis Statistik Deskriptif Rasio Kinerja Keuangan (CAR, NPF, Pemenuhan PPAP)** Bank Syariah Mandiri dan Bank Muamalat (Dalam Persentase) CAR
NPF
P. PPAP
CAR
NPF
P. PPAP
Mean
12,56
3,86
106,93
Mean
12,95
2,82
108,12
Maks
14,57
6,38
127,64
Maks
17,27
4,96
126,52
Min
10,57
2,22
100
Min
10,69
1,07
100
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (diolah)
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (diolah)
Pada tabel 1 dapat diketahui bahwa
Pada tabel 3 dapat diketahui bahwa
nilai rata-rata CAR Bank Syariah Mandiri
nilai rata-rata CAR Bank Muamalat adalah
734
JESTT Vol. 2 No. 9 September 2015
12,95% dengan nilai tertinggi 17,27% dan
Mandiri dari segi CAR lebih baik. Hal ini
nilai terendah 10,69%. Nilai rata-rata NPF
dikarenakan garis linier yang dimiliki oleh
adalah 2,82% dengan nilai tertinggi 4,96%
Bank Syariah Mandiri lebih meningkat jika
dan nilai terendah 1,07%. Nilai rata-rata
dibandingkan dengan garis linier yang
pemenuhan PPAP adalah 108,12% dengan
dimiliki oleh Bank Muamalat. 2. Analisis Tren Non Performing Financing
nilai tertinggi 126,52% dan nilai terendah 100%.
(NPF) Dari grafik dibawah dapat diketahui
Tabel 4. Analisis Statistik Deskriptif Rasio Kinerja Keuangan (ROA, BOPO, cash ratio, FDR) Bank Syariah Mandiri dan Bank Muamalat (Dalam Persentase) ROA
BOPO
CR
FDR
Mean
1,75
85,27
1,42
91,89
Maks
2,60
95,50
2,29
104,41
Min
0,45
78,94
0,87
83,6
bahwa perkembangan Bank Muamalat dari segi NPF lebih baik. Hal ini dikarenakan garis linier yang dimiliki oleh Bank berada dibawah garis linier yang dimiliki oleh Bank Syariah Mandiri.
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (diolah) Pada tabel 4 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata ROA adalah 1,75% dengan nilai tertinggi 2,6% dan nilai terendah 0,45%. Nilai
rata-rata
BOPO
adalah
85,27%
dengan nilai tertinggi 95,5% dan nilai 3. Analisis Tren Pemenuhan Penyisihan
terendah 78,94%. Nilai rata-rata cash ratio
Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP)
adalah 1,42% dengan nilai tertinggi 2,29% dan nilai terendah 0,87%. Nilai rata-rata FDR adalah 91,89% dengan nilai tertinggi 104,41% dan nilai terendah 83%. Analisis Tren 1. Analisis Tren Capital Adequancy Ratio (CAR)
Dari
grafik
diatas
dapat
diketahui
bahwa perkembangan Bank Muamalat dari segi pemenuhan PPAP lebih. Hal ini dikarenakan garis linier yang dimiliki oleh Bank
Muamalat
lebih
meningkat
jika
dibandingkan dengan garis linier yang Dari bahwa
grafik
diatas
dapat
perkembangan
Bank
dimiliki oleh Bank Syariah Mandiri.
diketahui
4. Analisis Tren Return on Assets (ROA)
Syariah
735
JESTT Vol. 2 No. 9 September 2015
Dari grafik dibawah dapat diketahui bahwa perkembangan Bank Muamalat dari segi ROA lebih baik. Hal ini dikarenakan garis linier yang dimiliki oleh Bank Muamalat yang berada diatas garis linier yang dimiliki oleh Bank Syariah Mandiri. Dari
grafik
bahwa
diatas
dapat
perkembangan
diketahui
Bank
Syariah
Mandiri dari segi cash ratio lebih baik. Hal ini dikarenakan garis linier yang dimiliki oleh Bank Syariah Mandiri lebih berada diatas garis linier yang dimiliki oleh Bank Syariah Mandiri. 5. Analisis
Tren
Beban
7. Analisis Tren Financing Deposit Ratio
Operasional
(FDR)
Pendapatan Operasional (BOPO)
Dari grafik dibawah dapat diketahui bahwa
perkembangan
Bank
Syariah
Mandiri dari segi FDR lebih baik. Hal ini dikarenakan garis linier yang dimiliki oleh Bank Syariah Mandiri berada dibawah garis
linier
yang
dimiliki
oleh
Bank
Muamalat.
Dari bahwa
grafik
diatas
dapat
perkembangan
Bank
diketahui Syariah
Mandiri dari segi BOPO lebih baik. Hal ini dikarenakan garis linier yang dimiliki oleh Bank Syariah Mandiri lebih menurun jika dibandingkan dengan garis linier yang dimiliki oleh Bank Muamalat.
Analisis Model dan Pengujian Hipotesis
6. Analisis Tren Cash Ratio
Tabel 5. Uji Normalitas Data Semua Variabel
736
Variabel
N
Sig.
Keterangan
CAR
20
0,611
Normal
NPF
20
0,779
Normal
PPAP
20
0,511
Normal
JESTT Vol. 2 No. 9 September 2015
ROA
20
0,984
Equal
Normal
BOPO
20
0,934
Normal
Cash ratio
20
0,917
Normal
FDR
20
0,776
Normal
variance
assumed
yang
0,454
0,006
Equal 0,006
not
berada
assumed
diatas 0,05.
Ho ditolak
Equal variances
Uji Beda
0,293
0,015
perbedaan)
variance
0,017
not
pengujian menggunakan uji t untuk dua
assumed
sampel independent/bebas (Independent
Ho diterima
Equal
sample t-test).
variances
Tabel 6. Independent sample t-test Semua Variabel Var.
Sig.
variances
3,421
0,081
0,653
assumed CAR
perbedaan)
Equal
Ket.
0.204
not assumed
(Tidak ada
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (diolah)
semua
0,654
variabel
dalam
penelitian
ini
memiliki nilai signifikansi Levene’s test diatas
assumed Equal 0,955
0,341
0,097
assumed
Ho diterima
0,05,
(Tidak ada
variances assumed. Pada variabel CAR,
perbedaan)
sehingga
menggunakan
equal
NPF, pemenuhan PPAP, ROA, dan FDR
Equal
memiliki nilai signifikansi yang lebih besar
variance
0,098
not
dari 0,05 sehinggaterdapat perbedaan
assumed
kinerja keuangan antara Bank Syariah Ho diterima
Equal variances
0,459
0,507
0,761
assumed
Mandiri dan Bank Muamalat pada sisi CAR,
(Tidak ada perbedaan)
Equal
bahwa pada variabel BOPO, dan cash
0,761
not
ratio memiliki nilai signifikansi yang kurang
assumed Equal variances assumed
NPF, pemenuhan PPAP, ROA, dan FDR. Pada tabel 5 juga dapat diketahui
variance
ROA
(Tidak ada
Pada tabel 6 dapat diketahui bahwa
not
PPAP
0,201
perbedaan)
variance
NPF
0,087
variance
Equal
variances
3,272
assumed FDR
Ho diterima
Equal
(Terdapat
Equal
Ratio
memiliki data berdistribusi normal, maka
1,174
assumed
Cash
Semua variabel dalam penelitian ini
Levene’s Test F Sig.
(Terdapat perbedaan)
variance
semua variabel dinyatakan normal karena signifikansi
0,586
assumed BOPO
Pada tabel 5 dapat diketahui bahwa
nilai
Ho ditolak
Equal variances
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (diolah)
memiliki
0,498
not
0,832
0,374
0,498
Ho diterima
dari 0,05 sehingga terdapat perbedaan
(Tidak ada
kinerja keuangan antara Bank Syariah
perbedaan)
737
JESTT Vol. 2 No. 9 September 2015
Mandiri dan Bank Muamalat pada sisi
rasio Non Performing Financing (NPF) yang
BOPO, dan cash ratio.
dimiliki
Pembahasan
mengalami
Pembahasan Analisis Tren
besar
1. Capital Adequancy Ratio (CAR)
oleh
Bank
Syariah
peningkatan
sampai
Mandiri
yang
hampir
cukup
menyamai
perkembangan rasio NPF yang dimiliki oleh Bank
Muamalat.
Hal
ini
menunjukkan
bahwa persentase pembiayaan dalam golongan macet yang dimiliki oleh Bank Syariah
Mandiri
mengalami
penurunan
dengan cukup baik.
Dari grafik 8 dapat diketahui bahwa perkembangan rasio Capital Adequancy Ratio (CAR) dari Bank Muamalat pada tahun 2006 mengalami penurunan yang cukup besar sampai berada dibawah perkembangan Syariah
rasio
Mandiri.
Hal
CAR ini
dari
Bank
3. Pemenuhan Penyisihan Penghapusan
dikarenakan
Aktiva Produktif (PPAP)
peningkatan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) dari Bank Muamalat yang lebih tinggi daripada modal, sehingga modal yang dimiliki oleh Bank Muamalat kurang mampu untuk mengcover risiko dari aktiva yang dimiliki oleh bank syariah tersebut. Pada grafik 8 juga dapat diketahui Dari
bahwa pada tahun 2010 sampai dengan
grafik
diatas
dapat
diketahui
bahwa perkembangan rasio pemenuhan
tahun 2012, perkembangan rasio CAR Bank
Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif
Muamalat kembali mengalami penurunan
(PPAP) Bank Bank Syariah Mandiri pada
yang cukup besar sementara Bank Syariah
tahun
Mandiri dapat meningkatkan nilai rasio ini
2005
daripada
dengan cukup baik dan stabil sampai
mengalami
Bank
peningkatan
Muamalat.
Hal
ini
menunjukkan bahwa Bank Syariah Mandiri
dengan tahun 2013.
dapat
2. Non Performing Financing (NPF)
membentuk
Penyisihan
Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) yang
Dari grafik 9 dapat diketahui bahwa
lebih tinggi daripada yang seharusnya
pada tahun 2010, perkembangan dari
738
JESTT Vol. 2 No. 9 September 2015
dibentuk sehingga Bank Syariah Mandiri
Dari grafik 12 dapat diketahui bahwa
dapat mengcover risiko dengan lebih baik,
kedudukan
meskipun
sebelumnya berada diatas Bank Syariah
tingginya
PPAP
dapat
mengurangi keuntungan yang diperoleh. Dari grafik 10
Bank
Muamalat
yang
Mandiri ternyata pada tahun 2009 sampai
dapat diketahui bahwa
dengan tahun 2012 berada dibawah Bank
pada tahun 2009, Bank Syariah Mandiri
Syariah
mengalami peningkatan sampai hampir
peningkatan beban operasional dari Bank
menyamai perkembangan nilai dari rasio
Muamalat
pemenuhan PPAP dari Bank Muamalat.
dikategorikan cukup rendah. Namun pada
Pada tahun 2012, bank Muamalat kembali
tahun 2013 kedudukan Bank Muamalat
mengalami peningkatan perkembangan
kembali
pada rasio ini sampai dengan tahun 2013,
Mandiri.
Mandiri.
Hal
yang
berada
ini
dikarenakan
sebelumnya
diatas
Bank
dapat
Syariah
sedangkan Bank Syariah Mandiri kembali mengalami penurunan sampai dengan tahun 2013. 4. Return on Assets (ROA)
6. Cash Ratio.
Dari
grafik
diatas
dapat
diketahui
bahwa pada tahun 2009, Bank Muamalat mengalami
mengalami
perkembangan
rasio
Return
penurunan on
Assets
(ROA) yang cukup jauh yaitu sebesar 75%.
Dari
Hal ini dikarenakan peningkatan total aset
dengan
peningkatan
laba
diketahui
peningkatan yang cukup baik daripada Bank Syariah Mandiri. Penurunan yang
Bank Muamalat kurang mampu mengelola
dialami
aset yang dimilikinya padahal total aset
oleh
Bank
Syariah
Mandiri
disebabkan oleh minimnya alat likuid yang
yang dimilikinya mengalami peningkatan. Operasional
dapat
cash ratio dari Bank Muamalat mengalami
rugi
sebelum pajak yang membuktikan bahwa
5. Beban
diatas
bahwa pada tahun 2006 perkembangan
yang dimiliki oleh Bank Muamalat tidak diikuti
grafik
dimilikinya
Pendapatan
sehingga
tidak
mencukupi
tingginya kewajiban lancar yang dimiliki,
Operasional (BOPO)
739
JESTT Vol. 2 No. 9 September 2015
sedangkan
Bank
Muamalat
berhasil
Hal tersebut disebabkan oleh ketetapan
meningkatkan alat likuid yang dimilikinya.
dari
Namun pada tahun-tahun berikutnya Bank
minimum dari rasio ini yaitu sebesar 8%,
Syariah
sehingga setiap bank syariah berlomba-
Mandiri
memperbaiki
berhasil
perkembangan
kembali nilai
dari
Bank
Indonesia
mengenai
nilai
lomba untuk dapat memenuhi standar
rasio ini.
tersebut agar dapat dinyatakan sehat
7. Financing Deposit Ratio (FDR).
dalam segi modal. 2.
Non Performing Financing (NPF) Berdasarkan uji yang telah dilakukan,
dapat dinyatakan bahwa dari kedua Bank Umum Syariah tersebut ternyata tidak
terdapat
perbedaan
kinerja
keuangan dari segi rasio NPF diantara keduanya.
Hal
ini
dikarenakan
Bank
Indonesia telah menetapkan standar dari Dari grafik 14 dapat diketahui bahwa
rasio ini yaitu dibawah 5% untuk dapat
pada tahun 2006, perkembangan rasio
dinyatakan
Financing Deposit Ratio (FDR) yang dimiliki
mungkin muncul karena kualitas aktiva
dikarenakan jumlah Dana Pihak Ketiga
produktif yang kurang baik atau bahkan
(DPK) yang telah dihimpun oleh kedua
macet.
Bank Umum Syariah tersebut telah mampu
Aktiva
menyalurkan dana tersebut dalam bentuk
mendapatkan tetapi
Pembahasan Uji Beda
yang
macet
tidak
juga
pembiayaan
tersebut
berdampak
pada
terancamnya kelangsungan hidup bank
1. Capital Adequacy Ratio (CAR)
tersebut lebih lanjut (Kasmir, 2013: 285).
Berdasarkan uji yang telah dilakukan,
Oleh
dapat dinyatakan bahwa tidak terdapat
itu, prinsip
perlu 5C
dilakukan (character,
capacity, capital, condition, collateral)
rasio CAR diantara keduanya. Penelitian
kepada nasabah sebelum memberikan
ini mendukung penelitian yang dilakukan
pembiayaan sebagai salah satu upaya
oleh Fatih (2014) dan Dahlia (2012) yang tidak
sebab
pemberlakuan
perbedaan kinerja keuangan dari segi
bahwa
produktif
hanya berdampak pada nasabah yang
dengan
persentase penyaluran yang hampir sama.
menunjukkan
tersebut
pihak bank dari risiko-risiko kerugian yang
berada diangka yang hampir sama. Hal ini
pembiayaan
Ketetapan
adalah salah satu cara untuk melindungi
oleh kedua Bank Umum Syariah tersebut
beberapa
sehat.
untuk meminimalisir kemungkinan risiko
terdapat
dari
perbedaan diantara kedua Bank Umum
aktiva
macet.
Syariah tersebut dari segi rasio CAR.
740
produktif dalam
keadaan
JESTT Vol. 2 No. 9 September 2015
perbedaan diantara kedua Bank Umum
3. Pemenuhan Penyisihan Penghapusan
Syariah tersebut dari segi rasio ROA.
Aktiva Produktif (PPAP) Berdasarkan uji yang telah dilakukan,
Hal tersebut disebabkan oleh standar
dapat dinyatakan bahwa dari kedua
maksimal yang ditetapkan oleh Bank
Bank Umum Syariah tersebut ternyata
Indonesia, sehingga setiap bank syariah
tidak
kinerja
berlomba-lomba untuk dapat melebihi
keuangan dari segi rasio pemenuhan
batas minimum yaitu sebesar 1,215% agar
PPAP diantara keduanya. Hal tersebut
dapat
dikarenakan
semakin
terdapat
perbedaan
Bank
Indonesia
telah
dinyatakan
sehat.
meningkatnya
Selain
rasio
ini
itu, juga
menetapkan standar untuk rasio yaitu
menandakan
diatas 81%, sehingga bank-bank tersebut
tersebut
akan berusaha untuk dapat memenuhi
meningkatkan
standar tersebut agar dapat dinyatakan
diperolehnya
sehat.
yaitu dari pengelolaan total aset yang
Selain dari sisi rasio pemenuhan PPAP, perhitungan
cadangan
yang
bahwa
bank
syariah
mampu
untuk
keuntungan
yang
telah
diluar
sektor
operasional
dimilikinya sehingga pendapatan bank
harus
syariah dapat bertambah.
dilakukan dari masing-masing kategori
5. Biaya
Operasional
Pendapatan
atau yang dapat disebut dengan PPAP
Operasional (BOPO)
yang wajib dibentuk yang menjadi tolak
Berdasarkan uji yang telah dilakukan,
ukur dari rasio ini juga telah ditetapkan
dapat
oleh
untuk
perbedaan kinerja keuangan dari segi
kategori aktiva produktif lancar, 5% untuk
rasio BOPO diantara keduanya. Penelitian
kategori aktiva produktif dalam perhatian
ini mendukung penelitian yang dilakukan
khusus, 15% untuk kategori aktiva produktif
oleh Fatih (2014) dan Dahlia (2012) yang
kurang lancar, 50% untuk kategori aktiva
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
produktif
diantara
Bank
Indonesia
diragukan,
yaitu
dan
0%
100%
untuk
kategori aktiva produktif macet (Leon dan
dinyatakan
kedua
bahwa
Bank
Umum
terdapat
Syariah
tersebut dari segi rasio BOPO.
Ericson, 2007: 108).
Hal tersebut disebabkan oleh
4. Return on Assets (ROA)
tingkat
efisiensi tiap bank syariah yang berbeda.
Berdasarkan uji yang telah dilakukan,
Setiap bank syariah memiliki ketentuan
dapat dinyatakan bahwa tidak terdapat
sendiri tentang besar kecilnya masing-
perbedaan kinerja keuangan dari segi
masing
rasio ROA diantara keduanya. Penelitian
dimilikinya, seperti patokan beban gaji,
ini mendukung penelitian yang dilakukan
biaya promosi, biaya administrasi, dan
oleh Fatih (2014) dan Dahlia (2012) yang
sebagainya yang berbeda setiap bank
menunjukkan
syariah yang biasanya disesuaikan dengan
bahwa
tidak
terdapat
741
beban
operasional
yang
JESTT Vol. 2 No. 9 September 2015
kebijakan
dari
masing-masing
bank
Hal tersebut disebabkan oleh standar
syariah.
maksimal yang ditetapkan oleh Bank
6. Cash Ratio
Indonesia, sehingga setiap bank akan
Berdasarkan uji yang telah dilakukan, dapat
dinyatakan
bahwa
berusaha
untuk
dapat
memenuhi
terdapat
ketentuan tersebut yaitu berada dibawah
perbedaan kinerja keuangan dari segi
standar maksimal yaitu sebesar 93,5% agar
cash ratio diantara keduanya. Hal ini
dapat
dikarenakan terdapat dua motif adanya
kesehatan yang sehat.
permintaan uang dalam Islam yaitu motif
V.
memiliki
penilaian
tingkat
SIMPULAN
transaksi dan motif berjaga-jaga yang
Simpulan dari tren kinerja keuangan
ditentukan oleh tingkat pendapatan uang
Bank Syariah Mandiri dan Bank Muamalat
dan distribusinya (Chapra, 2000: 134).
pada periode 2004-2013 adalah:
Setiap bank syariah memiliki alasan
1. Perkembangan pada rasio CAR, BOPO,
tersendiri dalam hal pengelolaan alat
cash ratio, dan FDR yang dimiliki oleh
likuidnya,
Bank Syariah Mandiri lebih baik.
syariah
terdapat yang
beberapa lebih
bank memilih
2. Perkembangan
pada
rasio
NPF,
ROA
yang
mempertahankan alat likuidnya dalam
pemenuhan
jumlah yang besar dengan motif berjaga-
dimiliki oleh Bank Muamalat lebih baik.
jaga agar dapat memudahkan nasabah
Simpulan dari uji beda kinerja keuangan
yang ingin mengambil dananya dengan
Bank Syariah Mandiri dan Bank Muamalat
berbagai
alasan.
periode 2004-2013 adalah:
beberapa
bank
Namun
terdapat
PPAP
dan
lebih
1. Berdasarkan uji beda (α=0,05) pada
memilih untuk tetap menyediakan alat
periode 2004-2013 pada rasio BOPO
likuidnya tetapi tidak dalam jumlah yang
dan cash ratio terdapat perbedaan
besar agar alat likuid tersebut dapat
kinerja keuangan.
syariah
yang
2. Berdasarkan uji beda (α=0,05) pada
dikelola kembali. 7. Financing Deposit Ratio (FDR)
periode 2004-2013 pada pada rasio
Berdasarkan uji yang telah dilakukan,
CAR, NPF, pemenuhan PPAP, ROA dan
dapat dinyatakan bahwa tidak terdapat
FDR tidak terdapat perbedaan kinerja
perbedaan kinerja keuangan dari segi
keuangan.
rasio FDR diantara keduanya. Penelitian ini
Saran yang direkomendasikan adalah:
bertentangan penelitian yang dilakukan
1. Bagi Bank Syariah Mandiri diharapkan
oleh Fatih (2014) dan Dahlia (2012) yang
dapat
menunjukkan
terdapat
pemberlakuan prinsip 5C (character,
perbedaan diantara kedua Bank Umum
capacity, capital, condition, collateral)
Syariah tersebut dari segi rasio FDR.
sebelum
bahwa
lebih
memberikan
meningkatkan
pembiayaan,
meningkatkan pengelolaan aset yang
742
JESTT Vol. 2 No. 9 September 2015
sebenarnya
cukup
meningkatkan
alat
tinggi
dan
likuid
yang
Bank Syariah Mandiri dengan PT Bank Muamalat
dimilikinya.
diterbitkan.
2. Bagi Bank Muamalat diharapkan dapat meningkatkan
alat
likuid
yang
Fakultas
Islam Negeri (IAIN) Tulungagung. Kasmir. 2013. Analisis Laporan Keuangan.
yang akan dilakukan. peneliti
Tulungagung
tidak
Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama
dimilikinya dan mengatur pembiayaan
3. Bagi
Skripsi
Indonesia.
Jakarta: Rajawali Pers.
yang
akan
datang
Kusumo, Yunanto Adi. 2008. Analisis Kinerja
diharapkan dapat menggunakan lebih
Keuangan Bank Syariah Mandiri Periode
banyak rasio untuk mengukur kinerja
2002-2007
keuangan dari bank syariah tersebut,
No.9/1/PBI/2007) dalam Jurnal Ekonomi
dan diharapkan peneliti yang akan
Islam La_Riba, (online), Vol. 2 No.1,
datang juga dapat memperbanyak
(http://dtx.yolasite.com,
sampel yang digunakan sehingga akan
Januari 2015).
dapat lebih tergeneralisasi.
Leon,
Boy
(Dengan
&
Pendekatan
diakses
Sony
Ericson.
PBI
30
2007.
Manajemen Aktiva Pasiva Bank Non Devisa. Jakarta: PT Grafindo. DAFTAR PUSTAKA
Republik
Indonesia.
Peraturan
Bank
Antonio, Muhammad Syafi’i. 2001. Bank
Indonesia Nomor 9/1/PBI/2007 Tentang
Syariah: Dari Teori Ke Praktik. Jakarta:
Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
Gema Insani Press.
Umum
Budisantoso, Totok & Sigit Triandaru. 2006.
Berdasarkan
Prinsip
Syariah.
Jakarta: Bank Indonesia.
Bank dan Lembaga Keuangan Lain,
------------------------.
Surat
Edaran
Bank
edisi kedua. Jakarta: Salemba Empat.
Indonesia No. 9/24/DPbS 2007 Tentang
Chapra, M. Umer. 2000. Sistem Moneter
Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
Islam. Jakarta: Gema Insani Press.
Umum
Dahlia, Andi. 2012. Analisis Perbandingan
Berdasarkan
Prinsip
Syariah.
Jakarta: Bank Indonesia.
Syariah
Sholihin, Ahmad Irfam. 2010. Buku Pintar
Mandiri dengan PT. Bank Muamalat
Ekonomi Syariah. Jakarta: PT Gramedia
Kinerja
Keuangan
Indonesia.
Skripsi
PT.
Bank
tidak
Pustaka Utama.
diterbitkan.
Makassar Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Subramanyan, & John J. Wild. 2010. Analisis
Universitas Hasanuddin Makassar.
Laporan Keuangan buku 1. Jakarta:
Dendawijaya, Lukman. 2005. Manajemen
Salemba Empat.
Perbankan, edisi kedua. Jakarta: Ghalia
Sujarweni, V Wiratna. 2014. SPSS Untuk
Indonesia. Fatih,
Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Baru
Muhammad
Perbandingan
Kinerja
Nur.
2014.
Keuangan
Press.
PT
743
JESTT Vol. 2 No. 9 September 2015
Suryani. 2011. Analisis Pengaruh Financing to
Deposit
Profitabilitas Indonesia (online),
Ratio
(FDR)
Perbankan dalam
Jurnal
Vol.
Terhadap Syariah
di
Walisongo,
19,
(http://journal.walisongo.ac.id,
No.1, diakses
27 Januari 2015). www.bi.go.id www.bankmuamalat.co.id www.syariahmandiri.co.id
744