JESTT Vol. 2 No. 9 September 2015
KONDISI VARIABEL MAKRO EKONOMI ISLAM DOTONJAU DARI PENGARUH KEBIJAKAN MONETER Studi Kasus: Indonesia Periode Tahun 2010-20141) Bachrotil Ilmiyah Mahasiswa Program Studi S1 Ekonomi Islam - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Airlangga Email:
[email protected] Tika Widiastuti Departemen Ekonomi Islam - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Airlannga Email:
[email protected] ABSTRACT: This study raised the issue of how Islamic macroeconomic conditions in Indonesia is affected by the role of Bank Indonesia. This study aims to determine whether monetary policy implemented BI is able to influence the Islamic macro-economic conditions. Variables used in this study is inflation and profit sharing ratio as variables describing Islamic macroeconomic conditions. The data used in this research is secondary data taken from the official website of Bank Indonesia in the form of time series from January 2010 until December 2014.This study uses eviews 8 to process the data with Based on the results of IRF and statistical analysis showed that the variables of monetary policy and macroeconomic variables Islam shows long-term relationship. From the results of variance decomposition shows that each variable represents a contribution on other variables with a composition of no more than 35%. Keywords: Monetary, Policy, Islamic, Macro-economic
I.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
2008
Peran
memenuhi
kebutuhan
kehidupan
Krisis keuangan yang terjadi pada tahun
berikutnya.
menyisakan
tragedi
orang
dan
moneter
di
berperan
aktif
tidak
investasi
seluruh
menjamin
banyak
sangat
satunya, sebagai pengambil kebijakan
pemerintah. Korban dan kerugian yang dialami
dan
dalam
diperlukan. Bank Indonesia ialah salah
pelajaran baru bagi pelaku bisnis dan
sedikit
pemerintah
dunia
asing
Indonesia. dalam yang
giat
Pemerintah pengawalan masuk
ke
mengajarkan pemerintah dan pengampu
Indonesia. Pertama yaitu Bank Indonesia,
kebijakan memikirkan kembali kebijakan
merupakan bank sentral yang memiliki
yang harus diambil. Krisis 2008 bukan
tugas
hanya
kebijakan
berdampak
pertumbuhan
menurunnya
ekonomi,
namun
juga
menetapkan moneter,
dan
menjalankan
mengatur
dan
menjaga kelancaran sistem pembayaran,
mengakibatkan naiknya hutang negara
dan menjaga stabilitas sistem keuangan.
yang terimbas krisis (Hamidi, 2012;63).
Bank Indonesia mempunyai satu tujuan
Hutang
ini
tunggal, yaitu mencapai dan memelihara
masalah
pada
mewariskan 1)
tidak
hanya
saat
masalah
itu
membawa namun
untuk
juga
kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai
generasi
rupiah ini mengandung dua aspek, yaitu
Jurnal ini merupakan bagian dari skripsi Bachrotil Ilmiyah, NIM: 041114138, yang diuji pada 10 Agustus 2015
714
JESTT Vol. 2 No. 9 September 2015
kestabilan
nilai
mata
uang
terhadap
evaluasi
namun
juga
sebagai
alat
barang dan jasa, dan kestabilan terhadap
pembelajaran yang memberikan manfaat
mata uang negara lain. Bank Indonesia
bagi para pembacanya terutama penulis
memiliki
sendiri.
tujuan
untuk
mencapai
dan
Penelitian
ini
bermaksud
memelihara kestabilan nilai rupiah. Tujuan
mengetahui apakah kebijakan moneter
ini sebagaimana tercantum dalam UU No.
berpengaruh terhadap variabel makro
3 tahun 2004
pasal 7 tentang Bank
Islam di Indonesia pada periode 2010-
Indonesia. Pengambilan keputusan Bank
2014? Penelitian ini bertujuan mengetahui
Indonesia tidak serta merta begitu saja
adanya
menentukan kebijakan apa yang harus
moneter terhadap variabel makro Islam di
diambil. Pengambilan kebijakan ini melalui
Indonesia pada periode caturwulan
banyak proses dan mempertimbangkan
II.
berbagai
aspek.
Pasca
krisis
yang
pengaruh
antara
kebijakan
LANDASAN TEORI Kebijakan
moneter
menurut
melanda pada akhir 2008, Bank Indonesia
Ekonomi islam ialah (Karim, 2011: 177-180)
mulai mengeluarkan berbagai kebijakan
keberadaan
sebagai
perekonomian
langkah
pemulihan
uang
dalam
memberikan
sebuah arti
yang
perekonomian nasional. Berangkat dari
terpenting, ketidak adilan dari alat tukar
latar belakang yang telah dijabarkan
yang diakibatkan adanya instabilitas nilai
diatas peneliti mengangkat judul skripsi ini
tukar yang mengakibatkan perekonomian
dengan: Pengaruh
pada titik keseimbangan. Penjelasan Ibnu
kebijakan
moneter
terhadap variabel ekonomi makro Islam di
Khaldun
Indonesia periode 2010 – 2014. Judul ini
mengatakan bahwa suatu negeri tidak
diambil dengan tujuan untuk mengetahui
akan
apakah kebijakan moneter di Indonesia
pembangunan
yang
berkesinambungan
selama
ini
diaplikasikan
dalam
mungkin
Huda
(2008:54)
mampu
melakukan secara
tanpa
adanya
berpengaruh terhadap variabel ekonomi
keadilan dalam sistem yang dianutnya.
islam. Variabel yang dianalisis ialah M1
Prinsip ekonomi Islam menjelaskan bahwa,
atau sering juga disebut sebagai jumlah
sektor
uang yang beredar (JUB), inflasi, PUAS
instrumen suku bunga. Sistem keuangan
(Pasar Uang Antar bank Syariah), dan
islam
exchange rate atau nilai tukar rupiah
keuntungan dan kerugian (profit and lost
terhadap mata uang asing. Penelitian ini
sharing), bukan kepada tingkat bunga
diharapkan akan muncul informasi baru
yang
atau bahkan pemikiran terbaru mengenai
keuntungan di awal perjanjian. Ekonomi
kebijakan
dapat
Islam yang berdasarkan kepada produksi
menunjang kinerja pemerintah. Penelitian
dan perdagangan, atau dikenal dengan
ini
istilah sektor riil.
moneter
diharapkan
bukan
yang
saja
sebagai
715
perbankan
menerapkan
telah
tidak
sistem
mengenal
pembagian
menetapkan
tingkat
JESTT Vol. 2 No. 9 September 2015
Diketahui bahwa uang primer (B) merupakan inti proses penciptaan uang beredar baik dalam arti sempit (M1) - Penerbitan SBI dan SBIS
maupun dalam arti luas (M2). Mekanisme
Penerbitan SDBI
penciptaan uang tersebit adalah melalui
Reverse Repo SBN
proses pelipatgandaan uang oleh Bank-
Term Deposit Rupiah
bank Pencipta Uang Giral (BPUG). Pohan
Absorbsi Likuiditas
(2008:23) mengatakan bahwa besarnya
Jual SBN Outright
jumlah uang yang beredar dipengaruhi
Jual valas terhadap Rupiah (Forward, Spot, Swap)
Operasi Pasar Terbuka
oleh besarnya angka pelipatgandaan
Repo Beli SBN outright
uang. Beli SBN Outright
Injeksi Likuiditas Operasi Moneter
Pohan
Beli Valas terhadap Rupiah (Forward, Spot, Swap)
tentang
Deposit Facilities
(2008:21)
determinan-determinan
pelipatgandaan
Absorbsi Likuiditas
menjelaskan
meliputi
angka
empat
jenis,
yaitu sebagai berikut:
FASBIS Standard Facilities
a. Currency Ratio C/D, yaitu rasio uang
Lending Facility Injeksi Likuiditas
kartal terhadap uang giral.
Financing Facility
b. Time and savings deposits ratio atau T/D, yaitu rasio depositi berjangka dan tabungan terhadap uang giral. Sumber : Huda, Nurul dkk. 2008. Kencana Prenada Media Group Gambar 1. Operasi kebijakan moneter Menurut primer
atau
Pohan inti
(2008:19)
adalah
c. Reserve
atau
ratio yang
requirement
reserves
dilambangkan
dengan RR/(D+T) d. Excess reserve ratio atau ER/(D+T)
Uang
Permintaan dan penawaran uang
kewajiban
moneter dari otoritas moneter kepada
merupakan
Bank Pencipta Uang Giral (BPUG) berupa
diperhatikan otoritas moneter yang mana
kas BPUG dan simpanan giro BPUG pada
bertindak sebagai agen penyeimbang
bank sentral serta kewajiban moneter
perekonomian. Di dalam konsep ekonomi
kepada sector swasta domestik. Dengan
islam permintaan uang didasarkan pada
kata
permintaan
lain
uang
primer
adalah
uang
hal
penting
barang
yang
yang
harus
dibutuhkan.
kartal(C) dan simpanan giro milik sektor
Dapat disimpulkan, bahwa pemintaan
swasta domestic serta alat-alat likuid yang
uang dan permintaan barang adalah
dimilki BPUG yang terdiri atas kas BPUG
satu sama. Kondisi ini menggambarkan
dan simpanan giro BPUG pada bank
penawaran
sentral (R=Reserve)
ditingkatkan dengan memperluas kredit. Pemerintah
716
jumlah
pun
uang
dapat
dapat
memperoleh
JESTT Vol. 2 No. 9 September 2015
pinjaman jangka pendek dari bank sentral (Muhammad,2002:44). Permintaan Madzhab
uang
Iqtishoduna
dalam
∗
1+݅ =
menurut Karim
1 × (1 + ݅ ᇱ )൨
∗
1+݅ =
(1 + ݅′)
Keterangan :
(2008:96) ialah permintaan uang hanya
e* : expected future exchange rate
ditujukan untuk dua tujuan pokok, yaitu :
i
: tingkat suku bunga dalam negri
transaksi dan berjaga-jaga atau untuk
i’
: tingkat suku bunga luar negri
investasi.
Secara
sistematis
dapat
ܴூ = ܴ
dituliskan sebagai berikut: ܯ= ܯ
Keterangan :
+ܯ
ீ
∗ ூ / ீ
+
R
ூ / ீ ൯
ூ / ீ
Keterangan :
−
: expected return on asset
Md : Total permintaan uang
e* : expected return exchange rate
Md Trans : Total permintaan uang
e
: exchange rate
untuk tujuan transaksi
Inflasi
Md Prec : Total permintaan uang
kenaikan
untuj tujuan berjaga-jaga atau investasi.
harga-harga
adalah
proses
umum
barang-
barang secara terus menerus. Tidak berarti
Menurut Mankiw (2007) Exchange
bahwa harga-harga berbagai macam
rate(nilai tukar uang) atau yang lebih
barang itu naik dengan prosentase yang
populer dikenal dengan sebutan kurs
sama (Nophirin 1993:25). Kenaikan harga
mata uang adalah catatan (quotation)
ini diukur dengan menggunakan index
harga pasar dari mata uang asing (foreign
harga.
currency)
dalam
harga
domestik
(domestic
mata
uang
currency)
atau
Pasar adalah
uang
(money
mekanisme
market) untuk
resiprokalnya, yaitu harga mata uang
memperdagangkan
domestik dalam mata uang asing. Nilai
pendek, yaitu dana berjangka waktu
tukar
tingkat
kurang dari satu tahun. Berbeda dengan
harga pertukaran dari satu mata uang ke
pasar uang syariah adalah mekanisme
mata uang lainnya dan digunakan dalam
pasar
berbagai transaksi.
keuangan syariah untuk menggunakan
1. Purchasing power parity
instrument
uang
mempresentasikan
ܲ = ܲᇱ
yang
dana
jangka
memungkinkan
pasar
dengan
lembaga
mekanisme
yang sesuai dengan prinsip syariah baik
Keterangan :
untuk mengatasi persoalan kekurangan
P
likuiditas atau kelebihan likuiditas (Ginting
: tingkat harga domestik
P’ : tingkat harga luar negri
dkk,2013:4),
e
pada table berikut dimana kepemilikan
: nilai tukar uang
ܴ ݈ܽ ܧℎܽ݊݃ ܴܽ= ݐ
ᇱ
surat
717
Seperti
berharga
dari
yang
ditunjukkan
tahun
ketahun
JESTT Vol. 2 No. 9 September 2015
mengalami peningkatan oleh bank umum
Guna
menghindari
adanya
syariah dan unit usaha syariah.
kerancuan makna dari variabel yang
III.
digunakan dalam model analisis, berikut
METODE PENELITIAN
ini
Pendekatan Penelitian
merupakan
Pendekatan yang digunakan dala penelitian
ini
adalah
kuantitatif,
yaitu
adalah
definisi
operasional
batasan
dan
yang
penjelasan
dalam penelitian ini, yaitu:
pendekatan dalam
a. M1 adalah jumlah uang beredar
matematis
dalam arti sempit (M1) dengan
dengan melalui perangkat ekonometrika
satuan Rp (rupiah) data diunduh
pada
dari website resmi Bank Indonesia
bentuk
pendekatan
perhitungan
pengujian
ekonometrika
model
hipotesisnya. Metode
pada
menggunakan
penelitian
VECTOR
dalam bentuk laporan bulanan.
ini
b. Tingkat inflasi adalah inflasi secara
ERROR
CORRECTION MODEL (VECM). Sedangkan
keseluruhan
pendekatan deskriptif digunakan untuk
prosentase (%) data diambil dari
menginterpretasikan
website resmi Bank Indonesia dari
perhitungan
VECM
permasalahan.
hasil
estimasi
dalam
menjawab
Dalam
penelitian
dengan
laporan
satuan
bulanan
yang
ditampilkan.
ini,
c. Nisbah bagi hasil Pasar Uang Antar
penulis menggunakan perangkat lunak “eviews 8.0” untuk menganalisis data
bank
yang telah dihimpun.
digunakan dalam penelitian ini
Identifikasi Variabel
adalah
Bentuk
dasar
model
tanpa
variabel
dan
lain,
seluruh endogen(
model
variabel
ini
Data
variabel
Sims,1980).
Bank
(SBIS)
yang
ini
diambil
dari
statistik
syariah
yang
dikeluarkan oleh Bank Indonesia dan
variabel
Variabel
Syariah
perbankan
memperlakukan
sebagai
Sertifikat
dengan satuan prosentase (%).
independen (Enders,2004). Atau dengan kata
yang
diperjual belikan di pasar sekunder
mempermasalahkan
dependen
(PUAS)
nisbah
Indonesia
VECM
memperlakukan seluruh variabel secara simetris
Syariah
mulai
tahun
2014
sudah
dioperasikan oleh OJK.
yang
d. Nilai tukar rupiah terhadap mata
digunakan dalam penelitian ini adalah
uang asing dengan satuan Rp
nisbah bagi hasil Pasar Uang Antar bank
(rupiah) diambil dari website resmi
Syariah (O/N)(PUAS), pertumbuhan uang
Bank
yang beredar (M1), tingkat inflasi, dan nilai
Indonesia
menyajikannya
tukar Rupiah, serta log dari masing-masing
dimana
dalam
BI
laporan
harian kemudian disusun dengan
variabel tersebut.
nilai rata-rata per bulan tersebut.
Definisi Operasional Variabel
Populasi Sampel
718
JESTT Vol. 2 No. 9 September 2015
Data
yang
dipakai
dalam
variabel runtun waktu yang tidak stasioner
penelitian ini adalah data yang berbentuk
(non
deret waktu (time series). Jumlah data
(spurious regression) atau korelasi lancing
yang digunakan merupakan data yang
(spurious
diperoleh
dari berbagai sumber, seperti
ekonometrika. Namun demikian, Gujarati
laporan tahunan Bank Indonesia, Statistik
(2003:853) berpendapat bahwa VECM ini
Ekonomi dan Keuangan Indonesia (SEKI),
dinilai kurang cocok jika digunakan dalam
situs
menganalisis
Bank
Indonesia,
dan
Statistik
stasionary)
dan
regresi
correlation)
suatu
lancung
dalam
kebijakan.
analisa
Hal
ini
Perbankan Syariah (SPS).
dikarenakan analisis VECM yang atheoritic
Metode Pengambilan Sampel
dan terlalu menekan pada forcasting
Data penelitian
yang
ini
digunakan
adalah
data
atau
dalam
peramalan
dari
suatu
model
ekonometrika.
sekunder dalam
Asumsi yang harus dipenuhi dalam
periode observasi penelitian antara 2010
analisis VECM adalah semua variabel
sampai
yang
independen harus bersifat stasioner. Hal ini
ditampilkan merupakan data bulanan
ditandai dengan semua sisaan bersifat
dari tiap variabel mulai dari bulan Januari
white noise, yaitu memiliki rataan nol,
2010 hingga maret 2015. Jumlah seluruh
ragam konstan dan diantara variabel tak
data yang digunakan ialah 63 data tiap
bebas tak ada korelasi. Uji kestasionerran
variabel, sehingga terdapat 254 data
data dapat dilakukan melalui pengujian
untuk empat variabel tersebut. Terdapat
terhadap ada tidaknya unit root dalam
dua data yang menggunakan satuan
variabel dengan uji Augmented Dickey
rupiah (Rp) yaitu M1 dan nilai tukar
Fuller
Rupiah. Dua data lainnya yaitu tingkat
penting dilakukan karena dengan adanya
inflasi
unit root akan menghasilkan persamaan
dengan
frekuensi
kuartalan
dengan
dan
2015.
nisbah
Data
bagi
hasil
PUAS
(ADP). Uji
stasioneritas data
ini
menggunakan prosentase (%).
regresi yang spurious. Pendekatan yang
Teknik Analisis
dilakukan untuk mengatasi persamaan regresi yang spurious adalah dengan
VECM merupakan suatu model analisis
ekonometrika
yang
melakukan
dapat
diferensiasi
variabel
eksogennya.
Dengan
digunakan untuk mengetahui tingkah laku
endogen
jangka
demikian, akan diperoleh variabel yang
pendek
terhadap
dari
jangka
suatu
variabel
panjangnya
stasioner dengan derajat I (n).
akibat
Kestasioneran
adanya shock yang permanen (Kostov dan
Lingard,
(1992:2) VECM
2000:52-60).
menjelaskan juga
dapat
digunakan
data
melalui
pendiferensialan saja dinilai masih belum
Insukindro
bahwa
dan
atas
cukup.
analisa
Keberadaan
kointegrasi
atau
hubungan jangka panjang dan jangka
untuk
pendek
mencari pemecahan terhadap persoalan
719
di
dalam
model
juga
harus
JESTT Vol. 2 No. 9 September 2015
dipertimbangkan.
Pendekatan
endogen terhadap kejutan pada variabel
keberadaan keberadaan kointegrasi ini
tersebut
dapat
endogen lainnya. Ada dua cara untuk
dilakukan
Johansen
dengan
Engel-Granger.
terhadap
variabel
Jika
dapat melihat karakteristik dinamis model
variabel-variabel tidak terkointegrasi dan
VECM, yaitu melalui impulse response
stasioner pada ordo yang sama, maka
function dan variance decompotition.
dapat
atau
metode
maupun
diterapkan
yang
Jika suatu data time series model
hasilnya akan identic dengan OLS. Akan
VAR telah terbukti terdapat hubungan
tetapi
membuktikan
kointegrasi, maka VECM dapat digunakan
terdapat vector kointegrasi, maka dapat
untuk mengetahui tingkah laku jangka
diterapkan ECM untu single equation atau
pendek dari suatu variabel terhadap nilai
VECM untuk system equation.
jangka
Uji Kausalitas
digunakan untuk menghitung hubungan
jika
Sifat
VAR
standar
pengujian
model
VECM
yang
panjangnya.
VECM
juga
jangka pendek antar variabel melalui
non-
structural mengharuskan seluruh variabel
koefisien
terlebih dahulu dianalisis, apakah ada
hubungan
hubungan yang saling mempengaruhi
menggunakan lag residual dari regresi
(interdependensi),
yang terkointegrasi. Secara umum, model
sehingga
apesifikasi
standard jangka
dan
mengestimasi
panjang
dengan
pada
Hoffman dan Rasche (1997) menjelaskan
analisa selanjutnya (Widarjono,2005). Uji
tentang model estimasi VECM untuk data
kausalitas
yang
time
kausalitas
yang
Granger.
Misalkan
model
VECM
tepat
digunakan
dilakukan
adalah
dikembangkan kita
ingin
uji
∆ܺ =
kausalitas Granger dapat ditulis sebagai
It = ∑
Dimana:
ܫ
+∑
M1t
=
ܯ1
ܫ
jumlah
+ℯ
ℯ
,
+ߝ
: matriks (p x r); 0< r < p dan r
X1 yang hanya dipengaruhi oleh shock transitor
Perilaku dinamis dari VECM dapat dilihat dari
ܺ
merupakan jumlah kombinasi linier elemen
= error term
respon
ܺ
system
, = koefisien regresi
melalui
ᇱ
seluruh komponene determinan dalam beredar
= inflasi pada waktu t ,
yang
: vektor (p x 1) yang meliputi
pada waktu It
(p × 1)
: koefisien matriks (p x p);j=1,....,k
+ℯ
uang
+
+
berikut: +∑
vektor
dalam bentuk persamaan berikut:
menguji
(M1) dan inflasi (I), maka persamaan
ܯ1
X1
terkointegrasi pada tiap komponennya
oleh
kausalitas antara jumlah uang beredar
M1t = ∑
series
setiap
variabel
720
JESTT Vol. 2 No. 9 September 2015 ′ܺ
: error correction term, yaitu jumlah
metode ADF dimana pada tingkat level
pemberat pembalik rata-rata pada vektor
diterima α = 10%, dan pada 1st difference
kointegrasi pada data ke – t-1
α = 1%. Data jumlah uang beredar atau
:
matriks
dari
koefisien
M1 diterima pada α = 1% baik pada
error
tingkat
correction
secara
umum
VECM
భ
1st
diterima di semua tingkatan level baik menggunakan metode
= ൦
x[
+
]
Hasilnya
dengan
persamaan
rupiah
signifikan
PP
sedangkan
1st
menggunakan
root)
terhadap
USD
tidak
mampu
pada kedua metode sedangkan pada
Pada uji stasioneritas atau uji akar (unit
metode
menunjukkan signifikan pada tingkat level
Analisis Data
tingkat
dua
dan
Phillip
Perron
(PP).
Hasil
stasioneritas
atau
hasil
akar
unit
ditampilkan
pada
tabel
4.1
1st
dengan
difference
kedua
metode tersebut diterima dengan α = 1%,
metode, yaitu Augmented Dickey Fuller (ADF)
menunjukkan
difference ADF menolak. Data nilai tukar
jangka panjang
unit
baru
ADF atau PP.
pada tingkat 1st difference α = 1%,
Persamaan jangka pendek
H.
difference
Data nisbah bagi hasil SBIS tidak
dapat
diformulasikan dalam persamaan berikut: ൦
maupun
dengan kedua metode tersebut.
Harris (1995:77) juga menjelaskan bahwa
level
Berikut merupakan table hasil uji kausalitas
Granger
dimana
setelah
dilakukan uji objek penelitian disesuaikan
sebagai
menjadi 55.
berikut.
Tabel 1. Tabel Hasil Uji Kausalitas Granger
Pada hasil tes ini menunjukkan
F-
bahwa kedua metode uji stasioneritas tersebut memiliki hasil yang berbeda. Perbedaan hasil terlihat disemua level dan 1st difference yang diberlakukan pada setiap metode uji stasioneritas, dimana jika pada tingkat level tidak stasioner maka diputuskan derajat
menggunakan
integrasi
dengan
metode
menurunkan
menjadi 1st difference.
lag
otomatis
M1 does not Granger Cause INFLASI
Obs
Statistic
Prob.
55
4.41318
0.0024
3.11746
0.0171
0.34646
0.8818
0.44801
0.8124
2.34950
0.0564
2.09721
0.0837
0.77431
0.5735
0.28682
0.9178
1.33085
0.2690
3.43877
0.0104
INFLASI does not Granger Cause M1 PUAS does
not Granger Cause
INFLASI
55
INFLASI does not Granger Cause PUAS USD
does
not
Granger
Cause
INFLASI
55
INFLASI does not Granger Cause USD
Data inflasi pada tingkat level dengan
Null Hypothesis:
0
menunjukkan
PUAS does not Granger Cause M1
55
M1 does not Granger Cause PUAS
signifikan di tingkat α = 10%, sedangkan
USD does not Granger Cause M1
pada 1st difference diterima pada α = 1%.
M1 does not Granger Cause USD
Inflasi ini juga tidak jauh berbeda dengan
721
55
JESTT Vol. 2 No. 9 September 2015
USD does not Granger Cause PUAS
55
PUAS does not Granger Cause USD
0.49884
0.7754
kointegrasi
adalah
0.69565
0.6295
menunjukkan
diterima.
bahwa
Hasil
tidak
ini
terdapat
hubungan kointegrasi pada Max Eigen
Sumber: Data penelitian diolah. Pada table diatas menunjukkan
Statistic ( max) dilihat dari nilai Max Eigen
bahwa data yang digunakan tidak saling
Statistic ( trace) yang lebih kecil dari nilai
mempengaruhi
valid
kritisnya pada tingkat = 5%, sehingga
dapat dilakukan percobaan. Uji kausalitas
hipotesis yang menyatakan r = 1 atau
Granger menggambarkan apakah setiap
terjadi kointegrasi adalah tidak diterima
data tidak menimbulkan persepsi yang
atau ditolak.
salah
sehingga
setelah
diolah
secara
Sumbu
menggunakan
horizontal
menunjukkan
periode waktu selama 10 kuartal. Sumbu
software Eviews.
vertikal menunjukkan perubahan tingkat
Pada hasil ini menunjukkan bahwa seluruh probabilitas F-Statistik < α, dimana
variabel
α = 10%. Sehingga disimpulkan bahwa
Perubahan ini dinyatakan dalam satuan
semua
variabel
standar deviasi (SD). Pada gambar di
dimana
H0
saling
mempengaruhi,
adalah
mempengaruhi
dan
kointegrasi
mengetahui
tertentu.
bawah ini menunjukkan hasil dari interaksi
menyatakan
yang ditimbulkan antar variabel. Dari hasil IRF ini menunjukkan adanya hubungan
adanya hubungan saling mempengaruhi. Uji
variabel
saling
tidak H1
terhadap
dilakukan
kemungkinan
timbal
untuk
balik
dan
hubungan
jangka
panjang dari grafik yang tersaji.
adanya
Response to Cholesky One S.D. Innov ations
hubungan jangka panjang antar variabel. Metode
yang
digunakan
pada
Res ponse of DINFLASI to DINFLA SI
uji
Res pons e of DINFLA SI to DM1
Pengujian dengan
adalah dengan cara
metode metode
.010
.010
.005
.005
.005
.000
.000
.000
.000
-.005
-.005
-.005
-.005
melakukan
-.010 1
Johansen.
2
3
4
5
6
7
8
9
-.010 1
10
2
Res pons e of DM1 to DINFLA SI
Johansen, pengujian
Model
6
7
8
9
-.010 1
10
2
3
4
5
6
7
8
9
1
10
50,000
50,000
50,000
0
0
0
-50,000 3
4
5
6
7
8
9
10
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Res pons e of DP UA S to DM1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
.008
.006
.006
.006
.006
.004
.004
.004
.004
.002
.002
.002
.000
.000
.000
.000
-.002
-.002
-.002
-.002
5
6
7
8
9
10
1
2
Res ponse of DUS D to DINFLAS I
3
4
5
6
7
8
9
10
1
2
Res pons e of DUS D to DM1
3
4
5
6
7
8
9
10
1
400
200
200
200
200
0
0
0
0
-200
-200
-200
-200
-400 3
4
5
6
7
8
9
10
-400 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
4
5
3
4
5
menunjukkan terdapat satu hubungan
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
2
3
4
5
kointegrasi pada Trace Statistic ( trace)
IV.
dilihat dari nilai Trace Statistic ( trace)
Pengaruh Jumlah Uang Beredar terhadap
yang lebih besar daripada nilai kritisnya
Inflasi
pada tingkat = 5%, sehingga hipotesis
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengaruh
kebijakan
moneter
dapat diketahui dari ketercapaian target
yang menyatakan r = 1 atau terjadi
722
9
10
6
7
8
9
10
6
7
8
9
10
9
10
-400 1
Gambar 2. Impilse Response
4.4 data Linear – Intercept and Trend (4),
8
Res pons e of DUSD to DUSD
400
2
2
Res pons e of DUS D to DP UA S
400
1
7
.002
400
-400
3
sumber : data penelitian diolah
dalam penelitian ini sebanyak dua model
6
Res pons e of DP UA S to DUSD
.008
4
2
Res pons e of DP UA S to DPUAS
.008
3
5
-50,000 1
.008
2
4
0
-50,000 1
3
Res pons e of DM1 to DUS D
50,000
2
2
Res pons e of DM1 to DP UA S 100,000
1
analisis yang digunakan
5
100,000
Res pons e of DPUAS to DINFLA SI
test ( max).
4
100,000
1
test ( trace) dan maximum eigenvalue
3
Res pons e of DM1 to DM1
100,000
-50,000
statistik terhadap reduce rank, yaitu trace
Res pons e of DINFLAS I to DUSD
.010
.005
-.010
kointegrasi
Res pons e of DINFLASI to DPUAS
.010
6
7
8
JESTT Vol. 2 No. 9 September 2015
Pada
sabili kai la> yaku>na du>latam
penelitian ini ditunjukkan bahwa jumlah
bainal-agniya>’i mingkum, wa ma>
uang
positif
a>ta>kumur-rasu>lu fa khuz\u> wa
terhadap terjadinya inflasi. Bukan hanya
ma> naha>kum ‘an-hu fantahu>,
inflasi
yang
telah
beredar
ditetapkan.
berpengaruh
wattaqulla>h, innalla>ha syadi>dul-
berpengaruh positif namun juga memberi
‘iqa>b
pengaruh negatif. Hal ini menunjukkan bahwa
inflasi
terjadi
juga
7. Apa saja harta rampasan
karena
(fai-i)
banyaknya jumlah uang beredar. Hasil penelitian
ini
didukung
oleh
benda)
adalah
terhadap inflasi.
beredar
anak
akan
yang
akseleratif selama tahun 2011 ditopang
perngaruh
Rasul
supaya
kepadamu,
terimalah.
yang
dilarangnya
Dan
apa
bagimu,
tinggalkanlah.
Sesungguhnya
Dan
kepada
Allah.
Allah
amat
keras hukumannya
inflasi
Pengaruh Jumlah Uang Beredar terhadap
terhadap jumlah uang beredar yang
Nilai Tukar
menunjukkan hubungan jangka panjang yang fluktuatif. ͉ ϓ Ϙ ِ ِ ِ ٕ γ
perjalanan,
bertakwalah
uang kartal yang meningkat. Begitu pula dimana
untuk
orang-orang
maka
maka
dari
pertumbuhan giro selain pertumbuhan
sebaliknya
yatim,
diberikan
(yoy) pada 2010 menjadi 19,4%(yoy) di
sumbangan
Allah,
di antara kamu. Apa yang
meningkat dari tahun ke tahun dari 15,4%
besarnya
maka
antara orang-orang kaya saja
caturwulan, bahwa pertumbuhan uang
oleh
dari
harta itu jangan beredar di
yang dikeluarkan BI secara berkala tiap
M1
kota-kota
untuk
dalam
tertentu. Dari Laporan Kebijakan Moneter
Pertumbuhan
berasal
miskin dan orang-orang yang
mempengaruhi tingkat inflasi pada titik
2011.
Allah
Rasul, kaum kerabat, anak-
Kebijakan BI untuk meningkatkan
tahun
yang
penduduk
money mempengaruhi secara signifikan
uang
diberikan
kepada Rasul-Nya (dari harta
Ascarya
(2009) yang menunjukkan bahwa fiat
jumlah
yang
Pengaruh jumlah uang beredar terhadap nilai tukar memberikan tanda
Ϳ͉ ˯Ը ϓ ٓﱠ ﺎ
و ﱠﺮ ﻮل و ﺬي ﻘﺮ ﻰ و ﺘ ﻰ و
yang tidak signifikan. Ditunjukkan dengan
ٓﻲ ﻻ ﻮن دو ﺔ ﻦ ﻷﻏﻨ ﺎٓء ﻨ ۚ و ﺎ ﱠ ˸ ى ِ ϓ ِ ԩ Ψϓ γ͉ ԩ ˯ ˸ ͉ مϘ͉ ٧ Ϙ ِ ΪϳΪηͿ͉ ͉ ·Ϳ
grafik impulse response dimana hubungan
ma> afa>a’allahu ‘ala> rasu>lihi>
Ascarya (2009) bahwa peran besar jumlah
min ahlil-qura> falilla>hi wa lir-
uang beredar (JUB) adalah pada variabel
rasu>li
inflasi. Penggambaran yang baik atas
ﻦ و ﻦ
wa
liz\il-qurba>
jangka panjang yang bersifat negatif selama sepuluh kuartal. Hal ini ditunjukkan
wal-
yata>ma> wal-masa>kini wabnis-
723
JESTT Vol. 2 No. 9 September 2015
inflasi adalah JUB, suku bunga dan nilai tukar. Sedangkan JUB dan nilai tukar
sendiri tidak memiliki hubungan yang kuat
dan bersifat negatif. Bersifat
erat
Ya> ayyuhallaz\ina a>manu> inn
hubungannya dengan posisi penggunaan
akas\i>ram minal-ah}ba>ri war-
mata uang itu sendiri. Rupiah merupakan
ruhba>ni laya’kulu>na amwa>lan-
alat transsaksi di Indonesia sedangkan USD
na>si bil-ba>t}ili wayas}uddu>na
hanya digunakan pada transaksi tertentu
’an
tidak selalu digunakan, karena posisi mata
yaknuzu>naz\-z\ahaba wal-fid}d}ata
uang
ini
negatif ini
yang
hubungannya
sangat
berbeda
negatif
wa
maka
dan
sabililla>hi,
la>
yunfiqu>naha>
sabililla>hi
kurang
fa
34.
Pengaruh Jumlah Uang Beredar terhadap
Hai
basysyir-hum
orang-orang
beriman,
PUAS
rahib
hasil SBIS. Dimana hasil ini didukung.
dengan
meningkat maka investasi yang dilakukan
surat
dan
berharga
likuiditas
menimbulkan
liquidity
dibelanjakan
dengan
trap
bijak
(Karim,
dapat
meningkatkan
uang
beredar
investasi
namun
dan
jalan
Allah. yang
jalan
Allah,
Maka
beritahukanlah
kepada
mereka,
mereka
(bahwa
akan mendapat) siksa yang pedih,
Ascarya (2008) yang menyatakan hal jumlah
dari
orang-orang
pada
tidak
Hasil penelitian ini didukung oleh
bahwa
batil
dan tidak menafkahkannya
2011:94)
serupa
jalan
orang
menyimpan emas dan perak
namun jika
harta
(manusia)
pemerintah) oleh bank sentral dapat meningkatkan
benar-benar
mereka menghalang-halangi
pula.
Meningkatkan money supply melalui open (membeli
Nasrani
memakan
Dengan kata lain apabila jumlah uang
meningkat
Sesungguhnya
orang alim Yahudi dan rahib-
respon positif atas pergerakan nisbah bagi
akan
yang
sebahagian besar dari orang-
Jumlah uang beredar memberikan
market
fi
bi’az\a>bin alim
mendukung.
masyarakat
wallaz\ina
Pengaruh Inflasi terhadap Nilai Tukar Pengaruh
nilai
tukar
atas
pergerakan inflasi menunjukkan hubungan
berkontribusi pula terhadap inflasi.
yang
positif.
Hasil
ini
didukung
oleh
Ascarya (2009) yang menunjukkan hasil
yang sama. Dari penelitian itu ditemukan bahwa
inflasi
dalam
perspektif
konvensional digambarkan dalam tiga
724
JESTT Vol. 2 No. 9 September 2015
variabel yaitu: fiat money, suku bunga
tingginya tekanan inflasi pada awal tahun
dan nilai tukar.
mendorong
Inflasi kesalahan pengambil
ini
dapat
sistem
tejadi
yang
kebijakan.
akibat
bank
sentral
menaikkan suku bunga. Namun, seiring
dilakukan
Dimana
beberapa
dengan
dalam
meningkatnya
tekanan
krisis
Eropa yang disertai dengan memudarnya
persepektif Islam, inflasi disebut dengan
momentum pemulihan ekonomi dunia.
cost push inflation. Dalam Ascarya (2009)
Pengaruh Nilai Tukar terhadap PUAS
menggabungkan exchange
rate,
foreign volatile
Pengaruh
inflation,
food,
nisbah
wages,
bagi
nilai
hasil
tukar
SBIS
terhadap
menunjukkan
shock supply. Dapat dijelaskan bahwa
hubungan jangka panjang yang positif.
kebijakan BI dengan menjaga kestabilan
Signifikan positif ini dapat dilihat dari grafik
nilai tukar merupakan
irf hasil olahan eviews. Namun hasil ini
sangat
penting
tindakan karena
yang juga
tidak
sama
dengan
Ascarya
(2008)
mempengaruhi pergerakan gaji, inflasi
dimana dinyatakan bahwa bagi hasil
dan produktivitas dalam negeri.
berkorelasi negative dengan nilai tukar.
Pengaruh Inflasi terhadap PUAS
Perbedaan ini terjadi diduga adanya
Pengaruh PUAS terhadap inflasi
beberapa
perbedaan
data
yang
menunjukan hubungan jangka panjang
digunakan. Sedangkan Nugroho (2012)
yang positif, dimana pada awalnya ada
menyatakan bahwa investasi yang ada di
hubungan negatif dikarenakan data yang
Indonesia bergantung pada nilai tukar
dinamis. Hasil penelitian ini didukung oleh
yang
Ascarya (2007). Dalam laporan kebijakan
menggunakan
moneter caturwulan keempat tahun 2012
dikeluarkan BI sebagai transaksi bisnis di
mengungkapkan bahwa investasi tetap
pasar keuangan. Dimana pembelian SBIS
meningkat dimana terdapat 7,7% pada
juga dapat menggunakan USD atau mata
2011 menjadi 9,8% 2012. Hal ini terjadi
uang negara lainnya.
akibat dari faktor-faktor yang mendukung
V.
yaitu keyakinan investor yang masih tinggi karena
stabilitas
makroekonomi
nilai
tukar
penulis jual
yang
Berdasarkan
analisis
hasil
dan
pembahasan dalam penelitian ini, maka
tetap terjaga, tercermin pada kondisi nilai
dapat disimpulkan sebagai berikut:
tukar dan inflsai yang relative stabil. Dibalik
1. Semua
variabel
itu iklim investasi yang membaik, serta
hubungan
meningkatnya
Dimana
peran
dimana
SIMPULAN 1.
yang
berlaku,
pembiayaan
perbankan seiring dengan penurunan BI
jangka
yang
mempunyai panjang.
ditunjukkan
oleh
hasil Impulse Response.
rate pada kuartal IV 2011. Pada laporan
2. Jumlah
kebijakan moneter 2012 bahwa prospek
berpengaruh
ekonomi yang masih cukup baik di tengah
inflasi.
725
uang positif
beredar terhadap
JESTT Vol. 2 No. 9 September 2015
Jumlah
uang
berpengaruh
negatif
beredar
Ajija, Shochrul R. dkk. 2011. Cara Cerdas
terhadap
Menguasai Eviews. Jakarta: Salemba
nilai tukar Rupiah terhadap US
Empat
Dollar.
Ascarya, 2007. Optimum Monetary Policy
Jumlah uang beredar memberikan
Under Dual Financial/Bankung System.
pengaruh positif terhadap pasar
Jakarta: Bank Indonesia ,
uang antar bank syariah. Inflasi
menunjukkan
hubungan
Determinants
of
in Indonesia. . Jakarta: Bank Indonesia .
Rupiah terhadap US Dollar.
2010.
The
Future
of
Dual
hubungan
Monetary Policy in The Light of Global
positif terhadap pasar uang antar
Financial Crisis: The Case of Indonesia.
bank syariah.
Jakarta: Bank Indonesia
Nilai
menunjukkan
The
Inflation Under Dual Monetary Systems
yang positif terhadap nilai tukar
Inflasi
2009.
tukar
rupiah
Ascarya,
menunjukkan
Heni
Hasanah,
Noer
Azam
hubungan yang positif terhadap
Achsani, 2008. Demand for Money and
pasar uang antar bank syariah.
Monetary Stability Under Dual Financial
3. Dari hasil variance decomposition
Systems in Indonesia. Jakarta : Bank Indonesia
menunjukkan bahwa tiap variabel
Bank Indonesia. 2008. Tinjauan Kebijakan
memiliki kontribusi pada variabel
Moneter. Jakarta: Bank Indonesia
lain dengan komposisi yang tidak
Boediono.1995. Pengantar Ilmu Ekonomi
lebih dari 35%.
Makro. Yogyakarta:BPFE Binjai, H. Abdul Halim Hasan. 2011. Tafsir Al DAFTAR PUSTAKA
Ahkam.
Ahamed Kameel MM & Moussa Larbani,
Group: Jakarta
2003.
The
Component Banking International
Gold in
Dinar: Islamic
Finance.
The
Conference.
Prenada
Media
Departemen Agama RI. 2011. Al-Qur'an
Next
Terjemahan. Bandung: Diponegoro.
Economics, Paper
Kencana
Enders, Walter & Granger, Clive WJ. 1998.
for
Unit
Prato:
Root
Test
and
Asymmetric
Adjustment with an Example Using the
Monash University Akmal Shahzad dkk, 2012. Islamic Financial
Term Structure of Interest Rates. Jurnal
System: A System to Defeat Inflation.
Business & Economic Statistic, American
Kuwait Chapter of Arabian Journal of
Statistical Association, Vol 16(3), Hal.
Business and Management Review, Vol
304-11, Juli .
2 No.4. Desember
Econometric
2004. Time-Series.
John Wiley and Sons
726
Applied New
York:
JESTT Vol. 2 No. 9 September 2015
Ginting,
Ramlan
dkk.
2013.
. 1993. Ekonomi Moneter buku II.
Likuiditas
Yogyakarta: BPFE Yogyakarta
Rupiah, Instrumen Pasar Uang Antar Bank. Jakarta: Bank Indonesia Goldfeld,
Stephen
M
dan
Pohan, Lester
V
Aulia.
Moneter
Chandler. 1988. Ekonomi Uang dan
2008.
Potret
Indonesia.
Kebijakan
Jakarta:
PT.
RajaGrafindo Persada .
Bank terj. Edisi kesembilan. Jakarta: PT.
2009.
Tinjauan
Kebijakan
Moneter. Jakarta: Bank Indonesia
Bina Aksara
Sims,
Gujarati, Damodar N dan Dawn C. Porter.
Christopher
A.
1980.
2009. Basic Econometrics. Singapore:
Macroeconomics
Mc Graw Hill
Econometrica Vol.48 No.1 Jan 1980.
2003. Ekonometrika Dasar. Edisi
Soemitro, Andri.2009. Bank dan Lembaga
Hamidi, M. Luthfi. 2012. The Crisis. Jakarta:
keuangan syariah. Jakarta: Kencana Warde, Ibrahim. 2009. Islamic Finance.
Republika
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Harris, R . 1995. Cointegration Analysis in Econometric
Warjiyo, Perry dan Juda Agung. 2002.
New
Modelling.
York:Prentice Hsll
Transmission Mechanisms of Monetary
Huda, Nurul dkk. 2008. Ekonomi makro Jakarta:
Kencana
Policy
Prenada
1987.
Pengantar
dan
Ekonomi
Jakarta:
PT.
RajaGrafindo
Persada Kostov, P dan J. Lingard. 2000. RegimeVector
Error
Correction
Model (VECM) Analysis of UK Mankiw, N Gregory. 2006. Makroekonmi edisi keenam terj.. Jakarta : Penerbit Erlangga Muhammad.
2002.
Kebijakan
Aplikasinya.
Yogyakarta:Ekonisia.
Karim, Adiwarman. 2011. Ekonomi Makro
Switching
Indonesia.
Jakarta:
Bank
Widarjono, Agus. 2005. Ekonometrika Teori
Moneter. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta
Islam.
in
Indonesia
Media Group Insukrindo.
Reality,
JStor.org
Keenam. Jakarta: Erlangga
islam.
and
Moneter
dan Fiskal dalam Ekonomi Islam, Edisi pertama. Jakarta: Salemba Empat Nophirin. 1991. Ekonomi internasional Edisi kedua. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta
727
Edisi
Pertama.