IMPLEMENTASI METODE WEIGHTED PRODUCT DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMAAN TUNJANGAN PROFESI GURU DI KABUPATEN NGAWI Sylvia Elita Esteriani A11.2009.04702 TEKNIK INFORMATIKA-S1 UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG Abstrak: Pendidikan yang berkualitas merupakan syarat utama untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang maju, modern dan sejahtera. kualitas sangat mempengaruhi efektivitas pembelajaran. Program seleksi penerimaan tunjangan profesi guru adalah cara untuk meningkatkan kualitas guru sehingga kualitas pendidikan telah meningkat. dan pada gilirannya mempengaruhi prestasi siswa. Tujuan dari peneliti ini adalah untuk membahas implementasi metode FMADM Weighted Product dalam sistem pendukung keputusan penerimaan tunjangan profesi guru sehingga dapat memudahkan user dalam pengambilan keputusan kelulusan penerimaan tunjangan profesi guru. Sistem pendukung keputusan kelulusan penerimaan tunjangan profesi guru dapat memberikan informasi tentang kelulusan penerimaan tunjangan profesi guru, sebagai informasi analisis dan kontrol dalam penilaian penerimaan tunjangan profesi guru dan informasi kelulusan penerimaan tunjangan profesi guru. Berdasarkan pengujian yang dilakukan,sistem yang dibuat mampu memberikan hasil yang baik sesuai dengan perhitungan yang digunakan, membantu mempercepat dalam penyeleksian penerimaan tunjangan profesi guru, dan juga sistem dapat megurangi kesalahan dalam menentukan calon penerima tunjangan profesi guru. Kata Kunci : Sistem Pendukung Keputusan, Guru, Tunjangan Profesi Guru, FMADM, Weighted Product 1.PENDAHULUAN Undang-Undang Nomor 14
kualifikasi
akademik
minimum
tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen
sarjana (S-1) atau diploma empat (D-
menyatakan
IV),
bahwa
guru
adalah
menguasai
kompetensi
pendidik profesional dengan tugas
(pedagogik, profesional, sosial dan
utama
kepribadian),
mendidik,
mengajar,
memiliki
sertifikat
membimbing, mengarahkan, melatih,
pendidik, sehat jasmani dan rohani,
menilai, dan mengevaluasi peserta
serta memiliki kemampuan untuk
didik pada pendidikan anak usia dini
mewujudkan
jalur pendidikan formal, pendidikan
nasional.[1]
tujuan
pendidikan
dasar, dan pendidikan menengah.
Guru mempunyai kedudukan
Guru profesional harus memiliki
sebagai tenaga profesional pada jalur
pendidikan formal yang diangkat
Landasan hukum yang digunakan
sesuai
Pedoman
dengan
peraturan
perundangundangan.
Pengakuan
kedudukan
guru
professional sertifikat
sebagai
dibuktikan
pendidik.
Peserta
Sertifikasi Guru Tahun 2013 sebagai
tenaga
dasar
dengan
guru
penyelenggaraan sejak
tahun
sertifikasi
2009
adalah
lanjut
Peraturan Pemerintah Nomor 74
Undang-Undang Nomor 14 Tahun
Tahun 2008 tentang Guru. Tahun
2005
2013
tentang
Guru
Lebih
Penetapan
dan
Dosen
merupakan
tahun
ketujuh
mendefinisikan bahwa profesional
pelaksanaan sertifikasi guru dalam
adalah pekerjaan atau kegiatan yang
jabatan. [1]
dilakukan
oleh
menjadi
sumber
penghasilan
pelaksanaan sertifikasi guru tahun
yang
memerlukan
sebelumnya dan didukung dengan
keahlian, kemahiran, atau kecakapan
adanya beberapa kajian/studi, maka
yang memenuhi standar mutu atau
dilakukan
norma tertentu serta memerlukan
mendasar
pendidikan profesi.[1]
sertifikasi
kehidupan
seseorang
dan
Sebagai tenaga profesional,
Mengacu
hasil
beberapa
perubahan
pada guru
evaluasi
pelaksanaan tahun
2013,
khususnya proses penetapan dan
guru diharapkan dapat meningkatkan
pendaftaran
martabat dan perannya sebagai agen
perubahan
pembelajaran.
perekrutan peserta sertifikasi guru
Sertifikasi
guru
peserta. tersebut
Perubahanantara
sebagai upaya peningkatan mutu
sekaligus
guru diharapkan dapat meningkatkan
perangkingan calon peserta tahun
mutu
2013-2015 oleh sistem terintegrasi
pembelajaran
pendidikan
di
dan
mutu
Indonesia
secara
berkelanjutan. [1] Pelaksanaan sertifikasi guru
dengan
dilakukan
lain
database
untuk
NUPTK
yang
dipublikasikan secara online, dan keadilan proporsional jumlah peserta
dimulai sejak tahun 2007 setelah
antar
provinsi.
Pelaksanaan
diterbitkannya Peraturan Mendiknas
sertifikasi guru tahun 2013 dimulai
Nomor 18 Tahun 2007 tentang
dengan
Sertifikasi bagi Guru dalam Jabatan.
pelaksanaan
pembentukan sertifikasi
panitia guru
di
tingkat provinsi dan kabupaten/kota,
maka
pemberian
dinas
dipastikan untuk berhak menyandang
dan
predikat sebagai guru professional,
pendidikan
kuota
kepada
kabupaten/kota,
yang
bersangkutan
bisa
beserta sejumlah hak dan fasilitas
penetapan peserta. [1] Dalam Pemendiknas Nomor
yang melekat dengan jabatannya.
18 tahun 2007 tentang Sertifikasi
Sayangnya, untuk memenuhi batas
bagi Guru dalam Jabatan disebutkan
minimal 57% tidak semudah yang
juga bahwa sertifikasi bagi guru
dibayangkan,
dalam jabatan dilaksanakan melalui
masih menghadang di depan.
uji
kompetensi
dalam
sejumlah
Permasalahan
bentuk
masalah
tidak
hanya
penilaian portofolio alias penilaian
dirasakan oleh para guru yang belum
kumpulan
yang
memiliki kualifikasi D4/S1 saja,
guru,
yang
dokumen
mencerminkan
kompetensi
jelas-jelas
tidak
bisa
(sepuluh)
diikutsertakan , tetapi bagi para guru
komponen, yaitu : (1) kualifikasi
yang sudah berkualifikasi D4/S1 pun
akademik,
akan
dengan
mencakup
(2)
10
pendidikan
dan
tetap
menjumpai
sejumlah
pelatihan, (3) pengalaman mengajar,
persoalan, terutama kesulitan guna
(4) perencanaan dan pelaksanaan
memenuhi empat komponen lainnya,
pembelajaran, (5) penilaian dari
yaitu komponen : (1) pendidikan dan
atasan dan pengawas, (6) prestasi
pelatihan, (2) keikutsertaan dalam
akademik, (7) karya pengembangan
forum ilmiah, (3) prestasi akademik,
profesi,
dalam
dan (4) karya pengembangan profesi.
pengalaman
Saat ini, keempat komponen tersebut
organisasi di bidang pendidikan dan
belum sepenuhnya dapat diakses dan
social, dan (10) penghargaan yang
dikuasai oleh setiap guru, khususnya
relevan dengan bidang pendidikan.
oleh guru-guru yang berada jauh di
Sementara
pusat
forum
(8)
keikutsertaan
ilmiah,
itu,
(9)
jika
kesepuluh
kota.
Frekuensi
kegiatan
komponen telah dapat terpenuhi
pelatihan dan pendidikan, forum
secara obyektif dengan mencapai
ilmiah, dan momen-momen lomba
skor minimal 850 atau 57%
dari
akademik relatif masih terbatas.
perkiraan skor maksimum (1500),
Begitu juga budaya menulis, budaya
meneliti
dan
berinovasi
belum
Kabupaten
Ngawi
masih
sepenuhnya berkembang di kalangan
menggunakan sistem manual yaitu
para guru. Semua ini tentu akan
analisa
menjadi kesulitan tersendiri bagi
terkomputerisasi. Beberapa hal yang
para guru untuk meraih poin dari
perlu mendapat perhatian meliputi :
komponen-komponen tersebut. Awal
lain
permasalahan
dan
tidak
perbaikan
(updating) data guru. 2. Jadwal
persiapan
dan
pelaksanaan program
banyak juga mengalami kendala antara
biasa
1. Pelaksanaan
perekrutan tunjangan profesi guru yang dilaksanakan secara manual
secara
3. Mekanisme
dan
prosedur
perankingan peserta, banyak mata
penetapan
pelajaran yang tidak linier, dan cara
penerima tunjangan profesi
mendeteksi kebenaran TMT SK
guru.
untuk peserta dari sekolah swasta
calon
4. Sosialisasi
dan
peserta
pemberian
tidak bisa valid karena tidak terdapat
format-format
nomor induk yang menyebutkan
peserta penerima tunjangan
bahwa
profesi guru.
yang
bersangkutan
telah
memenuhi kualifikasi seperti yang
terkait
berhak
menerima
(akademis
dan
keuangan).
Untuk dapat menyeleksi para yang
calon
5. Pelaporan dari pihak yang
disyaratkan pada peserta.
guru
ke
6. Laporan hasil pemantauan
tunjangan
profesi
guru
maka
dan evaluasi program yang
diperlukan
adanya
sistem
yang
akan menjadi bahan masukan
terkomputerisasi untuk membantu
kepada
pimpinan
sebagai
pihak Dinas Pendidikan Kabupaten
bahan kebijakan selanjutnya.
Ngawi dalam mengambil keputusan
Metode
sederhana
untuk menentukan para guru yang
dilengkapi
berhak menerima tunjangan profesi
untuk mengurangi dan menambah
guru. Sistem Pendukung Keputusan
model
(Decision Support System) yang
masalah
yang
lebih
komplek.,
digunakan
sehingga
kemungkinan
kesalahan
di
Dinas
Pendidikan
dengan
tidak
yang
kemampuan
diperlukan
untuk
dalam pemilihan prioritas sangat
Weighting, tetapi berbeda dalam
tinggi. Oleh karena itu dibutuhkan
masalah pemberian nilai bobot tiap
suatu metode yang tepat untuk
kriteria dan proses perhitungan akhir
menyelesaikan
(V). Metode ini dipilih karena
masalah
tersebut.
Salah satu cara yang digunakan
dianggap
dalam sistem pendukung keputusan
menyelesaikan masalah penentuan
adalah logika fuzzy. Untuk algoritma
calon penerima tunjangan profesi
yang
guru karena metode ini lebih bisa
digunakan
yaitu
Fuzzy
cocok
Multiple Attribute Decision Making
memberikan
(FMADM).
beberapa kriteria.[2] Sehingga dari
akan
nilai
untuk
bobot
untuk
Metode penyelesaian yang
uraian di atas maka penulis tertarik
digunakan
untuk
adalah
metode
mengambil
judul
Weighted Product. Metode Weighted
“Implementasi Metode Weighted
Product ini lebih spesifik langsung
Product Dalam Sistem Pendukung
kepada bobot-bobot nilai di setiap
Keputusan
kriterianya
Tunjangan
dilakukan
dan
mudah
perangkingan.
untuk Metode
Seleksi Profesi
Penerimaan Guru
di
Kabupaten Ngawi”.
Weighted Product ini hampir sama seperti
Metode
Simple
Addtive
II. TEORI DASAR
2.2 Logika Fuzzy
Logika Fuzzy adalah suatu cara yang
2.1 Sistem Pendukung Keputusan
Sistem Pendukung Keputusan
tepat untuk memetakan suatu ruang input
adalah sistem yang berbasis komputer
dalam suatu ruang output dan memiliki nilai
yang
membantu
yang berlanjut. Kelebihan logika fuzzy ada
dengan
pada kemampuan penalaran secara bahasa.
gunakan
pengambilan
untuk keputusan
memanfaatkan data dan model tertentu
Sehingga,
untuk memecahkan berbagai masalah
memerlukan persamaan matematis yang
yang
kompleks
semi
terstruktur.
terstruktur
dan
tidak
dalam
dari
dikendalikan[5].
perancangannya
objek
yang
tidak
akan
2.3 FMADM (Fuzzy Multiple Attribute
menyelesaikan masalah FMADM antara lain [6]:
Decission Making)
1. Simple
Fuzzy Multiple Attribute Decission
keputusan
2. Weighted Product (WP)
untuk dari
3. ELECTRE
sejumlah alternatif berdasarkan beberapa
4. Technique
menetapkan
alternatif
terbaik
weighting
Method (SAW)
Making (FMADM) adalah suatu metode pengambilan
Addtive
for
Order
kriteria tertentu. Metode Fuzzy MADM
Preference by Similarity to
(Multiple Attribute Decission Making)
Ideal Solution (TOPSIS)
digunakan untuk melakukan penilaian
5. Analytic Hierarchy Process (AHP)
atau seleksi terhadap beberapa alternatif dalam jumlah yang terbatas. kemudian
2.4 Metode Weighted Product (WP) Metode
dilanjutkan dengan perangkingan yang
Weighted
Product
perkalian
untuk
akan menyeleksi alternatif yang sudah
menggunakan
diberikan. Pada dasarnya ada 3 cara
menghubungkan rating atribut, dimana
pendekatan untuk mencari nilai bobot
rating setiap atribut harus dipangkatkan
atribut
dulu
yaitu
pendekatan
subyektif,
pendekatan obyektif, dan pendekatan
bobot
atribut
yang
bersangkutan. Langkah-langkah
integrasi antara subyektif dan obyektif. Dimana masing – masing pendekatan
dengan
dalam
menggunakan metode ini adalah :
mempunyai kelebihan dan kekurangan. Pada pendekatan subyektif, nilai bobot ditentukan berdasarkan subyektifitas dari para pengambil keputusan, sehingga beberapa
faktor
dalam
proses
perankingan alternatif bisa ditentukan secara
bebas.
Sedangkan
pada
pendekatan obyektif, nilai bobot dihitung secara matematis sehingga mengabaikan subyektifitas dari pengambil keputusan
1. Menentukan dijadikan
kriteria-kriteria acuan
dalam
yang
akan
pengambilan
keputusan. 2. Menentukan
rating
kecocokan
setiap
alternatif pada setiap kriteria. 3. Menentukan bobot preferensi tiap kriteria. 4. Mengalikan seluruh atribut bagi sebuah alternatif dengan bobot sebagai pangkat positif untuk atribut keuntungan dan bobot berpangkat negatif untuk atribut biaya.
[6]. Ada beberapa metode yang dapat digunakan
untuk
membantu
5. Hasil perkalian tersebut dijumlahkan untuk menghasilkan nilai V untuk setiap alternatif.
6. Mencari nilai alternatif dengan melakukan
kasus atau sering disebut case
langkah yang sama seperti pada langkah
study. Studi kasus merupakan
satu, hanya saja menggunakan nilai tertinggi
penelitian
untuk setiap atribut tertinggi untuk setiap
tentang individu, satu kelompok,
atribut manfaat dan nilai terrendah untuk atribut biaya. 7. Membagi nilai V bagi setiap alternatif dengan
nilai
standar
(V(A*))
yang
ditentukan,
satu organisasi, satu program kegiatan, dan sebagainya dalam waktu tertentu. Tujuannya untuk
dan
8. Mencari nilai alternatif ideal.[6] metode
mendalam
memperoleh diskripsi yang utuh
menghasilkan R.
Setelah
yang
yang
tahap
digunakan selanjutnya
mendalam
dari
sebuah
sudah
entitas. Studi kasus menghasilkan
adalah
data untuk selanjutnya dianalisis
menentukan tools yang akan digunakan, dimana
untuk
sistem pendukung keputusan ini dirancang
Sebagaimana prosedur perolehan
sebagai web desktop aplication dengan tools
data penelitian kualitatif, data
yang digunakan yaitu PHP, CSS dan MySQL.
studi
III. METODE PENELITIAN
menghasilkan
kasus
diperoleh
dari
wawancara, observasi, dan arsip.
3.1 Metode Pengembangan Sistem IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Flow Chart Sistem
Gambar 3.1: Gambar 3.1 Model Waterfall
Tabel 3.1 : Kriteria 3.2 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan
teori.
penulis
dalam
penelitian adalah penelitian studi
4.2 Data Flow Diagram
4.3 Implementasi Sistem
Gambar 4.1 Halaman Input Data Guru
Gambar 4.3 Halaman Perangkingan
Gambar 4.2 Halaman Lihat Laporan
Gambar 4.4: Halaman Cetak Hasil Perangkingan
Guru
bahan
V.KESIMPULAN DAN SARAN
3.
Setelah penulis melakukan analisis,
pengujian,
dalam
mengambil keputusan.
5.1. Kesimpulan
perancangan,
pertimbangan
implementasi maka
dapat
Metode Fuzzy Multiple Attribute Decision
serta
Making
(F-MADM)
dengan metode Weighted Product
diperoleh
kesimpulan terhadap sistem pendukung
dapat
keputusan penerimaan tunjangan profesi
menentukan
guru
penerima tunjangan profesi guru
di
Kabupaten
Ngawi
adalah
Sistem
yang
dibuat
tunjangan
2.
penerimaan
calon
dapat
membantu mempercepat proses penyeleksian
dalam
di Kabupaten Ngawi.
sebagai berikut ini: 1.
diterapkan
calon profesi
penerima guru
di
5.2
Saran Berdasarkan
dilakukan,
penelitian
masih
ada
yang beberapa
Kabupaten Ngawi.
kekurangan yang terdapat dalam aplikasi
Sistem yang dibuat hanya sebagai
sistem tersebut yang perlu dibenahi.
alat bantu untuk memberikan
Untuk
informasi kepada user sebagai
pemakai
itu
diberikan
dan
saran
pengembang
kepada aplikasi
berikutnya. Saran-saran yang penulis
2.
berikan adalah sebagai berikut: 1.
Diharapkan aplikasi ini dapat diakses dalam jaringan LAN agar
Perlu adanya menu penambahan
pengiriman dan penerimaan data
dan
dapat dilakukan dengan cepat.
pengurangan
penghapusan setiap
untuk
kriteria
atau parameter
pada
sistem
3.
Diharapkan adanya menu yang dapat
menambah
pendukung keputusan sehingga
penyeleksian
dalam
penilaian
dalam
dapat
menghasilkan
penyeleksian alternatif
kriteria
secara langsung
sistem
pendukung
keputusan tersebut.
yang semakin baik. [5] Kusumadewi, S, 2004, Aplikasi
DAFTAR PUSTAKA
[1]
Kemdikbud. 2013. Sertifikasi
Logika
Fuzzy
untuk
Pendukung
Guru dalam Jabatan Tahun 2013,
Keputusan,
Buku 1 Pedoman Penetapan Peserta.
Yogyakarta.
[2]
Wibowo,Hendry,dkk.
[6] Kusumadewi, S, 2006 ,Fuzzy
2009.Sistem Pendukung Keputusan
Multi attribute decision making,
Untuk
Graha Ilmu, Yogyakarta.
Menentukan
Penerima
Graha
Ilmu,
Beasiswa Bank BRI Menggunakan
[7] Kusumadewi, S, (2002), Analisis
FMADM (Studi Kasus : Mahasiswa
dan
Fakultas
Industri
Menggunakan Toolbox
Indonesia).
Graha Ilmu, Yogyakarta.
Teknologi
Universitas
Islam
Desain
Sistem
Fuzzy Matlab,
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi
[8]
Informasi 2009 (SNATI 2009).
Guru dalam Jabatan Tahun 2013,
[3]
Kadir. 2003. Pengenalan
Buku
Sistem
Informasi,
Portofolio.
Andi
Offset,
Yogyakarta. [4]
Daihani,
Komputerisasi
U.D.
,2001,
Pengambilan
Keputusan, Elex Media Komputindo, Jakarta.
Kemdikbud. 2013. Sertifikasi
3
Pedoman
Penyusunan