Inilah Dampak Positif Sinergi BUMN UNAIR NEWS – Business Week Universitas Airlangga 2017 adalah ajang kompetisi yang diadakan oleh Badan Semi Otonom (BSO) Forum Studi Bisnis (FSB) Fakultas Hukum. Serangkaian acara telah disiapkan oleh panitia guna mensukseskan acara Business Week tahun ini. Salah satunya adalah mengadakan seminar nasional dengan menggandeng Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) dan salah satu Dosen FH UNAIR yang berkompeten di bidang hukum perdata. Seminar yang diadakan pada Kamis (4/5) ini membahas tema “Meningkatkan Integritas KPPU Demi Terciptanya Persaingan Usaha yang Sehat dan Berkompeten”. Pesertanya berasal dari partisipan lomba Business Week, mahasiswa Fakultas Hukum UNAIR, serta kalangan umum. Pemaparan pertama disampaikan oleh Dr. Sukarmi, anggota KPPU. Sukarmi menjelaskan mengenai peran KPPU dalam persaingan usaha yang meliputi tugas dan wewenang KPPU, pendekatan struktur pasar, bentuk-bentuk kegiatan yang dilarang, kartel, serta sinergi BUMN dan persaingan usaha. “Kartel merupakan kejahatan yang luar biasa. Karena dampak kartel akan seketika dirasakan. Misalnya melonjaknya harga bawang putih. Ketika bawang putih harganya naik, maka pembeli akan merasakan akibat dari kenaikan tersebut. Pelaku usaha dilarang menguasai penerimaan atau menjadi pembeli tunggal atas barang dan atau jasa,” ungkap Sukarmi. Materi selanjutnya dijelaskan oleh dosen pengampu Hukum Persaingan Usaha, Ria Setyawati, LL.M. Ria memaparkan peran hukum dalam mengatur persaingan usaha di Indonesia yang meliputi sinergi BUMN dan pegaruhnya dalam persaingan usaha di Indonesia.
“Dampak sinergi BUMN terhadap persaingan usaha adalah terjadinya pemusatan kekuatan pasar, berubahnya struktur pasar, potemsi terjadinya monopoli, potensi adanya barrier to entry bagi pelaku usaha pesaing, dan potensi peniadaan persaingan,” tutur Ria. Ria mengatakan, ada pula dampak positif sinergi BUMN yakni efisiensi, kontrol dari pemerintah, serta peningkatan APBN dari sektor pajak maupun non pajak. Seminar yang dimoderatori oleh Kukuh Leksono, LL.M ini mendapat respon positif dari para peserta. Hal itu dapat dilihat dari antusias peserta yang sering mengajukan pertanyaan dan berdiskusi dengan para pemateri. Penulis: Pradita Desyanti Editor: Defrina Sukma S
Pendidikan Vokasional Sama dengan Politeknik
Tak
UNAIR NEWS – Fakultas Vokasi Universitas Airlangga mendapat kunjungan tamu dari Institut Ilmu Sosial dan Manajemen STIAMI Jakarta, Jumat (5/5). Delegasi STIAMI membawa lima personel yaitu Direktur Program Vokasi, Direktur Kampus, Koordinator Program Studi D-3 Perpajakan dan staf pengajar di program studi D-3 Perpajakan. Rombongan diterima oleh jajaran manajemen Fakultas Vokasi Universitas Airlangga yang dipimpin oleh Wakil Dekan I Prof. Retna Apsari. Pemimpin bidang akademik dan kemahasiswaan tersebut berbagi suka duka proses membangun Vokasi UNAIR
sampai saat ini. “Dukungan pemerintah terkait program vokasi masih kurang dan banyak anggapan vokasi adalah politeknik. Padahal, dua hal tersebut sebenarnya berbeda,” tutur Retna. Guru Besar bidang Bioptika tersebut juga mengajak program Vokasi Institut STIAMI untuk bergabung dalam Forum Perguruan Tinggi Vokasi Indonesia (FPTVI) agar dapat berbagi semangat kevokasian bersama. Menurut pimpinan delegasi STIAMI, Ardiansyah, sudah saatnya pendidikan vokasional lebih banyak mendapatkan tempat di hati para pelajar. Ia menjadikan kurangnya perhatian masyarakat terhadap pendidikan vokasional itu menjadi tantangan ke depan. “Program Vokasi merupakan hal baru bagi masyarakat sehingga banyak tantangan yang harus diselesaikan untuk mempopulerkannya terutama kepada masyarakat luas,” ujar Ardiansyah. Acara yang berlangsung hampir tiga jam dilakukan di ruang rapat pimpinan Fakultas Vokasi UNAIR. Harapan dari kegiatan tersebut dapat berbagi semangat kevokasian sehingga vokasi dapat semakin dikenal secara luas oleh masyarakat umumnya. Penulis: Okta Hardiansyah (Humas Vokasi) Editor: Defrina Sukma S
FKG
UNAIR
Inisiasi
Riset
Terbaru Kesehatan Gigi dan Mulut dengan Standar WHO UNAIR NEWS – Data mengenai riset kesehatan gigi dan mulut harus terus diperbarui untuk mengetahui derajat kesehatan manusia, apalagi Kementerian Kesehatan telah mencanangkan Indonesia bebas gigi karies pada tahun 2030. Untuk itulah, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga menginisiasi riset kesehatan gigi dan mulut bersama seluruh institusi pendidikan dokter gigi se-Indonesia. Acara bertajuk “Training of Trainer Oral Health Survey Berstandar WHO” diselenggarakan di Aula Fakultas Kedokteran, Selasa (9/5). Penanggung jawab acara, Gilang Rasuna Sabdho Wening, drg., M.Kes., mengatakan acara pelatihan ini merupakan bentuk kolaborasi antara sivitas akademika FKG UNAIR dengan Ikatan Profesi Ahli Kesehatan Gigi Masyarakat Indonesia. “Beberapa waktu yang lalu, ada indikasi indeks DMF-T (decay missing filled-teeth) sebagai indeks keparahan gigi yang biasanya digunakan oleh riset kesehatan dasar seluruh Indonesia, ke depan tidak akan jadi indeks penilaian dalam riset kesehatan dasar di Indonesia,” tutur Gilang. Guna merespon kebijakan tersebut, maka FKG bersama 31 institusi pendidikan dokter gigi di Indonesia berkomitmen untuk menggunakan indeks DMF-T tersebut bersama indeks lainnya, memeriksa kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia dengan menggunakan metode yang sesuai dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Dalam pelatihan tersebut, lebih dari seratus peserta diajari perihal tata cara, pengisian formulir, cara pemeriksaaan, dan evaluasi kesehatan gigi dan mulut. Sebab, selama ini problem di lapangan mengarah ke kemungkinan bias data.
“Sebetulnya selama ini pemeriksaan dengan indeks DMF-T selalu tercatat hanya saja standar pemeriksaannya berbeda-beda. Di lapangan, tata cara dalam memeriksa gigi dan mulut di lapangan menggunakan peralatan seperti kaca mulut dan cahaya matahari, sehingga tidak bisa digunakan untuk melihat gigi atau mulut bagian dalam dengan jelas,” terang dosen Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat FKG UNAIR. Gilang menuturkan, usai acara ini, para trainer diminta untuk menandatangani kesepakatan untuk melatih para calon surveyor di masing-masing daerah. Selain itu, hasil survey data di lapangan akan dikelola oleh para dosen di FKG UNAIR untuk dijadikan laporan kepada pemerintah maupun WHO. Targetnya, data kasar akan selesai pada bulan Agustus tahun 2017. Senada dengan Gilang, Dekan FKG UNAIR Dr. Darmawan Setijanto, drg., mengatakan selama ini data riset kesehatan dasar yang biasanya dilakukan oleh Kementerian Kesehatan RI memiliki sejumlah kekurangan. “Data yang dimiliki Kementerian Kesehatan adalah Riskesdas yang memiliki banyak kekurangan, salah satunya yang melakukan bukanlah expert (ahli) atau dokter gigi. Mereka juga melakukan sebisanya karena mereka juga melakukan survei mata, telinga, rumah tangga, dan sebagainya. Pasti tidak akan lebih akurat dari yang kita lakukan. Kalau Kemenkes tidak mengakui, paling tidak data kita akan diakui WHO Collaboration Center di Jepang,” pungkas Darmawan. Penulis: Defrina Sukma S
Wujudkan Tri Dharma, FKG UNAIR Terima Dosen Magang UNAIR NEWS – Sebagai wujud implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi, sivitas akademika Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga menjalin kerjasama dengan FKG Universitas Lambung Mangkurat. Penandatanganan nota kesepakatan (memorandum of agreement) dilakukan di Aula Fakultas Kedokteran, Selasa (9/5). Penandatanganan nota kesepakatan tersebut dihadiri oleh jajaran pimpinan kedua fakultas. Dari pihak FKG UNAIR diwakili oleh Dekan FKG Dr. Darmawan Setijanto, drg., sedangkan dari FKG Unlam dihadiri oleh Dekan Dr. drg. Rosihan Adhani, S.Sos., M.S. Ditemui usai acara, Darmawan mengatakan bahwa aktivitas kerjasama yang akan dilakukan oleh kedua belah pihak tak jauh dari bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Di bidang pendidikan, kedua pihak akan bersama-sama mengevaluasi capaian pembelajaran. “Misalnya, kita memakai metode pembelajaran A dan hasilnya begini. Di FKG UNAIR biasanya memakai student centered learning dan problem based learning. Competency based yang kami gunakan sama, tetapi metode pembelajaran yang kita gunakan tidak sama. Bagaimana kelulusan hasil ujian kompetensi dan sebagainya,” tutur Darmawan. Di bidang penelitian, saat ini FKG UNAIR bersama dengan institusi pendidikan dokter gigi di Indonesia, termasuk FKG Unlam, untuk melakukan riset data kesehatan gigi dan mulut. Tujuannya, untuk memperbarui data riset kesehatan dasar gigi dan mulut dengan metode yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Sementara itu di bidang pengabdian masyarakat, Dekan FKG UNAIR
ini mengatakan bahwa pihaknya akan menerima sekitar lima pengajar dari Unlam untuk magang di UNAIR. “Ini adalah bentuk diseminasi ilmu para profesor kami. Kita ditarget diseminasi ilmu berupa buku dan jurnal, tetapi kami juga ingin menyalurkan ilmu yang dimiliki ke pihak Unlam,” terang Darmawan. Rencananya, aktivitas kerjasama antara FKG UNAIR dan FKG Unlam itu segera direalisasikan pada tahun 2017. Penulis: Defrina Sukma S
Siap Sukseskan KKN-BBM LP4M Bekali Dosen Pembimbing UNAIR NEWS – Berjalannya Kuliah Kerja Nyata Belajar Bersama Masyarakat (KKN-BBM) yang dilakukan oleh mahasiswa, tidak bisa dilepaskan dari peran Dosen Pembimbing Lapangan (DPL). Untuk itu, demi kesuksesan KKN-BBM, Universitas Airlangga melalui Lembaga Pengabdian, Pendidikan, Pelatihan, dan Pengembangan Masyarakat (LP4M) menggelar Training of Trainer (TOT) bagi DPL untuk KKN-BBM Tematik Posdaya yang akan dilangsungkan Bulan Juli mendatang. Ketua LP4M UNAIR Prof. Dr. H. Jusuf Irianto, Drs., M.Com, dalam sambutannya mengatakan, keberadaan KKN-BBM harus benarbenar bisa menjadi pilar perubahan dan pembangunan yang ada di masyarakat. “Untuk itu kami selalu mencoba mencari inovasi dan cara agar KKN-BBM ini bisa menjadi pilar pembangunan berkelanjutan,”
terangnya. Guru besar FISIP UNAIR tersebut juga menambahkan bahwa mekanisme KKN berkelanjutan yang sedang digalakkan tersebut akan dijalankan secara berkesinambungan di setiap angkatan KKN. “Jika angkatan berupa masalah bisa memberikan bisa diterapkan paparnya. “Jadi tegas Jusuf.
kali ini mahasiswa bisa memberikan laporan yang perlu dikerjakan. Angkatan selanjutnya luaran berupa laporan solusi dan selanjutnya pengentasan masalah, begitu dan seterusnya,” biar KKN ini memiliki dampak yang signifikan,”
Dalam acara yang dilaksanakan di Ruang Sidang Utama LP4M Gedung Kahuripan Lantai 2 tersebut, hadir Wakil Rektor III UNAIR Prof. Mochammad Amin Alamsjah, Ir., M.Si., Ph.D. Dalam paparannya, Prof. Amin mengatakan bahwa KKN harus bergerak dan jangan jalan di tempat. Ke depan sesuai mandat pimpinan, fungsional dan nama DPL pun akan diganti. “Nanti nama DPL akan diganti Dosen Pembina Pembangunan Desa (DPPD), jadi ini sebagai bentuk keseriusan pengabdian,” terangnya. Hadir dalam acara tersebut sebagai pemateri Prof. Haryono Suyono selaku anggota MWA UPI Bandung. Dalam paparannya, Prof. Haryono menekankan perlunya menyusun garis haluan dan membuat pusat-pusat pembangunan desa yang tersebar di berbagai kabupaten lokasi KKN. “Cara ini adalah bagian dari upaya pembangunan yang kita lakukan dengan berkelanjutan,” jelasnya. Penulis: Nuri Hermawan
Mahasiswa Matematika Sumbangkan Tiga Medali untuk Almamater UNAIR NEWS – Tiga medali berhasil dibawa pulang oleh tiga mahasiswa Program Studi S-1 Matematika dalam acara “Mathematical Analysis and Geometry Day ke-10 (MAGD-X)” yang diadakan oleh Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Institut Teknologi Bandung, Sabtu (29/4). Ketiga mahasiswa tersebut adalah Hasan Mubarok (2014) yang memperoleh medali perak, M. Salam Sutrisno (2014) dan Bidayatul Masulah (2015) yang memperoleh medali perunggu. Kompetisi tersebut dibagi menjadi dua sesi. Tahap pertama adalah babak penyisihan dengan pengerjaan soal pilihan ganda dan esai singkat materi Kalkulus, Geometri, Geometri Transformasi, Fungsi Kompleks dan Fungsi Real. Tahap kedua adalah babak final dengan presentasi hasil diskusi persoalan. Kompetisi yang menitikberatkan pada keahlian analisis dan geometri tergolong materi yang tak mudah. Namun, soal-soal tersebut berhasil mereka selesaikan. Meskipun nilai kumulatif dari ketiga kontingen UNAIR ini tidak menempati posisi lima besar yang dapat meloloskan mereka masuk ke dalam babak final tetapi mereka tetap berbangga hati dengan perolehan yang ia dapatkan. “Pada lomba kemarin kami mengerjakan 25 soal pilihan ganda dan tiga soal esai, tapi UNAIR tidak masuk ke dalam babak final tapi tetap mendapatkan penghargaan per individu berdasarkan akumulasi nilai terbaik pada babak pertama,” jelas Hasan. Perlombaan bergengsi dengan kompetitor yang sangat beragam seperti mahasiswa ITB, Universitas Gadjah Mada, Universitas Padjajaran dan universitas lainnya.
Menurut Hasan, keberhasilannya dan rekan-rekannya dalam memecahkan persoalan geometri menumbuhkan kebanggaan tersendiri bagi mahasiswa UNAIR. “Bersama dengan orang-orang jenius ahli matematika bidang analisis dan geometri ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi kami,” imbuhnya. Terhitung kurang dari satu bulan persiapan kompetisi terus mereka jalani dengan review materi dan diskusi dari soal-soal yang telah dikerjakan bersama dengan tim maupun dosen matematika. Banyak pengalaman yang mereka kantongi semenjak mengikuti kompetisi tersebut, mulai dari beragam materi baru yang belum mereka ketahui dan juga sharing ilmu dari dua pembicara saat kuliah tamu berlangsung. Penulis: Disih Sugianti Editor: Defrina Sukma S
Pusat Inovasi Global Sudan Bahas Potensi Kerjasama dengan UNAIR UNAIR NEWS – Keunggulan Universitas Airlangga di bidang kesehatan maupun sosial berhasil menarik perhatian institusi dari luar negeri untuk berkolaborasi. Salah satunya adalah Global Innovation Training Center (GITC) Sudan. Para delegasi Pusat Inovasi Global asal Sudan tersebut mengunjungi UNAIR guna membahas kerjasama, Senin (8/5). Delegasi GITC Sudan diterima oleh Wakil Rektor bidang Kerjasama dan Publikasi, Prof. Amin Alamsjah, Ph.D, di Aula
Kahuripan 301, Kantor Manajemen UNAIR Kampus C. Dalam paparannya, Amin menyampaikan tentang keunggulan-keunggulan yang dimiliki UNAIR. “Tidak hanya penelitian maupun produk stem cell, tetapi alumninya juga berhasil menduduki jabatan penting di daerah maupun pusat,” tutur Amin dalam kata sambutannya. Amin juga menyampaikan, saat ini posisi UNAIR berada pada perguruan tinggi terbaik keempat di Indonesia. Untuk itulah, diperlukan kolaborasi dengan institusi lain untuk meningkatkan posisi dan memberikan sumbangsih yang lebih besar kepada masyarakat. Direktur GITC Sudan, Abdelmutal Mohamed Abdelrahman, mengatakan bahwa pihaknya ingin membangun relasi yang lebih intensif dengan sivitas akademika UNAIR. “Kami sudah banyak melihat pengembangan di UNAIR, semakin besar dan akan melaju ke world class university. Hal yang paling potensial adalah kedokteran dan ilmu hayati. Tapi, ternyata UNAIR juga memiliki jurusan Ekonomi Islam. Kami juga punya, ini bagus untuk menjalin kolaborasi,” lanjutnya. Abdelrahman berharap, pihaknya dan UNAIR bisa menjalin kolaborasi. Keunggulan yang dimiliki UNAIR bidang kedokteran, ilmu hayati, pertanian, dan ekonomi menjadi alasan bagi mereka untuk melebarkan kolaborasi akademik. Penulis: Helmy Rafsanjani Editor: Defrina Sukma S
Siap Menuju Puncak Denali, Para Atlet Wanala Dilepas Rektor UNAIR NEWS – Rektor Universitas Airlangga secara resmi melepas tiga atlet Airlangga Indonesia Denali Expedition (AIDeX) untuk mendaki puncak tertinggi di Amerika Utara, Gunung Mc. Kinley atau Denali. Acara pelepasan dilangsungkan di Hall Kantor Manajemen UNAIR Kampus C, Senin (8/5). Ketiga atlet Unit Kegiatan Mahasiswa Pecinta Alam (WANALA) yang akan berangkat ke Denali adalah Muhammad Faishal Tamimi (Fakultas Vokasi), Mochammad Roby Yahya (Fakultas Perikanan dan Kelautan/2011), dan Yasak (alumnus). Dalam upacara pelepasan tersebut, Rektor UNAIR Prof. Dr. Mochammad Nasih, memberikan apresiasi sekaligus motivasi kepada para atlet. Menurutnya, pendakian puncak-puncak tertinggi di Dunia adalah bagian dari upaya untuk memperkenalkan UNAIR kepada masyarakat luar negeri. “Dengan berkibarnya bendera UNAIR di puncak Denali, tentu kita akan menjadi lebih dikenal lagi karena ada yang mengibarkan bendera UNAIR di Puncak Denali,” tutur Nasih. Hal terpenting lainnya yang patut diperhatikan dalam upaya pendakian Denali adalah keselamatan para atlet. Nasih menghendaki agar ketiga atlet mempertimbangkan aspek-aspek pendakian seperti faktor fisik dan keadaan alam. “Sampai di Puncak Denali adalah keinginan kita, tetapi kembali ke Surabaya dan almamater dalam keadaan selamat adalah citacita bersama. Maka, jangan memaksakan diri dan pertimbangkanlah semua aspek dengan objektif,” pesan Nasih. “Saudara harus kembali ke Tanah Air dengan selamat karena
bapak, ibu, dan saudara menunggu kalian di rumah,” imbuhnya. Seremoni pelepasan ketiga atlet AIDeX dihadiri oleh jajaran pimpinan, Ikatan Keluarga Alumni UNAIR, anggota dan senior serta pembina UKM Wanala, dan keluarga atlet. Usai menyampaikan sambutan pelepasan, acara dilanjutkan dengan penyerahan secara simbolis bendera UKM Wanala, bendera UNAIR, dan Merah Putih. Persiapan yang matang Pendakian ke puncak Denali oleh tim UKM Wanala UNAIR merupakan bagian dari ekspedisi kelima seven summit. Ekspedisi seven summit merupakan serangkaian pendakian ke tujuh puncak gunung tertinggi masing-masing benua. Faishal yang juga ketua ekspedisi menyebutkan, bahwa tim AIDeX akan mendaki di Denali selama 18 sampai 22 hari. Mereka dijadwalkan untuk bertolak dari Surabaya ke Jakarta pada 10 Mei, kemudian berangkat ke Amerika Serikat pada 16 Mei. Sedangkan, pendakian di Denali akan dimulai pada 21 Mei sampai 9 Juni. Selain itu, selama pendakian, mereka berencana untuk tetap menjalankan ibadah puasa. “Rencananya sih pas aklimatisasi atau rest day. Pada saat rest day kan aktivitasnya hanya berdiam diri atau berjalan-jalan di sekitar tenda. Itu memungkinkan untuk puasa meskipun tidak full,” ungkap Faishal. Selama lebih dari satu tahun mengadakan latihan persiapan, para atlet dilatih untuk terbiasa menggunakan peralatanperalatan yang digunakan di gunung es seperti crampon (sepatu berpaku untuk mendaki gunung es), hingga sepatu bertapak lebar. Para atlet juga secara rutin mengadakan latihan di area pegunungan seperti Taman Nasional Gunung Bromo Tengger Semeru, dan Gunung Argopuro. Dalam latihan tersebut, mereka berlatih untuk menyeret beban seberat 20 kilogram, serta teknik
penyelamatan diri. “Idealnya mendaki di sana empat sampai lima orang. Semua pendaki terhubung dengan satu tali, kalau ada satu yang terjatuh maka masih ada empat orang yang menahan. Makanya latihan kemarin di Bromo kita lebih fokus dengan teknik rescue,” imbuh mahasiswa D-3 Otomasi Sistem Instrumentasi. Ditanya soal tujuan dan harapan pendakian, Faishal yang mewakili ketiga rekannya, bersepakat mengatakan, bahwa ekspedisi seven summits adalah wujud kecintaan mereka kepada alam dan Tanah Air. “Sebagai organisasi mahasiswa pecinta alam, seven summits adalah wujud kecintaan kami pada alam dan Tanah Air. Sebagai organisasi mahasiswa pecinta alam, ini adalah cara kami menunjukkan harga diri sebagai sebuah organisasi,” pungkasnya. Denali bukanlah puncak pertama yang didaki oleh anggota UKM Wanala. Empat dari tujuh puncak tertinggi yang telah tim digapai adalah Puncak Cartens, Gunung Jaya Wijaya (Indonesia/1994), Kilimanjaro (Tanzania/2009), (Rusia/2011), dan Aconcagua (Argentina/2013).
Elbrus
Selain ke Denali, ekspedisi ke Vinson Massif di Antartika serta Everest di Himalaya akan menggenapi ekspedisi seven summits mereka. Penulis: Defrina Sukma S
Problem Sekitar Bisa Jadi Ide Merintis Start-up Digital UNAIR NEWS – Guna mengoptimalkan potensi pemuda untuk membangun perusahaan rintisan (start-up), komunitas Start-up Geeks menggelar Start-up Geeks go to Campus di Universitas Airlangga. Acara digelar pada Jumat dan Sabtu 5–6 Mei 2017 di lingkungan Kantor Manajemen UNAIR. Roadshow ke kampus-kampus ini dilakukan untuk mendorong para pemuda mengoptimalkan perkembangan teknologi digital sekaligus mensukseskan program pemerintah, gerakan seribu start-up digital. Lebih dari seratus peserta hadir dalam talkshow yang dilangsungkan komunitas start-up. Perintis start-up digital Riliv, Audrey Maximilian, menerangkan untuk memulai usaha rintisan berbasis digital harus diawali dari permasalahan yang ada di sekitar. “Jangan terlalu cepat berpikir ke profit,” tutur Audrey yang juga lulusan UNAIR. Audrey menyebutkan, Indonesia merupakan pasar yang besar untuk pengembangan start-up. Ia berpendapat, bila pasar di Indonesia sudah dikuasai, maka bukan barang susah untuk menguasai pasar dunia. “Riliv salah satu start-up yang bergerak di bidang jasa psikologi. Saya melihat peluang bahwa setiap orang pasti memiliki masalah. Riliv membuat sistem yang memadukan dunia digital dan dunia psikologi,” ucap Audrey. UNAIR merupakan kampus keempat yang disambangi oleh komunitas Start-up Geeks. Lainnya adalah Universitas Negeri Surabaya, Universitas Ciputra, dan Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Surabaya. Dalam talkshow tersebut, peserta dan narasumber berdiskusi mengenai gagasan-gagasan yang bisa dijadikan embrio start-up
digital. Mulai dari gagasan rumah impian, menjual perlengkapan hewan, dan urusan pemerintahan. Penulis: Helmy Rafsanjani Editor: Defrina Sukma S
Bahas Potensi Kerjasama Akademik, Delegasi Universitas Hull Kunjungi UNAIR UNAIR
NEWS
–
Keunggulan
sivitas
akademika
Universitas
Airlangga di bidang kesehatan dan sosial selalu berhasil menarik minat peneliti dari universitas di luar negeri untuk menjalin kolaborasi. Pada hari ini, Senin (8/5), pimpinan kerjasama akademik Universitas Hull, Inggris, berkunjung ke UNAIR untuk membicarakan potensi kerjasama dengan pimpinan UNAIR. Wakil Rektor bidang Kerjasama Akademik dan Publikasi Prof. Amin Alamsjah, Ketua International Office Partnership Dian Ekowati, Ph.D., dan beserta perwakilan unit kerja menyambut empat orang delegasi asal Universitas Hull. Keempatnya adalah Direktur Kerjasama Akademik Andrew J. Abbot, Manajer Kerjasama Internasional Caroline M. Michel, Associate Dean International Lynne Barrow, dan Manajer Internasional British Council Audrie Sanova. Dalam pertemuan tersebut, Amin memaparkan keunggulan Universitas, di antaranya adalah UNAIR menempati posisi
keempat terbaik perguruan tinggi di Indonesia, keunggulan penelitian di bidang penyakit tropis dan stem cell. Selain di bidang penelitian, Wakil Rektor III UNAIR itu juga menjelaskan tentang kerjasama-kerjasama yang sedang dijalin oleh luar dengan UNAIR. “Kami juga menjalin kerjasama-kerjasama dengan peneliti dari Jepang, Belanda, hingga Amerika Serikat,” terang Amin. Delegasi Fakultas Kedokteran, dokter Kristanti Wanito Wigati, berharap agar fakultasnya bisa bermitra dengan Universitas Hull. Kristanti menyampaikan, bahwa salah satu penelitian yang unggul di FK adalah adalah penyakit tropis dan stem cell. Selain bidang penelitian, sivitas akademika FK dan mitra juga kerap mengikuti program pertukaran mahasiswa dan dosen. “Kami juga secara rutin mengadakan workshop anatomi yang didukung dengan peralatan laboratorium yang memadai,” tutur Kristanti. Selain kedokteran, ada pula unit lainnya yang potensial untuk menjalin kerjasama dengan Universitas Hull. Wakil Dekan III Fakultas Kesehatan Masyarakat, Ira Nurmala, Ph.D., dalam diskusi tersebut menyebutkan bahwa ada sejumlah kesamaan yang dimiliki FKM UNAIR dan Universitas Hull. “Di sana perilaku organisasi menjadi kelompok pembelajaran tersendiri, tetapi jika di sini masuk dalam departemen promosi kesehatan,” kata Ira. Selain itu, ia pun berharap agar pihak FKM UNAIR dan Hull bisa saling mengirimkan mahasiswanya untuk mengikuti pertukaran pelajar. Salah satu delegasi Universitas Hull, Andrew, mengatakan pihaknya begitu tertarik untuk menjalin kolaborasi secara resmi dengan UNAIR. Reputasi akademik dan penelitian UNAIR yang unggul di Indonesia menjadi alasannya untuk melebarkan kolaborasi akademik ke negara-negara di Asia Tenggara. Di
akhir
pertemuan,
potensi-potensi
akademik
yang
bisa
dikolaborasikan kedua belah pihak antara lain pertukaran mahasiswa dan kolaborasi riset untuk menghasilkan publikasi. Penulis: Defrina Sukma S