Indonesian Journal of Chemical Research – Indo.J.Chem.Res.
61
DEGRADATIONOF LAUNDRYWASTEWATER BY ELECTROLYSIS METHOD USING CARBON ELECTRODE a
Teguh Imam Handoko, aRiyanto dan aTatang Shabur Julianto Progam Studi Ilmu Kimia, FMIPA, Universitas Islam Indonesia Jl. Kaliurang KM 14,5Sleman Yogyakarta 55584 Email:
[email protected]
ABSTRAK Telah dilakukan penelitian tentang degradasi limbah laundri dengan metode elektrolisis menggunakan elektroda karbon. Limbah laundri sangat berbahaya bagi lingkunan. Limbah laundri yang sebelumnya sering dibuang ke badan air dan mencemari lingkungan dimasukkan ke dalam gelas beker yang sudah diberikan pengaduk magnetik. Elektroda karbon kemudian dipasang sedemikian rupa sehingga kedua elektroda saling berdekatan. Kemudian elektroda dihubungkan dengan sumber arus dirrect current. Dalam penelitian ini dilakukan variasi tegangan dan waktu yaitu pada tegangan5-20 volt dan 1-5 jam. Katoda dihubungkan dengan kutub positif, sedangkan anoda dihubungkan dengan kutub negatif. Pada katoda dan anoda luas yang tercelup ke dalam larutan sedalam 4 cm dengan luas permukaan 9,4 cm2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa arus dan waktu sangat berpengaruh terhadap presentase degradasi limbah laundri. Presentase degradasi limbah laundri yang didapatkan dengan hasil baik yaitu sebesar 50,98 % pada saat elektrolisis dengan potensi 20 volt dengan waktu elektrolisis 5 jam. Kata kunci: anoda, katoda, elektrolisis, limbah laundri
ABSTRACT Degradation of laundry wastewater by electrolysis method using carbon electrode has been done. The laundry watewater is very dangerous if it has discarded to environment. Research has been done to decreased the polutan of laundry wastewater. Waste water laundrywhich previously often disposed into water and pollute the environment put into a glass beaker that has been given a magnetic stirrer. Then the carbon electrodes and placed so that both electrodes are close together. Then the electrodes is connected to the current source dirrect current. In this research, the determination of the voltage and time at 5-20 volts and the time for 1-5 hours.Cathode connected to the negative pole, while the anode is connected to the positive pole. At the cathode and anode are immersed into a solution of a broad depth of 4 cm with a surface area of 9.4 cm2. The results showed that the current and future influence on the percentage of degradation of waste facilities. Laundry waste degradation percentage obtained with good results in the amount of 50,98 % during electrolysis with potential 20 volt and 5 hours. Keyword: anode, cathode, electrolysis, laundry wastewater.
Volume 2
No. 1
Agustus 2014
Indonesian Journal of Chemical Research – Indo.J.Chem.Res.
metode pengolahan yang efisien
PENDAHULUAN
(Aygun dan Yilmas, 2010).
Limbah laundri yaitu limbah
Air merupakan komponen vital
hasil pembuangan dan sisa dari jasa pencucian limbah
laundri,
laundri
62
dimana
banyak
dalam operasi suatu industri laundri
pada
(binatu).
terdapat
Kebutuhan
air
untuk
bahan-bahan yang berbahaya. Selain
industri laundri rata-rata 15 L untuk
itu
memroses
limbah
laundri
juga
sangat
1
kg
pakaian
dan
3
berbahaya saat tercampur dengan
menghasilkan 400 m limbah cair per
makanan ataaupun minuman, karena
hari (Ciabattiet al, 2010).
zat-zat
yang
merusak
berbahaya organ
tubuh.Kandungan
yang
dapat
Kebanyakan
sistem
yang
didalam
digunakan pada proses pengolahan
terdapat
air
limbah
industri
laundri
dalam limbah laundri diantaranya
merupakan
yaitu surfaktan dan zat-zat yang
seperti presipitasi/koagulasi dan dan
banyak
flokulasi, sedimentasi dan filtrasi
mengandung
senyawa
organik (Smulders, 2002). Karena
metoda
konvensional
atau kombinasi dari proses-proses
sifatnya
yang
tersebut.
kompleks, air limbah deterjen/laundri
Koagulasi
dan
flokulasi
sangat sukar untuk diolah.Metoda
biasanya
yang
untuk
membentuk formasi dari partikel
mencakup
besar yang teraglomerasi. Sistem ini
proses-proses kimia dan oksidasi
tidak efektif untuk menghilangkan
elektrokimia, teknologi membran,
warna dari efluent (sisa deterjen) dari
presipitasi
proses laundri.
dapat
mereduksi
diterapkan surfaktan
secara
kimia,degradasi
fotokatalitik, adsorbsi dan berbagai
ditambahkan
Adsorbsi
untuk
menggunakan
metoda biologis yang tidak begitu
karbon aktif granular setelah proses
efektif
yang
flokulasi dapat meningkatkan proses
lambat.
Untuk
pengolahan karena luas permukaan
lingkungan
terhadap
karena
berlangsung melindungi pengaruh
air
proses
limbah
karbon
khususnya
menyerap
deterjen/laundri maka perlu dicari
Volume 2
aktif
yang
besar
dapat
komponen-komponen
yang ada dalam air limbah. Namun
No. 1
Agustus 2014
Indonesian Journal of Chemical Research – Indo.J.Chem.Res. demikian
untuk
konduktivitas,
menghilangkan
dan
63
elektrokatalis
warna sangat tergantung dari jenis
yang baik. Anoda yang digunakan
zat warna yang digunakan (Turk et
untuk oksidasi harus memiliki sifat
al, 2005).
kestabilan dalam larutan limbah yang dielektrolisis, mudah dihasilkan serta
Elektrolisis adalah salah satu
murah harganya (Riyanto, 2013).
bidang elektrokimia yang mengkaji
Karbon
perpindahan elektron dipermukaan elektroda.
Teknik
ini
mengisi
tempat
khusus diantara unsur-unsur dalam
ramah
lingkungan sehingga dikenal sebagai
keragaman
salah satu teknik teknologi hijau
senyawa yang dapat dibentuknya.
masa depan (Siu dan Yudin, 2002).
Hal itu dapat disebabkan oleh ikatan
Teknik
kuat
elektrokimia
dan
kekompleksan
antara
C-C,
yang
merupakan teknologi kimia yang
memungkinkan
paling inovatif. Teknik elektrolisis
berikatan satu sama lain membentuk
merupakan teknik dengan biaya yang
rantai
rendah dan menghasilkan bahan
kombinasi
dengan kemurnian tinggi. Teknik
Selanjutnya,
elektrokimia adalah teknik
karbon
menggunakan
elektroda
yang
2
panjang,
2
dan
konfigurasi
dalam 2
cincin,
cincin
(1s 2s 2p )
sebagai
atom-atom
keadaan
mudah
C
atau rantai. elektron dasar
terhibridisasi
membentuk perangkat orbital sp3,
katalis heterogen (Riyanto, 2013). suatu
atau sp2 + p, atau sp + p2. Berarti
proses dimana reaksi kimia terjadi
struktur rantai atau cincin karbon
pada elektroda tercelup dalam larutan
dapat digandakan seperti halnya
elektrolit ketika tegangan diterapkan
ikatan-ikatan tunggal antara atom-
terhadap
tersebut.
atom C. Bentuk fisik dari karbon
Elektroda yang mengalami proses
terdiri dari dua macam bahan karbon,
reduksi disebut katoda.
yakni intan dan gravit, sebagai
Elektrolisis
adalah
elektroda
Bagian
terpenting
dalam
contoh padatan kovalen jaringan
teknik elektrolisis adalah elektroda.
(Critenden, 1998).
Elektroda yang baik adalah harus memiliki
Volume 2
sifat
kestabilan,
No. 1
Agustus 2014
Indonesian Journal of Chemical Research – Indo.J.Chem.Res.
64
METODE PENELITIAN Peralatan
yang
digunakan
berupa seperangkat alat elektrolisis, Kemudian setelah diketahui
pH meter, dan perlengkapan gelas UV-Vis.
hasil dari penurunan dari persentasi
yang
degradasi limbah laundri berikutnya
sampel
dilakukan pengukuran COD untuk
limbah laundri, kemudian akuades,
menentukan hasil dari elektrolisis
dan Na 2 SO 4 yang digunakan sebagai
tersebut
elektrolit.
penurunan kadar COD.
serta
spektrofotometer
Sedangkan
bahan-bahan
digunakan
yaitu
berupa
Kemudian
pengukuran
COD
dalam
dalam
berpengaruh
terhadap
limbah
bahan-bahan yang digunakan yaitu
HASIL DAN PEMBAHASAN
berupa
1. Elektroda karbon yang digunakan untuk elektrolisis.
larutan
standar
KHP,
Hg 2 SO 4 , Ag 2 SO 4 , serta K 2 Cr 2 O 7 . Elektrolit dalam
proses
yang
digunakan
elektrolisis
Pada penelitian ini elektroda
yaitu
yang
digunakan
yaitu
berupa
Na 2 SO 4 sebanyak 0,25 gram yang
elektroda yang terbentuk dari grafit.
kemudian
kedalam
Dalam penggunaannya lebih sering
sampel limbah laundri yang sudah
digunakan sebagai alat tulis dalam
disiapkan dalam gelas beker dengan
kehidupan sehari-hari. Elektroda ini
volume limbah laundri 100 ml.
mudah didapatkan dari berbagai toko
ditambahkan
Metode yang digunakan yaitu proses
elektrolisis
dilakukan
alat tulis dan sangat terjangkau yang
kemudian
pengukuran
menjadikan
dengan
yang
kemudian
penelitian
ini
digunakan elektroda tersebut sebagai
menggunakan spektofotometer UVVis
pada
elektroda dalam proses elektrolisis.
diukur
absorbansi dari sampel dan dari hasil elektrolisis penurunan
untuk persentasi
menentukan degradasi
limbah laundri dengan perhitungan menggunakan rumus:
Volume 2
No. 1
Agustus 2014
Indonesian Journal of Chemical Research – Indo.J.Chem.Res.
65
Gambar 1. Elektroda yang digunakan pada elektrolisis Gambar 2. Hasil spektrum sampel limbah laundri menggunakan UV-Vis
Selain dikarenakan mudah didapatkan dan sangat terjangkau, penggunaan
elektroda
ini
juga Gambar
dikarenakan ketahanannya selama
2
adalah
hasil
proses elektrolisis. Elektroda grafit
spektrofotometri
ini mampu mengalirkan arus listrik
menggunakan UV-Vis pada sampel
dengan
limbah
sangat
baik
yang
laundri.
dengan
Pada
spektrum
mengakibatkan proses reaksi yang
tersebut terdapat puncak pada 236
terjadi
nm yang kemungkinan adalah Linear
dalam
sel
elektrolisis
berlangsung dengan cepat.
Alkil
Sulfonat
yang
merupakan
2. Hasil elektrolisis limbah laundri menggunakan tegangan 5 volt, 10 volt, 15 volt, dan 20 volt.
kadar-kadar senyawa limbah dalam sampel ini. Dan pada sampel ini dilakukan
berbagai
elektrolisis
dengan tegangan dan waktu yang Hasil analisis sampel limbah laundri
dengan
berbeda untuk mendapatkan hasil
menggunakan
elektrolisis limbah laundri dengan
spektrofotometri UV-Vis didapatkan
sempurna.
spektrum seperti pada Gambar 2..
Pada analisis sampel tersebut puncak
pertama
terdapat
pada
rentang 220-230 nm dimana pada rentang tersebut adalah senyawa LAS atau Linear Alkil Sulfonat yang
Volume 2
No. 1
Agustus 2014
Indonesian Journal of Chemical Research – Indo.J.Chem.Res. merupakan
salah
satu
bahan
66
iritasi terhadap kulit dan dapat
penyususn detergen dan salah satu
menganggu
kesehatan
pada
dari senyawa benzene yang dapat
konsentrasi tertentu (Prianto, 2006).
merusak lingkungan. Pada sampel
Kemudian analisis berikutnya
tersebut senyawa LAS terbaca oleh
yaitu pada tegangan 5 volt, 10 volt,
spektrofotometri UV-Vis, struktur
15 volt, dan 20 volt dilakukan
dari senyawa Linear Alkil Sulfonat
dengan variasi waktu dari 1 jam
seperti ditunjukkan Gambar 3.
hingga
5
jam
dengan
hasil
ditunjukkan oleh Gambar 4.
Gambar 3. Struktur LAS Salah penyusun
satu
detergen
surfaktan yaitu
LAS
(Linear alkil benzene sulfonat). LAS bersifat anionik yang dapat merusak lingkungan, dalam perairan dapat menimbulkan masalah pencemaran karena pada konsentrasi tertentu di perairan cenderung sulit didegradasi sehingga
menimbulkan
masalah
toksisitas terhadap biota perairan. LAS apabila berada ditanah dapat membunuh sehingga
mikroba mengurangi
di
tanah
kesuburan
tanah serta dapat mengakibatkan
Volume 2
No. 1
Agustus 2014
Indonesian Journal of Chemical Research – Indo.J.Chem.Res. tersebut, waktu
dimana yang
elektrolisis
67
semakin
digunakan sangat
lama untuk
berpengaruh
terhadap puncak yang terbentuk dari penelitian ini. Pada didapatkan
puncak data
tersebut
bahwa
pada
elektrolisis dengan tegangan 5 volt didapatkan hasil bahwa elektrolisis dengan menggunakan waktu 5 jam memberikan
pengaruh
penurunan
pada data analisis tersebut. Dari spektrum
data
penelitian
diatas
kemudian dapat dihitung presentase degradasi limbah laundri yang seperti ditunjukkan pada gambar 5.
Gambar 4. Spektrum Uv-Vis dari tegangan 5 volt, 10 volt, 15 volt, dan 20 volt.
Gambar 4 merupakan hasil analisis
dengan
spektrofotometri analisis
dengan
menggunakan UV-Vis,
dimana
menggunakan
Gambar 5. Spektra persentase degradasi dengan menggunakan tegangan 5 volt, 10 volt, 15 volt, dan 20 volt.
tegangan 5 volt ini divariasikan dengan waktu yaitu 1 jam, 2 jam, 3 jam, 4 jam, da 5 jam. Pada spektrum dapat kita lihat penurunan puncak
Setelah sampel dielektrolisis
yang terbentuk dari limbah laundri
beberapa jam dengan menggunakan
Volume 2
No. 1
Agustus 2014
Indonesian Journal of Chemical Research – Indo.J.Chem.Res. tegangan 5 volt terjadi perubahan
berpengaruh
berupa timbulnya gelembung dan
proses elektrolisis tersebut. Karena
banyaknya
tegangan yang semakin besar akan
disekitar
buih
yang
terdapat
elektroda.
menunjukkan
Hal
bahwa
terhadap
68
hasil
dari
menjadikan elektrolisis akan menjadi
ini
semakin baik.
elektroda
sedang bereaksi dengan sampel yang
Pada gambar 4 dapat dilihat
sedang dianalisis. Pada elektrolisis
bahwa penurunan secara signifikan
tegangan 5 volt perubahan pada
ada pada 4 jam dan 5 jam dengan
sampel cenderung tidak signifikan
menggunakan elektrolisis tegangan
dalam arti proses degradasi berjalan
10 volt. Selain itu pada elektrolisis
sedikit lambat dan kurang cepat,
10
meskipun
bisa
penururnan puncak data spektrum
dikatakan sedikit ada perubahan
dan penururnannya sedikit signifikan
dibandingkan dengan warna sampel
dibandingkan dengan menggunakan
pada
tegangan 5 volt.
untuk
degradasi
awalnya.
kemudian
setelah
beberapa hitam
Warna
karbon
ini
didapatkan
hasil
Kemudian pada grafik persen
dielektrolisis
berubah
menjadi
degradasi tegangan 10 volt terlihat
disebabkan
adanya
pada rentan waktu elektrolisis 1 jam,
ikut
2 jam, hingga 3 jam, persentase
lama
pekat,
sampel
volt
yang
luruh
dan
tercampur dari sampel. Kemudian
degradasi
hal itu menyebabkan sampel harus
begitu
disaring
dalam rentan 0,9–2,8%. Hasil yang
terlenih
dahulu
untuk
membuang sisa-sisa karbon yang ikut
kurang
dalam larutan sampel tersebut.
sebuah
yang
dihasilkan
segnifikan,
begitu
masih
maksimal
elektrolisis,
tidak berada
untuk
kemudian
perlakuan
penurunan yang sedikit signifikan
elektrolisis menggunakan tegangan
terdapat pada rentan waktu 4 jam dan
10
sama
5 jam yaitu berada pada rentan 24%.
dengan ketika menggunakan 5 volt.
Pengaruh waktu elektrolisis memang
Hanya
mempengaruhi
Kemudian
volt
ini
saja
pada
perlakuannya
ketika
elektrolisis
penururnan
tegangan yang diberikan dinaikkan
degradasi
menjadi 10 volt. Tegangan sangat
semakin lama waktu elektrolisis yang
Volume 2
No. 1
limbah
laundri
hasil ini,
Agustus 2014
Indonesian Journal of Chemical Research – Indo.J.Chem.Res. dilakukan
maka
persentase
69
Hasil dari spektrofotometri
penurunan degradasi semakin besar.
UV-Vis memberikan hasil penurunan
Pada penelitian dan perlakuan
yang sangat signifikan pada waktu 5
berikutnya yaitu elektrolisis dengan
jam,
menggunakan
semakin lama waktu elektrolisis
tegangan
15
volt.
dapat
disimpulkan
bahwa
Diharapkan dengan menggunakan
maka
tegangan 15 volt ini akan didapatkan
kadar dalam limbah laundri ini
hasil penurunan kadar dan senyawa
sedikit mulai terlihat. Pada tegangan
atau degradasi limbah laundri ini
15 volt ini karbon yang luruh juga
mencapai presentase degradasi yang
semakin banyak dengan peluruhan
signifikan. Pada elektrolisis tegangan
yang bersifat rontokan kecil- kecil
15
volt
ini
dengan
proses
lainnya,
yaitu
kemudian beker
dan
elektrolit
penurunuan
senyawa
atau
perlakuannya
sama
namun tidak larut ke dalam sampel
elektrolisis
yang
limbah laundri tersebut, dalam hal ini
mL
karbon yang luruh tersebut tidak ikut
sampel
dimasukkan ditambahkan 0,25
gram
100
kedalam
bereaksi
dengan
sampel,
hanya
dengan
berupa luruhan dan seperti pengotor
Na 2 SO 4
saja. Kedalam dalam pencelupan
kedalam gelas beker yang sudah
karbon
dilengkapi dengan pengaduk magnet
elektrolisis ini yaitu sedalam 4 cm
dengan tujuan mendapatkan hasil
memberikan
yang baik apabila elektrolisisnya
dapat
ditambahkan dengan pengadukan.
optimal,
Kemudian
elektrodanya akan semakin baik.
arus
Dirrect
Current
yang
digunakan
dalam
tujuan
agar
karbon
mengalirkan
arus
dengan
jadi
kinerja
dari
dimasukkan kedalam sampel dan
Jarak antara kedua karbon
diatur tegangan yang diberikan yaitu
juga dibuat sedemikian rupa setiap
15 volt, dan rentan waktu yang
pengujian elektrolisis sama, yaitu
dilakukan yaitu antara 1 jam hingga
hanya membutuhkan jarak 1–2 cm,
5 jam. Kemudian dilakukan uji
agar reaksi perpindahan elektron
menggunakan spektofotometri UV-
yang terjadi didalam sampel akan
Vis untuk mengetahui perubahan
berlangsung dengan baik. Selain itu
selama proses elektrolisis.
jarak antar kedua elektroda apabila
Volume 2
No. 1
Agustus 2014
Indonesian Journal of Chemical Research – Indo.J.Chem.Res. dibandingkan
70
berjauhan akan memberikan hasil
signifikan
dengan
yang kurang maksimal.
tegangan 5 volt, 10 volt, dan 15 volt sebelumnya.
Penurunan degradasi limbah laundri dengan tegangan 15 volt
Pada tegangan 20 volt ini
semakin lama waktu elektrolisisnya
pada rentan waktu 4 dan 5 jam
menunjukkan
terjadi penururan puncak pertama
hasil
persentase
degradasi yang semakin naik, dapat
dari
kita lihat bahwa semakin lama
menggunakan spektofotometri UV-
persentase
semakin
Vis juga. Puncak yang awaalnya
tinggi. Pada waktu 1 jam hanya
hampir mendekati absorbansi 2 kini
didapatkan
degradasi
toron menjadi 0,9. Kemudian pada
dengan hasil 4,65%, kemuidan pada
elektrolisis dengan tegangan 20 volt
waktu 2 jam terjadi penurunan
ini baik dari 1 jam hingga 5 jam
degradasi sebanyak 11,28%, dan
penurunan puncak pada spektrumnya
pada 5 jam terjadi penurunan yang
sangat begitu terlihat.
sangat
degradasinya
persentase
signifikan
yaitu
sampel
yang
dianalisis
Pada penurunan 1 jam sudah
sebesar
34,26%. Hal ini menunjukkan bahwa
didapatkan
waktu optimal yang baik untuk
13,14 %. Dan penurunan paling
mendegradasi limbah laundri adalah
signifikan yaitu pada 5 jam dengan
5 jam. Dari beberapa data didapatkan
tegangan 20 volt, dimana didapatkan
bahwa dengan elektrolisis 5 jam
degradasi limbah laundri hingga
didapatkan
optimal.
50,98 %. Dengan ini menunjukkan
dalam
bahwa semakin lama waktu dan
Apabila
hasil
hanya
yang dilakukan
penurunan
rentan waktu 1 hingga 3 jam hasil
semakin
yang didapatkan tidak akan optimal.
memberikan hasil degradasi yang
yang
terakhir
yaitu
diharapkan
pada
elektrolisis
persentase
ini
sampel awal sebelum dielektrolisis
penurunan
dan sampel yang sudah dielektrolisis
degradasi limbah laundri yang paling
Volume 2
akan
3. Analisis Penurunan Kadar COD pada Limbah Laundri Pada analisis ini yang diuji yaitu
elektrolisis dengan tegangan 20 volt. Dimana
tegangan
lebih baik.
Penelitian degradasi limbah laundri
tinggi
sebanyak
dengan waktu dan tegangan paling
No. 1
Agustus 2014
Indonesian Journal of Chemical Research – Indo.J.Chem.Res.
71
optimal yaitu pada waktu 5 jam dan tegangan 20 volt. Tabel 1. Absorbansi pengukuran COD Sampel Std 1 (0 ppm) Std 2 (100 ppm) Std 3 (400 ppm) Std 4 (700 ppm) Std 5 (1000 ppm) Sampel Hasil Elektrolisis 20 volt 5 jam. Sampel Limbah Awal
Absorbansi 0 0,006 0,054 0,115 0,137
Gambar 7. Kurva Kalibrasi standar COD
0,059 0,0227
Tabel 2.Kandungan COD pada Penelitian
Kemudian
hasil
dari
No
Keterangan
pengukuran data absorbansi sampel
1
dan
2
Sampel Awal Hasil Elektrolisis 5 jam 15 volt
standar
menjadi
kurva
tersebut kalibrasi
dibentuk
Kandungan COD 2270 ppm 617 ppm
untuk
mengetahui koefisien korelasi dari
Dari data diatas didapatkan
pengukuran COD ini. Kemudian
bahwa konsentrasi COD dari sampel
akan didapatkan persen penurunan
limbah laundri yaitu sebesar 2270
degradasinya.
ppm. Dan hasil konsentrasi dari sampel hasil elektrolisis 20 volt selama 5 jam yaitu sebesar 617 ppm. Dengan didapatkannya data tersebut maka dapat dikatakan bahwa kadar COD dalam penelitian ini turun dengan sangat drastis dan mengalami penurunan kadar COD yang cukup besar. Sehingga dalam penelitian ini juga
didapatkan
oksigennya
Gambar 6. Panjang gelombang maksimal pengukuran COD
melakukan
dapat
bahwa turun
elektrolisis
kadar dengan dengan
potensial dan waktu yang optimum
Volume 2
No. 1
Agustus 2014
Indonesian Journal of Chemical Research – Indo.J.Chem.Res. yaitu
dengan
potensial
20
72
3. Kadar COD dalam penelitian ini
volt
juga mengalami penurunan yaitu
dengan waktu 5 jam.
ketika sampel masih belum di elektrolisis adalah 2270 ppm dan
KESIMPULAN dari
setelah dielektrolisis kini menjadi
penelitian maka dapat diambil
617 ppm. Dengan persentase
kesimpulan
penurunan yaitu 72,819 %.
1. Hasil
yang
didapatkan
bahwa
metode
elektrolisis dengan menggunakan karbon dapat digunakan untuk
UCAPAN TERIMAKASIH
mendegradasi
Penulis mengucapkan terima kasih
limbah
laundri
kepada bapak Riyanto, Ph.D. dan
dengan cukup baik. 2. Presentase degradasi dari limbah
bapak Tatang Shabur Julianto, S.Si.,
laundri yang diapatkan dengan
M.Si. yang telah memberikan arahan
hasil yang baik yaitu sebesar
untuk penelitian ini.
50,98 % pada saat elektrolisis dengan menggunakan Tegangan 20 volt dan waktu selama 5 jam.
DAFTAR PUSTAKA Aygun, A., dan Yilmaz,T., 2010, Improvement of Coagulation-Flocculation Process for Treatment of Detergent Wastewaters Using Coagulant Aids, InternationalJournal of Chemical and Environmental Engineering, Volume 1, No.2, 97-101 Anggi, R,. 2013. Pengolahan Limbah laundri dengan Biosand filter dan karbon aktif. Teknik Sipil Untan, vol 13. Catur, N.,2012, Degradasi Senyawa Linear Alkil Sulfonat dengan Fotokatalis TiO 2 . UI Press, Jakarta. Ciabatti,et al., 2010. Demonstration of a treatment system for purification and reuse of laundry wastewater,Desalination 245:451-459,USA. Crittenden,B dan W.J Thomas., 1998. Adsorption Technology and Design,Elseviere Science and Technology Book,Amsterdam. Effendi, H.,2003, TelaahKualitas Air. Yogyakarta, Kunisius. Fardiaz, S.,1992. Polusi Air dan Udara. Penerbit Kanisius, Jakarta. Fitria, A., 2012, Analisis Limbah Cair dengan Elektrokoagulasi, Teknik Kimia UI, Vol 1, 12-13. Ginting,P., 2007. Sistem Pengelolaan Lingkungandan Limbah Industri. Bandung,YramaWidya.
Volume 2
No. 1
Agustus 2014
Indonesian Journal of Chemical Research – Indo.J.Chem.Res.
73
Holt, P., 2002. Electrocoagulation :Undervelling and Synthesising the Mechanisms Behind a Water Treatment Process [tesis]. Sydney : Doctor of Philosophi in Chemical Enginee-ring, University of Sydney. Kok, T., 1997, “Spektrofotometri UV-Vis Aplikasi Kuantitatif “, mipa ubaya. Kubare, M. danHaarhoff, J. 2010."Rational Design Of Domestic Biosand Filters". Journal Of Water Supply: Research And Technology. Marsono, B. D. 1999. "Teknik Pengolahan Air Limbah Secara Biologis". Surabaya, ITS press. Metcalf dan Eddy. 2003. Wastewater Engineering Treatment and Reuse. 4th.USA. Pratama, M. A. 2008. Penurunan Kadar Detergen Pada Limbah Cair Laundry Dengan Menggunakan Reaktor Biosand Filter Yang Diikuti Reaktor Activated Carbon. Yogyakarta, Universitas Islam Indonesia. Priyanto, B., 2006. Uji Toksisitas Dua Jenis Surfaktan dan Detergen Komersial menggunakan Metode Pengahmbatan Pertumbuhan Lemma sp. Vol 3 Hal 251-257.Jakarta Rahayu, T., 2004, Karakteristik Air Sumur Dangkal di Wilayah Kartasura dan Upaya Penjernihannya, Jurnal Mipa, Vol. 14 (1). Retno,S., 2008.Kajian proses Elektrokuagulasi untuk Pengolahan Limbah Cair,Seminar Nasional IV SDM Teknologi Nuklir.Yogyakarta. Riyanto., 2013, Elektrokimia dan Aplikasinya. Universitas Islam Indonesia, Jogjakarta Rochman, F., 2009. Pembuatan IPAL Mini untuk Limbah Detergen Domestik. Med Eksakta. Jakarta Ryadi, S.,1984. Seri Lingkungan (Pencemaran): Pencemaran Air, Dasar-dasar dan Pokok Penanggulangannya. Penerbit Karya Anda., Surabaya Sihombing, J. B. F, 2007, penggunaan Media Filtran Dalam Upaya Mengurangi Beban Cemaran Limbah Cair Industri Kecil Tapioka, DepartemenTeknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian IPB, Bogor. Smulders, E.,2002, Laundry Detergents, Wiley-VCH Verlag GmbH, Weinheim,Germany. Snyder,C.H.,1995.The Extraordinary Chemistry of Ordinary Things,Kanada. Sugiharto., 2008. Dasar-DasarPengelolaan Air Limbah.Jakarta, UI-Press. Turk,S.S,I.Petrinic,M.Simonic.,2005, Laundry wastewater treatment usingcoagulation and membrane filtration, Resources, Conservation & Recycling,44, 185-196 Winardi., 2001, Studi Kinetika Penyisihan Organik pada Sequencing Batch Reactor Aerob dengan Parameter Rasio Waktu Pengisian Terhadap Waktu Reaksi, ITB, Bandung.
Volume 2
No. 1
Agustus 2014