INFORMATIKA dan PERKEMBANGAN PERADABAN oleh: Rhiza S. Sadjad
1
2
Yth. Yth. Yth. Yth. Yth.
Walikota serta Muspida Kota Palu Koordinator Kopertis Wilayah IX Sulawesi Ketua Yayasan, Ketua dan Anggota BPH Yayasan Pimpinan Perguruan Tinggi se-Kota Palu Ketua, Para Pembantu Ketua dan Staf Pengajar STMIK Adhi Guna Palu Yth. Fungsionaris Lembaga Kemahasiswaan STMIK Adhi Guna Palu Yth. Para Wisudawan serta orangtua dan keluarga masing-masing yang berbahagia Yth. Para Undangan dan Hadirin yang kami muliakan,
Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh. Alhamdulillah, pertama-tama marilah kita bersama-sama memanjatkan puji syukur ke hadirat Illahi Rabbi, karena hanya berkat izin dan perkenan-Nya sajalah, kita dapat berkumpul bersama pada hari ini untuk merayakan sebuah peristiwa yang membahagiakan kita bersama. Atas nama pribadi dan keluarga, serta seluruh warga civitasacademica STMIK Adhi Guna, perkenankanlah kami menyampaikan ucapan selamat kepada para wisudawan beserta orangtua dan keluarga masing-masing yang tentu telah menantikan saat-saat yang berbahagia seperti ini sekian lamanya. Kami juga ingin menghaturkan terimakasih yang sebesar-besarnya atas kepercayaan yang diberikan oleh pimpinan STMIK Adhi Guna kepada kami untuk menyampaikan rangkaian kata-kata yang sederhana ini. Semoga kiranya apa yang kami akan sampaikan bermanfaat utamanya bagi diri kami pribadi, bagi STMIK Adhi Guna khususnya dan dunia akademik pada umumnya. Bapak-Bapak, Ibu-Ibu dan saudara-saudari hadirin yang kami muliakan, Banyak pakar menyepakati bahwa kehidupan manusia di muka bumi saat ini tengah berada dalam peralihan dari era industri ke era pascaindustri (post-industrial). Jika pada era industri, yang merupakan issue sentral adalah energi, maka pada era pasca-industri, issue sentral-nya adalah informasi. Sebagaimana energi dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain menggunakan sistem transportasi, maka pertukaran informasi dilakukan melalui sistem komunikasi. Jika peristiwa jatuhnya bom atom (yang merupakan rekayasa energi yang canggih 1
2
Orasi Ilmiah pada Acara Wisuda STMIK Adhi Guna Palu, Sabtu, 21 Juni 2008. Lektor pada Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin, Makassar. 1
pada masanya) di Hiroshima dan Nagasaki pada tahun 1945 merupakan peristiwa bersejarah yang menandai era industri, maka boleh dikatakan bahwa peristiwa World Trade Center (WTC) 11 September (911) tahun 2001 - yang sarat dengan rekayasa teknologi informasi - merupakan “pertanda jaman” dari era pasca-industri yang sering disebut juga sebagai era informasi. Dalam peristiwa WTC 911 lima tahun lalu itu kita menyaksikan bagaimana pesawat-pesawat dari penerbangan sipil komersial telah di-rekayasa dengan teknologi informasi yang sangat canggih menjadi peluru-peluru kendali yang secara akurat telah menghancurkan beberapa sasaran penting di Amerika Serikat, yang belum pernah sebelumnya tersentuh oleh serangan musuh dalam berbagai peperangan yang melibatkan Amerika Serikat. Bapak-Bapak, Ibu-Ibu dan saudara-saudari hadirin yang kami muliakan,
Claude Shannon adalah seorang peneliti di Laboratorium Bell yang pada tahun 1948 berhasil menurunkan secara matematis Teori Informasi (The Information Theory). Risalah berjudul “Mathematical Theory of Communication” setebal 55 (limapuluh lima) halaman yang ditulis oleh Shannon telah membuka jalan ke era informasi3. Seorang pakar ilmu komunikasi bernama Everett M. Rogers menyebut Claude Shannon dan juga Norbert Wiener (bapak Cybernetics) dalam bukunya4 sebagai “the engineers of communication”. Rogers juga yang dalam buku yang sama men-definisikan masyarakat informasi sebagai masyarakat yang sebagian besar warganya bekerja sebagai pekerja informasi5, yang memperoleh nafkahnya dari mem-produksi, mengolah, menyebarkan informasi dan mem-produksi teknologi informasi. Dengan mengambil pengalaman sejarah perkembangan komposisi tenaga kerja di Amerika Serikat, Rogers menggolongkan para peneliti, guru, dosen, manajer, sekretaris, wartawan, reporter, teknisi komputer, semua dalam kategori pekerja informasi yang diramalkan kelak akan memiliki peran dominan dan strategis dalam pembentukan masyarakat informasi. Demikian juga, semua alumni STMIK Adhi Guna yang diwisuda hari ini, Insya Allah akan bekerja di berbagai instansi dan perusahaan sebagai pekerja-pekerja informasi yang sehari-harinya berhubungan dengan perangkat-perangkat Teknologi Informasi yang berkembang dengan sangat cepat, semakin canggih setiap hari, bahkan setiap menit dan detik. 3
4
5
Sumber: artikel yang di-down-load dari suatu web-site di Internet pada tahun 1998, yang berjudul “Bell Labs celebrates 50 years of Information Theory, An Overview of Information Theory” Rogers, Everett M., [1986], “Communication Technology”, The Free Press, New York, NY, hal. 32 Rogers, [1986], loc.cit., hal. 10 2
Bapak-Bapak, Ibu-Ibu dan saudara-saudari hadirin yang kami muliakan, Berbicara mengenai perkembangan Teknologi Informasi dalam rangka membangun sistem informasi menuju terbentuknya masyarakat informasi, pada kesempatan yang berbahagia ini kami ingin menyampaikan sebuah topik sederhana yang kami beri judul:
“INFORMATIKA dan PERKEMBANGAN PERADABAN” Kebanyakan bank terkemuka, sejak beberapa tahun lalu telah menerapkan suatu kebijakan baru. Nasabah yang menginginkan pelayanan secara personal melalui teller yang manis dan ramah setelah sebelumnya antri secara teratur sambil duduk-duduk santai di ruang ber-AC, dikenakan biaya Rp. 2500,- setiap transaksi. Jika nasabah tidak ingin kehilangan uang Rp. 2500,- untuk transaksi tersebut, maka ia harus rela antri berdiri di luar, lalu menghadapi mesin ATM (Automatic Teller Machine) yang seringkali “ngadat” tanpa bisa ditanyai “kenapa”. Keuntungannya, selain menghemat Rp. 2500,-, nasabah juga bisa melakukan berbagai transaksi di mana pun tersedia ATM, dan kapan pun ia memerlukannya, 24 jam sehari, selama 7 (tujuh) hari sepekan. Nasabah dari kalangan “manula” yang “gagap teknologi” karena tidak biasa berhadapan dengan mesin, terpaksa meminta bantuan cucu-nya yang lebih trampil. Apa boleh buat, jamannya memang serba “on-line”! Bapak-Bapak, Ibu-Ibu dan saudara-saudari hadirin yang kami muliakan, Pada satu sisi, perkembangan teknologi informasi rupanya telah menggeser peranan keramah-tamahan pelayanan personal (hospitality). Keramah-tamahan pelayanan tersebut menjadi sesuatu yang mahal, sehingga dikenakan biaya untuk mendapatkannya. Pada sisi yang lain, kalangan nasabah juga menginginkan pelayanan prima 24 jam sehari, 7 (tujuh) hari sepekan, yang tidak mungkin diberikan dalam batas-batas kemampuan manusiawi. Dalam kasus per-bank-an, fihak manajemen rupanya telah memenangkan kepentingan dan tuntutan sebagian besar nasabah yang menginginkan pelayanan “online” 24 jam sehari 7 (tujuh) hari sepekan, daripada sebagian kecil nasabah yang masih tetap menginginkan pelayanan personal yang ramah-tamah dari teller-teller yang manis-manis. Lama kelamaan, tentu saja akan lebih banyak teller bank yang kehilangan pekerjaannya. Oleh karena itu, bagi para wisudawan-wisudawati STMIK Adhi Guna yang bercita-cita ingin menjadi teller bank, barangkali harus meninjau ulang cita-citanya tersebut. Bapak-Bapak, Ibu-Ibu dan saudara-saudari hadirin yang kami muliakan, Kami memperkirakan bahwa menjadi teller bank tidak akan bisa lagi dijadikan cita-cita, karena perkembangan teknologi informasi telah
3
mengganti peran teller dengan ATM. Yang lebih diperlukan adalah pekerja informasi yang menguasai teknologi informasi di balik sistem kerjanya ATM itu sendiri. Karena secara umum, tidak hanya dunia perbank-an yang dapat di-on-line-kan dengan ATM. Hampir setiap sektor industri jasa dan pelayanan terhadap masyarakat dapat dibuat on-line. Saat ini saja, pembayaran telepon, baik yang biasa mau pun yang bukan telepon biasa, isi ulang pulsa telepon selular, dan pembayaran rekening listrik dapat dilakukan secara on-line. Memang belum dilakukan secara langsung oleh pelanggan sendiri (misalnya masih melalui bank dengan sistem auto-debet, atau melalui outlet-outlet khusus untuk pembayaran rekening), tapi lama kelamaan tentu akan dimungkinkan untuk membayar rekening-rekening lewat ATM. Pada prinsipnya, tinggal ditambahkan menu pembayaran rekening di ATM saja. Selain pembayaran rekening, pembayaran pajak-pajak seperti PBB, perpanjangan STNK dan lain-lain tentu dapat dimudahkan secara on-line pula. Selanjutnya, pelayanan jasa pariwisata, seperti pemesanan tiket pesawat, tiket kapal laut, tiket bus dan kereta-api, reservasi hotel dan sarana akomodasi lainnya, tentu kelak akan bisa dilakukan secara on-line. Bahkan konon khabarnya di kota-kota besar, belanja di supermarket pun sekarang sudah dapat dilakukan secara on-line! Bapak-Bapak, Ibu-Ibu dan saudara-saudari hadirin yang kami muliakan, Problematika kota besar memang membuka peluang untuk melakukan berbagai aktivitas secara on-line. Kemacetan lalu-lintas, kesulitan mencari tempat parkir dan tingginya harga BBM, memaksa warga masyarakat untuk mencari gaya hidup yang lebih praktis dan ekonomis. Saat ini mungkin pada setiap bulannya kita masih sempat pergi ke ATM mengambil uang, lalu ke tempat pembayaran telepon, PDAM dan rekening listrik, mengisi ulang pulsa handphone kita, setelah itu masih sempat lagi pergi jalan-jalan dan belanja ke mall dalam satu hari yang sama. Tapi tidak lama lagi, seiring dengan semakin sibuknya kehidupan kota, kita tidak bisa lagi melakukannya semua hal tersebut dalam satu hari. Alangkah nikmatnya jika semua kewajiban rutin bulanan tersebut bisa kita lakukan pada satu tempat, misalnya di sebuah WARNET (Warung Internet) yang nyaman ber-AC, dilakukan dengan meng-klik-klik saja icon di layar. Atau bahkan kita lakukan sendiri di rumah, atau di mana saja, kapan saja, dengan handphone atau PDA, misalnya. Dalam dunia pendidikan, perkembangan teknologi informasi juga amat besar pengaruhnya. Pemerintah Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi saat ini tengah membangun suatu jaringan data kecepatan tinggi (backbone) antar perguruan tinggi seluruh Indonesia. Proyek yang disebut INHERENT (Indonesian Higher Education Network) ini memungkinkan pengembangan sistem pembelajaran berbasis jaringan komputer (yang dikenal dengan istilah e-learning) sehingga seluruh perguruan tinggi di Indonesia bisa berbagi
4
sarana dan sumber-daya satu sama lain. Pada tingkat sekolah dasar dan menengah, ada proyek lain untuk membangun JARDIKNAS (Jaringan Pendidikan Nasional) dengan tujuan yang sama. Kelak, Insya Allah, kalau proyek bernilai ratusan milyar ini berhasil, Bapak dan Ibu Dosen dari UNHAS, misalnya, tidak perlu lagi jauh-jauh datang ke berbagai perguruan tinggi swasta untuk mengajar. Mereka cukup meng-up-load saja materi kuliahnya secara on-line, sehingga bisa diakses dari mana-mana. Demikian juga mahasiswa STMIK Adhi Guna ini, tidak perlu menunggu-nunggu Bapak dan Ibu Dosen, terutama yang ber-status dosen luar-biasa, langsung pergi saja ke terminal yang tersedia, lalu meng-klik-klik tombol di layar, ............. bisa ikut kuliah secara on-line ! Bapak-Bapak, Ibu-Ibu dan saudara-saudari hadirin yang kami muliakan, Baru-baru ini, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi mengeluarkan Surat Keputusan (SK) NOMOR : 163/DIKTI/KEP/2007 tentang PENATAAN DAN KODIFIKASI PROGRAM STUDI PADA PERGURUAN TINGGI, yang cukup “kontroversial” khususnya bagi para pengelola program studi Teknik Informatika dan bidang-bidang yang terkait. Salah satu kontroversi yang diakibatkan oleh Surat Keputusan ini adalah tidak jelasnya perbedaan antara bidang-bidang Teknik Komputer (Computer Engineering), Ilmu Komputer (Computer Science) dan (Teknik) Informatika (Informatics). Program Studi Teknik Komputer dalam SK itu hanya ada pada tingkat Diploma-III dalam bidang studi Teknik Informatika, sedangkan program studi Ilmu Komputer “hilang” pada tingkat Strata-1 dan Strata-2. Dalam bidang Ilmu Komputer (yang hanya ada pada tingkat Strata-3), terdapat program studi Teknik Informatika, Sistem Komputer, Sistem Informasi, Teknik Komputer, Manajemen Informatika dan Komputerisasi Akuntansi pada berbagai tingkatan Strata dan Diploma. Kerancuan-kerancuan ini menggambarkan “kesemrawutan” penafsiran pada istilah “Informatika” itu sendiri, setidaknya dalam dunia pendidikan. Tentu saja hal ini akan berakibat pula pada kerancuan pemahaman di kalangan masyarakat luas. Oleh sebab itu, sedikit demi sedikit perlulah dilakukan pelurusan pemahaman, sehingga masyarakat tidak menjadi salah-faham menghadapi perkembangan jaman yang berubah dengan cepat dalam transisi peradaban ini, terutama ketika tiba pada suatu titik untuk memutuskan sekolah atau bidang studi yang tepat bagi putera-puteri generasi penerus bangsa ini. Bapak-Bapak, Ibu-Ibu dan saudara-saudari hadirin yang kami muliakan, Menurut hemat kami, kerancuan yang kami kemukakan di atas kemungkinan besar bersumber dari pemahaman yang tercampur-aduk dari istilah-istilah “komputer”, “komputasi” dan “informasi”. Komputer adalah peralatan elektronika (hardware), yang hanya bisa berfungsi jika dilengkapi dengan piranti-lunak (software) berupa sistem operasi (operating system) dan aplikasi. Perancangan dan pembuatan
5
hardware komputer dipelajari dalam bidang Teknik Komputer yang sejatinya adalah bagian dari bidang Teknik Elektro, sedangkan perancangan dan pembuatan sistem operasi komputer didasarkan pada prinsip-prinsip komputasi yang dipelajari dalam Ilmu Komputer yang dikembangkan dari Matematika. Tapi hardware dan software komputer adalah satu kesatuan yang tak terpisahkan, bukan komputer namanya jika hanya ada hardware-nya saja atau software-nya saja. Nah, pada era informasi ini, komputer paling banyak dimanfaatkan sebagai mesin pengolah data angka dan kata menjadi informasi. Muncullah istilah baru, yaitu INFORMATIKA. Jika fokus Teknik Komputer dan Ilmu Komputer ada KOMPUTER-nya, maka fokus (Teknik) Informatika ada pada INFORMASI yang diolah oleh komputer itu. Di sinilah perbedaan pokok antara Teknik dan Ilmu Komputer dengan (Teknik) Informatika, yaitu pada fokus perhatiannya saja. Teknik dan Ilmu Komputer mengkaji bagaimana membangun suatu sistem komputer, sedangkan (Teknik) Informatika mengkaji bagaimana membangun sistem informasi dengan memanfaatkan sistem komputer. Dalam ungkapan sehari-hari, dapat dikatakan bahwa (Teknik) Informatika berbeda dengan Teknik dan Ilmu Komputer sebagaimana supir berbeda dengan montir, atau sebagaimana Garuda berbeda dengan Boeing. Tapi tentu saja antara keduanya tetap terkait erat satu sama-lainnya, sebagaimana supir terkait dengan montir, atau Garuda terkait dengan Boeing. Bapak-Bapak, Ibu-Ibu dan saudara-saudari hadirin yang kami muliakan, Tibalah sekarang kami pada akhir uraian ini. Dapatlah difahami bahwa pembangunan sistem informasi seyogyanya menerapkan kebijakan teknologi tepat-guna (appropriate technology). Kecanggihan bukanlah jaminan beresnya urusan, demikian pula sebaliknya, kesederhanaan malah mungkin bisa menyelesaikan masalah. Dalam suatu lingkup pekerjaan tertentu, bisa saja sistem informasi berbasis manual yang padat-karya diterapkan bersama-sama dengan sistem informasi berbasis komputer yang otomatis, atau sistem informasi on-line yang berbasis jaringan komputer, atau bahkan lebih canggih lagi, sistem informasi berbasis Internet. Sistem informasi berbasis apa pun, hanyalah sarana untuk memudahkan dan membantu beresnya pekerjaan kita, bukan malah menyulitkannya. Tidaklah bijaksana untuk menerapkan teknologi canggih untuk sekedar latah dan ikut-ikutan, atau hanya karena sedang “nge-trend” saja. Bisa-bisa akhirnya malah jadi memalukan. Penerapan teknologi informasi hendaklah senantiasa memperhatikan segmentasi warga masyarakat dan perkembangan problematika kehidupan masyarakat itu sendiri. Sementara itu, peradaban manusia di muka bumi ini sedang beralih dengan cepat dari era industri ke era pasca-industri yang disebut juga sebagai era informasi. Pembangunan dan pengembangan sistemsistem informasi tengah berlangsung di segala bidang kehidupan dengan memanfaatkan kemajuan teknologi dalam bidang Teknik dan
6
Ilmu Komputer. Sistem-sistem informasi yang diperlukan untuk peralihan jaman dan peradaban ini dikaji dan dibangun oleh para sarjana alumni dari sekolah-sekolah tinggi informatika seperti STMIK Adhi Guna di Palu ini. Peran serta aktif mereka sebagai generasi penerus benar-benar sangat diharapkan oleh dunia. Kami kutipkan ungkapan dalam iklan di TV: “Bangkit itu MENCURI, mencuri perhatian dunia dengan PRESTASI !!!” Demikianlah sekedar yang ingin kami sampaikan. Sekian, semoga yang telah kami uraikan di atas bermanfaat bagi kita semua, lebih dan kurangnya mohon dimaafkan.
Wabillahittaufiq wal hidayah, wassalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh. Palu, 21 Juni 2006 BIODATA Rhiza S. Sadjad, lahir di Bogor tahun 1957, menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah di Bogor, kemudian melanjutkan ke ITB Bandung pada tahun 1975. Menyelesaikan program pendidikan S-1 di ITB dan meraih gelar Ir. (Sarjana Teknik) di Jurusan Teknik Elektro tahun 1981. Sampai tahun 1983 mengajar di Fakultas Teknik Elektro Universitas Kristen Satya Wacana di Salatiga, sebelum pindah ke Makassar dan mengajar di Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas HasanuddinMakassar sampai sekarang. Pada tahun 1987 melanjutkan studi ke Amerika Serikat, menyelesaikan program pendidikan S-2 dan S-3 dengan meraih gelar M.S.E.E (1989) dan Ph.D. (1994) dalam bidang keahlian Automatic Control Systems dari University of Wisconsin-Madison. Saat ini, selain mengajar di Program Sarjana dan Program Pasca Sarjana Fakultas Teknik dan FISIPOL (Program Studi Ilmu Komunikasi) Universitas Hasanuddin-Makassar, juga menjabat sebagai Kepala Laboratorium Sistem Kendali dan Instrumentasi merangkap sebagai Ketua Konsentrasi Teknik Komputer, Kendali dan Elektronika di Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik serta menjabat sebagai Kepala Divisi Pelayanan INTERNET pada Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT-Center) Universitas Hasanuddin-Makassar.
7