1 IMPLEMENTASI SERVICE ORIENTED ARCHITECTURE (SOA) MENGGUNAKAN TEKNOLOGI WEB SERVICE PADA APLIKASI CUSTOMER SERVICE (STUDI KASUS: DINAS PENDAPATAN DAE...
IMPLEMENTASI SERVICE ORIENTED ARCHITECTURE (SOA) MENGGUNAKAN TEKNOLOGI WEB SERVICE PADA APLIKASI CUSTOMER SERVICE (STUDI KASUS: DINAS PENDAPATAN DAERAH DAN PT. JASARAHARJA (PERSERO) CABANG RIAU)
TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Pada Jurusan Teknik Informatika
Oleh : FERDIANSYAH 10951007959
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU 2013
IMPLEMENTASI SERVICE ORIENTED ARCHITECTURE (SOA) MENGGUNAKAN TEKNOLOGI WEB SERVICE PADA APLIKASI CUSTOMER SERVICE (STUDI KASUS: DINAS PENDAPATAN DAERAH DAN PT. JASARAHARJA (PERSERO) CABANG RIAU) FERDIANSYAH 10951007959 Tanggal sidang : 31 Oktober 2013 Periode wisuda : November 2013
Jurusan Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Jl. Soebrantas KM 15 No. 155 Pekanbaru
ABSTRAK Service Oriented Architecture (SOA) adalah sebuah layanan web service yang dapat mengelola sumber daya dari berbagai informasi yang ada dalam suatu proses bisnis dari banyak perusahaan atau instansi terkait secara efektif dan efisien. Dewasa ini, banyak perusahaan atau instansi yang menghadapi tantangan dalam memenuhi permintaan customer dengan layanan yang tinggi, sehingga perusahaan tersebut mengalami kesulitan, salah satunya adalah PT. Jasaraharja (Persero). Dalam penelitian ini dimplementasikan teknologi SOA untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Banyak teknologi yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan arsitektur SOA, diantaranya adalah CORBA, DCOM, RMI, dan Web Service. Teknologi Web Service bersifat terbuka (non-proprietary) sehingga teknologi kedepan yang banyak berkembang adalah web service. Perancangan web service mengikuti standar dari SOA, menggunkan protokol komunikasi SOAP (simple object access protocol), WSDL (web service description language), serta UDDI (universal description discovery integration). Hasil penelitian menyimpulkan bahwa dengan mengimplementasikan teknologi SOA menggunakan web service pada PT. Jasaraharja dapat membantu dalam mengelola data secara lebih efisien dari segi waktu dan biaya pengembangan. Kata Kunci: SOA, Proprietary, Web Service.
ii
IMPLEMENTATION OF SERVICE ORIENTED ARCHITECTURE (SOA) IN TECHNOLOGY WEB SERVICE ON CUSTOMER SERVICE APPLICATION (CASE STUDY: DINAS PENDAPATAN DAERAH DAN PT. JASARAHARJA BRANCH RIAU)
FERDIANSYAH 10951007959 Date Of Final Exam : 31th October 2013 Graduation Ceremony Period : November 2013
Informatic Enginering Department Faculty Sains And Technology State Islamic Univercity Of Sultan Syarif Kasim Riau Jl. Soebrantas KM 15 No. 155 Pekanbaru
ABSTRACT Service Oriented Architecture (SOA) is a web service that can organize resources from many kinds of information in a business process from that instantion effectively and efficiently. In this era, many company or instantion which find challenge in fulfiil customer request highly service, then that company meet difficulties, one of them is PT. Jasaraharja (Persero). In this research was implemented SOA technology to solve that problem. Many technologies that can use to implement SOA architecture, they are CORBA, DCOM, RMI, and web service. Technologies Web Service non proprietary so that many developing future technologies is a web service. Web service followed the standards of SOA, use the communication protocol SOAP (simple object access protocol), WSDL (web service description language), and UDDI (universal description discovery integration). The result of this research conclude that by using implementation of SOA technology used web service at PT. Jasaraharja can Organize date more afficiently from the side of times and costs. Key words: SOA, Proprietary, Web Service.
iii
KATA PENGANTAR Alhamdulillaahi Robbil’alamin, penulis ucapkan syukur yang setinggitinggi ke-hadirat Allah SWT, karena atas segala limpahan rahmat dan karuniahnya yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian sekaligus penulisan laporan tugas akhir ini. Allahumma sholli’ala Muhammad wa’ala ali sayyidina Muhammad, yang tidak lupa penulis haturkan juga untuk junjungan alam, kekasih Allah, Rasul Allah, dan tauladan kita yakni Nabi Muhammad SAW. Laporan tugas akhir ini merupakan salah satu prasyarat untuk memenuhi persyaratan akademis dalam rangka meraih gelar kesarjanaan di Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau (UIN SUSKA Riau). Selama menyelesaikan tugas akhir ini, penulis telah banyak mendapatkan bantuan, bimbingan, dan petunjuk dari banyak pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Prof. Dr. H. M. Nazir, selaku Rektor Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. 2. Dra. Yenita Morena, M.Si, selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. 3. Elin Haerani, S.T, M.Kom, selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi. 4. Iwan Iskandar, S.T, M.T Selaku dosen pembimbing I tugas akhir. Terimakasih banyak pak atas dukungan, ilmu serta semangat yang Bapak berikan dalam membimbing saya mengerjakan Tugas Akhir ini. 5. Muhammad Affandes, S.T, M.T sebagai koordinator tugas akhir yang telah memberi masukan-masukan untuk penyelesaian tugas akhir ini, dan sangat sabar membantu penulis dalam mempersiapkan semua kebutuhan penulis dalam penyelesaian Tugas Akhir ini. 6. Jasril, S.Si, M.Sc selaku dosen penguji 1, terimakasih pak untuk ilmuilmunya, saran-sarannya, perbaikan-perbaikannya, dan masukannya untuk penyempurnaan laporan ini, terimakasih pak. iv
7. Muhammad Affandes, ST, MT selaku dosen penguji 2, terimakasih pak untuk
ilmu-ilmunya,
saran-sarannya,
perbaikan-perbaikannya,
dan
masukannya untuk penyempurnaan laporan ini, terimakasih pak. 8. Bapak, Ibu, dan Adik-adik Penulis yang selalu memberikan doa, dorongan, semangat untuk penulis. 9. Terima kasih kepada M. Yunus Syahrin atas saran, waktu dan kesempatan yang diberikan kepada penulis. 10. Terima kasih kepada Weli, Erzi yang memberi semangat dan selalu siap jika penulis sedang dalam butuh bantuan. Terima kasih Bang. 11. Terima kasih kepada teman-teman TIF A 09, JPC yang tidak bisa disebutkan satu per satu yang selalu memberi senyum dan semangat yang luar biasa. 12. Dan terakhir, terimakasih pula penulis ucapkan untuk Almamater Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sultan Syarif Kasim Riau serta pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Terimakasih banyak atas bantuan dan dukungannya yang berharga. Akhirnya, penulis menyadari dalam penulisan laporan ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat penulis harapkan untuk kemajuan penulis secara pribadi. Terimakasih.
Pekanbaru, Oktober 2013
Penulis
v
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LAPORAN................................................................. i LEMBAR PERSETUJUAN.......................................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... iii LEMBAR HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL............................. iv LEMBAR PERNYATAAN .......................................................................... v LEMBAR PERSEMBAHAN ....................................................................... vi ABSTRAK .................................................................................................... vii ABSTRACT.................................................................................................... viii KATA PENGANTAR .................................................................................. ix DAFTAR ISI ................................................................................................ xi DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiv DAFTAR TABEL......................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. xviii DAFTAR SIMBOL....................................................................................... xix BAB I
PENDAHULUAN ........................................................................ I-1 1.1. Latar Belakang ...................................................................... I-1 1.2. Rumusan Masalah ................................................................. I-3 1.3. Batasan Masalah .................................................................... I-3 1.4. Tujuan Penelitian................................................................... I-3 1.5. Sistematika Penulisan ............................................................ I-3
BAB II
LANDASAN TEORI ................................................................... II-1 2.1. Service Oriented .................................................................... II-1 2.2. Service Oriented Architecture (SOA).................................... II-2 2.3. Konsep Service Oriented Architecture (SOA) ...................... II-3 2.4. Prinsip - Prinsip Service Oriented Architecture (SOA)......... II-5 2.5. Web Service ........................................................................... II-8 2.6. Service Oriented Architecture (SOA) dan Web Service........ II-9 2.7. Unified Modelling Language (UML) ................................... II-10 2.7.1. Usecase Diagram ...................................................... II-10 2.7.2. Process Diagram....................................................... II-11 vi
2.8. Customer Service................................................................... II-11 2.9. PT. Jasaraharja (Persero) ....................................................... II-12 2.9.1. Struktur Organisasi ................................................... II-12 2.9.2. Dasar Hukum ............................................................ II-12 2.9.3. Fungsi PT. Jasaraharja (Persero)............................... II-13 2.9.4. Kegiatan PT. Jasaraharja (Persero) ........................... II-13 2.10. Tugas Pokok........................................................................ II-15 2.11. Kerjasama PT. Jasaraharja (Persero) ................................... II-15 2.11.1. Dengan Pemerintah Daerah Kabupaten dan Kota... II-15 2.11.2. Kerjasama dengan Polri .......................................... II-16 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... III-1 3.1. Persiapan Penelitian ............................................................ III-2 3.1.1. Penelitian Pendahuluan ............................................. III-2 3.1.2. Identifikasi Masalah .................................................. III-2 3.2. Tahapan Penelitian .............................................................. III-2 3.2.1. Jadwal Penelitian....................................................... III-2 3.3. Pengumpulan Data .............................................................. III-3 3.3.1. Studi Literatur ........................................................... III-3 3.3.2. Wawancara................................................................ III-3 3.4. Analisa dan Perancangan Sistem ........................................ III-3 3.5. Implementasi dan Pengujian ............................................... III-4 3.6. Penarikan Kesimpulan ........................................................ III-4 BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN............................................ IV-1 4.1. Analisa................................................................................. IV-1 4.1.1. Analisa Sistem Lama................................................. IV-1 4.1.1.1. Hasil Wawancara Dispenda ....................... IV-2 4.1.1.2. Hasil Wawancara Jasaraharja..................... IV-5 4.1.1.3. Bizagi Dispenda ......................................... IV-7 4.1.1.4. Bizagi Jasaraharja....................................... IV-10 4.1.2. Analisa Sistem Baru.................................................. IV-30 4.1.2.1. Analisa Service-Oriented ........................... IV-30 4.1.2.2. Dekomposisi Proses Bisnis ........................ IV-35 vii
4.2. Perancangan Aplikasi.......................................................... IV-36 4.2.1. Perancangan UML (Unified Modeling Language) ... IV-36 4.2.1.1. Usecase Diagram ....................................... IV-36 4.2.1.2. Usecase Diagram Spesification ................. IV-37 4.2.1.3. Sequence Diagram ..................................... IV-43 4.2.1.4. Class Diagram............................................ IV-44 4.2.1.5. Activity Diagram ........................................ IV-46 4.3. Perancangan Menu .............................................................. IV-48 4.3.1. Perancangan Struktur Menu Aplikasi ....................... IV-48 4.3.2. Perancangan Antarmuka Perangkat Berbasis Web ... IV-49 4.4. Perancangan Database ........................................................ IV-53 BAB V
IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN........................................ V-1 5.1. Implementasi ...................................................................... V-1 5.1.1. Performansi Aplikasi................................................. V-1 5.1.2. Arsitektur Aplikasi .................................................... V-2 5.1.3. Implementasi Form Customer Service Dispenda...... V-3 5.1.4. Implementasi Form Utama Jasaraharja..................... V-4 5.2. Pengujian ............................................................................ V-6 5.2.1. Pengujian Black Box................................................. V-6
BAB VI PENUTUP .................................................................................... VI-1 6.1. Kesimpulan............................................................................ VI-1 6.2. Saran ...................................................................................... VI-1 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... xxii LAMPIRAN.................................................................................................. xxii RIWAYAT HIDUP....................................................................................... xxiv
viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Saat ini banyak perusahaan atau instansi yang menghadapi tantangan dalam memenuhi permintaan customer dengan layanan yang tinggi. Dalam lingkungan seperti ini bagaimana mengkombinasikan antar perkembangan teknologi
serta
globalisasi
ekonomi
pemerintahan. Banyak perusahaan
pada
perusahaan
atau instansi
yang menjalin kerjasama
dengan
menggabungkan sumber daya yang dimiliki suatu perusahaan dalam membuka kesempatan untuk mengelola sumber daya secara bersama sehingga dapat meminimalisir biaya, serta merespon permintaan dari masing-masing sumberdaya. Adapun salah satu perusahaan atau instansi yang mengadapi tantangan dalam mengelola data informasi dengan layanan yang tinggi adalah PT. Jasa Raharja. Salah satu contoh kesulitan di PT. Jasa Raharja adalah pada Sub Bagian Pelayanan Klaim yang mengalami kesulitan dalam mengirim data ke Samsat dengan menggunakan email atau fax. Terdapat kesalahan dalam pengiriman data yang disebabkan oleh batasan dalam mengirim data via email atau fax. Kebutuhan untuk membuat konsep kerjasama yang dinamis antar perusahaan seperti contoh tersebut, difokuskan pada sistem enterprise yang mengintegrasikan proses bisnis antar enterprise. Arsitektur sistem enterprise dikenal dengan istilah Service Oriented Architecture. SOA menyediakan suatu infrastruktur teknologi informasi yang fleksibel, efisien, serta efektif. Teknologi tersebut dapat meningkatkan performansi proses bisnis khususnya dalam mengelola data informasi.
SOA menurut Open Group adalah sebuah model membangun web service yang paling efektif. Tujuan utama dari SOA adalah untuk menunjang perusahaan dengan menggunakan teknologi informasi (TI) dengan cara membuat hubungan antar website yang efektif. SOA adalah sebuah jembatan yang menghubungkan antar perusahaan agar dapat sinergis. SOA merupakan hasil yang dapat dicapai dengan keselarasan yang lebih baik antara bisnis dan teknologi informasi (Arief, 2011). Terdapat
banyak
teknologi
yang
dapat
digunakan
untuk
mengimplementasikan arsitektur SOA, diantaranya adalah: CORBA, DCOM, RMI, dan Web Service. Web service saat ini sudah berkembang sangat pesat, web service membantu banyak perusahaan atau intansi pemerintahan dalam mengelola informasi perusahaan atau instansi yang dihubungkan pada perusahaan atau instansi lainnya secara terbuka menggunakan aplikasi berbasis web. Web service yang banyak diterapkan saat ini adalah dalam aplikasi customer service, dimana membantu perusahaan dalam bidang pelayanan terhadap suatu informasi yang ada di perusahaan atau intansi pemerintahan. Web Service dapat menyediakan layanan dengan baik, karena mampu menyediakan standar dari perbedaan aplikasi dan dapat berjalan di banyak platform, sehingga dapat digunakan untuk integrasi system, seperti: Bisnis to Bisnis (B2B), Bisnis to Customer (B2C), serta dalam aplikasi ebusiness to Virtual Enterprise (VE) (Arief, 2011). Implementasi SOA berbasis web service seperti ini yang
sangat
dibutuhkan Sub Bagian Pelayanan Klaim di PT. Jasa Raharja dalam mengelola atau mengatasi informasi pelayanan tentang asuransi jiwa bagi masyarakat yang mana data informasi ini saling berkaitan dengan data yang ada di kepolisian setempat dan juga data di pemerintahan. Dengan menggunakan konsep layanan web service yang baru berkembang saat ini, selanjutnya dapat mengelola sumber daya dari berbagai informasi yang ada baik dari perusahaan asuransi, kepolisian atau pemerintahan secara efektif dan efisien.
I-2
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan dari permasalahan latar belakang yang telah dijelaskan, maka rumusan masalah penelitian ini adalah menganalisa dan mengintegrasikan data pada dua instansi terkait terhadap pelayanan menggunakan metode SOA dengan teknologi web service pada aplikasi customer service.
1.3 Batasan Masalah 1. Web service yang dibuat khusus untuk pengelolaan datako pada customer service di Dispenda. 2. Teknologi web service yang dibuat dapat diakses pada jaringan komunikasi internet atau jaringan komputer lokal menggunakan sistem pertukaran informasi berbasis XML.
1.4 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini untuk mengintegrasikan data pada dua instansi terkait dalam mengelola data secara tepat dan cepat, serta dapat memberikan laporan secara berjangka.
1.5 Sistematika Penulisan Berikut merupakan rencana susunan sistematika penulisan laporan Tugas Akhir yang akan dibuat : BAB I Pendahuluan Bab ini berisi penjelasan mengenai latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, dan sistematika penulisan dari Tugas Akhir yang dibuat. BAB II Landasan Teori Bab ini membahas tentang teori-teori umum dan khusus yang berhubungan dengan tugas akhir ini. BAB III Metodologi Penelitian Bab ini membahas langkah-langkah yang dilaksanakan dalam proses penelitian, yaitu tahapan penelitian pendahuluan, identifikasi masalah, jadwal penelitian, studi literatur, wawancara, implementasi dan pengujian aplikasi, serta penarikan kesimpulan.
I-3
BAB IV Analisa dan Perancangan Bab ini berisi pembahasan mengenai kebutuhan sistem, yang terdiri dari : Hasil Wawancara, Bizagi, Kandidat Service, Seleksi Kandidat Service, Arsitektur Sistem Lanjut, Identifikasi Arsitektur Sistem, Usecase Diagram, Usecase Diagram Spesification, Sequence Diagram, Class Diagram, Activity Diagram, Deployment Diagram, Perancangan Struktur Menu Aplikasi, Perancangan Antarmuka Perangkat Berbasis Web, Perancangan Database menggunakan pendekatan berorientasi objek. BAB V Implementasi dan Pengujian Bab ini berisi penjelasan mengenai implementasi yang terdiri dari: batasan implementasi, lingkungan implementasi, hasil implementasi, pengujian sistem dan kesimpulan pengujian. BAB VI Kesimpulan dan Saran Bagian ini berisi kesimpulan yang dihasilkan dari pembahasan tentang analisa dan implementasi metode SOA menggunakan teknologi web service pada aplikasi customer service.
I-4
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Service Oriented Service oriented merupakan sebuah pendekatan dalam penyelesaian masalah besar dengan membaginya menjadi sekumpulan layanan (service) kecil yang menyelesaikan permasalahan secara keseluruhan (spesifik). Seperti dapat dilihat pada Gambar 2.1, lingkup dari service tidak terbatas, service dapat menyelesaikan melalui sebuah proses besar atau hanya satu langkah proses kecil. Hal ini dapat disesuaikan tergantung kebutuhan service (Erl, 2005)
Gambar 2.1. Enkapsulasi Business Process dengan Service (Erl, 2005) Pembagian berdasarkan service ini sesungguhnya bukan sesuatu yang baru, karena telah banyak diterapkan.
2.2 Service Oriented Architecture (SOA) Service Oriented Architecture (SOA) merupakan sebuah kumpulan service, Service dalam lingkup SOA adalah sekumpulan fungsi, prosedur, atau proses yang akan memberi respon yang diminta oleh sebuah client kepada server. Service merupakan satuan kerja yang dilakukan oleh penyedia service untuk mencapai hasil akhir yang diinginkan kepada customer service. Definisi Service Oriented Architecture (SOA) menurut Open Group adalah sebuah model architecture yang mendukung service orientation. Definisi tersebut terfokus pada model arsitekture, service orientation, service serta fitur-fitur yang merupakan lingkup pada SOA. Organization for Advancement of Structured Information Standards (OASIS) mendefinisikan SOA sebagai paradigma yang digunakan untuk mengatur dan memanfaatkan kemampuan terdistribusi yang mugkin berada di bawah kendali kepemilkan suatu domain yang berbeda. SOA didefinisikan oleh World Wide Web Consortium (W3C) sebagai suatu bentuk arsitektur sistem terdistribusi yang pada umumnya ditandai dengan
logical
granularity,
dan
view,
message
platform
orientation,
neutrality.
Pada
description tahun
2007
orientation, XML.com
mendefinisikan SOA sebagai sebuah gaya arsitektur yang memiliki tujuan untuk mencapai loosely couple antar agen perangkat lunak yang berinteraksi. Empat karakteristik yang dimiliki oleh SOA berdasarkan Raghu Kodali antara lain : a. Antarmuka yang disusun dengan XML yang menggunakan WSDL. b. Skema XML yang disebut dengan XSD yang harus digunakan untuk mengolah pesan. c. Registry UDDI berdasarkan pada penyimpanan daftar service yang disediakan. d. Setiap service harus mempertahankan tingkat kualitas yang ditetapkan melalui persyaratan keamanan QoS.
II-2
IBM mengusulkan bahwa SOA menggambarkan gaya arsitektur yang memperlakukan komponen perangkat lunak sebagai service set. Definisi tersebut ditegaskan sebagai kebutuhan bisnis yang harus mengendalikan definisi dari service dan nilai tujuan harus terfokus dengan fleksibilitas service.
2.3 Konsep Service Oriented Architecture (SOA) Bila dilihat pada penjelasan sebelumnya, Erl (2005) memaparkan SOA terdiri atas sekumpulan service, namun sekumpulan service tidak cukup untuk membentuk sebuah arsitekture. SOA terdiri atas empat komponen, yaitu: a. Message, yaitu data yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebagian atau sebuah unit kerja, yang dipertukarkan antara satu service dengan service yang lainnya. b. Operation, yaitu fungsi-fungsi yang dimiliki oleh sebuah service untuk memproses message hingga menghasilkan sesuatu. Fungsi-fungsi inilah yang nantinya akan saling berinteraksi untuk menyelesaikan sebuah unit kerja. c. Service, mempersentasikan sekumpulan operation yang berhubungan untuk menyelesaikan sekumpulan unit kerja yang berhubungan. d. Process, merupakan business rule yang menentukan operasi mana yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu. Ilustrasi dari keempat komponen ini dapat dilihat pada Gambar 2.2 (Erl, 2005).
Gambar 2.2. Ilustrasi Operations dan Services (Erl, 2005) II-3
Komponen-komponen tersebut terhubung satu sama lain dengan deskripsi sebagai berikut: 1. Sebuah
operation
mengirim
dan
menerima
message
untuk
mengerjakan sesuatu. 2. Sebuah
operation
dapat
didefinisikan
oleh
message
yang
memprosesnya. 3. Sebuah service mengelompokkan sekumpulan operation
yang
berhubungan. 4. Sebuah service didefinisikan oleh operation yang membentuknya. 5. Sebuah instans dari service dapat mengkomposisi service lain. 6. Sebuah instans dari prosess tidak harus didefinisikan oleh service karena mungkin hanya membutuhkan sebagian dari fungsionalitas yang diberikan oleh service. 7. Sebuah instans dari process memicu sekumpulan operation berjalan untuk menyelesaikan proses otomasi. 8. Setiap instans dari process didefinisikan secara parsial operation yang digunakannya. Ilustrasi dari keterhubungan seluruh komponen dapat dilihat pada Gambar 2.3 (Erl, 2005).
Gambar 2.3. Keterhubungan antar Komponen SOA (Erl, 2005)
II-4
2.4 Prinsip - Prinsip Service Oriented Architecture (SOA) Erl (2005) memaparkan beberapa prinsip yang seringkali digunakan terkait dengan pendekatan SOA yaitu: Prinsip 1: Service dapat digunakan kembali (Reusability) Pengembangan sistem yang menggunakan pendekatan SOA, service dirancang secara khusus untuk mendukung penggunaan kembali sesuai dengan kebutuhannya.Berupa data yang dibagi menjadi sekumpulan service yang dapat memudahkan reuse. Prinsip 2: Service merupakan formal specifation Service tidak membutuhkan suatu pembagian apapun didalam pengembangan yang menggunakan pendekatan SOA untuk dapat berinteraksi dengan service lainnya.Service membutuhkan sebuah kontrak yang formal yang dapat mendeskripsikan setiap service yang telah ada dan menentukan persyaratan yang dibutuhkan pada pertukaran informasi yang terjadi. Prinsip 3: Service merupakan loosely couple Service secara khusus pada pendekatan SOA dirancang untuk dapat berkomunikasi dengan service lainnya tanpa perlu saling ketergantungan. Setiap service berdiri sendiri secara independen dan tidak tergantung service lain untuk berjalan. Ketergantungan diminimalisir sehingga hanya butuh mekanisme komunikasi satu sama lain. Prinsip 4: Inti sari service berdasarkan logika Satu–satunya bagian dari service yang terlihat di dunia luar pada penerapan pendekatan SOA merupakan hal–hal yang ditampilkan melalui kontrak service tersebut.Logika dasar yang melampaui hal tersebut dinyatakan ke dalam deskripsi yang terdiri dari kontrak yang tidak nyata
II-5
dan tidak relevan dengan permintaan dari service tersebut. Setiap service memiliki kesepakatan mengenai cara untuk komunikasi. Prinsip 5: Decomposition Service bersifat Abstraction Penggunaan SOA menyebabkan service dapat menyusun service yang lain. Hal ini memungkinkan logika yang dapat digambarkan pada tingkat granularity yang berbeda dan mempromosikan penggunaannya kembali serta penyusunan dari inti sari yang berada pada layer.Service tidak memperlihatkan bagaimana lojik diimplementasi di dalamnya. Prinsip 6: Service bersifat Autonomy Logika yang menggunakan pendekatan SOA dipengaruhi oleh sebuah service yang diletakan pada sebuah batasan yang tidak dapat dilihat. Service
tersebut
akan
mengontrol
batas
tersebut
dan
untuk
mengeksekusinya tidak perlu bergantung dengan service lain. Service memiliki hak penuh terhadap semua data yang dienkapsulasi. Prinsip 7: Service bersifat Statelessness Service yang berbasiskan SOA tidak harus membutuhkan pengaturan informasi state. Hal ini dikarenakan state tersebut dapat menghalangi kemampuan service untuk bergabung atau berintegrasi. Service tidak memilki status tertentu terkait dengan aktivitas yang dilakukannya. Prinsip 8: Service tidak terdeteksi bersifat Discoverability Service yang dirancang harus dapat memungkinkan deskripsi mengenai diri service sendiri di dalam sistem yang telah menerapkan SOA untuk dapat menemukan service tersebut dan dapat dimengerti oleh manusia dan pemohon service tersebut yang dapat menggunakan logika dalam service.Service didesain untuk deskriptif sehingga bisa ditemukan dan diakses melalui mekanisme pencarian tertentu.
II-6
Dari perspektif teknologi informasi, fungsi-fungsi yang terdapat pada sebuah enterprise terbagi menjadi 2 bagian yakni business logic dan application
logic.
Business
logic adalah
sebuah
implementasi
dari
business requirements atau kebutuhan bisnis yang terdokumentasi dari area bisnis sebuah enterprise. Logika bisnis distrukturkan menjadi beberapa proses yang merepresentasikan requirements dari bisnis, keterbatasan, ketergantungan antar proses dan pengaruh dari luar enterprise. Sedangkan, logika aplikasi adalah suatu bentuk implementasi yang terotomasi dari logika bisnis yang terorganisasi menjadi berbagai solusi teknologi. Logika aplikasi mengekspresikan aliran kerja dari proses bisnis melalui suatu sistem yang dikembangkan melalui infrastruktur teknologi informasi dari sebuah enterprise. Service oriented architecture memperkenalkan satu lapisan baru yang disebut lapisan service, yang berfungsi untuk mengenkapsulasi logik dari aplikasi terhadap logik dari bisnis. Hal ini terkait dengan salah satu karakteristik SOA, yakni meningkatkan aspek loosely coupled antara logik
bisnis
dan logik aplikasi. Ketika lapisan service dapat
merepresentasikan logik dari bisnis dan aplikasi, maka ketergantungan langsung antara logik bisnis dan logik aplikasi rendah. Lapisan antarmuka service (service interface layer) merupakan suatu abstraksi dari logik bisnis, aplikasi, dan aliran proses secara keseluruhan. Service interface layer memiliki 3 layer abstraksi yaitu : 1) Application Service Layer Layer ini berperan dalam membangun dasar dari service interface layer yang berfungsi untuk merepresentasikan fungsionalitas yang terkait dengan teknologi secara spesifik. Service yang berada pada layer ini disebut dengan application service. 2) Business Service Layer Business
service
layer
adalah
suatu
layer
service
yang
merepresentasikan business logic. Business service yang terdapat pada
II-7
layer
ini berperan dalam mengekspresikan logik bisnis melalui
pendekatan service oriented. 3) Orchestration Service Layer Orchestration service layer
merupakan
sebuah layer
yang
menyediakan abstraksi dengan level tertinggi yang menjawab kebutuhan dari service lain untuk memastikan bahwa operasi service dieksekusi dalam urutan yang ditentukan. Pada layer ini semua proses bisnis yang ada di dalam sistem didefinisikan dan dijalankan dengan menggunakan fungsi yang terdapat pada business service layer.
2.5 Web Service Web Service adalah sistem software yang dirancang untuk mendukung sistem yang berinteraksi melalui jaringan.Web Service memiliki method (operasi) penyedia data yang dipertukarkan dengan menggunakan protokol HTTP dan bahasa XML (Hamids dalam Priyambodo, 2005). Web Service merupakan sebuah sistem, implementasi Web Service dapat dilakukan pada jaringan komunikasi internet atau jaringan komputer lokal. Web Service merupakan perangkat lunak yang didesain untuk mendukung interaksi operasi mesin-mesin melalui jaringan. Memiliki antarmuka yang dijelaskan dalam format mesin yang dapat diproses Web Services Description Language (WSDL). Sistem lain berinteraksi dengan Web Service dengan cara yang ditentukan oleh deskripsi menggunakan pesan SOAP, biasanya disampaikan menggunakan HTTP dengan menggunakan XML dalam hubunganya dengan standar Web yang terkait lainnya. Web Service biasanya menggunakan Extensible Markup Language (XML) pesan yang mengikuti standar SOAP. Web services adalah sistem pertukaran informasi berbasis XML yang menggunakan internet untuk interaksi antar aplikasi. Teknologi ini merupakan standar yang diadopsi oleh banyak vendor perangkat lunak, karena memiliki standar terbuka. Standar terbuka ini yang memungkinkan aplikasi web service yang diimplementasi oleh vendor berbeda dapat berkomunikasi satu sama lain. Perkembangan web services yang begitu II-8
cepat menyebabkan lahirnya ekstensi-ektensi web services yang memperluas fungsi web services itu sendiri.
2.6 Service Oriented Architecture (SOA) dan Web Service Seperti telah dijelaskan sebelumnya, untuk mengimplementasikan sebuah service,
terdapat
beberapa
keutamaan,
yaitu
bagaimana
service
berkomunikasi, bagaimana service didesain, dan bagaimana pesan antar service didefinisikan.Web Service merupakan sebuah teknologi yang dapat memenuhi kebutuhan setiap service (Erl, 2005). Web Services sebagai sebuah teknologi dapat memfasilitasi beberapa perancangan seperti berikut : a. Sebuah service dalam SOA adalah sebuah aplikasi Web Service. Pada dasarnya sebuah service didalam SOA adalah sebuah aplikasi. Aplikasi ini mempresentasikan sebuah business logic atau automation logic dari sebuah proses sistem besar yang mencakupinya. Hal itu sudah dimiliki oleh sebuah aplikasi Web Services. Maka dari itu, implementasi Service dalam SOA merupakan aplikasi Web Service. b. Hubungan satu service dengan yang lainnya didefinisikan dengan Web Service Description Language (WSDL).
Gambar 2.4. Peran WSDL dalam Hubungan antar Service (Erl, 2005)
II-9
WSDL mendeskripsikan bagaimana format sebuah pesan yang akan dikirim oleh sebuahWeb Service yang harus ditulis, agar dapat dimengerti oleh Web Servicelainnya. Dalam sudut pandang SOA, yang menggunakan Web Service sebagai Service, teknologi WSDL ini menjadi jembatan untuk menghubungkan sebuah Service ke Service lainnya.Ilustrasi hubungan ini dapat dilihat pada Gambar 2.4 (Erl, 2005). c. Service berkomunikasi satu sama lain menggunakan SOAP messaging. Kebutuhan untuk saling berkirim pesan dalam SOA merupakan hal yang paling penting.Untuk teknologi pengiriman pesan, kita dapat menggunakan SOAP. Hal ini dikarenakan SOAP fleksibel dan dapat diperluas.
2.7 Unified Modelling Language (UML) UML adalah sebuah bahasa untuk menentukan, visualisasi kontruksi, mendokumentasikan artifacts (model, deskripsi, atau software) dari sistem software, untuk memodelkan bisnis, dan sistem non-software lainnya.UML merupakan suatu kumpulan teknik terbaik yang telah terbukti sukses dalam memodelkan sistem yang besar dan kompleks. a. Usecase Diagram Menurut Whitten et al, Usecase Diagram adalah diagram yang menggambarkan interaksi antara sistem, eksternal sistem, dan user. Dengan kata lain, diagram ini menjelaskan siapa yang akan menggunakan sistem tersebut, dan bagaimana cara user tersebut berinteraksi dengan sistem.
Gambar 2.5.Usecase Diagram (Joseph Schmuller, 1999) II-10
b. Process Diagram Process Diagram digunakan untuk menggambarkan suatu tingkat lebih detail dari proses bisnis utama dimana user dan proses dibuat detail untuk satu alur proses pekerjaan dan kemungkinan yang dapat terjadi. Skenario yang terjadi tersebut yang menggambarkan satuan proses bisnis dari suatu bagian kegiatan. Contoh process diagram yaitu sebagai berikut :
Gambar 2.6.Process Diagram (R. Mike, 2008)
2.8 Customer Service Customer service adalah suatu rangkaian kegiatan yang dirancang untuk meningkatkan nilai kepuasan pelanggan yang meliputi tingkat kepercayaan dan informatif. Adapun dari sudut pandang bisnis, Customer Service memberikan pengaruh yang cukup penting dalam meningkatkan pendapatan dari suatu perusahaan atas barang atau jasa yang dijual kepada konsumen.
II-11
2.9 PT. Jasa Raharja (Persero) a. Struktur Organisasi Struktur Organisasi Internal :
Kepala Cabang (KACAB)
Bagian Pelayanan Klaim
Bagian Teknik
Sub.Bag SDM&Umum
Sub.Bag Humas&Hukum
Bagian Administrasi
Sub.Bag Keuangan&Akutansi
Gambar 2.7. Tempat Pelaksanaan b. Dasar Hukum Penunjukan Perusahaan Negara oleh Menteri berdasarkan dengan Surat
Keputusan
Menteri
Urusan
Pendapatan,
Pembiayaan
dan
Pengawasan Republik Indonesia No. BAPNI-3-3, yang menunjuk Perusahaan Negara Asuransi Kerugian Jasa Raharja untuk melaksanakan penyelenggaraan Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang dan Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan sesuai dengan ketentuan ketentuan yang telah diatur dengan Undang-undang No. 33 tahun 1964, dan Undangundang No. 34 tahun 1964 dan Peraturan Pemerintah No. 8 tahun 1965. Surat Keputusan Menteri tersebut ditetapkan pada tanggal 30 Maret 1965 namun demikian mulai berlaku dengan daya surut pada tanggal 1 Januari 1965. Perusahaan negara Jasa Raharja itu sendiri telah didirikan berdasarkan Undang undang No. 19 Prp. 1960 dengan suatu Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 1965 ( Lembaran Negara Tahun 1965 nomor 14) yang juga mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 1965.
II-12
Sejak tahun 1969 dengan dibentuknya Undang-undang No. 9 tahun 1969 tentang : bentuk-bentuk Usaha Negara, semua usahausaha Negara yang berbentuk Perusahaan dibedakan menjadi tiga jenis yaitu : 1) Perusahaan Jawatan disingkat (Perjan). 2) Perusahaan Umum disingkat (Perum). 3) Perusahaan Perseroan disingkat (Persero). c. Fungsi PT. Jasa Raharja (Persero) Fungsi PT. Jasa Raharja (Persero) ini berorientasi pada perintah Undang-undang No. 33 Tahun 1964 dan undang-undangNo. 34 tahun 1964 tentang iuran dan sumbangan wajib untuk dipupuk dan di himpun dan selanjutnya disaluran kembali kepada masyarakat yang mengalami kecelakaan, sebagai asuransi jasaraharja. Asuransi jasa raharja adalah perlindungan dan jaminannegara kepada rakyatnya yang mengalami kecelakaan, sedang objeknya adalah manusia dan asuransi ini memberikan jaminanterhadap kerugian yang disebabkan oleh kecelakaan. Kerugian yang timbul dari kecelakaan dapat berupa meninggal, cacat sementara, cacat tetap, biaya pengobatan dan perawatan di rumah sakit. Fungsi utama PT. Jasa Raharja adalah dengan pemupukan dana-dana yang cara pemupukannya dilakukan dengan mengadakan Iuran dan Sumbangan wajib tersebut adalah hanya golongan atau mereka yang berada atau mampu saja, sedang hasil pemupukannya akan dilimpahkan juga kepada perlindungan jaminan rakyat banyak. Oleh karena itu jaminan sosial rakyatlah yang dalam pada itu menjadi pokok tujuan yang utama. d. Kegiatan PT. Jasa Raharja Kegiatan PT Jasa Raharja (Persero) Pertanggungan wajib adalah karena ada salah satu pihakyang mewajibkan kepada pihak lain dalam mengadakan pertanggungan itu. Pihak yang mewajibkan ini biasanya ialah pihak pemerintah, tetapi tidak selalu dimonopoli pemerintah. Pihak pemerintah dalam hubungan hukum pertanggungan ini adalah sebagai penanggung. Pemerintah dalam mengambil tindakan mewajibkan itu II-13
biasanya didasarkan atas pertimbangan melindungi golongan-golongan lemah, dari bahaya-bahaya yang menimpanya atau memberikan jaminan sosial atau social security bagi masyarakat. Oleh sebab itu PT Jasa Raharja (Persero) dalam kegiatannya adalah memupuk dana Iuran Wajib dan Sumbangan Wajib dari masyarakat untuk selanjutnya disalurkan melalui santunan kecelakaan lalu lintas. Undangundang No. 33 Tahun 1965 Pasal 3 ayat (1) a. Tiap penumpang yang sah dari kendaraan bermotor umum, kereta api, pesawat terbang, perusahaan penerbangan nasional
dan kapal
perusahaan perkapalan/pelayaran
nasional, wajib membayar iuran melalui perusahan yang bersangkutan untuk menutup akibat keuangan disebabkan kecelakaan penumpang dalam dalam perjalanan. Undang-undang No. 34 Tahun 1964 Pasal 2 ayat (1) Pengusaha Pemilik alat angkutan lalu lintas jalan diharuskan memberi Sumbangan tiap tahun kepada Dana sebagaimana dimaksdud dalam Pasal 1 ( Dana ialah dana yang terhimpun dari sumbangan wajib yang dipungut dari para pemilik/pengusaha alat angkutan lalu lintas jalan dan yang disediakan untuk menutup akibat keuangan karena kecelakaan lalu lintas jalan korban/ahli waris yang bersangkutan). Pasal 4 ayat (1) setiap orang yang menjadi korban mati atau cacat tetap akibat kecelakaan yang disebabkan oleh alat angkutan lalu lintas jalan tersebut dalam Pasal 1, akan memberi kerugian kepadanya atau kepada ahli warisnya sebesar jumlah yang ditentukan berdasarkan Peraturan Pemerintah. Selanjutnya PT Jasa Raharja (Persero) untuk dapat mengatur penggunaan dana terhimpun tersebut secara efektif dan efisien, perlulah dana-dana yang dapat diinvestasikan itu, dipusatkan dalam suatu badan Pemerintah. Suatu Perusahaan Negara yaitu PT Jasa Raharja (Persero) yang harus mengadministrir dana-dana tersebut secara baik sehingga terjaminlah kedua tujuan dari pemupukan dana-dana tersebut.
II-14
2.10 Tugas Pokok PT. Jasa Raharja Tugas Pokok Perusahaan Jasa Raharja (Persero) adalah menghimpun dan memupuk dana masyarakat melalaui iuran dan sumbangan wajib, untuk selanjutnya menyalurkannya kembali kepada masyarakat yang berwujud santunan jasa raharja, terhadap korban kecelakaan lalu lintas. a. Sub Bagian Pelayanan Klaim : Sub Bagian Pelayanan Klaim mempunyai tugas dan wewenang yaitu sebagai berikut: a. Bagian yang berhubungan langsung dengan pihak internal maupun external yang berhubungan dengan pelayanan di PT. Jasa Raharja (Persero). b. Kelancaran dan ketertiban pelaksanaan pekerjaan serta pengamanan sumber daya informasi di dalam dan di luar lingkungan PT. Jasa Raharja (Persero). c. Kelancaran pelayanan penunjang kegiatan operasional di kantor cabang. d. Terselenggaranya kegiatan bidang pelayanan dan pola kearsipan data di kantor cabang.
2.11 Kerjasama PT. Jasa Raharja a. Kerjasama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten dan Kota Undang-undang No. 34 Tahun 1964 dan PP No. 18 Tahun 1965, telah mengamanatkan kepada PT. Jasa Raharja (Persero) untuk bekerjasama dengan Pemerintah Daerah dalam kaitannya dengan pemupukan dana sumbangan wajib. Kerjasama mencapai pada tingkat para petugas yang berada di setiap SAMSAT Kabupaten/Kota. Dilain pihak pelayanan pada Kantor Bersama ini juga sangat membantu masyarakat dalam upaya sadar hukum dalam memenuhi kewajibannya sebagai warga Negara yang taat akan hukum, khususnya dalam hal pembayaran pajak kendaraan bermotor dan kewajiban membayar sumbangan wajib jasa raharja. Selanjutnya masyarakat dalam memenuhi kewajibannya merasa mudah dan cepat
II-15
dengan adanya hubungan kerja sama yang saling mendukung antara PT. Jasa Raharja (Persero) dengan Pemerintah Daerah. b. Kerjasama dengan Polri Dalam upaya melaksanakan tugas dan tanggung jawab di bidang operasional dan pelayanan berdasarkan Undang-Undang No. 33 dan 34 Tahun 1964 maka PT. Jasa Raharja (Persero) menjalin hubungan dengan Kepolisian. Pelaksanaan kerjasama antara Polri dengan PT Jasa Raharja, sudah selayaknya untuk lebih ditingkatkan karena fungsi dan tugas Polri khususnya Polantas sangat erat kaitannya dengan tugas dan fungsi PT. Jasa Raharja (Persero). Karena tugas dan tanggung jawab PT. Jasa Raharja (Persero) diantaranya adalah menyalurkan santunan jasa raharja kepada korban/ahli waris korban kecelakaan di jalan raya. Fungsi peranan Polisi Lalu Lintas sangat penting dalam memberikan dukungan administrasi kelengkapan dan persyaratan akan hak santunan jasa raharja yang dibutuhkan oleh masyarakat yang mengalami kecelakaan di jalan raya. Dengan demikian maka kerjasama antara Kepolisian Republik Indonesia (Khususnya Polisi Lalu Lintas) dengan PT. Jasa Raharja (Persero) dapat berjalan baik, terutama dalam memupuk iuran dan sumbangan wajib dari masyarakat hingga penyalurannya kepada masyarakat melalui santunan jasa raharja.
II-16
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi
penelitian
menjelaskan
tentang
tahapan-tahapan
yang
dilakukan pada proses penelitian agar berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan sehingga mencapai hasil yang baik. Penelitian ini menggunakan metodologi Design Science Research (DSR) yang memfokuskan pada pengembangan dan peningkatan kinerja model/desain dari sebuah sistem (Peffers, 2007). Tahapan penelitian dapat dilihat dari Gambar 3.1 berikut :
Gambar 3.1.Tahapan Metodologi Penelitian
3.1 Persiapan Penelitian a. Penelitian Pendahuluan Tahapan penelitian pendahuluan merupakan tahapan pencarian informasi awal mengenai penelitian-penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu, dengan cara mencari referensi-referensi dari buku-buku dan literature yang berhubungan dengan pembuatan aplikasi Service Oriented architecture (SOA) dengan menggunakan metode web service. b. Identifikasi Masalah Tahapan
identifikasi
masalah
dilakukan
setelah
mendapatkan
informasi-informasi yang dibutuhkan dari penelitian pendahuluan. Tahapan ini dilakukan untuk mengetahui permasalahan yang terjadi. Dari penelitian pendahuluanya itu diperlukan sebuah Web Service. Berdasarkan dari identifikasi permasalahan yang telah dijelaskan, maka penulis merumuskan penelitian ini akan membahas mengenai implementasi
service
Oriented
Architecture
(SOA)
menggunakan
teknologi Web Service pada aplikasi Customer Service.
3.2 Tahapan Penelitian Jadwal penelitian pengerjaan Tugas Akhir ini dijelaskan pada tabel 3.2 di bawah ini : Waktu pelaksanaan bulan No
Kegiatan
1
Persiapan Penelitian
Ke 1
Ke 2
Ke 3
Ke 4
dan Pengumpulan Data 2
Analisa dan
3
Implementasi dan
Perancangan
Pengujian Aplikasi 4
Kesimpulan dan Saran
Gambar 3.2.Jadwal Kegiatan
III-2
3.3 Pengumpulan Data Tahapan pengumpulan data merupakan tahapan yang digunakan untuk memperoleh informasi dan data dari permasalahan yang ada. Ada beberapa tahapan dalam pengumpulan data ini, yaitu : a. Studi Literatur Studi Literatur merupakan salah satu tahap yang dilakukan dengan cara mencari referensi-referensi yang berhubungan dengan pembuatan Web Service. Referensi dapat berupa buku, jurnal, ataupun browsing di internet mengenai penelitian ilmiah yang pernah dilakukan sebelumnya. Studi literatur yang dilakukan berupa tinjauan berbagai literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas secara keseluruhan mengenai pembuatan Web Service. Selain itu, literature yang ditinjau juga berkaitan dengan metode Service Oriented Architecture (SOA). b. Wawancara Melakukan wawancara secara langsung kepada Sub Bag Pelayanan untuk mengetahui tentang sistem yang digunakan selama ini, selanjutnya membuat penyelesaian permasalahan yang dihadapi mengenai pembuatan website yang diinginkan. Wawancara dilakukan secara keseluruhan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pembuatan Web Service.
3.4 Analisa dan Perancangan Sistem a. Analisa Metode Service Oriented Architecture (SOA) Analisa metode dilakukan untuk menjelaskan langkah-langkah yang akan dikerjakan terutama Implementasi Service Oriented Architecture (SOA) dengan menggunakan teknologi web service. b. Perancangan Database Setelah menganalisa bagaimana sistem yang akan dibuat maka dilakukan
analisa terhadap rancangan basis data untuk melengkapi
komponen sistem. Lokasi basis data nantinya akan berada di perangkat Berbasis Web sendiri karena menggunakan database MySQL.
III-3
c. Perancangan Antar Muka (Interface) Merancang interface sistem bertujuan memudahkan komunikasi antara sistem dengan pengguna. Perancangan interface ditekankan pada tampilan yang baik, mudah dipahami dan menggunakan navigasi-navigasi yang mudah dimengerti.
3.5 Implementasi dan Pengujian Pada
tahapan
ini,
penulis
akan
menguji
sistem
yang
telah
diimplementasikan apakah sesuai dengan rancangan yang telah ditetapkan, berikut hal pentingdalam pengujian. a. Pengujian Web Service, menguji apakah Web Service yang dibangun sesuai dengan rancangan dan keluaran yang diharapkan. b. Pengujian
Implementasi Service Oriented
Architecture
(SOA)
menggunakan Web Service pada Aplikasi yang dibuat.
3.6 Penarikan Kesimpulan Setelah sistem selesai dibangun, maka tahap selanjutnya adalah penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan berisi penjelasan mengenai hubungan antara metode yang digunakan dan hasil dari Web Service ,apakah sesuai dengan tujuan atau tidak. Pada tahap ini akan diberikan hasil akhir dalam pembuatan Web Service ini.
III-4
BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN
4.1 Analisa Analisa perangkat lunak dibutuhkan sebagai bahan acuan dalam membuat perancangan aplikasi. Analisa yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menganalisa mengenai tahapan pembuatan aplikasi untuk menguji tingkat akurasi dari implementasi Service Oriented Architecture (SOA) menggunakan teknologi web service untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman terhadap keseluruhan masalah, data, dan proses yang terkait dalam penelitian. Analisa fokus kepada parameter-parameter apa saja yang menjadi input, serta bagaimana proses output dihasilkan. 4.1.1 Analisa Sistem Lama Sub Bagian Teknik dalam mengelola data yang didapat dari Dispenda membutuhkan waktu yang lama dalam memperoleh data yang diminta, karena dalam memperoleh data masih dilakukan menggunakan sistem secara manual. Dengan demikian pengelolaan data dapat dikatakan tidak efektif dan memerlukan waktu yang lebih lama pada sistem kerja tersebut. Analisa sistem lama biasanya mengharuskan Sub Bagian Teknik untuk menelepon, mengemail, dan mengunjungi Dispenda untuk dapat berkonsultasi mengenai Datako di Kantor Samsat. Datako merupakan data pembayaran pajak kendaraan bermotor yang dilakukan secara periodik (setiap tahun) di kantor Samsat pada saat pendaftaran atau perpanjangan STNK.
Berdasarkan hasil wawancara yang di lakukan dengan Customer Service (DISPENDA) dan Sub Bagian Teknik (PT. JASARAHARJA), dapat dirangkum proses bisnis kerja yang berlangsung di kedua instansi tersebut. Adapun proses bisnis nya dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut. Tabel 4.1 Hasil Wawancara Dispenda NO
Sub. Bagian
Tugas Pokok
Proses Bisnis
Sub Proses
Customer
1) Mengendalikan
a) Pembayaran SW dilakukan secara
-
Service
serta menyimpan
periodik (setiap tahun) di kantor
arsip-arsip
Samsat pada saat pendaftaran atau
atau
surat.
perpanjangan STNK. b) Setiap
penumpang
yang
akan
menggunakan alat transportasi umum membayarkan
iuran
wajib
yang
disatukan dengan ongkos angkut pada saat membeli karcis atau membayar tarif angkutan dan pengutipan ini dilakukan
oleh
masing-masing
operator (pengelola) alat transportasi tersebut. c) Selanjutnya data pembayaran SW (sumbangan wajib) diserahkan pada pihak Jasa Raharja.
Tabel 4.2 Hasil Wawancara PT. Jasaraharja NO
Sub. Bagian
Tugas Pokok
Sub Bagian
1) Bagian
yang
Pelayanan
berhubungan
dan Klaim
langsung
dengan
pihak
internal
maupun
external
Proses Bisnis
Sub Proses
a) Mengajukan permintaan data pada
Hasil
Sub. Bagian Teknik.
input
(DATAKO).
b) Mendapatkan data (DATAKO) dari Sub. Bagian Teknik.
perusahaan.
Detail hasil wawancara proses bisnis yang sedang berjalan di Customer Service (DISPENDA), Sub Bagian Teknik, dan Sub Bagian Pelayanan (PT. JASARAHARJA) dapat dilihat pada lampiran C. IV-2
data
Dari hasil wawancara proses bisnis, dibuat alur kerja (workflow) yang di gambarkan untuk setiap bisnis-bisnis yang berjalan di Customer Service (DISPENDA), Sub Bagian Teknik, dan Sub Bagian Pelayanan (PT. JASARAHARJA). Adapun tahapan-tahapan yang sedang berjalan, dapat di gambarkan sebagai berikut :
Gambar 4.1 Registrasi Datako (DISPENDA) Tabel 4.3 Proses Registrasi Datako (DISPENDA) Proses
Sub Proses
Kegiatan
Mengajukan
a) Mengajukan permintaan data
Sub. Bagian Teknik PT. Jasa Raharja
permintaan
ke Dispenda di Samsat
(Persero)
mengajukan
permintaan
kepada Customer Service Dispenda yang ada di Samsat. Mengisi
1) Mengisi formulir
Mengisi formulir/surat pernyataan
formulir/surat
2) Mengisi surat pernyataan
yang ditujukan kepada Customer
pernyataan Persetujuan
Service Dispenda di Samsat. 1) Penerimaan
formulir/surat
pernyataan 2) Persetujuan permintaan
Customer Samsat
Service menerima
pernyataan,
serta
Dispenda
di
formulir/surat memberikan
persetujuan. Input datako
1) Memberikan data
Sub. Bagian Teknik PT. Jasa Raharja
2) Melakukan input datako
(Persero) menerima data berupa Hard Copy,
Selanjutnya
menginputkan
IV-3
data tersebut ke sistem.
Untuk detail alur kerja (workflow), tahapan-tahapan lainnya yang sedang berjalan di Dispenda, dan PT. Jasaraharja dapat dilihat pada lampiran C. 4.1.2 Analisa Sistem Baru Terdapat dua bagian penting dalam kebutuhan sistem yang akan dibangun yaitu dari perangkat Berbasis Web sebagai platform yang akan digunakan, dan database yang digunakan untuk menyimpan dan memperbaharui data yang dapat dilakukan oleh pengguna sistem menggunakan teknologi web service.
Gambar 4.2 Implementasi Layer pada Enterprise Fungsi yang terdapat pada Dispenda dan Jasaraharja berupa business logic dan application logic. Analisa proses bisnis dilakukan, untuk dapat mengintegrasikan data pada kedua perusahaan. Proses bisnis yang berlangsung pada aplikasi Dispenda dan Jasaraharja diidentifikasi untuk membuat alur logika dari proses yang berlangsung didalam aplikasi tersebut. Langkah selanjutnya adalah melakukan identifikasi kandidat operasi service yang akan mengenkapsulasi logika dari proses yang berlangsung di dalam aplikasi Dispenda dan Jasaraharja berupa identifikasi kandidat service yang akan dikembangkan. Mengimplementasikan SOA mengunakan web service merupakan hal tepat, karena aplikasi web service dapat mewakili sebuah service dalam SOA. WSDL dalam arsitektur web service dapat menghubungkan satu IV-4
service dengan yang lainnya, menggunakan SOAP sebagai teknologi pengiriman pesan antar service. Database menggunakan MySQL dan Ms.Acces yang secara langsung sudah terpasang didalam perangkat Berbasis Web selanjutnya pengguna dapat menambah, dan memperbaharui database yang sudah ada. Aplikasi berjalan dengan baik pada berbagai platform seperti: Windows, dan linux. a. Analisa Service Oriented Untuk melakukan analisa berorientasi terhadap pengembangan sistem informasi Dispenda dan Jasaraharja, dilakukan identifikasi proses bisnis yang
melibatkan
kedua
instansi
tersebut.
Berikutnya,
dilakukan
identifikasi entitas yang merupakan kandidat pada operasi service. 1. Identifikasi Kebutuhan Aplikasi Langkah pertama yang harus dilakukan di dalam melakukan analisa service adalah mendefinisikan statement kebutuhan dari bisnis (business requirements). Salah satu cara mendefinisikan kebutuhan dari bisnis dilakukan dengan pemodelan alur kerja (workflow). Pemodelan alur kerja dilakukan dengan memodelkan proses – proses yang terlibat di dalam aplikasi Dispenda dan Jasaraharja pada umumnya. Pada tahap ini, pemodelan proses dilakukan berdasarkan studi literatur dan observasi mengenai aplikasi Dispenda dan Jasaraharja. Pemodelan proses bisnis dilakukan untuk menentukan lingkup pengembangan dan sebagai titik awal untuk melakukan serviceoriented analysis and design (SOAD). Pemodelan proses bisnis dilakukan dengan menggunakan notasi Workflow Modeling. Pada tahap awal pemodelan dilakukan pemodelan business use case menggunakan notasi UML untuk menggambarkan fungsionalitas dan lingkup aplikasi secara keseluruhan. Model UML dapat berguna untuk memberikan gambaran mengenai interaksi (user) IV-5
dengan aplikasi, memberikan dasar untuk melakukan identifikasi kandidat service. Fungsionalitas aplikasi Dispenda dan Jasaraharja. 2. Identifikasi Kandidat Business Service Langkah ini bertujuan untuk melakukan identifikasi dari langkah – langkah yang terdapat pada proses bisnis yang fungsi logikanya dapat dienkapsulasi ke dalam kandidat operasi dari business service. Kandidat operasi service pada proses bisnis yang dapat dikategorikan sebagai proses logik yang potensial untuk dienkapsulasi oleh kandidat service ditentukan oleh 2 kriteria : 1) Langkah tersebut tidak termasuk langkah yang dilakukan secara manual dan tidak dapat atau tidak boleh diautomatisasi. 2) Langkah tersebut sudah dilakukan oleh sistem yang sudah ada (legacy system) Berdasarkan identifikasi proses bisnis maka di dapat Pemetaan kandidat Service seperti yang disajikan pada tabel kandidat service berikut : Tabel 4.4 Hasil Kandidat Service No.
Proses Bisnis
Kandidat Service
1.
Permintaan ke Dispenda
a. Service pengelolaan datako
2.
Update Datako
a. Service pengelolaan datako b. Service revisi datako
3.
Permintaan ke Sub Bagian a. Service pengelolaan datako Teknik
4.
Registrasi
pengajuan a. Service pengelolaan data pengajuan
klaim 5.
Validasi berkas
a. Service pengelolaan data pengajuan b. Service pengelolaan validasi berkas
IV-6
c. Service pengelolaan informasi 6.
Update resi penerimaan
a. Service mengelola resi penerimaan
Dari perspektif teknologi informasi, selanjutnya didapat service interface layer yang memiliki 3 layer abstraksi yaitu : Orchestration Service Layer, Business Service Layer, dan Application Service Layer.
Gambar 4.2 Hasil Seleksi Kandidat Service Service interface layer pada Gambar 4.2 menjelaskan suatu abstraksi dari logik bisnis, aplikasi, dan aliran proses secara keseluruhan. Service interface layer memiliki 3 layer abstraksi yaitu : 1) Aplication Service Layer Service yang berada pada layer ini adalah : service cetak datako, service cetak data pengajuan, dan service cetak resi penerimaan. 2) Business Service Layer Service yang terdapat pada layer ini adalah : service pengelolaan datako, service pengelolaan revisi datako, service pengelolaan data pengajuan, service pengeloaan validasi berkas, dan service pengelolaan resi penerimaan. 3) Orchestration Service Layer Service yang terdapat pada layer ini adalah service pengelolaan informasi. IV-7
Presentation layer
Analisa arsitektur proses bisnis lanjut
Bussines proses layer
<> Melihat Revisi Datako
<> Melihat Data Pengajuan
<> Melihat Validasi Berkas
<> Melihat Resi Penerimaan
Bussines aervice
<<service>> Datako
<<service>> Revisi Datako
<<service>> Data Pengajuan
<<service>> Persetujuan
<<service>> Resi Penerimaan
<> getDatako
<> getRevisiDatako
<> getDataPengajuan
<> getPersetujuan
<> getResiPenerimaan
<> Data layer: Data Pengajuan
<> Data layer: Persetujuan
Data layer
<> Melihat Datako
Bussines layer
Pelayanan Informasi
<> Data layer: Datako
<> Data layer: Output Datako
<> Data layer: Revisi Datako
<> Data layer: Data Pengajuan
<> Data layer: Resi Penerimaan
Gambar 4.3 Arsitektur Sistem Lanjut 3. Dekomposisi Proses Bisnis Proses yang terdapat pada aplikasi Dispenda dan Jasaraharja berfokus pada 2 proses utama yaitu: proses pengaksesan datako dan proses pengaksesan resi penerimaan. Proses – proses lainnya, seperti proses pengelolaan hak akses user, merupakan pendukung dalam aplikasi yang merupakan proses bisnis dalam mendapatkan identifikasi mengenai kandidat operasi service bisnis. Pada proses bisnis, terdapat 3 aktor utama yaitu: Customer Service di Dispenda, Sub Bagian Teknik, dan Sub Bagian Pelayanan dan Klaim di Jasaraharja. App Dispenda
App Jasaraharja
Web Service Dispenda
Gambar 4.4 Identifikasi Arsitektur Sistem
IV-8
Database yang dibuat adalah Customer Service yang didalamnya terdapat tabel bernama datako. Tabel datako berfungsi untuk menyimpan informasi-informasi seperti: Kode BM, Nama Pemilik, Alamat, Merk, Jenis, Tahun Buat, Tahun Rakit, Isi Silinder, Warna Kendaraan Bermotor, Nomor Rangka, Nomor Mesin, Nomor BPKB, Kode Bahan Bakar, Warna Tanda Nomor Kendaraan Bermotor, Nomor SKPD, Tanggal Daftar, Tanggal Berlaku, Jumlah Pajak Kendaraan Bermotor, Jumlah Sumbangan Wajib, dan Jumlah Total. Sebagai primary key digunakan field Kode BM. 4. Penggambaran web service Dalam penelitian ini web service menggunakan sebuah file xml yang sudah ada pada library nusoap. Terdapat beberapa parameter dalam file tersebut. Berikut adalah potongan algoritma berdasarkan parameter yang digunakan dalam web service: Potongan Algoritma function character_data($parser, $data){ $pos = $this->depth_array[$this->depth]; if ($this->xml_encoding=='UTF-8'){ if($this->decode_utf8){ $data = utf8_decode($data); } } if (class_exists('SOAPSecurity')) $this->message[$pos]['cdata'] .= $this->decrypt($data); else $this->message[$pos]['cdata'] .= $data; if($this->status == 'header'){ $this->responseHeaders .= $data; } else { $this->document .= $data; } }
Gambar 4.5 Potongan Algoritma Web Service
IV-9
4.2 Perancangan Aplikasi Setelah dilakukan beberapa tahapan dalam analisa sistem, maka dapat dilakukan beberapa perancangan aplikasi web service pada perangkat berbasis Web. Perancangan-perancangan yang dijelaskan dalam laporan ini meliputi perancangan model dalam bentuk UML (Unified Modeling Language) yang terdiri dari Usecase Diagram, Usecase Diagram Spesification, Sequence Diagram, Class Diagram, Activity Diagram, dan Deployment Diagram. Selain itu juga ada perancangan hubungan antar class dengan modul penghubung dan perancangan interface sistem yang terdiri dari perancangan prototype dan struktur menu. A. Pemodelan UML (Unified Modeling Language) Analisa perancangan dalam sistem ini menggunakan UML, yaitu : usecase diagram, usecase diagram spesification, sequence diagram, class diagram, activity diagram, dan deployment diagram. A.1 Usecase Diagram Usecase diagram merupakan suatu aktivitas yang menggambarkan urutan interaksi antar satu atau lebih aktor pada sistem. Usecase yang akan dirancang yaitu usecase diagram untuk pengaksesan melalui perangkat berbasis Web.
Gambar 4.6 Usecase Diagram Dispenda
IV-10
A.2 Usecase Diagram Spesification Pada rancangan sistem yang akan dibuat, terdapat aktor dan terdapat usecase. Aktor secara langsung berinteraksi dengan sistem, melalui fungsi yang dimiliki pada sistem. Untuk menjelaskan usecase diagram pada Aplikasi Berbasis Web dapat dilihat lebih jelas pada usecase diagram specification. 1) Mengelola Data Datako Tabel 4.5 adalah tabel usecase specification Mengelola Data Datako yang dilakukan oleh aktor Customer Service pada usecase diagram. Tabel 4.5 Usecase Spesification Mengelola Data Datako Usecase
Mengelola Data Datako
Description
Digunakan oleh aktor Customer Service untuk Mengelola Data Datako yaitu: insert, update, dan delete kedalam sistem.
Actor
Customer Service, Sub Bagian Teknik
Pre Condition
Datako belum tersimpan
Post Condition
Datako telah tersimpan
Normal Flow
1. Use case dimulai ketika ketika Customer Service ingin melakukan penginputan Datako 2. Customer Service memilih menu entry dan memilih menu Kelola Data pada sub menu 3. Pada halaman Kelola Data, Customer Service mengisi form Data Pembayaran Pajak 4. Customer Service menginputkan Data Pembayaran Pajak secara lengkap 5. Data Pembayaran Pajak telah tersimpan 6. Datako telah tersimpan 7. Sub Bagian Teknik request Kode BM 8. Sub Bagian Teknik memilih tombol identifikasi untuk IV-11
mengidentifikasi Kode BM yang didapat dari web service. Alternate Scenario
a. Setiap field pada form harus diisi, jika tidak sistem akan menolak menyimpan data tersebut. b. Jika data yang sama sudah diisi sebelumnya, maka sistem akan menolaknya.
A.3 Sequence Diagram Untuk melalukan login, admin harus memasukkan username dan password dengan benar, jika tidak benar maka akan muncul informasi berhasil atau tidak. Jika login berhasil maka tampilan aplikasi akan muncul. Gambar 4.7 menjelaskan sequence diagram untuk mengelola data datako pada perangkat berbasis Web.
Gambar 4.7 Sequence Diagram untuk Mengelola Data Datako Dalam hal ini admin Mengelola Data Datako sehingga data akan disimpan dalam database.
IV-12
A.4 Class Diagram Class diagram menggambarkan struktur dan deskripsi class, package, dan objek yang saling terhubung. Class diagram yang dijelaskan pada analisa ini adalah class diagram aplikasi yang terpasang pada perangkat berbasis Web.
Gambar 4.8 Class Diagram
IV-13
A.5 Activity Diagram Activity diagram merupakan alur kerja pada setiap usecase. Activity diagram pada analisa ini mencakup activity diagram setiap usecase. Gambar 4.9 menjelaskan activity diagram untuk menampilkan datako pada perangkat berbasis Web.
Gambar 4.9 Activity Diagram Datako Tabel 4.6 Keterangan Activity Diagram Datako Name
Documentation
Swimlane
Customer Service
Sub. Bagian Teknik
InitialNode Tampilkan datako menampilkan datako Pilihan datako yang di pilih oleh admin yang telah di eksekusi Output Datako
ActivityFinalNode
IV-14
4.3 Perancangan Menu A. Perancangan Struktur Menu Aplikasi Perancangan struktur menu merupakan tahapan untuk merancang bagaimana struktur menu yang akan dibangun. Berikut struktur menu dari aplikasi yang akan dibangun pada Customer Service Dispenda dapat dilihat pada Gambar 4.10.
Gambar 4.10 Perancangan Struktur Menu Customer Service Dispenda
Berikut struktur menu dari aplikasi yang akan dibangun pada Sub. Bagian Pelayanan Jasaraharja dapat dilihat pada Gambar 4.11.
Gambar 4.11 Perancangan Struktur Menu Sub. Bagian Pelayanan Jasaraharja
IV-15
4.4 Perancangan Database Database merupakan bagian penting dalam aplikasi pada perangkat berbasis Web ini. Seluruh fitur yang ada menggunakan database untuk melakukan fungsinya. Perancangan database pada aplikasi ini meliputi perancangan database Customer Service Dispenda, dan database Sub. Bagian Pelayanan Jasaraharja. Database Customer Service adalah database utama yang ada di Dispenda, dan Database Sub. Bagian Pelayanan merupakan database pendukung yang di simpan di Jasaraharja. Berikut adalah Model Logic Database Customer Service.
Untuk detail Model Logic Database lainnya yang sedang berjalan di Dispenda, dan PT. Jasaraharja dapat dilihat pada lampiran B.
IV-17
BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN
Bab ini merupakan bagian pengkodean aplikasi, dan akan dilakukan implementasi aplikasi dan pengujian fungsi-fungsi aplikasi dengan metode Blackbox sebagai bagian dari pengujian aplikasi terhadap pengguna, kemudian akan dilakukan pengamatan dari hasil pengujian tersebut untuk mengetahui kekurangan aplikasi dan kemudian dilakukan pengambilan kesimpulan yang melihat apakah aplikasi yang dibuat sesuai dengan analisa dan perancangan.
5.1 Implementasi Implementasi Service Oriented Architecture (SOA) menggunakan teknologi web service yang berjalan pada platform berbasis web untuk memudahkan proses pengujian aplikasi, sehingga dapat dijalankan tanpa koneksi internet. Aplikasi web service merupakan aplikasi yang berjalan dilingkungan perangkat berbasis Web. Terdapat beberapa keterbatasan yang ditemui pada perangkat ini, sehingga perlu diperhatikan untuk menjadi acuan dalam pengembangan aplikasi ini, yaitu diantaranya: 1.
Sumber daya yang terbatas, hingga saat ini perangkat berbasis Web yang banyak beredar memiliki kapasitas memori terbatas. Adapun yang umum digunakan saat ini adalah 512Mb.
2.
Tampilan antar muka dengan pengguna sangat berpengaruh terhadap waktu tunggu aplikasi hingga aplikasi benar-benar siap digunakan, semakin banyak komponen yang digunakan akan semakin lama pula waktu tunggu yang dibutuhkan.
V-1
Dari keterbatasan-keterbatasan pada perangkat berbasis Web, maka diusulkan beberapa alternatif untuk meningkatkan performa aplikasi terhadap keterbatasan yang ada, diantaranya: 1.
Merancang aplikasi yang menggunakan memori seefektif mungkin, sehingga tidak mengganggu siklus operasi pada aplikasi lain.
2.
Merancang aplikasi dengan pemanfaatan sumber daya seefisien mungkin namun tidak mengurangi fungsi dan performa aplikasi.
3.
Merancang aplikasi dengan antarmuka yang sederhana namun tetap menarik dan ramah bagi pengguna.
A.
Arsitektur Aplikasi Aplikasi web service yang dibahas dalam penelitian ini adalah aplikasi
melalui perangkat berbasis Web. Aplikasi ini menggunakan web service menggunakan bahasa XML sebagai penghubung dalam pengiriman request dan penerimaan respon dari web service yang menggunakan Apache dan database MySQL. Aplikasi web service ini hanya mampu mengakses data berupa teks dan memberikan akses kepada Sub. Bagian Pelayanan Jasaraharja tanpa bisa memanipulasi database. Aplikasi ini memungkinkan Sub. Bagian Pelayanan Jasaraharja untuk menerima data. Aplikasi web service yang akan dibangun merupakan aplikasi yang mampu menampilkan data dari web service yang meliputi database melalui bahasa pemrograman berbasis Web, kemudian web service akan memberikan data kepada Sub. Bagian Pelayanan Jasaraharja melalui jalur pengiriman web service. Untuk lebih jelasnya deskripsi arsitektur sistem ini dapat di lihat pada Gambar 5.1.
Gambar 5.1 Arsitektur Aplikasi
V-2
B.
Implementasi Form Customer Service Dispenda Pada tahap-tahap implementasi ini dijelaskan bagaimana tahapan yang
penulis lakukan dalam implementasi aplikasi yang telah dibangun. 1) Form Login Form login ini merupakan tampilan pertama kali ketika menjalankan aplikasi. Seorang pengguna harus menginputkan data login dengan mengisi Login ID dan Password yang tepat sesuai dengan data login yang ada di database kemudian menekan tombol Login maka pengguna dari sistem ini dapat masuk ke dalam Aplikasi.
Gambar 5.2. Form Login Form login ini dibangun menggunakan bahasa pemrograman PHP untuk melakukan proses penyimpanan ke database MySQL.
V-3
C.
Implementasi Form Utama Jasaraharja Pada tahap-tahap implementasi ini dijelaskan bagaimana tahapan yang
penulis lakukan dalam implementasi aplikasi yang telah dibangun. 1) Form Login Form ini merupakan tampilan pertama kali ketika menjalankan aplikasi. Seorang pengguna harus menginputkan data login dengan mengisi Username dan Password yang tepat sesuai dengan data login yang ada di database kemudian menekan tombol login maka pengguna dari sistem ini dapat masuk ke dalam Aplikasi.
Gambar 5.3 Form Login Form login ini dibangun menggunakan bahasa pemrograman PHP untuk melakukan proses penyimpanan ke database MySQL. D.
Arsitektur Web Service Dalam arsitektur ini, suatu aplikasi dimodelkan sebagai sekumpulan
service. Arsitektur web service tersusun dari beberapa komponen yang semuanya berbasis xml (Extensible Markup Language) yaitu : SOAP, WSDL, dan UDDI. 1) Simple Object Access Protocol (SOAP) SOAP merupakan suatu protocol berbasis XML yang digunakan untuk kebutuhan pertukaran informasi dalam suatu sistem. NuSOAP merupakan library yang dibuat untuk mempermudah proses pembuatan dan pengaksesan Web Service.
Gambar 5.4. SOAP Request 2) Web Service Description Language (WSDL) WSDL menampilkan halaman web service yang sudah ada pada perangkat
berbasis Web.
WSDL memberikan fasilitas untuk
pengelolaan web service yang dikelola oleh Customer Service. Database yang dibuat adalah Customer Service yang didalamnya terdapat tabel bernama datako. Tabel datako berfungsi untuk menyimpan informasi-informasi seperti: Kode BM, Nama Pemilik, Alamat, Merk, Jenis, Tahun Buat, Tahun Rakit, Isi Silinder, Warna Kendaraan Bermotor, Nomor Rangka, Nomor Mesin, Nomor BPKB, Kode Bahan Bakar, Warna Tanda Nomor Kendaraan Bermotor, Nomor SKPD, Tanggal Daftar, Tanggal Berlaku, Jumlah Pajak Kendaraan Bermotor, Jumlah Sumbangan Wajib, dan Jumlah Total. Sebagai primary key digunakan field Kode BM. Selanjutnya dibuat Web Service Datako yang menyediakan sebuah fungsi
bernama
getDatakoInfo.
Fungsi
ini
digunakan
untuk
mengembalikan seluruh daftar Kode BM yang ada pada tabel Datako dalam bentuk array. Web Service yang dibuat dalam koding terdapat pada Gambar 5.5 berikut.
3) Universal Description Discovery Integration (UDDI) UDDI merupakan sekumpulan spesifikasi yang menunjukkan registry informasi mengenai web service.
Gambar 5.6. Universal Description Discovery Integration (UDDI)
5.2 Pengujian Pengujian
dilakukan
untuk
mengetahui
seberapa
tinggi
tingkat
keberhasilan aplikasi yang dibuat menggunakan teknologi web service yang diimplementasikan pada Service Oriented Architecture (SOA) dan melihat apakah aplikasi yang dibuat sesuai dengan analisa dan perancangan. A. Pengujian Blackbox Pengujian blackbox digunakan untuk menguji komponen-komponen yang ada pada aplikasi tanpa memperhatikan struktur logika internalnya. Tahapan pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah aplikasi yang dibangun telah sesuai dengan yang diharapkan. Pada tahap pengujian aplikasi ini platform yang digunakan berbasis Web. Pengujian yang dilakukan adalah pengujian akses ke sistem dan pengujian fungsionalitas sistem menggunakan metode blackbox. Tujuan utama dari pengujian sistem adalah untuk memastikan bahwa elemen-elemen atau komponenkomponen dari sistem telah berfungsi sesuai dengan yang diharapkan. Salah satu metode pengujian jenis ini dapat dilihat pada Tabel 5.1.
V-7
Tabel 5.1 Pengujian Blackbox No
Komponen
Properti
yang diuji
Komponen Tombol
Hasil Yang Diharapkan menu
input datako
1
Koneksi
Web
Menampilkan
penerimaan
input
hasil
data
datako
Service input
form
datako
Data datako Tombol
Menampilkan
menu resi
Menampilkan form input resi penerimaan
Hasil Pengujian Benar
Benar
Benar
Untuk pengujian lebih lanjut dapat dilihat pada Lampiran A. B. Kesimpulan Pengujian Web service yang disediakan Customer Service untuk memberikan layanan datako ke Jasaraharja dapat berjalan dengan baik. Data yang diberikan web service berupa revisi datako, pelaporan, dan monitoring. Beberapa aplikasi yang menggunakan database berbeda seperti: MySQL dan Ms. Acces dapat diintegrasikan menggunakan web service. Aplikasi berjalan dengan baik pada berbagai platform seperti: Windows, dan linux.
V-8
BAB VI PENUTUP
6.1
Kesimpulan Kesimpulan dari implementasi dan pembahasan aplikasi adalah : 1. Dengan adanya aplikasi ini, maka proses pengolahan data akan lebih cepat dan tepat serta akurat dibandingkan dengan sistem pengolahan data manual yang masih digunakan sebelumnya. 2. Teknologi web service berjalan dengan baik dari segi aplikasi, untuk mengintegrasikan data dari berbagai aplikasi. 3. Aplikasi ini dapat memberikan informasi dan laporan setiap bulan atau periodenya. 4. Aplikasi berjalan dengan baik pada berbagai platform.
6.2
Saran Saran-saran yang harus diperhatikan untuk penggunaaan aplikasi ini : 1. Pada pengembangan aplikasi berikutnya dapat di buat dengan berbasis teknologi keamanan yang lebih baik pada saat pengiriman data, untuk mengoptimalkan aplikasi berjalan secara baik dan lancar.
DAFTAR PUSTAKA Winarno, ST. Edy. Android, “Mobile Web Development dengan Dreamweaver”. Jakarta: PT Alex Media Komputindo. 2010.
Sulistiyani, Sri. Java. Java for Mobile Programming. Yogyakarta: CV Andi. 2012.
Jasa Raharja, PT. Salinan Undang-Undang No. 33 Tahun 1964 Tentang Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang. Jakarta. 2010.
Jasa Raharja PT. Profil PT. Jasa Raharja (Persero). Jakarta. 2010.
Erl, Thomas. Service-Oriented Architecture: Concepts, Technology and Design. New York. 2010.
Joko Prasetyo, Hendro. “Implementasi Service Oriented Architecture (SOA) Menggunakan Teknologi Web Service”. Fakultas MIPA, Universitas Widya Dharma Klaten. 2009.
Sartono, Arief, B.Sc MM. & Iswahyudi, Annas, S.Kom. “Rancang Bangun Layanan Berbasis SOA yang Teramankan sebagai Alternatif Solusi Permasalahan DPT pada Pemilu Indonesia”. Konferensi Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia Jurnal. Bandung: 2011.
Dear. “Judul Skripsi/Tugas Akhir Teknik Informatika, Manajemen Informatika, Sistem Informasi, Teknik Komputer, Teknik Elektro”. Universitas Sriwijaya. 2008.
Frisandi Fachry, dkk. “Implementasi Service-Oriented Architecture pada Pengembangan Sistem Pembelajaran Mobile”. Sekolah Teknik Elektro dan