INVENTARISASI TEGAKAN….(26):185-189
INVENTARISASI TEGAKAN TINGGAL WILAYAH HPH PT. INDEXIM UTAMA DI KABUPATEN BARITO UTARA KALIMANTAN TENGAH Oleh/by MUHAMMAD HELMI Program Studi Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru ABSTRACT Stocktaking represent perception activity in field to know potency sum up plant of exist in the areal. Areal work HPH PT. Indexim Utama of primary forest for the width of 35.220 Ha (67,11%), ex- forest cut away for the width of 15.756 Ha (30,02%), and non tree for the width of 1.504 Ha ( 2,87%) and wide production forest limited for the width of 45.500 Ha and also the forest produce 6.980 Ha. Type Potency region HPH PT. Indexim Utama areal ex-cutting away there are 79 type vegetasi from entire/all growth storey;level and regional of HPH PT. Indexim Utama in ex-areal forest cut away to represent forest which still very productive. Keywords: Inventarisasi, work areal Penulis untuk korespondensi: Telp. +62811323874,e-mail:
[email protected]
PENDAHULUAN
UU nomor 41 tahun 1999 tentang kehutanan, yaitu hutan mempunyai 3 fungsi, yaitu fungsi lindung, fungsi konservasi dan fungsi produksi. Departemen Kehutanan dan Perkebunan (1999) menerangkan hutan lindung adalah hutan yang diperuntukkan bagi perlindungan tata tanah dan air bagi kawasan disekitarnya. Hutan konservasi adalah kawasan hutan yang mempunyai cirri khas tertentu yang diperuntukkan bagi perlindungan alam, pengawetan jenis flora dan fauna, wisata ala dan keperluan ilmu pengetahuan. Sedangkan hutan produksi adalah hutan yangdiperuntukkan bagi produksi kayu dan hasil hutan lainnya untuk mendukung perekonoian Negara dan perekonoian masyarakat. Berdasarkan keputusan Menteri Kehutanan No. 485/Kpts/II/1989 tentang pengelolaan hutan menerapkan antara lai mengenai pengelolaan hutan produksi
dilakukan dengan system TPTI, THPB, THP. Berdasarkan SK Menteri Kehutanan No. 200/Kpts-IV/1994, hutan alam bekas tebangan yang tidak produktif apabila pohon inti < 25 batang/Ha, Tiang 75 batang/Ha, Pancang < 240 batang/Ha, dan semai <1000 batang/Ha. Tujuan yang ingin dicapai oleh inventarisasi hutan dapat bermacammacam dimana pada intinya inventarisasi hutan akan mencatat berbagai macam informasi hutan. Namun penekanan terhadap informasi yang diperlukan tersebut adalah berbeda tergantung pada tujuan inventarisasi itu sendiri. Sampling adalah cara pengumpulan data kalau hanya elemen sample yang diteliti, hasilnya merupakan data perkiraan atau estimate. Data perkiraan berbeda dengan parameter, perbedaan ini disebut dengan kesalahan sampling. Semakin kecil kesalahan sampling suatu perkiraan, makin teliti perkiraan
Jurnal Hutan Tropis Borneo No. 26, Edisi Juni 2009
185
INVENTARISASI TEGAKAN….(26):185-189
tersebut dan nilainya makin dekat dengan nilai sebenarnya (Supranto, 1998). Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi potensi tegakan tinggal pada berbagai tingkat permudaan di wilayah HPH PT. Indexim Utama Di Kabupaten Barito Utara Kalimantan Tengah dan dapat menghitung jumlah individu per hektar (batang/Ha), potensi volume per hektar (m³/Ha) dan juga potensi ratarata keseluruhan batang/Ha.
Manfaat penelitian ini adalah sebagai masukan data potensi hutan produksi bekas tebangan bagi pihak HPH. PT. Indexim Utama dalam rangka menjaga kelestarian sumberdaya hutan, juga sebagai informasi bagi Pemerintah Kabupaten Barito Utara Khususnya Dinas Kehutanan agar bias menjadi pertimbangan dalam pengelolaan dan juga dalam menentukan pemanfaatan kawasan hutan wilayah oleh HPH PT. Indexim Utama dimasa yang akan datang.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di areal hutan HPH PT. Indexim Utama Kecamatan Gunung Purai Di Kabupaten Barito Utara Kalimantan Tengah dengan waktu yang diperlukan ± 3 bulan yaitu bulan Mei sampai dengan Juli 2008, termasuk pengolahan data dan penulisan laporan penelitian. Objek penelitian ini adalah keadaan tegakan baik tingkat semai, pancang, tiang dan pohon yang terdapat di petak pengamatan di areal HPH PT. Indexim Utama. Peralatan yang digunakan, peta kerja, kompas, GPS, Haga meter, pita ukur, tali rafia, parang, tally sheet, alat tulis, kalkulator, kamera dan tenaga bantu sekitar 3 orang. Pengumpulan data, yaitu data primer dan sekunder. Pengambilan sample, yaitu pengambilan secara purposive sampling, berdasarkan keterwakilan tipe penutupan lahan. Plot sample yang digunakan adalah jalur berpetak yaitu kombinasi antara jalur dan petak. Analisis data, untuk perhitungan,diameter pohon
d=
k
π
volume pohon V= 1/4 π .d² x T. f
Jumlah individu dalam satu petak dikalikan dengan konstanta merupakan jumlah individu dalam satu petak dengan satuan batang/Ha dan jumlah volume dalam satu petak dikalikan dengan konstanta meerupakan jumlah volume dalam satu petak dengan satuan m³/Ha. Rata-rata Volume, ∑ xi
x = n Keragaman volume tegakan ∑ xi – ( ∑ xi)2/n S2xi = n-1 Keragaman simpangan baku (Standard deviasi), Sxi =
S2xi
Galat baku (Standard Error), S x i = S 2xi/n Kesalahan penarikan sample t x Sxi SE = x 100 %
x Nilai kisaran α = 0,05
Jurnal Hutan Tropis Borneo No. 26, Edisi Juni 2009
186
INVENTARISASI TEGAKAN….(26):185-189
CI = x ± t x S x i Potensi rata-rata keseluruhan = x a. la + x b. lb (la + lb) Keterangan :
= Nilai rata-rata bekas tebangan xb = Nilai rata-rata semak belukar La = Luas areal bekas tebangan Lb = Luas areal semakbelukar
x a
HASIL DAN PEMBAHAHASAN Hasil penafsiran peta penutupan lahan dan hasil penelitian di lapangan dengan penentuan titik koordinat yang merupakan titik ikat diketahui bahwa keadaan vegetasi atau penutupan lahan areal kerja HPH PT. Indexi Utama terdiri dari hutan primer seluas 35.220 Ha (67,11%), hutan bekas tebangan seluas 15.756 Ha (30,02%), dan non pohon seluas 1.504 Ha (2,87%) dan luas hutan produksi terbatas seluas 45.500 Ha serta hutan produksi 6.980 Ha. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan pada lokasi penelitian dari lia jalur pengamatan terdapat tingkat semai sebanyak 54 jenis, pancang 47 jenis, tiang 46 jenis, dan pohon 44 jenis. Jenis yang paling mendominasi yaitu Shorea sp yaitu dari jenis meranti, disusul jenis hopea sp yaitu bangkirai, kemudian dari jenis Dipterocarpus sp yaitu jenis keruing. Potensi jumlah individu yang ditemukan dari lima jalur pengamatan, jumlah yang terbanyak terdapat pada tingkat semai 10157500 batang/Ha, disusul tingkat pancang 1380400 batang/Ha, tiang 111800 batang/Ha dan pohon 26600 batang/Ha. Perbedaan banyaknya jumlah individu dari setiap jalur disebabkan oleh adanya system eksploitasi hutan yang digunakan, yaitu system konvensional
dan RIL. Hasil analisii potensi jumlah individu per hektar dari keseluruhan jalur pengamatan menunjukkan bahwa pada tingkat pohon lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah individu per hektar tingkat semai, pancang serta tiang. Hal ini dikarenakan jumlah besarnya diameter pohon berbanding terbalik dengan jumlah jenis atau dengan kata lain pohon dengan diameter yang besar dalam kawasan hutan jumlahnya sedikit bila dibandingkan dengan jumlah semai, pancang dan tiang. Kesalahan penarikan sample merupakan perbedaan kemungkinan antara nilai taksiran dengn nilai parameter populasi. Ukuran ketelitian atau kecermatan suatu penarikan sample dapat dilihat dari besar kecilnya kesalahan penarikan sample yang didapat. Nilai kesalahan penarikan sample yang besar berarti ketelitiannya kecil dan sebaliknya. Hasil analisis kesalahan penarikan sample dengan tingkat kepercayaan, ketelitian 95% menunjukkan bahwa teknik penarikan sample dengan metode kombinasi jalur berpetak memiliki ketelitian yang cukup tinggi. Jumlah volume tegakan yang diperoleh dari setiap jalur dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Jumlah volume tegakan setiap jalur No Jalur Pengamatan 1 RKT Tahun 2001 2 RKT Tahun 2003 3 RKT Tahun 2006 4 RKT Tahun 2004 5 RKT Tahun 2004
Jurnal Hutan Tropis Borneo No. 26, Edisi Juni 2009
Jumlah Volume (m³/petak) 32,145 44,079 17,99 32,162 29,598
187
INVENTARISASI TEGAKAN….(26):185-189
Tabel 2. Potensi Rata-rata Keseluruhan berdasarkan Tingkat Pertumbuhan No Tingkat Pertumbuhan Potensi Rata-rata Keseluruhan (batang/ha)1 1 Semai 451,44 2 Pancang 61,35 3 Tiang 4,97 4 Pohon 1,18 RKT pada tahun 2001 jumlahnya sedikit disbanding dengan RKT tahun 2003, hal ini disebabkan pada RKT 2001 sistem eksploitasinya menggunakan system konvensional jadi kemungkinan terjadi penurunan potensi. Selain itu, pada areal ini akses jalan yang lancer dan baik serta arealnya sangat dekat dengan pemukiman penduduk, sehingga sangat mungkin areal tersebut dirambah oleh illegal loging, mengingat pada tahun itu terjadi perambahan hutan yang luar biasa. Potensi rata-rata keseluruhan berdasarkan hasil penelitian diperoleh taksiran potensi rata-rata keseluruhan dari setiap pertumbuhan pada tabel 2. Taksiran potensi rata-rata keseluruhan di wilayah HPH PT. Indexim Utama diperoleh dengan cara mengalikan jumlah batang per hektar dengan luas keseluruhan areal bekas tebangan kemudian dibagikan dengan
luas areal bekas tebangan keseluruhan. Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan di lapangan, secara umum dapat dinyatakan bahwa besarnya luasan sample cukup untuk mewakili karakteristik atau menggambarkan parameter populasi dari keseluruhan areal bekas tebangan. Metode kombinasi jalur dan petak sangat efesien digunakan karena ketelitian dan kecermatannya dan pengambilan sample. Namun untuk tingkat ketelitian atau kecermatan pada kondisi lapangan atau alam yang berbeda perlu penelitian dan pengkajian karena bias saja terjadi kesalahan dan tidak bias hanya mengacu pada hasil penelitian ini saja. Besar kemungkinan kondisi lapangan yang berbeda mempengaruhi nilai ketelitian dari suatu penelitian.
PENUTUP Kesimpulan. Berdasarkan hasil dan pembahasan tentang Inventarisasi Tegakan Tinggal di Wilayah HPH PT. Indexim Utama , maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Potensi jenis di wilayah HPH PT. Indexi Utama pada areal bekas tebangan terdapat 79 jenis vegetasi dari seluruh tingkat pertumbuhan. Pada tingkat semai
terdapat 54 jenis, tingkat pancang 47 jenis, tingkat tiang 46 jenis dan tingkat pohon 44 jenis, sehingga wilayah HPH PT. Indexi Utama di areal hutan bekas tebangan merupakan hutan yang masih sangat produktif. Saran. Partisipasi masyarakat dalam menjaga kelestarian sumberdaya
Jurnal Hutan Tropis Borneo No. 26, Edisi Juni 2009
188
INVENTARISASI TEGAKAN….(26):185-189
alam sangat diharapkan mengingat hutan dan hasilnya masyarakat juga menikmati hasilnya, serta masyarakat juga bertindak sebagai pemantau
kegiatan eksploitasi hutan agar tidak ada terjadinya penyalahgunaan pengelolaan hutan.
DAFTAR PUSTAKA Arief,
A. 2001. Hutan dan Kehutanan. Cetakan ke-5. Penerbit Kanisius, Yogyakarta. Bratawinata, A.A. 2001. Ekologi Hutan Hujan Tropis dan Metode Analisis Hutan. Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Negeri Indonesia Timur, Samarinda. Departemen Kehutanan. 1990. Pedoman Teknis Evaluasi Tegakan Tinggal. Direktorat Jenderal Inventarisasi dan Tata Guna Hutan, Jakarta.
Departemen Kehutanan Republik Indonesia. 1999. Undangundang Nomor 41 Tentang Kehutanan, Jakarta. Pamulardi, B. 1996. Hukum Kehutanan dan Pembangunan Bidang Kehutanan. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Rizanova, L. 1987. Penentuan Angka Bentuk Setinggi Dada (F. 1,30 m). Skripsi Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru. Tidak dipublikasikan. Sunardi. 1992. Metode Pengabilan Contoh dan Deskripsi Vegetasi. Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru.
Jurnal Hutan Tropis Borneo No. 26, Edisi Juni 2009
189