JESTT Vol. 1 No. 10 Oktober 2014
PERILAKU KONSUMSI KOMUNITAS PENGAJIAN AL-IKHLAS RUNGKUT SURABAYA
Elsha Sophia Mahasiwa Program Studi S1 Ekonomi Islam – Fakultas Ekonomi dan Bisnis – Universitas Airlangga Email :
[email protected] Muhammad Nafik H.R. Departemen Ekonomi Syariah – Fakultas Ekonomi dan Bisnis – Universitas Airlangga Email :
[email protected]
ABSTRACT: The main purpose of these research is to get the information about recitation's affection on the consumption behavior of Al-Ikhlas Rungkut Surabaya recitation community. This research use qualitative case study explanatory method. Data collection was done by interviewing, observating, and documentating on the Al-Ikhlas Rungkut Surabaya recitation community. The result obtained is recitation activity have an impact on consumption behavior undertaken by the majority of Al-Ikhlas Rungkut Surabaya recitation community with giving more attention to the appropriate Islamic consumption behavior, namely: 1) Halal and thayyib, 2) Not improvident and extravagant, and 3) balancing the consumption in the world and afterlife. Some members can be said to be improvident and extravagant because of their excessive consumption of goods and use the goods not according to their function, and eventually became redundant. It happens because they can not control their desire really well, although it does not harm them. Then, the behavior of consumption in order to fulfill the dharuriyyat, hajiyyat, and tahsiniyyat for the sake of religion, life, intelligence, descent, and property's maintenance have also been able to reach and fulfilled in a good way even though it is not perfect. Keywords : consumption behavior, islamic consumption, maqashid sharia, recitation. I. PENDAHULUAN
laranganNya
baik
A. Latar Belakang Masalah
hubungannya
dengan
dalam
hal
Allah
dan
Allah
hubungannya dengan sesama manusia
yang diciptakan sebagai hamba dan
serta alam sekitar. Salah satu bentuk
khalifah. Tujuan utama manusia sebagai
ibadah
hamba Allah di dunia ini adalah untuk
menuntut ilmu. Suatu wujudan menuntut
beribadah
ilmu
Manusia
adalah
kepada
makhluk
Allah
SWT.
kepada
ialah
Allah
ialah
dengan
dengan
mempelajari,
Sebagaimana yang terkandung dalam Al-
mengetahui
qur’an surat Adh-Dhariyat ayat 56. Tujuan
semua hal yang telah diatur oleh Allah
kedua yaitu menjadikan manusia sebagai
dalam Al-Qur’an dan Hadits. Pendidikan
khalifah yang dijelaskan dalam surat Al-
memahami
non-formal
tentang
secara
konsepsional sifatnya sangat luas yang
Baqarah ayat 30. Kewajiban
dan
manusia
tidak terikat oleh waktu dan tempat serta
adalah
beribadah kepada Allah dengan cara
kurikulum
menjalankan
lainnya. Salah satu menuntut ilmu melalui
perintah
dan
menjauhi
691
atau
aturan-aturan
formal
JESTT Vol. 1 No. 10 Oktober 2014
pendidikan
non-formal
ialah
dengan
harta atau kekayaan (maal), dan intelek
adanya forum pengajian ibu-ibu yang
atau
tujuannya untuk meningkatkan kualitas
bahwa sesuai tuntutan wahyu “kebaikan
pendidikan
dunia ini dan akhirat (maslahat al-din wa
ibu-ibu,
mengembangkan
sekaligus
sifat-sifat
sosial
dan
Islam,
seorang
(aql).
Ia
menitik
beratkan
al-dunya) merupakan tujuan utamanya”.
sebagai lahan pembinaan aqidah Islam. Dalam
akal
Al-Qur’an mengingatkan manusia
Muslim
agar tidak hanyut dan tenggelam dalam
memiliki tiga macam kebutuhan menurut
kehidupan
ghazali
yaitu,
hedonistic. Bukan berarti Islam melarang
yang
manusia
demi
Allah SWT telah memberikan segalanya
(Sukadi,
kebutuhan
2011
:
27-28)
Al-Dharuriyyah
merupakan
kebutuhan
dasar
yang
dan
materialistic
menikmati
kehidupan
dunia.
terjaganya kehidupan manusia. Kedua,
kepada
Al-Hajiyyah yaitu kebutuhan kesenangan
mengingatkan kita agar tidak berbuat
atau kenyamanan dan penyempurnaan
boros
dari kebutuhan Al-Dharuriyyah. Terakhir
dalam israf adalah watak manusia yang
yaitu
terus ingin menukar dan mengganti alat
At-Tahsiniyyah
kebutuhan
akan
yang
merupakan
kemewahan
penyempurnaan
dari
dan
Allah
SWT juga
berlebih-lebihan.
Termasuk
serta
yang dikonsumsi, padahal fungsi dan
kebutuhan
kualitas barang yang lama masih bagus
sekunder.
(Hidayat, 2010:236). Terutama di kalangan
Manusia dalam
kita, namun
melakukan
rangka
untuk
kebutuhannya.
konsumsi
kaum hawa atau ibu-ibu yang berperan
memenuhi
Menurut
sebagai
Hidayat
rumah
pengendali tangga
(2010:230), tujuan konsumsi dalam Islam
berperilaku
adalah
berbelanja
untuk
mewujudkan
maslahah
dan
keuangan berpotensi
konsumtif segala
dalam besar
dalam
hal
kebutuhan
rumah
duniawi dan ukhrawi. Maslahah duniawi
tangga
ialah
dasar
Mereka cenderung sulit membedakan
minuman,
yang mana kebutuhan dan yang mana
terpenuhinya
manusia pakaian,
seperti
kebutuhan
makanan,
perumahan,
kesehatan.
dan
kebutuhan
pribadinya.
keinginan.
Kemaslahatan akhirat ialah terlaksananya
Oleh karena itu adanya sebuah
kewajiban agama seperti shalat dan haji.
komunitas pengajian diharapkan mampu
Artinya makan dan minum agar bisa
memberi
beribadah kepada Allah SWT.
pembelajaran tentang ilmu-ilmu agama
Menurut
Al-Ghazali
(Karim,
arahan
yang
baik
melalui
Islam sebagai penguat aqidah termasuk
2007:62), kesejahteraan (maslahah) dari
dalam
suatu
berperilaku konsumsi yang baik agar tidak
masyarakat
tergantung
kepada
bagaimana
cara
pengamalan
pencarian dan pemeliharaan lima tujuan
menjadi
dasar: agama (al-dien), hidup atau jiwa
berlebih-lebihan yang dilarang oleh Allah.
(nafs), keluarga atau keturunan (nasl),
692
seseorang
yang
boros
dan
JESTT Vol. 1 No. 10 Oktober 2014
Maka dari itu penulis tertarik untuk
antara satu dengan yang lain (QS al-
melakukan penelitian guna mengetahui
Hujurat: 13).
bagaimana perilaku konsumsi anggota komunitas
pengajian
Al-Ikhlas
B. Fungsi Manusia
cabang
manusia
Rungkut Surabaya.
fungsional
adalah
dan
makhluk
bertanggungjawab.
Artinya manusia berfungsi terhadap diri
B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian
pribadinya,
berfungsi
terhadap
ini adalah bagaimana dampak pengajian
masyarakat,
berfungsi
terhadap
pada
lingkungan, dan berfungsi terhadap Allah
perilaku
konsumsi
di
komunitas
pengajian Al-Ikhlas Rungkut Surabaya?
Sang
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui
pada
perilaku
Manusia.
(Q.S.
Al-
Mukminun:115).
C. Tujuan Penelitian
untuk
Pencipta
dampak
konsumsi
di
C. Manusia dan Pendidikan
pengajian
Menurut Langgulung dalam Hasan
komunitas
(2010:111)
pengajian Al-Ikhlas Rungkut Surabaya.
manusia
pada
hakikatnya
diciptakan untuk mengembang tugastugas pengabdian kepada Penciptanya. Agar
II. LANDASAN TEORI
tugas
yang
dimaksud
dilaksanakan dengan baik, maka Sang
A. Hakikat Penciptaan Manusia
Pencipta telah menganugrahkan kepada
Menurut Achmadi (2005: 61-63)
manusia seperangkat potensi yang dapat
tujuan utama manusia sebagai hamba
ditumbuhkembangkan. Potensi yang siap
Allah di dunia ini adalah untuk beribadah
pakai
kepada Allah SWT. Sebagaimana yang
tersebut
dianugrahkan
mungkin
Dzariyaat ayat 56 :
berkembang
melalui
bimbingan
sejalan
dengan
secara
dan
Penciptanya.
manusia
D. Pendidikan Agama Islam
mereka
mengabdi kepada-Ku”
optimal
arahan
petunjuk
“Dan aku tidak menciptakan jin dan supaya
dalam
bentuk kemampuan dasar, yang hanya
terkandung dalam Al-qur’an surat Adh-
melainkan
dapat
Menurut
Sang
Mustofa
Amin
dikutip
Ramayulis
Tujuan kedua, adalah manusia diciptakan
sebagaimana
sebagai wakil Tuhan (khalifah) di muka
(1998:25) bahwa tujuan pendidikan Islam
bumi seperti dalam surat Al-Baqarah ayat
adalah mempersiapkan seseorang bagi
30. Tujuan ketiga, manusia diciptakan
amalan
dunia
untuk membentuk masyarakat manusia
Fayad
dikutip
yang
menyatakan
saling
menghormati
kenal-mengenal, dan
tolong
hormat
yang
yang
dan
akhirat.
Ramayulis
bahwa
Abdullah (1998:26)
pendidikan
Islam
mengarah pada dua tujuan: (1) Persiapan
menolong
untuk hidup akhirat; dan (2) Membentuk
693
JESTT Vol. 1 No. 10 Oktober 2014
perorangan dengan ilmu pengetahuan dan
keterampilan
untuk
G. Kebutuhan dan Keinginan
menunjang
Adapun
menurut
Al-Syathibi,
kesuksesannya hidup di dunia.
kebutuhan
E. Komunitas
jenjang (Muflih, 2006:67), yaitu:
Durkheim dalam
menjelaskan
membahas
bahwa
manusia
terdiri
dari
tiga
a. Kebutuhan Dharuriyat (Primer).
komunitas,
Kebutuhan dharuriyat merupakan satu
diperkenalkan 2 konsep penting yakni
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
kesadaran kolektif dan solidaritas sosial.
Jika terabaikan maka akan merusak
Kesadaran
tatanan
kehidupan
manusia.
Kebutuhan
dharuriyat
merupakan
kolektif
dijabarkan
berdasarkan katanya. Kesadaran atau adalah
conscience
suara
hati
yang
dasar
asasi
untuk
terjaminnya
mengingatkan bahwa seseorang terlibat
kelangsungan hidup manusia. Lingkup
secara kolektif dan menentukan apa yang
kebutuhan
baik dan yang buruk, sedangkan koletif
macam, yaitu hal-hal yang berkaitan
menunjuk kepada pengertian kelompok
dengan pemeliharaan agama, jiwa,
yang luas seperti keluarga, kelompok
akal, keturunan dan harta.
studi, kerukuran, kelompok musik dan
b. Kebutuhan Hajjiyat (Sekunder)
dharuriyat
ini
ada
lima
sebagainya. Sehingga, kesadaran kolektif
Kebutuhan hajjiyat dimaksudkan untuk
adalah adanya perasaan dalam suatu
melengkapi
komunitas tertentu yangn juga membuat
Kebutuhan hajjiyat dapat terpenuhi
individu-individu didalamnya merasakan
bila
adanya
terpenuhi.
kewajiban
moral
untuk
melaksanakan tuntutan yang diberikan
dapat
atau
dari
merupakan
kesenangan
hidup.
Kebutuhan ini dapat dipenuhi bila dharuriyat dan hajjiyat dapat terpenuhi
belajar agama Islam yang berlangsung
dengan baik.
dalam kehidupan masyarakat yang di
Pada hakikatnya adalah berupaya untuk
bimbing atau diberikan oleh seorang guru
memelihara
ngaji (da’i) terhadap beberapa orang.
guna
Kegiatan tersebut diselenggarakan dalam tertentu,
(Tersier)
tahsaniyat
pelengkap
adalah penyelenggaraan atau kegiatan
tempat
dharuriyat
Tahsiniyat
Kebutuhan
Handayani (2009:20-27) pengajian
dan
dharuriyat.
Kamaliyat (Pelengkap)
F. Pengajian
waktu
kebutuhan
c. Kebutuhan
oleh komunitas tersebut.
kebutuhan
kelima
maqashid
mendapatkan
syariah
gambaran
koprehensif tentang tujuan syariah.
dengan
Keinginan
tujuan agar orang-orang yang mengikuti
merupakan
kebutuhan
yang dapat dipenuhi selain kebutuhan
dapat mengerti memahami dan keudian
utama. Keinginan berasal dari hawa nafsu
mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam
manusia yang menuntut untuk dipenuhi
dalam kehidupannya.
dan sifatnya tak terbatas.
694
JESTT Vol. 1 No. 10 Oktober 2014
harus bersifat baik untuk kehidupam
H. Konsumsi Konsumsi
merupakan
kegiatan
manusia misalnya adalah baik untuk
manusia dalam mencukupi kebutuhan
kesehatan tubuh.
maupun keinginan terhadap barang dan jasa.
Chaney
(2003:54)
2. Tidak boros dan Berlebih-lebihan
berpendapat
Islam memerintahkan tidak boleh
konsumsi adalah seluruh tipe aktifitas sosial
berlebih-lebihan
yang
setiap
orang
lakukan
sehingga
dapat
dan
perbuatan
boros
dalam
termasuk
dalam
dipakai untuk mencirikan dan mengenal
mengkonsumsi rezeki yang diberikan
mereka, selain (sebagai tambahan) apa
oleh Allah. Allah mengingatkan umat
yang
manusia
mungkin
mereka
lakukan
untuk
hidup.
untuk
tidak
boros
dan
berlebih-lebihan sesuai dengan firman Allah dalam surat Al-An’aam ayat 141.
I. Konsumsi dalam Islam
3. Keseimbangan Konsumsi
Hidayat (2010:234) berpendapat
Keseimbangan
tentang beberapa prinsip konsumsi Islam
merupakan alokasi pendapatan yang
antara lain adalah:
harus memperhatkan konsumsi dalam
1. Halal dan thayyib
kegiatan sosial seperti zakat, infaq,
manusia harus dapat adil dalam berkonsumsi,
selain
makanan
maupun
yang
pendapatan
mnurut hukum Islam. Makanan yang
karena
mengkonsumsi
Infaq,
dengan
makanan
utama
baik dan cocok untuk dimakan harus
kebersihan
karena
erupakan sebagian
ditulis
sebagai
Y
: Pendapatan
ZIS
: Zakat, Infaq, Shadaqah
C
: Konsumsi
S
: Tabungan
Menurut Supranto dan Limakrisna
dikonsumsi
(2007:4) perilaku konsumen merupakan
halal
dan
tindakan yang langsung terlibat dalam
thayyib, maksudnya selain makanan
mendapatkan, menggunakan (memakai,
tersebut bersifat halal, makanan juga
mengkonsumsi)
adalah
makanan
boleh
dapat
J. Perilaku Konsumsi
akan membuat tubuh menjadi sehat. yang
ditabung
(Nafik 2009:27)
dari
iman dan makanan yang bersih juga
Sehingga
Dan
Y = C + ZIS + S
Mannan (1997:45) yaitu makanan harus
bermanfaat
untuk
berikut:
umat
juga harus thayyib seperti pendapat
dan
Shadaqah).
matematis
manusia. Makanan selain halal halal
bersih
digunakan
(Nafik, 2009:27). Persamaan secara
haram,
pastilah dia teman setan. Dan setan musuh
(Hidayat
memenuhi konsumsi (C), ZIS (Zakat,
halal akan berdampak pada keimanan seseorang,
shadaqah
2010:239). Dalam Ekonomi Islam setiap
halal juga menjauhi hal yang dilarang
merupakan
konsumsi
yang
695
dan
menghabiskan
JESTT Vol. 1 No. 10 Oktober 2014
produk (barang dan jasa) termasuk proses
diimbangi
yang mendahului dan mengikuti tindakan
mewujudkan kebaikan dan kemakmuran
ini.
bersama.
K. Perilaku
Konsumsi
dalam
dengan
Menurut
Perspektif
kewajiban
Hidayat
untuk
(2010:136-140)
Cara memanfaatkan harta ada 3, yaitu:
Islam Perilaku Konsumsi dalam perspektif Islam
mengajarkan
tentang
1. Tidak boros dan tidak kikir.
cara
berkonsumsi dengan benar sesuai ajaran Al-Qur’an
maupun
hadits
sehingga
mampu memberikan petunjuk yang jelas tentang konsumsi, agar perilaku konsumsi
“Dan
manusia
menjadi
terarah
keluarga
2010:229),
Manusia
dalam
(Hidayat
berikanlah yang
kepada
dekat
keluarga-
akan
haknya,
melakukan
kepada orang miskin dan orang yang
pemenuhan kebutuhan hidupnya dan
dalam perjalanan dan janganlah kamu
adakalanya
menghambur-hamburkan
perilaku
konsumsi
juga
(hartamu)
merupakan kebiasaan dalam pemenuhan
secara boros. Sesungguhnya pemboros-
keinginan seseorang . Perilaku konsumsi
pemboros itu adalah saudara-saudara
yang
akan
syaitan dan syaitan itu adalah sangat
menjamin kehidupan manusia yang adil
ingkar kepada Tuhannya.” (QS. Al-Israa’:
dan sejahtera dunia dan akhirat.
26-27).
seseuai
dengan
Islam
Menurut Muflih, (2006:16), konsumsi
2. Harus hati-hati dan bijaksana, serta
seorang konsumen Muslim tidak hanya
menggunakan
untuk materi saja, tetapi juga berbentuk
akal
sehat
dalam
memanfaatkan harta.
zakat dan sedekah. Untuk sedekah saja
3. Disalurkan
disebutkan sebanyak 62 kali dalam Al-
melalui
instrumen
yang
diatur dalam Islam seperti sedekah,
Qur’an, yang pertanda sangat penting
infaq, hibah, kurban, zakat, dan wakaf.
dalam Islam karena pengeluaran konsumsi
ini akan memperkuat sendi-sendi sosial
masyarakat. L. Pemanfaatan Harta
“Berangkatlah
Manusia sebagai khalifah di muka
Keadaan
kamu
merasa
baik
ringan
dalam maupun
bumi diberikan hak oleh Allah atas segala
berat, dan berjihadlah kamu dengan
benda yang ada di sekitarnya, namun
harta dan dirimu di jalan Allah. yang
bukan
secara
demikian itu adalah lebih baik bagimu,
untuk
jika kamu mengetahui.” (QS. At-Taubah
mutlak,
hak
untuk
memilikinya
melainkan
hak
mengelolanya dan mengambil manfaat
: 41).
dalam batas-batas tertentu. Pemberian
Semua yang bernyawa pasti mati.
hak oleh Allah atas benda tersebut harus
Kita tidak tahu kapankan kita akan mati.
696
JESTT Vol. 1 No. 10 Oktober 2014
Kematian bisa saja setiap saat menjemput
Keterangan :
kita. Untuk itu 1/3 harta yang kita miliki
Diteliti
apabila kita sedekahkan bisa sebagai
Tidak diteliti
bekal kita untuk dikahirat sedangkan 1/3 harta
yang
lain
untuk
GAMBAR 2.1 KERANGKA BERFIKIR
memenuhi
kebutuhan kita dan 1/3 harta yang lain III. METODE PENELITIAN
untuk bekal kita bahwa kita perlu untuk
A. Pendekatan Penelitian
melanjutkan hidup (investasi) sedangkan
Penelitian
1/3 harta yang kita sedekahkan tidak
menggunakan
pendekatan kualitatif. Menurut Yin (2002:2)
akan hilang, habis bahkan oleh Allah SWT
pendekatan kualitatif adalah pendekatan
akan dibalas berlipat ganda mulai 10 kali
dengan menggunakan data yang berupa
lipat bahkan sampai 700 kali lipat.
kalimat M. Proposisi
tertulis
atau
lisan,
peristiwa-
peristiwa, pengetahuan atau proyek studi
Pemahaman konsumsi
ini
Islam
berdampak
pada
tentang
yang bersifat deskriptif.
perilaku
Strategi yang digunakan dalam
anggota komunitas pengajian Al-Ikhlas
penelitian ini adalah studi kasus. Menurut
cabang Rungkut Surabaya.
Yin
(2009:1),
studi
kasus
merupakan
strategi yang lebih cocok bila pokok
N. Kerangka Berpikir
pertanyaan suatu penelitian berkenaan
Al-Qur’an & Hadits
dengan hanya Perilaku Konsumsi
how atau why, bila peneliti memiliki
sedikit
peluang
untuk
mengontrol peristiwa-peristiwa yang akan diselidiki dan bilamana fokus penelitiannya terletak
pada
fenomena
kontemporer
(masa kini) di dalam konteks kehidupan Ekonomi Non Islam
Ekonomi Islam
Dunia
Akhirat
nyata. B. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian yang dimaksud adalah dalam rangka untuk menjawab rumusan masalah
Dharuriyyat Hajiyyat Tahsiniyyat
yaitu,
“Bagaimana
perilaku
konsumsi anggota komunitas pengajian Al-Ikhlas Rungkut Surabaya?”. Rumusan
Maqashid Syari’ah
masalah tersebut menjadi acuan dalam Agama Jiwa Akal (Din) (Nafs) (‘Aql)
Keturunan Harta (Maal (Nasl) )
penelitian ini. Ruang lingkup penelitian terbatas memfokuskan pada anggota aktif
komunitas
Rungkut
697
Surabaya
pengajian yang
Al-Ikhlas
masih
rutin
JESTT Vol. 1 No. 10 Oktober 2014
mengikuti
pengajian
dan
mencari
E. Teknik Analisis Data
jawaban bagaimana perilaku konsumsi
Teknik analisis penelitian ini adalah
yang dijalaninya.
pendekatan analisis kualitatif deskriptif. Analisis tersebut bertujuan menganalisis
C. Jenis dan Sumber Data
data
Jenis data yang digunakan dalam
observasi
lapangan.
Data
dibuat.
dan primer
IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Pemenuhan
merupakan data utama yang berasal dari hasil
wawancara
mendalam
dan
Hajiyyat,
dan
Kebutuhan
Pemeliharaan
tersebut dikumpulkan dengan metode
Keturunan dan Harta
dimana
metode
ini
Dari
Dharuriyyat, dalam
Tahsiniyyat
observasi langsung di lapangan. Data
wawancara
membuat
membuktikan proposisi teoritis yang telah
adalah data yang diperoleh langsung dari wawancara
dengan
(deskripsi) kasus yang bersangkutan dan
dan sekunder (penunjuang). Data primer
melalui
kasus
penjelasan (naratif) dan menggambarkan
penelitian ini adalah data primer (utama)
sumbernya
studi
Agama,
hasil
Jiwa,
Akal,
wawancara
dapat
memungkinkan peneliti bertatap muka
diketahui bahwa para anggota komunitas
langsung
dengan
pengajian
menggali
informasi
mendalam
informan
untuk
dengan
lebih
sehingga
dipertanggung
keseluruhan,
dapat
jawabkan
validitas
oleh
analisis
anggota
dari
penelitian
pengajian
dalam memilih
Alasan teknik
pengambilan orang
mulai
dari
dharuriyyat,
Dapat
Al-Ikhlas
pembahasan
telah
terpenuhinya hajiyyat,
dan
penelitian
purposive, informan
atau
individu
dijabarkan kali
ini,
dalam
bahwa
para
anggota komunitas pengajian yang diteliti secara
purposive untuk menentukan informan
menggunakan
besar
jiwa, akal, keturunan dan harta.
ini
dalam penelitian ini menggunakan teknik
penelitian.
secara
tahsiyyat dalam pemeliharaan agama,
Rungkut Surabaya. Penentuan informan
dari
sebagian
peneliti
kebutuhan
D. Unit Analisis
adalah
diteliti
memenuhi kebutuhan yang dicontohkan
datanya.
Unit
yang
keseluruhan
telah
memenuhi
kebutuhan yang dicontohkan oleh peneliti
ini
mulai
yakni
dari
terpenuhinya
kebutuhan
dharuriyyat, hajiyyat, dan tahsiyyat dalam
peneliti
pemeliharaan
yang
agama,
jiwa,
akal,
keturunan dan harta. Hanya saja di tingkat
dianggap paling tahu tentang apa yang
dharuriyyat 7 (tujuh) anggota yang belum
diharapkan mengenai topik yang diteliti,
melaksanakan ibadah haji sebagai bentuk
dalam hal ini yakni anggota pengajian Al-
pemeliharaan
Ikhlas Rungkut Surabaya.
agama
dikarenakan
keterbatasan biaya dan juga karena suatu kondisi tertentu dan juga dalam
698
JESTT Vol. 1 No. 10 Oktober 2014
pemeliharaan
akal, 2
(dua) anggota
diketahui bahwa 35% informan memiliki
pernah mengkonsumsi minuman alkohol
tingkat
dikarenakan tuntutan pendidikan serta
kepada ajaran agama tentang konsumsi
keinginananya
mencoba.
islami yang sedang. Hal ini dikarenakan
hajiyyat,
masih adanya informan yang masih belum
untuk
Pemeliharaan belum
harta
tingkat
sepenuhnya
dipenuhi
oleh
pengamalan
atau
ketaatan
bisa berhemat atau dapat dikatakan
anggota yaitu menghindarkan diri dari
boros
transaksi ribawi yang dilarang oleh Islam
mengkonsumsi barang-barang yang pada
seperti menabung di bank konvensional
akhirnya mubadzir atau tidak terpakai.
dan melakukan kredit atau hutang yang
Sedangkan 65% informan lainnya memiliki
menggunakan bunga, namun hanya 1
tingkat pengamalan konsumsi Islami yang
(satu)
tinggi
anggota
yang
dengan
tidak
layanan
keuangan
pernah
tingkat tahsiniyyat juga
belum
menjalankannya menggunakan
konvensional.
dikarenakan
serta
masih
dapat
Di
mengontrol hawa nafsu mereka untuk memenuhi
keinginan.
Namun,
dari
yang
keseluruhan informan masih banyak yang
berkenaan dengan etika dalam Islam
belum dapat menghindarkan diri dari
bagi seorang muslimah agar menutup
transaksi ribawi dengan menggunakan
auratnya. Kemudian dalam pemeliharaan
layanan
akal
melakukan kredit atau akad yang tidak
juga
sebagian
hijab
berlebih-lebihan
mengontrol pengeluaran mereka dengan
4 (empat) anggota
mengenakan
dan
besar
anggota
pengajian belum menghindarkan diri dari
C. Perilaku
menonton acara infotaiment atau gosip di
yang
pengetahuan
yang
pengamalan
ajaran
hasil
pengamalan keaktifan
B. Pengamalan Konsumsi Islami
akhlak
Konsumsi
Dari
telah melaksanakannya.
memiliki
baik
manusia dan
baik,
Berdasarkan
analisis
konsumsi
informan
tingkat
berdasarkan
dalam
mengikuti
kegiatan pengajian di pengajian Al-Ikhlas
ilmu
Rungkut
peranan
agama
dan
Keaktifan
televisi, kecuali 3 (tiga) anggota yang
menjadikan
konvensional
sesuai dengan syariah Islam.
hal yang tidak berfaedah seperti gemar
Untuk
perbankan
bahwa
Islam
terdapat
Surabaya, dari 6
15
didapatkan
informan
(enam)
hasil
yang
informan
aktif
dengan
merupakan salah satu hal yang tidak
tingkat pengamalan konsumsi Islami yang
dapat
sedang
diabaikan
dan
menjadi
suatu
dan
9
(sembilan)
informan
prioritas karena wajib hukumnya bagi
dengan tingkat pengamalan konsumsi
seorang muslim untuk mengamalkan suatu
Islami yang tinggi. Sedangkan dari 5 (lima)
perintah yang telah ia ketahui.
informan yang tidak aktif dalam kegiatan
Dari pengamalan
hasil
analisis
konsumsi
Islami,
tingkat
pengajian di Al-ikhlas Rungkut Surabaya, 1
dapat
(satu)
699
informan
memiliki
tingkat
JESTT Vol. 1 No. 10 Oktober 2014
pengamalan konsumsi islami yang sedang
berdasarkan pengalaman yang mereka
dan 4 (empat) informan memiliki tingkat
jalani selama ini. Hanya delapan orang
pengamalan konsumsi islami yang tinggi.
yang dapat menjelaskan secara spesifik
Hal ini dikarenakan kemungkinan para
dan paling mendekati tentang konsumsi
anggota pengajian yang terkategorikan
sesuai
tidak aktif mendapatkan ilmu agama di
terkategorikan memiliki pemahaman yang
luar pengajian Al-Ikhlas seperti mengikuti
tinggi. Sementara tidak ada informan
kegiatan pengajian lain yang berasal dari
yang
media dan juga ceramah keagamaan
rendah
sehingga ilmu agama Islam pun tetap
pernah mereka dapatkan di pengajian.
dapat mereka dapatkan. Dapat keaktifan
bahwa
dalam
terkategorikan
benar
dan
berpemahaman
dikarenakan
sebanyak
mengikuti
4
beberapa
materi
Islam
pengamalan
pengamalan
Islami
(empat)
informan
yang
memiliki tingkat pemahaman konsumsi
kegiatan pengajian berdampak pada konsumsi
yang
Hasil analisis dapat dilihat bahwa
disimpulkan
informan
Islam
yang
yang
sedang,
memiliki
konsumsi
tingkat
Islamnya
yang
dijalaninya. Hal itu dikarenakan dengan
sedang pula. Sama halnya dengan 5
mereka
(lima)
aktif
mengikuti
kegiatan
informan
yang
memiliki
tingkat
pengajian, maka pengetahuan mereka
pemahaman konsumsi Islam yang tinggi,
akan agama Islam akan bertambah,
memiliki tingkat pengamalan konsumsi
sehingga akan mempengaruhi perilaku
Islami yang juga timggi. Namun hasil
mereka
terbanyak
dalam
mengamalkan
ajaran-
dari
20
informan
yaitu
8
ajaran agama Islam termasuk dalam hal
(delapan) informan yang memiliki tingkat
konsumsi sesuai Islam
pemahaman konsumsi Islam yang sedang,
D. Perilaku
Konsumsi
ternyata
Berdasarkan
hasil
wawancara
tingkat
pengamalan
konsumsi Islam yang tinggi. Begitu pula
Pemahaman Tentang Konsumsi Islami Dari
memiliki
dapat
sebaliknya, terdapat 3 (tiga) informan
diketahui bahwa masih banyak anggota
yang
pengajian yang belum terlalu mengetahui
konsumsi
secara utuh tentang bagaimana konsumsi
memiliki tingkat pengamalan konsumsi
yang baik sesuai Islam. 12 dari 20 informan
Islam yang sedang. Dari hasil diatas dapat
masih
memiliki
disimpulkan bahwa tingkat pemahaman
tentang
tentang konsumsi Islam seseorang dapat
Secara
keseluruhan
berdampak pada tingkat pengamalan
mengetahui
tentang
terkategorikan
pemahaman konsumsi
yang
Islami.
informan
sedang
memiliki Islam
konsumsi dikarenakan
namun tidak mengetahui secara spesifik
berdasarkan
dan
memiliki
Sebagian
besar
dari
informan hanya mengetahui hal tersebut
yang
Islami
bagaimana cara berkonsumsi yang baik,
lengkap.
tingkat
hasil
tinggi,
orang yang
sebagian
tingkat
pemahaman ternyata
tersebut di
besar
dapat informan
pengamalan
perilaku konsumsi Islam yang tinggi.
700
atau
JESTT Vol. 1 No. 10 Oktober 2014
Hal ini juga menandakan bahwa adanya
perubahan
perilaku
itu untuk umat Islam khususnya untuk
konsumsi
komunitas
pengajian
para informan ke arah yang lebih baik
mempelajari
dengan
mereka
yang
tentang
sedang
agama
Islam.
mengikuti
kegiatan
Perilaku konsumsi yang sesuai Islam sudah
terlalu
banyak
diatur oleh Allah dalam Al-Qur’an dan Al-
secara
Hadits bertujuan untuk meluruskan hidup
pengajian.
Tidak
perubahan
perilaku
konsumsi
spesifik dari apa yang telah didapat
manusia
informan
kegiatan
kenikmatan dunia. Ada batasan-batasan
pengajian dikarenakan sebagian besar
konsumsi yang harus dijalani oleh manusia
prinsip konsumsi Islami telah dijalankan
agar
informan
keburukan
dengan
sejak
mengikuti
dahulu.
Hal-hal
yang
agar
tidak
dapat
terlena
menjaga
atau
dosa
dengan
dirinya karena
dari harta.
menjadi perubahan pada hidup mereka
Tanggung jawab yang wajib umat muslim
dengan
jalankan
mengkuti
kegiatan
pengajian
adalah
ia
harus
adaah lebih pada perubahan spiritual
mengamalkannya ketika ia mengetahui
mereka dalam hal beribadah dan juga
apa yang diperintahkan dan dilarang oleh
semakin dekat kepada Allah SWT. Hanya
Allah.
sebagian
kecil
yang
mengalami
Hasil
penelitian
menunjukkan
perubahan dalam berperilaku konsumsi
bahwa kegiatan pengajian berdampak
Islami
pada perilaku konsumsi yang dijalani oleh
seperti
mulai
berpindah
dari
layanan keuangan konvensional menjadi
sebagian
besar
layanan keuangan syariah, dan juga ulai
pengajian
Al-Ikhlas
dapat
dengan
mengontrol
keinginan
mereka
lebih
anggota
komunitas
Rungkut
Surabaya
memperhatikan
dan
dalam berbelanja baang-barang yang
mengedepankan konsumsi sesuai Islam,
kurang bermanfaat.
yaitu: 1) Halal dan thayyib, 2) Tidak boros dan berlebih-lebihan, dan 3) Seimbang
E. Perilaku Konsumsi Komunitas Pengajian
antara konsumsi dunia dan akhirat. Seluruh
Al-Ikhlas Rungkut Surabaya Berbicara konsumsi
mengenai
komunitas
anggota
perilaku
pengajian,
memperhatikan
dan
umumnya. Mereka akan beranggapan
bagaimana hidupnya
kehalalan
proses
pengolahannya
serta
memperhatikan label halal dari setiap
dijalani hanya
yang mereka konsumsi. Tidak lupa mereka
seputar pemenuhan kebutuhan sehari-hari dan
setiap
makanan yang mereka makan dari zat
perilaku konsumsi setiap manusia pada
saja
mengetahui
mengkonsumsi suatu makanan dengan
penting dan terkesan biasa saja seperti
yang
telah
tentang hukum halal-haramnya dalam
bagi
sebagian orang mungkin hal ini terlalu
bahwa konsumsi
pengajian
selalu
akan
mengkonsumsi
thayyib
bahagia dengan tercukupinya semua hal
atau
menyehatkan
yang diinginkannya. Tapi tidak semudah
kesehatan
701
baik demi
tubuh.
makanan yaitu
yang yang
terpeliharanya
Kemudian,
dalam
JESTT Vol. 1 No. 10 Oktober 2014
prinsip untuk tidak boros dan berlebih-
V. SIMPULAN
lebihan,
anggota
1. Kegiatan pengajian berdampak pada
sesuai
perilaku konsumsi yang dijalani oleh
dengan kebutuhan dan memprioritaskan
sebagian besar anggota komunitas
terlebih
pengajian Al-Ikhlas Rungkut Surabaya
hampir
mengkonsumsi
seluruh
suatu
dahulu
barang
kebutuhan
daripada
keinginannya, namun beberapa anggota
dengan
dapat dikatakan boros dan berlebih-
mengedepankan konsumsi sesuai Islam,
lebihan
mengkonsumsi
yaitu: 1) Halal dan thayyib, 2) Tidak
barang yang berlebih serta tidak sesuai
boros dan berlebih-lebihan, dan 3)
disebabkan
yang
Seimbang antara konsumsi dunia dan
baik
akhirat. Namun beberapa anggota
menimbulkan
dapat dikatakan boros dan berlebih-
dikarenakan
belum
keinginan
dapat
meskipun
mereka
terkontrol
itu
dengan
tidaklah
lebih
memperhatikan
kemudharatan baginya. Beberapa dari
lebihan
mereka
juga
barang yang berlebih serta tidak sesuai
barang
bermerek
memilih
untuk
mahal
membeli
dikarenakan
dan
dengan
dikarenakan
mengkonsumsi
fungsinya
hingga
pada
kualitas serta fungsi yang menurut mereka
akhirnya menjadi mubadzir dan sia-sia,
itu penting. Keseimbangan konsumsi dunia
hal itu disebabkan keinginan mereka
dan akhirat juga telah dijalankan dengan
yang belum dapat terkontrol dengan
baik
baik
oleh
dengan
seluruh
anggota
tidak
lupa
pengajian
serta
masih
itu
2. Perilaku konsumsi komunitas pengajian
dapat
Al-Ikhlas
Rungkut
Surabaya
mengalokasikan sebagian harta mereka
pemenuhan
kebutuhan
untuk
simpanan
tahsiniyyat
dan
keperluan
terpeliharanya
di
apabila
tabung suatu
sebagai
saat
ada
keturunan
mendadak. Kemudian,
para
tidaklah
menimbulkan kemudharatan baginya.
mengeluarkan
kewajibannya dalam berzakat, infaq, dan shadaqah
meskipun
dharuriyyat, demi
hajiyyat
agama,
dan
dalam
jiwa,
harta
telah
akal, dapat
dijangkau dan terpenuhi dengan baik
anggota
meskipun tidak secara sempurna.
komunitas pengajian yang diteliti secara menunjukkan
3. Keaktifan anggota pengajian Al-Ikhlas
perilaku konsumsi sesuai dengan syari’at
dalam mengikuti kegiatan pengajian
Islam
berdampak pada perilaku konsumsi
keseluruhan
juga
dengan
telah
memenuhi
kebutuhan
dharuriyyat, hajiyyat, dan tahsiyyat dalam
Islami
pemeliharaan keturunan
dan
yang
dijalaninya.
jiwa,
akal,
dikarenakan
harta
dengan
baik
mengikuti kegiatan pengajian, maka pengetahuan
mereka
itu
agama,
meskipun tidak secara sempurna.
dengan
Hal
anggota
aktif
pengajian
akan agama Islam akan bertambah, sehingga akan mempengaruhi perilaku mereka dalam mengamalkan ajaran-
702
JESTT Vol. 1 No. 10 Oktober 2014
ajaran agama Islam termasuk dalam
Mannan,
hal konsumsi sesuai Islam. 4. Tingkat
pemahaman
konsumsi
Abdul.
1996.
Financing Development in Islam. komunitas
Jeddah : IRTI.
pengajian Al-Ikhlas Rungkut Surabaya tentang
Mohammad
Islam
Muflih,
berdampak
Muhammad.
2006.
Perliaku
Konsumen dalam Perspektif Ilmu
pada tingkat pengamalan konsumsi
Ekonomi Islam.
yang sesuai dengan Islam dikarenakan
Grafindo Persada.
sebagian besar anggota pengajian
Jakarta:
PT.
Nafik, Muhammad. 2009. Ekonomi ZISWAQ.
memiliki tingkat pemahaman konsumsi
Surabaya: IFDI.
Islam yang tinggi.
Ramayulis. 1994. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia. Sukadi, Hananda Dwi. 2011. Pemahaman
DAFTAR PUSTAKA Achmadi. 2005. Ideologi Pendidikan Islam.
Perilaku
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Syariah
Sugiyono.
Terjemahan. Bandung: Diponegoro
Tangga
Klaten. Islam
Yogyakarta. Negeri
Sunan
Kab.
Pemasaran
Economic
to
(Pengantar
Kualitatif,
dan
R&D.
untuk
Memenangkan Persaingan Bisnis.
(Online).
Edisi
2010. The
Pendekatan
Kalijaga
Pertama.
Wacana Media.
13 November 2013, jam 23.00).
Introduction
Penelitian
Perilaku Konsumen dan Strategi
http://digilib.uin-suka.ac.id (diakses
Mohammad.
Metode
Supranto, J. dan Nandan Limakrisna. 2007.
Universitas
Yogyakarta.
Hidayat,
Airlangga.
Bandung: Alfabeta.
Mengikuti
Karanganom
2011.
Kuantitatif,
Pengajian Muslimat NU di Ranting Kec.
Airlangga.
Universitas
Pendidikan:
Handayani, Endang Sih. 2009. Motivasi Ibu-
Troso
Sumber
(Skripsi Tidak Diterbitkan).
Departemen Agama RI. 2011. Al-Qur'an
Rumah
Universitas
Surabaya:
Komprehensif.
Yogyakarta. Jalasutra.
ibu
Islam
Daya Insani Departemen Ekonomi
Chaney, David. 2003. Lifestyles: Sebuah Pengantar
Konsumsi
An Sharia
Ekonomi
Syariah). Jakarta : Zikrul. Karim, Adiwarman A. 2007. Ekonomi Mikro Islami. Jakarta: PT Raja Grafindo. Langgulung, Hasan. 1986. Manusia dan Pendidikan. Jakarta: Al Husna.
703
Jakarta:
Mitra