JESTT Vol. 2 No. 12 Desember 2015
PENGARUH CAR, NPF, FDR, DAN OER TERHADAP ROA PADA BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DI INDONESIA PERIODE JANUARI 2009 HINGGA MEI 20141)
Linda Widyaningrum Mahasiswa Program Studi S1 Ekonomi Islam-Fakultas Ekonomi dan Bisnis-Universitas Airlangga Email:
[email protected] Dina Fitrisia Septiarini Departemen Ekonomi Syariah-Fakultas Ekonomi dan Bisnis-Universitas Airlangga Email:
[email protected] ABSTRACT: Islamic Rural Bank is intermediary institution that collect and distribute the fund in financing. BPRS management hope that every operational activities always shows good performance in order to obtain optimal benefit. One of the way to measure performance is calculating financial ratios. The purpose of this research to know the effect of CAR, NPF, FDR, and OER on ROA in industry of Islamic Rural Bank period January 2009 until May 2014 in partial and simultaneous. This research method used quantitative approach. Sample of this research was based on monthly period, so there were 65 months/samples. Sampling technique used purposive sampling. All data taken from Sharia Islamic Statistic. Analyze technique used multiple regression. The results of this research showed that in simultaneous, CAR, NPF, FDR, and OER had significant effect on ROA. In partial, CAR, NPF, and FDR had not significant effect on ROA, beside OER had significant effect on ROA. Keywords: CAR, NPF, FDR, OER, ROA I.
perbankan
PENDAHULUAN
sebagai
Latar Belakang Syariah terbagi dua macam yaitu
syariah
lembaga
yang
berperan
intermediasi
yang
setiap kegiatannya berlandaskan pada
ibadah dan muamalah (Ismail, 2011:11).
prinsip-prinsip
Ibadah dilakukan sebagai sarana dalam
mengutamakan
mendekatkan
SWT,
pembiayaan kepada usaha mikro, kecil,
sedangkan muamalah ditujukan untuk
dan menengah, serta BPRS beroperasi
bagaimana
pada
diri
kepada
Allah
seharusnya
manusia
daerah
syariah. untuk
BPRS
lebih
memberikan
pedesaan/kabupaten
berkomunikasi atau berhubungan satu
dimana pada daerah tersebut masih
sama lain dalam berbagai aspek/bentuk
banyak masyarakat yang membutuhkan
sesuai dengan yang telah Allah SWT
pembiayaan. Sehingga dapat dikatakan
tetapkan. Salah satu bentuk muamalah
bahwa
tersebut adalah kegiatan ekonomi yang
pelayanan dengan jangkauan yang lebih
seluruh kegiatannya harus dilandaskan
luas
pada prinsip-prinsip ekonomi Islam.
Perbankan Syariah Tahun 2013, 2012:5).
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS)
adalah
salah
satu
BPRS
kepada
dapat
memberikan
masyarakat
(Outlook
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
bentuk
adalah bank yang beroperasi secara
1 Jurnal
ini merupakan bagian dari skripsi Linda Widyaningrum, nim. 041114038, yang diuji pada tanggal 27 April 2015
970
JESTT Vol. 2 No. 12 Desember 2015
profit oriented, sehingga dalam kegiatan
sesat.”(Departemen Agama RI, Mushaf Al-
operasionalnya
Qur’an dan Terjemahnya Revisi Tahun
keuntungan.
tetap
Salah
satu
mencari rasio
yang
2004)
digunakan untuk mengukur keuntungan
Terdapat
beberapa
rasio
mempengaruhi
ROA,
adalah rasio Return on Assets (ROA).
keuangan
Hutagalung
menyatakan
yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR), Non
bahwa semakin besar ROA menunjukkan
Performing Financing (NPF), Financing to
kinerja keuangan yang semakin baik,
Deposit Ratio (FDR), dan Operational
karena
Efficiency Ratio (OER). Rasio kecukupan
dkk
tingkat
semakin
(2013)
pengembalian
besar.
(return)
Setiap
yang
Muslim
modal
atau Capital Adequacy Ratio
diperbolehkan untuk mencari keuntungan
(CAR)
untuk mengetahui kemampuan
sebab keuntungan adalah pendapatan
modal yang dimiliki dalam menyerap atau
yang berguna untuk kelangsungan hidup.
menanggung
Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT
bank memiliki modal yang cukup dalam
dalam Surat Al-Baqarah ayat 198:
menyerap kerugian, maka semakin besar
kemungkinan bank dalam menghasilkan
Rasio Non Ferforming Financing
kerugian
BPRS.
Apabila
keuntungan.
(NPF) diukur dengan membandingkan
jumlah pembiayaan bermasalah dengan
bertambah apabila jumlah pembiayaan
total
pembiayaan.
Nilai
NPF
dapat
bermasalah meningkat. Apabila rasio NPF
Laisa ‘alaikum junᾱḥun an tabtagū faḍlam
meningkat
mir rabbikum, fa iżᾱ afaḍtum min ‘Arafᾱtin
bermasalah
fażkurullᾱha
bertambah dan mengakibatkan kerugian
‘indal-Masy‘aril-Haram,
maka yang
dihadapi
pembiayaan ditanggung
meningkat
BPRS
ważkurūhu kamᾱ hadᾱkum, wa in kuntum
yang
sehingga
min qablihī laminaḍ-ḍᾱllīn.
dapat menurunkan tingkat keuntungan BPRS. Rasio Financing to Deposit Ratio
“Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia
(rezeki
Tuhanmu.
(FDR) diukur dengan membandingkan
hasil perniagaan) dari
Maka
apabila
kamu
total pembiayaan dengan total Dana
telah
Pihak Ketiga (DPK). FDR dalam perbankan
bertolak dari ‘Arafah, berzikirlah (dengan menyebut)
Allah
ditunjukkan-Nya
sebagaimana kepadamu;
konvensional lebih dikenal dengan istilah
yang
Loan to Deposit Ratio (LDR). Sukarno dan
dan
Syaichu (2006) menyatakan semakin tinggi
sesungguhnya kamu sebelum itu benarbenar
termasuk
orang
LDR maka laba perusahaan mempunyai
yang
kemungkinan untuk meningkat dengan 971
JESTT Vol. 2 No. 12 Desember 2015
catatan
bank
tersebut
mampu
tahun 2012, sehingga nilai CAR tahun 2013
menyalurkan kreditnya dengan optimal.
sebesar 22,08% yang semula pada tahun
Hal ini juga berlaku pada FDR, kenaikan
2012 sebesar 25,16%%, namun ROA justru
pada rasio FDR menandakan bahwa
mengalami peningkatan sebesar 0,25%
adanya peningkatan dalam penyaluran
dari 2,64% pada tahun 2012 menjadi 2,89%
pembiayaan
pada tahun 2013. Padahal penurunan
kepada
masyarakat,
sehingga apabila rasio ini naik maka
CAR
keuntungan
menurun.
asumsi
bank
bahwa
juga
naik
bank
dengan
menyalurkan
Operasional
beberapa
ROA
penelitian
yang memberikan hasil yang berbeda-
Operational Efficiency Ratio (OER) Biaya
menyebabkan
Terdapat
pembiayaannya dengan optimal.
atau
seharusnya
beda. Penelitian yang dilakukan oleh
terhadap
Widati
(2012)
yang
berjudul
“Analisis
Pendapatan Operasional (BOPO). BOPO
pengaruh
digunakan untuk mengukur kemampuan
Kinerja Perusahaan Perbankan yang Go
manajemen bank dalam mengendalikan
Public”
biaya operasional terhadap pendapatan
berpengaruh positif signifikan terhadap
operasional dan semakin kecil rasio ini
ROA,
semakin efisien biaya operasional yang
dilakukan Pratiwi (2012) yang berjudul
dikeluarkan bank sehingga kemungkinan
“Pengaruh CAR, BOPO, NPF, dan FDR
bank yang bersangkutan dalam kondisi
Terhadap Return On Assets (ROA) Bank
bermasalah juga semakin kecil (Almilia
Umum Syariah (Studi Kasus pada Bank
dan Herdiningtyas, 2005). Hal ini berarti
Umum Syariah di Indonesia Tahun 2005-
semakin kecil kemungkinan bank dalam
2010)”
keadaan
berpengaruh negatif dan tidak signifikan
bermasalah
maka
CAMEL
terhadap
menyatakan
sedangkan
menyatakan
memungkinkan bank untuk meningkatkan
terhadap ROA.
keuntungan. Pada kenyataannya, tidak
Adanya
bukti
Terhadap
bahwa
CAR
penelitian
yang
bahwa
CAR
empiris
yang
semua teori yang dijelaskan sebelumnya
menunjukkan
terjadi dalam keadaan riil. Berdasarkan
mengalami
fluktuasi
Statistik Perbankan Syariah pada bulan
adanya
ketidakkonsistenan
Mei 2014, misalnya pada rasio CAR tahun
terhadap teori yang dikemukakan, serta
2010 mengalami penurunan sebesar 2,52%
adanya hasil penelitian terdahulu yang
dari tahun 2009, sehingga CAR tahun 2010
menunjukkan perbedaan, maka peneliti
sebesar 27,46% dan ROA juga mengalami
tertarik untuk melakukan penelitian lebih
penurunan sebesar 1,51% sehingga ROA
lanjut dengan memilih subyek penelitian
pada tahun 2010 sebesar 3,49%. Hal ini
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS).
berbeda
Rumusan Masalah
tahun
dengan
2013.
Pada
yang
terjadi
tahun
2013
pada CAR
1. Apakah
mengalami penurunan sebesar 3,08% dari
(CAR), 972
masing-masing
Capital Non
setiap
variabel tahunnya, data
Adequacy
Performing
Ratio
Financing
JESTT Vol. 2 No. 12 Desember 2015
(NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR),
4. Untuk
mengetahui
dan Operational Efficiency Ratio (OER)
Financing
to
berpengaruh
terhadap
Return
terhadap
secara
Return
on
simultan
Assets
(ROA)
Capital
5. Untuk
Adequacy
Ratio
Assets
(ROA)
pada
BPRS
terhadap
di
Performing
Financing
Assets
(ROA)
pada
BPRS
di
pengaruh Ratio
(OER)
on
Assets
(ROA)
TEORI
DAN
Undang-Undang
Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, pengertian Bank Pembiayaan
4. Apakah Financing to Deposit Ratio
Rakyat Syariah (BPRS) adalah bank syariah
(FDR) berpengaruh terhadap Return Assets
Return
Berdasarkan
Indonesia?
on
(ROA)
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
(NPF) berpengaruh terhadap Return on
Assets
Efficiency
II. LANDASAN
Non
on
pada BPRS di Indonesia.
Indonesia? 3. Apakah
(FDR)
mengetahui
Operational
(CAR) berpengaruh terhadap Return on
Ratio
Deposit
pada BPRS di Indonesia.
pada BPRS di Indonesia? 2. Apakah
pengaruh
(ROA)
pada
BPRS
yang
di
dalam
memberikan
Indonesia?
kegiatannya
jasa
dalam
lalu
tidak lintas
pembayaran. Oleh karena itu BPRS tidak
5. Apakah Operational Efficiency Ratio
diperbolehkan menawarkan giro wadiah
(OER) berpengaruh terhadap Return
dan hal inilah yang membedakan BPRS
on
Assets
(ROA)
pada
BPRS
di
dengan bank umum syariah dan unit
Indonesia?
usaha syariah (Ismail, 2011:55).
Tujuan Penelitian
Kinerja
1. Untuk mengetahui pengaruh Capital
Rakyat Syariah
Adequacy
(CAR),
Ratio
Keuangan
Kinerja
Non
Performing Financing (NPF), Financing
Bank
adalah
Pembiayaan
melakukan
pekerjaan dan hasil yang dicapai dari
Ratio
(FDR),
dan
Efficiency
Ratio
(OER)
Melakukan pengukuran terhadap kinerja
secara simultan terhadap Return on
keuangan BPRS sangat diperlukan, sebab
Assets (ROA) pada BPRS di Indonesia.
dari kegiatan tersebut pihak manajemen
to
Deposit
Operational
pekerjaan
2. Untuk mengetahui pengaruh Capital Adequacy
Ratio
(CAR)
tersebut
(Wibowo,
2011:7).
BPRS dapat menilai apakah perusahaan
terhadap
telah beroperasi secara efektif dan efisien
Return on Assets (ROA) pada BPRS di
baik
Indonesia.
maupun segi penyaluran dana. Untuk
3. Untuk
mengetahui
pengaruh
dari
segi
penghimpunan
dana
mengukur kinerja keuangan BPRS, pihak
Non
Performing Financing (NPF) terhadap
manajemen
Return on Assets (ROA) pada BPRS di
analisis terhadap laporan keuangan BPRS.
Indonesia.
Analisis
BPRS
terhadap
dapat
laporan
melakukan
keuangan
dapat dilakukan dengan berbagai cara, 973
JESTT Vol. 2 No. 12 Desember 2015
salah
satunya
adalah
analisis
rasio
2010:784). Rasio FDR dalam perbankan
keuangan. Gitman dan Zutter (2012:67)
konvensional
menjelaskan bahwa analisis rasio meliputi
Loan to Deposit Ratio (LDR). Hutagalung,
metode-metode dalam menghitung dan
dkk (2013) menjelaskan semakin tinggi LDR
menginterpretasikan rasio-rasio keuangan
maka
untuk menganalisis dan memantau kinerja
(dengan asumsi bank tersebut mampu
perusahaan.
menyalurkan kreditnya dengan efektif),
1. Capital Adequacy Ratio (CAR)
dengan meningkatnya laba bank, maka
Hutagalung,
dkk
(2013)
dikenal
laba
kinerja
bank
bank
semakin
juga
menjelaskan CAR adalah rasio keuangan
perbankan
syariah,
yang
digunakan
untuk
berkaitan
dengan
permodalan
dengan
sebutan
meningkat
meningkat. rasio
FDR
mengukur
Dalam dapat tingkat
perbankan di mana besarnya modal
efektivitas pembiayaan yang disalurkan,
suatu bank
pada
sehingga apabila rasio FDR meningkat
mampu atau tidaknya suatu bank secara
maka laba bank juga akan meningkat
efisien menjalankan kegiatannya. CAR
dengan
merupakan
terhadap
menyalurkan pembiayaan secara efektif.
menutupi
4. Operational Efficiency Ratio (OER)
akan
berpengaruh
indikator
kemampuan
bank
untuk
asumsi
bahwa
bank
dapat
penurunan aktivanya sebagai akibat dari
Operational Efficiency Ratio (OER)
kerugian-kerugian bank yang disebabkan
atau rasio Biaya Operasional Pendapatan
oleh aktiva yang berisiko (Dendawijaya,
Operasional (BOPO). BOPO digunakan
2003:123).
untuk
2. Non Performing Financing (NPF)
kemampuan
Berdasarkan Surat Edaran Bank
mengukur
kegiatan
tingkat
bank
efisiensi
dalam
operasinya
Indonesia Nomor 9/29/DPbs tanggal 7
2003:121).
Desember 2007, Non Performing Financing
5. Return on Assets (ROA)
dan
melakukan
(Dendawijaya,
(NPF) dihitung dengan membandingkan
Return on Assets (ROA) digunakan
jumlah pembiayaan bermasalah dengan
untuk mengukur kemampuan manajemen
total pembiayaan yang dimiliki oleh bank.
bank dalam memperoleh laba secara
Menurut
keseluruhan
Bank
bermasalah
Indonesia
dapat
pembiayaan
dikategorikan
ke
(Dendawijaya,
2003:120).
Semakin besar ROA suatu bank, semakin
dalam tiga kategori, yakni kurang lancar,
besar
diragukan, dan macet.
dicapai bank tersebut dan semakin baik
3. Financing to Deposit Ratio (FDR)
pula
Financing to Deposit Ratio (FDR) adalah
perbandingan
pula
posisi
penggunaan
antara
tingkat
bank
keuntungan
tersebut
aset
dari
yang
segi
(Dendawijaya,
2003:120). Dalam kemampuan bank untuk
pembiayaan yang diberikan oleh bank
memperoleh
dengan dana pihak ketiga yang berhasil
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni
dikerahkan oleh bank (Rivai dan Arifin,
inflasi, Net Operating Margin (NOM), Liquid 974
keuntungan
juga
JESTT Vol. 2 No. 12 Desember 2015
Assets to Total Assets (LTA), dan Penyisihan
diterima semakin berkurang maka akan
Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP).
menurunkan profitabilitas (ROA).
Hubungan Antar Variabel
3. Pengaruh FDR Terhadap ROA
Adapun hubungan antar variabel
Salah
satu
fungsi
perusahaan
dapat dijelaskan sebagai berikut:
perbankan sebagai lembaga intermediasi
1. Pengaruh CAR Terhadap ROA
adalah
menyalurkan
kepada
nasabah/masyarakat
Johnson dalam
dan
Arifin
Johnson
(2009:159)
(1985)
menyatakan
membutuhkan
bahwa modal memiliki tiga fungsi dan
melakukan
salah
satu
fungsi
dana
pembiayaan yang
tambahan
untuk
usaha.
Untuk
ekspansi
modal
sebagai
mengetahui berapa besar pembiayaan yang disalurkan dengan memanfaatkan
penyangga
untuk
menyerap
kerugian
operasional
dan
kerugian
lainnya.
Terserapnya
kerugian-kerugian
dana
bank,
yang
dihimpun
dapat
menggunakan rasio FDR. FDR dalam bank
maka dapat dikatakan kesempatan bank
konvensional
untuk memperoleh keuntungan juga akan
sebutan LDR. Sukarno dan Syaichu (2006)
bertambah,
sehingga
menjelaskan bahwa semakin tinggi LDR
bertambah
maka
apabila
keuntungan
modal yang
laba
lebih
dikenal
perusahaan
dengan
mempunyai
diperoleh bank juga meningkat. Arifin
kemungkinan untuk meningkat dengan
(2009:162)
CAR
catatan bahwa bank tersebut mampu
untuk
menyalurkan kreditnya secara optimal,
adalah
menyatakan
rasio
yang
bahwa
digunakan
mengetahui tingkat kecukupan modal,
maka
sehingga
berpengaruh positif terhadap laba. Sama
peningkatan
pada
CAR
disimpulkan
bahwa
LDR
menyebabkan peningkatan pada ROA.
halnya pada FDR, apabila FDR naik maka
2. Pengaruh NPF Terhadap ROA
laba yang diperoleh bank juga naik
Muhammad menjelaskan
(2004:127)
bahwa
dengan asumsi bahwa bank mampu
kegiatan
menyalurkan
pembiayaan
penanaman dana dapat menimbulkan
optimal.
risiko kerugian. Risiko kerugian ini dapat
4. Pengaruh OER terhadap ROA
berasal
dari
adanya
pembiayaan
secara
OER atau BOPO adalah rasio yang
bermasalah yang dihadapi bank. Non
digunakan
Performing Financing (NPF) merupakan
operasional bank. Sukarno dan Syaichu
rasio yang digunakan untuk mengetahui
(2006) menyatakan semakin kecil rasio
berapa
BOPO,
dihadapi
besar bank.
pembiayaan
yang
Purbaningsih
(2014)
untuk
berarti
mengukur
semakin
efisien
efisiensi
biaya
operasional yang dikeluarkan bank yang
menyatakan NPF yang semakin besar
bersangkutan
akan menyebabkan pendapatan yang
besar bagi bank untuk mendapatkan
diterima
bank
keuntungan yang lebih dan menunjukkan
sehingga
apabila
semakin
berkurang,
pendapatan
yang 975
sehingga
kemungkinan
JESTT Vol. 2 No. 12 Desember 2015
bank
tidak
berada
dalam
kondisi Sumber: Penulis Gambar 1. Pengaruh Parsial dan Simultan
bermasalah. Hipotesis Hipotesis
dalam
penelitian
ini
III. METODE PENELITIAN
adalah sebagai berikut: Hipotesis
1:
Capital
(CAR),
Pendekatan Penelitian Adequacy
Non
Ratio
Pendekatan
Performing
Ratio
(FDR),
pendekatan
dan
on
Return
Variabel
signifikan on
independen
dalam
penelitian ini adalah Capital Adequacy
Assets
Ratio (CAR), Non Performing Financing
(ROA)
(NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR),
Hipotesis 3: Non Performing Financing
dan Operational Efficiency Ratio (OER),
(NPF) berpengaruh signifikan Return
on
sedangkan
Assets
variabel
dependen
yang
digunakan adalah Return on Assets (ROA).
(ROA)
Definisi Operasional
Hipotesis 4: Financing to Deposit Ratio
Adapun definisi operasional dalam
(FDR) berpengaruh signifikan Return
on
penelitian ini adalah:
Assets
1. Capital Adequacy Ratio (CAR)
(ROA)
CAR
Hipotesis 5: Operational Efficiency Ratio (OER) berpengaruh signifikan terhadap
dan
Identifikasi Variabel
berpengaruh
terhadap
terstruktur
digeneralisasi (Anshori dan Iswati, 2009:13).
Hipotesis 2: Capital Adequacy Ratio (CAR)
terhadap
merupakan
mengkuantifikasikan data untuk dapat
Assets
(ROA)
terhadap
kuantitatif.
kuantitatif
penelitian
(OER) berpengaruh signifikan Return
penelitian
Penelitian
Operational Efficiency Ratio
terhadap
yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
Financing (NPF), Financing to Deposit
penelitian
Return
on
Assets
(ROA)
merupakan
digunakan
untuk
kecukupan
modal
Berdasarkan
peraturan
rasio
yang
menghitung suatu
bank.
yang
telah
ditetapkan Bank Indonesia dalam Surat
Model Analisis
Edaran
Bank
Indonesia
Nomor
9/29/DPbs tanggal 7 Desember 2007,
CAR (X1)
CAR dihitung dengan menggunakan rumus:
NPF (X2)
x 100%...........(3.1)
CAR =
ROA (Y) FDR (X3)
CAR
merupakan
variabel
independen pertama dan nilai CAR
OER (X4)
diperoleh 976
dari
Statistik
Perbankan
JESTT Vol. 2 No. 12 Desember 2015
Syariah bulanan mulai Januari 2009
dalam nilai FDR menggunakan skala
hingga Mei 2014 dan skala pengukuran
rasio.
dalam nilai CAR menggunakan skala
4. Operational Efficiency Ratio (OER)
rasio.
OER adalah rasio yang digunakan
2. Non Performing Financing (NPF)
untuk
manajemen
NPF adalah rasio yang digunakan untuk
mengetahui
bermasalah bank
yang
pembiayaan
ditanggung
berdasarkan
pembiayaan
dari
yang
Berdasarkan
Surat
bank
operasionalnya.
efisiensi dalam
OER
pihak
kegiatan
sering
disebut
oleh
dengan
total
Pembiayaan Operasional) atau OER
disalurkan. Edaran
mengetahui
dapat
Bank
BOPO
pula
(Biaya
disebut
Operasional
dengan
Rasio
Efisiensi Operasional (REO). Walaupun
Indonesia Nomor 9/29/DPbs tanggal 7
terdapat
Desember 2007, NPF dapat dihitung
penyebutannya, namun rumus yang
dengan menggunakan rumus:
digunakan
NPF
merupakan
independen diperoleh
kedua
dari
Statistik
nilai
penghitungannya
Desember 2007, REO dapat dirumuskan
variabel
dan
istilah
Indonesia Nomor 9/29/DPbs tanggal 7
100%.....................................................(3.2) NPF
dalam
dalam
sama. Berdasarkan Surat Edaran Bank
x
=
perbedaan
sebagai berikut:
NPF
x 100% ……………….………(3.4)
REO =
Perbankan
OER
Syariah bulanan mulai Januari 2009
merupakan
variabel
hingga Mei 2014 dan skala pengukuran
independen keempat dan nilai OER
dalam nilai NPF menggunakan skala
diperoleh
rasio.
Syariah bulanan mulai Januari 2009
berapa
rasio.
besar
5. Return on Assets (ROA)
pembiayaan yang disalurkan dengan Dana
Pihak
Perbankan
dalam nilai OER menggunakan skala
FDR adalah rasio digunakan untuk
menggunakan
Statistik
hingga Mei 2014 dan skala pengukuran
3. Financing to Deposit Ratio (FDR)
mengetahui
dari
ROA adalah rasio yang digunakan
Ketiga
(DPK) yang dihimpun oleh BPRS. Suryani
untuk
(2011) menyatakan bahwa FDR dapat
manajemen bank dalam memperoleh
dihitung dengan menggunakan rumus:
laba.
FDR
merupakan
independen diperoleh
ketiga
dari
dan
Statistik
peraturan
Bank
Indonesia Nomor 9/29/DPbs tanggal 7
variabel nilai
Berdasarkan
kemampuan
Indonesia dalam Surat Edaran Bank
x 100% …(3.3)
FDR =
mengetahui
Desember
FDR
2007,
ROA
dirumuskan
sebagai berikut:
Perbankan
ROA =
Syariah bulanan mulai Januari 2009 hingga Mei 2014 dan skala pengukuran 977
x 100% …...…..(3.5)
JESTT Vol. 2 No. 12 Desember 2015
ROA
merupakan
variabel
Syariah (SPS) yang dipublikasikan dalam
dependen dan nilai ROA diperoleh dari
situs resmi OJK.
Statistik Perbankan Syariah bulanan mulai
Teknik Analisis
Januari 2009 hingga Mei 2014 dan skala pengukuran
dalam
nilai
Teknik analisis dalam penelitian ini
ROA
menggunakan teknik analisis regresi linier
menggunakan skala rasio.
berganda.
Jenis dan Sumber Data
teknik
Seluruh
data
yang
diperoleh
Langkah
analisis
sebelum
pertama
regresi
linier
persamaan
dalam
berganda
model
regresi
dalam penelitian ini merupakan data
terbentuk adalah melakukan uji asumsi
sekunder Otoritas
yang Jasa
diperoleh Keuangan
www.ojk.go.id.
Data
situs
resmi
klasik yakni uji normalitas, uji autokorelasi,
(OJK)
yakni
uji multikolinieritas, uji heteroskedisitas, dan
digunakan
uji linieritas. Setelah seluruh uji asumsi klasik
yang
berupa data time series (runtutan waktu)
terpenuhi,
bulanan mulai Januari 2009 hingga Mei
adalah menentukan koefisien determinasi
2014 dengan skala industri.
(R2) dan uji hipotesis yakni uji F dan uji t. Uji
Populasi dan Sampel
F digunakan untuk menguji pengaruh
Populasi penelitian
ini
yang
dipakai
adalah
dalam
seluruh
maka
Bank
variabel
dependen,
digunakan
yang
secara
pelaporan
bulanan
terhadap
resmi
data
dalam
bentuk
Statistik
untuk
parsial
pertama kali dipublikasikan ke dalam situs OJK
selanjutnya
simultan variabel independen terhadap
Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia periode
langkah
menguji variabel
variabel
diolah
sedangkan
t
pengaruh independen
dependen.
dengan
uji
Seluruh
menggunakan
Perbankan Syariah mulai Juni 2003 hingga
bantuan piranti lunak (software) PASW
Mei
Statistics versi 18.
2014,
yakni
sebanyak
129
periode/bulan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dimulai pada Januari
Deskripsi Hasil Penelitian
2009 hingga Mei 2014, sehingga terdapat
1. Deskripsi CAR
65 periode penelitian. Teknik penentuan
Variabel
CAR
mencapai
nilai
sampel yang digunakan dalam penelitian
terendah pada bulan September 2013
ini
purposive.
yakni sebesar 21,96%, sedangkan variabel
Teknik sampling purposive adalah teknik
CAR mencapai nilai tertinggi pada bulan
penentuan
Oktober 2009 yakni sebesar 43,86%. Rata-
adalah
teknik
pertimbangan
sampling
sampel tertentu
dengan (Anshori
dan
rata variabel CAR mulai bulan Januari
Iswati, 2009:105). Adapun pertimbangan
2009 hingga Mei 2014 sebesar 26,88%.
yang diambil dari penelitian ini adalah
2. Deskripsi NPF
berdasarkan
pada
kelengkapan
data
Variabel
NPF
bulanan dari variabel-variabel penelitian
terendah
sebesar
yang tersaji dalam Statistik Perbankan
Desember
2011
978
mencapai
6,11% dan
pada
mencapai
nilai bulan nilai
JESTT Vol. 2 No. 12 Desember 2015
tertinggi pada bulan Januari 2009 sebesar
Berdasarkan gambar 2 dan tabel
8,81%. Selama periode pengamatan, rata-
1 terlihat bahwa model regresi lolos uji
rata nilai variabel NPF sebesar 7,29%.
normalitas.
3. Deskripsi FDR Variabel
FDR
mencapai
nilai
tertinggi pada bulan Agustus 2010 yakni sebesar
139,96%
dan
mencapai
nilai
terendah pada bulan Februari 2013 yakni sebesar 119,46%. Nilai rata-rata variabel FDR selama periode pengamatan sebesar 128,43%. 4. Deskripsi OER variabel
OER
mencapai
nilai
Sumber: Output PASW versi 18
terendah pada bulan Desember 2009
Gambar 2. Normal P-P Plot
yakni sebesar 64,69% dan mencapai nilai tertinggi pada bulan Mei 2009 yakni sebesar 91,35%. Rata-rata nilai variabel OER
selama
periode
Nilai Asymp. Sig. (2-tailed) 0,400
pengamatan
sebesar 78,08%.
Residual Mengikuti 5% Pola Distribusi atau Normal 0,05 Sumber: Output PASW versi 18
Pengujian Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Uji
normalitas
bertujuan
untuk
2. Uji Autokorelasi
menguji apakah dalam model regresi, variabel
penganggu
memiliki
distribusi
atau
normal
Tabel 2. Uji Autokorelasi Kesimpulan d Hitung Pada Output PASW
residual (Ghozali,
Tabel DurbinWatson Dengan α = 5% Du = 1,7311 1,936 Tidak Terjadi Dl = 1,4709 Autokorelasi Sumber: Output PASW versi 18
2013:160). Uji normalitas dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu cara pertama adalah dengan melihat gambar P-P Plot dan apabila titik-titik menyebar mengikuti garis
diagonal
maka
residual
Tabel 1. Uji Normalitas α Kesimpulan
model
Uji autokorelasi bertujuan untuk
regresi terdistribusi normal.
menguji apakah dalam model regresi linier
Cara kedua melakukan uji statistik
ada
dengan uji Kolmorogov-Smirnov, apabila
korelasi
penganggu
nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih besar dari
pada
antara periode
kesalahan t
dengan
α = 5% atau 0,05, maka dapat disimpulkan
kesalahan penganggu pada periode t-1
bahwa
(sebelumnya) (Ghozali, 2013:110). Apabila
residual
pada
model
regresi
nilai d hitung lebih besar dari du tabel
mengikuti distribusi normal.
Durbin-Watson dan lebih kecil dari 4-du 979
JESTT Vol. 2 No. 12 Desember 2015
(du < d < 4-du), maka dapat dikatakan
masalah
model regresi yang digunakan terbebas
melakukan uji statistik dengan uji Glejser.
dari masalah autokorelasi.
Uji
3. Uji Multikolinieritas
mengabsolutkan residual dan kemudian
heteroskedisitas.
Glejser
dilakukan
Cara
kedua
dengan
cara
Uji multikolinieritas bertujuan untuk
nilai absolut residual tersebut diregresikan
menguji apakah model regresi ditemukan
terhadap variabel independen (CAR, NPF,
adanya korelasi antar variabel bebas
FDR, dan OER). Apabila nilai signifikansi
(independen) (Ghozali, 2013:105). Apabila
dari masing-masing variabel independen
nilai
lebih besar dari α = 0,05 maka model
VIF
masing-masing
variabel
independen kurang dari 10 (VIF < 10),
regresi
maka
heteroskedisitas. Berdasarkan gambar 3
model
regresi
terbebas
dari
terbebas
dari
masalah
masalah multikolinieritas.
terlihat bahwa titik-titik menyebar tidak
Tabel 3. Uji Multikolinieritas Variabel Nilai Kesimpulan Bebas VIF CAR 1,930 Bebas Multikolinieritas NPF 1,445 Bebas Multikolinieritas FDR 1,112 Bebas Multikolinieritas OER 1,777 Bebas Multikolinieritas Sumber: Output PASW versi 18
membentuk
pola
tertentu
dan
berdasarkan tabel 4 terlihat bahwa nilai signifikansi
masing-masing
independen
lebih
besar
variabel dari
0,05,
sehingga model terbebas dari masalah heteroskedisitas.
4. Uji Heteroskedisitas Uji Heteroskedisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan
residual
satu
variance
pengamatan
dari ke
Variabel Nilai Kesimpulan Bebas Sig. CAR 0,266 Bebas Heteroskedisitas NPF 0,481 Bebas Heteroskedisitas FDR 0,080 Bebas Heteroskedisitas OER 0,359 Bebas Heteroskedisitas pengamatan yang lain (Ghozali, 2013:139). n 65
Uji
heteroskedisitas
R2
df
α
0,00
3
0,05
dilakukan
dengan
c2 tabel 7,815 dua
Sumber: Output PASW versi 18 Gambar 3. Pola Scatterplot Uji Heteroskedisitas
dapat
Tabel 4. Uji Heteroskedisitas Sumber: Output PASW versi 18
c2 hitung = n x R2 0,00
cara.
5. Uji Linieritas
Cara
Tabel 5. Uji Linieritas Sumber: Output PASW versi 18
pertama dengan melihat penyebaran titik-titik pada gambar scatterplot, apabila
Uji
titik-titik menyebar tidak membentuk pola
ini
digunakan
digunakan
apakah melihat apakah spesifikasi model
tertentu maka model regresi terbebas dari
yang digunakan sudah benar atau tidak 980
JESTT Vol. 2 No. 12 Desember 2015
(Ghozali, 2013:166). Salah satu uji linieritas
variabel CAR, NPF, FDR, dan OER dapat
yang
menjelaskan variabel ROA sebesar 17,5%,
dapat
digunanakan
adalah
uji
Lagrange Multiplier (LM).
sedangkan
sisanya
sebesar
82,5%
Berdasarkan tabel 5, c2 hitung lebih
dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar
kecil dari c2 tabel (c2 hitung < c2 tabel),
model. Pengujian hipotesis untuk uji F dan
sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa
uji t adalah sebagai berikut:
model yang benar adalah model linier.
1. p-value uji F sebesar 0,020 atau 2%
Analisis
Koefisien
Determinasi
dan menunjukkan bahwa p-value uji F
dan
lebih kecil dari a = 5%, sehingga
Pengujian Hipotesis Tabel
6
menampilkan
variabel CAR, NPF, FDR, dan OER
output
secara
program PASW versi 18.
simultan
berpengaruh
signifikan terhadap ROA dan Hipotesis 1 diterima. 2. p-value uji t untuk variabel CAR, NPF, dan FDR lebih besar dari a = 5% yakni masing-masing sebesar 38,1%, 33,9%, dan
27,6%,
sehingga
Hipotesis
2,
Hipotesis 3, dan Hipotesis 4 ditolak. Tabel 6. Output PASW versi 18 Variabel Koef. t Regresi Konstanta 3.684 2.173 CAR -.013 -.883 NPF .083 .964 FDR .011 1.099 OER -.031 2.751 0,175 Koef. Determinasi (R2) F 3,171 Signifikansi 0,020 Sumber: Output PASW versi 18 Berdasarkan dibentuk
tabel
persamaan
6
regresi
Kesimpulannya adalah CAR, NPF, dan FDR secara parsial berpengaruh tidak Sig.
signifikan terhadap ROA. Variabel OER memiliki p-value sebesar 0,8% dan
.034 .381 .339 .276 .008
lebih kecil dari a = 5%, sehingga OER berpengaruh signifikan terhadap ROA dan Hipotesis 5 diterima. Pembahasan Berdasarkan uji asumsi klasik yang dilakukan
dapat
disimpulkan
bahwa
seluruh uji asumsi klasik telah terpenuhi dan
terlihat
bahwa
nilai
R2
pada
dapat
penelitian ini sebesar 17,5%, sedangkan
linier
82,5% dipengaruhi oleh variabel lain diluar
berganda yakni:
model.
ROA = 3,684 - 0,013CAR + 0,083NPF +
berupa inflasi, LTA, NOM, dan PPAP.
0,011FDR - 0,031OER …………(4.1)
Adapun uji hipotesis dalam penelitian ini
Berdasarkan tabel 6 terlihat pula
dapat
disimpulkan
lain
tersebut
dapat
akan dijelaskan sebagai berikut:
bahwa R2 sebesar 0,175 atau 17,5%, sehingga
Variabel
1. Pengaruh CAR, NPF, FDR, dan OER
bahwa
Secara Simultan Terhadap ROA 981
JESTT Vol. 2 No. 12 Desember 2015
Uji simultan menyatakan bahwa
merupakan
murabahah
pembiayaan
CAR, NPF, FDR, dan OER secara simultan
yang
berpengaruh terhadap ROA dengan p-
sedangkan pembiayaan non-lancar lebih
value lebih kecil dari a (0,020 < 0,05). Hal
banyak terjadi pada pembiayaan modal
ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan
kerja
BPRS yang diukur dengan menggunakan
mudharabah.
variabel CAR, NPF, FDR, dan OER secara
menjelaskan bahwa bank syariah dalam
simultan berpengaruh signifikan terhadap
memenuhi kebutuhan modal kerja tidak
ROA. Hal ini menunjukkan bahwa setiap
dengan
BPRS harus menunjukkan kinerja yang baik
menjalin hubungan partnership dengan
dengan cara memperhatikan setiap rasio
bank syariah sebagai penyandang dana
keuangannya
(shahibul
untuk
mendapatkan
paling
banyak
yang
digunakan
menggunakan Antonio
meminjamkan
maal)
akad
(2001:161-162)
uang,
sedangkan
namun
nasabah
keuntungan yang optimal.
bertindak
2. Pengaruh CAR Terhadap ROA
(mudharib) dan skema ini lebih dikenal
Uji parsial menyatakan bahwa CAR
dana
dengan pembiayaan mudharabah (trust financing). Ismail (2011:141) menyatakan
terhadap ROA yang ditunjukkan dengan
pembiayaan murabahah kurang cocok
p-value yang lebih besar dari a (0,381 >
untuk pembiayaan modal kerja yang
0,05). CAR berpengaruh tidak signifikan
diberikan langsung dalam bentuk uang.
terhadap ROA dapat disebabkan oleh
Hasil penelitian ini mendukung penelitian
sikap
yang
yang dilakukan oleh Purbaningsih (2014)
menjaga agar tingkat CAR pada BPRS
menyatakan bahwa NPF berpengaruh
tetap sesuai dengan ketetapan Bank
tidak signifikan terhadap ROA.
Indonesia yaitu minimal 8% sehingga hal
4. Pengaruh FDR Terhadap ROA
dari
dapat
tidak
pengelola
signifikan
ini
berpengaruh
sebagai
manajemen
tidak
Uji parsial menyatakan bahwa FDR
modal
berpengaruh tidak signifikan terhadap
yang dimiliki. Hasil penelitian ini sesuai
ROA yang ditunjukkan dengan p-value
dengan penelitian yang dilakukan oleh
lebih besar dari a (0,276 > 0,05). FDR
Sabir,
menyatakan
berpengaruh tidak signifikan terhadap
bahwa CAR berpengaruh tidak signifikan
ROA dapat disebabkan oleh pembiayaan
terhadap ROA pada Bank Umum Syariah.
yang disalurkan oleh BPRS belum berjalan
3. Pengaruh NPF Terhadap ROA
secara
optimal
menyebabkan
BPRS
dalam
dkk
BPRS
memanfaatkan
(2012)
yang
Uji parsial menyatakan bahwa NPF
efektif dan
optimal, sehingga
menyebabkan pembiayaan non-lancar
berpengaruh tidak signifikan terhadap
meningkat
ROA yang ditunjukkan dengan p-value
pembiayaan yang disalurkan oleh BPRS.
yang lebih besar dari a (0,339 > 0,05). NPF
Hal
berpengaruh tidak signifikan terhadap
manajemen BPRS kurang menerapkan
ROA dapat disebabkan oleh pembiayaan
prinsip kehati-hatian dalam menilai calon 982
ini
seiring
dapat
terjadi
dengan
sebab
total
pihak
JESTT Vol. 2 No. 12 Desember 2015
nasabah pembiayaan. Hasil penelitian ini
terhadap
mendukung penelitian Purbaningsih (2014)
pada BPRS di Indonesia.
yang menyatakan FDR berpengaruh tidak
Return
Performing
5. Pengaruh OER Terhadap ROA
Financing
Uji parsial menyatakan bahwa OER
secara
(NPF),
dan
Ratio
(FDR)
bepengaruh
tidak
Financing to
Deposit
parsial
terhadap
ROA
signifikan terhadap Return on Assets
yang ditunjukkan dengan p-value
lebih
(ROA) pada BPRS di Indonesia.
kecil
dari
signifikan
(ROA)
Assets
2. Capital Adequacy Ratio (CAR), Non
signifikan terhadap ROA.
berpengaruh
on
a
berpengaruh
(0,008
<
signifikan
0,05).
OER
terhadap
ROA
3. Operational
Efficiency
secara parsial berpengaruh signifikan
dapat disebabkan oleh rata-rata OER
terhadap
selama
pada BPRS di Indonesia.
periode
pengamatan
(OER)
Ratio
sebesar
78,08% dan nilai rata-rata OER masih
Return
Saran
yang
on
(ROA)
Assets
dapat
diberikan
dibawah ketetapan nilai maksimal OER
berdasarkan penelitian ini adalah:
BPRS seperti yang tercantum dalam Surat
1. Bagi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
Edaran Bank Indonesia Nomor 9/29/DPbs
BPRS
tanggal 7 Desember 2007 yakni 87%.
keuangannya terlebih lagi rasio OER,
Dengan
sebab rasio OER merupakan satu-
nilai
rata-rata
yang
masih
terus
memantau
kinerja
dibawah ketentuan dari Bank Indonesia
satunya
maka dapat disimpulkan secara industri,
signifikan terhadap ROA, sehingga
BPRS sudah mencapai efisiensi operasi
BPRS diharapkan terus meningkatkan
yang baik dan stabil sehingga memiliki
efisiensi operasionalnya agar dapat
potensi yang tinggi dalam memperoleh
meningkatkan keuntungan. Pihak BPRS
keuntungan.
juga perlu memperhatikan rasio-rasio
Hasil
penelitian
ini
rasio
yang
berpengaruh
mendukung penelitian yang dilakukan
lainnya seperti CAR, NPF, dan FDR.
oleh Sukarno dan Syaichu (2006) yang
2. Bagi Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
menyatakan bahwa BOPO berpengaruh
OJK
signifikan terhadap ROA.
memantau
V. SIMPULAN
diseluruh Indonesia dan secara cepat
Berdasarkan
hasil
dan
selaku
regulator setiap
Diharapkan
1. Capital Adequacy Ratio (CAR), Non
menggunakan
Performing Financing (NPF), Financing
Operational secara
(FDR),
dan
Efficiency
Ratio
(OER)
simultan
BPRS
3. Bagi Penelitian Selanjutnya
diambil dari penelitian ini adalah:
Ratio
kinerja
yang dirasa tidak berjalan lancar
sebelumnya, maka simpulan yang dapat
Deposit
selalu
memberikan evaluasi kepada BPRS
pembahasan yang telah dikemukakan
to
harus
berbeda.
berpengaruh 983
meneliti variabel
dengan yang
JESTT Vol. 2 No. 12 Desember 2015
Jurnal Aplikasi Manajemen, (Online),
DAFTAR PUSTAKA Almilia,
Luciana
Spica
&
Winny
Vol.
11,
No.
1,
Herdiningtyas. 2005. Analisis Rasio
(www.jurnaljam.ub.ac.id, diakses 21
CAMEL Terhadap Prediksi Kondisi
September 2014)
Bermasalah
Pada
Lembaga
Ismail.
Perbankan Perioda 2000-2002. Jurnal
7,
No.
2,
Bank Syariah. Yogyakarta: Ekonisia Pratiwi, Dhian Dayinta. 2012. Pengaruh
m, diakses 21 September 2014)
CAR, BOPO, NPF, dan FDR Terhadap
Anshori, Muslich & Sri Iswati. 2009. Buku Metodologi Surabaya:
Kuantitatif.
Syariah.
Muhammad. 2004. Manajemen Dana
(www.spicaamalia.files.wordpress.co
Ajar
Perbankan
Jakarta: Kencana
Akuntansi dan Keuangan, (Online), Vol.
2011.
Return on Assets (ROA) Bank Umum
Penelitian
Syariah
Airlangga
Umum Syariah di Indonesia Tahun
University Press
(Studi
Skripsi
2005-2010).
Antonio, Muhammad Syafi’i. 2001. Bank
Ekonomika
Kasus
dan
pada
S-1
Bisnis
Bank
Fakultas Universitas
Syariah Dari Teori Ke Praktik. Jakarta:
Diponegoro,
Gema Insani
(www.eprints.undip.ac.id, diakses 17
Arifin,
Zainul.
2009.
September 2014)
Dasar-Dasar
Manajemen Bank Syariah. Jakarta:
Purbaningsih, Yoppy Palupi. 2014. The
Azkia Publisher
Effect of Liquidity Risk and Non
Dendawijaya, Manajemen
(Online),
Lukman. Perbankan.
2003.
Performing Financing (NPF) Ratio to
Jakarta:
Commercial Sharia Bank Profitability
Ghalia Indonesia
in
Departemen Agama RI. 2004. Mushaf
Indonesia.
International
Proceedings
of
Al-Qur’an dan Terjemahnya Revisi
Development
and
Tahun 2004. Jakarta: DEPAG RI
(Online),
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis
21
Semarang:
Update
PLS
Badan
of
12,
Republik Indonesia. Outlook Perbankan
Regresi. Penerbit
Syariah
2012,
2013.
(ekonomisyariah.info,
Gitman, Lawrence J & Chad J. Zutter. Principles
73,
6 November 2014)
Universitas Diponegoro
2012.
Vol.
Research,
(www.search.proquest.com, diakses
Multivariate dengan Program IBM SPSS
Economics
(Online), diakses
4
September 2014) -------------------------.
Managerial
Statistik
Perbankan
Finance. Thirteenth Edition. England:
Syariah, Januari 2009-Mei 2014. 2009-
Pearson Education
2014,
Hutagalung, Esther Novelina dkk. 2013.
(Online),
(www.ojk.go.id,
diakses 2 September 2014)
Analisis Rasio Keuangan Terhadap
-------------------------. Surat Edaran Bank
Kinerja Bank Umum di Indonesia.
Indonesia Nomor 9/29/DPbs Tahun 984
JESTT Vol. 2 No. 12 Desember 2015
2007
Tentang
Tingkat
Sistem
Penilaian
Kesehatan
Bank
Pengkreditan Prinsip
Rakyat
(www.bi.go.id,
21
Pengaruh CAMEL Terhadap Kinerja
21
Perusahaan Perbankan yang Go Dinamika
Public.
2008
Akuntansi,
Keuangan dan Perbankan, (Online),
Undang-Undang
Tahun
Kinerja.
Widati, Listyorini Wahyu. 2012. Analisis
September 2014)
Nomor
Manajemen
(Online),
diakses
--------------------------.
2011.
Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada
Berdasarkan
2007,
Syariah.
Wibowo.
Vol.
Tentang
1,
No.
2:
105-119,
Perbankan Syariah. 2008, (Online),
(download.portalgaruda.org,
(www.ojk.go.id,
diakses 26 September 2014
diakses
20
September 2014) Rivai, Veithzal dan Arifin. 2010. Islamic Banking Sebuah Teori, Konsep, dan Aplikasi. Jakarta: Bumi Aksara Sabir. M, Muh dkk. 2012. Pengaruh Rasio Kesehatan Bank Terhadap Kinerja Keuangan Bank Umu Syariah dan Bank
Konvensional
di
Indonesia.
Jurnal Analisis, (Online), Vol. 1, No. 1:79-86, (www.pasca .unhas.ac.id, diakses 21 September 2014) Sukarno, Kartika Wahyu & Muhamad Syaichu. 2006. Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi
Mempengaruhi Kinerja Bank Umum di
Indonesia.
Jurnal
Studi
Manajemen & Organisasi, (Online), Vol.
3,
No.
2,
(www.ejournal.undip.ac.id/index.ph p/smo, diakses 21 September 2014) Suryani.
2011.
Analisis
Pengaruh
Financing to Deposit Ratio (FDR) Terhadap
Profitabilitas
Perbankan
Syariah di Indonesia, (Online), Vol. 19,
No.
1:47-74,
(www.journal.walisongo.ac.id, diakses 13 Januari 2015)
985