JESTT Vol. 2 No. 2 Februari 2015
PRAKTIK GHARAR PADA HUBUNGAN BISNIS UMKM-EKSPORTIR FURNITUR DI JEPARA1) Achmad Hijri Lidinillah Mahasiswa Program Studi S1 Ekonomi Islam - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Airlangga Email :
[email protected] Imron Mawardi Departemen Ekonomi Syariah - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Airlangga Email :
[email protected] ABSTRACT: This study aims to determine the type of gharar practiced in cooperation between Small and medium industry exporters of furniture to the furniture in Jepara district. This study used a qualitative descriptive approach with a case study strategy. Determinating techniques for informants in this study using snowball sampling. Data collected through interviews with research subjects and direct observation of the research object. The analysis technique used is descriptive analysis by using the method of data analysis and describes the results of interviews and direct observation. The results of this study indicate that gharar is practiced in the cooperation between the Small and medium industry with the company exporting furniture is unclear at the end of the time limit on credit payments by companies exporting furniture to the Small and medium industry as suppliers of goods to the company. Keywords: Gharar, Small and medium industry, cooperation. Mā farraṭnā fil kitābi min syai-in
I. PENDAHULUAN Syariah (Islam)
sebagai
ad-din,
Artinya: ...Tiadalah Kami alpakan
menurut
(2010:9),
adalah
sesuatupun dalam Al-Kitab...
M.
Hidayat
agama yang universal dan komprehensif. Universal
berarti
Dari ayat diatas maka tidak tepat
Islam
jika Islam dianggap hanya sebuah aturan
diperuntukkan bagi seluruh umat manusia
ritual, apalagi banyak yang mengatakan
di muka bumi dan dapat diterapkan
masalah
dalam setiap waktu dan tempat sampai
berbisnis dan pembagunan tidak ada
akhir zaman. Komprehensif berarti bahwa
sangkut
Islam mempunyai ajaran yang lengkap
Pandangan seperti ini disebabkan umat
dan sempurna (syumul). Kesempurnaan
Islam (atau umat lain) tidak memahami
ajaran
aspek
ajaran Islam secara utuh, padahal semua
kehidupan manusia dan tidak hanya
urusan ibadah dan muamalah manusia
aspek spiritual (ibadah murni), tetapi juga
sudah diatur di dalamnya.
Islam
bahwa
mengatur
seluruh
aspek muamalah yang meliputi ekonomi,
pautnya
Industri
sosial, politik, hukum, dan sebagainya.
furnitur
seperti
dengan
dan
halnya
Islam.
kerajinan
merupakan salah satu sektor strategis
Allah berfirman dalam surat al-
yang
An'am ayat 38
dapat
signifikan
... ... 1)Jurnal
keduniawian
memberikan
terhadap
kontribusi
pertumbuhan
perekonomian nasional, khususnya dalam
ini merupakan skripsi dari Ahmad Hijri Lidinillah, NIM : 041014032.
108
JESTT Vol. 2 No. 2 Februari 2015
perolehan
devisa
negara
dan
tahunnya,
adapun
data
jumlah
UKM
penyerapan tenaga kerja. Menurut data
industri furnitur yang tersebar di seluruh
kemenperin
kecamatan di kabupaten Jepara adalah
(2013),
Indonesia
memiliki
lebih dari 4.000 UKM di industri mebel, dan
sebagai berikut:
pasar domestik tumbuh sangat cepat. Sementara, furnitur
penjualan
dan
domestik
kerajinan
Tabel 1.
untuk
Indikator Perkembangan Usaha
diperkirakan
Kabupaten Jepara
mencapai lebih dari US $ 700 juta per tahun,
sementara
ekspor
furnitur
mencapai US $ 1,7 miliar pada tahun 2013. Jumlah
tenaga
kerja
yang
diserap
mencapai 432 ribu orang tenaga kerja, sedangkan
industri
kayu
pertukangan Sumber : Disperindag Jepara, diolah 2011
menyerap lebih dari 286 ribu tenaga kerja. (http://www.antaranews.com/berita/4157
Dalam
78/kemenperin-tingkatkan-ekspor-furnitur-
kesehariannya,
menurut
lewat-pameran-internasional, diakses 14
Sulasmi dan David pada saat observasi,
Juni 2014).
para pengusaha UMKM industri furnitur di salah
satu
kabupaten Jepara bisa dikatakan tidak
Tengah
yang
memproduksi untuk konsumen akhir, tetapi
industri
furnitur
para pengusaha furnitur kecil ini menerima
pencaharian
utama
pesanan beberapa set dari perusahaan
penduduknya, menurut BPS kabupaten
eksportir yang mendapat pesanan dari
Jepara 2012 sebanyak 54% dari seluruh
negara
jumlah angkatan kerja kabupaten Jepara
pesanan dari pemilik showroom kerajinan
bekerja pada indutri furnitur, sisanya 23,3%
kayu untuk dipajang dan dipasarkan di
pada industri manufaktur lain, 11,9% pada
showroom mereka.
Jepara kabupaten
adalah
di
Jawa
mengandalkan
sektor
sebagai
sektor
mata
jasa
dan
pertanian
10,8%
pada
dan
(jeparakab.bps.go.id,
pemesan
Tetapi
sektor
atau
setelah
menerima
mengirimkan
kelautan.
pesanan ke perusahaan eksportir dan
14
pemilik showroom pengusaha furnitur kecil
diakses
Juni
tidak mendapat pembayaran kontan dari
2014).
perusahaan
Permintaan pasar untuk produk
eksportir
dan
pemilik
furnitur Jepara cukup besar, pada tahun
showroom, dengan alasan produk furnitur
2012 tercatat perolehan 100,33 juta dollar
dari
Amerika
tujuan.
diperiksa kadar air dan diperiksa apakah
Industri furnitur Jepara didominasi oleh
ada cacat pada produk furnitur yang
usaha kecil menengah dengan jumlah
mereka setorkan. Pada saat penyetoran
unit usaha yang terus bertambah di tiap
pengusaha furnitur kecil sebagai produsen
dengan
103
negara
109
pengusaha
furnitur
mikro
harus
JESTT Vol. 2 No. 2 Februari 2015
hanya menerima uang muka dan surat
perniagaan
tagih yang tidak ditentukan kapan sisa
masa lampau.
pembayaran dilunasi. Dalam (online)
Suara
Priyanto,
Merdeka
Kabag
yang
sendiri
Gharar
Harian
Hadi
furnitur
maju
pada
menurut
Ibn
Taimiyah mempunyai banyak pengertian,
Inkom
antara
lain:
pertama,
sesuatu
yang
Sekretariat Daerah Kabupaten Jepara
tersembunyi baik akibatnya, rahasianya,
mengatakan
atau segala sesuatunya. kedua, sesuatu
bahwa
Tak
banyak
pengusaha yang bersedia memberi uang
yang
muka
cacatnya
dan
membayar
tunai
barang-
tidak
jelas
sehingga
barang yang dipesannya ketika sudah
maksud
jadi. Kadang sampai 1-2 bulan baru
tercapai atau tidak.
dilunasi,
ketika
barang-barang
yang
antara
dari
dengan
diadakannya
Menurut
mulus
Mustafa
atau
demikian
akad
E.
N
bisa
dkk
dikerjakan telah dikirim ke luar negeri atau
(2007:26), manusia diberi kebebasan oleh
telah
terjual.
Allah dalam perekonomian, baik secara
(http://www.suaramerdeka.com/v1/index.
individu ataupun kolektif untuk mencapai
php/read/cetak/2008/02/27/2661/Menya
tujuan. Namun kebebasan tersebut tidak
ngga-Tiang-yang-Mulai-Goyah, diakses 14
boleh
Juni 2014).
telah digariskan oleh Allah SWT. Dengan
Menurut
Sulasmi
pada
saat
melanggar
demikian
aturan-aturan
kebebasan
tersebut
yang
tidak
observasi, ada juga produsen yang sudah
bersifat mutlak. Allah SWT membatasi
mengirimkan
dan
perilaku manusia dalam perekonomian
menagihkan beberapa surat tagih pada
dengan firmannya surat Al-Baqarah ayat
perusahaan
188:
beberapa
kali
eksportir,
mereka
mendapatkan pembayaran sebagian dari nilai yang tertera pada surat tagih itu,
tidak kunjung mendapat pelunasan. Tentu ini akan menyulitkan pihak pengusaha furnitur kecil sebagai pemasok barang
pada perusahaan eksportir. Karena tidak kunjung menerima hasil usahanya.
Walā ta’kulū amwālakum bainakum bi’ l-
Fenomena pada hubungan usaha UMKM-eksportir
furnitur
disayangkan,
karena
Kabupaten
Jepara
ini
bāthili wa tudlū bihā ilā’l- ḥukkāmi lita’kulū
sangat
faīiqan min amwāli’n-nāsi bi’l-itsmi wa
seharusnya
menjadi
antum ta’lamūna
panutan
188.
Dan janganlah sebahagian kamu
daerah lain dalam pengembangan dan
memakan harta sebahagian yang lain di
kesejahteraan
antara kamu dengan jalan yang bathil
mengingat
pelaku sejarah
industri
furnitur
perkembangan
dan
(janganlah)
kamu
membawa
(urusan) harta itu kepada hakim, supaya 110
JESTT Vol. 2 No. 2 Februari 2015
kamu
dapat
memakan
sebahagian
a) 'Aqid,
adalah
orang
yang
daripada harta benda orang lain itu
berakad;
dengan (jalan berbuat) dosa, padahal
masing
pihak
kamu Mengetahui.
orang,
terkadang
Rumusan Masalah
beberapa orang. Misalnya, penjual
Berdasarkan uraian latar belakang
dan
terkadang
pembeli
terdiri
beras
masingdari
satu
terdiri
dari
di
pasar
masing-masing
pihak
masalah, maka penulis akan membahas
biasanya
rumusan masalah dalam penelitian ini
satu orang; ahli waris sepakat
adalah:
untuk
memberikan
sesuatu
1. Apa jenis gharar yang terdapat
kepada pihak yang lain ng terdiri
pada hubungan bisnis antara
dari beberapa orang. Seseorang
pelaku UMKM -eksportir furnitur?
yang berakad terkadang orang
2. Bagaimana tentang
pendapat
kerjasama
ulama
memiliki
berunsur
hak
merupakan
gharar tersebut?
('aqid wakil
ashli) dari
dan yang
memiliki hak. b)
Tujuan Penelitian
Ma'qud alaih, ialah benda-benda
Beredasarkan perumusan masalah
yang diakadkan, seperti benda-
sebelumnya, maka tujuan penelitian ini
benda yang dijual dalam akad
adalah untuk mengetahui praktik dan jenis
jual
gharar pada hubungan usaha pengusaha
(pemberian), gadai, utang yang
UMKM-eksportir industri furnitur dengan
dijamin seseorang dalam akad
pihak eksportir di kabupaten Jepara.
kafalah.
akad
hibah
(2010:50)
maksud pokok mengadakan akad.
kata akad berasal dari bahasa Arab al-
Berbeda akad maka berbedalah tujuan pokok akad. Dalam akad
permufakatan
jual beli misalnya, tujuan pokoknya
(ittifaq). Secara teminologi fiqh, akad
yaitu memindahkan barang dari
didefinisikan dengan:
penjual kepada pembeli dengan
perikatan,
secara
dkk
berarti
'aqd
yang
Ghazaly
dalah
c) Maudhu' a-'aqd, yaitu tujuan atau
II. Pengembangan Proposisi Menurut
beli,
perjanjian,
"Pertalian melakukan
etimologi
(pernyataan
ijab
ikatan)
dan
diberi ganti. Tujuan pokok hibah
qabul
yaitu memindahkan barang dari
(pernyataan penerimaan ikatan) sesuai
pemberi kepada yang diberi untuk
dengan
dimilikinya
kehendak
syariat
yang
tanpa
pengganti
berpengaruh pada objek perikatan".
('iwadh). Tujuan pook akad ijarah
Rukun dan Syarat Akad
yaitu
Pemaparan Sehendi yang dikutip
dengan
memberikan adanya
manfaat pengganti
oleh Ghazali dkk mengena rukun-rukun
('iwadh). Tujuan pokok akad i'arah
akad adalah sebagai berikut:
yaitu memberikan mafaat 111
bagi
JESTT Vol. 2 No. 2 Februari 2015
seseorang kepada yang lain tanpa
4)
pengganti.
Janganlah akad itu adalah akad
yang
Shighat al-'aqd ialah ijab qabul. Ijab ialah
syara',
permulaan penjelasan yang keluar dari
mulamasah
salah
merasakan).
seorang
yang
berakad
sebagaigambaran kehendaknya dalam mengadakan
akad.
Adapun
5)
Akad
dilarang
seperti
jual
oleh beli (saling
dapat
memberikan
qabul
faedah sehingga tidaklah sah
adalah perkataan yang keluar dari pihak
bila rahn (gadai) dianggap
yang
sebagai imbangan amanah
berakad
pula
yang
diucapkan
setelah adanya ijab.
(kepercayaan).
Hasbi Ash Shiddiqy (dalam Ghazali
6)
Ijab itu berjalan terus, tidak
dkk, 2010:54) memaparkan bahwa setiap
dicabut sebelum terjadi qabul.
akad mempunyai syarat yang ditentukan
Maka
syara' yang wajib disempurnakan. Syarat-
berijab
syarat terjadinya akad ada dua macam:
ijabnya sebelum qabul maka
a)
Syarat-syarat yang bersiat umum, yaitu
syarat-syarat
sempurna berbagai
yang
wujudnya akad.
apabila
menarik
wajib
7)
dalam
dan
Ijab
mesti
besambung, sehingga apabila
Syarat-syarat
orang
yang
berbagai macam akad sebagai
qabul,
berikut:
menjadi batal.
berijab
sebelum maka
ijab
telah
adanya tersebut
Kedua orang yang melakukan
b) Syarat-syarat yang bersifat khusus,
akad cakap bertindak (ahli).
yaitu syarat-syarat yang wujudnya
Tidak sah akad orang yang
wajib ada dalam sebagian akad.
tidak cakap bertindak, seperti
Syarat
orang
yang
disebut syarat idhafi (tambahan)
bawah
yang harus ada di samping syarat-
(mahjur), dan
syarat yang umum, seperti syarat
gila,
berada pengampuan
orang di
karena boros.
khusus
ini
dapat
juga
adanya saksi dalam pernikahan.
Yang dijadikan objek akad
Macam-Macam Akad
dapat menerima hukumnya. 3)
kembali
qabul
berijab
2)
yang
batallah ijabnya
umum yang harus dipenuhi dalam
1)
orang
Wahbah al-Zuhaily (dalam Ghazali,
Akad itu sudah diizinkan oleh
2010:55) menulis bahwa para ulama fiqh
syara', dilakukan oleh orang
mengemukakan bahwa akad itu dapat
yang mempunyai hak untuk
dibagi dilihat dari beberapa segi. Jika
melakukannya, walaupun dia
dilihat dari segi keabsahannya menurut
bukan 'aqid yang mempunyai
syara', akad terbagi dua, yaitu:
barang. 112
JESTT Vol. 2 No. 2 Februari 2015
a. Akad Sahih, ialah akad akad yang
saling
suka
(ridha),
seperti
telah
telah memenuhi rukun-rukun dan
disebutkan dalam Quran surat An-nisa 29:
syarat-syaratnya. Hukum dari akad
sahih ini adalah berlakunya seluruh
pada
b. Akad ghairu sahih, yaitu akad
akibat hukum yang ditimbulkan akad
itu
dan
mengikat
pihak-pihak yang berakad.
yang terdapat kekurangan pada
Yā
rukun
amwālakum bainakum bi’l-bāṭili illā an
atau
sehingga
syarat-syaratnya,
seluruh
akibat
ayyuha’l-lażīna
āmanū
lā
ta’kulū
hukum
takūna tijārotan ‘an tarāḍin minkum, wa lā
akad itu tidak berlaku dan tidak
taqtulū anfusakum, innallāha kāna bikum
mengikat
pihak-pihak
rahīman.
berakad.
Kemudian
yang ulama
29.
Hai
orang-orang
yang
beriman,
Hanafiyah membagi akad yang
janganlah kamu saling memakan harta
tidak
sesamamu
shahih
ini
menjadi
dua
dengan
jalan
yang
batil,
macam, yaitu akad bathil dan
kecuali dengan jalan perniagaan yang
fasid.
Berlaku dengan suka sama-suka di antara
Pengertian Gharar
kamu. dan janganlah kamu membunuh
Arti kata gharar adalah resiko,
dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha
tipuan dan menjatuhkan diri atau harta ke
Penyayang kepadamu.
jurang kebinasaan. Secara istilahiyyah, diungkapkan
membawa urusan harta ke pengadilan
bahwa
dengan tujuan untuk dapat mengambil
gharar adalah sesuatu yang majhul (tidak
harta sesamanya dengan cara yang
diketahui) akibatnya. Sedangkan menurut
bathil walaupun mungkin disahkan oleh
Sayyid Sabiq (1994:144) gharar adalah
pengadilan atau seorang hakim. Praktik
penipuan
dengannya
bathil ini sering terjadi hanya karena
diperkirakan mengakibatkan tidak ada
sebenarnya pihak yang memliki harta
kerelaan jika diteliti.
tersebut leah dalam hukum dan lemah
Dalil Haramnya Gharar
dalam
yang
yang
Ibnu
Allah juga melarang umat manusia
Taimiyah
(2002:275)
oleh
mengatakan
mana
mempertahankan
hartanya.
Di dalam Quran tidak ada nash
Kemungkinan kejadian ini akan banyak
secara khusus yang mengatakan hukum
terjadi diantara sesama manusia pada
ghaarar. Menurut Nafik (2009:17), Allah
masa
melarang
memakan
mengantisipasinya dengan menginatkan
harta sesamanya dengan cara yang
dan melarang perbutan yang demikian,
bathil kecuali dengan tukar menukar yang
seperti
mengambil
dan
sekarang,
firman
Baqarah 188: 113
maka
Allah
Allah
dalam
telah
surat
al-
JESTT Vol. 2 No. 2 Februari 2015
Nahā rasūlullahi shallāhu alaihi wasallama
“Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi
‘an bai’i’l-garari
wa sallam melarang dari jual beli (dengan cara) gharar”.
Pembagian Gharar Zaroni (2007) dengan mengambil
Walā ta’kuluu amwālakum bainakum bi’l-bāṭili wa tudlū bihā ilā’l- ḥukkāmi
beberapa pendapat ulama menjelaskan
lita’kulū farīqan min amwāli’n-nāsi bi’l-iṡmi
bahwa gharar terbagi menjadi dua: a. Gharar dalam Akad, adapun jenis
wa antum ta’lamuuna
dalam
akad
.
gharar
188. dan janganlah sebahagian kamu
sebagai berikut:
memakan harta sebahagian yang lain di
1) Bai’ataini fii Ba’iah. Asy-Syaukani
antara kamu dengan jalan yang bathil
adalah
(1979:172)
membawa
menjelaskan Rasulullah SAW melarang
(urusan) harta itu kepada hakim, supaya
melakukan dua kesepakatan dalam satu
kamu
sebahagian
transaksi (bai’ataini fii ba’iah). Para ulama
daripada harta benda orang lain itu
ahli fiqh sepakat dengan hadist ini secara
dengan (jalan berbuat) dosa, Padahal
umum dan mereka melarang seseorang
kamu mengetahui.
untuk mengadakan dua transaksi dalam
dan
(janganlah)
dapat
Dalam
kamu
memakan
Quran
sendiri
satu kesepakatan.
tidak
Diantara hadist tersebut adalah
dijelaskan larangan praktik gharar, tetapi dapat diqiyaskan dari 2 ayat quran diatas
yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra.
yang
ﻲ
melarang
melaksanakan
umat
manusia
yang
merugikan
akad
ﺎل ر ﻮل ﷲ:ﮫ ﺎل
ﮭ ﺎ أو
ﺔ ﻓ ﮫ أر
ﻓﻲ
أ ﻲ ھﺮ ﺮة رﺿﻲ ﷲ ﺎع
:
ﮫو
ﷲ
salah satu pihak. Dan gharar merupakan
(ا ﺮ ﺎ )رواه أ ﻮ داود
akad yang merugikan salah satu pihak
'an abi hurairata radhiallahu 'anhu qāla:
yang berakad.
qāla
Walau tidak dijumpai ayat Quran
rasūllāhi
shalla-llāhu
'alaihi
wa
sallama: man bā'a bai'ataini fī i'atin falahū
yang menjelaskan akad gharar, Rasulullah
arkhashuhumā aw-i-rribā.
shallallahu
Dari Abu Hurairah ra: telah bersabda
'alaihi
wa
alihi
wasallam
mengharamkan transaksi gharar dalam
Rasulullah
sabdanya.
menjual
Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu
barang, maka baginya kerugian atau
Hurairah radhiyallahu ‘anhu :
riba”.
ْ ْ
ْﮫ و ﻰ آ ﮫ و ﱠ
ﱠﻰ ﷲ
ﮭﻰ ر ﻮل ﷲ
SAW dua
“Barang penjuaan
Akan tetapi dalam
ا ْﻐﺮر
siapa
yang
dalam
satu
memahami
hadist ini mereka berselisih interpretasi,
114
JESTT Vol. 2 No. 2 Februari 2015
baik dalam variasi bentuk transaksi yang
d) Tafsiran yang lain adalah seorang
bersifat mutlak ataupun yang sifatnya
penjual
tidak
barang seharga 1000 dengan cara
mutlak.
Beberapa
interpretasi
tersebut adalah :
mengatakan
aku
jual
tunai dan 2000 dengan tempo
a) Rusyd (1370 H:102) menjelaskan bahwa yang dimaksud
satu
hadits
tahun,
menjawab
dan
saya
pembeli
terima,
tanpa
tersebut adalah jual beli ‘inah,
menjelaskan harga mana yang ia
yaitu
membeli
ambil. Dan inilah yang menjadi
barang dengan kredit, kemudian
masalah (barang tersebut diterima
ia jual kembali kepada orang yang
dengan
menjual tadi secara tunai dengan
pembeli mengatakan aku terima
harga yang lebih murah pada
barang ini dengan harga 1000
waktu itu juga.
kontan atau harga 2000 dengan
seorang
yang
b) Asy-Syaukani
(1979:172)
menjelaskan yang
bahwa
ada
menafsirkan
harga
Jika
mubham).
tempo maka jual beli tersebut
pula
akan sah.
seseorang
Beberapa
penafsiran
di
atas
meminjamkan satu dinar kepada
semuanya menunjukkan adanya unsur
orang
bulan
gharar dalam transaksi atau sighat akad
dengan ketentuan dibayar satu
terkait dengan dua kesepakatan dalam
takar gandum. Kemudian setelah
satu transaksi, dan inilah yang menjadi illat
datang waktu yang ditentukan
(sebab) mengapa hukumnya dilarang
dan gandum itu telah dimintanya,
dilakukan dalam transaksi bisnis.
maka
lain
selama
orang
satu
pinjam
itu
gandum
itu
Menurut Syahatah dan Adh-Dhahir
tempo
(2005:154) bai’ urbun adalah seseorang
yang
membeli sebuah komoditi dan sebagian
akan saya bayar dengan dua
pembayaran diserahkan kepada penjual
takar. Maka inilah bentuk dua
sebagai uang muka (DP). Jika pembeli
macam
satu
jadi mengambil komoditi maka uang
penjualan
pembayaran tersebut termasuk dalam
berkata:
yang
“Juallah
kepadaku
dengan
pembayaran
dua
penjualan
penjualan,
karena
bulan,
dalam
2) Bai’ Urbun
kedua ini telah masuk dalam pada
perhitungan
penjualan pertama.
pembeli
tidak
tersebut
maka
c) Zuhaily (1997:471) menambahkan menurut Imam Syafi’I itu artinya
harga.
Akan
tetapi
mengambil uang
jika
komoditi
muka
tersebut
menjadi milik penjual.
adalah seorang penjual berkata :
Berkaitan
dengan
bai’
urbun
“Aku jual rumahku kepada engkau
terdapat dua hadist yang melarang dan
dengan syarat kamu jual kudamu
yang
kepadaku.
melarang adalah yang diriwayatkan oleh 115
membolehkan.
Hadist
yang
JESTT Vol. 2 No. 2 Februari 2015
Imam Malik dari seorang yang tsiqah
golongan tabi’in diantaranya adalah Ibn
(terpercaya) sebagaimana berikut:
Sirin, Nafi’ Ibn Abdul Haris, serta Zaid Ibn
ﺟﺪه أن ر ﻮل ﷲ
أ ﮫ
.ا ﺮ ﺎن
ﺷ ﮭﻲ
ﺮو
ﮫو
Aslam.
ﻲﷲ
(Syahatah
dan
Adh-Dhahir,
2005:156)
'an 'amrū-bni syu'aibin 'an abihi 'an jaddihi
Rusyd (1370H:162) menambahkan
anna rasūla-llāhi shalla-llahu 'alaihi wa
larangan bai' urbun yang dilakukan oleh
sallama nahā 'an bai'i-l-'urban.
jumhur sebagaimana dijelaskan dalam
Dari Amr Ibn Syu’aib dari ayahnya dari
kitab Bidayah al Mujtahid adalah karena
kakeknya bahwasanya Rasulullah SAW
adanya unsur gharar dan resiko serta
melarang jual beli urbun.
memakan harta tanpa adanya ‘iwadh
Adapun
hadist
(pengganti)
yang
yang
sepadan
dalam
membolehkan adalah yang dikeluarkan
pandangan syariah. Adanya unsur gharar
oleh Abdul Razak dalam mushanif-nya
tersebut
sebagaimana berikut:
pihak, baik penjual maupun pembeli tidak
ﮫو
ﻲﷲ
ا ﺮ ﺎن ﻓﻲ ا
yang telah disepakati dapat berlangsung secara sempurna atau tidak. 3) Jual Beli Jahiliyah (Bai’ Al-Hashah,
llāhi shalla-llahu 'alaihi wa sallama 'an-i-
Bai’
l'urban fi-lbai'i fa ahallahu.
Muslim
bertanya kepada Rasulullah SAW tentang urban
makaRasulullah
macam
dua
jual
beli
urban
Zaidiyah,
Abu
Maliki,
Al-Khitab
Syafi’i, dari
kepada
mazhab
pedoman
suatu
transaksi
bisnis
pihak atas
lain
yang
berlangsung
dijadikan tidaknya
transaksi tersebut, atau juga meletakan batu kecil tersebut di atas komoditi, dan juga jatuhnya batu di pihak manapun
telah diriwayatkan akan pembolehannya anaknya,
biasa
kecil) yang dilakukan oleh salah satu pihak
Syiah
membolehkan adalah Imam Ahmad dan
serta
telah
tertentu dengan lemparan hashah (batu
Ibn Abas serta Hasan. Adapun yang
Umar
yang
atas jual beli suatu komoditi pada harga
Hambali dan juga yang diriwayatkan dari
dari
beli
dimanapenjual dan pembeli bersepakat
dan
Kelompok ulama yang melarang adalah Hanafi,
jual
adalah
Hashah
menolak hadist yang membolehkannya.
mazhab
menjelaskan,
tersebut adalah sebagai berikut; Bai al
hadist menerima dan mensahihkan hadist melarang
(1993:139)
sebelum Islam. Tiga macam jual beli
hadist
yang berbeda, namun mayoritas ulama
yang
Al-
dipraktekkan oleh orang-orang jahiliyah
Dhahir, 2005:155) terdapat
Bai’
unsur gharar juga terdapat dalam tiga
SAW
membolehkannya. (Syahatah dan Adh-
Meskipun
Al-Mulamasah,
Munabadzah)
Dari Zaid Ibn Aslam bahwasanya ia telah
beli
masing-masing
mengetahui apakah transaksi jual beli
أ
'an Zaid-i-bni Aslam annahu sa'ala Rasūla-
jual
karena
زﺪ
أ ﮫ ﺌ ر ﻮل ﷲ .ﻓﺄ ﮫ
juga
yang
sebagian
mengharuskan
melakukan transaksi. 116
orang
tersebut
JESTT Vol. 2 No. 2 Februari 2015
ﺎه و
Bai’ al Mulasmasah adalah ketika kedua
pihak
(penjual
dan
ا
ﮫو
ﻲﷲ
ﮭﻲ ر ﻮل ﷲ اﺮﻰ
pembeli)
melakukan aktivitas tawar menawar atas
Nahā Rasulū-llāhi shalla-llāhu 'alaihi wa
suatu komoditi, kemudian apabila calon
sallama 'an bai'i-l hashah wa bai'i-rribā
pembeli
Rasulullah SAW melarang jual beli hashah
menyentuh
komoditi
tersebut
(baik sengaja maupun tidak) maka dia harus
membelinya
baik
sang
dan jual beli gharar. (Muslim, 1993:139)
pemilik
Dalam hadist riwayat Abu Hurairah
komoditi tersebut rela atau tidak. Atau
juga dijelaskan bahwa,
seorang penjual berkata kepada pembeli,
ﺔ
ا
ﮫو
ﻲﷲ
ﮭﻲ ر ﻮل ﷲ
“Jika ada yang menyentuh baju ini maka itu
berarti
anda
harus
وا ﺰا ﺔ
membelinya
Nahā Rasulū-llāhi shalla-llāhu 'alaihi w
dengan harga sekian, sehingga mereka
sallama
menjadikan sentuhan terhadap obyek bisnis
sebagai
alasan
al
Rasulullah
shigat
harus berlangsung diantara kita”, atau
dasar
pembeli,
“Jika
suatu
saya
transaksi
bel
dengan
tersebut
dalam Islam. Dalam
jual
tergantung yang
transaksi
mengikuti
beli
dimana pada
disyaratkan.
dapat
terjadi
instrumen-instrumen
yang ada dalam ta’liq (syarat) tersebut.
masuk dalam kategori jual beli gharar dan dilarang
lainnya
Keberhasilan
kepada anda dengan harga sekian”. jual
transaksi
keberlangsungannya
maka itu berarti saya jual komoditi ini
macam
berlangsungnya
159) menjelaskan, bai’ muallaq adalah
lemparkan komoditi ini kepada anda
Tiga
dalam
Syahatah dan Adh-Dhahir (2005:
gambaran lain seorang penjual berkata calon
ini
4) Bai’ al-Muallaq
kecuali
menerima transaksi tersebut, atau dengan
kepada
Hal
kesepakatan jual beli.
harus membeli komoditi tersebut dan ia lain
transaksinya.
baju, dan lemparan komoditi dijadikan
sesuatu kepada calon pembeli maka ia
pilihan
(kalimat)
lemparan batu kecil, sentuhan terhadap
menawar
komoditi kemudian penjual melemparkan
mempunyai
transaksi
dikarenakan pernyataan penjual bahwa
juga ketika pihak penjual dan calon
tidak
melarang
jual beli jahiliyah tersebut terletak pada
kepada anda maka transaksi jual beli
tawar
SAW
Unsur gharar yang terdapat dalam
pembeli, ”Jika saya lemparkan sesuatu
melakukan
wa-l
1992:275)
seorang penjual berkata kepada calon
pembeli
mulāmasati
mulamasah dan munabadzah. (Bukhori,
adalah
Munabadzah
bai'i-l
muzābanati
untuk
berlangsungnya transaksi jual beli. Bai’
'an
Sebagai contoh adalah ketika seorang
sebuah
penjual
hadist Nabi SAW yang riwayatnya sahih
mengatakan
kepada
calon
pembeli, “Saya jual rumahku kepada
dijelaskan bahwa
anda dengan harga sekian jika si Fulan
117
JESTT Vol. 2 No. 2 Februari 2015
menjual
rumahnya
saya”.
Syahatah dan Adh-Dhahir (2005:
menjawab,
161) menjelaskan, Bai’ Mudhaf adalah
“saya terima”. Kesepakatan dalam suatu
kesepakatan untuk melakukan transaksi
transaksi jual beli semestinya tidak dapat
jual beli untuk waktu yang akan datang,
menerima
atau
seperti perkataan penjual kepada calon
pernyataan tertentu yang dijadikan ikatan
pembeli, “Saya jual rumahku kepada
atau dasar berlangsungnya transaksi. Jika
anda dengan harga sekian pada awal
hal tersebut dilakukan maka transaksi
tahun depan”.
Kemudian
calon
kepada
pembeli
penggantungan
bisnis jual beli tersebut menjadi rusak,
Unsur
karena ada unsur gharar. Unsur
gharar
dalam
jual
beli
mudhaf adalah pada aspek probabilitas beli
dari kejadian pada beberapa kondisi,
muallaq adalah ketika kedua belah pihak
yaitu hilangnya aspek maslahah di salah
(penjual dan pembeli) tidak mengetahui
satu pihak (penjual dan pembeli) serta
tercapai tidaknya masalah yang dijadikan
kerelaan keduanya ketika kesepakatan
ikatan sehingga dapat melangsungkan
jatuh
transaksi jual beli diantara keduanya,
disepakati, sehingga sekiranya seseorang
sebagaimana kedua belah pihak tidak
pembeli komoditi dengan akad mudhaf
mengetahui
dan
gharar
pada
dalam
jual
kondisi
yang
tempo
kemudian
sesuai
dengan
kondisi
pasar
yang
serta
bagaimana transaksi dapat terlaksana,
perekonomian
karena bisa saja transaksi semacam ini
menyebabkan turunya harga komoditi
terlaksana ketika keinginan pembeli atau
pada waktu akad telah jatuh tempo,
penjual berubah seketika. Oleh karena itu
maka dapat dipastikan pembeli tidak
jelas terdapat unsur gharar baik dari aspek
menyukai karena adanya selisih antara
terlaksana tidaknya akad, aspek waktu
harga akad dengan kondisi real saat itu
pelaksanaan, atau juga gharar dalam
kemudian
mewujudkan
tindakannya.
rasa
saling
rela
atau
tidaknya antara kedua belah pihak ketika
mazhab
pembeli
sehingga
menyesal
atas
Syahatah dan Adh-Dhahir (2005:
ada syarat yang menyertainya. Menurut
berubah
162) menjelaskan, jadi unsur gharar yang
Hanafi
ta’liq
ada dalam bai’ al mudhaf terletak pada
(qimar),
pelaku akadnya. Ketika mereka tidak
sehingga jual beli semacam itu tidak
mengetahui kondisi pasar dan harga di
diperbolehkan. Sedang Ibnu Taimiyah dan
masa
Ibnu al Qayyim berpendapat lain, bahwa
dibandingkan dengan kondisi pada waktu
ta’liq diperbolehkan dalam transaksi jual
transaksi disepakati.
tersebut
tergolong
perjudian
beli dengan syarat kedua belah pihak
yang
akan
datang
jika
6) Ketidaktahuan dalam Waktu Akad
tidak melihat adanya unsur gharar.
Jual beli tangguh (kredit), jika tidak dijelaskan waktu pembayarannya, maka
5) Bai’ Al-Mudhaf
ia termasuk jual beli gharar yang terlarang 118
JESTT Vol. 2 No. 2 Februari 2015
(Ibrahim, 476H:209). Seperti jual beli habl
terdapat
al-hablah, yaitu jual beli dengan sistem
dalamnya. Seperti menjual sesuatu dalam
tangguh
karung
bayar
hingga
seekor
unta
yang
gharar
yang
mana
banyak
pembeli
di
tidak
melahirkan anaknya, atau hingga seekor
mengetahui dengan jelas jenis barang
unta melahirkan anak dan anak tersebut
apa yang akan ia beli.
melahirkan
juga
anaknya.
Jual
beli
Haroun
(2000:137),
semacam ini dikategorikan dalam jual beli
demikian
gharar yang terlarang karena tidak ada
Mazhab
Maliki
kejelasan
transaksi
jual
secara
kongkrit
dalam
terdapat
pendapat
yang
beli
namun dari
membolehkan
yang
jenis
obyek
penentuan penangguhan pembayaran.
transaksinya
(Syahatah dan Adh-Dhahir, 2005:180)
disyaratkan kepada pembeli khiyar ru’ya
b. Gharar dalam Obyek Akad
(hak melihat komoditinya). Begitu juga
tidak
diketahui,
jika
Madkur (1955:426) dalam hukum
dalam mazhab Hanafi menetapkan khiyar
perjanjian Islam obyek akad dimaksudkan
ru’yah tanpa dengan adanya syarat,
sebagai suatu hal yang karenanya akad
berdasarkan hadistt berikut:
dibuat dan berlaku akibat-akibat hukum
.ﺮه ﻓﮭﻮ ﺎ ﺎر إذا رأه
اﺷ ﺮى ﺷ ﺌﺎ
akad. Obyek akad dapat berupa benda,
Man isytarā syai'an lam yarahu fahuwa
manfaat benda, jasa atau pekerjaan,
bi-l khiyāri idzā raāhu
atau
tidak
Siapa yang membeli sesuatu yang belum
Syariah.
ia lihat, maka ia berhak khiyar apabila
suatu
yang
bertentangan
lain
yang
dengan
Kedudukan obyek akad adalah sangat
telah melihat barang itu
penting karena ia termasuk bagian yang
.
harus ada (rukun) dalam hukum perjanjian
Syafi’iyah mengatakan bahwa jual beli
Islam.
keberadaannya
barang yang gaib tidak sah, baik barang
sah
itu
sangat
Oleh
karena
menentukan
tidaknya
Rusyd
(1370H:138)
disebutkan
sifatnya
ulama
waktu
akad
perjanjian yang akan dilakukan, maka
maupun tidak. Oleh sebab itu, menurut
obyek akad harus memenuhi syarat-syarat
mereka,
sahnya seperti terbebas dari unsur-unsur
karena
gharar (ketidakjelasan). Ada beberapa
penipuan (gharar).
gharar yang dapat terjadi dalam obyek akad
dan
akan
mempengaruhi
sah
itu
Syahatah (2005:167)
Akad
dalam obyek
berlaku,
mengandung
dalam
unsur
Macam
Obyek Akad
1) Ketidakjelasan dalam Jenis Obyek
jenis
akad
tidak
ru’yah
2) Ketidakjelasan
tidaknya suatu perjanjian:
Mengetahui
khiyar
akad
dan
menjelaskan
macam
menghalangi
Adh-Dhahir bahwa
gharar
obyek
akad
dapat
sahnya
jual
beli
secara jelas adalah syarat sahnya jual
sebagaimana terjadi dalam jenis obyek
beli. Maka jual beli yang obyeknya tidak
akad. Tidak sahnya akad seperti ini karena
diketahui tidak sah hukumnya karena
mengandung unsur ketidakjelasan dalam 119
JESTT Vol. 2 No. 2 Februari 2015
obyeknya.
penjual
dalam transaksi, baik itu komoditi ataupun
anda
uang, maka tidak perlu untuk mengetahui
binatang dengan harga sekian” tanpa
sifat dan karakternya. Tetapi jika obyek
menjelaskan binatang apa dan yang
transaksinya tidak terlihat oleh penjual dan
mana.
pembeli, maka para ulama fiqh mazhab
berkata,
Seperti “saya
seorang
jual
kepada
Anwar (2007:191) menambahkan
Hanafiyah berselisih pendapat. Sebagian
oleh karena itu obyek akad disyaratkan
mensyaratkan
harus
karakter obyek akad, dan sebagian tidak.
ditentukan
secara
jelas.
Dasar
penjelasan
sifat
dan
ketentuan ini adalah larangan Nabi SAW
Mereka yang tidak mensyaratkan
mengenahi jual beli kerikil (bai’ al-Hashah)
berpendapat bahwa ketidaktahuan sifat
yang mirip judi dan biasa dilakukan oleh
tidak
orang jahiliyyah. Yaitu jual beli dengan
disamping itu pembeli juga mempunyai
cara melemparkan batu kerikil kepada
hak khiyar ru’yah. Silang pendapat di atas
obyek jual beli, dan obyekmana yang
adalah yang berkaitan dengan komoditi
terkena lemparan batu tersebut maka
bukan harga, adapun tentang harga
itulah jual beli yang harus dilakukan.
(tsaman) semua ulama sepakat untuk
Dalam hal ini pembeli sama sekali tidak
disebutkan sifat dan karakternya.
dapat
memilih
apa yang
seharusnya
Sedang
dinginkan untuk dibeli.
ﺎه و
ا
ﮫو
menyebabkan
mensyaratkan
ﻲﷲ
ﮭﻲ ر ﻮل ﷲ
Ulama
perselisihan,
Mazhab
penyebutan
Maliki
sifat
dan
karakter baik terhadap komoditi maupun
اﺮﻰ
harga (tsaman). Karena tidak adanya
Nahā Rasulū-llāhi shalla-llāhu 'alaihi wa
kejelasan
sallama 'an bai'i-l hashāh wa bai'i-rribā
komoditi dan harga adalah merupakan
Rasulullah SAW melarang jual beli lempar
gharar yang dilarang dalam akad. (Rusyd,
krikil dan jual beli gharar. (HR. Muslim)
1370:172) Begitu juga
(Muslim, 2003:139).
Syafi’i mensyaratkan penyebutan sifat dan karakter
3) Ketidakjelasan dalam Sifat dan
dalam
sifat
komoditi
dan
karakter
ulama mazhab
dan
mengatakan
Karakter Obyek Transaksi
bahwa jual beli yang tidak jelas sifat dan
Syahatah
Adh-Dhahir
karakter komoditinya hukumnya tidak sah
(2005:168) menjelaskan bahwa terdapat
kecuali jika pembeli diberi hak untuk
perbedaan pendapat di kalangan ulama
melakukan khiyar ru’yah. Mazhab Hambali
fiqh
dalam
juga tidak membolehkan jual beli yang
menyebutkan sifat-sifat obyek transaksi
obyek transaksinya tidak jelas sifat dan
dalam jual beli, akan tetapi mayoritas
karakternya. (Syahatah dan Adh-Dhahir,
ulama
2005:169)
tentang
fiqh
dan
persyaratan
berpendapat
untuk
4) Ketidakjelasan
mensyaratkannya. Diantara perbedaan
Obyek Transaksi
itu adalah; Mazhab Hanafiyah melihat, bahwa jika obyek transaksinya terlihat 120
dalam
Ukuran
JESTT Vol. 2 No. 2 Februari 2015
Syahatah
dan
Ibrahim
Adh-Dhahir
(476H:263)
menjelaskan
(2005:175) menjelaskan tidak sah jual beli
bahwa Mazhab Syafi’i, Hambali, dan
sesuatu yang kadarnya tidak diketahui,
Dhahiri
baik kadar komoditinya maupun kadar
semacam
harga atau uangnya. Illat (alasan) hukum
banyak maupun sedikit karena adanya
dilarangnya adalah karena adanya unsur
unsur
gharar sebagaimana para ulama ahli fiqh
membolehkan
dari mazhab Maliki dan Syafi’i dengan
banyak maupun sedikit dengan syarat
jelas memaparkan pendapatnya.
ada khiyar bagi pembeli yang menjadikan
Rusyd contoh
dari
(1370:156) transaksi
memberikan
jual
beli
melarang ini,
gharar.
transaksi
baik
dalam
Sedang baik
jual
kuantitas
mazhab
dalam
beli
Maliki
kuantitas
unsur gharar tidak berpengaruh terhadap
yang
akad.
Adapun
mazhab
Hanafiyah
dilarang karena unsur gharar yang timbul
membolehkan dalam jumlah dua atau
akibat ketidaktahuan dalam kadar dan
tiga, dan melarang yang melebihi dari
takaran
tiga.
obyek
transaksi
adalah
bai’
muzabanah. Yaitu jual beli barter antara buah
yang
dengan
masih
kurma
berada
yang
di
telah
6) Ketidakmampuan
pohon
dalam
Penyerahan Komoditi.
dipanen,
Anwar
(2007:191)
menjelaskan
anggur yang masih basah dengan zabib
bahwa kemampuan menyerahkan obyek
(anggur kering), dan tanaman dengan
transaksi adalah syarat sahnya dalam jual
makanan
dalam
tertentu.
beli. Maka jika obyek transaksi tidak dapat
Adapun
illat
pengharamannya
diserahkan, secara otomatis jual belinya
adalah adanya unsur riba yaitu aspek
tidak sah karena terdapat unsur gharar
penambahan dan gharar karena tidak
(tidak jelas). Seperti menjual onta yang lari
konkritnya
atau
takaran
dari
ukuran
dan
obyek
atau
komoditi.
seperti
Transaksi
tidak
diketahui
ini
karena
mempertimbangkan
bahwa barang itu tidak dapat dipastikan (1370:148)
menjelaskan
apakah
bahwa ketidaktahuan dalam zat obyek
ﮫو
oleh
ﻰﷲ
ا ﻲ
ﺰام ﺎل ﺄ
ﻜ
ﺎ ر ﻮل ﷲ ﺄ ﻲ ا ﺮﺟ ﻓ ﺄ ﻲ ا
terlarang. Hal ini karena dzat dari komoditi tidak diketahui, walaupun jenis, macam,
ﺎ
sifat, dan kadarnya diketahui, sehingga untuk
akan dapat diserahkan
penjual atau tidak.
transaksi adalah bentuk dari gharar yang
berpotensi
dan
tempatnya.Nabi SAW melarang jual beli
5) Ketidaktahuan dalam Dzat Obyek
Rusyd
hilang
ا ﻮق ﺎل
ﻓ
ﺪي أ ﮫ ﮫ ﺛ أ ﺎ ﮫ ﮫ (ﺪك )رواه ا ﺎئ
menimbulkan
'an Hakīm-ibni Hizam qāla saaltu-nNabi
perselisihan dalam penentuan. Seperti jual pakaian atau kambing yang bermacam-
shalla-llāhu 'alaihi wa sallama faqultu yā
macam.
Rasūla-llāhi ya'tinī-rrajulu fayasaluni-l-bai'a laisa 'indī abi'uhu minhu tsumma itbaahu 121
JESTT Vol. 2 No. 2 Februari 2015 lahu mina-ssuqi qāla la tabi' mā laisa
berlangsung,
indaka (rawāhu Nasa'i)
komoditinya tidak ada atau ada tetapi
baik
dikarenakan
Dari Hakim Ibn Hizam, ia berkata:
berada dalam pembungkus. Jual beli
Aku bertanya kepada Nabi SAW. kataku:
seperti ini juga sering disebut dengan jual
wahai
datang
beli ‘ainul ghaib, yaitu komoditi dimiliki
kepadaku minta aku menjual suatu yang
penuh oleh penjual tetapi tidak dapat
tidak ada padaku.Lalu aku menjualnya
dilihat oleh pembeli.
Rasulullah,
seseorang
kepadanya, kemudian aku membelinya di
Berkaitan dengan jual beli’ainul
pasar untuk aku serahkan kepadanya.
ghaib ini terdapat beberapa pendapat di
Beliau
kalangan
menjawab
menjual
:jangan
barang
yang
engkau
fiqh.
Imam
Syafi’i
ada
berpendapat tidak boleh menjual ‘ainul
padamu.(HR. An-Nasa’i). (Abu Al-Fath,
ghaib secara mutlak walaupun sifat dan
1406H:289).
karakternya
7) Melakukan yang
tidak
ulama
Akad
Atas
Sesuatu
(tidak
Ma’dum
pasti.
nyata
(2006:16),
Mayoritas
diketahui
dengan
ulama
memperbolehkan
adanya). Menurut
sudah
jika
fiqh
sifat
dan
Hanafi
dan
karakternya diketahui. Ibrahim
bin
Fathi
yang
Ulama
bermazhab
dapat
Syafi’i berpendapat jual beli semacam ini
mempengaruhi sahnya jual beli adalah
tidak lazim, dan pembeli memiliki hak
tidak adanya (ma’dum) obyek transaksi.
khiyar ru’yah, yaitu berhak membatalkan
Yaitu keberadaan obyek transaksi bersifat
atau melanjutkan akad setelah melihat
spekulatif, mungkin ada atau mungkin
obyek
tidak ada, maka jual beli seperti ini tidak
Dhahir,
sah. Seperti transaksi jual beli anak unta
bermazhab Maliki dan Hambali bahwa
yang belum lahir dan buah sebelum
transaksi jual beli menjadi keharusan bagi
dipanen.
yang
sang pembeli jika ia mendapati komoditi
mengandung bisa jadi melahirkan dan
sesuai dengan yang ia kehendaki, jika
ada
(keguguran),
tidak sesuai maka pembeli memiliki khiyar
begitu juga buah terkadang berbuah dan
untuk melanjutkan atau membatalkan.
terkadang juga tidak ada.
(Syahatah dan Adh-Dhahir, 2005:187)
gharar
Seekor
kemungkinan
unta
tidak
8) Tidak Adanya Hak Melihat atas
(2005:185)
dan
menjelaskan
(Syahatah
2005:186).
dan
Menurut
Adhulama
Industri Furnitur di Usaha Mikro
Obyek Transaksi. Syahatah
transaksi.
Menurut Undang-undang No. 5 Adh-Dhahir tidak
adalah kegiatan ekonomi yang mengolah
adanya hak melihat atas objek transaksi
bahan mentah, bahan baku, barang
yaitu jual beli yang obyeknya tidak dapat
setengah jadi, dan atau barang jadi
dilihat oleh salah satu dari pihak penjual
menjadi barang dengan nilai yang lebih
atau
tinggi untuk penggunaannya, termasuk
pembeli
pada
bahwa
Tahun 1984 tentang Perindustrian, Industri
saat
transaksi 122
JESTT Vol. 2 No. 2 Februari 2015
kegiatan rancangan dan perekayasaan
pengusaha
industri.
mengembangkan usahanya.
Pengertian industri juga meliputi semua
perusahaan
baru
yang
menggeliat
III. METODE PENELITIAN
yang
mempunyai
dalam
mengubah
dalam penelitian ini adalah pendekatan
secara mekanik atau secara kimia bahan-
kualitatif. Menurut Yin (2011:2) pendekatan
bahan organis sehingga menjadi hasil
kualitatif
baru.
menggunakan data yang berupa kalimat
kegiatan
tertentu
Sedangkan
menurut
Pendekatan
Dumairy
tertulis
adalah
atau
yang
digunakan
pendekatan
lisan,
dengan
peristiwa-peristiwa,
(1996) dalam Analisis Efisiensi Usaha Dan
pengetahuan atau proyek studi yang
Implikasinya Terhadap Keberlangsungan
bersifat deskriptif. Pendekatan kualitatif
Sektor Industri Rotan Balearjosari Kota
mampu
Malang (2013) istilah industri mempunyai
dengan
dua arti, pertama industri dapat diartikan
informan sehingga terefleksi secara nyata
berupa himpunan-himpunan perusahaan
melalui gambaran yang aktual dan akurat
yang sejenis. Dan yang kedua, industri
tentang fakta-fakta, sifat hingga peristiwa
dapat
yang diselediki.
diartikan
sebagai
suatu
sektor
ekonomi yang di dalamnya terdapat
mengkomunikasikan penjabaran
Penelitian
ini
sudut
untuk
realitas pandang
menjawab
kegiatan produktif yang mengolah bahan
rumusan
mentah menjadi barang atau barang
gharar pada kerjasama UMKM dengan
setengah jadi. Kegiatan pengolahan di
pihak
dalamnya
masinal,
Jepara. Pertanyaan “bagaimana” lebih
elektrikal, atau bahkan manual. Dapat
tepat untuk menggunakan pendekatan
disebut
kualitatif
dapat
bersifat
sebagai
pengolahan
sektor
(manufacturing),
industri yaitu
peneliti
masalah
eksportir
sebagai salah satu sektor produksi atau
melakukan
lapangan
penelitian.
usaha
pendapatan
dalam
perhitungan
nasional
menurut
dalam
memiliki
kontrol
di
praktik
kabupaten
penelitian peluang
terhadap
Penelitian
menggunakan
pendekatan produksi.
furnitur
karena tidak
bagaimana
ini
penelitian
ini
untuk obyek juga
kualitatif
deskriptif. Alasan penggunaan metode
Industri furnitur tidak hanya berada
penelitian
kualitatif
deskriptif
pada
di lingkup usaha menengah dan besar
penelitian ini adalah penelitian ini tidak
saja namun juga terdapat di skala usaha
bertujuan melakukan uji hipotesis dengan
mikro. Saat ini telah banyak produk-
metode statistik atau ekonometri.
produk furnitur
yang mikro
dihasilkan dan
oleh
industri
Strategi yang digunakan dalam
cukup
pesat
penelitian ini adalah studi kasus. Menurut
perkembangannya. Salah satunya yang
Yin
banyak dikembangkan oleh pengusaha-
strategi yang lebih cocok bila pokok
(2011:13)
studi
kasus
merupakan
pertanyaan suatu penelitian berkenaan 123
JESTT Vol. 2 No. 2 Februari 2015
dengan pertanyaan “bagaimana” atau
digunakan. Strategi studi kasus merupakan
“mengapa”, bila peneliti hanya memiliki
strategi yang paling cocok digunakan
sedikit
untuk
peluang
untuk
peristiwa-peristiwa
yang
mengontrol akan
tipe
pertanyaan
“bagaimana”
diselidiki
seperti yang digunakan dalam penelitian
dan bilamana fokus penelitiannya terletak
ini. Pada penelitian ini menggunakan
pada fenomena kontemporer (masa kini)
pertanyaan penelitian yaitu bagaimana
di dalam konteks kehidupan nyata.
praktik gharar pada hubungan usaha
Studi kasus menurut Yin (2011:18) adalah
suatu
inkuiri
empiris
UMKM-eksportir furnitur di Jepara?
yang
Jenis dan Sumber Data
menyelidiki fenomena di dalam konteks
Sumber
data
utama
dalam
kehidupan nyata, bilamana: batas-batas
penelitian kualitatif adalah kata-kata dan
antara fenomena dan konteks tak tampak
tindakan,
dengan tegas dan dimana multi sumber
tambahan seperti dokumen dan lain-lain.
bukti dimanfaatkan. Strategi studi kasus
(Moleong, 2002:112). Jenis data yang
memungkinkan hasil penelitian sulit untuk
akan
dimanipulasi karena dalam studi kasus
adalah data primer dan data sekunder.
peneliti hanya memiliki sedikit peluang
Data
untuk mengontrol peristiwa-peristiwa yang
merupakan sumber-sumber dasar yang
akan terjadi.
terdiri dari bukti-bukti atau saksi utama dari
selebihnya
digunakan
primer
adalah
dalam
menurut
data
penelitian
Nazir
ini
(2003:58)
Lebih lanjut menurut Sukmadinata
kejadian (fenomena) objek yang diteliti
(2007:77) menyebutkan bahwa studi kasus
dan gejala yang terjadi di lapangan
merupakan metode untuk menghimpun
sedangkan
dan
berkenaan
dengan sumber yang lain selain dokumen
dengan suatu kasus. Sesuatu dijadikan
langsung yang menjelaskan tentang suatu
kasus biasanya karena ada masalah,
gejala.
menganalisis
kesulitan,
data
hambatan,
penyimpangan,
data
Data
sekunder
primer
dikaitkan
tersebut
dapat
tetapi bisa juga sesuatu dijadikan kasus
diperoleh
meskipun tidak ada masalah, bahkan
mendalam dan observasi langsung di
dijadikan kasus karena keunggulan atau
lapangan.
keberhasilannya.
dengan
Yin
(2011:29)
dari
hasil
Data
wawancara
yang
dikumpulkan
metode
wawancara
menyebutkan terdapat lima komponen
memungkinkan peneliti bertatap muka
desain penelitian untuk studi kasus yaitu:
langsung
dengan
1. Pertanyaan-pertanyaan penelitian
menggali
informasi
Mengklarifikasi
secara
persis
mendalam
informan
untuk
dengan
lebih
sehingga
dapat
hakikat pertanyaan pada penelitian yang
dipertanggung
dilakukan
datanya. Sumber data primer sebagai
merupakan
rambu-rambu
penting untuk dapat menentukan strategi
data
penelitian
wawancara
yang
cocok
dan
akan 124
utama
jawabkan
yang
diperoleh
mendalam
dan
validitas
melalui observasi
JESTT Vol. 2 No. 2 Februari 2015
langsung dari informan yaitu pengusaha
itu peneliti dapat menetapkan sampel
industri furnitur skala mikro di kabupaten
lainnya
Jepara.
memberikan data yang lebih lengkap.
Sedangkan
data
sekunder
yang
dipertimbangkan
akan
berupa dokumen, yang diperoleh dari
Pertimbangan tertentu ini, misalnya
buku-buku terkait, jurnal, internet dan
informan tersebut dianggap memahami
sumber-sumber lain yang relevan dan
informasi sehingga akan memudahkan
memiliki kaitan dengan penelitian.
peneliti menjelajahi obyek atau situasi
Sumber dan jenis data diperoleh
sosial yang diteliti. Dalam penelitian ini
dengan cara sebagai berikut:
diambil
a) Key informan (informan utama)
mencakup bidang UMKM industri furnitur.
Key
informan
yang
dijadikan
beberapa
wilayah
pengusaha
datanya
industri
furnitur
yang
Sejumlah informan juga mewakili wilayah-
sumber data dalam penelitian ini adalah UMKM
informan
di
di
kabupaten
telah
Jepara
dianggap
yang
representatif
kabupaten Jepara yang terlibat langsung
untuk memberikan hasil yang menunjang
dalam
dan
bagi penelitian ini. Untuk memperoleh
mencapai keberlangsungan usaha pada
informan ditetapkan beberapa kriteria
bisnis
mengelola
yang
dijalankan
dengan
yang
informasi
tentang
sampling
dan
dalam
aktivitas kerjasma usaha dengan pihak
informan
yang
akan
eksportir yang telah berjalan dari sisi
sebagai berikut:
perkembangannya.
1. Pengusaha mempunyai usaha di kota
b) Data Penunjang
Jepara.
harapan
telah
bisnisnya
mendapat
penerapannya
bersifat
snowball
penelitian diteliti
ini
adalah
Data penunjang dalam penelitian
2. Pengusaha berakad dengan pihak
ini merupakan data tentang kecerdasan
pemasar dengan penyerahan furnitur di
spiritual Islam, keberlangsungan
usaha
awal dan waktu pelunasan uang bagi
serta industri furnitur skala kecil yang
pengusaha tidak ditentukan oleh kedua
berasal dari buku, internet, jurnal, dan
pihak.
sumber-sumber lain yang memiliki kaitan
3. Pengusaha di bidang UMKM industri
dengan penelitian.
furnitur. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS),
Teknik Mendapatkan Informan Penelitian ini menggunakan teknik
industri pengolahan (furnitur) merupakan
snowball samling dalam mendapatkan
suatu kegiatan ekonomi yang melakukan
informan. Menurut Sugiyono (2012:219)
kegiatan mengubah suatu barang dasar
snowball sampling adalah peneliti memilih
secara
orang tertentu yang dipetimbangkan akn
tangan sehingga menjadi barang jadi
memberikan
diperlukan,
atau setengah jadi dan atau barang yang
selanjutnya berdasar data atau informasi
kurang nilainya menjadi barang yang
data
yang
yang diperoleh dari sampel sebelumnya 125
mekanis,
kimia,
atau
dengan
JESTT Vol. 2 No. 2 Februari 2015
lebih tinggi nilainya dan sifatnya lebih
(deskripsi) kasus yang bersangkutan dan
dekat kepada pemakai akhir.
membuktikan proporsi teoritis yang telah
4. Skala usaha yang tergolong mikro.
dibuat. Pembahasan dilakukan dengan
Menurut UU No. 20 Tahun 2008 tentang
Usaha
Menengah,
Mikro,
yang
Kecil
tergolong
cara
dan
membahas
bagaimana
sistem
operasional produk asuransi syariah dalam
dengan
kesehariannya
apakah
telah
sesuai
usaha skala mikro adalah memiliki hasil
dengan fatwa DSN atau belum. Selain itu,
penjualan tahunan paling banyak Rp
juga
300.000.000.
operasional asuransi syariah dengan Al-
5. Penelitian ini akan meneliti tentang
quran dan Hadits.
menganalisis
kesesuaian
sistem
keberlangsungan usaha dari sebuah unit
Proses teknik analisis data dibagi
usaha maka dipilih sebuah unit usaha
menjadi 2 proses, yaitu sebelum dan
yang minimal telah bertahan tiga tahun.
sesudah
Teknik Pengumpulan Data
sebelum di lapangan penulis menganalisis
Prosedur
pengumpulan
data
dilapangan.
terdahulu
dalam penelitian, karena tujuan utama
sekunder.
dari penelitian ini adalah mendapatkan Tanpa
mengetahui
proses
data dari penelitian sebelumnya atau
merupakan langkah yang paling strategis
data.
Dalam
serta
menganalisis
data
Setelah itu, dalam analisis setelah
teknik
di lapangan penulis menggunakan teknik
pengumpulan data, maka peneliti tidak
analisis
akan mendapatkan data sesuai dengan
Hubernan (Sugiyono, 2010:246). Analisis
standar
Miles dan Hubernan terdiri dari 3 tahap
yang
ditetapkan.
(Sugiyono,
2012:224)
lapangan
model
Miles
dan
teknik analisis.’ Tahap teknik analisis yang
Penelitian ini menggunakan dua
pertama adalah dengan menggunakan
sumber data, yaitu data primer dan data
data
sekunder.
kedua
lapangan, akan diperoleh data yang
data tersebut diperlukan langkah-langkah
jumlahnya banyak. Oleh karena itu, data
yang
harus dipersempit untuk memudahkan
Untuk
membutuhkan
berbeda.
Data
primer
yang
reduksi.
Dalam
penelitian
di
digunakan sebagai data utama didapat
peneliti
melalui wawancara secara mendalam
penelitian atas masalahnya. Mereduksi
dengan
data yang dimaksud adalah merangkum
berbagai
narasumber
yang
dibutuhkan.
dalam
menemukan
jawaban
dan memilih hal-hal yang pokok. Tahapan teknik analisis data yang
Teknik Analisis Data Teknik analisis penelitian ini adalah
kedua
adalah
dengan
menggunakan
pendekatan analisis kualitatif deskriptif.
data display. Dalam penyajian data ini,
Analisis tersebut bertujuan menganalisis
data akan disusun menjadi pola pikiran
data
membuat
sehingga akan lebih mudah lagi dalam
penjelasan (naratif) dan menggambarkan
pemahaman penelitian masalah. Dalam
studi
kasus
dengan
126
JESTT Vol. 2 No. 2 Februari 2015
penyajian data, peneliti akan menyajikan
salah satu pihak dan merugikan buat
datanya dalam bentuk teks naratif.
pihak lain.
Selanjutnya, tahapan teknik analisis data
yang
ketiga
dengan
2010:55) menulis bahwa para ulama fiqh
menggunakan conclusion drawing atau
mengemukakan bahwa akad itu dapat
kesimpulan
Kesimpulan
dibagi dilihat dari beberapa segi. Jika
yang dibuat dalam tahap ini bisa menjadi
dilihat dari segi keabsahannya menurut
jawaban atas pertanyaan yang muncul
syara', akad terbagi dua, yaitu:
dan
adalah
Wahbah al-Zuhaily (dalam Ghazali,
verifikasi.
dalam penelitian pada tahap awal. Jika
a. Akad Sahih, ialah akad akad yang
kesimpulan yang dikemukakan didukung
telah memenuhi rukun-rukun dan
oleh bukti-bukti valid, maka kesimpulan
syarat-syaratnya. Hukum dari akad
yang
sahih ini adalah berlakunya seluruh
diambil
merupakan
kesimpulan
yang kredibel.
akibat hukum yang ditimbulkan
Teknik Validasi Data
akad
Validasi
dari
penelitian
itu
dan
mengikat
pada
pihak-pihak yang berakad.
menggunakan uji kredibilitas. Uji kredibilitas
b. Akad ghairu sahih, yaitu akad
data atau kepercayaan terhadap data
yang terdapat kekurangan pada
hasil
rukun
penelitian
dilakukan
kualitatif
dengan
pengamatan,
antara
perpanjangan
peningkatan
dalam
penelitian,
degan
teman
lain
sejawat,
ehingga
ketekunan
triangulasi, analisis
atau
syarat-syaratnya,
seluruh
akibat
hukum
akad itu tidak berlaku dan tidak
diskusi
mengikat
phak-pihak
kasus
berakad.
Kemudian
yang ulama
negatif, menggunakan bahan referensi,
Hanafiyah membagi akad yang
dan membercheck. Pada penelitian ini
tidak
teknik
macam, yaitu akad batil dan fasid.
adalah
uji
kredibilitas
dengan
yang
dilakukan
menggunakan
teknik
shahih
Suatu
ini
akad
menjadi
dikatakan
dua
batil
triangulasi data.
apabila akad itu tidak memenuhi salah
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
satu
Al-quran
atau
ada
larangan
menganjurkan
langsung dari syara'. Misalnya, objek jual
kaum muslimin untuk saling bekerja sama
beli itu tidak jelas. Atauterdapat unsur
dalam suatu kebaikan dan menolong
tipuan, seperti menjual ikan dalam lautan,
sesama. Dalam hal kerjasama dalam
atau salah satu pihak yang berakad tidak
perniagaan atau perdagangan, kaum
cakap
muslimin harus menghindari 5 unsur yang
menurut mereka merupakan suatu akad
dilarang oleh syariat Islam. Kelima unsur itu
yang pada dasarnya tidak disyariatkan,
adalah maysir, gharar, riba, dhalim dan
akan tetapi sifat yang diakadkan itu tidak
haram.
Karena
sangat
rukunnya
akan
menguntungkan
jelas.
127
hukum.
Adapun
akad
fasid
JESTT Vol. 2 No. 2 Februari 2015
Dalam
penelitian
ini,
peneliti
Dengan
catatan
informan
1
meneliti tentang praktik gharar pada
merupakan
hubungan bisnis UMKM-eksportir furnitur di
sedangkan
Jepara. Gharar sendiri menurut jumhur
merupakan pelaku UMKM furnitur.
pihak 3
ulama adalah jual beli atau transaksi yang didalamnya
terdapat
pengekspor sampai
dan
furnitur,
dengan
Jenis Gharar pada Shighat akad yang
ketidakjelasan, spekulasi, keraguan dan
terdapat pada praktik hubungan bisnis
sejenisnya sehingga dari sebab adanya
UMKM Eksportir Furnitur Jepara
tersebut
6
Tabel 2.
unsur
unsur-unsur
2
mengakibatkan
adanya ketidakrelaan dalam bertransaksi. Nabi SAW bersabda ْ ْ ا ْﻐﺮر
ْﮫ و ﻰ آ ﮫ و ﱠ
ﱠﻰ ﷲ
ﮭﻰ ر ﻮل ﷲ
Nahā rasūlullahi shallāhu alaihi wasallama ‘an bai’i’l-garari “Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam melarang dari jual beli (dengan cara) gharar”. Adapun kerjasama Jepara
sebab
gharar
UMKM-eksportir
adalah
kurang
pada
furnture
di Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer
lengkapnya
shighat akad yang dilakukan oleh kedua Menurut Ibrahim ibn Yusuf al-Shirazi
pihak. Setelah melakukan observasi dan dan
(476 H:263), jual beli tangguh (kredit), jika
kerjasama yang terjalin baik dari pihak
tidak dijelaskan waktu pembayarannya
UMKM maupun pengekspor furnitur di
maka ia termasuk jual beli gharar yang
Jepara, terdapat ketidaksesuaian akad
terlarang. Seperti jual beli habl al-habalah,
yang dijalankan dengan syariat Islam,
yaitu jual beli dengan sistem tangguh
dimana tidak ada kesepakatan batas
bayar misalkan sehingga unta melahirkan
waktu
anaknya,
wawancara
akhir
pembayaran
tentang
shighat
pelunasan, yang
sedangkan
disepakati
atau
hingga
seekor
unta
melahirkan anaknya dan anak tersebut
adalah
dewasa dan melahirkan pula. Jual beli
pembayaran secara kredit. hasil
semacam ini dikategorikan dalam jual beli
informan
gharar yang terlarang, karena tidak ada
mengenai praktik gharar yang terdapat
kejelasan secara konkrit dalam penentuan
pada kerjasama UMKM-eksportir furnitur,
penangguhan pembayaran.
dimana dari peneliti memberi tanda "v"
V. SIMPULAN
jika jenis gharar tersebut ditemukan pada
1. Praktik gharar pada kerjasama antara
Berikut wawancara
adalah dengan
tabel para
pelaku
akad dan tanda "x" jika tidak ditemukan. 128
UMKM
dan
perusahaan
JESTT Vol. 2 No. 2 Februari 2015
eksportir furnitur adalah ketidakjelasan
http://depkop.go.id,
batas waktu pelunasan pembayaran
2014).
pada
9
Maret
secara kredit oleh pihak perusahaan
Sabiq, Sayyid. 1994. Fiqih Sunnah, jilid III.
pengekspor furniture kepada pelaku
Kairo: Dar al-Fath li A’lam al-‘Arabiy.
UMKM furniture selaku pemasok barang
Sugiyono.
kepada perusahaan. 2. Ulama
2012.
Kualitatif,
berpendaat
bahwa
segala
Metode
Kuantitatif
Sukmadinata,
akad bathil, termasuk gharar yang
Metode
berbentuk ketidakjelasan pada batas
Bandung: Rosdakarya.
akhir pembayaran secara kredit.
Nasution,
2007.
Pengenalan Eksklusif Ekonomi
Islam.
Mustafa
(Tinjaun
Mohammad.
Online,
2010.
Tahun
(http://ebookbrowsee.net/7-
http://www.antaranews.com/berita/41577
2002.
8/kemenperin-tingkatkan-ekspor-
Metodologi
Bandung:
PT.
furnitur-lewat-pameran-internasional,
Remaja Rosdakarya. Indonesia,
Objek
d315177342)
Jakarta: Zikrul Hakim.
Kualitatif.
dan
nur-zaroni-jual-beli-gharar-pdf-
An
Introduction to The Sharia Economic.
Lexy.
terhadapProses
Transaksi Jual Beli). STAIN Samarinda.
Muamalah. Jakarta: Kencana.
5
Pendidikan.
Zaroni, Ahmad Nur. 2007. Jual Beli Gharar
Ghazaly, Abdul Rahman dkk. 2010. Fiqh
Nomor
Penelitian
Persada.
Jakarta: Kencana.
Republik
2007.
dan Metode. Jakarta: PT. Raja Grafindo dkk.
Penelitian
Shaodih.
Yin, Robert K. 2011. Study Kasus: Desain
Jakarta: Erlangga.
J.
Nana
juz III. Beirut: Dar al Fikri.
Dumairi. 1996. Perekonomian Indonesia.
Moleong,
R&D.
Taimiyah, Ibnu. 2002. Majmu’ al-Fatawa.,
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat,
dan
Bandung: Alfabeta.
macam akad berunsur gharar adalah
Edwin
Penelitian
diakses 14 Juni 2014 http://www.suaramerdeka.com/v1/index.
Undang-Undang 1984
php/read/cetak/2008/02/27/2661/Men
Tentang
Perindustrian. (Online), (diakses melalui
yangga-Tiang-yang-Mulai-Goyah,
http://bplhd.jakarta.go.id,
diakses 14 Juni 2014
pada
8
http://www. jeparakab.bps.go.id, diakses
Maret 2014).
14 Juni 2014
----------, Undang-Undang Nomer 9 Tahun 1995 Tentang Usaha Kecil. (Online), (diakses
.
melalui
http://sjdih.depkeu.go.id, pada 9 Maret 2014). ----------, Undang-Undang Nomer 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. (Online), (diakses melalui 129