STUDENTS ENTREPRENEURSHIP INTENTION: STUDY OF COMPARISON BETWEEN JAVA AND NON JAVA Christera Kuswahyu Indira, Iman Murtono Soenhadji, Ph.D. Undergraduate Program, Faculty of Economics, 2010 Gunadarma University http://www.gunadarma.ac.id Keywords
: Entrepreneur Intention, Needs For Achievement, Self Efficacy, Intrumental Readiness
ABSTRACT The entrepreneurship is one of instrument which decides the development of the economy. The purpose of this observation is to measure the result of the commitment variable, and the self concept, and to analyze the influence of the needs for achievement, self efficacy, intrumental readiness, working experience, achievement of the academics and genre of the entrepreneurship intention between Javanese and Non-Javanese. The kind of the data which is used is the primary data. The method of this observation is to surveying the approximation of descriptive analyze to see the standard deviation and mean for the commitment variable and the self concept and also the function of this observation is to examine the factors which influence the intenttion of the student’s entrepreneurship. The method of the observation is using the questionnaire which filled by 105 correspondents. This observation uses the random sampling method. The data is prepared and analyzed by the helper, SPSS application. The analyst’s instrument is the test of the validity, reliability, and multiple regresions. The result of this observation shows that the commitment variable and self concept can create the entrepreneurship such as the need for the achievement, self commitment, emphatic, competitive skill, innovation, adaptive, has future orientation, the work motivation, the family interaction, social-economics condition, corporation of the students from Java and the market exertion, the capability of the leadership, the self control, the independent, risk taker, extrovert, confidentce, hard working, motivation to be creative, the physic condition of the student’s Non Javanese area. self efficacy variable, intrumental readiness, the academic’s achievement influence the intenttion of the student’s Javanese entrepreneurship. Needs for achievement, intrumental readiness, and work experiences were influence the intenttion of the student’s Non-Javanese entrepreneurship.
Jurusan Manajemen, fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma (2010) 10206196
INTENSI KEWIRAUSAHAAN MAHASISWA : STUDI PERBANDINGAN ANTARA JAWA DAN NON JAWA Christera Kuswahyu Indira Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, 2010 Pembimbing : Iman Murtono Soenhadji, Ph.D Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma, Depok
ABSTRAK Wirausaha merupakan salah satu pendukung yang menentukan maju mundurnya perekonomian, Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengukuran hasil dari variabel komitmen dan konsep diri serta menganalisis pengaruh dari kebutuhan akan pencapaian, efikasi diri, kesiapan intrumentasi, pengalaman kerja, prestasi akademik dan gender terhadap intensi kewirausahaan antara Jawa dan Non Jawa. Jenis data yang digunakan merupakan data primer. Metode penelitian adalah survei dengan pendekatan analisis deskriptif untuk melihat standar deviasi dan rata-rata (mean) pada variabel komitmen dan konsep diri dan Penelitian ini dilakukan untuk menguji faktorfaktor yang memengaruhi intensi kewirausahaan. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan jumlah responden sebanyak 105 orang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode acak sederhana. Data diolah dan dianalisis dengan menggunakan bantuan aplikasi SPSS. Alat analisis dalam penelitian ini adalah uji validitas, reliabilitas, dan regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel komitmen dan konsep diri mampu membentuk kewirausahaan meliputi kebutuhan akan berprestasi, Berpegang pada komitmen pribadi, berempati, Kemampuan bersaing, inovasi, adaptif, berorientasi kedepan, motif untuk bekerja, berinteraksi dalam keluarga, kondisi sosial ekonomi, bekerjasama dengan rekan kerja pada mahasiswa Jawa dan memasarkan usaha, Keb. Kepemimpinan, pengendalian diri, kemandirian, pengambil resiko, sikap terbuka, percaya diri, berorientasi pada tugas, motif untuk kreatif, kondisi fisik lingkungan mahasiswa Non Jawa. Selanjutnya variabel Efikasi Diri, Kesiapan Instrumentasi, Prestasi Akademik yang merupakan variabel dominan dalam memengaruhi Intensi Kewirausahaan Mahasiswa Jawa dan Kebutuhan Pencapaian,Kesiapan Instrumentasi, dan Pengalaman Kerja yang merupakan variabel dominan dalam memengaruhi Intensi Kewirausahaan Mahasiswa Non Jawa. Kata kunci : Kebutuhan akan Pencapaian, Efikasi Diri, Kesiapan Intrumentasi, Intensi Kewirausahaan
Jurusan Manajemen, fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma (2010) 10206196
PENDAHULUAN Masyarakat selaku objek dan subjek dalam problematika pengangguran di Indonesia dituntut untuk mampu mencari solusi secara mandiri dan tidak bergantung sepenuhnya kepada pemerintah. Jutaan lulusan SMA, SMK, PTN, PTS, dari tahun ke tahun senantiasa menunjukkan peningkatan ketidakterserapan ke dalam dunia kerja. Angka pengangguran yang terus mengalami kenaikan signifikan per tahunnya tidak lepas dari faktor internal dan eksternal masyarakat. Faktor internalnya antara lain Kegagalan program keluarga berencana (KB) sehingga diikuti dengan melonjaknya populasi penduduk Indonesia, Progresivitas pertumbuhan konsumerisme sehingga meningkatkan kuantitas kebutuhan ekonomi, Rendahnya wirausaha (entrepreneurship) sehingga sumber daya yang ada fokus pada kegiatan mencari kerja bukan menciptakan lapangan kerja. Sedangkan, poin-poin faktor eksternal adalah Krisis keuangan global yang melatarbelakangi terjadinya inflasi dan turunnya angka investasi, Standar kompetensi lulusan yang tidak sinkron dengan kebutuhan dunia kerja, Rendahnya kemampuan ekonomi sehingga memengaruhi posisi tawar angkatan kerja, dan lain-lain. Pengangguran dan kemiskinan telah menjadi masalah besar di Indonesia. Pendidikan kewirausahaan adalah cara tepat untuk mengatasi pengangguran di negara kita dengan menghasilkan pencipta kerja dan bukan pencari kerja. Usaha Kecil Menengah (UKM) merupakan salah satu pemecahan bagi pemerintah untuk mengurangi perngangguran dan kemiskinan. UKM sendiri didirikan oleh
orang-orang yang memiliki jiwa kewirausahaan atau dikenal sebagai wirausahawan. TELAAH PUSTAKA 1. Pengertian Kewirausahaan Wirausaha merupakan istilah yang diterjemahkan dari kata Entrepreneur. Dalam Bahasa Indonesia, pada awalnya dikenal istilah wirausaha yang mempunyai arti berdiri di atas kekuatan sendiri. Istilah tersebut kemudian berkembang menjadi wirausaha, dan Entrepreneurship diterjemahkan menjadi kewirausahaan. Wirausaha mempunyai arti seorang yang mampu memulai dan atau menjalankan usaha. Beberapa waktu yang lalu, kewirausahaan merupakan suatu yang berhubungan dengan pengalaman langsung praktek di lapangan, maka kewirausahaan merupakan bakat sejak lahir, sehingga kewirausahaan tidak dapat diajarkan dan dipelajari. Tetapi sekarang kewirausahaan bukan hanya urusan di lapangan tapi merupakan disiplin ilmu yang dapat dipelajari dan diajarkan pada semua orang. 2. Pengertian Minat Berwirausaha Minat wirausaha adalah gejala psikis untuk memusatkan perhatian dan berbuat sesuatu terhadap wirausaha itu dengan perasaan senang karena membawa manfaat bagi dirinya. Santoso (1939: 19) menegaskan minat berwirausaha adalah keinginan, ketertarikan serta kesediaan untuk bekerja keras atau berkemauan keras untuk berdikari atau berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa merasa takut dengan resiko yang akan terjadi, serta senantiasa belajar dari kegagalan yang dialami.
Jurusan Manajemen, fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma (2010) 10206196
3. Pengertian Intensi Kewirausahaan Penelitian untuk melihat aspek intensi kewirausahaan seseorang telah mendapat perhatian cukup besar dari para peneliti. Intensi kewirausahaan dapat diartikan sebagai proses pencarian informasi yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan pembentukan suatu usaha (Katz dan Gartner, 1988). Penentu intensi kewirausahaan dengan menggabungkan tiga pendekatan (Indarti, 2004) yaitu 1) faktor kepribadian: kebutuhan akan prestasi dan efikasi diri; 2) faktor lingkungan, yang dilihat pada tiga elemen kontekstual: akses kepada modal, informasi dan jaringan sosial; dan 3) factor demografis: jender, umur, latar belakang pendidikan dan pengalaman bekerja. Kebutuhan Akan Prestasi (NACH) McClelland (1976) menegaskan bahwa kebutuhan akan prestasi sebagai salah satu karakteristik kepribadian seseorang yang akan mendorong seseorang untuk memiliki intensi kewirausahaan. Efikasi Diri (SELFF) Bandura (1977: 2) mendefinisikan efikasi diri sebagai kepercayaan seseorang atas kemampuan dirinya untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Kesiapan Intrumentasi (INSTRU) Tiga faktor lingkungan yang dipercaya memengaruhi wirausaha yaitu akses mereka kepada modal, informasi dan kualitas jaringan sosial yang dimiliki, yang kemudian disebut kesiapan instrumen (Indarti, 2004). Jender
Mazzarol et al., (1999) membuktikan bahwa perempuan cenderung kurang menyukai untuk membuka usaha baru dibandingkan kaum laki-laki. Prestasi Akademik Semakin tinggi Prestasi akademik dipercaya akan memengaruhi keinginan dan minatnya untuk memulai usaha baru di masa mendatang. Pengalaman kerja Kolvereid (1996) menemukan bahwa seseorang yang memiliki pengalaman bekerja mempunyai intensi kewirausahaan yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak pernah bekerja sebelumnya. Intensi Kewirausahaan (INTENT) Intensi (intention) berasal dari kata to intent dan diartikan sebagai usaha yang disadari untuk mencapai tujuan atau sasaran serta berhubungan dengan sikap dan perilaku, intensi juga berhubungan dengan keyakinan seseorang terhadap objek perbuatannya METODE PENELITIAN Model analisis dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 1, dimana terdapat 5 (lima) variabel independent dan 1 (satu) variabel dependent. Yang termasuk dalam variabel independent adalah Kebutuhan akan prestasi (NACH), Efikasi diri (SELFF), Kesiapan Kebutuhan Akan Pencapaian Efikasi Diri (SELFF) Kesiapan Intrumental (INSTRU) Gender
Jurusan Manajemen, fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma (2010) Prestasi Akademik 10206196 Pengalaman Kerja
Intensi Kewirausahaan (INTENT)
intrumentasi (INSTRU), Gender, Prestasi Akademik, dan Pengalaman kerja sedangkan variabel dependent adalah Intensi Kewirausahaan (INTENT). Gambar 1 Model Penelitian
Terdapat 105 kuesioner yang terdiri dari 55 responden Jawa dan 50 responden Non Jawa yang memenuhi syarat untuk dianalisis lebih lanjut. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah metode sampling acak sederhana. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan menggunakan kuesioner dimana penulis menggunakan dengan tipe likert. Alat analisis yang dipergunakan Uji Validasi, Uji Reliabilitas, dan Analisis Regresi Berganda Semua perhitungan menggunakan alat bantu program Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 12.0. Berdasarkan bahasan di atas, maka penulis mengambil serangkaian hipotesis, yaitu. Hipotesis1:Variabel komitmen dan konsep diri mampu membentuk kewirausahaan Hipotesis2:Kebutuhan akan pencapaian memengaruhi intensi kewirausahaan Hipotesis3:Efikasi diri memengaruhi intensi kewirausahaan Hipotesis4:Kesiapan instrumen Memengaruhi intensi kewirausahaan
Hipotesis5:Gender memengaruhi intensi kewirausahaan Hipotesis6:Prestasi akademik memengaruhi intensi kewirausahaan Hipotesis7:Pengalaman kerja memengaruhi intensi kewirausahaan Hipotesis8:Kebutuhan akan pencapaian, Efikasi diri, Kesiapan Intrumentasi,Gender, Prestasi Kerja dan Pengalaman kerja secara bersama-sama memengaruhi intensi kewirausahaan HASIL DAN PEMBAHASAN Variabel Komitmen dan Konsep Diri Dari tabel 1 dibawah ini disimpulkan variabel komitmen dan konsep diri pada responden Jawa yang lebih dominan dibandingkan dengan Non Jawa adalah kebutuhan akan berprestasi, Berpegang pada komitmen pribadi, berempati, Kemampuan bersaing, inovasi, adaptif, berorientasi kedepan, motif untuk bekerja, berinteraksi dalam keluarga, kondisi sosial ekonomi, bekerjasama dengan rekan kerja. Sedangkan variabel komitmen dan konsep diri yang kurang dominan dari Non Jawa adalah memasarkan usaha,Keb. Kepemimpinan, pengendalian diri, kemandirian, pengambil resiko, sikap terbuka, percaya diri, berorientasi pada tugas, motif untuk kreatif, kondisi fisik lingkungan.
Tabel 1 Variabel Komitmen dan Konsep Diri No. 1 2 3 4 5
BUTIR PERNYATAAN Kebutuhan akan berprestasi Berpegang pada komitmen pribadi Berempati Memasarkan usaha Keb. Kepemimpinan
JAWA ẋ 4,50 4,38 4,22 3,84 3,91
SD 0,51 0,68 0,50 0,76 0,55
NON JAWA Kesenjangan ẋ SD 4,36 0,56 0.14 3,70 0,71 0,8 4,14 0,57 0,8 4,14 0,57 -0,3 4,38 0,49 -0,47
Jurusan Manajemen, fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma (2010) 10206196
6 Kemampuan bersaing 7 Inovasi 8 Adaptif 9 Pengendalian diri 10 Kemandirian 11 Pengambil Resiko 12 Sikap keterbukaan 13 Percaya diri 14 Berorientasi ke depan 15 Berorientasi pada tugas 16 Motif untuk kreatif 17 Motif untuk bekerja 18 Berinteraksi dalam keluarga 19 Kondisi sosial ekonomi 20 Kondisi fisik lingkungan 21 Bekerjasama dengan rekan kerja Sumber : data diolah
Intensi Kewirausahaan Dari tabel 2 dibawah ini dapat disimpulkan bahwa intensi kewirausahaan dalam Kebutuhan akan pencapaian (NACH) pada butir pernyataan ke 1,2, dan 4 responden Jawa kurang dominan dibandingkan responden Non Jawa, namun pada butir ke 3 sama antara Jawa dan Non Jawa, Efikasi diri (SELFF) semua butir pernyataan responden Jawa lebih dominan dibandingkan Non Jawa
4,18 4,33 4,11 4,18 4,09 3,76 3,86 4,00 4,51 4,15 4,04 4,16 4,35 4,07 4,04 4,40
0,61 0,55 0,57 0,55 0,67 0,75 0,73 0,61 0,51 0,62 0,70 0,60 0,70 0,60 0,51 0,49
4,08 3,78 3,88 4,36 4,24 4,50 4,22 4,12 4,16 4,50 4,06 4,00 3,90 4,00 4,36 4,10
0,60 0,76 0,75 0,69 0,52 0,51 0,62 0,59 0,55 0.51 0,51 0,64 0,58 0,70 0,69 0,65
0,10 0,55 0,23 -0,18 -0,15 -0,74 -0,36 -0,12 0,35 -0,35 -0,02 0,16 0,45 0,07 -0,32 0,30
kecuali pada butir ke 5 responden Jawa kurang dominan dibandingkan Non Jawa, Kesiapan instrumentasi (INSTRU) semua butir pernyataan responden Jawa lebih dominan dibandingkan responden Non Jawa, dan Intensi kewirausahaan (INTENT) pada butir pernyataan ke 13 dan 15 lebih dominan sedangkan butir ke 14 kurang dominan dibandingkan responden Non Jawa.
Tabel 2 Rangkuman Intensi Kewirausahaan No.
1
2 3 4
5 6 7 8
BUTIR PERNYATAAN Kebutuhan akan pencapaian (NACH) Saya akan melakukan yang paling baik pada tugas yang sulit yang berhubungan dengan studi dan pekerjaan saya. Saya akan berusaha keras untuk memperbaiki performa kerja sebelumnya. Saya akan mencari tambahan tanggung Jawab pada pekerjaan yang diberikan kepada saya. Saya akan berusaha untuk melakukan yang lebih baik dibandingkan teman saya. Efikasi diri (SELFF) Saya memiliki keterampilan kepemimpinan yang dibutuhkan untuk menjadi seorang wirausahawan. Saya memiliki kematangan mental untuk memulai menjadi seorang wirausahawan. Saya adalah orang yang dapat dipercaya oleh orang lain. Saya memiliki kemampuan dapat menyelesaikan
JAWA ẋ
NON JAWA SD
ẋ
SD
Kesenjangan
4,15
0,66
4,21
0,59
-0,06
4,00
0,69
4,13
0,65
-0,13
3,94
0,75
3,94
0,70
0
3.98
0,68
4,19
0,50
-0,21
4,09
0,50
4,19
0,68
-0,10
3,79
0,75
3,64
0,79
0,15
4,23
0,63
4,13
0,65
0,10
4,17
0,67
4,13
0.54
0,04
Jurusan Manajemen, fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma (2010) 10206196
9 10 11 12 13 14 15
pekerjaan dengan baik. Kesiapan instrumentasi (INSTRU) Saya memiliki akses kepada modal untuk mulai menjadi Wirausahawan. Saya memiliki jaringan sosial yang bagus yang dapat dimanfaatkan ketika saya memutuskan untuk menjadi seorang wirausahawan. Saya memiliki akses terhadap informasi saat mulai menjadi seorang wirausahawan. Saya memiki kemampuan mengatur modal dengan baik Intensi kewirausahaan (INTENT) Saya akan memilih karir sebagai seorang wirausahawan. Saya akan memilih karir sebagai karyawan dalam suatu perusahaan/organisasi. Saya lebih suka menjadi wirausahawan daripada menjadi karyawan di suatu perusahaan/organisasi.
Sumber : data diolah
3,72
0,65
3,28
0,80
0,44
3,98
0,64
3,70
0,83
0,28
4,06
0,61
3,70
0,78
0,36
3,96
0,69
3,72
0,68
0,24
4,21
0,62
3,60
0,83
0,61
3,70
0,66
4,06
0,64
-0,36
4,19
0,61
3,62
0,80
0,57
bersama-sama berpengaruh terhadap intensi kewirausahaan. Tabel 3 Uji Model Regresi Intensi Kewirausahaan Suku Jawa FULL MODEL
Variabel
Analisis Regresi
β
Sig
0,076
0,387
-
-
Efikasi Diri (SELFF)
0,509*
0,000
0,529*
0,000
Kesiapan
0,388*
0,000
0,411
0,000
Kebutuhan
Berdasarkan tabel 3 didapat nilai koefisien korelasi (R) antara variabel Efikasi diri (SELFF), Kesiapan Intrumentasi (INSTRU),dan Prestasi Akademik dengan Intensi kewirausahaan sebesar 0,873 berarti hubungan antara variabel searah dan sangat kuat. Untuk regresi dengan lebih dari dua variabel bebas, digunakan Adjusted R Square sebagai koefisien determinasi. Nilai koefisien determinasi (adjusted R Square adalah 0,739 artinya 73,9% intensi kewirausahaan dapat dijelaskan oleh variabel Efikasi diri (SELFF), Kesiapan Intrumen(INSTRU),dan Prestasi Akademik. Sedangkan sisanya (100%73,9%=26,1%) dijelaskan oleh variabel lain. Dari uji Anova atau F-Test, didapat F hitung adalah 33,601 dengan tingkat signifikansi 0,000. karena probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari 0,05 sehingga model regresi bisa dipakai untuk memprediksi intensi kewirausahaan atau dapat dikatakan Efikasi diri (SELFF), Kesiapan Intrumentasi (INSTRU),dan Prestasi Akademik secara
BEST MODEL
akan
pencapaian
β
Sig
(NACH)
intrumentasi
(INSTRU)
*
Pengalaman Kerja
0,192
0,68
0,175
0,079
Prestasi Akademik
0,223
0,415
0,337*
0,001
Gender
0,122
0,664
-
-
Adj. R Square = 0,739 r = 0,873 F = 33,601 (Sig)
Sumber : data diolah
Berdasarkan hasil analisis regresi yang telah dilakukan, maka dapat diketahui bentuk model Intensi Kewirausahaan yang terbaik
SELFF
0,529 0,411
INSTRU
0,337 PRESTASI AKADEMIK Jurusan Manajemen, fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma (2010) 10206196
INTENSI KEWIRAUSAHA
Sumber : data diolah
Berdasarkan tabel 4 didapat nilai koefisien korelasi (R) antara variabel variabel Kebutuhan akan Pencapaian (NACH), Kesiapan Intrumentasi (INSTRU),dan Pengalaman kerja dengan Intensi kewirausahaan sebesar 0,775 berarti hubungan antara variabel searah dan kuat. Untuk regresi dengan lebih dari dua variabel bebas, digunakan Adjusted R Square sebagai koefisien determinasi. Nilai koefisien determinasi (adjusted R Square adalah 0,575 artinya 57,5% intensi kewirausahaan dapat dijelaskan oleh variabel variabel Kebutuhan akan Pencapaian (NACH), Kesiapan Intrumentasi (INSTRU),dan Pengalaman kerja. Sedangkan sisanya (100%57.5%=42,5%) dijelaskan oleh variabel lain. Dari uji Anova atau F-Test, didapat F hitung adalah 23,081 dengan tingkat signifikansi 0,000. karena probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari 0,05 sehingga model regresi bisa dipakai untuk memprediksi intensi kewirausahaan atau dapat dikatakan variabel Kebutuhan akan Pencapaian (NACH), Kesiapan Intrumentasi (INSTRU), dan Pengalaman kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap intensi kewirausahaan. Tabel 4 Uji Model Regresi Intensi Kewirausahaan Suku Non Jawa FULL MODEL β Kebutuhan Akan Pencapaian
0,247
BEST MODEL
Sig 0,095
β 0,252 *
Sig 0,049
(NACH) Efikasi Diri (SELFF)
0,195
0,171
-
-
Kesiapan
0,390*
0,013
0,522 *
0,000
(INSTRU)
Intrumentasi
-0,180
0,169
-0,216 *
0,027
Prestasi Akademik
0,280
0,428
-
-
Gender
-0,250
0,474
-
-
Adj. R Square = 0,575
Gambar 2 Model Model Pengaruh Efikasi diri (SELFF), Kesiapan Intrumentasi (INSTRU), dan Prestasi Akademik terhadap INTENSI Kewirausahaan
Variabel
Pengalaman Kerja
r = 0,775 F = 23,081 (Sig)
Sumber : data diolah
Berdasarkan hasil analisis regresi yang telah dilakukan, maka dapat diketahui bentuk model Intensi Kewirausahaan yang terbaik NACH
0,252 INSTRU
0,522
INTENSI KEWIRAUSA
-0,216 PENGALAMA N KERJA Sumber : data diolah
Gambar 3 Model Pengaruh Kebutuhan akan pencapaian (NACH), Kesiapan Intrumentasi ( INSTRU), dan Pengalaman Kerja terhadap INTENSI Kewirausahaan
KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka penulis menarik beberapa kesimpulan antara lain: 1. Responden Jawa : a. Variabel komitmen dan konsep diri mampu membentuk kewirausahaan berikut yang mampu membentuk kewirausahaan adalah kebutuhan akan berprestasi, Berpegang pada komitmen pribadi, berempati,
Jurusan Manajemen, fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma (2010) 10206196
b.
c. d.
e.
f.
g.
h.
Kemampuan bersaing, inovasi, adaptif, berorientasi kedepan, motif untuk bekerja, berinteraksi dalam keluarga, kondisi sosial ekonomi, bekerjasama dengan rekan kerja. Variabel Kebutuhan akan pencapaian tidak memengaruhi Intensi Kewirausahaan. Variabel Efikasi diri memengaruhi intensi kewirausahaan. Variabel Kesiapan Instrumentasi memengaruhi intensi kewirausahaan. Variabel Gender tidak memengaruhi intensi kewirausahaan. Variabel Prestasi Akademik memengaruhi intensi kewirausahaan. Variabel Pengalaman Kerja tidak memengaruhi intensi kewirausahaan. Efikasi Diri (SELFF), Kesiapan Instrumentasi (INSTRU), dan Prestasi Akademik dimana paling signifikan sehingga secara bersama-sama memengaruhi Intensi Kewirausahaan yang artinya ada hubungan yang positif.
2. Responden Non Jawa : a. Variabel komitmen dan konsep diri mampu membentuk kewirausahaan berikut yang mampu membentuk kewirausahaan adalah memasarkan usaha, Keb. Kepemimpinan, pengendalian diri, kemandirian, pengambil resiko, sikap terbuka, percaya diri, berorientasi pada tugas, motif
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
untuk kreatif, kondisi fisik lingkungan. Variabel Kebutuhan akan pencapaian memengaruhi Intensi Kewirausahaan. Variabel Efikasi diri tidak memengaruhi intensi kewirausahaan. Variabel Kesiapan Instrumentasi memengaruhi intensi kewirausahaan. Variabel Gender tidak memengaruhi intensi kewirausahaan. Variabel Prestasi Akademik tidak memengaruhi intensi kewirausahaan. Variabel Pengalaman Kerja memengaruhi intensi kewirausahaan. Kebutuhan akan pencapaian (NACH), Kesiapan Instrumentasi (INSTRU), dan Pengalaman Kerja dimana paling signifikan sehingga secara bersama-sama memengaruhi Intensi Kewirausahaan yang artinya ada hubungan yang positif.
IMPLIKASI Pada dasarnya kebudayaan itu tidak dapat dipisahkan dari perilaku dan etos kerja. Dalam dunia kewirausahaan etos kerja diperlukan agar seorang wirausahawan memiliki ketangguhan dan keuletan dalam berusaha. Etos kerja juga akan membangun suatu budaya kerja, dimana orang akan mengerti apa yang harus dikerjakan dan apa yang mesti diabaikan. Selanjutnya, budaya kerja yang berorientasi global akan menghasilkan suatu kontribusi positif kepada perkembangan usaha dan efektivitas dalam bidang kewirausahaan, perhatian yang harus dicurahkan adalah perilaku dalam memahami faktor-faktor yang memengaruhi
Jurusan Manajemen, fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma (2010) 10206196
keberhasilan dan kegagalan dalam berwirausaha. Hasil analisis menunjukkan bahwa dari keenam variabel hanya lima variabel yang memengaruhi Intensi kewirausahaan mahasiswa Universitas Gunadarma yaitu Kebutuhan akan pencapaian (NACH), Efikasi diri (SELFF), Intensi kewirausahaan (INTENT), Prestasi Akademik, dan Pengalaman kerja. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa Efikasi diri (SELFF), Kesiapan Intrumentasi (INSTRU), dan Prestasi Akademik memiliki pengaruh yang paling signifikan sehingga secara bersamasama memengaruhi Intensi Kewirausahaan pada responden Jawa. Selanjutnya, Kebutuhan akan pencapaian (NACH), Kesiapan Instrumentasi (INSTRU), dan Pengalaman Kerja yang paling signifikan sehingga secara bersama-sama memengaruhi Intensi Kewirausahaan pada responden Non Jawa. DAFTAR PUSTAKA Aldrich, H., dan C. Zimmer, 1986. Entrepreneurship through Social Network, in D. L. Sexton and R. W. Smilor (eds.) The Art and Science of Entrepreneurship, Cambridge: Ballinger Publishing, 3-25. Alma, Buchari. 2007. Kewirausahaan Untuk Mahasiswa dan Umum. Bandung : Alfabeta. Bandura, A., 1977. Social Learning Theory, Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice Hall. Choo,
S., dan M. Wong, 2006. Entrepreneurial intention: triggers and barriers to new venture creations in Singapore.
Singapore Management Review 28 (2): 47-64. Cromie,
S., 2000. Assessing entrepreneurial inclinations: some approaches and empirical evidence. European Journal of Work and Organizational Psychology 9 (1): 7-30.
Dalton, dan Holloway, 1989. Preliminary findings: entrepreneur study. Working paper, Brigham Young University. Dewanti, Retno. 2008. Kewirausahaan. Jakarta : Mitra Wacana Media. Duh, M., 2003. Family enterprises as an important factor of the economic development: the case of Slovenia. Journal of Enterprising Culture 11 (2): 111-130. Giles, M., dan A. Rea, 1970. Career selfefficacy: an application of the theory of planned behavior. Journal of Occupational & Organizational Psychology 73 (3): 393-399. . Indarti, Nurul, Rokhima Rostiani. 2008. Intensi Kewirausahaan Mahasiswa: Studi Perbandingan Antara Indonesia, Jepang Dan Norwegia. Jurnal Ekonomika dan Bisnis Indonesia. Vol. 23, No. 4. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Indarti, N., 2004. Factors affecting entrepreneurial intentions among Indonesian students.
Jurusan Manajemen, fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma (2010) 10206196
Jurnal Ekonomi dan Bisnis 19 (1): 57-70. Katz,
dan W. Gartner, 1988. Properties of emerging organizations. Academy of Management Review 13 (3): 429-441. Kolvereid, L., 1996. Prediction of employment status choice intentions. Entrepreneurship Theory and Practice 21 (1): 4757.
International Journal of Entrepreneurial Behaviour and Research 3 (2): 93-110.
J.,
Kristiansen, S., 2001. Promoting African pioneers in business: what makes a context conducive to small-scale entrepreneurship? Journal of Entrepreneurship 10 (1): 43-69. Kristiansen, S, 2002a. Individual perception of business contexts: the case of smallscale entrepreneurs in Tanzania. Journal of Developmental Entrepreneurship 7 (3). Kristiansen, S., B. Furuholt, dan F. Wahid, 2003. Internet cafe entrepreneurs: pioneers in information dissemination in Indonesia. The International Journal of Entrepreneurship and Innovation 4 (4): 251-263. Krueger, N. F. dan A. L. Carsrud, 1993. Entrepreneurial intentions: applying the theory of planned behavior. Entrepreneurship & Regional Development 5 (4): 315-330. Lee, J., 1997. The motivation of women entrepreneurs in Singapore.
Mapiere, Andi. 1982. Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional. Marsden,
K., 1992. African entrepreneurs – pioneer of development. Small Enterprise Development 3 (2): 15-25.
Mathews, C. H. dan S. B. Moser, 1996. A longitudinal investigation of the impact of family background and gender on interest in small firm ownership. Journal of Small Business Management 34 (2): 29-43. Mazzarol, T., T. Volery, N. Doss, dan V. Thein, 1999. Factors influencing small business start-ups. International Journal of Entrepreneurial Behaviour and Research 5 (2): 48-63 McClelland, D., 1961. The Achieving Society, Princeton, New Jersey: Nostrand McClelland, D., 1971. The Achievement Motive in Economic Growth, in: P. Kilby (ed.) Entrepreneurship and Economic Development, New York The Free Press, 109-123. Mead, D. C. dan C. Liedholm, 1998. The dynamics of micro and small enterprise in developing countries. World Development 26 (1): 61-74. Meredith, Geofrey G. 2000. Kewirausahaan Teori dan
Jurusan Manajemen, fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma (2010) 10206196
Praktek. Jakarta: PT Pustaka Binaman Presindo. Muhadjir, Noeng. 1992. Pengukuran kepribadian. Yogyakarta: Rake Sarasih. Reynolds, P. D., M. Hay, W. D. Bygrave, S. M. Camp, dan E. Aution, 2000. Global entrepreneurship monitor: executive report. A Research Report from Babson College, Kauffman Center for Entrepreneurial Leadership, and London Business School. Santoso.
1993. Lingkungan Tempat Tinggal dalam Menentukan Minat Berwiraswasta FKIP UNS (Laporan Penelitian). Surakarta: UNS.
Scott, M. dan D. Twomey, 1988. The long-term supply of entrepreneurs: students` career aspirations in relation to entrepreneurship. Journal of Small Business Management 26 (4): 5-13.
Singh, K.A., dan K. V. S. 1994. entrepreneurship: and evidence. Entrepreneurship 111.
Suryaman, Maman. 2006. Minat Berwirausaha Pada Mahasiswa Pendidikan Teknik Elektro. Fakultas Teknik. Program Sarjana Universitas Negeri Semarang, Semarang. Tarsis Tarmudji. 1996. Prinsip-prinsip Kewirausahaan. Yogyakarta: Liberti. Utami, Erlita Dhiah. 2007. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Minat Berwiraswasta (Studi Deskriptif Pada Usahawan Rental Komputer Di Sekaran Gunung Pati Semarang). Ilmu Pendidikan. Program Sarjana Universitas Negeri Semarang, Semarang. Yanto. 1996. Peluang Kerja dan Minat Berwiraswasta di Kalangan Siswa Sekolah Teknologi Menengah Negeri Pembangunan Pekalongan (Laporan Penelitian). Semarang: IKIP Semarang.
M. Krishna, Agricultural the concept Journal of 3 (1): 97-
Sinha, T. N., 1996. Human factors in entrepreneurship effectiveness. Journal of Entrepreneurship 5 (1): 23-29. Suryana. 2000. Kewirausahaan. Jakarta: Salemba Empat.
Jurusan Manajemen, fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma (2010) 10206196