JESTT Vol. 1 No. 10 Oktober 2014
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MAHASISWA S1 EKONOMI ISLAM FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS AIRLANGGA TIDAK TERMOTIVASI MENJADI KARYAWAN ORGANISASI PENGELOLA ZAKAT
Haryo Januar Azhari Mahasiswa Program Studi S1 Ekonomi Islam – Fakultas Ekonomi dan Bisnis – Universitas Airlangga Email:
[email protected] Meri Indri Hapsari Departemen Ekonomi Islam – Fakultas Ekonomi dan Bisnis – Universitas Airlangga Email:
[email protected] ABSTRACT: This research aims to determine the factors that influence Students of Islamic Economics FEB UNAIR not motivated being a Zakat Organization’s employee. This research used quantitative methods through exploratory factor analysis. Characteristic of the population in this research are Students of Islamic Economics FEB UNAIR class 2010-2011 who following the active class. The number of samples at the time of pre eliminary test by conducting an interview written as many as 10 informants, and main test required 90 respondents. The sampling technique used is probability sampling. Sampling was done using simple random sampling. Based on the results of study indicate that there are four factors that influence Students of Islamic Economics FEB UNAIR. The four factors as a result of reduction of processing factor analysis. These four factors named by factor of the recognition, support by circles, Zakat Organization’s image, and informations about Zakat Organization. Advice for the are improves giving more informations about Zakat Organization’s needed employees. For academic side, can more improves more study about zakat management. Factor that formed in this study can also be made henceforth research materials to influence another variable, namely interest to work at Sharia Bank. Keywords :
motivation, Zakat, factor analysis, Organization’s image.
I. PENDAHULUAN
lembaga
A. Latar Belakang Masalah
(2012) menyebutkan bahwa terdapat 3
Meningkatnya popularitas ekonomi Islam
ditandai
pendirian
dengan
Pratikto
Asuransi Jiwa Syariah, 17 Asuransi Jiwa
maraknya
yang mempunyai cabang syariah, 20 Asuransi Kerugian Syariah, 3 Reasuransi
lembaga
Syariah, 52 Reksadana Syariah, dan 15
perbankan maupun lembaga keuangan
perusahaan pembiayaan syariah. Jumlah
non bank. Data dari Bank Indonesia
Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) sendiri
menyebutkan bahwa hingga akhir 2013,
juga
untuk sektor perbankan sudah terdapat 11
Hafidhuddin menyatakan bahwa sampai
Bank Umum Syariah (BUS), 23 Unit Usaha
tahun 2010, jumlah OPZ tercatat sebanyak
Syariah (UUS), dan 160 Bank Perkreditan
33 Badan Amil Zakat (BAZ) provinsi, 429
Rakyat Syariah (BPRS). Sedangkan untuk
BAZ di tingkat kabupaten/kota, dan 4711
Islam
baik
keuangan
lainnya,
yang
berbasis
lembaga
keuangan
berupa
674
mengalami
banyak
kemajuan.
JESTT Vol. 1 No. 10 Oktober 2014
BAZ di tingkat kecamatan. Sedangkan
termotivasi menjadi karyawan Organisasi
Lembaga
Pengelola Zakat.
Amil
Zakat
(LAZ)
yang
dikukuhkan di tingkat pusat sebanyak 18
B. Rumusan Masalah
buah (Khaerany, 2013). Tingginya keuangan
Perumusan
pertumbuhan
Islam
tentu
masalah
dalam
industri
penelitian ini adalah faktor apa saja yang
membutuhkan
mempengaruhi mahasiswa S1 Ekonomi
sumber daya insani yang berkualitas dan
Islam
mumpuni dalam bidang ekonomi Islam.
Universitas
Suroso Imam Zadjuli, Guru Besar Fakultas
menjadi karyawan Organisasi Pengelola
Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga,
Zakat (OPZ)?
mengatakan bahwa sampai tahun 2030,
C. Tujuan Penelitian
Fakultas
masih diperlukan sumber daya insani untuk
Ekonomi
Airlangga
dan
tidak
Bisnis
termotivasi
Tujuan dari penelitian ini adalah
industri ekonomi Islam sebanyak 184.800
untuk
orang
mempengaruhi mahasiswa S1 Program
(diakses
dari
mengetahui
faktor
yang
www.facebook.com/notes/ib-islamic-
Studi Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan
banking, pada 8 Mei 2014).
Bisnis
Namun
berdasarkan
observasi
termotivasi
penulis, motivasi mahasiswa ekonomi Islam
Zakat
(OPZ)
masih
di
Rivai (2009:17) menjelaskan bahwa ini
dibuktikan
dari
hasil
sumber daya insani adalah seseorang yang siap, mau dan mampu memberi
mahasiswa FEB UNAIR terkait pemilihan
sumbangan terhadap usaha pencapaian
karir setelah lulus. Wawancara tersebut
tujuan organisasi. Selain itu sumber daya
menghasilkan bahwa tidak ada satupun ekonomi
Islam
insani
yang
unsur
peneliti memilih mahasiswa Ekonomi Islam subjek
mahasiswa
ekonomi
mahasiswa
yang
penelitian Islam
lainnya,
mesin
karena
dan
melalui
merupakan
memiliki
merupakan
salah
satu
unsur
masukan (input) yang bersama dengan
termotivasi menjadi karyawan OPZ. Alasan
sebagai
karyawan
A. Sumber Daya Insani
wawancara peneliti terhadap 10 orang
mahasiswa
menjadi
tidak
II. LANDASAN TEORI
sangat
rendah. Hal
Airlangga
Organisasi Pengelola Zakat.
FEB UNAIR untuk berkarir di Organisasi Pengelola
Universitas
seperti:
modal,
bahan,
metode/teknologi
diubah
proses
manajemen
menjadi
keluaran (output) berupa barang atau
cukup
jasa
pengetahuan mengenai peranan penting
dalam
usaha
mencapai
tujuan
perusahaan.
OPZ dalam mengelola zakat. Berdasarkan B. Motivasi
latar belakang ini penulis terdorong untuk
Suatu
mengetahui faktor yang mempengaruhi
dorongan
yang
menjadi
pangkal seseorang melakukan sesuatu
mahasiswa ekonomi Islam FEB UNAIR tidak
atau bekerja. Seseorang yang sangat
675
JESTT Vol. 1 No. 10 Oktober 2014
termotivasi,
yaitu
orang
yang
b) Pengakuan,
untuk
mendapat
melaksanakan upaya substansial, guna
perhatian dari orang atau pihak lain,
menunjang
misalnya teman, atasan, dan instansi.
tujuan-tujuan
produksi
kesatuan kerjanya, dan organisasi dimana ia
bekerja.
Seseorang
yang
c) Pekerjaan yang dilakukan, meliputi
tidak
cara-cara
termotivasi, hanya memberikan upaya
sehari-hari
minimum
dalam
hal
bekerja.
Konsep
dilaksanakan
motivasi,
merupakan
sebuah
konsep
pekerjaan.
penting studi tentang kinerja individual. Dengan
demikian
motivasi
melaksanakan atau
tugas
untuk
yang
menyelesaikan
d) Tanggung jawab, berkaitan dengan
berarti
wewenang
pemberian motif, penimbulan motif atau
dan
tanggung
jawab
terhadap pekerjaan.
hal yang menimbulkan dorongan atau
Sedangkan
keadaan yang menimbulkan dorongan
sebagai berikut:
(Elqomi, 2008 dalam Noor, 2012).
a) Administrasi
faktor ekstrinsiknya
terhadap
adalah
kebijakan,
meliputi kebijaksanaan organisasi dan
C. Motivasi Kerja Herzberg
pekerjaan
dalam
pelaksaan kebijaksanaan yang telah
Pramandhika
ditetapkan.
(2011) menyebutkan ada dua faktor yang
b) Supervisi,
membuat orang merasa puas atau tidak
berkaitan
dengan
yaitu faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor
pengawasan yang diterima seseorang
intrinsik berhubungan dengan perasaan
dalam
positif terhadap pekerjaan dan berasal
termasuk kemampuan atasan dalam
dari pekerjaan itu sendiri. Faktor ekstrinsik
melaksanakan pengawasan.
melaksanakan
c) Gaji/imbalan, meliputi semua imbalan
berhubungan dengan perasaan negatif terhadap pekerjaan dan berhubungan
yang
dengan
melaksanakan pekerjaan
lingkungan
dimana
tugasnya
pekerjan
diterima
seseorang
dalam
tersebut dilakukan. Hal ini diperkuat oleh
d) Hubungan antar karyawan, meliputi
pendapat Hersey dan Blanchard bahwa
keterbukaan atasan dan dorongan-
faktor-faktor
lingkungan
dorongan yang diberikan atasan.
memelihara
faktor-faktor
berperan
e) Kondisi
motivasi
fasilitas
Faktor-faktor instrinsik meliputi: berhubungan
keberhasilan pekerjaan,
merasakan
memecahkan
atau
kondisi
fisik
f)
melihat
tersedia
untuk
Status, meliputi kondisi status dan posisi seseorang.
masalah,
pendapat
yang
melaksanakan pekerjaan.
dengan
menyelesaikan
mempertahankan
meliputi
tempat kerja, jumlah pekerjaan atau
(pekerjaan itu sendiri).
a) Prestasi,
kerja,
D. Motivasi Islam
dan
Ibnu Khaldun dalam (Noor, 2012)
hasil
menyatakan
pekerjaan.
bahwa
Islam
mempertimbangkan sebuah hierarki atau
676
JESTT Vol. 1 No. 10 Oktober 2014
tingkatan
hati
seseorang,
bukan
kebutuhan
yang
menentukan
sebuah
perilaku.
Tingkatan
tersebutlah
yang
hati
akan
spiritualitas yang tinggi dan memahami hakekat
manusia.
manusia
kesenangan,
menentukan
keselamatan
Kenyamanan,
keamanan, dapat
dan
tercapai
melalui
apakah sebuah kebutuhan terpuaskan
sebuah komitmen bahwa apapu yang
yang pada akhirnya akan memotivasi
dilakukan adalah karena Allah SWT.
seseorang.
E. Motivasi Kerja Islam
Selanjutnya
Ibnu
Khaldun
menyatakan bahwa ada tiga bagian
Islam menempatkan kerja pada
tingkatan hati yaitu Ammara, Lawama,
tempat yang sangat mulia dan luhur yaitu
dan Mutmainna.
digolongkan pada fi sabilillah atau orang
Bagian pertama dari tingkatan hati
yang berjuang di jalan Allah. Semangat
adalah Ammara (the prone to evil psyche)
kerja yang dilandasi oleh semangat fi
yang mana akan mengarahkan pada
sabilillah
perbuatan jahat. Pada level ini, hati ingin
kompetitif. Sikap kompetitif ini mendorong
dan
dan
untuk meraih prestasi yang cemerlang.
menghindari kebaikan. Bagian kedua dari
Dengan sikap ini, gairah untuk bekerja
tingkatan hati manusia adalah Lawama
akan terus meningkat karena dia tidak
(self reproaching psyche), yang mana
akan menyerah pada kelemahan atau
sadar
pengertian nasib dalam artian sebagai
siap
melakukan
akan
kejahatan,
kejahatan
menahan
hal
ini
menumbuhkan
tersebut, dan memohon ampun kepada
seorang fatalis (Kholis, 2004).
Allah SWT. Seseorang dengan hati ini
F. Organisasi Pengelola Zakat
mampu menyalahkan diri sendiri atas
Organisasi
dalam
sikap
Kamus
Besar
perilaku yang telah dibuat, dan berjanji
Bahasa
tidak
kesatuan yang terdiri atas bagian-bagian
akan
mengulangi
perbuatan
Indonesia
tersebut. Hati dalam tingkatan ini ada
(orang
diantara dua dimensi yaitu kebaikan dan
perkumpulan
kejahatan.
Pada
Undang-Undang
seseorang
dapat
tingkatan berubah
ini ke
hati
tingkat
dan
diartikan
sebagai
sebagainya) untuk No.
tujuan 23
dalam tertentu.
tahun
2011
menyebutkan bahwa pengelolaan zakat
Ammara, atau berubah menjadi lebih
adalah
baik ke tingkatan Mutmainna. Tingkatan
pelaksanaan,
terakhir dari hati adalah Mutmainna (the
dalam pengumpulan, pendistribusian, dan
righteous psyche), adalah level tertinggi
pendayagunaan zakat.
dari hati. Hati yang telah mencapai kedamaian
dan
kepuasan
dimana
seseorang pada level ini terjamin penuh dan
mampu
kesenangan. tingkatan
menguasai Seorang
hati
ini
diri
Muslim
akan
dari dalam
mempunyai
677
kegiatan dan
perencanaan, pengoordinasian
JESTT Vol. 1 No. 10 Oktober 2014
termotivasinya mahasiswa ekonomi Islam menjadi karyawan Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) sebagai berikut: 1. Profesi sebagai karyawan OPZ kurang bergengsi
(X1)
adalah
mahasiswa
beranggapan bahwa profesi sebagai karyawan OPZ tidak bergengsi untuk menjadi pilihan saat berkarir. 2. Tidak
punya
informasi
tentang
lapangan kerja yang ditawarkan OPZ (X2) Gambar 1
mempunyai
Model Analisis
tentang
ini
pemahaman
kondisi kantor Organisasi Pengelola
(2009:89-90)
Zakat yang kurang baik dan nyaman
riset
sehingga
eksploratif
mengenai
besar pada seorang amil zakat dalam
penelitian analisis
terikat.
dirumuskan
18
Pada
mengumpulkan dan mengelola dana
yang
faktor
zakat.
tidak
penelitian
indikator
5. Beberapa
yang
pengelolaan
akan
shadaqah
6. OPZ
C. Definisi Operasional Indikator
indikator-indikator
infaq,
adalah
dan
mahasiswa
terbuka ilmu
terhadap pengelolaan
tidak
menawarkan
tantangan
untuk mengembangkan potensi yang
penggalian
penyebab
terbuka
zakat.
Zakat.
wawancara
(X5)
perkembangan
menjadi karyawan Organisasi Pengelola
melalui
zakat,
kurang
termotivasinya mahasiswa ekonomi Islam
data
kurang
menganggap bahwa beberapa OPZ
Variabel yang akan diteliti adalah tidak
proses
OPZ
terhadap perkembangan ilmu tentang
ini
direduksi menjadi faktor atau variabel.
Berdasarkan
tertarik
adalah tanggung jawab kerja yang
diidentifikasikan variabel bebas maupun variabel
tidak
4. Tanggung jawab kerja yang besar (X4)
masalah
B. Identifikasi Variabel
menggunakan
mahasiswa
untuk bekerja dalam kondisi tersebut.
yang dihadapi peneliti.
Dalam
yang
eksploratori
bertujuan untuk mendapatkan gambaran dan
kerja
jelas
Zakat yang kurang baik (X3) adalah
(eksploratif).Malhotra bahwa
lapangan
yang
menggunakan
kuantitatif
mengatakan
informasi
tidak
3. Kondisi kantor Organisasi Pengelola
A. Pendekatan Penelitian
pendekatan
mahasiswa
ditawarkan OPZ
III. METODE PENELITIAN
Penelitian
adalah
dimiliki (X6) adalah mahasiswa merasa
diperoleh
pekerjaan
tidak
di
Organisasi
Pengelola
Zakat tidak menawarkan tantangan
678
JESTT Vol. 1 No. 10 Oktober 2014
bagi
pegawainya
mengembangkan
untuk
potensi
13. Tidak
yang
dimilikinya. 7. Kurang populer dibandingkan dengan
mengetahui
metode
pengumpulan
zakat
pengetahuan
mahasiswa
metode
(X12)
pengumpulan
adalah tentang
zakat
yang
profesi lain di bidang ekonomi Islam
masih
(X7) adalah mahasiswa tidak tertarik
mahasiswa tidak termotivasi bekerja di
untuk bekerja di Organisasi Pengelola
Organisasi Pengelola Zakat.
Zakat karena menganggap bahwa
terbatas
menyebabkan
14. Organisasi Pengelola Zakat adalah
profesi karyawan OPZ masih kurang
organisasi
populer dibandingkan dengan profesi
mahasiswa yang tidak tertarik bekerja
lain di bidang ekonomi Islam.
di Organisasi Pengelola Zakat yang
8. Ada anggapan bahwa gaji seorang
nirlaba
(X13)
adalah
merupakan Organisasi non-profit atau
amil yang tidak tetap (X8) adalah
nirlaba.
mahasiswa menganggap bahwa gaji
15. Gaji lebih sedikit dari profesi di institusi
seorang amil yang tidak tetap karena
lain (X15) adalah mahasiswa merasa
harus menyesuaikan dengan jumlah
gaji yang ditawarkan oleh OPZ lebih
dana
zakat
Organisasi
yang
diterima
oleh
sedikit jika dibandingkan dengan gaji
Zakat
yang
yang ditawarkan oleh institusi lain
Pengelola
terkait.
(BUMN, perbankan).
9. Tidak punya informasi tentang jenjang
16. Kurangnya dukungan orang tua (X16)
karir (X9) adalah mahasiswa tidak
adalah
mempunyai informasi tentang jenjang
sebagai
karir yang ditawarkan OPZ.
mendapat dukungan orang tua.
10. Tidak memahami fiqh zakat (X10) adalah
mahasiswa
tidak
anggapan karyawan
bahwa
profesi
OPZ
kurang
17. Tidak sesuai dengan latar belakang
tertarik
lingkungan
(X17)
adalah
adanya
terhadap profesi sebagai amil zakat
ketidaksesuaian
karena tidak memahami fiqh zakat.
lingkungan (keluarga, teman, dan lain-
11. Fasilitas kantor Organisasi Pengelola
lain)
Zakat (X14) adalah mahasiswa merasa
latar
terhadap
profesi
belakang
sebagai
karyawan Organisasi Pengelola Zakat.
tidak nyaman dengan fasilitas kantor
18. Kurang
mendapat
pengakuan
di
yang ada di Organisasi Pengelola
masyarakat (X18) adalah mahasiswa
Zakat.
menganggap
12. Image beberapa karyawan OPZ yang
karyawan
OPZ
bahwa kurang
profesi mendapat
idealis (X11) adalah mahasiswa tidak
pengakuan sebagai pekerjaan tetap
nyaman untuk bekerja di Organisasi
di masyarakat.
Pengelola beberapa
Zakat
karena
karyawan
image
Indikator-indikator
Organisasi
tersebut
kemudian akan diteliti lebih lanjut dengan
Pengelola Zakat yang idealis.
679
JESTT Vol. 1 No. 10 Oktober 2014
cara menyebarkan kuesioner atau angket
dan Iswati, 2009:102). Sedangkan dalam
kepada
penentuan
responden
selanjutnya
terpilih,
jawaban
para
yang
responden
sampel
metode
simple
menggunakan
random
sampling,
akan diolah dengan menggunakan skala
dikatakan
Likert yang terdiri dari, Sangat Setuju (skor
pengambilan
4), Setuju (skor 3), Tidak Setuju (skor 2),
populasi dilakukan secara acak tanpa
Sangat Tidak Setuju (1).
memperhatikan strata yang ada dalam
penelitian Program
ini
populasi
adalah
mahasiswa
berjumlah
313
analisis
sampai orang.
2011
Mahasiswa
variabel
eksploratori
yang
untuk
mengurangi
meringkas
terikat
semua
dan
saling
Hubungan
antara
satu indikator dengan indikator yang lain akan diuji untuk diidentifikasikan dimensi atau faktornya (Malhotra, 1996 dalam
sendiri dalam memilih karir. dalam
Ujianto dan Abdurrachman, 2004).
analisis
Model analisis faktor secara umum:
faktor paling sedikit harus empat atau lima jumlah
dan
berketergantungan.
mahasiswa sudah mempunyai persepsi
dari
digunakan
(mereduksi)
S1
beranggapan bahwa pada angkatan ini,
sampel
faktor
yang
yang
2010 sampai 2011 dipilih karena penulis
kali
dari
merupakan suatu teknik statistik multivariat
Program Studi Ekonomi Islam angkatan
Jumlah
sampel
Teknik analisis data menggunakan
S1
Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga 2010
anggota
karena
F. Teknik Analisis
dalam
Studi Ekonomi Islam Fakultas
angkatan
(sederhana)
populasi itu (Sugiyono, 2010:118).
D. Populasi Sampel Karakteristik
simple
variabel
Xi = Ai1F1 + Ai2F2 + Ai3F3 + .. + AimFm +
(Malhotra,
ViUi
2010:291). Dalam penelitian ini didapatkan
Dimana:
18 indikator, dikali dengan 5 maka akan didapat sebanyak 90 responden. Sampel penelitian ini yaitu mahasiswa ekonomi
Xi
= standarisasi indikator ke-1
Aij
=standarisasi koefisien regresi berganda indikator 1 pada faktor
Islam Universitas Airlangga. Hal tersebut
biasa j
sudah memenuhi jumlah sampel yang dianjurkan yaitu 50 sampai 100 sampel (Santoso, 2010:58).
F2
= faktor biasa
Vi
= standarisasi koefisien regresi dari indikator 1 pada unik i
E. Metode Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel yang
Ui
= faktor unik untuk indikator 1
m
= banyaknya faktor biasa
digunakan adalah probability sampling
Faktor-faktor yang unik tidak saling
yaitu teknik pengambilan sampel yang
berkorelasi dan tidak berkorelasi dengan
memberikan peluang yang sama bagi
faktor
setiap unsur (anggota) populasi untuk
dapat
dipilih menjadi anggota sampel (Anshori
680
biasa.Faktor-faktor dinyatakan
biasa
sebagai
sendiri
kombinasi
JESTT Vol. 1 No. 10 Oktober 2014
linear
dari
indikator
yang
diamati.
Barlett’s test of sphericity, yaitu
Persamaannya sebagai berikut:
yang
digunakan
menjadi indikator suatu indikator atau
Dimana :
faktor.Analisis
Fi
= estimasi faktor ke-i
Wi1
= bobot atau koefisiensi skor faktor
K
= banyaknya indikator
ini
mengetahui
indikator
(colinearity) ternyata
Kriteria valid adalah bila korelasi r > apabila
korelasi
antara
dinyatakan
valid
(Sugiyono,2010:126).
Suatu
skala
pengukuran
valid
apabila
melakukan dilakukan
tersebut
disebut apa
dan
yang
seharusnya
apa
diukur
(2003:133)
alat
terbukti
sampling indeks
adalah
angka
membandingkan
antara
koefisien
menunjukkan indikator
ukur
instrument
bahwa
tidak
dapat
antar
menjelaskan
Kaiser-Meyer Olkin (KMO) Measure of
indikator
Sampling Adequancy Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequancy
penelitian
Barlett’s Test of Sphrecity
Sumber:
Pada penelitian ini analisis faktor
Hasil
0,705
Approx. ChiSquare Df
479,793
Sig.
0,000
H. Analisis Data
bertujuan
korelasi
Tabel 1.
melalui program SPSS release 17.
digunakan
observasi
sesuai untuk diterapkan.
dilakukan dengan instrumen komputer
yang
korelasi
indikator lain dan analisis faktor tidak
dianggap sudah cukup reliabel bilamana Pengujian
of
Apabila nilai KMO kecil (kurang dari 0,5)
atau stabil, dapat diandalkan dan dapat
α≥0,6.
yang
(KMO) measure
adequancy,
dipercaya apabila alat ukur itu mantap
Keseluruhan
indikator
dengan besarnya koefisien korelasi parsial.
yang
mempunyai reliabilitas tinggi atau dapat
diramalkan.
tidak
populasi.Apabila
ada
Olkin
untuk
besarnya
(Kuncoro,
adalah
dalam
Keiser-Meyer
2003:151).Sedangkan reliabilitas menurut Nazir
yang
tersebut tidak perlu dianalisis.Sedangkan
seharusnya
mengukur
untuk
berkorelasi maka salah satu dari indikator
butir
dengan skor total <0,3 maka butir dalam instrument
bermaksud
berkolerasi satu dengan yang lainnya
G. Uji Validitas dan Reliabilitas
Jadi
menguji
interdependensi antara butir-butir yang
Fi = Wi1X1 + Wi2X2 + Wi3X3 + … + WikXik
0.
untuk
penelitian,
153 2014
(data
diolah)
untuk baru
Nilai KMO ini menunjukkan bahwa
yang membentuk suatu faktor.Model atau
0,705 > 0,5, yang berarti bahwa korelasi
teknik
antar
mengeksplorasi
analisis
indikator-indikator
faktor,
menggunakan
indikator
dapat
menjelaskan
Principal Component Analysis (PCA).Hasil
indikator lain dan analisis faktor sesuai
perhitungan menurut Maholtra (1996:646)
untuk dijadikan alat analisis.
terdapat beberapa kunci statistic.
Correlation
matrix,
yaitu
matrik
korelasi yang merupakan hasil korelasi
681
JESTT Vol. 1 No. 10 Oktober 2014
antar butir yang menunjukkan koefisien
indikator
korelasi (r) antara butir satu dengan butir
menunjukkan
yang lainnya, yang dapat atau tidak
kesembilan berkorelasi erat dengan faktor
dapat dimasukkan dalam analisis. Berikut
yang akan terbentuk. Sedangkan nilai
adalah rangkuman hasil nilai anti image
korelasi terendah 0,403 pada indikator ke-
correlation dapat dilihat sebagai berikut:
11
Indika tor
ke-9
yang
dengan nilai
berarti
nilai
0,741. Ini
korelasi
indikator
indikator
tersebut
Tabel 2.
berkorelasi paling rendah dengan faktor
Nilai Korelasi Anti Image
yang akan terbentuk dan mempunyai nilai
Anti imag e X1 0,776 X2 0,623 X3 0,697 X4 0,662 X5 0,511 X6 0,679 X7 0,826 X8 0,792 X9 0,617 Sumber: Hasil
hasi l
Indika tor
diuji X10 diuji X11 diuji X12 diuji X13 diuji X14 diuji X15 diuji X16 diuji X17 diuji X18 penelitian,
kurang dari 0,5.
Anti hasil imag e 0,714 diuji 0,708 diuji 0,691 diuji 0,759 diuji 0,529 diuji 0,790 diuji 0,720 diuji 0,674 diuji 0,728 diuji 2014 (data
Faktor
yang
mempunyai
eigenvalue satu, yang dimasukkan dalam model, sedangkan yang nilainya kurang dari satu merupakan faktor yang tidak dimasukkan
dalam
model.
Apabila
eigenvalue lebih besar dari satu maka semakin
representatif
faktor
tersebut
mewakili indikator. Tabel 4.
diolah)
Nilai Eigenvalue dan %Variance Explained Communality, yaitu jumlah varians yang diberikan tiap-tiap butir dalam butir lain. Koefisien communality 50%, maka harus dipertimbangkan besarnya muatan faktor. Tabel 3. Nilai Communalities Indikato r X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 Sumber:
Sumber:
Extractio Indikato Extractio n r n 0,493 X10 0,522 0,588 X11 0,574 0,515 X12 0,647 0,673 X13 0,559 0,626 X14 0,711 0,550 X15 0,511 0,542 X16 0,733 0,403 X17 0,739 0,741 X18 0,640 Hasil penelitian, 2014 (data
Hasil
penelitian,
2014
(data
diolah) Percentage of variance, yaitu total dari varians explained atribut-atribut dari masing-masing faktor sebesar 61,371%. Nilai ini lebih dari 50% sehingga faktor yang terbentuk dari proses analisis faktor dapat diterima. Dari faktor matrix ini dapat dilihat pengaruh dari indikator terhadap faktor.
diolah)
Hasil
Hasil perhitungan pada Tabel 4.9
perhitungan
komponen
matriks dapat dilihat pada Tabel 5 yang
menunjukkan nilai korelasi tertinggi pada
682
JESTT Vol. 1 No. 10 Oktober 2014
menunjukkan
ada
lima
faktor
yang
2) Faktor kedua yang mempunyai nilai
terbentuk. Dalam komponen matriks yang
lebih dari 0,5 pada indikator X10, X13, X16,
dapat
X17.
diinterprestasikan
apabila
mempunyai nilai loading faktor lebih dari
3) Faktor ketiga yang mempunyai nilai
0,5.
lebih dari 0,5 pada indikator X3, X11, X12. Tabel 5.
4) Faktor keempat yang mempunyai nilai
Hasil Perhitungan Komponen Matriks
lebih dari 0,5 pada indikator X2, X6, X9. 5) Faktor kelima yang mempunyai nilai lebih dari 0,5 pada indikator X4, X5, X14. Tabel 6. Hasil Perhitungan Rotasi Faktor
Sumber:
Hasil
penelitian,
2014
(data
pertama
yang
diolah) Pada
faktor
mempunyai nilai lebih dari 0,5 yaitu X1, X6, X7, X8, X11, X13, X15, X16, X17, X18. Faktor kedua Sumber: Hasil penelitian, 2014 (diolah)
yang mempunyai loading faktor lebih dari 0,5 yaitu X4 dan X14. Faktor ketiga yang
Faktor pertama yang mempunyai
mempunyai nilai loading faktor lebih dari
nilai lebih dari 0,5 pada indikator X1, X7, X15,
0,5
yang
X18. Nilai loading faktor tertinggi terletak
mempunyai nilai loading faktor lebih dari
pada indikator ke-18 (X18) dengan nilai
0,5 yaitu X10.
loading 0,775. Indikator tersebut mengenai
yaitu
Hasil
X2 .
Faktor
rotasi
faktor
profesi karyawan OPZ kurang mendapat
faktor
yang
pengakuan di masyarakat. Berdasarkan
terbentuk. Dalam rotasi faktor yang dapat
indikator tersebut, maka faktor ini disebut
diinterpretasikan
atau dinamai dengan faktor pengakuan.
menunjukkan
perhitungan
kelima
ada
lima
adalah
apabila
mempunyai nilai loading faktor lebih dari
Faktor
kedua
mempunyai
nilai
0,5.
lebih dari 0,5 pada indikator X10, X13, X16,
1) Faktor pertama yang mempunyai nilai
dan X17. Nilai loading tertinggi terletak
lebih dari 0,5 pada indikator X1, X7, X15,
pada indikator ke-16 (X16) dengan nilai
X18.
loading 0,691. Indikator tersebut mengenai kurangnya dukungan orang tua untuk
683
JESTT Vol. 1 No. 10 Oktober 2014
menjadi
karyawan
OPZ.
Berdasarkan
sebagai
faktor
yang
mempengaruhi
indikator tersebut maka faktor ini disebut
mahasiswa
atau dinamai dengan faktor dukungan
Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga
dari lingkungan.
adalah
Faktor ketiga mempunyai nilai lebih
S1 Ekonomi Islam
faktor
yang
Fakultas
terbentuk
dan
memenuhi syarat reliabel, yaitu faktor
dari 0,5 pada indikator X3, X11, dan X12. Nilai
pengakuan,
loading tertinggi terletak pada indikator
lingkungan,
ke-12 (X12) dengan nilai loading 0,756.
Pengelola
Indikator
informasi tentang Organisasi Pengelola
tersebut
mengenai
image
karyawan beberapa OPZ yang idealis. Berdasarkan
indikator
tersebut
faktor
dukungan
faktor Zakat
citra (OPZ),
dari
Organisasi dan
faktor
Zakat (OPZ).
maka
Tabel 7.
faktor ini disebut atau dinamai dengan
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Konfirmasi Hasil Analisis Faktor
faktor citra Organisasi Pengelola Zakat. Faktor keempat mempunyai nilai lebih dari 0,5 pada indikator X2, X6, dan X9. Nilai
loading
tertinggi
terletak
pada
indikator ke-9 (X9) dengan nilai loading 0,839. Indikator tersebut adalah mengenai tidak
mempunyai
informasi
tentang
jenjang karir di OPZ. Berdasarkan indikator tersebut maka faktor ini disebut atau dinamai dengan faktor informasi tentang Organisasi Pengelola Zakat. Faktor
kelima
mempunyai
nilai
Sumber:
lebih dari 0,5 pada X4, X5, dan X14. Nilai
Alasan
ke-4 (X4) dengan nilai loading 0,806. tersebut
adalah
faktor
tersebut
menunjukkan konsistensi ketika diamati dalam waktu yang berlainan. Menurut
jawab.
Sugiyono Dijelaskan hasil uji validitas dan
(2012),
serangkaian
reliabilitas konfirmasi hasil analisis faktor, kelima
kedua
fakta atau pada kenyataannya tidak
atau dinamai dengan faktor tanggung
faktor
(data
pengukuran atau pengamatan secara
indikator tersebut maka faktor ini disebut
bahwa
2014
dinyatakan tidak reliabel, karena hasil
mengenai
tanggung jawab yang besar. Berdasarkan
diketahui
penelitian,
diolah)
loading tertinggi terletak pada indikator
Indikator
Hasil
serangkaian
tidak
konsistensi
reliabel karena memiliki nilai Cronbach
reliabilitas
pengukuran alat bila
ukur
yang
pengukuran
adalah atau memiliki yang
dilakukan secara berulang-ulang. Hasil
Alpha kurang dari 0,6 sehingga faktor ini
pengukuran harus reliabel dalam artian
tidak digunakan. Faktor yang digunakan
684
JESTT Vol. 1 No. 10 Oktober 2014
harus
memiliki
tingkat
konsistensi
dan
Artinya:
kemantapan.
A. Faktor Pengakuan pengakuan
merupakan
tidak
termotivasi
karyawan
Organisasi
mukmin
pekerjaanmu
itu,
dikembalikan
kepada
sebagai
dan
karyawan
bahwa
beberapa untuk
oleh
Organisasi
Pengelola
pekerjaan
tetap
sebagai
sehingga
akan
(Allah)
Yang
mahasiswa
termotivasi
luas
kamu
Fakta di lapangan menunjukkan
Organisasi Pengelola Zakat kurang diakui masyarakat
melihat
Agama RI, 1993:535).
Zakat
karena mahasiswa mempunyai anggapan profesi
akan
apa yang kamu kerjakan.” (Departemen
menjadi
Pengelola
orang-orang
nyata, lalu diberikan-Nya kepada kamu,
Studi Ekonomi Islam Fakultas
Airlangga
bahwa
‘Bekerjalah
Mengetahui, akan yang gaib dan yang
faktor yang mempengaruhi mahasiswa S1 Program
katakanlah,
kamu, maka Allah dan Rasul-Nya, serta
IV. PEMBAHASAN
Faktor
“Dan
suatu
menjadi
tidak
karyawan
Zakat
karena
mahasiswa
menganggap profesi sebagai karyawan
menjadi tidak termotivasi untuk menjadi
OPZ masih kurang populer dan kurang
karyawan
Zakat.
bergengsi dari pada profesi lain di bidang
Tidak mendapat pengakuan dari orang
ekonomi Islam seperti menjadi karyawan
atau pihak lain akan menimbulkan nafs
di bank syariah, dan asuransi syariah.
Organisasi
Pengelola
Ammara
dalam
diri
Herzberg
dalam
Pramandhika
menyebutkan termasuk
orang
bahwa
(2011),
bahwa
pengakuan
yang
didapatkan
dari
Organisasi Pengelola Zakat lebih sedikit
berhubungan dengan perasaan positif
seperti bekerja di Badan Usaha Milik
terhadap pekerjaan. Pengakuan berarti
Negara (BUMN), dan membuka usaha
pekerjaan itu mendapat perhatian dari
sendiri. Hal ini didukung oleh penelitian
orang atau pihak lain. Firman Allah dalam
yang dilakukan oleh Karengga (2011),
surat At Taubah ayat 105,
yang
ϴ ˸
͉ ϋ ͿԼ
ِ
intrinsik
gaji
dari gaji yang ditawarkan institusi lain
و ﺸﮭﺪة
faktor
Selain itu, mahasiswa juga berpendapat
yang
ٔϪ
dalam
tersebut.
ِ ϋԼ
ϗ
penghasilan
ۖ و ۡ ۡﺆ ﻮن و ﺮدون إ ﻰ
ۡۡﻐ
ۡ ۡ ﻮن
ﺎ
diperoleh
rasūluhū
saturadduna
wal ilaa
mukminūn,
‘ālimil
ġaybi
bahwa
merupakan
sebagai
gaji hasil
atau yang
kontraprestasi
dari
pekerjaan dan menjadi salah satu alasan
ﺌ
dalam pemilihan karir.
Wa quli’malū fasayarallahu ‘amalakum wa
menyatakan
B. Faktor Dukungan dari Lingkungan
wa
Faktor dukungan dari lingkungan
wasy
merupakan
syahādati fayunabbi-ukum bimākuntum
salah
satu
faktor
yang
menjadi penyebab tidak termotivasinya
ta’malūn.
mahasiswa
S1 Ekonomi Islam
Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga
685
JESTT Vol. 1 No. 10 Oktober 2014
menjadi karyawan Organisasi Pengelola
besi, Pasti kau dapatkan dari pedagang
Zakat.
minyak wangi apakah kamu membeli
Lingkungan
dalam
berperan
pengambilan
penting keputusan
minyak
wanginya
atau
sekedar
mahasiswa untuk memilih karir setelah lulus
mendapatkan
nanti.
sedangkan dari tukang tempa besi akan
bau
wewangiannya,
Nafs Ammara timbul pada diri
membakar badanmu atau kainmu atau
mahasiswa karena sebagian mahasiswa
kamu akan mendapatkan bau yang tidak
merasa bahwa profesi sebagai karyawan
sedap.” (H.R Bukhari no. 2101, diakses dari
Organisasi Pengelola Zakat tidak sesuai
www.sunnah.com, pada 8 Juli 2014).
dengan
latar
belakang
lingkungan
Dari
mahasiswa. Latar belakang lingkungan
bahwa
yang dimaksud adalah profesi orang tua,
yang menekuni profesi sebagai karyawan Zakat
maka,
ada
karena
tidak
ada
Hal
ini
didukung
dengan
وإ ﺎ,
ﺤﺎ
ﺎ ﺢ وا ﻮْ ء
ا ْ ْ إ ﺎ أ ْن ﺤْ ﺬ
ﺤﺎ, ا ْ ﺮ
, ْﮫ ر ﺤﺎ ط ﺔ
وإ ﺎ أ ْن ﺠﺪ, ْﮫ
وإ ﺎ أ ْن ﺠﺪ,
ا ْ ﺮ إ ﺎ أ ْن ﺤْ ﺮق ﺎ
Maṣalul
jalīsis
salihi
wal
tasytarihi,
min
sāhibil
aw-tajidu
rīhahu,
وﺎ
kurangnya terhadap
وﺎ
orang
latar
pengetahuan fiqh
pengelolaan
belakang
zakat,
zakat.
mahasiswa
dan
metode
Suyana
(2009:65,
dalam Juniar, 2013) mengatakan bahwa
ر ﺤﺎ
kurangnya dukungan pendidikan, latar belakang, pengalaman, dan kesukaan kepada suatu usaha adalah salah satu
imma
faktor
wakīrul
yang
menyebabkan
wirausaha
gagal, pada saat dijalankan, sehingga seseorang mundur dari usaha barunya
aw-tajidu minhu rīhan khabiṣatan. “Perumpamaan
dalam
lingkungan tersebut juga menyebabkan
haddadi yuhriqu badanaka aw-tsaw-baka
Artinya:
juga
mahasiswa
Ketidaksesuaian
jaliisis-saw-i miski
lingkungan
menjadi dosen.
kamatsali sāhibil miski, wakīril hadādi, lā ya’damuka
karir,
konteks
mahasiswa tersebut juga termotivasi untuk
أ ْن ْ ﺎع .ﺔ
pemilihan
Dalam
sebagai dosen, maka ada kemungkinan
sabda
ا ْﺠ
ا
keputusan.
berasal dari lingkungan yang berprofesi
Rasulullah yang berbunyi,
ْ ْا
lingkungan
mengambil keputusan. Jika mahasiswa
yang
memberikan pandangan tentang profesi itu.
atau
mengambil
mempengaruhi
minatnya untuk memilih profesi itu menjadi tidak
pergaulan
diketahui
pada seseorang dalam berperilaku atau
dalam lingkungan sekitarnya tidak ada
Pengelola
tersebut
adalah faktor penting yang berpengaruh
teman, maupun masyarakat sekitar. Ketika
Organisasi
hadits
tersebut. yang C. Faktor Citra Organisasi Pengelola Zakat
bergaul dengan orang shalih dan orang
Telah
yang bergaul dengan orang buruk seperti
menunjukkan
penjual minyak wangi dan tukang tempa
686
banyak
penelitian
yang
bahwa
citra
suatu
dari
JESTT Vol. 1 No. 10 Oktober 2014
perusahaan
berpengaruh
pengambilan
keputusan
pada
kantor yang ditawarkan oleh Organisasi
masyarakat
Pengelola Zakat. Hal ini sejalan dengan
dalam memilih suatu produk atau jasa.
pernyataan
Citra perusahaan dalam penelitian ini
Gunawan 2010) yang menjelaskan bahwa
adalah citra Organisasi Pengelola Zakat.
lingkungan kerja yang menyenangkan
Firman Allah dalam Surat Ibrahim
adalah
ayat 24,
Gouzaly
salah
satu
(2000,
alasan
dalam
seseorang
termotivasi dalam bekerja.
͉ Ώ ο ϴِ Η ِ ϼΜ ͿԼ
Πθ ͋ϴρ
و ۡﺮ ﮭﺎ ﻲ
ﺎء
Selain itu, mahasiswa juga merasa bahwa karyawan di Organisasi Pengelola
ط ﺔ أ ۡ ﮭﺎ ﺎ
Zakat mempunyai citra seorang yang
Alam tara kayfa zaraballahu masalan kalimatan
toyyibatan
idealis.
kasyajaratin
mahasiswa
menceritakan berdasarkan pengalaman
tayyibatin asluhaa sabitun wafar’uhaa
bahwa
fissamaa’. Artinya:
Beberapa
ada
beberapa
karyawan
Organisasi Pengelola Zakat yang kurang “Tidakkah
bagaimana
Allah
kamu
perhatikan
telah
membuat
berkenan adanya masukan atau diskusi dan
terkadang
terkesan
memaksakan
perumpamaan kalimat yang baik seperti
pemikiran mereka ke orang lain seperti
pohon yang baik, akarnya teguh dan
menganggap Organisasi Pengelola Zakat
cabangnya
tempatnya bekerja adalah yang paling
(menjulang)
ke
langit”
(Departemen Agama RI, 1993:656).
amanah
bahwa
akhlak
pengelolaan
zakatnya
adalah yang paling sesuai dengan yang
Dari ayat tersebut Allah memberi perumpaan
dan
diajarkan
seseorang
oleh
Islam.
Hal
yang
yang baik itu seperti pohon yang baik.
menyebabkan
Akhlak yang baik seperti akar yang teguh
tidak termotivasi untuk menjadi karyawan
sehingga akan menimbulkan citra positif
Organisasi Pengelola Zakat (OPZ).
pada masyarakat seperti cabang pohon
D. Faktor
yang menjulang ke langit.
beberapa
ini
Informasi
tentang
mahasiswa
Organisasi
Pengelola Zakat
Berdasarkan fakta di lapangan,
Informasi
tentang
Organisasi
nafs Ammara timbul pada diri mahasiswa
Pengelola Zakat merupakan faktor yang
untuk
dipertimbangkan
menjadi
karyawan
Organisasi
oleh
mahasiswa
S1
Pengelola Zakat karena citra yang dimiliki
Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Organisasi
Universitas
Pengelola
Zakat.
Beberapa
Airlangga.
Sebagian
mahasiswa yang pernah berkunjung ke
mahasiswa menganggap bahwa mereka
kantor
Zakat
tidak mempunyai cukup informasi tentang
beberapa
pekerjaan di Organisasi Pengelola Zakat
Organisasi
beranggapan
Pengelola
bahwa
Organisasi Pengelola Zakat mempunyai
sehingga
kantor dengan kondisi yang kurang baik
untuk
dan merasa kurang puas dengan fasilitas
687
mahasiswa
menjadi
tidak
termotivasi
karyawan
Organisasi
JESTT Vol. 1 No. 10 Oktober 2014
Pengelola
Zakat. Allah
SWT berfirman
V. SIMPULAN
dalam Surat Al Isra’ ayat 36,
ﺮ
ۡو ۡ
1. Faktor
ۦﮫ ۡ ۚ إن
ۡ ﺎ
ٗ ۡ ﺎن ۡ ﮫ ﻮﻻ
أوْ ﺌ
وﻻ ۡﻘ و ۡ ﺆاد
yang
mempengaruhi
mahasiswa S1 Program Studi Ekonomi Islam
Fakultas
Ekonomi
dan
Bisnis
Universitas Airlangga tidak termotivasi
Walā taqfu mā laysa laka bihi ‘ilmun, inna
menjadi
ssam’a walbashara wal fu ā da kullu ū
karyawan
Organisasi
Pengelola Zakat terbentuk sebanyak
lāika kaana ‘anhu mas ū lā.
empat faktor. Faktor yang memicu
Artinya: “Dan janganlah mengikuti apa
timbulnya nafs Ammara dalam diri
yang
mengetahui
mahasiswa tersebut dinamai dengan
pengetahuan tentang itu. Sesungguhnya
faktor pengakuan, faktor dukungan
pendengaran dan penglihatan dan hati,
dari lingkungan, faktor citra Organisasi
semua
Pengelola
engkau
tak
itu
akan
pertanggungjawabannya”
diminta (Departemen
Zakat,
faktor
informasi
tentang Organisasi Pengelola Zakat.
Agama RI, 1993:721).
2. Indikator dengan nilai loading tertinggi tentang
yang didapat dari hasil perhitungan
Organisasi Pengelola Zakat menyebabkan
rotasi faktor adalah X9 pada faktor
mahasiswa menganggap bahwa bekerja
informasi tentang Organisasi Pengelola
di Organisasi Pengelola Zakat tidak cukup
Zakat
menarik sehingga tidak ada tantangan
mempunyai informasi tentang jenjang
untuk
karir
Kurangnya
informasi
mengembangkan
potensi
yang
yaitu
yang
mengenai
ditawarkan
tidak
Organisasi
telah dimiliki. Manullang (2006, dalam
Pengelola Zakat. Indikator ke-2 yang
Atmojo,
mempunyai
2013)
mengatakan
bahwa
nilai
loading
tertinggi
informasi tentang pekerjaan itu sendiri
adalah X18 yaitu mengenai profesi
merupakan faktor motivasi bagi pegawai.
karyawan
Jika pekerjaan itu cukup menarik, dan
pengakuan di masyarakat. Indikator
memberikan tantangan bagi pegawai,
selanjutnya
dapat menjadi pemicu timbulnya nafs
loading
Lawwamah. Keberadaan nafs Lawwamah
mengenai
image
sangat menentukan bagi seseorang untuk
sedangkan
indikator
berforma tinggi dalam bekerja. Dan ketika
mempunyai
seseorang berforma tinggi dalam bekerja,
adalah X16 yaitu kurangnya dukungan
maka timbullah nafs Mutmainnah dalam
orang tua untuk menjadi karyawan
dirinya. Dalam kategori ini, seseorang
OPZ.
tersebut
setiap indikator dari semua faktor yang
akan
selalu
puas
dengan
pekerjaan yang telah dilakukannya.
OPZ
yang
tertinggi
Hal
nilai
ini
mendapat
mempunyai adalah
dari
secara
tidak
nilai
X12
yaitu
karyawan
OPZ,
terakhir
loading
menunjukkan
terbentuk
memperhatikan
688
kurang
persepsi
tertinggi
bahwa
mahasiswa
disadari aspek
yang
selalu informasi
JESTT Vol. 1 No. 10 Oktober 2014
tentang Organisasi Pengelola Zakat
Karengga, Dewi M. 2011. Faktor-Faktor
yang menyebabkan mahasiswa tidak
yang Mempengaruhi Mahasiswa
termotivasi
Akuntansi
menjadi
karyawan
Organisasi Pengelola Zakat.
Sebagai tidak
DAFTAR PUSTAKA
dalam
Memilih
Akuntan
Publik.
diterbitkan.
Fakultas Atmojo, Wahyu W. 2013. Pengaruh Faktor Motivasi
Intrinsik
dan
Semangat
Kerja
Karyawan
pada
Divisi
Sumber
diterbitkan.
Fakultas
Ekonomi
Surabaya:
Ekonomi
dan
Bisnis
Universitas Airlagga. Khaerany, Rizky. 2013. Akuntabilitas dan Transparansi Lembaga Pengelola Zakat Terhadap Kualitas Lembaga
Daya
Amil Zakat (Pandangan Muzakki
Manusia PT Petrokimia Gresik. Skripsi tidak
Skripsi
Ekstrinsik
Terhadap
Kompartemen
Karir
dan Amil Zakat pada Dompet
Surabaya: dan
Dhuafa
Bisnis
diterbitkan.
Universitas Airlangga.
Skripsi
Sulsel).
Makassar:
tidak Fakultas
Ekonomi Universitas Hasanuddin. Bank
Indonesia.
Outlook
Perbankan Kholis,
Syariah. 2014.
Nur.
2004.
Etika
Kerja
Dalam
Perspektif Islam. Al-Mawarid Edisi XI Departemen Agama RI. 1993. Qur’an Suci:
hal:146.
Terjemah dan Tafsir. Jakarta: Darul Malhotra, Naresh K. 2010. Riset Pemasaran:
Kutubil Islamiyah.
Pendekatan Gunawan, Ikhsan. 2010. Motivasi Kerja
Terapan
Jilid
2.
Jakarta: PT. Indeks.
Guru Tidak Tetap di Berbagai SMA Nazir,
Swasta di Kota Semarang. Skripsi tidak
diterbitkan.
Fakultas
Ekonomika
Penelitian.
Semarang: dan
Mohammad.
2003.
Metode
Jakarta:
Ghalia
Indonesia.
Bisnis
Noor, Muhammad Iqbal. 2012. Motivasi
Universitas Diponegoro.
Islam dan Motivasi Prososial pada
http://www.facebook.com/notes/ibislamic-banking/ (diakses tanggal 8
Lembaga Amil Zakat. Skripsi tidak
Mei 2014).
diterbitkan.
Semarang:
Fakultas
Ekonomika dan Bisnis Universitas
http://www.sunnah.com/ (diakses tanggal
Diponegoro.
14 Mei 2014).
Pramandhika, Ananto. 2011. Motivasi Kerja
Juniar, Rima F. 2013. Analisis Faktor yang
tidak
Dalam
Berwirausaha Sarjana Muslim di
diterbitkan.
Surabaya. Skripsi tidak diterbitkan.
Ekonomika dan Bisnis Universitas
Surabaya: Fakultas Ekonomi dan
Diponegoro. Pratikto,
Bisnis Universitas Airlangga.
Heri.
Perguruan
689
Islam.
Skripsi
Mempengaruhi Kurangnya Minat
Semarang:
2012.
Peran Tinggi
Fakultas
Strategis dalam
JESTT Vol. 1 No. 10 Oktober 2014
Meningkatkan Daya
Manusia.
Kualitas
Sumber
Jurnal
Ekonomi
Bisnis, Tahun 17, No. 2 hal: 104. Republik
Indonesia.
Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat. 2011. Rivai,
Veithzal. Capital:
2009. Dari
Islamic Teori
Human
ke
Praktik
Manajemen Sumber Daya Islami. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sugiyono.
2012.
Metode
Kuantitatif,
Kualitatif,
Penelitian dan
R&D.
Bandung: Alfabeta. Ujianto dan Abdurrachman.2004. “Analisis Faktor-Faktor yang Menimbulkan Kecenderungan Minat Beli”. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol 6 No 1, pp. 34-53.
690