IJGC 4 (1) (2015)
Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jbk
PEMAHAMAN GURU BK TENTANG PELAKSANAAN LAYANAN PEMINATAN PADA KURIKULUM 2013 Finda Marsetyana, Eko Nusantoro Jurusan Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan , Universitas Negeri Semarang, Indonesia
Info Artikel
Abstrak
Sejarah Artikel: Diterima Januari 2015 Disetujui Februari 2015 Dipublikasikan April 2015
Penelitian ini dilakukan berdasar fenomena yaitu belum adanya kesiapan tentang program peminatan di SMK Negeri se-Kota Semarang. Tujuan penelitian secara umum untuk mengetahui pemahaman guru BK tentang pelaksanaan layanan peminatan pada kurikulum 2013 di SMK Negeri se-Kota Semarang. Medote pengumpulan data yaitu angket tertutup yang diberikan kepada 44 orang guru BK SMK Negeri se Kota Semarang. Analisis data menggunakan analisis deskriptif persentase. Hasil penelitian dari Pemahaman Guru BK Tentang Pelaksanaan Layanan Peminatan Pada Kurikulum 2013 Di SMK Negeri Se-Kota Semarang termasuk dalam kategori tinggi (71.59%) dengan perincian indikator variabel yaitu pemahaman guru BK tentang kurikulum 2013 persentase sebesar 75.04% (tinggi), konsep dan strategi pelayanan bimbingan dan konseling pada kurikulum 2013 sebesar 69.31% (sedang), lingkup layanan peminatan sebesar 70.57% (tinggi), dan pelaksanaan layanan peminatan 72.22% (tinggi). Simpulan penelitian ini yakni guru BK SMK Negeri se-Kota Semarang telah mempunyai pemahaman tentang pelaksanaan layanan peminatan pada kurikulum 2013 dengan kriteria tinggi.
________________
________________ Keywords: counseling’s teachers understanding; implementation of students’ interest service ____________________
___________________________________________________________________
Abstract ___________________________________________________________________ This research was conducted based on the phenomenon that is there was no readiness about the students’ interest program vocational high schools in around Semarang.The general objective of this research was to know the counseling’s teachers deals with the implementation of students’ interest service towards the 2013 curriculum vocational high schools in around Semarang. Method of data collection is used closed questionnaire and it was given to 44 students vocational high schools in around Semarang in which the data obtained was analysed trough descriptive percentages. The research finding from counseling’s teachers about the implementation of students’ interest in the 2013 curriculum vocational high schools in around Semarang are in a high category (71.59%), with the details of the indicator variable are as follows; the understanding of counseling’s teachers abaout the 2013 curriculum which had percentage was 75.04% (high), concept and service strategy and counseling in the 2013 curriculum wa 69.31% (average), interest’s service scope was 70.57% (high), and implementation students’s interest service was 72.22% (high). By considering the study findings above, it can be concluded that the vocational high schools counseling’s teachers in around Semarang already have sufficient understanding of the implementation students’ interest service in the 2013 curriculum.
© 2015 Universitas Negeri Semarang
Alamat korespondensi: Gedung A2 Lantai 1 FIP Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229 E-mail:
[email protected]
ISSN 2252-6374
46
Finda Marsetyana & Eko Nusantoro/Indonesian Journal of Guidance and Counseling 4 (1) (2015)
sebagai ujung tombak pelaksana pendidikan dan Guru Bimbingan dan Konseling (Guru BK) atau konselor yang membantu mengarahkan arah peminatan kelompok dan pendalaman materi mata pelajaran sesuai dengan kemampuan kecerdasan, bakat, dan minat (Wibowo,2013). Posisi bimbingan dan konseling dalam jalur pendidikan formal, mengindikasikan bahwa pelayanan bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari program pendidikan. Dalam Pasal 1 ayat 6 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 disebut bahwa posisi guru bimbingan dan konseling yang disebut guru BK/konselor sejajar dengan guru bidang studi/mata pelajaran dan administrator Sekolah/Madrasah. Demikian pula dalam Permendikbud Nomor 81 A tahun 2013 bahwa bimbingan dan konseling disiapkan untuk memfasilitasi satuan pendidikan dalam mewujudkan proses pendidikan yang memperhatikan dan menjawab ragam kemampuan, kebutuhan, dan minat sesuai dengan karakteristik peserta didik. Khusus untuk SMK bimbingan dan konseling dimaksudkan untuk membantu satuan pendidikan dalam memfasilitasi peserta didik dalam memilih dan menetapkan program peminatan vokasi bagi peserta didik SMK. Selain itu bimbingan dan konseling juga dimaksudkan untuk memfasilitasi guru BK sekolah untuk menangani dan membantu peserta didik yang secara individual mengalami masalah psikologis atau psikososial, seperti sulit berkonsentrasi, rasa cemas, dan gejala perilaku menyimpang. Dalam kurikulum 2013 guru BK akan berperan besar terutama di dalam menentukan peminatan yang akan dipilih oleh siswa. Dalam Permendikbud Nomor 70 Tahun 2013, pada kurikulum SMK/MAK dirancang dengan pandangan bahwa SMA/MA dan SMK/MAK pada dasarnya adalah pendidikan menengah, pembedanya hanya pada pengakomodasian minat peserta didik saat memasuki pendidikan menengah. Oleh karena itu, struktur umum SMK/MAK sama dengan struktur umum SMA/MA, yakni ada tiga kelompok mata pelajaran: Kelompok A,B, dan C.
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan ujung tombak kemajuan sebuah bangsa. Bangsa akan menjadi maju apabila memiliki sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas atau bermutu tinggi. Adapun mutu bangsa di kemudian hari tergantung pada pendidikan yang dikecap oleh anak-anak sekarang, terutama melalui pendidikan formal yang diterima di sekolah (Muzamiroh, 2013). Menurut Ihsan (2005), mengatakan pendidikan adalah aktivitas dan usaha manusia untuk meningkatkan kepribadiaannya dengan jalan membina potensipotensi pribadinya, yaitu rohani (pikir, karsa, etika, cipta, dan budi nurani). Mempersiapkan anak didik menghadapi tantangan Indonesia masa depan, memerlukan arah seperti dirumuskan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bertujuan mengembangkan potensi peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Sejalan dengan tujuan pendidikan nasional tersebut, ditetapkan Visi Pendidikan Nasional tahun 2025 untuk mewujudkan insan Indonesia cerdas komprehensif, meliputi cerdas spiritual dan cerdas sosial/emosional dalam ranah sikap, cerdas intelektual dalam ranah pengetahuan, serta cerdas kinestetis dalam ranah keterampilan. Penyempurnaan kurikulum sesungguhnya merupakan hal yang biasa, bahkan justru merupakan suatu keharusan. Ketika kurikulum diimplementasikan pada tahun pertama, kondisinya akan sesuai dengan saat ini, yakni sesuai dengan tuntutan zaman, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pengembangan kurikulum 2013 merupakan bagian dari energi meningkatkan capaian pendidikan, disamping kurikulum terdapat sejumlah faktor diantaranya: lama peserta didik bersekolah, lama peserta didik tinggal di sekolah, pembelajaran siswa aktif berbasis kompetensi, buku pegangan guru untuk peserta didik, dan peran Guru Mata Pelajaran
47
Finda Marsetyana & Eko Nusantoro/Indonesian Journal of Guidance and Counseling 4 (1) (2015)
2013 di SMK yang terdiri dari pemahaman guru BK tentang kurikulum 2013, pemahaman guru BK tentang konsep dan strategi pelayanan bimbingan dan konseling, pemahaman guru BK tentang lingkup layanan peminatan, dan pemahaman guru BK tentang pelaksanaan layanan peminatan. Maka metode pengumpulan data tersebut yaitu teknik non tes dengan menggunakan angket. Pada penyusunan instrumen angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan angket tertutup model skala likert. Dengan prosedur yang ditempuh dalam penyusunan instrumen adalah perencanaan, penulisan butir soal, penyutingan, uji coba, nalisis hasil, revisi, dan instrumen jadi. Validitas instrumen penelitian menggunakan validitas konstruk (construct validity) dengan melakukan uji coba instrumen. Hasil uji coba dihitung dengan rumus korelasi product monent. Sedangkan realibilitas instrumen dengan menggunakan perhitungan rumus alpha. Teknik analisis data menggunakan analisis kuantitatif yakni deskriptif persentase. Analisis deskriptif persentase digunakan untuk mengetahui pemahaman guru BK tentang pelaksanaan layanan peminatan pada kurikulum 2013 di SMK Negeri se-Kota Semarang.
Dengan adanya kurikulum 2013 banyak hal baru yang harus dipelajari oleh guru BK atau konselor untuk menunjukkan kemampuan profesionalnya didunia pendidikan sekolah, baik selaku pribadi maupun selaku personil sekolah yang harus mampu menerapkan pengertian pendidikan yang sesuai Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003. Untuk dapat melaksanakan semua itu memerlukan adanya kerjasama dengan berbagai pihak untuk bisa mewujudkannya. Secara aplikasinya dilapangan waktu yang bisa dilaksanakan kurang lebih 6 sampai 7 jam dalam sehari. Maka diperlukan tanggungjawab dalam mengaplikasikan pelaksanaan kurikulum 2013, khususnya layanan peminatan oleh guru BK. Berdasarkan hasil studi pendahuluan dilapangan yang dilakukan melalui wawancara dengan guru BK SMK Negeri 1 Semarang dan SMK Negeri 8 Semarang, menunjukkan bahwa kurikulum 2013 telah dilaksanakan oleh guru BK namun peminatan untuk mata pelajaran lintas minat belum dilaksanakan karena kondisi yang belum memadahi. Dari fenomena di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang “Pelaksanaan Layanan Peminatan Tentang Kurikulum 2013 Di SMK Negeri SeKota Semarang”. Sehingga melalui penelitian tersebut dapat diperoleh gambaran mengenai pemahaman guru BK tentang pelaksanaan layanan peminatan. Dengan demikian, alasan yang melatar belakangi untuk dilakukannya penelitian ini yaitu pentingnya pemahaman guru bimbingan dan konseling tentang pelaksanaan layanan peminatan pada kurikulum 2013.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Secara keseluruhan tentang pemahaman guru BK tentang pelaksanaan layanan peminatan pada kurikulum 2013 di SMK Negeri se-Kota Semarang termasuk dalam kategori yang tinggi, dengan persentase 71.59%. Dalam Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013 disebutkan bahwa bimbingan dan konseling disiapkan untuk memfasilitasi satuan pendidikan dalam mewujudkan proses pendidikan yang memperhatikan dan menjawab ragam kemampuan, kebutuhan, dan minat sesuai dengan karakteristik peserta didik. Khusus untuk SMA/MA dan SMK/MAK bimbingan dan konseling dimaksudkan untuk membantu satuan pendidikan dalam memfasilitasi peserta didik dalam memilih dan menetapkan program peminatan akademik bagi peserta didik
METODE Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Berdasarkan metodenya, maka penelitian yang digunakan peneliti yaitu jenis penelitian survei. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru BK di SMK Negeri se-Kota Semarang yang berjumlah 44 orang. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampling jenuh. Untuk mengungkap variabel yang diteliti yaitu pemahaman guru BK tentang pelaksanaan layanan peminatan pada kurikulum
48
Finda Marsetyana & Eko Nusantoro/Indonesian Journal of Guidance and Counseling 4 (1) (2015)
psikososial, seperti sulit berkonsentrasi, rasa cemas, dan gejala perilaku menyimpang.
SMA/MA dan peminatan vokasi bagi peserta didik SMK/MAK serta pemilihan mata pelajaran lintas peminatan khusus bagi peserta didik SMA/MA. Selain itu bimbingan dan konseling juga dimaksudkan untuk memfasilitasi guru BK/Konselor sekolah untuk menangani dan membantu peserta didik yang secara individual mengalami masalah psikologis atau
Memahami Kurikulum 2013 Gambaran pemahaman guru BK tentang kurikulum 2013 dapat dilihat pada tabel 1
Tabel 1. Memahami Kurikulum 2013 Indikator Deskriptor Memahami tentang Pemahaman rasional Kurikulum 2013 pengembangan kurikulum Pemahaman elemen perubahan kurikulum 2013 Rata-rata (x)
Persentase 76.96%
Kriteria Tinggi
73.11%
Tinggi
75.04%
Tinggi
multi media dan pembelajaran ilmu pengetahuan mengarah pada pembelajaran kritis (Widyastono, 2013). Dengan kata lain guru BK dikatakan memahami kurikulum 2013 ketika guru BK paham bahwa guru BK adalah rasional pengembangan kurikulum dan elemen perubahan kurikulum. Sesuai dengan penelitian pemahaman guru BK tentang pelaksanaan layanan peminatan pada kurikulum 2013 di SMK Negeri se-Kabupaten Semarang, guru BK telah mampu memahami kurikulum 2013. Adapun deskriptif persentase secara keseluruhan mencapai 75.04% dengan kriteria tinggi.
Dari tabel 1 diperoleh gambaran bahwa pemahaman guru BK tentang kurikulum 2013 mencapai rata-rata 75.04% dengan kriteria tinggi. Kaidah dasar yang dinyatakan secara eksplisit dalam kurikulum 2013 yang berkaitan langsung dengan layanan bimbingan dan konseling adalah kaidah peminatan. Rasional kurikulum 2013 terdapat tantangan internal dan tantangan eksternal. Pada kurikulum 2013 diharapkan dapat mewadahi kepentingan pendidikan secara komprehensif dengan memperhatikan elemenelemen yang diperlukan terdapat dalam kurikulum. Elemen kurikulum itu meliputi penyempurnaan dalam pola pikir dalam pembelajaran berpusat pada peserta didik melalui pembelajaran interaktif dan aktif mencari, pembelajaran serta jejaring, pembelajaran berbasis tim atau belajar kelompok, pembelajaran secara jejaring, pembelajaran berbasis tim atau belajar kelompok, pembelajaran berbasis alat
Memahami Konsep dan Strategi Pelayanan Bimbingan dan Konseling Gambaran pemahaman guru BK tentang konsep dan strategi pelayanan bimbingan dan konseling dapat dilihat pada tabel 2
Tabel 2. Memahami Konsep dan Strategi Pelayanan Bimbingan dan Konseling Indikator Deskriptor Persentase Kriteria Memahami tentang Konsep dan Strategi Pelayanan Bimbingan dan Konseling Rata-rata (x)
Pemahaman konsep dan layanan BK
tentang strategi
49
69.31%
Sedang
69.31%
Sedang
Finda Marsetyana & Eko Nusantoro/Indonesian Journal of Guidance and Counseling 4 (1) (2015)
pada kurikulum 2013 di SMK Negeri seKabupaten Semarang, pemahaman guru BK berada pada kriteria sedang. Indikator tersebut adalah pemahaman guru BK tentang konsep dan strategi layanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan dengan kriteria ini berarti guru BK masih perlu mempelajari dengan sungguhsungguh tentang konsep dan strategi layanan bimbingan dan konseling pada kurikulum 2013 agar dalam pelaksanaan layanan peminatan dapat berjalan dengan baik.
Dari tabel 2 diperoleh gambaran bahwa pemahaman guru BK dalam memahami konsep dan strategi pelayanan bimbingan dan konseling hasil penelitian menunjukkan guru BK memiliki pemahaman tentang konsep dan strategis pelayanan bimbingan dan konseling dengan 69.31% kriteria sedang. Hampir indikator pada sub variabel tersebut memiliki presentase sedang pada penelitian ini. Dengan kata lain guru BK dikatakan memahami konsep dan strategis pelayanan bimbingan dan konseling dengan baik ketika guru BK paham konsep dan strategi layanan bimbingan dan konseling; konsep layanan bimbingan dan konseling; komponen layanan bimbingan dan konseling; strategi layanan bimbingan dan konseling; dan pihak yang terlibat. Sesuai dengan penelitian pemahaman guru BK tentang pelaksanaan layanan peminatan
Memahamai tentang Lingkup Layanan Peminatan Gambaran pemahaman guru BK tentang lingkup layanan peminatan meliputi dapat dilihat pada tabel 3
Tabel 3. Memahami Lingkup Layanan Peminatan Indikator Deskriptor tentang Memahami tentang Pemahaman guru BK tentang peminatan lingkup layanan pengertian peserta didik peminatan Pemahaman guru BK tentang macam peminatan peserta didik Pemahaman guru BK tentang mengenai tujuan peminatan Pemahaman guru BK tentang mengenai fungsi peminatan Pemahaman guru BK tentang pada komponen peminatan Pemahaman guru BK tentang pada pelaksana dan mekanisme pelayanan arah peminatan Rata-rata (x)
Persentase 75.07%
Kriteria Tinggi
69.69%
Sedang
67.5%
Sedang
71.72%
Tinggi
73.63%
Tinggi
65.83%
Sedang
70.57%
Tinggi
peminatan, komponen peminatan, dan pelaksanaan dan mekanisme pelayanan arah peminatan. Dengan kata lain guru BK dikatakan memahami tentang lingkup layanan peminatan dengan baik ketika guru BK paham pengertian tentang peminatan peserta didik, macam peminatan peserta didik, tujuan peminatan, fungsi peminatan, komponen peminatan, dan pelaksanaan dan mekanisme pelayanan arah peminatan.
Dari tabel 3 diperoleh gambaran bahwa pemahaman guru BK tentang memahami lingkup layanan peminatan mencapai rata-rata 70.57% dengan kriteria tinggi. Hal ini berarti guru BK telah mampu memahami lingkup layanan peminatan dengan baik. Memahami tentang lingkup layanan peminatan ditunjukkan dengan memahami tentang pengertian tentang peminatan peserta didik, macam peminatan peserta didik, tujuan peminatan, fungsi
50
Finda Marsetyana & Eko Nusantoro/Indonesian Journal of Guidance and Counseling 4 (1) (2015)
dapat dilakukan guru BK yang memiliki kriteria rendah adalah guru BK lebih banyak mempelajari dan memahami khususnya pada indikator pemahaman guru BK tentang macam peminatan, tujuan peminatan, komponen peminatan, pelaksana dan mekanisme pelayanan arah peminatan.
Sesuai dengan penelitian pemahaman guru BK tentang pelaksanaan layanan peminatan pada kurikulum 2013 di SMK Negeri se-Kota Semarang, guru BK telah mampu memahami tentang lingkup layanan peminatan. Namun ada empat indikator pada penelitian ini. Adapun indikator tersebut adalah pemahaman guru BK tentang macam peminatan peserta didik 4.54% ( 2 orang), tujuan peminatan 2.27% (1 orang), komponen peminatan 2.27% (1 orang), pelaksana dan mekanisme pelayanan arah peminatan 2.27% (1 orang) dengan kriteria rendah.Hal yang
Memahami Pelaksanaan Layanan Peminatan Gambaran pemahaman guru BK tentang pelaksanaan layanan peminatan meliputi dapat dilihat pada tabel 4
Tabel 3. Memahami Pelaksanaan Layanan Peminatan Indikator Deskriptor Pemahaman guru BK tentang penelusuran Memahami peminatan peserta didik Pelaksanaan Layanan Pemahaman guru BK tentang pengorganisasian Peminatan peminatan peserta didik Pemahaman guru BK tentang mengenai kriteria penetapan peminatan peserta didik Pemahaman guru BK tentang pemetaan peminatan peserta didik Pemahaman guru BK tentang langkah pokok pelayanan peminatan Pemahaman guru BK tentang waktu pemilihan dan penetapan peminatan peserta didik Rata-rata (x)
Persentase 68.40%
Kriteria Sedang
67.63%
Sedang
78.18%
Tinggi
72.87%
Tinggi
72.40%
Tinggi
73.86%
Tinggi
72.22%
Tinggi
peminatan peserta didik, waktu pemilihan dan penetapan peminatan peserta didik. Sesuai dengan penelitian pemahaman guru BK tentang pelaksanaan layanan peminatan pada kurikulum 2013 di SMK Negeri se-Kota Semarang, guru BK telah mampu memahami pelaksanaan layanan peminatan. Namun ada dua indikator pada penelitian ini dengan kriteria rendah. Adapun indikator tersebut adalah pemahaman guru BK tentang penelusuran peminatan peserta didik 2.27% ( 1 orang), dan pengorganisasian peminatan peserta didik 4.54% (2 orang) dengan kriteria rendah. Hal yang dapat dilakukan guru BK yang memiliki kriteria rendah adalah guru BK lebih banyak mempelajari dan memahami khususnya pada indikator pemahaman guru BK tentang penelusuran peminatan peserta didik, dan pengorganisasian peminatan peserta didik.
Dari tabel 4 diperoleh gambaran bahwa pemahaman guru BK tentang memahami pelaksanaan layanan peminatan mencapai ratarata 72.22% dengan kriteria tinggi. Hal ini berarti guru BK telah mampu memahami tentang lingkup layanan peminatan dengan baik. Dalam memahami pelaksanaan layanan peminatan ditunjukkan dengan memahami penelusuran peminatan peserta didik, pengorganisasian peminatan peserta didik, kriteria penetapan peminatan peserta didik, pemetaan peminatan peserta didik, langkah pokok pelayanan peminatan peserta didik, waktu pemilihan dan penetapan peminatan peserta didik. Dengan kata lain guru BK dikatakan memahami penelusuran peminatan peserta didik, pengorganisasian peminatan peserta didik, kriteria penetapan peminatan peserta didik, pemetaan peminatan peserta didik, langkah pokok pelayanan
51
Finda Marsetyana & Eko Nusantoro/Indonesian Journal of Guidance and Counseling 4 (1) (2015)
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa secara umum pemahaman guru BK tentang pelaksanaan layanan peminatan pada kurikulum 2013 di SMK Negeri se-Kota Semarang menunjukkan kriteria tinggi. Dan secara khusus disimpulkam bahwa guru BK mempunyai pemahaman tentang kurikulum 2013 dengan kriteria tinggi, pemahaman tentang konsep dan strategi pelayanan bimbingan dan konseling dengan kriteria sedang, pemahaman tentang lingkup layanan peminatan, dan pemahaman tentang pelaksanaan layanan peminatan. Namun demikian guru BK masih terus mempelajari dengan sungguh-sungguh tentang pelaksanaan layanan peminatan pada kurikulum 2013. Dari data yang diperoleh peneliti, guru BK telah mempunyai pemahaman yang baik tentang pelaksanaan layanan peminatan pada kurikulum 2013 untuk tetap optimal dan dikembangkan sesuai dengan kemampuan yang ada.
Ihsan, Fuad. 2005. Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: PT.Rineka Cipta. Muzamiroh, Mida Latifatul. 2013. Kupas Tuntas Kurikulum 2013. Kata Pena Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2013. Nomor 70 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan. Jakarta: Depdiknas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2013, Nomor 81 A Tentang Implementasi Kurikulum. Jakarta: Depdiknas Undang-Undang Republik Indonesia, 2003, Nomor 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas. Wibowo, Mungin Eddy. 2013. Abkin Panduan Khusus Bimbingan dan Konseling Pelayanan Arah Peminatan Peserta Didik Pada Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah (SD/MI, SMP/MTS/SMPLB, SMA/MA/SMALB dan SMK/MAK. Semarang: 2013.
52