JESTT Vol. 2 No. 5 Mei 2015
PERAN MASJID SEBAGAI RODA PENGGERAK PEREKONOMIAN MASYARAKAT (PENELITIAN DESKRIPTIF PADA PKL DI KAWASAN MASJID AL-AKBAR SURABAYA)1 Husniyah Suryani Mahasiswa Program Studi S1 Ekonomi Islam -- Fakultas Ekonommi dan Bisnis -- Universitas Airlangga Email:
[email protected] Siti Inayatul Faizah Departemen Ekonomi Syariah – Fakultas Ekonomi dan Bisnis – Universitas Airlangga Email: inay.hakim@gmail,com ABSTRACT: The purpose of this research is to find does Al-Akbar Mosque, as a place to pray for Moslems, as place to learn about Islam and as a tourism site influence people to do an economic activity around there. The economic activity is limited at street vendors only. This research is using qualitative approach; data are collected by interview into some street vendor and by observation. After needed data collected, the data was analyzed using descriptive qualitative approach. It has summarized that there are two roles of Al-Akbar Mosque which influence people to do economic activities around there. First is passive role, which Al-Akbar Mosque as a mosque, as a place to learn about Islam and as a tourism site is able to attract a lot of people to come for their own purposes and it motivates the street vendors to start economic activities. The second role is an active role, if the management of Al-Akbar Mosque didn’t allow them to do so; the street vendor won’t be able to sell their things there peacefully. And it is related to Al-Akbar’s Mosque commitment as its function to empower ummah. Keywords: Mosque, Economic Activity, Street Vendor, Economic Empowerement PENDAHULUAN
lebih dari itu, diantaranya: sebagai pusat
A. Latar Belakang
dakwah agama Islam melalui hadirnya
I.
Masjid Agung Surabaya atau yang
Ma’had Aly. Sebuah institusi pendidikan
juga biasa dikenal sebagai Masjid Al-Akbar
yang didirikan untuk mencetak kyai dan
Surabaya.
dari
da’i muda, yang didirikan sebagai jawaban
masjid-masjid terbesar di Indonesia, yakni
atas permasalahan degradasi aqidah dan
menempati urutan kedua sebagai masjid
akhlak bangsa. Taman Pendidikan Alquran
terbesar, tepat setelah Masjid Istliqlal di
atau TPQ, yang tidak hanya mengajarkan
Jakarta. Fungsi Masjid Al-Akbar Surabaya
bagaimana cara membaca Alquran yang
tidak semata hanya
menjadi sebuah
baik dan benar sesuai tajwid dan makharijul
tempat ibadah mahdhah (atau ibadah
huruf, namun terdapat juga kelas tafsir atau
yang diatur syarat dan rukunnya, misalnya
terjemah
salat atau puasa), namun Masjid Al-Akbar
hadits, hukum Islam atau Fiqh serta kelas
Surabaya memiliki berbagai fungsi yang
Bahasa Arab. Masjid Al-Akbar Surabaya
Merupakan
salah
satu
1)
Alquran,
menghafal
Alquran,
Jurnal ini merupakan bagian dari Skripsi yang ditulis oleh Husniyah Suryani, 040914042, yang diuji pada 19 Januari 2015
387
JESTT Vol. 2 No. 5 Mei 2015
juga menjadi lokasi dari kantor radio Suara Agung
Surabaya
menjadi
media
atau
SAS
FM,
yang
pengembangan
syiar,
peradaban unggul dan istimewa, akan tetapi lebih dari itu, misalnya pendidikan, ekonomi, politik budaya, dan sebagainya. Selain
pendidikan, ekonomi dan sosial budaya
fungsi-fungsi
yang
telah
untuk menuju masyarakat yang berakhlak
disebutkan, Masjid Al-Akbar Surabaya juga
karimah dengan mengedepankan aspek
merupakan tempat tujuan wisata religi yang
informasi yang menyejukkan dan memberi
populer
nilai demi perbaikan umat. Selain melalui
arsitekturnya memiliki daya tarik tersendiri
kelas-kelas dan radio, salah satu upaya
bagi masyarakat, menjadikan Masjid Al-
Masjid
Akbar Surabaya sebagai salah satu masjid
Al-Akbar
meningkatkan masyarakat
Surabaya ilmu
dalam
yang
pengetahuan
di
wajib
kunjungan
adalah melalui didirikannya
kota
Surabaya.
dikunjungi para
Keunikan
dalam
wisatawan
setiap
ke
kota
sebuah perpustakaan yang resmi berdiri
Surabaya. DI kota Surabaya juga terdapat
sejak 1 Agustus 2008, pengadaan bukunya
Masjid Agung Sunan Ampel, yang memiliki
digalang melalui, anggaran rutin Masjid Al-
keistimewaan
Akbar Surabaya, infaq jama’ah, dan juga
dikebumikannya Sunan Ampel atau Raden
sumbangan dari berbagai instansi.
Rachmat, salah seorang tokoh penting
sebagai
komplek
tempat
Beragam fungsi yang dimiliki Masjid
dalam penyebaran agama Islam bahkan di
Al-Akbar Surabaya bukanlah sesuatu yang
Indonesia. Juga terdapat Masjid Cheng-ho
baru bagi sebuah masjid. Telah dituliskan
yang memiliki gaya arsitektural unik, yakni
dalam sejarah pada jaman kepemimpinan
perpaduan antara corak budaya Tiongkok
Rasulullah SAW. masjid Nabawi saat itu
dan Islam. Namun dengan megahnya fisik
bahkan telah menjadi sebuah pusat dari
Masjid Al-Akbar Surabaya, tidak berlebihan
sebuah negara, seperti di kutip dari Zaidany
jika Masjid Al-Akbar Surabaya-lah yang
(2012:97):
menjadi
ikon
pariwisata
bagi
kota
Surabaya, dan provinsi Jawa Timur.
Selama Sembilan tahun pertama, masjid ini tanpa penerangan di malam hari. Hanya di waktu Isya’ saja diadakan sedikit penerangan, yaitu dengan membakar jerami daun kurma. Meskipun sudah bertahun-tahun berdiri, masjid ini masih tetap dalam keadaan sederhana. Hal ini dikarenakan Rasulullah ingin memberi pelajaran yang berarti bagi semua pengikutnya. Meskipun dengan kondisi masjid yang sederhana, beliau mampu membangun sebuah kota yang tidak hanya mempunyai
Dalam
kesehariannya,
banyak
pedagang kaki lima (PKL) yang berdagang di sekitar Masjid Al-Akbar Surabaya. Pada mulanya kawasan sekitar Masjid Al-Akbar Surabaya merupakan sebuah daerah yang bisa dibilang merupakan daerah baru, dalam artian belum banyak pemukiman disana
apalagi
aktivitas
perekonomian
yang terjadi. Sejak berdirinya Masjid Al-
388
JESTT Vol. 2 No. 5 Mei 2015
Akbar Surabaya, lahan-lahan yang dulunya
Surabaya
kosong pun dari waktu ke waktu hingga
Perekonomian Masyarakat.
makin ramai dipenuhi dengan aktivitas
II. LANDASAN TEORI
perekonomian. Umumnya para PKL yang
A. Masjid
sebagai
Roda
Penggerak
berdagang di kawasan Masjid Al-Akbar
Masjid adalah pusat ibadah umat
Surabaya ialah pedagang makanan atau
Islam, jika melihat dari sejarah peradaban
minuman yang memproduksi sendiri barang
Islam
dagangannya
maupun pada era keemasan Islam di
dan
langsung
mendistribusikan hasil produksinya. Para
PKL
di
Masjid
baik
ketika
era
Rasulullah
SAW.
Andalusia (Spanyol), akan ditemukan fakta Al-Akbar
bahwa masjid memiliki peran yang begitu
Surabaya terdiri dari dua jenis, yakni PKL
luas
yang sudah terdaftar resmi sebagai bagian
kehidupan masyarakat. Artinya Rasulullah
dari paguyuban PKL Gayungan Masjid Al-
SAW.
Akbar. Terdapat juga para PKL ‘ilegal’ yang
institusi
berdagang tanpa mengantongi izin resmi
membangun pendidikan, ekonomi, dan
dari pemerintah kota Surabaya. Menurut
politik umat (Nawawi, 2008:3)
Kamus Besar Bahasa Indonesia pasar, ialah
B. Fungsi Masjid
dan
juga
stategis
di
menjadikan
sosial
yang
tengah-tengah
masjid
berperan
sebagai dalam
tempat orang berjual beli. Dalam Widodo
Fungsi dasar masjid menurut Shihab
(2002:196), pasar-pasar yang terdapat di
(1996:26) dapat dilihat dalam Al-Quran,
kota Surabaya memang secara alamiah
yang menyebutkan fungsi dasar masjid di
terbentuk dengan sendirinya di daerah
dalam firman-Nya:
persimpangan atau jalur lalu lintas yang ramai. Jadi secara tidak langsung bisa
dikataka daerah sekitar Masjid Al-Akbar
Surabaya merupakan sebuah pasar,
B. Rumusan Masalah Berdasarkan
rumusan
masalah
diatas, maka rumusan masalah yang dapat ditarik
adalah,
“Bagaimanakah
Fī buyūtin ażina allāhu an turfa'a wayużkara f īhāsmuhu yusabbihu lahu fīhā bilguduwwi wal-aṡāl. Rijālullā tulhīhim tijāratuwwalā bay'un 'an żikrillahi wa-iqāmiṡṡalāti wa-ītāāā-izzakāti yakhāfūna yawman tataqallabu fīhilqulubu walabṡār.
Peran
Masjid Al-Akbar Surabaya sebagai Roda Penggerak Perekonomian Masyarakat”. C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Peran Masjid Al-Akbar
389
JESTT Vol. 2 No. 5 Mei 2015
peranan. Yakni tindakan yang dilakukan
“Bertasbih kepada Allah di masjidmasjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang, lakilaki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat. mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang.” (QS An-Nur 36-37)
oleh
langsung atau peran secara pasif. Sehingga yang dimaksud dengan peranan masjid dalam penelitian ini ialah hal-hal apa saja yang diharapkan ada pada semua masjid, baik itu sebuah peran aktif dimana masjid melalui manajemennya melakukan
harapan-harapan terwujudnya
juga mencontohkan fungsi masjid yang dalam
yang
ada.
pemberdayaan
Misalnya
masyarakat
Maupun berbentuk peran pasif, misalnya dengan berdirinya sebuah masjid, maka
Salah satu unsur penting dalam pembangungan berstuktur masyarakat madani dalam Islam adalah masjid. Nabi Muhammad merintis terbentuknya satu model kehidupan madani (civil society) dengan masjid sebagai pusat kegiatannya. Penyelenggaraan berbagai kegiatan yang dipusatkan di masjid pada saat itu bukan saja karena masih sangat terbatasnya fasilitas yang dimiliki tetapi juga karena disadari bahwa masjid memang merupakan pusat pembinaan masyarakat. Masjid
Dalam
Dalam
Kamus
menjadi
Bahasa
perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki yang
berkedudukan
baik.
sekitarnya Menurut
dapat
Rahardjo
pemberdayaan ekonomi umat mengandung tiga misi: pertama, misi pembangunan ekonomi dan bisnis yang berpedoman pada ukuran-ukuran ekonomi dan bisnis yang lazim dan bersifat universal, misalnya besaran produksi, lapangan kerja dan kelangsungan usaha. Kedua, pelaksanaan etika dan ketentuan hukum syariah yang harus menjadi ciri kegiatan ekonomi umat Islam. Ketiga, membangun kekuatan-kekuatan ekonomi umat Islam sehingga menjadi sumber dana pendukung dakwah Islam yang dapat ditarik melalui zakat, infaq, sadaqah dan wakaf.
Indonesia (1991), peran diartikan sebagai
orang
lebih
di
(1999:398):
Pemberdayaan
Besar
penduduk
akhlaq
Masyarakat
oleh
mengagendakan
melalui masjid dengan penyaluran zakat.
Syahidin
(2003:75):
C. Peran
atau
beberapa hal tertentu untuk memenuhi
adalah untuk beribadah, Rasulullah SAW.
itu,
peristiwa.
usaha tertentu, maupun peran secara tidak
kepada Tuhannya dan betapa tujuan hidup
pada
suatu
di mana subjek jelas menunjukkan suatu
salah satu sarana pengingat bagi manusia
dari
dalam
Makna peran dapat berarti peran langsung
Fungsi utama Masjid adalah sebagai
lebih
seseorang
di
Untuk
masyarakat. lebih lanjut di jelaskan arti kata
tersebut
390
mewujudkan
diatas,
maka
hal
ketiga yang
misi perlu
JESTT Vol. 2 No. 5 Mei 2015
menjadi
perhatian
permberdayaan
utama
ekonomi
pemberdayaan
dalam
umat
sektor
lokasi pasar itu di sebelah barat masjid yang
adalah
beliau
informal,
bangun.
Beliau
menandainya
dengan menggaris batas-batasnya dengan
pemberdayaan koperasi sebagai wadah
kaki
pengembangan, pemberdayaan lembaga
dalam pasar untuk menjajakan komoditi
keuangan
yang
mikro
syariah,
dan
penanggulangan kemiskinan (Sitepu, 2005).
istilah
dengan
(development).
pengembangan
diperjualbelikan;
ternak,
lokasi
bahan
pengawasan. E.
Pasar
pembangunan
Pasar menurut Kamus Besar Bahasa
yang
Indonesia (2005: 833-845), secara sederhana
dilakukan berbasis pada masyarakat Islam
disebut sebagai tempat bertransaksi antara
mempersyaratkan adanya lembaga yang
penjual dan pembeli. Menurut ilmu ekonomi
baik secara tauhid maupun secara sosial
dalam
dipandang
mempersatukan
pertemuan antara penjual dan pembeli
keduanya sehingga memunculkan aktivitas
atau tempat jual beli. Pasar merupakan
pemberdayaan yang mewakili tujuan di
suatu kumpulan mekanisme ekonomi yang
atas
yang
mempertahankan dan mengatur aliran-
asas-asas
aliran tersebut, disini pedagang dan penjual
dan
Pemberdayaan
menentukan
beliau masuk ke pasar untuk melakukan
(empowerment) atau dapat disamakan pula
beliau
makanan, dan sebagainya. Tidak jarang
Pengertian pemberdayaan dapat disamakan
beliau,
mampu
salah
memungkinkan
satu
lembaga
terlaksananya
arti
luas,
pasar
ialah
tempat
kemasyarakatan Islam tersebut ialah masjid
jasa
(Faridl, 1996:67).
semua terangkai menjadi suatu sistem yang
D. Sejarah Munculnya Pasar di Sekitar
membentuk pranata ekonomi yang unik
menggantungkan
hidup,
sehingga
(Wihartono: 2007).
Masjid Rasulullah SAW. sepenuhnya sadar
F.
Aktivitas Ekonomi Sektor Informal
bahwa kekuatan ekonomi merupakan pilar
Sektor informal menurut BPS (1971)
kehidupan masyarakat. Beliau menyadari
adalah
bahwa
sangat
tanpa buruh, bekerja sendiri dengan buruh
berperanan dan lihai dalam bidang ini
tak tetap atau keluarga, pekerja bebas dan
tetapi mereka sering sekali melanggar etika
pekerja tak dibayar. Para pekerja yang
berbisnis. Di samping membangun masjid,
memasuki sektor informal biasanya tidak
Rasul juga membangun pasar yang baru
memiliki pendidikan di sektor formal dan
bukan saja pada lokasinya, tetapi juga
pada
dalam
keterampilan
orang-orang
bentuk
peraturannya.
interaksi Rasulullah
Yahudi
dan peraturanSAW.
memilih
modal
391
pekerja
umumnya
kerja.
yang
berusaha
mereka tidak
khusus
dan
sendiri
memiliki
kekurangan
Sethurahman
(dalam
JESTT Vol. 2 No. 5 Mei 2015
Alisjahbana 2003: 10-11) menguraikan sektor
tenaga kerja bahkan kemampuan pelaku
informal terdiri dari unit-unit usaha berskala
aktivitas
kecil
usahanya. Disisi lain aktivitas ekonomi pada
yang
menghasilkan
dan
ekonomi
dalam
mengelola
mendistribusikan barang dan jasa dengan
sektor
tujuan pokok menciptakan kesempatan
kekhasan tersendiri khususnya pada sisi
kerja dan pendapatan bagi diri sendiri dan
sosialnya, yakni dengan apa yang disebut
dalam usahanya itu sangat dihadapkan
dengan ekonomi moral, menurut
berbagai kendala seperti faktor modal, fisik,
dalam Faizah (2009) ekonomi moral ialah:
faktor
pengetahuan
dan
faktor
Jadi yang dimaksud dengan sektor adalah
sebuah
sektor
juga
memiliki
ciri
atau
Scott
Ekonomi moral sebagai pengertian petani tentang keadilan ekonomi dan definisi kerja mereka tentang eksploitasi – pandangan mereka tentang pungutan-pungutan terhadap hasil produksi mereka, mana hasil produksi yang dapat ditolerir dan mana yang tidak dapat ditolerir.
keterampilan.
informal
informal
yang
mengacu pada berbagai aktivitas ekonomi, yang secara keselurahan berskala kecil baik dalam segi modal maupun dalam segi
Untuk pembahasan yang lebih lanjut
pengetahuan pelakunya. Sektor informal
dalam memahami mengenai teori ekonomi
bukanlah sebuah sektor yang terlepas dari
moral,
pengawasan atau peraturan pemerintah,
demikian
sektor
ekonomi
1. Etika Subsistensi Dalam bukunya “The Moral Economy of The Peasant”, James Scott (1976:7) memandang bahwa apa yang dilakukan petani sebagai tindakan defensif terhadap penetrasi kapital yang membentur pranata ekonomi pedesaan dan apa yang dilakukan adalah berusaha menghindari kegagalan yang akan menghancurkan kehidupannya (risk averse) dan bukan berusaha memperoleh keuntungan besar dengan mengambil resiko. Ini berarti aktivitas perekonomian yang dilakukan oleh petani, bukan didasarkan pada keinginan mereka untuk mendapat
masyarakat.
Dewasa ini lebih dari 60 angkatan kerja di Indonesia di serap sektor ini (Simanjuntak: 1998). G. Ciri-Ciri
Aktivitas
Ekonomi
Sektor
sektor
informal
Informal Aktivitas memiliki
ekonomi
sejumlah
perbedaan
di
bandingkan aktivitas perekenomian dari sektor
formal.
Perbedaan
yang
cara
dipaparkan melalui poin berikut:
ini
dianggap sebagai salah satu cara dalam memberdayakan
dengan
ekonomi moral, yakni sebagaimana yang
sektor ini cenderung tidak terdata oleh meski
dilakukan
memahami karakteristik yang dimiliki oleh
namun karena skalanya yang kecil pelaku
pemerintah,
dapat
paling
utama terletak pada skalanya, dimana aktivitas ekonomi informal memiliki skala yang lebih kecil dalam hal permodalan,
392
JESTT Vol. 2 No. 5 Mei 2015
berdagang di kota Surabaya merupakan
keuntungan yang banyak, namun lebih diutamakan sebagai upaya mereka dalam bertahan hidup, sedikit saja terjadi penurunan hasil produksinya, dapat memberikan akibat yang fatal dalam kelangsungan hidupnya. 2. Norma Resiprositas Secara harfiah kata resiprositas dapat diartikan sebagai timbal balik atau pertukaran. Lebih lanjut resiprositas diartikan sebagai: Hubungan antara orang yang melibatkan saling tukar hadiah barang, jasa, atau bantuan. Melekat di hadiah timbal balik memberi adalah kewajiban untuk mengembalikan hadiah dengan cara yang sesuai secara budaya. (http://id.termwiki.com/ID:recipr ocity_%28or_reciprocal_exchang e%29)
penduduk
dari
luar
mengingat
kota
Surabaya,
kegiatan
kota
perekonomiannya
Surabaya, dalam
hal
menempati
urutan kedua sebagai yang terbesar di Indonesia setelah kota Jakarta. Surabaya juga merupakan ibukota dari provinsi Jawa Timur salah satu provinsi terpadat di negara ini, banyak orang dari berbagai penjuru negeri yang datang ke Surabaya untuk mengadu nasib. III. METODE PENELITIAN Penelitian
ini
menggunakan
pendekatan penelitian kualitatif, Moleong (1988:6)
mengungkapkan
pendekatan penelitian
kualitatif yang
bahwa
adalah
suatu
bermaksud
untuk
memahami fenomena tentang apa yang Dalam
kaitannya
dengan
teori
dialami oleh subjek penelitian misalnya:
ekonomi moral, norma resiporitas yang dimaksudkan
disini
adalah
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan secara
merupakan
holistik, dan dengan cara deskripsi dalam
rumusan moral sentral bagi prilaku antar
bentuk kata dan bahasa, pada suatu
individu; antara petani dengan sesama
konteks
warga desa, antara petani dengan tuan tanah,
antara
petani
dengan
harus
membantu
pernah
membantu
jangan
merugikannya
mereka
yang
paling
tidak
atau
(Damsar
kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data
dalam
kualitatif
lebih
deskriptif
sekali pedagang kaki lima. Kebanyakan lima
induktif,
dan
hasil
penelitian
menekankan
Pendekatan
negara Indonesia, di Kota Surabaya banyak
kaki
bersifat
makna
daripada generalisasi.
Seperti di daerah-daerah lain di
pedagang
dengan
kualitatif peneliti adalah sebagai instrumen
H. Pedagang Kaki Lima di Kota Surabaya
para
alamiah
Menurut Sugiyono (2010:1), dalam metode
Faizah, 2009).
dari
yang
memanfaatkan berbagai metode alamiah.
negara.
Prinsip moral ini --- pada gagasan bahwa orang
khusus
merupakan
penelitian
kualitatif
pendekatan
yang
paling ideal untuk digunakan dalam kajian
yang
ini, Nazir (2003 : 73) mengatakan bahwa
393
JESTT Vol. 2 No. 5 Mei 2015
penelitian dengan metode deskriptif adalah penelitian ex post de facto,
PKL tidak resmi dikatakan tidak resmi,
yaitu peneliti
karena mereka tidak memiliki ijin untuk
tidak memiliki kontrol langsung terhadap
berjualan
obyek penelitian karena fenomena sukar
Surabaya,
apabila
terjadi
dimanipulasikan.
penertiban yang dilakukan oleh
Satuan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Polisi Pamong Praja (Satpol PP) mereka
A. Hubungan Masjid Al-Akbar Surabaya dan
pasti akan terkena gusuran. Penertiban
di
sekitar
sehingga
Masjid
Al-Akbar
umumnya dilakukan atas perintah dari
Pedagang Kaki Lima Pepatah ‘ada gula ada semut’
Walikota Surabaya apabila akan dihelat
menjadi suatu deskripsi yang tepat dalam
acara besar di Masjid Al-Akbar Surabaya
menggambarkan keterkaitan antara Masjid
atau bila akan ada tamu penting yang
Al-Akbar Surabaya dengan keberadaan
datang. Penertiban ini dilakukan karena
pedagang
pencitraan yang melekat pada para PKL
kaki
lima
atau
PKL
yang
berdagang di sekelilingnya. Kemampuan
yakni
Masjid Al-Akbar Surabaya dalam menarik
ditimbulkannya.
banyak
masalah yang besar bagi para PKL tidak
terdiri
pengunjung para
kotor
Penertiban
yang
bukanlah
hendak beribadah, para wisatawan yang
akan ‘bocor’ ke seorang pedagang dan
datang dari dalam maupun luar negeri
kemudian akan terjadi komunikasi antar
hingga kalangan non-muslim yang datang
pedagang
untuk mempelajari agama Islam otomatis
akab tersebar ke pedagang lainnya, disini
menimbulkan
para
terdapat ikatan antar pedagang. Jika
pedagang untuk mencoba peruntungan
mereka tergusur mereka akan kembali
mereka dalam kelangsungan usahanya,
berjualan di kemudian hari.
suatu
sejarah
hasrat
yang
pada
masjid
dan
resmi, karena umumnya agenda tersebut
terbentuk
jamaah
diantaranya
kumuh
yang
sesuai
dari
yang
kesan
ada
bagi
pasar
daerah-daerah
akan
sehingga
informasi
tersebut
2. PKL Semi Formal
yang
Pedagang Kaki Lima yang bersifat
mengundang atau dilalui banyak orang.
semi
B. Jenis-Jenis Pedagang Kaki Lima di Masjid
Surabaya dibagi menjadi dua kategori
hasil
di
sekitar
Masjid
Al-Akbar
yang didasarkan pada jam operasional
Al-Akbar Surabaya Berdasarkan
formal
penelitian
di
para
PKL
tersebut
dalam
menjajakan
lapangan, pada kesehariannya terdapat
dagangannya. Kategori pertama adalah
berbagai jenis pedagang kaki lima yang
para PKL yang berjualan di sebelah utara
berdagang
masjid, para PKL ini berjualan antara pukul
di
sekitar
Masjid
Al-Akbar
Surabaya, yaitu:
16.00 – 24.00 setiap harinya. Menurut Ibu Sari
1. PKL Tidak Resmi
yang
394
sehari-harinya
berjualan
jus
dan
JESTT Vol. 2 No. 5 Mei 2015
makanan,
waktu
berjualan
para
PKL
Jenis
pedagang
terakhir
yang
tersebut bebas, ada kalanya mereka tidak
memanfaatkan lahan sekitar Masjid Al-
berjualan karena butuh istirahat atau ada
Akbar adalah jenis pedagang yang bersifat
kegiatan lain. Jenis dagangan para PKL
resmi atau formal. PKL resmi telah diakui
yang berjualan dari pukul 16.00 -24.00
oleh
tersebut cenderung sama, misalnya berupa
mendapat binaan melalui dinas koperasi
jus, es buah, bakso kanji, cireng dan aneka
Kota Surabaya. Menurut Bapak Muslimin
tempura.
sang
Jenis berjualan
di
PKL
semi-formal
kawasan
lain
Masjid
pemerintah
ketua
kota
Surabaya,
paguyuban
sentra
dan
PKL
yang
Gayungan, untuk menjadi PKL resmi butuh
Al-Akbar
usaha yang tidak mudah karena butuh
Surabaya, ialah para PKL yang berdagang
proses
hanya pada hari Minggu pagi dari pukul
birokrasi yang berlapis. Pada tahun 2012
06.00 hingga kira-kira pukul 11.00, tepatnya
ada sebuah ketetapan yang menyatakan
sebelum
dhuhur
bahwa para PKL yang mendapat binaan
dikumandangankan. Secara umum disebut
dinas koperasi harus direlokasi ke sebuah
sebagai Pasar Pagi Masjid Al-Akbar dan
bangunan untuk memberikan kesan yang
telah dikenal luas oleh penduduk kota
lebih rapi, pada saat itu ada lahan kosong
Surabaya hingga luar kota Surabaya, dan
di depan Masjid Al-Akbar Surabaya, hingga
telah menjadi salah satu alternatif tempat
jadilah seperti yang ada sekarang. Para PKL
hiburan bagi warga Surabaya di akhir
ini
pekan. Pada pasar ini terdapat aneka
pemerintah kota Surabaya terhitung sejak
ragam barang yang diperjualbelikan mulai
bulan Juli 2014 yang dihitung berdasarkan
dari makanan, minuman, mainan anak-
berapa meter lahan yang mereka tempati,
anak, busana hingga aneka jasa.
diluar
Para
adzan
PKL
tersebut,
baik
yang
yang
panjang
dikenakan
itu
dengan
biaya
para
melalui
retribusi
pedagang
oleh
tersebut
melakukan pembayaran iuran listrik, air dan
berjualan di bagian utara Masjid Al-Akbar
kebersihan secara swadaya.
Surabaya maupun pedagang pasar pagi
C. Perputaran
Roda
Perekonomian
Masjid Al-Akbar tergolong dalam jenis PKL
Pedagang Kaki Lima di Masjid Al-Akbar
semi formal. PKL semi formal bukanlah PKL
Surabaya
resmi binaan pemerintah, namun memiliki
Hari Minggu pagi adalah salah satu
pembina lain sehingga mereka tidak akan
saat
ditertibkan kecuali pada keadaan-keadaan
ekonomi disekitar Masjid Al-Akbar. Penulis
tertentu atas ketentuan pihak manajemen
memilih untuk melakukan perngamatan
Masjid Al-Akbar Surabaya.
pada saat itu, karena ragam aktifitas
3. Pedagang Formal
ekonomi dan pelaku aktifitas ekonomi
395
dimana
banyak
terjadi
aktfitas
JESTT Vol. 2 No. 5 Mei 2015
yang terjadi lebih beragam. Setiap hari
momen
Minggu terdapat banyak sekali pedagang
tambahan
kaki lima yang berjualan disekitar Masjid Al-
pendapatan dari pekerjaan sehari-harinya
Akbar Surabaya.
tidak mencukupi.
Tabel 1. Perputaran uang yang terjadi di Masjid AlAkbar pada Hari Minggu pagi Jenis Barang
Jumlah
pagi
untuk
mencari
penghasilan,
karena
Keberadaan para pedagang kaki lima umumnya dipandang sebagai masalah, khususnya bagi keindahan dan ketertiban
Pendapatan
Dagangan
pasar
kota. Lokasi yang dipilih sebagai tempat
/Hari
untuk berjualan biasanya adalah lokasi
Mainan
22
Rp250,000
Rp5,500,000
Makanan
74
Rp300,000
Rp22,200,000
disana
Minuman
27
Rp300,000
Rp8,100,000
khususnya masalah lalu lintas. Di daerah
Busana
35
Rp500,000
Rp17,500,000
Masjid Al-Akbar Surabaya misalnya, pada
Jasa
5
Rp250,000
Rp1,250,000
Lain-Lain
8
Rp200,000
Rp1,600,000
TOTAL
171
Anak
yang ramai, dan jika para PKL berjualan dapat
mengganggu
ketertiban
malam hari di bulan Ramadhan khususnya pada hari Sabtu akan terjadi tambahan volume kepadatan kendaraan yang tinggi
Rp56,150,000
akibat jamaah ibadah shalat tarawih yang
Sumber: Hasil Olahan Data Premier, 2014
ditambah dengan banyaknya pedagang
Dapat dikatakan jumlah perputaran uang
yang
terjadi
di
Masjid
kaki lima yang berjualan di sekitarnya. Pada
Al-Akbar
hari Minggu pagi pun umumnya lalu lintas di
Surabaya seperti yang disajikan pada tabel
sekitar Masjid Al-Akbar Surabaya menjadi
1 hanyalah jumlah kasar. Selama kurun
sedikit
waktu kurang lebih 5 jam (pukul 06.00 pagi –
Disisi lain, keberadaan pedagang kaki
yang memilki modal besar nominal Rp
lima merupakan salah satu alternatif dalam
56,150,000 mungkin bukan jumlah yang
upaya
besar. Perlu diperhatikan bahwa umumnya
pemberdayaan
ekonomi
masyarakat. Pelaku usaha pedagang kaki
pedagang yang berjualan di pasar Minggu
lima
pagi Masjid Al-Akbar Surabaya, adalah
umumnya
adalah
para
kaum
pendatang, yang mencari kehidupan yang
mereka yang merupakan pedagang kecil. berjualan
mengganggu
Masjid Al-Akbar Surabaya.
lebih banyak. Bagi sejumlah pedagang
umumnya
sehingga
aktifitas-aktifitas yang dilakukan di sekitar
11.00 siang) jumlah yang didapatkan bisa
Mereka
kacau
lebih baik ke kota-kota besar misalnya kota
untuk
Surabaya. Volume kaum pendatang akan
memenuhi kebutuhan hidupnya pada hari
meningkat
itu, dan sisanya untuk modal berjualan esok
setiap
tahunnya
khususnya
selepas hari raya Idul Fitri, mereka datang
hari. Beberapa pedagang juga menjadikan
untuk mencari pekerjaaan. Saat jumlah
396
JESTT Vol. 2 No. 5 Mei 2015
lapangan pekerjaan yang ditawarkan tidak
pedagang yang berjualan di sekitar masjid
sebanyak jumlah mereka yang mencari
pada bulan Ramadhan. Ijin ini bersifat resmi
lapangan pekerjaan dan skill yang dimiliki
karena
tidak memadai, menjadi pedagang kaki
disekitar Masjid Al-Akbar Surabaya adalah
lima adalah salah satu solusi bagi para
acara yang khusus dikelola masjid untuk
kaum
mewadahi
pendatang
ini
untuk
mengatasi
pasar
Ramadhan
yang
pedagang
digelar
yang
ingin
tingkat pengangguran yang tinggi.
memanfaatkan momen bulan Ramadhan
D. Peran
untuk
Masjid
Al-Akbar
Surabaya
mencari
nafkah.
Pengelolaannya
sebagai Penggerak Roda Perekonomian
diserahkan kepada event organizer dan
Masyarakat
mulai dialihkan ke pihak koperasi Masjid Al-
Peran Masjid Al-Akbar Surabaya dalam
Akbar Surabaya. Pasar Ramadhan Masjid
kaitannya
sebagai
roda
penggerak
Al-Akbar Surabaya sesungguhnya dihimbau
perekononomian masyarakat pada saat ini
untuk
masih tergolong dalam peran yang pasif
manajemen
dan terdapat sedikit peran aktif. Peran aktif
keberadaan
pasar
yang dilakukan oleh pihak manajemen
merupakan
bagian
masjid untuk saat ini, hanya sebatas ijin
dalam pemberdayaan umat.
berjualan
V. SIMPULAN DAN SARAN
yang
diberikan
oleh
masjid
kepada para pedagang kaki lima untuk
ditiadakan
saja,
namun
pihak
mengatakan
bahwa
Ramadhan dari
tersebut
upaya
masjid
A. SIMPULAN
berjualan disekitar masjid. Ijin ini diberikan
Berdasarkan
pengamatan
dan
khususnya pada pedagang kaki lima yang
analisis yang telah dibuat dapat ditarik
berjualan pada hari Minggu pagi, yakni
sebuah kesimpulan, bahwa Masjid Al-Akbar
dengan batasan para PKL tersebut hanya
Surabaya memiliki peranan sebagai roda
boleh berjualan sampai sebelum adzan
penggerak perekonomian masyakarakat.
dhuhur dikumandangkan. Ijin lain diberikan
Hal
kepada
pedagang
di
perekonomian yang mencakup aktivitas
bagian
utara
umumnya
produksi, distribusi dan konsumsi yang terjadi
yang
masjid,
berjualan
yang
berjualan dari pukul 16.00-24.00. Para PKL
ini
terlihat
dari
berbagai
aktivitas
di sekitar Masjid Al-Akbar Surabaya.
tersebut baik yang berjualan pada hari
Peran yang dimiliki Masjid Al-Akbar
Minggu pagi, dan yang berjualan di bagian
Surabaya terdiri dari dua peranan yaitu:
utara
1.
masjid
masing-masing
memiliki
Peranan
pasif
pembinanya sendiri, dan bukan dari pihak
kemampuan
manajemen masjid.
Surabaya
Manajemen Masjid Al-Akbar Surabaya juga
memberikan
ijin
kepada
Surabaya
397
Masjid
berupa Al-Akbar
dalam
pengunjung.
para
yakni
Masjid
yang
memiliki
menarik Al-Akbar fungsi
JESTT Vol. 2 No. 5 Mei 2015
utama sebagai rumah ibadah bagi
fungsi
umat Muslim juga berfungsi sebagai
pemberdayaan
obyek
khususnya Umat Islam.
wisata
religi
dan tempat
pendidikan agama Islam. Hal ini
B. SARAN
menyebabkan banyak orang yang
1.
sebagai
sarana
masyarakat
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan
datang ke lokasi Masjid Al-Akbar
penelitian
Surabaya
sehingga
sebagai acuan atau bahan referensi
menyebabkan banyak pengusaha
bagi penelitian selanjutnya. Selain itu
dalam hal ini adalah pedagang,
pembahasannya
baik dari skala mikro yang memiliki
misalnya dengan meneliti dari sisi
modal
pengusaha besar untuk melengkapi
berada,
kecil
berskala
hingga
besar
pedagang
dengan
banyak
ini
dapat
digunakan
dapat
diperluas
apa yang sudah di dapatkan dari
modal tertarik untuk menjalankan
penelitian ini.
usahanya di sekitar Masjid Al-Akbar
2.
masjid
2.
Bagi pihak Manajemen Masjid Al-
Surabaya. Ibarat pepatah ‘ada gula
Akbar,
ada
peran aktif Masjid Al-Akbar tidak
semut’
Masjid
Al-Akbar
diharapkan
kedepannya
Surabaya adalah gula yang menarik
hanya
semut
aktivitas ekonomi terjadi disekitar
yakni
para
jamaah,
dalam
hal
membiarkan
pengunjung serta pedagang.
Masjid Al-Akbar terjadi melainkan
Peran aktif dalam keberlangsungan
pihak
aktivitas perekonomian yang terjadi
pembinaan khusus bagi para PKL
di sekitarnya. Hal ini diwujudkan
yang
dengan pihak Manajemen Masjid
Karena
yang
aktivitas
memperbolehkan
para
masjid
bedagang
memberikan
di
dengan
sekitarnya. berpusatnya
perekonomian
pada
pedagang kaki lima atau PKL untuk
sebuah masjid maka diharapkan
berjualan di sekitar Masjid Al-Akbar
aktivitas yang terjadi di sekitarnya
Surabaya, tanpa ijin yang diberikan
pun memang sesuai dengan syariah
oleh Masjid Al-Akbar Surabaya bisa
Islam.
jadi aktivitas ekonomi yang terjadi di sekitar Masjid
3.
Al-Akbar Surabaya
Bagi
pemerintah
kota
diharapkan
Surabaya,
kedepannya
tidak akan berjalan lancar, hal ini
pemerintah memberikan perhatian
merupakan
lebih
sebuah
bentuk
pada
tanggung jawab moral Masjid Al-
berdagang
Akbar
Akbar,
masyarakat,
Surabaya dimana
kepada salah
satu
di
para sekitar
karena
PKL
yang
Masjid dari
Alsegi
perekonomian adanya PKL di sekitar
398
JESTT Vol. 2 No. 5 Mei 2015
Masjid
dikatakan
Wihartono, Takun Musdha. 2005. Pasar
dapat memberikan manfaat bagi
Wonokromo 1951-1955. Skripsi Tidak
pertumbuhan
Dipublikasikan. Surabaya: Universitas
yang
Al-Akbar
bisa
ekonomi.
diberikan
Perhatian
dapat
berupa
Airlangga.
dengan adanya aturan-aturan baru
Widodo, Dukut Imam. 2002. Soerabaya
yang dapat menguntungkan seluruh
Tempo
pihak, baik pihak pemerintah, pihak
Pariwisata Kota Surabaya.
Masjid Al-Akbar, pihak PKL, atau pihak-pihak langsung
lain
terlibat.
diharapkan
secara
Masjid
Paling
regulasi
pemerintah
dapat
Nabawi
khusus,
Yogyakarta: Najah.
misalnya
pembangungan
untuk
pra-sarana
Dinas
Fenomenal,
Selain
dana
dan
Surabaya:
Zaidany, Moh. Ali Hasan. 2012. Misteri 3
tidak
mengalokasikan
sarana
Doeloe.
Keistimewaan Masjidil Haram Masjid
(2014)
atau
dan
Masjid
Al-Aqsa.
http://etnohistori.org/moral-
ekonomi-petani-antara-subsistensi-
dengan pemberian modal kepada
dan-resistensi.html. 07-Juli-2014
PKL yang membutuhkan.
(2014)
DAFTAR PUSTAKA
http://id.termwiki.com/ID:reciprocity
Badan Pengembangan dan Pembinaan
_%28or_reciprocal_exchange%29.
Bahasa.
2005.
Kamus
Besar
Bahasa
07-Juli-2014
Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka. Faizah, Siti Inayatul. 2011. Kewirausahaan Etnis Tionghoa Muslim Dalam Perspektif Nilai Agama Dan Budaya. Tesis Tidak Dipublikasikan. Paskasarjana
Surabaya: Institut
Program
Agama
Islam
Negeri Sunan Ampel Surabaya. Nazir, M. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Salemba Empat. Shihab, Quraish. 1996. Wawasan AlQur’an, Tafsir Mardhu’I atas Pelbagai Persoalan Umat. Bandung: Mizan. Syahidin. 2003. Pemberdayaan Umat Berbasis Masjid. Bandung: Alfabeta.
399