JESTT Vol. 2 No. 7 Juli 2015
VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI TINGKAT BAGI HASIL TABUNGAN MUDHARABAH PADA INDUSTRI PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2011-2014 1) Lauda Huruniang Mahasiswa Program Studi S1 Ekonomi Islam-Fakultas Ekonomi dan Bisnis-Universitas Airlangga Email :
[email protected] Noven Suprayogi Departemen Ekonomi Syariah-Fakultas Ekonomi dan Bisnis-Universitas Airlangga Email :
[email protected] ABSTRACT: The purpose of this research is examine the influence of non performing financing (NPF), financing to deposit ratio (FDR), total revenue, and BI rate toward trustee profit sharing mudharabah Islamic Bank Industries in Indonesia start from January 2011 until June 2014 periods. This research uses quantitative approach. The analysis method used in this research is the method of multiple linear regression analysis of time series with a significance level of 0,05. The result showed that performing financing (NPF) and BI rate have significant influence toward trustee profit sharing mudharabah partially, while financing to deposit ratio (FDR) and total revenue does not influence trustee profit sharing mudharabah significantly. However, non performing financing (NPF), financing to deposit Ratio (FDR), total revenue, and BI rate have significant influence toward trustee profit sharing mudharabah simultaneously. Keywords : Non Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), Total Revenue, BI rate, Trustee Profit Sharing Mudharabah I.
dalam Qs. Ali Imran ayat 130 sebagai
PENDAHULUAN
berikut :
Latar Belakang Ditengah
kondisi
perekonomian
Indonesia yang saat ini masih dalam tahap
pemulihan,
pertumbuhan
Yā ayyuhal-lażīna āmanū lā ta’kulur-riba aḍ’āfamuḍ’afah(tan), wattaqullāha la’allakum tufliḥūn.
perbankan syariah di Indonesia saat ini berkembang dengan pesat. Perbankan Syariah merupakan bagian dari salah satu
(2010 : 9) bank syariah disebut juga
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan Riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan.” (Departemen Agama RI, 2010 : 66)
dengan bank yang tidak menetapkan
Hal yang sama bahwa riba dilarang
bunga tetapi berdasarkan prinsip bagi
dapat dilihat pada Hadits berikut ini :
hasil. Prinsip bunga dalam Islam sangat
)) ﻦ ر ﻮل ﱠ:ْﻦ ﺟﺎ ﺮ ﻗﺎل ﷲ ﺻ ﱠﻰ ﱠ ﷲ ْﮫ و ﱠ آﻛ ا ﱢﺮ ﺎ ( و ْﺆﻛ ﮫ وﻛﺎﺗ ﮫ وﺷﺎھﺪ ْﮫ وﻗﺎل ھ ْ ﻮاء (( )رواه
industri
keuangan
menggunakan
syariah
dengan
prinsip-prinsip
Ekonomi
Islam. Menurut Machmud dan Rukmana
dilarang. Hal ini sesuai dengan Alquran
‘an jābirin qāla : la’ana rasulullāhi shola allāh ‘alaihi wa salama akilurriba wa 1)Jurnal
ini merupakan bagian dari Skripsi yang ditulis oleh (Lauda Huruniang; NIM : 041114157), yang diuji pada tanggal 22 Juni 2015
583
JESTT Vol. 2 No. 7 Juli 2015 mu’kilahu wa kātibahu wa syahidahi wa qālahum sawā’ un.
Perbankan Syariah di Indonesia dapat
Dari Jabir ra berkata, bahwa Rasulullah SAW melaknat orang yang memakan riba, orang yang memberikannya, penulisnya dan dua saksinya, dan beliau berkata, mereka semua adalah sama (HR. Muslim no.2995, Kitab al-Masaqqah).
Tabel 1.
dilihat dalam tabel 1.2
Tingkat bagi Hasil Dana Pihak Ketiga pada Perbankan Syariah di Indonesia Tahun 2011-Juni 2014 (dalam satuan %) Indikator
2011
2012
Pada umunya perbankan syariah di Indonesia beroperasi dengan prinsip bagi hasil antara nasabah dengan bank syariah.
Manfaat
adanya
bagi
Tabungan iB
kepuasan,
memberikan
manfaat keadilan yang diterima oleh nasabah dan bank syariah. Perhitungan bagi hasil pada perbankan syariah di Indonesia
berdasarkan
kepada
revenue
2,37
5,35
5,76
a. 1 Bulan
6,90
6,06
4,77
5,49
b. 3 Bulan
6,68
6,17
4,86
6,10
c. 6 Bulan
7,15
6,76
6,04
6,09
d. 12 Bulan
7,32
6,27
6,16
5,80
e. >
48,1
6,49
5,42
6,65
12
Dari data di atas diperoleh bahwa tingkat bagi hasil tabungan mudharabah
Nasabah sebagai shahibul maal
dari tahun 2011 mengalami penurunan
menyimpan uang di bank syariah dengan sebagai
pemilik
dana
sebesar
yang
akhir
tahun
perjanjiannya,
dengan
kesepakatan
mengalami
antara
berusaha
hasil.
hal
paling
bagi
utama
nasabah.
Tingkat
bagi
kenaikan
mencari
mempengaruhi
hasil
lagi.
Hal
ini
faktor-faktor
tingkat
bagi
yang hasil
khususnya pada tabungan mudharabah.
untuk
Pengaruh langsung dari investasi
mendapatkan bagi hasil yang diterima oleh
mengalami
tingkat bagi hasil tersebut. Penelitian ini
nasabah disebut dengan tingkat bagi
tingkat
2013
mempengaruhi kenaikan atau penurunan
tingkat keuntungan yang diterima oleh
Penentuan
dan
dikarenakan ada beberapa faktor yang
nasabah dan bank syariah. Besarnya
adalah
2012
penurunan. Sedangkan pada tahun 2014
keuntungan tersebut akan dibagihasilkan sesuai
mengalami
hasil pada deposito pada tahun 2011 ke
untuk mengelola dana yang diperoleh Di
dan
5,35% dan 5,76%, sedangkan tingkat bagi
Bank syariah sebagai mudharib bertugas
nasabah.
2,37%
peningkatan pada tahun 2013 sebesar
melakukan investasi pada bank syariah.
dari
4
Juni 2014 (diolah)
sharing
(yang dibagikan pendapatannya).
tujuan
(Juni)
Sumber : Statistik Perbankan Syariah (SPS),
diperoleh (profit and loss sharing) yang didasarkan
(Juni) 3,21
Bulan
yang
profit
2014
Deposito iB
hasil
adalah baik nasabah atau bank syariah memperoleh
2013
yang dilakukan oleh bank syariah adalah
hasil
bagi hasil yang diterima oleh nasabah.
584
JESTT Vol. 2 No. 7 Juli 2015
Pendapatan yang akan dibagihasilkan
Pendapatan, dan BI rate secara parsial
bergantung kepada kualitas penyaluran
dan
dana. Semakin baik kualitas penyaluran
Tingkat Bagi Hasil Tabungan Mudharabah
dana maka akan semakin besar dana
Industri Perbankan Syariah di Indonesia
yang akan diterima oleh bank syariah.
periode 2011-2014?
Kesalahan
Tujuan Penelitian
dalam
penyaluran
dana
simultan
kepada investor untuk mendapatkan bagi
berpengaruh
Berdasarkan
terhadap
rumusan
masalah
hasil yang maksimal, akan menimbulkan
diatas, maka tujuan penelitian ini adalah
kredit macet yang ditunjukkan oleh NPF
untuk
(Non Performing Financing). Apabila NPF
Performing Financing (NPF), Financing to
tinggi,
diterima
Deposit Ratio (FDR), Total Pendapatan,
nasabah akan menurun. Menurut Antonio
dan BI rate secara parsial dan simultan
(2001
syariah
terhadap Tingkat Bagi Hasil Tabungan
memberikan tingkat bagi hasil kepada
Mudharabah Industri Perbankan Syariah di
nasabah
Indonesia periode 2011-2014
maka
:
yang
return
145)
bahwa
bank
dengan
menggunakan
pendekatan FDR. Antonio (2001 : 145) juga
II.
menjelaskan bahwa besar kecilnya bagi hasil
yang
diperoleh
mudharabah
salah
dalam
kontrak
satunya
adalah
mengetahui
pengaruh
LANDASAN
TEORI
Non
DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS Bank Syariah Secara
umum,
Bank
syariah
bergantung kepada pendapatan bank
adalah lembaga keuangan yang usaha
syariah.
pengaruh
pokoknya memberikan kredit dan jasa-
berpengaruh
jasa lain dalam lalu lintas pembayaran
terhadap
BI
memiliki
rate
investasi
kepada
yang
perolehan
bagi
hasil
serta peredaran uang yang beroperasi
nasabahnya. Oleh seberapa
yang karena besar
itu
perlu
diteliti
“pengaruh
non
disesuaikan
dengan
prinsi-prinsip
syariah (Sudarsono, 2008 : 29). Menurut pembukaan
standar
akuntansi
oleh
performing financing (NPF), financing to
Accounting an Auditing Organizing for
deposit ratio (FDR), total pendapatan, dan
Islamic
BI
bahwa fungsi dan peran bank syariah
rate
terhadap
tingkat
bagi
hasil
Financial
Institution
(AAOIFI),
tabungan mudharabah industri perbankan
adalah
syariah di Indonesia periode 2011-2014”.
penyedia jasa keuangan dan lalu lintas
Rumusan Masalah
pembayaran, dan pelaksanaan kegiatan
Berdasarkan uraian latar belakang
manajer
investasi,
investor,
sosial. (Sudarsono, 2008 : 45)
diatas, maka rumusan masalah yang
Hubungan
diajukan
Financing (NPF) terhadap Tingkat Bagi
dalam
penelitian
ini
adalah
apakah Non Performing Financing (NPF),
Hasil
Financing to Deposit Ratio (FDR), Total
Mudharabah
585
antara
Nasabah
Non
pada
Performing
Tabungan
JESTT Vol. 2 No. 7 Juli 2015
Menurut
:
72)
penyebab
dari
besar dana pihak ketiga maka FDR juga
pembiayaan bermasalah salah satunya
semakin besar. Maka dari pernyataan
adalah bagi hasil. Wiroso (2005 : 60) juga
tersebut
berpendapat
apabila FDR tinggi maka tingkat bagi hasil
berpendapat
Djamil
(2014
bahwa
bahwa
Non
tinggi
performing
kepada
dapat
financing (NPF) akan berdampak pada
juga tinggi.
menurunnya
Hubungan
tingkat
bagi
hasil
yang
nasabahnya.
disimpulkan
antara
Total
terhadap
Mawardi (2005) bahwa apabila NPF tinggi,
pada Tabungan Mudharabah
Tingkat
Menurut
Bagi
bahwa
Pendapatan
dibagikan pada pemilik dana. Menurut
maka return yang diterima nasabah akan
Semakin
Hasil
Arifin
Nasabah
(2009
:
70)
menurun. Sehingga nasabah mengalihkan
menerangkan bahwa berdasarkan asumsi
tabungannya kepada bank lain yang
nasabah bank syariah belum terbiasa
mempunyai tingkat bagi hasil yang tinggi.
menerima
Hal ini dapat disimpulkan apabila NPF naik
berbagi risiko, maka bank syariah di
maka tingkat bagi hasil yang diberikan ke
Indonesia menggunakan sistem revenue
nasabah akan mengalami penurunan.
sharing. Revenue sharing diperoleh melalui
Hubungan antara Financing to Deposit
bagi hasil yang didistribusikan dihitung dari
Ratio (FDR) terhadap Tingkat Bagi Hasil
total pendapatan bank sebelum dikurangi
Nasabah pada Tabungan Mudharabah
dengan biaya bank syariah.
Kondisi
internal
bank
syariah
kondisi
didukung
oleh
berbagi
hasil
pernyataan
dan
Hal ini Muhamad
bergantung kepada dana pihak ketiga.
(2004
Dana pihak ketiga merupakan salah satu
menggunakan
faktor
memiliki tingkat bagi hasil yang diterima
untuk
menentukan
bagi
hasil
:
98)
bahwa sistem
bank
revenue
yang sharing
(Antonio, 2001 : 139). Salah satu ketentuan
oleh
yang
daripada tingkat suku bunga pasar yang
dipakai
perolehan
untuk
jumlah
dana
menentukan pihak
ketiga
pemilik
berlaku.
dana
Antonio
akan
(2001
lebih
:
besar
145)
juga
adalah dengan FDR (Financing to Deposit
menjelaskan bahwa besar kecilnya bagi
Ratio). FDR adalah ratio antara dana
hasil
yang ditempatkan pada pembiayaan
mudharabah
dibandingkan
bergantung kepada pendapatan bank
dengan
dana
yang
yang
diperoleh salah
dalam
kontrak
satunya
adalah
dihimpun dari masyarakat atau dana
syariah.
pihak ketiga. Menurut Vustany (2006)
Hubungan Antara BI rate terhadap Tingkat
menjelaskan
bahwa
Bagi
pembiayaan
yang
dana akan
untuk
Hasil
Nasabah
pada
Tabungan
Mudharabah
disalurkan
sebanding dengan jumlah dana pihak
Menurut
Bank
Indonesia
ketiga. Pertumbuhan dana pihak ketiga
pengertian dari BI rate adalah suku bunga
yang tinggi memberikan bagi hasil yang
kebijakan yang mencerminkan sikap atau
586
JESTT Vol. 2 No. 7 Juli 2015
kebijakan
stance
ditetapkan
oleh
diumumkan
moneter
bank
kepada
yang
Indonesia publik.
Sumber: Penelitian, 2015
dan
Gambar 1. Model Analisis secara Parsial dan Simultan
Menurut
Vustany (2006) bahwa variabel BI rate mempunyai investasi
pengaruh
yang
terhadap
berpengaruh
Persamaan regresi linear berganda dalam
iklim
penelitian ini sebagai berikut :
kepada
Y = a + b1X1 + b1X2 + b1 X3+ b1 X4 + €
perolehan bagi hasil nasabah. Apabila BI turun,
rate
maka
tingkat
bagi
Keterarangan :
hasil
Y = Tingkat bagi hasil nasabah
mengalami kenaikan.
a = Konstanta
Hipotesis
b1 = Koefisien regresi Berdasarkan
teori
dan
konsep
X1 = Non Performing Financing (FDR)
dalam rumusan masalah, tujuan, dan
X2 = Financing to Deposit Ratio (FDR)
landasan teori, maka hipotesis dalam
X3 = Total pendapatan
penelitian dirumuskan sebagai berikut : 1. Non
Performing
Financing
X4 = BI Rate
(NPF),
€ = error
Financing to Deposit Ratio (FDR) dan
III.
Total Pendapatan, dan BI Rate secara
Pendekatan Penelitian
parsial berpengaruh terhadap Tingkat
Penelitian ini menggunakan pendekatan
Bagi Hasil Tabungan Mudharabah Industri
Perbankan
Syariah
kuantitatif
di
hubungan
Indonesia periode 2011-2014. 2. Non
Performing
Financing
Tingkat
Bagi
Mudharabah
Hasil
Tabungan
Industri
Perbankan
X1 = Non Performing Financing (NPF) X2 = Financing to Deposit Ratio (FDR) X3 = Total Pendapatan X4 = BI rate 2. Variabel Bergantung atau Dependent
Model Analisis
Variable
Model analisis adalah sebagai berikut :
Total
mempunyai
Variable (X)
terhadap
2014.
Financing to Deposit Ratio
atau
1. Variabel Bebas atau Independent
Syariah di Indonesia periode 2011-
Non Performing Financing (NPF)
kausal
menggunakan
Identifikasi Variabel Penelitian
Total Pendapatan, dan BI Rate secara berpengaruh
dengan
hubungan sebab akibat dan bebas nilai. (NPF),
Financing to Deposit Ratio (FDR) dan
simultan
METODE PENELITIAN
Y = Tingkat bagi hasil tabungan
Tingkat Bagi Hasil Tabun gan Mudha rabah
mudharabah Definisi Operasional Variabel Definisi operasional variabel-variabel yang
digunakan
adalah :
BI rate
587
dalam
penelitian
ini
JESTT Vol. 2 No. 7 Juli 2015
Indonesia. Penelitian ini menggunakan
1. NPF (Non Performing Financing) (X1) NPF adalah ratio antara pembiayaan
metode
bermasalah
total
Sampel jenuh adalah teknik penentuan
pembiayaan yang disalurkan oleh
sampel bila semua anggota populasi
bank syariah. NPF dirumuskan sebagai
digunakan sebagai sampel.
berikut :
Jenis dan Sumber Data
dengan
pengambilan
sampel
jenuh.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian 2. FDR (Financing to Deposit Ratio) (X2)
ini
merupakan
data
yang
bersifat sekunder yang disusun secara
FDR adalah ratio antara dana yang
time series dari bulan Januari 2011 sampai
ditempatkan
dengan bulan Juni 2014. Sumber data
pada
pembiaaan
dibandingkan dengan dana yang
yang
dihimpun dari masyarakat atau dana
diperoleh dari statistik perbankan syariah
pihak ketiga. FDR dirumuskan sebagai
yang diterbitkan oleh Bank Indonesia
berikut :
melalui
digunakan
situs
dalam
resmi
penelitian
Bank
ini
Indonesia:
www.bi.go.id. Teknik Analisis
3. Total Pendapatan (X3) Total
Pendapatan
seluruh
adalah
pendapatan
Penelitian
jumlah
ini
menggunakan
analisis regresi linier berganda (Multiple
perbankan
Linier Regression Analysis).
syariah.
IV.
4. BI Rate (X4)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji Normalitas
BI rate adalah tingkat bunga bank
Normalitas
konvensional rata-rata
residual
diketahui dengan cara melihat grafik P – P
5. Tingkat bagi hasil adalah persentase
plot. Jika data menyebar di sekitar garis
pengembalian atas dana nasabah
diagonal
yang disalurkan melalui tabungan
dan
mengikuti
arah
garis
diagonal maka model regresi memenuhi
mudharabah.
asumsi normalitas. Berikut adalah gambar
NPF, FDR, total pendapatan, BI rate,
normalitas data :
dan tingkat bagi hasil dihitung dalam jangka waktu Januari Tahun 2011 sampai Juni Tahun 2014 yang terdapat dalam laporan publikasi Bank Umum Syariah pada website resmi Bank Indonesia. Populasi dan Sampel Populasi
dapat
dalam
penelitian
ini
adalah semua Bank Umum Syariah dan Sumber: Hasil Uji SPSS, 2015
Unit Usaha Syariah yang terdaftar di Bank
588
JESTT Vol. 2 No. 7 Juli 2015
Gambar 2.
regresi. Untuk mendeteksi adanya gejala
Grafik Normalitas P-P plot
multikolinearitas pada model regresi diuji dengan menggunakan Variance Inflation
Disamping itu normalitas dapat
(VIF).
Multikolinearitas
terjadi
juga dipastikan dengan menggunakan uji
Factor
Kolmogorov-Smirnov
apabila nilai VIF ≥ 10. hasil pengujian
adalah
juga
Test.
Tujuannya
mengetahui
data
multikolinearitas
atau
tidak.
Data
ditunjukkan dalam tabel berikut ini :
normal
jika
untuk
berdistribusi
normal
dikatakan
berdistribusi
dalam
penelitian
ini
Tabel 3. Hasil Uji Multikolinearitas
signifikansinya lebih dari 0,05. Variabel
Hasil perhitungan di bawah ini
VIF
Keterangan
diperoleh nilai Kolmogorov Smirnov test
NPF
2,617
Bebas multikol
sebesar 0,949 dengan tingkat signifikansi
FDR
1,259
Bebas multikol
Total Pendapatan BI rate
1,875
Bebas multikol
2,494
Bebas multikol
sebesar 0,329. Nilai signifikansi ini lebih besar
dari
0,05
yang
berarti
data
berdistribusi normal. Berikut
hasil
tabel
pengujian
Sumber : Hasil Uji SPSS, 2015 (diolah)
normalitas data selengkapnya :
Berdasarkan tabel diatas diketahui
Tabel 2. Uji Normalitas
bahwa semua variabel bebas yaitu NPF (X1), FDR (X2), Total Pendapatan (X3), dan
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
BI rate (X4) mempunyai nilai VIF < 10. Hal ini
Unstandard
dapat disimpulkan
ized
regresi tidak terjadi Multikolinearitas.
Residual N
Uji Heteroskedastisitas
42
Normal
Mean a,,b
bahwa pada model
Pengujian untuk heteroskedastisitas
0E-7
dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya
Parameters
Std. Deviation
Most Extreme
Absolute
.146
dengan variabel bebasnya. Jika terjadi
Differences
Positive
.146
gejala
Negative
-.121
.73652393
hubungan
yang
antar
variabel
homoskedastisitas digunakan,
berarti
penganggu
pada
model
tidak
terjadi
Kolmogorov-Smirnov Z
.949
hubungan antara variabel pengganggu
Asymp. Sig. (2-tailed)
.329
dengan
variabel
bebas,
sehingga
Sumber: Hasil Uji SPSS, 2015
variabel tergantung benar-benar hanya
Uji Multikolinearitas
dijelaskan oleh variabel bebasnya. Uji
Multikolinearitas
berarti
adanya
gejala
heterokedastisitas
juga
dapat
hubungan linear yang sempurna atau
diketahui dengan menggunakan scatter
pasti, diantara beberapa atau semua
analisis. Jika titik – titik menyebar dan tidak
variabel yang menjelaskan dari model
membentuk pola yang khas maka uji
589
JESTT Vol. 2 No. 7 Juli 2015
regresi
tidak
terkena
asumsi
observasi
diperoleh
heteroskedastis. Berikut hasil selengkapnya
1,7202.
:
autokorelasi
nilai
Sehingga
du
sebesar
rentang
bebas
1,3064
sampai
adalah
dengan 2,2798. Sedangkan pada hasil perhitungan diperoleh nilai 1,757 yang berarti nilai Durbin Watson masih pada rentang daerah bebas autokorelasi. Koefisien
Determinasi
Berganda
dan
Koefisien Korelasi Berganda Koefisien determinasi menunjukkan seberapa
Sumber: Hasil Uji SPSS, 2015
independen
Gambar 3.
bahwa
titik
–
membentuk demikian
diatas titik
pola
dapat
dapat
terhadap
variabel variabel
suatu regresi maka semakin baik.
dilihat
menyebar
yang
kemampuan
dependen. Bila semakin tinggi nilai R2
Uji Heteroskedastisitas Gambar
besar
Berikut hasil tabel mengenai koefisien
tidak
khas
dengan
disimpulkan
bahwa
determinasi berganda : Tabel 4. Hasil Koefisien Determinasi Berganda
terjadi gejala homokedastis atau tidak terjadi
hubungan
penggangu sehingga
antara
dengan
variabel
Model Summaryb
variabel
variabel
bebas,
tergantung
benar-
Std. Adjust Error of Durbin M
benar hanya dijelaskan oleh variabel
R
od
bebas.
1
R
are
.851 .724
Pengujian gejala autokorelasi ini digunakan tidaknya
untuk
mengetahui
hubungan
antar
ada
uji
Durbin
Watson.
e
te
n
.694 .77531
1.757
a. Predictors: (Constant), BI rate, FDR, Total Pendapatan, NPF
Untuk
b. Dependent Variable: Tingkat bagi hasil Sumber: Hasil Uji SPSS, 2015
mengetahui ada tidaknya autokorelasi ini digunakan
-
a
kesalahan
pengamatan atau error residual.
the
Squ Squar Estima Watso
el
Uji Autokorelasi
ed R
Tabel Watson
Pada Tabel 4. dapat dilihat bahwa
diperoleh nilai 1,757. Pengujian dikatakan
nilai R2 atau koefisien determinasi adalah
bebas autokorelasi jika berada pada
sebesar
rentang du sampai 4 – du pada tabel
perubahan variabel Tingkat Bagi Hasil
Durbin Watson dengan jumlah variabel
Tabungan
bebas = 4, dengan n sebesar 42. Pada
disebabkan oleh adanya NPF (X1), FDR
tingkat kesalahan 0,05 dengan besar
(X2), Total pendapatan (X3),
menunjukkan
nilai
Durbin
590
0,724,
hal
ini
berarti
Mudharabah
(Y)
bahwa
yang
BI rate (X4)
JESTT Vol. 2 No. 7 Juli 2015
adalah
sebesar
0,724
%
menunjukkan bahwa nilai uji F adalah
sedangkan sisanya sebesar 0,276 atau
sebesar 24,251 dengan tingkat signifikansi
27,6 % dipengaruhi oleh variabel lain diluar
0,000. Nilai signifikansi ini lebih kecil dari
variabel bebas yang digunakan dalam
0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa
penelitian.
variabel
Nilai
atau
koefisien
72,4
determinasi
NPF
(X1),
FDR
(X2),
Total
antara 0-1. Semakin mendekati 1 (100%)
Pendapatan (X3),
artinya model sangat baik karena semua
bersama-sama
keragaman variabel independen dapat
signifikan
menjelaskan variabel dependen (Indriani,
Tabungan
2008 : 97). Jadi dapat disimpulkan bahwa
menerima H1 dan menolak Ho. Setelah
penelitian ini sangat baik karena variabel
dilakukan
pengujian
dengan
NPF (X1), FDR (X2), Total Pendapatan (X3),
menggunakan
uji
langkah
BI rate (X4) dapat menjelaskan variabel
selanjutnya melakukan pengujian dengan
Tingkat Bagi Hasil Tabungan Mudharabah
uji t, karena apabila ada pengaruh secara
(Y).
bersama Disamping diketahui nilai koefisien
determinasi koefisien
(R2)
juga
korelasi
diperoleh
(R).
Pada
berpengaruh
terhadap
kurangnya
nilai
BI rate (X4) secara
Tingkat
Mudharabah.
–
F
sama
Bagi
Yang
maka
maka
ada
secara
1
Hasil berarti
sekurang
variabel
–
yang
berpengaruh parsial. Uji T atau t-hitung
tabel
didapat dari persamaan sebagai berikut :
menunjukkan nilai R atau koefisien korelasi adalah
sebesar
bahwa
NPF
0,851,
(X1),
Pendapatan (X3),
hal
ini
FDR
(X2),
berarti Total
Koefisien regresi adalah koefisien
BI rate (X4) secara
yang
menunjukkan
kemiringan
atau
bersama-sama berhubungan sangat kuat
signifikansi suatu persamaan, sedangkan
dengan
Tabungan
standar error adalah nilai standar deviasi
Mudharabah (Y) dengan nilai koefisien
error dimana error adalah nilai duga
sebesar 0,851. Nilai R merupakan multiple
dikurangi dengan nilai sebenarnya.
Tingkat
Bagi
Hasil
coefficient correlation. Nilai R berkisar
Untuk
mengetahui
apakah
hasil
antara -1 sampai 1. Jika nilai R semakin
pengujian
mendekati
pengaruh secara signifikan, digunakan
-1
atau
hubungan
semakin
mendekati
0
1
menunjukkan
kuat,
jika
menunjukkan
nilai
R
secara
parsial
terdapat
aturan pembacaan sebagai berikut :
hubungan
1.
Jika signifikansi uji t lebih kecil atau
semakin lemah (Indriani, 2008 : 97).
sama dengan 0,05 maka dapat
Pengujian Hipotesis
disimpulkan bahwa NPF (X1), FDR
Untuk pengaruh
melakukan variabel
bersama-sama teknik
statistik
bebas
dengan uji-F.
pengujian
(X2), Total Pendapatan (X3), BI rate
secara
(X4)
menggunakan
Hasil
secara
parsial
berpengaruh
secara signifikan terhadap Tingkat
pengujian
Bagi Hasil Tabungan Mudharabah.
591
JESTT Vol. 2 No. 7 Juli 2015
2.
Jika signifikansi uji t lebih besar dari
penelitian ini, ridak ditemukan data yang
0,05
bias. Uji normalitas menunjukkan bahwa
maka
dapat
disimpulkan
bahwa NPF (X1), FDR (X2), Total
variabel-variabel
Pendapatan (X3), BI rate (X4) secara
mempunyai
parsial
secara
multikolinearitas yang dilakukan tidak ada
signifikan terhadap Tingkat Bagi Hasil
hubungan antara masing-masing variabel,
Tabungan Mudharabah.
hal ini membuktikan bahwa bebas dari
berpengaruh
Adapun
hasil
dari
Uji
T
adalah
distribusi
penelitian normal.
Uji
multikolineritas. Pada uji autokorelasi, nilai
sebagai berikut :
durbin watson berada diatas nilai du Tabel 5. Hasil Uji T
Variabel
dalam
t-hitung
sehingga
menunjukkan
bebas
dari
autokorelasi positif maupun negatif atau Signifikan
tidak ada korelasi antar variabel. Uji
Terikat
heterokedastisitas
tidak
terdapat
Konstanta
-2,914
0,006
NPF
-3,299
0,002
variabel independen, sehingga bebas
FDR
1,314
0,197
dari heterokedastisitas.
Total
-1,037
0,306
hubungan antar variabel dependen dan
Berdasarkan hasil uji statistik dapat
Pendapatan BI rate
7,811
0,000
Sumber : hasil uji SPSS, 2015 (diolah)
diperoleh
persamaan
berganda
untuk
regresi
periode
linear
2011-2014,
adalah sebagai berikut :
Berdasarkan tabel 5 terlihat bahwa
Y = -8,981 – 1,567 X1 + 0,038 X2 – 2,2727E-
variabel NPF dan BI rate menghasilkan
005 X3 + 2,150 X4
tingkat signifikansi kurang dari 5% dengan
Dari persamaan di atas dapat
demikian dapat disimpulkan bahwa NPF
diketahui bahwa setiap kenaikan satu
(X1) dan BI rate (X4) berpengaruh signifikan
satuan NPF (X1) maka tingkat bagi hasil
secara parsial terhadap Tingkat Bagi Hasil
tabungan
Tabungan Mudharabah (Y). Sedangkan
sebesar 1,567. Hal ini menunjukkan bahwa
variabel FDR (X2) dan Total Pendapatan
dengan semakin meningkatnya NPF maka
(X3) menghasilkan tingkat signifikansi lebih
akan
dari
dapat
tabungan mudharabah. Setiap kenaikan
disimpulkan bahwa FDR (X2) dan Total
satu satuan FDR (X2) maka tingkat bagi
Pendapatan (X3) secara parsial tidak
hasil tabungan mudharabah akan naik
berpengaruh signifikan terhadap Tingkat
sebesar 0,038. Hal ini menunjukkan bahwa
Bagi Hasil Tabungan Mudharabah (Y).
dengan semakin meningkatnya FDR maka
Pembahasan
tingkat bagi hasil tabungan mudharabah
5%.
Dengan
demikian,
Menurut pengujian asumsi klasik
menurunkan
mengalami
yang dilakukan pada variabel-variabel
mudharabah
akan
tingkat
kenaikan. Setiap
bagi
turun
hasil
kenaikan
satu satuan Total Pendapatan (X3) maka
592
JESTT Vol. 2 No. 7 Juli 2015
tingkat bagi hasil tabungan mudharabah
pencadangan, yaitu PPAP (Penyisihan
akan turun sebesar 2,272E-005. Hal ini
Penghapusan
menunjukkan bahwa dengan semakin
sedangkan dari segi nasional, mengurangi
meningkatnya total pendapatan maka
kontribusinya
akan
dan pertumbuhan ekonomi.
menurunkan
tingkat
bagi
hasil
tabungan mudharabah. Setiap kenaikan
Secara
Aktiva
terhadap
teori
Produktif),
pembangunan
bahwa
Non
(NPF)
akan
satu satuan BI rate (X4) maka tingkat bagi
performing
hasil tabungan mudharabah akan naik
berdampak pada menurunnya tingkat
sebesar 2,150. Hal ini menunjukkan bahwa
bagi hasil yang dibagikan pada pemilik
dengan semakin meningkatnya BI rate
dana. Hal ini sejalan dengan penelitian ini.
maka
Penelitian ini menerangkan bahwa setiap
tingkat
bagi
hasil
tabungan
financing
mudharabah mengalami kenaikan.
kenaikan satu satuan NPF (X1) maka
Pengaruh NPF secara Parsial Terhadap
tingkat bagi hasil tabungan mudharabah
Tingkat Bagi Hasil Tabungan Mudharabah
akan
Nilai uji t variabel NPF adalah
turun
sebesar
1,567.
Hal
ini
menunjukkan bahwa dengan semakin
sebesar -3,299 dengan tingkat signifikansi
meningkatnya
0,002. Nilai signifikansi uji t ini lebih kecil dari
tingkat bagi hasil tabungan mudharabah.
0,05. Oleh karena signifikansi dibawah 0,05
Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin
maka dapat disimpulkan bahwa NPF
meningkatnya
berpengaruh signifikan negatif terhadap
menurunkan tingkat bagi hasil tabungan
tingkat bagi hasil tabungan mudharabah,
mudharabah. Hal ini dikarenakan NPF
sehingga Ho ditolak.
menurunkan pendapatan bank syariah
Menurut Djamil (2014 : 66) bahwa
NPF maka
NPF
menurunkan
maka
akan
sehingga tingkat bagi hasil tabungan
dalam statistik perbankan syariah yang
mudharabah mengalami penurunan.
diterbitkan
Pengaruh FDR secara Parsial Terhadap
oleh
Direktorat
Perbankan
Tingkat Bagi Hasil Tabungan Mudharabah
Syariah Bank di Indonesia dapat dijumapi istilah Non Performing Financing (NPF)
Nilai uji t variabel FDR adalah
yang diartikan sebagai pembiayaan non
sebesar 1,314 dengan tingkat signifikansi
lancar mulai dari kurang lancar sampai
0,197. Nilai signifikansi uji t ini lebih besar
macet. Pembiayaan bermasalah tersebut,
dari 0,05. Oleh karena signifikansi diatas
jika ditinjau dari segi produktivitasnya
0,05 maka dapat disimpulkan bahwa FDR
berkaitan
kemampuan
berpengaruh tidak signifikan terhadap
menghasilkan pendapatan bagi bank,
tingkat bagi hasil tabungan mudharabah,
sudah
sehingga Ho diterima.
dengan
berkurang
atau
menurun
dan
bahkan mungkin tidak ada lagi. bahkan
Kondisi
internal
bank
syariah
dari segi bank, sudah tentu mengurangi
bergantung kepada dana pihak ketiga.
pendapatan,
Dana pihak ketiga merupakan salah satu
memperbesar
biaya
593
JESTT Vol. 2 No. 7 Juli 2015
faktor
untuk
menentukan
bagi
hasil
terhadap tingkat bagi hasil tabungan
(Antonio, 2001 : 139). Salah satu ketentuan yang
dipakai
perolehan
untuk
jumlah
mudharabah, sehingga Ho diterima.
menentukan
dana
pihak
Total pendapatan bank terdiri dari
ketiga
pendapatan
operasional,
pendapatan
adalah dengan FDR (Financing to Deposit
operasi utama bank syariah, pendapatan
Ratio). FDR adalah rasio pembiayaan
operasional
yang
operasional, dan bagi hasil investasi tidak
diberikan
kepada
pihak
ketiga
dalam rupiah maupun valuta asing.
lainnya,
pendapatan
non
terikat. Dana yang diperoleh bank syariah
Dalam penelitian ini FDR dikatakan
dialokasikan
untuk
menghasilkan
tidak signifikan, artinya bahwa dalam
pendapatan
kemudian
didistribusikan
menentukan tingkat bagi hasil tabungan
kepada para nasabah.
mudharabah, FDR tidak menjadi acuan
Dalam
penelitian
ini
total
dalam menentukan tingkat bagi hasil
pendaptan
tabungan
ini
artinya bahwa dalam menentukan tingkat
dikarenakan bahwa variabel FDR tidak
bagi hasil tabungan mudharabah, total
bisa diprediksi untuk menentukan tingkat
pendapatan tidak menjadi acuan dalam
bagi hasil tabungan mudharabah dan
menentukan tingkat bagi hasil tabungan
terdapat faktor penganggu lainnya yang
mudharabah. Hal ini dikarenakan data
mempengaruhi
total
satunya
Hal
mudharabah.
variabel
pendapatan
yang
signifikan,
diambil
dari
laporan perbankan syariah bersifat akrual
pembiayaan bank syariah. Manajemen
bukan cash basis . Menurut Wiroso (2011 :
pembiayaan bank syariah berperan pada
24) menyatakan bahwa asumsi dasar dari
bank syariah untuk menyediakan dana
akrual
guna
penyusunan laporan keuangan syariah,
membiayai
faktor
Salah
tidak
manajemen
yang
adalah
FDR.
dikatakan
kebutuhan
memerlukan
nasabah
dan
layak
yang
sedangkan
dipergunakan
pendapatan
dalam
yang
memperolehnya (Arifin, 2009 : 233).
dipergunakan sebagai dasar perhitungan
Pengaruh Total Pendapatan secara Parsial
pembagian hasil usaha kepada pemilik
Terhadap Tingkat Bagi Hasil Tabungan
modal mudharabah adalah pendapatan
Mudharabah
yang nyata-nyata diterima (cash basis).
Nilai
variabel
total
Tujuannya untuk memberikan informasi
sebesar
-1,037
yang lengkap kepada pengguna laporan
dengan tingkat signifikansi 0,306. Nilai
keuangan dalam melakukan analisa yang
signifikansi uji t ini lebih besar dari 0,05.
dilakukan
Oleh karena signifikansi diatas 0,05 maka
Syariah dan kebutuhan analisa laporan
dapat
keuangan lainnya.
pendapatan
uji
t
adalah
disimpulkan
bahwa
total
oleh
Lembaga
Keuangan
Pengaruh BI rate secara Parsial Terhadap
pendapatan berpengaruh tidak signifikan
Tingkat Bagi Hasil Tabungan Mudharabah
594
JESTT Vol. 2 No. 7 Juli 2015
Nilai uji t variabel BI rate adalah
ekuitas dari investor pemegang saham
sebesar 6,916 dengan tingkat signifikansi
dapat ditarik kemudian untuk meratakan
0,000. Nilai signifikansi uji t ini lebih kecil dari
tingkat bagi hasil ketika tingkat bagi hasil
0,05. Oleh karena signifikansi dibawah 0,05
dari sebuah investasi turun dan ketika
maka dapat disimpulkan bahwa BI rate
akumulasi PER tidak mencukupi dalam
berpengaruh signifikan terhadap tingkat
memberikan tingkat bagi hasil yang sama
bagi
dengan suku bunga pasar, bank syariah
hasil
tabungan
mudharabah,
sehingga Ho ditolak. Menurut
dapat Bank
Indonesia
memberikan
porsi
pendapatan
bank syariah kepada nasabah.
pengertian dari BI Rate adalah suku
Pengaruh NPF, FDR, Total Pendapatan, dan
bunga kebijakan yang mencerminkan
BI rate Secara Simultan Terhadap Tingkat
sikap atau stance kebijakan moneter
Bagi Hasil Tabungan Mudharabah
yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan
Berdasarkan pada hasil uji F, dapat
diumumkan kepada publik. Penelitian ini
diketahui
signifikan positif karena adanya motivasi
Pendapatan, dan Bi rate secara simultan
manajemen bank syariah dengan cara
menghasilikan positif signifikan dengan
menghindari risiko di perbankan syariah.
tingkat signifikan lebih kecil dari 5% yaitu
Risiko yang dihindari bank syariah adalah
sebesar 0,000 yang berarti bahwa NPF,
displaced
FDR,
commercial
risk.
Displaced
bahwa
Total
NPF,
Pendapatan,
FDR,
dan
Total
Bi
rate
commercial risk merupakan transfer risiko
memiliki pengaruh terhadap tingkat bagi
yang berhubungan dengan pemegang
hasil
saham (Usman, 2012 : 296). Wahyudi
bahwa keempat variabel independen
(2012)
tersebut
menjelaskan
bahwa
dengan
tabungan
dapat
mudharabah.
digunakan
artinya
untuk
adanya displaced commercial risk maka
menjelaskan prediksi untuk menentukan
bank syariah mempunyai kemampuan
tingkat bagi hasil tabungan mudharabah
untuk mengenali karaeristik pemilik dana
bank syariah secara bersama-sama. Hal
dan mengukur sensitivitasnya terhadap
ini sesuai dengan pernyataan dan hasil
return perbankan konvensional. Hal ini
penelitian yang dilakukan oleh Shiddiq
mengakibatkan adanya standar praktik
(2009)
yang dikembangkan untuk menghindari
dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor
penarikan dana tersebut. Saah satunya
eksternal yang dijelaskan oleh NPF, FDR,
dengan menggunakan profit equalization
dan
reserve (PER). Pemberlakuan PER, bank
internal dan BI rate untuk faktor eksternal.
syariah
V.
dapat
menjaga
pembayaran
kepada investor kepada investor tetap
tersebut
total
sebenarnya
595
tingkat
pendapatan
SIMPULAN
Simpulan
berada pada level pasar. PER yang diakumulasikan
bahwa
bagi
untuk
hasil
faktor
JESTT Vol. 2 No. 7 Juli 2015
Berdasarkan
hasil
analisis
dan
Investor
atau
pengujian hipotesis, maka dapat diambil
disarankan
kesimpulan sebagai berikut :
perkembangan
1. Non Performing Financing (NPF) (X1) dan
BI
(X4)
rate
berpengaruh
secara
terutama
investor mengamati
kinerja
syariah NPF
di
internal Indonesia
dan
mengikuti
terhadap
perkembangan
tabungan
ekonomi terutama BI rate karena
mudharabah, sedangkan Financing
berpengaruh terhadap tingkat bagi
to Deposit Ratio (FDR) (X2) dan Total
hasil
Pendapatan (X3) secara parsial tidak
perbankan syariah di Indonesia.
tingkat
signifikan
untuk
perbankan
parsial
calon
bagi
berpengaruh tingkat
hasil
signifikan
bagi
hasil
terhadap
2.
tabungan
tabungan
makro
mudharabah
Untuk Penelitian Selanjutnya Selain
Non
Performing
Financing
(NPF), Financing to Deposit Ratio
mudharabah. 2. Non
keadaan
(NPF),
(FDR), Total Pendapatan, dan BI rate
Financing to Deposit Ratio (FDR), Total
masih banyak lagi variabel lain yang
Pendapatan, dan
bisa diteliti untuk menilai variabel lain
Performing
Financing
BI
rate
secara
simultan berpengaruh signifikan positif
yang
mempengaruhi
terhadap tingkat bagi hasil tabungan
hasil
tabungan
dengan
mudharabah
tingkat
Sehingga
perlu
tingkat
bagi
mudharabah. dipertimbangkan
signifikansi sebesar 0,000 yang artinya
untuk penggunaan variabel lain yang
bahwa keempat variabel tersebut
bisa mempengaruhi tingkat bagi hasil
dapat digunakan untuk menjelaskan
tabungan mudharabah perbankan
prediksi untuk menentukan tingkat
syariah di Indonesia.
bagi hasil tabungan mudharabah secara bersama-sama. Berdasarkan
pernyataan
tersebut
DAFTAR PUSTAKA
disimpulkan bahwa secara keseluruhan
Antonio, Muhammad Syafi’i. 2001. Bank
variabel yang mempengaruhi tingkat bagi
Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta :
hasil
Gema Insani
tabungan
mudharabah
industri
perbankan syariah di Indonesia periode
Arifin,
Zainul.
2009.
Dasar-dasar
2011-2014 adalah variabel Non Performing
Manajemen Bank Syariah. Jakarta :
Financing (NPF) dan BI rate.
Azkia Publisher Bank Indonesia. 2014. Moneter : BI rate,
Saran Berdasarkan kesimpulan di atas,
Januari
2011-Juni
2014.
(Online),
saran yang dapat disampaikan dalam
(http://www.bi.go.id/id/moneter/bi-
penelitian ini adalah :
rate/data/Default.aspx,
1. Untuk Masyarakat
tanggal 31 Agustus 2014)
596
diakses
JESTT Vol. 2 No. 7 Juli 2015
_______________. 2014. Statistik Perbankan Syariah,
Januari
2011-Juni
Usman, Rachmadi. 2012. Aspek Hukum
2014.
perbankan
(Online),
Syariah
di
Indonesia.
Jakarta : Sinar Grafika
(http://www.bi.go.id/id/statistik/perb
Vustany, Roci Octaviano. 2006. “Faktor-
ankan/syariah/Default.aspx, diakses
faktor
tanggal 31 Agustus 2014)
Pemberian Bagi Hasil Nasabah (Studi
Departemen Agama,RI. 2010. Al-Quran
yang
Kasus di Bank Muamalat Indonesia)”
Tajwid dan Terjermahan. Jawa Barat :
dalam
CV Penerbit Diponegoro
Indonesia
Djamil, Faturrahman. 2014. Penyelesaian Pembiayaan
Bermasalah
di
bank
Bank
Jakarta
Syariah.
(artikel
Online),
:
snis/2012/04/13/profit-equalizationreserve-per-dan-investment-risk-
Nasrah.
yang
Universitas
(http://ekonomi.kompasiana.com/bi
Erlangga Mawardi,
:
Riserve (IRR) dan (Idealisme) Ber
Syariah Teori, Kebijakan, dan Studi Indonesia.
Jakarta
Reserve (PER) dan Investment Risk
Machmud,Amir dan Rukmana. 2010. Bank
di
Tesis.
Wahyudi, Hidayat. 2012. Profit Equalization
Syariah. Jakarta : Sinar Grafika
Empiris
Mempengaruhi
2005.
“Faktor-faktor
Mempengaruhi
Retun
Bagi
reserve-irr-dan-idealisme-ber-bank-
Penetapan
Hasil
syariah-454257.html
Deposito
diakses
29
desember 2014)
Mudharabah Mutlaqah Studi Kasus
Wiroso. 2005. Penghimpunan Dana dan
pada Unit Usaha Syariah Bank X”
Distribusi hasil Usaha Bank Syariah.
dalam
Jakarta : Grasindo
Tesis.
Jakarta
:
Universitas
Indonesia
_______. 2011. Akuntansi Transaksi Syariah.
Muhamad. 2004. Teknik Perhitungan Bagi
Jakarta : Ikatan Akuntan Indonesia.
Hasil dan Pricing di Bank Syariah. Yogyakarta : UII Press Shiddiq,
Abu
Jumalh
Bakar.
2009.
Pendapatan,
Tabungan,
Nisbah,
“Pengaruh Penyaluran,
dan
BI
Rate
Terhadap Tingkat Imbal Bagi Hasil Nasabah dengan Skim Mudharabah (Studi Kasus pada PT. Bank Muamalat Indonesia)” dalam Skripsi. Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah Sudarsono,Heri. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan
Syariah
Deskripsi
dan
Ilustrasi. Yogyakarta : EKONISIA
597