Implementasi Metode Verifikasi Pemilih dengan Pre-Encrypted Ballot dalam Electronic Voting System Labib Fayumi NRP. 5105100072
Teknik Informatika Institut Teknologi Sepuluh Nopember 2010
Latar Belakang • Komputerisasi pemilu konvensional • Menghilangkan / meminimalisir kelemahan pada pemilu konvesional, seperti : – Inaccuracy – Isu sekuritas – Manipulasi kartu suara – Pemaksaan (coercion) – Penyuapan (bribery) – Pemborosan anggaran • Pengaplikasian teori e Voting terkini, dalam hal ini adalah model baru verifikasi voter menggunakan pre- encrypted ballot.
Tujuan Pengaplikasian metode “new voter verification with pre-encrypted ballot” dalam aplikasi pemilu
Permasalahan Bagaimana menerapkan konsep pre-encrypted ballot dalam electronic voting system ?
Penerapan fungsi kriptografi di dalam pre-encrypted ballot.
Bagaimana mengimplementasikan pre-encrypted ballot dengan menggunakan .NET Framework ?
Batasan Masalah e-Voting di sini menggunakan komputer sebagai device utamanya
pemilihan dilakukan dengan menggunakan media keyboard atau mouse, bukan touchscreen
aplikasi e-Voting diutamakan hanya untuk menangani aktifitas pemilu di sisi end user dan berjalan secara simultan dalam beberapa region, artinya sistem tidak berfungsi sebagai induk yang merekap hasil voting dalam lingkup multi region. Jadi, bila sistem diterapkan dalam beberapa region, secara otomatis sistem akan menganggapnya satu region sehingga hasil perhitungan yang ditampilkan adalah akumulasi dari beberapa region tersebut.
Electronic Voting System Requirement e-Voting System Security
a. Generic Requirement i. Authenticity ii. Integrity – accuracy iii. Security iv. Democracy b. System-Specific Requirement i. Multi user ii. Multi election iii. Accessibility iv. Availability c. Election-Specific Requirement
Vote for candidate Y
Person X vote for candidate Z
VOTING SYSTEM
Integrity
Authenticity
Generic Requirement
Metode pre encrypted ballot merupakan sebuah skema voting yang memungkin seorang pemilih melakukan verifikasi terhadap suara yang diberikannya. Merupakam bentuk gabungan dari dua metode : ⇒Voting Code Scheme ⇒Voting Receipt
Gambaran proses umum
Pembagian Fase Fase Pra Pemilu
-Generate ballot -Generate Voting Code -Generate Verification Code
Fase Pemilu - Generate voting receipt
Fase Perhitungan - Perekaman kandidat yang tersamar dalam ballot
Voting code generation
Verification code generation
Fitur Aplikasi Pengaturan Pemilih Pengaturan Kandidat Kandidat Person Kandidat Partai Pengaturan Setting Pengaturan Moderator Pemberian Suara
Kesimpulan Pre-encrypted ballot dalam e-voting dapat diaplikasikan menggunakan framework .NET.
Perangkat lunak pemilu online dengan metode pre- encrypted ballot mampu mendukung aspek keamanan dalam sistem, terutama yang terkait dengan validitas data voting.
Metode kriptografi simetrik Rijndael, 3DES dan metode asimetrik RSA dapat menunjang proses enkripsi-dekripsi dalam pre-encrypted ballot.
Saran Aplikasi yang dikembangkan belum sepenuhnya mengadopsi metode pre encrypted ballot. Dukungan algoritma enkripsi asimetri yang memungkinkan private key untuk dipecah dan dibagi ke wakil partai sangat disarankan guna meningkatkan sekuritas dan jaminan transparansi perhitungan pemilu
Sebuah pelaksanaan pemilu dapat dipastikan melibatkan data individu yang jumlahnya sangat banyak. Karena itu, pemanfaatan konsep Data Warehouse di sisi database diyakini mampu meningkatkan aspek analisis data, utamanya untuk sisi reporting services
Kemudahan penggunaan aplikasi electronic voting merupakan faktor tersendiri yang mempengaruhi kenyamanan pemilih dalam pemilu. Perlu kiranya pada tahap pengembangan, desain dari aplikasi ini dibuat lebih sederhana dan ringkas.
Sekian dan Terima Kasih